BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional...

95
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam memandang penting persoalan ekonomi, dikarenakan ekonomi merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak terpisahkan. Namun tujuan akhir dari kehidupan ini melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, di perlukan pemahaman mengenai pengertian ekonomi Islam, menurut Muhammad Abdullah al-Arasi yang dikutip oleh Ibrahim Lubis mendefinisikan ekonomi Islam sebagai “Sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang kita simpulkan dari al-Qur’an dan as-Sunnah dan merupakan bangunan ekonomi”. 1 Sesuai dengan skema Zarqa, syariah terdiri atas bidang muamalat (sosial) dan bidang (ritual). Ibadah merupakan sarana manusia untuk berhubungan dengan sang penciptanya (hablum minallah) sedangkan muamalat di gunakan sebagai aturan main manusia dalam berhubungan dengan sesamanya (hablum minannas). Muamalat inilah yang menjadi objek paling luas yang harus digali manusia dari masa ke masa, seiring dengan perkembangan kebutuhan hidup manusia akan senantiasa berubah. Muamalat tidak membedakan seorang muslim dengan non muslim. Inilah salah satu hal yang menunjukkan sifat Universalitas ajaran Islam. Hal ini 1 Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam Suatu Pengantar I, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), cet. Ke-1, h. 245.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam memandang penting persoalan ekonomi, dikarenakan ekonomi

merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak terpisahkan. Namun tujuan

akhir dari kehidupan ini melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang

lebih tinggi.

Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, di perlukan pemahaman

mengenai pengertian ekonomi Islam, menurut Muhammad Abdullah al-Arasi

yang dikutip oleh Ibrahim Lubis mendefinisikan ekonomi Islam sebagai

“Sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang kita simpulkan dari al-Qur’an dan

as-Sunnah dan merupakan bangunan ekonomi”.1

Sesuai dengan skema Zarqa, syariah terdiri atas bidang muamalat (sosial)

dan bidang (ritual). Ibadah merupakan sarana manusia untuk berhubungan dengan

sang penciptanya (hablum minallah) sedangkan muamalat di gunakan sebagai

aturan main manusia dalam berhubungan dengan sesamanya (hablum minannas).

Muamalat inilah yang menjadi objek paling luas yang harus digali manusia dari

masa ke masa, seiring dengan perkembangan kebutuhan hidup manusia akan

senantiasa berubah.

Muamalat tidak membedakan seorang muslim dengan non muslim. Inilah

salah satu hal yang menunjukkan sifat Universalitas ajaran Islam. Hal ini

1Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam Suatu Pengantar I, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), cet. Ke-1,

h. 245.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

2

dimungkinkan karena Islam mengenal hal yang diistilahkan sebagai tsabit wa

mutakhayyirat (principle and variable). Jadi, variabel atau suatu proses kegiatan

yang dilakukan oleh seorang muslim harus berdasarkan prinsip-prinsip ajaran

Islam.2

Pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini diramaikan dengan hadirnya

lembaga keuangan syariah yang menjadi jalan alternatif dalam melakukan

kegiatan perekonomian yang berlandaskan syariah. Hal ini terjadi karena pada

saat ini sudah banyak umat Islam yang telah merasakan akan pentingnya

kehidupan yang sesuai dengan syariah yaitu kehidupan yang terhindar dari unsur

magrib (maisir, gharar, dan riba).

Setelah adanya rekomendasi dari lokakarya ulama tentang bunga bank dan

perbankan di Cisarua (Bogor) pada tanggal 19-22 Agustus 1990 yang kemudian

diikuti dengan diundangkannya UU No. 7/1992 tentang perbankan, maka

berdirilah Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai bank umum Islam pertama

yang beroperasi di Indonesia. Pendirian BMI ini menjadi cikal bakal terhadap

pendirian lembaga keuangan syariah lainnya di Indonesia.

Di tengah berkembangnya lembaga-lembaga keuangan Islam tersebut,

maka hendaknya kita tidak mengabaikan salah satu lembaga keuangan lainnya

yaitu pegadaian. Perum pegadaian salah satu lembaga keuangan non bank yang

menangani usaha jasa gadai yang merupakan sarana alternatif pertama dan sudah

ada sejak lama serta sudah banyak dikenal dan diminati oleh masyarakat terutama

di kota-kota kecil di seluruh Indonesia, karena masyarakat menginginkan suatu

2Eko Suprayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), cet.Ke-I, h. 1-2.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

3

lembaga keuangan yang sesuai dengan syariat Islam yang di dalamnya tidak

mengandung unsur riba.

Pegadaian sebagai suatu lembaga keuangan yang menangani usaha jasa

gadai yang dibutuhkan oleh masyarakat, terutama masyarakat pedesaan.

Disamping proses pencairan dana yang terbilang mudah dan cepat, pegadaian

juga tidak meminta yang menyulitkan dalam memberikan dana. Cukup dengan

membawa barang jaminan yang bernilai ekonomis, masyarakat sudah bisa

mendapatkan dana untuk kebutuhannya, baik produktif maupun konsumtif.3

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa salah satu lembaga keuangan

lainnya adalah pegadaian syariah. Kehadiran pegadaian syariah sangat dibutuhkan

oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah muslim, yang menghendaki

diterapkannya prinsip-prinsip syariah Islam dalam berbagai transaksi atau

muamalat sebagai untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan

masyarakat muslim untuk bertransaksi dan bermuamalat berdasarkan prinsip

syariah Islam.

Masih banyak masyarakat yang belum mengenal pegadaian syariah.

Apalagi masyarakat yang berada di daerah terpencil di pedesaan. Walaupun

demikian sistem informasi tentang pegadaian syariah masih terus dilakukan dalam

memperkenalkan pegadaian syariah, dengan tujuan agar masyarakat dapat

mengenal dan mengadopsi pegadaian syariah. Masyarakat dalam memilih

pegadaian syariah pasti ada unsur yang memotivasi mereka terhadap pegadaian

syariah, apakah itu dari sistem operasional, pelayanan, atau biaya yang ringan.

3 Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, (Jakarta : PT. Salemba Emban Patria 2002), cet. Ke-1, h.114.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

4

Bagi sebagian kecil masyarakat yang sudah mengenal dan mengadopsi tentulah

sudah tahu bagaimana cara kinerja pegadaian syariah baik dari segi pelayanan,

sistem operasional maupun biaya yang ringan. Sampai saat ini perkembangan

pegadaian syariah sangat pesat baik jumlah nasabah maupun kantor cabang.

Namun jangkauannya masih di kota-kota besar, sehingga potensi dan peluangnya

masih cukup besar. Pegadaian konvensional yang menerapkan sistem bunga harus

bersaing dengan pegadaian syariah yang menerapkan tarif ijaroh dan biaya

administrasi yang tidak berlipat ganda bila tidak membayar utangnya.4

Berlandaskan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa seiringnya waktu

pegadaian syariah semakin berkembang, sehingga semakin besar

dorongan/motivasi nasabah untuk mendapatkan tujuan yang khusus yaitu

mendapatkan dana dengan transaksi gadai yang praktis, cepat, dan

menentramkan.

1. Hanya dalam waktu 15 menit dana Anda akan terpenuhi.

2. Praktis, tidak perlu membuka rekening ataupun prosedur lain yang

memberatkan. Anda cukup membawa barang-barang berharga milik Anda,

saat itu juga Anda akan mendapatkan dana yang dibutuhkan dengan jangka

waktu hingga 120 hari dan dapat dilunasi sewaktu-waktu.

3. Menentramkan, sumber dana yang berasal dari sumber yang sesuai dengan

syariah, proses gadai berlandaskan prinsip syariah, serta didukung oleh

4M.Ali.Hasan, Masail Fiqhiyyah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet. Ke -4, h.

123.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

5

petugas-petugas dan outlet dengan nuansa Islami sehingga lebih syar’i dan

terjaga.5

Struktur pengetahuan masyarakat tentang pegadaian syariah telah

menumbuhkan motivasi mereka untuk mendapatkan dana di lembaga yang

mereka ketahui dapat mempemudah penggunaan dana yang terdesak. Maka dari

itu Penulis merasa hal ini patut untuk diteliti. Untuk mengugkapkan apa motovasi

mereka dan bagaimana mereka bisa termotivasi dengan penggunaan dana dijasa

pegadaian.

Di sinilah terletak arti penting dari penulisan skripsi yang berjudul

“Motivasi Nasabah dalam Menggunakan Jasa Pegadaian Syariah (Studi Kasus

Pegadaian Syariah Cabang Cinere)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Melihat pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, masih banyak

permasalahan yang harus dikaji kembali secara luas. Untuk memudahkan

penyusunan dan pembahasan, penulis membatasinya hanya pada nasabah

pegadaian syariah cabang Cinere. Dibatasi dengan menguraikan definisi

operasional yaitu:

1. Pengertian dari “Motivasi” disini adalah dorongan serta maksud apa yang

dimiliki oleh nasabah lebih memilih menggunakan jasa pegadaian.6

2. Maksud dari “Nasabah” yaitu orang yang menggunakan jasa pegadaian

syariah.

5WWW.Pegadaian Syari’ah.Com, (26 Maret), 2008 6 Frista Amanda W, “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”. Penerbit Lintas Media Jombang.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

6

3. Lembaga “Pegadaian Syariah” adalah sebuah Institusi keuangan yang berada

di Jln. Karang Tengah Raya Cabang Cinere, yang melaksanakan kegiatan

berupa pembiayaan dalam penyaluran dana kemasyarakatan yang berlandaskan

sistem syariah.

Adapun rumusan masalah utama adalah hal apa yang memotivasi nasabah

terhadap pegadaian syariah. Dan dirumuskan beberapa ke dalam pertanyaan yaitu:

1. Bagaimana konsep dan mekanisme gadai syariah ?

2. Apa yang memotivasi nasabah lebih cenderung memilih jasa pegadaian

syariah ?

3. Bagaimana tanggapan nasabah tentang pelayanan serta operasional pegadaian

syariah ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai

berikut:

1. Mengetahui bagaimana konsep dan mekanisme gadai syariah

2. Mengetahui apa motivasi nasabah terhadap pegadaian syariah

3. Mengetahui tanggapan nasabah tentang pegadaian syariah.

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis

mengenai semua yang berkaitan dengan pegadaian syariah.

2. Khusus bagi instansi pegadaian syariah sebagai bahan evaluasi untuk dapat

meningkatkan segala kekurangan dalam kinerja gadai selama ini.

3. Mengetahui kondisi objektif masyarakat terhadap pegadaian syariah.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

7

D. Kajian Pustaka

Adapun kajian pustaka yang digunakan dari penulisan ini adalah :

1. Pada tahun 2006 telah ditulis skripsi oleh Estie Nurlina (102046125249)

dengan judul “Konsep Rahn dan Aplikasinya dalam Lembaga Pegadaian

Syariah”. Dalam skripsi ini hanya membahas konsep gadai serta aplikasinya

dalam Pegadaian Syariah.

2. Telah dibahas skripsi tentang pelaksanaan gadai dan gadai menurut Islam

Pada tahun 2006 yang ditulis oleh Agus Sholehuddin (101046122287) dengan

judul “Analisa Pelaksanaan Gadai Syariah dalam Kajian Hukum Islam.”

3. Pada tahun 2005 ada juga yang menulis skripsi mengenai “Perilaku Nasabah

dalam Pegadaian Syariah” penulisnya adalah Tuti Alawiyah (101046122323)

yang hanya mengangkat sebatas perilaku nasabah terhadap pegadaian syariah.

Namun dalam skripsi ini berbeda dengan skripsi yang ada di atas,

penulis hanya akan membahas “Motivasi Nasabah Terhadap Pegadaian

Syariah” dimana penulis akan mencari data melalui beberapa tahapan salah

satunya penyebaran angket untuk lebih mengetahui apa yang memotivasi

masyarakat lebih memilih menggunakan jasa pegadaian syariah.

E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

Kerangka teori yang akan digunakan untuk menganalisa penelitian ini

adalah meliputi pengertian motivasi serta apa yang memotivasi nasabah dalam

menggunakan jasa pegadaian syariah.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

8

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Dari

pengertian tersebut dapat kita simpulkan sedikit bahwa setiap apa yang dilakukan

seseorang pasti punya motif serta tujuan yang dicapai, begitupun dengan yang

dilakukan masyarakat menggunakan jasa pegadaian pastinya memiliki motif-

motif tetentu diantaranya adalah: pelayanan yang baik, prosedur yang mudah dan

cepat, biaya jasa simpan yang lebih ringan/tidak adanya bunga serta jarak tempuh

pegadaian yang lebih dekat dan strategis.7

Sedangkan pelayanan adalah tindakan atau perbuatan seseorang untuk

memberikan kepuasan kepada pelanggan atau nasabah.8 Tindakan tersebut dapat

dilakukan melalui cara langsung melayani nasabah.hal yang berkaitan dengan

pelayanan yaitu: ramah tamah, sopan santun baik perkataan maupun cara

berpakian dan tindakan, keamanan dan kenyamanan tempat, fasilitas yang

memadai bagi para nasabah. Jadi hubungan antara pelayanan dengan motivasi

adalah semakin baik tingkat pelayanan maka semakin tinggi tingkat motivasi

nasabah lebih memilih jasa pegadaian syariah.

Hal yang mempengaruhi masyarakat datang ke lembaga keuangan

misalnya bank adalah :

a. Karna pihak perbankan yang memberikan rangsangan berupa balas jasa yang

akan diberikan kepada si penyimpan berupa bunga, untuk bank syari’ah adalah

berupa pembiyayaan.

b. Pelayanan yang baik. 7 Amanda Frista W, ”Kamus Lengkap Bahasa Indonesia”. 8 Ibid , h.646

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

9

c. Perbankan yang dapat memberikan pinjaman atau dikenal dengan istilah kredit.9

Tetapi jika seseorang yang datang ke lembaga keuangan mendapati

kendala prosedur yang rumit, solusinya yaitu mendatangi lembaga pegadaian

karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat lebih memilih

lembaga pegadaiandibanding lembaga keuangan bank yaitu :

1. Waktu yang relatif singkat, hal ini disebabkan karena prosedurnya yang tidak

berbelit – belit.

2. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk

memenuhinya.

3. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang digunakan untuk apa, sesuai

dengan kehendak nasabahnya.10

Agar penulis dapat membuktikannya dengan menggunakan suatu

penelitian.

F. Hipotesa

Hipotesa tidak lain adalah jawaban sementara yang digunakan penulis

dalam penelitian yang sebenarnya masih harus diuji kebenarannya. Hipotesa bisa

saja benar dan juga salah. Ini perlu diuji kebenarannyaakan sehingga akan didapat

suatu kesimpulan. Apakah hipotesa dapat diterima atau ditolak. Untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X (Pelayanan, sistem

9 Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainya”. ( Jakarta PT.Raja GrafindoPersada, 2002 ), Cet. Ke-6, hal 24 10 Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainya”. 249.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

10

operasional), dan variabel Y (Motivasi nasabah) penulis menggunakan rumus

product moment. Dalam pembahasan ini hipotesa adalah:

1. Ho : Tidak ada hubungan yang positif antara variabel X (Pelayanan, sistem

operasional), dan variabel Y (Motivasi nasabah).

2. Ha : Ada hubungan yang positif antara variabel X (Pelayanan, sistem

operasional) dengan variabel Y (Motivasi nasabah).

Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dan

variabel Y, penulis mengujinya dengan menggunakan rumus product moment

yaitu:

r = ( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

2222 YYNXXXN

YXXYN

Perhitungannya sebagai berikut:

Langkah 1 : Perumusan hipotesa

Ho : Tidak ada hubungan positif antara variabel X (motivasi

nasabah) dan variabel Y (pelayanan,sistem operasional)

Ha : Ada hubungan positif antara variabel X dan variabel Y

Langkah 2 : Menentukan tingkat signifikan dan nilai kritis (df). Dimana

tingkat signifikansinya a= 5% dan nilai kritis (df) = n-2 yaitu

untuk menentukan nilai r tabel.

Langkah 3 : Menghitung nilai r tabel = n-2 pada tarif signifikan 5%

Langkah 4 : Kesimpulan pengujian, apakah terdapat hubungan atau tidak

antara kedua variabel tersebut.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

11

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Untuk

menunjang data tersebut penulis juga melakukan pendekatan kuantitatif, yaitu

penelitian yang informasinya atau datanya diolah dengan data statistik. Di

dalam metode yang digunakan adalah metode deskriftif analisis yaitu penulis

menggambarkan permasalahan dengan didasari data-data yang ada kemudian

dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik kesimpulan.11 Dengan tipe

pendekatan studi kasus. Penulis mengadakan penelitian dengan melihat,

menggambarkan tentang motivasi nasabah terhadap jasa pegadaian syariah.

2. Sumber dan Teknik Pengambilan data

Yang menjadi bahan acuan (sumber) dalam penelitian ini, penulis

membaginya dalam dua kategori yaitu:

a. Data primer, yang menjadi data primer adalah nasabah pegadaian syariah

cabang Cinere.

b. Data sekunder, yang digunakan untuk mendukung data primer. Dalam hal

ini penulis menggunakan data sekunder berupa dokumentasi, yaitu hal-hal

yang berkaitan dengan dokumen tentang pegadaian syariah seperti: buku-

buku, brosur, majalah, internet. Untuk memperoleh data yang akurat

penulis mengumpulkannya melalui:

1) Riset kepustakaan, yaitu penulis membaca, mengutip, dan merangkum

hal-hal yang perlu pada buku-buku, dokumentasi, dan sebagainya.

11Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press 1934), Cet .ke 3 h. 262.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

12

2) Penelitian lapangan, yaitu melakukan penelitian langsung ke lembaga

yang dijadikan objek penelitian di pegadaian syariah dan untuk

memperoleh data yang lengkap dilakukan cara-cara:

a. Wawancara (interview), yaitu melakukan tanya jawab lisan antara

dua orang tau lebih secara langsung.

b. Pengamatan langsung di lapangan (observasi) adalah pengamatan

dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.

c. Survei angket, adalah daftar pertanyaan yang dibagikan kepada 30

responden untuk diisi dari 300 nasabah pada bulan April 2008.

Adapun pertanyaan adalah pertanyaan tertutup yang telah

disediakan jawabannya.

3) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan adalah pegadaian syariah cabang

Cinere Jl. Karang Tengah Raya No. 25 D Jakarta Selatan.

4) Populasi sampel dan cara penarikannya

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mencakup masyarakat

yang menjadi nasabah pegadaian syariah cabang Cinere yaitu

nasabah yang aktif dimulai tahun 2008.

b. Sampel dan Penarikannya

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah purposif sampel. Artinya sampel dilakukan dengan

cara mengambil subjek didasarkan atas tujuan tertentu yaitu

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

13

menekankan pada pertimbangan karakteristik tertentu dari

subjek penelitian.

5) Penentuan variabel

Variabel yang digunakan adalah variabel X dan variabel Y. Variabel X

adalah motivasi nasabah varibel Y adalah pelayanan dan sistem

operasional pegadaian syariah cabang Cinere.

6) Teknik pengolahan dan analisis data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan diolah di

klasifikasikan berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan sub bab

permasalahan yang telah dibuat berdasarkan analisis variabel serta

dianalisa untuk mengungkapkan pokok permasalahan yang telah

diteliti sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan. Dari hasil

penelitian dibuat tabel frekuensi relatif untuk setiap kategori dengan

langsung dibuat persentase, sehingga akan langsung diketahui

jumlahnya (sesuai proporsi jawaban dan jumlah sampelnya) dengan

rumus.12

p = %100xNF

Dimana P = Persentase

F = Frekuensi yang sedang di cari persentasenya

N = Number of case (banyaknya sample)

12 Soekanto Soerjono, “ Pengatar Penelitian Hukum”, h.264

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

14

Besarnya persentase dari rumus di atas dapat disimpulkan dan dengan

beberapa kriteria sebagai berikut:

100 % = Seluruhnya

82 % - 99% = Hampir seluruh

67 % - 81 % = Sebagian besar

51 % - 66 % = Lebih dari setengah

50 % = Setengah

34 % - 49 % = Hampir setengah

18 % - 33 % = Sebagian kecil

1 % - 17 % = Sedikit sekali

Untuk menganalisis data penulis menggunakan rumus product moment

yaitu:

r = ( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

2222 YYNXXXN

YXXYN

Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2006.

H. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarah dalam pembahasan skripsi ini penulis membuat

sistematika sesuai dengan masing-masing bab. Penulis membaginya menjadi lima

bab. Masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan

dari bab tersebut. Adapun sistematika penyusunan yaitu:

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

15

BAB I : PENDAHULUAN

Memuat : Latar Belakang Masalah, Tujuan Penelitian, Pembatasan

dan Perumusan Masalah, Kajian Pustaka, Kerangka Teori dan

Kerangka Konsep, Hipotesa, Metode Penelitian dan Sistematika

Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Memuat : Pengertian Motivasi dan dorongan Nasabah, Faktor-

Faktor yang menyebabkan nasabah termotivasi, Hal-hal yang harus

diperhatikan dalam kepuasan nasabah, Pengertian Gadai, Landasan

Hukum Gadai, Rukun Gadai, Syarat Gadai, serta barang yang bisa

dijaminkan.

BAB III : PROFIL PEGADAIAN SYARIAH CABANG CINERE

Memuat : Sejarah berdirinya Pegadaian Syariah, visi dan misi

Pegadaian syariah, Struktur Organisasi, Perkembangan Pegadaian

Syariah, Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan, Prospek

Pegadaian Syariah.

BAB IV : ANALISA HASIL PENELITIAN

Memuat : Deskripsi data, Pengujian hipotesa, Analisa data

BAB V : PENUTUP

Memuat : Kesimpulan serta saran-saran

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motivasi dan Perilaku Konsumen (Nasabah)

1. Pengertian Motivasi dan Perilaku Konsumen (Nasabah)

Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan adalah

merupakan salah satu tugas penting bagi para produsen, untuk itu pihak

produsen atau perusahaan yang menghasilkan dan menjual produk yang

ditujukan pada konsumen harus memiliki strategi yang jitu. Perusahaan harus

memahami konsep perilaku konsumen agar konsumen dapat terpenuhi

kebutuhan dan keinginannya dengan melakukan transaksi pembelian dan

merasakan kepuasan terhadap produk yang ditawarkan sehingga konsumen

menjadi pelanggan tunggal (loyal). Dalam hal ini produsen harus memahami

konsep motivasi konsumen dalam melakukan pembelian. Produsen umumnya

kurang memahami motivasi yang lebih mendalam mengenai konsumennya,

mereka mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada

menit-menit terakhir. Bagaimanapun juga pemasar atau produsen harus

mempelajari keinginan, persepsi, preferensi, serta perilaku belanja dan

pembelian pelanggan pasar sasarannya.

Motivasi berasal dari bahasa latin yang berbunyi movere yang berarti

dorongan atau menggerakkan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

17

yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia. Motivasi

semakin penting agar konsumen mendapatkan tujuan yang diinginkannya

secara optimum. Pengertian motivasi menurut para ahli:

American Encyclopedia

Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok

pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan

tindakan. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang

hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.13

Edwin B. Flippo

Motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan

organisasi agar mau bekerja sesuai secara berhasil, sehingga keinginan para

pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.14

Jadi secara keseluruhan motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya

penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau

bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk

mencapai kepuasan.

Motivasi dapat didefinisikan pula sebagai kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan-tujuan yang hendak

dicapainya, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya memenuhi suatu

kebutuhan individual. sementara motivasi umum bersangkutan dengan upaya

ke arah setiap tujuan, kami menyempitkan fokus ke tujuan individual agar

mencerminkan minat tunggal dalam perilaku yang berkaitan dengan hal 13 American Encyclopedi, “Perilaku konsumen”Prenada Media Jakarta:2003 hal.14 14 Edwin B. Flippo,Ibid hal. 17

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

18

tersebut. Berdasarkan definisi tersebut maka terdapat unsur-unsur kunci, yaitu

upaya, tujuan dan kebutuhan.

Unsur upaya merupakan unsur intensitas. Bila seseorang termotivasi,

maka ia akan mencoba kuat-kuat. Tetapi kemungkinan kecil tingkat upaya

yang tinggi akan menghantar kepada hasil yang menguntungkan kecuali bila

upaya tersebut disalurkan dalam suatu arah yang bermanfaat bagi individu

tersebut. Oleh karena itu kita harus mempertimbangkan kuantitas dari upaya

tersebut maupun dari intensitasnya. Upaya yang diarahkan pada suatu tujuan

tertentu yang diharapkan dan konsisten dengan tujuan tersebut adalah macam

upaya yang seharusnya dilakukan. Akhirnya kita perlukan motivasi sebagai

proses pemenuhan kebutuhan.

Suatu kebutuhan dapat diartikan sebagai suatu keadaan internal yang

menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Suatu kebutuhan yang tak

terpuaskan menciptakan tegangan yang merangsang dorongan-dorongan yang

ada dalam diri individu yang bersangkutan. Dorongan ini menimbulkan suatu

perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang apabila

dicapai akan memenuhi kebutuhan itu dan mendorong kearah pengurangan

tegangan.

Perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan atau

pengenalan kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada

ketidakcocokan yang memadai antara keadaan aktual dengan keadaan yang

diinginkan atau yang disukai. Karena ketidak cocokan ini meningkat, hasilnya

adalah pengaktifan suatu kondisi kegairahan yang diacu sebagai dorongan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

19

(drive). Semakin kuat dorongan tersebut, maka semakin besar pula urgensi

respon yang di rasakan.

Konsumen selalu dihadapkan pada persoalan biaya atau pengorbanan

yang akan dikeluarkan dan seberapa penting produk yang dibutuhkan dan

diinginkan. Oleh karena itu konsumen akan dihadapkan pada persoalan

motivasi atau pendorong. Motivasi konsumen adalah keadaan didalam

pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada

diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu

tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk

mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan.

Apabila kita menerima motivasi sebagai suatu pengaruh terhadap

tingkah laku dan apabila menerima paham bahwa bagian yang terbesar pada

pengaruh ini terhadap tingkah laku manusia adalah pemenuhan dari

kebutuhan-kebutuhan dasar, maka kita akan berusaha mengetahui apakah

yang menjadi kebutuhan mendasar.

Agar pemberian motivasi berjalan dengan lancar maka harus ada

proses motivasi yang jelas. Proses motivasi tersebut terdiri atas:

Tujuan

Perusahaan harus bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin

dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.

Mengetahui Kepentingan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

20

Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya

dilihat dari kepentingan perusahaan semata.

Komunikasi Efektif

Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar

konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang

biasa mereka dapatkan.

Integrasi Tujuan

Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan

kepentingan konsumen. Tujuan konsumen adalah untuk mencari laba serta

perluasan pasar, sedangkan tujuan individu konsumen adalah pemenuhan

kebutuhan dan kepuasan. Kedua kepentingan di atas harus disatukan dan

untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.

Fasilitas

Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan

barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Konsep motif dan motivasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4-3. Konsep Motif dan Motivasi

Perangsangan materiil Dan non-materiil oleh Internal dan eksternal

Ransangan keinginan dan perilaku konsumen

Daya penggerak dan kemauan

Pemenuhan Kebutuahan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

21

Keterangan:

a. Perangsang materiil dan non-materiil yang tercipta oleh internal dan eksternal

yang dilakukan oleh perusahaan.

b. Rangsangan yang menciptakan keinginan (want) dan mempengaruhi perilaku

seseorang.

c. Keinginan menjadi daya pengerak dan kemauan konsumen.

d. Kemauan konsumen menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan

seseorang.

e. Kebutuhan dan kepuasan mendorong menciptakan perangsang selanjutnya

dan seterusnya, jadi merupakan siklus.

2. Tujuan Motivasi Konsumen

Motivasi konsumen bertujuan:

a) Meningkatkan kepuasan

b) Mempertahankan loyalitas

c) Efisiensi

d) Efektivitas

e) Menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual

dengan pembeli atau konsumen.15

3. Landasan Motivasi

15 Nugroho j. Setiadi, ”PERILAKU KONSUMEN”(Konsep dan Implikasai Strategi dan

Penelitian Pemasaran) cet:1 hal.93-100 Prenada Media Jakarta:Kencana ,2003

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

22

Apabila kita berbicara tentang motivasi atau lebih tepat tentang

perilaku yang dimotivasi (Motivated Behavior) maka kita mempersoalkan

perilaku sebagai sesuatu hal yang memiliki tiga macam ciri khusus.

Pertama: perilaku yang dimotivasi berkelanjutan, maksudnya ia tetap

ada untuk jangka waktu yang relative lama.

Kedua: perilaku yang dimotivasi diarahkan ke arah pencapaian

sesuatu tujuan,dan

Ketiga: ia merupakan perilaku yang muncul karena adanya sesuatu

kebutuhan yang dirasakan.16

Konsep motivasi penting bagi teori pembelajaran. Ingatlah, motivasi

didasarkan pada kebutuhan dan sasaran. Motivasi berlaku sebagai pemacu

pembelajaran. Sebagai contoh, seseorang yang mengenal suatu lembaga

keuangan seperti pegadaian dimana memiliki prosedur serta pelayanan yang

mudah dan memuaskan, tentunya orang tersebut akan mencari informasi

mengenai pegadaian syariah tersebut karena ada dorongan untuk mencapai

tujuan yang diharapkan dan adanya tingkat keterkaitan, atau keterlibatan,

menentukan tingkat motivasi konsumen untuk mencari pengetahuan atau

informasi mengenai suatu produk atau jasa. Menemukan motif konsumen

merupakan salah satu tugas utama para pemasar, yang kemudian berusaha

mengejar segmen konsumen yang termotivasi mengapa dan bagaimana

produk mereka dapat memenuhi kebutuhan para konsumen.

ISYARAT

16 J. Winardi, “MANAJEMEN PERILAKU ORGANISASI”Edisi Revisi,Prenada Media Jakarta.2004 hal. 346

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

23

Isyarat membantu mengarahkan dorongan konsumen jika konsisten

dengan harapan-harapan konsumen. Para pemasar harus berhati-hati

memberikan isyarat yang tidak merusak harapan-harapan tersebut.

RESPON

Cara bereaksi para individu terhadap dorongan atau isyarat bagaimana

mereka berperilaku akan membentuk respon mereka sesuai dengan kebutuhan.

PENGUATAN

Penguatan (reinforcement) meningkatkan kemungkinan bahwa respon

khusus akan terjadi dimasa yang mendatang karena adanya berbagai isyarat

atau stimuli khusus.jika seseorang pernah menjadi nasabah disuatu lembaga

keuangan namun tidak ada kepuasan dari segi operasionalnya maka

kemungkinan akan mencari lembaga keuangan lainnya yang bisa memenuhi

kebutuhannya sesuai porsinya.17

Istilah perilaku nasabah (konsumen) banyak digunakan dalam ilmu-

ilmu sosial. Karena ia berkaitan erat dengan manusia sebagai objek studi.

Menurut Engel dan kawan-kawan perilaku konsumen (nasabah) adalah suatu

tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta

menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului

dan menyesali tindakan tersebut.18 Untuk memenuhi nasabah (konsumen) dan

mengembangkan strategi pemasaran yang tepat harus memahami apa yang

mereka pikirkan (kognisi), dan mereka rasakan (pengaruh) apa yang mereka

17 Leon G. Schiffman & Leslie Lazar Kanyk, ”Perilaku Konsumen” Edisi Ketujuh,PT. Indeks

Group Gramedia:2004,hal. 179-180 18 Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, (Jakarta, Gramedia Pustaka

Utama, 2000) h. 49

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

24

lakukan (perilaku) dan apa, serta dimana (kejadian sekitar) yang

mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasakan dan

dilakukan konsumen (nasabah).19

Di dalam Undang-undang Marketing, perilaku nasabah sering diberi

batasan sebagai kegiatan perseorangan maupun kelompok, yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang atau

jasa,termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan

penentuan kegiatan tersebut, sehingga ruang lingkup nasabah tidak hanya

terbatas pada bagaimana nasabah mendapatkan jasa, tetapi juga berkenaan

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah berperilaku.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Nasabah

Seorang nasabah (konsumen) di dalam memperoleh jasa atau barang,

tidak hanya ingin memiliki barang atau jasa, tetapi ada faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku seorang nasabah (konsumen) yaitu:20

a. Pengaruh kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling mendasar

dari keinginan dan perilaku seseorang. Faktor ini dipengaruhi oleh

kelompok, keagaman, nasionalisme, ras, letak geografis.

b. Kelas Sosial

Ada empat hal yang mendasar timbulnya kelas sosial dimasyarakat yaitu:

1) Kekayaan

2) Kekuasaan

19 Setiadi. J. Nugroho, “Perilaku Konsumen”. hal. 95 20 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisa Perencanaan Implementasi dan

Pengendalian, (Jakarta, Salemba empat, 2000), h. 224

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

25

3) Kehormatan

4) Tingkat penguasaan ilmu pengetahuan

c. Kelompok Referensi21

Kelompok referensi bagi seseorang akan memberikan pengaruh baik

langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang,

kelompok yang memberikan pengaruh langsung terdiri dari dua yaitu

primer dan sekunder. Kelompok primer adalah kelompok yang di

dalamnya terjalin interaksi yang berkesinambungan dan cenderung

bersifat informal. Contohnya keluarga, kawan, tetangga dan rekan kerja.

Kelompok sekunder adalah kelompok yang di dalamnya kurang terjalin

interaksi yang berkesinambungan dan cenderung formal seperti:

organisasi keagamaan, himpunan profesi.

d. Faktor Pribadi

Yang mempengaruhi faktor ini adalah:

1) Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Konsumsi seseorang dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.

Orang dewasa biasanya mengalami perubahan tertentu ketika mereka

menjalani hidupnya.

2) Pekerjaan

3) Ekonomi, yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah

terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan

hartanya.

21 Philip Kotler, Manajeme Pemasaran: Analisa Perencanaan dan Pengendalian, (Jakarta,Erlangga,1996),ed.5 h. 181

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

26

4) Gaya hidup, gaya hidup seseorang secara keseluruhan yang

berinteraksi dengan lingkungan, juga mencerminkan sesuatu dibalik

kelas sosial seseorang.

5) Kepribadian, merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari

setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang

relatif konsisten.

Ada sejumlah sumber informasi yang digunakan seseorang dalam

mengakses informasi, sehingga kenal terhadap produk. Menurut Kotler dan

Amstrong ada empat sumber informasi yang menentukan untuk mengadopsi

produk pertama. Yaitu sumber pribadi yang meliputi keluarga, teman,

tetangga dan kenalan. Kedua sumber komersial yaitu iklan. Ketiga sumber

publik media massa, organisasi, penilaian konsumen, keempat sumber

eksperimental diantaranya penanganan, pengunaan produk.

Masing-masing informasi tersebut memberikan pengaruh yang

berbeda-beda kepada seseorang dalam mengadopsi produk. Setelah mengenal

seseorang mulai menimbang baik buruk, untung rugi melakukan sesuatu atau

memanfaatkan produk. Dalam tahap ini biasanya seseorang akan melakukan

informasi dan membandingkan sesuatu atau produk tersebut lain. Keyakinan

terhadap sesuatu mendorong seseorang untuk mencoba produk tersebut.

Proses ini sangat penting karena menentukan seseorang menerima atau

menolak produk itu. Dalam proses mencoba, biasanya seseorang merasakan

langsung dampak dari apa yang ia coba. Dari situlah seseorang akan

menetapkan keputusan untuk menerima atau menolak. Apabila ia merasakan

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

27

keuntungan tentu ia akan menerima. Sebaliknya apabila ia merasa kecewa

terhadap sesuatu maka ia akan menolak.

Banyak orang yang menerima suatu produk dengan berbagai alasan.

Mereka merasa puas karena telah mendapatkan yang sesuai dengan yang

diharapkan. Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja

atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Harapan nasabah merupakan

perkiraan atau keyakinan pelanggan terhadap yang akan diterimanya setelah

memakai suatu produk barang atau jasa. Sedangkan kinerja yang disampaikan

adalah persepsi nasabah yang berasal dari motivasi seorang nasabah setelah

merasakan kepuasan terhadap apa yang dirasakannya.

Ada beberapa faktor dalam pemuasan pelanggan (nasabah)22

1. Produk

Pelanggan/nasabah akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

menunjukan produk berkualitas.

2. Pelayanan

Pelanggan/nasabah akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang

baik dan sesuai yang diharapkan.

3. Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapat keyakinan bahwa orang lain

kagum terhadap produknya yang cenderung mempunyai kepuasan yang

lebih tinggi.

22 Rambat Lupyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta, Salemba Empat, 2001) h. 160

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

28

4. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga

yang relatif murah dan memberikan nilai yang lebih tinggi bagi pelanggan.

5. Biaya

Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk

mendapatkan suatu produk akan merasa puas terhadap produk itu.

B. Pengertian Gadai Syariah

a. Pengertian Gadai

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai

adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas

suatu barang yang bergerak. Barang yang bergerak tersebut diserahkan

kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau

oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seseorang yang

mempunyai utang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang untuk

menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang

apabila hak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat

jatuh tempo.23

Secara umum usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-

barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan

23 Heri Sudarsono, Lembaga dan Keuangan Lainnya, (Yogyakarta, Ekonosia,2003), ed 2 cet

ke 1, h. 153,

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

29

barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara

nasabah dengan lembaga pegadaian.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa usaha gadai-memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

a) Terdapat barang berharga yang digadaikan.

b) Nilai jumlah pinjaman tergantung dari nilai jumlah jaminan.

c) Barang yang dapat digadaikan dapat ditebus kembali.

b. Gadai Menurut Hukum Islam

Istilah gadai dalam Islam disebut dengan rahn. Secara bahasa rahn

berarti tetap atau lestari, seperti juga Al Habsu, artinya: penahanan, seperti

dikatakan Ni’matun Rahinah, artinya: karunia yang tetap dan lestari. Rahn

berarti nama barang yang biasa dijadikan sebagai jaminan kepercayaan.

Dan untuk yang kedua (Al Habsu) firman Allah dalam Al-qur’an.24

☺ ⌧

“Tiap-tiap pribadi terikat (tertahan) dengan atas apa yang diperbuatnya”(Q. S. Al Mudatsir: 74/38)

Rahn menurut istilah adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai

harta. Menurut pandangan syara’ sebagai jaminan hutang atau ia bisa

mengambil (manfaat) barang itu. Rahn adalah menahan sesuatu dengan hak

yang memungkinkan pengambilan manfaat darinya atau menjadikan sesuatu

yang bernilai ekonomis pada pandangan syara’ sebagai kepercayaan atas

24 Sayyd Sabiq, Fiqh Sunnah,, (Bandung, PT Al-Ma’arif, 1987), cet ke 1 h. 150

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

30

hutang yang memungkinkan pengambilan hutang secara keseluruhan atau

sebagian dari barang itu.

Menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan rahn adalah.25

1. Akad yang objeknya menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin

diperoleh bayaran dengan sempurna darinya.

2. Menjadikan suatu benda berharga dalam pandangan syara’ sebagai

jaminan atas hutang selama ada dua kemungkinan, untuk dapat

mengembalikan uang itu atau mengambil sebagian benda itu.

3. Menjadikan harta sebagai jaminan hutang.

4. Menjadikan zat suatu benda sebagai jaminan utang.

5. Gadai adalah akad perjanjian pinjam meminjam dengan menyerahkan

barang sebagai tanggungan hutang.

6. Rahn adalah menjadikan harta benda sebagai jaminan atas hutang.

7. Rahn adalah suatu barang yang dijadikan peneguhan atau penguat

kepercayaaan dalam utang piutang.

8. Rahn menjadikan suatu benda bernilai menurut pandangan syara’ sebagai

tangguhan utang, dengan adanya benda yang menjadi tanggungan itu atau

seluruh atau sebagian utang dapat diterima.

Banyak golongan dari para ulama yang mendefinisikan arti rahn.

Menurut Madzhab Syafi’I dan Hanbali mendefinisikan bahwa rahn

adalah “menjadikan materi (barang) sebagai jaminan utang yang dapat

dijadikan pembayar utang apabila orang yang berutang tidak bisa membayar

25 Hendi Suhendi, Fiqh Mu’amalat, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002). H. 105

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

31

utangnya”26. Menurut Madzhab Hanafi penerima rahn boleh memanfaatkan

barang yang menjadi jaminan utang atas izin pemiliknya, karena pemilik

barang itu boleh mengizinkan kepada siapa saja yang dikehendakinya untuk

menggunakan hak miliknya, termasuk untuk mengambil manfaat barangnya.

Hal itu menurut mereka bukan riba, karena pemanfaatan barang itu diperoleh

melalui izin.27

Sedangkan menurut Sayyid Sabiq, rahn adalah menjadikan barang

yang mempunyai nilai harta menurut syara’ sebagai jaminan hutang, sehingga

orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa mengambil

sebagian dari manfaat barang itu.28

Dari begitu banyaknya definisi-definisi tentang rahn penulis dapat

menyimpulkan bahwa rahn adalah menjadikan suatu barang yang mempunyai

nilai ekonomis untuk diberikan kepada seseorang atau badan usaha sebagai

jaminan utang. Dan jika sudah jatoh tempo orang yang berutang tidak

melakukan kewajibannya maka barang tersebut dilelang sesuai dengan

syariah.

C. Landasan Hukum

Dasar hukum gadai syariah dapat diketahui dari sumber-sumber hukum

Islam seperti: Al-qur’an, Hadits atau Sunnah, dan Ijma’. Menurut ketiga sumber

26 Imam Syeikh Bakr Ahmad, Kitab Assyafi’I, (Bairut, Darul Kitab Alamiyah, 1991), jilid 4 27 Muhammad Sholikul Hadi “Pegadaian Syari’ah” Jakarta: penerbit Salemba Diniyah,

cet:2003.h.42-43 28 Prof. Dr. Abdul Ghofur Anshori, S. H., M. H. “Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Islam di

Indonesia” Yogyakarta : Citra Media, 2006. cet.1, h.75

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

32

hukum Islam tersebut hukum gadai adalah jaiz (boleh). Dalil gadai menurut

sumber hukum Islam adalah sebagai berikut:

1. Al-qur’an

Surat Al-baqarah ayat 283

⌧ ⌧ ⌦

⌧ ☺

☺ ⌦

☺ ☺

Artinya : Jika kamu dalam perjalanan (dalam bermuamalat tidak secara tunai) sedangkan kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh orang yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanahnya (utang) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah. (QS Al- Baqarah/283)

2. Hadits

Dasar hukum gadai yang bersumber dari hadis terdapat pada beberapa

hadis yang dijadikan dasar yaitu:

من طعاما إشترى : وسلم عليه اهللا صلى الني أن عنها اهللا رضي عائشة عن ) ومسلم البخارى رواه (حديد در هنه ور أجل إلى يهود

Dari Aisyah ra. Bahwa Rasulallah saw membeli makanan dari seorang Yahudi dan menjaminkannya baju besi (H.R. Bukhari dan Muslim).

در وسلم عليه اهللا صلى الني أن رهن ولقد : قال عنه اهللا رضى انس عن واحمد البخارى روه (هله أل شعيرا منه وأخد يهود عند عنه ينة دلم با له عا

) ماجه وابن والنسائى

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

33

Dari Anas. ra. Berkata: Rasulullah saw menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi di Madinah dan mengambil darinya gandum untuk keluarga beliau.(H.R. Bukhari, Ahmad, Nasa’I, Ibnu Majah)

عليه صلى اهللا ررسول قال ,قال عنه اهللا رضى ة ير هر البى عن يشرب الدارر ولبن هونا مر آان اذا بنفقته آب ير هن الر : وسلم روها (النفقة ويشربب ك يير الدى وعلى نا هو مر اذاآان بنفقه ) البخارى والنساء إالسلم الجماعة

Dari Abu Khurairah ra. Rasulullah berkata: Apabila ada anak ternak digadaikan. Maka punggungnya boleh dinaiki (oleh orang yang menerima gadai), karena ia telah mengeluarkan biaya (menjaganya). Apabila ternak itu digadaikan, maka air susunya yang deras boleh diminumnya (oleh orang yang menerima gadai) karena ia telah mengeluarkan biaya (menjaganya). Kepada orang yang naik dan minum, maka ia harus mengeluarkan biaya (perawatannya). (H.R. Jamaah kecuali Muslim Nasa’I dan Bukhari)

3. Ijma’ Ulama

Berdasarkan Al-qur’an dan Hadis di atas menunjukkan bahwa

transaksi tau perjanjian gadai dibenarkan dalam Islam, bahkan Nabi pun

pernah melakukannya. Dalam pengembangan selanjutnya dilakukan oleh para

fuqoha dengan jalan ijtihad dengan kesepakatan para ulama bahwa rahn

diperbolehkan dan para ulama tidak mempertentangkan kebolehan dan

demikian juga dengan landasan hukumnya. Namun demikian perlu dilakukan

pengkajian ulang yang lebih mendalam bagaimana seharusnya mekanisme

gadai dalam hukum Islam, apakah perjanjian dalam gadai sudah sesuai dengan

hukum Islam.

a. Fatwa Dewan Syariah Nasional

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

34

1) Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.25/DSN-

MUI/III/2002, tanggal 26 Juni 2002 menyatakan, bahwa pinjaman

dengan menggadaikan barang sebagai jaminan hutang dalam bentuk

rahn dibolehkan dengan ketentuan sbb:

a) Ketentuan Umum

(1) Murtahin penerima barang mempunyai hak untuk menahan

Marhun (barang jaminan) sampai semua hutang rahin yang

menyerahkan barang dilunasi.

(2) Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik rahin. Pada

prinsipsinya, marhun tidak boleh dimanfaatkan oleh murtahin

kecuali seizin rahin, dengan tidak mengurangi nilai marhun

dan pemanfaatannya itu sekedar pengganti biaya pemeliharaan

perawatannya.

(3) Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya

menjadi kewajiban rahin, namun dapat dilakukan juga oleh

murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan penyimpanan

tetap menjadi kewajiban rahin.

(4) Besar biaya administrasi dan penyimpanan marhun tidak boleh

ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.

(5) Penjual marhun

(a) Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingati rahin

untuk segera melunasi hutangnya.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

35

(b) Apabila rahin tetap tidak dapat melunasi hutangnya, maka

marhun dijual paksa/dieksekusi.

(c) Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi hutang,

biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar

serta biaya penjualan.

(d) Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahin dan

kekurangannya menjadi kewajiban rahin.

b) Ketentuan Penutup

1). Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika

terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak, maka

penyelesainnya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

2). Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan

jika dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah

dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Dalam fatwa 25/2002 ini tidak ada larangan PERUM

Pegadaian untuk mengoperasikan rahn. Apalagi prinsip

pengoperasian rahn sebagaimana yang disebutkan dalam fatwa

ini sama dengan cara pelayanan dalam operasional gadai, yaitu

memberi pinjaman dengan menahan agunan, maka merupakan

hal yang wajar apabila Perum pegadaian-pun menjadi salah

satu pelaku dari pelayanan gadai secara syariah (Ar-Rahn) ini.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

36

2) Berdasarkan pasal 23 ayat (1) huruf h PP 103/2000 disebutkan bahwa,

direksi diberi tugas dan mempunyai wewenang untuk menyiapkan

struktur organisasi dan tata kerja perusahaan lengkap dengan perincian

tugasnya.

Tampak jelas bahwa baik atas dasar fatwa majelis ulama maupun PP

103/2000, tidak ada larangan Perum Pegadaian untuk mengoperasikan

skim pemberian pinjaman berbasis sistem syariah. Bahkan dalam PP

103/2000 secara tegas disebutkan bahwa mencapai tujuan yang

diamanatkan dalam PP 103/2000 tersebut, direksi Perum Pegadaian

diberi kewenanagn untuk menyusun struktur organisasi. Oleh karena

itu, pembentukan cabang Pegadaian yang secara khusus diberi tugas

melayani operasional pemberian pinjaman secara syariah adalah sah

menurut hukum.

D. Rukun dan Syarat Sahnya Perjanjian Gadai

Mohammad Anwar dalam buku Fiqh Islam menyebutkan rukun dan syarat

sahnya perjanjian gadai adalah sebagai berikut :

1 Ijab qabul (Sighat)

Sighat dapat dilakukan baik dalam bentuk tertulis maupun lisan, asalkan saja

didalamnya terkandung maksud adanya perjanjian gadai di antara para pihak.

2 Orang yang bertransaksi (Aqid)

Syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi orang-orang yang bertransaksi gadai

yaitu rahin (pemberi gadai) dan murtahin (penerima gadai) adalah bahwa

kedua-duanya harus :

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

37

a. Telah dewasa

b. Berakal sehat

c. Atas keinginan sendiri, secara bebas.

3 Adanya barang yang digadaikan

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk barang yang akan digadaikan oleh

rahin (pemberi gadai) adalah:

a. Dapat diserahterimakan

b. Bermanfaat

c. Milik rahin (orang yang menggadaikannya)

d. Jelas

e. Tidak bersatu dengan harta lain

f. Dikuasai oleh rahin

g. Harta yang tetap atau dapat dipindahkan.

Di samping itu barang-barang yang digadaikan haruslah barang yang

boleh diperjual-belikan. Buah-buahan yang belum masak tidak boleh

diperjual-belikan. Akan tetapi padanya boleh untuk digadaikan, karena di

dalamnya tidak memuat unsur-unsur gharar (uncertainty) bagi murtahin.

Dinyatakan tidak mengandung unsur gharar karena piutang murtahin tetapi

ada kendati tanaman dan buah-buahan yang digadaikan kepadanya mengalami

kerusakan.

4 Marhun bih (Utang)

Menurut ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah syarat utang yang dapat dijadikan

alasan gadai adalah:

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

38

a) Berupa utang yang tetap dapat dimanfaatkan

b) Utang harus lazim pada waktu akad

c) Utang harus jelas dan diketahui oleh rahin dan murtahin.29

E. Barang-Barang Yang Bisa Dijadikan Sebagai Jaminan Yaitu :

1 Perhiasan (logam dan perhiasan), seperti emas dan berlian.

2 Kendaraan seperti mobil, sepeda motor, sepeda.

3 Barang elektronik seperti televisi, VCD, radio tape, mesin cuci, kulkas, hand

phone.

Dalam Islam barang yang biasa dijadikan sebagai jaminan adalah barang

yang bergerak dan tidak bergerak. Berbeda dengan konvensional yang hanya

menerima barang yang bergerak saja, tetapi dalam prakteknya Pegadaian Syariah

hanya baru menerima barang yang bergerak saja, dan itupun di Pegadaian Syariah

cabang Cinere hanya baru perhiasan.

29 Op.cit,h.77-78

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

39

BAB III

PROFIL PEGADAIAN SYARIAH CABANG CINERE

A. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah

Berawal dari Bank Van Leening yang didirikan VOC pada tanggal 20

Agustus 1746 di Batavia yang bertugas memberikan pinjaman uang tunai kepada

masyarakat dengan jaminan harta bergerak, dalam perkembangannya, sebagai

bentuk usaha, pegadaian telah mengalami perubahan seiring dengan perubahan

peraturan yang berlaku:

1. Berdirinya pegadaian milik pemerintah yang pertama di sukabumi,

berdasarkan Staatblad 1901 No. 131 tanggal 12 maret 1901.

2. Perubahan status menjadi jawatan pegadaian, berdasarkan Staatblad 1930 No.

266.

3. Perubahan menjadi Perusahaan Negara Pegadaian berdasarkan peraturan

pemerintah RI tahun 1961 No. 178.

4. Perubahan menjadi perusahaan jawatan (PERJAN), berdasarkan peraturan

pemerintah RI No. 7 tanggal 11 Maret 1969.

Sejak saat itu, kegiatan perusahaan terus berjalan dan aset atau

kekayaannya bertambah. Namun seiring dengan perubahan Zaman, pegadaian

dihadapkan pada tuntutan kebutuhan untuk berubah pula, dalam arti untuk lebih

meningkatkan kinerjanya, tumbuh lebih besar lagi dan lebih profesional dalam

memberikan layanan.oleh karena itu untuk memberikan keleluasaan pengelolaan

bagi manajemen dalam mengembangkan usahanya, pemerintah meningkatkan

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

40

status pegadaian dari perusahaan jawatan (PERJAN) menjadi perusahaan umum

(PERUM) yang dituangkan dalam peraturan pemerintah NO. 10/1990 tanggal 10

April 1990. perubahan dari PERJAN ke PERUM ini merupakan tonggak penting

dalam pengelolaan pegadaian yang memungkinkan terciptanya pertumbuhan

pegadaian yang bukan saja makin banyak cabangnya, tetapi juga makin

meningkatnya kredit yang disalurkan, nasabah yang dilayani, pendapatan dan laba

perusahaan.

Tujuan PERUM pegadaian kembali dipertegas dalam peraturan

pemerintah RI No. 103 tahun 2000. yakni, meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah, melalui penyediaan dana

atas dasar hukum gadai. Juga menjadi penyedia jasa dibidang keuangan lainnya,

berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, serta menghindarkan

masyarakat dari gadai gelap, praktek riba dan pinjaman tidak wajar lainnya.30

Terbentuknya gadai syariah pada perum pegadaian merupakan proses

panjang selama kurang lebih lima (5) tahun, dari tahun 1998 sampai akhirnya

baru dapat terbentuk pada awal tahun 2003.

Awalnya pada tahun 1998 seiring dengan perkembangan bank syariah

yang cukup baik, dan kemunculan lembaga perekonomian lainnya yang

berdasarkan syariah. Bagian penelitian dan pengembangan perum pegadaian

mengadakan penelitian tentang gadai syariah dan kemungkinan dibukanya

pegadaian syariah dengan melakukan studi banding ke Malaysia dengan

menjajaki sistem pegadaian yang sudah berkembang di Malaysia.

30 “Buku Kerja Pegadaian Syariah”, thn 2008.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

41

Bank Muamalat Indonesia (BMI), dalam mengembangkan usahanya

mencoba untuk membuat produk gadai syariah, namun tidak memiliki sumber

daya manusia (SDM) dan peralatan yang cukup memadai, kemudian Bank

Muamalat Indonesia mengajak perum pegadaian untuk melakukan kerjasama

dalam mendirikan pegadaian syariah. Tawaran kerjasama dari Bank Muamalat

Indonesia (BMI) mendapat sambutan positif dari pihak perum pegadaian yang

juga sedang mempelajari pembentukan pegadaian syariah.31

Tidak lama dari adanya tawaran kerjasama tersebut, maka pada tahun

2002 melakukan kesepakatan kerjasama yang dibuat antara perum pegadaian

dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 20 Desember 2002

penandatanganan kerjasama dilakukan. Perjanjian kerjasama antara pegadaian

dan BMI tentang gadai syariah tersebut adalah No. 446/SP 300.223/2002 dan

015/BMI/PKS/XII/2002. kemudian pada tanggal 14 Januari 2003 secara resmi

dibentuk pegadaian syariah dengan nama unit layanan gadai syariah, dan untuk

operasionalnya Dewan Direksi Perum Pegadaian nomor : 06.A /

UL.3.00.223/2003 tentang pemberlakuan Manual Operasional Unit Layanan

Gadai Syariah.32

Pembentukan pegadaian ini berdasarkan Fatwa DSN No.25 dan 26 tentang

gadai (Rahn) dan Rahn emas. DSN. MUI /III /2002, ketentuannya seperti yang

telah diuraikan sebelumnya. Juga berdasarkan pada peraturan pemerintah No.

103./2000 tentang perum pegadaian, bagian keempat kegiatan dan pengembangan

usaha, pasal 8 yang menyatakan bahwa: Perum Pegadaian menyelenggarakan

31 Company Profile “Pegadaian Syariah”.h. 3 32 Ibid.h.12

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

42

usaha penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai serta usaha-usaha

lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan perusahaan, dalam

hal usaha pengembangan tersebut adalah Perbankan Syariah.

Hingga saat ini, perum pegadaian syariah telah memiliki banyak kantor

wilayah diseluruh Indonesia yang membawahi beberapa kantor cabang syariah.

Di Jakarta khususnya. pegadaian syariah yang ada di Jakarta telah memiliki

empat kantor cabang yang tersebar diseluruh wilayah Jabotabek, seperti Cab.

Dewi Sartika, Cab. Margonda Depok, Cab. Cinere, Cab. Pondok Aren.33 Selain

itu guna memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap layanan gadai syariah, maka

pada tahun 2004, kantor wilayah perum pegadaian telah membuka kantor cabang

baru yang berlokasi diwilayah Jakarta Selatan, yaitu kantor cabang cinere yang

berlokasi di Jl. Karang tengah N0. 25D Lebak Bulus.kantor cabang ini didirikan

tepatnya pada tanggal 10 November 2004.

Dalam mendirikan kantor cabang pegadaian syariah Cinere Jakarta

Selatan ini, maka pegadaian syariah bekerjasama dengan Bank Mu’amalat

Indonesia (BMI) pada awalnya. Yang dananya berasal dari BMI tersebut, maka

berdirilah Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang berlokasi di Jl. Karang tengah

No.25D Lebak Bulus. Jakarta Selatan. Namun pada tahun 2007 kerjasama

tersebut beralih kepada Bank Syariah Mandiri (BSM).34

33 “Brosur Pegadaian Syariah”.tahun 2008. 34 Nawiri,S.E. “Manajer Pegadaian Cabang Cinere, Wawancara Pribadi”, Jakarta, 7 Mei

2008.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

43

B. Visi dan Misi Pegadaian Syariah

Visi dan misi pegadaian syariah adalah “Pegadaian pada tahun 2010

menjadi perusahaan yang modern, dinamis dan inovatif dengan usaha utama

gadai.” Sedangkan misi dari pegadaian adalah “Ikut membangun program

pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan

menengah ke bawah melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan

melakukan usaha lain yang menguntungkan.”

8 PENDEKATAN ETOS DAN BUDAYA KERJA SI INTAN

1 Pelanggan.

Inovatif: mampu memberi usul dan saran, mampu mengatasi masalah

dengan keterbatasan sumber daya, berusaha selalu menarik pelanggan,

menyukai perubahan, berani mengambil resiko.

Nilai Moral Tinggi: taat beribadah, memelihara kejujuran, adil dan

jujur dalam pelayanan, mengutamakan kebaikan, bertanggung jawab terhadap

pekerjaan, melayani tanpa pamrih, mengutamakan tugas dan kewajiban.

Terampil: ahli dibidangnya, menguasai pelayanan dan produk,peka

terhadap pelanggan, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, menaksir secara

benar dan wajar, teliti dan cermat dalam pelayanan.

Adi Layanan: berpenampilan baik dan rapih, tutur kata yang baik,

selalu senyum dalam pelayanan, penuh perhatian dalam pelayanan, penuh

pengertian dalam pelayanan.

Nuansa Citra: berjiwa wirausahawan, bertindak secara efektif dan

efisien, keseimbangan nilai tambah antara nasabah dan perusahaan,

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

44

memelihara kepercayaan pelanggan, mengutamakan kepuasan pelanggan,

menguasai informasi, selalu mencapai kompetensi yang tinggi.

2 Rekan Kerja.

Inovatif: saling mengingatkan, memberikan saran perbaikan pada

rekan kerja, memberikan saran positif pada rekan kerja, memberikan pujian

atas prestasi rekan kerja, saling memacu semangat kerja, menghargai

kemampuan rekan kerja, memberikan dukungan penuh kepada rekan kerja.

Nilai Moral Tinggi: saling mempercayai, memelihara kejujuran,

mengutamakan keterbukaan, berperilaku jujur terhadap rekan kerja,

menghindari rasa curiga, saling memotivasi, membantu kesulitan rekan kerja.

Terampil: tolong-menolong dalam menyelesaikan pekerjaan,

mendukung kegiatan bagian lain, menjalin kerjasama, memelihara

kekompakan kerja.

Adi Layanan: menghormati dan menghargai, saling tegur sapa,

menghargai pendapat rekan kerja, penuh perhatian, akrab dan simpatik

terhadap rekan kerja, menjunjung tinggi kesepakatan kerja.

Nuansa Citra: menularkan pengetahuan dan pengalaman kepada

rekan kerja, menciptakan sinergi kerja.

3 Atasan –Bawahan.

Inovatif: memotivasi, mendidik dan mengarahkan, berani

menanggung resiko, mampu memberikan solusi, konsisten terhadap keputusan

yang diambil, bersemangat tinggi, memberikan reward, penuh perhatian,

memacu bawahan agar lebih inovatif, mampu memberikan ide-ide yang baik,

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

45

mampu memberikan iklim kerja yang kondusif, bersikap proaktif dan

antisipatif, mampu bertindak sebagai pelopor perubahan, memiliki visi

strategis ke depan, mampu bertindak sebagai pembaharu/pelopor.

Nilai Moral Tinggi: bertanggung jawab, jujur, taqwa dan

berintegrasi,menghindari tindakan yang menggunakan standar ganda (Double

Standard), taat beribadah, menjunjung tinggi nilai kejujuran, taqwa kepada

tuhan yang Maha Esa, mengutamakan persatuan dan kesatuan, menjadi

pendengar yang baik.

Terampil: kompeten, korektif dan inspiratif, bekerja tepat waktu,

berperilaku konsisten, ahli dibidangnya, dapat melakukan koreksi dengan baik

untuk perbaikan, percaya diri, komunikatif, matang dalam berfikir dan

bertindak, mendorong partisifasi kelompok, mampu memperkecil perbedaan

pendapat, mampu mengatasi konflik.

Adi Layanan: teladan, empati, tegas dan berwibawa, menciptakan

harmonisasi, rasa sosial tinggi, bersikap sederhana, menghindari sikap

meremehkan, mampu mengendalikan emosi.

Nuansa Citra: berusaha mengembangkan diri, berusaha mendorong

bawahan agar lebih baik dan maju, memberikan kesempatan bawahan untuk

berkembang, berwawasan luas, tanggap terhadap perubahan intern dan

ekstern, taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, mengutamakan persatuan dan

kesatuan.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

46

4 Bawahan-Atasan.

Inovatif: berinisiatif, mampu mengingatkan terhadap resiko yang akan

timbul, mampu memberikan solusi, berani mengemukakan pendapat, mampu

memberikan gagasan baru, mampu memberikan alternatif dalam penyelesaian

masalah, antisifatif terhadap keinginan atasan.

Nilai Moral Tinggi: loyalitas, jujur dan berintegrasi, disiplin, patuh

dan taat terhadap peraturan, tanpa pamrih dalam melakukan tugas,

mendukung kebijaksanaan atasan.

Terampil: tanggap terhadap intruksi, cepat menanggapi tugas, tepat

menyelesaikan masalah, bekerja dengan memperhatikan waktu dan target

kerja.

Adi Layanan: menghormati atasan, menyelesaikan tugas dengan

senang hati, sopan dan ramah terhadap atasan.

Nuansa Citra: datang dengan solusi bukan membawa masalah,

bersedia menambah wawasan dan pengalaman.

5 Aset Perusahaan.

Inovatif: bertanggung jawab terhadap penggunaan aset, menambah

nilai guna aset.

Nilai Moral Tinggi: rasa memiliki, mampu mengamankan aset

perusahaan, memperlakukan aset perusahaan, memperlakukan aset dengan

baik.

Terampil: hemat dalam menggunakan sumber daya, mampu

menginventarisir dan mengawasi aset perusahaan.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

47

Adi Layanan: antisifatif terhadap pemeliharaan dan perawatan.

Nuansa Citra: menggunakan teknologi tepat guna.

6 Pesaing.

Inovatif: kompetitif dan unggul, mengetahui kelebihan dan kelemahan

pesaing, peka terhadap perubahan pesaing dan strateginya, mampu

memanfaatkan peluang, mampu mengantisipasi ancaman, mampu

memanfaatkan pesaing untuk lebih unggul, dapat menciptakan keungulan

dalam kompetisi, selalu tampil beda dalam kompetisi, sebagai Leader dalam

penguasaan pasar.

Nilai Moral Tinggi: saling menguntungkan dalam bekerja keras,

menghormati dan menghargai pesaing.

Terampil: tanggap terhadap peluang dan ancaman, mampu

mendeteksi teknik/strategi bisnis pesaing.

Adi Layanan: menjunjung etika dalam persaingan.

Nuansa Citra: pesaing adalah mitra usaha, tumbuh dan berkembang

dalam persainagn.

7 Mitra Kerja (Rekanan).

Inovatif: kompetitif dan unggul, mengetahui kelebihan dan kelemahan

pesaing, peka terhadap perubahan pesaing dan strateginya, mampu

memanfaatkan peluang, mampu mengantisipasi ancaman, mampu

memanfaatkan persaingan untuk lebih unggul, dapat menciptakan keunggulan

dalam kompetisi, selalu tampil beda dalam kompetisi, sebagai Leader dalam

penguasaan pasar.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

48

Nilai Moral Tinggi: keseimbangan dalam transaksi, keterbukaan,

saling menguntungkan dan obyektif dalam melakukan transaksi, menghindari

sikap menang sendiri, menghindari sikap mencurigai.

Terampil: efektif dan efisien, terbuka dalam segala informasi,

profesional dalam memilih pemasok.

Adi Layanan: pengiriman tepat waktu, pembayaran tepat waktu.

Nuansa Citra: mengutamakan kualitas, harga dan penyerahan tepat

waktu, menetapkan pemasok dengan penyerahan tepat waktu,

mengembangkan kemitraan terhadap pemasok.

8 Pemilik.

Inovatif: memberikan manfaat kepada masyarakat, meningkatkan

manfaat kepada pemilik, menciptakan produk-produk baru sesuai dengan

kebutuhan masyarakat, memberikan sarana dan masukan dalam perbaikan

pembangunan sektor ekonomi.

Nilai Moral Tinggi: memberikan banyak alternatif untuk pemenuhan

kebutuhan masyarakat.

Terampil: meningkatkan manfaat dan nilai-nilai perusahaan.

Adi Layanan: professional, efisiens dan efektif, laporan kerja tepat

waktu dan accountable, memberikan keuntungan yang wajar.

Nuansa Citra: meningkatkan fungsi dan peranan perusahaan dalam

masyarakat, mensejahterakan kehidupan masyarakat, meningkatkan

pertumbuhan ekonomi masyarakat, pelayanan yang meningkat sesuai dengan

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

49

kebutuhan, kesejahteraan pegawai meningkat, aset perusahaan tumbuh dan

berkembang, membentuk citra baik

C. Struktur Organisasi.

Sistem gadai syariah pada perum pegadaian diselenggarakan oleh Unit

Layanan Gadai Syariah (ULGS) ULGS ini adalah suatu unit organisasi dari

perum pegadaian yang berada di bawah pembinaan divisi usaha lain. usaha ini

merupakan unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya

dari usaha gadai konvensional. Sebagai konsekuensinya, maka perlu dibentuk

kantor layanan gadai syariah yang mandiri. Namun, untuk sementara waktu

masih dibina oleh pimpinan wilayah pegadaian sesuai dengan tempat

kedudukan kantor cabang tersebut. Untuk memberikan gambaran lebih jelas

berikut gambaran bagan struktur organisasi layanan gadai syariah:

Bagan Struktur Organisasi Usaha Syariah

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

50

Unit Layana Gadai Syariah dibentuk sebagai unit bisnis yang mandiri dengan

maksud untuk menjawab tantangan kebutuhan masyarakat yang mengharapkan

adanya pelayanan pinjam-meminjam yang bebas dari unsur riba yang dilarang

oleh syariat Islam. Unit Layanan Gadai Syariah mengemban tugas pokok yaitu:

melayani kegiatan pemberian kredit kepada masyarakat luas atas dasar

penerapan prinsip-prinsip gadai yang dibenarkan secara Islami.

Untuk dapat menjalankan tugas, maka Unit Layana Gadai Syariah

mempuinyai fungsi sebagai unit organisasi perum pegadaian yang bertanggung

jawab mengelola usaha-uasaha kredit secara syariah agar mampu berkembang

menjadi institusi syariah yang mandiri dan menjadi pilihan utama masyarakat

yang membutuhkan pelayanan gadai secara syariah. Untuk dapat mewujudkan

tercapainya tugas pokok dan fungsi tersebut, maka dibentuk struktur

kepemimpinan dari pusat hingga ke cabang layanan syariah. Para pimpinan

setiap jenjang organisasi menjadikan fungsinya sebagai berikut.

1 Fungsi Manajer Kantor Cabang Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS)

a) Kantor Cabang Unit Layanan Gadai Syariah adalah ujung tombak

operasional yang secara langsung memberikan layanan kepada

masyarakat dalam bertransaksi gadai secara syariah. Oleh karena

manajer cabang ULGS menjalankan fungsi sebagai pimpinan pelaksana

teknis dari perusahaan yang berhadapan langsung dengan masyarakat.

Sejalan dengan organisasi. Manajer kantor cabang ULGS ini

bertanggung jawab langsung pada pimpinan wilayah kemudian akan

dilaporkan kepada direksi. Direksi akan membuat kebijakan pengelolaan

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

51

ULGS dan memberikan respon/tindak lanjut atas laporan pimpinan

wilayah dengan dibantu oleh general manajer uasaha lain dan manajer

ULGS pusat.

b) Dalam menjalankan fungsi di atas manajer kantor cabang mengkoordinir

kegiatan pelayanan pinjaman uang.

c) Guna membuat kelancaran pelaksanaan tugas di kantor cabang ULGS,

manajer kantor cabang dibantu sejumlah pegawai yang informasinya

akan ditentukan kemudian sesuai dengan perkembangan kebutuhan

setiap kantor cabang ULGS.

2 Fungsi Pimpinan Wilayah Dalam ULGS

Sebelum terbentuknya instansi pegadaian syariah yang benar-benar

terpisah dari perum pegadaian, pimpinan wilayah masih menjalankan fungsi

sebagai pembina atas pengoperasian gadai syariah di lapangan. Dalam

menjalankan fungsi ini para pimpinan wilayah bertanggung jawab dari

mulai merintis pembukaan kantor cabang ULGS. Pembinaan operasional

sehari-hari maupun penanganan administrasi keuangan seluruh kantor

cabang gadai syariah di wilayahnya.

3 Fungsi Manajer ULGS Pusat

Manajer ULGS pusat menjalankan fungsinya sebagai koordinator

teknis, pengoperasian ULGS konsolidasi se Indonesia. Manajer ini

bertanggung jawab terhadap seluruh operasional ULGS agar tumbuh dan

berkembang sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Rencana

Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) maupun rencana jangka panjang

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

52

(RJP). Dalam hal-hal yang bersifat tekhnis operasional rutin, manajer ULGS

pusat dapat membantu kebijakan serta petunjuk operasional yang wajib

ditaati oleh manajer cabang ULGS.

4 Fungsi General Manajer Usaha Lain dalam Pembinaan ULGS

Dalam hal pengelolaan ULGS general manajer usaha lain

menjalankan fungsinya sebagai pengatur kebijakan umum operasional gadai

syariah dan mengintegrasikan kegiatan ULGS dengan unit bisnis lain

sehingga membentuk sinergi yang menguntungkan perusahaan.

5 Fungsi Direksi dalam Pembinaan ULGS

Direksi sebagai penanggung jawab keberhasilan seluruh unit bisnis

perusahaan, baik inti maupun non inti, menjalankan fungsi sebagai penentu

kebijakan strategis sekaligus mengendalikan kegiatan bisnis agar tercapai

sasaran yang telah ditetapkan.

6 Peranan DPS dalam Pegadaian Syariah Perum Pegadaian

DPS adalah badan Independen yang ditempatkan oleh DSN pada

lembaga keuangan syariah yang terdiri dari pakar dibidang mu’amlat dan

memiliki pengetahuan umum dibidang perbankan. Tugasnya adalah untuk

mengawasi operasional layanan syariah yang berhubungan dengan prinsip-

prinsip syariah agar tidak menyimpang dari ketentuan yang telah difatwakan

oleh DSN. Adapun peranannya adalah:

a) Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi, dan pimpinan

pegadaian syariah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan syariah.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

53

b) Sebagai mediator antara perum pegadaian dan DSN dalam

mengkomunikasikan usul dan saran pengembangan rahn yang diawasi

oleh DSN sekurang-kurangnya setahun sekali.

D. Mekanisme dan Operasional

Operasi Pegadaian Syariah menggambarkan hubungan diantara nasabah

dan pegadaian. Adapun teknis pegadaian syariah adalah:35

1 Nasabah datang langsung ke loket pegadaian dengan membawa barang

jaminan untuk ditaksir oleh penaksir pegadaian syariah.

2 Barang jaminan diteliti kualitasnya untuk ditaksir dan ditetapkan harganya,

berdasarkan taksiran yang dibuat, ditetapkan berapa uang pinjaman yang

dapat diterima penggadai.

3 Apabila akad telah disepakati oleh kedua belah pihak mengenai berbagai hal

seperti kesepakatan besarnya pinjaman, dan lainnya maka akad rahn dan akad

sewa tempat (ijarah) dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak.

4 Nasabah menyerahkan atau membayar pinjaman uang berikut lainnya yang

telah disepakati bersama kepada murtahin.

5 Marhun dikembalikan lagi kepada nasabah oleh murtahin.

35 “Brosur Pegadaian Syariah”,thn 2008.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

54

Skema Pegadaian Syariah

Jika pada saat jatuh tempo telah tiba dan rahin tidak datang ke

pegadaian untuk melunasi pinjaman, maka sesuai kesepkatan akad yang telah

diperjanjikan sebelumnya barang gadai akan dilelang oleh murtahin. Namun

sebelumnya murtahin harus terlebih dahulu mencari tahu keadaan rahin

penyebab ia belum melunasi hutangnya melalui telepon.

Jika murtahin telah memberitahukan rahin dan rahin tersebut minta

tenggang waktu untuk memperpanjang masa pinjaman maka murtahin harus

memberikan waktu tersebut dengan membuat perjanjian baru yang disepakati

oleh kedua belah pihak. Namun jika rahin tetap tidak memperpanjang waktu

pembayaran dan tidak melunasi pinjaman hinggga jatuh tempo maka murtahin

akan melelang marhun.

Pelelangan diumumkan seminggu sebelum pelaksanaan. Harga lelang

ditetapkan di atas harga pasar. Hal ini dilakukan untuk menjaga dari kerugian

bagi pegadaian. Bila harga lelang laku di bawah hutang nasabah, maka pihak

pegadaian akan meminta kembali kekurangan kepada nasabah. Namun bila

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

55

harga lelang di atas hutang maka kelebihan uang itu akan dikembalikan

kepada nasabah.

E. Penaksiran Barang Gadai

Besarnya pinjaman dari Pegadaian Syariah yang diberikan kepada nasabah

tergantung dari besarnya nilai barang yang akan digadaikan. Barang gadai ditaksir

atas beberapa pertimbangan, seperti jenis barang, nilai barang, dan lain-lain.

Besarnya nilai taksiran dan besarnya biaya administrasi yang dibebankan

kepada setiap golongan adalah sebagai berikut:

Golongan:

Gol Plafon Marhun-bih (Rp) Biaya Adm

A 20.000 - 150.000 500 B 151.000 - 500.000 3000 C 501.000 - 1.000.000 5000 D 1.005.000 - 5.000.000 10.000 E 5.010.000 - 10.000.000 15.000 F 10.050.000 - 20.000.000 25.000 G 20.100.000 - 50.000.000 30.000 H 50.100.000 - 200.000.000 30.000

Besarnya tarif jasa simpan (Tarif ijarah) pegadaian syariah didasarkan pada :

1. Tarif ijarah dihitung dari nilai taksiran barang jaminan.

2. Jangka waktu pinjaman ditetapkan 120 hari, tarif jasa simpan dengan

kelipatan 10 hari. 1 hari dihitung 10 hari.

3. Tarif ditetapkan sebesar Rp. 90 untuk setiap kelipatan nilai taksiran barang

emas Rp. 10.000.

4. Pinjaman yang diberikan 90 % dari nilai taksiran.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

56

Rumus perhitungan jasa simpanan (tarif ijarah)

Taksiran X Rp. 90 X Jumlah hari pinjaman

10.000 10 hari

Contoh: Pada tanggal 20 April 2008 pak Ade menggadaikan

sebuah kalung emas kepada Pegadaian Syariah. Oleh petugas penaksir

ditetapkan nilai taksiran kalung tersebut sebesar Rp.1.000.000. untuk itu pak

Ade berhak menerima pinjaman sebesar 90 % dari Rp. 1.000.000 yaitu

sebesar Rp. 900.000. besarnya jas simpanan yang harus dibayar pada tanggal

oleh pak Ade jika pinjaman tersebut dibayar pada tanggal 30 April 2008 yaitu:

Jasa simpanan = Rp. 1.000.000 X 90 X 10 hari Rp. 10.000 10

= Rp. 9000

Jadi besarnya jasa simpanan yang harus dibayar oleh pak Ade adalah

Rp. 9.000, jadi jumlah uang yang harus dibayar oleh pak Ade yaitu Rp.

900.000 + Rp. 9.000 = Rp. 909.000. tapi jika pinjaman tersebut dibayar pada

tanggal 1 Mei 2008, maka:

Jasa simpanan = Rp. 1.000.000 X 180 X 20 hari Rp. 10.000 20 = Rp. 18.000

Jadi besarnya jasa simpanan yang harus dibayar oleh Bapak Ade yaitu

sebesar Rp. 18.000. jumlah uang yang harus dibayar atas pinjaman tersebut

yaitu sebesar Rp. 900.000 + Rp. 18.000 = Rp. 918.000.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

57

F. Perkembangan Pegadaian Syariah

Masyarakat Indonesia menyambut dengan baik diadakannya Pegadaian

Syariah, terutama bagi mereka yang mengharamkan bunga bank dan tidak mau

menggunakan sistem bunga tersebut. Perkembangan Pegadaian Syariah dari awal

tahun pertama telah berkembang dengan sanagat baik, bahkan dapat melampaui

target yang diharapkan. Begitu pula ditahun kedua omzet yang ditargetkan dapat

melebihi target. Pegadaian Syariah sekarang terus melakukan ekspansi dengan

dibentuknya cabang-cabang Pegadaian Syariah diseluruh Indonesia hingga

mencapai 55 cabang.36

1. Perkembangan Pegadaian Syariah pada Tahun Pertama.

Perkembangan pegadaian syariah pada perum pegadaian merupakan

hasil kerjasama antara perum pegadaian dan Bank Mu’amalat

Indonesia.bentuk kerjasama yang dijalin adalah dengan sistem Musyarakah,

musyarkah berasal dari kata syirkah yaitu persekutuan yang berarti akad atau

perjanjian orang-orang yang berserikat dalam hal modal serta pembagian

untung dan rugi. Perjanjian kerjasama antara keduanya adalah mereka

bersama-sama dalam membangun pegadaian syariah, dimana BMI

menyediakan dana perum Pegadaian menyediakan sarana dan prasarana sepeti

SDM, dan infrastruktur pendukung lainnya. Yang dibutuhkan dalam

pembentukan pegadaian syariah.

Penandatanganan kerjasama tentang gadai antara perum pegadaian

dengan BMI berlangsung di Jakarta bulan Desember 2002, dan pada bulan

36 Nawiri,SE. kepala cabang Pegadaian Syariah, Wawancara Pribadi, Mei,2008.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

58

November 2004, pegadaian syariah mulai beroperasi di Jakarta tepatnya

dijalan Karang Tengah Raya Cinere.perkembangan omzet mulai tahun 2004,

dengan jumlah nasabah 166 nasabah dengan omzet yang diperoleh sebesar

500.624.000 hingga tahun 2007 dengan melihat perkembangan omzet

semakin besar ini, ada keyakinan yang besar para pengelola pegadaian

syariah, bahwa gadai syariah ini akan berkembang pesat untuk tahun-tahun

berikutnya.

2. Perkembangan Pegadaian Syariah pada Tahun Kedua.

Pada tahun kedua, perkembangan nasabah serta omzet mencapai 3382

nasabah dengan omzet 10.417.762.000.ini artinya semakin banyak masyarakat

tertarik dengan lembaga keuangan seperti pegadaian syariah.

3. Perkembangan Pegadaian Syariah pada Triwulam Tahun Ketiga.

Pada tahun ketiga tak pernah disangka meningkatnya nilai angka

nasabah menjadi 6181 nasabah dengan omzet 23.630.806.000.perkembangan

serta peningkatan yang sangat fantastis untuk pegadaian syariah.

4. Perkembangan Pegadaian Syariah pada Tahun Keempat.

Perkembangan Pegadaian Syariah pada Tahun keempat ini semakin

berkembang pesat, hingga mencapai 7.451 nasabah dengan omzet

32.434.529.000, mungkin pada akhir tahun 2008 pegadaian syariah ini akan

memiliki kurang lebih 10.000 nasabah.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pegadaian Syariah.

a. Faktor Pendukung Perkembangan Pegadaian Syariah.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

59

Setelah berjalan kurang lebih 3 tahun dan mulai berdirinya sampai

sekarang, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa pegadaian syariah

ini mengalami perkembangan yang sangat drastis. Hal ini didukung oleh

beberapa faktor diantaranya:

1). Faktor Internal.

a) Pegadaian Syariah dalam operasionalnya menerapkan prinsip-prinsip

ekonomi syariah yang tidak menggunkaan sistem bunga atas

pinjaman yang diberikan kepada nasabah, tetapi mengenakan biaya

administrasi dan tarif ijarah (jasa simpan) untuk merawat dan

menjaga marhun. Hal ini lebih mudah dari pada menggunakan bunga

pada pegadaian konvensional, dan inilah yang menjadi nasabah

muslim maupun non muslim untuk menggunkan jasa pegadaian

syariah.

b) Praktis dengan persyaratan yang relatif mudah, nasabah cukup

membawa marhun, disertai foto copy KTP tidak lama kemudian

dalam waktu yang hanya beberapa menit saja akan mendapatkan

pinjaman karena proses cepat.

c) Pegadaian syariah menggunkan teknologi yang modern mempunyai

sistem pemasaran yang optimal, nilai barang yang dimiliki nasabah

benar-benar mempunyai nilai ekonomis secara wajar, jadi tidak

terlalu mahal ataupun murah. Dengan sistem keamanan yang baik

yaitu dengan bangunan yang didesain khusus yang cukup bagus

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

60

dengan pintu depan dibuat tiga lapis dari besi dan dijaga 24 jam oleh

petugas (satpam).

2). Faktor Eksternal

a) Pegadaian syariah secara umum merupakan lembaga keuangan

yang banyak diminati oleh masyarakat yang rata-rata

pertumbuhannya dari tahun-ketahun mencapai 50% dari tahun

sebelumnya.

b) Jumlah penduduk yang beragama Islam cukup banyak di

Indonesia. Perkembangan pengetahuan penduduk masyarakat yang

semakin baik tentang perekonomian yang berbasis syariah yang

ternyata dengan sistem ekonomi syariah ini lebih menentramkan

hati dan juga memberikan keuntungan yang besar jika dikelola

dengan baik oleh orang yang profesional dibidang syariah.

c) Fatwa MUI yang menegaskan tentang bunga bank, dimana dalam

fatwanya menyatakan bahwa bunga bank haram. Hal ini sedikit

mempengaruhi pihak-pihak yang sudah ragu terhadap haramnya

bunga bank. Dengan adanya fatwa tersebut banyak nasabah yang

memindahkan dana dari bank/pegadaian konvensional ke

bank/pegadaian syariah. Namun hal ini belum terlalu banyak

berpengaruh, karena selain ada yang kontra terhadap bunga

bank/pegadaian konvensional ada sebagian masayarakat yang

masih setuju (halal terhadap bunga bank)

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

61

b. Faktor Penghambat Perkembangan Pegadaian Syariah.

1). Faktor Internal.

a) Sumber daya manusia di pegadaian syariah belum memahami

secara baik tentang operasional pegadaian syariah. Mereka direkrut

oleh perum pegadaian yang kemudian diberikan pendidikan dan

pelatihan, sehingga kualitas dari mereka masih kurang cepat, serta

kurangnya pemahaman terhadap pegadaian syariah. Dari para

Instansi pegadaian syariah ini mereka kurang cepat dalam mencari

inovasi baru.

b) Cabang pegadaian syariah sudah banyak di Indonesia dikarenakan

makin banyaknya permintaan nasabah yang disebabkan

operasional yang ada dapat memberikan kepuasan terhadap

pelanggan.

2). Faktor Eksternal.

a) Sosialisasi yang kurang kepada masayarakat luas, sehingga banyak

masyarakat yang tidak tahu tentang pegadaian syariah.

b) Citra pegadaian yang sudah ada sejak dahulu, bahwa pegadaian

hanya untuk golongan ekonomi kecil menengah, sehingga banyak

orang yang merasa malu dan gengsi untuk datang ke pegadaian.

Citra tersebut masih melekat pada sebagian masyarakat sampai

sekarang walaupun telah dilakukan perbaikan.

c) Adanya lembaga keuangan lainnya seperti bank yang juga

mempunyai fasilitas rahn atau lainnya.37

37 Ibid

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

62

G. Prospek Pegadaian Syariah

Prospek pegadaian syariah secara relatif dapat dilihat dari analisa yang

disebut SWOT, yakni strenght (kekuatan), weaknes (kelemahan), opportunity

(peluang), threat ( ancaman).

Untuk prospek pegadaian syariah secara umum jika dilihat dari SWOT

tersebut, maka akan dilihat sebagai berikut:

1 Kekuatan (strenght)

a. Dukungan mayoritas umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk

Indonesia.

b. Dukungan lembaga keuangan Indonesia.

c. Pemberian pinjaman pada pegadaian syariah sesuai dengan kebutuhan.

2 Kelemahan (weaknes)

a. Sikap berprasangka baik kepada nasabah yang menjadi bumerang sendiri

bagi pegadaian syariah yang tidak disertai dengan sikap kehati-hatian.

b. Memerlukan metode perhitungan yang rumit karena tidak menggunakan

sistem bunga seperti pada pegadaian konvensional.

c. Memerlukan tenaga yang profesional yang handal, mengetahui prinsip

gadai syariah dengan baik.

d. Memerlukan peraturan pelaksanaan yang lebih lengkap dan jelas untuk

pengelolaan, pembinaan dan pengawasan.

3 Peluang (opportunity)

a. Peluang pangsa pasar luas.

b. Adanya peluang ekonomi bagi berkembangnya pegadaian syariah.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

63

4 Ancaman (threat)

a. Dianggap fanatisme agama.

b. Dianggap kurang menguntungkan bagi bisnis.

c. Sulitnya menghilangkan mekanisme bunga yang sudah mengalir.

Prospek pegadaian syariah pada perum pegadaian di Indonesia untuk

tahun-tahun yang akan datang sangat baik, dengan melihat pada perkembangan

pendapatan pertahun yang melebihi target, dengan melihat meningkatnya jumlah

nasabah dari awal tahun serta semakin banyak jumlah kantor cabang pegadaian

syariah.

Hal lain yang dapat mendukung prospek pegadaian syariah akan tumbuh

dan berkembang dimasa depan adalah pelanggan (nasabah mungkin mulai jenuh

dengan sistem bunga bagi pegadaian konvensional). Nasabah ingin bertransaksi

secara halal dan mendapat ridho Allah.

Prospek pegadaian syariah menurut kepala cabang Cinere mengatakan

“saya optimis dengan lembaga keuangan pegadaian syariah untuk kedepannya

akan semakin pesat melebihi lembaga keuangan lainnya dengan bukti semakin

banyaknya cabang pegadaian yang tersebar di Indonesia”.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

64

BAB IV

ANALISA HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Profil nasabah pegadaian syariah cabang Cinere.

Dalam sub bab ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilakukan.

Isinya ditekankan pada karakteristik responden yang menjadi nasabah pegadaian

syariah cabang Cinere. Pembahasan diarahkan pada sisi demografi, ekonomi dan

sosial. Sisi demografi meliputi agama, pendidian, umur, jenis kelamin, status

perkawinan. Sisi ekonomi meliputi jenis pekerjaan dan penghasilan perbulan, dan

sisi sosial yaitu aksesibilitas. Berikut ini karakteristik responden yang ditemukan

penulis dalam penelitian ini.

a). Data responden berdasarkan pendidikan.

Tabel 4.1

Data nasabah

Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir

N = 30

NO Pendidikan terakhir Frekuensi %

1 SMP 1 2 2 SMA 9 18 3 Diploma 10 20 4 S1 7 14 5 S2-S3 2 4 6 SD 1 2 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

65

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan formal responden

cukup bervariasi antara sekolah tingkat pertama sampai perguruan tinggi.

Setengahnya dari responden berpendidikan terakhirnya sampai SMA yaitu

sebanyak 9 responden (18%). Sebagian kecil responden yang pendidkan

terakhirnya sampai Diploma sebanyak 10 responden (20%). Nasabah yang

pendidikan terakhirnya sampai SI sebanyak 7 responden (14%). Nasabah yang

pendidikan terakhitnya sampai S2 hanya 2 responden (4%), sedangkan sedikit

sekali responden yang pendidikan terakhirnya sampai SD dan hanya sampai SMP

yaitu masing-masing 1 responden (2%). Dari sini dapat disimpulkan bahwa

tingkat pendidikan tidak mempengaruhi seseorang menjadi nasabah Pegadaian

Syariah.

b).Data responden berdasarkan umur. Tabel 4.2

Data nasabah

Berdasarkan umur

N = 30 NO Umur Frekuensi % 1 21-30 tahun 7 14 2 31-40 tahun 12 24 3 41-50 tahun 7 14 4 51-60 tahun 3 6 5 61-70 tahun 1 2 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya dari

responden berusia 31-40 tahun yaitu sebanyak 12 responden (24%). Sebagian

kecil dari responden berusia 21-30 tahun yaitu sebanyak 7 responden (14%), dan

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

66

berumur 41-50 tahun yaitu sebanyak 7 responden (14%). Sedangkan sedikit sekali

dari responden yang berusia 51-60 tahun yaitu sebanyak 3 responden (6%), dan

terakhirnya yang berumur 61-70 tahun sebanyak 1 responden (2%).

c). Data responden berdasarakan agama. Tabel 4.3

Data nasabah

Berdasarkan karakteristik agama

Dari data di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh (29 responden/ 58%)

adalah pemeluk agama Islam., karakteristik responden khususnya nasabah muslim

dari segi agama dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki

pengetahuan agama yang kurang. Hal ini dapat terbukti dengan hasil jawaban

mereka mengenai pengetahuan tentang ketidaktahuan arti ekonomi syariah,

halalnya sistem bunga bank. Sedangkan sedikit sekali (1 responden/ 2%)

memeluk agama Kristen. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pegadaian syariah

tidak hanya untuk orang Islam saja, tetapi untuk semua golongan umat beragama.

Karakteristik agama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara nasabah

yang satu dengan lainnya. Walaupun lebih kecil jumlah nasabah pemeluk agama

non muslim, tetapi itu menunjukkan bahwa pegadaian syariah mampu diterima

Islam

Kristen

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

67

oleh kalangan semua masyarakat dan terdapat potensi untuk mengembangkan

pegadaian syariah tersebut.

d). Data responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.4

Data nasabah

Berdasarkan jenis kelamin

N = 30 NO Jenis kelamin Frekuensi % 1 Laki – laki 8 16 2 Perempuan 22 44 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat dilihat bahwa, sebagian besar yang menjadi

nasabah pegadaian syariah adalah perempuan yaitu sebanyak 22 responden

(44%), sedangkan sebagian kecil adalah laki-laki yaitu sebanyak 8 responden

(16%). Dari sini dapat disimpulkan bahwa pihak perempuan lebih merespon

adanya pegadaian syariah dari pada laki-laki. Kondisi ini dapat menjadi strategi

pengembangan dan promosi pegadaian syariah dimana kelompok laki-laki

menjadi pasar potensi dengan startegi melalui seminar-seminar ditempat kerja dan

kantor.

e). Data responden berdasarkan status perkawinan. Tabel 4.6

Data nasabah

Berdasarkan status perkawinan

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

68

N = 30

NO Status perkawinan Frekuensi %

1 Kawin 26 52 2 Tidak kawin 4 8 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh nasabah yang

berstatus kawin yaitu sebanyak 26 responden (52%), sedangkan sebagian kecil

dari nasabah yang berstatus tidak kawin yaitu sebanyak 4 responden (8%). Dari

sini dapat disimpulkan bahwa nasabah yang telah kawin lebih banyak

kebutuhannya dari pada mereka yang belum kawin.

f). Data responden berdasarkan profesi.

Tabel 4.6

Data nasabah

Berdasarkan profesi

N = 30 NO Profesi Frekuensi % 1 Ibu rumah tangga 10 20 2 Karyawan 1 2 3 Pegawai negeri 3 6 4 Wiraswasta 10 20 5 Lainnya 6 12 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat dilihat bahwa sama banyaknya nasabah yang

berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan wiraswasta yaitu masing-masing

sebanyak 10 responden (20%) dan 10 responden (20%). Sedikit sekali nasabah

yang berprofesi sebagai karyawan dan pegawai negeri, serta yang lainnya (Sopir,

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

69

TNI) yaitu masing-masing sebanyak 3 responden (6%), 1 responden (2%), 2

responden (4%). Dari sini dapat disimpulakn bahwa yang menjadi nasabah

pegadaian syariah ini memiliki profesi yang beraneka ragam mulai dari yang

penghasilannya besar sampai yang kecil.

g). Data nasabah berdasarkan penghasilan perbulan.

Tabel 4.7

Data nasabah

Berdasarkan penghasilan perbulan

N = 30 NO Penghasilan/bulan Frekuensi % 1 Rp 750.000 4 8 2 Rp 750.000 - 2.000.000 8 16 3 Rp 2.000.000 18 36 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya 18 responden

(36%) responden yang berpenghasilan tinggi dan sedang yaitu rata-rata perbulan

yaittu mulai dari Rp. 2.000.000/ bulan dan Rp. 750.000-Rp. 2.000.000 mencapai 8

responden (16%). Sisanya hanya sedikit sekali sekitar 4 responden (8%)

berpenghasilan rendah mulai (Rp. 750.000). dari sini dapat disimpulkan bahwa

yang menjadi nasabah di ULGS cabang Cinere adalah masyarakat menengah

kebawah dan ini sesuai dengan misi dari pegadaian syariah.

h). Data responden berdasarkan jarak/tempat tinggal.

Tabel 4.8

Data nasabah

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

70

Berdasarkan tempat tinggal

N = 30 NO Tempat tinggal Frekuensi % 1 Jakarta Timur 2 4 2 Jakarta Selatan 28 56 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar yang

menjadi nasabah pegadaian syariah ini bertempat tinggal di Jakarta Selatan yaitu

sebanyak 28 responden (56). Sedangkan sedikit sekali nasabah yang bertempat

tinggal di Jakarta Timur, hanya 2 responden (4%). Dari sini dapat disimpulkan

bahwa jarak (aksesibilitas) mempengaruhi seseorang untuk mengadopsi

pegadaian syariah. Semakin dekat jarak seseorang dengan pegadaian syariah

semakin berpeluang untuk mengadopsi pegadaian syariah.

2. Motivasi, dan perilaku nasabah terhadap pegadaian syariah.

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai motivasi dan perilaku nasabah

terhadap pegadaian syariah. Mengingat keberadaan pegadaian syariah relatif

masih baru, maka pembahasan dilakukan secara bertahap mulai dari tahu, tidak

tahu arti dari kata syariah, pernah tidak pernah mendengar pegadaian syariah,

kesan-kesan yang diperoleh tentang pegadaian syariah, Pengetahuan, alasan

memanfaatkan, kekurangan dan kelebihan dari pegadaian syariah.

Tabel 4.9

Pengetahuan nasabah tentang arti ekonomi syariah

N = 30 NO Uraian Frekuensi %

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

71

1 Sangat tahu 1 2 2 Tahu 11 22 3 Kurang tahu 16 32 4 Tidak tahu 2 4 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya dari nasabah

(16 responden / 32%) kurang tahu tentang arti ekonomi syariah, sebagian kecil

menyatakan tahu dan bahkan tidak tahu yaitu masing-masing 11 responden

(22%), 2 responden (4%), sedangkan sedikit sekali yang menyatakan sangat tahu

yaitu hanya 1 responden (2%). Dari sini dapat disimpulkan bahwa system syariah

dalam ekonomi belum diketahui dan dipahami oleh masyarakat (nasabah).

Nasabah yang menyatakan tidak tahu tentang arti ekonomi syariah mungkin

mereka yang beragama non Islam. Hal ini sesuai dengan jumlah data nasabah

berdasarkan agama.

Tabel 4. 10

Kesan terhadap pegadaian syariah menurut nasabah

N = 30 Uraian Frekuensi % 1 Khusus orang Islam 5 10 2 Berlandaskan sistem syariah 6 12 3 Prosedur mudah 17 34 4 Lembaga yang aman & tentram 2 4 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya dari nasabah

(17 responden / 34%) menyatakan bahwa pegadaian syariah itu adalah lembaga di

mana prosedur mudah, sebagian kecil dari nasabah menyatakan bahwa pegadaian

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

72

syariah itu lembaga yang berlandaskan sistem syariah (6 responden / 12%) dan

yang menyatakan lembaga khusus untuk orang Islam yaitu 5 responden (10%),

sedangkan sedikit sekali yang menyatakan lembaga yang aman dan tentram

sebanyak 2 responden (4%). Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesan nasabah

terhadap pegadaian syariah adalah lembaga yang prosedurnya mudah, tidak

melihat dari sisi agama mereka.

Tabel 4. 11

Pengetahuan nasabah terhadap pegadaian syariah sebelum mengadopsi

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 Sangat pernah 3 6 2 Pernah 19 38 3 Tidak pernah 7 14 4 Tidak tahu sama sekali 1 2 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat diketahui bahwa hampir setengah dari nasabah (19

responden / 38%) menyatakan pernah mendengar tentang pegadaian syariah

sebelum menjadi nasabah pegadaian syariah disini. Sebagian kecil mengatakan

tidak pernah mendengar tentang pegadaian syariah yaitu sebanyak 7 responden

(14%). Sedangkan hanya sedikit sekali yang mengatakan sangat pernah dan lupa

yaitu masing-masing 3 responden (16%) dari 1 responden (2%). Dari sini dapat

disimpulkan bahwa pegadaian syariah lumayan sudah dikenal meski belum

Familiar dengan masyarakat. Dari sini dapat menjadi potensi untuk

mengembangkan lagi pegadaian syariah ke masyarkat.

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

73

Tabel 4. 12

Sumber informasi tentang pegadaian syariah menurut nasabah

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 Teman & kerabat 17 34 2 Buku & Koran 9 18 3 Iklan 1 2 4 Lainnya 3 6 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Keputusan masyarakat menjadi nasabah pegadaian syariah memerlukan

Informasi. Dengan diketahuinya sumber informasi yang diakses masyarakat

menjadi aspek yang penting dalam sosialisasi pegadaian syariah. Table di atas

menunjukkan sumber informasi nasabah tentang pegadaian syariah, dimana

akhirnya memilih menjadi nasabah di pegadaian tersebut. Ternyata melalui teman

dan kerabat merupakan media informasi yang hampir setengahnya diketahui

orang tentang pegadaian syariah yaitu sebanyak 17 responden (34%), sebagian

kecil nasabah mengetahuinya melalui buku dan koran sebanyak 9 responden

(18%), informasi lewat yang lainnya (kebetulan lewat dari dosen) sebanyak 3

responden (6%). Sedangkan sedikit sekali yang mengetahui melalui iklan yaitu

sebanyak 1 responden (2%). Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengalaman dan

kesan masyarakat lebih mempengaruhi dalam pengembangan dan pengenalan

pegadaian syariah kepada masyarakat.

Tabel 4. 13

Alasan nasabah termotivasi pegadaian syariah

N = 30 NO Uraian Frekuensi %

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

74

1 Prosedur yang mudah 21 42 2 Bebas bunga 1 2 3 Mudah dijangkau 1 2 4 Terdesak waktu 7 14 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat diketahui alasan yang mendasari nasabah

mengadopsi pegadaian syariah. Hampir setengahnya yaitu 21 responden (42%)

menyatakan karena prosedur yan mudah, aman dan cepat, 7 responden (14%),

karena terdesak waktu. Sebagian kecil nasabah hanya 1 responden (2%) yaitu

karena mudah dijangkau dan sedikit juga sebanyak 1 responden (2%) karena

bebas bunga. Dari sini dapat disimpulkan bahwa faktor kemudahan yang

ditetapkan pegadaian syariah jauh di bawah pegadaian konvensional.

Tabel 4. 14

Jenis barang yang dijadikan jaminan

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 Perhiasan 30 60 2 Kendaraan 0 0 3 Ekektronik 0 0 4 Lainnya 0 0 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat dilihat bahwa seluruh nasabah menggunakan

perhiasan sebagai barang jaminan yaitu 30 responden (60%). Dari sini dapat

disimpulkan bahwa pegadaian syariah cabang Cinere ini hanya memberlakukan

barang perhiasan sebagai barang jaminan.

Tabel 4. 15

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

75

Persepsi responden tentang prosedur pegadaian syariah

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 Sangat mudah 7 14 2 Mudah 23 46 3 Sulit 0 0 4 Sangat sulit 0 0 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat dilihat bahwa persepsi nasabah mengenai prosedur

pegadaian syariah itu mudah. Hal ini terlihat lebih dari setengahnya dari 23

responden (46%). Sebagian kecil menyatakan sangat mudah itu sebanyak 7

responden (14%), sedangkan tidak ada nasabah yang menyatakan sulit dan sangat

sulit prosedur yang ada di pegadaian syariah.dari sini dapat disimpulkan bahwa

Prosedur pegadaian syariah itu tidak rumit. Hal inilah yang dipertimbangkan oleh

nasabah dalam menggunakan jasa pegadaian syariah, dan ini menjadi motivasi

bagi pegadaian syariah agar dipertahankan tentang kemudahan dalam prosedur.

Tabel 4. 16

Tujuan nasabah memanfaatkan jasa pegadaian syariah

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 Biaya pendidikan 11 22 2 Konsumtif 2 4 3 Produktif 12 24 4 Kesehatan 5 10 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat diketahui bahwa tujuan nasabah dalam meminjam

uang ke pegadaian syariah adalah untuk pemenuhan kebutuhan biaya pendidkan

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

76

dan biaya produktif merupakan faktor utama, yang dijadikan alasan nasabah yaitu

hampir setengahnya yaitu masing-masing sebnyak 11 responden (22%), 12

responden (24%), sedangkan sedikit sekali dari nasabah yang meminjam uang

untuk pemenuhan kebutuhan konsumtif sebanyak 2 responden (4%) dan

kesehatan mempunyai jumlah sebanyak 5 responden (10%). Dari sini dapat

diambil kesimpulan bahwa sebagian besar dalam memanfaatkan jasa pegadaian

syariah adalah dalam rangka mengembangkan masa depan hidupnya, bukan untuk

berpoya-poya.

Tabel 4. 17

Besar pinjaman yang diperoleh nasabah

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 Rp 10.000.000 - Rp 20.000.000 2 4 2 Rp 5.000.000 3 6 3 Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000 6 12 4 Rp 1.000.000 - Rp 5.000.000 19 38 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat diketahui berapa rata-rata pinjaman yang diperoleh

nasabah dari pegadaian ini. Setengahnya (19 responden / 38%) memperoleh

pinjaman yaitu antara Rp. 1.000.000 sampai 5.000.000. sebagian kecil (6

responden / 12%) dan 3 responden (6&) masing-masing memperoleh pinjaman

sebesar Rp. 5.000.000 sampai 10.000.000, dan Rp. 5.000.000. sedikit sekali (2

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

77

responden / 4%) memperoleh pinjaman diatas Rp. 10.000.000 sampai 20.000.000.

dari sini dapat disimpulkan bahwa mereka memperoleh pinjaman sesuai dengan

penghasilan nasabah. Dapat diketahui pula bahwa nasabah pegadaian syariah

disini merupakan golongan menengah ke bawah.

Tabel 4. 18

Waktu yang digunakan dalam pelunasan utang

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 1 bulan 4 8 2 3 bulan 8 16 3 4 bulan 14 28 4 6 bulan 4 8 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat diketahui bahwa dalam pelunasan utang, bahwa

lebih dari setengah nasabah., (14 responden / 28%), mencapai waktu yang telah

ditentukan yaitu 4 bulan. Sebagian kecil dari nasabah (8 responden / 16%)

mencapai waktu 3 bulan, sedangkan sedikit sekali yang mencapai waktu 1-2

bulan dan 6 bulan masing-masing (4 respnden / 8%). Dari sini dapat diketahui

bahwa jarang sekali mereka yang terlambat dalam pelunasan utangnya meskipun

ada hanya sedikit jumlahnya.

Tabel 4. 19

Persepsi nasabah tentang sarana dan prasarana

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

78

CukupbagusBagus

Sangatbagus

Dari data di atas dapat diketahui bahwa persepsi nasabah tentang sarana

dan prasarana pegadaian syariah. Hampir setengah 17 responden (34%) dari

nasabah berpendapat bahwa sarana dan prasarana di pegadaian syariah itu cukup

bagus, 8 responden (16%), yang menyatakan bagus. Sedikit sekali nasabah yang

menyatakan sangat bagus, 5 responden (10%). Dari sini dapat disimpulkan

bahwa sarana dan prasarana di pegadaian syariah ini sudah cukup bagus, tetapi ini

menjadi potensi bagi pegadaian syariah sendiri untuk lebih meningkatkan lagi

sarana dan prasarana.

Tabel 4. 20

Preferensi nasabah terhadap pelayanan

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 Sangat bagus 3 6 2 Bagus 15 30 3 Kurang bagus 0 0 4 Cukup bagus 12 24 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

79

Dari data di atas dapat diketahui preferensi nasabah terhadap pelayanan.

Setengah dari responden pelayanan yang diberikan oleh pegadaian syariah itu

merasa sudah puas sebanyak 15 responden (30%), tidak ada sama sekali nasabah

yang merasa kurang puas atas pelayanan yang diberikan pegadaian syariah

Cinere. Sedikit sekali nasabah yang mengatakan cukup puas sebanyak 2

responden (4%),dan yang menyatakan sanagat puas sebanyak 3 responden (6%).

Dari sini dapat disimpulkan bahwa pegadaian syariah telah memberikan

pelayanan yang memuaskan, walaupun masih hampir setengah dari nasabah yang

merasa kurang puas atas pelayanan. Hal ini menjadi potensi bagi pegadaian

syariah lebih meningkatkan pelayanan, agar semua nasabah merasa puas bahkan

sangat atas pelayanan pegadaian syariah.

Tabel 4.21

Persepsi nasabah mengenai sikap karyawan

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 Sangat sudah 4 8 2 Sudah 23 46 3 Belum 0 0 4 Tidak tahu 3 6 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

80

Dari data di atas dapat diketahui persepsi nasabah terhadap karyawan

pegadaian syariah yang bekerja sesuai syariah. Sedikit sekali nasabah menjawab

tidak tahu yaitu sebanyak 3 responden (6%), hampir setengahnya menjawab

sudah, yaitu sebanyak 23 responden (46%).juga persentase yang sedikit nasabah

yang menyatakan sangat sudah hanya 4 responden (8%).dari hasil tersebut

terdapat peningkatan bahwa sudah lumayan banyak nasabaah yang mengerti

tentang kerja karyawan yang sesuai syariah.

Tabel 4.22

Persepsi nasabah tentang sistem bunga

Haram

Halal

Makruh

Mubah

Dari data di atas dapat diketahui persepsi nasabah pegadaian syariah.

Sebagian besar nasabah berpendapat bahwa bunga bank/pegadaian konvensional

itu haram, terbukti dengan data nasabah sebanyak 17 responden (34%), yang

menyatakan makruh sebanyak 9 responden (18%), dan yang menyatakan halal 3

responden (6%), dan paling sedikit yang menyatakan mubah hanyaa 1 responden

(2%), dari sini dapat ditarik kesimpulan masih banyak pula nasabah yang tidak

mengerti apa perbedaan haram,halal, makruh dan mubah. Tapi tidak sedikit pula

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

81

yang menyatakan bunga bank haram suatu potensi juga yang terdapat pada

pengetahuan nasabah yang ada.

Tabel 4.23

Persepsi nasabah tentang kedudukan pegadaian syariah dengan bank

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 Sangat sama 0 0 2 Sama 4 8 3 Hampir sama 15 30 4 Tidak sama 11 22 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat diketahui persepsi nasabah mengenai kedudukan

pegadaian syariah dibandingkan dengan yang lainnya. Lebih dari setengah dari

nasabah yang menyatakan hampir sama antara pegadaian dengan lembaga yang

lainnya (bank) yaitu sebanyak 15 responden (30%), hampir setengahnya juga

yang menyatakan tidak sama sebanyak 11 responden (22%), sedangkan sedikit

sekali yang menyatakan sama sebanyak 4 (8%) dan tidak ada nasabah yang

menyatakan sangat sama.

Tabel 4.24

Jumlah nasabah

Persepsi nasabah tentang prospek pegadaian syariah dimasa akan datang

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 Sangat maju 5 10 2 Cukup maju 25 50 3 Sama 0 0 4 Tidak maju 0 0

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

82

Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dengan didirikannya pegadaian syariah di Indonesia ini memperoleh

respon yang cukup optimis untuk kemajuan pegadaian syariah tersebut. Dari tabel

di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar nasabah menyatakan cukup maju

sebanyak 25 responden (50%). sedangkan yang menyatakan sangat maju hanya 5

responden (10%), disini terlihat sekali nasabah cukup optimis dengan kinerja

pegadaian sehingga pegadaian dapat diterima oleh masyarakat luas.

Tabel 4.25

Persepsi nasabah tentang kelebihan pegadaian syariah

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 Biaya ringan 3 6 2 Proses sebentar 5 10 3 Prosedur mudah 12 24 4 Ketiganya benar 10 20 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari tabel di atas dapat diketahui persepsi nasabah tentang kelebihan

pegadaian syariah. Ternyata setelah mereka menggunakan jasa pegadaian ini,

mereka dapat merasakan kelebihan pegadaian syariah bila dibandingkan dengan

yang konvensional. Beberapa faktor yang menjadi unggulan dari pegadaian

syariah adalah biaya ringan, dala proses sebentar, dan prosedurnya mudah. Lebih

dari setengah nasabah mengatakan kelebihan pegadaian syariah itu menyangkut

biayanya ringan, proses sebentar, prosedur mudah, sebanyk 10 responden (20%),

yang menjawab hanya biayanya ringan, sedikit sekali nasabah yang mengatakan

Page 83: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

83

biaya ringan, sebanyak 3 responden (6%), yang menjawab prosedurnya mudah

sebanyak 12 responden (24%), dan menyatakan bahwa kelebihan pegadaian

syariah itu adalah prosesnya sebentar sebanyak 5 responden (10%).

Tabel 4.26

Persepsi nasabah tentang kelemahan pegadaian syariah

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 Kantor cabang sedikit 13 26 2 Barang jaminan hanya perhiasaan 9 18 3 Media informasi pegadaian masih kurang 7 14 4 Sarana dan prasarana masih kurang 1 2 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat diketahui persepsi nasabah tentang kelemahan

pegadaian syariah cabang Cinere. Sebagaimana ada kelebihan dari pegadaian

tentu juga ada kelemahannya. Hampir dari setengahnya 9 responden (18%)

mengatakan bahwa kekurangan dari pegadaian ini adalah bahwa barang jaminan

hanya perhiasan saja dan kantor cabang masih sedikit 13 responden (26%), hal ini

ditanggapi oleh instansi pegadaian sendiri karena tempat pegadaiannya masih

kecil, masih berbentuk ruko sewaan, sehingga tempat penyimpanan barang

jaminan seperti kendaraan, elektronik tidak memungkinkan. Dari pada tanggung

lebih baik tidak diberlakukan saja. Sebagian kecil dari nasabah yang mengatakan

media informasi tentang pegadaian syariah sebanyak 7 respondn (14%), dan

sedikit sekali nasabah yang menyatakan sarana dan prasarana masih kurang hanya

1 responden (2%).

Tabel 4.27

Page 84: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

84

Peluang nasabah untuk tetap memanfatkan pegadaian syariah

N = 30 NO Uraian Frekuensi % 1 Ya 28 56 2 Tidak 0 0 3 Ragu – ragu 2 4 4 Sangat ragu – ragu 0 0 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat diketahui peluang nasabah untuk terus

memanfaatkan jasa pegadaian syariah. Setelah mereka memiliki pengalaman

selama menjadi nasabah pegadaian ini, hampir seluruh, (28 responden / 56%)

menyatakan akan terus memanfaatkan jasa pegadaian ini. Hal ini dikarenakan

mereka telah mendapatkan kepuasan/pelayanan yang bagus dari pegadaian.

Sedangkan hanya sedikit sekali 2 responden (4%) yang menyatakan ragu-ragu

apakah mereka akan memanfaatkan jasa ini atau akan pindah ke lembaga lain

seperti bank, salah satu penyebab keraguan itu dikarenakan letak/jarak pegadaian

dengan kantor atau rumah mereka jauh.

Tabel 4.28

Manfaat pegadaian bagi nasabah

N = 30 NO Uraian Frekuensi %

Page 85: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

85

1 Hanya mendapatkan uang 16 32

2 Terhindar dari bunga 3 6 3 Ketenangan bathin 9 18 4 Lainnya 2 4 Jumlah 30 60 Data : Diolah dari data lapangan

Dari data di atas dapat diketahui manfaat yang diperoleh nasabah.

Beberapa manfaat yang dapat diambil yaitu mendapatkan pinjman uang sebanyak

16 responden (32%), yang menyatakan terhindar dari bunga sebanyak 3

responden (6%), dan yang menyatakan mendapatkan ketenangan batin sebanyak 9

(18%), sedangkan yang menyatakan lainnya seperti menghemat waktu dan

lainnya hanya 2 responden (4%).

B. Pengujian Hipotesa

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara motivasi dan

perilaku nasabah dengan pelayanan dan sistem operasional pegadaian syariah,

maka diperlukan adanya uji hipotesa. Hipotesa di uji melalui rumus Product

Moment.

Hipotesa tersebut adalah:

Ho : Tidak ada hubungan antara pelayanan dan sistem operasional pegadaian

syariah dengan motivasi dan perilaku nasabah.

Ha : Ada hubungan antara pelayanan dan sistem operasional pegadaian

syariah dengan motivasi dan perilaku nasabah.

Kedua hipotesa tersebut mempunyai asumsi sebagai berikut:

Bila r hitung > r tabel berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

Page 86: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

86

Bila r hitung < r tabel berarti Ha ditolak dan Ho diterima.

Selanjutnya penulis mengolah data dengan rumus Product Moment. Lihat

tabel pada lampiran.

Dimana:

rxy =Indeks korelasi antara dua variabel

x = Nasabah

y = Pelayanan sistem operasional pegadaian syariah

rxy = ( ) ( )041.674400.689.201.808770.814

82899625.2430

−−

− xx

= 359.156569

671x

= 9,12305,81

671x

= 07,0

671

= 10042,1

Dari perhitungan diperoleh nilai r = 0’07 karena hasil yang diperoleh

bertanda positif (+) maka hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

sempurna dan baik antara preferensi dan perilaku nasabah dengan pelayanan dan

sistem operasional pegadaian syariah cabang Dewi Sartika. Maksudnya semakin

bagus pelayanan serta sistem operasional yang diberikan pengadaian syariah

( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

−=

2222 YYNXXXN

YXXYNrxy

Page 87: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

87

semakin tinggi pula tingkat preferensi dan perilaku nasabah terhadap pegadaian

syariah.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi hubungan kedua variabel tersebut

dilakukan perhitungan t-tes, dimana pada taraf signifikansi 5% dengan df = 28

diperoleh tabel besar 0,361. adapun rumus t hitung sebagai berikut :

t = r 212

rn−−

t = 964,0

)30,5(07,0

t = 98,20

371,0

t = 0,37157

t = 0,378

Penulis kemudian membandingkan antara t-tes 0,378 dengan t-tabel sebesar 0,361

pada taraf signifikansi 5% dengan df = 28. Ternyata dari perhitungan di atas dapat

dilihat bahwa 0,378 itu lebih besar dari pada 0,361. itu artinya t tes > t tabel. Berarti

dapat disumpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Maksudnya disini ada

hubungan yang signifikan antara preferensi dan perilaku nasabah dengan pelayanan

dan sistem operasional pegadaian syariah. Artinya semakin bagus pelayanan, serta

sistem operasional yang diberikan oleh pegadaian syariah semakin tinggi pula tingkat

preferensi dan perilaku nasabah terhadap pegadaian syariah.

Page 88: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

88

C. Analisa Data

Setelah tahap uji hipotesis selesai, taraf selanjutnya adalah analisis data.

Dalam analisis data ini penulis berpendapat sistem pelayanan dan sistem operasional

yang diberikan pegadaian syariah cabang Cinere memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat preferensi dan perilaku nasabah terhadap pegadaian syariah. Dimana

dalam hasil uji hipotesanya nilai yang diperoleh bertanda positif (+) yang berarti

terdapat hubungan yang sempurna dan positif.

Pemberian informasi yang dilakukan oleh pegadaian syariah melalui media

cetak dan media elektronik bertujuan untuk menarik masyarakat menjadi nasabah

pengadaian syariah, yang selama ini hanya mengenal pegadaian konvensional yang

lebih dulu dikenal oleh masyarakat luas.

Untuk mempertahankan masyarakat yang sudah menjadi nasabah, maka pihak

pegadaian syariah sebisa mungkin dapat memberikan kepuasan bagi nasabah. Hal

yang dapat dilakukan oleh pegadaian adalah dengan cara memberikan pelayanan

yang sebagus mungkin. Selain dalam memberikan pelayanan, juga dalam sistem

operasionalpun harus ditingkatkan. Dimana dalam hal ini pegadaian syariah harus

bisa memberikan sistem operasional yang mudah, tidak mempersulit nasabah, cepat,

dan menetapkan biaya yang ringan, sehingga dengan cara yang dilakukan oleh

pegadaian syariah di atas dapat menarik dan meningkatkan preferensi dan perilaku

nasabah terhadap pegadaian syariah.

Page 89: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menguraikan beberapa permasalahan maka penulis dapal mengambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Adapun mekanisme di pegadaian syariah adalah:

a. Nasabah datang langsung ke loket pegadaian dengan membawa barang

jaminan untuk ditaksir oleh penaksir pegadaian syariah.

b. Barang jaminan diteliti kualitasnya untuk ditaksir dan ditetapkan

harganya, berdasarkan taksiran yang dibuat, ditetapkan berapa uang

pinjaman yang dapat diterima pegadaian.

c. Apabila akad telah disepakati oleh kedua belah pihak mengenai

berbagai hal seperti kesepakatan besarnya pinjaman, dan lainnya maka

akad rahn dan akad sewa tempat (ijarah) dan ditanda tangani oleh

kedua belah pihak.

d. Nasabah menyerahkan atau membayar pinjaman uang berikut lainnya

yang telah disepakati bersama kepada murtahin

e. Marhun dikembalikan lagi kepada nasabah oleh murtahin.

2. Yang memotivasi nasabah memilih jasa pegadaian syariah, karena pelayanan

yang baik, prosedur yang mudah dan cepat serta jarak tempuh yang lebih

dekat dan strategis. Sehingga menimbulkan motivasi besar untuk lebih

memilih pegadaian syariah dibanding lembaga keuangan lainnya.

Page 90: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

90

3. Persepsi nasabah terhadap pegadaian syariah sangat beragam. Dari data

sebelumnya diketahui bahwa sebagian besar nasabah mengetahui, memilih

dan mengadopsi pegadaian syariah itu berasal dari teman dan kerabat. hal ini

didasarkan pada pengetahuan mereka juga pelayanan dari pegadaian syariah.

Ternyata ada beberapa nasabah mengatakan bahwa suku bunga bank halal, ini

bukan faktor yang menarik mereka untuk mengadopsi pegadaian syariah. Hal

ini yang paling mempengaruhi perkembangan sekaligus memperkenalkan

pegadaian syariah kepala masyarakat. Biaya yang ringan, Pelayanan yang

bagus, prosedur yang mudah merupakan faktor yang menjadi pilihan nasabah

terhadap pegadaian syariah). Ternyata ada beberapa nasabah mengatakan

bahwa suku bunga bank halal, ini bukan faktor yang menarik mereka untuk

mengadopsi pegadaian syariah.

4. Pegadaian syariah dalam operasionalnya menetapkan biaya administrasi dan

jasa simpanan yang berbeda dengan pegadaian konvensional yang dalam

operasionalnya menetapkan sistem bunga. Pegadaian syariah masih belum

dikenal oleh masyarakat luas. Ini terbukti ketika responden rnenjawab hampir

setengah dari mereka belum pernah mendengar pegadaian syariah sebelum

menjadi nasabah di pegadaian syariah ini.

5. Karakteristik nasabah ditinjau dari segi demografi, ekonomi, dan sosial itu

sangat beragam. Sisi demografi (agama) membuktikan bahwa pegadaian

syariah tidak hanya diterima oleh masyarakat muslim saja tetapi juga oleh

masyarakat non muslim. Latar belakang pendidikan juga berbeda-deda mulai

dari tingkat menengah sampai perguruan tinggi begitu pula dengan

Page 91: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

91

penghasilan mereka juga berbeda. Keberagaman karakteristik tersebut sangat

baik sekali terhadap perkembangan pegadaian syariah.

6. Setelah masyarakat mengadopsi pegadaian syariah dari hasil penelitian dapat

diketahui bahwa sebagian besar masyarakat akan terus mengadopsi pegadaian

syariah dalam waktu yang akan datang. Keputusan ini didasarkan karena

mereka merasa puas akan pelayanan yang diberikan dan mendapatkan apa

yang mereka butuhkan, hal ini juga didasarkan pada kelebihan pegadaian

syariah yaitu diantaranya menetapkan biaya yang ringan, proses sebentar, dan

prosedur yang mudah.

7. Berdasarkan pada uji hipotesa yang dilakukan oleh penulis, dengan rumus

Product moment, dimana r hitung > r tabel dan setelah mencari uji

signifikansi. dengan t-tes dan t-tabel maka penulis memperoleh angka dimana

t-tes lebih besar dengan t-tabel (0,378 > 0,361), dari penelitian ini dapat

diketahui bahwa hasil r hitung < r tabel, yaitu 0,07 < 0,361 dan t tes > t-tabel

(0,378 > 0,361), maka Hipotesa Ha diterima dan Ho Ditolak. artinya ada

hubungan yang positif antara pelayanan dan sistem operasional pegadaian.

syariah dengan motivasi dan perilaku nasabah. Semakin tinggi tingkat

pelayanan dan sistem operasional pegadaian syariah yang diberikan maka

semakin meningkat pula preferensi dan perilaku nasabah terhadap pegadaian

syariah.

Page 92: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

92

B. Saran-Saran

1. Agar masyarakat dapat mengadopsi pegadaian syariah untuk selamanya

diharapkan kepada pegadaian syariah dapat meningkatkan kualitas pelayanan

secara maksimal, sarana dan prasarana pun harus lebih lengkap dan lebih baik

dari pegadaian konvensional.

2. Agar kantor cabang supaya lebih diperluas dari yang sudah ada diseluruh

Indonesia khususnya untuk daerah JABODETABEK, karena daerah ini

merupakan daerah yang sangat menunjang terhadap perkembangan pegadaian

syariah.

3. Pegadaian syariah khususnya yang berada didaerah Jakarta dapat segera

menetapkan barang jaminan selain emas, karena kemungkinan dari beberapa

nasabah hanya mernpunyai barang jaminan seperti barang elektronik dan

kendaraan.

4. Diharapkan kepada isnstansi pegadaian syariah bisa lebih mengenalkan

pegadaian syariah yang berlandaskan kepada prinsip syariah kepada

masyarakat banyak

Page 93: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

93

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Bakr Syeikh, Kitab Assyafi’I, Bairut, Darul Kitab Alawiyah, 1991, jilid 4

Anshori, Ghofur Abdul, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Islam di Indonesia

Yogyakarta: Citra Media, 2006

Artmanda W, Frista, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Penerbit Lintas Media

Jombang.

Brosur Pegadaian, 2008

Buku Kerja, Pegadaian Syariah, 2008

Chapra, Umar, Islam dan Pembangunan Ekonomi, Jakarta, Gema Insani Press dan

Tazkia Institut, cet.1

Company Profille, Pegadaian Syariah

Hadi, Sholikul Muhammad, Pegadaian Syariah, Jakarta : Penerbit Salemba Diniyah,

2003

Hasan, M.Ali, Masail Fiqhiyyah, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2003, cet. 4

Kanyk Lazar, Leslie & Schiffman.G.Leon, Perilaku Konsumen, PT. Indeks Group

Gramedia, 2004, edisi ke-7

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisa Perencanaan

Implementasi dan Pengendalian, Jakarta : Salemba Empat, 2000

.........., Philip, Manajemen Pemasaran : Analisa Perencanaan dan Pengendalian,

Jakarta : Erlangga, 1996, edisi ke-5

Page 94: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

94

Lubis, Ibrahim, Ekonomi Islam Suatu Pengantar I, Jakarta, Kalam Mulia, 1994,

Cet.1

Lupyoadi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat, 2007

Muhammad, Drs. M.Ag, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam,

Jakarta, PT Salemba Patria, cet.1

Nawiri, S.E. Wawancara Pribadi

Sabiq, Sayyid , Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1987

Setiadi J. Nugroho, SE., MM. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Strategi

dan Penelitian Pemasaran, Jakarta: Prenada Media, 2003, cet.1

Soekarno, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 1984, cet.3

Sudarsono, Heri, Lembaga dan Keuangan Lainnya, Yogyakarta : Ekonomi, 2003,

Edisi ke-2

Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalat, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002

Suprayitno, Eko, Ekonomi Islam: Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan

Konvensional, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2005, cet.1

Winardi J. Prof. Dr.SE, Manajemen Perilaku Organisasi, Jakarta : Prenada Media,

2004, edisi revisi

www.Pegadaian Syariah,26 Maret 2008

Page 95: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19464/1/... · Untuk lebih memahami persoalan dalam Islam, ... ramah tamah,

95