Bab i Pendahuluan

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja Praktik P.T Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Saguling merupakan perusahaan pembangkitan yang bergerak khusus di bidang pembangkitan listrik tenaga air dan dibawahi oleh P.T Indonesia Power. UBP Saguling memiliki 7 (tujuh) sub unit diantaranya Kracak, Ubrug. Plengan, Lamajan, Cikalong, Bengkok Dago, dan P.Kondang dengan total daya terpasang sebesar 797,36 MW. UBP Saguling memilki 4 unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan masing-masing berkapasitas 175 MW, dan PLTA ini berfungsi sebagai pemikul beban puncak karena dapat dengan cepat mengikuti perubahan beban tanpa harus mengorbankan efisiensi. Suatu unit PLTA memiliki beberapa komponen utama diantaranya: bedungan; pipa pesat (penstock); turbin air; dan generator. Suatu rotary equipment (turbin dan generator) yang bekerja secara terus menerus, membutuhkan sistem pendinginan agar tidak terjadi over temperature pada

description

LAPORAN OJT UBP SAGULING

Transcript of Bab i Pendahuluan

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja PraktikP.T Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Saguling merupakan perusahaan pembangkitan yang bergerak khusus di bidang pembangkitan listrik tenaga air dan dibawahi oleh P.T Indonesia Power. UBP Saguling memiliki 7 (tujuh) sub unit diantaranya Kracak, Ubrug. Plengan, Lamajan, Cikalong, Bengkok Dago, dan P.Kondang dengan total daya terpasang sebesar 797,36 MW.

UBP Saguling memilki 4 unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan masing-masing berkapasitas 175 MW, dan PLTA ini berfungsi sebagai pemikul beban puncak karena dapat dengan cepat mengikuti perubahan beban tanpa harus mengorbankan efisiensi. Suatu unit PLTA memiliki beberapa komponen utama diantaranya: bedungan; pipa pesat (penstock); turbin air; dan generator.

Suatu rotary equipment (turbin dan generator) yang bekerja secara terus menerus, membutuhkan sistem pendinginan agar tidak terjadi over temperature pada bagian-bagian rotary equipment yang bergesekan sehingga tidak terjadi perubahan sifat material pada peralatan tersebut. Pada PLTA Saguling terdapat 2 sistem pendinginan yaitu, Air Cooler dan Oil Cooler.

Air Cooler berada pada sisi generator yang berfungsi mendinginkan udara yang sengaja disirkulasikan untuk mendinginkan generator, dengan media pendinginnya adalah air. Untuk setiap 1 unit generator pada PLTA, terdapat 8 Air Cooler. Sedangkan Oil Cooler berfungsi mendinginkan oli-oli pendingin pada sisi bearing dengan media pendingin air, sistem oil cooler mencakup 3 bearing diantaranya: upper bearing; turbine bearing; thrust and lower bearing.

Saat ini seluruh pipa sistem pendinginan pada PLTA Saguling, baik Air Cooler maupun Oil Cooler sedang mengalami tahap penggantian material, dengan material pipa semula berbahan tembaga nikel (CuNi) menjadi berbahan stainless steel. Penggantian material ini dilakukan karena seluruh sistem air pendingin (Cooling Water) pada PLTA Saguling menggunakan air dari waduk saguling yang kualitas airnya semakin buruk.

Dengan kondisi air tersebut, penggunaan material CuNi dikhawatirkan akan mengakibatkan korosi pada pipa-pipa sistem pendingin, yang dalam jangka waktu lama bisa mengakibatkan kebocoran pipa (khususnya pada sistem Oil Cooler). Akan tetapi penggunaan stainless steel memiliki kelemahan, yaitu kekuatan material yag rendah, sehingga tidak bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Untuk saat ini sistem Air Cooler pada ke empat unit PLTA Saguling hanya dua unit yang telah menggunakan material Stainless Steel yaitu unit satu dan unit empat sedangkan unit dua dan unit tiga masih menggunakan material CuNi, namum untuk sistem Oil Cooler penggunaan stainless steel baru diterapkan pada sisi A thrust dan lower bearing unit 4.

Oleh sebab itu diperlukan analisis pada sistem Oil Cooler serta Air Cooler dengan perhitungan dan perbandingan efektivitas material CuNi dan stainless steel, sehingga dapat diketahui material yang lebih efektif diantara kedua material yang sudah digunakan, dalam proses Cooling Water.

1.2. Ruang Lingkup Kerja PraktikKerja Praktik dilakukan di Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Saguling, dengan cakupan pembelajaran dan praktik mengenai operasi PLTA Saguling, pemeliharaan-pemeliharaan rutin pada PLTA Saguling baik pemeliharaan preventive maintenance dan corrective maintenance. Secara khusus tugas yang kami kerjakan ialah menganalisis efektivitas perpindahan panas, pada sistem Air Cooler dan Oil Cooler PLTA Unit 4. Analisa dilakukan, karena adanya penggantian material dari CuNi menjadi stainless steel pada tube-tube di dalam Heat Exchanger. Metode perhitungan dan perbandingan yang digunakan ialah NTU (Number of Transfer Unit).

1.3. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik1.3.1. Tujuan Kerja Praktika. Tujuan Umum Sebagai syarat kelulusan jenjang D III di Politeknik negeri Jakarta Untuk mengetahui proses pembangkitan pada PLTA Saguling Untuk mempelajari komponen-komponen pembangkitan pada PLTA Saguling Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan pemeliharaan mesin pada sistem PLTA Saguling Untuk memperoleh pengalaman kerja dan praktik yang sebelumnya tidak didapatkan di kampus

b. Tujuan KhususMengetahui besarnya efektivitas perpindahaan panas Heat Exchanger pada sistem Air Cooler dan Oil Cooler dengan menggunakan perhitungan dan perbandingan material pipa berupa CuNi dengan Stainless Steel, serta untuk menganalisis material yang lebih efektif untuk digunakan diantara kedua material yang telah diterapkan.

1.3.2. Manfaat Kerja PraktikManfaat yang didapatkan dari kerja praktik yang dilakukan, diantaranya manfaat untuk :a. Mahasiswa Menambah wawasan tentang karakterisitik dari sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), khususnya di UBP Saguling Menambah pengalaman praktik Menambah rasa keingintahuan tentang unit pembangkitan Saguling, meningkatkan sara kekompakan, kerjasama dan gotong-royong saat bekerja di lapangan (unit).

b. Perusahaan Sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam bidang pendidikan khususnya bagi Politeknik Negeri Jakarta, sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat terjalin kerjasama yang baik antara Indonesia Power UBP Saguling dengan Politeknik Negeri Jakarta. Laporan ini diharapkan bisa menjadi bahan rujukan dalam rangka meningkatkan kualitas serta kuantitas dari produk yang dihasilkan sekaligus mendapatkan masukan apabila menemukan suatu potensi improvement.