Bab i Pendahuluan
-
Upload
etika-tunjung-kencana -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Bab i Pendahuluan
![Page 1: Bab i Pendahuluan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081817/56d6be3a1a28ab3016913339/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Sedangkan menurut WHO, dikatakan bahwa diabetes
mellitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang
jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan
problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor
dimana didapati defisiensi absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin.1
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit menahun yang dewasa ini
prevalensinya makin meningkat. Diabetes melitus tipe 2 merupakan jenis diabetes
melitus yang paling sering ditemukan di praktek, diperkirakan sekitar 90% dan
semua penderita diabetes melitus di Indonesia.2 DM adalah penyakit selama
hidup, maka pengawasan dan pemantauan dalam penatalaksanaan DM pada setiap
saat menjadi penting. Oleh karena itu maka penatalaksanaan penderita DM tidak
dapat sepenuhnya diletakkan pada pundak dokter dan klinis saja.
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang
mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun. WHO memprediksi
kenaikan jumlah penderita Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia
yang berusia di atas 20 tahun adalah sebesar 133 juta jiwa, dengan prevalensi DM
pada daerah urban sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2 %.2 Pada tahun
2030 diperkirakan ada 12 juta penyandang diabetes di daerah urban dan 8,1 juta
di daerah rural. Kasus pre-diabetes di Indonesia juga sangat tinggi yaitu mencapai
12,9 juta orang, angka ini merupakan yang ke-5 terbesar di dunia, diperkirakan
akan naik hingga 20,9 juta di tahun 2025. Didapatkan bahwa hanya 50% dari
penderita diabetes di Indonesia menyadari bahwa mereka menderita diabetes, dan
1
![Page 2: Bab i Pendahuluan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081817/56d6be3a1a28ab3016913339/html5/thumbnails/2.jpg)
hanya 30% dari penderita melakukan pemeriksaan secara teratur.2 Sedangkan dari
data Depkes, jumlah pasien diabetes rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit
menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin.3
Jumlahnya meningkat seiring dengan bentuk gaya hidup, pola konsumsi
makanan yang tidak sehat termasuk diantaranya kurangnya aktivitas fisik dan
konsumsi junk food, dan lain-lain.4 Stres yang dialami penderita baik fisik maupun
mental berhubungan dengan sakitnya dan secara tidak disadari atau tidak langsung
dirasakan oleh orang tua dan keluarga penderita, maka akan timbul suatu
kesalahan – kesalahan sikap keluarga dan penderita. Lingkungan yang
mempengaruhi perilaku tidak hanya terbatas pada lingkungan fisik saja, tetapi
juga lingkungan psikologis, sosial, ekonomi dan budaya. Hal ini selanjutnya akan
mempengaruhi cara hidup sehat manusia. Sehingga peran keluarga seperti sikap,
perilaku dan partisipasi keluarga dipandang sebagai naluri untuk melindungi
anggota keluarga yang sakit.5 Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga
dan status kesehatan anggotanya bahwa peran serta keluarga sangat penting bagi
setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga mulai dari segi strategi
pencegahan sampai fase rehabilitasi.6 Mengingat DM adalah penyakit selama
hidup, maka pengawasan dan pemantauan dalam penatalaksanaan DM pada setiap
saat menjadi penting. Oleh karena itu maka penatalaksanaan penderita DM tidak
dapat sepenuhnya diletakkan pada pundak dokter dan klinisi saja. Dalam hal ini
partisipasi penderita DM dan keluarganya sangat diperlukan khususnya dalam
orientasinya pada upaya mengembalikan penderita DM ke dalam situasi sehat atau
paling tidak mendekati normal.7 Tujuan pelaksanaan DM meliputi enam hal,
yaitu memperpanjang hidup penderita dan menghilangkan gejala penyakit,
mengusahakan penderita DM hidup bermasyarakat senormal mungkin,
mengusahakan dan mempertahankan status metabolisme yang baik, mencegah
komplikasi DM dan menghilangkan faktor resiko lain, dan skrining adanya
komorbid.8
Pelayanan kesehatan primer tidak saja meliputi masalah kematian
(mortality), keluhan sakit (illness), penyakit (disease), ketidakmampuan
(disability), kecacaatan (handicap), tetapi juga keadaan kesehatan yang positif
yaitu upaya peningkatan kesehatan pada individu, keluarga dan kelompok
2
![Page 3: Bab i Pendahuluan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081817/56d6be3a1a28ab3016913339/html5/thumbnails/3.jpg)
masyarakat. Peranan dokter keluarga ialah berfungsi sebagai gatekeeper
(penapisan), yaitu membuat keputusan yang tepat untuk tindakan penyelesaian
masalah. Seyogyanya dokter praktik mencari kepastian dalam pencarian informasi
untuk menegakkan diagnosis dengan memperhitungkan multi aspek dari
kehidupan seseorang dan juga keluarganya, yang dikenal dengan istilah diagnosis
holistik.9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah yang
dapat dirumuskan adalah :
1. Apa saja faktor resiko yang ditemukan pada pasien ?
2. Evaluasi terapi dalam rangka pengobatan diabetes mellitus ?
3. Bagaimana fungsi-fungsi keluarga menurut ilmu kedokteran keluarga ditinjau
dari aspek fungsi biologis, fungsi psikologis, fungsi sosial, fungsi penguasaan
masalah, dan fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan ?
4. Mengetahui intervensi apa yang dapat dilakukan untuk menanganinya ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum.
Laporan ini disusun untuk mengetahui tentang penatalaksanaan Diabetes
Mellitus ditinjau dari Aspek Kedokteran Keluarga
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui penanganan diabetes mellitus secara holistik melalui
pendekatan kedokteran keluarga.
Mahasiswa dapat belajar menerapkan prinsip-prinsip pelayanan
kedokteran keluarga dalam mengatasi masalah tidak hanya pada penyakit
pasien, tetapi juga faktor psikososial dari keluarga yang mempengaruhi
timbulnya penyakit dan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan.
3
![Page 4: Bab i Pendahuluan](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081817/56d6be3a1a28ab3016913339/html5/thumbnails/4.jpg)
D. Manfaat
1. Manfaat untuk Puskesmas.
Sebagai sarana kerja sama yang saling menguntungkan untuk dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dan mendapatkan
umpan balik dari hasil evaluasi mahasiswa dalam rangka mengoptimalkan
peran Puskesmas.
2. Manfaat untuk mahasiswa.
Sebagai sarana keterampilan dan pengalaman dalam upaya pelayanan
kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah penemuan penderita aktif (Active case
finding). Data yang diperlukan dalam pengumpulan data ini adalah data subyektif
pada penderita diabetes melitus dengan wawancara dan kunjungan rumah
langsung pada penderita yang mendatangi Puskesmas Borobudur, tentang pola
hidup yang selama ini dilakukan untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari
pasien secara langsung.
4