Bab i Pendahuluan

10
PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN DAMPAK NEGATIF PERTAMBANGAN TERHADAP LINGKUNGAN D I S U S U N Oleh : EPDI SAPUTRA LUBIS 12 306 061 JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

description

pengolahan

Transcript of Bab i Pendahuluan

PROPOSAL METODOLOGI PENELITIANDAMPAK NEGATIF PERTAMBANGAN

TERHADAP LINGKUNGAND

I

S

U

S

U

NOleh :EPDI SAPUTRA LUBIS

12 306 061

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN2015BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.

Kegiatan penambangan apabila dilakukan di kawasan hutan dapat merusak ekosistem hutan. Apabila tidak dikelola dengan baik, penambangan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan secara keseluruhan dalam bentuk pencemaran air, tanah dan udara.

Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula (Susilo, 2003).

Contoh dampak negatif pertambangan bagi lingkungan adalah kasus teluk buyat yang terjadi di Sulawesi Utara yaitu Pencemaran logam berat terutama logam arsen dan logam merkuri oleh PT. NMR . Contoh lain dari dampak negatif pertambangan adalah pada tahun 1995 di Guyana, lebih dari empat milliar liter air limbah yang mengandung sianida masuk ke anak sungai essequibo, akibat bendungan tailing limbah yang runtuh. Semua ikan di sungai mati, tanah terbanjiri oleh zat yang sangat beracun, membuat tanah tidak dapat digunakan lagi untuk pertanian. Sumber air minum bagi masyarakat lokal juga tercemari.

Untuk mengurangi dampak negatif kegiatan pertambangan maka diperlukan pemahaman bagaimana cara agar kesalahan dalam menjalankan kegiatan tersebut tidak terjadi. Walaupun masih terdapat beberapa kemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan, namun dari kajian ini bisa lebih teliti dalam penanganan dampak negativif pertambangan terhadap lingkungan.

Untuk mengetahui dampak negatif pertambangan terhadap lingkungan, perlu meneliti bagaimana pembuangan tailing, pengolahan bahan tambang, dan bagaimana penanganan limbahnya. Harapannya dengan meneliti kegiatan tersebut sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari kegiatan pertambangan.1.2 Rumusan Masalah

2 Apa akibat yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan ?

3 Apa yang mempengaruhi dari akibat yang timbul dari kegiatan pertambangan ?

4 Bagaimana solusi dari akibat yang timbul dari kegiatan pertambangan ?1.3 Maksud dan TujuanMaksud yaitu mencari data tentang kerusakan lingkungan akibat pertambangan

Tujuan yaitu mengetahui dampak pertambangan terhadap lingkungan

1.4 Batasan MasalahMasalah yang dibahas mengenai dampak negatif pertambangan khususnya pada pencemaran air. Hal lain yang menyebabkan kerusakan lingkungan seperti pencemaran udara dan kerusakan ekosistem hutan menjadi batasan masalah pada kegiatan penelitian tersebut.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen atau secara khusus digolongkan sebagai penelitian deskriptif dimana data yang akan dijadikan penelitian sudah ada (Arikunto, 2006). Penelitian deskriptif dilakukan dengan menjelaskan variabel masa lalu dan sekarang.

1.6 Output PenelitianHasil dari penelitian memahami dampak negatif kegiatan pertambangan terhadap lingkungan air di sekitar area pertambangan.BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Landasan TeoriIndustri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa industri pertambangan juga menyedot lapangan kerja dan bagi Kabupaten dan Kota merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan yang meliputi: eksplorasi, eksploitasi, pengolahan pemurnian, pengangkutan mineral/bahan tambang. Industri pertambangan selain mendatangkan devisa dan menyedot lapangan kerja juga rawan terhadap pengrusakan lingkungan. Banyak kegiatan penambangan yang mengundang sorotan masyarakat sekitarnya karena pengrusakan lingkungan. (Yudhistira, 2008 dalam Ahyani 2011).Menurut Noor (2006) permasalahan yang sering muncul dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral adalah terjadinya penurunan kualitas lingkungan seperti pencemaran pada tanah, polusi udara, dan hidrologi air. Beberapa contoh lokasi tambang yang telah mengalami penurunan kualitas lingkungan, antara lain tambang timah di Pulau Bangka, tambang batu bara di Kalimantan Timur dan tambang tembaga di Papua. Lubang-lubang bekas penambangan dan pembukaan lapisan tanah yang subur pada saat penambangan, dapat mengakibatkan daerah yang semula subur menjadi daerah yang tandus. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk kembali ke dalam kondisi semula. Polusi dan degradasi lingkungan terjadi pada semua tahap dalam aktivitas pertambangan. Tahap tersebut dimulai pada tahap prosesing mineral dan semua aktivitas yang menyertainya seperti penggunaan peralatan survei, bahan peledak, alat-alat berat, limbah mineral padat yang tidak dibutuhkan (Noor, 2006).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Qomariah (2002) dampak akibat aktivitas pertambangan batu bara bukan hanya menimbulkan polusi udara yang mengakibatkan penurunan kesehatan atau penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), melainkan juga timbulnya cekungan besar yang dikelilingi tumpukan tanah bekas galian yang telah bercampur dengan sisa-sisa bahan tambang (tailing). Pada saat musim hujan, cekungan tersebut dialiri air dan berubah menjadi danau. Sisa-sisa bahan tambang mengalir ke sungai-sungai dan menutupi lahan pertanian serta areal perkebunan. Hal ini mengakibatkan hilangnya vegetasi (tanaman) populasi satwa liar dan menurunnya kualitas air. Sementara itu di daerah bagian hilir pasca tambang, rawan terjadinya bencana erosi akibat sedimentasi tanah.

Berikut ini adalah dampak buruk pada air yang disebabkan kegaitan pertambangan: Bahan kimia seperti merkuri, sianida, asam sulfat, arsen dan merkuri metil digunakan dalam berbagai tahap pertambangan.sebagian besar bahan kimia yang dilepaskan ke sungai terdekat akan mencemari air. Terlepas dari pipa yang digunakan untuk membuang bahan kimia ke dalam air. Kemungkinan kebocoran pipa akan selalu ada.

Pelepasan bahan kimia beracun ke dalam air jelas berbahaya bagi flora dan fauna di air. Selain polusi, proses pertambangan membutuhkan air dari sumber air di dekatnya. Misalnya air yang digunakan untuk mencuci kotoran dari batubara. Hasilnya adalah bahwa kadar air di dalam sungai akan berkurang. Organisme dalam air juga tidak memiliki cukup air untuk kelangsungan hidup mereka. Hal ini bahkan mencemari sungai dengan senyawa-senyawa berbahaya yang berhubungan dengan sulfida logam. Pengerukan sungai adalah metoda yang dipakai dalam pertambangan emas. Dalam metoda ini, kerikil dan lumpur disedot dari daerah tertentu dari sungai. Setelah fragmen emas disaring, lumpur dan kerikil yang tersisa dilepaskan kembali ke sungai, meskipun di lokasi yang berbeda dari tempat yang sebelumnya diambil. Hal ini akan mengganggu aliran sungai yang dapat menyebabkan ikan dan organisme mati.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1. Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini tahap penelitian akan terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Tahap Pendahuluan

Tahap ini meliputi persiapan materi penelitian dengan mengadakan studi literatur guna mengetahui lebih mendalam permasalahan dan mengadakan tinjauan awal ke lapangan.

2. Tahap Survei Lapangan

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data baik primer maupun sekunder. Data primer diambil padda penelitian adalah kondisi lokasi penambangan dan data sekunder merupakan pendukung yang didapatkan dari pemerintah kota.

3. Tahap Penyusunan hasil Penelitian

Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah penyusunan hasil penelitian dimana akan dilakukan evaluasi dan pemeriksaan ulang hasil analisis data.2.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data pengelolaan dan pemantauan lingkungan dilakukan dengan cara melakukan pengambilan data primer dan sekunder.

2.1.1 Data Primer Data primer yang dikumpulkan berupa data hasil pengamatan yang dilakukan di lokasi penelitian.2.1.2 Data Sekunder

Data sekunder yang diambil berupa data-data yang telah dikumpulkan AMDAL oleh perusahaan yang dipersyaratkan oleh pihak berwenang sesuai dengan industri yang berlaku.Diagram alir penelitianKegiatan pertambangan

Tahap survei lapangan

Analisis permasalah: dampak negatif pertambangan terhadap lingkunagan

Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Evaluasi Dampak Lingkungan

yang diakibatkan oleh kegiatan penambangan