Bab I Pendahuluan

download Bab I Pendahuluan

of 5

Transcript of Bab I Pendahuluan

  • PENDAHULUAN

    Latar BelakangIndonesia berpeluang besar mengembangkan potensi wisata alam. Hal ini

    dapat dilihat dari potensi wisata alam yang dimilikinya seperti: (1) Alamnya yangindah dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, (2) Sumber daya manusia yangbisa dikembangkan, (3) Seni budaya yang beranekaragam, (4) Letak geografisyang strategis, (5) Kondisi iklim yang relatif baik sepanjang tahun untuk kegiatanwisata. Kelima potensi tersebut merupakan modal yang dapat memberikansumbangan besar pada pembangunan ekonomi lokal, regional dan terciptanyalapangan kerja melalui pengembangan industri pariwisata.

    Perkembangan dalam industri pariwisata yang berbasis alam (naturaltourism) saat ini mengalami kemajuan yang pesat. Menurut World TourismOrganization (WTO 1995), pertumbuhan per tahun untuk wisata umum (generalinternational travel) hanya 5%, sedangkan wisata alam 30%. Di Indonesiapengembangan Wisata Alam lebih banyak berkembang pada Kawasan PelestarianAlam.

    Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 pasal 31 tentang Kawasan PelestarianAlam disebutkan bahwa di dalam kawasan pelestarian alam (Taman Nasional,Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam) dapat dilakukan kegiatan untukkepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,budaya dan wisata. Kawasan Taman Wisata Alam merupakan salah satu kawasanpelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentinganpariwisata dan rekreasi alam.

    Indonesia memiliki 122 (104 di darat dan 18 di laut) lokasi TWA danempat diantaranya berada di Sumatera Barat (Dephut 2008). Empat lokasi TWAyang ada di Sumatera Barat, salah satunya adalah TWA Lembah Harau, yangmerupakan salah satu potensi wisata di Kecamatan Harau Kabupaten LimapuluhKota Provinsi Sumatera Barat. TWA Lembah Harau ini ditetapkan berdasarkanSK Mentan No. 478/Kpts/Um/8/1979 Tanggal 2 Agustus 1979 dengan luas 27,5Ha. Lokasinya merupakan bagian dari CA Lembah Harau yang diubah statusnyamenjadi Taman Wisata Alam (Dephut 2008).

  • 2Potensi wisata di TWA Lembah Harau berupa keindahan alam danberbagai jenis flora dan fauna dengan keanekaragaman hayati yang tinggi.Keindahan alam yang dapat dinikmati antara lain: air terjun, tempat olahragapanjat tebing, dan pemandangan alam. Vegetasi yang mendominasi kawasanTWA Lembah Harau merupakan tipe vegetasi primer hutan hujan tropispegunungan dan jenis pohon penyusun vegetasi tersebut didominasi antara lainoleh famili Medang-Medangan (Lauraceae), Jambu Hutan (Myrtaceae), Melinjo(Gurtacae), Manggis (Guttiferae) dan Meranti (Dipterocarpaceae). Disamping itujuga masih terdapat fauna yang dapat dijumpai di TWA Lembah Harau antara lain:Kambing Hutan (Nemorchaedus atau Capricornis sumatrensis), HarimauSumatera (Pantera tigris sumatrensis), Siamang (Hylobates syndactylus), Rusa(Cervus timorensis), Tapir (Tapirus indicus) dan Burung Kuau (Argusia nusargus)(Dephut 2008). Adanya hewan buas seperti Harimau Sumatera tidaklah berbahayadalam pengelolaan, karena hewan ini berada di atas tebing lembah dan hutan yangberbatasan dengan kawasan CA Lembah Harau. Dengan keberadaan hewan buasdi kawasan ini, pengelola bisa juga mengembangkan obyek wisata minat khususpengamatan Harimau Sumatera. Selain itu TWA Lembah Harau juga dilintasi olehjalan provinsi sehingga akses menuju TWA tersebut lebih mudah.

    Kawasan TWA Lembah Harau merupakan salah satu tempat yangberpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut, terutama dalam kaitannya denganusaha pemerintah daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan devisa negara darisektor non migas, maka peranan sektor pariwisata menjadi salah satu sektorpenting dalam mendukung kebijakan tersebut. Sektor pariwisata menjadi bagianpenting dalam menghasilkan devisa negara. Berdasarkan statistik kunjunganwisatawan, pada tahun 2007 diperoleh devisa dari kunjungan wisatawanmancanegara sebesar US $ 5.345.980.000 sedangkan total devisa negara padatahun 2007 adalah sebesar US $ 56.900.000.000. Dengan kedatangan wisatawanmancanegara telah menyumbang devisa sebesar 9.4% dari total devisa negarapada tahun 2007 (BPS 2007). Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelolaLembah Harau selama tahun 2007 terjadi juga peningkatan pendapatan di TWA

  • 3Lembah Harau. Halini dapat dilihat dari target pemasukan Rp 95.000.000,-diperoleh pemasukan sebesar Rp 134.000.000,-.

    Namun demikian, dalam menyokong kebijakan peningkatan PAD darisektor pariwisata perlu dilakukan penelitian terhadap strategi pengelolaan yangditerapkan di TWA Lembah Harau, guna mendukung pengelolaan yang tepat. Disisi lain, pengambil kebijakan (pemerintah daerah) pada umumnya membuatalokasi sumber daya berdasarkan pada keuntungan ekonomi jangka pendek. Olehkarena itu, dalam upaya meyakinkan pengambil kebijakan, maka perlu adanyaargumen yang kuat tentang sumbangan kawasan pelestarian alam terhadapekonomi daerahnya (McNeely 1992).

    Implementasi otonomi daerah dan paradigma pengelolaan hutan berbasismasyarakat, memunculkan dilema baru bagi pengelolaan kawasan konservasi didaerah. Tekanan terhadap kawasan hutan untuk pemenuhan kebutuhan hidupmasyarakat mengakibatkan kegiatan pemanfaatan sumber daya di dalam kawasansemakin tidak terkendali.

    Untuk menanggulangi kerusakan fisik habitat dan sumber daya alam daripraktik pemanfaatan yang cenderung tidak terkendali, serta tetap terpeliharanyakeberadaan dan kelestarian ekosistem dengan segenap fungsi utama kawasan,maka sangat diperlukan langkah-langkah strategi pengelolaan TWA LembahHarau secara lebih terencana dan terpadu. Hal ini perlu dilakukan agar berbagaikepentingan antar sektor maupun antar pengguna (user/stakeholders) dapatterakomodasi, terutama mencakup aspek perlindungan fungsi ekologis, aspekpemanfaatan terbatas dengan nilai ekonomi optimal, serta pemberdayaan danpelibatan masyarakat setempat.

    Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian tentang Strategi PengelolaanTaman Wisata Alam Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota ProvinsiSumatera Barat sangat relevan untuk dilakukan.

    Perumusan MasalahTerdapat berbagai aktivitas masyarakat yang mengancam keberadaan

    TWA Lembah Harau, antara lain: perluasan lahan pertanian, pemanfaatan floradan fauna, dan penebangan liar. Hal ini merupakan indikasi bahwa potensi wisatadi TWA Lembah Harau juga terancam.

  • 4Usaha perlindungan suatu sumber daya alam seringkali terganjal olehdinamika masyarakat yang berada di sekitar sumber daya tersebut, dimanaterdapat kecenderungan bahwa dinamika tersebut memerlukan ruang untukdimanfaatkan dalam proses pengembangan dan peningkatan kualitas hidup.Akibatnya, terjadi benturan antara kepentingan masyarakat yang menginginkanadanya penghidupan yang layak dan kepentingan pemerintah yang menginginkanlingkungan tetap lestari.

    Dari uraian tersebut di atas, maka timbul beberapa pertanyaan:1. Apa sesungguhnya yang menjadi permasalahan dalam pengelolaan TWA

    Lembah Harau ?2. Bagaimana persepsi stakeholder terhadap pengelolaan TWA Lembah Harau ?3. Bagaimana kemanfaatan finansial dari pengelolaan TWA Lembah Harau ?4. Bagaimanakah strategi pengelolaan TWA Lembah Harau yang tepat untuk

    meningkatkan pendapatan daerah secara berkelanjutan ?

    Tujuan

    Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menyusun arahan pengelolaanTaman Wisata Alam Lembah Harau (TWA Lembah Harau) yang berkelanjutanberdasarkan pengetahuan tentang nilai manfaat langsung yang dapat dirasakanoleh masyarakat sekitar kawasan maupun bagi daerah. Adapun tujuan khusus daripenelitian ini adalah untuk:1. Mengidentifikasi permasalahan pengelolaan TWA Lembah Harau.2. Mendeskripsikan persepsi stakeholder terhadap pengelolaan TWA Lembah

    Harau.

    3. Menganalisa kelayakan finansial pengusahaan TWA Lembah Harau.4. Merumuskan strategi pengelolaan TWA Lembah Harau yang lestari dan

    berkelanjutan di Kabupaten Limapuluh Kota.

    Manfaat PenelitianRumusan arahan pengelolaan TWA Lembah Harau yang didasarkan atas

    hasil penelitian ini diharapkan :1. Memberikan bahan masukan kepada pemerintah daerah Kabupaten Limapuluh

    Kota tentang pengelolaan TWA Lembah Harau.

  • 52. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang nilai penting TWALembah Harau.

    3. Bagi dunia pendidikan, sebagai referensi dan informasi dalam merencanakanpenelitian lebih lanjut.

    Bagan Alir Penelitian

    Bagan alir pemikiran, yang secara diagramatis menggambarkan hubunganantara latar belakang, masalah penelitian, tujuan penelitian, serta metode analisisyang digunakan disajikan pada Gambar 1 berikut ini :

    Gambar 1 Bagan alir pemikiran penelitian.

    MasyarakatSekitar Kawasan

    Pengelola

    IdentifikasiKepentingan

    Sikap dan Presepsi

    DukunganPolitis

    PengunjungPemerintah

    KeinginanRencanaPengusahaan

    Swasta PerguruanTinggi

    LSM

    TWA LEMBAH HARAU

    Analisis Strategi(SWOT)

    Arahan Strategi Pengelolaan TWALembah Harau

    IdentifikasiVariabel SWOT

    Rumusan StrategisPengelolaan (AHP)

    AnalisisFinansial