BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar...

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat kemajuan Pasar Modal suatu negara terletak pada variasi instrumen investasi yang tersedia, baik yang berisiko rendah hingga berisiko tinggi. Variasi instrumen Pasar Modal yang biasanya diperdagangkan di Bursa Efek berupa saham, obligasi, valuta asing, reksadana dan sebagainya. Ragam instrumen pasar ini akan menentukan tingkat likuiditas pasar dan sangat menentukan Pasar Modal tersebut dapat diminati investor. 1 Terbukti dari jumlah investor domestik di Pasar Modal Indonesia yang meningkat dari 20% menjadi 40%. Hal ini mencerminkan bahwa para investor domestik mulai aktif dalam kegiatan di Pasar Modal. Meskipun jumlah investor asing masih menguasai di Pasar Modal Indonesia. Seperti yang dituturkan oleh Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI), Uriep Budhi Prasetyo yang menyatakan bahwa ―investor saham di Indonesia sudah mulai banyak, saat ini sedikitnya 400 ribu‖ kondisi tersebut menimbulkan optimisme bahwa jumlah investor domestik akan semakin bertambah di Pasar Modal. 2 Pertumbuhan jumlah investor domestik tentu akan membawa dampak baik pada instrumen rekasadana. Salah satunya pada tahun 1997, sektor Pasar Modal dalam upaya untuk mengoptimalkan investasi di Indonesia tidak hanya melalui Reksadana 1 I Putu Gede Ary Suta, Menuju Pasar Modal Modern (Jakarta; Yayasan SAD Satria Bhakti, 2000), 17. 2 Agustina Melani, ―Investor Lokal Bakal Serbu Pasar Modal‖, dalam http://bisnis.liputan6.com/read/2221585/investor-lokal-bakal-serbu-pasar-modal, 29 April 2015 pkl 20.09. 2

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya. 1.

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tingkat kemajuan Pasar Modal suatu negara terletak pada variasi instrumen

investasi yang tersedia, baik yang berisiko rendah hingga berisiko tinggi. Variasi

instrumen Pasar Modal yang biasanya diperdagangkan di Bursa Efek berupa saham,

obligasi, valuta asing, reksadana dan sebagainya. Ragam instrumen pasar ini akan

menentukan tingkat likuiditas pasar dan sangat menentukan Pasar Modal tersebut dapat

diminati investor.1

Terbukti dari jumlah investor domestik di Pasar Modal Indonesia yang meningkat

dari 20% menjadi 40%. Hal ini mencerminkan bahwa para investor domestik mulai

aktif dalam kegiatan di Pasar Modal. Meskipun jumlah investor asing masih menguasai

di Pasar Modal Indonesia. Seperti yang dituturkan oleh Direktur Pengawasan Transaksi

dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI), Uriep Budhi Prasetyo yang menyatakan

bahwa ―investor saham di Indonesia sudah mulai banyak, saat ini sedikitnya 400 ribu‖

kondisi tersebut menimbulkan optimisme bahwa jumlah investor domestik akan

semakin bertambah di Pasar Modal.2

Pertumbuhan jumlah investor domestik tentu akan membawa dampak baik pada

instrumen rekasadana. Salah satunya pada tahun 1997, sektor Pasar Modal dalam upaya

untuk mengoptimalkan investasi di Indonesia tidak hanya melalui Reksadana

1 I Putu Gede Ary Suta, Menuju Pasar Modal Modern (Jakarta; Yayasan SAD Satria Bhakti, 2000), 17.

2Agustina Melani, ―Investor Lokal Bakal Serbu Pasar Modal‖, dalam

http://bisnis.liputan6.com/read/2221585/investor-lokal-bakal-serbu-pasar-modal, 29 April 2015 pkl 20.09.

2

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya. 1.

15

Konvensional tetapi juga melalui Rekasadana Syariah. Salah satunya dimulai oleh PT

Danareksa Investment Management (DIM) dengan menerbitkan instrumen Pasar Modal

syariah yang pertama yaitu Reksadana Syariah pada tahun 1997 dan perkembangannya

sangat pesat hingga saat ini.3

Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20/DSN-MUI/IV/2001,

Reksadana Syariah disebut juga dengan Islamic Investment Fund yang merupakan suatu

lembaga investasi yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip-prinsip syariah islam,

baik dalam bentuk akad antara pemodal (shahibul mal) dengan manajer investasi

sebagai wakil shahibul mal, maupun antara manajer investasi dengan pengguna dana

investasi. Reksadana Syariah mengharamkan adanya unsur riba dan spekulasi yang

didalamnya mengandung gharar seperti najsy pada proses screening. Perbedaan ini

membawa dampak pada alokasi dan komposisi aset dalam portofolionya. Dasar hukum

Reksadana Syariah terdapat dalam surat An-Nisa ayat 29 sebagai berikut: 4

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka

sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.5

Hadith Nabi Muhammad SAW sebagai berikut

جائزبينالمسلمينإالصلحاحرمحالالأوأحلحراماوالمسلمونعلىشروطهم لحالص )رواهالترمذيعنعمروبنعوف( إالشرطاحرمحالالأوأحلحراما

Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang

mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat

3 Andrian Sutedi, Pasar Modal Syariah, Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah

(Jakarta: Sinar Grafika, 2011), 69. 4 Mejelis Ulama Indonesia, ―Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20/DSN-MUI/IV/2001‖, dalam

http://www.bapepam.go.id/syariah/fatwa/pdf/20-pedoman_investasi_reksa_dana.pdf (15, Maret, 2015), 3. 5 Al-Qur‘an, 4: 29.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya. 1.

16

dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau

menghalalkan yang haram (Hadith Riwayat Tirmizi dari ‗Amr bin ‗Auf)

Sebagai investor hal-hal yang mutlak dilakukan sebelum berinvestasi adalah

menentukan tujuan investasi dan melakukan analisis sekuritas. Sedangkan tujuan

investasi salah satunya adalah profit. Pada Reksadana Syariah untuk mengetahui

besarnya tingkat pengembalian investasi dapat melihat dan mengamati data-data historis

yang ditampilkan dari masa lalu hingga sekarang. Data historis yang dapat dengan

mudah dicermati adalah Net Asset Value (NAV) atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) perunit

penyertaan reksadana.6

Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah terus mengalami perubahan seperti

yang dapat dilihat pada Tabel 1.1, yang diakibatkan oleh berbagai faktor yang

mempengaruhi. Perubahan tersebut dikarenakan mekanisme investasi pada reksadana

adalah market-based return yang berarti mekanisme pasar yang menentukan besar

kecilnya rate of return yang akan diperoleh seorang investor.7

Tabel 1.1

Jumlah dan Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah dan Total8

Perbandingan Jumlah Reksadana Perbandingan NAB (Rp. Miliar)

Tahun Reksadana

syariah

Reksadana

Total

Reksadana

Syariah

Reksadana

Total

2010 48 612 5.225,78 149.087,37

2011 50 646 5.564,79 168.236,89

2012 58 754 8.050,07 212.592,04

2013 65 823 9.432,19 192.544,52

2014 74 894 11.158,00 241.462,09

Sumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Menurut data OJK pada tahun 2015 dalam Tabel 1.1 di atas, jumlah Reksadana

Konvensional hingga Desember 2014 sebanyak 894 dengan total Nilai Aktiva Bersih

6 Yuni Elvira dan Fiteriyanto, ― NAB Reksadana Berlomba dengan Tingkat Suku Bunga‖, Jurnal Pasar

Modal, No. 06/VIII/Juni 1997, 23. 7 Agus Sugiarto, ―Stabilitas Reksa Dana, Deposito dan Pembiayaan Jangka Panjang‖, Reksa Dana,. Vol.

511, (November, 2007), 3. 8Otoritas Jasa Keuangan, ―Statistik Reksadana Syariah November 2014‖, dalam

http://www.ojk.go.id/dl.php?i=3831 (15, Maret, 2015), 2.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya. 1.

17

(NAB) sebesar Rp 241.462,09 triliun dan Reksadana Syariah sebanyak 74 dengan total

Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar Rp 11.158,00 triliun. Data ini menunjukkan bahwa

perkembangan Reksadana Syariah mengalami tren pertumbuhan yang positif meskipun

sampai saat ini Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah hanya 23% Nilai Aktiva

Bersih (NAB) reksadana total. Sedangkan jumlah investor domestik di Pasar Modal

Indonesia meningkat dari 20% menjadi 40%.

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Sylviana9 dan Hasbi

10 menunjukkan

variabel makroekonomi yang mempengaruhi Reksadana Syariah meliputi Sertifikat

Bank Indonesia (SBI), nilai tukar rupiah terhadap dolar (KURS), Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG), dan Jakarta Islamic Index (JII). Oleh karena itu, dalam perspektif

yang lebih khusus pengaruh variabel makroekonomi yang meliputi inflasi, Pendapatan

Domestik Bruto (PDB), dan nisbah Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap

Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah inilah yang akan menjadi fokus di dalam

penelitian ini. Sebagaimana didukung oleh pendapat Sukirno yang menyatakan bahwa

beberapa faktor yang mempengaruhi investasi adalah suku bunga, tingkat keuntungan

investasi yang diramalkan, tingkat pendapatan nasional, situasi politik dan kemajuan

teknologi.11

Inflasi merupakan suatu kondisi dimana harga barang atau jasa serta barang-barang

produksi mengalami kenaikan secara bersama-sama dan terus menerus. Situasi ini

menyebabkan biaya produksi akan meningkat yang berakibat pada semakin kecilnya

9 Widya Sylviana, ―Pengaruh Variabel Makro Ekonomi terhadap Pertumbuhan Imbal Hasil Reksadana

Syariah Periode November 2004 sampai Juni 2006 dengan menggunakan data panel‖ (Tesis—

Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta, 2006), 1-4. 10

Hariandy Hasbi, ―Kinerja Reksadana Syariah Tahun 2009 di Indonesia‖, Jurnal Keuangan dan

Perbankan, Vol.14, No. 1 (Januari, 2010), 71 11

Sadono Sukirno, Makroekonomi: Teori Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 122.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya. 1.

18

return yang diberikan kepada investor. Semakin kecilnya return menjadikan kurang

berminatnya investor untuk berisvestasi di Pasar Modal, sehingga dana yang dikelola

pada investasi Reksadana Syariah juga akan berkurang. Investor juga akan lebih

memilih investasi pada instrumen yang lebih menguntungkan. Menurut Soemitro

terjadinya inflasi akan menyebabkan menurunnya total real return investasi.

Pendapatan yang diterima dari kegiatan investasi reksadana bisa jadi tidak dapat

menutup kehilangan karena menurunnya daya beli (loss of purchasing power).12

Didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Akbar13

dan Sjaputera yang

menghasilkan bahwa inflasi memiliki pengaruh terhadap Reksadana Syariah.14

Oleh

karena itu dalam penelitian ini diharapkan mendapatkan hasil uji yang menunjukkan

pengaruh inflasi terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah.

Gross Development Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan

indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian yang berlangsung

disuatu negara. Produk Domestik Bruto (PDB) dinilai dapat memberikan pengaruh

terhadap Reksadana Syariah. Karena pertumbuhan investasi di suatu negara akan

dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Semakin baik tingkat

perekonomian suatu negara, maka semakin baik juga tingkat kemakmuran

penduduknya. Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi ini umumnya ditandai dengan

adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakatnya dengan adanya peningkatan

pendapatan tersebut, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana.

12

Andri Soermitra, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis (Jakarta: Kencana, 2009), 181. 13

Bendot Chairul Akbar, ―Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Makro dan Tingkat Pengembalian Pasar

Terhadap Imbal Hasil Reksadana (Studi Dengan Menggunakan Vector Autoregression)‖ (Tesis--

Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta, 2004), 2-3. 14

M. Romaz Sjaputera, ―Pengaruh Perubahan Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Uang, Tingkat Suku Bunga

Bebas Risiko dan Indeks Syariah Terhadap Kinerja Reksa Dana Syariah‖ (Tesis--Pascasarjana Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005), 1-3.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya. 1.

19

Kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk tabungan

atau diinvestasikan. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sukirno bahwa

tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat, dan

selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan

terhadap barang-barang dan jasa-jasa. Maka keuntungan perusahaan akan bertambah

tinggi dan ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi.15

Meskipun dalam

penelitian yang telah dilakukan oleh Kewal16

menunjukkan bahwa Produk Domestik

Bruto (PDB) tidak berpengaruh terhadap investasi, tetapi diharapkan dalam penelitian

ini dapat menguji pengaruh Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terhadap Reksadana

Syariah.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/11/PBI/2008, Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) sebagai instrumen Pasar Uang dan salah satu instrumen

operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan

prinsip syariah. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) bagi Bank Syariah dijadikan

alat instrumen investasi, sebagaimana Sertifikat Bank Indonesia (SBI) di Bank

Konvensional. Menurut penelitian Beik17

dan Fatmawati, Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) memiliki hubungan negatif dengan investasi yang ada pada Jakarta

Islamic Index (JII). Hal ini dikarenakan menurut Kane dan Markus variabel

makroekonomi yang paling penting dalam pengambilan keputusan investasi adalah suku

bunga dan keputusan yang akan diambil tergantung pada keakuratan dalam

15

Sadono Sukirno, Makroekonomi ..., 130-131 16

Suramayu Suci Kewal, ― Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan Pendapatan Domestik

Bruto (PDB) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan‖, Jurnal Economia, Vol. 08, No. 1 (April 2012),

53. 17

Irfan Syauqi Beik dan Sri Wulan Fatmawati, ―Pengaruh Indeks Harga Saham Syariah Internasional dan

Variabel Makroekonomi terhadap Jakarta Islamic Index‖, Al-Iqtishad, Vol. VI, No. 2 (Juli, 2014), 156.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya. 1.

20

memprediksi suku bunga di masa yang akan datang.18

Jadi, apabila dalam Ekonomi

Syariah yang menghapuskan suku bunga dengan nisbah imbal hasil maka investor akan

melihat dan memprediksi besaran nisbah pada Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) apakah

lebih besar dari pada nisbah yang diterima dari investasi yang dilakukan pada Pasar

Modal yang salah satunya Reksadana Syariah. Apabila nisbah Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) lebih tinggi dari pada nisbah Reksadana Syariah maka tentu investor

akan memilih untuk mengalokasikan dananya pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) dan tentu akan berdampak pada berkurangnya Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Reksadana Syariah, berlaku juga sebaliknya. Dengan demikian nisbah Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) yang tinggi menyebabkan penurunan harga sekuritas pada

Pasar Modal.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti melakukan identifikasi

masalah dan membatasi masalah yang muncul, karena latar belakang di atas masih

sangat luas memaparkan berbagai fenomena sosial, intelektual, pragmatis, dan setting

penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk menangkap permasalahan yang terdapat dalam

uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap

selanjutnya.

1. Identifikasi Masalah

Adapun masalah-masalah yang terdapat pada latar belakang dapat diidentifikasi

diantaranya sebagai berikut:

18

Bodie, Zvi, Alex Kane dan Alan J. Markus, Investment, Fourth Edition ( Singapore: McGraw-Hill Co.,

Inc, 1999), 213.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya. 1.

21

a. Terbukti dari jumlah investor domestik di Pasar Modal Indonesia yang meningkat

dari 20% menjadi 40%. Hal ini mencerminkan bahwa para investor domestik mulai

aktif dalam kegiatan di Pasar Modal. Meskipun jumlah investor asing masih

menguasai di Pasar Modal Indonesia.Perubahan Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Reksadana Syariah diakibatkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Karena mekanisme investasi pada reksadana adalah market-based return.

b. Menurut data OJK pada tahun 2015, jumlah Reksadana Syariah sebanyak 74

dengan total Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar Rp 11.158,00 triliun akan tetapi

masih tergolong kecil hanya 23% dari total Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana

total. Sedangkan jumlah investor domestik di Pasar Modal Indonesia meningkat

dari 20% menjadi 40%.

c. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Sylviana19

dan Hasbi20

menunjukkan

variabel makroekonomi yang mempengaruhi Reksadana Syariah meliputi Sertifikat

Bank Indonesia (SBI), nilai tukar rupiah terhadap dolar (KURS), Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG), dan Jakarta Islamic Index (JII).

d. Sedangkan menurut pendapat Sukirno yang menyatakan bahwa beberapa faktor

yang mempengaruhi investasi adalah suku bunga, tingkat keuntungan investasi

yang diramalkan, tingkat pendapatan nasional, situasi politik dan kemajuan

teknologi21

e. Dalam perspektif yang lebih khusus pengaruh variabel makroekonomi yang

meliputi inflasi, Pendapatan Domestik Bruto (PDB), dan nisbah Sertifikat Bank

19 Widya Sylviana, ―Pengaruh..., 1-4. 20

Hariandy Hasbi, ―Kinerja..., 71. 21

Sadono Sukirno, Makroekonomi ..., 130-131.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya. 1.

22

Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah

inilah yang akan menjadi fokus di dalam penelitian ini.

f. Inflasi menyebabkan semakin kecilnya return menjadikan kurang berminatnya

investor untuk berinvestasi di Pasar Modal, sehingga dana yang dikelola pada

investasi Reksadana Syariah juga akan berkurang.

g. Semakin tingginya pendapatan maka semakin banyak kelebihan dana yang dapat

dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam

bentuk surat berharga yang diperdagangkan dalam Pasar Modal.

h. Apabila nisbah Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) lebih tinggi dari pada

nisbah Reksadana Syariah maka tentu investor akan memilih untuk mengalokasikan

dananya pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan tentu akan berdampak

pada berkurangnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah

2. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas. Maka peneliti memutuskan untuk

membatasi masalah karena terbatasnya waktu dan daya yang tersedia. Maka identifikasi

masalah dibatasi menjadi beberapa hal sebagai berikut:

a. Adanya masalah inflasi, Pendapatan Domestik Bruto (PDB), dan nisbah Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana

Syariah.

b. Adanya masalah inflasi dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah.

c. Adanya masalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan Nilai Aktiva Bersih

(NAB) Reksadana Syariah.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya. 1.

23

d. Adanya masalah nisbah Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Nilai Aktiva

Bersih (NAB) Reksadana Syariah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang dilakukan oleh peneliti

maka fokus masalah dimasukkan dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh yang signifikan inflasi terhadap Nilai Aktiva Bersih

(NAB) Reksadana Syariah 2010-2014?

2. Seberapa besar pengaruh yang signifikan Pendapatan Domestik Bruto (PDB)

terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah 2010-2014?

3. Seberapa besar pengaruh yang signifikan nisbah Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah 2010-2014?

4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama inflasi, Pendapatan

Domestik Bruto (PDB), dan nisbah Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah 2010-2014?

5. Apakah terdapat pengaruh signifikan yang lebih dominan antara inflasi, Pendapatan

Domestik Bruto (PDB), dan nisbah Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah 2010-2014?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dibuat memiliki tujuan yang mana penulis bermaksud dan

memperkuat penelitian yang sudah ada. Maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menguji data dan menganalisis pengaruh Inflasi terhadap Nilai Aktiva Bersih

(NAB) Reksadana Syariah 2010-2014.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya. 1.

24

2. Untuk menguji data dan menganalisis pengaruh Pendapatan Domestik Bruto (PDB)

terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah 2010-2014.

3. Untuk menguji data dan menganalisis pengaruh nisbah Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah 2010-2014.

4. Untuk menguji data dan menganalisis pengaruh secara bersama-sama inflasi,

Pendapatan Domestik Bruto (PDB), dan nisbah Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah 2010-2014.

5. Menentukan uji dan menganalisis pengaruh yang lebih dominan antara inflasi,

Pendapatan Domestik Bruto (PDB), dan nisbah Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah 2010-2014.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang dimaksud oleh peneliti dikategorikan pada dua

hal sebagai berikut:

1. Kegunaan Akademis Ilmiah (Teoritis)

Sebagai khazanah keilmuan di bidang Ekonomi Syariah khususnya tentang

Reksadana Syariah dalam mengkaji dan menelaah konsepsi-konsepsi para ekonom

Islam, yang mana hal ini sangat berpengaruh dalam proses transformasi ilmu

pengetahuan dalam lingkup Pasar Modal syariah.

2. Kegunaan Sosial (Praktis)

a. Bagi Penulis, penelitian ini akan menambah khazanah pemikiran dan

pengetahuan penulis dalam Reksadana Syariah

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsby.ac.id/8007/4/Bab 1.pdf · uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya. 1.

25

b. Bagi Pembaca, penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi, tambahan

referensi, pengetahuan baru, dan juga sebagai acuan pada universitas lainnya

mengenai judul yang dikaji oleh peneliti.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk dapat memberikan gambaran yang komprehensip, maka penyusunan

hasilpenelitian perlu dilakukan secara runtut dan sistematis sebagai berikut :

Bab I: Pendahuluan, ialah penjelasan awal dari penelitian yang terdiri dari latar

belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan hasil penelitian, kerangka teoritik, penelitian terdahulu, dan

sistematika pembahasan.

Bab II: Tinjauan Pustaka, merupakan isi dari kerangka teori yang mana pembahasan

teori-teori yang digunakan sebagai landasan pembuatan tesis.

Bab III: Metode Penelitian, yang berisi elemen-elemen yang ada sesuai dengan jenis

penelitian yang dipilih. Metode penelitian juga berisikan teknik analisis data yang telah

dikumpulkan kemudian siap untuk diolah sebagai hasil jawaban dari penelitian.

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan paparan data dan data temuan hasil

penelitian yang kemudian diolah dengan teknik penelitian yang ada pada bab

sebelumnya.

Bab V: Penutup, berisikan kesimpulan atas penelitian yang peneliti lakukan dan

berisikan saran dan kritik.