BAB I (Pendahuluan)

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan telekomunikasi nirkabel (wireless) saat ini sudah berkembang sangat pesat. Dimulai dari generasi pertama (1G), kemudian generasi kedua (2G), sampai yang sekarang sudah terealisasi di Indonesia yaitu generasi keempat (4G) yang disebut dengan LTE (Long Term Evolution). LTE merupakan teknologi yang terstandarisasi oleh teknologi 3rd Generation Partnership Project (3GPP). LTE dirancang untuk menyediakan efisiensi spektrum yang lebih baik, peningkatan kapasitas radio, biaya operasional yang lebih murah bagi operator, serta layanan mobile broadband dengan kualitas tinggi untuk pengguna. LTE sendiri dikembangkan dari teknologi Global System for Mobile (GSM) dan Universal Mobile Telecommunication System (UMTS), dengan teknologi ini kecepatan data rate yang dikirimkan meningkat. Perkembangan teknologi generasi keempat (4G) ini diharapkan dapat dinikmati

description

LTE

Transcript of BAB I (Pendahuluan)

4

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar Belakang

Jaringan telekomunikasi nirkabel (wireless) saat ini sudah berkembang sangat pesat. Dimulai dari generasi pertama (1G), kemudian generasi kedua (2G), sampai yang sekarang sudah terealisasi di Indonesia yaitu generasi keempat (4G) yang disebut dengan LTE (Long Term Evolution). LTE merupakan teknologi yang terstandarisasi oleh teknologi 3rd Generation Partnership Project (3GPP). LTE dirancang untuk menyediakan efisiensi spektrum yang lebih baik, peningkatan kapasitas radio, biaya operasional yang lebih murah bagi operator, serta layanan mobile broadband dengan kualitas tinggi untuk pengguna. LTE sendiri dikembangkan dari teknologi Global System for Mobile (GSM) dan Universal Mobile Telecommunication System (UMTS), dengan teknologi ini kecepatan data rate yang dikirimkan meningkat. Perkembangan teknologi generasi keempat (4G) ini diharapkan dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat tidak hanya masyrakat perkotaan melainkan hingga ke pedesaan. Hasil survei dari MarkPlus Insight Netizen Survey menyebutkan bahwa jumlah pengguna internet di indonesia telah mencapai 61 juta orang pada tahun 2012. Jumlah itu membuat persentase pengguna internet dibanding jumlah penduduk adalah 23,5%. Dari jumlah tersebut, 40% di antaranya mengakses internet lebih dari 3 jam sehari. Adapun jumlah pengguna internet yang menggunakan perangkat mobile seperti ponsel dan tablet mencapai 58 juta jiwa. Sebuah penelitian yang dikutipdetikINETdariSilicon Indiamenyebutkan Indonesia menempati posisi ke delapan negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia. Penelitian dari Boston Consulting Group menilai jumlah pengguna internet di Indonesia akan terus meningkat. Sampai angka tiga kali lipat di tahun 2015 dibandingkan tahun 2010 (detikINET,2013).

Untuk bisa membangun sebuah infrastruktur jaringan yang mampu melayani pelanggan dengan kualitas yang baik, diperlukan sebuah perencanaan infrastruktur jaringan yang baik pula agar nilai investasi yang ditanamkan bisa efisien dan maksimal. Dalam perencanaan tersebut diperlukan sebuah mekanisme untuk merancang sebuah jaringan atau infrastruktur yang efisien dengan biaya yang seminimal mungkin, namun menghasilkan kulitas layanan yang baik. Ini diperlukan sebuah metode yang mampu untuk menganalisis sebuah jaringan atau infrastruktur eksisting, sehingga didapatkan sebuah perencenaan optimasi jaringan. Dari hasil analisis tersebut nantinya akan mampu memberikan sebuah perencenaan jaringan yang mampu melayani pelanggan dengan kualitas yang baik.

Penelitian ini akan dilakukan sebuah perencanaan jaringan 4G LTE dengan menggunakan metode optimasi penentuan lokasi BTS di kota Denpasar. Kota Denpasar sendiri merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terbesar di Bali. Ini dirasa tepat sebagai lokasi penelitian perencanaan jaringan LTE kali ini, dimana jumlah penduduk kota Denpasar adalah 863.600 jiwa dan luas wilayahnya 127,78 km2 (Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2014). Perkembangan teknologi informasi di walayah ini juga sangat berkembang pesat, sehingga perlu adanya sebuah perencanaan jaringan yang optimal khususnya dalam sistem mobile telekomunikasi.

Tahun 2014, mahasiswa Teknik Elektro Universitas Udayana melakukan penelitian mengenai perencanaan coverage jaringan LTE (Long Term Evolution) pada frekuensi 1900 MHz di wilayah kota Denpasar dengan memperhitungkan Offered Bit Quantity (OBQ). Dalam penelitian ini diasumsikan semua BTS 3G eksisting akan dipasang perangkat 4G. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan dimana coverage 4G di kota Denpasar berdasarkan perhitungan link budget dan Offered Bit Quantity (OBQ) sudah memenuhi wilayah kota Denpasar. Namun faktanya tidak semua BTS eksisting 3G akan dipasang perangkat 4G. Ini disebabkan karena coverage jaringan 4G lebih jauh dari padacoverage jaringan 3G dan dari sisi jumlah pengguna jaringan 4G belum sebanyak pengguna jaringan 3G, sehingga guna mengefisiensikan biaya infrastruktur perlu dilakukan perencanaan ulang penempatan BTS yang optimal pada jaringan 4G di kota Denpasar. Selain itu pada realitanya jaringan 4G dialokasikan menggunakan frkwensi 1800 MHz (Dirjen SDPPI, 2014), sehingga perlu dilakukan perhitungan ulang mengenai link budget dari jaringan 4G di kota Denpasar.

Metode yang akan digunakan dalam optimasi penentuan lokasi BTS ini adalah metode pengclusteran Fuzzy C- Means (FCM) yang kemudian hasilnya akan dioptimasi menggunakan metode optimasi Harmony Search (HS). Fuzzy C-Means (FCM) adalah suatu teknik pengclusteran data yang mana keberadaan tiap-tiap data dalam suatu cluster ditentukan oleh nilai keanggotaan. Konsep dasar FCM pertama kali adalah menentukan pusat cluster yang akan menandai lokasi rata-rata untuk tiap-tiap cluster (Baraldi dan Blonda, 1998). Metode Fuzzy C- Means (FCM) sering digunakan dalam pengelompokkan, karena metode ini memberikan hasil yang halus dan cukup efektif untuk meningkatkan homogenitas tiap kelompok yang dihasilkan. Berbeda dengan teknik pengclusteran secara klasik (dimana suatu obyek hanya akan menjadi obyek suatu anggota cluster tertentu), dalam FCM setiap data bisa menjadi anggota beberapa cluster. Algoritma HS dipilih sebagai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini karena algoritma ini menunjukkan hasil yang bagus ketika digunakan untuk menyelesaikan beberapa masalah optimasi. Hal ini dikarenakan algoritma ini mempunyai beberapa kelebihan misalnya pitch adjustment yang dapat melakukan proses perbaikan pada solusi yang bersifat lokal optimal dan struktur algoritma HS relatif mudah (Geem, 2009).

Pada penelitian ini nantinya akan menghasilkan sebuah optimasi jaringan eksisting, dimana dari total BTS 3G eksisting yang ada di kota Denpasar akan terdapat beberapa BTS yang seharusnya tidak perlu dipasangkan perangkat 4G. Kemudian dalam penelitian juga nantinya akan diketahui kepadatan trafik dari masing-masing BTS yang telah dilakukan optimasi.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan sejumlah permasalahan utama yang menjadi fokus dari penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana coverage jaringan 4G LTE 1800 MHz menggunakan link budget dan Offered Bit Quantitiy (OBQ)?2. Berapa jumlah BTS eksisting yang harus dipasang perangkat 4G LTE 1800 MHz agar mendapatkan coverage yang optimal?

3. Bagaimana pemetaan BTS 4G LTE 1800 MHz yang optimal setelah dilakukan optimasi?1.3 Tujuan Penulisan

Sejumlah tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui coverage jaringan 4G LTE 1800 MHz menggunakan link budget dan Offered Bit Quantitiy (OBQ).2. Mengetahui jumlah BTS eksisting yang harus dipasang perangkat 4G LTE 1800 MHz agar mendapatkan coverage yang optimal.

3. Mengetahui pemetaan BTS 4G LTE 1800 MHz yang optimal setelah dilakukan optimasi.1.4 Manfaat

1. Manfaat Ekonomis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan sebuah perusahaan telekomunikasi dalam mengembangkan infrastruktur di kota Denpasar untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan biaya yang efisien.

2. Manfaat Akademis

Pembuatan tugas akhir ini dapat membantu peneliti mengerti konsep penggunaan Fuzzy C- Means (FCM) dan Harmony Search (HS) sebagai metode optimasi sebuah jaringan telekomunikasi.