BAB I Pendahuluan

5
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang potensial karena sumbernya mudah diperbarui. Bioetanol berasal dari produk fermentasi yang terbentuk dari substrat yang mengandung karbohidrat. Bioetanol memiliki sifat fisik yang tidak berwana, berbentuk cair, mudah menguap, mudah terbakar dan memiliki bau yang spesifik. Karena sifat fisiknya tersebut maka bioetanol dalam bentuk cair kurang aman dan kurang praktis dalam proses mobilisasi, selain itu bioetanol dalam bentuk cair penggunaannya kurang luas. Oleh karena itu diperlukan perubahan sifat fisik bioetanol menjadi padat agar lebih aman, praktis, serta luas pemanfaatannya. Carboxymethylcellulose (CMC) merupakan salah satu jenis bahan pengental yang dapat digunakan sebagai pengental dalam pembuatan gel bioetanol. Sifat CMC yang biodegradable dan food grade relatif aman untuk digunakan dalam aplikasi gel bioetanol sebagai bahan bakar rumah tangga alternatif. Menurut Desmarais (1973), CMC mempunyai karakteristik yang partly soluble (larut sebagian) pada larutan etanol dan air, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengental dalam campuran etanol dengan air pada proporsi tertentu. Selain itu, CMC telah dikenal luas dalam masyarakat sebagai bahan tambahan pangan 1

description

afhhgkfjh

Transcript of BAB I Pendahuluan

Page 1: BAB I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang potensial karena sumbernya

mudah diperbarui. Bioetanol berasal dari produk fermentasi yang terbentuk dari

substrat yang mengandung karbohidrat. Bioetanol memiliki sifat fisik yang tidak

berwana, berbentuk cair, mudah menguap, mudah terbakar dan memiliki bau yang

spesifik. Karena sifat fisiknya tersebut maka bioetanol dalam bentuk cair kurang

aman dan kurang praktis dalam proses mobilisasi, selain itu bioetanol dalam bentuk

cair penggunaannya kurang luas. Oleh karena itu diperlukan perubahan sifat fisik

bioetanol menjadi padat agar lebih aman, praktis, serta luas pemanfaatannya.

Carboxymethylcellulose (CMC) merupakan salah satu jenis bahan pengental

yang dapat digunakan sebagai pengental dalam pembuatan gel bioetanol. Sifat

CMC yang biodegradable dan food grade relatif aman untuk digunakan dalam

aplikasi gel bioetanol sebagai bahan bakar rumah tangga alternatif. Menurut

Desmarais (1973), CMC mempunyai karakteristik yang partly soluble (larut

sebagian) pada larutan etanol dan air, sehingga dapat digunakan sebagai bahan

pengental dalam campuran etanol dengan air pada proporsi tertentu. Selain itu,

CMC telah dikenal luas dalam masyarakat sebagai bahan tambahan pangan

sehingga lebih mudah didapat dengan harga yang relatif lebih murah (Amalia

Riyanti, 2009).

Xanthan gum digunakan sebagai zat aditif pada makanan, pengubah rheology,

pengental makanan, penstabil kosmetik. Xanthan gum diproduksi dengan cara

fermentasi terhadap glukosa, sukrosa atau laktosa. Setelah periode fermentasi,

polisakarida diendapkan dari media pertumbuhan dengan isopropyl alcohol,

kemudian dikeringkan dan terakhir di haluskan menjadi serbuk. Xanthan gum akan

menjadi gum atau getah jika di tambahkan pada air.

Dari penelitian Mona dan Dian didapatkan hasil yang terbaik yaitu pada gelling

agent Carboxymethylcellulose (CMC), Asam Stearat dan Xanthan Gum tetapi hasil

yang didapatkan belum maksimal. Bahan bakar berupa gel bioetanol merupakan

1

Page 2: BAB I Pendahuluan

2

inovasi yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Bahan bakar alternatif

tersebut berupa gel untuk memudahkan dalam penanganan, pengemasan dan

penyimpan karena tidak mudah tumpah dan mengalir. Bioetanol yang sudah

berbentuk gel akan memiliki cakupan fungsi yang lebih luas, yaitu dapat digunakan

untuk kegiatan militer, digunakan pada area bencana, lokasi pegunungan / hutan, di

pesawat terbang maupun untuk kepentingan sehari-hari seperti memanaskan

makanan pada meja makan di acara pesta. Saat ini di Indonesia belum ditemukan

produk bioetanol padat yang di jual secara bebas. Produk-produk sejenis itu masih

beredar di luar negeri sehingga untuk konsumen di Indonesia memerlukan waktu,

biaya dan proses yang tidak mudah untuk mendapatkan produk bioetanol gel.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber bahan bakar baru yang lebih

aman, fleksibel dan juga memiliki nilai ekonomi.Sehingga pada kali ini kami

melakukan percobaan dengan menggunakan gelling agent yang sama dengan

peneliti sebelumnya, di dapatkan gelling agent yang memenuhi perlakuan yang

sama yaitu antara Carboxymethylcellulose (CMC) dan Xanthan Gum. Untuk

menemukan sebuah gelling agent yang terbaik sebagai bahan dasar pembuatan

bioetanol gel.

Dari penelitian Amalia Riyanti memakai bahan dasar Carboxymethylcellulose

(CMC) dengan menentukan konsentrasi Carboxymethylcellulose (CMC) dan

konsentrasi bioetanol yang tepat dalam formulasi gel bioetanol serta mengetahui

efektivitas penggunaan gel bioetanol dengan Carboxymethylcellulose (CMC).

Carboxymethylcellulose dapat mengentalkan campuran air dan bioetanol dengan

baik serta hasil gel bioetanol yang jernih dan homogen. Sifat

Carboxymethylcellulose yang biodegradable membuatnya relatif aman untuk

digunakan dalam aplikasi gel bioetanol sebagai bahan bakar rumah tangga

alternatif. Yang membedakan percobaan Amalia Riyanti dan percobaan kami yaitu

perlakuan konsentrasi Carboxymethylcellulose dan konsentrasi bioetanol (60%,

70% dan 80%). Dan pada percobaan kami ingin menemukan sebuah gelling agent

yang terbaik antara Xanthan gum dan Carboxymethylcellulose sehingga

konsentrasi bioetanol yang kami gunakan sebagai variable tetap dengan konsentrasi

96% dan variable berubah dengan konsentrasi Carboxymethylcellulose (CMC) yang

Page 3: BAB I Pendahuluan

3

berbeda. Sehingga dapat disimpulkan gelling agent yang terbaik yang digunakan

sebagai bahan dasar biethanol gel.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

1. Zat pemadat apakah yang paling baik digunakan untuk membuat bioetanol gel?

2. Berapakah konsentrasi Gelling Agent yang sesuai untuk membuat bioetanol gel

1.3 TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi dan jenis Gelling Agent yang sesuai agar dihasilkan bioetanol padat yang memiliki bentuk fisik baik dan kalor pembakaran yang tinggi.

1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN

1. Menemukan zat pemadat/ Gelling Agent dengan konsentrasi yang tepat dalam

pembuatan bioetanol padat.

2. Dimuatnya artikel ini pada majalah atau jurnal ilmiah agar dapat berguna bagi

masyarakat luas

1.5 KEGUNAAN

1. Memberikan informasi mengenai jenis gelling agent yang terbaik untuk

membuat bioetanol gel

2. Memberikan informasi mengenai konsentrasi gelling agent yang sesuai untuk

mendapatkan bioetanol yang baik bentuknya dan tinggi kalor pembakarannya

1.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : September 2014 – Februari 2015

Tempat : Laboratorium Teknik Kimia, Institut Teknologi Nasional Malang