BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Media-Use... · 2. Secara praktis, ... lebih mudah...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah/Media-Use... · 2. Secara praktis, ... lebih mudah...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Remaja merupakan individu yang berada dalam masa transisi antara
anak-anak menuju dewasa yang memiliki berbagai kebutuhan. Kebutuhan
yang beragam tersebut telah menjadi motif. Munculnya motif pada diri remaja
didasarkan pada keadaan remaja serta lingkungan remaja berada.
Kebutuhan remaja yang berhubungan dengan kondisi psikologis dan
sosiologis yang dikemukakan oleh Garison (Mappiare:1982), meliputi:
kebutuhan kasih sayang, kebutuhan keikutsertaan dan diterima dalam
kelompok, kebutuhan mandiri, kebutuhan berprestasi, kebutuhan pengakuan
dari orang lain, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan memperoleh falsafah
hidup. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
faktor individual, faktor sosial, faktor kultural, dan faktor religius (termasuk
nilai-nilai yang dianut) (Mappiare:1982). Masing-masing faktor tersebut dapat
mewarnai tinggi rendahnya tingkat pengharapan atas pemenuhan setiap
kebutuhan tersebut.
Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan sosial psikologis tersebut,
remaja cenderung mengunakan media massa. Remaja berharap media massa
akan memberikan kepuasan terhadap kebutuhannya. Pengunaan media
memberikan kebebasan kepada remaja untuk memilih isi media. Media massa
menyajikan berbagai rasionalisasi, justifikasi atau pemecahan masalah yang
efektif karena tidak terhambat oleh gangguan seperti yang terjadi dalam situasi
komunikasi interpersonal (Rahmat, 2005).
Majalah merupakan salah satu media komunikasi massa yang bisa
diandalkan bagi remaja untuk memenuhi kebutuhan psikologi sosialnya.
Remaja dapat menentukan secara aktif topik atau tema artikel yang akan
dibaca. Selain itu, dari segi tempat dan waktu, remaja mempunyai keleluasaan
untuk menentukan waktu dan tempat yang tepat dan sesuai dengan
keinginannya dalam membaca artikel di sebuah majalah.
Ada banyak ragam majalah, diantaranya tersegmentasi dengan
memberikan spesialisasi tema tertentu. Segmentasi membuat sajian ditujukan
khusus untuk kalangan tertentu saja, sehingga memiliki khalayak sasaran yang
terarah. Banyak majalah yang dikhususkan berdasarkan jenis kelamin, hobi
dan minat, juga menyajikan tema-tema tertentu seperti ekonomi, sosial dan
budaya, termasuk didalamnya adalah khusus menyajikan dengan tema dalam
nilai agama yaitu majalah yang bertemakan nilai ajaran Islam. Segmentasi dari
masing-masing majalah bernuansa Islampun berbeda-beda.
Salah satu produk media cetak bernuansa Islam yang ditujukan bagi
remaja adalah majalah Gi-ZoNE. Majalah Gi-ZoNE adalah salah satu produk
penerbitan Indiva Media Kreasi yang berlokasi di kota Surakarta. Majalah ini
pertama kali terbit pada bulan Februari 2009 dengan mengusung tema-tema
yang menarik dan hangat bagi remaja; menyajikan informasi tentang dunia
remaja meliputi aktivitas positif remaja, figur tokoh remaja, informasi hobi
atau kegemaran, informasi pengembangan diri remaja dan prestasi remaja.
Pada awalnya, Gi-ZoNE bernama Girliezone, majalah yang bersegmen
remaja putri. Akan tetapi, karena banyak permintaan, akhirnya Gizone
berubah menjadi majalah untuk semua remaja, baik putera maupun putri,
dengan nama Gi-ZoNE, GI adalah akronim dari GENERASI IDAMAN.
Yakni generasi yang diidamkan semua kalangan karena ketajaman
intelektualitas, keindahan akhlak dan emosionalnya serta kecemerlangan
spiritualnya. Majalah Gi-ZoNE memiliki slogan majalah kepribadian remaja
dimana majalah tersebut berisi artikel yang akan bermanfaat bagi
perkembangan diri dan pergaulan sosial remaja muslim.
Majalah Gi-ZoNE merupakan media cetak baru yang hadir ditengah
keberagaman majalah remaja di Indonesia dan majalah pertama dan satu-
satunya dengan target audiens remaja muslim (wawancara pra-survey kepada
majalah Gi-ZoNE). Selain itu dengan usianya yang masih satu tahun majalah
Gi-ZoNE telah memiliki pembaca setia terutama dalam komunitas pesantren,
rohis SMP, SMA, Perguruan Tinggi dan remaja masjid di Jawa, Sumatera,
Kalimantan Sulawesi, Bali dan NTB. Adapun serapan Gi-ZoNE secara
keseluruhan adalah sebagai berikut: Jawa Tengah dan DIY 30%, Jawa Timur
dan Madura 25%, Jawa Barat dan DKI 15%, Sumatera 15%, Kalimantan 10%,
Lain-lain (Sulawesi, Bali, NTB) 5%. (Sumber: Company Profile Majalah Gi-
ZoNE)
Pelanggan majalah Gi-ZoNE mengkonsumsi majalah tersebut dengan
pola aktivitas membaca yang berbeda yang didorong oleh motif berupa
kebutuhan sosial dan psikologis mereka. Pola aktivitas membaca yang berbeda
akan menimbulkan efek tingkat kepuasan yang berbeda-beda pada masing-
masing pelanggan. Kepuasan itu berupa seberapa besar kemampuan majalah
Gi-ZoNE dalam membantu memenuhi kebutuhan pelanggannya. Selain itu
majalah Gi-ZoNE -pun memiliki tanggung jawab sosial untuk memberikan
konsumsi media yang layak dikonsumsi bagi remaja sesuai dengan nilai
agama Islam
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan
pengunaan media melalui aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE dengan
kepuasan aktivitas membaca majalah tersebut dalam memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Selain itu peneliti mencoba melihat apakah motif yang melatar
belakangi pelanggan membaca majalah Gi-ZoNE dan seberapa besar
keterikatan hubungan antara motif membaca dengan pola aktivitas membaca
majalah tersebut.
Yang menjadi objek penelitian adalah pelanggan majalah Gi-ZoNE di
wilayah kota Surakarta dimana pelanggan tersebut diambil secara
perseorangan atau pribadi dan bukan mengatasnamakan institusi. Disini akan
tampak adanya hubungan timbal balik antara penerbit majalah Gi-ZoNE dan
pembaca, dimana seberapapun bagus suatu majalah yang diterbitkan namun
apabila tidak ada pembaca, maka tidak ada gunanya majalah itu diterbitkan.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti memandang perlu untuk
melakukan penelitian mengenai motif membaca dan penggunaan media dalam
aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE terhadap kepuasan membaca bagi
pelanggan di kota Surakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan yang kuat antara motif membaca dengan
aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE bagi pelanggan di kota
Surakarta?
2. Apakah ada hubungan yang kuat antara aktivitas membaca majalah Gi-
ZoNE dan kepuasan membaca bagi pelanggan di Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk menemukan:
1. Hubungan yang kuat antara motif membaca dengan aktivitas membaca
majalah Gi-ZoNE bagi pelanggan di kota Surakarta.
2. Hubungan yang kuat antara aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE
dengan kepuasan membaca dalam memenuhi kebutuhan informasi
tentang dunia remaja bagi pelanggan di kota Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
tentang pendekatan Uses and gratification.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
bahan masukan dan pertimbangan bagi pengelola Majalah Gi-ZoNE
dalam memberikan kepuasan kepada pelanggannya.
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi untuk pengembangan ilmu komunikasi, berupa saran untuk
melakukan kegiatan penelitian yang serupa dalam ruang lingkup yang
lebih luas dan lebih mendalam lagi.
E. Kerangka Pemikiran dan Teori
Komunikasi merupakan suatu proses yang mendasar, yang dilakukan
oleh setiap manusia. Manusia selalu berinteraksi dengan mengunakan
komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal dengan menggunakan
lambang-lambang atau simbol-simbol yang telah disepakati bersama oleh
kedua belah pihak (komunikator dan komunikan). Menurut Harold Lasswell,
komunikasi dapat diartikan sebagai: ”Who Says What In Which Channels To
Whom With What Effect”. Dari paradigma diatas menunjukkan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai berikut (Effendy: 2005, 10):
- Komunikator (Communicator, source, sender)
- Pesan (Message)
- Media (Channel)
- Komunikan (Communicant, receiver, recipient)
- Efek (effect, impact, influence)
Dari penjelasan Lassswell diatas maka dapat dilihat unsur-unsur
komunikasi yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
- Komunikator : Majalah Gi-ZoNE
- Pesan : Informasi tentang dunia remaja yang meliputi
informasi pengembangan diri dan sosial remaja
- Media : Kata-kata dalam tulisan dan gambar grafis
- Komunikan : Remaja
- Efek : Kepuasan Khalayak
Pendapat lainnya yaitu menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah
suatu proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimuli atau
rangsangan (biasanya berupa lambang dan kata-kata) untuk membentuk
tingkah laku orang lain (Effendy: 2005, 4). Tanpa komunikasi manusia akan
sulit mengembangkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan dan
mengembangkan pribadinya.
Salah satu cara yang digunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya adalah dengan mengunakan media massa. Media massa
merupakan salah satu sarana dalam melakukan komunikasi massa. Jalaludin
Rahmat mendefinisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen dan anonim melalui
media cetak atau elektronik sehingga kesan yang sama dapat diterima secara
serempak dan sesaat (Rahmat: 2005, 189).
Majalah merupakan salah satu media yang digunakan dalam proses
komunikasi massa. Majalah identik dengan suatu media yang dicetak dan
dikemas secara khusus dan biasanya tersegmentasi. Klapper (1960:16)
mengkarakteristikan majalah dalam 3 aspek meliputi:
1. Majalah lebih beragam dan tersegmentasi;
2. Majalah lebih personal penggunaannya;
3. Tema majalah lebih bersifat mendalam, memungkinkan pembacanya
untuk menganalisis kembali pesan yang disampaikan.
Majalah merupakan media yang paling simpel organisasinya, relatif
lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak.
Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana
mereka dapat dengan leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis dan sasaran
khalayaknya.
Majalah merupakan suatu media informasi dimana pembacanya dapat
menentukan secara aktif topik atau tema artikel yang akan dibaca. Selain itu,
dari segi tempat dan waktu, pembaca mempunyai keleluasaan untuk
menentukan waktu dan tempat yang tepat dan sesuai dengan keinginannya
dalam membaca artikel tersebut. Selain itu, segmentasi majalah biasanya
terpisah secara gender (laki-laki dan perempuan). Isi dari majalah biasanya
terbagi ke dalam beberapa rubrikasi.
Setiap aktivitas atau tingkah laku individu pada dasarnya timbul dari
adanya suatu stimulus atau rangsangan baik dari dalam maupun dari luar
individu tersebut. Aktivitas yang dimaksud disini adalah aktivitas membaca
majalah Gi-ZoNE yang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mendahului sebelum aktivitas itu berlangsung. Seperti yang diungkapkan oleh
Bimo Walgito dalam bukunya pengantar psikologi umum yaitu
(Walgito:1997:10) “Sebagaimana diketahui bahwa tingkah laku atau aktivitas
yang ada pada individu itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai
akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau
organisme itu. Tingkah laku merupakan jawaban atau respon terhadap
stimulus yang mengenainya.”
Dari uraian diatas, jelas bahwa suatu aktivitas dipengaruhi oleh
rangsangan atau stimulus. Adapun aktivitas pelanggan majalah Gi-ZoNE
dalam membaca majalah tersebut dipengaruhi oleh suatu rangsangan yang
muncul dari dirinya sendiri dan dipengaruhi lingkunan sosial berupa suatu
motif.
Pengunaan media massa didasari oleh adanya motif yang pada
gilirannya akan mengarah pada tindakan. Perilaku penggunaan media
disebabkan oleh motif yang berlainan, maka pola pengunaan media juga akan
menunjukkan hal yang relatif tidak sama pada individu. Jadi perilaku yang
didasari motif jika dalam keadaan tindakan sudah terintegrasi dalam upaya
mengejar suatu tujuan.
Dengan adanya motif tersebut pelanggan majalah Gi-ZoNe tidak lagi
pasif dalam mengunakan media massa dan berharap agar majalah Gi-ZoNE
mampu memenuhi kebutuhan mereka. Sejauh manakah media massa, dalam
hal ini majalah Gi-ZoNE, dapat memenuhi khalayaknya (pelanggan)?
Pertanyaan tersebut mengarahkan pada penelitian uses and gratification.
Penelitian ini mengunakan model Katz, Blumer dan Gurevitch. Alasan
dipilihnya model ini karena penelitian ini tidak akan mengukur kesenjangan
kepuasan antara media yang berbeda baik kepuasan yang dicari maupun
kepuasan yang diperoleh.
Penelitian ini tidak melihat apa yang dilakukan media pada khalayak,
namun apa yang dilakukan khalayak pada media, what do people do with
media? Khalayak tidak dianggap pasif merima segala informasi dari media.
Anggota khalayak dianggap secara aktif mengunakan media untuk memenuhi
kebutuhannya (Rahmat: 2002, 65). Hal ini juga diungkapkan oleh para ahli
pada tahun 1940an yaitu Herzog, Lazarsfeld & Stanton yang mengemukakan
(Sun, Tao,et al: 2006) “instead of consuming media messages passively, their
audiences sought gratifications actively” (Selain mengkonsumsi pesan dari
media secara pasif tetapi khalayak juga secara aktif mengharapkan kepuasan
dalam mengkonsumsi media).
Sejalan dengan pernyataan tersebut W. Daniels Handoyo Sunyoto
(1989) menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi khalayak dalam
memilih media yang disukainya (Rahmat: 2002):
1. Selective exposure artinya manusia pada umumnya hanyalah membuka
hati terhadap rubrik yang disukai.
2. Selective perception artinya orang-orang selalu cenderung untuk
memberikan suatu penafsiran pada rubrik majalah yang menyetujui
pendapat mereka sendiri.
3. Boomerang effect artinya hasil dari rubrik betentangan dengan apa
yang sebenarnya dimaksud oleh rubrik itu.
Ketiga pendapat tersebut bisa diartikan bahwa individu yang menjadi
khalayak akan memilih rubrik atau artikel yang disukainya serta akan
menyukai media yang dapat memenuhi keinginan tersebut. Senada dengan hal
tersebut, Nikolaus (2010) menyatakan individuals selectively expose
themselves to media content (orang-orang secara selektif menerpa dirinya
dengan isi media) (Katz, Blumler, & Gurevitch, 1973–1974; Stroud, 2006,
2008).
Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael
Gurevich, uses and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara
psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa
atau sumber-sumber lain, yang membawa pola terpaan media yang berlainan
(atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan
kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita
inginkan. Mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini
(Rahmat:2005, 205):
1. Khalayak dianggap aktif, artinya, sebagian penting dari penggunaan
media massa diasumsikan mempunyai tujuan,
2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota
khalayak,
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk
memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah
bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana
kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung
pada perilaku khalayak yang bersangkutan,
4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang
diberikan khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk
melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan
sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Model uses and gratification menurut Jalaludin Rahmat dalam
bukunya ”Psikologi Komunikasi”, memandang individu sebagai makhluk
suprarasional dan sangat selektif. Ia menyebutkan dalam model ini bergeser
dari proses pengiriman ke proses penerimaan pesan.
Untuk mendapatkan kejelasan mengenai model uses and gratification
ini dapat dikaji pada gambar 1.1 berikut ini (Efendy: 2000, 311).
Gambar 1.1 Uses and Gratification Model
Social Environment 1. Demographic
Characteristic 2. Group Affiliation
3. Personality
characteristic (psycological
disposition)
Nonmedia sources of Need Satisfaction
1. Family, Friends 2. Interpersonal
Communication
3. Hobbies 4. Sleep
5. Drugs, etc.
Media Gratifications
(function)
1. Surveillance 2. Diversion/
entertainment
3. Personal
4. Social relationship
Individual needs 1. Cognitive needs
2. Affective needs
3. Personal Integrative needs
4. Social
Integrative needs 5.Tension-release
or escape
Mass Media use 1. Media Type:
newspaper, radio, TV, movies
2. Media contents
3. Exposure to Media, per second
4. Social context of
media exposure
Model yang dikemukakan di atas, dimulai dari lingkungan sosial
dimana individu berinteraksi dan masing-masing individu mempunyai
kebutuhan seperti kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integratif
sosial ataupun kebutuhan pelepasan ketegangan. Untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan itu, ada dua cara yang dapat dilakukan individu untuk memenuhi
kebutuhannya. Pertama melalui sumber-sumber pemuasan kebutuhan non
media seperti keluarga, teman ataupun melalui komunikasi interpersonal.
Kedua pemenuhan kebutuhan dengan penggunaan media seperti surat kabar,
televisi, radio dan sebagainya.
Individu mengunakan media massa karena didorong motif-motif
tertentu. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa. Namun
pada saat yang sama, kebutuhan yang dipuaskan oleh sumber-sumber lain. Hal
ini membentuk perilaku individu untuk mencari kepuasan terhadap penggunan
media, seperti membaca surat kabar, menonton televisi, mendengarkan radio,
dan sebagainya. Selanjutnya khalayak akan memperoleh kepuasan apabila
kebutuhannya terpenuhi atau kemungkinan lain, yaitu menemukan hal-hal lain
yang sebelumnya tidak terduga.
Akan tetapi, dalam penelitian ini langkah-langkah yang
mengambarkan berbagai variabel yang ada dalam model Katz dan kawan-
kawan diatas disederhanakan menjadi tiga variabel untuk memudahkan dalam
penelitian. Variabel-variabel tersebut adalah:
Gambar 1.2 Variabel Penelitian
Motif Membaca
Penggunaan Media
(Aktivitas Membaca) Kepuasan Membaca
Sebelum seseorang melakukan aktivitas membaca, ada faktor psikologi
sosial yang menjadi penyebab (anteseden) munculnya keinginan dari
seseorang untuk memenuhi suatu kebutuhannya. Faktor-faktor sosial meliputi
kebiasaan-kebiasaan yang melingkupi diri seseorang dalam kehidupan sehari-
hari, seperti status sosial dan keterlibatan dalam kelompok tertentu. Faktor
psikologis adalah faktor yang berasal dari diri individu seperti persepsi dan
motif.
Seorang individu dalam melakukan tindakan banyak dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial tertentu, misalnya status sosialnya. Hal ini mengingatkan
manusia selain sebagai makhluk individu juga berperan sebagai makhluk
sosial yang harus berinteraksi dengan orang lain dilingkungannya. Status
individu dapat mempengaruhi munculnya kebutuhan-kebutuhan tertentu,
dimana kebutuhan itu memiliki tingkat yang berbeda antara individu satu
dengan yang lain.
Dalam penelitian ini, individu yang diteliti adalah pelanggan majalah
Gi-ZoNE di kota Surakarta. Dalam hal ini, pelanggan majalah Gi-ZoNE yang
sebagaian besar adalah remaja tentunya mempunyai usaha dalam pencarian
informasi tentang dunia mereka yaitu dunia remaja yang melingkupi informasi
tentang pengembangan diri dan sosial remaja. Salah satu cara yang dilakukan
adalah dengan memanfaatkan media massa, yakni majalah yang berisi
informasi tentang dunia remaja.
Selain pengaruh kondisi sosial, kondisi psikologis seseorang seperti
motif, turut serta menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukannya.
Manusia dalam melakukan aktivitasnya selalu berdasarkan pada suatu motif.
Istilah motif sering disebut sebagai ”need” atau kebutuhan. Menurut Atkinson,
motif dianggap sebagai disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk
menuju tujuan tertentu. Tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi atau
kekuasaan (Martaniah:1984:13).
Ada berbagai macam motif yang mendorong perilaku manusia,
terutama dalam menggunakan media massa. Berbagai macam tipologi tentang
motif telah diberikan oleh beberapa ahli, salah satunya adalah McQuail yang
membagi dalam dimensi-dimensi sebagai berikut (McQuail:1996, 72) :
1. Information Seeking (Informasi), yaitu penggunaan isi media untuk
mengetahui atau mencari informasi-informasi yang bersifat umum.
2. Entertainment atau afektif (Hiburan), yaitu menggunakan isi media
unuk mendapatkan hiburan.
3. Personal Identity (Identitas pribadi), yaitu menggunakan isi media
untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi.
4. Social Integration and Interaction (Integrasi dan interaksi sosial), yaitu
menggunakan isi media untuk memperkuat hubungan sosial dan
kegiatan kemasyarakatan.
Motif-motif yang dimiliki khalayak akan mendorong seseorang untuk
menggunakan media. Sebagai contoh, jika seseorang yang membutuhkan
informasi dan ingin memuaskan rasa ingin tahunya, maka akan berusaha
sedapat mungkin melakukan tindakan yang dapat membantunya dalam
mencapai kepuasan. Misalnya dalam penggunaan media cetak, sesorang akan
memperdalam pemahamannya dalam membaca, mempertinggi frekuensi
membacanya, dan seterusnya hingga mencapai kepuasan.
Jelaslah disini bahwa penggunaan media mempunyai tujuan tertentu,
sesuai dengan motif yang dimiliki seseorang, apakah untuk menambah
pengetahuan, mencari hiburan, mengaktualisasikan diri dan sebagainya.
Tetapi, walupun motif untuk memenuhi kebutuhannya tidak sama, namun
tujuannya tetap sama yaitu untuk menambah pengetahuan, mendapat hiburan,
mengatualisasikan diri. Dalam hal ini maka penggunaan majalah Gi-ZoNE
akan menimbulkan tingkat kepuasan yang berbeda-beda, tergantung pada
masing-masing individu dalam menggunakan majalah tersebut. Kepuasan
yang dimaksud adalah sampai sejauh mana majalah Gi-ZoNE mampu
memenuhi kebutuhan informasi tentang dunia remaja bagi pelanggan di kota
Surakarta. Jadi, khalayak disini dikatakan sudah memperoleh kepuasan
apabila kebutuhannya itu telah terpenuhi.
Khalayak atau individu mengunakan media, sesuai dengan penilainnya
terhadap media yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhannya. Hal
tersebut akan terus menerus selama media tersebut dapat memberikan
kepuasan seperti yang dijelaskan dalam Teori Law of Effect (Singarimbun:
1989, 33):
1. Jika suatu tindakan (act) atau reaksi (react) yang dilakukan seseorang
berhasil memuaskan kebutuhannya, maka tindakan atau reaksi tersebut
cenderung diulangi berkali-kali dan menjadi pola tingkah laku.
2. Sebaliknya, jika suatu tindakan atau reaksi yang dilakukan tidak
berhasil menimbulkan kepuasan atau pemenuhan kebutuhan, atau
menimbulkan frustasi, maka tindakan atau reaksi tidak akan diulangi
lagi.
Dengan demikian, berdasarkan teori tersebut, khalayak tidak akan
mengunakan media massa bila media massa tidak memberikan pemuasan
bagi kebutuhannya.
Kepuasan mengunakan media merupakan reaksi atau respon terhadap
stimulus aktivitas pengunaan media. Perbedaan respon menurut De Fluer
dalam teori perbedaan individu (Sardjono& Pawito: 1994,132), menyebutkan
bahwa masing-masing individu memiliki motivasi dan pengalaman yang
berbeda sebagai hasil belajar dari lingkungan yang berbeda-beda pula. Hal
tersebut menyebabkan kepribadian masing-masing individu akan berbeda-
beda pula. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan dalam pandangan, sikap,
penilaian serta tanggapan terhadap rangsangan (stimuli). Pada gilirannya
perbedaan-perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan selektivitas pada
individu-individu dan tanggapan terhadap (sumber, isi pesan, media)
komunikasi.
Lebih jauh, De Fleur menerangkan dalam The Mecanic Stimulus-
Respon (S-R) Theory, dimana behaviourism sangat berpengaruh terhadap
model ini. Berdasarkan teori ini dalam membahas efek media massa (Mc
Quail:1996, 234-235):
1. Harus memperhitungkan reaksi individu, karena sekalipun reaksi yang
diharapkan telah terlihat bukti reaksi itu berbeda-beda sesuai dengan
perbedaan kepribadian, sikap, kecerdasan, minat dan sebagainya. De
Fluer menulis pesan media mengandung atribut rangsangan tertentu
yang memiliki interaksi yang berbeda-beda dengan karakteristik
kepribadian audiens.
2. Semakin jelas bahwa reaksi itu berbeda-beda secara sistimatis sesuai
dengan kategori sosial penerima yang antara lain berdasarkan usia,
pekerjaan, gaya hidup, jenis kelamin, agama, dan sebagainya.
Kepuasan yang didapat setelah mengkonsumsi media sebenarnya
merupakan efek dari penggunaan media. Efek-efek yang mungkin ditimbulkan
oleh pesan media massa menurut Jalaludin Rahmat (2002, 219) terdiri dari:
1. Efek Kognitif; yaitu efek yang timbul bila ada perubahan pada apa
yang diketahui, dipahami atau dipersepsikan khalayak. Efek ini
berkaitan dengan transformasi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan
atau informasi.
2. Efek Afektif; yaitu efek yang timbul apabila ada perubahan pada apa
yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Efek ini hubunganya
dengan emosi, sikap dan nilai.
3. Efek Behavioural; yaitu efek yang merujuk pada perilaku nyata yang
diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan
berperilaku.
Penelitian mengenai pengunaan media dan kepuasan dengan
mengunakan model penelitian Katz telah banyak dilakukan, salah satunya
adalah yang dilakuakan oleh Syei Arabi Idid dari Universitas Kebangsaan
Malaysia. Penelitian yang berjudul “Magizine Use Among Malaysian Youth:
An Uses and Gratifications Prespective” memfokuskan pada faktor sosial dan
psikologi yang mendorong khalayak mengunakan media massa (Idid, 1987).
Penelitian tentang pengunaan media dan kepuasan tersebut memiliki
fokus utama pengunaan media oleh remaja dalam mengkonsumsi majalah.
Remaja yang menjadi sasaran penelitian tersebut adalah remaja dengan usia
16-24 tahun. Remaja merupakan kelompok usia yang memiliki persentase
38% dari total penduduk di Malaysia.
Penelitian tersebut menghubungkan variabel kepuasan dengan variabel
demografi khalayak, seperti pendidikan, usia, pendapatan keluarga dan
kepercayaan pada masa depan bangsa. Tingkat pendidikan diukur melalui
pendidikan formal yang ditempuh, sedangkan pengukuran pendapatan
merupakan total pendapatan keluarga. Tiga pernyataan digunakan untuk
mengukur kepercayaan, yakni kemajuan ekonomi, kesempatan kerja, dan
kemampuan memiliki kendaraan di tahun depan.
Remaja dalam penelitian tersebut memberikan tiga alasan yang
menjadi motif mengapa mereka mengunakan atau membaca majalah. Analisis
memberikan tiga variabel kepuasan, yaitu surveillance (pengawasan),
relaxation (relaksasi), dan social avoidance (menghindari pergaulan sosial).
Penelitian tersebut menemukan hubungan yang positif antara umur dengan
kepuasan surveillance (pengawasan), tetapi pendapatan berhubungan negatif
terhadap variabel penghindaran pergaulan sosial. Remaja yang lebih tua
mengunakan majalah untuk mencari informasi, tetapi remaja yang lebih
miskin mengunakan majalah memungkinkan mereka menarik diri dari
masyarakat.
Remaja yang secara aktif mencari informasi (surveillance function)
dari majalah lebih yakin pada masa depan negaranya. Hubungan antara
variabel kepuasan dengan variabel lainnya dalam penelitian ini agak berbeda
diantara kelompok-kelompok ras. Remaja ras china yang kurang
berpendidikan mencari informasi dari majalah, tetapi bagi remaja ras india
yang berpendidikan lebih tinggi lebih mungkin mencari informasi melalui
majalah. Remaja yang lebih muda dari ras china mengunakan majalah untuk
lebih menarik diri atau menghindari pergaulan sosial, sedangkan bagi remaja
ras Melayu yang lebih miskin mengunakan majalah untuk menarik diri dari
pergaulan sosial.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti akan melihat kepuasan
berupa efek kognitif, yaitu yang berkaitan dengan transformasi pengetahuan,
ketrampilan, kepercayaan dan informasi, serta efek afektif, yaitu yang
berkaitan dengan perasaan, kepercayaan, emosi tentang rasa senang atau tidak
senang, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan uses and gratification
dimana peneliti berusaha menemukan hubungan antara variabel-variabel yang
diukur. Sesuai dengan penelitian ini, penulis meneliti sejauh mana pengaruh
motif atau kebutuhan pembaca terhadap penggunaan media dalam aktivitas
membaca, serta pengaruh pengunaan media melalui aktivitas membaca
terhadap kepuasan membaca dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Gambar 1.3 Diagram Varibel Penelitian
F. Hipotesis
1. Ada hubungan yang kuat dan positif antara motif membaca dan aktivitas
membaca majalah Gi-ZoNE bagi pelanggan di kota Surakarta.
2. Ada hubungan yang kuat dan positif antara aktivitas membaca majalah Gi-
ZoNE dan kepuasan membaca bagi pelanggan di kota Surakarta.
Aktivitas Membaca
- Jumlah Edisi yang
dibaca
- Intensitas Membaca
-Tingkat Perhatian
-Tingkat Pemahaman
- Durasi Membaca
Variabel Independent Variabel Dependen
Kepuasan Membaca
- Kepuasan Informasi
- Kepuasan Hiburan
- Kepuasan Idnetitas
Personal
- Kepuasan Integrasi dan
Interaksi Sosial
Motif Membaca
- Motif Kognitif
- Motif Afektif
-Motif Identitas Diri
-Motif Integrasi dan
Interaksi Sosial
Variabel Antiseden
G. Definisi Konsep dan Definisi Operasional
1. Definisi Konsep
Definisi konsep adalah definisi yang dipakai oleh peneliti untuk
menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau alami
(Singarimbun,1989:17). Studi pada penelitian ini berisi kajian terhadap
beberapa variabel yang secara konseptual dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Motif Membaca
Gerungan (1996:18) mendefinisikan motif sebagai dorongan,
keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam
dirinya untuk melakukan sesuatu.
Dalam hal ini digunakan empat orientasi motif seperti yang
dikemukakan oleh Mc Quail (1996,72), yaitu:
1. Motif kognitif (Information Seeking) , yaitu penggunaan isi media
untuk mengetahui atau mencari informasi-informasi yang bersifat
umum.
2. Motif afektif (Entertainment), yaitu menggunakan isi media untuk
mendapatkan hiburan.
3. Motif identitas personal (Personal Identity), yaitu menggunakan isi
media untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi.
4. Motif integrasi dan interaksi sosial (Social Integration and
Interaction), yaitu menggunakan isi media untuk memperkuat
hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan.
b. Penggunaan Media (Aktivitas Membaca)
Menurut Rosengren (1974:722), penggunaan media didefinisikan
sebagai terpaan media (media exposure) yaitu perilaku penggunaan media
dalam hal ini adalah aktivitas membaca majalah Gi-ZoNE.
Aktivitas merupakan suatu perbuatan jasmani manusia yang
mengandung suatu maksud tertentu yang memang dikehendaki oleh orang
yang melakukan tindakan atau kegiatan itu (Weatra: 1982, 4). Sedangkan
membaca adalah memahami isi suatu teks atau tulisan dengan menggunakan
indra penglihatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:222).
Dalam penelitian ini aktivitas membaca adalah suatu perbuatan atau
kegiatan memahami isi majalah Gi-ZoNE mengunakan indera penglihatan
ditujukan untuk kepuasan pemenuhan kebutuhan bagi pelanggannya. Aktivitas
membaca yang dimaksud terdiri dari:
1. Jumlah edisi majalah Gi-ZoNE yang dibaca, yaitu seberapa banyak
edisi majalah Gi-ZoNE yang dibaca khalayak.
2. Intensitas membaca majalah Gi-ZoNE, yaitu tingkat kedalaman
khalayak dalam membaca majalah Gi-ZoNE.
3. Tingkat perhatian membaca majalah Gi-ZoNE, yaitu tingkat fokus
khalayak dalam membaca majalah Gi-ZoNE.
4. Tingkat pemahaman, yaitu yaitu sejauh mana khalayak memahami
informasi atau pesan yang dibaca dalam majalah Gi-ZoNE.
5. Durasi membaca majalah Gi-ZoNE, yaitu curahan waktu yang
dibutuhkan dalam setiap membaca majalah Gi-ZoNE.
c. Kepuasan Membaca
Menurut kamus lengkap psikologi, kepuasan adalah keadaan
kesenangan atau kesejahteraan disebabkan orang tersebut telah mencapai
suatu tujuan atau sasaran tertentu. Kepuasan merupakan efek dari
penggunaan media massa atau sumber-sumber lain, yaitu berupa
informasi, hiburan sosial dan lain-lain (Rahmat, 2005:207).
Kepuasan dalam penelitian ini diartikan sebagai kondisi
terpenuhinya kebutuhan responden pengguna majalah Gi-ZoNE dalam
aktivitas membaca, yang dikategorikan sebagai berikut:
1. kepuasan karena terpenuhi motif kognitif
2. kepuasan karena terpenuhi motif diversi
3. kepuasan karena terpenuhi motif identitas personal
4. kepuasan karena terpenuhi motif integrasi dan interaksi sosial
2. Definisi Operasional
Singarimbun menegaskan bahwa definisi operasional adalah petunjuk
bagaimana sebuah variabel diukur (Singarimbun,1989:23). Definisi
operasional adalah petunjuk tentang langkah-langkah mengukur variabel dari
menetapkan variabel yang hendak diukur, mendefinisikan arti variabel
(definisi konseptual), menetapkan jenis dan jumlah indikator (atribut),
membuat sejumlah kuesioner dari setiap indikator, menetapkan skala
pengukuran, menetapkan jumlah pilihan jawaban dan skor tiap pilihan
jawaban.
a. Motif Membaca
Indikator variabel ini adalah suatu yang ada pada diri indvidu yang
menggerakkan atau membangkitkan individu untuk menggunakan majalah Gi-
ZoNE dalam memenuhi kebutuhannya.
Operasionalisasi motif penggunaan media menurut Mc Quail dibagi
menjadi empat orientasi, yaitu:
1) Motif kognitif, merupakan dorongan yang didasari oleh kebutuhan
informasi dan pengetahuan.
- Mendapatkan informasi tentang aktivitas positif remaja.
- Memperoleh informasi tentang hiburan, seperti informasi perfilman
dan televisi, informasi perjalanan wisata dan hobi.
- Memperoleh memperoleh informasi tentang pengembangan keahlian
dan ketrampilan, seperti memasak dan fashion.
- Mencari bimbingan penyelesaian masalah
- Mencari pengetahuan untuk pengambilan keputusan.
- Mendapatkan pengetahuan tentang nilai-nilai Islam.
2) Motif Afektif, merupakan dorongan yang didasari oleh kebutuhan untuk
mendapatkan hiburan.
- Mendapatkan hiburan atau kesenangan.
- Melepaskan diri rutinitas.
- Mengatasi kesepian
- Mengisi waktu luang
- Sarana relaksasi
- Mendapatkan perasaan lega atas pengetahuan atau informasi yang
didapat.
- Memperteguh keyakinan dan menambah keimanan
3) Motif identitas personal, merupakan dorongan yang didasari oleh
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi.
- Menemukan teladan dalam bertingkah laku melalui figur tokoh
inspiratif.
- Memiliki pendapat pribadi
- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
- Menemukankan identitas diri sebagai remaja muslim.
- Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
4) Motif integrasi dan interaksi sosial, merupakan dorongan yang didasari
oleh kebutuhan memperkuat hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan.
- Membantu memahami keadaan orang lain.
- Mendapatkan topik pembicaraan/ diskusi dengan orang lain.
- Membagi pengalaman dengan orang lain.
- Menambah dan memperkuat hubungan dengan orang lain (dengan
sahabat, orang tua dan lingkungan masyarakat).
- Berkontribusi/bermanfaat bagi lingkungan sosial (keluarga, sekolah
dan masyarakat).
- Menjalin hubungan dengan teman, saudara dan masyarakat.
Variabel motif dalam menggunakan media diukur dengan mengajukan
pertanyaan: “Bagaimana keinginan Anda menggunakan/membaca majalah Gi-
ZoNE atas dorongan hal-hal berikut ini?” yang dioperasionalkan dari 17 item
pertanyaan dan diberikan 3 alternatif jawaban yang menggunakan tiga skala
pengukuran yaitu:
a. Tinggi: jika responden menginginkan membaca majalah Gi-ZoNE
berdasarkan motif-motif yang disebutkan, diberi skor 3.
b. Sedang: jika responden cukup menginginkan membaca majalah Gi-
ZoNE berdasarkan motif-motif yang disebutkan, diberi skor 2.
c. Rendah: jika responden tidak menginginkan membaca majalah Gi-
ZoNE berdasarkan motif-motif yang disebutkan, diberi skor 1.
b. Aktivitas Membaca
Dioperasionalkan dengan frekuensi membaca, intensitas membaca,
tingkat perhatian, tingkat kesadaran, tingkat pemahaman, durasi/curahan
waktu membaca, perencanaan waktu membaca dan kebiasaan membaca.
1) Jumlah edisi majalah Gi-ZoNE yang dibaca sejak edisi bulan Februari
2009 hingga edisi Januari 2010, yakni 12 edisi. Jumlah edisi yang dibaca
diukur dengan:
a. Tinggi, jika responden membaca setiap edisi, diberi skor 3.
b. Sedang, jika responden membaca 5-8 edisi, diberi skor 2.
c. Rendah, jika responden membaca 1-4 edisi, diberi skor 1.
2) Intensitas membaca majalah Gi-ZoNE, diukur dengan:
a. Tinggi, jika responden selalu membaca keseluruhan isi majalah, diberi
skor 3.
b. Sedang, jika responden kadang-kadang membaca keseluruhan isi
majalah, diberi skor 2.
c. Rendah, jika responden tidak pernah membaca keseluruhan isi majalah,
diberi skor 1.
3) Tingkat perhatian terhadap majalah Gi-ZoNE, diukur dengan:
a. Tinggi, jika responden membaca secara seksama, tanpa mengerjakan
kegiatan apapun. Sehingga perhatian responden hanya terfokus untuk
membaca majalah Gi-ZoNE, diberi skor 3.
b. Sedang, jika responden membaca sambil melakukan kegiatan yang lain
dan kegiatan tersebut tidak menyita sebagaian besar perhatian
responden dalam membaca majalah Gi-ZoNE, diberi skor 2.
c. Rendah, jika responden membaca majalah Gi-ZoNE hanya sambil lalu,
artinya perhatian responden terfokus hanya secara kebetulan melihat
majalah Gi-ZoNE, diberi skor 1.
4) Tingkat pemahaman informasi atau pesan dalam majalah Gi-ZoNE, diukur
dengan:
a. Tinggi, jika responden mengerti dan memahami semua pesan yang
dibaca, diberi skor 3.
b. Sedang, jika responden memahami sebagian saja dari pesan yang
dibaca, diberi skor 2.
c. Rendah, jika responden tidak memahami pesan yang dibaca, diberi
skor 1.
5) Durasi/curahan waktu membaca majalah Gi-ZoNE, diukur dengan:
a. Tinggi, jika responden membutuhkan waktu 30-60 menit atau bahkan
lebih setiap kali membaca, diberi skor 3.
b. Sedang, jika responden membutuhkan waktu 15-30 menit setiap kali
membaca, diberi skor 2.
c. Rendah, jika responden membutuhkan waktu 15 menit setiap kali
membaca, diberi skor 1.
c. Kepuasan Membaca
Tingkat kepuasan menggunakan/ membaca majalah diperoleh dari
seberapa besar kemampuan majalah Gi-ZoNE sebagai media informasi dalam
memenuhi kebutuhan dalam hal ini pemenuhan terhadap motif yang
menyebabkan responden menggunakan media tersebut.
Indikatornya adalah sebagai berikut:
1) Kepuasan karena terpenuhi motif kognitif, yaitu kemampuan majalah Gi-
ZoNE untuk memenuhi kebutuhan informasi.
- Mendapatkan informasi tentang aktivitas positif remaja.
- Memperoleh informasi tentang hiburan, seperti informasi perfilman
dan televisi, informasi perjalanan wisata dan hobi.
- Memperoleh memperoleh informasi tentang pengembangan keahlian
dan ketrampilan, seperti memasak dan fashion.
- Mencari bimbingan penyelesaian masalah
- Mencari pengetahuan untuk pengambilan keputusan.
- Mendapatkan pengetahuan tentang nilai-nilai Islam.
2) Kepuasan karena terpenuhi motif afektif, yaitu kemampuan majalah Gi-
ZoNE untuk memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan hiburan.
- Mendapatkan hiburan atau kesenangan.
- Melepaskan diri rutinitas.
- Mengatasi kesepian
- Mengisi waktu luang
- Sarana relaksasi
- Mendapatkan perasaan lega atas pengetahuan atau informasi yang
didapat.
- Memperteguh keyakinan dan menambah keimanan
3) Kepuasan karena terpenuhi motif identitas pribadi, yaitu kemampuan
majalah Gi-ZoNE untuk memenuhi kebutuhan identitas pribadi.
- Menemukan teladan dalam bertingkah laku melalui figur tokoh
inspiratif.
- Memiliki pendapat pribadi
- Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
- Menemukankan identitas diri sebagai remaja muslim.
- Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
4) Kepuasan karena terpenuhi motif integrasi dan interaksi sosial, yaitu
kemampuan majalah Gi-ZoNE untuk memenuhi kebutuhan memperkuat
hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan.
- Membantu memahami keadaan orang lain.
- Mendapatkan topik pembicaraan/ diskusi dengan orang lain.
- Membagi pengalaman dengan orang lain.
- Menambah dan memperkuat hubungan dengan orang lain (dengan
sahabat, orang tua dan lingkungan masyarakat).
- Berkontribusi/bermanfaat bagi lingkungan sosial (keluarga, sekolah
dan masyarakat).
- Menjalin hubungan dengan teman, saudara dan masyarakat.
Variabel kepuasan dalam menggunakan media diukur dengan
mengajukan pertanyaan: “Bagaimana kepuasan Anda dalam
menggunakan/membaca majalah Gi-ZoNE atas dorongan hal-hal berikut ini?”
yang dioperasionalkan dari 24 item pertanyaan dan diberikan 3 alternatif
jawaban yang menggunakan tiga skala pengukuran yaitu:
a. Tinggi: jika responden menjawab puas dan menilai bahwa majalah Gi-
ZoNE membantu memenuhi motif yang ingin dicari pemuasannya,
diberi skor 3.
b. Sedang: jika responden menjawab cukup puas dan menilai bahwa
majalah Gi-ZoNE cukup membantu memenuhi motif yang ingin
dicari pemuasannya, diberi skor 2.
c. Rendah: jika responden menjawab tidak puas dan menilai bahwa
majalah Gi-ZoNE tidak membantu memenuhi motif yang ingin dicari
pemuasannya, diberi skor 1.
H. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengunakan penelitian penjelasan (explanatory
research) karena hendak menjelaskan hubungan antar variabel melalui
pengujian hipotesis (Singarimbun:1989,5). Untuk metode penelitiannya,
penelitian mengunakan metode survey, yaitu penelitian yang mengambil
sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan
data yang pokok (Singarimbun:1989,25).
Penelitian ini mengunakan pendekatan Uses and Gratification, karena
dalam penelitian ini lebih memfokuskan diri pada penelitian terhadap
khalayak.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian atau unit analisa
diseluruh lokasi penelitian yang telah dipilih. Dari pengertian populasi diatas
dan pertimbangan bahwa khalayak memiliki persepsi yang berbeda-beda
terhadap media massa yang dibacanya, maka dalam penelitian ini ditentukan
bahwa populasi adalah khalayak pelanggan majalah Gi-ZoNE di wilayah Solo
yang berjumlah 60 orang yang terdiri dari 9 pelanggan melalui penerbit (Gi-
ZoNE), 41 pelanggan melalui distro sekolah dan 10 pelanggan dari distributor.
Sampel merupakan bagian dari kumpulan objek yang diamati. Untuk
sekedar perkiraan, maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi atau
disebut juga penelitian sensus. Penelitian ini merupakan penelitian populasi
yakni populasi pelanggan majalah Gi-ZoNE periode edisi terbit 1-11.
3. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu primer dan
sekunder
a. Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti langsung dari responden
dengan cara menyebarkan kuesioner.
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau
dengan cara mengutip dari sumber lainnya guna melengkapi data primer.
4. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Seluruh data yang terkumpul, khususnya data dari variabel-variabel
penelitian ini akan dianalisa secara kuantitatif, yaitu memberikan skor atau
nilai dengan kategori yang sudah ditentukan sebelumnya. Dengan analisa data
seperti ini, maka akan didapatkan data kuantitatif dari hasil kuisioner yang
dibagikan kepada responden. Data ini kemudian diterapkan pada rumus
statistik untuk uji hipotesis yang diajukan peneliti.
Untuk menentukan terbukti atau tidaknya hipotesis penelitian dengan
dua variabel, akan digunakan rumus Tata Jenjang Spearman, yaitu untuk
mencari korelasi dimana kedua data yang dikorelasikan mempunyai gejala
ordinal. Oleh karena sampel penelitian ini jumlahnya cukup besar (lebih dari
30), dapat dipastikan menemui jenjang-jenjang kembar, maka digunakan
rumus ”Tata Jenjang Spearman” (Siegel:1986, 250):
2 2 2
2 22 .s
x y dr
x y
Dimana:
32
12X
N Nx T
32
12y
N Ny T
3
12
x xX
t tT
3
12
y y
y
t tT
Keterangan:
rs : koefisien korelasi tata jenjang spearmen
x2 : Jenjang kembar variabel x
y2
: Jenjang kembar variabel y
d2 : Kuadrat jumlah beda antar jenjang
Tx : Jumlah jenjang kembar pada variabel x
Ty : Jumlah jenjang kembar pada variabel y
N : Jumlah sampel
Penelitian ini mengunakan analisis korelasi. Analisis korelasi bertujuan
untuk menyelidiki apakah antara dua buah variabel berhubungan satu sama
lain dan mengukur derajat keeratannya. Hubungan yang terjadi antara
variabel-variabel dinyatakan dalam angka yang disebut sebagai koefisien
korelasi. Koefisien korelasi mempunyai nilai paling kecil -1 dan paling besar
+1. Hubungan negatif berarti berlawanan arah, sedangkan hubungan positif
menunjukkan searah perubahannya.
Nilai hubungan dinyatakan dengan r (koefisien korelasi) yang dapat
dinyatakan korelasi rendah atau tinggi. Guilford mengartikan koefisien
korelasi sebagai berikut (Rakhmat:2002:29):
Kurang dari 0,20 korelasi rendah sekali, hubungan rendah atau lemah sekali.
0,20 - 0,40 korelasi rendah, hubungan rendah atau lemah tetapi pasti.
0,40 – 0,70 korelasi sedang, hubungan yang cukup berarti
0,70 – 0,90 korelasi tinggi, hubungan yang kuat atau tinggi
Lebih dari 0,90 korelasi sangat tinggi, hubungan sangat kuat/ tinggi sekali
5. Keterbatasan Penelitian
Supaya tidak terjadi ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, maka
diperlukan batasan penelitian, yakni sebagai berikut:
a. Fokus penelitian ini adalah penggunaan media dalam aktivitas
membaca majalah Gi-ZoNE terhadap kepuasan membaca majalah Gi-
ZoNE dan motif membaca terhadap penggunaan majalah Gi-ZoNE.
b. Khalayak yang diteliti adalah pelanggan majalah Gi-ZoNE di kota
Surakarta yang berlangganan dalam satu tahun periode terbit, yakni 11
edisi.
c. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan
kuisioner sebagai instrumen penelitiannya.
d. Analisis penelitian ini mengunakan analisis korelasi dengan
menggunakan rumus ’tata jenjang rank spearman.’
e. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2010 di kota Surakarta.
6. Validitas Data
Untuk membangun validitas data, peneliti mengunakan beberapa cara,
yakni sebagai berikut:
a. Mendampingi responden saat pengisian kuisioner, dimana responden
dapat bertanya langsung kepada peneliti yang berkaitan dengan
pertanyaan pada kuisioner.
b. Penelitian ini ditunjang dari literatur dalam mengoperasionalkan
variabel penelitian untuk penyusunan kuisioner.
c. Peneliti berkonsultasi dengan pembimbing untuk membicarakan data-
data hasil temuan di lapangan.