Bab i Pendahuluan

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan pembangunan kota Malang ditambah dengan kondisi terbatasnya prasarana dan sarana yang ada semakin memberikan dampak yang cukup menyesakkan bagi masyarakat didalamnya serta lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi dengan adanya arus deras migrasi penduduk dari pedesaan ke perkotaan menyebabkan pembangunan kawasan permukiman untuk tempat tinggal terus berkembang. Hal ini jika tidak dilakukan penataan suatu kawasan yang baik dapat berakibat penyalahgunaan peruntukan lahan yang mengakibatkan terpuruknya kualitas hidup kota Malang. Salah satu area yang tidak banyak mendapat perhatian adalah area sempadan sungai. Sempadan sungai merupakan area yang sangat rentan terhadap aktivitas manusia, berkenaan 1

Transcript of Bab i Pendahuluan

Page 1: Bab i Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan pembangunan kota Malang ditambah dengan

kondisi terbatasnya

prasarana dan sarana yang ada semakin memberikan dampak yang

cukup menyesakkan bagi

masyarakat didalamnya serta lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi

dengan adanya arus deras migrasi

penduduk dari pedesaan ke perkotaan menyebabkan pembangunan

kawasan permukiman untuk

tempat tinggal terus berkembang. Hal ini jika tidak dilakukan penataan suatu

kawasan yang baik dapat

berakibat penyalahgunaan peruntukan lahan yang mengakibatkan

terpuruknya kualitas hidup kota

Malang. Salah satu area yang tidak banyak mendapat perhatian adalah

area sempadan sungai.

Sempadan sungai merupakan area yang sangat rentan terhadap aktivitas

manusia, berkenaan

dengan pemanfataan lahan yang tidak sesuai dengan daya dukung dan

peruntukannya.

Pembangunan infrastruktur di area sempadan sungai Brantas yang jelas

nyata merupakan kawasan

lindung dan reservasi di dalam kota Malang menjadi pemicu bencana

banjir dan longsor pada area

tersebut.

1

Page 2: Bab i Pendahuluan

Fenomena diatas bukan hanya terjadi di Malang, namun merupakan

kondisi nyata gambaran

permasalahan perkotaan yang dilalui sungai di Indonesia secara umum.

Untuk itu, perlu adanya

penanganan yang bijak dalam menanggapinya sehingga dapat

menyelesaikan permasalahan kota

atau setidaknya adalah meminimalisir permasalahan kota yang

kompleks, dimana salah satu

rekomendasi yang disarankan oleh para Urban Planner dan Urban

Designer adalah dengan cara

meningkatkan rasa sense of belonging terhadap kawasan huniannya

sehingga dapat menanamkan

rasa tanggung jawab mulai lingkup terkecil yakni diri sendiri hingga ke

tataran masyarakat.

Kearifan lokal suatu kawasan/area -dalam makalah ini berupa area

sempadan sungai- secara

umum dapat digambarkan sebagai peran serta sosial masyarakatnya

dalam usaha meningkatkan

kualitas lingkungan hidup yang ada dimana kondisi ini merupakan

gambaran nyata pelaksanaan

trendsetter perencanaan kota secara global saat ini yaitu suatu konsep

Sustainability. Kearifan lokal

juga diwujudkan dalam pengaturan dan perencanaan yang menghormati

tapak atau site kawasan

tersebut sehingga terwujud kawasan yang livable, nyaman dan memiliki

sense of place.

2

Page 3: Bab i Pendahuluan

Dalam mendukung penataan ruang secara teknis, maka dipandang perlu bagi

Urban Planner dan

Urban Designer untuk mewujudkannya dalam suatu sistem mulai dari

pembangunan database suatu

wilayah hingga simulasi analisis keruangan dalam suatu wilayah yang

terintegrasi secara universal

dan dapat digunakan oleh semua kalangan, mulai dari masyarakat,

perencana hingga pengambil

keputusan. Sehingga, nyata bahwa nilai spasial memiliki peranan utama

dalam menyusun sistem ini.

Selama ini tidak dapat dipungkiri, walaupun Urban Planner dan Urban

Designer bekerja pada satu tim

untuk suatu pekerjaan, cara bekerja mereka masih dilakukan terpisah. Nyata

terlihat jika produk Urban

Planning digabungkan dengan produk Urban Design maka hasilnya tidak

akan terintegrasi. Secara

umum, hal ini dapat terjadi dikarenakan cara kerja kedua profesi ini

berbeda. Seorang Urban Planner

menyelesaikan suatu kasus dengan melihat dari Spatial Perspective

dengan prinsip “Location..

Location.. Location..” serta menjawab permasalahan “What, Why, When

dan How”sedangkan seorang

Urban Designer menghasilkan suatu karya dengan fokus pada bentukan

fisik kawasan yang

menitikberatkan pada kualitas lingkungan alam dan binaan yang bersifat

fungsional dan estetis serta

3

Page 4: Bab i Pendahuluan

cenderung bersifat A-Spatial. Untuk menjembatani permasalahan ini, maka

dalam makalah ini, penulis

mencoba memperkenalkan suatu konsep baru dengan menggabungkan

cara kerja Spatial Analysis

dan Urban Design dalam suatu konsep dengan nama Spatial Urban Design.

B. Perumusan Masalah

Apakah yang di maksud dengan sempadan sungai?? Apa saja bagian – bagian sempadan sungai?? Bagaimana dampak sempadan sungai bagi masyarakat?? Bagaimana bahaya sempadan sungai bagi kesehatan dan lingkungan??

C. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari penataan sempadan sungai ini adalah mengupayakan wawasan setiap

stake holders untuk dapat bersama-sama melakukan kegiatan-kegiatan yang

berupa perlindungan, pengembangan, penggunaan dan pengendalian atas

sumberdaya air yang ada pada sungai, sehingga dapat dilaksanakan dan dikelola

dengan baik serta berwawasan lingkungan.

4

Page 5: Bab i Pendahuluan

Tujuan disusunnya dokumen ini agar sempadan sungai dimanfaatkan sesuai

dengan peruntukannya, sehingga :

Fungsi sungai tidak terganggu oleh aktivitas yang berkembang di sekitarnya.

Kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumberdaya yang

ada pada sungai dapat memberikan hasil secara optimal.

Kelestarian fungsi sungai dapat terjaga.

Daya rusak air terhadap sungai dan lingkungannya dapat dikendalikan dan

diatasi.

D. Metode Pengumpulan Data

Metodologi yang digunakan dalam penerapan pengumpulan data antara lain :

a) Persiapan yang meliputi penyusunan kerangka pikir, pengumpulan peta

dasar, dan mobilisasi.

b) Survey yang meliputi pengumpulan data sekunder, pengambilan data

visual, selanjutnya dilakukan review hasil dan pemasukan data.

c) Finalisasi kegiatan adalah melakukan gabungan kedua hasil

pengolahana data.

5

Page 6: Bab i Pendahuluan

BAB II PEMBAHASAN

A. HIPOTESIS

Lingkungan hidup merupakan faktor fisik yang harus terus dijaga, dipelihara,

dipertahankan dan ditingkatkan kualitas fungsinya untuk menopang sistem

kehidupan dan keberlanjutan pembangunan. Salah satu fokus utama pengelolaan

lingkungan hidup saat ini adalah perlindungan, peningkatan dan pelestarian

kualitas sumber daya air, karena persoalan air telah banyak diisukan dengan

adanya pencemaran, kelangkaan air, tanah longsor dan banjir.

Sungai merupakan salah satu sumber daya air yang banyak memberikan manfaat

bagi kehidupan masyarakat, namun sungai juga dapat menimbulkan berbagai

persoalan, dan bahkan bencana bagi kehidupan sekitarnya. Bencana tersebut dapat

berawal dari kurangnya perhatian terhadap keberadaan pemeliharaan alur sungai

tersebut.

Pertumbuhan penduduk yang cepat, sering pula tidak segera diimbangi dengan

pengaturan dan penyediaan sarana prasarana yang memadai, sehingga penggunaan

lahan di daerah bantaran sungai sebagai lahan permukiman maupun budidaya sulit

dikendalikan dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan konsep

pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini tentunya mengakibatkan banyak

kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat parkir air

maupun bantaran sungai, telah berubah menjadi daerah permukiman yang dihuni

penduduk ataupun menjadi daerah budidaya (peternakan, pertambangan pasir,

industri dan pertanian) yang cenderung tidak mengindahkan kaidah-kaidah

konservasi dan pelestarian lingkungan.

6

Page 7: Bab i Pendahuluan

Sering dijumpai pada lokasi dimana bantaran sungai sudah menjadi daerah

pemukiman penduduk telah terjadi pembuangan limbah, baik limbah padat

maupun limbah cair ke badan sungai, sehingga akibatnya kualitas dan kuantitas air

sungai menurun dan pengendapan di dasar sungai pun menjadi bertambah, dan

berikutnya kapasitas alur sungai menjadi menurun.

Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan daya dukung dan peruntukannya

mengakibatkan lahan bantaran atau sempadan sungai menjadi area yang rentan

mengalami degradasi. Rendahnya potensi peresapan air dan aliran permukaan (run

off) yang sangat cepat dapat mengakibatkan tingginya potensi terjadinya erosi dan

longsor.

Keadaan ini diperparah lagi dengan pengusahaan lahan kering yang cenderung

berbukit/berlereng pada sekitar bantaran sungai untuk usaha pertanian yang pada

umumnya kurang mempedulikan aspek lingkungan dan lebih mengutamakan

hasil/keuntungan finansial sesaat.

B. DEFINISI SEMPADAN SUNGAI

Sebagai salah satu sumber air, sungai memegang fungsi yang sangat penting bagi

kehidupan dan penghidupan masyarakat. Oleh karena itu, kelestarian dan

kelangsungan fungsi sungai harus dijaga dengan mengamankan daerah-daerah

sekitarnya.

 

Kenyataan di lapangan, sungai-sungai tersebut sudah mulai terganggu fungsinya

akibat aktivitas yang berkembang di sekitarnya. (intervensi bangunan, sampah yg

mendesak badan sungai), akibat dari terganggunya ekosistim sungai tersebut dapat

kita lihat pada saat sekarang seperti kualitas air sungai yang terus menurun dan

memburuk, apalagi jika pada musim penghujan dan terjadi banjir, maka penduduk

7

Page 8: Bab i Pendahuluan

daerah permukiman sekitar sungai menjadi langganan pengungsian di Posko

Banjir. Tidak terhitung kerugian materil dan moril akibat rusaknya daerah aliran

sungai.

Beberapa istilah dan pengertian teknis yang perlu dimengerti dan dipahami oleh

masyarakat secara benar antara lain tentang :

Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan air mulai dari mata

air sampai muara dengan dibatasi kanan kirinya serta sepanjang pengalirannya

oleh garis sempadan.

Garis sempadan sungai adalah batas luar pengamanan sungai.

Daerah sempadan sungai adalah daerah sepanjang kiri kanan sungai dihitung dari

tepi sungai sampai garis sempadan sungai termasuk sungai buatan yg

mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan pelestarian fungsi sungai,

baik yg telah dibebaskan maupun yang tidak dibebaskan.

Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung

dari tepi sungai sampai dengan kaki tanggul sebelah dalam. Fungsi bantaran

sungai adalah tempat mengalirnya sebagian debit sungai pada saat banjir (high

water channel)

Daerah penguasaan sungai adalah dataran banjir , daerah retensi banjir, bantaran

atau daerah sempadan yang tidak dibebaskan.

 

Maka untuk mencegah lebih besarnya kerugian akibat dari kerusakan sungai

tersebut diatas maka dilakukan Penataan Daerah Sempadan Sungai, maksud dari

Penataan Daerah Sempadan Sungai adalah sebagai upaya agar kegiatan konservasi,

pendayagunaan, pengendalian atas sumber daya yang ada pada sungai dapat

dilaksanakan sesuai dengan tujuannya, antara lain :

 

8

Page 9: Bab i Pendahuluan

a.      Agar fungsi sungai tidak terganggu oleh aktivitas yang berkembang di

sekitarnya

b.      Agar kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber

daya yang ada pada sungai dapat memberikan hasil secara optimal.

c.      Menjaga kelestarian fungsi sungai.

d.      Agar daya rusak air terhadap sungai dan lingkungannya dapat dibatasi.

 

Sedangkan dasar-dasar pelaksanaan penetapan garis sempadan sungai sudah

tertuang dalam :

·Permen PU No. 63/PRT/1993 ps ayat (1) huruf c) tentang Garis Sempadan

Sungai dan Bekas Sungai,  batas dataran banjir ditetapkan berdasarkan debit

rencana sekurang-kurangnya untuk periode ulang 50 tahunan

· Penetapan Peruntukan Tanah pada Daerah Sempadan Sungai oleh Gubernur

berdasarkan usul-an teknnis dari pengelola dan masukan dari instansi terkait.

(Permen PU No. 63/PRT/1993 pasal 4 )

· Pelaksanaan penggunaan tanah pada Daerah Sempadan Sungai harus memperoleh

izin terlebih dahulu dari Gubernur. (Permen PU No. 63/PRT/1993 pasal 11)

 

Jadi secara garis besarnya pada Daerah Sempadan Sungai dilarang :

a.      membuang sampah, limbah padat dan atau cair

b.      mendirikan bangunan untuk hunian dan tempat usaha.

 

Kriteria Sempadan Sungai yang baik dan sesuai adalah sebagai berikut :

1.      Sungai Bertanggul

a.      di luar kawasan perkotaan 5 m

b.      di dalam kawasan perkotaan 3 m

5

9

Page 10: Bab i Pendahuluan

diukur dari kaki tanggul sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

2.      Sungai Tak Bertanggul

a.      di luar kawasan perkotaan

·luas DAS > 500 km2à ≥ 100 m.

· luas DAS < 500 km2) à ≥ 50 m.

b.      di dalam kawasan perkotaan

·h, (dlm sungai) > 20 mà ≥ 30m

·m < h< 20 m à ≥ 15 m

· h < 3m à ≥ 10 m

 Sedangkan upaya-upaya non struktur/fisik yang dapat menekan dan

menghindarkan besarnya masalah akibat banjir antara lain dapat :

 

Peran masyarakat yang didukung penegakan hukum antara lain dalam

menaati  ketentuan menyangkut tata ruang dan pola pembudidayaan dataran

banjir dan DAS hulu, menghindarkan terjadinya penyempitan dan

pendangkalan alur sungai akibat sampah padat maupun bangunan / hunian

dan tanaman di daerah sempadan sungai

Penetapan sempadan sungai yang didukung dengan penegakan hukum.

Dasar hukum yang dapat dipakai sebagai acuan adalah Peraturan Menteri

PU No. 63 Tahun 1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat

Sungai, Daerah Penguasaan Sungai  dan Bekas Sungai. Pada setiap sungai

harus ditetapkan batas sempadannya yang diatur dengan Peraturan Daerah.

Penyuluhan dan pendidikan masyarakat lewat berbagai media menyangkut

berbagai aspek dalam rangka meningkatan pemahaman, kepedulian dan

perannya.

 

10