BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A....

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng besar dunia bertemu, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Interaksi antar lempeng-lempeng tersebut lebih lanjut menempatkan Indonesia sebagai wilayah yang memiliki aktivitas kegunungapian dan kegempabumian yang cukup tinggi. Lebih dari itu, proses dinamika lempeng yang cukup intensif juga telah membentuk relief permukaan bumi yang khas dan sangat bervariasi, dari wilayah pegunungan dengan lereng- lerengnya yang curam dan seakan menyiratkan potensi longsoryang tinggi hingga wilayah yang landai sepanjang pantai dengan potensi ancaman banjir, penurunan tanah, dan tsunaminya. Permasalahannya adalah sudahkah kita mengenal dengan baik berbagai jenis dan karakter bahaya alam tersebut dan siapkah kita dalam mengantisipasinya (Pembriati, dkk. 2013). Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan morfologi yang beragam dari daratan sampai pegunungan tinggi. Keragaman morfologi ini banyak dipengaruhi oleh faktor geologi. Peristiwa tanah longsor atau dikenal dengan gerakan massa tanah, batuan atau kombinasinya, sering terjadi pada lereng alami atau lereng non alami. Tanah longsor sebenarnya merupakan fenomena alam, yaitu alam mencari keseimbangan baru akibat adanya gangguan atau faktor yang menyebabkan terjadinya pengurangan kuat Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A....

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A. Latar Belakang . Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga

lempeng besar dunia bertemu, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia

dan Lempeng Pasifik. Interaksi antar lempeng-lempeng tersebut lebih lanjut

menempatkan Indonesia sebagai wilayah yang memiliki aktivitas

kegunungapian dan kegempabumian yang cukup tinggi. Lebih dari itu, proses

dinamika lempeng yang cukup intensif juga telah membentuk relief permukaan

bumi yang khas dan sangat bervariasi, dari wilayah pegunungan dengan lereng-

lerengnya yang curam dan seakan menyiratkan potensi longsoryang tinggi

hingga wilayah yang landai sepanjang pantai dengan potensi ancaman banjir,

penurunan tanah, dan tsunaminya. Permasalahannya adalah sudahkah kita

mengenal dengan baik berbagai jenis dan karakter bahaya alam tersebut dan

siapkah kita dalam mengantisipasinya (Pembriati, dkk. 2013).

Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan

morfologi yang beragam dari daratan sampai pegunungan tinggi. Keragaman

morfologi ini banyak dipengaruhi oleh faktor geologi. Peristiwa tanah longsor

atau dikenal dengan gerakan massa tanah, batuan atau kombinasinya, sering

terjadi pada lereng alami atau lereng non alami. Tanah longsor sebenarnya

merupakan fenomena alam, yaitu alam mencari keseimbangan baru akibat

adanya gangguan atau faktor yang menyebabkan terjadinya pengurangan kuat

Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A. Latar Belakang . Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng

2

geser serta peningkatan tegangan geser tanah (Suryolelono, 2002 dalam

Kuswaji, 2008).

Menurut Goenadi et al. (2003) dalam Alhasanah (2006), faktor yang

menyebabkan terjadinya tanah longsor secara alamiah meliputi morfologi

permukaan bumi, penggunaan lahan, litologi, struktur geologi, dan kegempaan.

Selain faktor alamiah, juga disebabkan oleh faktor aktivitas manusia yang

mempengaruhi suatu bentang alam, seperti kegiatan pertanian, pembebanan

lereng, pemotongan lereng, dan penambangan. Dampak yang ditimbuklan dari

bencana tanah longsor dapat bersifat lokal (dibandingkan dengan gempa bumi

dan letusan gunung api), sering terjadi dan dapat mematikan manusia karena

kejadiannya yang tiba-tiba.

Sejumlah peristiwa bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah

indonesia selama tahun 2009 terjadi bencana longsor sebanyak 225 dari jumlah

tersebut yang paling banyak memakan korban jiwa adalah tanah longsor yang

terjadi di Jawa Tengah dengan 23 meninggal dan hilang 13 jiwa terluka

kerusakan 1770 unit rumah dan 11 unit fasilitas umum.Di Propinsi Sulawesi

Selatan menelan korban meninggal dan hilang 14 jiwa sedang propinsi jawa

barat menelan korban 13 jiwa (BNPB data bencana Indonesia Tahun 2009).

Beberapa faktor penyebab utama timbulnya banyak korban akibat

bencana adalah karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bencana dan

kurangnya kesiapsiagaan masyarakat dalam mengantisipasi bencana tersebut.

Dalam manajemen resiko bencana dikenal tindakan pengurangan risiko bencana

(disaster risk reduction measure). Manajemen risiko bencana merupakan ilmu

Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A. Latar Belakang . Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng

3

pengetahuan yang terkait dengan upaya untuk mengurangi risiko, yang meliputi

tindakan persiapan sebelum bencana terjadi, dukungan, dan membangun

kembali masyarakat saat bencana terjadi.

Secara geografis Kabupaten Purbalingga terletak di bagian Barat Daya

wilayah Provinsi Jawa Tengah pada posisi 101º11´-109 º35´ Bujur Timur dan

7º10´ - 7º29´ Lintang Selatan. Di Purbalingga wilayah yang masuk kawasan

rawan Tanah longsor terdapat di sebagian kecil Kecamatan Kemangkon,

sebagian kecil Kecamatan Kaligondang, sebagian Kecamatan Karangjambu,

sebagian kecil Kecamatan Karanganyar, sebagian kecil Kecamatan Kertanegara,

sebagian kecil Kecamatan Bojongsari, sebagian kecil Kecamatan Bobotsari,

sebagian kecil Kecamatan Mrebet, sebagian Kecamatan Rembang, dan sebagian

kecamatan Karangmoncol. Didapatkan data dari tahun 2013-2015 untuk daerah

ancaman bencana tanah longsor di Kabupaten Purbalingga sebagai berikut,

untuk Kecamatan Kemangkon ada 45 terancam tanah longsor, Kecamatan

Kaligondang ada 1975 terancam tanah longsor, Kecamatan Karangjambu ada

1077 terancam tanah longsor, Kecamatan Karanganyar ada 1381 terancam tanah

longsor, Kecamatan Kertanegara ada 167 terancam tanah longsor, Kecamatan

Bojongsari ada 96 terancam tanah longsor, Kecamatan Bobotsari ada 461

terancam tanah longsor, Kecamatan Mrebet ada 69 terancam tanah longsor,

Kecamatan Rembang 2075 teranam tanah longsor, dan Kecamatan

Karangmoncol ada 845 terancam tanah longsor (BPBD Kabupaten Purbalingga,

2013-2015).

Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A. Latar Belakang . Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng

4

Berdasarkan Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan pada

tahun 2015, longsor di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar pada

tahun 2007 mengakibatkan puluhan rumah rusak dan puluhan nyawa melayang.

Analisis tingkat kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana longsor

merupakan elemen penting untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat

dalam menghadapi bencana longsor yang akan terjadi di masa mendatang dan

untuk meminimalkan dampak negatif yang timbul akibat bencana longsor.

Penelitian ini dilakukan di Desa Tengklik dan Desa Tawangmangu Kecamatan

Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengidentifikasi strategi coping yang dilakukan masyarakat lokal dan menilai

tingkat kapasitas masyarakat lokal dalam menghadapi bencana longsor.

Masyarakat lokal menerapkan empat tipe strategi coping, yaitu ekonomi,

struktural, sosial dan kultural. Terdapat 51,6% responden mempunyai tingkat

kapasitas yang tinggi, 33,3% berada pada tingkat sedang dan hanya 15,1% yang

berada pada tingkat rendah. Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kapasitas

masyarakat adalah tingkat pendidikan, penghasilan dan tipe rumah.

Tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dalam menghadapi bencana

tanah longsor sangat penting. Dimana Pengetahuan atau knowledge atau hal tahu

atau pemahaman akan sesuatu yang bersifat spontan tanpa mengetahui seluk

beluknya secara mendalam. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah ilmu

pengetahuan yang bersifat metodis, sistematis, dan logis. Metode maksudnya

pengetahuan tersebut diperoleh dengan menggunakan cara kerja yang terperinci,

dan telah ditentukan sebelumnya, metode itu dapat dedukatif atau induktif.

Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A. Latar Belakang . Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng

5

Sistematis maksudnya pengetahuan tersebut merupakan sesuatu keseluruhan

yang mandiri dari hal-hal yang saling berhubungan sehingga dapat

dipertanggung jawabkan. Logis maksudnya proposisi-proposisi (pertanyaan)

yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan nasional sehingga dapat

ditarik keputusan yang rasional pula (Notoatmojo, 2010).

Pengetahuan mempengaruhi munculnya dampak-dampak diantaranya

dampak ekonomi seperti hilangnya mata pencaharian, tidak berfungsinya pasar

tradisional, kerusakan, hilangnya harta benda, ternak, dan terganggunya

perekonomian masyarakat. Dampak lingkungan antara lain ekosistem, lahan

pertanian, sumber air bersih. Dampak sarana dan prasarana antara lain kerusakan

rumah penduduk, jembatan, jalan, bangunan, fasilitas sosial dan fasilitas umum,

instalasi listrik.

Secara realita memang tidak mudah dilakukan karena penanggulangan

bencana melibatkan semua pihak baik pemerintah setempat maupun warga

masyarakatnya. Hal ini sesuai pendapat Susanto (2006), yang menyatakan

bahwa tak gampang untuk menerapkan berbagai kebijakan dalam suasana

bencana. Karenanya dalam masa-masa normal perlu terus dilakukan kesiapan

yang meliputi pencegahan. Juga harus terus dilakukan penyuluhan dan

sosialisasi secara luas agar masyarakat memiliki kemampuan dan mau berperan

aktif mencegah dan menyiapkan langkah-langkah antisipasi meskipun dengan

skala kecil.

Pada tanggal 3 November 2012 terjadi musibah bencana tanah longsor

di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga. Akibat dari

Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A. Latar Belakang . Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng

6

bencana tersebut ada 9 korban jiwa, 2 rumah rusak dan kerugian mencapai 15

juta. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPBD Kabupaten Purbalingga

dimana angka ancaman bencana tanah longsor paling tinggi yaitu di Desa

Panusupan, Kecamatan Rembang sebanyak 954 daerah yang terancam tanah

longsor. Sehingga Peneliti bermaksud mengambil lokasi di Desa Panusupan

Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.

Berdasarkan hasil uraian diatas serta guna meningkatkan pengetahuan

kesiapsiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi bencana tanah longsor, maka

peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh pendidikan kesiapsiagaan

bencana terhadap pengetahuan tanah longsor di Desa Panusupan, Kecamatan

Rembang, Kabupaten Purbalingga”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memuat rumusan masalah

yaitu “Adakah pengaruh kesiapsiagaan bencana kesehatan terhadap pengetahuan

tanah longsor di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten

Purbalingga”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan Bencana

Terhadap Pengetahuan Tanah Longsor di Desa Panusupan, Kecamatan

Rembang, Kabupaten Purbalingga.

Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A. Latar Belakang . Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng

7

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan

bencana tanah longsor di Desa Panusupan sebelum diberi pendidikan

kesehatan.

b. Untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat tentang bencana tanah

longsor di Desa Panusupan sesudah diberi pendidikan kesehatan.

c. Mingidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan

kesiapsiagaan bencana tanah longsor di Desa Panusupan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan peneliti

serta untuk menambah wawasan bagi mahasiswa sebagai referensi bagi

penelitian selanjutnya.

2. Bagi Peneliti Lain

Sebagai penelitian lebih lanjut agar bisa untuk disempurnakan lagi.

3. Bagi Institusi

Sebagai sumber informasi kepustakaan dalam pengembangan ilmu

kesehatan khususnya di bidang keperawatan gawat darurat.

4. Bagi Responden

Untuk menambah pengetahuan tentang bencana tanah longsor.

E. Penelitian Terkait

Penelitian yang terkait dengan judul penelitian diatas adalah :

Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A. Latar Belakang . Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng

8

1. ‘’ Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pengurangan Risiko Bencana

Tanah Longsor Di Desa Gudangkahuripan Kecamatan Lembang”. (Joko

Priono, 5, 2005).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi kerentanan bencana

tanah longsor di desa Gudangkahuripan di mana wilayahnya sebagian besar

merupakan perbukitan dan banyak cekungan, serta pola penggunaan lahan

yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan serta kurangnya kesadaran

masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pengurangan risiko

bencana. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pengetahuan dan

pemahaman terhadap fenomena bencana alam, sampai pada sikap dan

perilaku masyarakat terhadap bencana alam itu sendiri sangat diperlukan

dalam upaya pengurangan risiko bencana tanah longsor berbasis masyarakat.

Hasil rencana tindak lanjut pengembangan model peningkatan

kesadaran masyarakat menetapkan kegiatan berupa peningkatan motivasi

masyarakat dan pemutaran film kebencanaan. Hasil implementasi dan

observasi menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat antara

lain adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman warga tentang mitigasi

bencana tanah longsor, komitmen warga untuk terlibat secara aktif dalam

kegiatan pengurangan risiko bencana dan semakin peduli dengan kondisi

lingkungannya.

Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada fokus, subyek, waktu

dan tempat penelitian. Penelitian ini mengangkat tentang “Pengaruh

Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A. Latar Belakang . Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng

9

pendidikan kesiapsiagaan terhadap pengetahuan bencana tanah longsor di

Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga”.

2. “Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Masyarakat Lokal Terhadap Bencana

Tanah Longsor di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo”. (Wonge,

MYS, 2010).

Tujuan penelitian ini adalah (1). Menentukan dan menganalisis pola

spasial tingkat kerawanan tanah longsor di Kecamatan Kokap Kabupaten

Kulon Progo, w(2). Menentukan dan mengidentifikasi elemen risiko

(penduduk, pemukiman, jalan) berdasarkan zona kerawanan bencana tanah

longsor, (3). Menentukan tingkat kerentanan dari elemen risiko (penduduk,

pemukiman, jalan) berdasarkan zona kerawanan terhadap bencana tanah

longsor dan (4). Menilai kapasitas masyarakat dalam hal ini menilai persepsi

(pengetahuan) dan respon masyarakat dalam menghadapi bencana tanah

longsor.

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode survei dengan

metode pengambilan sampel acak berstrata (stratified random sampling).

Metode pengambilan sampel responden dilakukan berdasarkan zona

kerawanan tanah longsor (rendah, sedang, tinggi) di lokasi penelitian. Jumlah

responden dalam penelitian ini 90, yang dibagi menjadi 30 responden setiap

zona kerawanan tanah longsor. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola

spasial tingkat kerawanan tanah longsor tersebar pada lima desa di

Kecamatan Kokap. Tingkat kerawanan tanah longsor tinggi di Desa

Hargowilis (50,06%) dan Hargotirto (59,48%), tingkat kerawanan tanah

Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A. Latar Belakang . Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng

10

longsor sedang tersebar di Desa Kalirejo (97,22%), Hargorejo (76,34%),

Hargomulyo (74,37%), Hargotirto (40,52%) dan Hargowilis (36,91). Tingkat

kerawanan tanah longsor rendah di Desa Hargorejo (16,85%) dan

Hargomulyo (25,63%). Tingkat kerentanan elemen risiko (penduduk,

pemukiman dan jalan) terhadap tanah longsor di Kecamatan Kokap terbagi

menjadi tingkat kerentanan rendah, sedang dan tinggi. Tingkat persepsi

masyarakat tiap desa di Kecamatan Kokap terbagi menjadi tingkat persepsi

sedang dan tingkat persepsi tinggi terhadap tanah longsor. Tingkat persepsi

penduduk yang tergolong sedang di Desa Hargomulyo (56,35%), tingkat

persepsi penduduk yang tergolong tinggi meliputi 4 (empat) desa yaitu Desa

Hargorejo (67,86%), Desa Hargowilis (60 %), Desa Kalirejo (66,67 %) dan

Desa Hargotirto (57,5 %). Tingkat kapasitas penduduk yang tergolong tinggi

meliputi 3 (tiga) desa yaitu Desa Hargowilis (73,34 %), Desa Kalirejo (55,56

%) dan Desa Hargotirto (57,5 %), tingkat kapasitas penduduk yang tergolong

sedang meliputi 2 (dua) desa yaitu Desa Hargomulyo (78,57 %) dan Desa

Hargorejo (71,43 %).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat persepsi dan kapasitas

masyarakat di Kecamatan Kokap mempunyai hubungan dengan tingkat

kerawanan tanah longsor. Secara umum tingkat persepsi masyarakat terhadap

tanah longsor tergolong tinggi. Tingkat kapasitas masyarakat di Kecamatan

Kokap dikategorikan sedang dan tinggi dalam menghadapi bencana tanah

longsor. Masyarakat pada zona kerawanan sedang mempunyai kapasitas

Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A. Latar Belakang . Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng

11

sedang dan masyarakat pada zona kerawanan tinggi mempunyai kapasitas

tinggi menghadapi tanah longsor.

Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada fokus, subyek, waktu

dan tempat penelitian. Penelitian ini mengangkat tentang “Pengaruh

pendidikan kesiapsiagaan terhadap pengetahuan bencana tanah longsor di

Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga”,

menggunakan teknik total sampling dan menggunakan uji paired t-test.

3. “Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Kesiapsiagaan dalam Menghadapi

Bencana Banjir dan Longsor pada Remaja Usia 15-18 tahun di SMA Al-

Hasan Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten Jember”. (Firmansyah, 2014).

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik

dengan pendekatan crossectioanal. Populasi pada penelitian ini adalah 183

siswa SMA Al-Hasan dengan 125 siswa sebagai sampel. Teknik sampel yang

digunakan yaitu simple random sampling. Analisis data menggunakan uji

korelasi pearson product moment dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil

penelitian ini menunjukkan ada hubungan pengetahuan dengan perilaku

kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir dan longsor pada remaja

usia 15-18 tahun di SMA Al-Hasan Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten

Jember. (P value = 0,000, α = 0,05). Pengetahuan dan perilaku kesiapsiagaan

memiliki arah hubungan yang positif (r=0,531), artinya semakin tinggi

pengetahuan maka perilaku kesiapsiagaannya juga akan meningkat. Perawat

diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui promosi

kesehatan seperti pendidikan kesehatan dan simulasi bencana.

Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A. Latar Belakang . Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng

12

Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada fokus, subyek, waktu

dan tempat penelitian. Penelitian ini mengangkat tentang “Pengaruh

pendidikan kesiapsiagaan terhadap pengetahuan bencana tanah longsor di

Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga”,

menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji paired t test.

4. “Tingkat kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi bencana alam tanah

longsor di kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo

tahun 2012”. (Anshar Rante, 2012)

Potensi bencana alam yang tinggi yang dimiliki wilayah-wilayah di

Indonesia pada dasarnya merupakan refleksi dari kondisi geografis yang

sangat khas untuk wilayah tanah air kita.Tujuan penelitian ini untuk

menganalisis pengaruh faktor pengetahuan, sikap dan pendidikan

pengalaman keluarga terhadap kesiapsiagaan rumah tangga

dalammenghadapi di Kelurahan Battang barat Kecamatan Wara Barat, Kota

Palopo.Jenis penelitian Metode survei yang dibatasi pada survei sampel.

Populasi dalam penelitian seluruh keluarga di di Kelurahan Battang barat

sebanyak 247 KK. Sampel penelitian sebanyak 71 KK yang diambil dengan

menggunakan teknik proportional sampling. Data diperoleh dengan

wawancara menggunakan kuesioner dan melakukan observasi tentang tempat

tinggal responden, dianalisis dengan regresi logistik pada taraf kepercayaan

95%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik variabel

pendidikan pengetahuan, sikap dan pengalaman anggota keluarga

berpengaruh terhadap kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi

Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4237/2/Nur Andika Prabowo BAB I.pdf · A. Latar Belakang . Indonesia merupakan negara kepulauan tempat bertemunya tiga lempeng

13

longsor. Variabel pengetahuan dan sikap merupakan aspek paling dominan

memengaruhi kesiapsiagaan rumah tangga.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah fokus pada fokus, waktu dan

tempat. Penelitian ini mengangkat “Pengaruh pendidikan kesiapsiagaan

terhadap pengetahuan bencana tanah longsor di Desa Panusupan, Kecamatan

Rembang, Kabupaten Purbalingga”, menggunakan teknik total sampling dan

menggunakan uji paired t-test.

Pengaruh Pendidikan Kesiapsiagaan..., Nur Andika Prabowo, Fakultas Ilmu Kesehatan, UMP ,2017