BAB I Pendahuluan

6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan proses menua pada manusia yang tidak dapat dihindarkan. Ditandai dengan penurunan fungsi tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Dan merupakan tahap akhi dari siklus kehidupan manusia, sering ditandai dengan kondisi kehidupan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini merupakan beban berat bagi lansia yang dapat menimbulkan depresi (Depsos 2006 ) Ditambah dengan persoalan-persoalan hidup yang mendera lanjut usia seperti kematian pasangan hidup, persoalan keuangan yang berat, pindah, dan dukungan sosial yang buruk dapat memicu terjadinya depresi pada lansia. (Boedhi R. Darmodjo,2000). Depresi terjadi lebih banyak pada umur yang lebih tua dan dukungan keluarga yang rendah. Lansia yang berada dilingkungan keluarga atau tinggal bersama keluarga serta mendapat dukungan dari keluarga akan membuat lansia lebih sejahtera. (Marchira, dkk 2007). Salah satu hasil dari pembangunan kesehatan memberikan dampak pada peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH). Peningkatan usia harapan hidup berdampak terhadap peningkatan jumlah lansia yaitu usia 60

Transcript of BAB I Pendahuluan

Page 1: BAB I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia merupakan proses menua pada manusia yang tidak dapat

dihindarkan. Ditandai dengan penurunan fungsi tubuh untuk beradaptasi dengan

stres lingkungan. Dan merupakan tahap akhi dari siklus kehidupan manusia, sering

ditandai dengan kondisi kehidupan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal

ini merupakan beban berat bagi lansia yang dapat menimbulkan depresi (Depsos

2006 )

Ditambah dengan persoalan-persoalan hidup yang mendera lanjut usia seperti

kematian pasangan hidup, persoalan keuangan yang berat, pindah, dan dukungan

sosial yang buruk dapat memicu terjadinya depresi pada lansia. (Boedhi R.

Darmodjo,2000). Depresi terjadi lebih banyak pada umur yang lebih tua dan

dukungan keluarga yang rendah. Lansia yang berada dilingkungan keluarga atau

tinggal bersama keluarga serta mendapat dukungan dari keluarga akan membuat

lansia lebih sejahtera. (Marchira, dkk 2007).

Salah satu hasil dari pembangunan kesehatan memberikan dampak pada

peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH). Peningkatan usia harapan hidup

berdampak terhadap peningkatan jumlah lansia yaitu usia 60 tahun ke atas

(Depkes RI, 2003). Pada tahun 2006 terdapat 19 juta jiwa lansia dengan usia

harapan hidup 66.2 tahun, pada tahun 2009 terdapat 19.32 juta jiwa .37 % dari

total penduduk).

Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah lansia mencapai 29 juta jiwa

dengan usia harapan hidup mencapai 71.1 tahun (Depsos RI, 2009). Biro

Pusat Statistik (BPS) (2010), melaporkan lanjut usia di DKI pada tahun 2009

berjumlah 693.465 jiwa (7.0% dari total penduduk). Di Jakarta Utara pada

tahun 2010 jumla lanjut usia presentasinya 297.749 jiwa (24.7% dari total

penduduk). Sedangkan jumlah lanjut usia di Kecamatan Koja pada tahun 2010

yaitu 52.909 jiwa (22.7% dari total penduduk) (BPS, 2010 Lanjut usia akan

mengalami penurunan fungsi tubuh akibat perubahan fisik, psikososial, kultural,

Page 2: BAB I Pendahuluan

spiritual. Perubahan fisik akan mempengaruhi berbagai sistem tubuh salah satunya

adalah sistem kardiovaskuler. Masalah kesehatan akibat dari proses penuaan dan

sering terjadi pada sistem kardiovaskuler yang merupakan proses degeneratif,

diantaranya yaitu penyakit hipertensi penyakit hipertensi. Pada lansia merupakan

suatu keadaan yang ditandai dengan hipertensi sistolik diatas 140 mmHg dan

diastoliknya menetap atau kurang dari 90 mmHg yang memberi gejala yang

berlanjut, seperti stroke, penyakit jantung koroner (Kellicker, 2010).

Sebagian besar keluarga di dusunLangsar laok, desa Langsar, Kecamatan

Saronggi, Kabupaten sumenep yang memiliki keluarga lansia kurang dalam

memberikan dukungan instrumental, informasional, emosional, pengharapan dan

harga diri) terhadap masalah-masalah perubahan hidup dan kemunduran fisik serta

kematian pasangan hidup yang di alami oleh lansia. Saat ini depresi pada lansia di

seluruh dunia di perkirakan ada 500 juta jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun. Pada

tahun 2000 jumlah lanjut usia di Indonesia terdapat 22,3 juta jiwa dengan umur

harapan hidup 65-75 tahun. Pad a tahun 2020 akan meningkat menjadi 11,09%

(29,12 juta lebih) dengan usia harapan hidup 70-75 tahun dan diperkirakan pada

tahun 2025 akan mencapai 1,22 milyar (Wahyudi Nugroho, 2000).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan kuesioner menurut inventaris

depresi Beck and Deck, ada 10 orang keluarga, 3orang keluarga tergolong dalam

depresi ringan (dengan skor 5-7) mereka mengalami gangguan alam Perasaan

yang di tandai dengan perasaan sedih yang

berlebihan, murung, tidak bersemangat.

Perasaan tidak bahagia, dan 4 orang keluarga tergolong dalam depresi sedang

(dengan skor 8-15) mereka mengalami perasaan putus harapan, selalu merasa

dirinya gagal, tidak berminat pada ADL, sampai ada ide bunuh diri, merasa

kesepian karena berada jauh dari anak dan ditinggal pasangan hidup, sedangkan

dengan bertambahnya usia menyebabkan kemunduran fungsi fisik, dan aktifitasnya

juga dibatasi, sehingga mengakibatkan tingginya tingkat depresi pada lansia.

Sedangkan yang 3 orang keluarga menunjukan perilaku yang sehat seperti tetap

melakukan semua kegiatan meskipun berada jauh dari anak dan ditinggal pa

Page 3: BAB I Pendahuluan

sangan hidup,serta mengalami kemunduran fungsi fisik.

Berbagai persoalan hidup yang kompleks menimpa lanjut usia sepanjang

hayatnya seperti kemiskinan, kegagalan yang beruntun, stress yang

berkepanjangan, ataupun konflik dengan keluarg atau anak, atau kondisi lain

seperti tidak memiliki keturunan yang bisa merawatnya, kematian pasangan hidup,

persoalan keuangan yang berat, pindah dan dukungan keluarga yang buruk. Dan

sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatife dan dianggap

sebagai beban keluarga. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya

anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin banyaknya masalah

kesehatan yang dialami oleh lanjut usia. Kondisi-kondisi hidup seperti ini dapat

menjadi pemicu terjadinya depresi menurut (Depsos 2006).

Apabila kodisi yang seperti  ini  tidak secepatnya di atasi maka akan

berdampak kemasalah kejiwaan. Sehingga mencari solusi dari permasalahan ini

sangat dibutuhkan. Berdasarkan dari fenomena di atas solusi yang dapat dilakukan

peneliti adalah memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada keluarga untuk

memberikan dukungan (instrumental, informasional, emosional, pengharapan dan

harga diri) dan perawatan yang penuh terhadap lansia, Sehingga diharapkan dapat

mensejahterakan kehidupan lansia.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran pemberian asuhan keperawatan keluarga pada lansia?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Untuk memberikan informasi terbaru mengenai pemberian askep keluarga

pada lansia sehingga dapat diterapkan dalam melakukan layanan kesehatan.

2. Tujuan khusus

a. Mampu membuat diagnosa keperawatan keluarga menurut prioritas

masalah pada lansia.

b. Mampu membuat rencana askep keluarga pada lansia.

c. Mampu menerapkan tindakan keperawatan lansia.

Page 4: BAB I Pendahuluan

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Masyarakat

Sebagai pedoman dan bacaan dalam menigkatkan pengetahuan dan

derajat kesehatan di masyarakat.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama

dalam bidang keperawatan keluarga pada lansia dan sebagai bahan bacaan

untuk menambah wawasan tentang kualitas asuhan keperawatan keluarga.

3. Bagi Penulis

Menjadi pembelajaran dalam melakukan asuhan keperawatan keluaraga

agar sesuai dengan prosedur yang ditentukan.