BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Media-Use... · 2. Secara praktis, ... lebih mudah...

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan individu yang berada dalam masa transisi antara anak-anak menuju dewasa yang memiliki berbagai kebutuhan. Kebutuhan yang beragam tersebut telah menjadi motif. Munculnya motif pada diri remaja didasarkan pada keadaan remaja serta lingkungan remaja berada. Kebutuhan remaja yang berhubungan dengan kondisi psikologis dan sosiologis yang dikemukakan oleh Garison (Mappiare:1982), meliputi: kebutuhan kasih sayang, kebutuhan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok, kebutuhan mandiri, kebutuhan berprestasi, kebutuhan pengakuan dari orang lain, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan memperoleh falsafah hidup. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor individual, faktor sosial, faktor kultural, dan faktor religius (termasuk nilai-nilai yang dianut) (Mappiare:1982). Masing-masing faktor tersebut dapat mewarnai tinggi rendahnya tingkat pengharapan atas pemenuhan setiap kebutuhan tersebut. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan sosial psikologis tersebut, remaja cenderung mengunakan media massa. Remaja berharap media massa akan memberikan kepuasan terhadap kebutuhannya. Pengunaan media memberikan kebebasan kepada remaja untuk memilih isi media. Media massa menyajikan berbagai rasionalisasi, justifikasi atau pemecahan masalah yang

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Media-Use... · 2. Secara praktis, ... lebih mudah...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Remaja merupakan individu yang berada dalam masa transisi antara

anak-anak menuju dewasa yang memiliki berbagai kebutuhan. Kebutuhan

yang beragam tersebut telah menjadi motif. Munculnya motif pada diri remaja

didasarkan pada keadaan remaja serta lingkungan remaja berada.

Kebutuhan remaja yang berhubungan dengan kondisi psikologis dan

sosiologis yang dikemukakan oleh Garison (Mappiare:1982), meliputi:

kebutuhan kasih sayang, kebutuhan keikutsertaan dan diterima dalam

kelompok, kebutuhan mandiri, kebutuhan berprestasi, kebutuhan pengakuan

dari orang lain, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan memperoleh falsafah

hidup. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

faktor individual, faktor sosial, faktor kultural, dan faktor religius (termasuk

nilai-nilai yang dianut) (Mappiare:1982). Masing-masing faktor tersebut dapat

mewarnai tinggi rendahnya tingkat pengharapan atas pemenuhan setiap

kebutuhan tersebut.

Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan sosial psikologis tersebut,

remaja cenderung mengunakan media massa. Remaja berharap media massa

akan memberikan kepuasan terhadap kebutuhannya. Pengunaan media

memberikan kebebasan kepada remaja untuk memilih isi media. Media massa

menyajikan berbagai rasionalisasi, justifikasi atau pemecahan masalah yang

efektif karena tidak terhambat oleh gangguan seperti yang terjadi dalam situasi

komunikasi interpersonal (Rahmat, 2005).

Majalah merupakan salah satu media komunikasi massa yang bisa

diandalkan bagi remaja untuk memenuhi kebutuhan psikologi sosialnya.

Remaja dapat menentukan secara aktif topik atau tema artikel yang akan

dibaca. Selain itu, dari segi tempat dan waktu, remaja mempunyai keleluasaan

untuk menentukan waktu dan tempat yang tepat dan sesuai dengan

keinginannya dalam membaca artikel di sebuah majalah.

Ada banyak ragam majalah, diantaranya tersegmentasi dengan

memberikan spesialisasi tema tertentu. Segmentasi membuat sajian ditujukan

khusus untuk kalangan tertentu saja, sehingga memiliki khalayak sasaran yang

terarah. Banyak majalah yang dikhususkan berdasarkan jenis kelamin, hobi

dan minat, juga menyajikan tema-tema tertentu seperti ekonomi, sosial dan

budaya, termasuk didalamnya adalah khusus menyajikan dengan tema dalam

nilai agama yaitu majalah yang bertemakan nilai ajaran Islam. Segmentasi dari

masing-masing majalah bernuansa Islampun berbeda-beda.

Salah satu produk media cetak bernuansa Islam yang ditujukan bagi

remaja adalah majalah Gi-ZoNE. Majalah Gi-ZoNE adalah salah satu produk

penerbitan Indiva Media Kreasi yang berlokasi di kota Surakarta. Majalah ini

pertama kali terbit pada bulan Februari 2009 dengan mengusung tema-tema

yang menarik dan hangat bagi remaja; menyajikan informasi tentang dunia

remaja meliputi aktivitas positif remaja, figur tokoh remaja, informasi hobi

atau kegemaran, informasi pengembangan diri remaja dan prestasi remaja.

Pada awalnya, Gi-ZoNE bernama Girliezone, majalah yang bersegmen

remaja putri. Akan tetapi, karena banyak permintaan, akhirnya Gizone

berubah menjadi majalah untuk semua remaja, baik putera maupun putri,

dengan nama Gi-ZoNE, GI adalah akronim dari GENERASI IDAMAN.

Yakni generasi yang diidamkan semua kalangan karena ketajaman

intelektualitas, keindahan akhlak dan emosionalnya serta kecemerlangan

spiritualnya. Majalah Gi-ZoNE memiliki slogan majalah kepribadian remaja

dimana majalah tersebut berisi artikel yang akan bermanfaat bagi

perkembangan diri dan pergaulan sosial remaja muslim.

Majalah Gi-ZoNE merupakan media cetak baru yang hadir ditengah

keberagaman majalah remaja di Indonesia dan majalah pertama dan satu-

satunya dengan target audiens remaja muslim (wawancara pra-survey kepada

majalah Gi-ZoNE). Selain itu dengan usianya yang masih satu tahun majalah

Gi-ZoNE telah memiliki pembaca setia terutama dalam komunitas pesantren,

rohis SMP, SMA, Perguruan Tinggi dan remaja masjid di Jawa, Sumatera,

Kalimantan Sulawesi, Bali dan NTB. Adapun serapan Gi-ZoNE secara

keseluruhan adalah sebagai berikut: Jawa Tengah dan DIY 30%, Jawa Timur

dan Madura 25%, Jawa Barat dan DKI 15%, Sumatera 15%, Kalimantan 10%,

Lain-lain (Sulawesi, Bali, NTB) 5%. (Sumber: Company Profile Majalah Gi-

ZoNE)

Pelanggan majalah Gi-ZoNE mengkonsumsi majalah tersebut dengan

pola aktivitas membaca yang berbeda yang didorong oleh motif berupa

kebutuhan sosial dan psikologis mereka. Pola aktivitas membaca yang berbeda

akan menimbulkan efek tingkat kepuasan yang berbeda-beda pada masing-

masing pelanggan. Kepuasan itu berupa seberapa besar kemampuan majalah

Gi-ZoNE dalam membantu memenuhi kebutuhan pelanggannya. Selain itu

majalah Gi-ZoNE -pun memiliki tanggung jawab sosial untuk memberikan

konsumsi media yang layak dikonsumsi bagi remaja sesuai dengan nilai

agama Islam

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan

pengunaan media melalui aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE dengan

kepuasan aktivitas membaca majalah tersebut dalam memenuhi kebutuhan

pelanggannya. Selain itu peneliti mencoba melihat apakah motif yang melatar

belakangi pelanggan membaca majalah Gi-ZoNE dan seberapa besar

keterikatan hubungan antara motif membaca dengan pola aktivitas membaca

majalah tersebut.

Yang menjadi objek penelitian adalah pelanggan majalah Gi-ZoNE di

wilayah kota Surakarta dimana pelanggan tersebut diambil secara

perseorangan atau pribadi dan bukan mengatasnamakan institusi. Disini akan

tampak adanya hubungan timbal balik antara penerbit majalah Gi-ZoNE dan

pembaca, dimana seberapapun bagus suatu majalah yang diterbitkan namun

apabila tidak ada pembaca, maka tidak ada gunanya majalah itu diterbitkan.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti memandang perlu untuk

melakukan penelitian mengenai motif membaca dan penggunaan media dalam

aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE terhadap kepuasan membaca bagi

pelanggan di kota Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan yang kuat antara motif membaca dengan

aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE bagi pelanggan di kota

Surakarta?

2. Apakah ada hubungan yang kuat antara aktivitas membaca majalah Gi-

ZoNE dan kepuasan membaca bagi pelanggan di Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk menemukan:

1. Hubungan yang kuat antara motif membaca dengan aktivitas membaca

majalah Gi-ZoNE bagi pelanggan di kota Surakarta.

2. Hubungan yang kuat antara aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE

dengan kepuasan membaca dalam memenuhi kebutuhan informasi

tentang dunia remaja bagi pelanggan di kota Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

tentang pendekatan Uses and gratification.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai

bahan masukan dan pertimbangan bagi pengelola Majalah Gi-ZoNE

dalam memberikan kepuasan kepada pelanggannya.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi untuk pengembangan ilmu komunikasi, berupa saran untuk

melakukan kegiatan penelitian yang serupa dalam ruang lingkup yang

lebih luas dan lebih mendalam lagi.

E. Kerangka Pemikiran dan Teori

Komunikasi merupakan suatu proses yang mendasar, yang dilakukan

oleh setiap manusia. Manusia selalu berinteraksi dengan mengunakan

komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal dengan menggunakan

lambang-lambang atau simbol-simbol yang telah disepakati bersama oleh

kedua belah pihak (komunikator dan komunikan). Menurut Harold Lasswell,

komunikasi dapat diartikan sebagai: ”Who Says What In Which Channels To

Whom With What Effect”. Dari paradigma diatas menunjukkan bahwa

komunikasi meliputi lima unsur sebagai berikut (Effendy: 2005, 10):

- Komunikator (Communicator, source, sender)

- Pesan (Message)

- Media (Channel)

- Komunikan (Communicant, receiver, recipient)

- Efek (effect, impact, influence)

Dari penjelasan Lassswell diatas maka dapat dilihat unsur-unsur

komunikasi yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

- Komunikator : Majalah Gi-ZoNE

- Pesan : Informasi tentang dunia remaja yang meliputi

informasi pengembangan diri dan sosial remaja

- Media : Kata-kata dalam tulisan dan gambar grafis

- Komunikan : Remaja

- Efek : Kepuasan Khalayak

Pendapat lainnya yaitu menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah

suatu proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimuli atau

rangsangan (biasanya berupa lambang dan kata-kata) untuk membentuk

tingkah laku orang lain (Effendy: 2005, 4). Tanpa komunikasi manusia akan

sulit mengembangkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan dan

mengembangkan pribadinya.

Salah satu cara yang digunakan manusia untuk memenuhi

kebutuhannya adalah dengan mengunakan media massa. Media massa

merupakan salah satu sarana dalam melakukan komunikasi massa. Jalaludin

Rahmat mendefinisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang

ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen dan anonim melalui

media cetak atau elektronik sehingga kesan yang sama dapat diterima secara

serempak dan sesaat (Rahmat: 2005, 189).

Majalah merupakan salah satu media yang digunakan dalam proses

komunikasi massa. Majalah identik dengan suatu media yang dicetak dan

dikemas secara khusus dan biasanya tersegmentasi. Klapper (1960:16)

mengkarakteristikan majalah dalam 3 aspek meliputi:

1. Majalah lebih beragam dan tersegmentasi;

2. Majalah lebih personal penggunaannya;

3. Tema majalah lebih bersifat mendalam, memungkinkan pembacanya

untuk menganalisis kembali pesan yang disampaikan.

Majalah merupakan media yang paling simpel organisasinya, relatif

lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak.

Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana

mereka dapat dengan leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis dan sasaran

khalayaknya.

Majalah merupakan suatu media informasi dimana pembacanya dapat

menentukan secara aktif topik atau tema artikel yang akan dibaca. Selain itu,

dari segi tempat dan waktu, pembaca mempunyai keleluasaan untuk

menentukan waktu dan tempat yang tepat dan sesuai dengan keinginannya

dalam membaca artikel tersebut. Selain itu, segmentasi majalah biasanya

terpisah secara gender (laki-laki dan perempuan). Isi dari majalah biasanya

terbagi ke dalam beberapa rubrikasi.

Setiap aktivitas atau tingkah laku individu pada dasarnya timbul dari

adanya suatu stimulus atau rangsangan baik dari dalam maupun dari luar

individu tersebut. Aktivitas yang dimaksud disini adalah aktivitas membaca

majalah Gi-ZoNE yang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

mendahului sebelum aktivitas itu berlangsung. Seperti yang diungkapkan oleh

Bimo Walgito dalam bukunya pengantar psikologi umum yaitu

(Walgito:1997:10) “Sebagaimana diketahui bahwa tingkah laku atau aktivitas

yang ada pada individu itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai

akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau

organisme itu. Tingkah laku merupakan jawaban atau respon terhadap

stimulus yang mengenainya.”

Dari uraian diatas, jelas bahwa suatu aktivitas dipengaruhi oleh

rangsangan atau stimulus. Adapun aktivitas pelanggan majalah Gi-ZoNE

dalam membaca majalah tersebut dipengaruhi oleh suatu rangsangan yang

muncul dari dirinya sendiri dan dipengaruhi lingkunan sosial berupa suatu

motif.

Pengunaan media massa didasari oleh adanya motif yang pada

gilirannya akan mengarah pada tindakan. Perilaku penggunaan media

disebabkan oleh motif yang berlainan, maka pola pengunaan media juga akan

menunjukkan hal yang relatif tidak sama pada individu. Jadi perilaku yang

didasari motif jika dalam keadaan tindakan sudah terintegrasi dalam upaya

mengejar suatu tujuan.

Dengan adanya motif tersebut pelanggan majalah Gi-ZoNe tidak lagi

pasif dalam mengunakan media massa dan berharap agar majalah Gi-ZoNE

mampu memenuhi kebutuhan mereka. Sejauh manakah media massa, dalam

hal ini majalah Gi-ZoNE, dapat memenuhi khalayaknya (pelanggan)?

Pertanyaan tersebut mengarahkan pada penelitian uses and gratification.

Penelitian ini mengunakan model Katz, Blumer dan Gurevitch. Alasan

dipilihnya model ini karena penelitian ini tidak akan mengukur kesenjangan

kepuasan antara media yang berbeda baik kepuasan yang dicari maupun

kepuasan yang diperoleh.

Penelitian ini tidak melihat apa yang dilakukan media pada khalayak,

namun apa yang dilakukan khalayak pada media, what do people do with

media? Khalayak tidak dianggap pasif merima segala informasi dari media.

Anggota khalayak dianggap secara aktif mengunakan media untuk memenuhi

kebutuhannya (Rahmat: 2002, 65). Hal ini juga diungkapkan oleh para ahli

pada tahun 1940an yaitu Herzog, Lazarsfeld & Stanton yang mengemukakan

(Sun, Tao,et al: 2006) “instead of consuming media messages passively, their

audiences sought gratifications actively” (Selain mengkonsumsi pesan dari

media secara pasif tetapi khalayak juga secara aktif mengharapkan kepuasan

dalam mengkonsumsi media).

Sejalan dengan pernyataan tersebut W. Daniels Handoyo Sunyoto

(1989) menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi khalayak dalam

memilih media yang disukainya (Rahmat: 2002):

1. Selective exposure artinya manusia pada umumnya hanyalah membuka

hati terhadap rubrik yang disukai.

2. Selective perception artinya orang-orang selalu cenderung untuk

memberikan suatu penafsiran pada rubrik majalah yang menyetujui

pendapat mereka sendiri.

3. Boomerang effect artinya hasil dari rubrik betentangan dengan apa

yang sebenarnya dimaksud oleh rubrik itu.

Ketiga pendapat tersebut bisa diartikan bahwa individu yang menjadi

khalayak akan memilih rubrik atau artikel yang disukainya serta akan

menyukai media yang dapat memenuhi keinginan tersebut. Senada dengan hal

tersebut, Nikolaus (2010) menyatakan individuals selectively expose

themselves to media content (orang-orang secara selektif menerpa dirinya

dengan isi media) (Katz, Blumler, & Gurevitch, 1973–1974; Stroud, 2006,

2008).

Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael

Gurevich, uses and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara

psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa

atau sumber-sumber lain, yang membawa pola terpaan media yang berlainan

(atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan

kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita

inginkan. Mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini

(Rahmat:2005, 205):

1. Khalayak dianggap aktif, artinya, sebagian penting dari penggunaan

media massa diasumsikan mempunyai tujuan,

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan

pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota

khalayak,

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk

memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah

bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana

kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung

pada perilaku khalayak yang bersangkutan,

4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang

diberikan khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk

melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan

sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Model uses and gratification menurut Jalaludin Rahmat dalam

bukunya ”Psikologi Komunikasi”, memandang individu sebagai makhluk

suprarasional dan sangat selektif. Ia menyebutkan dalam model ini bergeser

dari proses pengiriman ke proses penerimaan pesan.

Untuk mendapatkan kejelasan mengenai model uses and gratification

ini dapat dikaji pada gambar 1.1 berikut ini (Efendy: 2000, 311).

Gambar 1.1 Uses and Gratification Model

Social Environment 1. Demographic

Characteristic 2. Group Affiliation

3. Personality

characteristic (psycological

disposition)

Nonmedia sources of Need Satisfaction

1. Family, Friends 2. Interpersonal

Communication

3. Hobbies 4. Sleep

5. Drugs, etc.

Media Gratifications

(function)

1. Surveillance 2. Diversion/

entertainment

3. Personal

4. Social relationship

Individual needs 1. Cognitive needs

2. Affective needs

3. Personal Integrative needs

4. Social

Integrative needs 5.Tension-release

or escape

Mass Media use 1. Media Type:

newspaper, radio, TV, movies

2. Media contents

3. Exposure to Media, per second

4. Social context of

media exposure

Model yang dikemukakan di atas, dimulai dari lingkungan sosial

dimana individu berinteraksi dan masing-masing individu mempunyai

kebutuhan seperti kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integratif

sosial ataupun kebutuhan pelepasan ketegangan. Untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan itu, ada dua cara yang dapat dilakukan individu untuk memenuhi

kebutuhannya. Pertama melalui sumber-sumber pemuasan kebutuhan non

media seperti keluarga, teman ataupun melalui komunikasi interpersonal.

Kedua pemenuhan kebutuhan dengan penggunaan media seperti surat kabar,

televisi, radio dan sebagainya.

Individu mengunakan media massa karena didorong motif-motif

tertentu. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa. Namun

pada saat yang sama, kebutuhan yang dipuaskan oleh sumber-sumber lain. Hal

ini membentuk perilaku individu untuk mencari kepuasan terhadap penggunan

media, seperti membaca surat kabar, menonton televisi, mendengarkan radio,

dan sebagainya. Selanjutnya khalayak akan memperoleh kepuasan apabila

kebutuhannya terpenuhi atau kemungkinan lain, yaitu menemukan hal-hal lain

yang sebelumnya tidak terduga.

Akan tetapi, dalam penelitian ini langkah-langkah yang

mengambarkan berbagai variabel yang ada dalam model Katz dan kawan-

kawan diatas disederhanakan menjadi tiga variabel untuk memudahkan dalam

penelitian. Variabel-variabel tersebut adalah:

Gambar 1.2 Variabel Penelitian

Motif Membaca

Penggunaan Media

(Aktivitas Membaca) Kepuasan Membaca

Sebelum seseorang melakukan aktivitas membaca, ada faktor psikologi

sosial yang menjadi penyebab (anteseden) munculnya keinginan dari

seseorang untuk memenuhi suatu kebutuhannya. Faktor-faktor sosial meliputi

kebiasaan-kebiasaan yang melingkupi diri seseorang dalam kehidupan sehari-

hari, seperti status sosial dan keterlibatan dalam kelompok tertentu. Faktor

psikologis adalah faktor yang berasal dari diri individu seperti persepsi dan

motif.

Seorang individu dalam melakukan tindakan banyak dipengaruhi oleh

faktor-faktor sosial tertentu, misalnya status sosialnya. Hal ini mengingatkan

manusia selain sebagai makhluk individu juga berperan sebagai makhluk

sosial yang harus berinteraksi dengan orang lain dilingkungannya. Status

individu dapat mempengaruhi munculnya kebutuhan-kebutuhan tertentu,

dimana kebutuhan itu memiliki tingkat yang berbeda antara individu satu

dengan yang lain.

Dalam penelitian ini, individu yang diteliti adalah pelanggan majalah

Gi-ZoNE di kota Surakarta. Dalam hal ini, pelanggan majalah Gi-ZoNE yang

sebagaian besar adalah remaja tentunya mempunyai usaha dalam pencarian

informasi tentang dunia mereka yaitu dunia remaja yang melingkupi informasi

tentang pengembangan diri dan sosial remaja. Salah satu cara yang dilakukan

adalah dengan memanfaatkan media massa, yakni majalah yang berisi

informasi tentang dunia remaja.

Selain pengaruh kondisi sosial, kondisi psikologis seseorang seperti

motif, turut serta menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukannya.

Manusia dalam melakukan aktivitasnya selalu berdasarkan pada suatu motif.

Istilah motif sering disebut sebagai ”need” atau kebutuhan. Menurut Atkinson,

motif dianggap sebagai disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk

menuju tujuan tertentu. Tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi atau

kekuasaan (Martaniah:1984:13).

Ada berbagai macam motif yang mendorong perilaku manusia,

terutama dalam menggunakan media massa. Berbagai macam tipologi tentang

motif telah diberikan oleh beberapa ahli, salah satunya adalah McQuail yang

membagi dalam dimensi-dimensi sebagai berikut (McQuail:1996, 72) :

1. Information Seeking (Informasi), yaitu penggunaan isi media untuk

mengetahui atau mencari informasi-informasi yang bersifat umum.

2. Entertainment atau afektif (Hiburan), yaitu menggunakan isi media

unuk mendapatkan hiburan.

3. Personal Identity (Identitas pribadi), yaitu menggunakan isi media

untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi.

4. Social Integration and Interaction (Integrasi dan interaksi sosial), yaitu

menggunakan isi media untuk memperkuat hubungan sosial dan

kegiatan kemasyarakatan.

Motif-motif yang dimiliki khalayak akan mendorong seseorang untuk

menggunakan media. Sebagai contoh, jika seseorang yang membutuhkan

informasi dan ingin memuaskan rasa ingin tahunya, maka akan berusaha

sedapat mungkin melakukan tindakan yang dapat membantunya dalam

mencapai kepuasan. Misalnya dalam penggunaan media cetak, sesorang akan

memperdalam pemahamannya dalam membaca, mempertinggi frekuensi

membacanya, dan seterusnya hingga mencapai kepuasan.

Jelaslah disini bahwa penggunaan media mempunyai tujuan tertentu,

sesuai dengan motif yang dimiliki seseorang, apakah untuk menambah

pengetahuan, mencari hiburan, mengaktualisasikan diri dan sebagainya.

Tetapi, walupun motif untuk memenuhi kebutuhannya tidak sama, namun

tujuannya tetap sama yaitu untuk menambah pengetahuan, mendapat hiburan,

mengatualisasikan diri. Dalam hal ini maka penggunaan majalah Gi-ZoNE

akan menimbulkan tingkat kepuasan yang berbeda-beda, tergantung pada

masing-masing individu dalam menggunakan majalah tersebut. Kepuasan

yang dimaksud adalah sampai sejauh mana majalah Gi-ZoNE mampu

memenuhi kebutuhan informasi tentang dunia remaja bagi pelanggan di kota

Surakarta. Jadi, khalayak disini dikatakan sudah memperoleh kepuasan

apabila kebutuhannya itu telah terpenuhi.

Khalayak atau individu mengunakan media, sesuai dengan penilainnya

terhadap media yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhannya. Hal

tersebut akan terus menerus selama media tersebut dapat memberikan

kepuasan seperti yang dijelaskan dalam Teori Law of Effect (Singarimbun:

1989, 33):

1. Jika suatu tindakan (act) atau reaksi (react) yang dilakukan seseorang

berhasil memuaskan kebutuhannya, maka tindakan atau reaksi tersebut

cenderung diulangi berkali-kali dan menjadi pola tingkah laku.

2. Sebaliknya, jika suatu tindakan atau reaksi yang dilakukan tidak

berhasil menimbulkan kepuasan atau pemenuhan kebutuhan, atau

menimbulkan frustasi, maka tindakan atau reaksi tidak akan diulangi

lagi.

Dengan demikian, berdasarkan teori tersebut, khalayak tidak akan

mengunakan media massa bila media massa tidak memberikan pemuasan

bagi kebutuhannya.

Kepuasan mengunakan media merupakan reaksi atau respon terhadap

stimulus aktivitas pengunaan media. Perbedaan respon menurut De Fluer

dalam teori perbedaan individu (Sardjono& Pawito: 1994,132), menyebutkan

bahwa masing-masing individu memiliki motivasi dan pengalaman yang

berbeda sebagai hasil belajar dari lingkungan yang berbeda-beda pula. Hal

tersebut menyebabkan kepribadian masing-masing individu akan berbeda-

beda pula. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan dalam pandangan, sikap,

penilaian serta tanggapan terhadap rangsangan (stimuli). Pada gilirannya

perbedaan-perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan selektivitas pada

individu-individu dan tanggapan terhadap (sumber, isi pesan, media)

komunikasi.

Lebih jauh, De Fleur menerangkan dalam The Mecanic Stimulus-

Respon (S-R) Theory, dimana behaviourism sangat berpengaruh terhadap

model ini. Berdasarkan teori ini dalam membahas efek media massa (Mc

Quail:1996, 234-235):

1. Harus memperhitungkan reaksi individu, karena sekalipun reaksi yang

diharapkan telah terlihat bukti reaksi itu berbeda-beda sesuai dengan

perbedaan kepribadian, sikap, kecerdasan, minat dan sebagainya. De

Fluer menulis pesan media mengandung atribut rangsangan tertentu

yang memiliki interaksi yang berbeda-beda dengan karakteristik

kepribadian audiens.

2. Semakin jelas bahwa reaksi itu berbeda-beda secara sistimatis sesuai

dengan kategori sosial penerima yang antara lain berdasarkan usia,

pekerjaan, gaya hidup, jenis kelamin, agama, dan sebagainya.

Kepuasan yang didapat setelah mengkonsumsi media sebenarnya

merupakan efek dari penggunaan media. Efek-efek yang mungkin ditimbulkan

oleh pesan media massa menurut Jalaludin Rahmat (2002, 219) terdiri dari:

1. Efek Kognitif; yaitu efek yang timbul bila ada perubahan pada apa

yang diketahui, dipahami atau dipersepsikan khalayak. Efek ini

berkaitan dengan transformasi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan

atau informasi.

2. Efek Afektif; yaitu efek yang timbul apabila ada perubahan pada apa

yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Efek ini hubunganya

dengan emosi, sikap dan nilai.

3. Efek Behavioural; yaitu efek yang merujuk pada perilaku nyata yang

diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan

berperilaku.

Penelitian mengenai pengunaan media dan kepuasan dengan

mengunakan model penelitian Katz telah banyak dilakukan, salah satunya

adalah yang dilakuakan oleh Syei Arabi Idid dari Universitas Kebangsaan

Malaysia. Penelitian yang berjudul “Magizine Use Among Malaysian Youth:

An Uses and Gratifications Prespective” memfokuskan pada faktor sosial dan

psikologi yang mendorong khalayak mengunakan media massa (Idid, 1987).

Penelitian tentang pengunaan media dan kepuasan tersebut memiliki

fokus utama pengunaan media oleh remaja dalam mengkonsumsi majalah.

Remaja yang menjadi sasaran penelitian tersebut adalah remaja dengan usia

16-24 tahun. Remaja merupakan kelompok usia yang memiliki persentase

38% dari total penduduk di Malaysia.

Penelitian tersebut menghubungkan variabel kepuasan dengan variabel

demografi khalayak, seperti pendidikan, usia, pendapatan keluarga dan

kepercayaan pada masa depan bangsa. Tingkat pendidikan diukur melalui

pendidikan formal yang ditempuh, sedangkan pengukuran pendapatan

merupakan total pendapatan keluarga. Tiga pernyataan digunakan untuk

mengukur kepercayaan, yakni kemajuan ekonomi, kesempatan kerja, dan

kemampuan memiliki kendaraan di tahun depan.

Remaja dalam penelitian tersebut memberikan tiga alasan yang

menjadi motif mengapa mereka mengunakan atau membaca majalah. Analisis

memberikan tiga variabel kepuasan, yaitu surveillance (pengawasan),

relaxation (relaksasi), dan social avoidance (menghindari pergaulan sosial).

Penelitian tersebut menemukan hubungan yang positif antara umur dengan

kepuasan surveillance (pengawasan), tetapi pendapatan berhubungan negatif

terhadap variabel penghindaran pergaulan sosial. Remaja yang lebih tua

mengunakan majalah untuk mencari informasi, tetapi remaja yang lebih

miskin mengunakan majalah memungkinkan mereka menarik diri dari

masyarakat.

Remaja yang secara aktif mencari informasi (surveillance function)

dari majalah lebih yakin pada masa depan negaranya. Hubungan antara

variabel kepuasan dengan variabel lainnya dalam penelitian ini agak berbeda

diantara kelompok-kelompok ras. Remaja ras china yang kurang

berpendidikan mencari informasi dari majalah, tetapi bagi remaja ras india

yang berpendidikan lebih tinggi lebih mungkin mencari informasi melalui

majalah. Remaja yang lebih muda dari ras china mengunakan majalah untuk

lebih menarik diri atau menghindari pergaulan sosial, sedangkan bagi remaja

ras Melayu yang lebih miskin mengunakan majalah untuk menarik diri dari

pergaulan sosial.

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti akan melihat kepuasan

berupa efek kognitif, yaitu yang berkaitan dengan transformasi pengetahuan,

ketrampilan, kepercayaan dan informasi, serta efek afektif, yaitu yang

berkaitan dengan perasaan, kepercayaan, emosi tentang rasa senang atau tidak

senang, dan sebagainya.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan uses and gratification

dimana peneliti berusaha menemukan hubungan antara variabel-variabel yang

diukur. Sesuai dengan penelitian ini, penulis meneliti sejauh mana pengaruh

motif atau kebutuhan pembaca terhadap penggunaan media dalam aktivitas

membaca, serta pengaruh pengunaan media melalui aktivitas membaca

terhadap kepuasan membaca dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

Gambar 1.3 Diagram Varibel Penelitian

F. Hipotesis

1. Ada hubungan yang kuat dan positif antara motif membaca dan aktivitas

membaca majalah Gi-ZoNE bagi pelanggan di kota Surakarta.

2. Ada hubungan yang kuat dan positif antara aktivitas membaca majalah Gi-

ZoNE dan kepuasan membaca bagi pelanggan di kota Surakarta.

Aktivitas Membaca

- Jumlah Edisi yang

dibaca

- Intensitas Membaca

-Tingkat Perhatian

-Tingkat Pemahaman

- Durasi Membaca

Variabel Independent Variabel Dependen

Kepuasan Membaca

- Kepuasan Informasi

- Kepuasan Hiburan

- Kepuasan Idnetitas

Personal

- Kepuasan Integrasi dan

Interaksi Sosial

Motif Membaca

- Motif Kognitif

- Motif Afektif

-Motif Identitas Diri

-Motif Integrasi dan

Interaksi Sosial

Variabel Antiseden

G. Definisi Konsep dan Definisi Operasional

1. Definisi Konsep

Definisi konsep adalah definisi yang dipakai oleh peneliti untuk

menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau alami

(Singarimbun,1989:17). Studi pada penelitian ini berisi kajian terhadap

beberapa variabel yang secara konseptual dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Motif Membaca

Gerungan (1996:18) mendefinisikan motif sebagai dorongan,

keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam

dirinya untuk melakukan sesuatu.

Dalam hal ini digunakan empat orientasi motif seperti yang

dikemukakan oleh Mc Quail (1996,72), yaitu:

1. Motif kognitif (Information Seeking) , yaitu penggunaan isi media

untuk mengetahui atau mencari informasi-informasi yang bersifat

umum.

2. Motif afektif (Entertainment), yaitu menggunakan isi media untuk

mendapatkan hiburan.

3. Motif identitas personal (Personal Identity), yaitu menggunakan isi

media untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi.

4. Motif integrasi dan interaksi sosial (Social Integration and

Interaction), yaitu menggunakan isi media untuk memperkuat

hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan.

b. Penggunaan Media (Aktivitas Membaca)

Menurut Rosengren (1974:722), penggunaan media didefinisikan

sebagai terpaan media (media exposure) yaitu perilaku penggunaan media

dalam hal ini adalah aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE.

Aktivitas merupakan suatu perbuatan jasmani manusia yang

mengandung suatu maksud tertentu yang memang dikehendaki oleh orang

yang melakukan tindakan atau kegiatan itu (Weatra: 1982, 4). Sedangkan

membaca adalah memahami isi suatu teks atau tulisan dengan menggunakan

indra penglihatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:222).

Dalam penelitian ini aktivitas membaca adalah suatu perbuatan atau

kegiatan memahami isi majalah Gi-ZoNE mengunakan indera penglihatan

ditujukan untuk kepuasan pemenuhan kebutuhan bagi pelanggannya. Aktivitas

membaca yang dimaksud terdiri dari:

1. Jumlah edisi majalah Gi-ZoNE yang dibaca, yaitu seberapa banyak

edisi majalah Gi-ZoNE yang dibaca khalayak.

2. Intensitas membaca majalah Gi-ZoNE, yaitu tingkat kedalaman

khalayak dalam membaca majalah Gi-ZoNE.

3. Tingkat perhatian membaca majalah Gi-ZoNE, yaitu tingkat fokus

khalayak dalam membaca majalah Gi-ZoNE.

4. Tingkat pemahaman, yaitu yaitu sejauh mana khalayak memahami

informasi atau pesan yang dibaca dalam majalah Gi-ZoNE.

5. Durasi membaca majalah Gi-ZoNE, yaitu curahan waktu yang

dibutuhkan dalam setiap membaca majalah Gi-ZoNE.

c. Kepuasan Membaca

Menurut kamus lengkap psikologi, kepuasan adalah keadaan

kesenangan atau kesejahteraan disebabkan orang tersebut telah mencapai

suatu tujuan atau sasaran tertentu. Kepuasan merupakan efek dari

penggunaan media massa atau sumber-sumber lain, yaitu berupa

informasi, hiburan sosial dan lain-lain (Rahmat, 2005:207).

Kepuasan dalam penelitian ini diartikan sebagai kondisi

terpenuhinya kebutuhan responden pengguna majalah Gi-ZoNE dalam

aktivitas membaca, yang dikategorikan sebagai berikut:

1. kepuasan karena terpenuhi motif kognitif

2. kepuasan karena terpenuhi motif diversi

3. kepuasan karena terpenuhi motif identitas personal

4. kepuasan karena terpenuhi motif integrasi dan interaksi sosial

2. Definisi Operasional

Singarimbun menegaskan bahwa definisi operasional adalah petunjuk

bagaimana sebuah variabel diukur (Singarimbun,1989:23). Definisi

operasional adalah petunjuk tentang langkah-langkah mengukur variabel dari

menetapkan variabel yang hendak diukur, mendefinisikan arti variabel

(definisi konseptual), menetapkan jenis dan jumlah indikator (atribut),

membuat sejumlah kuesioner dari setiap indikator, menetapkan skala

pengukuran, menetapkan jumlah pilihan jawaban dan skor tiap pilihan

jawaban.

a. Motif Membaca

Indikator variabel ini adalah suatu yang ada pada diri indvidu yang

menggerakkan atau membangkitkan individu untuk menggunakan majalah Gi-

ZoNE dalam memenuhi kebutuhannya.

Operasionalisasi motif penggunaan media menurut Mc Quail dibagi

menjadi empat orientasi, yaitu:

1) Motif kognitif, merupakan dorongan yang didasari oleh kebutuhan

informasi dan pengetahuan.

- Mendapatkan informasi tentang aktivitas positif remaja.

- Memperoleh informasi tentang hiburan, seperti informasi perfilman

dan televisi, informasi perjalanan wisata dan hobi.

- Memperoleh memperoleh informasi tentang pengembangan keahlian

dan ketrampilan, seperti memasak dan fashion.

- Mencari bimbingan penyelesaian masalah

- Mencari pengetahuan untuk pengambilan keputusan.

- Mendapatkan pengetahuan tentang nilai-nilai Islam.

2) Motif Afektif, merupakan dorongan yang didasari oleh kebutuhan untuk

mendapatkan hiburan.

- Mendapatkan hiburan atau kesenangan.

- Melepaskan diri rutinitas.

- Mengatasi kesepian

- Mengisi waktu luang

- Sarana relaksasi

- Mendapatkan perasaan lega atas pengetahuan atau informasi yang

didapat.

- Memperteguh keyakinan dan menambah keimanan

3) Motif identitas personal, merupakan dorongan yang didasari oleh

kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi.

- Menemukan teladan dalam bertingkah laku melalui figur tokoh

inspiratif.

- Memiliki pendapat pribadi

- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

- Menemukankan identitas diri sebagai remaja muslim.

- Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

4) Motif integrasi dan interaksi sosial, merupakan dorongan yang didasari

oleh kebutuhan memperkuat hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan.

- Membantu memahami keadaan orang lain.

- Mendapatkan topik pembicaraan/ diskusi dengan orang lain.

- Membagi pengalaman dengan orang lain.

- Menambah dan memperkuat hubungan dengan orang lain (dengan

sahabat, orang tua dan lingkungan masyarakat).

- Berkontribusi/bermanfaat bagi lingkungan sosial (keluarga, sekolah

dan masyarakat).

- Menjalin hubungan dengan teman, saudara dan masyarakat.

Variabel motif dalam menggunakan media diukur dengan mengajukan

pertanyaan: “Bagaimana keinginan Anda menggunakan/membaca majalah Gi-

ZoNE atas dorongan hal-hal berikut ini?” yang dioperasionalkan dari 17 item

pertanyaan dan diberikan 3 alternatif jawaban yang menggunakan tiga skala

pengukuran yaitu:

a. Tinggi: jika responden menginginkan membaca majalah Gi-ZoNE

berdasarkan motif-motif yang disebutkan, diberi skor 3.

b. Sedang: jika responden cukup menginginkan membaca majalah Gi-

ZoNE berdasarkan motif-motif yang disebutkan, diberi skor 2.

c. Rendah: jika responden tidak menginginkan membaca majalah Gi-

ZoNE berdasarkan motif-motif yang disebutkan, diberi skor 1.

b. Aktivitas Membaca

Dioperasionalkan dengan frekuensi membaca, intensitas membaca,

tingkat perhatian, tingkat kesadaran, tingkat pemahaman, durasi/curahan

waktu membaca, perencanaan waktu membaca dan kebiasaan membaca.

1) Jumlah edisi majalah Gi-ZoNE yang dibaca sejak edisi bulan Februari

2009 hingga edisi Januari 2010, yakni 12 edisi. Jumlah edisi yang dibaca

diukur dengan:

a. Tinggi, jika responden membaca setiap edisi, diberi skor 3.

b. Sedang, jika responden membaca 5-8 edisi, diberi skor 2.

c. Rendah, jika responden membaca 1-4 edisi, diberi skor 1.

2) Intensitas membaca majalah Gi-ZoNE, diukur dengan:

a. Tinggi, jika responden selalu membaca keseluruhan isi majalah, diberi

skor 3.

b. Sedang, jika responden kadang-kadang membaca keseluruhan isi

majalah, diberi skor 2.

c. Rendah, jika responden tidak pernah membaca keseluruhan isi majalah,

diberi skor 1.

3) Tingkat perhatian terhadap majalah Gi-ZoNE, diukur dengan:

a. Tinggi, jika responden membaca secara seksama, tanpa mengerjakan

kegiatan apapun. Sehingga perhatian responden hanya terfokus untuk

membaca majalah Gi-ZoNE, diberi skor 3.

b. Sedang, jika responden membaca sambil melakukan kegiatan yang lain

dan kegiatan tersebut tidak menyita sebagaian besar perhatian

responden dalam membaca majalah Gi-ZoNE, diberi skor 2.

c. Rendah, jika responden membaca majalah Gi-ZoNE hanya sambil lalu,

artinya perhatian responden terfokus hanya secara kebetulan melihat

majalah Gi-ZoNE, diberi skor 1.

4) Tingkat pemahaman informasi atau pesan dalam majalah Gi-ZoNE, diukur

dengan:

a. Tinggi, jika responden mengerti dan memahami semua pesan yang

dibaca, diberi skor 3.

b. Sedang, jika responden memahami sebagian saja dari pesan yang

dibaca, diberi skor 2.

c. Rendah, jika responden tidak memahami pesan yang dibaca, diberi

skor 1.

5) Durasi/curahan waktu membaca majalah Gi-ZoNE, diukur dengan:

a. Tinggi, jika responden membutuhkan waktu 30-60 menit atau bahkan

lebih setiap kali membaca, diberi skor 3.

b. Sedang, jika responden membutuhkan waktu 15-30 menit setiap kali

membaca, diberi skor 2.

c. Rendah, jika responden membutuhkan waktu 15 menit setiap kali

membaca, diberi skor 1.

c. Kepuasan Membaca

Tingkat kepuasan menggunakan/ membaca majalah diperoleh dari

seberapa besar kemampuan majalah Gi-ZoNE sebagai media informasi dalam

memenuhi kebutuhan dalam hal ini pemenuhan terhadap motif yang

menyebabkan responden menggunakan media tersebut.

Indikatornya adalah sebagai berikut:

1) Kepuasan karena terpenuhi motif kognitif, yaitu kemampuan majalah Gi-

ZoNE untuk memenuhi kebutuhan informasi.

- Mendapatkan informasi tentang aktivitas positif remaja.

- Memperoleh informasi tentang hiburan, seperti informasi perfilman

dan televisi, informasi perjalanan wisata dan hobi.

- Memperoleh memperoleh informasi tentang pengembangan keahlian

dan ketrampilan, seperti memasak dan fashion.

- Mencari bimbingan penyelesaian masalah

- Mencari pengetahuan untuk pengambilan keputusan.

- Mendapatkan pengetahuan tentang nilai-nilai Islam.

2) Kepuasan karena terpenuhi motif afektif, yaitu kemampuan majalah Gi-

ZoNE untuk memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan hiburan.

- Mendapatkan hiburan atau kesenangan.

- Melepaskan diri rutinitas.

- Mengatasi kesepian

- Mengisi waktu luang

- Sarana relaksasi

- Mendapatkan perasaan lega atas pengetahuan atau informasi yang

didapat.

- Memperteguh keyakinan dan menambah keimanan

3) Kepuasan karena terpenuhi motif identitas pribadi, yaitu kemampuan

majalah Gi-ZoNE untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi.

- Menemukan teladan dalam bertingkah laku melalui figur tokoh

inspiratif.

- Memiliki pendapat pribadi

- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

- Menemukankan identitas diri sebagai remaja muslim.

- Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

4) Kepuasan karena terpenuhi motif integrasi dan interaksi sosial, yaitu

kemampuan majalah Gi-ZoNE untuk memenuhi kebutuhan memperkuat

hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan.

- Membantu memahami keadaan orang lain.

- Mendapatkan topik pembicaraan/ diskusi dengan orang lain.

- Membagi pengalaman dengan orang lain.

- Menambah dan memperkuat hubungan dengan orang lain (dengan

sahabat, orang tua dan lingkungan masyarakat).

- Berkontribusi/bermanfaat bagi lingkungan sosial (keluarga, sekolah

dan masyarakat).

- Menjalin hubungan dengan teman, saudara dan masyarakat.

Variabel kepuasan dalam menggunakan media diukur dengan

mengajukan pertanyaan: “Bagaimana kepuasan Anda dalam

menggunakan/membaca majalah Gi-ZoNE atas dorongan hal-hal berikut ini?”

yang dioperasionalkan dari 24 item pertanyaan dan diberikan 3 alternatif

jawaban yang menggunakan tiga skala pengukuran yaitu:

a. Tinggi: jika responden menjawab puas dan menilai bahwa majalah Gi-

ZoNE membantu memenuhi motif yang ingin dicari pemuasannya,

diberi skor 3.

b. Sedang: jika responden menjawab cukup puas dan menilai bahwa

majalah Gi-ZoNE cukup membantu memenuhi motif yang ingin

dicari pemuasannya, diberi skor 2.

c. Rendah: jika responden menjawab tidak puas dan menilai bahwa

majalah Gi-ZoNE tidak membantu memenuhi motif yang ingin dicari

pemuasannya, diberi skor 1.

H. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini mengunakan penelitian penjelasan (explanatory

research) karena hendak menjelaskan hubungan antar variabel melalui

pengujian hipotesis (Singarimbun:1989,5). Untuk metode penelitiannya,

penelitian mengunakan metode survey, yaitu penelitian yang mengambil

sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan

data yang pokok (Singarimbun:1989,25).

Penelitian ini mengunakan pendekatan Uses and Gratification, karena

dalam penelitian ini lebih memfokuskan diri pada penelitian terhadap

khalayak.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian atau unit analisa

diseluruh lokasi penelitian yang telah dipilih. Dari pengertian populasi diatas

dan pertimbangan bahwa khalayak memiliki persepsi yang berbeda-beda

terhadap media massa yang dibacanya, maka dalam penelitian ini ditentukan

bahwa populasi adalah khalayak pelanggan majalah Gi-ZoNE di wilayah Solo

yang berjumlah 60 orang yang terdiri dari 9 pelanggan melalui penerbit (Gi-

ZoNE), 41 pelanggan melalui distro sekolah dan 10 pelanggan dari distributor.

Sampel merupakan bagian dari kumpulan objek yang diamati. Untuk

sekedar perkiraan, maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi atau

disebut juga penelitian sensus. Penelitian ini merupakan penelitian populasi

yakni populasi pelanggan majalah Gi-ZoNE periode edisi terbit 1-11.

3. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu primer dan

sekunder

a. Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti langsung dari responden

dengan cara menyebarkan kuesioner.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau

dengan cara mengutip dari sumber lainnya guna melengkapi data primer.

4. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Seluruh data yang terkumpul, khususnya data dari variabel-variabel

penelitian ini akan dianalisa secara kuantitatif, yaitu memberikan skor atau

nilai dengan kategori yang sudah ditentukan sebelumnya. Dengan analisa data

seperti ini, maka akan didapatkan data kuantitatif dari hasil kuisioner yang

dibagikan kepada responden. Data ini kemudian diterapkan pada rumus

statistik untuk uji hipotesis yang diajukan peneliti.

Untuk menentukan terbukti atau tidaknya hipotesis penelitian dengan

dua variabel, akan digunakan rumus Tata Jenjang Spearman, yaitu untuk

mencari korelasi dimana kedua data yang dikorelasikan mempunyai gejala

ordinal. Oleh karena sampel penelitian ini jumlahnya cukup besar (lebih dari

30), dapat dipastikan menemui jenjang-jenjang kembar, maka digunakan

rumus ”Tata Jenjang Spearman” (Siegel:1986, 250):

2 2 2

2 22 .s

x y dr

x y

Dimana:

32

12X

N Nx T

32

12y

N Ny T

3

12

x xX

t tT

3

12

y y

y

t tT

Keterangan:

rs : koefisien korelasi tata jenjang spearmen

x2 : Jenjang kembar variabel x

y2

: Jenjang kembar variabel y

d2 : Kuadrat jumlah beda antar jenjang

Tx : Jumlah jenjang kembar pada variabel x

Ty : Jumlah jenjang kembar pada variabel y

N : Jumlah sampel

Penelitian ini mengunakan analisis korelasi. Analisis korelasi bertujuan

untuk menyelidiki apakah antara dua buah variabel berhubungan satu sama

lain dan mengukur derajat keeratannya. Hubungan yang terjadi antara

variabel-variabel dinyatakan dalam angka yang disebut sebagai koefisien

korelasi. Koefisien korelasi mempunyai nilai paling kecil -1 dan paling besar

+1. Hubungan negatif berarti berlawanan arah, sedangkan hubungan positif

menunjukkan searah perubahannya.

Nilai hubungan dinyatakan dengan r (koefisien korelasi) yang dapat

dinyatakan korelasi rendah atau tinggi. Guilford mengartikan koefisien

korelasi sebagai berikut (Rakhmat:2002:29):

Kurang dari 0,20 korelasi rendah sekali, hubungan rendah atau lemah sekali.

0,20 - 0,40 korelasi rendah, hubungan rendah atau lemah tetapi pasti.

0,40 – 0,70 korelasi sedang, hubungan yang cukup berarti

0,70 – 0,90 korelasi tinggi, hubungan yang kuat atau tinggi

Lebih dari 0,90 korelasi sangat tinggi, hubungan sangat kuat/ tinggi sekali

5. Keterbatasan Penelitian

Supaya tidak terjadi ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, maka

diperlukan batasan penelitian, yakni sebagai berikut:

a. Fokus penelitian ini adalah penggunaan media dalam aktivitas

membaca majalah Gi-ZoNE terhadap kepuasan membaca majalah Gi-

ZoNE dan motif membaca terhadap penggunaan majalah Gi-ZoNE.

b. Khalayak yang diteliti adalah pelanggan majalah Gi-ZoNE di kota

Surakarta yang berlangganan dalam satu tahun periode terbit, yakni 11

edisi.

c. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan

kuisioner sebagai instrumen penelitiannya.

d. Analisis penelitian ini mengunakan analisis korelasi dengan

menggunakan rumus ’tata jenjang rank spearman.’

e. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2010 di kota Surakarta.

6. Validitas Data

Untuk membangun validitas data, peneliti mengunakan beberapa cara,

yakni sebagai berikut:

a. Mendampingi responden saat pengisian kuisioner, dimana responden

dapat bertanya langsung kepada peneliti yang berkaitan dengan

pertanyaan pada kuisioner.

b. Penelitian ini ditunjang dari literatur dalam mengoperasionalkan

variabel penelitian untuk penyusunan kuisioner.

c. Peneliti berkonsultasi dengan pembimbing untuk membicarakan data-

data hasil temuan di lapangan.