Bab i Pendahuluan

19
Asuhan keperawatan pada Penyakit Dekompresi DISUSUN OLEH : KLOMPOK 9 Stenly Moningka Truly Salmon Veronika Sauba Victor Komalig YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

description

hiperbarik

Transcript of Bab i Pendahuluan

Asuhan keperawatan pada Penyakit Dekompresi

DISUSUN OLEH : KLOMPOK 9

Stenly MoningkaTruly SalmonVeronika SaubaVictor Komalig

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADAAKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT Tk.III MANADOJL. 14 Februari 9 KOMP. RS R. W. Manado 95119. Telp (0431) 85743KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan berkat yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah HIPERBARIK mengenai Asuhan Keperawatan Dekompresi. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah HIPERBARIK.Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan, di antaranya: Dosen mata kuliah HIPERBARIK Orang tua/kerabat Rekan-rekan mahasiswa Akper MITRASemoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sambungan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami para mahasiswa sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Ratahan, 2 Oktober 2013

Penulis,

DAFTAR ISIKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1A.LATARBELAKANG1B.TUJUAN1BAB II PEMBAHASAN2A.DEFINISI2B.ETIOLOGI2C.PATOFISIOLOGI2D.MANIFESTASI KLINIS4E.DIAGNOSIS4F.PENATALAKSANAAN5G.KOMPLIKASI5BAB III ASUHAN KEPERAWATAN6A.PENGKAJIAN6B.DIGNOSA KEPERAWATAN7BAB IV PENUTUP8A.KESIMPULAN8B.SARAN8DAFTAR PUSTAKA9

ii

BAB IPENDAHULUAN

LATARBELAKANGCaisson Disease (CD) dengan nama lain penyakit dekompresi (DCS = Decompression Sickness), penyakit penyelam (divers disease), Penyakit Dekompresi (PD), atau the bends merupakan nama yang diberikan untuk kumpulan gejala yang terjadi pada seseorang yang terpapar oleh penurunan (biasanya setelah peningkatan tekanan yang besar terlebih dulu). Setelah Siebe (Inggris, 1873) menciptakan Standard Diving Dress utuk penyelaman dalam, timbul kesulitan baru, yaitu munculnya penyakit aneh yang dikenal sebagai penyakit dekompresi. Dari gejala-gejala yang ringan berupa nyeri otot, sendi, dan tulang, sampai gejala yang sangat berat, berupa kelumpuhan anggota gerak bahkan kematian. Penyakit dekompresi pertama kali dipublikasikan oleh Triger (Perancis, 1845) yang merupakan penyakit yang ditemukan pada pekerja-pekerja caison (ruang yang terbuka bagian bawahnya) yang membuat terowongan di bawah air. Penyakit dekompresi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pelepasan dan pengembangan gelembung-gelembung gas dari fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan tekanan dengan cepat disekitarnya. Tubuh seharusnya beradaptasi terhadap tekanan seiring dengan kenaikan ketinggian yang cepat. Hal ini merupakan masalah dalam penyelaman dan gangguan akibat tekanan udara.

TUJUANMahasiswa mengerti tentang dekompresiMahasiswa mengetahui penyebab dekomprsiMahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada penyakit dekompresi

BAB IIPEMBAHASAN

1. DEFINISIPenyakit Dekompresi adalah penyakit yang disebabkan oleh pelepasan dan pengembangan gelembung-gelembung gas dari fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan cepat tekanan disekitarnya, sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh.Dekompresi didefinisikan sebagai suatu keadaan medis dimana akumulasi nitrogen yang terlarut setelah menyelam membentuk gelembung udara yang menyumbat aliran darah serta system syaraf.

ETIOLOGIPenyakit dekompresi biasanya diakibatkan oleh pembentukan gelembung gas, yang dapat menyebar ke seluruh tubuh, yang menyebabkan berbagai macam gangguan. Suatu gelembung gas yang terbentuk di punggung atau persendian dapat menyebabkan nyeri terlokalisir (the bends). Gelembung gas pada jaringan medulla spinalis atau pada nervus perifer dapat menyebabkan paraestesia, neuropraxia, atau paralisis. Sementara gelembung gas yang terbentuk pada system sirkulasi dapat mengakibatkan emboli gas pada pulmonal atau serebrum.

PATOFISIOLOGIBila seseorang menggunakan udara bertekanan tinggi sebagai media pernafasan untuk menyelam, maka semakin dalam dan semakin lama ia menyelam akan semakin banyak gas yang larut dan ditimbun dalam jaringan tubuh sesuai hukum Henry volume gas yang larut dalam suatu cairan sebanding dengan tekanan gas di atas cairan itu. Karena oksigen (O2) dikonsumsi dalam jaringan tubuh, maka yang tinggal adalah Nitrogen (N2) yang merupakan gas lembam (inert, tidak aktif). Seperti kita ketahui tekanan udara di permukaan laut adalah 1 Atmosfer Absolut (ATA) dan setiap kedalaman 10 meter maka tekanan akan betrambah 1 ATA. Jadi bila 1 liter N2 terlarut di dalam tubuh seseorang penyelam pada permukaan, maka pada kedalaman 20 meter (3 ATA) ia akan menyerap 3 liter N2. N2 yang berlebihan ini oleh darah akan didistribusikan ke dalam jaringan-jaringan sesuai dengan kecepatan aliran darah ke jaringan tersebut serta daya gabung jaringan terhadap N2. Jaringan lemak mempunyai daya gabung N2 yang tinggi dan melarutkan banyak N2 daripada jaringan yang lainnya.Ketika penyelam naik ke permukaan dan tekanan gas turun, terjadi kebalikan dari proses yang memenuhi tubuh dengan N2. Tekanan parsial N2 yang rendah dalam paru-paru selama naik menyebabkan darah melepaskan N2 ke dalam paru-paru. Proses ini berlangsung beberapa jam karena jaringan lambat melepaskan N2 dengan perlahan-lahan, dan tubuh memerlukan 24 jam atau lebih untuk menghilangkan semua N2 yang berlebihan. Jika dekompresi berlangsung terlalu cepat, maka N2 tidak dapat meninggalkan jaringan dengan cepat dan teratur seperti yang dilukiskan di atas. Tekanan yang tiba-tiba menurun tidak cukup untuk mempertahankan kelarutan gas sehingga timbul gelembung, seperti fenomena yang kita lihat bila tutup botol bir dibuka dengan tiba-tiba maka gelembung gas karbondioksida naik ke permukaan botol.Tiap gerakan pada waktu dekompresi menyebabkan meletusnya dengan singkat gelembung gas terutama bila gerak badan kuat atau intermitten. Seperti bila botol bir dikocok sebelum tutupnya dibuka. Namun gerak badan ringan secara kontinu dapat bermanfaat dalam arti menambah eliminasi gas tanpa menyebabkan terjadinya jumlah gas yang berlebihan, karena mikronuklei gas dikonsumsi. Interval diantara penyelaman yang tidak tepat dapat menyebabkan mendadak timbulnya gejala akut karena redistribusi vaskuler dari gelembung sehingga terjadi gangguan fungsi jantung dan pernafasan.

MANIFESTASI KLINIS1. CD tipe I ditandai dengan satu atau beberapa dari gejala berikut :Rasa nyeri ringan yang menetap setelah 10 menit onset (niggles),Pruritus, atau skin bends yang menyebabkan rasa gatal atau terbakar pada kulit, danRuam pada kulit yang biasanya beraneka warna atau menyerupai marmer atau papular, atau ruam yang menyerupai plak. Pada kasus tertentu yang jarang menyerupai kulit jeruk.CD tipe II ditandai oleh :1. Gejala gangguan pada paru,Syok hipovolemik, atauGangguan pada sistem saraf

DIAGNOSISDiagnosis CD dapat ditegakkan melalui pertanyaan anamnesa mengenai riwayat menyelam penderita sebelumnya (dalam waktu 24 jam terakhir) dan dari pemeriksaan fisis, didapatkan gejala-gejala CD.Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan untuk menentukan diagnosis CD adalah :1. Pemeriksaan Laboratorium1. Darah rutin; Pada pasien yang datang gejala neurologik yang persisten dalam beberapa minggu setelah cedera bisa didapatkan hematokrit (Hct) sebanyak 48% atau lebih.Analisis gas darah; Menentukan alveolar-arterial gradient pada pasien dengan suspek emboli.Creatinine Phosphokinase (CPK); Peningkatan CPK menunjukkan kerusakan jaringan yang disebabkan oleh mikroemboli.Pemeriksaan radiologi (mis: Radiografi, USG Doppler,)Elektrokardiogram (EKG)

PENATALAKSANAANPenatalaksanaan untuk Caisson Disease ringan dapat diobati dengan menghirup O2 100% pada tekanan permukaan, pengobatan terpenting adalah rekompressi. Bila penderita perlu diangkut ke ruang rekompresi yang terdekat atas nasehat dokter hiperbarik, maka bila ada RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) portable bertekanan 2 ATA penderita dimasukkan ke dalam unit ini dan diangkut ke RUBT defenitif. Bila perlengkapan ini tidak tersedia maka penderita diberi O2 100% pada tekanan 1 ATA dengan masker tertutup rapat, diselingi tiap 30 menit bernafas selama 5 menit dengan udara biasa untuk menghindari intoksikasi O2. Ini akan mempercepat pelepasan N2 yang berlebihan dari dalam tubuh sehingga seringkali mengurangi gejala-gejala untuk sementara waktu. Bila nampak gejala serius maka dipasang infus larutan garam isotonik atau Ringer dan pada kasus ringan penderita diberi banyak air minum sampai urin berwarna putih dan jumlahnya banyak bila perlu dipasang keteter dan pleurosentesis.Obat-obatan yang dapat diberikan selam rekompresi adalah infus cairan (Dextran, plasma) bila ada dehidrasi atau syok, steroid (deksametason) bila ada edema otak, obat anti pembekuan darah (heparin), digitalis bila terjadi gagal jantung, anti oksidan (vitamin E, vitamin C, betakaroten) untuk mengantisipasi pembekuan oksidan (radikal bebas) yang merusak sel tubuh pada terapi oksigen hiperbarik.

KOMPLIKASIKasus PD yang parah dapat mengakibatkan kematian. Gelembung gas yang besar dalam menghambat aliran darah yang membawa oksigen ke otak, sistem saraf pusat dan organ vital yang lainnya.Walaupun perubahan tekanan atmosfer tidak langsung menunjukkan perubahan pada gejala klinis, namun perubahan tekanan udara yang mendadak dapat menyebabkan cedera tulang permanen yang dinamakan dysbaric osteonecrosis (DON) yakni kematian sel-sel tulang akibat tekanan yang kuat. DON bisa terjadi pada paparan pertama dari dekompresi yang mendadak.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN1. Primary SurveyTujuan dari Primary survey adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki dengan segera masalah yang mengancam kehidupan. Prioritas yang dilakukan pada primary survey antara lain:1. Airway1. Breathing1. Circulation1. DisabilityExposureSecondary SurveySurvey sekunder merupakan pemeriksaan secara lengkap yang dilakukan secara head to toe. Secondary survey hanya dilakukan setelah kondisi pasien mulai stabil, dalam artian tidak mengalami syok atau tanda-tanda syok telah mulai membaik.

DIGNOSA KEPERAWATAN1. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penyumbatan aliran darah.INTERVENSIRASIONAL

Ukur tanda-tanda vital Perubahan tanda-tanda vital seperti bradikardi akibat dari kompensasi jantung terhadap penurunan fungsi hemoglobin

Pantau adanya ketidakadekuatan perfusi :Peningkatan rasa nyeriKapilari refill . 2 detikKulit : dingin dan pucatMenunjukkan adanya ketidakadekuatan perfusi jaringan

Pantau GCSPenurunan perfusi terutama di otak dapat mengakibatkan penurunan tingkat kesadaran

Awasi pemeriksaan AGD

Penurunan perfusi jaringan dapat menimbulkan infark terhadap organ jaringan

Atur posisi kepala dan leher untuk mendukung airwayUntuk mempertahankan ABC dan mencegah terjadi obstruksi jalan napas

Sediakan oksigen dengan nasal canul untuk mengatasi hipoksiaMencukupi kebutuhan oksigen tubuh dan oksigen

Nyeri akut berhubungan dengan gangguan neurologisINTERVENSIRASIONAL

Kaji PQRST pasienpengkajian yang tepat dapat membantu dalam memberikan intervensi yang tepat

Pantau tanda-tanda vitalnyeri bersifat proinflamasi sehingga dapat mempengaruhi tanda-tanda vital

Ajarkan teknik relaksasi Mengurangi nyeri

Kolaborasi untuk pemberian analgetikAnalgetik dapat mengurangi nyeri yang berat

BAB IVPENUTUP

1. KESIMPULAN1. Penyakit Dekompresi adalah penyakit yang disebabkan oleh pelepasan dan pengembangan gelembung-gelembung gas dari fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan cepat tekanan disekitarnya, sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh.Penyakit dekompresi biasanya diakibatkan oleh pembentukan gelembung gas, yang dapat menyebar ke seluruh tubuh, yang menyebabkan berbagai macam gangguan.

SARANDiharapkan seorang perawat harus lebih terampil dan selalu siap dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam mendiagnosis suatu masalah yang di hadapi pasiennya agar tindakan dan pengobatan cepat dan tepat sesuai kebutuhan klien

DAFTAR PUSTAKA

Vanderbilt Medical Center. (2011). Viewing and printing adult ED nursing assessment documentation. Diakses pada tanggal 28 April 2013, dari http://www.mc.vanderbilt.edu/documents/sss2/files/View_Print_Adult_ED_Nurs_Assess_Doc_2_10_11.doc

8