BAB I PENDAHULUAN A. LATAR...

43
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government. SAKIP merupakan sebuah sistem dengan pendekatan manajemen berbasis kinerja (Performance-base Management) untuk penyediaan informasi kinerja guna pengelolaan kinerja. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, serta sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintahan yang baik, maka perlu disusun laporan akuntabilitas pada setiap akhir tahun. Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengungkap bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), yang memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007. RPJMN ini selanjutnya menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga dalam menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan daerahnya masing-masing dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional. Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMN akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. LATAR...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dibangun dalam rangka

upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government.

SAKIP merupakan sebuah sistem dengan pendekatan manajemen berbasis kinerja

(Performance-base Management) untuk penyediaan informasi kinerja guna

pengelolaan kinerja. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang

lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, serta sebagai

wujud pertanggungjawaban instansi pemerintahan yang baik, maka perlu disusun

laporan akuntabilitas pada setiap akhir tahun.

Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) mengungkap bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program

Presiden yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN), yang memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan

umum, program kementerian/lembaga dan lintas kementerian/lembaga,

kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup

gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam

rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat

indikatif.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan

tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

(RPJPN) 2005-2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007.

RPJMN ini selanjutnya menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga dalam

menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) dan menjadi bahan

pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menyusun/menyesuaikan rencana

pembangunan daerahnya masing-masing dalam rangka pencapaian sasaran

pembangunan nasional. Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMN akan dijabarkan ke

dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang akan menjadi pedoman bagi

penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 2

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, RPJM

ke-2 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala

bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

termasuk pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

penguatan daya saing perekonomian.

Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-2014, ditetapkan lima

agenda utama pembangunan nasional tahun 2010-2014, yaitu:

Agenda I : Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

Agenda II : Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan

Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi

Agenda IV : Penegakkan Hukum Dan Pemberantasan Korupsi

Agenda V : Pembangunan Yang Inklusif Dan Berkeadilan

Visi dan Misi pemerintah 2010-2014, perlu dirumuskan dan dijabarkan lebih

operasional ke dalam sejumlah program prioritas sehingga lebih mudah

diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya.

Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan diprioritaskan untuk menjamin

implementasi dari 11 prioritas nasional yaitu: (1) reformasi birokrasi dan tata kelola;

(2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan

pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan

hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik; serta

(11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.

Berbagai tantangan di bidang kesehatan diantaranya:

- Status kesehatan ibu dan anak masih rendah

- Status gizi masyarakat masih rendah

- Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit masih tinggi

- Ketersediaan tenaga kesehatan masih terbatas

- Ketersediaan obat dan pengawasan obat-makanan masih terbatas

- Pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan perlindungan kesehatan

masyarakat masih terbatas

- Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum optimal

- Manajemen pembangunan kesehatan belum efektif

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 3

- Kesenjangan status kesehatan dan gizi masyarakat antarwilayah dan antar

tingkat sosial ekonomi masih lebar

- Akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas masih

rendah

Tabel 1

Sasaran Utama Pembangunan Nasional

RPJMN 2010-2014 Bidang Kesehatan

No Target Status Awal

(2008) Target 2014

1 Meningkatnya umur harapan hidup 70,7 72,0

2 Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per

100.000 kelahiraN hidup

228 118

3 Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran

hidup

34 24

4 Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi

kurang dan gizi buruk)pada anak balita (persen)

18,4 < 15,0

Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak

hanya kuratif, melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan di

antaranya dengan perluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah kumuh

sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7

tahun pada 2009 menjadi 72,0 tahun pada 2014, dan pencapaian keseluruhan

sasaran Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.

Oleh karena itu, substansi inti program aksi bidang kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Program kesehatan masyarakat

2. Program KB

3. Sarana kesehatan

4. Obat

5. Asuransi Kesehatan Nasional

Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dilakukan melalui delapan

fokus prioritas.

1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita

2. Perbaikan status gizi masyarakat

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 4

3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diikuti

penyehatan lingkungan,

4. Pengembangan sumberdaya manusia kesehatan

5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu

dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan

6. Pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan,

7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis

kesehatan, dengan meningkatkan: (a) upaya perubahan perilaku dan

kemandirian masyarakat untuk hidup sehat; (b) pengembangan sarana dan

prasarana serta peraturan dalam rangka mendukung upaya kesehatan

berbasis masyarakat; (c) mobilisasi masyarakat dalam rangka pemberdayaan,

advokasi, kemitraan dan peningkatan sumber daya pendukung; (d)

keterpaduan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dengan

kegiatan yang berdampak pada income generating; (e) evakuasi, perawatan

dan pengobatan korban pada daerah bencana; (f) kemitraan bidang

kesehatan dengan organisasi masyarakat; (g) kemandirian masyarakat dalam

menanggulangi dampak kesehatan akibat bencana; dan (h) pengembangan

system peringatan dini untuk penyebaran informasi terjadinya wabah dan

peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.

8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

Sasaran strategis dokumen perencanaan RPJMN Tahun 2010-2014 dan perencanaan

strategis di Kementerian Kesehatan dimaksud selanjutnya dijadikan acuan dalam

penyusunan perencanaan tahunan melalui Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) PPKK

Tahun 2012 dan Rencana Kerja (Renja) PPKK Kementerian Kesehatan Tahun 2012.

Tugas pokok Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) adalah melaksanakan

penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan penanggulangan krisis kesehatan

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Perencanaan kinerja PPKK tahun 2012

merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator berdasarkan program,

kebijakan dan sasaran program/kegiatan yang telah ditetapkan dan dilakukan

dengan berpedoman kepada dokumen perencanaan strategis pemerintah melalui

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 dan

perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes Tahun

2010-2014.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 5

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja PPKK dibuat berdasarkan hasil kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan oleh PPKK dan PPK Regional dan Sub Regional, sesuai DIPA PPKK

tahun 2012. Diharapkan penyusunan LAKIP PPKK tahun anggaran 2012 dapat

menjadi refleksi bagi seluruh komponen pelaksana kegiatan penanggulangan krisis

kesehatan.

Namun demikian masih disadari bahwa laporan akuntabilitas kinerja ini belum dapat

memberikan gambaran secara utuh, karena berbagai kendala penilaian terhadap

program dan kegiatan yang akan disempurnakan pada masa mendatang.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja PPKK tahun 2012 merupakan bentuk

pertanggungjawaban secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal yang memuat

keberhasilan maupun kegagalan selama pelaksanaan program/kegiatan/kebijakan

tahun anggaran 2012.

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Tugas pokok PPKK berdasarkan Peraturan Menteri Nomor

1144/MENKES/PER/VIII/2010 adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis

dan pelaksanaan penanggulangan krisis kesehatan berdasarkan kebijakan yang

ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Dalam pelaksanaan tugas tersebut diatas Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang

penanggulangan krisis kesehatan;

2. Pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan krisis kesehatan;

3. Pemantauan, evaluasi, pelaporan dan penyajian informasi pelaksanaan tugas

di bidang penanggulangan krisis kesehatan;

4. Koordinasi dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan krisis kesehatan;

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 6

5. Koordinasi dan pelaksanaan tanggap darurat dan pemulihan dalam

penanggulangan krisis kesehatan;

6. Pelaksanaan Administrasi Pusat

Adapun susunan organisasi PPKK terdiri dari:

1. Bagian Tata Usaha

2. Bidang Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan

3. Bidang Tanggap Darurat dan Pemulihan

4. Bidang Pemantauan dan Informasi

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

D. SISTEMATIKA

Laporan Akuntabilitas Kinerja PPKK disusun dengan sistematika :

Bab I.

Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan

tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Pusat Penanggulangan Krisis

Kesehatan, serta sistimatika penulisan laporan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 7

Bab II.

Rencana strategis menjelaskan tentang visi dan misi, tujuan dan sasaran Pusat

Penanggulangan Krisis Kesehatan serta cara pencapaian tujuan. Pada awal bab ini

disajikan gambaran singkat sasaran yang ingin dicapai Pusat Penanggulangan Krisis

Kesehatan pada tahun 2012

Bab III.

Diuraikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis Akuntabilitas Kinerja,

termasuk didalamnya menguraikan sistematika keberhasilan dan kegagalan,

hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah

antisipatif yang akan di ambil.

Bab IV. Penutup

Lampiran.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 8

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja

Dalam tugas pelaksanaan tupoksi penanggulangan krisis kesehatan, Pusat

Penanggulangan Krisis Kesehatan ditetapkan sebagai salah satu unit kerja yang

berada di bawah Menteri Kesehatan, sedangkan dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana di tingkat nasional, kementerian Kesehatan di bawah

koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Gambar 2. Alur Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Tugas dan kewenangan PPKK adalah merumuskan kebijakan, memberikan standar

dan arahan serta mengkoordinasikan penanganan krisis dan masalah kesehatan lain,

baik dalam tahap sebelum, saat maupun setelah terjadinya. Dalam pelaksanaannya

dapat melibatkan instansi terkait, baik pemerintah maupun non pemerintah, LSM,

lembaga internasional, organisasi profesi maupun organisasi kemasyarakatan sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Perencanaan kinerja PPKK merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan

indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan

dalam sasaran strategis. Dalam rencana kinerja PPKK, telah disusun draft Indikator

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 9

Kinerja Utama dan target masing-masing indikator untuk mencapai sasaran strategis

organisasi.

Tabel 2 Rencana Kinerja

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (Kumulatif)

2010 2012 2012 2013 2014

Meningkatnya

penanggulangan

krisis kesehatan

secara cepat

Jumlah kab/kota yang

mempunyai kemampuan

tanggap darurat dalam

penanganan bencana

105 150 200 250 300

B. Perjanjian kinerja

Sasaran strategis dokumen perencanaan RPJMN Tahun 2010-2014 dan perencanaan

strategis di Kementerian Kesehatan dimaksud selanjutnya dijadikan acuan dalam

penyusunan perencanaan tahunan melalui Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) Tahun

2012 dan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Kesehatan Tahun 2012.

Tabel 3

Perjanjian Kinerja Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan T. A. 2012

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(Kumulatif)

Meningkatnya penanggulangan

krisis kesehatan secara cepat

Jumlah kab/kota yang mempunyai

kemampuan tanggap darurat dalam

penanganan bencana

200 kab/kota

Pernyataan penetapan kinerja tersebut mengartikan pernyataan kesanggupan dari

pimpinan PPKK untuk mewujudkan suatu target kinerja yakni 200 kab/kota memiliki

kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana. Untuk mendukung

pencapaian kinerja tersebut, PPKK menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran dan

kebijakan dalam penanggulangan krisis kesehatan.

C. Visi dan Misi

Visi

Visi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan yaitu : “Menurunnya Resiko Kesehatan

akibat Krisis Kesehatan”.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 10

Misi

Untuk mencapai visi yang ditetapkan, maka telah dirumuskan misi dengan rincian

sebagai berikut:

a. Mengembangkan pedoman dan kebijakan yang mendukung upaya

penanggulangan krisis kesehatan

b. Meningkatkan keterpaduan melalui pengembangan jejaring penanggulangan

krisis kesehatan

c. Meningkatkan kapasitas sumber daya kesehatan dalam penanggulangan krisis

kesehatan yang bermutu dan merata

d. Menyediakan akses informasi bagi terselenggaranya penanggulangan krisis

kesehatan yang cepat, tepat dan akurat

e. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan krisis

kesehatan

D. Tujuan dan Sasaran

Tujuan

Terselenggaranya upaya penanggulangan krisis kesehatan secara berhasil guna dan

berdaya guna dalam rangka menurunkan resiko kesehatan pada setiap kejadian yang

menimbulkan atau berdampak pada krisis kesehatan.

Sasaran Strategis

Untuk mencapai visi, misi dan tujuan maka ditetapkan sasaran strategis yaitu :

a. Meningkatnya kemampuan sumber daya dalam kegiatan penanggulangan krisis

kesehatan di Kabupaten/Kota melalui:

- Adanya petugas terlatih untuk penanggulangan krisis kesehatan di

Kabupaten/Kota rawan krisis kesehatan

- Adanya produk kebijakan/pedoman untuk penanggulangan krisis

kesehatan

- Adanya advokasi kebijakan penanggulangan krisis kesehatan

- Adanya koordinasi penanggulangan krisis kesehatan

- Adanya sarana, prasarana dan perbekalan kesehatan dalam

penanggulangan krisis kesehatan di Kabupaten/Kota rawan krisis

kesehatan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 11

- Adanya fasilitas sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan di

Kabupaten/Kota rawan krisis kesehatan

- Adanya produk informasi penanggulangan krisis kesehatan

b. Meningkatnya peran dan fungsi PPKK Regional dan Sub Regional dalam

penanggulangan krisis kesehatan melalui :

- Adanya sarana, prasarana dan perbekalan kesehatan dalam

penanggulangan krisis kesehatan di PPKK Regional dan Sub Regional

- Adanya tenaga pelatih dan tenaga terlatih untuk penanggulangan krisis

kesehatan di PPKK Regional dan Sub Regional

- Adanya fasilitas sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan di

PPKK Regional dan Sub Regional

- Optimalisasi jejaring penanggulangan krisis kesehatan yang terpadu

antara PPKK Reg dan Sub Regional dengan anggota regional

c. Meningkatnya peran dan fungsi PPKK dalam penanggulangan krisis kesehatan

- Tersedianya peraturan, kebijakan, pedoman dan standar yang

mendukung penanggulangan krisis kesehatan

- Optimalisasi jejaring kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam

penanggulangan krisis kesehatan

- Tersedianya Sumber Daya Manusia yang memiliki kemampuan dalam

bidang teknis fungsional dan manajemen penanggulangan krisis

kesehatan di daerah rawan krisis kesehatan.

- Tersedianya sarana dan prasarana di daerah rawan krisis kesehatan

yang memadai dalam penanggulangan krisis kesehatan.

- Tersedianya sistem penganggaran yang dapat membantu memenuhi

kebutuhan penanggulangan krisis kesehatan.

- Tersedianya informasi penanggulangan krisis kesehatan yang cepat,

tepat dan akurat

- Peningkatan peran serta masyarakat dalam penanggulangan

E. Kebijakan dan Program

Kebijakan Penanganan Krisis Kesehatan

Penanganan krisis kesehatan diarahkan untuk:

a. Setiap korban akibat bencana mendapatkan pelayanan kesehatan

sesegera mungkin secara maksimal dan manusiawi;

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 12

b. Prioritas selama masa tanggap darurat adalah penanganan gawat

darurat medik terhadap korban luka dan identifikasi korban mati di

sarana kesehatan;

c. Pelayanan kesehatan yang bersifat rutin di fasilitas-fasilitas kesehatan

pada masa tanggap darurat harus tetap terlaksana secara optimal;

d. Pelaksanaan penanganan krisis kesehatan dilakukan secara berjenjang

mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat dan dapat

dibantu oleh masyarakat nasional dan internasional, lembaga donor,

maupun bantuan negara sahabat;

e. Bantuan kesehatan dari dalam maupun luar negeri mengikuti ketentuan

yang berlaku yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan

Kementerian atau lembaga terkait;

f. Penyediaan informasi yang berkaitan dengan penanggulangan

kesehatan pada bencana dilaksanakan oleh dinas kesehatan setempat

selaku anggota BPBD;

g. Monitoring dan evaluasi berkala pelaksanaan penanggulangan krisis

kesehatan dilakukan dan diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan penanggulangan kesehatan.

Program dan Kegiatan

PPKK melaksanakan program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya,

dengan kegiatan penanggulangan krisis kesehatan dengan output dalam RKA-K/L

sebagai berikut:

1. Petugas terlatih penanggulangan krisis kesehatan

2. Kebijakan/Pedoman penanggulangan krisis kesehatan

3. Produk Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan

4. Penanggulangan Bencana

5. Advokasi Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan

6. Dokumen Koordinasi Penanggulangan Krisis Kesehatan

7. Peralatan Pengolah Data & Komunikasi

8. Layanan Perkantoran

9. Dokumen Perencanaan, Anggaran dan Keuangan

10. Laporan Pembinaan, Kinerja, Kepegawaian dan Kegiatan

11. Gedung

12. Perlengkapan Penanggulangan Bencana

13. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 13

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA

Pencapaian kinerja di Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan tahun 2012 diukur dan

dianalisis dari tiga sudut pandang, yaitu pencapaian target renstra PPKK (2010-2012),

pencapaian sasaran strategis, dan upaya penanggulangan yang dilakukan di seluruh

siklus bencana sesuai dengan tupoksi PPKK dalam Permenkes No. 1144 tahun 2010.

Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010 – 2014, Pusat

Penanggulangan Krisis Kesehatan melaksanakan kegiatan penanggulangan krisis

kesehatan yang termasuk dalam program dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya. Output dari kegiatan Penanggulangan Krisis Kesehatan yaitu

meningkatnya penanggulangan krisis secara cepat, yang akan dicapai dalam 5 tahun

(sampai dengan 2014) dengan indikator kinerja keluaran dan target adalah “300

Kabupaten/Kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan

bencana”.

B. EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA 2011

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran, PPKK telah menetapkan indikator

yaitu jumlah Kabupaten/Kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam

penanganan bencana.

Tabel 4 Capaian Kinerja

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan s.d Tahun 2011

Indikator Kinerja Target Capaian %

(Kumulatif) (Kumulatif)

Jumlah kab/kota yang mempunyai

kemampuan tanggap darurat

dalam penanganan bencana

150 150 100

Indikator yang tertera merupakan jumlah kumulatif sejak tahun 2010, yaitu sebanyak

105 kab/kota pada tahun 2010 dan 45 kab/kota tambahan di tahun 2011.

Kabupaten/Kota dianggap mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam

penanganan bencana apabila:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 14

1. Kab/Kota memiliki petugas terlatih dalam manajemen dan teknis

penanggulangan krisis kesehatan

Tabel 5 Peningkatan SDM Kabupaten/Kota

NO KEGIATAN

1 Petugas Terlatih Dalam Manajemen Bencana Bidang Kesehatan

2 Petugas Terlatih Dalam TRC Dan Rapid Health Assessment (RHA) di Daerah Rawan

Bencana

3 Petugas Terlatih Dalam Pengelola Data dan Informasi untuk Penanggulangan Krisis

Kesehatan

4 Petugas Terlatih Dalam Penggunaan Alat Komunikasi Bencana untuk

Penanggulangan Krisis Kesehatan

5 Petugas Terlatih Dalam Teknis Penyusunan Rencana Kontinjensi

2. Kab/Kota memiliki sarana penunjang penanggulangan krisis kesehatan

Tabel 6 Sarana Kesiapsiagaan

NO KEGIATAN PELAKSANAAN

TARGET REALISASI

1 45 Kab/Kota memiliki sarana penunjang

penanggulangan krisis kesehatan

1. Emergency kit

2. Personal Kit

3. Alat Pengolah Data

2 paket

5 unit

1 unit

2 paket

5 unit

1 unit

Sarana penunjang penanggulangan krisis kesehatan meliputi :

Emergency Kit (airway kit, diagnostic equipment, trauma kit, dan bag

pack) dan

Personal Kit (backpack, sleeping bag, perlengkapan masak portable,

sepatu boot, ponco, raincoat, sarung tangan, kupluk, pisau lipat, global

positioning system, lampu kepala, senter dan matras);

Alat Pengolah Data meliputi laptop dan modem yang diharapkan dapat

mempercepat akses informasi dari Kab/Kota wilayah bencana

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 15

C. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA

1. Pencapaian Target Rencana Kinerja Tahunan

Kegiatan penanggulangan krisis kesehatan dalam pencapaiannya selama tahun

2012 seluruhnya terlaksana. Target yang harus dicapai sampai dengan tahun

2012 adalah sebanyak 200 Kabupaten/Kota.

Tabel 7 Capaian Kinerja

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan s.d Tahun 2012

Indikator Kinerja Target Capaian %

(Kumulatif) (Kumulatif)

Jumlah kab/kota yang mempunyai

kemampuan tanggap darurat dalam

penanganan bencana

200 200 100

Indikator yang tertera merupakan jumlah kumulatif sejak tahun 2010, yaitu

sebanyak 105 kab/kota pada tahun 2010, 45 kab/kota di tahun 2011 dan 50

kab/kota di tahun 2012.

Gambar 3. Jumlah Capaian Target Kumulatif Indikator PPKK

Pada tahun 2010 kabupaten/kota terpilih merupakan bagian dari program 100

hari Kementerian Kesehatan yang mendukung program utama penguatan rumah

sakit di daerah. Selanjutnya pemilihan Kabupaten/Kota berdasarkan data Index

Rawan Bencana Indonesia (IRBI), Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) dan

105

45

50

0

50

100

150

200

250

Kab/Kota

2012

2011

2010

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 16

Daerah Terluar Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). Target Kabupaten/Kota yang

menjadi sasaran indikator PPKK dapat dilihat dalam lampiran.

Kabupaten/Kota dianggap mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam

penanganan bencana apabila:

a. Kab/Kota memiliki petugas terlatih dalam manajemen dan teknis

penanggulangan krisis kesehatan

Tabel 8 Peningkatan SDM Kabupaten/Kota

NO KEGIATAN

1 Petugas Terlatih Dalam Manajemen Bencana Bidang Kesehatan

2 Petugas Terlatih Dalam TRC Dan Rapid Health Assessment (RHA) di Daerah Rawan

Bencana

3 Petugas Terlatih Dalam Pengelola Data dan Informasi untuk Penanggulangan Krisis

Kesehatan

4 Petugas Terlatih Dalam Penggunaan Alat Komunikasi Bencana untuk

Penanggulangan Krisis Kesehatan

5 Petugas Terlatih Dalam Teknis Penyusunan Rencana Kontinjensi

Paradigma dalam proses penanggulangan bencana di mana lebih

menitikberatkan pada kegiatan pra bencana meliputi pencegahan, mitigasi

dan kesiapsiagaan, membutuhkan sumber sumber daya manusia yang cukup

handal untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Salah satu kegiatan

kesiapsiagaan adalah meningkatkan kapasitas sumber daya agar tersedia

petugas kesehatan yang siap dan mampu menghadapi penanganan krisis

kesehatan khususnya pada masa tanggap darurat bencana.

Peningkatan Kapasitas Petugas Dalam Manajemen Bencana Bidang

Kesehatan

Manajemen penanggulangan bencana adalah pengelolaan penggunaan

sumber daya yang ada untuk menghadapi ancaman bencana dengan

melakukan perencanaan, penyiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi

di setiap tahap penanggulangan bencana yaitu pra, saat dan pasca bencana.

Pada dasarnya, upaya penanggulangan bencana meliputi:

a. Tahap prabencana, terdiri atas:

1) Situasi tidak terjadi bencana, kegiatannya adalah pencegahan dan

mitigasi

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 17

2) Situasi potensi terjadi bencana, kegiatannya berupa kesiapsiagaan

b. Tahap saat bencana, kegiatan adalah tanggap darurat dan pemulihan

darurat

c. Tahap pasca bencana, kegiatannya adalah rehabilitasi dan rekonstruksi

Peningkatan Kapasitas Petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) Dan Rapid Health

Assessment (RHA) di Daerah Rawan Bencana

Kegiatan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan Tim Reaksi Cepat dalam

melakukan penanggulangan krisis kesehatan di lapangan bertujuan agar

tenaga kesehatan yang bertugas dalam melakukan upaya tanggap darurat

bencana dan penilaian cepat kesehatan pada saat terjadi bencana di wilayah

kerjanya dapat memiliki dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

yang berkaitan dengan tugasnya tersebut.

Materi yang disampaikan yaitu dasar-dasar penanggulangan bencana di

Indonesia, manajemen penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana,

pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan saat bencana, pelayanan

kesehatan lingkungan dan sanitasi serta pengendalian vektor saat bencana,

pertolongan pertama pada psikologi, pengantar penilaian cepat kesehatan,

teknik penilaian cepat, standar minimun pelayanan kesehatan saat bencana,

standar minimum sarana pendukung pelayanan kesehatan, teknik penilaian

cepat (studi kasus), korban massal (table top exercise), bantuan hidup dasar

(praktek dan teori) dan simulasi.

Peningkatan Kapasitas Petugas Dalam Pengelolaan Data Dan Informasi

Penanggulangan Krisis Kesehatan

Upaya penanggulangan krisis kesehatan (PKK) perlu dilakukan secara cepat

dan tepat guna mencapai hasil yang optimal. Hal tersebut perlu dukungan

informasi yang cepat, tepat dan akurat mulai dari lokasi bencana,

kabupaten/kota, provinsi hingga ke tingkat pusat. Mendapatkan informasi

yang memadai pada saat kejadian bencana merupakan tantangan tersendiri

karena kondisi bencana menyebabkan situasi chaos, kurangnya sumber daya

serta kesulitan dalam berkomunikasi. Untuk itu, salah satu faktor pendukung

pendukung tercapainya hal tersebut adalah apabila petugas kesehatan di

Provinsi, Kabupaten/kota memiliki pemahaman yang sama mengenai sistem

informasi PKK sebagaimana yang ditetapkan dalam Kepmenkes No. 064

tahun 2006. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menghasilkan tenaga-

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 18

tenaga kesehatan baik di tingkat pusat maupun daerah yang mampu

melaksanakan pengelolaan data dan informasi penanggulangan krisis

kesehatan. Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini meliputi Kebijakan

Penanggulangan Krisis kesehatan, Sistem Informasi Kesehatan, Sistem

Informasi Penanggulangan Bencana, Manajemen Data, Surveilans Bencana,

Pemetaaan, Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Akibat Bencana,

Teknologi Internet, SMS Gateway, Rencana Tindak Lanjut.

Peningkatan Kapasitas Petugas Dalam Penggunaan Alat Komunikasi Untuk

Penanggulangan Krisis Kesehatan

Radio Komunikasi dan SMS Gateway merupakan salah satu media penting

sebagai alat pengirim informasi maupun untuk saling bertukar informasi.

Perangkat radio komunikasi relatif mudah dirakit serta mampu menjangkau

”skip zone” atau area yang tidak dapat menerima suatu pancaran akibat

gelombang pantul, merupakan alasan mengapa Radio Komunikasi sangat

tepat sebagai alat komunikasi dalam kondisi darurat maupun untuk kegiatan

pemantauan sehari-hari. Sedangkan SMS gateway merupakan media yang

sangat efisien dan efektif untuk mempercepat penyebarluasan informasi.

Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini antara lain Dasar-dasar

Telekomunikasi, Peraturan dan Perundang-undangan dalam Sistem Alat

Komunikasi, Teknik Alat komunikasi, Teknis Pemeliharaan dan Perbaikan Alat

Komunikasi, Pelaporan dengan SMS Gateway.

Penyusunan Bahan Rencana Kontinjensi Bidang Kesehatan Untuk

Penanggulangan Krisis Kesehatan

Rencana Kontinjensi (Renkon) yaitu suatu proses perencanaan kedepan,

dalam keadaan yang tidak menentu, dimana skenario dan tujuan disepakati,

tindakan teknis dan manajerial ditetapkan serta sistem tanggapan dan

pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah, atau menanggulangi

secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis.

Mengingat pentingnya Renkon, maka PPKK menyelenggarakan kegiatan

Penyusunan Rencana Kontinjensi khususnya untuk bidang kesehatan di

Kab/Kota. Renkon secara ideal disusun bersama-sama oleh masing-masing

sektor yang mempunyai tanggung jawab di bidangnya dan dikoordinasikan

oleh BPBD provinsi atau BPBD Kab/Kota. Bila terjadi suatu bencana, maka

setiap sektor yang bertanggung jawab dalam bidangnya akan melakukan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 19

kegiatan-kegiatan yang telah disepakati bersama itu. Dengan adanya Renkon

diharapkan seluruh sektor menjadi siap menghadapi bencana serta

mempermudah proses koordinasi sehingga proses penanggulangan bencana

bisa berjalan secara tepat, efisien dan efektif. Diharapkan setelah ini seluruh

peserta mampu mengadvokasi pemerintah setempat dan menjadi motor

dalam penyusunan rencana kontinjensi yang berkesinambungan.

Pelatihan tersebut merupakan standard minimal untuk kab/kota rawan

bencana target indikator. Sasaran yang diharapkan dengan peningkatan

kapasitas sumber daya manusia tersebut untuk memberikan dukungan agar

setiap kab/kota memiliki:

Tim Reaksi Cepat

Tim mampu bergerak segera dalam waktu 0 - 24 jam yang mampu

menangani korban masal (Mass Casualties Management) pada kejadian

bencana, mampu melakukan bantuan life-saving, dan memiliki

pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan penilaian cepat

kesehatan (Initial Assessment).

Tim RHA

Merupakan tim aju segera setelah terjadinya bencana yang mampu

melakukan penilaian cepat kesehatan dan menganalisa kebutuhan akibat

bencana.

Tim Bantuan Kesehatan

Terdiri dari tim medis dan pendukung yang memiliki motivasi tinggi

sehingga mampu memberikan treatment secara menyeluruh seperti

melakukan triase, perawatan emergency, maupun perawatan pasien

lanjutan (prolong treatment), surveilans lingkungan, dan mampu

menggunakan komunikasi radio.

Tenaga manajemen bencana bidang kesehatan dengan kompetensi

seperti surveilans, manajeman obat dan perbekalan, kesehatan jiwa,

kesehatan reproduksi, kesehatan anak, kesehatan gizi, penyakit menular,

kesehatan lingkungan, dan promosi kesehatan.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 20

b. Kab/Kota memiliki sarana penunjang penanggulangan krisis kesehatan

Tabel 9 Sarana Kesiapsiagaan

NO KEGIATAN PELAKSANAAN

TARGET REALISASI

1 50 Kab/Kota memiliki sarana penunjang

penanggulangan krisis kesehatan

4. Emergency kit

5. Personal Kit

6. Alat Pengolah Data

2 paket

5 unit

1 unit

2 paket

5 unit

1 unit

Sarana penunjang penanggulangan krisis kesehatan meliputi :

Emergency Kit (airway kit, diagnostic equipment, trauma kit, dan bag

pack) dan

Personal Kit (backpack, sleeping bag, perlengkapan masak portable,

sepatu boot, ponco, raincoat, sarung tangan, kupluk, pisau lipat,

global positioning system, lampu kepala, senter dan matras);

Alat Pengolah Data meliputi laptop dan modem yang diharapkan

dapat mempercepat akses informasi dari Kab/Kota wilayah bencana

Pada akhirnya kabupaten/kota tersebut diarahkan menjadi kabupaten/kota siaga

bencana yang memiliki sumber daya kesehatan yang diperlukan untuk

melakukan usaha penanggulangan bencana, khususnya untuk masa tanggap

darurat bencana di wilayahnya, dan membantu wilayah lain sesuai

kemampuannya.

2. Peningkatan Peran dan Fungsi PPK Regional dan Sub Regional

Terkait peningkatan peran dan fungsinya dalam penanggulangan krisis

kesehatan, PPK Regional dan Sub Regional telah menyelenggarakan kegiatan

pendampingan penyusunan rencana kontinjensi bidang kesehatan untuk anggota

regionalnya melalui anggaran Dekonsentrasi.

Selain itu PPK Regional dan Sub Regional PPKK juga berupaya meningkatkan

peran dan fungsinya dalam penanggulangan krisis kesehatan melalui kegiatan

Rapat Koordinasi dengan anggota regionalnya.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 21

a. Pelembagaan Pusat Penanggulangan Krisis Regional

Sejak tahun 2006 PPKK membentuk Regional Pusat Bantuan Penanganan

Krisis Kesehatan Akibat Bencana melalui Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor 783/Menkes/SK/II/2006 yang bertujuan agar dapat mendekatkan dan

mempercepat dukungan bantuan kesehatan secara terkoordinasi pada

kejadian bencana dan krisis kesehatan dengan kepala Dinas Kesehatan

Provinsi sebagai Ketua Regional. Pengaturan wilayah regional diatur dengan

mempertimbangkan ketersediaan sumber daya kesehatan setempat dan

kemudahan akses untuk menjangkau wilayah pelayanan.

Gambar 4. Pusat Penanggulangan Krisis Regional dan Subregional

Setiap Regional Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan dilengkapi dengan

Gedung Kantor, Gedung Transit, dan Peralatan Kantor serta Peralatan

Penanggulangan Bencana. Namun dalam perkembangannya regional saat ini

masih belum berperan secara maksimal karena beberapa faktor antara lain

faktor ketenagaan, faktor birokrasi dan faktor dukungan kesiapan perbekalan

penanggulangan krisis kesehatan yang belum maksimal.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 22

Pusat Penanggulangan Krisis Regional (PPK Regional) yang ada saat ini

membantu Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan dalam mempercepat

respons dan mendekatkan pelayanan kesehatan bagi korban bencana yang

pengelolaannya dilaksanakan oleh dinas kesehatan provinsi yang menjadi

pusat regional. Setiap PPK Regional mempunyai wilayah kerja antar daerah

dan antar provinsi yang menjadi anggotanya. Dalam pelaksanaannya, dinas

kesehatan provinsi didukung oleh sekretariat PPK Regional yang diusulkan

menjadi unit pelaksana teknis yang berada di bawah Pusat Penanggulangan

Krisis Kesehatan Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan.

b. Bantuan Operasional Pusat Penanggulangan Krisis Regional

Bantuan operasional diberikan kepada 9 Pusat Penanggulangan Krisis

Regional yaitu PPK Regional Sumatera Utara (Medan), PPK Regional Sumatera

Selatan (Palembang), PPK Regional Jakarta (DKI Jakarta), PPK Regional Jawa

Tengah (Semarang), PPK Regional Jawa Timur (Surabaya), PPK Regional

Kalimantan Selatan (Banjarmasin), PPK Regional Bali (Denpasar), PPK

Regional Sulawesi Selatan (Makassar) dan PPK Regional Sulawesi Utara

(Manado) serta 2 Sub Regional yaitu PPK Sub Regional Sumatera Barat

(Padang) dan PPK Sub Regional Papua (Jayapura) dengan tujuan agar PPK

Regional dapat berperan maksimal untuk mempercepat upaya

penanggulangan krisis kesehatan. Bantuan operasional dalam upaya

pemenuhan kebutuhan masing-masing regional dan sub regional dilakukan

secara bertahap dan sesuai kebutuhan untuk pengelolaan gedung kantor,

gedung transit, dan peralatan kantor serta peralatan penanggulangan

bencana.

c. Dekonsentrasi Anggaran Pusat Penanggulangan Krisis Regional

Penggunaan dana dekonsentrasi kegiatan penanggulangan krisis kesehatan

digunakan untuk

- Rapat Koordinasi PPK Regional/Sub Regional

Untuk mensinergiskan upaya penanggulangan krisis kesehatan yang

terkoordinasi antara ketua dan anggota PPK Regional/Sub Regional,

maka dilakukan pertemuan berkala Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah kerja PPK Regional/Sub Regional.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 23

- Penyusunan Rencana Kontijensi Bidang Kesehatan Kab/Kota Rawan

Bencana

Kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan di wilayah / daerah yang

dituangkan dalam dokumen rencana kontijensi bidang kesehatan bagi

Kab/Kota rawan bencana di wilayah kerja PPK Regional/Sub Regional

- Pembinaan dan Monitoring Penanggulangan Krisis Kesehatan

Pembinaan provinsi/kabupaten/kota di wilayah kerja masing-masing,

melalui penguatan upaya kesiapsiagaan, tanggap darurat maupun

pemulihan darurat. Pemantapan koordinasi dengan lintas program dan

lintas sektor terkait, maupun monitoring situasi krisis kesehatan

3. Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan

PPKK telah menyelenggarakan semua kegiatan tahun 2012 di seluruh siklus

bencana yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi PPKK berdasarkan

Permenkes No. 1144/MENKES/PER/VIII/2010. Kegiatan tersebut dibagi ke dalam

3 fase, yaitu:

Fase prabencana:

a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang

penanggulangan krisis kesehatan, berupa :

- Pedoman teknis penanggulangan krisis kesehatan bagi kader

pemberdayaan masyarakat

- Pedoman penilaian kerusakan, kerugian dan kebutuhan bidang

kesehatan pasca bencana

- Pelembagaan pusat penanggulangan krisis regional

- Workshop SPGDT

- Review pedoman emergency nursing

b. Pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan krisis kesehatan, seperti

Evakuasi TKI overstay/ TKIB di Jeddah, Evakuasi WNI dari konflik di Suriah

c. Pemantauan, pelaporan dan penyajian informasi pelaksanaan tugas di bidang

penanggulangan krisis kesehatan, seperti :

- Piket harian,

- Penyusunan buku tinjauan bencana tahun 2011;

- Penyusunan buletin;

- Pemetaan kesiapsiagaan kabupaten/kota rawan bencana.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 24

d. Koordinasi dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan krisis kesehatan, seperti :

- Penyelenggaraan geladi penanggulangan krisis kesehatan di kabupaten

kota;

- Peningkatan kapasitas fasilitator dalam penanggulangan krisis kesehatan;

- Penyusunan SOP PPKK;

- Penyempurnaan sistem informasi;

- Monitoring dan evaluasi program pemantauan dan informasi di PPK

regional dan subregional;

- Mobilisasi fasilitas kesehatan RS lapangan untuk mendukung kegiatan

Sail Morotai;

- Perencanaan rumah sakit dalam penanggulangan krisis kesehatan;

- Pertemuan lintas-program dan lintas-sektor dalam penanggulangan krisis

kesehatan;

- Rapat koordinasi teknis PPK regional dan subregional.

- Health cluster meeting

- Gelar Rumah Sakit Lapangan di Cibubur dan Sentul.

- Penyelenggaraan Gladi Penanggulangan Krisis Kesehatan di Sukabumi

dan Ternate

e. Pelaksanaan administrasi pusat.

Fase tanggap darurat: a. Koordinasi dan pelaksanaan tanggap darurat dan pemulihan dalam

penanggulangan krisis kesehatan

Pemantauan bencana dilakukan selama 24 jam, 365 hari dengan jumlah shift

2x sehari pada waktu di luar jam kerja, hari libur maupun hari raya. Kejadian

bencana di laporkan dan diperbaharui setiap hari sampai masa tanggap

darurat berakhir.

Menurut data yang tercatat selama tahun 2012 di Pusat Penanggulangan

Krisis Kesehatan, frekuensi kejadian krisis kesehatan sebanyak 496 dan

mengakibatkan korban meninggal sebanyak 656 orang, luka berat/rawat inap

2.374 orang, luka ringan/rawat jalan 7.490, hilang 301 orang, dan pengungsi

sebanyak 66.758 orang. Selama tahun 2012, PPKK telah memobilisasi tenaga

kesehatan dalam penanggulangan Krisis Kesehatan untuk 16 kejadian krisis

kesehatan, salah satunya saat evakuasi korban jatuhnya Pesawat Sukoi di kaki

Gunung Salak. Data kejadian bencana berdasarkan hasil pemantauan dapat

dilihat pada lampiran

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 25

Gambar 5. Grafik Persentase Korban Meninggal Menurut Kelompok Bencana

Tahun 2012

Gambar 6. Grafik Persentase Luka Berat/Rawat Inap Menurut Kelompok

Bencana Tahun 2012

Gambar 7. Grafik Persentase Luka Ringan Menurut Kelompok Bencana

Tahun 2012

b. Pelaksanaan administrasi Pusat

Dukungan tenaga, logistik maupun dana operasional diberikan untuk

membantu mengatasi krisis kesehatan baik di dalam maupun di luar negeri.

27%

60%

13%

Bencana Alam

Bencana Non Alam

Bencana Sosial

45%

24%

31%

Bencana Alam

Bencana Non Alam

Bencana Sosial

45%

24%

31%

Bencana Alam

Bencana Non Alam

Bencana Sosial

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 26

Bantuan operasional dapat berupa handling cost, bahan habis pakai bantuan

operasional PPK Regional dan Sub PPK Regional, klaim perawatan pasien

korban bencana, biaya operasional pada saat siaga darurat, tanggap darurat

dan pemulihan.

Pada tahun 2012 bantuan operasional yang diberikan kepada daerah yang

mengalami kejadian krisis kesehatan adalah sebesar Rp 1.456.658.900,- atau

sekitar 48,5% dari total permintaan bantuan yang diajukan, jumlah tersebut

untuk memenuhi kebutuhan 27 kejadian krisis kesehatan di 15 provinsi.

(Lampiran)

Bantuan operasional juga diberikan pada upaya penanggulangan krisis

kesehatan untuk bencana letusan Gunung Ijen, Gunung Semeru, Gunung

Raung, dan Gunung Rokatenda; kerusuhan Tolikara, Bima, dan Lampung

Selatan; jatuhnya pesawat Sukoy Jet 100, gempa bumi Parigi Montoung,

banjir bandang maupun banjir di beberapa provinsi (Lampiran).

Pembayaran tagihan klaim rumah sakit untuk pengobatan dan perawatan

korban bencana pada kejadian bencana dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 8. Grafik Jumlah Permintaan Bantuan Operasional Krisis Kesehatan

Permintaan bantuan dana penanggulangan bencana paling banyak diajukan

oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan frekuensi kejadian krisis

kesehatan juga paling banyak dialami oleh Provinsi Jawa Timur.

Fase pascabencana:

Evaluasi pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan krisis kesehatan, seperti,

pertemuan evaluasi tanggap darurat dan pemulihan krisis kesehatan.

0 1 2 3 4 5 6

Gorontalo

Jabar

NTT

Papua

Lampung

Maluku

Sulut

Sumsel

Sumut

Sulteng

Sumbar

NTB

Aceh

Jatim

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 27

- Pertemuan Evaluasi Tanggap Darurat Dan Pemulihan Krisis Kesehatan

Pertemuan Evaluasi Upaya Tanggap Darurat dan Pemulihan Krisis Kesehatan

Akibat Bencana dilakukan terkait dengan penanganan permasalahan

kesehatan jiwa pasca konflik sosial di Kabupaten Sampang, Madura,

Pelaksanaan SPGDT pada kecelakaan transportasi Kapal Feri Bahuga serta

penanganan permasalahan kesehatan lingkungan dan pasca bencana banjir

bandang di Kota Ambon dan Kota Padang.

Evaluasi dilaksanakan dengan maksud untuk untuk mengetahui seberapa

besar upaya pelayanan kesehatan terhadap korban yang dilakukan pada

masa tanggap darurat dan pasca tanggap darurat, yang hasilnya dapat

dijadikan bahan pembelajaran dan perbaikan dimasa yang akan datang.

- Pertemuan Lintas Program Dan Lintas Sektor Dalam Penanggulangan Krisis

Kesehatan

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, menyelenggarakan pertemuan

Lintas Program dan Lintas Sektor di Hotel Sahid, Jakarta. Pertemuan ini

dinilai penting untuk terselenggaranya upaya penanggulangan krisis

kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka

menurunkan risiko kesehatan pada setiap kejadian bencana yang berdampak

pada kejadian krisis kesehatan.

Kegiatan pertemuan ini sangat tepat momentumnya, karena bertepatan

waktunya dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 48, sehingga dapat

menjadi pemicu semangat jajaran kesehatan untuk berkarya lebih baik lagi

dalam penanggulangan krisis kesehatan. Sekretaris Jenderal Kementerian

Kesehatan menyambut baik dilaksanakannya kegiatan pertemuan ini, dan

mengucapkan selamat atas prestasi yang dicapai oleh Pusat

Penanggulangan Krisis Kesehatan yang dalam waktu dekat ini menjadi WHO

Collaboration Centres (WHO CC).

Pertemuan ini diharapkan peran dari masing-masing lintas program , lintas

sektor maupun masyarakat dalam penanggulangan krisis kesehatan dapat

tersosialisasi dan dipahami bersama, dan PPK Regional dan PPK Sub Regional

dapat menentukan program-program yang dibutuhkan sesuai dengan

kondisi wilayahnya masing-masing dengan memperhatikan peranan masing-

masing lintas program, lintas sektor maupun masyarakat, yang

memperioritaskan peningkatan kemampuan dalam pengurangan risiko

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 28

bencana yaitu pada tahap pra bencana melalui kegiatan peningkatan untuk

upaya preventif, mitigasi maupun kesiapsiagaan.

4. Keberhasilan

a. PPKK telah memenuhi semua sasaran strategis yang ditetapkan, yaitu

meningkatnya kemampuan sumber daya dalam kegiatan PKK di

Kabupaten/Kota, meningkatnya peran dan fungsi PPK Regional dan Sub

Regional dalam PKK; dan meningkatnya peran dan fungsi PPKK dalam

penanggulangan krisis kesehatan.

b. Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan mendapatkan predikat sebagai World

Health Organization Collaborating Centre (WHO CC) untuk pengurangan

risiko bencana bidang kesehatan sejak tanggal 28 November 2012. WHO

mengakui PPKK mempunyai pengalaman dalam menangani bencana serta

program pengurangan resiko bencana bidang kesehatan yang telah diakui di

tingkat nasional dan internasional. Jenis kegiatan yang akan dilakukan adalah

pendidikan dan pelatihan, penelitian, serta pengembangan produk seperti

pedoman dsb. Keberadaan PPKK-WHO CC diharapkan juga dapat lebih

menggairahkan kegiatan penelitian di Indonesia terkait krisis kesehatan yang

selama ini masih sangat langka padahal pengalaman dan frekuensi

kejadiannya yang cukup tinggi merupakan potensi luar biasa bagi kita semua

untuk menghasilkan karya-karya ilmiah yang dapat dimanfaatkan secara

nasional maupun internasional.

c. PPKK meraih penghargaan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Pusat

Kedokteran dan Kesehatan atas pengabdian dalam operasi DVI pada kasus

jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Jawa Barat.

d. Kerjasama dengan lintas sektor membuat nota kesepahaman bersama, yaitu:

1) MoU dengan BMKG tentang Early Warning System untuk Gempa dan

tsunami

2) MoU dengan RAPI tentang pelayanan informasi dalam penanggulangan

krisis kesehatan

3) MoU dengan Kemhan

e. Setiap tahapan kinerja yang dilakukan adalah untuk mencapai outcome dari

semua kegiatan penanggulangan krisis kesehatan adalah tertanggulanginya

krisis kesehatan secara tepat dan cepat.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 29

5. Permasalahan

Belum adanya regulasi yang mengatur tata cara pemanfaatan serta

pertanggungjawaban penggunaan sumber daya bantuan bencana pada saat

tanggap darurat yang dilakukan secara khusus sesuai dengan kebutuhan, situasi,

dan kondisi kedaruratan.

6. Usulan Pemecahan Masalah

Melakukan koordinasi untuk mendorong terbentuknya regulasi yang mengatur

tata cara pemanfaatan serta pertanggungjawaban penggunaan sumber daya

bantuan bencana pada saat tanggap darurat yang dilakukan secara khusus

sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi kedaruratan.

D. SUMBER DAYA

1. Sumber Daya Manusia

Pada tahun 2012, PPKK memiliki pegawai sebanyak 67 orang. Dari jumlah

tersebut, 59 orang adalah PNS dan 8 orang sebagai tenaga honorer. PPKK

dipimpin oleh 1 orang Kepala, 4 orang pejabat eselon III, 9 orang pejabat

eselon IV dan 53 orang staff yang terdistribusi di 1 (satu) bagian dan 3 (tiga)

bidang, dengan rincian 29 pegawai di bagian Tata Usaha memiliki 11 pegawai

di Bidang Pencegahan, Mitigasi & Kesiapsiagaan , 13 pegawai di bidang

Tanggap Darurat & Pemulihan dan 13 pegawai di bidang Pemantauan &

Informasi.

Gambar 9. Grafik Pembagian Pegawai

44%

16%

17%

23%

TU

TDP

PMK

PI

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 30

Kepangkatan pegawai PPKK terdiri dari 6 orang golongan II, 45 orang

golongan III dan 7 orang golongan IV. Penerimaan pegawai baru

menggantikan pegawai pensiun memberikan kontribusi positif karena tingkat

pendidikan menjadi bagian dari persyaratan dalam rekruitmen pegawai.

Gambar 10. Grafik Golongan Kepangkatan

Pegawai PPKK memiliki latar belakang pendidikan yang beragam dengan

rincian 10 orang dengan pendidikan SMA, 6 orang dengan pendidikan

Diploma, 37 orang dengan pendidikan Sarjana dan 13 orang dengan

pendidikan Pascasarjana Magister.

Gambar 11. Grafik Jenjang Pendidikan Terakhir

9%

77%

14%

II

III

IV

SMA 17%

Akademi/D3 9%

Sarjana 53%

Pascasarjana 21%

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 31

Pegawai PPKK memiliki latar belakang pendidikan sangat beragam, karena

kebutuhan dalam penanggulangan bencana memerlukan berbagai disiplin

ilmu dan keahlian. sebagian besar pegawai memiliki latar belakang

pendidikan kesehatan masyarakat, dokter dan manajemen.

Gambar 12. Grafik Latar Belakang Pendidikan

Proporsi perbandingan pegawai pria dengan wanita tidak berbeda secara

signifikan yang terdiri dari 36 pegawai pria dan 31 pegawai wanita. Semua

pegawai dibekali dengan kemampuan penanggulangan bencana di lapangan

dengan tanpa membedakan gender.

Gambar 13. Grafik Perbandingan Jenis Kelamin

dokter 18%

dokter gigi 6%

farmasi 2%

teknik informatika

7%

teknik elekro 7%

manajemen 13%

Hukum 2%

Sastra 4%

Akuntasi 6%

sekertaris 2%

kesehatan masyarakat

22%

Pemerintahan 7%

Psikologi 2% Komunikasi

2%

55%

45%

Pria

Wanita

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 32

Dari data di atas, maka untuk meningkatkan kualitas pegawai yang ada pada

tahun 2012 PPKK telah mengikutsertakan pegawai-pegawainya untuk

mengikuti pelatihan-pelatihan di tingkat internasional diantaranya pada

pelatihan sebagai berikut :

1. Regional Training on Injury Epidemilogy, Prevention and Care, Kohn

Kaen Thailand

2. Ausmat Team Leader Course, Darwin-Australia

3. Emergency Response Team Training, Beijing – China

4. Basic Knowledge of Nuclear, Radiation and Emergency Medicine,

Tokyo Japan

2. Sumber Sarana dan Prasarana

Berdasarkan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik

Negara (SIMAK BMN) tahun 2012, jumlah aset PPKK sebesar Rp.

524.244.663.062,- (lima ratus dua puluh empat milyar dua ratus empat puluh

empat juta enam ratus enam puluh tiga ribu enam puluh dua rupiah) yang

tersebar di kantor pusat PPKK, 9 (sembilan) Pusat Penanggulangan Krisis

Regional dan 2 (dua) Pusat Penanggulangan Krisis Sub Regional yang terdiri

dari:

1. Aset Persediaan

Aset persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau

perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca, yang diperoleh dengan

maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan/atau diserahkan

dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan penanggulangan

bencana. Aset Persediaan yang dimiliki PPKK pada tahun 2012 sebesar Rp

11.017.991.217 (data per 31 Desember 2012). Jumlah tersebut lebih kecil

daripada aset yang dimiliki oleh PPKK pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp

15.123.551.112 (data per 31 Desember 2011).

Tabel 10 Rincian Persediaan

Uraian 2012 2011

Persediaan Untuk Tujuan Strategis/Berjaga-jaga

Rp 11.017.991.217,-

Rp 15.123.551.112,-

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 33

Mutasi Persediaan pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel 11 Mutasi Persedian Tahun 2012

Saldo per 31 Desember 2011 Rp 15.123.551.112,-

Mutasi Kurang : Persediaan Untuk Tujuan Strategis / Berjaga – Jaga Rp. 4.105.559.895,-

Saldo per 31 Desember 2012 Rp 11.562.491.217,-

Semua jenis aset persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam

kondisi baik

2. Aset Tetap

Aset Tetap yang dimiliki PPKK pada tahun 2012 sebesar Rp

497.060.171.845 (data per 31 Desember 2012). Jumlah tersebut lebih

besar daripada aset tetap yang dimiliki oleh PPKK pada tahun 2011 yaitu

sebesar Rp 486.774.094.345 (data per 31 Desember 2011.

Tabel 12 Rincian Aset Tetap

No Uraian 2012 2011

1. Tanah - -

2. Peralatan dan Mesin Rp. 447.587.840.775,- Rp. 439.050.707.275,-

3. Gedung dan Bangunan Rp. 49.113.709.400,- Rp. 46.181.159.400,-

4. Jalan Irigasi dan Jaringan Rp. 326.106.000,- Rp. 326.106.000,-

5. Aset Tetap Lainnya Rp. 32.515.670,- Rp. 32.515.670,-

6. KDP - Rp. 95.700.000,-

7. Aset Tetap Dalam

Renovasi

- Rp. 1.087.906.000,-

Jumlah Rp. 497.060.171.845,- Rp. 486.774.094.345,-

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 34

3. Tanah

PPKK tidak memiliki aset tetap berupa tanah.

4. Peralatan dan Mesin

Aset Peralatan dan Mesin yang dimiliki PPKK pada tahun 2012 sebesar Rp

447.587.840.775 (data per 31 Desember 2012). Jumlah tersebut lebih

besar daripada aset peralatan dan mesin yang dimiliki oleh PPKK pada

tahun 2011 yaitu sebesar Rp 439.050.707.275 (data per 31 Desember

2011).

Realisasi Belanja dalam rangka perolehan Aset Peralatan dan Mesin

pada Tahun Anggaran 2012 adalah sebesar Rp. 17.465.933.500 yang

merupakan belanja modal peralatan dan mesin. Sedangkan perolehan

Peralatan dan Mesin dari pembelian adalah sebesar Rp. 8.537.133.500.

Selisih realisasi belanja modal dengan hasil perolehan asset dari

pembelian merupakan kapitalisasi aset yang perolehannya bersumber

dari belanja barang namun memenuhi kriteria sebagai Peralatan dan

Mesin.

Tabel 13 Kenaikan Nilai Peralatan dan Mesin Tahun 2012

Saldo per 31 Desember 2011 Rp. 439.050.707.275,-

Mutasi Tambah : Peralatan dan Mesin Rp. 14.627.983.500,-

Mutasi Kurang : Peralatan dan Mesin Rp. 5.622.800.000,-

Saldo per 31 Desember 2012 Rp 447.587.840.775,-

Sedangkan transaksi penambahan dan pengurangan peralatan dan mesin

adalah berupa:

a. Penambahan terjadi karena pembelian Alat Kesehatan RS Lapangan

beserta perlengkapan menghadapi bencana sebesar Rp.

14.627.983.500

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 35

b. Pengurangan terjadi karena ada sebagian Alat Kesehatan Pusat

Penanggulangan Krisis Kesehatan yang diberikan atau transfer out ke

RS. Fatmawati dan Pusat Kesehatan Haji

Tabel 14 Alat Kesehatan yang Dimutasi Keluar ke RS. Fatmawati

No. Nama Alat Merk Model Jumlah Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1. Mesin X-Ray

Mobile HITACHI

Sirius

Star 1 Unit Rp 473.000.000,- Rp 473.000.000,-

2. Mesin X-Ray

C-Arm HITACHI

DHF-105

CX 2 Unit Rp 1.309.000.000,- Rp2.618.000.000,-

3. Lampu

Operasi Chongwae

CHS-

7+4LD 1 Unit Rp 252.010.000,- Rp 252.010.000,-

4. Blod

Refrigerator KIRSCH Super V 1Unit Rp 39.600.000,- Rp 39.600.000,-

5.

Scrub

Station

Chongwae

CHS-

Matic II

1 Unit

Rp 90.420.000,-

Rp 90.420.000,-

6. Oksigen

Consentrato

r

YMO FY4 1 Unit Rp 15.400.000,- Rp 15.400.000,-

7. Anaesthesy

mesin &

ventilator

ACOMA Fro-45 1 Unit Rp 935.000.000,- Rp 935.000.000,-

8. Defibilator Midtronic

Life Fran

20 1 Unit Rp 216.370.000,- Rp 216.370.000,-

9. Bedside

monitor

Fukuda

Densi 333 SQ 1 Unit Rp 209.000.000,- Rp 209.000.000,-

10 Autoclave DELTA 2000 1 Unit Rp 374.000.000,- Rp 374.000.000,-

11 Meja

Operasi Chongwae

CHS-

1500 1 Unit Rp 468.050.000,- Rp 468.050.000,-

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 36

Tabel 15 Alat Kesehatan yang Dimutasi Keluar ke Pusat Kesehatan Haji

No. Nama Alat Merk Model Jumlah Harga Satuan

(Rp) Jumlah

(Rp)

1. X-Ray

Mobile unit - - 2 Unit Rp 200.000.000,- Rp 400.000.000,-

5. Gedung dan Bangunan

Nilai Gedung dan Bangunan yang dimiliki PPKK pada tahun 2012 sebesar

Rp Rp. 49.113.709.400 (data per 31 Desember 2012). Jumlah tersebut

lebih besar daripada nilai gedung dan bangunan yang dimiliki oleh PPKK

pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp Rp 46.181.159.400 (data per 31

Desember 2011).

Realisasi Belanja dalam rangka perolehan Aset Gedung dan Bangunan

pada Tahun Anggaran 2012 adalah sebesar Rp. 2.932.550.000 yang

merupakan belanja modal gedung dan bangunan. Adapun aset tersebut

berada di kantor Sub. Regional Sumatera Barat. Mutasi Gedung dan

Bangunan per tanggal pelaporan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 16 Mutasi Gedung dan Bangunan

Saldo per 31 Desember 2011 Rp. 46.181.159.400,-

Mutasi Tambah : Peralatan dan Mesin Rp. 2.932.550.000,-

Saldo per 31 Desember 2012 Rp 49.113.709.400,-

6. Jalan, Irigasi dan Jaringan

Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2012 adalah sebesar

Rp. 326.106.000,- dan per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp.

326.106.000,-. Tidak terjadi perubahan nilai terhadap jalan, jaringan, dan

irigasi yang dimiliki oleh Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 37

7. Aset Tetap Lainnya

Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp.

32.515.670 dan per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp. 32.515.670.

Tidak terjadi perubahan nilai terhadap Aset Tetap Lainnya yang dimiliki

oleh Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

8. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Saldo konstruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2012 adalah

sebesar Rp. 0 dan per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp. 95.700.000.

Mutasi Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) adalah sebagai berikut :

Tabel 17

Mutasi Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

Saldo per 31 Desember 2011 Rp. 95.700.000,-

Mutasi Kurang : Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) Rp. 95.700.000,-

Saldo per 31 Desember 2012 Rp 0,-

9. Aset Lainnya

Jumlah Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp.

16.166.500.000 dan per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp.

16.166.500.000. Tidak terjadi perubahan nilai terhadap Aset Lainnya yang

dimiliki oleh Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia

10. Aset Tak Berwujud

Saldo aset tak berwujud (ATB) per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp.

176.500.000 dan per 31 Desember 2011 adalah Rp. 176.500.000. Tidak

terjadi perubahan nilai terhadap Aset Tak Berwujud yang dimiliki oleh

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 38

11. Aset Lain-lain

Saldo aset lain-lain per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp.

15.990.000.000 dan per 31 Desember 2011 adalah Rp 15.990.000.000.

Tidak terjadi perubahan nilai terhadap Aset Lain-Lain yang dimiliki oleh

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Dengan besarnya sarana dan prasarana yang dimiliki PPKK, baik aset di

pusat maupun di Regional dan Sub Regional, diperlukan pengelolaan

BMN khususnya terhadap permintaan barang persediaan. Hal ini perlu

mendapat perhatian dari pihak pemegang kebijakan, untuk turut

menentukan tingkat keberhasilan penanggulangan krisis kesehatan

kaitannya dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup dan

memadai.

3. Sumber Daya Keuangan

Alokasi anggaran PPKK mengalami penurunan sejumlah 43 % dari total

alokasi tahun 2011 sebesar Rp. 129.125.000.000,-; pada tahun 2012 menjadi

Rp. 55.188.724.000,- sesuai dengan penetapan pagu anggaran dari

Kementerian Keuangan. Seiring dengan kebijakan efisiensi perjalanan dinas,

realisasi anggaran juga mengalami penurunan berdasarkan besaran nilai,

namun mengalami peningkatan persentase dari total alokasi.

Gambar 14. Alokasi dan Realisasi Anggaran TA 2011 dan 2012

0

50

100

150

2011 2012

Alokasi

Realisasi

45,6 % 77,8%

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 39

Pencapaian kinerja PPKK selama tahun 2012 didasarkan pada masing-masing

kegiatan dengan membandingkan target penetapan kinerja dengan realisasi

capaian kegiatan. PPKK memperoleh anggaran APBN yang di alokasi melalui

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2012 sejumlah Rp.

69.216.795.000,- (enam puluh sembilan juta dua ratus enam belas juta tujuh

ratus sembilan puluh lima ribu rupiah) dan mengalami efisiensi hingga alokasi

akhir sejumlah Rp. 55.188.724.000,- (lima puluh lima milyar seratus delapan

puluh delapan juta tujuh ratus dua puluh empat ribu rupiah) . Dalam proses

pelaksanaannya, anggaran PPKK mengalami empat kali revisi (Lampiran),

yaitu:

1. Revisi I dalam rangka pergeseran antar keluaran dan antar jenis belanja

pada kegiatan Penanggulangan Krisis Kesehatan

2. Revisi II dalam rangka pencairan dana yang diblokir/tanda bintang

3. Revisi III dalam rangka efisiensi anggaran PPKK

4. Revisi IV dalam rangka pencatatan hibah langsung luar negeri dan hibah

langsung dalam negeri ke dalam pagu anggaran PPKK TA 2012

Pada revisi ke-2 RKAKL yang dimaksudkan untuk mencairkan dana yang

diblokir/tanda bintang (*) terdapat output baru yaitu Output Cadangan yang

disebabkan oleh adanya selisih antara dana yang diblokir dengan dana yang

terdapat dalam data dukung.

Pada tahun 2012, terdapat kebijakan dari pemerintah untuk mengefisiensi

anggaran di Kementerian/Lembaga. Anggaran PPKK yang diefisiensi sebesar

Rp 16.028.143.000,- atau 23% dari total anggaran PPKK. Hal ini terdapat

dalam revisi ke-3 RKAKL Satker PPKK.

Pada akhir tahun 2012, PPKK melakukan revisi RKAKL ke-4 yaitu pencatatan

dana hibah langsung luar negeri sebesar Rp 511.641.000,- dan hibang

langsung dalam negeri sebesar Rp 1.488.431.000,-.

Untuk mengetahui realisasi, kemajuan dan kendala yang ditemui dalam

rangka pencapaian sasaran, dilakukan penilaian akuntabilitas guna perbaikan

pelaksanaan program / kegiatan pada masa yang akan datang. Analisis

akuntabilitas didasarkan dengan membandingkan tingkat kinerja yang

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 40

direncanakan dengan realisasi pencapaian kinerja dalam tahun 2012 pada

masing-masing kegiatan.

Gambar 15. Grafik Realisasi Kinerja dan Rencana Penarikan Kas TA 2012

Tabel 18 Realisasi Anggaran T. A. 2012

NO. URAIAN OUTPUT

ALOKASI

ANGGARAN

REVISI

REALISASI % FISIK

1 Petugas terlatih penanggulangan krisis

kesehatan 4.312.434.000 4.147.723.850 96.18 % 100 %

2 Kebijakan/Pedoman penanggulangan

krisis kesehatan 1.487.181.000

1.248.327.500 84.00 % 96.88 %

3 Produk Informasi Penanggulangan Kriss 1.832.122.000 1.699.232.500

92.75 % 100 %

4 Penanggulangan Bencana 9.194.231.000 6.521.406.015 84.63 % 153.70 %

5 Advokasi Kebijakan Penanggulangan

Krisis Kesehatan 3.182.675.000 2.679.272.300 84.18 % 100 %

6 Dokumen Koordinasi Penanggulangan

Krisis Kesehatan 1.888.886.000 1.823.226.150 97.00 % 100 %

7 Peralatan Pengolah Data & Komunikasi 956.550.000 752.747.140 78.69 % 100 %

8 Layanan Perkantoran 1.793.455.000 1.274.364.813 71.06 % 100 %

9 Dokumen Perencanaan, Anggaran dan

Keuangan 464.340.000 404.789.000 87.18 % 100 %

10 Laporan Pembinaan, Kinerja,

Kepegawaian dan Kegiatan 1.948.798.000 1.483.713.284 76.13 % 100 %

11 Gedung 2.865.820.000 2.847.750.000 99.37 % 100 %

12 Perlengkapan Penanggulangan Bencana 24.650.982.000 17.719.702.500 71.88 % 100 %

6,5612,84

20,52

79,76

14,86

50,73

62,82

103,89

12,73

63,52

74,48

100

0

20

40

60

80

100

120

TW I TW II TW III DES

ANGGARAN

FISIK

RPK

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 41

13 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 594.250.000 332.822.000 56.01 % 100 %

14 Output Cadangan 17.000.000 - 0.00 % 0.00 %

TOTAL 55.188.742.000

42.935.077.052

77.80 % 103.89 %

Dari grafik di atas terlihat bahwa realisasi pelaksanaan kegiatan belum sesuai

dengan rencana penarikan dana yang disusun pada awal tahun anggaran. Hal

tersebut disebabkan karena:

- Pengadaan barang dan jasa memiliki alokasi sebesar 52.7% dari total

alokasi anggaran PPKK, sebagian besar selesai kontrak pada triwulan II,

tiga paket pengadaan selesai kontrak pada triwulan III dan semua paket

dibayarkan di akhir tahun anggaran (Lampiran).

- Pengadaan alat kesehatan RS Lapangan dengan selisih antara nilai pagu

dengan HPS/OE yang cukup signifikan mengalami dua kali gagal lelang

sehingga harus di evaluasi dan lelang ulang yang mengakibatkan

mundurnya realisasi pembayaran.

- Rencana penarikan anggaran penanggulangan bencana terbagi rata

/konstan dalam 12 bulan, sedangkan dalam pelaksanaanya disesuaikan

dengan kebutuhan kejadian bencana.

- Proses revisi anggaran yang mengakibatkan tertundanya pelaksanaan

kegiatan sampai revisi selesai dilakukan.

Pada prinsipnya alokasi anggaran di PPKK terdiri dari dua bagian, yakni

anggaran kesiapsiagaan dan anggaran penanggulangan bencana. Anggaran

kesiapsiagaan merupakan anggaran untuk kegiatan yang sudah direncanakan

sebelumnya, adapun anggaran penanggulangan bencana yang merupakan

29% dari total anggaran direalisasikan pada saat siaga darurat, tanggap

darurat dan pemulihan seperti mobilisasi sumber daya, bantuan operasional,

klaim rumah sakit perawatan korban bencana.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 42

Gambar 16. Grafik Persentase Anggaran PPKK

Total realisasi anggaran kantor Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

sebesar Rp. 42.935.077.052,- atau sebanyak 77,80 % dari total anggaran

dengan realisasi fisik 103,89%. Rincian realisasi anggaran PPKK adalah sebagai

berikut:

1. Kegiatan kesiapsiagaan, dengan alokasi Rp. 49.010.995.000,- (empat

puluh sembilan milyar sepuluh juta sembilan ratus sembilan puluh lima

ribu rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp 36.413.671.037,- (tiga

puluh enam milyar empat ratus tiga belas juta enam ratus tujuh puluh

satu ribu tiga puluh tujuh rupiah) dengan realisasi fisik sebesar 99,74%.

2. Anggaran penanggulangan bencana dengan alokasi Rp. 9.194.231.000,-

(sembilan milyar seratus sembilan puluh empat juta dua ratus tiga puluh

satu rupiah) dengan realisasi anggaran sebesar Rp 6.521.406.015,-

(enam milyar lima ratus dua puluh satu juta empat ratus enam ribu lima

belas rupiah) dengan realisasi fisik sebesar 153,70% dihitung dari jumlah

laporan bencana.

Dalam sistem penganggaran penanggulangan bencana, penyerapan anggaran

yang disediakan bukan merupakan satu-satunya indikator dalam mencapai

keberhasilan, karena anggaran tersedia tidak berbanding lurus dengan jumlah

dan besaran bencana yang terjadi. Sedangkan anggaran untuk kegiatan rutin

sesuai dengan target renstra, tidak banyak menemui permasalahan, karena

pelaksanaan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

71%

29%

Kesiapsiagaan

Operasional Bencana

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGpenanggulangankrisis.kemkes.go.id/__pub/files99478files47309LAKIP... · perencanaan strategis di Kementerian Kesehatan melalui Renstra Kemenkes

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 43

BAB IV

P E N U T U P

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan,

merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi,

kebijakan, program, dan kegiatan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK)

kepada pimpinan (Sekretaris Jenderal) dan seluruh stakeholders yang terlilbat baik

langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan

khususnya kegiatan penanggulangan krisis kesehatan.

Laporan ini juga menggambarkan hasil kegiatan PPKK yang tertuang dalam DIPA

PPKK tahun 2012, sehingga kegiatan menyangkut hasil yang dicapai dan kendala

yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa PPKK dapat merealisasikan kegiatan tahun

2012 untuk mencapai target sebagaimana tercantum dalam Renstra Kementerian

Kesehatan 2010-2014, dengan capaian 200 Kabupaten/Kota yang memiliki

kemampuan tanggap darurat dalam penanggulangan bencana.

Berbagai kendala yang ditemui dalam pengukuran kinerja, hal ini disebabkan bahwa

sebagian besar indikator kinerja dari kegiatan merupakan ukuran kualitatif

khususnya pada indikator output dan outcome sehingga sulit diukur secara

kuantitatif. Selain itu pengukuran kinerja PPKK dalam penanggulangan bencana tidak

bisa dilihat hanya dari realisasi anggaran dan kegiatan karena sangat tergantung

dengan bencana yang terjadi. Namun demikian dari apa yang telah disajikan dapat

digunakan sebagai bahan untuk menilai kinerja kegiatan.

Diharapkan keberhasilan yang telah dicapai tahun 2012 merupakan titik awal untuk

melanjutkan pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan pada pada periode

berikutnya dan sekaligus menjadi barometer agar kegiatan-kegiatan di masa

mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Laporan

Akuntabilitas Kinerja Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan dapat digunakan acuan

dan alat komunikasi dalam pertanggung jawaban dan peningkatan kinerja Pusat

Penanggulangan Krisis Kesehatan.