BAB I PENDAHULUAN · 2020. 10. 20. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik...

4
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan (2 x 110 MW) merupakan bagian dari Program 35.0000 MW atau fast track program I (FTP 1) yang dicanangkan oleh pemerintah, bertujuan untuk memenuhi pasokan tenaga listrik di pulau Sumatera khususnya di Provinsi Riau. Dimana saat ini Provinsi Riau mengalami defisit energi listrik 170 MW, sehingga dengan adanya PLTU Tenayan maka kebutuhan energi listrik di provinsi Riau akan terpenuhi. Dalam rangka menunjang progam diversifikasi (penganekaragaman) energi untuk pembangkit tenaga listrik dari bahan bakar minyak (BBM) ke non BBM dengan memanfaatkan batubara berkalori rendah. PLTU Tenayan (2 x 110 MW) menjadi PLTU yang paling diandalkan di pulau Sumatera khusunya provinsi Riau. Hal ini dikarenakan biaya pokok produksi pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara relatif lebih murah dibanding pembangkit listrik gas maupun HSD (high speed diesel). Atas dasar hal tersebut, PLTU Tenayan dituntut untuk selalu beroperasi dengan beban maksimal agar kebutuhan kelistrikan di provinsi Riau terpenuhi. Namun hal ini merupakan tantangan besar, dimana mayoritas peralatan PLTU Tenayan memiliki tingkat keandalan yang rendah dalam operasinya. Salah satu komponen utama di PLTU Unit 2 yang memiiki tingkat keandalan yang rendah adalah di bagian Boiler. Komponen boiler yang sering bermasalah adalah refractory sealpot. Sealpot adalah peralatan bagian dari boiler yang berfungsi sebagai media transpot batu bara yang tidak habis terbakar dan sisa bed material menuju ke dalam furnace boiler. Bagian sealpot terdiri dari nozzle udara transpot, refractory dan plat sealpot. Didalam sealpot, terdapat udara panas yang mengalir dengan kisaran temperatur sekitar 600 o C

Transcript of BAB I PENDAHULUAN · 2020. 10. 20. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 10. 20. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan (2 x 110 MW) merupakan bagian dari Program 35.0000 MW atau

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan (2 x 110 MW)

merupakan bagian dari Program 35.0000 MW atau fast track program I (FTP 1)

yang dicanangkan oleh pemerintah, bertujuan untuk memenuhi pasokan tenaga

listrik di pulau Sumatera khususnya di Provinsi Riau. Dimana saat ini Provinsi Riau

mengalami defisit energi listrik 170 MW, sehingga dengan adanya PLTU Tenayan

maka kebutuhan energi listrik di provinsi Riau akan terpenuhi.

Dalam rangka menunjang progam diversifikasi (penganekaragaman)

energi untuk pembangkit tenaga listrik dari bahan bakar minyak (BBM) ke non

BBM dengan memanfaatkan batubara berkalori rendah. PLTU Tenayan (2 x 110

MW) menjadi PLTU yang paling diandalkan di pulau Sumatera khusunya provinsi

Riau. Hal ini dikarenakan biaya pokok produksi pembangkit listrik dengan bahan

bakar batubara relatif lebih murah dibanding pembangkit listrik gas maupun HSD

(high speed diesel).

Atas dasar hal tersebut, PLTU Tenayan dituntut untuk selalu beroperasi

dengan beban maksimal agar kebutuhan kelistrikan di provinsi Riau terpenuhi.

Namun hal ini merupakan tantangan besar, dimana mayoritas peralatan PLTU

Tenayan memiliki tingkat keandalan yang rendah dalam operasinya.

Salah satu komponen utama di PLTU Unit 2 yang memiiki tingkat

keandalan yang rendah adalah di bagian Boiler. Komponen boiler yang sering

bermasalah adalah refractory sealpot. Sealpot adalah peralatan bagian dari boiler

yang berfungsi sebagai media transpot batu bara yang tidak habis terbakar dan sisa

bed material menuju ke dalam furnace boiler. Bagian sealpot terdiri dari nozzle

udara transpot, refractory dan plat sealpot. Didalam sealpot, terdapat udara panas

yang mengalir dengan kisaran temperatur sekitar 600 oC

Page 2: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 10. 20. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan (2 x 110 MW) merupakan bagian dari Program 35.0000 MW atau

2

– 900 oC sesuai dengan daya output boiler. Agar temperatur tersebut tidak

keluar ke lingkungan, maka di dalam sealpot di pasang material refractory yang

mampu menahan temperatur tinggi dan mampu menahan abrasi dari pasir bed

material. Refractory adalah bahan yang mampu mempertahankan sifat fisik dan

kimia pada temperatur tinggi pada suatu tingkat tertentu pada lingkungan dan

kondisi pemakaiannya.

Berdasarkan data tahun 2018, refractory di dalam sealpot sering

mengalami kerusakan berupa retak dan lepas dari casing plat sealpot sehingga plat

luar sealpot mengalami hotspot temperatur sebesar 605 oC dan mengakibatkan

deformasi pada plat tersebut. Untuk mengamankan peralatan dan manusia yang

bekerja di area boiler, maka unit harus dilakukan force derating dari daya mampu

netto hingga temperatur surface plat terpantau turun sampai batas aman

pengoperasian. Kerugian daya PLTU Tenayan akibat kerusakan refractory sebesar

92583,34 MWh.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengetahui kondisi permasalahan pada refractory sealpot boiler

PLTU Tenayan Unit 2, penulis harus melakukan observasi, analisis, merencanakan

tindak lanjut dan eksekusi perbaikannya. Maka dari itu, rumusan masalah skripsi

yang diambil oleh penulis adalah :

1. Mengapa PLTU Tenayan Unit 2 mengalami kerusakaan refractory sealpot ?

2. Bagaimana metode pencegahan untuk menghindari kerusakan refractory

sealpot ?

1.3 Batasan Masalah

Lingkup pembahasan yang ditulis dalam tugas ahkir ini adalah mencakup

beberapa hal sebagai berikut :

1. Mencari RCFA (Root Cause Failure Analysis) kerusakan refractory pada

sealpot CFB boiler PLTU Tenayan Unit 2 dengan melakukan analisa data

pengoperasian, analisa data visual kerusakan, analisa rugi panas yang terbuang,

analisa data pengujian material dan analisa CPFD (Computational Partikel

Fluid Dynamic).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 10. 20. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan (2 x 110 MW) merupakan bagian dari Program 35.0000 MW atau

3

2. Penanganan masalah untuk menghindari kerusakan refractory sealpot.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui akar penyebab dan pemecahan masalah akibat kerusakan

refractory sealpot boiler.

2. Mengetahui metode pencegahan agar tidak terjadi kerusakan berulang

refractory sealpot.

1.5 Manfaat Penelitian

Pada penelitian yang dilakukan, dapat diperoleh beberapa manfaat baik

secara umum maupun khusus, yaitu :

1. Manfaat secara umum yaitu diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) pada program studi Teknik Mesin pada

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Riau.

2. Manfaat secara khusus yaitu untuk mengetahui akar penyebab permasalahan

kerusakan refractory sealpot PLTU Tenayan Unit 2, sehingga dapat

menghasilkan defense task yang berguna untuk meningkatkan performa dan

keandalan PLTU Tenayan.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan Penelitian

Agar penyusunan tugas akhir dapat terarah dan sesuai sasaran maka

penulis menyusunnya dalam bentuk sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisikan data pendukung untuk penelitian seperti

penjelasan sistem boiler CFB, refractory, anchor, dan

perpindahan panas, metode RCFA (Root Cause Failure

Analysis) dan diagram fishbone.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN · 2020. 10. 20. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan (2 x 110 MW) merupakan bagian dari Program 35.0000 MW atau

4

BAB III : Metodologi Penelitian

Bab ini berisikan flowchart tahapan pelaksanaan penelitian.

BAB IV : Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan penelitian serta

tindak lanjut permasalahan.

BAB V : Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.