BAB I Pendahuluan

14
Perencanaan Wilayah dan Kota 4 1.1 LATAR BELAKANG Keberadaan infrastruktur prasarana transportasi yang handal akan dapat mendukung perkembangan dan pertumbuhan pada suatu wilayah. Kehandalan jaringan jalan sebagai bagian dari prasarana transportasi akan menjadi dasar yang baik untuk mendukung aktifitas masyarakat, ekonomi wilayah serta perkembangan wilayah yang serta merta akan memberikan dampak pada kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Secara makro, keberadaan sistem jaringan jalan dan sistem transportasi merupakan bagian dari perencanaan regional wilayah. Keberadaan jaringan jalan yang merupakan penghubung pusat-pusat pertumbuhan wilayah sebagai komponen utama di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dari Kabupaten Gresik. Adapun komponen-komponen utama dalam RTRW yang erat hubungannya dengan sistem jaringan jalan ini adalah: 1. Fungsi yang menghubungkan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) sesuai dengan hirarki/orde menurut andalan wilayahnya dan komoditas unggulan yang dimilikinya, baik sebagai Kawasan Andalan Nasional, Propinsi maupun Kabupaten/Kota; 2. Keberadaan jalan propinsi, kabupaten, dan lainnya) dalam Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang daerah di dalam propinsi maupun regional antar kabupaten dalam satu pulau; 3. Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan bangunan pelengkapnya dalam indikasi program jangka menengah pembangunan daerah. Laporan pendahuluan Bab I- 1 B A B 1

Transcript of BAB I Pendahuluan

Page 1: BAB I Pendahuluan

Perencanaan Wilayah dan Kota 4

1.1 LATAR BELAKANG

Keberadaan infrastruktur prasarana transportasi yang handal akan

dapat mendukung perkembangan dan pertumbuhan pada suatu wilayah.

Kehandalan jaringan jalan sebagai bagian dari prasarana transportasi akan

menjadi dasar yang baik untuk mendukung aktifitas masyarakat, ekonomi

wilayah serta perkembangan wilayah yang serta merta akan memberikan

dampak pada kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

Secara makro, keberadaan sistem jaringan jalan dan sistem

transportasi merupakan bagian dari perencanaan regional wilayah.

Keberadaan jaringan jalan yang merupakan penghubung pusat-pusat

pertumbuhan wilayah sebagai komponen utama di dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) dari Kabupaten Gresik.

Adapun komponen-komponen utama dalam RTRW yang erat

hubungannya dengan sistem jaringan jalan ini adalah:

1. Fungsi yang menghubungkan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) sesuai

dengan hirarki/orde menurut andalan wilayahnya dan komoditas unggulan

yang dimilikinya, baik sebagai Kawasan Andalan Nasional, Propinsi

maupun Kabupaten/Kota;

2. Keberadaan jalan propinsi, kabupaten, dan lainnya) dalam Rencana

Alokasi Pemanfaatan Ruang daerah di dalam propinsi maupun regional

antar kabupaten dalam satu pulau;

3. Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan bangunan pelengkapnya dalam

indikasi program jangka menengah pembangunan daerah.

Disamping itu juga perkembangan ekonomi disuatu daerah sangat

ditunjang oleh jenis, kualitas dan kuantitas kegiatan yang terdapat di daerah

tersebut beserta ketersediaan sarana dan prasarananya. Pertumbuhan

ekonomi yang baik memerlukan juga ketersediaan akan prasarana dan

sarana yang dapat mendistribusikan hasil/produk kegiatan tersebut dari

daerah produksi menuju daerah yang membutuhkannya.

Laporan pendahuluan Bab I- 1

B A B

1

Page 2: BAB I Pendahuluan

Perencanaan Wilayah dan Kota 4

Sistem prasarana jalan yang baik adalah sistem prasarana yang

mampu mendistribusikan segala bentuk barang dan jasa ke tempat/wilayah

yang memerlukannya. Pendistribusian yang Jika ditunjang oleh kualitas dari

transportasi itu sendiri yang dapat menyalurkan barang secara cepat dari

suatu wilayah produksi ke wilayah konsumsi atau dari suatu daerah penghasil

bahan dasar ke daerah produksi.

Lokasi kawasan perencanaan yang berada di Kabupaten Gresik

memiliki permasalahan yang hampir sama dengan pemaparan diatas, dimana

lokasi pengembangan terbagi menjadi beberapa SWP sehingga dapat dikaji

keterkaitan infrastruktur yang efisien dalam peningkatan ekonomi Kabupaten

Gresik

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegiatan ini adalah terwujudnya dokumen pembentukan

satuan wilayah ekonomi guna pengembangan infrastruktur yang efisien di

Kabupaten Gresik.

Tujuan :

1. Meningkatkan perkembangan infrastruktur bagi Kabupaten Gresik.

2. Mengoptimalkan pengembangan transportasi jalan raya Kabupaten

Gresik di masa mendatang guna untuk mendorong perekonomian.

3. Menyusun dokumen pembentukan satuan wilayah ekonomi guna

pengembangan infrastruktur yang efisien di Kabupaten Gresik.

Sasaran :

1 Tersedianya dokumen perencanaan pengembangan wilayah yang

dapat menjadi acuan berbagai pihak yang berkepentingan dengan

pengembangan wilayah

2 Terjadinya sinkronisasi berbagai program pembangunan infrastruktur

yang akan dikembangkan di Kabupaten Gresik.

3 Mampu meningkatkan pertumbuhan wilayah untuk mencapai

kesejahteraan yang optimal dan berkelanjutan di Kabupaten Gresik.

4 Tersedianya arahan pembangunan jangka menengah di wilayah

Kabupaten Gresik.

1.3 FUNGSI DAN MANFAAT

Laporan pendahuluan Bab I- 2

Page 3: BAB I Pendahuluan

Perencanaan Wilayah dan Kota 4

1. Sebagai pedoman / perencanaan untuk pengembangan wilayah di

Kabupaten Gresik.

2. Sebagai bahan untuk menetapkan kebijaksanaan pengembangan

wilayah di Kabupaten Gresik.

1.4 DASAR HUKUM

Dasar hukum yang digunakan dalam pembentukan satuan wilayah

ekonomi guna pengembangan infrastruktur yang efisien di Kabupaten Gresik

adalah:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3419);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4444);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN Tahun 2005-2025

(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4700);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722);

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

Laporan pendahuluan Bab I- 3

Page 4: BAB I Pendahuluan

Perencanaan Wilayah dan Kota 4

8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5025);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran

Negara Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3239);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4817);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4833);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman

Pengelolaan Kawasan Perkotaan;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 88,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5019);

17. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;

18. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1989 tentang

Kawasan Industri;

Laporan pendahuluan Bab I- 4

Page 5: BAB I Pendahuluan

Perencanaan Wilayah dan Kota 4

19. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang

Pengelolaan Kawasan Lindung;

20. Keputusan Presiden Nomor 41 tahun 1996 tentang Kawasan Industri;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 tahun 1998 Tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;

1.5 RUANG LINGKUP

1.5.1 Lingkup Materi

Ruang lingkup pembahasan meliputi berbagai aspek yang terkait

dengan pengembangan wilayah: Aspek penataan ruang, ekonomi, sosial dan

kependudukan, lingkungan hidup, transportasi, infrastruktur, dan

pemberdayaan masyarakat, serta aspek lain yang dipandang penting.

Lingkup materi penyusunan perencanaan dan pengembangan wilayah di

Kabupaten Gresik, yaitu :

1. Tujuan pengembangan wilayah ;

a. Rencana pengembangan wilayah:

b. Rencana peningkatan akses ke wilayahan

c. Rencana tindak (Indikasi Program )

2. Data / Informasi yang perlu disajikan dalam Dokumen Pembentukan

Satuan Wilayah Ekonomi Guna Pengembangan Infrastruktur yang

Efisien di Kabupaten Gresik tersebut diatas adalah :

a. Gambaran Umum wilayah perencanaan

b. Potensi dan prospek pengembangan

1.5.2 Lingkup wilayah

Lingkup wilayah dari Studi pembentukan satuan wilayah ekonomi guna

pengembangan infrastruktur yang efisien di Kabupaten Gresik Propinsi Jawa

Timur adalah seluruh wilayah di Kabupaten Gresik. Peta 1.1 Peta Orientasi

Kab. Gresik Terhadap Provinsi Jawa Timur dan Peta 1.2 peta pembagian

satuan pengembangan wilayah (SWP) Kabupaten Gresik

Laporan pendahuluan Bab I- 5

Page 6: BAB I Pendahuluan

Perencanaan Wilayah dan Kota 4

1.5.3 Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan dalam Penyusunan Rencana Program pengembangan

wilayah sebagai berikut :

1. Kegiatan Persiapan

2. Kegiatan Penyusunan Laporan Pendahuluan

3. Kegiatan Survey dan Pengumpulan Data

4. Kegiatan Penyusunan Pengolahan Data dan Analisa

5. Kegiatan Perumusan Rancangan Rencana

6. Kegiatan Diskusi dan Seminar

7. Kegiatan Penyusunan Rencana

Laporan pendahuluan Bab I- 6

Page 7: BAB I Pendahuluan

Perencanaan Wilayah dan Kota 4

Laporan pendahuluan Bab I- 7

Page 8: BAB I Pendahuluan

Perencanaan Wilayah dan Kota 4

1.6 KELUARAN

Keluaran materi dari kegiatan penyusunan pembentukan satuan

wilayah ekonomi guna pengembangan infrastruktur yang efisien di

Kabupaten Gresik adalah sebagai berikut:

Perumusan tujuan penataan ruang bagian wilayah perencanaan

berdasarkan karakteristik dan isu strategis kawasan;

Teridentifikasinya potensi, permasalahan, dan prospek pengembangan

di wilayah perencanaan baik secara fisik, sosial, ekonomi, transportasi,

dan utilitas;

penetapan sub bagian wilayah perencanaan yang diprioritaskan

penanganannya;

ketentuan pemanfaatan ruang; dan

Penggambaran kondisi eksisting, analisa dan rencana yang tercantum

dalam dokumen dengan peta yang berskala atau tingkat ketelitian

minimal 1:5.000 dan mengikuti ketentuan mengenai sistem informasi

geografis yang dikeluarkan oleh kementerian/lembaga yang

berwenang;

Hasil akhir Penyusunan pembentukan satuan wilayah ekonomi guna

pengembangan infrastruktur yang efisien di Kabupaten Gresik akan

menjadi referensi untuk penyusunan substansi teknis rencana detail

tata ruang yang perlu dilegalisasikan menjadi peraturan daerah.

Sesuai dengan tahapan kegiatan maka sistematika pelaporan

dalam pelaksanaan penyusunan pembentukan satuan wilayah ekonomi

guna pengembangan infrastruktur yang efisien di Kabupaten Gresik

dijabarkan sebagai berikut :

Laporan pendahuluan Bab I- 8

Page 9: BAB I Pendahuluan

Perencanaan Wilayah dan Kota 4

1. Laporan Pendahuluan dibuat dalam rangka persiapan pekerjaan

survey berisikan latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan,

lingkup pekerjaan, metode dan pendekatan pekerjaan, jadwal

pelaksanaan kegiatan, maupun instrument-instrumen survey yang

akan digunakan pada saat survey lapangan.

Adapun spesifikasi buku laporan pendahuluan adalah sebagai

berikut :

Judul buku : Laporan Pendahuluan

Jumlah buku : 2 (dua) eksemplar

Ukuran buku : A4 ( 29,7 x 21,5 cm2)

Pengetikan : 1,5 spasi, pada kertas HVS putih polos

2. Laporan Fakta Dan Analisa, merupakan hasil pengkajian dan

penilaian keadaan yang ada pada wilayah perencanaan maupun

pengaruhnya mencakup keadaan fisik, sosial, budaya dan ekonomi

kawasan yang juga dipengaruhi oleh perkembangan kawasan di

wilayah perencanaan.

Adapun spesifikasi laporan fakta dan analisa adalah sebagai

berikut :

Judul buku : Laporan Fakta dan Analisa

Jumlah buku : 2 (dua) eksemplar

Ukuran buku : A4 ( 29,7 x 21,5 cm2)

Pengetikan : 1,5 spasi, pada kertas HVS putih polos

3. Laporan Draft Rencana, merupakan hasil pengkajian dari laporan

fakta dan analisa memuat Konsep/Rancangan Rencana Program-

Program Pengembangan Wilayah.

Adapun spesifikasi buku draft laporan akhir adalah sebagai berikut :

Judul buku : Draft Laporan Akhir

Jumlah buku : 2 (dua) Eksemplar

Ukuran buku : A4 ( 29,7 x 21,5 cm2)

Pengetikan : 1,5 spasi, pada kertas HVS putih polos

Laporan pendahuluan Bab I- 9

Page 10: BAB I Pendahuluan

Perencanaan Wilayah dan Kota 4

4. Laporan Rencana, merupakan penyempurnaan dari laporan Draft

Rencana sesuai dengan konsep dan masukan dari peserta diskusi,

serta perubahan yang relevan sesuai pendekatan perencanaan.

Adapun spesifikasi buku laporan akhir adalah sebagai berikut :

Judul buku : Laporan Akhir

Jumlah buku : 1 (satu) Eksemplar

Ukuran buku : A4 ( 29,7 x 21,5 cm2)

Pengetikan : 1,5 spasi, pada kertas HVS putih polos

1.7 SISTEMATIKA LAPORAN

Dalam Laporan Pendahuluan Penyusunan pembentukan satuan wilayah

ekonomi guna pengembangan infrastruktur yang efisien di Kabupaten

Gresik, sistematika pembahasan laporan yang disusun adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan,

sasaran, lokasi kegiatan, output / hasil keluaran, ruang lingkup,

landasan peraturan, sistematika pembahasan.

BAB II : TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN

PENGEMBANGAN WILAYAH

Pada bab ini memaparkan mengenai tinjauan terhadap kebijakan

terhadap Kabupaten Gresik dengan bepedoman terhadap penetapan

kawasan perencanaan di RTRW Jawa Timur.

BAB III : GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

Menguraikan tentang gambaran umum wilayah Kabupaten Gresik

berdasarkan RTRW kedua wilayah tersebut, serta kajian dari hasil

survey lapangan.

BAB IV : METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN

Bab ini berisi mengenai beberapa metodologi, model-model analisa

dan rencana kegiatan serta alur berfikir untuk menentukan titik lokasi

Laporan pendahuluan Bab I- 10

Page 11: BAB I Pendahuluan

Perencanaan Wilayah dan Kota 4

daerah prioritas dalam pengembangan infrastruktur yang efisien di

Kabupaten

BAB V : RENCANA KERJA

Berisikan tentang rencana kegiatan dan penjadwalan pekerjaan

BAB VI : MANAJEMEN TENAGA AHLI

Bab ini berisi mengenai organisasi konsultan, layanan tenaga ahli dan

produk pekerjaan.

BAB VII : PENUTUP

Berisikan kesimpulan dari laporan pendahuluan Studi pembentukan

satuan wilayah ekonomi guna pengembangan infrastruktur yang

efisien di Kabupaten Gresik Propinsi Jawa Timur.

Laporan pendahuluan Bab I- 11

Page 12: BAB I Pendahuluan

Perencanaan Wilayah dan Kota 4

Laporan pendahuluan Bab I- 12