BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI...

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi suatu negara, dan sumber penerimaan tersebut digunakan dalam proses pembangunan suatu negara. Menurut Dharma dan Ardiana (2016) pajak adalah salah satu sumber utama penerimaan negara yang dibayar oleh masyarakat dan sebagai iuran pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan serta sebagai perwujudan peran serta masyarakat atau wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Fungsi pemungutan pajak ada 2 (dua) yaitu sebagai Regulerend dan Budgeting. Dalam menjalankan fungsi regulerend, pajak digunakan dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah bidang sosial dan ekonomi. Dalam menjalankan fungsi sebagai budgeting, pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, sehingga dalam pemungutannya harus optimal (Adisamartha dan Noviari, 2015). Penerimaan pajak di Indonesia masih belum mampu dicapai dengan maksimal khususnya penerimaan pajak dari sektor Pertambangan . Hal ini dibuktikan dengan adanya data efektviitas pemungutan pajak migas dan non- migas dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia dari tahun 2011-2015 Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI MULYANI_AKUNTANSI'17.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi suatu

negara, dan sumber penerimaan tersebut digunakan dalam proses

pembangunan suatu negara. Menurut Dharma dan Ardiana (2016) pajak

adalah salah satu sumber utama penerimaan negara yang dibayar oleh

masyarakat dan sebagai iuran pemungutan yang dapat dipaksakan oleh

pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

serta sebagai perwujudan peran serta masyarakat atau wajib pajak untuk

secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang

diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Fungsi

pemungutan pajak ada 2 (dua) yaitu sebagai Regulerend dan Budgeting.

Dalam menjalankan fungsi regulerend, pajak digunakan dalam pelaksanaan

kebijakan pemerintah bidang sosial dan ekonomi. Dalam menjalankan fungsi

sebagai budgeting, pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran negara,

sehingga dalam pemungutannya harus optimal (Adisamartha dan Noviari,

2015).

Penerimaan pajak di Indonesia masih belum mampu dicapai dengan

maksimal khususnya penerimaan pajak dari sektor Pertambangan . Hal ini

dibuktikan dengan adanya data efektviitas pemungutan pajak migas dan non-

migas dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia dari tahun 2011-2015

Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI MULYANI_AKUNTANSI'17.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

2

menunjukkan penerimaan pajak yang tidak stabil bahkan semakin turun.

Efektifitas pemungutan pajak dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1

Efektifitas Pemungutan Pajak Migas dan Non-Migas di Indonesia

Tahun

Target Realisasi

Efektivitas

Pemungutan

Pajak

2011 Migas Rp 65,230,670,000,000 Rp 73,095,496,754,938 112,06%

Non Migas Rp 366,746,349,922,000 Rp 354,683,553,082,514 96,71%

2012 Migas Rp 67,916,730,000,000 Rp 83,460,868,001,301 122,89%

Non Migas Rp 445,733,430,000,000 Rp 377,942,175,058,445 84,79%

2013 Migas Rp 74,277,980,000,000 Rp 88,747,448,408,293 119,48%

Non Migas Rp 464,481,876,000,000 Rp 413,808,305,275,411 89,09%

2014 Migas Rp 83,889,790,000,000 Rp 87,445,663,200,967 104,24%

Non Migas Rp 485,976,868,000,000 Rp 453,078,754,802,823 93,23%

2015 Migas Rp 49,534,791,000,000 Rp 49,671,556,135,321 100,28%

Non Migas Rp 629,835,345,164,000 Rp 544,455,381,617,738 86,44%

Sumber: Kemenkeu, 2016

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa pajak migas tahun 2011-2015

menunjukkan penerimaan pajak yang tidak stabil. Penerimaan pajak migas

dari tahun 2011-2014 mengalami kenaikan namun dari tahun 2014-2015

mengalami penurunan. Sedangkan untuk penerimaan pajak non-migas tahun

2011-2015 terus mengalami kenaikan tetapi tidak sesuai dengan yang

ditargetkan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak.

Dari uraian angka diatas semakin menjelaskan perlu adanya

pengoptimalan penerimaan pajak khususnya dari sektor Pertambangan oleh

pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak demi percepatan

pembangunan nasional. Namun pemerintah dan wajib pajak mempunyai

kepentingan yang berbeda dalam pelaksanaan pemungutan pajak. Pemerintah

ingin terus menaikkan penerimaan negara melalui pajak guna membiayai

penyelenggaraan pemerintah, sedangkan wajib pajak ingin membayar pajak

Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI MULYANI_AKUNTANSI'17.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

3

sekecil mungkin karena dengan membayar pajak akan mengurangi

pendapatan atau laba bersih perusahaan. Untuk mengurangi atau

meminimalkan jumlah pembayaran pajak tersebut banyak hal yang dilakukan

oleh wajib pajak baik secara legal atau ilegal. Menurut Darmawan dan

Sukartha (2014) terdapat 2 (dua) usaha pengurangan pembayaran pajak, yaitu

penghindaran pajak (tax avoidance) secara legal, dan penggelapan pajak (tax

evasion) secara ilegal.

Menurut Dewinta dan Setiawan (2016) tax avoidance adalah usaha

pengurangan pajak, dengan memanfaatkan pengecualian dan potongan yang

diperkenankan dalam peraturan perpajakan atau menunda pajak yang belum

diatur dalam peraturan perpajakan yang berlaku, dalam hal ini sebagai

pengambil kebijakan adalah pimpinan perusahaan. Disatu sisi tax avoidance

menurunkan penerimaa negara yang akhirnya akan merugikan negara itu

sendiri, tetapi disisi lain perusahaan yang melakukan tax avoidance tidak

dapat dijatuhkan sanksi oleh pemerintah karena secara hukum tidak ada

aturan yang dilanggar. Dari sisi perusahaan sah untuk dilakukan tetapi tidak

selalu diinginkan dari sisi pemerintah, hal inilah yang membuat tax avoidance

bersifat unik (Maharani dan Suardana, 2014). Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi suatu perusahaan dalam melakukan tax avoidance antara lain :

leverage, profitabilitas, intensitas aset tetap dan intensitas persediaan.

Leverage yaitu tingkat hutang perusahaan yang digunakan untuk

membiayai aktivitas operasinya. Adanya penambahan jumlah hutang suatu

perusahaan akan menyebabkan adanya beban bunga yang semakin bertambah

Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI MULYANI_AKUNTANSI'17.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

4

pula yang harus dibayarkan. Beban bunga yang timbul atas hutang tersebut

akan mengurangi pembayaran pajak karena beban bunga menjadi pengurang

laba bersih perusahaan sehingga keuntungan yang maksimal dapat dicapai

(Dharma dan Ardiana, 2016). Laba kena pajak perusahaan cenderung lebih

kecil apabila perusahaan tersebut menggunakan hutang sebagai sumber

pendanaan daripada perusahaan yang menggunakan sumber pendanaan yang

berasal dari penerbitan saham, sehingga dapat digolongkan adanya tindakan

penghindaran pajak (tax avoidance) (Surbakti, 2012 ).

Return on assets (ROA) merupakan salah satu pendekatan yang dapat

mencerminkan profitabilitas suatu perusahaan. Pendekatan ROA

menunjukkan bahwa besarnya laba yang diperoleh perusahaan dengan

menggunakan total aset yang dimilikinya. ROA juga memperhitungkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang terlepas dari

pendanaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik performa perusahaan

dengan menggunakan aset dalam memperoleh laba bersih (Darmawan dan

Sukartha, 2014). Perusahaan yang memiliki laba tinggi cenderung

menghadapi beban pajak yang rendah. Rendahnya beban pajak dikarenakan

perusahaan dengan laba yang tinggi berhasil memanfaatkan keuntungan dari

adanya insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013).

Sehingga dapat digolongkan adanya tindakan penghindaran pajak (tax

avoidance).

Intensitas aset tetap perusahaan merupakan gambaran banyaknya

investasi perusahaan terhadap aset tetap perusahaan (Darmadi, 2013).

Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI MULYANI_AKUNTANSI'17.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

5

Perusahaan yang memutuskan untuk berinvestasi dalam bentuk aset tetap

dapat menjadikan beban depresiasi sebagai beban yang dapat dikurangkan

dari penghasilan atau bersifat deductible expense. Karena beban depresiasi

yang bersifat deductible akan menyebabkan laba kena pajak perusahaan

menjadi berkurang yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah pajak yang

harus dibayar perusahaan, hal ini akan mengindikasikan perusahaan

melakukan penghindaran pajak (Mulyani dkk, 2014).

Faktor intensitas persediaan juga dapat memengaruhi tax avoidance

selain leverage, profitabilitas dan intensitas aset tetap. Tingginya tingkat

persediaan dalam perusahaan akan menimbulkan tambahan beban bagi

perusahaan. PSAK 14 no. 13 menyatakan adanya beberapa pemborosan yang

ditimbulkan akibat tingginya tingkat persediaan, beban-beban tersebut

meliputi beban bahan, beban tenaga kerja, beban produksi, beban

penyimpanan, beban administrasi dan umum, dan beban penjualan. Beban

tersebut akan diakui sebagai beban di luar persediaan itu sendiri (Adisamartha

dan Noviari, 2015). Beban-beban tersebut akan mengurangi laba bersih

perusahaan dan pada akhirnya akan mengurangi jumlah pembayaran pajak

perusahaan. Hal ini akan mengindikasikan perusahaan melakukan

penghindaran pajak.

Terdapat hasil penelitian terdahulu terkait dengan variabel leverage

yang dilakukan oleh Siregar dan Widyawati (2016) yang meneliti tentang

pengaruh karakteristik perusahaan terhadap penghindaran pajak pada

perusahaan manufaktur di BEI, menemukan bahwa leverage berpengaruh

Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI MULYANI_AKUNTANSI'17.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

6

positif terhadap penghindaran pajak. Menurut Mulyani dkk, (2014) yang

meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan, koneksi politik dan

reformasi perpajakan terhadap penghindaran pajak, menemukan bahwa

leverage berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Menurut Dewinta

dan Setiawan (2016) yang menliti tentang pengaruh ukuran perusahaan, umur

perusahaan, profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan penjualan terhadap tax

avoidance, menunjukkan hasil bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap

tax avoidance.

Hasil penelitian terdahulu terkait dengan variabel profitabilitas yang

dilakukan oleh Dewinta dan Setiawan (2016) yang menliti tentang pengaruh

ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, leverage, dan

pertumbuhan penjualan terhadap tax avoidance menyatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Menurut Siregar

dan Widyawati (2016) yang meneliti tentang pengaruh karakteristik

perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur di BEI,

menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penghindaran

pajak. Menurut Marfu’ah (2015) yang meneliti tentang pengaruh return on

asset, leverage, ukuran perusahaan kompensasi rugi fiskal dan koneksi politik

terhadap tax avoidance menyebutkan bahwa return on assets sebagai proxy

dari profitabilitas tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Hasil penelitian terdahulu terkait dengan variabel intensitas aset tetap

yang dilakukan oleh Meisiska (2016) yang meneiti tentang analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi efektivitas pembayaran pajak pada wajib pajak

Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI MULYANI_AKUNTANSI'17.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

7

badan, menunjukkan hasil bahwa intensitas aset tetap berpengaruh negatif

terhadap tarif pajak efektif. Semakin rendah tarif pajak efektif maka semakin

tinggi adanya penghindaran pajak (tax avoidance). Artinya intensitas aset

tetap berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Menurut Dharma dan

Ardiana (2016) yang meneliti tentang pengaruh leverage, intensitas aset tetap,

ukuran perusahaan, dan koneksi politik terhadap tax avoidance, menghasilkan

bahwa intensitas aset tetap berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.

Menurut Adisamartha dan Noviari (2015) yang meneliti tentang pengaruh

likuiditas, leverage, intensitas persediaan dan intensitas aset tetap pada

tingkat agresivitas wajib pajak badan, menyatakan bahwa intensitas aset tetap

tidak berpengaruh pada tingkat agresivitas wajib pajak badan.

Hasil penelitian terdahulu terkait variabel intensitas persediaan yang

dilakukan oleh Adisamartha dan Noviari (2015) yang meneliti tentang

pengaruh likuiditas, leverage, intensitas persediaan dan intensitas aset tetap

pada tingkat agresivitas wajib pajak badan menyatakan bahwa intensitas

persediaan berpengaruh positif pada tingkat agresivitas pajak. Menurut

Surbakti (2012) yang meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan dan

reformasi perpajakan terhadap penghindaran pajak di perusahaan industri

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010 menemukan bahwa

inventory intensity berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.

Menurut Siregar dan Widyawati (2016) yang meneliti tentang pengaruh

karakteristik perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan

Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI MULYANI_AKUNTANSI'17.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

8

manufaktur di BEI menunjukkan hasil bahwa inventory intensity tidak

berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Dharma dan

Ardiana (2016), yang meneliti tentang pengaruh leverage, intensitas aset

tetap, ukuran perusahaan dan koneksi politik terhadap tax avoidance pada

perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2012-2014. Alasan peneliti mereplikasi penelitian Dharma dan Ardiana

(2016) adalah selain untuk menguji kembali konsistensi hasil penelitian

terdahulu juga untuk mengembangkan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, dengan mengajukan variabel lain sebagai variabel independen

yaitu profitabilitas dan intensitas persediaan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Dharma dan Ardiana

(2016) terletak pada penggunaan variabel, sampel penelitian dan tahun

penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel leverage, profitabilitas,

intensitas aset tetap dan intensitas persediaan. Alasan peneliti mengeliminasi

variabel ukuran perusahaan dan koneksi politik karena ukuran perusahaan

dalam penelitian Dharma dan Ardiana (2016) diproxykan dengan total aset,

sedangkan intensitas aset tetap juga dihitung dengan membandingkan total

aset tetap dengan total aset, karena ditakutkan terjadi data yang

heteroskedastisitas maka dari itu peneliti mengeliminasi variabel ukuran

perusahaan dan mengganti dengan variabel profitabilitas dengan alasan

peneliti ingin mengetahui bukti empiris pengaruh variabel profitabilitas

terhadap tax avoidance. Sedangkan variabel koneksi politik dalam

Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI MULYANI_AKUNTANSI'17.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

9

penelitian Dharma dan Ardiana (2016) tidak memiliki pengaruh terhadap

tax avoidance dan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Marfu’ah (2015) dan Alfia (2015) variabel koneksi politik tidak

berpengaruh terhadap tax avoidance, maka dari itu peneliti mengeliminasi

variabel koneksi politik dan mengganti dengan variabel intensitas

persediaan dengan alasan karena peneliti ingin mengetahui bukti empiris

pengaruh intensitas persediaan terhadap tax avoidance. Tahun penelitian

pada penelitian ini adalah 2012-2015, dengan alasan laporan keuangan yang

digunakan peneliti adalah laporan keuangan yang paling up to date.

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan Pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Alasan peneliti

mengganti sampel penelitian karena penelitian yang dilakukan Dharma dan

Ardiana (2016) menggunakan perusahaan Manufaktur dan beberapa

penelitian terdahulu seperti Maharani dan Suardana (2014),

Mulyani,darminto dan Endang (2014), Adisamartha dan Noviari (2015),

Dewinta dan Setiawan (2016) juga menggunakan perusahaan Manufaktur

sebagai sampel penelitian, oleh karena itu perusahaan Pertambangan dalam

penelitian ini dipilih sebagai faktor pembeda dengan penelitian sebelumnya.

Alasan peneliti memilih perusahaan Pertambangan karena perusahaan

Pertambangan adalah salah satu perusahaan yang berkontribusi besar pada

penerimaan pajak negara yaitu 58,6% yang berasal dari penerimaan pajak

migas 2,9% dan pajak non-migas (Kemenkeu, 2016). Tetapi melihat adanya

data dari Kementerian ESDM bahwa terdapat 7.834 perusahaan

Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI MULYANI_AKUNTANSI'17.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

10

Pertambangan yang di data oleh Direktorat Jenderal Pajak, sebesar 24%

tidak memiliki NPWP, serta sekitar 35% yang tidak melaporkan SPT, hal ini

menandakan perusahaan pertambangan belum secara keseluruhan membayar

pajaknya atau dapat dikatakan perusahaan melakukan penghindaran pajak

(Industry, 2016). Kemudian adanya data tax amnesty periode juli-september

2016 mencapai Rp 94 triliun (Pajak, 2016). Dari jumlah WP sektor tambang

dan minerba hanya 16,2% WP yang mengikuti program tax amnesty dengan

nilai tebusan hanya 221 miliar kemudian pada WP Pertambangan minyak gas

hanya 6,1% WP yang mengikuti program tax amnesty (Okezone, 2016).

Penelitian ini penting dilakukan karena untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi penghindaran pajak secara legal, terutama bagi pembuat

kebijakan perpajakan, hal ini penting karena dengan mengetahui faktor-faktor

tersebut pembuat kebijakan perpajakan dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak

akan melakukan strategi untuk mengoptimalkan penerimaan pajak. Dengan

demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada praktisi

penyelenggara perusahaan agar dapat berhati-hati dalam melakukan

penghindaran pajak agar tidak digolongkan dalam penyelundupan pajak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap ETR sebagai proksi tax

avoidance pada perusahaan Pertambangan?

Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI MULYANI_AKUNTANSI'17.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

11

2. Apakah profitabilitas berpengaruh negatif terhadap ETR sebagai proksi tax

avoidance pada perusahaan Pertambangan?

3. Apakah intensitas aset tetap berpengaruh positif terhadap ETR sebagai

proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan?

4. Apakah intensitas persediaan berpengaruh positif terhadap ETR sebagai

proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini yaitu :

a. Memperoleh bukti empiris pengaruh dari leverage terhadap ETR

sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan.

b. Memperoleh bukti empiris pengaruh dari profitabilitas terhadap ETR

sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan.

c. Memperoleh bukti empiris pengaruh dari intensitas aset tetap terhadap

ETR sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan.

d. Memperoleh bukti empiris pengaruh dari intensitas persediaan terhadap

ETR sebagai proksi tax avoidance pada perusahaan Pertambangan.

2. Manfaat dari penelitian ini yaitu :

a. Bagi Akademis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan kajian ilmu perpajakan mengenai tax avoidance, serta

menambah pengetahuan mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi

tax avoidance yaitu leverage, profitabilitas, intensitas aset tetap dan

intensitas persediaan.

Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/2805/2/BAB I_TRI MULYANI_AKUNTANSI'17.pdf · A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

12

b. Bagi pembuat kebijakan perpajakan

Untuk dapat lebih memperhatikan hal-hal yang bisa digunakan

oleh perusahaan dalam rangka penghindaran pajak yang dapat

mengurangi pendapatan negara dari sektor pajak.

c. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

kepada praktisi penyelenggara perusahaan agar dapat lebih berhati-hati

dalam melakukan penghindaran pajak agar tidak digolongkan dalam

penyelundupan pajak.

d. Bagi peneliti lain

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya serta dapat memperbaiki kekurangan yang ada dalam

penelitian ini.

Pengaruh Leverage, Profitabilitas…, Tri Mulyani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017