BAB I Pendahuluan

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan manusia dimulai dari sel yang merupakan penggabungan dari sel telur dan sel sperma. Dari penggabungan tersebut akan terbentuk zigot dan setelah beberapa rangkaian proses akan terbentuk embrio dan menjadi fetus. Dalam kedokteran yang dibahas lebih mendalam adalah mengenai kraniofasial. Adapun cakupan dari kraniofasial adalah calvaria, basis crania, pembentukan wajah. Kraniofasial terbentuk pada minggu ke-2 setelah ovulasi. Pada periode embrionik nantinya akan terbentuk tiga lapisan, yakni lapisan ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Ketiga lapisan inilah yang nantinya akan berkembang menjadi organ tubuh. Dalam perkembangan, pertumbuhan embrio dan janin dapat terjadi gangguan yang nantinya akan menyebabkan kelainan pada janin. Kelainan ini dapat mengganggu fungsi dari organ tersebut. Kelainan ini bisa ditimbulkan oleh factor internal dan factor eksternal. Factor internal bisa dari factor genetika dari orang tua, mekanisme genetika. Selain itu juga bisa dari penyakit yang diderita oleh ibu. Adapun 1

Transcript of BAB I Pendahuluan

Page 1: BAB I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan manusia dimulai dari sel yang merupakan penggabungan dari

sel telur dan sel sperma. Dari penggabungan tersebut akan terbentuk zigot dan

setelah beberapa rangkaian proses akan terbentuk embrio dan menjadi fetus.

Dalam kedokteran yang dibahas lebih mendalam adalah mengenai

kraniofasial. Adapun cakupan dari kraniofasial adalah calvaria, basis crania,

pembentukan wajah.

Kraniofasial terbentuk pada minggu ke-2 setelah ovulasi. Pada periode

embrionik nantinya akan terbentuk tiga lapisan, yakni lapisan ectoderm,

mesoderm, dan endoderm. Ketiga lapisan inilah yang nantinya akan

berkembang menjadi organ tubuh.

Dalam perkembangan, pertumbuhan embrio dan janin dapat terjadi

gangguan yang nantinya akan menyebabkan kelainan pada janin. Kelainan ini

dapat mengganggu fungsi dari organ tersebut. Kelainan ini bisa ditimbulkan

oleh factor internal dan factor eksternal. Factor internal bisa dari factor

genetika dari orang tua, mekanisme genetika. Selain itu juga bisa dari penyakit

yang diderita oleh ibu. Adapun factor eksternal antara lain gizi dan nutrisi dari

ibu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa rumusan masalah yang muncul,

yaitu:

1. Bagaimanakah proses pertumbuhan dan perkembangan janin?

2. Bagaimanakah proses pertumbuhan dan perkembangan wajah?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan janin?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan tutorial ini adalah:

1

Page 2: BAB I Pendahuluan

1. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan memahami proses

pertumbuhan dan perkembangan janin

2. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan memahami proses

pertumbuhan dan perkembangan wajah

3. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan memahami faktor-faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin

1.4 Manfaat

Manfaat dari pembuatan laporan tutorial ini adalah:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami proses pertumbuhan dan

perkembangan janin

2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami proses pertumbuhan dan

perkembangan wajah

3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin

2

Page 3: BAB I Pendahuluan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tahapan Perkembangan dan Pertumbuhan Janin dalam Kandungan

Minggu ke-1 :

Ini adalah minggu permulaan, bahkan pembuahan pun belum terjadi.

Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada

tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki

segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 23 jenis kromosom manusia.

Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar

yg mengelilingi matahari Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai

proses pembuahan sekitar 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan

akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur.

Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel

saja yang bisa menembus indung telur.

3

Page 4: BAB I Pendahuluan

Minggu ke-2 :

Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi

membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak

di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur

disebut morula.

Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga

pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut

pada endometrium

Minggu 3:

Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda mungkin belum sadar jika sedang

mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel

pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2

mm.

Minggu ke-4 :

Hasil Pembuahan mulai memproduksi hormon kehamilan (Chorionic

Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya

positif.

Minggu ke-5 :

Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm

adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin

tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut.

Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ

jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu

lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi

kencing.

4

Page 5: BAB I Pendahuluan

Minggu ke-6 :

Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga

bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum

bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan

dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang

menjadi lengan kaki pun mulai tampak

Minggu ke-7 :

Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8

gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi

bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan

dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.

Minggu ke 8

Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi

Anda. Jika Anda bisa melihat , ujung hidung dan kelopak mata mulai

berkembang, begitu pula telinga. Brochi, saluran yang menghubungkan paru-paru

dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia

memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu setelah pembuahan, bayi

sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta

lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis.

Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna.

Minggu ke-9 :

Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang

berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak

merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu

ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.

5

Page 6: BAB I Pendahuluan

Minggu ke-10 :

Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama.

Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru

diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang

32-43 mm dan berat 7 gram.

Minggu ke-11 :

Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan

dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.Gerakan

demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh

dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa

mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah

jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan

tersendiri

Minggu ke-12 :

-Panjang fetus 6-7 cm (crown rump length), dengan berat sekitar 14 gram

-Pusat pertumbuhan tulang mulai timbul pada seluruh tulang janin

-Jari-jari dan kaki mulai terbentuk

-Kulit dan kuku mulai terbentuk

- Janin mulai bergerak spontan

- Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki

yang mungil terpisah penuh.

- Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat.

- Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa

millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan

kelopak mata.

6

Page 7: BAB I Pendahuluan

2.2 Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Wajah

Mandibula

a. Kartilago Meckel

Mandibula berkembang dari lengkung faringeal I (lengkung mandibular)

diawali oleh kartilago meckel. Pada manusia, kartilago meckel mencapai panjang

maksimum pada 6 minggu kehidupan embrionik dan membentang dari region

kapsula otik sampai midline, berupa batang yang tidak terputus. Didekat midline,

ujung ventral kartilago melengkung ke atas berdekatan dengan ujung dari sisi

yang lain, dan keduanya dihubungkan oleh jaringan ikat fibroseluler, yang juga

membungkus seluruh permukaan batang ini.

Pada tahap ini, kartilago ini berhubungan secara longgar dengan n.

mandibularis dan cabang-cabangnya. Batang utama saraf meninggalkan cranium

melalui foramen ovale pada bagian ventromedial dari ujung dorsal kartilago dan

bertemu kartilago ini pada pertiga distalnya. Pada titik ini, saraf bercabang

menjadi n. lingualis dan n. alveolaris inferior. N. lingualis berjalan ke depan pada

aspek medial kartilago, sementara n. alveolaris inferior menyilangi kartilago dan

berjalan ke depan pada bagian lateralnya sebelum membagi diri menjadi r.

mentalis dan r. insisivus.

b. Korpus Mandibulae

Kartilago meckel berhubungan sangat erat dengan perkembangan

mandibula. Mandibula nampak pertama kali sebagai suatu pita jaringan ikat

fibroseluler yang padat. Di sebelah lateral n. insisivus dan n. alveolaris inferior.

Pada minggu ke-7 osifikasi membraneus dimulai dari jaringan fibroseluler pada

sudut yang dibentuk oleh kedua saraf ini dan menyebar ke posterior, sehingga

membentuk lekukan untuk n. mentalis, dan sepanjang aspek lateral n. alveolaris

inferior. Osifikasi berikutnya menjadikannya sebuah lubang, foramen mentale,

dan dengan perluasannya ke anterior, terbentuk suatu cekungan dari lapisan tulang

7

Page 8: BAB I Pendahuluan

bagian dalam dan luar dai n. insisivus. Cekungan ini nantinya dikonversikan

menjadi saluran yang kecil yang dilewati n. insisivus. Penyatuan antara dua

belahan mandibula terjadi selama tahun pertama kehidupan. Perluasan tulang

bagian luar dan dalam ke posterior, memberikan jalan untuk lewatnya n. alveolaris

inferior. Nantinya cekungan ini berubah menjadi canalis mandibularis. Semua

perubahan diatas terjadi pada tunika intima yang berhubungan erat dengan aspek

lateral kartilago meckel.

Dari proses pertumbuhan tersebut diatas, nampak jelas bahwa penyebaran

tulang dari pusat osifikasi tunggal bertanggungjawab atas terbentuknya korpus

mandibula, mulai dari foramen mandibula di posterior sampai ke daerah simfisis

di anterior. Benih gigi berkembang pada tahap perkembangan ini tidak terbungkus

tulang dan terletak di bagian superficial, profundus dari membrane mukosa.

Nantinya, sebagai akibat terbentuknya lembaran tulang bukal dan lingual diatas

ketinggian atap kanalis alveolaris, gigi yang sedang berkembang tersebut

menempati cekungan tulang yang berikutnya dibagi oleh septa tulang yang

menyebrangi alveolus tiap-tiap gigi.

Maxilla

Maxilla berkembang di dalam procesus maxillaris yang merupakan derivat

dari lengkung faringealis II (lengkung mandibularis), dan tersusun secara

keseluruhan oleh jaringan fibroseluler (mesenkimatus) sampai kira-kira 6 minggu

intra uterin. Maxilla mengalami osifikasi intramembraneus.

Osifikasi maxilla dimulai pada minggu ke-7, sedikit lebih lambat dari

mandibula, dari suatu pusat yang nampak sebagai suatu pita jaringan fibroseluler

di bagian luar dari kapsula nasal, di dekat suatu titik dimana r. alveolaris superior

anterior dipercabangkan dari n. infraorbital, dan sedikit diatas enamel organ dari

dental lamina gigi caninus.

8

Page 9: BAB I Pendahuluan

Osifikasi menyebar dari pusat osifikasi ini ke lima arah utama. Sebagai

berikut:

1. Ke atas membentuk procesus maxillaris os frontalis

2. Ke belakang membentuk procesus zygomaticus

3. Ke dalam membentuk procesus palatinus

4. Ke bawah membentuk procesus alveolaris

5. Ke depan membentuk midline untuk membentuk fasies fasialis maxilla

yang juga terlibat dalam perkembangan premaxillar.

(Jansen van Rensburg ; B.G. 1997)

Lidah

Lidah muncul di mudigah pada sekitar 4 minggu perkembangan dalam

bentuk dua penebalan lidah lateral dan satu penebalan medial, tuberkulum impar.

Penebalan medial kedua, kopula atau eminensia hipobrankialis yang dibentuk oleh

mesoderm arkus kedua, ketiga dan sebagian keempat. Akhirnya , penebalan

medial ketiga yang dibentuk oleh bagian posterior arkus keempat, menandai

terbentuknya epiglottis. Tepat di belakang penebalan ini terdapat aditus laringis

yang diapit oleh penebalan aritenoid.Seiring dengan semakin besarnya ukuran

penebalan tersebut tumbuh menutupi tuberkulum impar dan menyatu, membentuk

dua pertiga anterior, atau korpus lidah.

9

Page 10: BAB I Pendahuluan

Arkus Faring Saraf

1. Mandibula ( prosesus maksilaris

dan mandibularis)

V N. trigeminus, N. maksilaris, N.

mandibularis (cabang)

2. Hyoid VII N. fasialis

3 IX N. glosofaringeus

4-6 X N. vagus

( Sadler, T. W ; 2009)

Cavum Nasi (RonggaHidung)

Dimulai pada embrio kurang dari 6 minggu intra uterin sebgai proses

invaginasi pada nasal placode sebagai dasar lekukannya. Mula-mula dibentuk

nasal pit,kemudian lekukan semakin meluas membentuk saccus nasalis.Saccus

nasalis ini masih belum berhubungan dengan cavum oris karena masih dipisahkan

oleh membrane oro nasal. Mula- mula tampak olfactory placodeya itu penebalan

ectoderm didaerah ventro lateral kepala embrio. Placode berkembang menjadi

lesung olfactory hidung (olfactory pit).

Di sekitar lubang hidung tepinya agak menonjol, terdapat tonjolan media

dan tonjolan lateral yang dekat dengan proc. Maksila. Masa jaringan antara

tonjolan medial di sebelah kanan dan kiri disebut septum nasi. Lama kelamaan

tonjolan medial hidung bergabung degan proc. Maksila yang terletak di sebelah

lateralnya dan dengan demikian terbentuklah rongga hidung. Batas hubungan

cavum nasi dan cavum oris di belakang palatum primer disebut primitive choane.

Selain proses tersebut, pada dinding cavum nasi terbentuk pula tonjolan tonjolan

yang disebut ; concha nasalis superior, concha nasalis medius, concha nasalis

inferior.

10

Page 11: BAB I Pendahuluan

Disebelah dalam rongga hidung, mula-mula masih ada membrane oro

nasal. Membrane ini pun akhirnya pecah, dan terjadilah hubungan antara rongga

hidung dan rongga mulut.Setelah palatum sekunder kanan dan kiri fusi dengan

septum nasi, maka terbentuklah cavum nasi yang sempurna. Dengan demikian

batas hubungan cavum nasi dan cavum oris kini di belakang palatum sekunder

dan disebut definitive concha. (Sadler, T.W.1997)

2.3 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan

Perkembangan Janin

1. Infeksi Virus Lain dan Hipotermia

Faktor Penyulit yang ditimbulkan oleh virus-virus ini dan agen

infeksi lain adalah bahwa kebanyakan bersifat pirogenik,dan peningkatan

suhu tubuh ( Hipotermia) bersifat teratogenik. Cacat yang ditimbulkan

oleh meningkatnya suhu tubuh antara lain adalah anensefalus,spina

bifida,retardasi mental,mikroftalmia, bibir dan langit-langit

sumbing,defisiensi ekstremitas, omfalokel dan kelainan jantung. Selain

penyakit demam, mandi berendam di air panas dan sauna dapat

menghasilkan peningkatan suhuyang dapat menyebabkan cacat lahir.

Ibu yang sedang hamil mengalami penurunan sistem imun pada

kehamilan minggu-minggu awal sehingga lebih mudah terinfeksi virus

seperti virus parvovirus yang dapat menyebabkan abortus, hidrop nonimun

dan kematian janin, infeksi varisela yang dapat menyebabkan kelainan

seperti karioretinitis, atrofi kortek serebri dan hidronefrosis.Infeksi virus

hepatitis B, infeksi virus sitomegalovirus yang dapat menimbulkan

sindroma yang mencakup berat badan lahir ringan, mikrosefalis,

klasifikasi intracranial, karioretinitis, retardasi mental dan sensorik,

gangguan sensasi neural, anemia hemolitik dan purpura

trombositopenik.Infeksi herpes simplek yang dipindahkan menjelang

kelahiran bayi berupa mikrosefali, displasia retina, pembengkakan hati dan

limpa dan keterbelakangan jiwa.Infeksi Treponema Palida dapat

menyebabkan tuli bawaan dan keterbelakangan jiwa.(Sarwono.2009)

11

Page 12: BAB I Pendahuluan

2. Radiasi

Radiasi Pengion mematikan sel-sel yang berprolifersi pesat sehingga

radiasi ini adalah teratogen kuat, menimbulkan hamper semua jenis cacat

lahir bergantung pada dosis dan stadium perkembangan konseptus saat

pajanan terjadi. Radiasi dari ledakan nuklir juga teratogenik. Radiasi juga

adalah agen mutagenik dan dapat menyebabkan perubahan genetik pada

sel germinativum dan malformasi selanjutnya.

3. Obesitas

Obesitas prakehamilan yang didefinisikan sebagai indeks massa tubuh

(IMT) >30 kg/m2 ,berkaitan dengan peningkatan dua sampai tiga kali lipat

risiko melahirkan anak dengan cacat tabung saraf. Studi-studi juga

memperlihatkan bahwa obesitas prakehamilan meningkatkan risiko

memiliki bayi dengan cacat jantung, omfalokel, dan anomali multiple

4. Hipoksia

Anak yang lahir di dataran yang relatif tinggi biasanya berat badannya

lebih ringan dan kecil dibandingkan dengan mereka yang lahir di dekat

atau setinggi permukaan laut. Selain itu, wanita dengan penyakit

kardiovaskular tipe sianotik sering melahirkan bayi kecil.

5. Logam Berat

Beberapa tahun yang lalu,peneliti di Jepang mencatat bahwa sejumlah ibu

yang makanannya terutama terdiri dari ikan melahirkan anak dengan

gejala neurologis multiple mirip Cerebral Palsy. Pemeriksaan lebih lanjut

memperlihatkan bahwa ikan yang mereka konsumsi mengandung merkuri

organic dengan kadar sangat tinggi. Selain itu, Timbal dilaporkan

berkaitan dengan peningkatan angka abortus, retardasi pertumbuhan, dan

gangguan neurologis.

12

Page 13: BAB I Pendahuluan

6. Obat- obatan

Obat penenang thalidomide dapat menyebabkan fokomelia yaitu tangan

dan kaki pendek, mikromelia yaitu tangan dan kaki kecil serta golongan

barbiturat yang dapat menyebabkan defisiensi vitamin K dan perdarahan.

7. Faktor umur

Wanita yang hamil di atas umur 35 tahun, memungkinkan melahirkan

anak dengan kelainan sindrom down.

8. Faktor gizi dan hormonal

Pada saat kehamilan, ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi yang cukup

untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janinnya.Asupan gizi

itu antara lain karbohidrat dan lemak, protein, mineral, vitamin D, vitamin

B kompleks, Vitamin E, asam folat, zat besi dan kalsium.(Sarwono.2009)

13

Page 14: BAB I Pendahuluan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tahap-Tahap Perkembangan Janin

Embryogenesis terbagi atas tiga tahap berbeda selama 280 hari pembuahan

(10hari pada siklus menstruasi 28hari). Tahap-tahap ini adalah periode

praimplantasi (7hari pertama), periode embrionik (7hari berikutnya), dan periode

fetus (7bulan berikutnya)

1. Periode preimplantasi

Selama 2-3 hari pertama pasca pembuahan, zygot berkembang dari

satu sel menjadi kelompok 16 sel, morula, tidak lebih besar daripada ovum

semula. Blastomer totipotensial awal ini dapat berkembang menjadi

jaringan, tetapi nantinya akan berdiferensiasi membentuk 100 sel blastosit

yang terisi cairan. Bagian luar sel membentuk tropoblast dan massa sel

dalam membentuk embrio. Selama periode ini, hasil pembuahan berjalan

sepanjang saluran uterus, masuk ke uterus, serta tertanam dalam

endometrium uterin, pada hari ke 7 pasca-pembuahan. Tropoblast berubah

menjadi korion dengan mengeluarkan villi. Penanaman korionik

menghasilkan plasenta, organ perpindahan nutrisi dan pembuangan

produk sisa fetomaternal.

2. Periode Embrionik 

Tahap ini dimulai dari akhir minggu pertama sampai minggu ke 8,

serta dapat dibagi menjadi 3 periode; prasomit (8-21 hari pasca-

pembuahan), somit (21-31 hari) dan pasca-somit (32-56 hari pasca-

pembuahan). Selama periode prasomit, lapisan primer embrio dan adnexa

embrionik (membrane fetus) terbentuk dalam massa sel dalam. Pada

periode somit, ditandai dengan munculnya segmen metamerik dorsal yang

prominen, pola dasar sistem tubuh dan organ utama, ditentukan. Periode

pasca-somit ditandai dengan pembentukkan bagian-bagian luar tubuh.

14

Page 15: BAB I Pendahuluan

a) Periode Pra-Somit

Pada periode pra somit banyak muncul sesuatu yang baru. Pada hari

ke-14 muncul bidang prokordal. Bidang prokordal merupakan suatu

bidang yang dianggap sebagai pengatur fungsi kepala, dan muncul pada

daerah bakal midshepalik. Cacat pada bidang prokordal dapat

mengakibatkan holoprosenphali atau agenesis korpus kalosum.

Selain itu muncul lapisan benih primer ketiga, mesodermal pada awal

minggu ke-3, menghasilkan garis primitive dan dari garis primitive

tersebut terbentuk jaringan yang berproliferasi dengan cepat yang disebut

mesensim.munculnye mesodermal akan mengubah cakram bilaminar

menjadi trilaminar.

Perkembangan ektodermal pada hari ke-20 akan membentuk neural

groove, pada hari ke-22 membentuk neural tube. Dan nantinya akan

membentuk neural crest

Adapun ketiga lapisan benih primer; ektodermal; mesodermal;

endodermal tersebut berfungsi sebagai dasar diferensiasi jaringan dan

organ serta berasal dari masing-masing lapisan.

b) Periode somit

Pada periode ini mesodermal akan membentuk bidang lateral,

intermediate dengan sifat yang berbeda-beda. Bidang lateral

mesodermal membentuk dinding-dinding kolom embrionik yang akan

memebentuk pleural, pericardial, dan rongga peritoneal. Bidang

Intermediate mesoderm akan membentuk gonad, ginjal, dan kortek

adrenal.

Pada periode ini, tipe jaringan dasar sudah terbentuk selama hari ke

21 dan pada 10 hari perkembangan selanjutnya terlihat adanya

pembentukan struktur dan lipatan, serta diferensiasi pada jaringan

dasar. Tahap somit ini ditandai dengan adanya pembentukan sebagian

besar sistem organ embrio seperti sistem kardiovaskular, pencernaan,

15

Page 16: BAB I Pendahuluan

pernafasan,genitor-urinaria, dan saraf, telah terbentuk dan primodia

mata serta bagiandalam telinga juga terbentuk pada periode ini.

c) Periode pasca somit

Pada tahap perkembangan ini kepala lebih mendominasi. Ciri

wajah makin jelas terlihat. Telinga, mata dan hidung menunjukkan

bentuk normal manusia dan leher tampak terlihat semakin jelas

dengan terjadinya perpanjangan penutupan lengkung brankial. Ekor

yang panjang akan mulai memendek disertai dengan perkembangan

paha yang membantu menyamarkannya. Pergerakan otot pendahuluan

akan terlihat pada periode ini. Batang tubuh pertama akan

terkondensasi menjadi umbilikal kord karena hal ini akan makin

kurang terlihat pada dinding tubuh. Daerah toraks akan mengalami

pembengkakan sangat besar , demikian juga jantung, yang akan sangat

besar pada periode somit, dengan hati yang bertumbuh dengan

cepat ,dengan mendominasi organ-organ perut,pada awal tahap

perkembangan ini. Pada akhir periode ini, embrio disebut fetus.

3. Periode fetus

Dimulailah tahap yang panjang ini, dari minggu ke 8 sampai saat

ini, ditandai dengan munculnya pusat osifikasi dan pergerakan pertama

dari fetus. Terdapat sedikit diferensiasi atau organogenesis jaringan baru,

tetapi juga ada pertumbuhan yang cepat dan pembesaran struktur dasar

yang sudah terbentuk. Proporsi kepala akan berkurang setengah dari

seluruh panjang tubuh sampai kira-kira sepertiga pada bulan ke-5 dan

seperempat pada saat bayi lahir. Pada bulan ke-4 intra uterin, wajah akan

menunjukkan kesamaan dengan wajah manusia normal. Terjadi

pergerakan mata yang terarah ke lateral ke bagian depan wajah dan telinga

bergerak dari daerah mandibuloservikal ke daerah setinggi mata. Jenis

kelamin dapat terlihat secara eksternal pada bulan ke-3 dan kulit yang

keriput akan tertutup oleh rambut pada bulan ke-5.

16

Page 17: BAB I Pendahuluan

Jenis kelamin fetus akan terlihat pada bulan ke 3. Pada bulan ke 5

pergerakan dari fetus akan pertama kali terasa oleh sang ibu. Glandula

sebasea akan menjadi sangat aktif tepat sebelum bayi dilahirkan (pada

bulan ke 7 dan bulan ke 8), sehingga fetus dikelilingi oleh sekresi lemak

yang disebut vernik kaseosa. Lemak muncul pertama kali pada wajah

ketika jaringan lemak berdiferensiasi dan berproliferasi sejak minggu ke

14 i.u, sampai minggu-minggu seterusnya. Lemak muncul pertama kali

pada daerah lapisan lemak bukal , kemudian di pipi, dan akhirnya di

subkutis dagu. Pada dua bulan terakhir kehidupan fetus, lemak akan

terdeposit subkutaneus untuk mengisi keriput pada kulit, dan hampir

setengah dari berat badan bayi pada saat kelahiran diperoleh pada saat ini.

Kepada menjadi bagian yang tetap saja lebih besar dari bagian tubuh fetus

lainnya.

Membran Fetus

Adnexa embrionik membentuk membrane yang mengelilingi rongga untuk

tempat pertumbuhan embrio (dan fetus). Rongga yang terisi cairan ini, membrane

dan organ-organ yang melindungi fetus secara fisik dan memberikan kebutuhan

nutrisi serta pembuangan produk sisa, hilang ketika bayi lahir. Rongga utama dan

membrannya disebut korion dan amnion, mengelilingi fetus.

Rongga yang lebih kecil dan membrannya adalah kantung telur dan

divertikulum sementara, alantois, yang akan bergabung menjadi tali pusar, yang

berhubungan ke plasenta, organ utama untuk kehidupan fetus.

Korion yang berasal dari tropoblast yang membentuk membrane, bersama

endometrium ibu akan membentuk plasenta. Amnion dan kantung telur, yang

terbentuk sebagai kantung berisi cairan di massa sel dalam korion, dipisahkan

oleh bidang bilaminar; bidang ini membentuk cakram embrionik, yang nantinya

menghasilkan embrio. Perlekatan massa sel dalam ke korion membentuk batang

penghubung (tubuh) yang mengandung kantung telur dan alantois. Batang ini

berubah menjadi tali pusar.

17

Page 18: BAB I Pendahuluan

3.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Wajah

Perkembangan wajah bergantung dari lima facial processes yang disebut

dengan prominences yang terbentuk pada minggu ke-4, yaitu the single

frontonasal process, sepasang maxilla process dan sepasang mandibula process.

Proses-proses ini kemudian menjadi pusat pertumbuhan dan perkembangan dari

wajah.

Perkembangan wajah dimulai pada minggu ke-4 dan kemudian akan

dilengkapi di minggu ke-12, saat periode fetal. Proporsi-proporsi wajah itu

berkembang pada saat periode fetal.

Pada embrio yang berumur 3 minggu :

Terdapat bulatan yang terbentuk oleh forebrain merupakan bagian terbesar dari

wajah. Bagian ini ditutupi oleh lapisan ectoderm dan sebuah lapisan tipis

mesoderm. Di bawah bulatan yang disebut stomadeum. Perubahan pertama yang

signifikan didalam u

Pada embrio yang berumur 4 minggu :

Tonjolan yang merupakan bagian tengah dari upper-face dikenal sebagai

frontonasal process. Tahap selanjutnya terbentuk formasi yang dangkal dan alur

oval yang dalam, yang disebut nasal pits. Nasal pits membagi frontonasal process

menjadi sebuah medial nasal process dan dua lateral nasal process.

Pada embrio yang berumur 5 minggu :

Terjadi fusi antara medial nasal dan maxillary process yang menyempitkan kea

rah nasal pits

Pada embrio yang berumur 6 minggu :

Terjadi fusi antara medial nasal dan lateral nasal processes yang menyempitkan

lebih banyak nostrilss Medial Nasal process berkurang. Dan mata berada di tepi

wajah.

Pada embrio yang berumur 7 minggu :

Nasal area agak menonjol. Nasal Septum lebih banyak berkurang. Mata berada di

permuaan depan wajah.

18

Page 19: BAB I Pendahuluan

Pada embrio yang yang berumur 8 minggu :

Kelopak mata tertutup. Nostrils tertutup oleh proliferasi lapisan epitel. Hubungan

maksila dan mandibula normal.

Pada embrio yang berumur 12 minggu :

Kelopak mata tertutup. Nostrils tertutup oleh proliferasi lapisan epitel. Hubungann

Maksika dan Mandibula normal.

MATA

Waktu Pertumbuhan Mata :

Minggu 3-4 : Pembentukan daerah mata, Vesikle optic

Minggu 5-6 : Optic Cup, Lens Vesicle, Choroid, arteri Hyaloid

Minggu 7-8 : Kornea, anterior Chamber, Membran pupil, Lensa Mata,

Retina.

Minggu 8-10 : Kelopak Mata

Minggu 9-11 : Iris

Placode adalah suatu lapisan ectoderm embrionik yang datar dan tebal,

merupakan asal mula terbentuknya organ indera.

Mata terbentuk dari dua buah lens placode, masing-masing di bagian lateral

processus frontonasal.

Perkembangan mata dimulai pada minggu keempat embrio, dimulai dari

pembentukan vesikel optic yang berinvaginasi dari daerah otak dan mengontak

lapisan ectoderm diatasnya untuk menginduksi lens placode. Kemudian lapisan

ectoderm berdifferensiasi menjadi lens cells dna vesikel optic mulai melipat ke

dalam degan dengan sendirinya. Lens yang telah terbentuk menjadi lens vesikel.

Vesikel optic akan berkembang menjadi optic cup dan membentuk retina. Lens

Vesicle jug akan menginduksi lapisan ectoderm menjadi kornea.

19

Page 20: BAB I Pendahuluan

CAVUM NASI

Pertumbuhan dan perkembangan cavum nasi atau rongga hidung dimulai

pada embrio berumur kurang dari 6 minggu intra uterin. Mula mula terbentuk

nasal pit. Nasal pit ini akan melakukan invaginasi atau lipatan sehingga

terbentuklah saccus nasalis. Saccus nasalis ini masih belum berhubungan dengna

cavum oris Karena masih dipisahkan oleh membrane oro nasal. Setelah embrio

berumur 7 minggu, membrane oro nasal pecah dan terjadilah hubungan antara

cavum oris dan cavum nasi. Batas hubungannya di belakang palatum primer

disebut primitive choane. Pada dinding cavum nasi juga terbentuk beberapa

tonjolan, yaitu; concha nasalis superior, concha nasalis medius, dan concha nasalis

inferior.

Disekitar lubang hidung yang tepinya menonjol, terdapat dua tonjolan

yang dinamakan tonjolan medial dan lateral di dekat processus maksillaris. Massa

jaringan yang berada di antara tonjolan medius kanan dan kiri ini disebut juga

septum nasi. Lama kelamaan tonjolan medial ini berfusi ata bergabung dengan

processus maksillaris di bagian lateralnya dan membentuk rongga hidung. Cavum

nasi terbentuk dari gabungan / fusi anara palatum sekunder kanan dan kiri dan

septum nasi. Selanjutnya, batas hubungan antara cavum nasi dan cavum oris di

belakang palatum sekunder disebut sebagai definitive choncha.

MAKSILA

Tulang rahang atas berasal dari brachial arch I bagian atas yang disebut

dengan procesus maxillaris. Procesus maxillaris adalah fasial primordial yang

mendasari pertumbuhan dan perkembangan wajah yang berjumlah sepasang,

terletak di cranial lateral dari stomodeum. Pada tulang rahang atas, pusat osifikasi

atau pertulangan terletak pada percabangan n. infra orbitalis menjadi n. alveolaris

superior anterior dan n. alveolaris superior medius.

Proses osifikasi dimulai dari arah posterior, membentuk procesus zygomaticus

ossis maxillaris, berlanjut ke arah ventro cranial membentuk procesus frontalis

ossis maxillaris. Ke arah caudal membentuk procesus alveolaris ossis maxillaris,

serta ke arah medial membentuk procesus palatines ossis maxillaris. Sedangkan

20

Page 21: BAB I Pendahuluan

bagian pusat osifikasi membentuk corpus maxilla sehingga terbentuk os maxilla

yang lengkap selama pertumbuhan dan perkembangan terjadi.

MANDIBULA

Mandibula awalnya berkembang dari pharyngeal arch I (lengkung mandibular)

oleh kartilago Meckel. Kartilago Meckel akan mencapai panjang maksimum pada

usia 6 minggu yang memanjang dari region kapsula otik sampai midline berupa

batang yang tidak terputus. Di dekat midline, ujung ventral melengkung ke atas

berdekatan dengan ujung ventral kartilago melengkung ke atas berdekatan dengan

ujung dari sisi yang lain, dan keduanya dihubungkan oleh jaringan ikat

fibroseluler, yang nantinya akan membungkus seluruh permukaan batang tersebut.

Kartilago tersebut kemudian berhubungan dengan n. mandibularis dan cabang-

cabangnya. Batang tersebut kemudian mengalami osifikasi dan secara bertahap

kartilago meckel tersebut akan tertutup secara bertahap.

PALATUM

Segmen Antarmaksila

Segmen antarmaksila merupakan bangunan yang dibentuk oleh penyatuan kedua

tonjol hidung medial (akibat tonjol-tonjol maksila ke medial) pada bagian dalam.

Segmen ini terdiri dari 3 unsur, antara lain:

1. Unsur bibir yang membentuk filtrum bibir atas.

2. Unsur rahang atas yang membawa 4 gigi seri.

3. Unsur palatum yang membentuk palatum primer.

Palatum Sekunder

Pada minggu ke-6, lempeng palatina mengarah miring ke bawah pada sisi kanan

dan kiri lidah. Kemudian, lempeng palatina naik menjadi horisontal dengan lidah

pada minggu ke-7. Lalu, kedua lempeng palatina kiri dan kanan ini bersatu

membentuk palatum sekunder. Setelah itu, palatum sekunder bersatu dengan

21

Page 22: BAB I Pendahuluan

palatum primer pada bagian anterior dan dibatasi oleh foramen incisivum. Septum

nasi tumbuh ke bawah dan bersatu dengan permukaan atas palatum.

LINGUA

Lidah pada janin berumur sekitar 4 minggu telah mengalami pertumbuhan

dalam bentuk penebalan. Pada lidah terdiri dari beberapa arkus ( arkus 1,2,3,dsb )

yang nantinya akan membentuk atau tumbuh menjadi struktur lidah yang utuh.

Pada arkus pertama terdapat penebalan lidah lateral (bagian kanan dan bagian kiri)

yang diantaranya terdapat tuberkulum impar ( penebalam medial lidah). Pada

arkus kedua , ketiga dan sebagian arkus keempat terdapat pertumbuhan mesoderm

berupa penebalan yang membentuk Kopula (Eminensia Hipobrankialis). Pada

arkus keempat bagian posterior terdapat penebalan membentuk epiglotis. Dibawah

penebalan epiglotis terdapat penebalan aritenoid yang mengapit aditus

laringis.Penebalan lidah lateral semakin membesar hingga menutupi tuberkulum

impar, dan pada bulan ke 5 intrauterin terbentuk korpus lidah (membentuk dua

pertiga anterior lidah). Pada arkus pertama persyarafan sensorik pada daerah ini

dilakukan oleh N. mandibularis ( salah satu cabang trigeminus). Pada arkus kedua

persyarafan dilakukan oleh N. fasialis, sedangkan pada arkus ketiga persyarafan

dilakukan oleh N. glosofaringeus. Pada arkus empat sampai keenam persyarafan

dilakukan oleh N. vagus.

3.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Janin

a. Faktor Lingkungan

Infeksi

Ibu hamil sangat peka terhadap infeksi dari berbagai mikroorganisme

Karena secara fisiologik pada saat hamil, system imun ibu menurun

dan kemungkinan disebabkan sebagai akibat dari toleransi system

imun ibu terhadap bayi yang merupakan jaringan semi-alogenik,

meskipun tidak memberikan pengaruh secara klinik.

22

Page 23: BAB I Pendahuluan

1. Infeksi parvovirus

Penularannya dapat terjadi melalui saluran napas atau oral.Infeksi

virus ini pada perempuan hamil akan menyebabkan abartus, hidrop

nonimun dan kematian janin dan secara total menyebabkan

kegagalan kehamilan sebesar 10%.

2. Infeksi varisella-zoster

Infeksi varizela pada ibu hamil trimester 1 menyebabkan cacat

bawaan seperti karioretinitis, atrofi kortek serebri, hidronefrosis,

dan kelainan pada tulang dan kulit.Jikia infeksi terjadi pada

kehamilan kurang dari 13 minggu, cacat bawaan terjadi sebesar

0,2%, dan pada kehamilan 13-20 minggu sebesar 2%.Tetapi jika

infeksi terjadi setelah 20 minggu umumnya tidak terjadi kelainan.

3. Infeksi virus hepatitis B

Pada bayi masalah serius umumnya tidak terjadi pada masa

neonates tetap terjadi setelah bertahun-tahun setelah

kelahiran.Infeksi ini dapat menyebabkan kanker hati atau sirosis

hati pada usia sekitar 40 tahun.

4. Infeksi sitomegalovirus

Penularan CMC ini terjadi melalui kontak dengan air liur dan air

seni.Menimbulkan suatu sindrom yang mencakup berat badan lahir

rendah, mikrosefalus, klasifikasi intracranial, karioretinitis,

retardasi mental serta motorik, gangguan sensori neural, anemia

hemolitik, dan purpura trombositopenik.

5. Infeksi herpes simpleks

Biasanya dipindahkan menjelang kelahirann si bayi.Kelainannya

berupa mikrosefali, mikroftalamus, dysplasia retina,

pembengkakan hati dan limpa dan keterbelakangan jiwa.

6. Infeksi treponema palida

Infeksi virus ini dapat menyebabkan tuli bawaan dan

keterbelakangan jiwa, selain itu banyak organ-organ lain seperti

23

Page 24: BAB I Pendahuluan

paru-paru, dan hati yang ditandai oleh fibrosis yang merata serta

osteokonditis.

Obat-obatan atau zat kimia

Obat-obatan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan janin adalah obat penenang yaitu thalidomide yang

dapat menyebabkan fokomelia (tangan dan kaki pendek), dan

mikromelia (tangan dan kaki kecil)

b. Faktor umur

Kehamilan pada usia di atas 35 tahun dapat memungkinkan melahirkan

anak dengan kelainan congenital berupa sindrom down.

c. Factor gizi dan kelainan hormone

Ibu dengan kekurangan gizi dapat menigkatkan kemungkinan kelainan

organ terutama saat pembentukan organ tubuh.Penyakit hormonal ibu

yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin adalah

diabetes mellitus.

d. Faktor lainnya

Obesitas

Seorang ibu yang obesitas, memiliki kemungkinan dua atau tiga kali

lipat untuk melahirkan bayi yang cacat tabung syaraf, cacat jantung,

omfalokel dan anomaly. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya

gangguan metabolisme ibu yang mengenai glukosa, insulin atau factor

lain.

Hipoksia

Bayi yang dilahirkan di datran tinggi biasanya cenderung memiliki

berat badan yang lebih ringan jika dibandingkan dengan bayi yang

dilahirkan di dataran rendah. Hal ini mungkin berhubungan dengan

ketersediaan oksigen untuk ibu pada saat kehamilan. Selain itu, wanita

dengan penyakit kardiovaskular tipe sianotik, memiliki

kecenderungan melahirkan bayi yang kecil.

Logam Berat

24

Page 25: BAB I Pendahuluan

Di Jepang, bayi yang dilahirkan dari ibu yang sehari-harinya

mengkonsumsi ikan, memiliki kecenderungan adanya gejala

neurologis yang mirip Cerebral Palsy. Setelah diteliti, ternyata ikan

yang mereka konsumsi mengandung merkuri organik. Selain itu,

Timbal yang merupakan salah satu jenis logam, dapat meningkatkan

abortus, retardasi pertumbuhan serta gangguan neurologis.

Infeksi Virus lain dan Hipotermia

Faktor penyulit infeksi virus lain yang biasanya bersifat pirogenik dan

meningkatkkan suhu tubuh (hipotermia) juga bersifat teratogenik

(dapat menimbulkan cacat lahir). Contoh kelainannya berupa

anensefalus, spina bifida, retardasi mental, microftalmia, cleft lip dan

cleft palate. Selain itu,ibu yang sering berendam di air panas dan

sauna memiliki kemungkinan melahirkan anak yang cacat lahir.

Radiasi

Radiasi Pengion dapat mematikan sel yang berproliferasi cepat

sehingg bersifat teratogen kuat. Hal ini tentu sangat mengganggu

tumbuh kembang janin. Cacat yang ditimbulkan dari radiasi pengion

ini tergantung dari dosis dan stadium perkembangan si janin. Stadium

yang paling rentan yaitu pada kehamilan minggu ke-3 sampai ke-8.

Karena pada minggu ini merupakan fase embryogenesis dimana

banyak terjadi pembentukan organ-organ penting pada janin. Radiasi

dari ledakan nuklir bersifat teratogenik dimana dapat menimbulkan

abortus, anak lahir kemudian meninggal, cacat parah mengenai system

syaraf pusat. Radiasi juga merupakan agen mutagenic yang dapat

menyebabkan perubahan genetic pada sel germinativum dan

malformasi, yaitu ketiadaan suatu struktur secara total atau parsial

atau perubahan konfigurasi normal suatu struktur.

25

Page 26: BAB I Pendahuluan

BAB IV

KESIMPULAN

Proses pertumbuhan dan perkembangan dari craniofasial terjadi melalui

dua tahap yaitu tahap gastrulasi dan tahap neurolasi. Pada tahap gastrulasi terjadi

fertilisasi, setelah terjadi fertillisai akan terbentuk zigot dalam rahim. Setelah

zigot terbentuk maka akan terjadi perkembangan secara mitosis, berkembang

menjadi morula dan selanjutnya menjadi blastula. Setelah blastula terbentuk maka

blastula akan berubah menjadi blastokista. Blastokista akan membentuk

trophoblast dan embrioblast. Trophoblast akan membentuk plasenta yang nantinya

akan menempel pada dinding endometrium. Sedangkan embrioblast akan berubah

membentuk embrio. Setelah embrio terbentuk, embrio akan berubah menjadi

cakram blaminer membentuk lapisan ectoderm dan endoderm. Setelah terbentuk

cakram bilaminer akan berkembang menjadi cakram trilaminer sehingga akan

terbentuk primitive streak yang nantinya akan membentuk prenotochord, setelah

itu akan terbentuk notochord. Pada tahap neurulasi, notochord menginduksi

ektodermal yang terletak di atasnya. Proliferasi menjadi lempeng syaraf (neural

plate) sehingga menyebabkan neural plate melipat yang disebut lipatan saraf

(neural fold) yang nantinya menjadi alur saraf (neural groove). Neural fold terus

menerus berproliferasi, akhirnya tepi-tepinya menjadi tinggi dan menyatu di

sepanjang garis tengah sehingga terbentuk tabung syaraf (neural tube).

26

Page 27: BAB I Pendahuluan

DAFTAR PUSTAKA

Jansen van Rensburg, B.G.1997.Biologi Oral.Jember : Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Universitas Jember .

Prawiroharjo, Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta: P.T Bina Pustaka.

Sperber,G H. 1989.Embriologi Kraniofasial.Jakarta : Hipokrates.

Sadler, T.W.2012.Embriologi Kedokteran ed.10.Jakarta:EGC

27