BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unila.ac.id/20611/1/BAB1,2,3,4,5.pdf ·...

73
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titik berat pembangunan di bidang pendidikan sebaiknya diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang pendidikan dengan melaksanakan berbagai usaha yang dapat mempercepat usaha peningkatan tersebut. Hal ini harus menjadi pemicu untuk tetap memusatkan segenap upaya pada peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan. Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Komponen- komponen yang ada dalam kegiatan belajar di antaranya adalah guru dan siswa. Guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang profesional dalam membelajarkan siswa-siswanya. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Pasal 42 ayat 1 (Sisdiknas, 2008: 28) disebutkan bahwa guru sebagai unsur pendidik harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu guru dituntut untuk selalu memperluas wawasan dan menambah bekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki agar tidak tertinggal dari kemajuan yang semakin cepat. Hal di atas menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep Ilmu

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.unila.ac.id/20611/1/BAB1,2,3,4,5.pdf ·...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Titik berat pembangunan di bidang pendidikan sebaiknya diletakkan

pada peningkatan mutu setiap jenjang pendidikan dengan melaksanakan

berbagai usaha yang dapat mempercepat usaha peningkatan tersebut. Hal ini

harus menjadi pemicu untuk tetap memusatkan segenap upaya pada

peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan. Belajar merupakan suatu

kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan belajar

dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Komponen-

komponen yang ada dalam kegiatan belajar di antaranya adalah guru dan

siswa. Guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

profesional dalam membelajarkan siswa-siswanya. Dalam Undang-Undang

No.20 Tahun 2003, Pasal 42 ayat 1 (Sisdiknas, 2008: 28) disebutkan bahwa

guru sebagai unsur pendidik harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu guru dituntut untuk selalu

memperluas wawasan dan menambah bekal pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki agar tidak tertinggal dari kemajuan yang semakin cepat.

Hal di atas menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan

melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep Ilmu

2

Pengetahuan Alam (IPA), yang dapat bermanfaat dalam kegiatan sehari-hari

di masyarakat. Untuk dapat menyesuaikan perkembangan IPA, kreativitas

sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk ditingkatkan. Salah

satu jalur yang tepat dan sesuai untuk meningkatkan sumber daya manusia

adalah pendidikan.

Upaya-upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA dikembangkan

secara terus menerus seperti penyempurnaan kurikulum, peningkatan

kemampuan guru, penyediaan buku ajar, dan kit (komponen instrumen

terpadu) yang berisi seperangkat alat yang digunakan dalam pembelajaran

IPA, namun sejauh ini hasil belajar IPA belum sesuai dengan yang

diharapkan. Bundu (2006: 3) kelemahan akan pembelajaran di Indonesia

telah dikemukakan lebih dari satu dekade, yakni (1) masih sangat banyak guru

yang menekankan pembelajaran pada faktor ingatan, (2) sangat kurang

pelaksanaan praktikum, dan (3) fokus penyajian dengan ceramah yang

mengakibatkan kegiatan sangat terbatas, tidak lebih dari menyalin dan

mendengarkan. Suriasumanti (dalam Bundu, 2006: 3) mengemukakan bahwa

pendidikan berkewajiban membiasakan siswa menggunakan keterampilan

dalam mempelajari.

Tujuan utama pembelajaran adalah usaha manusia dalam memahami

alam semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran, serta menggunakan

prosedur yang benar dan dijelaskan dengan penalaran yang valid sehingga

dihasilkan kesimpulan yang benar, Sutrisno,dkk (2007: 19). Pembelajaran

memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan

kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan tersebut dapat

3

tercapai, maka perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan

siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah.

Berdasarkan prasurvei yang dilaksanakan pada awal Maret di kelas

IVB SD Negeri 1 Metro Pusat, kondisi pembelajaran saat ini lebih diwarnai

oleh pendekatan yang menitikberatkan pada metode pembelajaran yang

bersifat konvensional seperti ceramah sehingga pembelajaran membosankan,

kurang menarik, dan kurang merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam

proses pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan temuan penelitian Sadia,

dkk (dalam Muslich, 2007: 5) yang menemukan bahwa metode ceramah

merupakan metode yang dominan (70%) digunakan guru, sedangkan tingkat

dominasi guru dalam interaksi mengajar juga tinggi yaitu 67% sehingga para

siswa relatif pasif dalam proses pembelajaran. Kecenderungan pembelajaran

demikian, mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam

pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai masih rendah.

Berdasarkan penelusuran dokumen hasil belajar kelas IVB SD Negeri

1 Metro Pusat dari 39 siswa, 36% (14 orang) siswa telah mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) sedangkan 64% (25 orang) siswa belum mencapai

KKM, adapun KKM yang ditentukan adalah mendapatkan nilai 65.

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut diduga akibat minat, aktivitas, dan

motivasi siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.

Belajar adalah proses membangun pengetahuan melalui transformasi

pengalaman. Dengan kata lain suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil

bila dalam diri individu terbentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, atau

kebiasaan baru yang secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya. Proses

4

belajar dapat terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan

lingkungan belajar secara mandiri atau sengaja dirancang. Oleh karena itu

pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses perlu dilaksanakan yang

melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran

dengan pendekatan keterampilan proses memungkinkan siswa dapat

menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan keterampilan-

keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat

memahami konsep yang dipelajarinya. Penerapan pendekatan keterampilan

proses menurut penelitian Subagyo pada Sekolah Menengah Pertama Negeri

24 Semarang (2006: 35) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Dengan demikian hasil belajar yang meliputi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap sebagai tuntutan kompetensi dalam kurikulum yang

dikembangkan saat ini akan tercapai. Penelitian ini merupakan “action

research” yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

dalam proses belajar IPA dengan menggunakan pendekatan keterampilan

proses pada kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat?

2. Apakah pembelajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat?

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas,

maka tujuan penelitian adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa kelas IVB SD Negeri

1 Metro Pusat.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa kelas IVB SD Negeri

1 Metro Pusat.

D. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi:

1. Siswa, yaitu dapat meningkatkan pemahaman konsep pengetahuan alam

khususnya di kelas IVB SD Negeri 1S Metro Pusat, sehingga dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Memberikan pengalaman

langsung pada siswa dan melibatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran

serta menumbuhkembangkan keterampilan proses siswa.

2. Guru, yaitu dapat memperluas wawasan dan penerapan pendekatan

keterampilan proses pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar.

Memberikan gambaran proses pembelajaran IPA sehingga dapat

merangsang dan mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan

keterampilan proses. Serta model-model pembelajaran pengetahuan alam

6

sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan atau mengembangkan

kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di

kelas sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

3. Sekolah, yaitu dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya

meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar

Skinner (dalam Syah, 2007: 90) belajar adalah suatu proses adaptasi

atau penyesuaian tingkah laku. Perubahan tingkah laku terjadi karena usaha

individu yang bersangkutan. Definisi serupa disampaikan oleh Hamalik

(2005: 154) yang mengemukakan belajar merupakan perubahan tingkah laku

yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Terdapat pendapat lain

yang dikemukakan Brown dan Knight (dalam Bundu, 2006: 14) belajar adalah

adanya perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap yang

diperoleh melalui pengalaman. Senada dengan Brown dan Knight,

Witherington (dalam Sudrajat, 2008) belajar merupakan perubahan dalam

kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru

berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.

Hergenhahn dan Olson (dalam Bundu, 2006: 14) mengemukakan lima hal

yang perlu diperhatikan berkaitan dengan belajar yaitu:

1. Belajar menunjuk pada suatu perubahan tingkah laku.

2. Perubahan tingkah laku tersebut relatif menetap.

3. Perubahan tingkah laku tidak segera terjadi setelah mengikuti pengalaman

belajar.

8

4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil pengalaman dan latihan.

5. Pengalaman dan latihan harus diberi penguatan.

Dari berbagai pendapat tentang hakekat belajar dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang berbentuk

perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap yang diperoleh

melalui pengalaman.

B. Aktivitas Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia aktivitas merupakan keaktifan dan

kegiatan. Aktivitas diartikan sebagai asas terpenting dalam pembelajaran,

sebab belajar merupakan suatu kegiatan Nasution (dalam Ekaputra, 2009).

Senada yang diungkapkan Nasution, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk Satuan Pendidikan Dasar

dan Menengah menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan mengolah

pengalaman dan praktik dengan cara mendengar, menulis, membaca,

mendiskusikan, merefleksikan rangsangan, dan memecahkan masalah

(Ekaputra, 2009). Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran

harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas

pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis

seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2006: 130).

Dari berbagai pendapat tentang aktivitas belajar dapat disimpulkan

bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan untuk memperoleh pengalaman

sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

9

C. Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) bahwa hasil belajar

merupakan hasil dari suatu intraksi tindak mengajar atau tindak belajar.

Menurut Bundu (2006: 17) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku

individu yang relatif menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Senada dengan Bundu, Daryanto (2009: 2) mengemukakan hasil belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sudjana (2009)

mengungkapkan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya. Dari berbagai pendapat tentang hasil

belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu usaha

mengubah tingkah laku sebagai hasil tindak belajar.

D. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Kata sains biasa diterjemahkan Ilmu Pengetahuan Alam yang berasal

dari kata natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan

alam, sedangkan science artinya Ilmu Pengetahuan Alam. Jadi secara harfiah

dapat disebut sebagai Ilmu Pengetahuan Alam atau yang mempelajari

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Bundu, 2006: 9). Menurut Sutrisno,

dkk (2007: 19) IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam

semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran, serta menggunakan prosedur

yang benar dan dijelaskan dengan penalaran yang valid sehingga dihasilkan

10

kesimpulan yang benar. Carin and Sund (dalam Bundu, 2006: 4)

mengungkapkan bahwa IPA merupakan pengetahuan tentang alam semesta

yang bertumpu pada data yang dikumpulkan melalui pengamatan dan

percobaan sehingga di dalamnya memuat produk, proses dan sikap manusia.

Dari berbagai pendapat ahli di atas disimpulkan bahwa IPA berhubungan

dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan.

E. Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam

Depdikbud (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 138) menjelaskan

bahwa pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan dalam

pembelajaran IPA sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-

keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-

kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa.

Semiawan, dkk (dalam Nasution, 2004: 36) menyatakan bahwa keterampilan

proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-

kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam

suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang

baru.

Dimyati dan Mudjiono (2002: 139) mengemukakan tentang

pendekatan keterampilan proses adalah sebagai berikut:

11

1. Pendekatan keterampilan proses sebagai wahana penemuan dan

pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi siswa.

2. Fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan

dikembangkan siswa berperan pula menunjang pengembangan

keterampilan proses pada diri siswa.

3. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep,

serta ilmu pengetahuan yang pada akhirnya akan mengembangkan sikap

dan nilai pada diri siswa.

Cain dan Evan (dalam Bundu, 2006: 23) mengemukakan bahwa agar

sukses dalam pembelajaran IPA yang harus dikembangkan adalah sebagai

berikut: (1) mengobservasi adalah kemampuan menggunakan panca indera

untuk memperoleh data atau informasi; (2) mengklasifikasi adalah

mengelompokkan atas aspek dan ciri-ciri tertentu. Setiap obyek dapat

digolongkan atas dasar ukuran, bentuk, warna atau sifat yang lainnya; (3)

mengkomunikasikan adalah kemampuan untuk menyampaikan hasil

pengamatan baik secra tulisan maupun lisan. Bentuknya berupa laporan,

grafik, gambar atau tabel yang dapat disampaikan kepada orang lain; (4)

memprediksi adalah suatu perkiraan yang sfesifik pada bentuk observasi yang

akan datang dan prediksi harus didasarkan pada satu pengamatan yang teliti;

(5) menginferensi adalah penarikan kesimpulan sementara dan penjelasan dari

hasil pengamatan; (6) merumuskan hipotesis adalah perkiraan yang beralasan

untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan. Hipotesis berupa dugaan

sementara didasari pemikiran logis sehingga dapat dijadikan pedoman dalam

menyeleksi data apa saja yang harus dikumpulkan; (7) menginterpretasikan

12

adalah menganalisis data yang didapat dan mengorganisasikan dengan cara

menentukan keterhubungan antar data; (8) mengontrol variabel adalah upaya

mengalokasikan variabel yang tidak diteliti sehingga hasil yang diperoleh

berasal dari variabel yang diteliti; dan (9) melakukan eksperimen adalah suatu

kegiatan yang mencakup seluruh keterampilan proses yang telah diuraikan.

Harlen (dalam Bundu, 2006: 25) menyarankan 5 keterampilan proses

yang dikuasai siswa sekolah dasar yaitu: mengamati, mengelompokkan,

menafsirkan, mengkomunikasikan dan menyimpulkan. Menurut Semiawan

(dalam Karso, 1995: 191) terdapat 7 tahapan yang digunakan dalam

pelaksanaan keterampilan proses yaitu:

1. Pemanasan

Pemanasan dimulai dengan pikiran tentang gambaran mental yang

dimiliki siswa tentang pokok bahasan yang dipelajari. Untuk pokok

bahasan yang baru, diperlukan pengalaman langsung yang dapat

menjembataninya. Bagi anak sekolah dasar penghayatan pengalaman

tersebut dilaksanakan dengan konkret.

2. Pengamatan atau observasi

Pengamatan atau observasi berarti penggunaan indera yang

diperlukan untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin.

3. Interpretasi dari pengamatan

Pencatatan ciri khas dari suatu pengamatan obyek atau tahap

perkembangan atau kejadian untuk menghubungkan pengamatan yang satu

dengan yang lain.

13

4. Peramalan

Ramalan merupakan suatu terkaan bila tidak didasarkan pada

hubungan yang diketahui ada, melalui observasi hari ini atau masa lalu.

Maka harus ada alasan dari suatu ramalan yang didasarkan pada observasi.

5. Aplikasi konsep

Menggunakan konsep yang dipelajari dalam situasi yang baru atau

menggunakan pengamalan baru sebagaimana timbul dalam upaya

menterjemahkan apa adanya. Setiap penjelasan harus ada pembuktian,

jika tidak dapat dibuktikan secara jelas maka dianggap sebagai suatu

hipotesa.

6. Perencanaan penelitian atau percobaan

Perencanaan penelitian berpedoman dari pertanyaan yang harus

dijawab secara jelas. Proses ini mencakup mengidentifikasikan variabel

apa yang diubah atau bisa tetap dipertahankan.

7. Komunikasi

Suatu proses yang berhubungan erat dengan cara siswa belajar

mengkombinasikan kata objek. Komunikasi tidak hanya verbal tetapi juga

melalui grafik, chart dan tabel dalam mengatur informasi atau

menyampaikan hasil observasi sehingga tampak jelas kemudian dapat

ditarik kesimpulan.

F. Keunggulan dan Kelemahan Keterampilan Proses

Pelaksanaan keterampilan proses dimulai dari yang sederhana,

selanjutnya diikuti dengan proses yang lebih kompleks, makin banyak

14

komponen maka makin sulit. Beberapa hal yang diungkapkan Sagala (2009:

74) mengenai keunggulan dan kelemahan keterampilan proses.

Keunggulan keterampilan proses diantaranya yaitu:

1. Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat penting

untuk pengembangan pengetahuan dan masa depan.

2. Pendahuluan proses bersifat kreatif, siswa aktif dapat meningkatkan

keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.

Kelemahan keterampilan proses yaitu:

1. Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyesuaikan

bahan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.

2. Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua

sekolah dapat menyediakan.

3. Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan

untuk memperoleh data yang relevan merupakan pekerjaan yang sulit.

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah apabila dalam

pembelajaran IPA menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan

memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat.

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IVB SD Negeri 1

Metro Pusat semester II berjumlah 39 orang siswa dengan rincian 21 siswa

laki-laki dan 18 siswa perempuan.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang

difokuskan pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan Classroom Action

Research, Kemmis, McNiff (dalam Wiriaatmadja, 2007: 62). Metode ini

dipilih didasarkan atas pertimbangan bahwa: (1) analisis masalah dan tujuan

penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan

prinsip daur ulang, dan (2) menuntut kajian dan tindakan secara reflektif,

kolaboratif, dan partisipatif berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam

pelaksanaan pembelajaran, Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2007: 66).

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus (cycle) yang

mengacu pada model Elliot’s, Hopkins (dalam Sunyono, 2009: 6). Siklus ini

tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan

16

refleksi

refleksi

refleksi

Siklus III

Siklus I

Siklus II

dan seterusnya

pelaksanaan

perencanaan observasi

pelaksanaan

perencanaan

pelaksanaan

observasi

observasi perencanaan

yang diharapkan dalam pembelajaran IPA di kelas. Dalam setiap siklus terdiri

dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act),

pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Gambar 3.1 Siklus penelitian tindakan kelas (Sunyono, 2009: 24)

17

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Lembar observasi

Lembar observasi terdiri dari dua jenis yaitu lembar observasi

siswa yang berguna untuk mengetahui keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran dan lembar observasi guru yang berfungsi untuk mengetahui

kinerja guru selama pembelajaran.

2. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar diperoleh dari tes formatif yang dilaksanakan

setiap akhir pertemuan. Tes ini berguna untuk mengetahui sejauh mana

tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan setelah

berlangsungnya proses tindakan.

D. Analisis Data

Dalam penelitian ini akan menggunkan analisis kualitatif dan

kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar. Sedangkan data

kualitatif diperoleh dari lembar observasi siswa, dan lembar observasi kinerja

guru.

1. Analisis Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru

Data hasil observasi meliputi data hasil pengamatan aktivitas siswa

dan kinerja guru mengajar. Analisis lembar observasi aktivitas siswa dan

kinerja guru mengajar menggunakan analisis nilai rata-rata . Analisis nilai

rata-rata dapat dihitung dengan rumus, yaitu:

Nilai Rata-rata = aktivitas itemJumlah

perolehanskor Jumlah

18

Aktivitas siswa kemudian ditafsirkan dengan rentang kualitatif, yaitu:

Skor rata-rata 1,00 – 1,79 = sangat kurang aktif

Skor rata-rata 1,80 – 2,59 = kurang aktif

Skor rata-rata 2,60 – 3,39 = cukup aktif

Skor rata-rata 3,40 – 4,19 = aktif

Skor rata-rata 4,20 – 5,00 = sangat aktif

Sedangkan untuk kinerja guru ditafsirkan dengan rentang kualitatif, yaitu:

Skor rata-rata 1,00 – 1,79 = sangat kurang

Skor rata-rata 1,80 – 2,59 = kurang

Skor rata-rata 2,60 – 3,39 = cukup baik

Skor rata-rata 3,40 – 4,19 = baik

Skor rata-rata 4,20 – 5,00 = sangat baik

2. Analisis tes hasil belajar

Analisis tes hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat

ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari tiap siklus. Penguasaan

materi pelajaran dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa pada setiap

siklus. Nilai hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus:

Nilai = 100MaksimalSkor PerolehanSkor

Χ

Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM dinyatakan

mengalami kesulitan belajar sedangkan siswa yang mencapai KKM

dinyatakan telah tuntas belajar. Persentase ketuntasan belajar secara

klasikal dihitung dengan rumus:

% = %100siswaseluruh Jumlah

belajar tuntasyang siswaJumlah Χ

(Adaptasi dari Purwanto, 2008: 112

19

E. Rancangan Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini direncanakan dengan beberapa

siklus, dan setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu: (1) tahap

perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap pengamatan atau observasi, dan

(4) tahap refleksi.

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

a. Membuat RPP

b. Media pembelajaran dan evaluasi

c. Membuat lembar instrumen atau alat observasi selama pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan

Pada siklus pertama materi pembelajarannya adalah Gaya. Pada

tahap pertama, guru memberi gambaran pokok bahasan yang akan

dipelajari berdasarkan pengalaman langsung yang dimiliki siswa. Tahap

kedua, mengamati dengan menggunakan alat indera mengenai gaya dapat

mempengaruhi gerak benda sehingga diperoleh data yang relevan. Setelah

mengamati dengan alat indera kemudian mendeskripsikan hasil

pengamatan yang telah dilakukan ke dalam deskripsi kualitatif seperti

pernyataan-pernyataan seperti bentuk kelereng bulat (penglihatan),

permukaannya halus (peraba). Deskripsi kuantitatif menggunakan angka-

angka yang sangat membantu dalam mengkomunikasikan hasil

pengamatan yang diperoleh siswa dan membandingkan satu obyek dengan

obyek yang lain. Setelah melihat perubahan apa yang terjadi melalui

pengamatan didapatkan data, apakah gerak benda dapat dipengaruhi oleh

20

gaya. Tahap ketiga, menganalisis data yang didapat dan

mengorganisasikan dengan cara menentukan keterhubungan antar data

yaitu melalui pemaparan isu dan permasalahan yang berhubungan dengan

pokok bahasan gaya. Tahap keempat, memprediksi gaya yang dapat

mengakibatkan benda bergerak atau diam berdasarkan pengetahuan atau

pengalaman yang telah siswa lakukan. Tahap kelima, setelah memprediksi

langkah selanjutnya yaitu menjelaskan konsep atau suatu peristiwa

mengenai gaya yang dipelajari atau menggunakan pengalaman baru.

Tahap keenam, pelaksanaan eksperimen atau percobaan, siswa

menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan kemudian mengolah data

yang telah diperoleh. Tahap ketujuh, siswa menyusun dan menyampaikan

laporan hasil percobaan secara jelas.

3. Tahap Pengamatan atau Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi. Sebagai observer adalah peneliti

dan siswa sebagai obyek sedangkan guru sebagai subyeknya. Dari tahap

ini akan diperoleh data-data baik lisan maupun tulisan mengenai

kekurangan dalam proses pembelajaran, menganalisis keadaan siswa

mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa selama proses

pembelajaran, mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan

perubahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.

4. Tahap Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti untuk

mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa

21

serta hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan

dalam membuat RPP pada siklus selanjutnya. Refleksi dilakukan agar

pelaksanaan siklus selanjutnya dapat terlaksana dengan maksimal sehingga

mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai.

Siklus II

1. Tahap Perencanaan

a. Membuat RPP

b. Media pembelajaran dan evaluasi

c. Membuat lembar instrumen atau alat observasi selama pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan

Pada siklus kedua materi pembelajarannya adalah Gaya. Pada

tahap pertama, guru memberi gambaran pokok bahasan yang akan

dipelajari berdasarkan pengalaman langsung yang dimiliki siswa. Tahap

kedua, mengamati dengan menggunakan alat indera mengenai gaya dapat

mengubah bentuk suatu benda sehingga diperoleh data yang relevan.

Setelah mengamati dengan alat indera kemudian mendeskripsikan hasil

pengamatan tadi ke dalam deskripsi kualitatif seperti pernyataan-

pernyataan seperti bentuk gelas (penglihatan), kain wol permukaannya

kasar (peraba). Deskripsi kuantitatif menggunakan angka-angka yang

sangat membantu dalam mengkomunikasikan hasil pengamatan yang

diperoleh siswa dan membandingkan satu obyek dengan obyek yang lain.

Setelah melihat perubahan apa yang terjadi melalui pengamatan

didapatkan data, apakah gerak benda dapat dipengaruhi oleh gaya. Tahap

ketiga, menganalisis data yang didapat dan mengorganisasikan dengan

22

cara menentukan keterhubungan antar data yaitu melalui pemaparan isu

dan permasalahan yang berhubungan dengan pokok bahasan gaya. Tahap

keempat, memprediksi gaya yang dapat mengakibatkan benda berubah

bentuk atau tidak berdasarkan pengetahuan atau pengalaman yang telah

siswa lakukan. Tahap kelima, setelah memprediksi langkah selanjutnya

yaitu menjelaskan konsep atau suatu peristiwa mengenai gaya yang

dipelajari atau menggunakan pengalaman baru. Tahap keenam,

pelaksanaan eksperimen atau percobaan, siswa menyiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan kemudian mengolah data yang telah diperoleh.

Tahap ketujuh, siswa menyusun dan menyampaikan laporan percobaan

secara jelas.

3. Tahap Pengamatan atau Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi. Sebagai observer adalah peneliti

dan siswa sebagai obyek sedangkan guru sebagai subyeknya. Dari tahap

ini akan diperoleh data aktivitas siswa dan kinerja guru mengenai

kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti untuk

mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa

serta hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan

dalam membuat RPP pada siklus selanjutnya. Refleksi dilakukan agar

pelaksanaan siklus selanjutnya dapat terlaksana dengan maksimal sehingga

mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai.

23

Siklus III

1. Tahap perencanaan

a. Membuat RPP

b. Media pembelajaran dan evaluasi

c. Membuat lembar instrumen atau alat observasi selama pembelajaran

2. Tahap pelaksanaan

Pada siklus ketiga materi pembelajarannya adalah Energi Panas

dan Bunyi. Pada tahap pertama, guru memberi gambaran pokok bahasan

yang akan dipelajari berdasarkan pengalaman langsung yang dimiliki

siswa. Tahap kedua, mengamati dengan menggunakan alat indera

mengenai energi panas atau kalor dapat berpindah ke tempat lain. Setelah

mengamati dengan alat indera kemudian mendeskripsikan hasil

pengamatan tadi ke dalam deskripsi kualitatif seperti pernyataan-

pernyataan seperti bentuk gelas (penglihatan), kain wol permukaannya

kasar (peraba). Deskripsi kuantitatif menggunakan angka-angka yang

sangat membantu dalam mengkomunikasikan hasil pengamatan yang

diperoleh siswa dan membandingkan satu obyek dengan obyek yang lain.

Setelah melihat perubahan apa yang terjadi melalui pengamatan

didapatkan data, apakah energi panas atau kalor dapat berpindah dari

sumbernya ke tempat yang lain. Tahap ketiga, menganalisis data yang

didapat dan mengorganisasikan dengan cara menentukan keterhubungan

antar data yaitu melalui pemaparan isu dan permasalahan yang

berhubungan dengan pokok bahasan energi panas dan bunyi. Tahap

keempat, memprediksi energi panas dan bunyi yang dapat mengakibatkan

24

energi panas dan bunyi dapat merambat melalui suatu benda berdasarkan

pengetahuan atau pengalaman yang telah siswa lakukan. Tahap kelima,

setelah memprediksi langkah selanjutnya yaitu menjelaskan konsep atau

suatu peristiwa mengenai energi panas dan bunyi yang dipelajari atau

menggunakan pengalaman baru. Tahap keenam, pelaksanaan eksperimen

atau percobaan, siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

kemudian mengolah data yang telah diperoleh. Tahap ketujuh, siswa

menyusun dan menyampaikan laporan percobaan secara jelas.

3. Tahap Pengamatan atau Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi. Sebagai observer adalah peneliti

dan siswa sebagai obyek sedangkan guru sebagai subyeknya. Data yang

diperoleh akan diolah, digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang

akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah

dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya hingga

tujuan pembelajaran tercapai.

4. Tahap Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti untuk

mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa

serta hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan

dalam membuat RPP pada siklus selanjutnya. Refleksi dilakukan agar

pelaksanaan siklus selanjutnya dapat terlaksana dengan maksimal sehingga

mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai.

25

F. Indikator Keberhasilan

Acuan keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat diperoleh

dari aktivitas dan hasil tes yang baik. Keaktifan siswa dalam pembelajaran di

kelas apabila siswa memperoleh skor rata-rata minimal 3,4 atau termasuk

dalam kategori aktif. Keberhasilan kelas diperoleh dari jumlah siswa yang

mampu mencapai KKM (65), sekurang-kurangnya ≥85% dari jumlah siswa

yang ada di kelas tersebut, (Mulyasa, 2002: 99).

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Awal

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan sebelum penelitian ini

dilaksanakan diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di lingkungan

kelas, kondisi atau keadaan siswa yang heterogen. Fakta menunjukkan bahwa

metode pembelajaran yang konvensional selama ini masih saja diterapkan oleh

guru dalam proses mengajar IPA. Pembelajaran konvensional yang umum

dilakukan adalah dalam bentuk ceramah yakni guru sebagai media penyampai

informasi (pembicara) sedangkan siswa mempunyai peran sebagai pendengar.

Sistem pengajaran yang bersifat monoton dan kurang melibatkan

partisipasi aktif dari siswa ini akan menciptakan dan menyebabkan timbulnya,

malas berfikir sehingga hasil belajar IPA kurang. Kesiapan dan keaktifan

siswa dalam pembelajaran sebelum tindakan dapat dikatakan masih rendah.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran tercermin dari proses saat kegiatan

belajar berlangsung, hampir tak ada siswa yang mengungkapkan pertanyaan

kepada guru tentang materi yang disampaikan oleh guru. Jumlah siswa

mengerjakan soal di depan kelas setiap pembelajarannya terbatas hanya pada

siswa yang sama dan tergolong aktif. Kalaupun ada siswa lain harus ditunjuk

terlebih dahulu dalam mengerjakan tugas di depan kelas. Kondisi dan suasana

27

pembelajaran di kelas sangat tidak kondusif, perhatian guru hanya terpusat

pada satu titik dan pemberian motivasi untuk belajar juga sangat kurang.

Hal inilah yang menyebabkan faktor kurangnya motivasi belajar siswa

terhadap IPA karena kurangnya variasi metode pembelajaran. Namun

demikian seperti yang kita amati bahwa kendala-kendala dalam belajar bukan

hanya terbatas pada siswa saja, tetapi faktor luar juga sangat mempengaruhi

hasil belajar siswa seperti lingkungan belajar dan sarana yang digunakan

dalam proses pembelajaran yang tidak menunjang seperti tidak memadainya

fasilitas alat-alat IPA yang mendukung dan kurangnya buku ajar yang

menunjang.

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan materi gaya

dapat mendiamkan benda yang bergerak dan benda bergerak menjadi diam

yaitu pada hari Senin tanggal 3 Mei 2010 dan Kamis tanggal 6 Mei 2010.

Siklus I Pertemuan 1

Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3 Mei

2010 pada pukul 13.00 s.d. 14.30 WIB.

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan merancang RPP secara

kolaborasi anatara guru dan peneliti. Kemudian merancang LKS dan

soal tes serta menyiapkan media yang diperlukan dalam menunjang

pelaksanaan pembelajaran diantaranya kursi, kelereng, dan meja.

28

Selanjutnya merancang lembar observasi untuk aktivitas siswa dan

guru dalam proses belajar mengajar. Lembar pengamataan siswa

dibuat untuk mengetahui sejauh mana interaksi siswa pada saat proses

pembelajaran dan lembar pengamatan kinerja guru dalam

melaksanakan pembelajaran. Selain itu merancang pembelajaran

dengan membentuk kelompok belajar siswa, tiap kelompok

beranggotakan 5-6 orang siswa.

b. Pelaksanaan

a) Kegiatan awal

Guru melaksanakan skenario pembelajaran yang mengacu

pada RPP yang telah disusun. Kegiatan yang dilakukan guru

antara lain menciptakan kondisi awal pembelajaran yang kondusif

dengan cara mencatat kehadiran siswa, dan membangkitkan

motivasi belajar serta melaksanakan apersepsi dengan mengajukan

pertanyaan jika anak-anak berada di dalam rumah, anak-anak akan

menarik dan mendorong pintu untuk keluar atau masuk rumah

adakah suatu tenaga yang dikeluarkan untuk membuka dan

menutup pintu? Ya, membutuhkan tenaga untuk membuka dan

menutup pintu. Hal tersebut merupakan pemanasan mengenai

gambaran pokok yang akan dibahas berdasarkan pengalaman

siswa. Setelah itu menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus

dicapai siswa.

29

b) Kegiatan Inti

Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat dan

bahan percobaan. Siswa melaksanakan kerja kelompok sesuai

panduan dan perintah yang terdapat pada lembar kerja kelompok.

Siswa melakukan percobaan dengan mengamati menggunakan alat

indera untuk memperoleh informasi apakah yang terjadi jika kursi

yang berada di titik A dipindahkan di titik B dengan jarak 2 meter

dan sebaliknya? Setelah melihat perubahan letak kursi didapakan

data, apakah benda bergerak dipengaruri oleh gaya? Setelah itu

menganalisis data yang telah diperoleh, kemudian siswa

memprediksi gaya yang dapat mengakibatkan benda bergerak atau

diam berdasarkan pengalaman yang telah siswa lakukan.

Perwakilan dari anggota kelompok 4 dan 5 yang diwakilkan oleh

Nabila dan Firman menuliskan serta melaporkan hasil pengamatan

sesuai dengan data yang diperoleh secara singkat dan jelas.

c) Kegiatan akhir

Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari

percobaan yang telah dilakukan. Setelah membuat kesimpulan guru

memberikan soal tes secara individu kepada siswa. Siswa dan guru

berdoa untuk menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

c. Observasi

Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktivitas kinerja

siswa, dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Adapun

aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

30

1. Aktivitas siswa

Hasil pengamatan atau observasi aktivitas siswa dapat

dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini:

Tabel 4.1 Aktivitas siswa siklus I pertemuan 1

No Kegiatan Skor Kriteria penilaian

1. Membaca panduan percobaan 3 1,00 – 1,79 = sangat kurang aktif 1,80 – 2,59 = kurang aktif 2,60 – 3,39 = cukup aktif 3,40 – 4,19 = aktif 4,20 – 5,00 = sangat aktif

2. Menyiapkan alat percobaan 3 3. Merangkai alat percobaan 2 4. Menggunakan alat sesuai petunjuk 2 5. Mencatat data percobaan 2,42 6. Mengolah data 2 7. Mengkomunikasikan data 2,14 8. Membuat kesimpulan 2 9. Ketepatan mengumpulkan laporan

praktikum 2,85

10. Membersihkan alat praktikum 3

Jumlah skor 24,41

44,210

41,24

ButirJumlah

TotalSkor rata-rataSkor ===

Berdasarkan tabel 4.1 aktivitas siswa secara umum saat

merangkai alat dan menggunkan alat masih kurang aktif hal

tersebut berpengaruh pada mengolah data dan membuat

kesimpulan dari percobaan serta mengkomunikasikan data, terlihat

dari skor yang diperoleh adalah 2. Sedangkan dalam membaca

panduan dan menyiapkan alat percobaan serta membersihkan alat

memperoleh skor 3. Berdasarkan kriteria yang ada aktivitas siswa

adalah kurang aktif.

2. Kinerja guru

Hasil pengamatan atau observasi kinerja guru dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

31

Tabel 4.2 Kinerja guru mengajar pada siklus I pertemuan 1

Berdasarkan tabel 4.2 kinerja guru dalam mengajar pada

saat pendahuluan dalam menghubungkan dengan pelajaran yang

telah lalu dan menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-

hari masih kurang namun mengkomunikasikan pembelajaran guru

No Aspek yang Diamati Skor Kriteria

penilaian 1 2 3 4 5

A Pendahuluan 1. Mengkomunikasikan

pembelajaran √ 1,00 – 1,79 =

Pembelajaran sangat kurang 1,80 – 2,59 = Pembelajaran kurang 2,60 – 3,39 = Pembelajaran cukup baik 3,40 – 4,19 = Pembelajaran baik 4,20 – 5,00 = Pembelajaran sangat baik

2. Menghubungkan dengan pembelajaran yang lalu

3. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa

B Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran

dengan baik √

2. Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator

3. Berperan sebagai fasilitator √ 4. Mengajukan pertanyaan pada

siswa √

5. Memberikan waktu tunggu kepada Siswa untuk menjawab pertanyaan

6. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya

7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik

8. Memberikan bimbingan saat praktikum

9. Kejelasan menyajikan konsep √ 10. Memberi motivasi dan

pengulangan √

11. Pembelajaran telah menggunakan pendekatan keterampilan proses

C Penutup 1. Membimbing siswa diskusi dan

membuat kesimpulan √

2. Mengadakan evaluasi √ 3. Memberi tugas pada siswa √

Jumlah skor 45

65,217

45

ButirJumlah

TotalSkor rata-rataSkor ===

32

melakukannya cukup baik. Pada kegiatan inti saat guru

mengajukan pertanyaan dan memberikan kesempatan pada siswa

untuk bertanya masih kurang karena memperoleh skor 2, namun

dalam penguasaan materi dan kesesuaian materi yang dibahas

dengan indikator telah dilakukan dengan cukup baik hal ini terlihat

dari peran guru sebagai fasilitator sehingga siswa dapat

menggunakan alat dan bahan saat pratikum memperoleh skor 3.

Pada penutup dalam melakukan evaluasi guru kurang melakukan

refleksi dari kegiatan awal hingga akhir, namun dalam memberikan

bimbingan saat diskusi dan tugas telah dilakukan dengan cukup

baik. Berdasarkan kriteria penilaian kinerja guru adalah cukup baik

3. Hasil Belajar

Hasil pengamatan atau observasi hasil belajar dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1

No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 2 3 4

1 Aas 60 Belum tuntas 2 Aih 30 Belum tuntas 3 Asa 55 Belum tuntas 4 Aal 55 Belum tuntas 5 Asj 40 Belum tuntas 6 Aak 55 Belum tuntas 7 Awr 95 Tuntas 8 Ara 60 Belum tuntas 9 Adk 55 Belum tuntas 10 Bis 60 Belum tuntas 11 Bag 50 Belum tuntas 12 Crf 55 Belum tuntas 13 Dua 45 Belum tuntas 14 Dli 50 Belum tuntas 15 Des 50 Belum tuntas 16 Fyh S Belum tuntas 17 Fae 60 Belum tuntas

33

1 2 3 4

18 Fay 50 Belum tuntas 19 Jzu 50 Belum tuntas 20 Maf 60 Belum tuntas 21 Mms 45 Belum tuntas 22 Mnu 30 Belum tuntas 23 Mfm 50 Belum tuntas 24 Mha 60 Belum tuntas 25 Nna 55 Belum tuntas 26 Npy 65 Tuntas 27 Ppp 95 Tuntas 28 Pzu 45 Belum tuntas 29 Rfa 95 Tuntas 30 Rmp 60 Belum tuntas 31 Rbe 50 Belum tuntas 32 Ree Keluar Belum tuntas 33 Rap 95 Tuntas 34 Rgd 65 Tuntas 35 Shs 65 Tuntas 36 Sme S Belum tuntas 37 Snf 60 Belum tuntas 38 Saf 25 Belum tuntas 39 Umh 60 Belum tuntas 40 Vps 40 Belum tuntas

Tabel 4.4 Persebaran Nilai Siklus I pertemuan 1

No Rentang

Nilai

Siklus 1 Pertemuan 1

Frekuensi Persentase

(%)

1. < 34 3 8,11 2. 35-44 2 5,40 3. 45-54 10 27,03 4. 55-64 15 40,54 5. 65-74 3 8,11 6. 75-84 - 7. 85-94 - 8. >95 4 10,81

Jumlah 37 100 Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 hasil belajar yang diperoleh

pada saat siklus I pertemuan 1, siswa yang mendapatkan nilai di

bawah KKM sebanyak 30 siswa dengan persentase 81,08% dan

yang mencapai KKM sebanyak 7 siswa dengan persentase 18,92%.

34

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan 1 yang

merupakan siklus awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh

data bahwa masih banyak siswa yang proses belajarnya belum optimal.

Dapat dilihat dari aktivitas siswa yang belum dapat mengolah data dan

mengkomunikasikan data dengan baik. Guru kurang memberikan

bimbingan individu secara merata pada anggota kelompok yang

mengalami kesulitan dan menghubungkan materi dengan kehidupan

sehari-hari. Pada siklus I belum terlihat adanya perkembangan dalam

pembelajaran sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan yang perlu

ditingkatkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

maksimal.

Siklus I Pertemuan 2

Siklus I pertemuan 2 kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal

6 Mei 2010 pada pukul 15.30 s.d. 17.00 WIB.

a. Perencanaan

Dalam perencanaan hampir sama dengan yang dilakukan pada

siklus I pertemuan 1. Guru dan observer merancang LKS dan soal tes

serta menyiapkan media yang diperlukan dalam menunjang

pelaksanaan pembelajaran diantaranya meja.

b. Pelaksanaan

a) Kegiatan awal

Guru melaksanakan skenario pembelajaran yang mengacu

pada RPP yang telah disusun. Kegiatan yang dilakukan guru

35

antara lain menciptakan kondisi awal pembelajaran yang kondusif

dengan cara mencatat kehadiran siswa, dan membangkitkan

motivasi belajar serta melaksanakan apersepsi dengan mengajukan

pertanyaan tentang pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya

dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan dibahas

dilanjutkan dengan pertanyaan pernakah anak-anak bermain

kelereng? Bila kelereng disentil apakah diam atau bergerak? Hal

tersebut merupakan pemanasan yaitu gambaran mengenai materi

yang akan diajarkan melalui pengalaman langsung yang siswa

lakukan. Selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran yang

harus dicapai siswa.

b) Kegiatan Inti

Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat dan

bahan percobaan. Siswa melaksanakan kerja kelompok sesuai

panduan dan perintah yang terdapat pada LKS. Siswa melakukan

percobaan dengan mengamati menggunakan alat indera untuk

memperoleh informasi informasi apakah yang terjadi bila meja

yang ditarik kemudian dihalangi oleh benda lain? Setelah itu

menganalisis data yang telah diperoleh dan memprediksi gaya yang

dapat mengakibatkan benda bergerak atau diam berdasarkan

pengalaman yang telah siswa lakukan. Perwakilan dari anggota

kelompok 1 dan 4 yang diwakilkan Femmy dan Dafit menuliskan

dan melaporkan hasil pengamatan di papan tulis sesuai dengan data

yang diperoleh secara singkat dan jelas.

36

c) Kegiatan akhir

Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari

percobaan yang telah dilakukan. Setelah membuat kesimpulan guru

memberikan soal tes secara individu kepada siswa. Siswa dan guru

berdoa untuk menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

c. Observasi

1. Aktivitas siswa

Hasil pengamatan atau observasi aktivitas siswa dapat

dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini:

Tabel 4.5 Aktivitas siswa siklus I pertemuan 2

No Kegiatan Skor Kriteria penilaian

1. Membaca panduan percobaan 3 1,00 – 1,79 = sangat kurang aktif 1,80 – 2,59 = kurang aktif 2,60 – 3,39 = cukup aktif 3,40 – 4,19 = aktif 4,20 – 5,00 = sangat aktif

2. Menyiapkan alat percobaan 3 3. Merangkai alat percobaan 2 4. Menggunakan alat sesuai petunjuk 2 5. Mencatat data percobaan 3 6. Mengolah data 2 7. Mengkomunikasikan data 2,28 8. Membuat kesimpulan 2 9. Ketepatan mengumpulkan laporan

praktikum 2,85

10. Membersihkan alat praktikum 3

Jumlah skor 25,13

51,210

13,25

ButirJumlah

TotalSkor rata-rataSkor ===

Berdasarkan tabel 4.4 aktivitas siswa dalam menggunakan alat

percobaan dan mengolah data masih kurang aktif. Serta dalam

mengolah data dan membuat kesimpulan siswa masih mengalami

kesulitan yaitu siswa hanya memperoleh skor 2. Sedangkan dalam

membaca panduan percobaan, menyiapkan alat dan membersihkan alat

37

praktikum siswa sudah cukup aktif. Berarti aktivitas siswa masih perlu

ditingkatkan kembali, skor rata-rata yang diperoleh 2,51 sehingga

berdasarkan kriteria aktivitas siswa kurang aktif.

2. Kinerja guru mengajar

Hasil pengamatan atau observasi kinerja guru dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6 Kinerja guru mengajar pada siklus I pertemuan 2

No Aspek yang Diamati Skor Kriteria

penilaian 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8

A Pendahuluan 1. Mengkomunikasikan pembelajaran √ 1,00 – 1,79 =

Pembelajaran sangat kurang 1,80 – 2,59 = Pembelajaran kurang 2,60 – 3,39 = Pembelajaran cukup baik 3,40 – 4,19 = Pembelajaran baik 4,20 – 5,00 = Pembelajaran sangat baik

2. Menghubungkan dengan pembelajaran yang lalu

3. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa

B Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran

dengan baik √

2. Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator

3. Berperan sebagai fasilitator √ 4. Mengajukan pertanyaan pada

siswa √

5. Memberikan waktu tunggu kepada Siswa untuk menjawab pertanyaan

6. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya

7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik

8. Memberikan bimbingan saat praktikum

9. Kejelasan menyajikan konsep √ 10. Memberi motivasi dan

pengulangan √

11. Pembelajaran telah menggunakan pendekatan keterampilan proses

C Penutup 1. Membimbing siswa diskusi dan

membuat kesimpulan √

2. Mengadakan evaluasi

38

1 2 3 4 5 6 7 8

3. Memberi tugas pada siswa √ Jumlah skor 50

94,217

50

ButirJumlah

TotalSkor rata-rataSkor ===

Berdasarkan tabel 4.6 di atas kinerja guru mengajar saat

pendahuluan dalam mengkomunikasikan pembelajaran dilakukan

dengan cukup baik namun saat menghubungkan materi kurang baik.

Pada kegiatan inti penguasaan materi dan kesesuaian dengan indikator

dilakukan dengan baik terlihat pada saat penyajian konsep yang

dilakukan guru memperoleh skor 4 sedangkan memberikan bimbingan

saat praktikum sudah cukup baik terlihat pemberian motivasi kepada

siswa dan sebagai fasilitator memperoleh skor 3. Pada penutup, guru

telah membimbing dan memberikan tugas dilakukan dengan cukup

baik namun evaluasi masih kurang karena siswa belum diajak untuk

membahas kegiatan yang telah dilakukan. Berdasarkan kriteria

penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah cukup baik.

3. Hasil Belajar

Hasil pengamatan atau observasi hasil belajar dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.7 Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 2 No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 2 3 4

1 Aas 75 Tuntas 2 Aih 55 Belum tuntas 3 Asa 60 Belum tuntas 4 Aal 80 Tuntas 5 Asj 35 Belum tuntas 6 Aak 55 Belum tuntas 7 Awr 95 Tuntas 8 Ara 75 Tuntas

39

1 2 3 4

9 Adk 80 Tuntas 10 Bis 85 Tuntas 11 Bag 90 Tuntas 12 Crf 90 Tuntas 13 Dua 75 Tuntas 14 Dli 85 Tuntas 15 Des 75 Tuntas 16 Fyh 90 Tuntas 17 Fae 65 Tuntas 18 Fay 90 Tuntas 19 Jzu 60 Belum tuntas 20 Maf 95 Tuntas 21 Mms 65 Tuntas 22 Mnu 50 Belum tuntas 23 Mfm 70 Tuntas 24 Mha 80 Tuntas 25 Nna 65 Tuntas 26 Npy 75 Tuntas 27 Ppp 85 Tuntas 28 Pzu 70 Tuntas 29 Rfa 85 Tuntas 30 Rmp 95 Tuntas 31 Rbe 70 Tuntas 32 Ree Keluar Belum tuntas 33 Rap 85 Tuntas 34 Rgd 75 Tuntas 35 Shs 90 Tuntas 36 Sme S Belum tuntas 37 Snf 90 Tuntas 38 Saf 60 Belum tuntas 39 Umh 85 Tuntas 40 Vps 90 Tuntas

Tabel 4.8 Persebaran Nilai Siklus I pertemuan 2

No Rentang

Nilai

Siklus 1 Pertemuan 2

Frekuensi Persentase

(%)

1. < 34 - - 2. 35-44 1 2,63 3. 45-54 1 2,63 4. 55-64 5 13,16 5. 65-74 6 15,79 6. 75-84 9 23,69 7. 85-94 13 34,21 8. >95 3 7,89

Jumlah 38 100

40

Berdasarkan tabel 4.7 dan 4.8 hasil belajar siswa yang

mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 7 siswa dengan persentase

18,42% dan yang mencapai KKM sebanyak 31 siswa dengan

persentase 81,58%.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan 2 diperoleh data

bahwa masih banyak siswa yang kurang dalam mengolah data dari

hasil percobaan dan membuat kesimpulan. Guru dalam memberikan

bimbingan kurang merata pada setiap kelompok dan

mengorganisasikan waktu dalam pembelajaran masih kurang baik

Guru dalam memberikan kesempatan bertanya dan melakukan evaluasi

pembelajaran masih kurang baik sehingga perlu adanya perbaikan-

perbaikan yang perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

2. Hasil Penelitian Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dengan materi gaya dapat

mengubah bentuk benda. Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Mei

2010 pada pukul 15.30 s.d. 17.00 WIB.

a. Perencanaan

Sesuai dengan refleksi aktivitas siswa dan kinerja guru pada

siklus I diatas, maka pada siklus II dilaksanakan sebagai berikut:

1. Siswa harus dapat mengolah data dan membuat kesimpulan serta

guru dapat memberikan bimbingan secara merata pada setiap

kelompok dan dapat mengorganisasikan waktu dalam

41

pembelajaran dengan baik sehingga pada penyajian hasil percobaan

semua kelompok diharapkan mempresentasikan hasil

percobaannya.

2. Merancang RPP.

3. Merancang LKS dan soal tes serta menyiapkan media seperti balon

mainan, kertas, pensil dan palstisin yang diperlukan dalam

pembelajaran.

b. Pelaksanan

a) Kegiatan awal

Guru melaksanakan skenario pembelajaran yang mengacu

pada RPP yang telah disusun. Kegiatan yang dilakukan guru

antara lain menciptakan kondisi awal pembelajaran yang kondusif

dengan cara mencatat kehadiran siswa, dan membangkitkan

motivasi belajar serta melaksanakan apersepsi dengan mengajukan

pertanyaan tentang pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya

pertanyaan jika anak-anak menjatuhkan piring atau gelas maka

piring akan pecah. Perubahan apakah terjadi pada piring sebelum

dan sesudah pecah? Apersepsi yang dilakukan merupakan

pemanasan yaitu gambaran tentang materi yang akan dibahas

melalui pengalaman siswa. Setelah itu menyampaikan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai siswa.

b) Kegiatan Inti

Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat dan

bahan percobaan. Siswa melaksanakan kerja kelompok sesuai

42

panduan dan perintah yang terdapat pada lembar kerja kelompok.

Siswa melakukan percobaan dengan mengamati menggunakan alat

indera untuk memperoleh informasi bagaimana bentuk balon ketika

ditarik atau ditekan? Bagaimana bentuk plastisin sebelum dan

sesudah dijatuhkan? Perubahan apa yang terlihat sebelum dan

sesudah balon ditekan dan plastisin yang di jatuhkan? Setelah itu

menganalisis data yang telah diperoleh dan memprediksi gaya yang

dapat mengakibatkan benda berubah bentuk atau tidak berdasarkan

pengalaman yang telah siswa lakukan. Perwakilan dari anggota

kelompok 3 dan 4 yang diwakilkan Alde dan Julita menuliskan dan

melaporkan hasil pengamatan di papan tulis sesuai dengan data

yang diperoleh secara singkat dan jelas.

c) Kegiatan akhir

Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari

percobaan yang telah dilakukan. Setelah membuat kesimpulan guru

memberikan soal tes secara individu kepada siswa. Siswa dan guru

berdoa untuk menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

c. Observasi

Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktivitas kinerja

siswa, dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Adapun

aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas siswa

Hasil pengamatan atau observasi aktivitas siswa dapat

dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini:

43

Tabel 4.9 Aktivitas siswa siklus II

No Kegiatan Skor Kriteria penilaian

1. Membaca panduan percobaan 4 1,00 – 1,79 = sangat kurang aktif 1,80 – 2,59 = kurang aktif 2,60 – 3,39 = cukup aktif 3,40 – 4,19 = aktif 4,20 – 5,00 = sangat aktif

2. Menyiapkan alat percobaan 3 3. Merangkai alat percobaan 3 4. Menggunakan alat sesuai petunjuk 3 5. Mencatat data percobaan 3 6. Mengolah data 3 7. Mengkomunikasikan data 3 8. Membuat kesimpulan 3 9. Ketepatan mengumpulkan laporan

praktikum 3

10. Membersihkan alat praktikum 3

Jumlah skor 31

10,310

31

ButirJumlah

TotalSkor rata-rataSkor ===

Berdasarkan tabel 4.9 pada siklus II aktivitas siswa dalam

membaca panduan percobaan memperoleh skor 4 karena siswa

sudah memahami apa yang akan dilakukan dalam percobaan,

namun dalam menyiapkan alat dan mengolah data memperoleh

skor 3. Sama halnya dalam mengkomunikasikan dan membuat

kesimpulan. Berarti aktivitas siswa berdasarkan kriteria penilaian

adalah cukup aktif.

2. Kinerja guru mengajar

Hasil pengamatan atau observasi kinerja guru dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.10 Kinerja guru mengajar pada siklus II

No Aspek yang Diamati Skor Kriteria

penilaian 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8

A Pendahuluan 1. Mengkomunikasikan pembelajaran

44

1 2 3 4 5 6 7 8

2. Menghubungkan dengan pembelajaran yang lalu

√ 1,00 – 1,79 = Pembelajaran sangat kurang 1,80 – 2,59 = Pembelajaran kurang 2,60 – 3,39 = Pembelajaran cukup baik 3,40 – 4,19 = Pembelajaran baik

4,20 – 5,00 = Pembelajaran sangat baik

3. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa

B Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran

dengan baik √

2. Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator

3. Berperan sebagai fasilitator √ 4. Mengajukan pertanyaan pada

siswa √

5. Memberikan waktu tunggu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan

6. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya

7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik

8. Memberikan bimbingan saat praktikum

9. Kejelasan menyajikan konsep √ 10. Memberi motivasi dan

pengulangan √

11. Pembelajaran telah menggunakan pendekatan keterampilan proses

C Penutup 1. Membimbing siswa diskusi dan

membuat kesimpulan √

2. Mengadakan evaluasi √ 3. Memberi tugas pada siswa √

Jumlah 58

41,317

58

ButirJumlah

TotalSkor rata-rataSkor ===

Berdasarkan tabel 4.10 di atas kinerja guru pada pendahuluan

saat mengkomunikasikan dan menghubungkan materi yang telah lalu

mendapatkan skor 3. Kegiatan inti yang dilakukan guru dalam

penguasaan materi dan kesesuaian indikator cukup baik terlihat dari

bimbingan yang diberikan saat pratikum dan mememberikan motivasi

kepada siswa. Sebagai fasilitator guru telah mengajukan pertanyaan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, memberi

45

bimbingan, dan kesempatan bertanya karena banyak siswa yang mulai

aktif dalam bertanya serta antusias dalam melakukan percobaan

sehingga tercipta suasana belajar yang aktif dalam proses

pembelajaran. Namun pada penutup saat membuat kesimpulan dan

evaluasi cukup baik. Berarti kinerja guru dalam mengajar berdasarkan

kriteria yang ada dapat dikatakan baik.

3. Hasil Belajar

Hasil pengamatan atau observasi hasil belajar dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.11 Hasil belajar siswa siklus II No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 2 3 4

1 Aas 70 Tuntas 2 Aih 55 Belum tuntas 3 Asa 60 Belum tuntas 4 Aal 55 Belum tuntas 5 Asj 50 Belum tuntas 6 Aak 65 Tuntas 7 Awr 75 Tuntas 8 Ara 70 Tuntas 9 Adk 70 Tuntas 10 Bis 70 Tuntas 11 Bag 60 Belum tuntas 12 Crf 70 Tuntas 13 Dua 70 Tuntas 14 Dli 70 Tuntas 15 Des 70 Tuntas 16 Fyh 70 Tuntas 17 Fae 50 Belum tuntas 18 Fay 75 Tuntas 19 Jzu 55 Belum tuntas 20 Maf 80 Tuntas 21 Mms 60 Belum tuntas 22 Mnu 60 Belum tuntas 23 Mfm 60 Belum tuntas 24 Mha 70 Tuntas 25 Nna 60 Belum tuntas 26 Npy 55 Belum tuntas 27 Ppp 75 Tuntas 28 Pzu 75 Tuntas

46

1 2 3 4

29 Rfa 80 Tuntas 30 Rmp 80 Tuntas 31 Rbe 65 Tuntas 32 Ree Keluar Belum tuntas 33 Rap 70 Tuntas 34 Rgd 70 Tuntas 35 Shs 70 Tuntas 36 Sme 70 Tuntas 37 Snf 70 Tuntas 38 Saf S Belum tuntas 39 Umh 70 Tuntas 40 Vps 60 Belum tuntas

Tabel 4.12 Persebaran Nilai Siklus II

No Rentang

Nilai

Siklus II

Frekuensi Persentase

(%)

1. < 34 - - 2. 35-44 - - 3. 45-54 2 5,28 4. 55-64 11 28,94 5. 65-74 18 47,36 6. 75-84 7 18,42 7. 85-94 - - 8. > 95 - - Jumlah 38 100

Berdasarkan tabel 4.11 dan 4.12 di atas hasil belajar siswa yang

mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 13 siswa dengan

persentase 34,21% dan yang mencapai KKM sebanyak 25 siswa

dengan persentase 65,78%.

d. Refleksi

Pada siklus II sudah berjalan dengan cukup efektif, ini dapat

dilihat dari beberapa siswa yang sudah memahami peran dan tugasnya

dalam bekerja kelompok, pada saat diskusi kelompok sebagian besar

siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar, siswa berani

mengemukakan pendapat baik pada saat diskusi kelompok maupun

47

pada saat penyajian hasil percobaan. Pada siklus II saat diskusi

kelompok, guru telah memberikan bimbingan individu secara merata

pada anggota kelompok yang mengalami kesulitan. Pada saat

penyajian hasil percobaan beberapa kelompok terlihat antusias untuk

mempresentasikan hasil percobaan kelompoknya. Guru sudah berhasil

mengorganisasikan waktu dengan baik. Dalam pembelajaran guru

sudah dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran seperti

siswa berani bertanya, memberi tanggapan atau memberi contoh atas

penjelasan guru, dan siswa dapat menjawab pertanyaan guru dengan

benar. Pada siklus II telah terlihat adanya perkembangan dalam

pembelajaran, akan tetapi masih perlu adanya perbaikan-perbaikan

yang mengarah pada perkembangan untuk memantapkan kemampuan

siswa dan keberhasilan siswa, maka akan dilanjutkan pada siklus

selanjutnya.

3. Hasil Penelitian Siklus III

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III terdiri dari 2 (dua)

pertemuan, yaitu hari Senin tanggal 10 Mei 2010 dan Sabtu tanggal 15

Mei 2010.

Siklus III pertemuan 1

Pertemuan pertama pada siklus III dengan materi energi panas dan

bunyi dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Mei 2010 pada pukul 13.00

s.d. 14.30 WIB.

48

a. Perencanaan

Sesuai dengan refleksi aktivitas siswa, dan kinerja guru pada

siklus II di atas, maka pada siklus III dilaksanakan sebagai berikut:

Siswa harus dapat mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan

dengan baik sehingga saat melakukan presentasi hasil percobaan dapat

dilakukan dengan baik. Selanjutnya merancang RPP yang dibuat

kolaborasi antara guru dan peneliti. Kemudian merancang LKS dan

soal tes serta menyiapkan media yang diperlukan dalam pembelajaran

diantaranya sendok, garpu, gelas, air, spet, plastisin papan penyangga,

dan selang.

b. Pelaksanaan

a) Kegiatan awal

Kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan awal

diantaranya untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran yang

kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi dan menyampaikan

tujuan pembelajaran. Penciptaan kondisi awal pembelajaran

dilakukan dengan cara mencatat kehadiran siswa, dan

membangkitkan motivasi belajar. Melaksanakan apersepsi

merupakan pemanasan untuk memberi gambaran mengenai materi

yang akan diajarkan dengan cara mengajukan pertanyaan bila

anak-anak berjalan pada siang hari di bawah terik matahari, apakah

yang anak-anak rasakan? Adakah sumber panas selain matahari?

Setelah itu menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

siswa.

49

b) Kegiatan Inti

Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat dan

bahan percobaan diantaranya garpu, sendok, gelas dan air. Siswa

melaksanakan kerja kelompok sesuai panduan dan perintah yang

terdapat pada lembar kerja kelompok. Siswa melakukan percobaan

dengan menuangkan air panas sama rata hingga ¾ bagian ke dalam

3 buah gelas dan diberi lebel pada masing-masing gelas, lalu

masukkan sendok stenlis, plastik dan sebilah bambu ke dalam

masing-masing gelas secara bersamaan sesuai lebel yang tertera.

Kemudian siswa mengamati dengan menggunakan alat indera

untuk memperoleh informasi apakah semua ujung benda terasa

panas saat dipegang dan benda apa sajakah yang dapat dan tidak

dapat dirambati panas? Setelah itu menganalisis data yang telah

diperoleh dan memprediksi energi panas yang dapat merambat

melalui benda padat, cair dan gas berdasarkan pengalaman yang

telah siswa lakukan. Perwakilan dari anggota kelompok 2 dan 3

yang diwakilkan Futri dan Bagas menuliskan dan melaporkan hasil

pengamatan di papan tulis sesuai dengan data yang diperoleh

secara singkat dan jelas.

c) Kegiatan akhir

Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari

percobaan yang telah dilakukan. Setelah membuat kesimpulan guru

memberikan soal tes secara individu kepada siswa. Siswa dan guru

berdoa untuk menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

50

c. Observasi

Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktivitas kinerja

siswa, dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Adapun

aspek yang diamati pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas siswa

Hasil pengamatan atau observasi aktivitas siswa dapat

dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini:

Tabel 4.13 Aktivitas siswa siklus III pertemuan 1

No Kegiatan Skor Kriteria penilaian

1. Membaca panduan percobaan 4,71 1,00 – 1,79 = sangat kurang aktif 1,80 – 2,59 = kurang aktif 2,60 – 3,39 = cukup aktif 3,40 – 4,19 = aktif 4,20 – 5,00 = sangat aktif

2. Menyiapkan alat percobaan 3,42 3. Merangkai alat percobaan 3,64 4. Menggunakan alat sesuai petunjuk 3,42 5. Mencatat data percobaan 3,85 6. Mengolah data 3,21 7. Mengkomunikasikan data 3 8. Membuat kesimpulan 3 9. Ketepatan mengumpulkan laporan

praktikum 3,42

10. Membersihkan alat praktikum 4,5

Jumlah skor 36,17

61,310

17,36

ButirJumlah

TotalSkor rata-rataSkor ===

Berdasarkan tabel 4.13 di atas aktivitas siswa dalam

pembelajaran sudah aktif terlihat dari siswa membaca panduan dan

dlam membersihkan alat percobaan memperoleh skor 4. Namun dalam

menyiapkan dan merangkai alat percobaan siswa sudah dapat

menggunakannya sesuai petunjuk sehingga dalam mengolah dan

mengomunikasikan data memperoleh skor 3. Berdasarkan kriteria

penilaian yang ada aktivitas siswa adalah aktif.

51

2. Kinerja guru mengajar

Hasil pengamatan atau observasi kinerja guru dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.14 Kinerja guru mengajar pada siklus III pertemuan 1

No Aspek yang Diamati Skor Kriteria

penilaian 1 2 3 4 5

A Pendahuluan 1. Mengkomunikasikan pembelajaran √ 1,00 – 1,79 =

Pembelajaran sangat kurang 1,80 – 2,59 = Pembelajaran kurang 2,60 – 3,39 = Pembelajaran cukup baik 3,40 – 4,19 = Pembelajaran baik

4,20 – 5,00 = Pembelajaran sangat baik

2. Menghubungkan dengan pembelajaran yang lalu

3. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa

B Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran

dengan baik √

2. Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator

3. Berperan sebagai fasilitator √ 4. Mengajukan pertanyaan pada

siswa √

5. Memberikan waktu tunggu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan

6. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya

7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik

8. Memberikan bimbingan saat praktikum

9. Kejelasan menyajikan konsep √ 10. Memberi motivasi dan

pengulangan √

11. Pembelajaran telah menggunakan pendekatan keterampilan proses

C Penutup 1. Membimbing siswa diskusi dan

membuat kesimpulan √

2. Mengadakan evaluasi √ 3. Memberi tugas pada siswa √

Jumlah 65

82,317

65

ButirJumlah

TotalSkor rata-rataSkor ===

52

Berdasarkan tabel 4.14 di atas kinerja guru saat pendahuluan

dalam mengkomunikasikan pembelajaran dan menghubungkan

pembelajaran telah dilakukan dengan cukup baik terlihat guru sudah

dapat menghubungkan materi dengan lingkungan untuk memotivasi

siswa. Pada kegiatan inti secara keseluruhan memperoleh skor 4

terlihat dari penguasaan materi dan kesesuaian indikator dan dalam

memberi bimbingan serta motivasi. Saat guru mengajukan pertanyaan

sudah memberikan waktu untuk menjawab sehingga siswa tidak gugup

dalam menjawab pertanyaan yang telah diberikan guru. Namun peran

guru sebagai fasilitator telah dilakukan sangat baik sehingga dalam

penyajian konsep menjadi jelas dan mudah dimengerti oleh siswa

memperoleh skor 5. Pada penutup saat melakukan evaluasi dan tugas

dilakukan dengan baik namun dalam membuat kesimpulan

memperoleh skor 3. Berarti kinerja guru dalam mengajar berdasarkan

kriteria yang dikatakan baik.

3. Hasil Belajar

Hasil pengamatan atau observasi hasil belajar dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.15 Hasil belajar siswa siklus III pertemuan 1

No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 2 3 4

1 Aas 70 Tuntas 2 Aih 75 Tuntas 3 Asa 55 Belum tuntas 4 Aal 75 Tuntas 5 Asj 60 Belum tuntas 6 Aak 65 Tuntas 7 Awr 75 Tuntas 8 Ara 60 Belum tuntas 9 Adk 75 Tuntas

53

1 2 3 4

10 Bis 75 Tuntas 11 Bag 70 Tuntas 12 Crf 75 Tuntas 13 Dua 75 Tuntas 14 Dli 65 Tuntas 15 Des 75 Tuntas 16 Fyh 80 Tuntas 17 Fae 65 Tuntas 18 Fay 70 Tuntas 19 Jzu 70 Tuntas 20 Maf 80 Tuntas 21 Mms 60 Belum tuntas 22 Mnu 55 Belum tuntas 23 Mfm 70 Tuntas 24 Mha 75 Tuntas 25 Nna 65 Tuntas 26 Npy 55 Belum tuntas 27 Ppp 65 Tuntas 28 Pzu 70 Tuntas 29 Rfa 75 Tuntas 30 Rmp 80 Tuntas 31 Rbe 70 Tuntas 32 Ree Keluar Belum tuntas 33 Rap 75 Tuntas 34 Rgd 70 Tuntas 35 Shs S Belum tuntas 36 Sme 75 Tuntas 37 Snf 80 Tuntas 38 Saf S Belum tuntas 39 Umh 80 Tuntas 40 Vps 60 Belum tuntas

Tabel 4.16 Persebaran Nilai Siklus III Pertemuan 1

No Rentang

Nilai

Siklus III Pertemuan 1

Frekuensi Persentase

(%)

1. < 34 - - 2. 35-44 - - 3. 45-54 - 4. 55-64 7 18,42 5. 65-74 14 36,84 6. 75-84 17 44,74 7. 85-94 - - 8. > 95 - - Jumlah 38 100

54

Berdasarkan tabel 4.15 dan tabel 4.16 di atas hasil belajar siswa

yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 7 siswa dengan

persentase 18,42% dan yang mencapai KKM sebanyak 31 siswa

dengan persentase 81,58%.

d. Refleksi

Pada siklus III pertemuan 1 sudah berjalan dengan cukup

efektif, ini dapat dilihat dari beberapa siswa mampu menjawab

pertanyaan dari guru dengan benar, siswa berani mengemukakan

pendapat baik pada saat diskusi kelompok maupun pada saat penyajian

hasil percobaan. Pada siklus III pertemuan 1 saat diskusi kelompok,

guru telah memberikan bimbingan individu secara merata pada

anggota kelompok yang mengalami kesulitan. Pada saat penyajian

hasil percobaan beberapa kelompok terlihat antusias untuk

mempresentasikan hasil percobaan kelompoknya. Dalam pembelajaran

guru sudah dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran

seperti siswa berani bertanya, memberi tanggapan atau memberi

contoh atas penjelasan guru, dan siswa dapat menjawab pertanyaan

guru dengan benar. Pada siklus III pertemuan 1 telah terlihat adanya

perkembangan dalam pembelajaran yang baik namun masih perlu

adanya perbaikan-perbaikan yang mengarah pada perkembangan untuk

memantapkan kemampuan siswa dan keberhasilan siswa.

55

Siklus III pertemuan 2

Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 Mei

2010 pada pukul 15.30 s.d. 17.00 WIB.

a. Perencanaan

Dalam perencanaan hampir sama dengan yang dilakukan pada

siklus III pertemuan 1. Guru dan observer merancang LKS dan soal

tes serta menyiapkan media yang diperlukan dalam menunjang

pelaksanaan pembelajaran diantaranya selang, spet, air berwarna,

plastisin dan papan penyangga.

b. Pelaksanaan

a) Kegiatan awal

Kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan awal

diantaranya untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran yang

kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi dan menyampaikan

tujuan pembelajaran. Penciptaan kondisi awal pembelajaran

dilakukan dengan cara mencatat kehadiran siswa, dan

membangkitkan motivasi belajar. Melaksanakan apersepsi

merupakan pemanasan yang dijadikan sebagai gambaran tentang

materi yang akan dipelajari melalui pengalaman siswa dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan pernahkah anak-anak melihat

api unggun? Apakah yang dirasakan saat berada di dekat api

unggun? Setelah itu menyampaikan tujuan pembelajaran yang

harus dicapai siswa.

56

b) Kegiatan Inti

Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat dan

bahan percobaan diantaranya selang, spet, air berwarna, plastisin

dan papan penyangga. Siswa melaksanakan kerja kelompok sesuai

panduan dan perintah yang terdapat pada lembar kerja kelompok.

Siswa melakukan percobaan dengan membuka tutup bohlam yang

dapat dibuka dengan cara memutar bohlam kearah kiri dan tangan

lainnya memegang bagian selang, lalu masukkan air berwarna ke

dalam selang menggunakan spet hingga permukaannya sejajar

setelah itu pasang kembali bohlam yang dapat dibuka pada

rangkaian semula dan lapisi dengan plastisin agar kedap udara.

Setelah itu meletakkan rangkaian alat radiasi di luar kelas (tempat

yang terik matahari). Kemudian siswa mengamati dengan

menggunakan alat indera untuk memperoleh informasi apakah

yang terjadi pada permukaan air saat sebelum dan sesudah

diletakkan di tempat terik matahari. Setelah itu menganalisis data

yang telah diperoleh dan memprediksi energi panas dan bunyi yang

dapat merambat melalui benda padat, cair dan gas. Perwakilan dari

anggota kelompok 3 dan 7 yang diwakilkan Pasca dan Dina

menuliskan dan melaporkan hasil pengamatan di papan tulis sesuai

dengan data yang diperoleh secara singkat dan jelas.

c) Kegiatan akhir

Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari

percobaan yang telah dilakukan. Setelah membuat kesimpulan guru

57

memberikan soal tes secara individu kepada siswa. Siswa dan guru

berdoa untuk menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

c. Observasi

1. Aktivitas siswa

Hasil pengamatan atau observasi aktivitas siswa dapat

dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini:

Tabel 4.17 Aktivitas siswa siklus III pertemuan 2

No Kegiatan Skor Kriteria penilaian

1. Membaca panduan percobaan 5 1,00 – 1,79 = sangat kurang aktif 1,80 – 2,59 = kurang aktif 2,60 – 3,39 = cukup aktif 3,40 – 4,19 = aktif 4,20 – 5,00 = sangat aktif

2. Menyiapkan alat percobaan 4 3. Merangkai alat percobaan 4,85 4. Menggunakan alat sesuai petunjuk 4,23 5. Mencatat data percobaan 4,04 6. Mengolah data 3,57 7. Mengkomunikasikan data 4,33 8. Membuat kesimpulan 3,95 9. Ketepatan mengumpulkan laporan

praktikum 4,04

10. Membersihkan alat praktikum 4,95

Jumlah skor 42,94

29,410

94,42

ButirJumlah

TotalSkor rata-rataSkor ===

Berdasarkan tabel 4.17 di atas aktivitas siswa secara

keseluruhan dilakukan dengan baik terlihat menyiapkan alat,

merangkai alat percobaan, dan menggunakan alat sesuai petunjuk

sehingga siswa dalam mencatat dan mengolah data serta ketepatan

mengumpulkan laporan dan membersihkan alat pratikum memperoleh

skor 4. Namun untuk membaca panduan dilakukan dengan sangat baik

karena siswa sudah terbiasa untuk membaca panduan dengan benar

dan runtut.

58

2. Kinerja guru mengajar

Hasil pengamatan atau observasi kinerja guru dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.18 Kinerja guru mengajar pada siklus III pertemuan 2

No Aspek yang Diamati Skor Kriteria

penilaian 1 2 3 4 5

A Pendahuluan 1,00 – 1,79 = Pembelajaran sangat kurang 1,80 – 2,59 = Pembelajaran kurang 2,60 – 3,39 = Pembelajaran cukup baik 3,40 – 4,19 = Pembelajaran baik

4,20 – 5,00 = Pembelajaran sangat baik

1. Mengkomunikasikan pembelajaran √ 2. Menghubungkan dengan

pembelajaran yang lalu √

3. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa

B Kegiatan Inti 1. Menguasai materi pelajaran

dengan baik √

2. Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator

3. Berperan sebagai fasilitator √ 4. Mengajukan pertanyaan pada

siswa √

5. Memberikan waktu tunggu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan

6. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya

7. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik

8. Memberikan bimbingan saat praktikum

9. Kejelasan menyajikan konsep √ 10. Memberi motivasi dan

pengulangan √

11. Pembelajaran telah menggunakan pendekatan keterampilan proses

C Penutup 1. Membimbing siswa diskusi dan

membuat kesimpulan √

2. Mengadakan evaluasi √ 3. Memberi tugas pada siswa √

Jumlah 74

35,417

74

ButirJumlah

TotalSkor rata-rataSkor ===

59

Berdasarkan tabel 4.18 di atas kinerja guru pada pendahuluan

dalam mengkomunikasikan pembelajaran dilakukan dengan baik

karena guru telah mampu menghubungkan materi dengan pelajaran

yang telah lalu. Kegiatan itu secara umum dilakukan dengan baik

terlihat dari memberikan waktu kepada siswa untuk menjawab

pertanyaan dan kesempatan siswa bertanya serta dalam menggunakan

alat dalam percobaan namun dalam penguasaan materi serta

kesesuaian materi dengan indikator dilakukan sangat baik. Saat

penutup dalam melakukan bimbingan dan kesimpulan memperoleh

skor 4 dan melakukan evaluasi dan tugas memperoleh skor 5.

Berdasarkan kriteria yang ada dapat dikatakan kinerja guru adalah

sangat baik dengan skor rata-rata 4,35.

3. Hasil Belajar

Hasil pengamatan atau observasi hasil belajar siswa dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.19 Hasil belajar siswa siklus III pertemuan 2

No Nama Siswa Nilai Keterangan 1 2 3 4

1 Aas 85 Tuntas 2 Aih 70 Tuntas 3 Asa 70 Tuntas 4 Aal S Belum tuntas 5 Asj 60 Belum tuntas 6 Aak 70 Tuntas 7 Awr 80 Tuntas 8 Ara 85 Tuntas 9 Adk 80 Tuntas 10 Bis 70 Tuntas 11 Bag 65 Tuntas 12 Crf 75 Tuntas 13 Dua 75 Tuntas 14 Dli 70 Tuntas 15 Des 75 Tuntas

60

1 2 3 4

16 Fyh 85 Tuntas 17 Fae 70 Tuntas 18 Fay 70 Tuntas 19 Jzu 60 Belum tuntas 20 Maf 85 Tuntas 21 Mms 70 Tuntas 22 Mnu 65 Tuntas 23 Mfm 65 Tuntas 24 Mha 70 Tuntas 25 Nna 65 Tuntas 26 Npy 55 Belum tuntas 27 Ppp 70 Tuntas 28 Pzu 75 Tuntas 29 Rfa 90 Tuntas 30 Rmp 85 Tuntas 31 Rbe 70 Tuntas 32 Ree Keluar Belum tuntas 33 Rap S Belum tuntas 34 Rgd 85 Tuntas 35 Shs 70 Tuntas 36 Sme 70 Tuntas 37 Snf 75 Tuntas 38 Saf S Belum tuntas 39 Umh 95 Tuntas 40 Vps 60 Belum tuntas

Tabel 4.20 Persebaran Nilai Siklus III Pertemuan 2

No Rentang

Nilai

Siklus III Pertemuan 2

Frekuensi Persentase

(%)

1. < 34 - - 2. 35-44 - - 3. 45-54 - 4. 55-64 4 11,43 5. 65-74 12 34,29 6. 75-84 12 34,29 7. 85-94 6 17,14 8. > 95 1 2,85 Jumlah 35 100

Berdasarkan tabel 4.19 dan tabel 4.20 hasil belajar yang

diperoleh pada saat siklus III pertemuan 2 yang mendapatkan nilai di

bawah KKM sebanyak 4 siswa dengan persentase 11,43% dan yang

mencapai KKM sebanyak 31 siswa dengan persentase 88,57%.

61

d. Refleksi

Pada siklus III pertemuan 2 dalam pembelajaran sudah berjalan

dengan efektif, ini dapat dilihat dari siswa yang sudah memahami

peran dan tugasnya dalam bekerja kelompok, pada saat diskusi

kelompok siswa mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar,

siswa berani mengemukakan pendapat baik pada saat diskusi

kelompok maupun pada saat penyajian hasil percobaan. Pada siklus III

pertemuan 2 saat diskusi kelompok, guru telah memberikan bimbingan

individu secara merata pada anggota kelompok yang mengalami

kesulitan. Pada saat penyajian hasil percobaan kelompok terlihat

antusias untuk mempresentasikan hasil percobaan kelompoknya.

Dalam pembelajaran guru dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam

pembelajaran seperti siswa berani bertanya, memberi tanggapan atau

memberi contoh atas penjelasan guru, siswa dapat menjawab

pertanyaan guru dengan benar. Pada siklus III pertemuan 2 telah

terlihat adanya perkembangan dalam pembelajaran yang baik karena

telah dilakukan perbaikan-perbaikan dari siklus I dan siklus II yang

mengarah pada perkembangan untuk memantapkan kemampuan siswa

dan keberhasilan siswa, sehingga hasil yang diperoleh baik. Dengan

hasil pengamatan dan hasil belajar pada siklus III maka indikator

keberhasilan telah tercapai.

62

C. Pembahasan

Pada pembahasan dalam penelitian ini merupakan pembahasaan yang

mengarah pada hasil selama penelitian. Proses pembelajaran akan

berlangsung dengan baik apabila terdapat interaksi yang baik antara guru dan

siswa. Dalam proses pembelajaran guru harus dapat menentukan metode-

metode yang akan digunakan dalam pembelajaran, yang disesuaikan dengan

dengan karakteristik materi yang akan disampaikan, sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Proses pembelajaran dapat

dikatakan optimal apabila terdapat keaktifan siswa dan guru dalam proses

pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar siswa yang dicapai.

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar diketahui setelah diadakan evaluasi

yang dilaksanakan tiap akhir pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar

mengajar dapat dilihat dari daya serap siswa dan persentase keberhasilan

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Secara umum pengelolaan waktu pada siklus I belum baik, hal ini

terlihat dari penggunaan alokasi waktu dalam pembelajaran siklus I

pertemuan 1 belum dilakukan sesuai dengan rencana yang dibuat.

Berdasarkan tabel 4.1 aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 memperoleh skor

2,44 atau aktivitas siswa termasuk dalam kriteria kurang aktif. Terlihat pada

gambar di bawah ini siswa masih malu-malu dalam mempresentasikan hasil

percobaanya serta siswa kurang memahami bagaimana cara

mengkomunikasikan data dan membuat suatu kesimpulan.

63

Gambar 4.1 Aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung dan membacakan

hasil percobaan.

Kinerja guru pada siklus I pertemuan 1 memperoleh skor 2,65 berarti

kinerja guru termasuk dalam kriteria cukup baik. Pada siklus I pertemuan 1

guru dalam membangkitkan motivasi siswa serta mempersiapkan belajar siswa

masih kurang, terutama pada waktu praktikum. Tabel 4.3 menunjukkan hasil

belajar siswa siklus I pertemuan 1 yang di bawah nilai KKM sebanyak 30

siswa (81,08%) dan yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 7 siswa

(18,92%). Tabel 4.5 menunjukkan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 2

memperoleh skor 2,51 dengan kriterian cukup baik. Kinerja guru pada siklus I

pertemuan 2 memperoleh skor 2,94 dengan kriteria cukup aktif. Sedangkan

tabel 4.7 hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 2 yang dibawah nilai

KKM sebanyak 7 siswa (18,72%) dan yang mendapatkan nilai di atas KKM

sebanyak 30 siswa (81,58%). Hasil observasi siklus I secara keseluruhan

menunjukkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak berjalan secara

maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya keseriusan

siswa dalam mengikuti pelajaran IPA, siswa masih beranggapan bahwa

pelajaran IPA itu merupakan pelajaran yang sulit. Faktor lainnya yaitu

64

kurangnya keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun dalam

menjawab pertanyaan. Siswa kurang mempersiapkan pelaksanaan praktikum

termasuk alat dan bahan yang merupakan salah satu tugas mereka, serta

kurangnya kemampuan siswa dalam mempergunakan alat-alat laboratorium.

Pada pelaksanaan siklus II berdasarkan tabel 4.9 aktivitas siswa

memperoleh skor 3,10 atau aktivitas siswa termasuk dalam kriteria cukup

aktif. Tabel 4.10 menunjukkan bahwa kinerja guru pada siklus II yaitu 3,41

berarti kinerja guru termasuk dalam kriteria baik. Terlihat pada gambar

aktivitas siswa dibawah ini:

Gambar 4.2 aktivitas siswa saat melakukan tes pada tiap akhir pertemuan.

Pada siklus II guru melakukan refleksi berdasarkan kelemahan-

kelamahan yang terdapat pada siklus I. Refleksi yang dilakukan antara lain

meningkatkan keseriusan siswa untuk mengikuti pelajaran IPA, lebih

mengaitkan materi IPA dengan contoh kehidupan sehari-hari yang dialami

siswa, meningkatkan keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun

menjawab pertanyaan. Pada siklus II beberapa kelompok mulai aktif dalam

melakukan diskusi untuk menjawab permasalahan, serta siswa sudah

65

mempunyai kemampuan untuk mempergunakan alat-alat praktikum sehingga

mereka benar-benar mengetahui secara langsung.

Gambar 4.3 Guru memberikan bimbingan kepada siswa saat melakukan

percobaan.

Tabel 4.9 menunjukkan hasil belajar siswa yang di bawah nilai KKM

sebanyak 13 siswa (34,21%) dan yang mendapatkan nilai diatas KKM

sebanyak 25 siswa (65,78%). Namun peneliti masih perlu melakukan siklus

III karena indikator keberhasilan yang diharapkan belum tercapai.

Pada siklus III pertemuan 1 berdasarkan tabel 4.13 aktivitas siswa

memperoleh skor 3,61 atau aktivitas siswa termasuk dalam kriteria aktif.

Aktivitas siswa sudah aktif dalam kelompoknya dan sebagian besar anggota

kelompok mampu menyelesaikan masalah dalam kelompoknya serta berani

dalam mempresentasikan hasil percobaannya.

66

Gambar 4.4 Siswa terlihat antusias melakukan percobaan dan membacakan hasil percobaan kelompok.

Kinerja guru pada siklus III pertemuan 1 memperoleh skor 3,82 berarti

kinerja guru termasuk dalam kriteria baik. Tabel 4.15 Hasil belajar siswa

siklus III pertemuan 1 yang mendapatkan nilai di bawah nilai KKM sebanyak

7 siswa (18,42%) dan yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 31 siswa

(81,58%). Berdasarkan tabel 4.13 aktivitas siswa siklus III pertemuan 2

memperoleh skor 4,29 berarti aktivitas siswa termasuk katagori sangat aktif.

Terdapat peningkatan aktivitas siswa dari siklus III pertemuan 1 ke pertemuan

2 sebesar 0,68. Tabel 4.17 kinerja guru pada siklus III pertemuan 2

memperoleh skor 4,35 dengan kriteria sangat baik sehingga terdapat

peningkatan dari siklus III pertemuan 1 ke pertemuan 2 sebesar 0,43. Tabel

4.19 hasil belajar siswa pada siklus III pertemuan 2 yang mendapatkan nilai di

bawah nilai KKM sebanyak 4 siswa (11,43%) dan yang mendapatkan nilai

diatas KKM sebanyak 34 siswa (88,57%) sehingga terdapat peningkatan hasil

belajar sebesar 6,99%. Pada siklus III secara keseluruhan siswa lebih

termotivasi dalam belajar IPA sehingga berdampak pada hasil belajar yang

mereka peroleh. Dapat peneliti tuliskan hasil skor rata-rata pengamatan

67

pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses selama penelitian

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.21 Rekapitulasi aktivitas siswa

No Siklus Skor Kriteria

1. Siklus I pertemuan 1 2,44 Kurang Aktif 2. Siklus I pertemuan 2 2,51 Kurang Aktif 3. Siklus II 3,10 Cukup Aktif 4. Siklus III pertemuan 1 3,61 Aktif

5. Siklus III pertemuan 2 4,29 Sangat Aktif

Peningkatan hasil aktivitas siswa siklus I, siklus II dan siklus III dapat

dilihat pada gambar 4.5 berikut ini:

Gambar 4.5 Grafik hasil aktivitas siswa

Data hasil kinerja guru dalam mengajar dapat dilihat pada tabel 4.11

berikut ini:

Tabel 4.22 Rekapitulasi kinerja guru

No Siklus Nilai rata-rata Kriteria

1. Siklus I pertemuan 1 2,65 Cukup Baik

2. Siklus I pertemuan 2 2,94 Cukup Baik

3. Siklus II 3,41 Baik

4. Siklus III pertemuan 1 3,82 Baik

5. Siklus III pertemuan 2 4,35 Sangat Baik

2.44 2.513.1

3.61

4.29

0

1

2

3

4

5

Siklus I

pert.1

Siklus I

pert.2

Siklus II Siklus III

pert.1

Siklus III

pert.2

Aktivitas Siswa

68

Peningkatan hasil kinerja guru dalam mengajar siklus I, siklus II dan

siklus III dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut ini:

Gambar 4.6 Grafik hasil kinerja guru dalam mengajar Tabel 4.23 Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa

No Siklus Kriteria (%)

Belum tuntas Tuntas

1. Sebelum tindakan 64,10 35,90 2. Siklus I pertemuan 1 81,08 18,92 3. Siklus I pertemuan 2 18,72 81,58 4. Siklus II 34,21 65,78 5. Siklus III pertemuan 1 18,42 81,58 6. Siklus III pertemuan 2 11,43 88,57

Peningkatan hasil tes sebelum tindakan, siklus I, siklus II dan siklus III

dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini:

Gambar 4.7 Grafik ketuntasan hasil belajar siswa

2.652.94

3.413.82

4.35

0

1

2

3

4

5

Siklus I

pert.1

Silkus I

pert.2

Siklus II Siklus III

pert.1

Siklus III

pert.2

Kinerja Guru Mengajar

35.90

18.92

81.58

65.78

81.5888.57

0

20

40

60

80

100

Sebelum

tindakan

Siklus I

pert.1

S iklus I

pert.2

S iklus II S iklus III

pert.1

S iklus III

pert.2

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa (%)

69

Dengan melihat hasil penelitian tindakan kelas, menurut peneliti semua

indikator keberhasilan sudah tercapai pada siklus III. Materi pembelajaran

yang diberikan pada siswa mendapatkan nilai yang baik sehingga guru hanya

perlu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada materi selanjutnya.

70

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh

kesimpulan bahwa siswa dapat mencapai ketuntasan belajar dengan adanya

penerapan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar.

1. Aktivitas siswa menunjukkan bahwa nilai rata-rata siklus I pertemuan 1

yaitu 2,44 dengan kriteria kurang aktif, siklus I pertemuan 2 yaitu 2,51

dengan kriteria kurang aktif, siklus II diperoleh nilai 3,10 dengan kriteria

cukup aktif dan siklus III pertemuan 1 diperoleh nilai 3,61 dengan kriteria

aktif dan siklus III pertemuan 2 diperoleh nilai 4,29 dengan sangat aktif.

Kinerja guru mengajar siklus I pertemuan 1 yaitu 2,65 dengan kriteria

cukup baik dan siklus I pertemuan 2 diperoleh nilai 2,94. Pada siklus II,

kinerja guru mengajar mengalami peningkatan menjadi 3,41 dengan

kriteria baik. Sedangkan pada siklus III pertemuan 1 memperoleh nilai

3,82 dengan kriteria baik dan siklus III pertemuan 2 mengalami

peningkatan menjadi 4,35 dengan kriteria sangat baik.

2. Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar

sebelum dilakukan tindakan sebesar 35,90%, siklus I pertemuan 1 sebesar

18,92%, siklus I pertemuan 2 sebesar 81,58%. Siklus II sebesar 65,78%

71

dan siklus III pertemuan 1 sebesar 81,58% dan siklus III pertemuan 2

sebesar 88,57%.

B. Saran

Berdasarkan pengamatan peneliti selama melaksanakan penelitian

tindakan kelas pada kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat, peneliti menyajikan

saran sebagai berikut:

1. Mengajar dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses ini perlu

untuk dilaksanakan oleh guru SD Negeri 1 Metro Pusat, karena dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa menjadi aktif dan

terlatih untuk bekerja sama dengan orang lain. Selain itu, pendekatan

pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru sebaiknya menggunakan berbagai alat bantu/media

pembelajaran yang mudah didapatkan dengan menggunakan lingkungan

sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, dan

menyenangkan agar siswa terlibatkan aktif dalam pembelajaran.

3. Bagi pihak sekolah, harus melengkapi alat-alat percobaan sehingga dapat

meningkatkan keterampilan proses belajar siswa.

72

DAFTAR PUSTAKA

Adimiharja, Mintarsih, dkk. (2006). Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.

Jakarta. Bundu, Patta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam

Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Departeman Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovarif. Publisher.

Jakarta . Dimyati, Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Ekaputra. (2009). Aktivitas dan Tingkah Laku Belajar. 26 Desember (2009)

http://Ekaputra.blog.com/2009/aktivitas-dan-tingkah-laku-belajar/.

Hamalik, Oemar. (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

--------------------. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta Haryanto. (2004). Sains SD Kelas IV. Erlangga. Jakarta. Hasan, Alwi. (1996). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta. Karso. (1995). Materi Pokok Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Universitas

Terbuka. Jakarta. Meliza. (2005). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia melalui

Pendekatan Keterampilan Proses pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia

pada Siswa Kelas XI SMA YP Unila. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.

73

Mulyasa. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Muslich, Mansur. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Bumi Aksara. Jakarta. Nasution, Noehi. (2004). Materi Pokok Pendidikan IPA di SD;1-6. Universitas

Terbuka. Jakarta. Purwanto, M, Ngalim. (2008). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

PT. Remaja Rosdakarya. Bandung Sagala, Saipul, H. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabet. Bandung. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Stándar Proses

Pendidikan. Prenada Media. Jakarta.

Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional). (2009). Sinar Grafika. Jakarta

Subagyo, Yusup. (2006). Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan

Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama

pada Pokok Bahasan Suhu dan Pemuaian (skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang

Sudjana, Nana. Pengertian Hasil Belajar. 4 Juli 2009. (27 November, 2009).

http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar/.

Sudrajat, Akhmad. Hakikat Belajar. 31 Januari 2008. (24 Desember, 2009). http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/hakikat-belajar/.

Sutrisno, Kresnadi, Kartono (2007). Pengembangan Pembelajaran IPA SD.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sunyono. (2009). Modul PLPG. Perancangan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah.

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Syah, Muhibbin. (2007). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Remaja

Rosdakarya. Bandung. Wiriaatmadja, Rochiati. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Remaja

Rosdakarya. Bandung.