BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial...

68
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar, dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku manusia kearah yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Pendidikan akan merangsang kreativitas seseorang agar sanggup menghadapi tantangan-tantangan alam, masyarakat, teknologi serta kehidupan yang semakin kompleks. Seperti digariskan dalam GBHN bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian pendidikan itu merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Salah satu upaya pemerintah di bidang pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu adanya wajib belajar sembilan tahun yang dilaksanakan semenjak tahun 1994. Pendidikan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling berinteraksi, bergantung dan berguna untuk mencapai tujuan. Komponen itu adalah tujuan pendidikan, pendidik, anak didik, lingkungan pendidikan dan alat pendidikan. Kelima komponen tersebut akan terimplementasikan dalam proses pembelajaran, yaitu aktivitas belajar mengajar. Seseorang dikatakan telah belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pendidikan khususnya pendidikan formal yang lebih dikenal dengan pendidikan sekolah dilaksanakan secara teratur bertingkat atau berjenjang mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dan juga sebagai persiapan memasuki dunia kerja. Hal yang wajar apabila seorang siswa pada masa belajar di bangku sekolah dituntut untuk mencapai prestasi yang baik. Namun pada kenyataannya 1

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar,

dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku manusia kearah yang baik dan sesuai

dengan yang diharapkan. Pendidikan akan merangsang kreativitas seseorang agar

sanggup menghadapi tantangan-tantangan alam, masyarakat, teknologi serta

kehidupan yang semakin kompleks.

Seperti digariskan dalam GBHN bahwa pendidikan berlangsung seumur

hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Dengan demikian pendidikan itu merupakan tanggung jawab bersama antara

keluarga, masyarakat dan pemerintah. Salah satu upaya pemerintah di bidang

pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu adanya wajib belajar

sembilan tahun yang dilaksanakan semenjak tahun 1994.

Pendidikan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat beberapa

komponen yang menjadi satu kesatuan fungsional yang saling berinteraksi,

bergantung dan berguna untuk mencapai tujuan. Komponen itu adalah tujuan

pendidikan, pendidik, anak didik, lingkungan pendidikan dan alat pendidikan.

Kelima komponen tersebut akan terimplementasikan dalam proses pembelajaran,

yaitu aktivitas belajar mengajar. Seseorang dikatakan telah belajar apabila dalam

dirinya telah terjadi perubahan perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi

aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pendidikan khususnya

pendidikan formal yang lebih dikenal dengan pendidikan sekolah dilaksanakan

secara teratur bertingkat atau berjenjang mengikuti syarat-syarat yang jelas dan

ketat. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi dan juga sebagai persiapan memasuki dunia

kerja.

Hal yang wajar apabila seorang siswa pada masa belajar di bangku

sekolah dituntut untuk mencapai prestasi yang baik. Namun pada kenyataannya

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

2

usaha untuk menjadi pelajar yang berprestasi bukanlah proses yang sederhana,

sebab upaya untuk itu haruslah diwujudkan dalam bentuk aktivitas belajar yang

kompleks.

Berdasarkan perolehan data awal pada prestasi belajar ekonomi semester

satu pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran

2007/2008 menunjukkan bahwa prestasi yang diperoleh cukup baik. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1

RATA-RATA NILAI SEMESTER SATU

Kelas XI Jumlah siswa Rata-rata kelas

IPS 1 40 65

IPS 2 40 63

IPS 3 41 64

IPS 4 40 65

IPS 5 40 66

Jumlah 201 64.5

Berdasarkan data di atas bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa

semester ganjil kelas XI IPS adalah 64.5 dapat dikatakan cukup baik dan siswa

sudah tuntas belajar meskipun belum optimal.

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar ditentukan oleh beberapa faktor

yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Hal ini sesuai dengan pendapat Ngalim Purwanto (2002: 2) bahwa: Ada dua

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor individual (yang ada

dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal

meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemandirian dan sebagainya,

sedangkan faktor eksternal meliputi: faktor keluarga atau keadaan rumah tangga,

guru dan cara mengajarnya, fasilitas belajar, lingkungan masyarakat, kesempatan

dan sebagainya. Berdasarkan faktor-faktor tersebut pada penelitian ini mengambil

faktor yang berasal dari siswa yaitu motivasi berprestasi dan kemandirian belajar.

Motivasi merupakan keadaan internal seseorang yang mendorong orang tersebut

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

3

untuk melakukan sesuatu. Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi percapaian prestasi belajar. Faktor lain yang mempengaruhi

percapaian prestasi belajar yang baik adalah cara belajar yang efektif dan efisien.

Cara belajar yang baik mengandung pedoman tertentu yang harus dipahami agar

mendapatkan hasil belajar yang baik, yaitu dengan berorientasi pada prinsip

belajar mandiri. Prinsip belajar mandiri adalah prinsip belajar yang bertumpu pada

kegiatan dan tanggung jawab siswa demi keberhasilan belajar yang menjadi

kewajibannya. Konsep belajar mandiri harus dimiliki setiap siswa yang ingin

memperoleh prestasi belajar yang baik. Belajar mandiri berorientasi pada

kemungkinan yang realistis dalam kegiatan sekolah sehari-hari. Kurangnya

kemandirian belajar menghambar mutu belajar siswa. Hal tersebut muncul karena

rendahnya minat belajar pada siswa terhadap mata pelajaran tertentu.

Siswa yang giat belajar karena didorong untuk mendapatkan nilai yang

tinggi, maka siswa tersebut akan terdorong untuk rajin belajar. Keinginan untuk

mendapatkan nilai yang tinggi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi siswa.

Disamping itu dalam masa pembangunan dewasa ini perlu dikembangkan

sikap yang lebih menekankan pada inisiatif dan tidak sekedar menunggu

kesempatan dan pasif. Sikap-sikap tersebut tercakup dalam kemandirian individu.

Berpijak pada latar belakang tersebut timbul pemikiran untuk mengkaji

lebih dalam dengan melakukan penelitian mengenai Pengaruh Motivasi

Berprestasi dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.

B. Identifikasi Masalah

Berdasar uraian pada latar belakang masalah di atas terdapat beberapa

masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Ada kecenderungan bahwa prestasi belajar yang baik merupakan dambaan

dari setiap siswa tetapi pada kenyataannya tidak semua siswa mempunyai

prestasi belajar yang baik.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

4

2. Dalam kegiatan belajar mengajar tingkat motivasi belajar para siswa dalam

mengikuti pelajaran berbeda-beda, ada yang tinggi, sedang, maupun rendah.

Sehingga dalam hal ini perbedaan motivasi siswa dimungkinkan akan

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

3. Kemandirian sangat berkaitan dengan kemampuan dalam melaksanakan

tanggung jawab yang dimiliki.

4. Kemandirian belajar merupakan faktor internal yang harus dimiliki siswa agar

dapat belajar dengan baik.

5. Kemandirian siswa dalam belajar dimungkinkan dapat meningkatkan pada

pencapaian prestasi belajar yang diraihnya.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar permasalahan yang dikaji

dapat terarah dan lebih mendalam, maka masalah tersebut dibatasi sebagai

berikut:

1. Ruang Lingkup Permasalahan

a) Prestasi belajar adalah hasil proses pembelajaran dalam proses belajar

mengajar, yang ditunjukan oleh nilai.

b) Motivasi berprestasi merupakan suatu usaha yang mendorong individu untuk

berpacu dengan ukuran keunggulan. Motivasi berprestasi disini yaitu motivasi

berprestasi SMA negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.

c) Kemandirian belajar adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan dan

mengendalikan diri dalam setiap kegiatan belajarnya sehingga mampu

melakukan tugas atau pelajaran sendiri dengan sedikit bimbingan tanpa

menggantukan pertolongan atau bantuan orang lain.

2. Objek Penelitian

Objek yang akan diteliti dalam permasalahan ini ada 3 variabel yaitu, 2

variabel bebas dan 1 variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari motivasi

berprestasi dan kemandirian belajar, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi

belajar.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

5

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian berkaitan dengan karakteristik subjek yang digunakan

dalam penelitian. Dalam penelitian ini Subjek penelitianya adalah seluruh siswa

kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.

D. Rumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar

ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakarta?

2. Apakah terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar

ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakarta?

3. Apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama motivasi berprestasi dan

kemandirian belajar terhadap prestasi belajar ekonomi kelas XI IPS SMA

Negeri 5 Surakarta?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui adanya pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar

ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakata.

2. Mengetahui adanya pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar

ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakarta.

3. Mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama motivasi berprestasi dan

kemandirian belajar terhadap prestasi belajar ekonomi kelas XI IPS SMA

Negeri 5 Surakarta.

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian sudah pasti diharapkan mempunyai suatu manfaat.

Demikian juga dengan penelitian ini diharapkan juga mempunyai manfaat sebagai

berukut:

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

6

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

peneliti dalam perkembangan proses belajar mengajar siswa

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah konsep-konsep atas teori-

teori tentang pengaruh motivasi berprestasi dan kemandirian belajar terhadap

prestasi belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi sumbangan pemikiran bagi para guru dan lembaga pendidikan pada

umumnya tentang pentingnya motivasi berprestasi dan kemandirian belajar

siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti lainnya yang

berhubungan dengan penelitian ini.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Motivasi Berprestasi

a. Pengertian Motivasi Berprestasi

Perkembangan hidup manusia tidak pernah terlepas dari segala aktivitas,

dan aktivitas itu timbul karena adanya motivasi dalam individu, sedangkan

seseorang termotivasi karena adanya tujuan yang diharapkan. Tingkat motivasi

pada diri seseoranglah yang membedakan besarnya usaha dalam mencapai suatu

tujuan.

Pengertian motivasi berkaitan dengan pengertian motif yang sering

diartikan dorongan. Antara istilah motivasi dan motif suatu istilah yang dipakai

secara bergantian dalam arti bahwa pengertian motif dan motivasi sukar

dibedakan secara tegas, seperti yang dinyatakan oleh Moh. Uzer Usman (2001:

28) keterkaitan antara motif dengan motivasi dinyatakan sebagai berikut:

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

Hal senada diungkapkan oleh Sardiman A.M (2001: 71) sebagai berikut:

Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Pengertian di atas diperkuat dengan pendapat dari W.S Winkel (1996:

151) yang menyatakan bahwa :

7

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

8

Dibedakan antara motif dan motivasi. ”Motif” adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Motif itu merupakan suatu kondisi internal (kesiapsiagaan). ”Motivasi” adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat tertentu.

Atas dasar pengertian-pengertian tersebut bahwa motif diartikan sebagai

suatu keadaan dalam individu yang tidak bisa diamati secara langsung, dalam

bahasa sehari-hari menunjukkan seperti keinginan, harapan, kebutuhan, dorongan

atau ambisi, sedangkan motivasi merupakan dorongan yang ada dalam individu

yang menyebabkan individu tersebut melakukan kegiatan atau tingkah laku untuk

mencapai suatu tujuan.

Muhibbin Syah (2005: 151) berpendapat bahwa ”Motivasi adalah keadaan

internal oprganisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk

berbuat sesuatu”. Motivasi dalam pengertian ini berarti pemasok daya (energizer)

untuk bertingkah laku secara terarah. Hal senada diungkapkan oleh Ngalim

Purwanto (2002: 71) bahwa ”Motivasi adalah pendorong suatu usaha yang

disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk

bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”,

sedangkan Fudyartanto (2002: 258) berpendapat bahwa ”Motivasi adalah usaha

untuk meningkatkan kegiatan termasuk kegiatan belajar. Jadi, jika dikatakan

motivasi belajar, maksudnya adalah mendorong atau memberikan semangat

kepada individu yang melakukan kegiatan belajar, agar lebih giat belajar supaya

prestasinya meningkat menjadi lebih baik.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

suatu dorongan dalam diri individu untuk melakukan sesuatu dalam rangka

mencapai tujuan tertentu. Motivasi dapat dikatakan pula sebagai serangkaian

usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan

ingin melakukan sesuatu, dan apabila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

menghilangkan perasaan tidak suka tersebut dan motivasi pada dasarnya dapat

dirangsang dari luar, tetapi motivasi sendiri tumbuh dari dalam diri seseorang, dan

sebagai faktor inner (batin) tersebut maka motivasi berfungsi untuk menimbulkan,

mendasari, dan mengarahkan perbuatan belajar.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

9

Motivasi dapat dipandang sebagai sesuatu yang terkait dengan kebutuhan.

Maksudnya bahwa individu termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas kalau

hasil aktivitas itu memenuhi kebutuhannya. Pada umumnya seseorang mempunyai

motivasi untuk melakukan segala aktivitas yang terbaik sebagai tujuannya, maka

muncullah pengertian bermotivasi.

David Mc.Clelland seperti dikutip oleh Djamaah Sopah (2000: 123)

mempopulerkan konsep motivasi berprestasi dengan istilah n-Ach atau need for

achievement yang merupakan ”Suatu usaha untuk mencapai sukses yang bertujuan

untuk berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan (standard of

excelence)”. Standar keunggulan yang dimaksud dapat berupa prestasi orang lain,

tetapi dapat juga berupa prestasi sendiri sebelumnya.

Hal senada diungkapkan oleh Heckhausen seperti dikutip Djamaah Sopah

(2000: 124) bahwa ”Motivasi berprestasi merupakan suatu usaha untuk

meningkatkan atau mempertahankan kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam

segala aktivitas, dan suatu ukuran keunggulan digunakan sebagai pembanding”.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Heckhausen menggunakan tiga

standar keunggulan yang dapat digunakan sebagai pembanding, yaitu: 1). Tugas,

yaitu yang berhubungan dengan penyelesaian tugas dengan sebaik-baiknya. 2).

Diri sendiri, yaitu berhubungan dengan pencapaian prestasi lebih tinggi dari

sebelumnya. 3). Orang lain, yaitu berhubungan dengan prestasi lebih tinggi dari

pada prestasi orang lain.

Menurut W.S. Winkel (1996: 175)”Achievement motivation merupakan

daya penggerak dalam diri seseorang untuk memperoleh keberhasilan dan

melibatkan diri dalam kegiatan dan keberhasilannya tergantung pada usaha

pribadi dan kemampuan yang dimiliki”. Dalam rangka belajar di sekolah

achievement motivation terwujud dalam daya penggerak pada siswa untuk

mengusahakan kemajuan dalam belajar dan mengejar taraf prestasi maksimal,

demi pengayaan diri sendiri dan penghargaan terhadap diri sendiri. Orientasi

siswa yang utama terfokuskan pada memperoleh prestasi bagus, meskipun ia

menyadari bahwa kemungkinan untuk gagal tetap ada, sedangkan menurut Nana

Syaodih Sukmadinata (2003: 70) mengatakan bahwa ”Motivasi berprestasi adalah

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

10

motivasi yang berkompetisi baik dengan dirinya atau dengan orang lain dalam

mencapai prestasi yang tertinggi”. Jadi dengan keinginan untuk berprestasi

mendorong siswa untuk melakukan kompetisi dan memiliki kebutuhan

memperoleh hasil tertinggi atau sempurna dan cemerlang. Motivasi berprestasi

yang dimiliki individu akan mendasari semua perilaku belajar siswa, salah satu

bentuknya siswa akan berusaha mencapai nilai lebih tinggi dari temannya.

Bertolak dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

berprestasi merupakan daya penggerak dalam diri siswa untuk memperoleh

keberhasilan, untuk mengusahakan kemajuan dalam belajar dan mengejar taraf

prestasi maksimal, demi pengayaan diri sendiri dan penghargaan terhadap diri

sendiri. Standar keunggulan yang dapat digunakan sebagai pembanding, yaitu: 1).

Tugas, yaitu yang berhubungan dengan penyelesaian tugas dengan sebaik-

baiknya. 2). Diri sendiri, yaitu berhubungan dengan pencapaian prestasi lebih

tinggi dari sebelumnya. 3). Orang lain, yaitu berhubungan dengan prestasi lebih

tinggi dari pada prestasi orang lain

b. Komponen Motivasi Berprestasi

Motivasi menurut Mc.Donald yang dikutip oleh Wasty Soemanto (!998:

203-204) ”Sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri atau pribadi seseorang

yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai

tujuan”. Definisi ini berisi 3 hal, yaitu: 1). Motivasi dimulai dengan suatu

perubahan tenaga dalam diri seseorang. 2). Motivasi ini ditandai oleh munculnya

rasa/feling, afeksi seseorang. 3). Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai

tujuan.

Dimyati dan Mudjiono (1999: 80) berpendapat bahwa ”Motivasi juga

dapat dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan

perilaku manusia, termasuk perilaku belajar”. Dalam motivasi terkandung adanya

keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, dan mengarahkan sikap perilaku

individu belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999) pengertian motivasi berprestasi

mengandung beberapa komponen, yaitu:

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

11

1) Kebutuhan

Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa

yang ia miliki dan yang ia harapkan. Maslow membagi kebutuhan menjadi lima

tingkat, yaitu:

a) Kebutuhan fisiolofis, berkenaan dengan kebutuhan pokok manusia seperti

pangan, sandang, dan perumahan.

b) Kebutuhan akan perasaan aman, berkenaan dengan keamanan yang bersifat

fisik dan psikologis.

c) Kebutuhan sosial, berkenaan dengan perwujudan berupa diterima orang lain,

jati diri yang khas, berkesempatan maju, merasa diikutsertakan, dan pemilikan

harga diri.

d) Kebutuhan akan penghargaan diri

e) Kebutuhan untuk aktualisasi diri, berkenaan dengan kebutuhan individu untuk

menjadi sesuatu dengan kemampuannya.

Ahli lain, Mc. Clelland berpendapat bahwa setiap individu memiliki tiga

jenis kebutuhan dasar, yaitu:

a) Kebutuhan akan kekuasaan, terwujud dalam keinginan mempengaruhi orang

lain. Kebutuhan ini, menyebabkan orang yang bersangkutan tidak atau kurang

memperhatikan perasaan orang lain.

b) Kebutuhan untuk berafiliasi, tercermin dalam terwujudnya situasi

persahabatan dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku

untuk mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain.

c) Kebutuhan berprestasi, terwujud dalam keberhasilan melakukan tugas-tugas

yang dibebankan. Merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur

berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan ini

mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu.

2) Dorongan

Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam

rangka memenuhi harapan. Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan

penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku

mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Tingkah laku organisme

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

12

terjadi disebabkan oleh respon dari organisme, kekuatan dorongan organisme, dan

penguatan kedua hal tersebut.

3) Tujuan

Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan

tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Secara psikologis,

tujuan merupakan titik akhir sementara pencapaian kebutuhan. Jika tujuan

tercapai maka kebutuhan terpenuhi untuk sementara. Jika kebutuhan terpenuhi

maka orang menjadi puas, dan dorongan mental untuk berbuat terhenti sementara.

c. Fungsi dan Peranan Motivasi

Motivasi berprestasi dianggap penting dalam belajar dilihat dari segi

fungsinya. Motivasi berprestasi mendorong timbulnya tingkah laku dan

mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Menurut Sardiman A.M (2001: 81)

fungsi motivasi adalah :

a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menetukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Menurut Oemar Hamalik (2001: 75) fungsi motivasi berprestasi adalah :

1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar. Motivasi berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil; dalam rangka belajar.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana yang diabaikan dalam rangka mencapai tujuan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

13

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang.

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu

merupakan suatu kekuatan yang tidak terbendung, yang kemudian terjelma dalam

bentuk gerakan fisik. Di sini anak didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan

segenap jiwa dan raga. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau

lambatnya suatu pekerjaan.

Kegiatan belajar mengandung dua aspek motivasi berprestasi yang

dimiliki oleh peserta didik, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Adanya

motivasi internal berarti bahwa peserta didik menyadari bahwa kegiatan belajar

yang sedang diikutinya bermanfaat baginya karena sejalan dengan kebutuhannya,

sedangkan untuk motivasi eksternal berarti bagaimana upaya guru selaku pihak

pendidik membangkitkan, mengembangkan, dan memelihara motivasi yang ada

pada anak, agar kegiatan belajar anak dapat terus berlangsung, sehingga mencapai

hasil yang optimal. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi sangat

penting dalam proses belajar mengajar.

Seperti diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono (1999: 81) pentingnya

motivasi berprestasi dalam belajar adalah sebagai berikut:

1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya.

2) Mengarahkan kegiatan belajar. 3) Membesarkan semangat belajar. 4) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian

bekerja.

d. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 83) memiliki

unsur-unsur yang dapat mempengaruhinya yaitu:

1) Cita-cita dan aspirasi siswa

Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat

memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran,

penguatan dengan hadiah atau hukuman akan dapat mengubah keinginan

menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Kemauan inilah

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

14

yang dapat berlangsung dalam waktu yang lama. Cita-cita yang tumbuh dari

kemauan dapat berlangsung dalam waktu lama bahkan sepanjang hayat.

2) Kemampuan siswa

Kemampuan yang dimiliki siswa merupakan unsur penting dalam

memperkuat motivasi berprestasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas

pembelajaran dan perkembangan.

3) Kondisi siswa

Kondisi siswa itu meliputi kondisi jasmani dan rohani yang dapat

mempengaruhi motivasi berprestasi. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar

atau marah-marah akan terganggu perhatiannya dalam belajar, sebaliknya

siswa sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatian pada

penjelasan guru, tetapi setelah siswa tersebut sehat siswa akan mengejar

ketinggalan pelajaran. Siswa akan dengan senang hati membaca buku-buku

pelajaran agar memperoleh nilai raport yang baik. Dengan demikian kondisi

jasmani dan rohani siswa berpengaruh terhadap motivasi berprestasi.

4) Kondisi lingkungan

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,

pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Tempat tinggal yang

kumuh, ancaman teman yang nakal akan menggangu kesungguhan belajar.

Sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun akan memperkuat motivasi

berprestasi. Oleh karena itu, kondisi lingkungan yang sehat, kerukunan hidup,

ketertiaban pergaulan perlu ditingkatkan mutunya. Dengan lingkungan yang

aman, tentram, tertib, dan indah maka semangat dan motivasi berprestasi

mudah untuk dikembangkan dan dijaga.

5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Siswa yang memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran

dapat mengalami perubahan karena pengalaman hidup yang akan

berpengaruh pada motivasi berprestasi dan perilaku belajar. Lingkungan

budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film

semakin menjangkau dan mempengaruhi siswa. Kesemua lingkungan tersebut

mendinamiskan motivasi berprestasi siswa.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

15

6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Kegiatan mengajar yang dilakukan guru harus mengandung unsur-unsur

untuk memotivasi siswa. Guru yang profesional diharapkan mampu

memanfaatkan fasilitas belajar yang ada di sekolah untuk menumbuhkan

motivasi berprestasi.

e. Ciri-ciri Motivasi Berprestasi

Sardiman A.M. (2001: 81) mengemukakan bahwa ciri-ciri orang yang

memiliki motivasi berprestasi yaitu:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah ”untuk orang dewasa”.

4) Lebih senang bekerja sendiri. 5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) 7) Tidak mudah melepaskan hal ang yang diyakini itu. 8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Menurut Murray seperti dikutip Djamaah Sopah (2000: 124)

mengemukakan beberapa ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi

tinggi, yaitu:

1) Memiliki sikap percaya diri. 2) Bertanggungjawab. 3) Aktif dalam kegiatan masyarakat dan sekolah atau kampus. 4) Lebih memilih orang yang ahli sebagai mitra dari pada orang yang

simpatik. 5) Lebih tahan terhadap tekanan sosial.

Murray seperti yang dikutip oleh J. Winardi (2001: 81) juga merumuskan

kebutuhan akan prestasi sebagai keinginan untuk:

...Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi objek-objek fisikal, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin, dan seindependen

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

16

mungkin sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.

Heckausen seperti yang dikutip Djamaah Sopah (2000: 124) memberikan

enam ciri-ciri orang yang motivasi berprestasinya tinggi:

1) Memiliki gambaran diri positif, optimis dan percaya diri 2) Lebih memilih tugas yang tingkat kesukarannya sedang-sedang saja

dari pada tugas yang sukar atau sangat mudah. 3) Berorientasi kemasa depan. 4) Tabah, tekun, dan fifih dalam mengerjakan tugas. 5) Sangat menghargai waktu. 6) Lebih memilih seorang yang ahli sebagai mitra dari pada orang yang

simpatik.

Konsep motivasi berprestasi memiliki dua kecenderungan yaitu

kecenderungan motivasi berprestasi tinggi dan kecenderungan motivasi

berprestasi rendah. Kenneth seperti yang dikutip Djamaah Sopah (2000: 125)

mengemukakan ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi beprestasi rendah yaitu

”1). Merasa tidak disenangi, tidak penting dan tidak dihargai. 2). Terbuai dengan

masa lampau dan kurang menatap masa depan. 3). Kurang percaya diri dan

merasa terancam oleh pengalaman-pengalaman tertentu”.

Mc.Clelland seperti yang dikutip Abdullah Alhazda (2003: 24)

mengemukakan tiga karakteristik umum dari orang yang memiliki motivasi

berprestasi yaitu:

1) Kepiawaian menetapkan tujuan personal yang tinggi tetapi secara rasional dapat dicapai

2) Lebih komit terhadap kepuasan berprestasi secara personal dari dalam dari pada iming-iming hadiah dari luar.

3) Keinginan akan umpan balik dari pekerjaannya. Atas dasar beberapa pendapat ahli di atas dapat dinyatakan bahwa pada

dasarnya individu yang memliki motivasi berprestasi tinggi akan selalu bekerja

keras, tangguh, tidak mudah putus asa, berorientasi ke depan, menyenangi tugas

yang memiliki tingkat kesulitan yang sedang, menyukai balikan yang cepat dan

efisien mengenai prestasinya serta mandiri. Juga bertanggung jawab dalam

memecahkan masalah, mempunyai kepercayaan diri, tidak membuang waktu,

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

17

memilih pasangan yang mempunyai kemampuan, serta berusaha lebih baik dari

orang lain.

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan dalam mengukur tingkat

mtovitas belajar siswa adalah : bertanggung jawab, mengharapkan umpan balik,

berusaha lebih baik dan memilih rekan belajar yang mempunyai kemampuan lebih

2. Kemandirian Belajar

a. Pengertian Kemandirian Belajar

Kemandirian pada dasarnya upaya untuk melakukan sesuatu dengan

segala jerih payah diri sendiri tanpa tergantung pada orang lain. Sementara itu

Herman Holstein (1986: 6) mengartikan, ”Mandiri sebagai bekerja sendiri

(berswakarsa)”, sedangkan Suharsimi Arikunto (1990: 108) mengemukakan,

”Membantu siswa untuk mandiri berarti menolong mereka bebas dari bantuan

orang lain”. Jadi dalam melakukan suatu aktivitas belajar menekankan bahwa

individulah yang mengalami secara langsung bebas dari ketergantungan. Menurut

Kartono (1997: 70) menyatakan bahwa ”Kemandirian yang diartikan sebagai self

standing yaitu kemampuan berdiri di atas kaki sendiri dengan keberanian dan

tanggung jawab atas segala tingkah laku sebagai manusia dalam melaksanakan

kewajiban guna memenuhi kebutuhan sendiri.

Haris Mujiman (2006:1) mencoba memberikan pengertian belajar mandiri

dengan lebih lengkap. Manurutnya belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif,

yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna

mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau

kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara

pencapaiannya – baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar,

tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi belajar – dilakukan oleh siswa

sendiri. Di sini belajar mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk

melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu

kompetensi tertentu.

Pengertian belajar mandiri yang lebih terinci lagi disampaikan oleh

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

18

Hiemstra (1994:1) yang mendeskripsikan belajar mandiri sebagai berikut:

1). Setiap individu siswa berusaha meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan dalam usaha belajarnya.

2). Belajar mandiri dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajaran;

3). Belajar mandiri bukan berarti memisahkan diri dengan orang lain; 4). Dengan belajar mandiri, siswa dapat mentransfer hasil belajarnya yang

berupa pengetahuan dan keterampilan ke dalam situasi yang lain. 5). Peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan, seperti

dialog dengan siswa, pencarian sumber, mengevaluasi hasil, dan memberi gagasan-gagasan kreatif.

6). Siswa yang melakukan belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan aktivitas, seperti: membaca sendiri, belajar kelompok, latihan-latihan, dialog elektronik, kegiatan korespondensi menyiapkan materi pelajaran.

Perkembangan dalam bidang teknologi pembelajaran menekankan

pentingnya kemandirian dalam belajar. Penerapan sistem belajar tuntas,

pengajaran perorangan, sistem modul, cara belajar siswa aktif dan pendekatan

ketrampilan proses semua menekankan pada aktivitas belajar yang tinggi, murid

ditingkatkan peranannya sehingga menjadi benar-benar menjadi subyek dalam

proses belajar mengajar. Mereka benar-benar dipandang sebagai individu yang

sedang berusaha meningkatkan kemampuannya melalui penguasaan berbagai

pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai dan sikap. Kemandirian belajar merupakan

perilaku yang ada pada diri seseorang yang belajar karena dorongan dari dalam

diri sendiri, bukan karena pengaruh luar. Dengan kemandirian seseorang mampu

menunjukkan adanya kontrol dari dalam terhadap pengendalian dirinya.

Kemandirian merupakan perilaku yang diarahkan oleh diri sendiri dan ingin

mencoba memecahkan masalahnya sendiri.

Dalam sistem belajar mandiri siswa diharapkan lebih banyak belajar

sendiri atau berkelompok dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain.

Karena itu diperlukan kemauan yang kuat dan disiplin yang tinggi dalam

melaksanakan kegiatan belajar. Kemauan yang kuat akan mendorong untuk tidak

lekas putus asa dalam menghadapi kesulitan, sedangkan disiplin yang tinggi

diperlukan, supaya kegiatan belajarnya sesuai dengan jadwal yang diaturnya

sendiri.

b. Komponen-komponen Kemandirian Belajar

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

19

Siswa yang mandiri menunjukkan inisiatif dan berusaha untuk mengejar

prestasi, menunjukkan rasa percaya diri yang besar, secara relatif jarang mencari

perlindungan kepada orang lain dan mempunyai rasa ingin tahu yang menonjol.

Sedangkan Potter dkk dalam Masrun (1986) mengatakan bahwa teori kemandirian

yang dikenal sebagai teori Locus of Control menyimpulkan adanya 5 komponen

kemandirian yaitu :

1) Kemampuan untuk mengambil inisiatif seperti dalam perilaku yang

eksploratif, kreatif, mampu menyatakan buah pikiran, mampu

mengekspresikan diri dan bertindak secara spontan.

2) Berusaha mengatasi masalah yang dihadapi dalam lingkungan dengan rasa

percaya diri tanpa mengharapkan bantuan orang lain, serta bebas dalam

mengambil keputusan.

3) Melakukan aktifitas tambahan sesuai dengan kehendak sendiri, mengerjakan

sesuatu tanpa mempedulikan apa yang dipikirkan orang.

4) Puas terhadap hasil kerja yang telah dilakukan yaitu perilakunya diarahkan

kepada diri sendiri.

5) Mampu melakukan tugas rutin sendiri dalam semua aspek kehidupan.

c. Ciri-ciri Kemandirian Belajar

Belajar mandiri adalah khas belajarnya orang dewasa, meskipun hasil

yang optimal akan tercapai kalau sikap belajarnya meniru sikap belajar yang cara

belajar dilakukan dengan suasana gembira dan tanpa beban. Lird dalam Haris

Mudjiman (2006: 14) mengemukakan ciri-ciri belajarnya orang dewasa sebagai

berikut:

1) Kegiatan belajar bersifat selfdirecting – mengarahkan diri sendiri, tidak dependen

2) Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses pembelajaran dijawab sendiri atas dasar pengalaman, bukan mengharapkan jawabannya dari guru atau orang lain.

3) Tidak mau didekte guru, karena mereka tidak mengharapkan secara terus menerus diberitahu what to do.

4) Melaksanakan perencanaan dalam setiap pembelajaran dengan aktif misalnya menyiapkan materi dan referensi lain secara sendiri

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

20

5) Orang dewasa mengarapkan immediate application dari apa yang dipelajari dan tidak dapat menerima delayed application.

6) Lebih senang problem-centered learning dari pada content-centered learning.

7) Lebih senang dengan partisipasi aktif dari pada partisipasi mendengarkan ceramah guru

8) Selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki (konstruktivistik), karena sebagai orang dewasa mereka tidak datang ‘kepala kosong’.

9) Lebih menyukai collaborative learning, karena belajar dan tukar pengalaman dengan sama-sama orang dewasa menyenangkan dan bisa sharing responsinility.

10) Perencanaan dan evaluasi belajar lebih baik dilakukan dalam batas tertentu bersama antara siswa dan gurunya.

11) Activities are experiental, not transmitted and absored – belajar harus dengan berbuat, tidak cukup hanya mendengarkan dan menyerap.

Menurut Nurjanah (1995), ciri-ciri kemandirian belajar adalah

a) Tanggung jawab dalam belajar, hal ini terlihat dari adanya rasa percaya diri

atas kemampuannya, tidak tergantung secara terus menerus pada orang lain

dan menentukan sendiri arah belajarnya.

b) Tegas dalam mengambil keputusan dalam hal ini terlihat adanya kebebasan

dan keberanian dalam mengambil keputusan, selalu mengandalkan diri sendiri

dan mampu mengatasi atau memecahkan malasah.

c) Memburu minat baru dalam hal ini bertindak kreatif, keberanian mencoba hal

baru dan mampu menyatakan buah pikiran.

d. Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Perilaku mandiri tidak terbentuk secara mendadak tetapi melalui proses

sejak masa kanak-kanak. Dalam perilaku mandiri antara individu satu dengan

yang lain berbeda, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi sikap mandiri individu dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor

dari dalam invidu dan faktor dari luar individu.

Menurut Bimo Walgito (1997: 46) faktor-faktor yang mempengaruhi

kemandirian adalah:

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

21

a) Faktor eksogen

Adalah faktor yang berasal dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Faktor yang berasal dari keluarga misalnya keadaan orang tua, banyak anak

dalam keluarga, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya. Faktor yang berasal

dari sekolah misalnya, pendidikan serta bimbingan yang diperoleh dari

sekolah, sedangkan faktor dari masyarakat yaitu kondisi dan sikap

masyarakat yang kurang memperhatikan masalah pendidikan.

b) Faktor endogen

Adalah faktor yang berasal dari siswa sendiri, yaitu faktor fisiologi

dan faktor psikologis. Faktor fisiologis mencakup kondisi fisik siswa, sehat

atau kurang sehat, sedangkan faktor psikologis yaitu bakat, minat, sikap

mandiri, motivasi, kecerdasan dan lain-lain.

Dalam proses pendidikan, maka cara belajar secara aktif perlu ditempuh

untuk mendidik anak berfikir secara mandiri. Kualitas kemandirian adalah ciri

yang paling diperlukan manusia dimasa depan. Seperti dijelaskan Herman

Holstein (1986: 9) sebagai berikut:

Pada situasi belajar mandiri, pengajar berusaha untuk mengembangkan belajar mandiri melalui bekerja sendiri dan menemukan sendiri. Sikap pengajar dalam pembelajaran yang membuka kesempatan bagi pelajar untuk mendapatkan gerak atau ruang kerja seluas-luasnya dalam cara serta waktu kerjanya, ditandai dengan tidak menonjolkan peranan mengajar dalam kelas. Pengajar sedapat-dapatnya menarik diri guna memberikan kerja kepada para pelajarnya. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan beberapa pertimbangan di

atas, maka belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk

melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain

berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai dan menyiapkan suatu materi

dan atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan

masalah yang dijumpainya di dunia nyata.

Sehingga dalam kemandirian belajar siswalah yang aktif dan tidak

tergantung pada pengajar. Bila dilihat dari aspek kognitif maka dengan belajar

mandiri akan diperoleh pemahaman konsep pengetahuan yang tahan lama dan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

22

diperoleh prestasi akademik yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan siswa terbiasa

menghadapi tugas mencari sendiri pemecahannya dengan menggali sumber-

sumber belajar yang ada. Dengan belajar mandiri siswa dituntut untuk aktif baik

pra PBM maupun pasca PBM. Siswa yang belajar mandiri akan mempersiapkan

materi, baik dengan membaca materi yang lalu maupun membaca materi yang

akan diajarkan. Setelah PBM berakhir siswa akan mendalami materi, baik dengan

diskusi dengan teman atau membaca ulang materi yang telah diajarkan. Sehingga

siswa yang belajar mandiri akan mendapatkan prestasi yang lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang tidak menerapkan belajar mandiri.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Evaluasi yang dilakukan oleh guru akan dapat mengetahui prestasi belajar

atau hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Zainal Arifin (1990:3) berpendapat

bahwa “... prestasi yang dimaksud tidak lain adalah kemampuan, keterampilan,

dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”.

Sedangkan menurut Nana Sudjana (2001:22) “Hasil belajar adalah

kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya”. Sementara itu menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003:102)

mengemukakan bahwa “Hasil belajar merupakan realisasi atau penakaran dari

keterampilan-keterampilan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Penguasaan tersebut bisa dilihat dari perilakunya baik penguasaan pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam kegiatan belajar yang terealisasi

dalam bentuk penguasaan pengetahuan maupun keterampilan.

Nana Sudjana (2001:23) menyatakan “Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris”.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

23

Hasil belajar dalam mata pelajaran di sekolah biasanya dilambangkan

dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 untuk penguasaan ranah

kognitif siswa dan dengan huruf A, B, C, dan D untuk penggambaran hasil

belajar afektif dan psikomotoris.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang siswa merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar

individu. Menurut Muhibbin Syah (2005 :132) faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang terdiri dari beberapa aspek yaitu yang meliputi:

a) Aspek Fisiologis Aspek fisiologis mencakup kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. b) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1) Intelegensi Siswa

Intelegensi adalah kemampuan psiko fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Tingkat kecerdasan

siswa tidak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa. Ini bermakna semakin tinggi tingkat kemampuan intelegensi seorang siswa

maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses.

2) Sikap Siswa

Sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif terhadap

obyek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap

siswa yang positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang disajikan

merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar mengajar yang akan

berpengaruh pada prestasi yang dicapai siswa.

3) Bakat Siswa

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

24

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap siswa sebenarnya

pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas kemampuannya.

4) Minat Siswa

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas

pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu.

5) Motivasi Siswa

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan

yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dengan adanya motivasi siswa

mempunyai dorongan untuk mencapai prestasi.

2) Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang terdiri

dari dua macam yaitu:

a) Lingkungan Sosial

Lingkungan sekolah seperti guru, teman-teman sekelas dapat

mempengaruhi semangat belajar siswa. Lingkungan sosial selain disekolah yaitu

termasuk masyarakat dan tetangga. Lingkungan sosial yang lebih banyak

mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua keluarga itu sendiri.

b) Faktor Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk non sosial ialah gedung sekolah dan

letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca

dan waktu belajar yang digunakan. Faktor-faktor tersebut turut menentukan

tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa.

c) Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar merupakan segala cara atau strategi yang digunakan

siswa dalam menunjang evektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi

tertentu. Faktor ini berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran

siswa tersebut.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

25

c. Evaluasi Belajar

Untuk mengetahui bukti keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajar, maka sebaiknya diadakan evaluasi belajar. Menurut Muhhibin Syah

(2005:141) bahwa, ”Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan

siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh program.”

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2001:159) mengemukakan:

Evaluasi belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedang prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa. Dari pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi

belajar merupakan suatu proses penilaian untuk membuat keputusan tentang

tingkat hasil belajar siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar dalam upaya

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Tujuan dari penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau

belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Selain itu untuk mengetahui

tingkat pencapaian kompetensi siswa, mengukur pertumbuhan dan perkembangan

siswa, mengetahui kesulitan belajar siswa, mengetahui hasil pembelajaran,

mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong siswa belajar dan mendorong guru

agar mengajar dengan lebih baik.

Mengenai sistem penilaian dalam evaluasi belajar pada umumnya ada dua

macam, sebagaimana diungkapkan oleh Nana Sudjana (2001: 7) ”Sistem penilaian

hasil belajar pada umumnya dibedakan ke dalam dua cara atau dua sistem, yaitu

Penilaian Acuan Normal (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).”

Penilaian Acuan Normal merupakan penilaian yang mengacu pada rata-

rata kelompoknya. Norma yang digunakan dalam sistem ini untuk menentukan

derajat prestasi siswa dengan cara membandingkan dengan nilai rata-rata

kelasnya. Dengan demikian akan diperoleh tiga kategori yaitu di atas rata-rata

kelas, di sekitar rata-rata kelas dan di bawah rata-rata kelas. Sedangkan Penilaian

Acuan Patokan merrupakan penilaian yang mengacu pada tujuan instruksional

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

26

yang harus dikuasai siswa. Derajat keberhasilan siswa didasarkan pada tujuaan

yang seharusnya dicapai.

d. Prestasi Belajar Ekonomi

Prestasi belajar itu dapat berhubungan dengan berbagai macam pelajaran

termasuk ekonomi sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan dijenjang

pendidikan SMA, pengertian ekonomi menurut M. Manulang (1990: 6) adalah

”suatu ilmu sosial yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai

kemakmuran”. Menurut A Rahmat Soemitro (1991: 5) ”ekonomi adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari kebutuhan manusia dan pemecahannya”.

Prestasi belajar biasanya berbentuk nilai atau angka yang menunjukkan

kualitas hasil belajar, semakin tinggi nilai atau angka yang menunjukkan kualitas

hasil belajar, maka semakin baik pula hasil belajarnya. Berkaitan dengan prestasi

belajar ekonomi di sekolah, guru ekonomi sering mengadakan evaluasi untuk

mengetahui prestasi belajar anak didiknya.

Evaluasi yang dilakukan oleh guru berupa ulangan harian, ujian tengah

semester, ujian akhir semester sampai dengan ujian akhir sekolah. Bila dikaitkan

antara prestasi belajar dengan mata pelajaran ekonomi, maka yang dimaksud

dengan prestasi belajar ekonomi adalah hasil pengukuran dan penilaian usaha

belajar yang dicapai siswa dalam bentuk huruf, angka, maupun kalimat-kalimat

yang mencerminkan hasil-hasil yang sudah dicapai oleh anak didik pada periode

tertentu dalam mata pelajaran ekonomi.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

27

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan arahan penalaran untuk dapat

sampai jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan, dalam penelitian ini

menggunakan kerangka pemikiran sebagai berikut:

1. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar

Keberhasilan belajar salah satunya dipengaruhi oleh motivasi berprestasi

siswa. Motivasi merupakan daya dorong siswa untuk belajar dan untuk

berprestasi, baik yang berasal dari diri siswa maupun yang berasal dari lingkungan

luar, teman, orang tua dan lain sebagainya, sehingga memberi arah pada kegiatan

belajar untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Motivasi berprestasi memiliki

empat indikator :

1) Bertanggung jawab. Adalah suatu sikap siswa dalam mengerjakan seluruh

kewajiban dan tugas-tugasnya sesuai dengan aturan, bersungguh-sungguh

dalam mengerjakan dengan segala resiko yang akan ditanggung

2) Mengharapkan umpan balik. yaitu sikap siswa yang mengharapkan adanya

suatu respon dari apa yang telah dilakukanya, yang bersifat evaluatif dan

konstruktif.

3) Berusaha lebih baik, adalah suatu bentuk ketekunan, keuletan, pantang

menyerah dan berusaha siswa untuk memperbaiki kekurangan yang ada

sehingga dapat mencapai sesuatu yang di ingingkan.

4) Memilih rekan belajar yang mempunyai kemampuan lebih. Maksudnya adalah

apabila ada penjelasan materi yang disampaikan oleh guru kurang jelas

bertanya kepada teman yang lebih mengerti.

Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi cenderung

memiliki hasrat yang kuat untuk mencapai prestasi. Adanya hasrat yang kuat

untuk mencapai prestasi akan membuat mereka berdisiplin tinggi juga lebih giat

dalam belajarnya. Hal ini disebabkan dalam dirinya selalu ada keraguan untuk

meraih prestasi yang lebih baik dan untuk itu mau bekerja keras. Aktivitas yang

tinggi dapat membuat siswa lebih baik dalam mencapai prestasi belajar. Motivasi

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

28

belajar senantiasa menentukan intensitas usaha belajar dan kesungguhan belajar

seseorang. Dengan demikian motivasi berprestasi akan mendorong seseorang

untuk aktif melakukan kegiatan belajar secara intens dan terus menerus untuk

mencapai hasil belajar yang optimal seperti yang diharapkan.

2. Pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar

Kemandirian yang diartikan sebagai self standing yaitu kemampuan

berdiri di atas kaki sendiri dengan keberanian dan tanggung jawab atas segala

tingkah laku sebagai manusia dalam melaksanakan kewajiban guna memenuhi

kebutuhan sendiri. Perkembangan dalam bidang teknologi pembelajaran

menekankan pentingnya kemandirian dalam belajar. Penerapan sistem belajar

tuntas, pengajaran perorangan, sistem modul, cara belajar siswa aktif dan

pendekatan ketrampilan proses semua menekankan pada aktivitas belajar yang

tinggi, murid ditingkatkan peranannya sehingga menjadi benar-benar menjadi

subyek dalam proses belajar mengajar.

Salah satu cara untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan adalah

diperlukannya cara belajar yang efektif dan efisien, cara belajar yang baik

mengandung pedoman-pedoman tertentu yang harus dipahami agar mendapatkan

hasil belajar yang baik. Salah satu caranya dengan menggunakan metode belajar

mandiri, dalam metode ini proses belajar yang dilakukan siswa berkesinambungan

artinya pra PBM sampai pasca PBM keaktifan siswa senastiasa ada. Indikator

yang digunakan dalam mengukur variabel kemandirian belajar adalah :

1) Self directing (mengarahkan sendiri kegiatan belajarnya)

Siswa mampu mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri tanpa dependen atau

bergantung kepada guru.

2) Bertanggungjawab dalam kegiatan belajar

Sikap siswa dalam kegiatan belajarnya yang ditunjukkan dengan

kesungguhan, keuletan dan kemauan keras dalam mengikuti kegiatan belajar

serta mengerjakan seluruh tugas-tugasnya dengan baik

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

29

3) Memiliki inisiatif dalam belajar

Kemampuan untuk mengambil inisiatif seperti dalam perilaku yang

eksploratif, kreatif, mampu menyatakan buah pikiran, mampu

mengekspresikan diri dan bertindak secara spontan dalam kegiatan belajarnya

serta dalam menyelesaikan tugas-tugasnya

4) Mempersiapkan materi

Kemauan siswa yang dicerminkan dalam tindakan/kegiatan untuk

mempersiapkan materi pembelajaran baik sebagai referensi tambahan atau

pengayaan dari berbagai sumber untuk mendukung prestasi belajarnya.

3. Pengaruh motivasi berprestasi dan kemandirian belajar secara besama-

sama terhadap prestasi belajar

Adanya motivasi berprestasi, akan berakibat pada timbulnya kebutuhan-

kebutuhan siswa untuk belajar. Kebutuhan untuk belajar mendorong seorang

siswa untuk mengembangkan kreativitasnya dan mengarahkkan semua

kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi yang optimal.

Selain dengan mempunyai motivasi untuk berprestasi, hal yang dapat dilakukan

untuk mencapai prestasi yang optimal adalah dengan menggunakan cara belajar

mandiri. Dengan belajar mandiri siswa dituntut untuk aktif baik pra PBM maupun

pasca PBM. Siswa yang belajar mandiri akan mempersiapkan materi, baik dengan

membaca materi yang lalu maupun membaca materi yang akan diajarkan. Setelah

PBM berakhir siswa akan mendalami materi, baik dengan diskusi dengan teman

atau membaca ulang materi yang telah diajarkan. Sehingga siswa yang belajar

mandiri akan mendapatkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa

yang tidak menerapkan belajar mandiri.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam

paradigma sebagai berikut:

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

30

Gambar 1. Kerangka Berfikir

C. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran serta perumusan

masalah dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi

siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakarta.

2. Terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar ekonomi

siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakarta.

3. Terdapat pengaruh motivasi berprestasi dan kemandirian belajar secara

bersama-sama terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA

Negeri 5 Surakarta.

Prestasi Belajar Siswa (Y)

Kemandirian Belajar Siswa (X2) - Self directing (mengarahkan

sendiri kegiatan belajarnya) - Bertanggungjawab dalam

kegiatan belajar - Memiliki inisiatif dalam

belajar - Mempersiapkan materi

Motivasi Berprestasi Siswa (X1) - Bertanggung jawab - Mengharapkan umpan balik - Berusaha lebih baik - Memilih rekan belajar yang

mempunyai kemampuan lebih

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang dijadikan obyek

untuk memperoleh data, informasi dan keterangan yang diperlukan sehubungan

dengan kepentingan penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri 5

Surakarta yang beralamat di Jalan Letjen Sutoyo no 18 Surakarta.

Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan data penelitian mengenai

pengaruh motivasi berprestasi dan kemandirian belajar terhadap presatasi belajar

ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009, di

mulai bulan Agustus 2008.

B. Metode Penelitian

Guna mencapai tujuan dalam suatu penelitian selalu melalui cara-cara

yang disebut dengan istilah metode. Menurut Winarno Surakhmad (1998: 131)

“metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan,

misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik

serta alat-alat tertentu, cara ini digunakan setelah penyelidik memperhitungkan

kewajaranya ditinjau dari penyelidikan serta dari situasi penyelidikan”.

Sedangkan penelitian atau research menurut Sutrisno Hadi (1994 : 4)

adalah “usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu

pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan metode ilmiah”. Mardalis (2002 : 24)

mengemukakan bahwa “Penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan

prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

kebenaran”.

Penelitian deskriptif menurut Winarno Surakhmad (1990 : 139)

“Penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang”.

31

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

32

Mardalis (2002 : 26) mengatakan bahwa, “Penelitian deskriptif bertujuan

untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya

mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi

yang sekarang terjadi atau ada”.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Dengan

alasan sebagai berikut.

a) Masalah yang akan diteliti adalah masalah yang aktual, terjadi pada masa

sekarang.

b) Langkah penelitian yang ditempuh untuk dapat memecahkan masalah dimulai

dari pengumpulan data, menganalisis dan menginterprestasikan data tersebut.

c) Data yang diperoleh untuk menguji hipotesis sebagian besar diperoleh dari

angket.

d) Dalam penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan yang berdasarkan atas

hasil analisis data.

e) Hasil penelitian ini bisa digunakan pada masa sekarang dan masa yang akan

datang.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130) bahwa “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian”. Mardalis (2002 : 53) menyatakan bahwa

“Populasi adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat tertentu

yang berkaitan dengan masalah penelitian”. Berdasarkan batasan tersebut maka

populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa jurusan IPS SMA

Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 200 orang.

2. Sampel

Dalam penelitian tidak semua populasi diselidiki tetapi cukup dengan

menggunakan wakil dari populasi tersebut yang akan dijadikan subyek penelitian.

Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006 : 131) bahwa “Sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

33

Menurut Winarno Surakhmad (1990 : 93) menjelaskan bahwa “Sampel

adalah penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi”.

Menentukan besar sampel adalah salah satu masalah penyelidikan yang pelik,

karena sulit untuk merumuskan kriteria bagi sifat representatif dan kewajaran

yang ditentukan sebagai syarat sampel. Sifat representatif penting sebagai syarat

sampel sebab data atau kesimpulan yang diperoleh dari sampel yang terbatas itu

dipakai sebagai dasar untuk meramalkan sesuatu di dalam populasi dan

merupakan kesimpulan penelitian.

Dalam penelitian ini populasinya adalah sebanyak 200 orang. Untuk

mengambil sampelnya dengan acuan sebagai berikut. Menurut Suharsimi

Arikunto (2006 : 134) :

Apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian

yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.

Dalam penelitian ini diambil sampel sebesar 25% sebanyak 50 orang.

3. Teknik Sampling

Sampling adalah cara yang dipergunakan untuk mengambil sampel.

Pengambilan sampel penelitian harus dilakukan dengan baik sehingga diperoleh

sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya atau sampel harus

representatif.

Berdasarkan data yang diperlukan, menurut Mardalis (2002 : 56-59) ada

beberapa macam sampel, antara lain :

a) Sampel acak (Random Sampling)

Penelitian sampel dalam teknik random ini, peneliti memperkirakan

bahwa setiap sampel dalam populasi berkedudukan sama dari segi-segi yang akan

diteliti.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

34

b) Sampel berstrata (Stratified sampling)

Jika penelitian memerlukan data bertingkat, berstrata atau bergelombang

dan berlapis-lapis.

c) Cluster Sampling

Teknik sampel ini digunakan tidak untuk sampel individu, tetapi sampel

untuk populasi yang berkelompok-kelompok.

d) Purposive Sampling Penggunaan teknik sempel ini mempunyai suatu tujuan atau dilakukan

dengan sengaja, cara penggunaan sempel ini diantara populasi sehingga sampel

tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.

e) Quota Sampling

Penggunaan teknis quota sampel ini perlu menetapkan strata populasi

berdasarkan tanda-tanda yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap variabel

yang akan diselidiki.

f) Incidental Sampling

Insidental sampel ini dilakukan dengan cara memperoleh sampel dari

sekumpulan populasi

Teknik pengambilan sampel, yang juga disebut teknik sampling menurut

Suharsimi Arikunto (2006 : 146) meliputi :

a) Random sampling b) Stratified sampling c) Area probability sampling d) Proportional sampling e) Purposive sampling f) Quota sampling g) Cluster sampling h) Double sampling

Dalam hal ini pengambilan sampelnya dilakukan dengan menggunakan

Proportional Random sampling. Peneliti memilih menggunakan Proportional

Random sampling karena populasi yang akan diteliti terdiri dari populasi XI Sos 1

sampai XI Sos 5 dan setiap populasi tersebut akan diambil 25% secara acak

sebagai sampel yang mewakili populasi.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

35

Tabel 2

jumlah siswa jurusan IPS di SMA Negeri 5 Surakarta

Jurusan IPS Kelas XI Jumlah siswa Sampel

IPS 1 40 40 X 25% = 10 IPS 2 40 40 X 25% = 10 IPS 3 40 40 X 25% = 10 IPS 4 40 40 X 25% = 10 IPS 5 40 40 X 25 % = 10

Jumlah 200 50

Dalam setiap kelas harus diwakili sebagai sampel. Oleh karena itu untuk

memperoleh sampel yang representatif pengambilan sampel dari setiap kelas

ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dari masing-

masing kelas dan teknik random sampling yang digunakan adalah dengan undian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, data merupakan faktor yang penting.

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data atau keterangan yang

benar dan dapat dipercaya dalam penelitian. Untuk dapat mencapai syarat

validitas dan reliabilitas dalam suatu penelitian maka diperoleh cara dan teknik

pengumpulan data yang tepat.

1. Jenis dan Sumber Data

Menurut Winarno Surakhmad (1990: 134), “Sumber data dapat

digolongkan menjadi dua golongan yaitu : sumber data primer dan sumber data

sekunder. Sumber primer adalah sumber-sumber yang memberikan data langsung

dari tangan pertama atau dari sumber asli baik berbentuk dokumen maupun

sebagai peninggalan lain, dan data sekunder adalah sumber yang mengutip dari

sumber yang lain”.

Dalam penelitian ini digunakan data primer yaitu data yang diperoleh

secara langsung dari responden, data sekunder berupa dokumen tentang prestasi

belajar siswa berupa nilai ulangan akhir semester.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

36

2. Metode Pengumpulan Data

a. Teknik Dokumentasi

Dalam uraian tentang studi pendahuluan, telah disinggung pula bahwa

sebagai objek yang diperhatikan (ditatap) dalam memperoleh informasi, kita

memperoleh tiga macam sumber yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan kertas

atau orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan

inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) “Dokumentasi, dari asal kata

dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode

dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan

sebagainya.”

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

data mengenai jumlah siswa jurusan IPS sekaligus nama siswa tersebut dan untuk

mendapatkan data mengenai prestasi belajar siswa yang diperoleh dengan melihat

nilai raport akhir semester.

b. Angket atau Kuesioner

Suharsimi Arikunto (2006: 151) berpendapat bahwa “Angket/kuesioner

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hak-hak yang

ia ketahui.”

Menurut Mardalis (2002: 67) “Angket atau kuesioner adalah teknik

pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk

mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh

peneliti”.

Angket memiliki keuntungan dan kelemahan, antara lain :

1) Keuntungan angket

a) Angket dapat dilaksanakan terhadap subyek atau responden dalam jumlah

yang besar meskipun tempat mereka berlainan.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

37

b) Dengan angket tidak memberatkan bagi responden, karena bisa dikerjakan

pada waktu senggang dan responden akan lebih leluasa dalam mengisi.

c) Apa yang dinyatakan responden dapat dipercaya karena diperoleh

langsung dari sumbernya.

d) Data yang terkumpul dapat dianalisis, karena semua pertanyaan terhadap

masing – masing responden sama.

2) Kelemahan angket

a) Unsur – unsur yang tidak didasari tidak akan diungkap

b) Besar kemungkinannya dipengaruhi oleh keinginan – keinginan pribadi

c) Ada hal – hal di atas tidak perlu dinyatakan misalnya hal – hal yang

memerlukan atau yang kadang tidak penting untuk dikemukakan.

d) Kesukaran merumuskan keadaan diri sendiri dalam bahasa.

e) Ada kecenderungan untuk merekonstruksi ekologi unsur – unsur yang

dirasa kurang berhubungan secara logika.

Dalam penyusunan kuesioner agar lebih tepat sasarannya dan lebih

mudah dalam menganalisanya perlu diperhatikan hal-hal seperti berikut :

1) Kuesioner disusun sejelas mungkin, untuk menghindari salah tafsir dari

responden yang bervariasi.

2) Kuesioner diusahakan pertanyaannya sesingkat mungkin dan jangan berbelit-

belit.

3) Setelah selesai disusun, sebelum diedarkan untuk kegiatan yang sebenarnya.

Sebaiknya dilakukan uji coba terlebih dahulu terhadap sebagian responden

kemudian dianalisa dan jika ditemukan kelemahan dan kekurangnya maka

perlu dilakukan revisi.

4) Kalimat dalam pertanyaan disusun sehingga dapat dimengerti dan dipahami

setiap responden (peneliti harus tahu lebih dulu, bagaimana perkiraan jawaban

responden).

5) Alternatif jawaban yang dikehendaki dibuat selengkap mungkin.

6) Hindarilah pertanyaan yang merendahkan atau menyinggung perasaan

responden.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

38

7) Setelah kuesioner dibuat, peneliti mestinya sudah mengetahui bagaimana cara

menghitung atau bagaimana cara analisanya nanti, jangan sampai kuesioner

telah disebar dan dikumpulkan kembali tapi cara menganalisanya belum

diketahui. Untuk itu setiap kuesioner yang dibuat diperkirakan cara-cara

untuk analisanya.

Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut

pandang :

1) Dipandang dari cara menjawab, maka ada :

a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk

menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden

tinggal memilih.

2) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada :

a) Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.

b) Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang

lain.

3) Dipandang dari bentuknya maka ada :

a) Kuesioner pilihan ganda, adalah sebuah pertanyaan yang disusun dengan

beberapa kemungkinan jawaban responden diminta memilih salah satu

dari sekian banyak jawaban.

b) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

c) Check list sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda

check ( √ ) pada kolom yang sesuai.

d) Rating-scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh

kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari

sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

Berikut disampaikan prosedur pembuatan angket dalam bentuk penelitian:

1) Spesifikasi data

Spesifikasi data ditekankan pada konsep yang menjadi perhatian dalam

lingkup masalah dan tujuan penelitian. Konsep yang telah disusun kemudian

dijabarkan ke dalam aspek yang dapat ditentukan dan diukur indikator serta

sumber dayanya.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

39

2) Pembuatan kisi-kisi angket

Sebelum angket dibuat terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya. Konsep dasar

dalam penyusunan angket dalam penelitian ini adalah tentang motivasi berprestasi

dan kemandirian belajar. Dari variabel dan indikator yang telah dirumuskan

kemudian dapat dibuat kisi-kisi angket yang masing-masing diwakili oleh item-

item sebagai alat ukur.

3) Penyusunan angket

Penyusunan angket meliputi pembuatan item-item pertanyaan atau

pernyataan, alternatif jawaban, surat pengantar angket dan petunjuk pengisian

angket. Pemberian skornya dengan kriteria sebagai berikut:

a) Item pertanyaan positif

Skor 4 untuk alternatif jawaban a

Skor 3 untuk alternatif jawaban b

Skor 2 untuk alternatif jawaban c

Skor 1 untuk alternatif jawaban d

b) Item pertanyaan negatif

Skor 4 untuk alternatif jawaban d

Skor 3 untuk alternatif jawaban c

Skor 2 untuk alternatif jawaban b

Skor 1 untuk alternatif jawaban a

4) Uji coba instrumen

Data yang dikumpulkan peneliti terdiri dari dua jenis data yaitu motivasi

berprestasi dan Prestasi belajar ekonomi. Data motivasi berprestasi diperoleh

melalui daftar pertanyaan (angket) yang disusun oleh peneliti, sedangkan prestasi

belajar diperoleh melalui dokumentasi raport guru wali kelas. Sebelum digunakan

sebagai alat uji angket tersebut harus diuji validitas dan reliabilitas agar diperoleh

angket yang valid dan reliabel. Pengujian instrumen penelitian menggunakan

sampel sebanyak 25 siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Surakarta. Pengujian

validitas dan reliabilitas angket menggunakan bantuan program SPSS 11.00 for

Windows.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

40

(1) Uji Validitas

Instrumen dikatakan valid apabila suatu instrumen benar – benar sesuai

dengan dat dalam arti benar – benar obyektif dan dapat dibuktikan. Adapun

rumus validitas yaitu :

( )( )( ){ } ( ){ }å åå åå åå

--

-=

2222 YYNXXN

YXXYNr yx

Keterangan :

=xyr koefisien korelasi yang dicari

N = jumlah responden

X = skor total tiap – tiap item

Y = skor total

Dari perhitungan, kemudian dibandingkan dengan angka kritik dari tabel

korelasi nilai r dengan taraf signifikansi 0,05 serta dengan kriteria pengujian valid

apabila rhitung > rtabel atau tidak valid apabila rhitung < rtabel.

Skoring atas angket kemudian dianalisis menggunakan korelasi product

moment untuk mengetahui validitas masing-masing item. Dari hasil uji validitas

try out angket diperoleh harga rxy nilai tiap-tiap item yang kemudian

dikonsultasikan dengan rtab pada taraf signifikansi 5% dan N = 25 yaitu 0,396.

Angket variabel motivasi berprestasi terdiri dari 14 item pertanyaan,

setelah dilakukan pengujian validitas diperoleh nilai-nilai rxy masing-masing item

pertanyaan sebagai berikut.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

41

Tabel 3

Ringkasan hasil perhitungan uji Validitas

Angket Motivasi berprestasi

No rxy rtab Ket

P1 0,8331 0,396 valid

P2 0,6054 0,396 valid

P3 0,6998 0,396 valid

P4 0,6856 0,396 valid

P5 0,6494 0,396 valid

P6 0,8305 0,396 valid

P7 0,6171 0,396 valid

P8 0,5328 0,396 valid

P9 0,6068 0,396 valid

P10 0,5105 0,396 valid

P11 0,6412 0,396 valid

P12 0,5261 0,396 valid

P13 0,6712 0,396 valid

P14 0,5349 0,396 valid

Sumber: data diolah (lampiran 3)

Dari uji validitas diperoleh hasil bahwa seluruh item motivasi berprestasi

dinyatakan valid karena rxy > rtabel, dengan demikian seluruh item pertanyaan

dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk pengumpulan data.

Angket variabel kemandirian belajar terdiri dari 16 item pertanyaan, setelah

dilakukan pengujian validitas diperoleh nilai-nilai rxy masing-masing item

pertanyaan sebagai berikut.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

42

Tabel 4

Ringkasan hasil perhitungan uji Validitas

Angket Kemandirian Belajar

No rxy rtab Ket

P15 0,6853 0,396 Valid

P16 0,5649 0,396 Valid

P17 0,5540 0,396 Valid

P18 0,6669 0,396 Valid

P19 0,5703 0,396 Valid

P20 0,7171 0,396 Valid

P21 0,5735 0,396 Valid

P22 0,5897 0,396 Valid

P23 0,5765 0,396 Valid

P24 0,5737 0,396 Valid

P25 0,5582 0,396 Valid

P26 0,5717 0,396 Valid

P27 0,6144 0,396 Valid

P28 0,5679 0,396 Valid

P29 0,6145 0,396 Valid

P30 0,5372 0,396 Valid

Dari uji validitas diperoleh hasil bahwa seluruh item kemandirian belajar

dinyatakan valid karena rxy > rtabel, dengan demikian seluruh item pertanyaan

dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk pengumpulan data.

(2) Uji Reliabilitas

Instrumen dikatakan reliabel apabila suatu instrumen cukup dapat

digunakan sebagai alat pengumpulan data. Dalam penelitian ini untuk mencari

reliabilitas digunakan rumus :

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

43

Keterangan :

úúû

ù

êêë

é å-úû

ùêëé

-=

2

2

11 11 at

ab

kk

r

Keterangan:

=11r Reabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

=å 2ab Jumlah varian butir

=2at Varian total

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas kemudian dibandingkan

dengan angka kritik dari tabel korelasi nilai r dengan taraf signifikan 0,05

dengan kriteria pengujian reliabel jika rhitung > rtabel atau tidak reliabel jika rhitung

< rtabel.

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsistensi

jawaban angket. Untuk mengetahui reliabilitas angket dipergunakan teknik

Alpha Cronsbach. Suatu angket dinyatakan reliabel jika koefisien alphanya

lebih besar dari 0,6. Penghitungan uji reliabilitas angket menggunakan bantuan

program SPSS 11.00 for Windows.

Hasil pengujian reliabilitas angket motivasi berprestasi diperoleh nilai

r11 sebesar 0,9106 dan kemandirian belajar sebesar 0,9096. Nilai koefisien

alpha (r11) tersebut lebih besar dari 0,6 dengan demikian disimpulkan bahwa

angket motivasi berprestasi dan kemandirian belajar adalah reliabel dan

digunakan sebagai instrumen dalam pengumpulan data penelitian.

5) Perbaikan angket

Perbaikan angket diperlukan untuk memilih butir-butir item dari angket

tersebut merupakan butir yang valid dan reliabel.

E. Teknik Analisis Data

Tahapan dalam suatu penelitian yang tidak dapat ditinggalkan adalah

tahapan analisis data, data yang telah terkumpul kemudian dianalisis.

Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu perlu diuji persyaratan

analisis data agar kesimpulan yang didapatkan memenuhi syarat uji persyaratan.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

44

Uji persyaratan yang digunakan adalah uji normalitas, uji linearitas, uji

independensi.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan

dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak. Untuk menghitung normalitas

setiap data digunakan rumus Chi kuadrat, yaitu:

( )å -=C

2

22

fhfhfo

Keterangan:

X2 =Chikuadrat

fo = frekuensi yang diperoleh (diobservasi dari sampel)

fh = frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari frekuensi

yang diharapkan dalam populasi.

Kemudian basil X2 tersebut dikonsultasikan dengan tabel harga kritik Chi

kuadrat menurut derajat kebebasannya (db). Menurut Suharsimi Arikumto (2006:

408) adalah sebagai berikut:

db=K-1

Dimana :

db = derajat kebebasan

K = banyaknya interval

Apabila hasil X2(X2 dengan db=K-1) maka dikatakan sampel atau data dalam

sebaran normal, tetapi apabila X2 > X2tabel maka dikatakan sebaran data tidak

normal.

b. Uji Liniearitas

Untuk menghitung uji linearitas dengan memakai rumus :

F=eScS

2

2

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

45

1) Mencari harga Jk(E)=( )

å å åúúû

ù

êêë

é-

ni

YiYi

22

2) Mencari harga Jk{TC}= JKres - Jk(E}

3) Mencari harga = 2

2

-KcS

4) Mencari harga = ( )knEJK

-

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu

observasi ke observasi lainnya. Dengan kata lain masalah ini seringkali ditemukan

apabila kita menggunakan data runtut waktu. Hal ini disebabkan karena

“gangguan” pada seorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi

“gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya;

pada data kerat silang (cross sectioni), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi

karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau

kelompok yang berbeda.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

autokorelasi.

1) Uji Durbin-Watson (DW)

Uji DW ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan

mensyaratkan adanya intercept dalam model regresi dan tidak ada. variabel

lagi diantara variabel penjelas. Hipotesis yang diuji adalah:

Ho : p = 0 (tidak ada autokorelasi)

Ha : p > 0 (ada autokorelasi positif)

Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

- Bila nilai DW lebib besar daripada batas atas (upper bound, U), maka

koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya, tidak ada autokorelasi

positif.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

46

- Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah (lower bound, L),

koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol. Artinya ada autokorelasi

positif.

- Bila nilai DW terletak di antara batas atas dan batas bawah, maka tidak

dapat disimpulkan.

2) Uji LM (Lagrange Mutliplier)

Uji autokorelasi dengan LM Test, terutama digunakan untuk sampel besar di

atas 100 observasi. Uji ini memang lebih tepat digunakan dibanding uji DW

terutama bila sampel yang digunakan relatif besar dan derajat autokorelasi

lebib dari satu.

3) Statistik Q: Box-Pierce dan Ljung Box

Cara ketiga untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi adalah dengan

menggunakan uji statistik Box-Pierce Q dan Ljung Box Q. dengan piranti

lunak MicroTSP, uji ini dilakukan dengan menggunakan perintah :

d. Uji Multikolinearitas

Yang dimaksud dengan multikolinearitas pada dasarnya adalah adanya

suatu hubungan linear yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau

semua variabel bebas. Ini suatu masalah yang sering muncul dalam ekonomi

karena in economics, everything depends on everything else.

Pendeteksian multikolinearitas:

- Apabila korelasi antara dua varibel bebas lebih tinggi dibanding korelasi salah

satu atau kedua variabel bebas tersebut dengan variabel terikat.

- Bila korelasi antara dua variabel bebas melebihi 0,8 maka multikolinearitas

menjadi masalah yang serius.

2. Uji Hipotesis

Setelah dicari uji normalitas, uji linearitas, dan uji independensi, maka

langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Pengujian ini diperlukan untuk

mengetahui yang diajukan diterima atau ditolak.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

47

Adapun langkah-langkah hipotesis sebagai berikut.

a. Menghitung persamaan garis regresi linier ganda dengan rumus:

2211 XbXbaY ++=

Dimana : =Y Prestasi

1X = Motivasi Berprestasi

2X = Kemandirian Belajar

Untuk menghitung koefisien a, b1, b2, dicari dengan rumus sebagai berikut:

2211 XbXbYa --=

( )( ) ( )( )( )( ) ( )ååå

åååå-

-=

2122

21

221122

1XXXX

YXXXYXXb

( )( ) ( )( )( )( ) ( )221

22

21

12122

12

ååååååå

-

-=

XXXX

YXXXYXXb

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas

(independent) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang nyata atau tidak

terhadap variabel tidak bebas (dependen). Adapun langkah-langkah pengujianya

sebagai berikut:

1) Menentukan rumusan hipotesis antara 0H dan aH

0H : artinya tidak terdapat pengaruh antara 1X dan 2X terhadap Y

aH : artinya terdapat pengaruh antara 1X dan 2X terhadap Y

2) Menentukan level significance (a ) = 0,05

3) Keputusan.

0H diterima jika hitungF > tabelF

0H ditolak jika hitungF < tabelF

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

48

4) Perhitungan

( )( )11/

2

2

---=

knRkR

F

Keterangan:

F = harga garis regresi

n = Ukuran sampel

k = Banyaknya variabel bebas

R = Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktornya

c. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.

Adapun langkah-langkah pengujianya adalah sebagai berikut.

1) Pengujian 1X terhadap Y

(a) Menentukan Hipotesis

0H : Artinya tidak terdapat pengaruh 1X terhadap Y

aH : Artinya terdapat pengaruh 1X terhadap Y

(b) Menentukan level significance (a ) = 0,05

(c) Keputusan

0H diterima jika hitungt > tabelt

0H ditolak jika hitungt < tabelt

2) Pengujian 2X terhadap Y

(a) Menentukan Hipotesis

0H : Artinya tidak terdapat pengaruh 2X terhadap Y

aH : Artinya terdapat pengaruh 2X terhadap Y

(b) Menentukan level significance (a ) = 0,05

(c) Keputusan

0H diterima jika hitungt > tabelt

0H ditolak jika hitungt < tabelt

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

49

d. Menghitung sumbangan relative dan sumbangan efektif masing-masing

prediktor terhadap kriterium ( Y )

Sumbangan relative dan sumbangan efektif digunakan untuk

mengetahui seberapa sumbangan murni masing-masing prediktor terhadap

kriterium Y.

1) Menghitung sumbangan relative 1X dan 2X terhadap Y dengan rumus:

1X = %100)(

11 xREGJK

yxa å

%100)(

222 x

REGJK

yxaX

å=

2) Menghitung sumbangan efektif 1X dan 2X terhadap Y dengan rumus:

Untuk 1X SE % 1X = SR % 1X x 2R

Untuk 2X SE % 2X = SR % 2X x 2R

Keterangan 2R = SE adalah sumbangan efektif garis regresi.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh motivasi berprestasi dan

kemandirian belajar terhadap prestasi belajar ekonomi. Data penelitian meliputi

data motivasi berprestasi dan kemandirian belajar diperoleh dari alat instrumen

berupa kuesioner, sedangkan data prestasi belajar diperoleh dari dokumentasi nilai

raport semester I. Selanjutnya berdasarkan skor motivasi berprestasi, kemandirian

belajar dan prestasi belajar ekonomi ditampilkan sebagai berikut.

Tabel 4 Data Statistik Hasil Penelitian

Variabel M

in

Max

Mean

Median

SD

Motivasi berprestasi Kemandirian belajar Prestasi belajar

363445

535976

45,0647,9464,92

45,048,064,9

4,45,46,6

Sumber: data diolah

1. Deskripsi Motivasi Berprestasi

Berdasarkan data statistik, pada variabel motivasi berprestasi diperoleh

skor terendah 36, skor tertinggi 53, rata-rata 45,06, median 45,0, dan standar 50

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

51

deviasi 4,4. Perbandingan nilai rata-rata dan nilai median nampak bahwa rata-rata

responden memiliki motivasi berprestasi yang cukup. Berdasarkan nilai tertinggi,

terendah, dan range, maka tingkat motivasi berprestasi siswa dibagi dalam tiga

kategori tinggi, sedang, dan rendah. Selengkapnya distribusi frekuensi motivasi

berprestasi adalah sebagai berikut.

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Tingkat Motivasi Berprestasi

No Motivasi Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 8 16% 2 Sedang 27 54% 3 Tinggi 15 30% Jumlah 50 100%

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

52

16%

54%

30%

0%10%20%30%40%50%60%

Rendah Sedang Tinggi

Motivasi Berprestasi

Fre

ku

en

si

Grafik. 1 Distribusi motivasi berprestasi

Berdasarkan distribusi frekuensi tingkat motivasi berprestasi menunjukkan

sebagian besar responden memiliki tingkat motivasi sedang yaitu sebanyak 27

responden (54%), selanjutnya tinggi sebanyak 15 responden (30%), dan rendah

sebanyak 8 responden (16%).

2. Deskripsi Kemandirian Belajar

Berdasarkan data statistik, pada variabel kemandirian belajar diperoleh

skor terendah 34, skor tertinggi 59, rata-rata 47,94, median 48,0, dan standar

deviasi 5,36. Perbandingan nilai rata-rata dan nilai median nampak bahwa rata-

rata responden memiliki kemandirian belajar yang cukup. Distribusi frekuensi

kemandirian belajar adalah sebagai berikut.

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Tingkat Kemandirian Belajar

No Kemandirian belajar

Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 8 16% 2 Sedang 26 52% 3 Tinggi 16 32% Jumlah 50 100%

16%

52%

32%

0%10%20%30%40%50%60%

Rendah Sedang Tinggi

Kemandirian Belajar

Fre

kuen

si

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

53

Grafik 2. Distribusi Kemandiran Belajar

Berdasarkan distribusi frekuensi tingkat kemandiran belajar menunjukkan

sebagian besar responden memiliki tingkat kemandirian sedang yaitu sebanyak

26 responden (52%), selanjutnya tinggi sebanyak 16 responden (32%), dan rendah

sebanyak 8 responden (16%).

3. Prestasi Belajar

Berdasarkan data statistik, pada variabel prestasi belajar diperoleh skor

terendah 45, skor tertinggi 76, rata-rata 64,92, median 64,50, dan standar deviasi

6,63. Perbandingan nilai rata-rata dan nilai median nampak bahwa rata-rata

responden memiliki prestasi belajar yang cukup. Distribusi frekuensi prestasi

belajar adalah sebagai berikut.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Tingkat Prestasi Belajar

No Prestasi belajar

Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 4 8% 2 Sedang 23 46% 3 Tinggi 23 46% Jumlah 50 100%

8%

46% 46%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

Rendah Sedang Tinggi

Prestasi Belajar

Fre

kuen

si

Grafik 3. Distribusi Prestasi Belajar

Berdasarkan distribusi frekuensi tingkat kemandiran belajar menunjukkan

sebagian besar responden memiliki prestasi belajar sedang dan tinggi yaitu

masing-masing sebanyak 23 responden (46%) dan rendah sebanyak 4 responden

(8%).

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

54

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Penelitian

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data menggunakan uji Chi Square dengan bantuan

program SPSS 11.00 for Windows. Hasil pengujian yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Data

Variabel c2 df Kesimpulan Motivasi berprestasi Kemandirian belajar Prestasi belajar ekonomi

19,120 17,200 25,60

15 19 20

Normal Normal Normal

Sumber: data diolah (lampiran 6)

Berdasarkan hasil uji Chi square, maka hasil uji kenormalan data adalah

sebagai berikut:

- Nilai c2 variabel motivasi berprestasi sebesar 19,120 dan nilai c2

tabel dengan df

= 15 adalah 24,996, karena nilai c2 variabel motivasi berprestasi lebih kecil

dari nilai c2tabel atau 19,120 < 24,996 maka disimpulkan data variabel motivasi

berprestasi berdistribusi normal.

- Nilai c2 variabel kemandirian belajar sebesar 17,200 dan nilai c2

tabel dengan df

= 19 adalah 30,144, karena nilai c2 variabel kemandirian belajar lebih kecil

dari nilai c2tabel atau 17,200 < 30,144 maka disimpulkan data variabel

kemandirian berprestasi berdistribusi normal.

- Nilai c2 variabel prestasi belajar ekonomi sebesar 25,600 dan nilai c2

tabel

dengan df = 20 adalah 31,410, karena nilai c2 variabel prestasi belajar lebih

kecil dari nilai c2tabel atau 25,600 < 31,410 maka disimpulkan data variabel

prestasi belajar berdistribusi normal.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

55

b. Uji Linieritas

1) Motivasi Berprestasi (X1) dengan Prestasi belajar ekonomi (Y)

Pengujian linieritas variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan

bantuan program SPSS 11.00 for Windows. Rangkuman uji linearitas dari X1

dengan Y adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Rangkuman Uji Linieritas X1 dengan Y

Variabel Fhitung Ftabel Kesimpulan Motivasi berprestasi dan Prestasi Belajar

1,111 2,010 Linier

Hasil uji linieritas diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,111. Nilai F(a;14;34)

adalah 2,010. Karena nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel atau 1,111 < 2,010, maka

disimpulkan bahwa model regresi antara motivasi berprestasi (X1) dengan Prestasi

belajar ekonomi siswa (Y) adalah linear.

2) Kemandirian Belajar (X2) dengan Prestasi belajar ekonomi (Y)

Rangkuman uji linearitas dari X2 dengan Y adalah sebagai berikut:

Tabel 7 Rangkuman Uji Linieritas X2 dengan Y

Variabel Fhitung Ftabel Kesimpulan Kemandirian belajar dan Prestasi Belajar

1,297 1,930 Linier

Hasil uji linieritas diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,297. Nilai F(a;18;30)

adalah 1,930. Karena nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel atau 1,297 < 1,930, maka

disimpulkan bahwa model regresi antara motivasi berprestasi (X1) dengan Prestasi

belajar ekonomi siswa (Y) adalah linear.

c. Uji Multikolinearitas

Rangkuman uji multikolineritas antara variable bebas adalah sebagai

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

56

berikut:

Tabel 8

Rangkuman Uji Multikolineritas Sumber Variansi rhit Ket

X1X2 X1Y X2Y

0,418 0,472 0,455

Tidak terjadi multikolinearitas

Hasil pengujian menunjukkan tidak terdapat gejala multikolineritas,

karena:

1) Korelasi antara variabel bebas lebih kecil dibandingkan dengan korelasi

antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat.

2) Korelasi antara variabel bebas tidak melebihi 0,8.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi berarti adanya variabel pengganggu dari masing-masing

variabel bebas yang saling mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model

regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-W (Durbin

Watson). Kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:

- Angka D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif

- Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi

- Angka D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif

Berdasarkan uji autokorelasi di atas diperoleh hasil angka D-W sebesar

1,334. Nilai D-W terletak diantara -2 sampai 2 (-2 < 1,334 < 2), dengan demikian

model regresi tidak terjadi autokorelasi.

2. Uji Hipotesis

Dalam pembahasan ini digunakan analisis korelasi parsial, korelasi

berganda, regresi linear berganda, uji F, sumbangan relatif, dan sumbangan efektif

untuk mengetahui motivasi berprestasi yang terdari motivasi berprestasi (X1),

kemandirian belajar (X2) terhadap Prestasi belajar ekonomi siswa (Y).

Selengkapnya analisis data ditampilkan sebagai berikut:

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

57

a. Analisis Regresi Berganda

Setelah dilakukan komputasi dengan menggunakan Program SPSS 11.00

for Windows diperoleh harga koefisien regresi sebagai berikut :

Tabel 9 Ringkasan Perhitungan Uji Regresi Berganda

Variabel Koefisien regresi

thitung t(1/2a;50)

Motivasi berprestasi

Kemandirian belajar

Kontanta

0,467

0,442

23,646

2,329

2,550

1,960

1,960

Fobs = 10,227

R2 = 0,303

F(a;2;47) =3,23

Berdasarkan hasil rangkuman perhitungan uji regresi berganda tersebut,

maka persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Y = 23,646 + 0,467X1 + 0,442X2

Dari persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1) Koefisien regresi untuk variabel motivasi berprestasi sebesar 0,467

menunjukkan motivasi berprestasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap

variabel Prestasi belajar ekonomi siswa. Sedangkan koefisien 0,467 berarti

bahwa peningkatan satu satuan tingkat motivasi berprestasi dengan asumsi

variabel bebas yang lain konstan (= 0) akan menyebabkan kenaikan Prestasi

belajar ekonomi sebesar 0,467 satuan.

2) Koefisien regresi untuk variabel kemandirian belajar sebesar 0,442

menunjukkan kemandirian belajar mempunyai pengaruh yang positif terhadap

variabel Prestasi belajar ekonomi siswa. Sedangkan koefisien 0,442 berarti

bahwa peningkatan satu satuan tingkat kemandirian belajar dengan asumsi

variabel bebas yang lain konstan (= 0) akan menyebabkan kenaikan Prestasi

belajar ekonomi sebesar 0,442 satuan.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

58

Daerah terima

H0

Daerah tolak H0 Daerah tolak H0

b. Uji t

1) Komposisi Hipotesis

H0 : b = 0, tidak ada pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel

terikat.

H1 : b ¹ 0, ada pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

2) Harga ttab

t(0,025;50) = 1,960

-t(0,025;50) = -1,960 t(0,025;50) = 1,960

3) Harga thitung

Tabel 10 Harga thitung Variabel Bebas

Variabel thitung t(a,31)

Pengawasan

Koordinasi

2,329

2,550 1,960

Sumber: Data diolah

4) Keputusan Uji

Terima H0 jika -ttabel < thitung < ttabel

Tolak H0 jika thitung > ttabel atau thitung < -ttabel

5) Kesimpulan

- Nilai thitung X1 = 2,329; ttabel = 1,960; karena 2,329 > 1,960 maka H0 ditolak,

sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel

motivasi berprestasi (X1) terhadap variabel prestasi belajar ekonomi (Y).

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

59

- Nilai thitung X2 = 2,550; ttabel = 1,960; karena 2,550 > 1,960 maka H0 ditolak,

sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel

kemandirian belajar (X2) terhadap variabel prestasi belajar ekonomi (Y).

c. Uji F

Hasil pengujian F diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 11 Ringkasan Perhitungan Uji F

F Hitung Tabel

Kesimpulan

10,227 3,23 Signifikan

Sumber: data diolah

1) Komposisi Hipotesis

H0 : b1, b2 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan

motivasi berprestasi (X1) dan kemandirian belajar (X2)

terhadap Prestasi belajar ekonomi siswa (Y).

H1 : b1, b2 ¹ 0, terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan motivasi

berprestasi (X1) dan kemandirian belajar (X2) terhadap

Prestasi belajar ekonomi siswa (Y).

2) Harga tabel

Dengan dk pembilang = k = 2 dan dk penyebut = N – k – 1 = 50 – 2 –1 = 47

dan signifikansi 5% diperoleh harga F(0,05)(2,47) = 3,23.

0 F(0,05)(2,47) = 3,23

3) Keputusan uji

Terima H0 jika Fhit < Ftab

Terima H1 jika Fhit > Ftab

D

aerah

terima

Daerah tolak

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

60

4) Kesimpulan

Fhitung = 10,227

Ftabel = 3,23

Jadi Fhit > Ftab ; 10,227 > 3,23è Ho ditolak dan Ha diterima

Jadi hipotesis (H1) terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan motivasi

berprestasi (X1) dan kemandirian belajar (X2) terhadap prestasi belajar

ekonomi (Y) adalah terbukti secara signifikan.

d. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

Besarnya sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing

variabel bebas dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel 12 Rangkuman Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

No Variabel SR% SE% 1 2

Motivasi berprestasi Kemandirian belajar

46,82% 53,18%

14,20% 16,13%

Besarnya sumbangan efektif variabel bebas menunjukkan besarnya pengaruh

variabel bebas terhadap variabel bebas. Nilai sumbangan efektif (SE%) terbesar

adalah variabel kemandirian belajar yaitu sebesar 16,13%, dengan demikian

diantara kedua variabel bebas, variabel kemandirian belajar memiliki pengaruh

lebih besar terhadap prestasi belajar ekonomi.

C. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan garis

regresi Y = 23,646 + 0,467X1 + 0,442X2. Persamaan garis tersebut berfungsi

sebagai pedoman untuk melakukan prediksi terhadap perubahan variabel

dependen yaitu prestasi belajar ekonomi siswa dengan motivasi berprestasi dan

kemandirian belajar sebagai peubah. Harga koefisien regresi positif diartikan

bahwa seluruh variabel independen berpengaruh positif variabel dependen,

peningkatan variabel independen akan meningkatkan variabel dependen dan

begitu sebaliknya. Untuk menguji persamaan garis tersebut berarti atau tidak

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

61

untuk digunakan sebagai alat prediksi digunakan uji F. Berdasarkan perhitungan

diperoleh Fhit = 10,227 sedangkan Ftab pada taraf signifikansi 5% diketahui sebesar

3,23. Hasil perbandingan Fhit > Ftab ; 10,227 > 3,23 persamaan garis tersebut

dapat digunakan sebagai alat prediksi bagi prestasi belajar ekonomi siswa. Dengan

demikian bahwa H1 yang menyatakan ada pengaruh bersama-sama motivasi

berprestasi dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar ekonomi pada kantor

siswa kelas XI IPS SMA N 5 Surakarta diterima atau teruji kebenarannya.

Kemandirian belajar memberikan sumbangan relatif (SR%) sebesar

53,18% dan sumbangan efektif (SE%) sebesar 16,13% lebih besar dari

sumbangan relatif dan sumbangan efektif variabel motivasi berprestasi. Hal ini

menunjukan bahwa kemandirian belajar memiliki pengaruh yang lebih dominan

terhadap prestasi belajar ekonomi siswa dibandingkan variabel motivasi

berprestasi. Kontribusi variabel independen pada perubahan variabel dependen

diketahui dari koefisien determinasi yaitu R2 x 100% = 0,303 x 100% = 30,3%.

Harga koefisien determinasi tersebut berarti bahwa 30,3% perubahan prestasi

belajar ekonomi ditentukan oleh motivasi berprestasi, dan kemandirian belajar

sedangkan sisanya sebesar 69,7% dikarenakan variabel lain.

Penelitian ini telah berhasil membuktikan adanya pengaruh motivasi

berprestasi siswa dan kemandirian belajar terhadap Prestasi belajar ekonomi siswa

SMA N 5 Surakarta tahun ajaran 2008/2009. Hasil ini sesuai dengan pendapat

Hamalik (2001: 32) yang menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi

proses belajar, diantaranya faktor latihan, kesiapan belajar, minat (motivasi) dan

usaha, kemandirian dan inteligensi. Pendapat Hamalik tersebut menyiratkan

bahwa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah motivasi berprestasi

dan kemandirian belajar. Selanjutnya dijelaskan bahwa prestasi belajar adalah

hasil maksimal yang dicapai siswa setelah melalui kegiatan belajar, sehingga

semakin baik kegiatan belajar maka semakin baik prestasi belajar siswa. Motivasi

berprestasi siswa sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar

mengajar bermakna semakin baik motivasi berprestasi siswa, maka semakin baik

proses kegiatan belajarnya, sehingga semakin baik prestasi belajarnya.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

62

Motivasi berprestasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,

sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Sutikno (2008) menjelaskan bahwa

dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak

mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas

belajar. Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,

bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi,

yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri

memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi

pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat

mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Upaya yang dapat dilakukan

sebagai upaya mengatasi gangguan tersebut, antara lain ditempuh dengan cara-

cara: (1) menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik, (2) memberikan hadiah

kepada yang berprestasi, (3) membentuk adanya suatu kompetisi, (4) memberikan

pujian, (5) memberikan hukuman, (6) membangkitkan dorongan untuk belajar

kepada peserta didik, (7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik, (8) membantu

kesulitan belajar anak didik secara parsial maupun kelompok (9) menggunakan

metode yang bervariasi, dan (10) menggunakan media yang baik dan sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

Kartono (1997: 70) menyatakan bahwa ”Kemandirian yang diartikan

sebagai self standing yaitu kemampuan berdiri di atas kaki sendiri dengan

keberanian dan tanggung jawab atas segala tingkah laku sebagai manusia dalam

melaksanakan kewajiban guna memenuhi kebutuhan sendiri. Sedangkan Haris

Mujiman (2005:1) mencoba memberikan pengertian belajar mandiri dengan lebih

lengkap. Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong

oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu

masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki.

Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya – baik

penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar,

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

63

maupun evaluasi belajar – dilakukan oleh siswa sendiri. Di sini belajar mandiri

lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang

didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi tertentu.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melalui tahap pengumpulan data, analisis, dan

pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Hasil uji diperoleh nilai thitung X1 = 2,329 sedangkan ttabel = 1,960; karena nilai

thitung lebih besar dari ttabel maka H0 ditolak, sehingga disimpulkan terdapat

pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel motivasi berprestasi

(X1) terhadap variabel prestasi belajar ekonomi (Y). Koefisien regresi untuk

variabel motivasi berprestasi sebesar 0,467, berarti bahwa peningkatan satu

satuan tingkat motivasi berprestasi dengan asumsi variabel bebas yang lain

konstan (= 0) akan menyebabkan kenaikan Prestasi belajar ekonomi sebesar

0,467 satuan.

2. Hasil uji diperoleh nilai thitung X2 = 2,550 sedangkan ttabel = 1,960; karena nilai

thitung lebih besar dari ttabel maka H0 ditolak, sehingga disimpulkan terdapat

pengaruh yang signifikan secara parsial antara variable kemandirian belajar

(X2) terhadap variabel prestasi belajar ekonomi (Y). Koefisien regresi untuk

variabel kemandirian belajar sebesar 0,442, berarti bahwa peningkatan satu

satuan tingkat kemandirian belajar dengan asumsi variabel bebas yang lain

konstan (= 0) akan menyebabkan kenaikan Prestasi belajar ekonomi sebesar

0,442 satuan.

3. Hasil uji regresi berganda diperoleh nilai Fhitung sebesar 10,227 sedangkan

Ftabel sebesar 3,230. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka disimpulkan

bahwa variabel motivasi berprestasi dan kemandirian belajar secara simultan

berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa

kelas XI IPS SMA N 5 Surakarta. Dengan kata lain variabel motivasi

berprestasi dan kemandirian belajar secara bersama-sama berpengaruh

terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA N 5

Surakarta, jika kedua variabel tersebut dapat ditingkatkan maka prestasi

belajar siswa juga akan naik.

60

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

65

B. Implikasi

1. Dari hasil penelitian terbukti motivasi berprestasi berpengaruh secara

signifikan terhadap prestasi belajar siswa Motivasi berprestasi ditunjukkan

oleh timbulnya kebutuhan-kebutuhan siswa untuk belajar. Kebutuhan untuk

belajar mendorong seorang siswa untuk mengembangkan kreativitasnya dan

mengarahkkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi

mencapai prestasi yang optimal.

2. Selain dengan mempunyai motivasi untuk berprestasi, hal yang dapat

dilakukan untuk mencapai prestasi yang optimal adalah dengan menggunakan

cara belajar mandiri. Dengan belajar mandiri siswa dituntut untuk aktif baik

pra PBM maupun pasca PBM. Siswa yang belajar mandiri akan

mempersiapkan materi, baik dengan membaca materi yang lalu maupun

membaca materi yang akan diajarkan. Setelah PBM berakhir siswa akan

mendalami materi, baik dengan diskusi dengan teman atau membaca ulang

materi yang telah diajarkan. Sehingga siswa yang belajar mandiri akan

mendapatkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak

menerapkan belajar mandiri.

3. Penelitian menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi dan kemandirian belajar

secara simultan berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi pada siswa

kelas XI IPS SMA N 5 Surakarta. Dengan demikian peningkatan motivasi

berpretasi dan kemandirian belajar siswa, maka akan berdampak pada

peningkatan prestasi belajar ekonomi siswa. Kedua hal tersebut perlu menjadi

perhatian bagi guru dan seluruh pihak agar dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa sehingga tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai.

C. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas disampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Hendaknya siswa menggunakan kesempatan sebaik-baiknya dalam

melaksanakan kegiatan belajar dengan kegiatan yang dapat memacu diri

untuk mencapai prestasi tertinggi misalnya dengan memanfaatkan luang

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

66

waktu sebaik-baiknya untuk membaca buku atau referensi pelajaran lain.

b. Siswa hendaknya meningkatkan kepercayaan dirinya dalam belajar

mandiri, mengerjakan tugas-tugasnya dengan sungguh-sungguh, selalu

meningkatkan jiwa kreatifitas sehingga dengan hal tersebut prestasi

belajarnya dapat meningkat

2. Bagi Guru

a. Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi faktor intern siswa tetapi juga

ekstern oleh karena itulah hendaknya guru senantiasa meningkatkan proses

pembelajaran dengan berupaya mengembangkan berbagai materi yang

aplikatif, dan dengan berbagai metode pembelajaran siswa sehingga

siswapun akan bertambah motivasinya dalam proses belajar mengajar

b. Hendaknya guru senantiasa membantu siswa dalam menumbuhkan

kemandirian belajar yaitu pemberian pengarahan akan pentingnya

memiliki sikap mandiri dalam mencapai prestasi sehingga tidak tergantung

pada orang lain.

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

67

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Alhazda. 2003. “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Perilaku Komunikasi Antara Pribadi terhadap Kepemimpinan Kepala sekolah”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 004,9. (19-41)

Bimo Walgito. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Djamaah Sopah. 2000. “Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi terhadap hasil belajar”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 022,5 (121-135)

Dimyati & Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Fudyartanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Utama

Haris Mudjiman. 2006. Belajar Mandiri. Surakarta : UNS Press

Holstein, Herman. 1986. Murid Belajar Mandiri: Dalam Situasi Belajar Mandiri dalam Pelajaran Sekolah. Bandung: Remadja Karya

Hiemstra. 1994. Konsep Belajar mandiri. Diakses di http://www.nwrel.org/planing/reports/self-direct/index.php tanggal 19-5-2009 22:30

Kartono. 1997. Psikologi Anak. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Manulang, M. 1990. Pengantar Ekonomi dan Ekonomi Pancasila. Bandung: Eresco

Mardalis. 2002. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara.

Masrun. 1986. Sikap Mandiri bagi Anak Kost. Bandung: BPPE

Moh. Uzer Usman. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya

Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya

Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya

Nurjanah. 1995. Murid Belajar Mandiri. Jakarta : Gaung Persada Pers.

Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Rahmat Soemitro A. 1991. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia

67

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Pengaruh... · dalam diri siswa) dan faktor sosial (yang ada di luar diri siswa). Faktor internal meliputi: bakat, minat, kecerdasan, motivasi,

68

Sardiman A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.

Sobry Sutikno. 2008. Peran Guru Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa. Jakarta : Bumi Aksara

Suharsimi Arikunto. 1990. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

.2006. Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi. 1994. Statistika jilid I. Yogyakarta : Andi Offset

Wasty Soemanto. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Winardi, J. 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Winarno Surakhmad. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.

. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode, Teknik. Jakarta : Bumi Aksara.

Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.

Zaenal Arifin. 1990. Evaluasi Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta