Bab i Pendahuluan

15
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Individu yang sehat merupakan impian setiap orang. Namun untuk mewujudkan individu yang sehat diperlukan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam merawat anggota keluarganya terhadap berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah suatu penyakit yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dan bawah, mulai dari hidung, tenggorokan sampai paru-paru yang disebabkan oleh kuman/bakteri dan virus Influenza. Berdasarkan data hasil penyebaran kuesioner di Puskesmas Majasem pada tanggal 30-31 Juli 2013 mengenai ISPA, maka dirasakan perlu adanya penyuluhan kesehatan tentang ISPA dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga mampu mencegah dan mengatasi masalah ISPA sedini mungkin secara mandiri. I.2 Tujuan Praktek Belajar Lapangan 1. Melakukan research kasus yang ada di Puskesmas Majasem dengan membagikan kuisioner.

description

pkm

Transcript of Bab i Pendahuluan

Page 1: Bab i Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Individu yang sehat merupakan impian setiap orang. Namun untuk

mewujudkan individu yang sehat diperlukan pengetahuan dan keterampilan

keluarga dalam merawat anggota keluarganya terhadap berbagai penyakit, salah

satunya adalah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) adalah suatu penyakit yang menyerang saluran

pernapasan bagian atas dan bawah, mulai dari hidung, tenggorokan sampai paru-

paru yang disebabkan oleh kuman/bakteri dan virus Influenza.

Berdasarkan data hasil penyebaran kuesioner di Puskesmas Majasem pada

tanggal 30-31 Juli 2013 mengenai ISPA, maka dirasakan perlu adanya

penyuluhan kesehatan tentang ISPA dalam rangka meningkatkan pengetahuan

masyarakat sehingga mampu mencegah dan mengatasi masalah ISPA sedini

mungkin secara mandiri.

I.2 Tujuan Praktek Belajar Lapangan

1. Melakukan research kasus yang ada di Puskesmas Majasem dengan

membagikan kuisioner.

2. Melakukan Penyuluhan ke sasaran yang tepat sesuai dengan kasus yang di

kaji di salah satu BAPERKAM wilayah kerja Puskesmas Majasem.

3. Melakukan kegiatan rutinitas di balai pengobatan umum (PB Umum),

KIA, Farmasi dan MTBS Puskesmas Majasem.

Page 2: Bab i Pendahuluan

BAB II

PEMBUATAN KUISIONER

II.1 Pertanyaan

1. Apakah ibu mengetahui penyakit ISPA?

a. Ya, penyakit ISPA itu adalah penyakit dengan gejala batuk, pilek dan

sesak

b. Tidak

2. Jika anak ibu sakit batuk, pilek atau sesak dibawa ke Puskesmas, Rumah

Sakit atau Poliklinik Umum?

a. Ya, dibawa ke Puskesmas, Rumah Sakit atau Poliklinik Umum

b. Tidak, diobati sendiri dengan obat warung

3. Jika anak ibu sakit batuk, pilek atau sesak, apakah anak ibu dibawa ke

Puskesmas, Rumah Sakit atau Poliklinik Umum?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah ibu pernah diberi tahu bagaimana menghitung napas anak ibu

sendiri?

a. Ya, dengan cara menghitung napas anak selama 15 detik lalu hasilnya

dikalikan 4

b. Tidak

5. Apakah ibu mengetahui atau pernah di beri tahu yang dimaksud napas

cepat itu berapa kali bernapas?

a. Ya, untuk anak usia kurang dari 2 bulan yaitu 60x/menit, anak usia 2-

12 bulan yaitu 50x/menit, anak usia 1-4 tahun yaitu 40x/menit

b. Tidak, untuk bayi yaitu 25-50x/menit, anak 15-30x/menit.

6. Bagaimana pendapat ibu jika anak ibu mengalami napas cepat, apakah itu

tanda bahaya?

a. Ya

b. Tidak

Page 3: Bab i Pendahuluan

7. Apakah jika anak ibu napasnya berbunyi (stridor) harus segera dibawa ke

tenaga kesehatan?

a. Ya

b. Tidak

8. Jika anak ibu mengalami dadanya cekung saat bernapas, apakah itu tanda

bahaya?

a. Ya

b. Tidak

9. Apakah jika anak ibu tak bisa minum/menetek merupakan tanda bahaya?

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah jika anak ibu memuntahkan kembali semua makanannya

merupakan tanda bahaya?

a. Ya

b. Tidak

11. Apakah jika anak ibu mengalami kejang merupakan tanda bahaya?

a. Ya

b. Tidak

12. Apakah jika anak ibu mengalami tidak sadar merupakan tanda bahaya?

a. Ya

b. Tidak

Page 4: Bab i Pendahuluan

II.2 Hasil

A. Distribusi Karakteristik Responden

Responden n = 11 Persentase

1. Berdasarkan tingkat pendidikan

orang tua

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. PT

4

3

4

0

36%

28%

36%

0%

Jumlah 11 100%

2. Berdasarkan pekerjaan orang

tua

a. Ibu rumah tangga

b. Wiraswasta

c. PNS

11

0

0

100%

0%

0%

Jumlah 11 100%

B. Distribusi Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap Infeksi Saluran Pernafasan Akut Secara Umum

No Soal

Ny. Si

Ny. C

Ny. P

Ny. W

Ny. Sa

Ny. Ci

Ny. N

Ny. R

Ny. Se

Ny. L

Ny. M

1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 12 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 13 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 08 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 010 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 111 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 112 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1Jumlah

8 8 8 8 8 9 7 9 7 8 8

Page 5: Bab i Pendahuluan

Keterangan : a. Untuk jawaban benar = 1b. Untuk jawaban salah = 0

1. 5/11 x 100% = 45%

2. 9/11 x 100% = 81%

3. 8/11 x 100% = 72%

4. 0/11 x 100% = 0%

5. 0/11 x 100% = 0%

6. 10/11 x 1005 = 90%

7. 9/11 x 100% = 81%

8. 10/11 x 100% = 90%

9. 5/11 x 100% = 45%

10. 10/11 x 100% = 90%

11. 11/11 x 100% = 100%

12. 11/11 x 100% = 100%

Jadi, tingkat pengetahuan orang tua terhadap Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) secara umum didapatkan hasil bahwa untuk tingkat pengetahuan tentang penyakit ISPA masih rendah dengan presentase 45%, tanda bahaya anak tidak bisa menetek atau minum 45%, serta tingkat pengetahuan Orang Tua tentang tanda bahaya napas cepat mencapai 0%.

Page 6: Bab i Pendahuluan

C. Distribusi Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap Infeksi Saluran Pernafasan Akut Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tanda Bahaya & Penanganan Awal

SD SMP SMAn=4 % n=3 % n=

4%

Orang tua tahu tentang ISPAa. Yab. Tidak

13

12

31

Membawa anak ke pelayanan kesehatan jika batuk, pilek atau sesak

a. Yab. Tidak

31

21

40

Membawa anak sakit ke pelayanan kesehatan dalam waktu kurang 3 hari

a. Yab. Tidak

31

21

31

Orang tua bisa menghitung napas anak

a. Yab. Tidak

04

03

04

Orang tua mengetahui napas cepat

a. Yab. Tidak

04

04

04

Tanda bahaya napas cepat a. Yab. Tidak

31

30

40

Tanda bahaya stridor a. Yab. Tidak

40

30

22

Tanda bahaya retraksi tulang iga

a. Yab. Tidak

40

21

40

Tanda bahaya tidak bisa minum

a. Yab. Tidak

31

21

04

Tanda bahaya memuntahkan

Page 7: Bab i Pendahuluan

kembali semua makanan a. Yab. Tidak

31

30

40

Tanda bahaya kejanga. Ya b. Tidak

40

30

40

Tanda bahaya tidak sadara. Ya b. Tidak

30

30

40

Tingkat PengetahuanKeterangan Tidak tahu Tahu Tidak tahu

Jadi, tingkat pengetahuan orang tua terhadap Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki pengetahuan yang lebih baik yaitu tingkat SMA, sedangkan untuk orang tua yang berpendidikan SD dan SMP memiliki tingkat pengetahuan yang hampir sama, tidak memiliki perbedaan jauh.

Page 8: Bab i Pendahuluan

BAB III

ANALISIS MASALAH

III.1 Analisis Potensial dan Kebutuhan

Berdasarkan survei yang kami lakukan dengan menggunakan kuisioner,

dengan responden target adalah balita yang terdiagnosis ISPA dan balita yang

tidak terdiagnosis ISPA. Kami mendapatkan masalah kesehatan terbanyak adalah

mengenai penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), maka dari itu kami

mulai mengganalisisnya faktor-faktor apa yang sangat berpengaruh terhadap

banyaknya insidensi ISPA tersebut terutama dari faktor pengetahuan responden

(Orang Tua) terhadap ISPA.

Dari hasil survei di dapatkan bahwa tingkat pendidikan dari responden

dengan pengetahuan yang cukup baik terhadap ISPA ada pada tingkat pendidikan

SMA dengan jumlah 4 responden. Sedangkan tingkat pendidikan responden yang

sangat kurang dalam hal pengetahuan terhadap hipertensi adalah pada tingkat

pendidikan SD dengan hasil survey yang tidak jauh berbeda antara tingkat

pendidikan SD dan SMP, tetapi tingkat pendidikan SMP lebih tinggi dari tingkat

pendidikan SD dengan lebih tinggi 1 angka. Temuan ini dimungkinkan sangat

terkait dengan tingkat pengetahuan dan pola pikir yang berbeda antar tingkat

pendidikan.

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu

yang terjadi apabila seseorang telah melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya adalah

pendidikan. Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga

terjadi perubahan perilaku positif meningkat. Dari hasil penelitian didapatkan

bahwa pendidikan responden sebagian besar SMA yaitu 4 responden (36%), SMP

3 responden (28%) dan tingkat SD 4 responden (36%). Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa responden yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan

Page 9: Bab i Pendahuluan

mempunyai pengetahuan yang baik. Sehingga juga menyebabkan individu

menjadi mudah menerima hal baru sehingga pengetahuan responden menjadi

cukup baik.

III.2 Perumusan Masalah

Terbatasnya pengetahuan tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

berpengaruh langsung pada perilaku orang tua untuk membawa anaknya ke pihak

medis dalam melakukan pengobatan sedini mungkin bahkan jika disertai dengan

tanda-tanda bahaya umum pada anak. Menghadapi hal tersebut maka perlu

dipikirkan upaya untuk meningkatkan pengetahuan penderita tentang ISPA,

misalnya petugas kesehatan memberi penjelasan yang lebih jelas tentang penyakit

ISPA, gejala-gejala yang timbul, pencegahan, perlunya tindakan yang cepat untuk

membawa anak jika mengalami nafas cepat, serta hal-hal yang berhubungan

dengan tanda bahaya umum pada anak.

III.3 Prioritas Masalah

Salah satu cara untuk menanggulangi masalah kesehatan ini adalah dengan

pencegahan terjadinya ISPA pada anak. Pencegahan pada ISPA perlu dilakukan

baik untuk yang belum terkena ISPA maupun penderita ISPA agar tidak terjadi

penyakit yang berulang. Tetapi sayangnya tidak semua orang tua yang mengerti

tentang ISPA serta pencegahannya. Hal ini disebabkan karena tingkat

pengetahuan orang tua tentang penyakit ISPA masih rendah.

Maka kami memprioritaskan masalah ISPA ini terutama harus adanya

penekanan terhadap pencegahannya karena hasil survei menunjukan kurangnya

pengetahuan terhadap aspek pengetahuan tersebut.

Page 10: Bab i Pendahuluan

III.4 Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah yang kami prioritaskan, kami mengadakan

suatu penyuluhan terutama kepada orang tua yang memiliki balita. Adapun

pemberian materi yang harus ditekankan meliputi bagaimana pengetahuan ibu

tentang gejala ISPA dan pencegahannya.

Page 11: Bab i Pendahuluan

BAB IV

PENUTUP

IV. A. Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan pasien ISPA di Puskesmas Majasem Kota Cirebon

sebagian besar masih rendah yaitu hanya sebesar 45%.

2. Tingkat pendidikan mempunyai hubungn yang signifikan terhadap tingkat

pengetahuan terhadap ISPA. Dimana tingkat pendidikan yang semakin

tinggi akan mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan

dengan tingkat pendidikan yang rendah.

3. Pengetahuan terhadap gejala ISPA dan tanda bahaya nafas cepat pada anak

merupakan aspek pengetahuan dengan skor terendah yang menunjukkan

bahwa belum memadainya tingkat pengetahuan orang tua terkait gejala

dan pencegahan ISPA.

IV.B. Saran

a. Bagi institusi Puskesmas Majasem

Diharapkan meningkatkan perannya dalam meningkatkan pengetahuan

tentang ISPA dengan memberikan penyuluhan maupun konseling pada

orang tua anak. Diharapkan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan

kesehatan pada pasien tentang penyakit ISPA.

b. Bagi Orang Tua Penderita ISPA

Diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang ISPA dengan mengikuti

penyuluhan maupun pendidikan kesehatan.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti pada materi yang sejenis

diharapkan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai ISPA dengan

jumlah sample yang lebih banyak.

Page 12: Bab i Pendahuluan

DAFTAR PUSTAKA