Bab i Pendahuluan
-
Upload
ratih-shyu -
Category
Documents
-
view
241 -
download
0
description
Transcript of Bab i Pendahuluan
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Procter & Gamble Co. atau lebih dikenal dengan P&G merupakan perusahaan
internasional yang memproduksi barang konsumen yang bergerak cepat. Kantor
pusat P&G terletak di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat. (1)Perusahaan ini didirikan
tahun 1837 dengan mempekerjakan 140.000 pekerja pada tahun 2005.
Gambar 1.1.1 Markas Procter & Gamble di Downtown Cincinnati, Ohio, AS
P&G didirikan oleh William Procter, seorang pembuat lilin dan James
Gamble, seorang pembuat sabun. Keduanya menjadi ipar ketika menikah dengan
kakak beradik Olivia dan Elizabeth Norris. Ide pendirian usaha bersama ini dirintis
oleh Alexander Norris, mertua mereka yang mengadakan pertemuan, dimana ia
membujuk Procter & Gamble didirikan untuk menjadi partner bisnis. Pada tanggal
24 Agustus 1837 sebagai hasil dari pertemuan tersebut Procter & Gamble didirikan.
Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi P&G pada tiap tahunnya.
Pada tanggal 24 Agustus 1858-1859, penjualan P&G berhasil mencapai $1juta.
Di titik ini, P&G memiliki sekitar 80 karyawan yang bekerja disana. Pada masa
perang saudara di Amerika Serikat, P&G memenangkan kontrak untuk menyuplai
sabun dan lilin kepada Tentara Union. Selain memberikan profit tambahan, kontrak
tersebut secara tidak langsung juga memperkenalkan produk P&G ke tentara-tentara
diseluruh wilayah Amerika Serikat.
Pada tahun 1880, Procter & Gamble mulai memasarkan sebuah produk baru
berupa sabun yang dapat mengambang diatas air. Perusahaan menyebut sabun itu
sebagai Ivory. William Arnett Procter, cucu dari William Procter, mulai
mengembangkan program bagi hasil ke tenaga kerja P&G pada tahun 1887. Dengan
1 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
memberikan saham kepada pekerja, ia secara cepat memperkirakan resiko mogok
kerja (Strike) dari pekerja menjadi kecil.
Perusahaan mulai membangun pabrik di lokasi lain seantero Amerika Serikat
seiring dengan meningkatnya demand. Perusahaan juga mulai melakukan
diversifikasi produk. Pada tahun 1911, P&G memproduksi Crisco, sejenis minyak
yang terbuat dari lemak nabati alih-alih lemak binatang. Ketika radio menjadi
popular pada tahun 1920-an dan 1930-an, perusahaan menyeponsori beberapa acara.
Acara-acara yang disponsori oleh P&G ini dikemudian hari disebut sebagai acara
“opera sabun”.
Perusahaan juga mengembangkan usahanya ke negara lain, baik dalam hal
manufaktur maupun penjualan produk, dan menjadi sebuah perusahaan internasional
saat mengakuisisi Thomas Hedley Co., sebuah perusahaan yang berbasis
di Newcastle upon Tyne, Inggris. Akibat akuisisi ini, P&G memiliki jaringan yang
kuat dengan wilayah Barat Daya Inggris. Di saat yang sama, P&G juga banyak
meluncurkan produk-produk baru dan mulai mengembangkan produksinya ke area
baru. Perusahaan memperkenalkan deterjen "Tide" pada tahun 1946 dan "Prell" pada
tahun 1947. Pada 1955, P&G mulai menjual pasta gigi pertama yang
mengandung fluoride, yang dikenal sebagai "Crest". Pada tahun 1955, perusahaan
melebarkan sayap usahanya dengan membeli Charmin dan mulai memproduksi tissu
toilet dan produk kertas lainnya. Pada tahun 1960 perusahaan meluncurkan "Downy"
pelembut pakaian dan "Bounce" pada tahun 1972.
Salah satu produk inovatif yang diluncurkan P&G adalah "Pampers" yang
pertama kali dijual pada tahun 1961. Produk popok sekali pakai sudah diluncurkan
sebelumnya oleh Johnson & Johnson, namun kurang populer. Produk ini
menyediakan alternatif popok bayi yang ketika itu banyak menggunakan kain yang
lebih mudah bocor dan sulit dibersihkan.
P&G juga membeli beberapa perusahaan dan mendiversifikasi lini produknya
serta secara signifikan meningkatkan profit. Akuisisi ini termasuk pembelian Folgers
Coffee, Norwich Eaton Pharmaceuticals (produsen Pepto-Bismol), Richardson-
Vicks, Noxell (Noxzema), Old Spice, Max Factor,Iams, serta beberapa lainya. Pada
tahun 1994 perusahaan mengalami kerugian besar akibat skandal yang
dilakukan Bankers Trust. Pada tahun 1996 P&G juga terkena skandal ketika Food
and Drug Administration menyetujui produk baru perusahaan, Olestra, untuk
diluncurkan ke pasar. Produk ini adalah produk pengganti lemak untuk
memasak chip kentang dan makanan lainnya. Ketika itu, produk ini diketahui dapat
memicu anal leakage dan masalah gastrointestinal pada manusia.
2 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
Pada tahun 2005, P&G mengumumkan akuisisi Gillete, dan membentuk
perusahaan barang konsumen yang bergerak cepat terbesar kedua di dunia, dan
menjadi saingan dari Unilever. Akuisisi ini disetujui oleh Uni Eropa dan Federal
Trade Commission, dengan syarat P&G menjual merek-merek yang menjual produk
sejenis dengan merek yang baru dibeli. P&G setuju dan menjual SpinBrush,
Rembrandt, Right Guard, Soft & Dri, dan Dry Idea. Kedua perusahaan secara resmi
digabung pada 1 Oktober 2005. Pada tahun 2008, P&G mengembangkan usahanya
pada industri rekaman dengan melakukan sponsorship bersama Tag Records, sebagai
bentuk endorsement untuk TAG Body Spray.
Pada 24 Agustus 2009, sebuah perusahaan farmatik yang berbasis di
Inggris, Warner Chilcott, mengumumkan bahwa mereka telah membeli bisnis obat-
resep P&G senilai $3,1 milyar.
1.2 Manajemen dan Staf
Dewan direksi Procter & Gamble terdiri dari dua belas orang: Robert A.
McDonald, Charles Lee, Ralph Snyderman, M.D., Margaret Whitman, James
McNerney, Johnathan Rodgers, Ernesto Zedillo, Scott Cook, Patricia A. Woertz,
dan Kenneth Chenault. Pada bulan Maret 2011 Rajat Gupta.
Pada bulan Oktober 2008, P&G masuk dalam "Canada's Top 100 Employers"
yang diranking oleh Mediacorp Canada Inc. Di bulan yang sama, P&G juga disebut
sebagai salah satu Greater Toronto's Top Employers dalam daftar yang dibuat oleh
koran Toronto Star.(2)
1.3 Perkembangan P&G di Indonesia
Perusahaan P&G masuk ke Indonesia pada tahun 1989 dengan memiliki
beberapa merek yang sudah tidak asing lagi, seperti pampers, whisper,rejoice,
pantene pro-V, head&shoulders, ficks formula 44, dan sebagainya.
Di banyak Negara, Unilever hamper selalu terlibat persaingan sengit dengan
P&G. Jika di Amerika Serikat, negeri asal P&G, tentu P&G paling unggul jika
dibandingkan dengan para pesaingnya. namun di Eropa dan banyak Negara lain
termasuk di kawasan Asia, kususnya Indonesia, Unileverlah yang menang.
Kemungkinan besar hasilnya tidak akan berubah dalam waktu dekat.
Hal tersebut tentu agak menyedihkan bagi P&G karena P&G bukanlah
perusahaan sembarangan. Di Amerika Serikat, P&G dikenal di dunia sebagai pelopor
brand management, dan merupakan perusahaan pemilik kumpulan merek kuat
consumer goods dalam kurun waktu panjang yang serupa dengan kondisi Unilever di
Indonesia.
Hal tersebut terjadi karena P&G telat dalam membangun keberadaannya di
pasar internasional. Di Indonesia misalnya, P&G baru masuk tahun 1975, ketika
kondisi bisnis bangsa ini memag relative baik. Sementara Unilever hadir di Indonesia 3 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
sejak tahun 1930-an. Unilever bahkan bukan hanya sekedar hadir lebih dulu, tetapi
terus mempertahankan keberadaannya dalam kondisi ekonomi social baik maupun
buruk sekalipun. Termasuk di akhir tahun 1950-an, ketika Unilever yang merupakan
perusahaan Belanda-Inggris, seperti perusahaan-perusahaan Belanda yang lama
beroperasi di Indonesia, menghadapi ancaman nasionalisasi semasa pemerintahan
Bung Karno.
Karena itu, bukan hanya kemampuan tinggi memahami pasar Indonesia yang
dipertahankan Unilever, tetapi juga jaringan pemasaran yang sangat luas dan dalam,
sehingga boleh dibilang ketika P&G masuk ke Indonesia, pesaingnyaa sudah berlari
terlalu jauh.
Sejauh ini dominasi pesaing P&G di Indonesia belum tergoyahkan, sedangkan
P&G sendiri mulai berhasil merebut pangsa pasar yang lumayan. Bahkan di sejumlah
kategori produk shampoo 2 in 1 (shampoo dan conditioner dalam satu kemasan),
P&G punya peforma yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Padahal kita
tahu bahwa pesaingnyalah yang terlebih dahulu muncul dengan kategori tersebut.
Tidaklah mengherankan kalau P&G jadi bersemangat menggenjot mereknya
dalam kategori tersebut. Termasuk melalui integrated marketing communication,
seperti memecahkan rekor dunia keramas bersama dalam satu hari.
Namun, sebagai perusahaan yang dikenal sebagai salah satu the marjeting
company di AS, P&G lupa bahwa untuk menghadapi pemain kuat seperti Unilever
bukan hanya butuh kesolidan dalam Sembilan elemen inti pemasaran, tetapi juga
pemahaman lanskap bisnis. Ini terlihat jelas pada kasus head and shoulders. Sebagai
salah satu produk yang bisa diandalkan untuk menghadapi pesaingnya, ternyata H&S
harus diimpor. Ini tidak hanya membuat harganya lebih mahal jika dibadingkan
harga produk pesaing, tetapi juga dapat mengakibatkan terganggunya availabilitinya.
Kususnya mengingat nilai tukar dolar terhadap rupiah yang masih bergejolak.
Ketiadaan fasilitas produksi tentu saja semakin memperlemah jaringa
pemasaran di Indonesia. Itulah sebabnya sekalipun sekalipun Rejoice misalnya mulai
menunjukkan pemahaman yang cukup bagus terhadap pasar Indonesia, hasilnya tidak
akan maksimal. Dengan kata lain, P&G tetap akan sulit mengalahkan Unilever.
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan Procter & Gamble (P&G) dalam 2
bulan terakhir terlibat dalam perang harga yang ketat. Keduanya saling memangkas
harga produk-produk unggulan plus iming-iming hadiah yang
menggiurkan."Manajemen UNVR mengakui bahwa mereka memangkas harga
produk shampo dan perawatan kulit sebagai balasan pada P&G," jelas Bernard
Thien, President Director PT CIMB-GK Securities Indonesia dalam rekomendasi
hariannya, Senin (7/9/2009).
4 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
Analis CIMB-GK Securities pun telah mengunjungi hipermarket, Carrefour
untuk melihat langsung bagaimana perang harga kedua produsen tersebut.
P&G diketahui memangkas harga produk unggulannya, Pantene dan Rejoice
sebanyak 26% untuk botol 200 ml dan diskon 17,5% untuk botol 180 ml Head &
Shoulder.
Sementara UNVR memangkas harga shampo Dove hingga 33% untuk ukuran
360 ml dan memberi hadiah 90 ml Sunsilk dan Clear untuk setiap pembelian botol
180 ml.
"Kami percaya P&G mengalokasikan pabrik produksi ke Thailand memberikan
mereka efisiensi sehingga mampu melakukan perang harga. Hal ini memungkinkan
mereka untuk mendapat bahan baku dan tenaga kerja lebih murah," jelas Bernard.
Standarisasi packaging juga mendukung inventory management yang lebih baik.
Apabila terjadi oversupply di suatu Negara, produk tersebut segera dikirim ke Negara
lain. “ Sementara itu, consumer Indonesia price sensitive, sehingga keputusan P&G
memangkas harga akan memakan pangsa pasar milik UNVR," imbuhnya.
Ditambahkannya, keunggulan distribusi UNVR tidak memiliki barrier to entry yang
tinggi seperti sebelumnya, karena :
1. Penetrasi ritel modern diperkirakan 40% dibandingkan 10% pada 10 tahun lalu.
2. Iklan TV P&G yang lebih efektif sehingga menciptkan 'pull factor' ditambah
dengan harga yang lebih murah.(3)
1.4 Merk
P&G memiliki 23 merek yang bernilai lebih dari satu milyar dolar bila dilihat
dari penjualan tahunannya[10] dan 18 merek lainnya dengan nilai penjualan antara
$500 juta hingga $1 milyar.
Merek milyaran dolar yaitu :
1. Ariel adalah merek sebuah deterjen pencuci baju yang tersedia dalam
berbagai bentuk dan wangi.
2. Ascend adalah merek sebuah Sampo dan kondisioner yang dipasarkan di
wilayah Asia Tenggara dan sebagian India.
3. Bounty adalah merek sebuah tissue dapur (paper towel) yang dijual di AS dan
Kanada.
4. Braun adalah produsen alat-alat rumah tangga yang berspesialisasi pada produksi
pencukur elektronik, epilaptor, peralatan perawatan rambut, dan blender.
5. CoverGirl adalah merek kosmetik wanita.
6. Crest/Oral B adalah merek produk pasta dan pemutih gigi.
7. Dawn/Fairy adalah merek sabun cuci piring.[11]
8. Downy/Lenor merek pelembut pakaian.
9. Duracell merek baterai dan senter
5 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
10. Fusion merek pencukur jenggot pria.
11. Gain merek deterjen cuci, pelembut pakaian, dan sabun cuci piring cair.
12. Gillette merek alat cukur pria dan wanita.
13. Head & Shoulders merek shampoo anti-ketombe dan kondisioner.
14. Olay merek produk perawatan kulit wanita.
15. Oral-B merek sikat gigi dan produk perawatan gigi.
16. Pampers merek popok sekali pakai.
17. Pantene merek produk perawatan rambut
18. Rejoice merek produk perawatan rambut yang hanya dipasarkan di wilayah Asia
19. Tide merek deterjen.
20. Vicks Merek Produk farmasi untuk pengobatan batuk, dan saluran pernapasan.
di Indonesia, Vicks diproduksi oleh PT Darya Varia dibawah lisensi dan
pengawasan P&G Indonesia
21. Wella merek produk perawatan rambut (shampoo, kondisioner, styling, dan
pewarna rambut).
22. Always/Whisper merek pantyliner yang dipasarkan di Asia.
23. Flash/Mister Clean merek pembersih serbaguna.
Sebagian besar merek di atas, termasuk di antaranya Bounty, Crest, dan Tide,
merupakan produk global yang dipasarkan di beberapa negara.
Gambar 1.1.2 Produk-produk P&G
1.5 Produksi dan Sponsorship
Procter & Gamble memproduksi dan mensponsori opera sabun radio pertama
pada tahun 1930-an. P&G juga mulai memproduksi film televisi pada tahun 1950
dan 1960-an, di antaranya The Young and the Restless dan As the World Turns.
Procter & Gamble juga merupakan perusahaan pertama yang memproduksi
dan mensponsori acara prime-time. PGP memproduksi Shirley, sebuah serial prime-
time NBC yang dibintangi Shirley Jones pada tahun 1979 dan berlangsung selama
tiga belas episode.
Procter & Gamble bergabung bersama Bentoel, perusahaan rokok. untuk
mensponsori berbagai event, Procter & Gamble
mensponsori Bentoel Bakti Indonesia pada tahun 1995, Kejuaraan Bulutangkis
Dunia 1999, dan membuat produk edisi spesial Hello Kitty, P&G membuat
Downy Hello Kitty dan Bentoel membuat Pall Mall Hello Kitty.
6 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
Procter & Gambele menjadi sponsor olimpiade sejak 1988 bersama
saingannya, Unilever.(2)
Seperti produk pelembut pakaian yang bersaing diindonesia, Molto merek
keluaran Unilever dan P&G dengan merek Downy.
Gambar 1.1.3 Unilever (Davith) vs P&G (Goliath)
Unilever sepertinya benar-benar dibuat kerepotan dengan kehadiran Downy
keluaran P&G di Indonesia, yang terus menggerus eksistensi dari produk pelembut
pakaiannya, Molto. Ambisi Downy di Indonesia memang sangat besar -bagaimana
tidak, mereka ingin mengulang kesuksesan dengan merebut 30% pasar di Vietnam
hanya dalam tempo dua tahun sejak diluncurkan (Junita -P&G Indo); dan tentunya,
konsumen Molto sebagai yang terbesar di kategori pelembut dan pelicin pakaian,
adalah sasaran empuk untuk direbut guna memenuhi ambisi tersebut.
Indonesia, India, China dan emerging countries lainnya memang menjadi
target penetrasi dan bagian dari investasi jangka panjang bagi setiap perusahaan
FMCG besar di tengah krisis Global saat ini, tidak terkecuali P&G.
P&G tahu betul pertumbuhan ekonomi di atas 6% yang terjadi di Indonesia
didominasi oleh kelas menengah, yang dari sisi psikologis dapat diartikan juga
sebagai akan semakin banyak orang kalangan menengah yang membutuhkan
eksistensi kenaikan kelas sebagi kalangan mapan (social upgrade) yang salah
satunya ditunjukkan dengan peningkatan konsumsi, baik secara kuantitas maupun
kualitas. Kesempatan inilah yang dicermati oleh P&G sebagai strategi positioning
merek mereka, dengan selalu mengedepankan pembagunan image sebagai Premium
product. Proses pembangunan Image ini bisa dilihat dari apa yang telah mereka
lakukan dengan Pantene, mulai dari memilih Brand Ambassador seorang Anggun C
Sasmi yang sangat Indonesia dan juga sangat lekat dengan image “naik kelas” terkait
kesuksesannya sebagai penyanyi Internasional; Claim sebagai shampoo yang populer
di Asia (digunakan lebih dari 100 juta wanita asia);
7 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
Gambar 1.1.4 Brand Ambasador Pantene Anggun C. Sasmi
sampai mengadakan kontes kecantikan seperti “Anggun cari bintang pantene”, yang
lagi-lagi merupakan cara cerdas yang digunakan P&G untuk memenuhi hasrat naik
kelas/premiumitas diri masyarakat Indonesia.
Gambar 1.1.5 Kontes Pantene & Shine Moment
Apakah P&G berhasil dengan strategi ini? Berdasarkan hasil riset frontier
group dalam TBA (Top Brand Award) 2012 report nya, bisa dibilang Iya. Pantene
ditempatkan sebagai Top Brand untuk kategori shampoo, dengan lompatan Index >
4% dari hasil riset mereka tahun lalu, jauh mengalahkan pemenang sebelumnya,
Sunsilk di tempat kedua dan Clear di tempat ketiga.(4)
8 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
BAB II ISI
2.1 Situs Resmi P&G
Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat menuntut suatu
instansi untuk memperoleh informasi yang lebih cepat dan akurat. Adapun situs
resmi P&G yaitu www.pg.com. Adapun cara masuk ke situs ini adalah dengan
membuka browser diantaranya yaitu Mozilla Firefox, Internet Explorer, Google
Chrome, langkah-langkahnya yaitu :
1. Buka browser dengan melakukan Double klick atau Enter Shortscut pada salah
satu browser tersebut, contoh Google Chrome , maka akan muncul
tampilan seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.2.1 Tampilan Browser Google Chrome
2. Pada bagian Address ketikkan situs yang akan dikunjungi yaitu www.p&g.com
dan Enter, maka akan muncul tampilan menarik dengan warna biru dari halaman
utama atau homepage P&G , seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.2.2 Homepage P&G
9 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
2.2 Analisa Web Page P&G
Adapun isi yang terdapat pada halaman utama P&G yang terlihat pada gambar
2.1.2 diatas yaitu :
1. Link Investor/Shareholder Relations berisikan informasi tentang cara meng-
akses akun, atau memberikan layanan yang berkaitan dengan kepemilikan saham
melalui program investasi pemegang saham Procter & Gamble seperti pada gambar
dibawah ini.
Gambar 2.1.3 Link Investor
10 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
2. Link Careers berisikan informasi tentang profile karyawan produk P & G,
jaringan sosial, lowongan kerja yang ada di P & G, proses prekrutan status aplikasi,
dan masih banyak lagi seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.1.4 Link Careers
3. Link Partners & Supplier berisikan informasi tentang mitra kerja dan pemasok
produk P&G untuk keberhasilan jangka panjang produk P&G dan cara
meningkatkan taraf kehidup an konsumen seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.1.5 Link Partner & Suppliers
11 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
4. Link Worldwide Sites berisikan tentang lokasi-lokasi perusahan P&G didunia
seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.1.6 Link Worldwide Sites
5. Search merupakan menu pencarian yang berfungsi mencari data atau
informasi sesuai dengan apa yang kita inginkan dengan mengetikkan informasi apa
yang kita inginkan seperti product maka Search akan menampilkan hasil pencarian
yang berhubungan dengan product, seperti pada gambar dibawah ini .
Gambar 2.1.7 Tampilan Search Product
12 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
6. Pada menu Company terdiri dari beberapa sub menu, diantaranya yaitu Global
Structure & Govenance yang berisikan tentang
Gambar 2.1.8 Menu Company
Gambar 2.1.9 Sub Menu Global Struture & Governance
13 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
7. Pada menu Brands & Inspiration terdiri dari beberapa sub menu, diantaranya yaitu All Brands berisikan informasi tentang semua merek-merek kecantikan, seperti pada gambar 2.2.1 dibawah ini.
Gambar 2.2.0 Menu Brands & Innovation
Gambar 2.2.1 Sub Menu All Brands
14 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
8. Pada menu Sustainability, berisikan beberapa sub menu, diantaranya yaitu Product Safety berisikan informasi tentang
Gambar 2.2.2 Menu Sustainability
Gambar 2.2.3 Sub Menu Product Safety
15 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
9. Pada menu News & Media, berisikan beberapa sub menu diantaranya yaitu Media & Contacts berisikan tentang
Gambar 2.2.4 Menu News & Media
Gambar 2.2.5 Sub Menu Media Contacts
)
16 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
1. News berisikan tentang seperti pada
gambar dibawah ini.
Gambar 2.2.6 Link News
2. P&G News berisikan tentang pada gambar
dibawah ini.
Gambar 2.2.7 Link P&G News
17 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
3. Innovating Everydays berisikan tentang seperti
pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.2.8 Link Innovating Everydays
4. Click Here
Gambar 2.2.9 Link Click Here
18 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
5. Facebook, Twitter & Youtube
Gambar 2.3.0 Link Facebook
Gambar 2.3.1 Link Twitter
Gambar 2.3.2 Youtube
19 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
Dengan tersedianya web tersebut, akan mempermudah bagi konsumen untuk mengetahui tentang produk-produk yang dihasilkan oleh P&G, serta mempermudah pihak P&G untuk mengetahui dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi bagi konsumennya untuk mencapai tujuan perusahaan dan menguasai pasar yang bersaing
serta meningkatkan kualitas dan aman dengan harga yang terjangkau.(3
20 Manajemen Sistem Informasi
Analisa Berbasis Web Multinational Corporation P&G
BAB III PENUTUP
3.1 KesimpulanBerdasarkan latar belakang dan sejarah serta pelaksanaan dalam menjalankan
bisnis, baik dalam manajemen staf, merk, produksi serta sponsorship, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 10. Procter & Gamble atau P&G merupakan perusahaan dengan peringkat ketiga sebagai perusahaan yang dikagumi dunia versi majalah Fortune, di bawah General Electric dan Toyota Motor Corporation.11. P&G merupakan salah satu perusahaan multinasional yang terbilang baru dan sukses memasarkan produknya ke berbagai Negara di dunia dengan citra yang sangat kuat.12. Di dalam menjalankan bisnisnya, P&G memiliki nilai-nilai dan prinsip yang menjunjung tinggi kejujuran, keakraban, dan loyalitas baik itu diantara karyawan maupun konsumennya.13. P&G memiliki lini bisnis yang beraneka ragam dan merupakan salah satu perusahaan tersukses dalam lini bisnis tersebut.
3.2 Saran
Meskipun bisnis P&G telah berjalan dengan baik dan terus mengalami
pertumbuhan, namun P&G belum cukup mampu untuk menerapkan strategi bertahan
di dalam pemasaran suatu negara yang mengalami goncangan krisis. Saran penyusun
untuk perusahaan P&G adalah agar strategi bertahan yang telah diterapkan tidak
hanya diperuntukkan bagi negara dengan kondisi perekonomian yang baik saja.
Karena dengan itu, penyusun yakin P&G akan mampu mengembangkan lagi bisnis
yang telah berkembang ini.
21 Manajemen Sistem Informasi