Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

51
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya 1

Transcript of Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

Page 1: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu

peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,

mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang

menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan

kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan

apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen

kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek

sebagai berikut: mendengarkan, berbicara, membaca, menulis. Agar supaya

siswa dapat menguasai semua aspek yang disebut di atas diharapkan guru

dapat mengajar bahasa Indonesia sesuai dengan karakteristik mata pelajaran ini

serta karakterstik siswa.

Berdasarkan pengamatan peneliti, belum semua siswa dapat menguasai

keempat aspek dari mata pelajaran bahasa Indonesia tersebut. Salah satu aspek

1

Page 2: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

yang paling sulit untuk dipahami siswa adalah menulis terutama dalam

menuangkan ide-ide atau pemikiran mereka terkait dengan apa yang diajarkan

dalam mata pelajaran ini, salah satunya adalah menulis puisi.

Menurut pengamatan peneliti hal ini disebabkan karena para guru

bahasa Indonesia belum mampu menerapkan model, metode, pendekatan

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik bahasa Indonesia, dampaknya

kemampuan menulis siswa rendah.

Berdasarkan apa yang diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan

ketrampilan proses. Pembelajaran berbasis ketrampilan proses Pendekatan

keterampilan proses  adalah pembelajaran yang dianjurkan didalam

mengajarkan beberapa mata pelajaran termasuk mata pelajaran bahasa

Indonesia, selain menggunakan pendekatan konsep, guru diminta untuk

menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan-keterampilan

proses. Inti pengembangan pendekatan keterampilan proses adalah aspek

pengetahuan (kognitif), sikap (affektif), dan keterampilan (psikomotor),  selain

itu pengembangan keterampilan proses dituntut pengembangan kreatifitas

siswa. Kelebihan dari pendekatan keterampilan proses adalah anak akan

mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta

menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.

Keterampilan proses yang dikembangkan pada siswa setingkat SD khususnya

kelas rendah disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan materi yang

2

Page 3: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

diajarkan. Perlunya pengembangan pendekatan belajar mengajar keterampilan

proses dalam pengajaran ini diarahkan pada pertumbuhan dan pengembangan

sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik atau siswa agar mereka

mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang baru yang

bermanfaat baik berupa fakta, konsep maupun pengembangan sikap dan nilai.

Sebagai konsekwensi dari pendekatan keterampilan proses ini, maka siswa

berperan selaku subyek dalam belajar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh cara mengajar guru terhadap hasil belajar siswa?

2. Apakah dengan menerapkan pendekatan ketrampilan proses dalam

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar menulis puisi siswa?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini, masalah

hanya dibatasi pada penerapan pendekatan ketrampilan proses dalam

pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar menulis

puisi siswa kelas IV SD N Inpres Tosuraya Kecamatan Ratahan Kabupaten

Minahasa Tenggara .

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian

ini dirumuskan: “Apakah penerapan pendekatan ketrampilan proses dalam

3

Page 4: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

pembelajaran bahasa Indonesia akan dapat hasil belajar menulis puisi siswa

kelas IV SD N Inpres Tosuraya Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa

Tenggara .?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana penerapan

pendekatan ketrampilan proses dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar menulis puisi siswa kelas IV SD N Inpres Tosuraya Kecamatan

Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara .

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi guru, dapat mengetahui dan menerapkan pendekatan atau model

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

bahasa Indonesia.

2. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat

meningkatkan kemampuan dalam melakukan kegiatan ilmiah dalam hal

ini kegiatan PTK untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang

dihadapi dalam kegiatan pembelajaran serta dapat memotivasi guru lain

untuk melakukan kegiatan sejenis demi peningkatan kemampuan

profesional sebagai guru.

4

Page 5: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

3. Bagi siswa, hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat dalam rangka

meningkatkan minat dan motivasi mereka untuk mempelajari mata

pelajaran bahasa Indonesia khususnya untuk aspek menulis puisi.

4. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang

baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran dan

peningkatan mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran

bahasa Indonesia

5. Bagi dosen, ia akan dapat lebih memahami tugas berat seorang guru

serta mengetahui lebih jauh permasalahan-permasalahan yang dihadapi

oleh guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah, sehingga

memberikan motivasi bagi dosen untuk memberikan bekal yang cukup

kepada para mahasiswa selaku calon guru ketika mereka menjadi guru

nantinya.

5

Page 6: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu proses penulisan yang melewati beberapa

tahap. Yaitu pra menulis, pengedrafan, perbaikan, penyuntingan dan

publikasiAkhadia,dkk (1994). Selanjutnya menurut Temple ( dalam Santi A,

2005). menulis merupakan suatu proses berpikir yang berkelanjutan,

mencobakan dan mengulas kembali Pada hakekatnya menulis dapat dibagi

dalam tiga aspek:

1. Menulis sebagai proses berpikir.

Menulis sebagai suatu proses merupakan aktivitas yang bersifat aktif,

konstruktuif dan mmepunyai penuangan makna. Pada saat menulis siswa

dituntut berpikir untuk menuangkan gagasannya berdasarkan pengalaman,

pengetahuan, skemata yang dimilikinya secara tertulis. Dalam proses tersebut

diperlukan kemampuan untuk mengelola dan menata secara kritis gagasan

yang dituangkan, Papas ( dalam Santy A:2005)

2. Menulis sebagai proses berpikir meliputi serangkaian aktivitas.

Menulis sebagai proses berpikir diperleh melalui serangkaian aktivitas

menulis. Menurut Tompkins ( dalam Santy A: 2005). Menulis dimulai dengan

kegiatan pra menulis berupa pengamatan terhadap apa yang akan ditulis atau

didasarkan pada pengalaman. Apabila kegiatan menulis dikaitkan dengan

pembelajaran, siswa dapat memperoleh arahan dari guru untuk mengetahui

6

Page 7: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

kemampuan menulisnya secara jelas. Selanjutnya, siswa dapat meningkatkan

kemampuan mereka secara bertahap dan berkesinambungan.

3. Menulis sebagai proses berpikir berkaitan erat dengan membaca.

Menulis terkait erat dengan membaca, kegiatan membaca dan menulis

merupakan kegiatan yang mempunyai hubungan yang saling mendukung.

Dilihat dari segi kegiatan sebelum menulis, siswa memperoleh pengetahuan

awal dan informasi berkaitan dengan topik yang digarap, kegiatan membaca

merupakan salah satu sarana untuk memperoleh informasi dan pengetahuan

Dilihat dari segi kegiatan saat menulis, siswa melakukan kegiatan berpikir

untuk menuangkan ide atau gagasan secara jelas dalam bahasa tulis. Dalam

proses tersebut diperlukan kesungguhan dalam mengelola, mengatur dan

menata gagasan-gagasan yang telah ditulis.

Dilihat dari segi sesuah menulis, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah

siswa dapat membacakan tulisannya kepada orang lain dengan memperhatikan

ketepatan lafat, intinasi dan kelancaran dalam membaca.

B. Prinsip pembelajaran menulis

Untuk mengarahkan pembelajaran menulis maka guru harus

menggunakan prinsip-prinsip sebagai pedoman pembelajaran. Dixon ( dalam

Santy, A: 2005) mengemukakakan beberapa prinsip mengenai pembelajaran

menulis antara lain:

1. siswa harus berdasar pada topik pribadi yang bermakna

7

Page 8: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

2. sebelum menulis hendaknya diberi percakapan yaitu kegiatan

berbicara tentang pengalaman, pengetahuan dan kegemaran siswa

dalam kaitannya dengan topik

3. Ketrampilan menulis diajarkan dalam konteks yang menyenangkan

sehingga siswa bergairah untuk menulis dan terhindar dari rasa

frustasi

4. Segalai ide dan gagasan yang akan ditulis hendaknya merupakan

sesuatu yang dapat mereka tuangkan melalui tulisan sehingga ide-

ide atau gagasan tersebut dikomunikasikan kepada orang lain.

5. melakukan pengoreksian kesalahan dalam tatabahasa dan mekanik

setelah siswa sudah selesai dalam menulis

6. dalam mengembangkan materi tulisan, siswa diberi tugas membaca

bacaan tambahan yang dapat digunakan untuk memperkaya

ungkapan dan memperlua isi tulisan

C. Pengertian Puisi

Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites,

yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata

poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair.

Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi

hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan

menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan (Simbolon: 2006).

8

Page 9: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

Menurut Vicil C. Coulter, ( dalam Simbolon: 2006) kata poet berasal

dari kata bahasa Gerik yang berarti membuat, mencipta. Dalam bahasa Gerik,

kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang

hampir menyerupai dewa-dewa atau orang yang amat suka pada dewa-dewa.

Dia adalah orang yang mempunyai penglihatan yang tajam, orang suci, yang

sekaligus seorang filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak

kebenaran yang tersembunyi (Simbolon: 2006). Ada beberapa pengertian lai

tentang puisi. William Wordsworth (dalam Simbolon: 2006) mengatakan

bahwa puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh

daya, memperoleh asalnya dari emosi atau rasa yang dikumpulkan kembali

dalam kedamaian.

Percy Byssche Shelly (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah

rekaman dari saat-saat yang paling baik dan paling senang dari pikiran-pikiran

yang paling senang. Puisi merupakan sebuah ekspresi yang mampu

membangkitkan perasaan, merangsang imajinasi panca indera (Pradopo,

2002:7).

Puisi adalah sarana yang cukup efektif untuk menyampaikan pesan

kepada para pembacanya. Puisi menyampaikan pesan tersebut dengan cara

unik karena kepadatannya, ekspresif dengan berbagai gaya bahasanya, namun

sarat akan makna.

 

9

Page 10: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

D.       Unsur-unsur Pembangun Puisi

Bahasa dalam karya sastra (puisi) bukanlah bahasa sehari-hari. Itu

karena bahasa dalam karya sastra ada pada tataran secondary modelling system

atau sistem bahasa yang ke dua. Karenanya, arti kata dalam puisi bukan arti

kata yang mutlak atau absolut, melainkan bersifat universal.  Menurut

Rifaterre (1978:2), puisi merupakan representasi dari realitas kehidupan, atau

merupakan tiruan (mimesis).

Puisi menyatakan sesuatu secara tidak langsung. Ketidaklangsungan ini

dikarenakan adanya displacing (penggantian arti), distorting (penyimpangan),

dan creating of meaning (penciptaan arti). Puisi memiliki beberapa unsur,

antara lain bunyi, diksi, bahasa kiasan, citraan, sarana retorika, bentuk visual,

dan makna..

E. Penulisan Puisi

              Puisi merupakan karya kreatif, yakni karya yang lahir dari kreativitas 

penulisnya. Menulis puisi dengan demikian adalah persoalan kreativitas, yang

lekat dengan kemampuan individu untuk memunculkan nilai baru dalam hal-

hal yang diciptakannya. Meskipun demikian, kreativitas itu bukanlah suatu hal

yang memiliki nilai mati. Kreativitas bisa digali dan ditumbuhkan.

Natalie Goldberg, (2005) mengemukakan beberapa langkah yang bisa

dilakukan untuk memotivasi   kemampuan menulis seseorang, termasuk di

antaranya adalah menulis kreatif. Menurut Goldberg, hal yang harus dilakukan

untuk pertama kalinya adalah menulis, tanpa berpikir apakah karya yang

10

Page 11: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

dihasilkan nanti bagus atau tidak. Selain itu, menulis juga harus dinilai sebagai

sebuah latihan yang perlu dilakukan secara kontinyu, terus-menerus. Calon

penulis perlu membuat daftar tema yang akan ditulisnya, dan selalu melawan

rasa malas yang sering datang pada masa-masa latihan.

Menurut Bakdi Soemanto (2005:77), menulis puisi harus

mempertimbangkan sentuhannya. Sentuhan itu disajikan lewat irama dan

pilihan kata-kata. Daya sentuh sebuah puisi, dalam istilah Plato, dikenal

dengan istilah mousike. Untuk bisa menulis puisi yang demikian, saran Bakdi

Soemanto, perlu merenungi pengalaman-pengalaman yang membuat hati

tersentuh.

Tahap proses kreatif ada empat, yakni (1) persiapan, (2) inkubasi, (3)

iluminasi, dan (4) verifikasi. Tahap persiapan adalah tahap mencari bahan-

bahan atau sumber tulisan. Ini bisa dilakukan dengan pengayaan materi,

mencari momen-momen puitik yang bisa menyentuh perasaan.  Ide atau bahan

penulisan bisa didapat dan digali dari mana saja. Kemunculannya bisa

dilakukan dengan mengasah sensitivitas, pengalaman, imajinasi, dan bisa

diperkaya dengan  kegiatan membaca, mengamati, atau mencari momen-

momen puitik.  Upaya-upaya pengayaan bahasa perlu dilakukan, misalnya

dengan pengayaan penguasaan kosakata, pengayaan bacaan-bacaan, terutama

puisi, pengayaan dalam membentuk kata atau frase, dst.

Ketika semua bahan telah terkumpul, tahap berikutnya adalah

melakukan inkubasi atau pengendapan. Pada tahapan ini, semua materi yang

11

Page 12: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

telah dikumpulkan diendapkan dalam rangka memantapkan  calon tulisan

sambil   melakukan proses penyusunan. Saat semua bahan dirasa siap untuk

dilahirkan dalam bentuk tulisan, masuklah tahap iluminasi atau tahap

perwujudan. Pada saat ini, semua ide yang telah diorganisir dilahirkan dalam

bentuk tulisan.

Setelah selesai menuliskan semua ide yang ingin disampaikan, penulis

perlu melakukan tahapan   revisi.   Jika ada hal yang kurang sesuai, bisa

dilakukan perbaikan-perbaikan. Revisi bisa dilakukan dengan cara peer-

review, atau meminta pendapat dari teman sejawat. Revisi adalah salah satu

cara untuk mencapai perbaikan naskah.  Verifikasi adalah tahapan untuk

melakukan penilaian-penilaian apakah suatu karya layak untuk diterbitkan.

Rodman Phillbrick (dalam Simbolon: 2006) memberikan beberapa poin

penting terkait dengan penulisan puisi. Perencanaan adalah tahap awal yang

penting. Setiap penulis puisi harus mengalokasikan waktunya untuk menulis

puisi, kurang lebih 5-10 menit. Hal yang perlu dilakukan adalah segera

menulis. Menulis sebait puisi lebih baik daripada tidak sama sekali. Semakin

sering menulis puisi, maka semakin terbiasa pula dengan puisi. Penulis puisi

dapat memulai menulis sesuatu yang menarik perhatian.

Kedua, memastikan bahwa objek yang akan digambarkan sangat

penting untuk disampaikan. Penulis dapat menggunakan sudut pandang orang

ke tiga, misalnya, jika tidak ingin puisinya terlihat sebagai ”gambaran diri”.

12

Page 13: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

Ketiga, relaksasi penting jika dalam proses menulis puisi tiba-tiba ide

menjadi macet. Nikmati situasi yang dekat dengan anda saat ini. Berbaring di

sofa, memejamkan mata, berjalan di taman, menyaksikan pepohonan dan

lingkungan terdekat adalah resep manjur untuk mengembalikan ide yang

sempat terhenti. Segera setelah ide itu kembali datang, anda bisa melanjutkan

menulis puisi kembali.

Keempat, berimajinasi dengan bebas. Imajinasi secara bebas akan

mengantarkan kita pada kekayaan materi penulisan puisi. Imajinasi secara

bebas juga akan membuat pengalaman jiwa semakin beragam.

Kelima, gunakan metafor. Penulis bisa menggunakan kamus tesaurus

untuk membantu membuat pemerolehan kosakata dan bahasa menjadi semakin

kaya dalam pengucapan. Usahakan untuk menemukan kata yang tepat untuk

mengekspresikan pikiran dan perasaan. Jangan mudah merasa ”puas” sampai

merasa benar-benar memilih kata yang tepat sesuai dengan niatan yang ingin

diungkapkan.

Subagio Sastrowardoyo (1995) mengungkapkan beberapa poin penting

dalam penulisan puisi. Pertama, perhatian terhadap kehidupan di luar dunia

kita akan memperkaya dan membuat kita lebih mengenal siapa diri kita.

Kedua, puisi yang baik tidak menjadikan dirinya sebagai curahan keluh-kesah

atau sedu-sedan belaka, melainkan membuat sedu-sedan atau keluh-kesah itu

sebagai alasan bahwa hidup sungguh berarti untuk dilanjutkan. Ketiga,

pengamatan terhadap alam, manusia, binatang, atau benda mati dan hidup

13

Page 14: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

lainnya akan membuat hidup kita menjadi sadar akan kesemestaan. Keempat,

cinta adalah tema yang paling banyak digarap dalam puisi karena cintalah yang

menggerakkan roda kehidupan. Kelima, puisi yang baik adalah puisi yang

dapat menawarkan pengalaman batin kepada pembaca atau membuat pembaca

menangkap dan merasakan pengalaman batin itu.

F. Karakteristik Puisi untuk Anak Sekolah Dasar

Karakteristik Puisi untuk Anak Sekolah Dasar memiliki ciri yang

berbeda dengan puisi orang dewasa dalam bentuk, isi maupun nilai, bentuk

puisi anak sangat sederhana dilihat dari bunyi, tanda baca, penggunaan huruf,

gaya penampilannya lebih lugas, lebih langsung dan tanpa dimanipulasi.

Kesederhanaan isi ditandai dengan ruang lingkup permasalahan atau tema

puisi. Tema sebuah puisi harus harus ditentukan karena tema dijadikan sebagai

titik tolak untuk mengemukakan isi yang meliputi perasaan, sikap, serta

maksud dan tujuan penulisan, makna, pesan, masalah yang disampaikan harus

konkri serta didasari pada lingkungan kehidupan atau keseharian anak.

G. Pendekatan Ketrampilan Proses

Berdasarkan pengamatan terhadap kenyataan belajar mengajar yang

kurang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengembangkan

diri sesuai dengan taraf kemampuannya, maka perlu diadakan uji coba dengan

pendekatan yang baru. Pendekatan itu menngacu pada cara belajar siswa aktif,

namun bukanlah cara belajar aktif tanpa isi, tanpa pesan, tanpa rancangan, dan

14

Page 15: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

tanpa arah. Cara belajar siswa aktif yang dipraktekan adalah cara belajar siswa

aktif yang mengembangkan ketrampilan memproseskan perolehan.

Pendekatan ketrampilan proses merupakan suatu pendekatan yang

dilakukan untuk menunbuhkan potensi-potensi dan mengembangkan

kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki pada diri anak sesuai dengan

taraf perkembanngan kemampuannya.

Dengan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan memproseskan

perolehan, anak akan mampu menemukan mengembangkan sendiri fakta dan

konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang

dituntut. Dengan demikian, ketrampilan-ketrampilan menjadi roda penggerak

penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan

pengembangan sikap dan nilai seluruh irama gerak atau tindakan dalam proses

belajar mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi cara belajar aktif. Inilah

sebenarnya yang dimaksud dengan pendekatan proses (Conny Semiawan, dkk.

1988:18).

Dalam pembelajaran bahasa pendekatan ini sangat cocok untuk

diterapkan seperti yang dikemukakan oleh Syafiie ( dalam Puji, S: 2003)

bahwa pendekatan ketrampilan proses dalam pemnelajaran bahasa Indonesia

dapat menciptakan situasi, kondisi, dan cara belajar yang mengaktifkan siswa.

Situasi ini sangat penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia dimana dapat

memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menggunakan ketrampilan

dalam berbagai fungsi komunikasi. (Sudjana: 1996) Kemampuan-kemampun

15

Page 16: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

dan ketrampilan-ketrampilan dasar yang dapat dimiliki siswa dengan

menggunakan ketrampilan proses dalam pembelajaran bahasa Indonesia,

antara lain :

· Mengobservasi atau mengamati

· Mengklasifikasi

· Mencari hubungan ruang dan waktu

· Membuat prediksi

· Merencanakan penelitian/eksperimen

· Mengumpulkan dan menganalisis data

· Menginterprestasi atau menafsirkan data

· Menyusun kesimpulan sementara (inferensi)

· · Menerapkan (mengaplikasikan)

· Mengkomunikasikan.

H. Kerangka Berpikir

Proses belajar mengajar yang berkembang di kelas pada umumnya

ditentukan oleh peranan guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat

langsung di dalam proses tersebut. Untuk mencapai tujuan pembelajaran

matematika yang optimal, hendaklah dipilih strategi pembelajaran yang dapat

melibatkan siswa secara aktif baik secara mental, fisik dan sosial.

Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan

menggunakan pendekatan ketrampilan proses untuk kegiatan menulis puisi

setiap siswa kelas IV dengsn keterbatasan pemikiran dan wawasannya

16

Page 17: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

diharapkan memberikan kontribusi dengan ide-ide mereka pemikiran baru

yang tercipta melalui ketrampilan yang terproses dengan bimbingna guru

sehingga terbentuk suatu lingkungan belajar yang kondusif sedemikian rupa

sehingga setiap individu dalam kelas dapat berfungsi dan dipandang sebagai

sumber informasi atau sebagai sumber belajar. . Dengan demikian

pembelajaran bahasa Indonesia yang menggunakan pendekatan ketrampilan

proses dapat meningkatan hasil belajar menulisi puisi siswa.

I. Hipotesis tindakan

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori yang dikemukakan di

atas maka dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Jika pembelajaran

bahasa Indonesia di kelas IV SD N Inpres Tosuraya Kecamatan Ratahan

Kabupaten Minahasa Tenggara dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan ketrampilan proses, maka hasil belajar menulis puisi siswa akan

meningkat

17

Page 18: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV

SD N Inpres Tosuraya Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara

yang berjumlah 29 orang. Karateristik siswa pada kelas ini adalah heterogen.

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2009-2010 dan

disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia

pada sekolah ini.

B. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian dapat diuraikan dibawah ini:

1. Perencanaan yang meliputi:

a. studi pendahuluan dan melakukan konsultasi awal untuk mengetahui

permasalahan dan latar belakang, keberadaan serta kemampuan akademik

siswa yang menjadi subjek penelitian

b. menyiapkan rencana pembelajaran yang diperlukan

c. menentukan fokus observasi dan berbagai aspek yang diamati

d. menentukan jenis data

e. membuat alat bantu observasi dan cara pelaksanaan observasi termasuk

menetapkan para pengamat (observer)

f. menetapkan cara pelaksanaan dan pelaku refleksi

18

Page 19: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

g. membuat alat evaluasi dan menetapkan kriteria keberhasilan hasil belajar

siswa

2. Tindakan, yang meliputi seluruh proses kegiatan pembelajaran menulis

puisi melalui pendekatan ketrampilan proses. Adapun rencana tindakan

yang dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang dipaparkan pada

tabel dibawah ini:

3. Observasi yang dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran

yang mengamati dampak dari tindakan yang dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi. Kemudian hasil observasi ini akan

dianalisis pada tahap refleksi.

4. Refleksi yang meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan observasi

yang dilalukan oleh peneliti. Hasil analisis ini digunakan untuk

menyimpukan apakah hasil penelitian telah sesuai dengan tujuan

penelitian. Apabila belum sesuai dengan tujuan, maka hasil analisis ini

digunakan untuk menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya.

Adapun prosedur penelitian mengikuti model yang dikembangkan oleh

Kemmis dan Mc Tagart, dan dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

19

Page 20: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

Bagan 1. Prosedur penelitian

C. Indikator Penelitian

Yang menjadi indikator kinerja sebagai acuan keberhasilan dalam

penelitian ini adalah secara individu siswa mencapai nilai minimun 80 dan

20

STUDI PENDAHULUAN:

- Identifikasi Masalah- Merumuskan

masalah

PERENCANAAN TINDAKAN

- Merencanakan penggunan pendekatan MR dalam pembelajaran sebagai solusi permasalahan

- Menyiapkan berbagai hal yang terkait dengan

BERHASIL

OBERSVASI / PENGAMATAN

- Merekam semua peristiwa yang terjadi dan kegiatan yang terjadi selama tindakan dengan alat/instrumen

PELAKSANAAN TINDAKAN

- Kegiatan pembelajaran melalui pendekatan

matematika realistik.

ANALISIS HASIL REFLEKSI

- Hasil analisis menjadi bahan untuk menyimpulkan hasil tindakan untuk menjawab tujuan penelitian

REFLEKSI- Mengkaji,

melihat, dan mempertinbangkan hasil atau dampak dari tindakan

- Menentukan tindakan

perbaikan terhadap

BELUM BERHASIL

LAPORANRENCANA TINDAKAN SIKLUS

Page 21: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

secara klasikal dinyatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang mencapai nilai

≥ 80 prosentasenya ≥ 85% dari seluruh siswa. Aspek-aspek yang dinilai dari

puisi yang dibuat para siswa adalah: komponen Isi (I), Tipografi (T),

Pengimajinasian ( P), dan keOtentikan ( O)

D. Pengumpulan Data

1. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Inpres

Tosuraya Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara, peneliti

merupakan pengajar sekaligus pengumpul data.

2. Jenis data

Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa hasil pekerjaan

siswa dalam menulis puisi

E. Teknik Pengolahan Data

Data yang terkumpul dihitung prosentasinya, dikaji dan dianalisis, dan

sajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Kemudian peneliti melakukan refleksi,

Dimana dari hasil analisis data dan refleksi peneliti mengkaji kelebihan dan

kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran kemudian dideskripsikan

sebagai bahan penyusunan perencanaan tindakan pada proses pembelajaran

siklus selanjutnya.

21

Page 22: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, karena siklus pertama belum

mencapai apa yang menjadi tujuan dalam penelitian ini sehingga peneliti

memutuskan untuk melanjutkan ke siklus kedua dengan memperbaiki

kelemahan dan kekurangan pada siklus pertama. Setiap siklus dalam penelitian

ini dilakukan tiga kali tatap muka. Alokas waktu untuk setiap pertemuan

adalah 2 x 35 menit.

B. Implementasi Tindakan

Siklus pertama 1

Dilakukan 3 kali pertemuan dengan mengikuti kegiatan pembelajaran puisi

dengan ketrampilan proses yaitu: tahap pra menulis, pengedrafan, perbaikan dan

penyuntingan dan publikasi

TAHAP FOKUS PELAKSANAANPra Menulis Mencurahkan topik

berdasarkan tema Memilih topik dalam menulis

puisi Mengembangkan topik Menyusun kerangka menulis

puisi

Guru memperlihatkan gambar yang sesuai dengan tema dan betanya jawab untuk membangkitkan skemata siswa

Guru membimbing siswa mencurahkan topik dengan cara memperlihatkan gambar yang sesuai dengan tema dan bercurah pendapat dengan kelompok

Mengarahkan siswa dengan tanya jawab untuk memilih topik yang sesuai dengan

22

Page 23: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

minat, pengetahuan, dan pengalaman

Siswa memilih topik yang sesuai dengan minat, pengetahuan, dan pengalaman

Siswa dibimbing untuk mengembangkan topik dengan curah pendapat dalam kelompok

Mengarahkan siswa dengan tanya jawab untuk memilih judul yang sesuai dengan minat, pengetahuan, dan pengalaman

Siswa menyusun kerangka menulis puisi dengan bimbingan guru yaitu melakukan tanya jawab dengan teman kelompok

Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk untuk mencari informasi yang berkaitan dengan penulisan puisi

Pengedrafan Menyusun kerangka puisi Bertanya jawab tentang kerangka puisi

Guru memberikan model puisi

Siswa membaca serta mendiskusikan denga teman kelompok

Siswa mengembangkan kerangka puisi menjadi draft awal

Guru memantau dan mengarahkan siswa dan bertanya jawab tentang kesulitan yang dialami siswa dalam dalam mengembangkan kerangka

Guru menyimpulkan

23

Page 24: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

pekerjaan siswa dan menutup pelajaran

Perbaikan dan penyuntingan

Memperbaiki dan menyunting draft puisi

Guru menjelaskan secara singkat tentang hal-hal yang perlu diperbaiki dan disunting serta cara melakukannya

Siswa melakukan perbaikan dan penyuntingan dengan kelompok

Guru memantau dan mengarahkan siswa dan bertanya jawab tentang kesulitan yang dialami siswa dalam mengembangkan kerangka

Guru memberikan balikan langsung kepada siswa

Siswa menulis kembali draftnya berdasarkan saran perbaikan atau masukan yang diterima

Publikasi Membaca puisi dengan tepat di kelas

Memberikan komentar terhadap hasil pembacaan puisi di depan kelas

Guru membimbing siswa dengan memberikan penjelasan tentang cara membaca yang baik dan memberikan contoh

Siswa mwmbacakan puisi di depan kelas

Siswa dibimbing dengan curah pendapat untuk memberikan komentar terhadap hasil pembacaan temannya

Tabel. 1 Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Siklus kedua

Siklus kedua dilakukan sesuai dengan langkah-langka pembelajaran seperti

pada siklus pertama

24

Page 25: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

C. Refleksi Hasil Penelitian

Setelah mengumpulkan data hasil penelitian yang terdiri dari, hasil

observasi hasil belajar menulis puisi siswa maka peneliti menganalisis data

yang terkumpul.

1. Siklus Pertama

a. Hasil Tes Belajar

Pada siklus pertama penilaian dilakukan pada pertemuan ketiga

Hasil penilaian menunjukkan bahwa: untuk komponen isi (I)= 17 orang

nilainya ≥ 80, komponen Tipografi (T) hanya 3 orang yang nilai ≥ 80 ,

komponen pengimajinasial (P) 8 orang yang nilai ≥ 80 dan untuk komponen

keotentikan (O) 17 siswa nilainya ≥ 80 dan dari semua aspek yang atau

komponen yang dinilai hanya11 siswa yang nilai rata-ratanya ≥ 80 atau 44 %

dari 25 siswa yang ada di kelas IV, yang artinya secara klasikal belum tuntas.

Hasil penilaian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

No. Siswa I T P 0 JUMLAHNilai Rata-rata

Keterangan

TuntasTidak Tuntas

1 80 55 65 80 280 70   v2 80 60 60 75 275 68,75   v3 90 55 65 80 290 72,5   v4 85 75 75 85 320 80 v  5 70 55 75 75 275 68,75   v6 80 75 80 85 320 80 v  7 85 75 75 85 320 80 v  8 90 60 70 65 285 71,25   v9 85 65 65 65 280 70   v

10 80 80 80 85 325 81,25 v v

25

Page 26: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

11 90 80 80 80 330 82,5 v v12 65 65 65 80 275 68,75   v13 75 55 65 80 275 68,75   v 14 85 60 80 80 305 76,25   v15 85 80 75 90 330 82,5 v  16 85 75 85 85 330 82,5  v17 65 65 65 75 270 67,5 v  18 75 55 75 70 275 68,75   v19 75 65 65 75 280 70   v20 80 65 65 85 295 73,75   v21 70 60 70 75 275 68,75   v22 75 75 85 90 325 81,25 v v23 90 55 65 80 290 72,5   v24 80 75 80 90 325 81,25 v  25 90 75 80 90 335 83,75 v  

Jumlah 2010 1660 1810 2005   1871,25Rata-rata 80,40 66,40 72,40 80,20   74,85

Tabel 2. Hasil Penilaian Siklus Pertama

Hasil penelitian pada siklus pertama ini, dimana observasi dan

penilaian yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan pendekatan

ketrampilan proses menunjukkan bahwa peran guru dalam pembelajaran

cukup baik namun siswa belum menunjukkan antusiasme dan keaktifan yang

diharapkan. Hal ini juga ditunjukkan kegiatan siswa dalam pembelajaran yang

mereka alami, baru sebagian yang tertarik untuk mengikuti pembelajaran.

Dengan serius dan sebagaian masih bingung. Hasil belajar siswa

menunjukkan secara klasikal belum menunjukkan ketuntasan. Faktor-faktor

yang menyebabkan hasil penelitian belum menunjukkan hasil yang diharapkan

adalah para siswa belum terbiasa dengan pendekatan yang diterapkan yang

menjadikan mereka sebagai pusat pembelajaran. Mereka masih terbawa

26

Page 27: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

dengan metode konvensional dimana guru menerangkan, memberikan tugas

atau soal dan kemudian dikerjakan oleh mereka. Mereka belum terbiasa untuk

mengajukan gagasan atau ide mereka dalam proses pembelajaran. Faktor yang

kedua adalah faktor guru atau peneliti sendiri yang belum mampu untuk

memotivasi siswa secara optimal dan mendorong mereka untuk memberikan

ide-ide atau tanggapan terhadap pendapat yang dikemukakan teman-temannya

serta peneliti masih kurang memberikan perhatian yang serius pada siswa-

siswa yang masih pasif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apa yang

menjadi tujuan penelitian belum tercapai sehingga peneliti memutuskan untuk

melakukan tindakan pada siklus kedua dengan memperbaiki berbagai

kelemahan dan kekurangan yang dilakukan pada siklus pertama

2. Siklus Kedua

Hasil penilaian yang dilakukan pada pertemuam ketiga untuk siklus ini

menunjukkan bahwa: untuk komponen isi (I)= 23 orang nilainya ≥ 80, komponen

Tipografi (T) hanya 20 orang yang nilai ≥ 80 , komponen pengimajinasial (P) 23

orang yang nilai ≥ 80 dan untuk komponen keotentikan (O) 24 siswa nilainya ≥

80 dan dari semua aspek yang atau komponen yang dinilai 23 siswa nilai rata-

ratanya ≥ 80 atau 92 % dari 25 siswa yang ada di kelas III . Hasil penilaian pada

siklus kedua ditunjukkan pada table berikut ini:

No. Siswa I T P 0 JUMLAHNilai Rata-rata

Keterangan

TuntasTidak Tuntas

1 85 80 90 90 345 86,25 v  2 85 80 85 80 330 82,5 v  3 90 75 80 85 330 82,5 v  

27

Page 28: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

4 90 80 80 85 335 83,75 v  5 80 75 80 80 315 78,75   v6 85 80 85 85 335 83,75 v  7 85 80 80 85 330 82,5 v  8 90 80 80 80 330 82,5 v  9 85 80 80 80 325 81,25 v  

10 85 85 80 85 335 83,75 v  11 90 85 80 80 335 83,75 v  12 80 75 80 80 315 78,75   v13 75 70 75 80 300 75   v 14 90 85 80 90 345 86,25    15 85 85 80 90 340 85 v  16 90 85 90 90 355 88,75    v17 75 75 75 75 300 75 v  18 85 80 80 80 325 81,25 v  19 80 80 80 80 320 80 v  20 85 80 80 90 335 83,75 v  21 80 80 85 80 325 81,25 v  22 80 80 90 90 340 85 v  23 90 80 80 90 340 85 v  24 80 85 85 90 340 85 v  25 90 85 85 90 350 87,5 v  

Jumlah 2115 2005 2045 2110   2068,75Rata-rata 84,60 80,20 81,80 84,40   82,75

Tabel 3. Hasil Penilaian Siklus Kedua

Hasil penelitian pada siklus kedua ini menunjukkan bahwa semua aspek

mengalami peningkatan. Aspek yang dinilai mengalami peningkatan yang

cukup baik, dan pada siklus kedua ini peran guru dan siswa dalam

pembelajaran dengan menerapkan pendekatan ketrampilan proses berjalan

dengan baik. Peneliti mengamati bahwa sebagian besar dari mereka menyukai

pembelajaran bahasa Indonesia yang menggunakan pendekatan ketrampilan

proses dalam belajar menulis. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan

28

Page 29: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

yang cukup baik dan secara klasikal telah menunjukkan ketuntasan belajar,

sehingga peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan tindakan pada siklus

berikutnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil

belajar menulis puisi siswa maka guru dapat menggunakan pendekatan

ketrampilan proses.

BAB V

29

Page 30: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pendekatan

ketrampilan proses dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa IV SD N

Inpres Tosuraya Kecamatan Ratahan, dapat disimpulkan bahwa pendekatan ini

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dimana 89,66% mencapai nilai ≥ 6,5

atau secara klasikal mencapai ketuntasan belajar.

Selama proses pembelajaran siswa lebih antusias dan termotivasi

untuk mempelajari materi yang diberikan sehingga mereka menjadi aktif

menjawab pertanyaan, mengajukan permasalahan, mengungkapkan gagasan,

memproduksi dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembekajaran dapat

tercapai.

B. Saran

Dari proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperlihatkan oleh

siswa-siswa kelas IV SD N Inpres Tosuraya Kecamatan Ratahan, dengan

tindakan pembelajaran menggunakan pendekatan ketrampilan proses untuk

menulis puisi, siswa menjadi bersemangat dan aktif dalam pembelajaran dan

secara klasikal hasil belajar tuntas. Ini menunjukkan bahwa pendekatan

ketrampilan proses dapat diterapkan dalam proses pembelajaran bahasa

Indonesia, lebih khusus untuk materi menulis puisi.

30

Page 31: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

Oleh sebab itu peneliti menyarankan:

1. Guru bahasa Indonesia dapat menerapkan pendekatan ketrampilan proses

untuk meningkatkan hasil belajar siswa

2. Guru bahasa Indonesia harus mencari berbagai alternatif yang dapat

meningkatkan motivasi dan antusiasme siswa untuk menyukai mata

pelajaran bahasa Indonesia.

3. Guru bahasa Indonesia dan mata pelajaran lainnya sebaiknya

menggunakan model atau pendekatan pembelajaran sesuai dengan

karakteristik setiap mata pelajaran yang diampu dan karakteristik siswa.

4. Agar dilaksanakan penelitian lanjutan tentang penerapan pendekatan

ketrampilan pada proses pembelajaran dalam skala yang lebih luas pada

satuan pendidikan mulai dari SD, SMP dan SMA/SMK untuk mengetahui

hasil perbandingannya demi meningkatkan mutu pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

31

Page 32: Bab i Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah

Goldberg, Natalie. 2005. Alirkan Jati Dirimu: Esai-esai Ringan untuk Meruntuhkan Tembok-Kemalasan Menulis (diterjemahkan oleh Yuliani Liputo). Bandung: MLC.

 Jassin, HB. 1987. Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45. Jakarta: Gunung

Agung. Keraf, Gorys. 1998. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Luxemburg, Jan Van (et al). 1992. Pengantar Ilmu Sastra (Diterjemahkan oleh

Dick Hartoko). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama..

Maroeli Simbolon, S.Sn. 2006. Pengertian Puisi. Rineka Cipta. Jakarta

Phillbrick, Peter. 2007. ”Poetry Writing”  dalam www.teacher.scholastic.com diakses pada 9 Maret 2009

 Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.  Pandoyo. 1992. Strategi Belajar Mengajar. IKIP Semarang Press: Semarang

Rifaterre, Michael. 1978. Semiotic of Poetry. London:  Sayuti, Suminto A. 1985. Puisi dan Pengajarannya. Semarang: IKIP

Semarang Press. Semiawan, Conny. 1988. Pendekatan Ketrampilan Proses; bagaimana

mengaktifkan siswa dalam belajar. Jakarta: Gramedia.

Soemanto, Bakdi. 2005. ”Bagaimana Menulis Kreatif, Sebuah Materi Disusun dengan Perspektif Masa Kini” dalam Menuju Budaya Menulis, Suatu Bunga Rampai. Yogyakarta: Tiara Wacana.

 Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Bigraf Publishing: Yogyakarta

32