BAB I Pendahuluan
-
Upload
mindiya-jandi -
Category
Documents
-
view
43 -
download
7
Transcript of BAB I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan manusia dimulai dari sel yang merupakan penggabungan dari
sel telur dan sel sperma. Dari penggabungan tersebut akan terbentuk zigot dan
setelah beberapa rangkaian proses akan terbentuk embrio dan menjadi fetus.
Dalam kedokteran yang dibahas lebih mendalam adalah mengenai
kraniofasial. Adapun cakupan dari kraniofasial adalah calvaria, basis crania,
pembentukan wajah.
Kraniofasial terbentuk pada minggu ke-2 setelah ovulasi. Pada periode
embrionik nantinya akan terbentuk tiga lapisan, yakni lapisan ectoderm,
mesoderm, dan endoderm. Ketiga lapisan inilah yang nantinya akan
berkembang menjadi organ tubuh.
Dalam perkembangan, pertumbuhan embrio dan janin dapat terjadi
gangguan yang nantinya akan menyebabkan kelainan pada janin. Kelainan ini
dapat mengganggu fungsi dari organ tersebut. Kelainan ini bisa ditimbulkan
oleh factor internal dan factor eksternal. Factor internal bisa dari factor
genetika dari orang tua, mekanisme genetika. Selain itu juga bisa dari penyakit
yang diderita oleh ibu. Adapun factor eksternal antara lain gizi dan nutrisi dari
ibu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa rumusan masalah yang muncul,
yaitu:
1. Bagaimanakah proses pertumbuhan dan perkembangan janin?
2. Bagaimanakah proses pertumbuhan dan perkembangan wajah?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan tutorial ini adalah:
1
1. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan memahami proses
pertumbuhan dan perkembangan janin
2. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan memahami proses
pertumbuhan dan perkembangan wajah
3. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan laporan tutorial ini adalah:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami proses pertumbuhan dan
perkembangan janin
2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami proses pertumbuhan dan
perkembangan wajah
3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tahapan Perkembangan dan Pertumbuhan Janin dalam Kandungan
Minggu ke-1 :
Ini adalah minggu permulaan, bahkan pembuahan pun belum terjadi.
Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada
tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki
segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 23 jenis kromosom manusia.
Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar
yg mengelilingi matahari Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai
proses pembuahan sekitar 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan
akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur.
Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel
saja yang bisa menembus indung telur.
3
Minggu ke-2 :
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi
membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak
di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur
disebut morula.
Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga
pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut
pada endometrium
Minggu 3:
Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda mungkin belum sadar jika sedang
mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel
pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2
mm.
Minggu ke-4 :
Hasil Pembuahan mulai memproduksi hormon kehamilan (Chorionic
Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya
positif.
Minggu ke-5 :
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm
adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin
tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut.
Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ
jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu
lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi
kencing.
4
Minggu ke-6 :
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga
bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum
bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan
dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang
menjadi lengan kaki pun mulai tampak
Minggu ke-7 :
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8
gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi
bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan
dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.
Minggu ke 8
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi
Anda. Jika Anda bisa melihat , ujung hidung dan kelopak mata mulai
berkembang, begitu pula telinga. Brochi, saluran yang menghubungkan paru-paru
dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia
memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu setelah pembuahan, bayi
sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta
lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis.
Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna.
Minggu ke-9 :
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang
berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak
merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu
ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
5
Minggu ke-10 :
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama.
Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru
diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang
32-43 mm dan berat 7 gram.
Minggu ke-11 :
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan
dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.Gerakan
demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh
dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa
mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah
jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan
tersendiri
Minggu ke-12 :
-Panjang fetus 6-7 cm (crown rump length), dengan berat sekitar 14 gram
-Pusat pertumbuhan tulang mulai timbul pada seluruh tulang janin
-Jari-jari dan kaki mulai terbentuk
-Kulit dan kuku mulai terbentuk
- Janin mulai bergerak spontan
- Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki
yang mungil terpisah penuh.
- Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat.
- Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa
millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan
kelopak mata.
6
2.2 Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Wajah
Mandibula
a. Kartilago Meckel
Mandibula berkembang dari lengkung faringeal I (lengkung mandibular)
diawali oleh kartilago meckel. Pada manusia, kartilago meckel mencapai panjang
maksimum pada 6 minggu kehidupan embrionik dan membentang dari region
kapsula otik sampai midline, berupa batang yang tidak terputus. Didekat midline,
ujung ventral kartilago melengkung ke atas berdekatan dengan ujung dari sisi
yang lain, dan keduanya dihubungkan oleh jaringan ikat fibroseluler, yang juga
membungkus seluruh permukaan batang ini.
Pada tahap ini, kartilago ini berhubungan secara longgar dengan n.
mandibularis dan cabang-cabangnya. Batang utama saraf meninggalkan cranium
melalui foramen ovale pada bagian ventromedial dari ujung dorsal kartilago dan
bertemu kartilago ini pada pertiga distalnya. Pada titik ini, saraf bercabang
menjadi n. lingualis dan n. alveolaris inferior. N. lingualis berjalan ke depan pada
aspek medial kartilago, sementara n. alveolaris inferior menyilangi kartilago dan
berjalan ke depan pada bagian lateralnya sebelum membagi diri menjadi r.
mentalis dan r. insisivus.
b. Korpus Mandibulae
Kartilago meckel berhubungan sangat erat dengan perkembangan
mandibula. Mandibula nampak pertama kali sebagai suatu pita jaringan ikat
fibroseluler yang padat. Di sebelah lateral n. insisivus dan n. alveolaris inferior.
Pada minggu ke-7 osifikasi membraneus dimulai dari jaringan fibroseluler pada
sudut yang dibentuk oleh kedua saraf ini dan menyebar ke posterior, sehingga
membentuk lekukan untuk n. mentalis, dan sepanjang aspek lateral n. alveolaris
inferior. Osifikasi berikutnya menjadikannya sebuah lubang, foramen mentale,
dan dengan perluasannya ke anterior, terbentuk suatu cekungan dari lapisan tulang
7
bagian dalam dan luar dai n. insisivus. Cekungan ini nantinya dikonversikan
menjadi saluran yang kecil yang dilewati n. insisivus. Penyatuan antara dua
belahan mandibula terjadi selama tahun pertama kehidupan. Perluasan tulang
bagian luar dan dalam ke posterior, memberikan jalan untuk lewatnya n. alveolaris
inferior. Nantinya cekungan ini berubah menjadi canalis mandibularis. Semua
perubahan diatas terjadi pada tunika intima yang berhubungan erat dengan aspek
lateral kartilago meckel.
Dari proses pertumbuhan tersebut diatas, nampak jelas bahwa penyebaran
tulang dari pusat osifikasi tunggal bertanggungjawab atas terbentuknya korpus
mandibula, mulai dari foramen mandibula di posterior sampai ke daerah simfisis
di anterior. Benih gigi berkembang pada tahap perkembangan ini tidak terbungkus
tulang dan terletak di bagian superficial, profundus dari membrane mukosa.
Nantinya, sebagai akibat terbentuknya lembaran tulang bukal dan lingual diatas
ketinggian atap kanalis alveolaris, gigi yang sedang berkembang tersebut
menempati cekungan tulang yang berikutnya dibagi oleh septa tulang yang
menyebrangi alveolus tiap-tiap gigi.
Maxilla
Maxilla berkembang di dalam procesus maxillaris yang merupakan derivat
dari lengkung faringealis II (lengkung mandibularis), dan tersusun secara
keseluruhan oleh jaringan fibroseluler (mesenkimatus) sampai kira-kira 6 minggu
intra uterin. Maxilla mengalami osifikasi intramembraneus.
Osifikasi maxilla dimulai pada minggu ke-7, sedikit lebih lambat dari
mandibula, dari suatu pusat yang nampak sebagai suatu pita jaringan fibroseluler
di bagian luar dari kapsula nasal, di dekat suatu titik dimana r. alveolaris superior
anterior dipercabangkan dari n. infraorbital, dan sedikit diatas enamel organ dari
dental lamina gigi caninus.
8
Osifikasi menyebar dari pusat osifikasi ini ke lima arah utama. Sebagai
berikut:
1. Ke atas membentuk procesus maxillaris os frontalis
2. Ke belakang membentuk procesus zygomaticus
3. Ke dalam membentuk procesus palatinus
4. Ke bawah membentuk procesus alveolaris
5. Ke depan membentuk midline untuk membentuk fasies fasialis maxilla
yang juga terlibat dalam perkembangan premaxillar.
(Jansen van Rensburg ; B.G. 1997)
Lidah
Lidah muncul di mudigah pada sekitar 4 minggu perkembangan dalam
bentuk dua penebalan lidah lateral dan satu penebalan medial, tuberkulum impar.
Penebalan medial kedua, kopula atau eminensia hipobrankialis yang dibentuk oleh
mesoderm arkus kedua, ketiga dan sebagian keempat. Akhirnya , penebalan
medial ketiga yang dibentuk oleh bagian posterior arkus keempat, menandai
terbentuknya epiglottis. Tepat di belakang penebalan ini terdapat aditus laringis
yang diapit oleh penebalan aritenoid.Seiring dengan semakin besarnya ukuran
penebalan tersebut tumbuh menutupi tuberkulum impar dan menyatu, membentuk
dua pertiga anterior, atau korpus lidah.
9
Arkus Faring Saraf
1. Mandibula ( prosesus maksilaris
dan mandibularis)
V N. trigeminus, N. maksilaris, N.
mandibularis (cabang)
2. Hyoid VII N. fasialis
3 IX N. glosofaringeus
4-6 X N. vagus
( Sadler, T. W ; 2009)
Cavum Nasi (RonggaHidung)
Dimulai pada embrio kurang dari 6 minggu intra uterin sebgai proses
invaginasi pada nasal placode sebagai dasar lekukannya. Mula-mula dibentuk
nasal pit,kemudian lekukan semakin meluas membentuk saccus nasalis.Saccus
nasalis ini masih belum berhubungan dengan cavum oris karena masih dipisahkan
oleh membrane oro nasal. Mula- mula tampak olfactory placodeya itu penebalan
ectoderm didaerah ventro lateral kepala embrio. Placode berkembang menjadi
lesung olfactory hidung (olfactory pit).
Di sekitar lubang hidung tepinya agak menonjol, terdapat tonjolan media
dan tonjolan lateral yang dekat dengan proc. Maksila. Masa jaringan antara
tonjolan medial di sebelah kanan dan kiri disebut septum nasi. Lama kelamaan
tonjolan medial hidung bergabung degan proc. Maksila yang terletak di sebelah
lateralnya dan dengan demikian terbentuklah rongga hidung. Batas hubungan
cavum nasi dan cavum oris di belakang palatum primer disebut primitive choane.
Selain proses tersebut, pada dinding cavum nasi terbentuk pula tonjolan tonjolan
yang disebut ; concha nasalis superior, concha nasalis medius, concha nasalis
inferior.
10
Disebelah dalam rongga hidung, mula-mula masih ada membrane oro
nasal. Membrane ini pun akhirnya pecah, dan terjadilah hubungan antara rongga
hidung dan rongga mulut.Setelah palatum sekunder kanan dan kiri fusi dengan
septum nasi, maka terbentuklah cavum nasi yang sempurna. Dengan demikian
batas hubungan cavum nasi dan cavum oris kini di belakang palatum sekunder
dan disebut definitive concha. (Sadler, T.W.1997)
2.3 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan
Perkembangan Janin
1. Infeksi Virus Lain dan Hipotermia
Faktor Penyulit yang ditimbulkan oleh virus-virus ini dan agen
infeksi lain adalah bahwa kebanyakan bersifat pirogenik,dan peningkatan
suhu tubuh ( Hipotermia) bersifat teratogenik. Cacat yang ditimbulkan
oleh meningkatnya suhu tubuh antara lain adalah anensefalus,spina
bifida,retardasi mental,mikroftalmia, bibir dan langit-langit
sumbing,defisiensi ekstremitas, omfalokel dan kelainan jantung. Selain
penyakit demam, mandi berendam di air panas dan sauna dapat
menghasilkan peningkatan suhuyang dapat menyebabkan cacat lahir.
Ibu yang sedang hamil mengalami penurunan sistem imun pada
kehamilan minggu-minggu awal sehingga lebih mudah terinfeksi virus
seperti virus parvovirus yang dapat menyebabkan abortus, hidrop nonimun
dan kematian janin, infeksi varisela yang dapat menyebabkan kelainan
seperti karioretinitis, atrofi kortek serebri dan hidronefrosis.Infeksi virus
hepatitis B, infeksi virus sitomegalovirus yang dapat menimbulkan
sindroma yang mencakup berat badan lahir ringan, mikrosefalis,
klasifikasi intracranial, karioretinitis, retardasi mental dan sensorik,
gangguan sensasi neural, anemia hemolitik dan purpura
trombositopenik.Infeksi herpes simplek yang dipindahkan menjelang
kelahiran bayi berupa mikrosefali, displasia retina, pembengkakan hati dan
limpa dan keterbelakangan jiwa.Infeksi Treponema Palida dapat
menyebabkan tuli bawaan dan keterbelakangan jiwa.(Sarwono.2009)
11
2. Radiasi
Radiasi Pengion mematikan sel-sel yang berprolifersi pesat sehingga
radiasi ini adalah teratogen kuat, menimbulkan hamper semua jenis cacat
lahir bergantung pada dosis dan stadium perkembangan konseptus saat
pajanan terjadi. Radiasi dari ledakan nuklir juga teratogenik. Radiasi juga
adalah agen mutagenik dan dapat menyebabkan perubahan genetik pada
sel germinativum dan malformasi selanjutnya.
3. Obesitas
Obesitas prakehamilan yang didefinisikan sebagai indeks massa tubuh
(IMT) >30 kg/m2 ,berkaitan dengan peningkatan dua sampai tiga kali lipat
risiko melahirkan anak dengan cacat tabung saraf. Studi-studi juga
memperlihatkan bahwa obesitas prakehamilan meningkatkan risiko
memiliki bayi dengan cacat jantung, omfalokel, dan anomali multiple
4. Hipoksia
Anak yang lahir di dataran yang relatif tinggi biasanya berat badannya
lebih ringan dan kecil dibandingkan dengan mereka yang lahir di dekat
atau setinggi permukaan laut. Selain itu, wanita dengan penyakit
kardiovaskular tipe sianotik sering melahirkan bayi kecil.
5. Logam Berat
Beberapa tahun yang lalu,peneliti di Jepang mencatat bahwa sejumlah ibu
yang makanannya terutama terdiri dari ikan melahirkan anak dengan
gejala neurologis multiple mirip Cerebral Palsy. Pemeriksaan lebih lanjut
memperlihatkan bahwa ikan yang mereka konsumsi mengandung merkuri
organic dengan kadar sangat tinggi. Selain itu, Timbal dilaporkan
berkaitan dengan peningkatan angka abortus, retardasi pertumbuhan, dan
gangguan neurologis.
12
6. Obat- obatan
Obat penenang thalidomide dapat menyebabkan fokomelia yaitu tangan
dan kaki pendek, mikromelia yaitu tangan dan kaki kecil serta golongan
barbiturat yang dapat menyebabkan defisiensi vitamin K dan perdarahan.
7. Faktor umur
Wanita yang hamil di atas umur 35 tahun, memungkinkan melahirkan
anak dengan kelainan sindrom down.
8. Faktor gizi dan hormonal
Pada saat kehamilan, ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi yang cukup
untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janinnya.Asupan gizi
itu antara lain karbohidrat dan lemak, protein, mineral, vitamin D, vitamin
B kompleks, Vitamin E, asam folat, zat besi dan kalsium.(Sarwono.2009)
13
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tahap-Tahap Perkembangan Janin
Embryogenesis terbagi atas tiga tahap berbeda selama 280 hari pembuahan
(10hari pada siklus menstruasi 28hari). Tahap-tahap ini adalah periode
praimplantasi (7hari pertama), periode embrionik (7hari berikutnya), dan periode
fetus (7bulan berikutnya)
1. Periode preimplantasi
Selama 2-3 hari pertama pasca pembuahan, zygot berkembang dari
satu sel menjadi kelompok 16 sel, morula, tidak lebih besar daripada ovum
semula. Blastomer totipotensial awal ini dapat berkembang menjadi
jaringan, tetapi nantinya akan berdiferensiasi membentuk 100 sel blastosit
yang terisi cairan. Bagian luar sel membentuk tropoblast dan massa sel
dalam membentuk embrio. Selama periode ini, hasil pembuahan berjalan
sepanjang saluran uterus, masuk ke uterus, serta tertanam dalam
endometrium uterin, pada hari ke 7 pasca-pembuahan. Tropoblast berubah
menjadi korion dengan mengeluarkan villi. Penanaman korionik
menghasilkan plasenta, organ perpindahan nutrisi dan pembuangan
produk sisa fetomaternal.
2. Periode Embrionik
Tahap ini dimulai dari akhir minggu pertama sampai minggu ke 8,
serta dapat dibagi menjadi 3 periode; prasomit (8-21 hari pasca-
pembuahan), somit (21-31 hari) dan pasca-somit (32-56 hari pasca-
pembuahan). Selama periode prasomit, lapisan primer embrio dan adnexa
embrionik (membrane fetus) terbentuk dalam massa sel dalam. Pada
periode somit, ditandai dengan munculnya segmen metamerik dorsal yang
prominen, pola dasar sistem tubuh dan organ utama, ditentukan. Periode
pasca-somit ditandai dengan pembentukkan bagian-bagian luar tubuh.
14
a) Periode Pra-Somit
Pada periode pra somit banyak muncul sesuatu yang baru. Pada hari
ke-14 muncul bidang prokordal. Bidang prokordal merupakan suatu
bidang yang dianggap sebagai pengatur fungsi kepala, dan muncul pada
daerah bakal midshepalik. Cacat pada bidang prokordal dapat
mengakibatkan holoprosenphali atau agenesis korpus kalosum.
Selain itu muncul lapisan benih primer ketiga, mesodermal pada awal
minggu ke-3, menghasilkan garis primitive dan dari garis primitive
tersebut terbentuk jaringan yang berproliferasi dengan cepat yang disebut
mesensim.munculnye mesodermal akan mengubah cakram bilaminar
menjadi trilaminar.
Perkembangan ektodermal pada hari ke-20 akan membentuk neural
groove, pada hari ke-22 membentuk neural tube. Dan nantinya akan
membentuk neural crest
Adapun ketiga lapisan benih primer; ektodermal; mesodermal;
endodermal tersebut berfungsi sebagai dasar diferensiasi jaringan dan
organ serta berasal dari masing-masing lapisan.
b) Periode somit
Pada periode ini mesodermal akan membentuk bidang lateral,
intermediate dengan sifat yang berbeda-beda. Bidang lateral
mesodermal membentuk dinding-dinding kolom embrionik yang akan
memebentuk pleural, pericardial, dan rongga peritoneal. Bidang
Intermediate mesoderm akan membentuk gonad, ginjal, dan kortek
adrenal.
Pada periode ini, tipe jaringan dasar sudah terbentuk selama hari ke
21 dan pada 10 hari perkembangan selanjutnya terlihat adanya
pembentukan struktur dan lipatan, serta diferensiasi pada jaringan
dasar. Tahap somit ini ditandai dengan adanya pembentukan sebagian
besar sistem organ embrio seperti sistem kardiovaskular, pencernaan,
15
pernafasan,genitor-urinaria, dan saraf, telah terbentuk dan primodia
mata serta bagiandalam telinga juga terbentuk pada periode ini.
c) Periode pasca somit
Pada tahap perkembangan ini kepala lebih mendominasi. Ciri
wajah makin jelas terlihat. Telinga, mata dan hidung menunjukkan
bentuk normal manusia dan leher tampak terlihat semakin jelas
dengan terjadinya perpanjangan penutupan lengkung brankial. Ekor
yang panjang akan mulai memendek disertai dengan perkembangan
paha yang membantu menyamarkannya. Pergerakan otot pendahuluan
akan terlihat pada periode ini. Batang tubuh pertama akan
terkondensasi menjadi umbilikal kord karena hal ini akan makin
kurang terlihat pada dinding tubuh. Daerah toraks akan mengalami
pembengkakan sangat besar , demikian juga jantung, yang akan sangat
besar pada periode somit, dengan hati yang bertumbuh dengan
cepat ,dengan mendominasi organ-organ perut,pada awal tahap
perkembangan ini. Pada akhir periode ini, embrio disebut fetus.
3. Periode fetus
Dimulailah tahap yang panjang ini, dari minggu ke 8 sampai saat
ini, ditandai dengan munculnya pusat osifikasi dan pergerakan pertama
dari fetus. Terdapat sedikit diferensiasi atau organogenesis jaringan baru,
tetapi juga ada pertumbuhan yang cepat dan pembesaran struktur dasar
yang sudah terbentuk. Proporsi kepala akan berkurang setengah dari
seluruh panjang tubuh sampai kira-kira sepertiga pada bulan ke-5 dan
seperempat pada saat bayi lahir. Pada bulan ke-4 intra uterin, wajah akan
menunjukkan kesamaan dengan wajah manusia normal. Terjadi
pergerakan mata yang terarah ke lateral ke bagian depan wajah dan telinga
bergerak dari daerah mandibuloservikal ke daerah setinggi mata. Jenis
kelamin dapat terlihat secara eksternal pada bulan ke-3 dan kulit yang
keriput akan tertutup oleh rambut pada bulan ke-5.
16
Jenis kelamin fetus akan terlihat pada bulan ke 3. Pada bulan ke 5
pergerakan dari fetus akan pertama kali terasa oleh sang ibu. Glandula
sebasea akan menjadi sangat aktif tepat sebelum bayi dilahirkan (pada
bulan ke 7 dan bulan ke 8), sehingga fetus dikelilingi oleh sekresi lemak
yang disebut vernik kaseosa. Lemak muncul pertama kali pada wajah
ketika jaringan lemak berdiferensiasi dan berproliferasi sejak minggu ke
14 i.u, sampai minggu-minggu seterusnya. Lemak muncul pertama kali
pada daerah lapisan lemak bukal , kemudian di pipi, dan akhirnya di
subkutis dagu. Pada dua bulan terakhir kehidupan fetus, lemak akan
terdeposit subkutaneus untuk mengisi keriput pada kulit, dan hampir
setengah dari berat badan bayi pada saat kelahiran diperoleh pada saat ini.
Kepada menjadi bagian yang tetap saja lebih besar dari bagian tubuh fetus
lainnya.
Membran Fetus
Adnexa embrionik membentuk membrane yang mengelilingi rongga untuk
tempat pertumbuhan embrio (dan fetus). Rongga yang terisi cairan ini, membrane
dan organ-organ yang melindungi fetus secara fisik dan memberikan kebutuhan
nutrisi serta pembuangan produk sisa, hilang ketika bayi lahir. Rongga utama dan
membrannya disebut korion dan amnion, mengelilingi fetus.
Rongga yang lebih kecil dan membrannya adalah kantung telur dan
divertikulum sementara, alantois, yang akan bergabung menjadi tali pusar, yang
berhubungan ke plasenta, organ utama untuk kehidupan fetus.
Korion yang berasal dari tropoblast yang membentuk membrane, bersama
endometrium ibu akan membentuk plasenta. Amnion dan kantung telur, yang
terbentuk sebagai kantung berisi cairan di massa sel dalam korion, dipisahkan
oleh bidang bilaminar; bidang ini membentuk cakram embrionik, yang nantinya
menghasilkan embrio. Perlekatan massa sel dalam ke korion membentuk batang
penghubung (tubuh) yang mengandung kantung telur dan alantois. Batang ini
berubah menjadi tali pusar.
17
3.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Wajah
Perkembangan wajah bergantung dari lima facial processes yang disebut
dengan prominences yang terbentuk pada minggu ke-4, yaitu the single
frontonasal process, sepasang maxilla process dan sepasang mandibula process.
Proses-proses ini kemudian menjadi pusat pertumbuhan dan perkembangan dari
wajah.
Perkembangan wajah dimulai pada minggu ke-4 dan kemudian akan
dilengkapi di minggu ke-12, saat periode fetal. Proporsi-proporsi wajah itu
berkembang pada saat periode fetal.
Pada embrio yang berumur 3 minggu :
Terdapat bulatan yang terbentuk oleh forebrain merupakan bagian terbesar dari
wajah. Bagian ini ditutupi oleh lapisan ectoderm dan sebuah lapisan tipis
mesoderm. Di bawah bulatan yang disebut stomadeum. Perubahan pertama yang
signifikan didalam u
Pada embrio yang berumur 4 minggu :
Tonjolan yang merupakan bagian tengah dari upper-face dikenal sebagai
frontonasal process. Tahap selanjutnya terbentuk formasi yang dangkal dan alur
oval yang dalam, yang disebut nasal pits. Nasal pits membagi frontonasal process
menjadi sebuah medial nasal process dan dua lateral nasal process.
Pada embrio yang berumur 5 minggu :
Terjadi fusi antara medial nasal dan maxillary process yang menyempitkan kea
rah nasal pits
Pada embrio yang berumur 6 minggu :
Terjadi fusi antara medial nasal dan lateral nasal processes yang menyempitkan
lebih banyak nostrilss Medial Nasal process berkurang. Dan mata berada di tepi
wajah.
Pada embrio yang berumur 7 minggu :
Nasal area agak menonjol. Nasal Septum lebih banyak berkurang. Mata berada di
permuaan depan wajah.
18
Pada embrio yang yang berumur 8 minggu :
Kelopak mata tertutup. Nostrils tertutup oleh proliferasi lapisan epitel. Hubungan
maksila dan mandibula normal.
Pada embrio yang berumur 12 minggu :
Kelopak mata tertutup. Nostrils tertutup oleh proliferasi lapisan epitel. Hubungann
Maksika dan Mandibula normal.
MATA
Waktu Pertumbuhan Mata :
Minggu 3-4 : Pembentukan daerah mata, Vesikle optic
Minggu 5-6 : Optic Cup, Lens Vesicle, Choroid, arteri Hyaloid
Minggu 7-8 : Kornea, anterior Chamber, Membran pupil, Lensa Mata,
Retina.
Minggu 8-10 : Kelopak Mata
Minggu 9-11 : Iris
Placode adalah suatu lapisan ectoderm embrionik yang datar dan tebal,
merupakan asal mula terbentuknya organ indera.
Mata terbentuk dari dua buah lens placode, masing-masing di bagian lateral
processus frontonasal.
Perkembangan mata dimulai pada minggu keempat embrio, dimulai dari
pembentukan vesikel optic yang berinvaginasi dari daerah otak dan mengontak
lapisan ectoderm diatasnya untuk menginduksi lens placode. Kemudian lapisan
ectoderm berdifferensiasi menjadi lens cells dna vesikel optic mulai melipat ke
dalam degan dengan sendirinya. Lens yang telah terbentuk menjadi lens vesikel.
Vesikel optic akan berkembang menjadi optic cup dan membentuk retina. Lens
Vesicle jug akan menginduksi lapisan ectoderm menjadi kornea.
19
CAVUM NASI
Pertumbuhan dan perkembangan cavum nasi atau rongga hidung dimulai
pada embrio berumur kurang dari 6 minggu intra uterin. Mula mula terbentuk
nasal pit. Nasal pit ini akan melakukan invaginasi atau lipatan sehingga
terbentuklah saccus nasalis. Saccus nasalis ini masih belum berhubungan dengna
cavum oris Karena masih dipisahkan oleh membrane oro nasal. Setelah embrio
berumur 7 minggu, membrane oro nasal pecah dan terjadilah hubungan antara
cavum oris dan cavum nasi. Batas hubungannya di belakang palatum primer
disebut primitive choane. Pada dinding cavum nasi juga terbentuk beberapa
tonjolan, yaitu; concha nasalis superior, concha nasalis medius, dan concha nasalis
inferior.
Disekitar lubang hidung yang tepinya menonjol, terdapat dua tonjolan
yang dinamakan tonjolan medial dan lateral di dekat processus maksillaris. Massa
jaringan yang berada di antara tonjolan medius kanan dan kiri ini disebut juga
septum nasi. Lama kelamaan tonjolan medial ini berfusi ata bergabung dengan
processus maksillaris di bagian lateralnya dan membentuk rongga hidung. Cavum
nasi terbentuk dari gabungan / fusi anara palatum sekunder kanan dan kiri dan
septum nasi. Selanjutnya, batas hubungan antara cavum nasi dan cavum oris di
belakang palatum sekunder disebut sebagai definitive choncha.
MAKSILA
Tulang rahang atas berasal dari brachial arch I bagian atas yang disebut
dengan procesus maxillaris. Procesus maxillaris adalah fasial primordial yang
mendasari pertumbuhan dan perkembangan wajah yang berjumlah sepasang,
terletak di cranial lateral dari stomodeum. Pada tulang rahang atas, pusat osifikasi
atau pertulangan terletak pada percabangan n. infra orbitalis menjadi n. alveolaris
superior anterior dan n. alveolaris superior medius.
Proses osifikasi dimulai dari arah posterior, membentuk procesus zygomaticus
ossis maxillaris, berlanjut ke arah ventro cranial membentuk procesus frontalis
ossis maxillaris. Ke arah caudal membentuk procesus alveolaris ossis maxillaris,
serta ke arah medial membentuk procesus palatines ossis maxillaris. Sedangkan
20
bagian pusat osifikasi membentuk corpus maxilla sehingga terbentuk os maxilla
yang lengkap selama pertumbuhan dan perkembangan terjadi.
MANDIBULA
Mandibula awalnya berkembang dari pharyngeal arch I (lengkung mandibular)
oleh kartilago Meckel. Kartilago Meckel akan mencapai panjang maksimum pada
usia 6 minggu yang memanjang dari region kapsula otik sampai midline berupa
batang yang tidak terputus. Di dekat midline, ujung ventral melengkung ke atas
berdekatan dengan ujung ventral kartilago melengkung ke atas berdekatan dengan
ujung dari sisi yang lain, dan keduanya dihubungkan oleh jaringan ikat
fibroseluler, yang nantinya akan membungkus seluruh permukaan batang tersebut.
Kartilago tersebut kemudian berhubungan dengan n. mandibularis dan cabang-
cabangnya. Batang tersebut kemudian mengalami osifikasi dan secara bertahap
kartilago meckel tersebut akan tertutup secara bertahap.
PALATUM
Segmen Antarmaksila
Segmen antarmaksila merupakan bangunan yang dibentuk oleh penyatuan kedua
tonjol hidung medial (akibat tonjol-tonjol maksila ke medial) pada bagian dalam.
Segmen ini terdiri dari 3 unsur, antara lain:
1. Unsur bibir yang membentuk filtrum bibir atas.
2. Unsur rahang atas yang membawa 4 gigi seri.
3. Unsur palatum yang membentuk palatum primer.
Palatum Sekunder
Pada minggu ke-6, lempeng palatina mengarah miring ke bawah pada sisi kanan
dan kiri lidah. Kemudian, lempeng palatina naik menjadi horisontal dengan lidah
pada minggu ke-7. Lalu, kedua lempeng palatina kiri dan kanan ini bersatu
membentuk palatum sekunder. Setelah itu, palatum sekunder bersatu dengan
21
palatum primer pada bagian anterior dan dibatasi oleh foramen incisivum. Septum
nasi tumbuh ke bawah dan bersatu dengan permukaan atas palatum.
LINGUA
Lidah pada janin berumur sekitar 4 minggu telah mengalami pertumbuhan
dalam bentuk penebalan. Pada lidah terdiri dari beberapa arkus ( arkus 1,2,3,dsb )
yang nantinya akan membentuk atau tumbuh menjadi struktur lidah yang utuh.
Pada arkus pertama terdapat penebalan lidah lateral (bagian kanan dan bagian kiri)
yang diantaranya terdapat tuberkulum impar ( penebalam medial lidah). Pada
arkus kedua , ketiga dan sebagian arkus keempat terdapat pertumbuhan mesoderm
berupa penebalan yang membentuk Kopula (Eminensia Hipobrankialis). Pada
arkus keempat bagian posterior terdapat penebalan membentuk epiglotis. Dibawah
penebalan epiglotis terdapat penebalan aritenoid yang mengapit aditus
laringis.Penebalan lidah lateral semakin membesar hingga menutupi tuberkulum
impar, dan pada bulan ke 5 intrauterin terbentuk korpus lidah (membentuk dua
pertiga anterior lidah). Pada arkus pertama persyarafan sensorik pada daerah ini
dilakukan oleh N. mandibularis ( salah satu cabang trigeminus). Pada arkus kedua
persyarafan dilakukan oleh N. fasialis, sedangkan pada arkus ketiga persyarafan
dilakukan oleh N. glosofaringeus. Pada arkus empat sampai keenam persyarafan
dilakukan oleh N. vagus.
3.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Janin
a. Faktor Lingkungan
Infeksi
Ibu hamil sangat peka terhadap infeksi dari berbagai mikroorganisme
Karena secara fisiologik pada saat hamil, system imun ibu menurun
dan kemungkinan disebabkan sebagai akibat dari toleransi system
imun ibu terhadap bayi yang merupakan jaringan semi-alogenik,
meskipun tidak memberikan pengaruh secara klinik.
22
1. Infeksi parvovirus
Penularannya dapat terjadi melalui saluran napas atau oral.Infeksi
virus ini pada perempuan hamil akan menyebabkan abartus, hidrop
nonimun dan kematian janin dan secara total menyebabkan
kegagalan kehamilan sebesar 10%.
2. Infeksi varisella-zoster
Infeksi varizela pada ibu hamil trimester 1 menyebabkan cacat
bawaan seperti karioretinitis, atrofi kortek serebri, hidronefrosis,
dan kelainan pada tulang dan kulit.Jikia infeksi terjadi pada
kehamilan kurang dari 13 minggu, cacat bawaan terjadi sebesar
0,2%, dan pada kehamilan 13-20 minggu sebesar 2%.Tetapi jika
infeksi terjadi setelah 20 minggu umumnya tidak terjadi kelainan.
3. Infeksi virus hepatitis B
Pada bayi masalah serius umumnya tidak terjadi pada masa
neonates tetap terjadi setelah bertahun-tahun setelah
kelahiran.Infeksi ini dapat menyebabkan kanker hati atau sirosis
hati pada usia sekitar 40 tahun.
4. Infeksi sitomegalovirus
Penularan CMC ini terjadi melalui kontak dengan air liur dan air
seni.Menimbulkan suatu sindrom yang mencakup berat badan lahir
rendah, mikrosefalus, klasifikasi intracranial, karioretinitis,
retardasi mental serta motorik, gangguan sensori neural, anemia
hemolitik, dan purpura trombositopenik.
5. Infeksi herpes simpleks
Biasanya dipindahkan menjelang kelahirann si bayi.Kelainannya
berupa mikrosefali, mikroftalamus, dysplasia retina,
pembengkakan hati dan limpa dan keterbelakangan jiwa.
6. Infeksi treponema palida
Infeksi virus ini dapat menyebabkan tuli bawaan dan
keterbelakangan jiwa, selain itu banyak organ-organ lain seperti
23
paru-paru, dan hati yang ditandai oleh fibrosis yang merata serta
osteokonditis.
Obat-obatan atau zat kimia
Obat-obatan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin adalah obat penenang yaitu thalidomide yang
dapat menyebabkan fokomelia (tangan dan kaki pendek), dan
mikromelia (tangan dan kaki kecil)
b. Faktor umur
Kehamilan pada usia di atas 35 tahun dapat memungkinkan melahirkan
anak dengan kelainan congenital berupa sindrom down.
c. Factor gizi dan kelainan hormone
Ibu dengan kekurangan gizi dapat menigkatkan kemungkinan kelainan
organ terutama saat pembentukan organ tubuh.Penyakit hormonal ibu
yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin adalah
diabetes mellitus.
d. Faktor lainnya
Obesitas
Seorang ibu yang obesitas, memiliki kemungkinan dua atau tiga kali
lipat untuk melahirkan bayi yang cacat tabung syaraf, cacat jantung,
omfalokel dan anomaly. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya
gangguan metabolisme ibu yang mengenai glukosa, insulin atau factor
lain.
Hipoksia
Bayi yang dilahirkan di datran tinggi biasanya cenderung memiliki
berat badan yang lebih ringan jika dibandingkan dengan bayi yang
dilahirkan di dataran rendah. Hal ini mungkin berhubungan dengan
ketersediaan oksigen untuk ibu pada saat kehamilan. Selain itu, wanita
dengan penyakit kardiovaskular tipe sianotik, memiliki
kecenderungan melahirkan bayi yang kecil.
Logam Berat
24
Di Jepang, bayi yang dilahirkan dari ibu yang sehari-harinya
mengkonsumsi ikan, memiliki kecenderungan adanya gejala
neurologis yang mirip Cerebral Palsy. Setelah diteliti, ternyata ikan
yang mereka konsumsi mengandung merkuri organik. Selain itu,
Timbal yang merupakan salah satu jenis logam, dapat meningkatkan
abortus, retardasi pertumbuhan serta gangguan neurologis.
Infeksi Virus lain dan Hipotermia
Faktor penyulit infeksi virus lain yang biasanya bersifat pirogenik dan
meningkatkkan suhu tubuh (hipotermia) juga bersifat teratogenik
(dapat menimbulkan cacat lahir). Contoh kelainannya berupa
anensefalus, spina bifida, retardasi mental, microftalmia, cleft lip dan
cleft palate. Selain itu,ibu yang sering berendam di air panas dan
sauna memiliki kemungkinan melahirkan anak yang cacat lahir.
Radiasi
Radiasi Pengion dapat mematikan sel yang berproliferasi cepat
sehingg bersifat teratogen kuat. Hal ini tentu sangat mengganggu
tumbuh kembang janin. Cacat yang ditimbulkan dari radiasi pengion
ini tergantung dari dosis dan stadium perkembangan si janin. Stadium
yang paling rentan yaitu pada kehamilan minggu ke-3 sampai ke-8.
Karena pada minggu ini merupakan fase embryogenesis dimana
banyak terjadi pembentukan organ-organ penting pada janin. Radiasi
dari ledakan nuklir bersifat teratogenik dimana dapat menimbulkan
abortus, anak lahir kemudian meninggal, cacat parah mengenai system
syaraf pusat. Radiasi juga merupakan agen mutagenic yang dapat
menyebabkan perubahan genetic pada sel germinativum dan
malformasi, yaitu ketiadaan suatu struktur secara total atau parsial
atau perubahan konfigurasi normal suatu struktur.
25
BAB IV
KESIMPULAN
Proses pertumbuhan dan perkembangan dari craniofasial terjadi melalui
dua tahap yaitu tahap gastrulasi dan tahap neurolasi. Pada tahap gastrulasi terjadi
fertilisasi, setelah terjadi fertillisai akan terbentuk zigot dalam rahim. Setelah
zigot terbentuk maka akan terjadi perkembangan secara mitosis, berkembang
menjadi morula dan selanjutnya menjadi blastula. Setelah blastula terbentuk maka
blastula akan berubah menjadi blastokista. Blastokista akan membentuk
trophoblast dan embrioblast. Trophoblast akan membentuk plasenta yang nantinya
akan menempel pada dinding endometrium. Sedangkan embrioblast akan berubah
membentuk embrio. Setelah embrio terbentuk, embrio akan berubah menjadi
cakram blaminer membentuk lapisan ectoderm dan endoderm. Setelah terbentuk
cakram bilaminer akan berkembang menjadi cakram trilaminer sehingga akan
terbentuk primitive streak yang nantinya akan membentuk prenotochord, setelah
itu akan terbentuk notochord. Pada tahap neurulasi, notochord menginduksi
ektodermal yang terletak di atasnya. Proliferasi menjadi lempeng syaraf (neural
plate) sehingga menyebabkan neural plate melipat yang disebut lipatan saraf
(neural fold) yang nantinya menjadi alur saraf (neural groove). Neural fold terus
menerus berproliferasi, akhirnya tepi-tepinya menjadi tinggi dan menyatu di
sepanjang garis tengah sehingga terbentuk tabung syaraf (neural tube).
26
DAFTAR PUSTAKA
Jansen van Rensburg, B.G.1997.Biologi Oral.Jember : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Universitas Jember .
Prawiroharjo, Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta: P.T Bina Pustaka.
Sperber,G H. 1989.Embriologi Kraniofasial.Jakarta : Hipokrates.
Sadler, T.W.2012.Embriologi Kedokteran ed.10.Jakarta:EGC
27