BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG -...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG -...
1
Kepala Dinas
Bidang Pemberdayaan
Perempuan
Bidang Perlindungan Hak
Perempuan,
Bidang Perlindungan &
Tumbuh Kembang Anak
Sekretariat
Bidang Partisipasi Masyarakat
dan data
Seksi Pengarusutamaan
Gender;
Seksi Ketahanan Keluarga
Seksi Kualitas Hidup
Perempuan;
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seksi Kualitas Hidup Perempuan merupakan salah satu
subbagian di Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak Provinsi Riau. Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Provinsi Riau dibentuk berdasarkan Perda Nomor
04 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Provinsi Riau.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 72 tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta
Tatakerjadinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Provinsi Riau menjelaskan bahwa Dinas Pemberdayaan Perempuan
Dan Perlindungan Anak Provinsi Riau terdiri atas 1 sekretariat dan 4
(empat) bidang yaitu : Bidang Pemberdayaan Perempuan, Bidang
Perlindungan Hak Perempuan, Bidang Perlindungan dan Tumbuh
Kembang Anak, Bidang Partisipasi Masyarakat dan data.
2
Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Provinsi Riau memiliki visi yaitu “Terwujudnya keadilan dan
kesetaraan gender, terlindunginya hak-hak perempuan dan anak”.
Misi Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Provinsi Riau adalah :
1. Mewujudkan kualitas hidup dan peran perempuan dalam
pembangunan
2. Mewujudkan upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak
dari segala tindakan kekerasan
3. Mewujudkankan peran serta masyarakat dalam pembangunan
pemberdayaan perempuan dan anak
4. Mewujudkan Kapasitas Pengarustamaan Gender (PUG) menuju
Keadilan dan Kesetaraan Gender
Berdasarkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 72 tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta
Tatakerja Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Provinsi Riau menjelaskan Seksi Kualitas Hidup Perempuan
mempunyai tugas sebagi berikut:
1. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Kualitas Hidup Perempuan;
2. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Kualitas Hidup
Perempuan;
3. menyiapkan bahan perumusan pelaksanaan kebijakan kualitas hidup
perempuan;
4. melaksanakan forum koordinasi penyusunan pelaksanaan kebijakan
kualitas hidup perempuan;
3
5. melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
kualitas hidup perempuan;
6. melaksanakan fasilitasi, sosialisasi, distribusi dan advokasi kebijakan
kualitas hidup perempuan;
7. melaksanakan penguatan kelembagaan dan jejaring kualitas hidup
perempuan;
8. melaksanakan pemantauan penerapan kebijakan kualitas hidup
perempuan;
9. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Kualitas Hidup
Perempuan; dan
10. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
Untuk mengurus uraian tugas seperti yang tertera diatas
khusnya yang terkait dengan pemantauan penerapan kebijakan maka
diperlukan SOP dan format pemantauan. Data kebijakan yang
lengkap dan akurat sangat diperlukan untuk mempercepat proses
pencapaian dampak kebijakan dan mempercepat responsifitas
terhadap kendala kebijakan.
Tupoksi ini sudah berjalan, namun masih belum optimal pada
proses manajemen kerjanya, karena beberapa hal sebagai berikut:
1. Belum ada SOP Pemantauan
2. Belum ada format pemantauan
3. Masih redahnya pemahaman SDM terkait pemantauan
4. Keterbatasan kuantitas dan kualitas pegawai Seksi Kualitas
Hidup Perempuan
5. Keterbatasan kuantitas dan kualitas tim pendampingan
4
Kebijakan Kualitas Hidup Perempuan menjadi salah satu
prioriras kebijakan Nasional. Hal itu didorong oleh beberapa peraturan
antara lain :
1. Kepmen Pemberdayaan Perempuan No.
58/SK/MENEG.PP/XII/2004 tanggal 30 Desember 2004 Tentang
Kebijakan dan Strategi Peningkatan Produktivitas Ekonomi
Perempuan (PPEP)
2. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI Nomor 1
Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kualitas
Hidup Perempuan (PKHP)
3. Permendagri Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat
dan Sejahtera di Daerah
4. Kepmenneg Pemberdayaan Perempuan RI Nomor
41/KEP/MENEG.PP/VIII/2007 Tentang Pedoman Umum
Revitalisasi Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju
Keluarga Sehat dan Sejahtera.
Kebijakan atas upaya peningkatan kualitas hidup perempuan
merupakan upaya peningkatan produktivitas perempuan dan
pengurangan beban keluarga miskin terhadap beban biaya pendidikan
dan kesehatan dalam rangka otonomi daerah. Salah satunya
pemerintah pusat melakukan fasilitasi dan advokasi kepada
pemerintah daerah untuk mengembangkan suatu model
desa/kelurahan yang mencerminkan upaya jaminan sosial ekonomi
bagi keluarga miskin, khususnya pada perempuan dan anak melalui
Model Desa Prima.
Model “Desa Prima” (Perempuan Indonesia Maju Mandiri) atau
“Desa Mandiri” yaitu suatu model yang melibatkan seluruh masyarakat
5
Penduduk
Miskin
Perempuan
Miskin
Perempuan
tidak Miskin
Kesehatan
Pendidikan
Usaha
Pening
katan
Kesejah
teraan
K
K
G
Partisipasi
m a s y a r a k a t
untuk ikut membangun desa, sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas hidup perempuan sekaligus mengentaskan kemiskinan desa
melalui subsidi silang antar kelompok masyarakat yang berekonomi
baik kepada masyarakat yang kurang beruntung. Upaya ini
dimaksudkan untuk mengurangi beban keluarga miskin dalam biaya
kesehatan dan pendidikan karena sampai saat ini kedua hal tersebut
paling dirasakan sangat membebani kehidupan masyarakat miskin.
Gambar.1.1 Pola Pikir Model Desa Prima
Pengembangan model Desa Prima berlandaskan pada prinsip
masyarakat membangun, artinya dalam pelaksanaannya
pengembangan model desa prima akan bertumpu pada kekuatan
masyarakat itu sendiri, dan dilaksanakan melalui proses yang sesuai
dengan dinamika masyarakat itu sendiri, untuk mencapai tujuan
dengan kesepakatan masyarakat bersama. Dengan menyadari
keragaman sosial budaya masyarakat, maka pengembangan Desa
Prima sepenuhnya diserahkan pada komitmen masyarakat sendiri.
Kriteria Desa Prima yaitu
6
1. Desa/kelurahan yang mempunyai penduduk miskin (Pra Ks dan KS
1) relatif seimbang dengan penduduk cukup tinggi (10%)
2. Secara geografis tertinggi, tidak meiliki atau belum dapat
memanfaatkan sumber daya alam, akses terbatas,
3. Secara ekonomis pendapatan perkapita pertahun dibawah standar
minimum, tidak memiliki akses terhadap pekerjaan dan termasuk
daerah desa miskin
4. Telah disepakati bersama untuk ditunjuk oleh pemerintah
provinsi/kabupaten sebagai lokasi Desa Prima dengan surat
keputusan.
Tugas dan fungsi terkait pelaksanaan Desa Prima melekat pada
tugas dan fungsi Kepala Seksi Kualitas Hidup Perempuan
sebagaimana tertera dalam Peraturan Gubernur Riau Nomor 72 tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi,
Serta Tatakerja Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak Provinsi Riau menjelaskan Seksi Kualitas Hidup Perempuan.
Peraturan Gubernur tersebut menjelaskan bahwa salah satu Rincian
Tugas Seksi Kualitas Hidup Perempuan adalah melaksanakan
pemantauan penerapan kebijakan kualitas hidup perempuan.
Pemantauan adalah prosedur penilaian yang secara deskriptif
dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan/atau mengukur pengaruh
dari kegiatan yang sedang berjalan. Monitoring adalah suatu kegiatan
observasi yang berlangsung terus menerus untuk memastikan dan
mengendalikan keserasian pelaksanaan program dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Pemantauan harus dilakukan
secara berkala dengan melibatkan lintas sektor, untuk memastikan
bahwa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing
sektor/lembaga terkait dapat bersinergi seperti yang diharapkan.
7
Biasanya Institusi atau lembaga pelaksana kegiatan lebih
mengandalkan institusi penyandang dana untuk melaksanakan
monitoring sekaligus evaluasi. Jadi, asas desentralisasi belum
sepenuhnya dipahami. Disamping itu, tim pemantau yang
diharapkan dapat sekaligus bertindak sebagai peer review tidak
dapat terpenuhi, oleh karena substansi kegiatan seringkali tidak
serasi dengan kepakaran tim yang jumlahnya terbatas. Akibatnya,
alokasi dana yang tersedia pada umumnya hanya memungkinkan
aktivitas monitoring dan evaluasi menyentuh sisi administrasi
saja, namun belum sisi substansinya. Apalagi jika monitoring
dan evaluasi dimaksimalkan dengan mencakup sisi manfaat dan
dampak kegiatan itu sendiri. Hal yang sama juga terjadi dalam Desa
Prima yang diterapkan. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk
format pemantauan dan SOP monitoring dan evaluasi.
Identifikasi Permasalahan
1. Analisa strategis lingkungan internal dan ekternal
1.1. Analisa strategis lingkungan internal
a. Belum ada SOP Pemantauan
b. Belum ada format pemantauan
c. Masih redahnya pemahaman SDM terkait pemantauan
d. Keterbatasan kuantitas dan kualitas pegawai Seksi Kualitas
Hidup Perempuan
e. Keterbatasan kuantitas dan kualitas tim pendampingan
1.2. Permasalahan utama
Permasalahan utama pada proyek perubahan ini adalah:
1. Proses manajemen kegiatan yang dinilai belum optimal
khusunya pada tahapan pemantauan, sementara pemantauan
adalah tahapan yang sangat penting sebagai salah satu bagian
dalam manajemen.
8
2. Indikator kinerja yang diperlukan sukar ditemukan. Kalaupun
ditemukan, masih sulit untuk diukur, dibebani lagi oleh
ketidak cukupan dana pendukung, maka aktivitas tersebut
acapkali tidak dilaksanakan secara disiplin dan konsekuen.
3. Faktor lain yang turut tereduksi nilai pelaksanaan monitoring
dan evaluasi adalah tumpang tindihnya berbagai program
kegiatan.
B. AREA DAN FOKUS PROYEK PERUBAHAN
1. Deskripsi Singkat Tugas dan Fungsi Unit Kerja
Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Provinsi Riau merupakan Dinas yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Gubernur Riau Nomor 72 tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta
Tatakerja Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak Provinsi Riau. Salah satu seksi adalah Seksi Kualitas Hidup
Perempuan dengan uraian tugas sebagai berikut :
1. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada
Seksi Kualitas Hidup Perempuan;
2. membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Kualitas
Hidup Perempuan;
3. menyiapkan bahan perumusan pelaksanaankebijakan kualitas
hidup perempuan;
4. melaksanakan forum koordinasi penyusunan pelaksanaan
kebijakan kualitas hidup perempuan;
5. melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
kebijakan kualitas hidup perempuan;
9
6. melaksanakan fasilitasi, sosialisasi, distribusi dan
advokasikebijakan kualitas hidup perempuan;
7. melaksanakan penguatan kelembagaan dan jejaring kualitas
hidup perempuan;
8. melaksanakan pemantauan penerapan kebijakan kualitas
hidup perempuan;
9. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Kualitas Hidup
Perempuan; dan
10. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan
sesuai tugas dan fungsinya.
Berdasarkan tugas dan fungsi tersbut maka area dan fokus
proyek perubahan meliputi proses manjemen, indikator
pemantauan, dan prosedur pemantauan.
2. Area Organisasi Yang Bermasalah
Melaksanakan pemantauan penerapan kebijakan kualitas
hidup perempuan
Belum optimalnya pemantauan pemnerapan kebijakan hidup
perempuan
Belum sempurnanya sistem pelaporan pemantauan dan
evaluasi terpadu tentang kondisi desa prima
3. Area Organisasi Yang Menjadi Area Perubahan
Pelaksanaan penyusunan SOP monitoring dan evaluasi dan
format pemantauan
Aspek perubahannya adalah administrasi dan manajemen
C. TUJUAN DAN MANFAAT PROYEK PERUBAHAN
1. TUJUAN PROYEK PERUBAHAN
10
Berdasarkan Latar Belakang Uraian Tugas dan Fungsi pada Sub
Bagian Akuntabilitas Kinerja maka tujuan yang akan dicapai
adalah:
Memudahkan dalam memantau desa prima
Tersedianya Data Desa prima yang update.
Memudahkan dalam mengumpukan data capaian Desa Prima;
Tersedianya format untuk pemantauan
2. MANFAAT PROYEK PERUBAHAN
Adapun manfaat proyek perubahan adalah sebagai berikut:
1. Terpantaunya Pelaksanaan kegiatan Desa Prima
2. Peningkatan dan perbaikan terhadap Desa Prima bisa lebih
cepat dilakukan
3. Memudahkan Tim untuk merespon apabila ada kendala dan
hambatan pelaksanaan desa prima
D. RUANG LINGKUP PROYEK PERUBAHAN
Ruang lingkup proyek perubahan yang dilakukan adalah Proses
Monitoring dan Evaluasi dan FGD stakeholder yang terkait Desa
Prima.
E. KRITERIA KEBERHASILAN
Dalam proyek perubahan ini ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan proyek perubahan
diantaranya :
NO KRITERIA KEBERHASILAN INDIKATOR (OUTPUT)
1.
2.
Tersedianya SOP monitoring
dan evaluasi
Tersedianya format
pemantauan
Dokumen SOP monitoring dan
evaluasi
Dokumen Format Pemantauan
Keterlibatan Tim pendampingan
11
NO KRITERIA KEBERHASILAN INDIKATOR (OUTPUT)
3.
Terlaksananya FGD terkait
pemantauan
dalam penyusunan SOP dan
format pemantauan
BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
A. OUTPUT KUNCI PROYEK PERUBAHAN
12
Adapun output kunci pada proyek perubahan terdiri dari beberapa
tahapan diantaranya tahapan jangka pendek dan tahapan jangka panjang
dengan uraian sebagai berikut
NO TAHAPAN OUTPUT DESKRIPSI
1
2
Jangka
Pendek
Jangka
Panjang
Tersedianya SOP
monitoring dan
evaluasi serta
format
pemantauan
Meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat
SOP monitoring dan evaluasi terdiri
informasi Uraian Prosedur ,
Pelaksana, waktu dan output.
Sedangkan format pemantauan
berupa kusioner tentang evaluasi
monitoring optimalisasi desa prima.
Angka kesehteraan masyarakat
13
B. PENTAHAPAN PROYEK PERUBAHAN
1. Pentahapan Milestone Proyek Perubahan
Untuk terlaksananya proyek perubahan ini dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
No Tahapan Proses Pencapaian
Tahapan
Waktu Output / Hasil
A TAHAP PERSIAPAN
1 Melapor kepada
kepala Dinas dan
mentor tentang
rencana
pelaksanaan
proyek perubahan
Mendiskusikan hasil
seminar rancangan
proyek perubahan
dan implementasinya
Minggu
ke 4
bulan Mei
Kepala Dinas
dan mentor
mendukung
terhadap proyek
perubahan
Hasil :
Dokumentasi
2 Membentuk tim
kerja untuk
melaksanakan
proyek perubahan
Menyusun draft SK Minggu
ke 4
bulan Mei
Draft SK tim
3 Rapat persiapan
pelaksanaan
proyek perubahan
Rapat dilaksanakan di
ruang rapat Dinas
Pemberdayaan
Perempuan Dan
Perlindungan Anak
Provinsi Riau
Minggu
ke 4
bulan Mei
Notulen
B TAHAP PELAKSANAAN
1 Permintaan
kesedian tenaga
Pendampingan
untuk mengikuti
proyek perubahan
Membuat surat
permintaan kesedian
tenaga pendamping
Minggu
ke 4
bulan Mei
Surat permintaan
kesedian tenaga
pendampingan
2 Melaksanakan
koordinasi dengan
Diskusi tentang
proyek perubahan
Minggu
pertama
Dokumentasi
14
No Tahapan Proses Pencapaian
Tahapan
Waktu Output / Hasil
dinas terkait
tentang proyek
perubahan
bulan Juni
3 Rapat dengan tim
kerja untuk
kegiatan
selanjutnya
Rapat dilaksanakan di
ruang rapat Dinas
Pemberdayaan
Perempuan Dan
Perlindungan Anak
Minggu
pertama
bulan Juni
Notulen
4 Koordinasi dengan
tim pendampingan
terkait penyusunan
SOP dan Format
Diskusi tentang
proyek perubahan
Minggu
ke 2
bulan Juni
Dokumentasi
5 Membuat
kesepakatan
dengan tim
pendampingan
terkait penyusunan
SOP dan Format
Kesepakatan
Pembuatan SOP dan
Format
Minggu
ke 2
bulan Juni
Dokumentasi
6 Rapat persiapan
pelaksanaan FGD
Rapat dilaksanakan di
ruang rapat Dinas
Pemberdayaan
Perempuan Dan
Perlindungan Anak
Provinsi Riau
Minggu
ke 3
bulan Juni
Dokumentasi
7 Permintaan
peserta
pelaksanaan FGD
Membuat surat
permintaan peserta
Minggu
ke 3
bulan Juni
Surat permintaan
peserta
8 Melaksanakan
(FGD) penyusunan
SOP dan Format
Pelatihan (FGD)
dilaksanakan di ruang
rapat Dinas
Pemberdayaan
Minggu
ke 4
bulan Juni
Peserta
menyusun dan
menggunakan
SOP dan format
15
No Tahapan Proses Pencapaian
Tahapan
Waktu Output / Hasil
Perempuan Dan
Perlindungan Anak
Provinsi Riau
pemantauan
9 Permintaan
kepada tim
pendampingan
untuk melakukan
pemantauan
Proses pemantauan
desa prima
Minggu
ke 4
bulan Juni
Diterimanya data
Desa Prima oleh
Dinas
Pemberdayaan
Perempuan Dan
Perlindungan
Anak Provinsi
Riau
10 Verifikasi capaian
data oleh tim kerja
Proses verifikasi
capaian data oleh tim
kerja
Minggu
pertama
bulan Juli
Data terverifikasi
C TAHAP EVALUASI & PELAPORAN
1 Monitoring dan
evaluasi
Melakukan monitoring
dan evaluasi
Minggu
ke 3
bulan Juli
Teridentifikasinya
permasalahan
dan hambatan
yang ditemui
dalam menyusun
proyek
perubahan
2 Penyusunan
laporan
pelaksanaan
Pembuatan laporan
dan konsultasi ke
mentor dan coach
Minggu
ke 3
bulan Juli
Laporan hasil
proyek
perubahan
16
MILESTONE
No Kegiatan Mei Juni Juli Ket
I II III IV I II III IV I II III IV
A TAHAP PERSIAPAN
1
Melapor kepada kepala dinas
dan mentor tentang rencana
pelaksanaan proyek perubahan
2 Membentuk tim kerja untuk
melaksanakan proyek perubahan
3 Rapat persiapan pelaksanaan
proyek perubahan
B TAHAP PELAKSANAAN
1
Permintaan kesedian tenaga
Pendampingan untuk mengikuti
proyek perubahan
2
Melaksanakan koordinasi
dengan dinas terkait tentang
proyek perubahan
3 Rapat dengan tim kerja untuk
kegiatan selanjutnya
4
Koordinasi dengan tim
pendampingan terkait
penyusunan SOP dan Format
5
Membuat kesepakatan dengan
tim pendampingan terkait
penyusunan SOP dan Format
6 Rapat persiapan pelaksanaan
FGD
7 Permintaan peserta pelaksanaan
FGD
8 Melaksanakan (FGD)
penyusunan SOP dan Format
17
9
Permintaan kepada tim
pendampingan untuk melakukan
pemantauan
10 Verifikasi capaian data oleh tim
kerja
C TAHAP EVALUASI &
PELAPORAN
1 Monitoring dan evaluasi
2 Penyusunan laporan
pelaksanaan
2. Rencana Aksi
Rencana aksi yang akan dilakukan dalam melaksanakan Proyek Perubahan
ini adalah sebagai berikut :
a. Membuat kesepakatan area perubahan dengan cara berkonsultasi dengan
mentor, coach dan stakeholder selanjutnya menentukan area perubahan
b. Membuat rencana kegiatan perubahan
c. Melaksanakan Benchmarking to best practice di Bali
d. Menyusun rancangan proyek perubahan
e. Pelaksanaan kegiatan melalui sosialisasi dalam bentuk FGD untuk menyusun
SOP dan format pemantauan
f. Pelaksanaan pemantauan oleh tim pelaksana
g. Evaluasi dan Pelaporan
C. TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN
18
NO
PIHAK YANG
TERKAIT DALAM
PROYEK
PERUBAHAN
PERANAN TIM DALAM PROYEK
PERUBAHAN
1 Kepala Bidang
Pemberdayaan
Perempuan
Mentor dan penanggung jawab dalam
pelaksanaan proyek perubahan
2 Kepala Seksi Kualitas
Hidup Perempuan
Pemimpin proyek perubahan
3. Tim Pendampingan
sebagai penyusun dan
pengguna format
pemantauan
Membuat Format Pemantauan dan SOP
4.
Staf Seksi Kualitas
Hidup Perempuan
Membantu pelaksanaan dalam proyek
perubahan
1. bertugas membantu ketua dalam
Menyusun format pemantauan
bersama tim pendampingan,
2. Membimbing/melatih tim
pendampingan,
3. Mengkoreksi data capaian desa
prima
19
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan
Dan Perlindungan Anak Provinsi Riau
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan
Kepala Seksi Kualitas Hidup Perempuan dan staf
Tim Pendampingan sebagai
penyusun dan pengguna
format pemantauan
Masyarakat desa
(Perempuan), Dinas/Badan
Lainnya seperti UMKM,
Disperindag, Dinas Sosial,
Koperasi, dan organisasi
lainnya
D. STAKHOLDER PROYEK PERUBAHAN
1. Skema stakeholder (eksternal dan internal)
2. Peran dan pengaruh stakeholder
Proyek perubahan ini melibatkan Stakeholder internal diantaranya Kepala
Bidang Pemberdayaan Perempuan, Kepala Seksi Kualitas Hidup Perempuan dan
Staf Seksi Kualitas Hidup Perempuan. Berikut ini dijelaskan peran stakeholder
sebagai berikut:
1. Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan.
Sebagai Mentor dan penaggung jawab dalam pelaksanaan proyek perubahan
2. Kepala Seksi Kualitas Hidup Perempuan sebagai Pemimpin proyek
perubahan
3. Tim Pendampingan sebagai penyusun dan pengguna SOP dan Format
pemantauan
4. Staf Seksi Kualitas Hidup Perempuan bertugas menyusun format
pemantauan bersama tim pendampingan, membimbing/melatih tim
pendampingan, dan mengoreksi data capaian desa prima .
5. Masyarakat desa (Khususnya perempuan) sebagai penerima kebijakan Desa
Prima
20
6. Dinas/Badan Lainnya seperti UMKM, Disperindag, Dinas Sosial, Koperasi,
dan organisasi lainnya sebagai penerima kebijakan Desa Prima sebagai
instansi terkait
E. Faktor Kunci Keberhasilan Proyek Perubahan
1. Faktor kunci keberhasilan
Dalam pelaksanaan proyek perubahan ini ada beberapa faktor-faktor yang
menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan proyek perubahan diantaranya :
NO FAKTOR INDIKATOR KEBERHASILAN
1
2
3
Terkumpulnya data
Desa Prima yang
lengkap
Terkumpulnya data
capaian yang akurat
Tersedianya SOP
monitoring dan Evaluasi
serta format
pemantauan
Data yang terkumpul harus lengkap.
Data yang terkumpul harus benar,tepat
/diakui
Dokumen SOP Monitoring dan evaluasi
serta format pemantauan yang disusun
dengan keterlibatan tim pendamping
F. TARGET CAPAIAN PROYEK KINERJA
Outcome dan output dari Proyek Perubahan yang ingin dicapai
1. Output dari proyek perubahan yang ingin dicapai
Adapun output yang dicapai dalam area proyek perubahan ini adalah:
1. Tersedianya SOP monitoring dan Evaluasi
2. Tersedianya format pemantauan
3. Tersedianya data yang lengkap dan akurat akurat
4. Tersedianya data desa Prima
2. Outcome dari proyek perubahan
Sedangkan outcome yang dihasilkan adalah :
1. Peningkatan kualitas hidup perempuan melalui program ekonomi
2. Memudahkan Tim dalam memantau capaian Desa Prima
21
3. Terlaksananya tugas pokok dan fungsi seksi Kualitas Hidup Perempuan
dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan
4. Mempercepat responsifitas terhadap hambatan dan kendala di lapangan
NO AREA
BERMASALAH
AREA PERUBAHAN YANG
DIINGINKAN/
TARGET CAPAIAN
OUTPUT
1 Belum optimalnya
pemantau Desa
Prima
Mewujudkan data capaian
desa yang lengkap dan
akurat
Adanya data
capaian yang
lengkap dan
akurat
2 Pemantauan Desa
Prima masih
belum tertata dan
tersistematis
Terciptanya SOP monitoring
dan evaluasi serta format
pemantauan
Pemantauan
berjalan secara
efektif dan
efisien.
22
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN
Untuk efektifitas, efisiensi pekerjaan seksi Kualitas Hidup Perempuan maka
dilaksanakan optimalisasi pemantauan penerapan kebijakan terhadap desa
prima untuk peningkatan kualitas hidup perempuan dalam bidang ekonomi.
Optimalisasi dilakukan berupa 2 output proyek perubahan yaitu SOP
Pemantauan dan Format Pemantauan.
Dalam proyek perubahan ini , desa prima tersebar di 12 Kabupaten/Kota di
Provinsi Riau di pantau dengan menggunakan format pemantauan yang telah
disediakan dan telah diuji coba ke 3 kabupaten/kota yaitu Siak, Meranti dan
Dumai. Format pemantauan berupa kuisoner yang terdiri dari beberapa
pertanyaan pokok meliputi:
1. Data Diri penerima Bantuan desa prima
2. Bentuk bantuan yang diterima
3. Dampak/hasil penerapan bantuan desa prima
4. Data dukungan lingkungan baik keluarga atau pihak lainnya
5. Komparatif program desa prima sebelum dan sesudah
Format Dokumen tersebut memudahkan dalam mengefektif dan
mengefisienkan pemantauan desa prima sehingga urusan pemantauan
mempunyai standar baku bagi pelaksana (tim pendampingan). Format yang
seragam akan memudahkan bagi pengambil kebijakan untuk menentukan
rekomendasi kebijakan selanjutnya.
Berdasarkan sampel penggunaan format pemantauan di 3 Kabupaten/Kota
menunjukkan beberpaa hal yang dirangkup dalam tabel ringkasan pemantauan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Ringkasan Pemantauan Desa Prima
No Identitas
Diri
Bentuk Peningkatan
keuntungan
(Rp/hari)
Waktu Dukungan
Lingkungan
Kendala Dampak
Perubahan
Keluarga Lainnya
Siak
1. Fatmawati Peralatan 55.000 1 thn - - Peningkatan
23
No Identitas
Diri
Bentuk Peningkatan
keuntungan
(Rp/hari)
Waktu Dukungan
Lingkungan
Kendala Dampak
Perubahan
Keluarga Lainnya
membuat
kue
Modal dan
keahlian
2. Sri Ayu Peralatan
membuat
kue
50.000 1 thn - - Peningkatan
Modal dan
keahlian
3. Merwanawati Pelatihan
dan modal
membuat
kue
50.000 1 thn RT/RW - Teman/
kelompok
kerja
4. Herlinda Pelatihan
menjahit
100.000 2 thn - - Peningkatan
keahlian
5. Isdiwati Peningkatan
Modal
50.000 1 thn - - Peningkatan
Modal dan
keahlian
6. Lismawati Pelatihan
dan modal
membuat
kue
50.000 1 thn - - Peningkatan
keuntungan
7. Santi Peralatan
membuat
kue
25.000 1 thn - - Peningkatan
keuntungan
8. Sulastri Peningkatan
Modal
25.000 1 thn - - Peningkatan
keuntungan
9. Arimis Peralatan
membuat
kue
25.000 1 thn - - Peningkatan
keuntungan
10. Merwana Peningkatan
Modal
25.000 1 thn - - Motivasi
kewirausaha
an
11. Sutiwi Peningkatan
Modal
25.000 1 thn - - Peningkatan
manajemen
keuangan
Dumai
12. Eka Sari Pelatihan
dan modal
menjahit
100.000 1.5 thn - - Peningkatan
Modal
24
No Identitas
Diri
Bentuk Peningkatan
keuntungan
(Rp/hari)
Waktu Dukungan
Lingkungan
Kendala Dampak
Perubahan
Keluarga Lainnya
13. Wati Pemberian
Modal
50.000 1 thn - - Peningkatan
Modal
14. Suwarti Pelatihan
menjahit
100.000 2 thn - - Peningkatan
keahlian
15. Misdawati Pelatihan
menjahit
70.000 6 bulan Koperas
i
- Peningkatan
keahlian dan
pemasaran
16. Imaymuroh Pelatihan
dan modal
menjahit
100.000 1 thn Koperas
i
- Memiliki
mesin jahit
17. Syafira Pelatihan
menjahit
100.000 1 thn Koperas
i
- Memiliki
mesin jahit
dan keahlian
18. Lisa Pemberian
Modal
80.000 6 bulan - - Peningkatan
Modal
Meranti
19. Dahlia Peralatan
membuat
kue
50.000 1 thn - - Peningkatan
keahlian dan
kepemilikan
alat
20. Juwita Pemberian
modal
membuat
kue
20.000 1 thn - Perlu
tambahan
modal
Memiliki alat
pembuat kue
21. Pelatihan
dan modal
membuat
kue
20.000 1 thn - - Peningkatan
keahlian dan
kepemilikan
alat
22. Salbiah Pelatihan
memasak
dan menjahit
100.000 2 thn Koperas
i
- Peningkatan
keahlian dan
kepemilikan
alat
23. Saf Modal 100.000 1 thn - - Peningkatan
keuntungan
24. Noriana Pelatihan
dan modal
25.000 1 thn Koperas
i
- Peningkatan
keahlian dan
25
No Identitas
Diri
Bentuk Peningkatan
keuntungan
(Rp/hari)
Waktu Dukungan
Lingkungan
Kendala Dampak
Perubahan
Keluarga Lainnya
membuat
kue
kepemilikan
alat
25. Mastuti
Yurnani
Peralatan
membuat
kue
50.000 1 thn - - Peningkatan
keahlian dan
kepemilikan
alat
26. Jumaiah Peralatan
membuat
kue
50.000 1 thn - - Motivasi
kewirausaha
an
27. Juli Peralatan
membuat
kue dan
modal
25.000 1 thn -
- Peningkatan
keahlian dan
kepemilikan
alat
28. Astuti Modal dan
alat jahit
50.000 1 thn -
- Motivasi
kewirausaha
an
29. Desmawati Pelatihan
menjahit
50.000 1 thn -
- Peningkatan
keahlian
30. Yuli Pelatihan
dan modal
menjahit
100.000 1.5 thn - - Peningkatan
Modal
Dokumen yang sudah diisi oleh penerima bantuan program desa prima
tersebut dihimpun kembali oleh pegawai seksi Kualitas Hidup Perempuan
dalam map file. Dalam penyusunan file Desa Prima dibedakan berdasarkan
Kabupaten/Kota. Kabupaten Meranti map warna hijau, Kabupaten Siak map
warna kuning, dan Kota Dumai di beri warna biru. File dalam map disusun
berdasarkan urutan waktu pemantauan. Apabila data pemantauan menunjukkan
perlunya penanganan khusus maka data dalam map tersebut dipisahkan
kedalam map tindak lanjut.
Map tindak lanjut berisi data pemantauan yang memerlukan penanganan
khusus misalnya bamtuan yang diberikan dianggap tidak sesuai dengan
kebutuhan, tidak terjadi peningkatan aset, tidak ada perubahan kondisi antara
26
sebelum dan sesudah dilaksanakan desa prima atau ada kendala yang
ditemukan dalam pelaksanaan desa prima.
Selain format pemantauan, dilaksanakan juga penyusunan Standar
Operasioanal Prosedur (SOP) terkait Monitoring dan Evaluasi Desa Prima. SOP
ini disusun dengan melibakan stakeholder terkait sehingga SOP yang disusun
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. SOP yang tidak sesuai dengan kondisi
akan hanya menjadi sebuah dokumen tanpa manfaat bagi kemajuan organisasi
maka keterlibatan stakeholder sangat dibutuhkan.
27
Tabel 3.2 SOP PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI DESA PRIMA
28
B. KENDALA INTERAL DAN EKSTERNAL
Pada saat melaksanakan Proyek perubahan ini kendala yang
yang dirasa oleh project leader adalah :
Internal
Beban kerja rutin yang harus diselesaikan baik oleh pribadi sebagai
leader maupun tim sehingga menyita waktu. Selain itu, kurangnya
Sumber Daya Manusia yang ada menajdi kendala dalam pelaksanaan
proyek perubahan ini. Sehingga tidak seluruh Kabupaten/Kota dapat
dijadikan sampel untuk menguji coba format pemantauan.
Eksternal
Susahnya mendapatkan waktu dari masyarakat penerima bantuan
desa prima. Sehingga beberapa kali terjadi penolakan.
Data yang diisi oleh masyarakat tidak lengkap sehingga proses
monitopring dan evalausi tidak lengkap. Misalnya tidak mengisi
peningkatan keuntungan ataupun jika mengisi berupa data kualitatif
seperti tidak menentunya kuntungan dan sebagainya
Tempo waktu dua bulan pengumpulan data proyek perubahan
cukup singkat dibandingkan lokasi kabupaten/kota yang tersebar
dan banyak.
C. STRATEGI MENGATASI KENDALA
Strategi yang dilakukan untuk menghadapi kedala yang dihadapi
pada saat pelaksanaan proyek perubahan :
1. Melakukan jam kerja tambahan (lembur) dengan tim
2. Melakukan komunikasi yang intensif kepada masyarakat dan tim
monitoring
3. Memberikan pelatihan singkat bagi tim monitoring tentang kelengkapan
data dan prosedur dalam SOP Monitoring Dan Evaluasi Desa Prima
29
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proyek Perubahan yang dilaksanakan dapat memaksimalkan proses
kebijakan. Tahapan kebijakan meliputi perencanaan ,pelaksanaan ,
monitoring dan evaluasi. Namun biasanya hanya terfokus pada
perencanaan dan pelaksanaan tetapi mengabaikan monitoring dan
evaluasi. Proyek perubahan ini memfokuskan pada tahapan
monitoring(pemantauan) dan evaluasi tersebut.
Pemantauan Desa Prima bertujuan untuk memastikan pelaskanaan
berjalan sesuai dengan perencanaan, menemukan hambatan dan
kendala dan mempercepat respon /penanggulanggan terhadap hambatan
dan kendala yang ditemukan. Output proyek perubahan berupa format
pemantauan dan SOP Monitoring dan Evaluasi pada Seksi Kualitas Hidup
Perempuan .
Dokumen format pemantauan disusun dengan FGD stakeholder
terkait dan menyesuaikan kebutuhan evaluasi. Format pemantauan
berupa kuisoner yang terdiri dari beberapa pertanyaan pokok
meliputiData Diri penerima Bantuan desa prima, Bentuk bantuan yang
diterima, Dampak/hasil penerapan bantuan desa prima, Data dukungan
lingkungan baik keluarga atau pihak lainnya, Komparatif program desa
prima sebelum dan sesudah. Selain itu, proyek perubahan menghasilkan
SOP pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
Pelaksanaan proyek perubahan ini memerlukan dukungan dari
pimpinan langsung baik kepala dinas, kepala bidang, mentor, staf, dan
30
memerlukan komitmen yang tinggi serta kedisiplinan yang baik dari tim
untuk mencapai hasil yang diharapkan.
B. REKOMENDASI
Pelaksanaan proyek perubahan ini dapat terlaksana dengan baik
apabila seluruh stakeholder konsisten. Pekembangan konsep monitoring
dan evaluasi dapat ditingkatkan melalui penggunaan tekhnologi. Misalnya
dokumen format pemantauan dibuat sebuah aplikasi pengisian evaluasi
berdasarkan format Pemantauan dan Standar Operasional Prosedur yang
sudah di buat tersebut agar kegunaanya lebih mudah dan lebih efesien.
Pekanbaru, Juli 2017
Peserta Diklatpim Tingkat IV
Angkatan I Tahun Anggaran 2017
Loly Febrina.
NIP. 19810214 200212 2 001
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. Kepmen Pemberdayaan Perempuan No. 58/SK/MENEG.PP/XII/2004
tanggal 30 Desember 2004 Tentang Kebijakan dan Strategi
Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan (PPEP)
4. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI Nomor 1
Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kualitas
Hidup Perempuan (PKHP)
5. Permendagri Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera di
Daerah
6. Kepmenneg Pemberdayaan Perempuan RI Nomor
41/KEP/MENEG.PP/VIII/2007 Tentang Pedoman Umum Revitalisasi
Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga
Sehat dan Sejahtera.
7. Perda Nomor 04 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Provinsi Riau
8. Peraturan Gubernur Riau Nomor 72 tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tatakerjadinas
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Provinsi Riau
9. Materi Diklat Pim IV Pola Baru
32
Lampiran I Lembar Kesepakatan
Lampiran II Formulir Project Chapter
Lampiran III Laporan Benchmarking
Lampiran IV Kuisioner Pemantauan Desa Prima
Lampiran V Canvas Model Inovasi