BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya,...

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam UU NO. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha sadardan terencana untuk mewujudkan situasi belajar sertapelaksanaan pembelajaran. Pendidikan harus di persiapkan mulalui dari ke prefisional guru, kelas, media, metode, evaluasi, hinga prasarana, sehinga mendukung pencapaian keberhasilansuatu tujuan pendidikan. Kedua kemampuan siswa berupa prilaku, pengetahuan dan kecekatanya. Tujuan pendidikan melahirkan manusia yang cerdas, mahir, serta berdudi pekerti luhur, manusia beriman dan taqwa serta menpunyai iptek, manusia yang terampil dan baik terhadap sesama dan kepada tuhan. Pendidikan juga harus mengenaisegi afektif,kognitif dan psikomotorik siswa. Ketigailmu yang bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat serta bangsa dan negara. Tujuan akhir sekolah dan kuliah yaitu manusia bisa jadi hidup bahagia, dan membahagiakan orang lain serta memilliki kekuatan spiritual keagamaan, 1 Undang Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasonal, Undang Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasonal (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 3.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya,...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dalam UU NO. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas dijelaskan

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha sadardan

terencana untuk mewujudkan situasi belajar sertapelaksanaan pembelajaran.

Pendidikan harus di persiapkan mulalui dari ke prefisional guru, kelas, media,

metode, evaluasi, hinga prasarana, sehinga mendukung pencapaian

keberhasilansuatu tujuan pendidikan.

Kedua kemampuan siswa berupa prilaku, pengetahuan dan kecekatanya.

Tujuan pendidikan melahirkan manusia yang cerdas, mahir, serta berdudi pekerti

luhur, manusia beriman dan taqwa serta menpunyai iptek, manusia yang

terampil dan baik terhadap sesama dan kepada tuhan. Pendidikan juga harus

mengenaisegi afektif,kognitif dan psikomotorik siswa.

Ketigailmu yang bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat serta bangsa dan

negara. Tujuan akhir sekolah dan kuliah yaitu manusia bisa jadi hidup bahagia,

dan membahagiakan orang lain serta memilliki kekuatan spiritual keagamaan,

1Undang –Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasonal, Undang –

Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasonal (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.

3.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

30

pengendalian diri, ahlaq mulia. Banyak faktor orang menjadi bahagia materi,

jabatan, dan keluarga. Pendidikan harus melahirkan manusia yang hidup untuk

kepentingan orang banyak, masyarakat, dan bangsa.2

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan manusia dalam

membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi perserta didik, yang

mempunyai iman dan taqwa kepada tuhan yang maha esa, mempunyai budi

pekerti yang luhur dan berakhlak mulia, mandiri,keperibadian yang mantap,

kesehatan jasmani dan rohani, keterampilan dan pengetahuan, dan terakhir

mempunyai rasa tanggung jawab untuk bangsa dan masyarakat.3Sejalan dengan

tujuan pendidikan nasional”, agama Islam juga sangat menghargai orang yang

berilmu. Hal tersebut jelas dalam al-Qur’an surah AL- Mujadalah ayat 11 yang

berbunyi :

Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu

dan orang- orang yang di beri ilmu dengan beberapa derajat dan allah maha

mengaetahui apa yang kamu kerjakan.4

Seorang guru bertanggung jawab tentang semua tingkah laku dan

perbuatanuntuk membentuk ahlak dan kepribadian siswa, sehingatanggung jawab

2Jejen musfah, Menejemen Pendidikan (Jakarta: Prenada, 2015), hlm. 9-10.

3M.jumali, et. All Landasan Pendidikan, (Surakarta: Muhammadiyah Universiti press, 2008),

hlm. 61.

4Surah AL-Mujadalah Ayat 11

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

31

guru adalah untuk membinasiswasupaya menjadi orang yang beraklahmulia,

serta berguna bagi agama nusa dan bangsa.5

Guru dalam Islam adalah profesi sangat mulia, karna dalam pendidkan

adalah salah satu tema sentral dalam isalm, berdasarkan rencana pendidikan,

tugas guru itu ada tiga: pertama, mentransferkan ilmu pengetahuan (transfer of

knowledge);kedua, mentransferkan nilai-nilai (transfer of valuing); dan ketiga

mentransferkan keterampilan(tranfer of skill): Rasullalah telah melaksanakan

ketiga hal ini, beliau menyampaikan wahyu yang berisikan informasi dan ilmu

kepada para sahabatnya, beliau juga menanmkam nilai-nilai yang baik dan

positif,seperti nilai-nilai akidah dan akhlak mulia. Beliau juga telah

mentransferkan keterampilan dalam bentuk prilaku baik yang berkenaan dengan

aktivitas ibadah maupun akhlak, dengan demikian rasllah Muhammad SAW itu

adalah seorang pendidik.

Selain itu, dari seorang guru adalah orang yang dapat dijadikan panutan

dan contoh. Berkenaan dengan itu Muhammad Rasullah adalah orang yang telah

terbukti dapat di jadikan contoh. Hal ini di ungkapkan Allah dalam AL-Qur’an

(QS.Ahzab (33): 21)

5Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam interaksi Edukatif, (Jakarta: Reneka

Cipta, 2000), hlm. 36.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

32

Artinya : Sesungguhnya pada (diri) rasullah itu suri tauladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari kiamat dan dia

banyak menyebut Allah.6

Diantara metode andalan beliau disamping metode ceramah, tanya jawab,

pengutusa ialah cara yang baik tauladan yang baik. Dengan begitu metode inilah

yang sangat andal bagi menerpkan pedidikan Islam buat sahabat-sahabat beliau.7

Mengajarsuatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan

dengan sebaik-baiknya dan menghubungkanya dengan peserta didik sehinga

terjadi proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Hal ini juga senada dengan yang

di kemukakan oleh mohammad ali, mengajar ialah upaya dalam memberikan

perangsang atau stimulus, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa

agar terjadi proses belajar mengajar. Jadi proses kegiatan belajar mengajar dapat

di artikan sebagai interaksi dan saling mempengaruhi pendidik dan peserta didik

sehinga menimbulkan timbal balik dalam proses kegiatan belajar mengajar yang

epektif dan efisien. Dalam konsep kegiatan belajar mengajar guru memegang

peran yang penting (teacher centered) guru menetukan segalanya, siswa sebagai

objek belajar untuk mengembangkan kemampuan sesuai dangan minat dan

bakatnya, bahkan untuk belajar sesuai dengan gayanya, sangat terbatas, sebab,

dalam proses pembelajaran segalanya diatur dan di tentukan oleh guru.8

Perubahan tingkah laku adalah sebagai kegiatan proses belajar, menurut

pendapat Hilgard.Yang mengungkapkan, belajar ialah transformasicara melalui

proses atau langkah langkahnya latihan di dalam laboratarium maupun dalam

lingkungan alamiah. Belajar juga bukanhanyauntuk pengetahuan tetap belajar

ialah kegiatan mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehinga menyebabkan

munculnya perubahan prilaku. Aktivitas psikis itu terjadi karna adanya interaksi

6 “Surah QS. Ahzab (33): 21),” .

7Haidar Pura Daulay, Pendidikan Islam Dalam Lintas Sejarah (Jakarta: Prenada, 2013), hlm.

17.

8Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Prenada, 2014), hlm. 97.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

33

individu dengan lingkungan yang disadari sehinga meningkatkan aktivitas belajar

siswa.9 Pencapaian tujuan pendidikan untuk berhasil atau tidaknya bergantung

pada kegiatan aktivitas belajar yang dilakukan siswa baik ketika berada di

ruamah ataupun dalam lingkungan sekolah.10

Kegiatan penambahan informasi dan kemampuan baru peserta didikadalah

pembelajaran, yang didalamnyamencakup tiga kegiatan umum yang pertama

merencanakanpembelajaran, kedua melaksanakan perencanaan pembelajaran,

dan ketiga mengevaluasi hasil pembelajaran, agar pembelajaran bisa berhasil

sesuai dengan konpetensi yang di harapkan, sebaiknya guru berusaha

mengembangkan pembelajaran konvesional menuju arah yang kreatif dan

inovatif sehinga pembelajaran bisa efektip dan efisien dan peserta didik merasa

senang saat belajar.

Sistem kegiatan belajar mengajar (KBM)Agar dapat efektif dan praktis

guru mampu meningkatkan keterampilan peserta didik saat belajar dengan kreatif

dan inovasi baik bagi siswa kualitas maupun kuantitas, kesempatan siswa saat

balajar di tingkatkan bersama mengimplikasikan siswa secara efektip (studen

centered) dalam peroses kegiatan belajar mengajar. Guru harus mampu

menunjukan kesunguhan saat mengajar sehinga mampu membangun aktivitas

siswa dan dorongan dalam belajar. sebaiknyaketika meningkatkan kualitas dalam

mengajar hendaknya guru mampu melaksanakanya program pembelajaran

9Wina Sanjaya, of cip.hlm. 228-229.

10

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 63.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

34

sekaligus mampu melaksanakan dalam bentuk interaksi belajar mengajar dengan

strategi pembelajaran dan di sertai dengan metode pembelajaran, rasa percaya

diri, serta semangat mengajar yang tinggi, kemudian mengevaluasi proses dan

hasil pembelajaran, maka ini berati sudah menunjukan sebagai sikap guru yang

profesional yang di butuhkan di era global11

Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yang abstrak di pahami perlu

segera di berikan penguatan, supaya bisa mantap dalam memori siswa, sehinga

bisa di terima dalam pola pikir siswa dan bisa di lakukanbersunguh-sungguh di

kehidupan sehari-hari, maka dari itu diperlukan adanya pembelajaran melalui

perbuatan dan pengertian tidak hanya sekedar mengingatkan (menghapal) karna

hal ini akan mudah di lupakan siswa.

Berdasarkan observasi yang saya lakukan dengan siswamata pelajaran

pendidikan agama Islam di Smp Negeri 13 Palembang, tampak beberapa kendala

yang di hadapi dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam, salah satu

kendala tersebut diantaranya :

1. Kegitan belajarmengajar yang hanya sebatas pada menjadikan siswasanggup

dan terampil dalam menyelesaikan soal yang ada dan tugas dari guru untuk

mendapatkan nilai.

2. Dalam proses belajar mengajarsiswa masih terlihat sifatnya bosan cenderung

mengantukterhadap metode yang sering di gunakan di dalam kelas.

11Wina Sanjaya, op. cit., 2014, hlm. 296.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

35

Adapun masalah lain yang saya temukan saat proses belajar mengajar

masih terlihat sifatnya monoton, siswa seringkali terlihat berdiskusi dengan

teman sebangku dalam proses belajar mengajar, rendahnya keinginan belajar

siswa dan sering merasa kesulitan untuk memberikan pendapatnya di kelas.

Dalam mengatasi semua permasalahan tersebut dalampeningkatkan

keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam guru perlu

melaksanakan berbagai usaha dengan mengunakan metode pembelajaran.

gunakan untuk mengimplementasiakan rencana yang sudah di susun dalam

bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang di lakukan catur wuri wijayanti

dalam skirpsinya yang berjudul penerapan model cooperative learning tipe pair

chek untuk meningkatkan keaktipan dan hasil belajar mata pelajaran sosiologi

kelas XI. IPS I karanganom tahun pelajaran 2016/2017(1). dalam menerapkan

model pembelajaran cooperative learning tipe pair chek pada mata pelajaran

sosiologi dapat meningkatkan keaktipan selama proses pembelajaran dari 31,25%

menjadi 87,50% (2). Dalam menerapkan model pembelajaran cooperative

learning tipe pair chek pada mata pelajaran sosiologi dapat meningkatkan hasil

belajar selama proses pembelajaran dari ranah koknitif 78,12% menjadi

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

36

84,42%,ranah afektif (keaktipan) 31,25% menjadi 87,50% dan ranah

psikomotorik 40,6% menjadi 93,75%.12

Pair chekadalahmetode pembelajaran kelompok antara dua orang atau

lebih (berpasangan)dipopulerkan oleh spencer kaggan pada tahun 1993.13

Model

ini merupakan pembelajaran koopratif yang menuntut kemandirian dan

kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan, model ini juga melatih

tanggung jawab sosial siswa, kerja sama dan kemampuan pemberian penilaian.

Berdasarkanpermasalahan yang telah di ungkapkan di atas yang melatar

belakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul.

Penerapan Metode Pair Chek Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Isilam Di Kelas VII Smp

Negeri 13 Palembang

B. Identifikasi Masalah

1. Meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran PAI maka di perlukan

metode

2. Meningkatkanvariasi pengunaan metode dalam pembelajaran yang di gunakan

untuk mata Pelajaran pendidikan agama Islam

3. Proses Belajar Mengajar masih terlihat sifatnya monoton

12catur wuri Wijayanti, “penerapan model cooperative learning tipe pair chek untk

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar mata pelajaran sosiologi kelas XI. IPS I karanganom

2016/2017,” skripsi, 2017.

13

Zainal Aqib, Model-Model, Media dan strategi pembelajaran kontekstual (Inovatif),

(Bandung: Yriama Widiya, 2013), hlm. 34.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

37

4. Siswa seringkali terlihat berdiskusi dengan teman sebangkudalam proses

belajar mengajar

5. Rendahnya keinginan belajar siswa dan sering merasa kesulitan untuk

memberikan pendapatnya di kelas

C. Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan pemahaman untuk menghindari permasalahan

yang melebar luas, sehinga dihasil penelitian ini nanti sesuai dengan yang

diinginkan. supaya bahasan ini tidak menyimpang dari konsep yang di buat,

maka penelitian ini hanya terbatas pada penerapan metode pair chekdi dalam

pelajaran fiqih dalammeningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP

NEGERI 13 Palembang.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana aktivitas belajar siswa dengan mengunakan metode pair chekpada

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Di Kelas VII SMP Negeri 13

Palembang ( Kelas Eksperimen)

2. Bagaimana Aktivitas Belajar Sisiwa Tidak Mengunakan MetodePair

ChekDalamMata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Di Kelas VII SMP

N13 Palembang (Kelas Control)

3. Adakah Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Mengunakan Metode

Pair Chek

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

38

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari melakukan penelitian ini adalahuntuk mendeskripsikan

penerapan metode pair chek.

1. Mendiskripsikan Penerapan Metode Pair ChekUntuk meningkatkan Aktivitas

Belajar Siswa Pada Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII Negeri

13 palembang

2. Untuk Mengetahui Peningkatkan Belajar Melalui Metode Pair

CheckTerhadap Aktivitas Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam Kelas VII Negeri 13 Palembang

F. Tinjauan Pustaka

Tinjuan pustaka adalah langkah-langkah suatu hasil penelitian yang

terdahulu sudah relevan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Untuk

membantu penulisan pada penelitian skripsi sekarang penulis mengkaji beberapa

karya penelitian yang berkaitan dengan skripsi penulis adapun karya –karyanya

antara lain :

Pendi Ahmad, Penerapan Model pembelajaran Koopratif Tife Pair Cehks

Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Ipa Terpadu Siswa Kelas VIII

Smp Negeri 1 Tabuhan Kab.Mamasa.14

Dalam penelitianya di jelaskan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe pair chek ialah salah satu model

14Fandi Ahmad, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Dalam

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Tepadu Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 1 Tabulahan

Kab. Mamasa,” Sainsmat 5, no. 2 (2016): 137–42,

http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat/article/view/3241/1859.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

39

pembelajaran yang melibatkan siswa keaktipan siswa.Bersumber pada hasil

penelitan serta pembahasa yang sudahdi uraikan sebelumnya, ada persamaan

pada penelitian yang penulis rencanakan, Pendi Ahmad, mengunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Pair Cehk dalam mengajar, namun terdapat

perbedaan yakni dari segi penerapanya, yakni Pendi Ahmad mengunakan model

pembelajaran koopratif pair cehks dalam meningkatkan motivasi dan hasil

belajar IPA Terpadu siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Tabulahan sedangkan

penulis mengunakan Penerapan Metode Pair Chekdalam mening katkatkan

aktivitas belajar kelas kelas VII SMP Negeri 13 Palembang kemudian pada

penelitian Pendi Ahmad di lakukan pada meta pelajaran IPA terpadu sedangkan

penulis pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

R. Lestari penelitianya berjudul Penerapan Model Pembelajaran Koopratif

Tipe Pair Cheks Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Social Skill Siswa15

dalam penelitianya Model pembelaajaran Koopratif Tipe Pair CheksPemecahan

Masalah Untuk Meningkatkan social Skill Siswa di lakukan pada kegiatan

pembelajaran siswa di bagi menjadi kelompok disetiap satu kelompok terdiri

dari dua orang. Kelompok tersebut menyelesaikan suatu masalah, dan hasil

kelompok diskusi mereka akan di cehk kelompok lain sedangkan penulis

mengunakan metode pair chek dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam

mata pelajaran Pendidkan Agama Islam.

15R Lestari dan S Linuwih, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Social Skill Siswa,” Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8,

no. 2 (2012): 190–94, doi:10.15294/jpfi.v8i2.2159.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

40

Ayu Wulandari, dalam penelitianya berjudul Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Cehk Dengan Metode Diskusi Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Sisiwa Kelas VIII SMP Negeri 2

Sindue16

berdasarkan hasil penelitianya di peroleh suatu kesimpulan bahwa

model pembelajaran kooperatif pair cehk bias mendorong timbulnya rasa senang

siswa dengan pembelajaran menumbuhkan dan meningkatkan motivasi

dalammenyelesaikan tugas memberikan kemudahan untuk siswa memahami

pembelajaran sehinga siswa mampu mencapai hasil usaha belajar yang lebih

baik.

Darikajian pustaka di atas mempunyai beberapa persamaan dengan yang

penulis bahas, terutama di dalam pembelajaran melalui model koopratif tipe pair

chek, namun berbeda dari segi permasalahan dari objek yang diteliti, tentu

perbedaan tersebut mendorong penulis untuk membahasnya lebih lanjut dan

pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam proses belajar mengajar.

G. Kerangka Teoritis

Membuatlangkah langkah teori yang singkat untuk di pakai dalam

menjawab pertanyaan peneliti.17

Atau dapat di simpulkan penerapan merupakan

16Hasmiati Pese, Hendrik Arung Lamba, dan Muhammad Ali, “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Artikulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Kelas

Viiib Smp Negeri 2 Marawola,” JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online) 1, no. 1 (2014): 2–

6, doi:10.22487/j25805924.2013.v1.i1.2472.

17

IAIN Raden Fatah, Pedoman Penyusunan Dan Penuliasna Skripsi Program Sarjana

(Program Studi Pendidikan Agam Islam (CV. Grafika Tolindo, 2014), hlm. 15.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

41

sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok

dengan maksut mencapai suatu tujuan yang sudah di rumuskan.

Artipenerapandalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI). Ialah suatu

caramempraktikan,18

. Suatu kaidahkegiatan menerapkan atau memperaktikan.

Penerapan bukan hanya aktifitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana yang

dilakukan secara sungguh-sunguh bersumberkan padapam nduan norma tertentu

untuk mencapai tujuan kegiatan.

Penjelasan diatas dapat di simpulkan penerapan ialah sebuah kegiatan

memperaktekkan yang dilakukan individu ataupun kelompok dalam pencapaian

tujuan yang sudah di siapkan.

Metodeyaitudari bahasa yunani, “methodos”. Dengan kata lain metha yang

berarti mulai atau melewati dan hodos berarti jalan,dengan demikian metode

berarti jalan yang harus di lalui untuk mencapai tujuan yang di inginkan.19

Dalam

teori yang di kemukakan oleh Tim Direktorat jendral kelembagaan Agama Islam,

metode dapat di artikan cara-cara yang di pergunakan untuk menyampaikan

ajaran sampai tujuan. Metode juga di artikan suatu jalan atau cara yang di

perlukan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan20

Di buku Akmal Hawi

Ahmad tafsir ngemukakan metode ialah di gunakan untuk menyampaikan suatu

sistem yang sanagatefisien dan cekatandalam melaksanakankegiatan. Pengertian

18Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gita Media Press, 2007).hlm

120, 2007), hlm.120.

19

Bukhari umar, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hlm.120.

20

Rikki Zevtiawan, “penerapan metode snowboll thowing pada mata pelajaran quran hadis

materi menjaga kelestarian lingkungan hidup di kelas XI dalam meningkatkan hasil belajar siswa di

MA AL-FATAH Palembang,” tadrib Vol.1 No. (2015).

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

42

ini disimpulkan bahwa metode adalah sesuatu perangkatkegiatan yang di

laksanakan oleh guru untuk menberikan materi - materi pembelajaran di dalam

kelas. Dengan begitu materi tersebut dapat dengan cepat di pahami oleh

siswadengan baik sesuai denganyang diharapkan guru dan semua sisi sekolah

mengenai proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan pada saat proses

berlangsung.

Pembelajaran berawal kata ajar yang menjadi sebuah kata kerja bersifat

pembelajaran, di dalam buku wina sanjaya pembelajaran diartikan sebuah

rangkaian kegiatancara kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan

segala potensi dan sumber yang ada baik potensi dari dalam diri siswa itu sendiri

maupun yang ada di luar diri siswa,21

menurut Gagne sebagaimana yang di

kemukakan Margeret Ebell bahwa istilah pembelajaran di artikan perangkat acara

peristiwa yang terjadi di luar diri siswa (eksternal) yang membantu sehingaterjadi

pembelajaran yang sifatnya bermanfaat bagi dirinya (internal). Dengan demikian

pengertian ini memebrikan isyarat bahwa pembelajaran merupakan suatu

kegiatan yang berhaja untukmerencanakan dan merancang sedemikian rupa

dalam memberikan bantuan sehinga terlaksananya pembelajaran.

Pair chek ialah suatu metode mengajar untuk menigkatkan aktivitas

belajar siswa di mana cara penyajian materi dengan membuat kelompok

(berpasang-pasangan) sehinga dengan di bentuk kelompok berpasangan pasangan

21Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2012), hlm. 26.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

43

tanpa di sadari mereka sudah di suguhi pelajaran yang mana untuk menuntut

mental, kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan atau

permasalahan yang di berikan, di bentuk kelompok berpasangan pasanagan juga

di maksudkan dalammembuat suasana belajar yang dinamis penuh semangat dan

antusiasme, sehinga melatih rasa sosial siswa, kerjasama dan kemampuan

memberikan penilaian.22

Adapun langkah dari metode pair chek adalah sebagai berikut23

a. Berkerja Berpasangan

b. Pelatih Mengecek

c. Bertukar Peran

d. Pasangan Mengecek

e. Penegasan Guru

Dari prosedur yang telah di uraikan diatas dapat di ambil kesimpulan

seorang pendidik harus berusaha membangkitkanpemikiransiswasehinga aktif

dalam mengungkapkan pendapatnya dan di harapkan siswa mampu berkerja

sama (kelompok) yang telah di tetapkan seorang pendidik sehinga disesi yang

terakhir pendidik dapat menyimpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan

persoalan-persoalan yangdi perdebatkan sebagaimana kita mengamatinya.

Aktivitasbelajarialah kegitan ataupun tindakan fisik dan mental yang

dilakukan oleh inndividu untuk membangun pengetahuandiri dalam rangka

22Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inofatif Dalam Kurikulum 2013 (Yagyakarata: Ar-

Ruzz Media, 2014).

23

Zainal Aqib, op. cit., hlm. 34.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

44

kegiatan pembelajaran melalui proses, perubahan tingkah laku dan interasi

sehinga siswa lebih efektif dan efisien.24

Indikator cara belajar siswa aktif

a. Aktivitas Belajar siswa

1. siswabelajar secara individu untuk menerapkan konsep, prisip-

prinsip dan generalisasi.

2. siswa belajar dalam bentuk kelompok untuk memecahkan

masalah

3. Setiap siswaberpartisipasi dalam melaksanakan tugas

belajarnya melalui berbagai cara.

4. siswaberani memberikan pendapat.

5. Ada akativitas belajar analisis sistensis penilaian dan

kesimpulan

6. Antara siswa terjalin hubungan social dalam melaksanakan

proses kegiatan belajar mengaja (KBM)

7. siswa memberikankomentar serta tangapan terhadap pendapat

anak didik lainya

8. Setiap siswa mempunyai kesempatan akan mengunakan

sumber belajar yang telah tersedia.

24Karwono, belajar dan pembelajaran serta pemanfaatan sumber belajar (Depok: Raja

Grafido Persada, 2018), hlm. 32-33.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

45

9. Setiapsiswadiharapkan bias menilai hasil belajarnya yang di

capainya

10. Ada kemauan dari siswa untuk bertantya kepada guru atau

meminta saran dari guru dalam upaya kegiatan belajarnya.

Pendidikan agama Islam Merupakan bagian dari pendidikan yang sangat

penting yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan prilaku, antara akhlak dan

keagamaan, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan agama Islam adalah

bimbingan yang di berikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang

secara maksimal sesuai dengan ajaran islam yang berlandaskan Al-quran dan Al-

hadits.25

H. Hipotesisi Penelitian

Untukmenjawabrumusan masalah penelitian bersifat sementara, yang telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya.Bisa di katakan sementara, karna

jawaban akan diberikan itu baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh darialat pengumpulan data.

Jadi, hipotesis penelitian bisa diartikan suatu hasil yang sifatnya sementara

di rumusan permasalahan penelitian, sehinga sampai terbukti melalui alat

pengumpulan data.

Dengan begitu hipotesis dipenelitian ini yaitu sebagai berikut

25Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Presfektip Islam (Bandung: Remaja Rosda karya,

1992), hlm.24.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

46

Ha :Metode pair chekmempunyai pengaruh dalam meningkatkan aktivitas

belajar siswapada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII

Smp Negeri 13 Palembang

Ho:Metode pair chektidak mempunyai pengaruh dalam meningkatkanaktivitas

belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam Di

Kelas VII SMP Negeri 13 Palembang

I. MetodePenelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian eksperimen yaitu mengunakan pendekatan kuantitatif. penelitian

yang di gunakan dalam mencari perbedaan treatment (perlakuan) tentu

penelitianini ada kelas yang diambil sebagai kelas perlakuan di sebut kelas

eksperimen dan kelas yang satunya sebagai kelas perbandingan atau kelas

kontrol.26

2. Design Eksperimen

Eksperimenadalah suatu cara untuk mencarirangkaiantimbulnya suatu

kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana sebeab akibatnya.Dengan

mengaitkan di satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan serta

perbandingan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak

dikenai kondisi perlakuan.

26Sugiyono, Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 72.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

47

Design Penelitianini yaitu post- tes only control grup design.27

Dalam

desain ini ada dua kelompok yang di pilih secara rendom. Kelompok pertama di

beri perlakuan X dan kelompok kedua tidak. Kelompok pertama di beri

perlakuan oleh peneliti kemudian dilakukan pengukuran sedangkan kelompok

yang kedua di gunakan untuk kelompok pengontrol tidak di beri perlakuan tetapi

hanya di lakukan pengukuran. Letak Pengaruh pada perlakuan (treatment) yaitu

kecekatan pada kelas eksperimendengan keterampian kepada siswakelas kontrol

( : )

TABEL 1.1

Desain Eksperimen

R X ( )

R

Keterangan:

X :diberi perlakuan / treatment metodepair cehk

- : tidak diberi perlakuan

= : post – tes

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi adalah keseluruhan subjek peneliti apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang terdiri atas obyekatau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh

27Juliansyah Noor, Metodelogi: Skripsi, Tsis, Desertasi Dan Karya Ilmiyah, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2014), hlm. 116.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

48

peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulan,28

Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP N 13 Palembang

TABEL 1.2

Jumlah Populasi

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah

keseluruhan Laki-laki Perempuan

1. 7.1 10 22 32

2. 7.2 15 17 32

3. 7.3 18 14 32

4. 7.4 14 17 31

5. 7.5 17 14 31

6. 7.6 15 15 30

7. 7.7 15 15 30

8. 7.8 16 16 32

9. 7.9 15 17 32

10. 7.10 14 15 30

Jumlah 149 163 312

Sumber :data sementara dari Tata usaha (TU) Smp Negeri 13 Palembang

Sedangkan sampel adalah bagian atau wakil dari populasi tersebut sebagai

atau sebagai mana pendapat suharsimi arikunto yaitu apabila subjek kurang dari 100

sebaiknya di ambil semua. Sedangka jika subjeknya lebih dari 100 dapat di ambil

antara 10% - 15% - atau 20% -25% atau lebih29

Adapun jumlah sampelnya lebih daari 100 yaitu 312 siswa, maka sampel

yang di ambil 20%, dengan demikian jumlah sampelnya adalah 64 siswa yaitu siswa

kelas 7.8 yang berjumlah 32 orang siswa dan kelas 7.9 yang berjumlah 32 orang

siswa di Smp Negeri 13 Palembang.

28Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Reneka Cipta,

2006), hlm.131.

29

Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 146.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

49

TABEL 1.3

Jumlah Sampel

NO Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 7.8 16 16 32

2 7.9 15 17 32

Jumlah 29 34 64

Sumber : dari Tata usaha (TU) Smp Negeri 13 Palembang

b. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi dari yangakan diteliti.30

penarikan dalam meneliti ini mengunakan teknik purposive sampling.

4. Jenis data dan Sumber Data

a. Jenis Data

Pengunaan data penelitian bisadi kelompokan menjadi dua macam

yaitukuantitatif dan kualitatif.

1. kualitatif ialah data menjabarkan, atau menguraikan dalam bentuk

kata-kata atau kalimat yang berkaitan dengan situasi umum lokasi

penelitaan di SMP N 13 Palembang semua adalah data dari

wawancara dan observasi

2. kuantitatif ialah berkaitan dengan jumlah siswa di SMP N 13

palenbang serta data hasil post tes siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

30Suharsini Arikunto, op. cit., 131.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

50

b. Sumber Data

Dalam penelitian ini ada dua macam data yang harus di pakai yaitu primer

dan sekunder

1. Data primer yaitu di peroleh dan kumpulkan oleh yang melaksanakan

penelitian . Data primer juga di sebut dengan data baru atau

hasil.Sumber primer dilakukan sendiri dengan melaksanakanpost tes di

kelas eksperimen dan kelas kontrol di SMP N 13 Palembang, guna

untuk mengetahu hasil belajar siswa.

2. Data sekunder, adalah data di dapatkan dari pihak sekolah, baik

dokumentasi ataupun wawancara dengan kepala sekolah serta waka

kurikulum, guru dan literatur yang terkaitan penelitian ini.

5. Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi yang artinyamengamati,untuk lebih sepesifik lagi pengamatan

untuk mengerti, untuk mencari fakta terhadap permasalahan yang sedang di

teliti. Obserpasi jugabisa untuk melakukan evaluasi yang sering di gunakan

dalam menilai sikap individu atau suatu kegiatan yang dapat di lihat secara

langsung, baik keadaan sebenarnya ataupun dalam situasi yang di buat.31

Observasi dilakukan yaitudalam hal melihat secara langsung

keadaansasaran(siswa) penelitian dan dapat mengetahui kegiatan belajar

mengajar di SMP N 13 Palembang. Dalam memperoleh datanya adalah

31Anas Sujiono, Pengantar Statisk Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hlm. 76.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

51

peneliti mengadakan pengamatan secara langsung penerapan metode pair

chek dalam kelas tersebut.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau pariabel yang

berupa catatan, buku, agenda, mengenai historis dan geografis SMP Negeri 13

Palembang,kondisi guru, keadaan siswa, prasarana dan hal-hal yang

berssangkutan dangan permasalahan penelitian.

d. Angket ( kuisioner)

Kuisioner adalah teknik penumpulan data yang di lakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk di jawab,

ada beberapa jenis angket, di penelitian ini jenis yang di gunakan angket tidak

langsung yaitu yang berisi daftar - daftar pertanyaan tentang siswa lain dan di

isi oleh responden yang mengetahui tentang siswa tersebut (dimana responden

menjawab pertanyaan tentang siswa lain).32

Sebagian besar peneliti pada

umumnya mengunakan kuisioner sebagai metode yang di pilih untuk

mengumpulkan data. Kuisioner atau angket memang mempunyai banyak

kebaikan sebagi instrument pengumpulan data. Metode untuk mengumpulkan

data tentang Penerapan Metode Pair Chek Untuk Meningkatkan Aktivitas

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agam Islam Kelas VII SMP

Negeri 13 Palembang. Cara memperoleh datanya peneliti menyebar angket

siswa menjadi esponden penelitian.

32Suharsini Arikunto, op. cit., hlm. 267.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

52

6. Prosedur Penelitian

Tahap pelaksana yang di kerjakansebagai berikut.

a. Persiapan

1. Meyiapkan Surat izin penelitian dan jadwal penelitian.

2. Membuatinstrumenberupa.

a. meyiapkan pembahasan yang akan di gunakan dalam penelitian

b. rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

c. menyiapkan media pembelajaran.

b. Pelaksaan

1. melakukan pembelajaran dengan mengunakan metode pair cehk di kelas

eksperimen. Sedangkan kelas kontrol menerapkan pembelajaran dengan

metode konsvensional.

2. Penelitian memberiksn post-tesdikelas eksperimen dankelas kontrol.

c. Evaluasi

Melakukan analisis dan mengelola data yang di kumpulkan dengan metode

yang sudah di tentukan

d. Penyusunan laporan

melaporkan hasil-hasil penelitian

7. Analisis Data

adapun teknik analisis data yang di gunakan untuk penelitian ini adalah

sebagai berikut setelah data data terkumpul, setelah itu data dianalisis secara

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

53

deskriptif kuantitatif yaitusistem berdiskusi, menerangkan,setelah itu, kaitan

masalah yang telah di telaah, sehinga bisa kesimpulan secara deduktif dari

pembahasanumum ke khusus dengan begitu hasil dari penelitian inibisa di

mengerti.33

Analisis pada data penelitian ini dengan mengnakan rumus Tes “t”

Tes “t” di gunakan untuk mengkaji hipotesis yang akan di ajukan untuk

hipotesis awal dan kedua, dalam hal ini tujuan penelitan yaitu untuk

membandingkan besarnya pengaruh sebelum dan sesudahnya di berikan

pelakuan berupa penerapan metode pairchekbisa menimbulkan aktivitas

belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Data yang

di peroleh dari hasil penelitian diolah dengan. Test “T” di lakukan untuk

memahamihipotesis adakah perbedaan yang signifikan antara kelas

aksperimen dangan kelas kontrol.

Keterangan :

: Hasil akhir perbandingan

: Mean variabel X

: Mean variabel Y

: Standar Error perbedaan antara mean variable X dan mean

variable Y

AdapunLangkah perhitunganya adalah sebagai berikut :

33Anas Sujiono, op. cit., hlm. 315.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

54

a. Mencari Mean Variabell X (Variabel I) Mengunakan Rumus :

= ∑

b. Mencari Mean Variabel Y (Variabel II).

=∑

c. Mencari SD Variable X:

= √∑

d. Mencari SD Variabel Y:

= √∑

e. Mencari Standard Eror Mean Variabel X:

f. Mencari Standard Error Mean Variabel Y.

g. Mencari Setandar Error Perbedaan Antara Mean Variabel V Dan Mean

Variabel Y.

h. Kemudian “t” atau .

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.radenfatah.ac.id/6710/1/bab 1.pdf · dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pengertian pendidikan di atas mencakup tiga aspek. Pertamausaha

55

J. Sistematika Penulisan

Untuk menyederhanakan peneliti melakukan penulisan, peneliti akan

menjelaskan gambaran di bawah ini

Bab I :Pendahuluan

Meliputi, latar belakang masalah, rumusam masalah, tujuan

penelitian,tinjauan pustaka, kerangka teoritis, metodelogi penelitian,

sistematika penelitian.

Bab II : Kajian Pustaka

Meliputi kajian teori, metode pair chek, aktivitas belajar

siswa,pendidikanagama islam,penelitian terdahulu.

BaB III : Gambaran Umum SMP N 13 Palembang

Meliputi tentang gambaran umum lokasi penelitian mengenai sejarah

berdirinya dan letak geografis, visi dan misi , struktur organisasi,

keadaan siswa, keadaan guru serta saran prasana

Bab IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Meliputi, deskripsi hasil penelitian paparan data dan temuan penelitian,

refleksi masing-masing siklus dan pembahasan hasil penelitian

Bab V : Penutup

Kesimpulan dan saran