BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf ·...

20
Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dimiliki dirinya, masyrakat, bangsa, dan negara. Undang- undang yang sama menyatakan juga bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan konsep tersebut, Uman Suherman (uman, 2011) mengemukakan bahwa ikhtiar pendidikan Indonesia hendaknya dipandang sebagai upaya memanusiakan manusia oleh manusia secara manusiawi dan normatif. Menurutnya, normatif berkaitan dengan budaya atau sistem nilai sebagai tatanan aturan kehidupan lingkungan masa kini dan masa depan, baik bagi

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf ·...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang dimiliki dirinya, masyrakat, bangsa, dan negara. Undang-

undang yang sama menyatakan juga bahwa fungsi pendidikan nasional adalah

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Berdasarkan konsep tersebut, Uman Suherman (uman, 2011)

mengemukakan bahwa “ikhtiar pendidikan Indonesia hendaknya dipandang

sebagai upaya memanusiakan manusia oleh manusia secara manusiawi dan

normatif”. Menurutnya, normatif berkaitan dengan budaya atau sistem nilai

sebagai tatanan aturan kehidupan lingkungan masa kini dan masa depan, baik bagi

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidik maupun peserta didik, sedangkan manusiawi berkaitan dengan sifat-sifat

fitrah manusia dengan kelebihan dan kelemahannya. Dengan demikian, jelas

terbaca bahwa pendidikan berperan sangat penting dalam menciptakan manusia

Indonesia seutuhnya. Lebih lanjut, Uman Suherman menyatakan bahwa

“keseluruhan pendidikan, baik pada pendidikan formal, non-formal, dan informal,

hendaknya lebih memungkinkan peserta didik untuk mengenal dan menerima diri

sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis serta mampu memilih,

mengambil keputusan, mengarahkan, dan mewujudkan dirinya secara efektif dan

produktif sesuai dengan tuntutan peranannya di masa depan”. Dengan kata lain,

pendidikan tidak hanya melulu mengembangkan seseorang secara individual

tetapi juga menyiapkan agar pengembangan individual tersebut memiliki dampak

yang signifikan dalam lingkungan sosial.

Penjelasan di atas menjelaskan bahwa pendidikan tidak hanya dalam

bentuk pendidikan formal tetapi juga dalam bentuk pendidikan non-formal dan

informal. Namun, secara umum, pendidikan formal dapat dikatakan menjadi

pionir dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini, yang termasuk

ke dalam bentuk pendidikan formal adalah sekolah. Sekolah sebagai salah satu

lingkungan pendidikan formal memiliki peran yang sangat vital untuk membantu

peserta didik dalam mencapai tugas-tugas dan tahapan-tahapan perkembangan.

Sekolah tidak hanya mendidik peserta didik dalam aspek kognitif, tetapi juga

mengembangkan aspek-aspek lainnya, termasuk aspek sosial. Sekolah merupakan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebuah lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik

sehingga menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Namun dalam perkembangannya, realitas menunjukkan bahwa sekolah

kemudian malah menjadi momok yang menakutkan, baik bagi orangtua maupun

bagi peserta didik. Bagi orangtua, sekolah khususnya jenjang Sekolah Menengah

Atas (SMA) merupakan institusi yang tidak murah lagi. Seperti yang diungkap

oleh Edy Suyanto (Kompasiana.com) pada tabel 1.1 dan tabel 1.2.

Tabel 1.1

Pungutan SPI dan Operasional

NO TINGKAT PENDIDIKAN BESAR PUNGUTAN

SPI

BESAR

PUNGUTAN

BULANAN

1 SD/MI 50.000 sd .15.000.000 0 sd 250.000/bulan

2 SMP/MTS REGULER

SMP/MTS SSN

SMP/MTs RSBI

100.000 sd 15.000.000

200.000 sd 15.000.000

1.000.000 sd 20.000.000

0 sd 250.000/bulan

0 sd 250.000/bulan

100.000 sd 300.000

/bulan

3 SMA/SMK/MA REGULER

SMA/SMK/MA RSBI

1.000.000 sd 20.000.000

2.000.000 sd 20.000.000

100.000 sd 300.000

/bulan

200.000 sd 400.000

/bulan

4 PERGURUAN TINGGI 3.000.000 sd 200 Jt 500.000 sd

3.000.000 /Smester

Tabel 1.2

Pungutan seragam dan ulangan / ujian

NO TINGKAT PENDIDIKAN BESAR PUNGUTAN

SERAGAM

BESAR PUNGUTAN

ULANGAN/UJIAN

NEGERI SWASTA

1 SD/MI 0 sd 150.000 - 20.000 sd

30.000

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 SMP/MTS REGULER

SMP/MTS SSN

SMP/MTs RSBI

0 sd 500.000

0 sd 650.000

0 sd 750.000

- 20.000 sd

250.000

3 SMA/SMK/MA REGULER

SMA/SMK/MA RSBI

500.000 sd 1.000.000

500.000 sd 1.000.000

- 30.000 sd

300.000

Di Jakarta saja misalnya, diperlukan biaya jutaan rupiah untuk bisa

menyekolahkan anak di SMA. Belum lagi ternyata biaya yang mahal tersebut

belum disertai dampak signifikan dalam penyiapan mental peserta didik. Betapa

tidak, tawuran yang marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia dapat dijadikan

bukti betapa pembelajaran di sekolah belum berdampak positif terhadap peserta

didik. Alih-alih mengedepankan prestasi yang positif, para peserta didik sesama

satu sekolah atau beda sekolah justru seringkali tidak segan untuk saling baku

hantam bertawuran. Lebih ironis lagi ketika fenomena tawuran ini berbuah korban

jiwa.

Artikel yang dipublikasikan oleh KPAI menyatakan bahwa di kota-kota

besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tawuran ini sering terjadi. Menurut

data dari Bimmas Polri Metro Jaya, di Jakarta misalnya, tahun 1992 tercatat 157

kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan

menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal

13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang

menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban

meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah

perkelahian dan korban cenderung meningkat. Realitas terbaru adalah yang terjadi

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di Jakarta yang menewaskan salah seorang peserta didik dari sebuah SMA. Tentu

saja, fenomena ini sangat menakutkan bagi setiap orang tua.

Di samping bagi orangtua, sekolah juga dinilai menakutkan oleh peserta

didik, terutama oleh mereka yang sudah duduk di kelas 3 SMA. Betapa tidak,

beberapa tahun belakangan ini fenomena Ujian Nasional (UN) menjadi

perdebatan tersendiri karena dampak psikologis yang dihasilkannya. Sekolah

selama hampir tiga tahun di SMA bisa tidak lulus hanya gara-gara ujian yang

dilaksanakan tak lebih dari empat hari dan hanya diwakili oleh beberapa mata

pelajaran. Inilah yang dinilai kurang adil dan berdampak psikologis pada peserta

didik. Bagaimanapun, pendidikan, sebagaimana telah dikemukakan di atas,

tidaklah melulu berkaitan dengan aspek intelektual tetapi juga aspek

perkembangan lainnya.

Realitas-realitas yang menunjukkan betapa pendidikan formal belum

sepenuhnya mampu menciptakan manusia Indonesia seutuhnya, sebagaimana

yang diamanatkan Undang-Undang Dasar, menjadikan para pendidik dan pihak-

pihak yang berkepentingan dalam bidang pendidikan memikirkan alternatif

pendidikan lainnya. Dalam perkembangan dewasa ini, pendidikan tidak hanya

ditempuh di sekolah, melainkan juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan

rumah sebagai basis pembelajaran atau yang biasa disebut dengan homeschooling.

Dalam sejarahnya, pendidikan di rumah bukanlah sebuah hal yang baru. Jauh

sebelum ada sistem pendidikan modern atau sekolah sebagaimana yang dikenal

pada saat ini, pendidikan dilakukan berbasis rumah. Para raja dan kaum

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bangsawan zaman dahulu biasa mengundang guru-guru privat untuk mengajar

anak-anaknya.

Dewasa ini, seiring dengan merebaknya sekolah-sekolah yang

menawarkan pendidikan dengan kualitas dan fasilitas yang unggul,

homeschooling menjadi sebuah alternatif pendidikan yang fleksibel. Perlu

ditekankan kembali bahwa, selain memakan biaya yang cukup tinggi, sekolah

juga terkesan terlalu membatasi kesempatan peserta didik untuk mengeksplorasi

lebih jauh pelajaran atau bakat yang diminatinya. Sebagai contoh, tak sedikit

peserta didik yang sudah mengawali karier sebagai artis atau atlet, dalam

kesehariannya selalu saja sering terjadi benturan waktu antara kesibukan dan

kewajibannya sebagai pelajar.

Dilema itu terus saja membayangi selama peserta didik tersebut masih

menjalani dua profesi. Peserta didik pun harus memilih salah satu di antara karier

atau sekolah. Bagi homeschooler—sebutan bagi peserta didik di homeschooling,

karier dan sekolah merupakan hal yang penting dan harus dijalankan karena

memang bisa dijalankan secara bersamaan. Mereka lebih bisa menikmati belajar

dengan metode ini daripada bersekolah formal. Waktu belajar yang bisa

ditentukan sendiri menjadi pilihan utamanya. Ditambah lagi mereka bisa memilih

guru yang dianggap cocok dan kapabel di bidangnya yang biasa ada di lembaga-

lembaga bimbingan belajar atau kursus.

Alasan mendasar tersebutlah yang kemudian menjadikan homeschooling

terus berkembang. Di samping alasan keyakinan (beliefs), pertumbuhan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

homeschooling juga banyak dipicu oleh ketidakpuasan atas sistem pendidikan di

sekolah. Keadaan pergaulan sosial di sekolah yang tidak sehat juga memberikan

kontribusi terhadap pertumbuhan homeschooling. Walaupun awalnya dipersepsi

sebagai kelompok konservatif dan penyendiri (isolationists), homeschooling terus

tumbuh dan membuktikan diri sebagai sistem yang efektif dan dapat dijalankan.

Praktisi homeschooling pun semakin bervariasi, dengan berbagai alasan memilih

homeschooling dan dengan berbagai latar belakang sosial, religius atau sekuler,

kaya, kelas menengah, miskin, kota, pinggiran, pedesaan. Keluarga praktisi

homeschooling juga memiliki latar belakang profesi yang beragam, mulai dari

dokter, pegawai pemerintah, pegawai swasta, pemilik bisnis, bahkan guru di

sekolah umum. Dengan kata lain, dapatlah dikatakan bahwa homeschooling kini

menjadi alternatif pendidikan nonformal yang sedang banyak digandrungi

mengingat basis pendidikannya di rumah.

Meskipun demikian, bukan berarti kemudian homeschooling tanpa

masalah dan tantangan. Dalam tataran biaya, homeschooling justru bisa lebih

mahal dibandingkan sekolah formal mengingat harus menghadirkan guru-guru

privat ke rumah yang notabene harus dibayar sesuai dengan kapabilitasnya.

Tantangan utama yang dihadapi oleh homeshooling adalah harus mempersiapkan

peserta didik sesuai dengan tugas dan tahapan perkembangannya. Diakui atau

tidak, sebagai individu yang masih dalam tahapan perkembangan, homeschooler

pun harus mampu menjalankan tugas dan tahapan perkembangan yang sesuai

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

usianya. Dalam tataran inilah diperlukan adanya bimbingan yang dapat

meningkatkan keterampilan para peserta didik homeschooling.

Berdasarkan pada kenyataan tersebut, layaknya sekolah formal yang

memiliki guru bimbingan dan konseling dengan segala program layanannya,

homeschooling memerlukan program layanan bimbingan dan konseling yang

diberikan oleh guru khusus, dalam hal ini guru bimbingan dan konseling. Secara

faktual, homeschooling juga telah melaksanakan proses bimbingan. Namun,

proses bimbingan yang selama ini dilakukan hanya berupa bimbingan belajar

yang itu pun tidak dilakukan oleh petugas bimbingan dan konseling yang

memiliki kompetensi sebagai petugas bimbingan. Bimbingan tersebut hanya

dilakukan oleh guru homeschooling yang bersangkutan sehingga proses

bimbingan pun dirasakan belum efektif karena kompetensi gurunya yang kurang.

Mengingat kebutuhan serta mengedepankan prinsip pengembangan potensi sosial

peserta didik homeschooling secara optimal, perlu diupayakan pemberian bantuan

melalui program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan keterampilan

sosial peserta didik homeschooling sehingga dapat tercapai kematangan sosial

bagi peserta didik. Dalam konteks inilah penelitian ini menjadi penting untuk

dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Sebelum ini telah dikemukakan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi

dalam perkembangan homeschooling adalah para praktisi homeschooling

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dihadapkan pada pentingnya program bimbingan dan konseling yang dapat

mengembangkan keterampilan sosial peserta didik. Bagaimanapun, sebagai

individu yang tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sosial, para

homeschooler tentunya harus mampu menempatkan dirinya dalam kehidupan

sosial tersebut. Dalam kerangka pendidikan, sebagai individu yang termasuk

dalam masa remaja, homeschooler tentu saja harus memiliki bekal untuk dapat

bersosialisasi dengan remaja lainnya. Dalam hal inilah keterampilan sosial

memiliki peran yang vital.

Keterampilan sosial (social skills) merupakan bagian penting dari

kemampuan hidup individu. Tanpa memiliki keterampilan sosial, individu tidak

memiliki kelancaran dalam berinteraksi dengan orang lain sehingga hidupnya

kurang harmonis (maladjusment). Keterampilan sosial dalam kategori ini lebih

memfokuskan terhadap perilaku sosial yang dibutuhkan dalam pengembangan

kepribadian dan pembangunan diri individu. Keterampilan sosial merupakan

kemampuan seseorang atau warga masyarakat dalam mengadakan hubungan

dengan orang lain dan kemampuan memecahkan masalah sehingga memperoleh

adaptasi yang harmonis di masyarakat.

Lebih spesifik lagi, menurut McIntyre (2005), social skills are those

communication, problem-solving, decision making, self-management, and peer

relations abilities that allow one to initiate, build, and maintain positive social

relationships with others. Selain pengertian dari McIntyre tersebut, Cartledge and

Millbern menunjukkan bahwa keterampilan sosial mempunyai manfaat bagi

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

individu dan masyarakat. Manfaat keterampilan sosial antara lain dapat

menguatkan perilaku yang proaktif di masyarakat, prososial dan hidup produktif,

dapat memecahkan masalah dalam berinteraksi dengan orang lain, hidup

bertanggung jawab dan disiplin, memupuk perilaku berwawasan kemasyarakatan,

kebangsaan dan global (Cartledge and Millbern, 2001: 12).

Lebih lanjut, Cartledge dan Millbern menyatakan bahwa keterampilan

sosial mempunyai empat sub-bagian, yaitu: (1) environmental behavior (perilaku

terhadap lingkungan) yang terdiri atas peduli terhadap lingkungan, emergensi, dan

gerakan cinta lingkungan; (2) interpersonal behavior (perilaku interpersonal)

yang terdiri atas penerimaan pengaruh orang lain, berhadapan dan mengatasi

konflik, memperoleh perhatian, salam dengan orang lain, membantu orang lain,

membuat percakapan, kerjasama, sikap positif terhadap orang lain, bergaul secara

informal, dan menjaga milik orang lain; (3) self-related behavior (perilaku yang

berhubungan dengan diri sendiri) yang terdiri atas kemampuan menerima

konsekuensi, berperilaku etis, menyatakan perasaan, sikap positif, bertanggung

jawab, dan peduli terhadap orang lain; dan (4) task-related behavior (perilaku

yang berhubungan dengan tugas) yang terdiri atas kemampuan mengerjakan suatu

pekerjaan, menampilkan perilaku, partisipasi, mengikuti aturan, kewirausahaan,

dan kualitas pekerjaan (Cartledge and Millbern, 2001: 15).

Karakteristik peserta didik yang sedang memasuki masa remaja yang

identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut

untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif dan pemenuhan tugas perkembangan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mengembangkan interaksi sosial yang lebih luas dengan teman sebaya,

memunculkan berbagai sifat-sifat negatif yang mengganggu proses pemenuhan

tugas perkembangan. Menurut Syamsu Yusuf (2004 : 26) salah satu sifat negatif

yang dimaksudkan adalah negatif dalam sikap sosial, seperti timbulnya sikap

maladjusment yang dimunculkan melalui sikap-sikap egois (selfish) dan

mementingkan diri sendiri (selfishness).

Dalam hal ini, secara khusus, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sikap

negatif yang ditimbulkan peserta didik dalam homeschooling adalah sikap

pengeksklusifan diri sehingga kurang peka terhadap lingkungan sosial sekitarnya,

terutama teman sebaya. Dengan demikian, keterampilan sosial menjadi bagian

yang sangat penting untuk dimiliki oleh homeschooler karena dapat menunjang

ketercapaian kematangan sosial, tanggung jawab sosial, dan identitas prososial

peserta didik sesuai dengan tugas dan tahapan perkembangan yang tengah mereka

jalani.

Berdasarkan uraian teoretis tersebut, bimbingan pribadi sosial untuk

mengembangkan keterampilan sosial peserta didik homeschooling akan ditinjau

dari empat sub bagian dalam keterampilan sosial, yaitu: perilaku yang

berhubungan dengan lingkungan pendidikan, antar pribadi, pribadi (personal), dan

tugas-tugas akademis. Rumusan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini

adalah “Bagaimanakah program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan

keterampilan sosial peserta didik dalam homeschooling Berkemas Jakarta?”.

Rumusan masalah ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Seperti apa kondisi kelembagaan homeschooling Berkemas?

2. Seperti apa profil keterampilan sosial peserta didik homeschooling Berkemas?

3. Seperti apa rancangan program bimbingan pribadi-sosial homeschooling

Berkemas?

4. Bagaimana pelaksanaan program bimbingan pribadi-sosial homeschooling

Berkemas?

5. Bagaimana dampak bimbingan pribadi-sosial terhadap peserta didik

homeschooling Berkemas?

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini terfokus

pada bimbingan pribadi sosial sebagai upaya mengembangkan keterampilan sosial

peserta didik homeschooling Berkemas. Untuk memberikan suatu layanan yang

tepat sasaran, diperlukan data-data aktual mengenai masalah keterampilan sosial

pada peserta didik sehingga pembimbing dapat menilai kecenderungan

keterampilan sosial peserta didik dan memikirkan bentuk bimbingan yang bersifat

preventif developmental untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan

keterampilan sosial mereka.

D. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap masalah penelitian, istilah-

istilah dalm penelitian ini dijelaskan secara konseptual dalam uraian berikut.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Keterampilan Sosial

Libert& Lewinsohn (1973, dalam Cartledge & Milburn, 2001)

menyebutkan keterampilan sosial sebagai kemampuan kompleks untuk

melakukan perilaku yang mendapat penguatan positif dan tidak melakukan

perilaku yang mendapat penguatan negatif. Hal ini menyiratkan bahwa

keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berperilaku positif

terhadap lingkungan sosialnya. Selain itu, Combs & Slaby (1977, dalam Cartledge

& Milburn, 2001) mengemukakan keterampilan sosial sebagai kemampuan untuk

berinteraksi dengan orang lain pada konteks sosial dalam cara-cara spesifik yang

secara sosial diterima atau bernilai dan dalam waktu yang sama memiliki

keuntungan untuk pribadi dan orang lain. Hal ini mengandung arti bahwa

keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berinteraksi sesuai dengan

konteks lingkungan yang di dalamnya dia berada.

Selanjutnya, Hersen & Bellack (1977, dalam Cartledge & Milburn, 2001)

menjelaskan keterampilan sosial mempunyai makna sebagai kemampuan individu

dalam mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungannya

dengan orang lain yang mencakup respon verbal dan non verbal. Pengertian ini

menyiratkan bahwa keterampilan sosial melibatkan aspek-aspek verbal (kata-kata)

dan aspek-aspek non-verbal (gestur, mimika, dan lainnya) dari individu terhadap

respons sosial yang diterimanya.

Menurut Mclntyre (2005), social skills are those communication, problem

solving, decision making, self management, and peer relations abilities that allow

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

one to initiate and maintain positive social relationship with others. Pengertian di

atas mengandung arti keterampilan sosial adalah sebuah proses komunikasi,

penyelesaian masalah, pembuatan keputusan, manajemen diri dan kemampuan

berhubungan dengan orang lain yang mengijinkan seseorang untuk memulai dan

mempertahankan hubungan sosial yang positif dengan orang lain.Keterampilan

sosial merupakan bentuk perilaku, perbuatan dan sikap yang ditampilkan oleh

individu ketika berinteraksi dengan orang lain.

Menurut Cartledge dan Millbern (2001 : 15), keterampilan sosial

mempunyai empat sub bagian, yaitu: (1) environmental behavior (perilaku

terhadap lingkungan) yang terdiri atas peduli terhadap lingkungan, emergensi, dan

gerakan cinta lingkungan; (2) interpersonal behavior (perilaku interpersonal)

yang terdiri atas penerimaan pengaruh orang lain, berhadapan dan mengatasi

konflik, memperoleh perhatian, salam dengan orang lain, membantu orang lain,

membuat percakapan, kerjasama, sikap positif terhadap orang lain, bergaul secara

informal, dan menjaga milik orang lain; (3) self-related behavior (perilaku yang

berhubungan dengan diri sendiri) yang terdiri atas kemampuan menerima

konsekuensi, berperilaku etis, menyatakan perasaan, sikap positif, bertanggung

jawab, dan peduli terhadap orang lain; dan (4) task-related behavior (perilaku

yang berhubungan dengan tugas) yang terdiri atas kemampuan mengerjakan suatu

pekerjaan, menampilkan perilaku, partisipasi, mengikuti aturan, kewirausahaan,

dan kualitas pekerjaan.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengertian di atas maka keterampilan sosial dalam penelitian

ini adalah kemampuan suatu individu dalam membuat dan mengimplementasikan

serangkaian pilihan serta sikap sosial yang sesuai dengan lingkungan hidupnya,

baik terhadap lingkungan pendidikan, antar pribadi, pribadi dan tugas-tugas

akademis , dan pribadi dengan lingkungan masyarakat dengan tujuan agar dapat

diterima secara positif oleh lingkungan tersebut. Empat sub aspek yang menjadi

indikator dalam penelitian ini adalah Environmental behavior (perilaku terhadap

lingkungan), Interpersonal behavior (perilaku interpersonal), Self-related

behavior (perilaku pribadi), Task-related behavior (perilaku yang berhubungan

dengan tugas).

b. Bimbingan Pribadi-Sosial

Winkel (1997: 142) menyatakan bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan

yang diberikan kepada individu dalam menghadapi keadaan batin dan mengatasi

berbagai pergumulan dalam batin individu itu sendiri serta dalam membina

hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial).

Selanjutnya, Yusuf dan Nurihsan (2005: 11) merumuskan bimbingan pribadi-

sosial sebagai suatu upaya membantu individu dalam memecahkan masalah yang

berhubungan dengan keadaan psikologis dan sosial klien sehingga individu

memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam

menangani masalah-masalah dirinya.

Berdasarkan pengertian di atas, bimbingan pribadi-sosial dalam penelitian

ini merupakan proses bimbingan dan bantuan yang diberikan oleh orang yang ahli

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(guru pembimbing) pada individu untuk menghadapi dan mengatasi masalah-

masalah pribadi-sosial dengan cara menciptakan lingkungan interaksi pendidikan

yang kondusif, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap positif,

serta dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan pribadi-sosial.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan

fakta empirik tentang bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan

keterampilan sosial peserta didik homeschooling Berkemas Jakarta.

Tujuan spesifik penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan data empirik

tentang aspek keterampilan sosial pada peserta didik dalam homeschooling

dengan penjabaran sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran kondisi kelembagaan homeschooling Berkemas

Jakarta.

2. Memperoleh gambaran mengenai profil keterampilan sosial dari peserta didik

homeschooling Berkemas.

3. Memperoleh gambaran rancangan program bimbingan pribadi sosial di

lembaga homeschooling Berkemas.

4. Memperoleh gambaran pelaksanaan program bimbingan pribadi sosial di

lembaga homeschooling Berkemas.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Memperoleh gambaran mengenai dampak program bimbingan pribadi sosial

yang telah diberikan kepada peserta didik di lembaga homeschooling

Berkemas.

F. Manfaat Penelitian

Dalam merumuskan manfaat dari penelitian ini, terdapat 2 (dua) manfaat

penelitian, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoretis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran secara umum mengenai program bimbingan pribadi sosial dalam

homeschooling. Diharapkan penelitian ini juga bermanfaat dalam rangka

menambah khasanah keilmuan bidang Bimbingan dan Konseling.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan bahan

pertimbangan bagi pihak-pihak sebagai berikut ini :

a. Bagi pembimbing dalam homeschooling, yaitu dapat memberikan masukan

yang konstruktif dalam upaya pemberian bantuan terutama bimbingan

pribadi-sosial kepada peserta didik homeschooling.

b. Bagi jurusan Bimbingan dan Konseling, dapat menjadi tambahan referensi

konseptual tentang program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan

keterampilan sosial pada peserta didik homeschooling.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagi orang tua diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

keterampilan sosial bagi anak dan dapat lebih memahami keterampilan sosial

yang telah dimiliki atau belum dimiliki oleh anak.

G. Asumsi Penelitian

Penelitian ini berdasarkan pada asumsi-asumsi dasar sebagai berikut.

1. McIntyre (2005) Socially Skilled: the ability to respond to a given

environment in a manner that produces, maintains, and enhances positive

interpersonal (between people) effects. Social competence: one's overall

social functioning, a composite or multitude of generalized social skills.

(Social competence can be improved by teaching social behaviors/social

skills).

2. Combs & Slaby (1977, dalam Cartledge & Milburn, 2001 : 7) mengartikan

keterampilan sosial sebagai kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain

pada konteks sosial dalam cara-cara spesifik yang secara sosial diterima atau

bernilai dan dalam waktu yang sama memiliki keuntungan untuk pribadi dan

orang lain.

3. Yusuf dan Nurihsan (2005: 11) merumuskan bimbingan pribadi-sosial

sebagai suatu upaya membantu individu dalam memecahkan masalah yang

berhubungan dengan keadaan psikologis dan sosial klien sehingga individu

memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam

menangani masalah-masalah dirinya.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Winkel (1997 : 142) menyatakan bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan

yang diberikan kepada individu dalam menghadapi keadaan batin dan

mengatasi berbagai pergumulan dalam batin individu itu sendiri serta dalam

membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan

(pergaulan sosial).

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Moleong (2011: 6)

menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain

secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah. Penelitian kualitatif menunjukan adanya suatu kegiatan pengamatan

terhadap seseorang atau sekelompok orang dalam situasi yang nyata.

Tentang penelitian kualittatif, Nasution (2003) menyatakan bahwa metode

kualitatif merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara meneliti langsung

situasi yang sedang berlangsung secara wajar tanpa adanya intervensi dari

peneliti, atau memanipulasi subjek penelitian sehingga diperoleh data deskriptif

tentang perilaku manusia. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

pengamatan terhadap bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan keterampilan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/14565/4/T_BK_1004666_Chapter1.pdf · Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling

Fadhil Hardiansyah, 2014 Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Homeschooling (Studi Kasus di Lembaga Homeschooling Berkemas Jakarta Pada Tahun 2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sosial peserta didik homeschooling Berkemas dalam kegiatan sehari-hari di

lingkungannya.

Dalam memperoleh gambaran yang sesuai dengan perumusan masalah,

diperlukan metode penelitian yang tepat. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu studi kasus. Metode studi kasus digunakan agar penelitian

terfokus pada satu fenomena yang ingin dikaji dan ingin dipahami secara

mendalam.

2. Kerangka Penelitian

Bagan 1.1

Kerangka Penelitian

Tahap Analisis

Data

Menjajaki dan menilai keadaan

lapangan

Mengurus perizinan

Memilih lapangan penelitian

Menyusun rencana penelitian

Menyiapkan perlengkapan

penelitian

Penggambaran (display)

Pengurangan

(reduction)

Verifikasi (verification)

Wawancara

Observasi

Menjalin hubungan dengan responden

Studi Dokumentasi

Melaksanakan studi kasus

Eksplorasi

Orientasi

Member cheek

Tahap Pelaporan Tahap lapangan Tahap Pra lapangan