BAB I. PENDAHULUAN20-03-2012)_.pdf · ... Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, tentang ......
Transcript of BAB I. PENDAHULUAN20-03-2012)_.pdf · ... Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, tentang ......
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 1
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Ketahanan Pangan dan Pertanian masih merupakan prioritas
PembangunanDaerah Kabupaten Bandung dalam RPJMD 2011-2015 yang difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan dan percepatan
penganekaragaman pangan sesuai dengan karakteristik daerah, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat petani melalui upaya pemberdayaan kelompok pelaku usaha dan
pelaku utama pada bidang agribisnis khususnya komoditas-komoditas unggulan.
Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian juga dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan sebagai
perwujudan pembangunan sosial-ekonomi sebagai bagian pembangunan daerah Kabupaten
Bandung secara keseluruhan.
Implementasi program pembangunan ketahanan pangan dan pertanian dilaksanakan
dengan memperhatikan sub sistem ketahanan pangan yaitu melalui upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, pemantapan distribusi dan
cadangan pangan, serta peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan. Dengan
demikian, program-program pembangunan ketahanan pangan dan pertanian tersebut diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial-ekonomi yang kondusif, menuju
ketahanan pangan masyarakat dan kesejahteraan petani yang mantap dan berkelanjutan.
Berbagai peraturan dan perundangan yang ditetapkan oleh Pemerintah, juga telah mengarahkan dan mendorong pemantapan ketahanan pangan yaitu: Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1996 tentang Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan;
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan;
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 pada Pasal 2 dan Pasal 3, menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membuat laporan mempertanggungjawabkan urusan
ketahanan pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan
Pemerintahanantara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan;
Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal.
Dalam kerangka mendorong dan mensinkronkan pembangunan ketahanan pangan dan
pertanian untuk 5 (lima) tahun ke depan (2011-2015), dan menindaklanjuti Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Bandung tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun
2011-2015, maka Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten
Bandung sebagai salah satu Unit eselon II pada Pemerintah Kabupaten Bandung menyusun Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten
Bandung Tahun 2011 – 2015.
Rencana Strategis (Renstra) SKPD Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
Tahun Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015 merupakan dokumen perencanaan jangka
menengah yang memuat visi, misi, kebijakan dan strategis organisasi serta rencana program kegiatan indikatif kurun waktu lima tahun.
Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bandung
merupakan perangkat dokumen yang bertujuan untuk mencapai harmonisasi perencanaan pembangunan ketahanan pangan dan sumberdaya manusia pertanian kurun waktu 5(lima)
tahun secara menyeluruh, terintegrasi, efisien dan sinergi dengan kebijakan pembangunan
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 2
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
jangka menengah nasional, kebijakan pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Jawa
Barat serta Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bandung.
Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bandung Tahun
2011-2015 merupakan acuan, arahan kebijakan dan strategi pembangunan ketahanan pangan dan SDM pertanian dalam menyusun program dan kegiatan pembangunan Tahun 2011-2015.
1.2. Landasan Hukum
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bandung Tahun 2008-2010 disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan
Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
9. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan;
10. Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan;
13. Kepres RI Nomor 132 Tahun 2001 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan dan
Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 273 /Kpts/OT.160/4/2007, tentang Pedoman
Pembinaan Kelembagaan Petani;
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25/Permentan/OT.140/5/2009 tentang Pedoman
Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian;
17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian;
18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Kebijakan
dan Strategi Penyuluhan Pertanian;
19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/Permentan/OT.140/12/2009 tentang Pedoman
Standar Minimal dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Penyuluhan Pertanian;
20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Permentan/OT.140/1/2008 tentang Pedoman
Pembinaan THL-TBPP;
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 3
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
21. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi Lembaga Teknis Daerah (diantaranya pembentukan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bandung);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung, Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015;
23. Peraturan Bupati Bandung Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung;
24. Keputusan Bupati No 501/Kep.208-BKPPP/2008 Tentang Pembentukan Dewan
Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung;
25. Keputusan Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung Nomor581/SK.137A/BKPPP/2008 tentang Susunan Organisasi Kelompok Kerja pada
Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung.
1.3. Maksud dan Tujuan
Rencana strategis ini disusun dengan maksud :
a) Dijadikan sebagai arah kebijakan dan program dalam pelaksanaan pembangunan
ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bandung selama lima tahun ke depan;
b) Sebagai penjabaran implementatif dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) pada sebagian bidang ketahanan dan pertanian, perikanan dan kehutanan di Kabupaten Bandung;
c) Menjadi salah satu pedoman dan bahan acuan bagi seluruh unsur pada Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan.
Penyusunanan Rencana Strategis BKP3 Kabupaten Bandung, bertujuan untuk :
a) Membantu seluruh jajaran petugas/aparatur Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana
Penyuluhan Kabupaten Bandung dalam pencapaian tujuan dan sasaran berbagai program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembangunan bidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bandung;
b) Memudahkan bagi para pemangku kepentingan dalam pembangunan ketahanan pangan
dan penyuluhan pertanian dalam memahami dan mensinergiskan dengan arah kebijakan dan program prioritas serta kegiatan operasional tahunan pada Badan Ketahanan Pangan
dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bandung;
c) Mengarahkan pembangunan bidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian di
Kabupaten Bandung pada tujuan dan sasaran yang ingin dicapai selama lima tahun ke
depan.
1.4. Sistematika Penulisan
Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3)
Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015 disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan, berisikan Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan,
serta sistematika penulisan Renstra BKP3 Kabupaten Bandung.
BAB II menjelaskan Gambaran Umum pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bandung, meliputi :Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 4
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
BKP3, Sumberdaya yang dimiliki dan kinerja, Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan.
BAB III membahas Isu-isu Strategis berdasarkan tugas dan fungsi yang diemban oleh
BKP3 Kabupaten Bandung. Pada bab ini dipaparkan identifikasi permasalahan, telaahan visi dan misi serta program Bupati dan Wakil Bupati Bandung, dan penentuan isu-isu strategis.
Pada BAB IV dijelaskan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi dan kebijakan BKP3
Kabupaten Bandung.
BAB V menguraikan rencana program dan kegiatan sebagai penjabaran dari strategi
kebijakan yang ditetapkan, serta indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.
BAB VI menjelaskan indikator kinerja BKP3 yang mengacu pada tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung.
BAB VII Penutup.
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 5
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BKP3
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung, Badan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang peningkatan
ketahanan pangan dan koordinasi pelaksanaan penyuluhan yang meliputi ketahanan pangan,
programa penyuluhan, ketenagaan, sarana dan prasarana penyuluhan serta melaksanakan ketatausahaan Badan.
Tugas pokok tersebut kemudian diperinci lagi melalui Peraturan Bupati Bandung
(Perbup) Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung dan dinyatakan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana
Penyuluhan Kabupaten Bandung dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan,
mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik sebagian bidang pertanian dan ketahanan pangan.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana
Penyuluhan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a) Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya;
c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati/walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2007
tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) memiliki Struktur Organisasi seperti
yang dapat dilihat pada Gambar 1.
Dari gambar tersebut terlihat, bahwa Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
Kabupaten Bandung memiliki 1 unit kerja eselon III A (sekretariat) yang membawahi 3 unit
kerja eselon IV A, 3 unit kerja eselon III B (Bidang) masing-masing membawahi 2 unit eselon IV A, dan Unit Pelaksana Teknis Pengendali Program Penyuluhan (UPT-PPP) yang
merupakan unit kerja yang dipimpin oleh seorang Kepala UPT eselon IV A dan membawahi
Sub Bagian Tata Usaha UPT, eselon IV B. Terdapat 8 (delapan) UPT PPP, meliputi :
1. UPT Ciwidey
2. UPT Soreang 3. UPT Banjaran
4. UPT Bojongsoang
5. UPT Cilengkrang 6. UPT Pacet
7. UPT Solokanjeruk
8. UPT Cikancung
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 6
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Kepala Badan
Sekretaris
Bidang Ketahanan
Pangan Bidang Programa
Penyuluhan
Sub Bagian
Penyusunan
Program
Sub Bagian
Keuangan Sub Bagian
Umum dan
Kepegawaian
Sub Bidang Keamanan
Pangan
Unit Pelaksana Teknis
Pengendali Program
Penyuluhan
(UPT-PPP)
Sub Bidang Koordinasi
Penyusunan Programa
Penyuluhan
Sub Bidang Kerjasama
dan Kemitraan
Penyuluhan
Sub Bidang Koordinasi
Ketenagaan
Pneyuluhan
Sub Bidang Koordinasi
Sarana dan Prasarana
Penyuluhan
Sub Bidang Identifikasi
Infrastruktur Distribusi
Pangan
Bidang Ketenagaan,
Sarana dan Prasarana
Penyuluhan
Jabatan
Fungsional
2.2. Sumberdaya SKPD
a. Kondisi Sumberdaya Manusia BKP3 Kabupaten Bandung
Saat ini BKP3 Kabupaten Bandung memiliki pegawai/personil PNS sebanyak 177
orang (per Desember 2011), terdiri dari :
• Pegawai yang bertugas di Kantor Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana
Penyuluhan (Kabupaten) sebanyak 34 orang (termasuk 6 orang KJF/Penyuluh)
• Pegawai yang bertugas di UPT Pengendali Program Penyuluhan sebanyak 17orang;
• Petugas Penyuluh Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan yang bertugas di lapangan sebanyak 132 orang.
Selain pegawai/personil PNS tersebut di atas juga dibantu oleh Penyuluh THL-TBPP di lapangan sebanyak 97 orang
Berdasarkan Golongan / Pangkat, pegawai BKP3 Kabupaten Bandung terdiri dari :
- Pegawai golongan IV sebanyak 47 orang atau 26,554% dari jumlah keseluruhan pegawai;
Gambar 1.Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
Kabupaten Bandung (Perda No. 21 Tahun 2007)
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 7
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
SLTA : 54
D-3 : 11
D-4 :20
S-1 : 87
S-2 : 4
- Sebanyak 114 orang atau 81,36% dari jumlah pegawai BKP3 adalah pegawai dengan
golongan III;
- Pegawai golongan II sebanyak 6 orang (3,39%);
- Pegawai golongan I sebanyak 1 orang (0,56%).
Selengkapnya mengenai pegawai BKP3 Kabupaten Bandung berdasarkan
Golongan/Pangkat bisa dilihat pada Tabel 1.berikut ini :
Tabel 1.Pegawai BKP3 Berdasarkan Golongan/Pangkat
Golongan / Pangkat a B c d Jumlah
IV 47 8 1 - 56
III 17 15 31 51 114
II 2 - - 4 6
I - - 1 - 1
Jumlah 177
Berdasarkan Tingkat Pendidikan terakhir yang berhasil diselesaikan, pegawai BKP3 Kabupaten Bandung lebih didominasi (49,15%) oleh pegawai dengan tingkat pendidikan
S-1 (Sarjana), kemudian SLTA (30,51%), D-4 (11,30%), D-3 (6,21%) dan S-2 (2,26%). Dari komposisi ini dapat dilihat bahwa pegawai BKP3 yang berpendidikan S-1 cukup
banyak, hal ini dimungkinkan karena banyak pegawai yang berpendidikan D-3 dan SLTA
yang telah meneruskan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi.
Berdasarkan jenis kelamin, pada Tahun 2010, jumlah pegawai pria yang bekerja
sebagai PNS di lingkungan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Bandung adalah sebanyak 137 orang (77,40%), dan jumlah pegawai wanita
tercatat sebanyak 40 orang (22,60%).
Dengan demikian jumlah pegawai wanita di BKP3 Kabupaten Bandung telah memenuhi komposisi anjuran pemerintah sebesar 20% dari jumlah keseluruhan pegawai.
Gambar 2.Komposisi Pegawai BKP3 Kabupaten Bandung berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang Diselesaikan
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 8
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
77,40
22,60 %
Pria Wanita
Pria : 137 orang
Wanita:40 orang
Gambar 3.Komposisi Pegawai Pria dan Wanita BKP3 Kabupaten Bandung
Tabel 2. Petugas Penyuluh Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan di
Kabupaten Bandung
b. Petugas Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di BKP3 Kabupaten Bandung.
Saat ini jumlah keseluruhan Penyuluh Pertanian, Peternakan, Perikanan dan
Kehutanan yang bertugas di Kabupaten Bandung berjumlah 132 orang, terdiri dari Penyuluh PNS sebanyak 137 orang (termasuk 5 orang yang bertugas pada unit kerja
Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) di kantor BKP3 Kabupaten Bandung dan Tenaga
Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) sebanyak 97 orang.
1. Penyuluh Pertanian = 79 orang
2. Penyuluh Peternakan = 17 orang
3. Penyuluh Perikanan = 12 orang
4. Penyuluh Kehutanan = 24 orang
Jumlah Penyuluh PNS = 132 orang
5. Penyuluh THL-TBPP = 97 orang
Jumlah Total Petugas Penyuluh = 229 orang
c. Sumberdaya Sarana dan Prasarana.
1. Gedung Kantor
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebuah lembaga teknis daerah tidak terlepas dari dukungan sarana dan prasarana yang dimilikinya. Sarana dan prasarana yang telah
dimiliki oleh BKP3, baik yang berasal dari pembiayaan APBD Kabupaten Bandung, APBD Provinsi Jawa Barat maupun APBN meliputi : Gedung Kantor, Kendaraan
Bermotor, Peralatan Elektronik dan Studio, sarana informasi dan sebagainya.
BKP3 Kabupaten Bandung memiliki 9 unit gedung kantor, terdiri dari 1 (satu) unit gedung kantor BKP3 yang terletak di kompleks perkantoran Pemkab Bandung, Jl. Raya
Soreang Km. 17 Bandung, pada peta GPS berada pada posisi 701’13’’ LS; 107
031’34’’
BT, dan 8 (delapan) unit gedung kantor UPT-PPP (Unit Pelaksana Teknis - Pengendali
Program Penyuluhan) yang tersebar di 8 wilayah kerja UPT, meliputi : UPT Ciwidey, UPT
Soreang, UPT Banjaran, UPT Bojongsoang, UPT Pacet, UPT Solokanjeruk, UPT Cilengkrang
dan UPT Cikancung.
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 9
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Gedung kantor yang sekarang digunakan oleh BKP3 adalah gedung kantor eks Dinas
Sosial Kabupaten Bandung, bila dibandingkan dengan jumlah pegawai dan volume
pekerjaan/kegiatan yang diselenggarakan oleh BKP3, kapasitas gedung ini (saat ini terdapat 11 unit ruangan) dapat dikatakan tidak memadai, karena belum memiliki ruangan
rapat tersendiri, ruang rapat yang selama ini digunakan oleh BKP3 (meskipun kapasitasnya tidak mencukupi untuk menampung 200 orang lebih) adalah unit bangunan
yang dikelola oleh Dinas Sosial.
Melalui kegiatan APBD Kabupaten Bandung Tahun 2010, telah dilaksanakan
beberapa upaya pemeliharaan dan perbaikan gedung kantor BKP3, meliputi : pemeliharaan rutin (pengecatan), pembuatan tempat parkir motor, dan pemasangan
paving blockpada sebagian halaman kantor.
Melihat kondisi tersebut, di masa mendatang perlu dipertimbangkan untuk membangun satu unit ruang rapat/pertemuan representatif yang dapat menampung
peserta sebanyak 250 orang.
BKP3 Kabupaten Bandung juga mengelola 8 (delapan) unit gedung kantor UPT-PPP
yang tersebar di 8 wilayah kerja UPT. Ke-8 gedung UPT-PPP tersebut umumnya telah mengalami pembangunan dan rehabilitasi, seperti; gedung pertemuan/rapat, bangunan
kantor maupun rumah dinas, sehingga ke-8 bangunan UPT-PPP tersebut saat ini dapat
dikatakan cukup representatif untuk menampung berbagai aktivitas khususnya dalam pelayanan kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.
Gambar 4.Gedung Kantor Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
(BKP3) Kabupaten Bandung
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 10
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Selain bangunan / gedung-gedung tersebut, pada tahun 2010 di 3 UPT-PPP, yakni;
UPT Banjaran, UPT Bojongsoang dan UPT Pacet telah selesai dibangun Pos Penyuluhan Perikanan (Posluhkan) yang dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian
Perikanan dan Kelautan RI.
2. Kendaraan Bermotor
Untuk menunjang kegiatan operasional para petugas, BKP3 memiliki kendaraan
bermotor sebanyak : a. Roda 4, sebanyak 5 unit;
b. Roda 2, sebanyak 155 unit;
Tabel 3.Kendaraan Bermotor pada BKP3 Kabupaten Bandung
No Kendaraan
operasional
Merk Jumlah
(unit)
Tahun Ket.
1 Mobil - Isuzu panther
- Toyota kijang - SuzukiKatana
2
1 2
’97 – ‘03
’01 - ‘04
2 Sepeda motor 155 ’96 – ’01-
’04 – ‘10
Gambar 5.Beberapa Gedung UPT-PPP
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 11
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
3. Peralatan Elektronik / Studio
Peralatan elektronik dan studio yang dimiliki BKP3 Kabupaten Bandung meliputi :
Komputer, LCD Projector, Telephone dan Faximile, Sarana Wi-Fi, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.di bawah ini :
Tabel 4.Peralatan Elektronik dan Studio di BKP3 Kabupaten Bandung
No Peralatan Jumlah Keterangan
1 Laptop 8 unit APBD 2008, 2010
2 Desktop 20 unit 2008, 2009, 2010
3 LCD Projector/ Infocus 10 unit 1 unit di BKP3, 3 unit di Posluhkan
4 Telepon 9 unit 1 unit di BKP3, 8 unit di UPT
5 Faximile 9 unit 1 unit di BKP3, 8 unit di UPT
6 Cybernet 4 unit 1 unit di BKP3, 3 unit di Posluhkan
7 Wi-fi 1 unit BKP3
8 Mesin pengisap debu 1 unit APBD 2008
9 Lemari es 1 unit
10 AC split 1 unit
11 Camera digital 12 unit 1 unit ex Distanbunhut
12 Handycam 2 unit 1 unit ex Distanbunhut
13 Computer PC 24 unit 1 unit ex Distanbunhut
14 Laptop/note book 12 unit 1 unit ex Distanbunhut
1 unit ex bag. Perekonomian
15 Printer 24 unit 1 unit ex Distanbunhut
16 Wireles/sound system 4 unit
17 Mesin absen 1 unit
18 Kipas angin 5 unit
19 TV 5 unit
20 Loudspeaker 3 unit
21 Dispenser 14 unit
22 DVD player 3 unit
23 UPS/stabilizer 1 unit
24 Scanner 1 unit
d. Stakeholders
Hampir seluruh kegiatan BKP3 Kabupaten Bandung di tingkat lapangan dilaksanakan
dengan melibatkan partisipasi aktif stakeholders, baik stakeholders penerima manfaat yang umumnya adalah kelompok-kelompok masyarakat pelaku utama dan pelaku usaha
di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan, sertastakeholders
pendukung, seperti :Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Kontak Tani Nelayan
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 12
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Andalan (KTNA), Kontak Tani Hutan Andalan (KTHA), Pusat Pelatihan Pertanian dan
Perdesaan Swadaya (P4S), Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan Perikanan (P2MKP), Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani), Ikatan Penyuluh Perikanan
Indonesia (Ipkani), Ikatan Penyuluh Kehutanan (IPK), Perum Bulog, dan Asosiasi Petani Ikan Air Tawar (Aspat), Asosiasi-asosiasi Komoditas, Penangkar Benih, Koperasi
Peternak Bandung Selatan (KPBS), KUD/Koperasi, dan sebagainya.
Stakeholderstersebut umumnya sudah berbentuk kelembagaan. Beberepa kelembagaan pada kegiatan ketahanan pangan diantaranya :
- Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM);
- Lumbung Pangan; - Kelompok Affinitas pada Desa Mandiri Pangan (Demapan).
Sedangkan pada kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan, kelembagaan-kelembagaan tersebut, di antaranya :
- Kelompok Tani (Poktan) Dewasadan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan);
- Kelompok Wanita Tani; - Kelompok Taruna Tani;
- KelompokPeternakan;
- Kelompok Perikanan; - Kelompok Kehutanan (Kelompok Tani Penghijauan).
No Kelompok Bidang
JUMLAH
Kec. Desa Gapoktan Poktan Anggota Luas areal (ha)
1 Pertanian 31 276 276 1.782 55.829 36.398
2 Wanita Tani (KWT) 22 65 - 99 975 -
3 Taruna Tani 28 28 - 28 - -
4 Peternakan 31 276 1 640 11.372 9.106
5 Perikanan 11 62 - 220 1.743 1.014
6 Penghijauan 18 45 - 580 16.496 7.998
7 Lembaga Masyarakat
Desa Hutan (LMDH) 22 - - 68 - -
Jumlah 163 752 277 33.417 86.415 54.516
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Kinerja Pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanan Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Bandung sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi adalah membantu Kepala Daerah
khususnya dalam pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan dan pelaksanaan penyuluhan pertanian.
a. Situasi Ketahanan dan Kerentanan Pangan di Kabupaten Bandung
1. Ketersediaan energi dan protein per kapita
Terpenuhinya kebutuhan penyediaan pangan penduduk disuatu wilayah dapat ditunjukan
oleh dimensi kuantitatif yaitu berdasarkan energi dan zat gizi tiap orang tian hari. Pangan
yang tersedia dikatakan memenuhi kebutuhan penduduk jika energinya mencapai angka
2,200 kkal/Kapita/hari dan proteinnya 57 gram/kapita/hari, Menurut Situasi ketersediaan
Tabel 5.Kelembagaan Stakeholders Penerima Manfaat pada BKP3 Kabupaten Bandung
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 13
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Energi di Kabupaten Bandug pangan berdasarkan Perhitungan Analisa dan Penyusunan
Pola Konsumsi dan Suplai Pangan Kabupaten Bandung kerjasama antara FEMA IPB
dengan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan bahwa data Ketersediaan
energi dan protein per kapita pada akhir Tahun 2010 mencapai 2.753/kkal/kapita/hari.
2. Penguatan cadangan pangan
Upaya mencapai ketahanan pangan berkelanjutan selama ini melalui pendekatan
ketersediaan pangan. Ketahanan pangan tingkat rumah tangga atau individu tergantung
aksesibilitasnya terhadap pangan. Kecukupan pangan pada tingkat makro belum
menjamin kecukupan pangan setiap individu atau rumah tangga. Ketahanan pangan di
tingkat rumah tangga dapat dipenuhi dari produksi dan cadangan pangan sendiri.
Penguatan Cadangan Pangan terdiri dari Cadangan Pangan Pemerintah dan Cadangan
Pangan Masyarakat. Cadangan Pangan bertujuan untuk meningkatkan penyediaan
pangan untuk menjamin pasokan pangan yang stabil antar waktu di setiap tingkatan
wilayah, menjaga stabilitas harga pangan dan meningkatkan akses pangan kelompok
masyarakat rawan pangan transien khususnya pada daerah terisolir dan/dalam kondisi
darurat karena bencana maupun masyarakat rawan pangan kronis. Cadangan Pangan
Pemerintah Kabupaten Bandung pada Tahun 2010 sebanyak 30 ton. Cadangan Pangan
Masyarakat adalah cadangan pangan yang dikuasai atau dikelola oleh masyarakat atau
rumahtangga termasuk petani, koperasi, pedagang dan industri rumah tangga. Salah satu
bentuk kelembagaan cadangan pangan masyarakat adalah Lumbung Pangan. Kabupaten
Bandung sampai dengan akhir Tahun 2010 telah memiliki 10 kelompok Lumbung dan
Pembangunan Lumbung DAK dan Lantai Jemur sebanyak 5 (lima) buah.
Pada Tahun 2008 Kabupaten Bandung telah mendapat bantuan keuangan untuk
optimalisasi ketahanan pangan berupa fasilitasi lumbung pangan perdesaan yang
merupakan dana bergulir antar anggota atau antar kelompok untuk pengembangan usaha
lumbung pangan perdesaan dari APBD Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 100.000.000,-
setiap lumbung mendapat Rp. 10.000.000,- meliputi usaha simpan pinjam dan atau tunda
jual gabah/pangan pokok setempat sebagai upaya penyedia cadangan pangan paling
rendah 80 % dan usaha eknomi produktif berbasis pangan paling tinggi sebesar 20 %, 10
(sepuluh) kelompok lumbung tersebut tersebar di 9 (sembilan) kecamatan dengan data
sebagai berikut :
No. Kelompok Lumbung Desa Kecamatan Jumlah
Anggota
1. Lumbung Desa Sukapura Kertasari 50
2. Lumbung Desa Maruyung Pacet 36
3. Lumbung Desa Mekarwangi Ibun 80
4. Lumbung Desa Mekarwapitan Paseh 40
5. Lumbung Desa Bojongemas Solokanjeruk 90
6. Lumbung Desa Mandalawangi Nagreg 20
7. Lumbung Desa Sugihmukti Pasirjambu 24
8. Lumbung Pangan Mitra Tani 4 Tanjunglaya Cikancung 50
9. Lumbung Pangan Harapan
Mekar
Ciaro Nagreg 26
10. Lumbung Gotong Royong
Simpan Pinjam (GORSIP)
Tarajusari Banjaran 33
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 14
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Pada Tahun 2010 Kabupaten Bandung mendapat alokasi pembangunan fisik lumbung pangan
masyarakat dan lantai jemur sumber dana DAK (Dana Alokasi Khusus) sebanyak 5 (lima )
buah diantaranya :
No.
Kelompok Lumbung
Ketua
Desa
Kecamatan
Nilai Fisik
Lumbung dan Lantai Jemur (Rp)
1. Subur Mukti E. Entin Cikalong Cimaung 102.552.000,-
2. Caralang A. Saefudin Cinanggela Pacet 102.502.000,-
3. Kenanga Samsu Dukuh Ibun 102.501.000,-
4. Tani Makmur Abu B. Sidik Mekarlaksana Cikancung 102.501.000,-
5. Jati Asih II Asep Lili Cipedes Paseh 102.574.000,-
1. Lumbung Subur Mukti Desa Cikalong Kecamatan Cimaung
2. Lumbung Caralang Desa Cinanggela Kecamatan Pacet
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 15
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
3. Lumbung Kenanga Desa Dukuh Kecamatan Ibun
4. Lumbung Tani Makmur Desa Mekarlaksana Kecamatan Cikancung
5. Lumbung Jati Asih II Desa Cipedes Kecamatan Paseh
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 16
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
3. Ketersediaan informasi harga dan akses pangan
Harga dan pasokan pangan merupakan indikator-indikator strategis yang saling terkait, yang
dapat digunakan untuk mengetahui status distribusi pangan. Gejolak harga pangan dapat
menunjukkan gejala terganggunya distribusi pangan yang mungkin disebabkan karena
kurangnya pasokan atau meningkatnya permintaan. Gejolak harga pangan dapat
menyebabkan timbulnya gejolak social dan mengakibatkan terganggunya kondisi social
politik nasional. Untuk menghindari terjadinya gejolak harga pangan diperlukan suatu sistem
deteksi dini serta kebijakan penanganan gejolak harga pangan yang cepat dan tepat. Untuk
mendukung hal tersebut diperlukan data dan informasi yang cepat, tepat, akurat dan
berkesinambungan melalui ketersediaan informasi harga. Kabupaten Bandung memiliki 1
(satu) orang petugas pemantau harga yang harus mengumpulkan data harga dan pasokan
komoditas pangan strategis di Kabupaten yang diperoleh dari pasar-pasar Kecamatan dan
mengirimkan laporan harga 11 (sebelas) komoditas setiap minggu melalui SMS Center.
Harga Rata-rata Pangan Pokok Strategis Tahun 2010 adalah sebagai berikut :
No. Komoditas Harga Rata-Rata
1. Beras
- IR 64 Kualitas 1 7.519
- IR 64 Kualitas 2 7.212
2. Daging
- Sapi 59.082
- Ayam 23.797
3. Telur Ayam Ras 14.350
4. Terigu 8.215
5. Gula Pasir 11.840
6. Minyak Goreng Curah 12.396
7. Bawang Merah 17.353
8. Cabe
- Cabe Merah TW 21.529
- Cabe Merah Keriting 19.822
9. Jagung
- Jagung Manis -
- Jagung Pipilan -
10. Kacang Kedelai -
11. Kacang Tanah 11.694
Pada Tahun 2010 kegiatan analisis akses pangan di Kabupaten Bandung belum dilaksanakan.
Analisis akses pangan tersebut merupakan gabungan atau komposit dari berbagai indikator
yang sudah ditentukan, dimana indikator tersebut bersifat tahunan yang meliputi indikator
fisik, ekonomi dan sosial. Analisis situasi akses pangan menggambarkan kondisi akses
pangan di suatu wilayah tertentu, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan maupun wilayah
desa. Untuk itu tahun-tahun ke depan perlu dilakukan analisis akses pangan melalui
pemantauan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 17
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
4. Stabilitas harga dan pasokan pangan
Terwujudnya Stabilitas harga dan pasokan pangan merupakan dampak dari kegiatan
Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) khususnya di wilayah gapoktan.
Kabupaten Bandung melalui hingga akhir Tahun 2010 mendapatkan Dana Bantuan Sosial
Kegiatan Penguatan LDPM sebanyak 4 Gapoktan adalah sebagai berikut :
No. Gapoktan Alamat Jumlah Bansos Tahapan
Desa Kecamatan Tahap I
(Rp)
Tahap II
(Rp)
LDPM
1. Mekarsari Tangsimekar Paseh 150.000.000 75.000.000 Pengembangan
2. Cibeet Cibeet Ibun 150.000.000 75.000.000 Pengembangan 3. Gumati Cikawao Pacet 150.000.000 75.000.000 Pengembangan 4. Wargisaluyu Sindangpanon Banjaran 150.000.000 75.000.000 Penumbuhan
Kegiatan Penguatan LDPM merupakan kegiatan stategis, karena dimaksudkan untuk
menjaga stabilisasi harga di tingkat petani pada saat menghadapi panen raya dan
meningkatkan akses pangan anggota Gapoktan pada saat musim paceklik. Pada kegiatan
Penguatan LDPM pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang mengenai
perkembangan keuangan dan kegiatan dalam pengelolaan usaha distribusi (jual beli
gabah/beras/jagung) dan pengelolaan cadangan pangan kepada Tim Teknis Kabupaten secara
tertulis setiap bulan, sedangkan laporan untuk kegiatan pembelian/penjualan, harga, sisa
barang dan pengadaan penyaluran cadangan pangan dilaporkan melalui SMS center setiap
minggu pada hari Senin ke Nomor 0813 808 29 555. Tim Teknis Kabupaten membuat laporan
kepada Tim Pembina BKPD Provinsi Jawa Barat setiap 2 bulan.
Hasil Kajian Rantai Pasokan dan Pemasaran Pangan Kabupaten Bandung Tahun 2010
kerjasama antara Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bandung
dengan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB adalah sebagai berikut :
Indikator distribusi pangan mencakup persepsi pelaku pasar dan perubahan harga pangan.
Pelaku pasar mempersepsikan adanya kendala distribusi karena infrastruktur jalan yang
kurang baik, ketidakstabilan biaya operasional, persaingan harga, serta ketidakstabilan stok.
Sementara itu perubahan harga pangan cenderung fluktuatif, khususnya pada daging ayam ras
yang laju perubahan harganya lebih dari 25% ketika menjelang hari raya keagamaan.
Kenaikan harga tertinggi pada komoditas beras terjadi antara bulan April-Mei dan antara
bulan Juli-Agustus di tingkat pengecer, sedangkan di tingkat grosir terjadi antara bulan Juli-
Agustus. Komoditas telur ayam ras mengalami kenaikan harga tertinggi antara bulan Maret-
Mei dan antara bulan Juli-Agustus di tingkat pengecer maupun di tingkat grosir. Komoditas
daging ayam ras mengalami kenaikan harga tertinggi antara bulan April-Mei dan antara bulan
Juli-Agustus di tingkat pengecer maupun di tingkat grosir.
Rantai pasokan pada komoditas beras dimulai dari produsen yang menjual hasilnya ke
pedagang pengumpul desa atau kecamatan. Kemudian pedagang pengumpul desa/ kecamatan
menjual sebagian berasnya ke grosir (33,05 % dari total pasokan grosir), pasokan grosir
sisanya dipenuhi dari grosir luar daerah (66,95%). Dari grosir, beras dijual ke pedagang
pengecer (41,12%), swalayan/ toko (6,63%), konsumen (13%), dan sisanya dijual ke luar
daerah (39,25%). Pada komoditas telur ayam ras, peternak bertindak sekaligus sebagai grosir
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 18
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
yang menjual telurnya ke grosir luar daerah (37%), pedagang besar (33,8%), pedagang
pengecer/ toko/ swalayan (9,7%), dan lansung ke konsumen (19,5%). Kemudian dari
pedagang besar, telur ayam ras dijual ke pedagang pengecer (43,7%) dan konsumen (56,3 %).
Sedangkan pada komoditas daging ayam ras produsen menjual hasil ternaknya ke grosir/
pedagang besar, perusahaan pemotongan, dan pedagang pengecer berturut-turut sebanyak
64,8%, 6,06%, 29,13%. Setelah itu, daging ayam ras dari grosir/ pedagang besar dijual ke
pedagang pengecer (52,6%) dan sisanya 47,4% dijual ke konsumen.
S a r a n
Para pelaku utama masing-masing komoditas pangan tersebut harus diajak bekerjasama untuk
menjamin kelancaran pasokan pangan. Selain itu, perlu dilakukan antisipasi kenaikan
tertinggi harga pangan yang terjadi pada bulan tertentu sehingga perlu adanya koordinasi
dengan dinas perindustrian dan perdagangan serta asosiasi perdagangan Kabupaten Bandung.
5. Skor Pola Pangan Harapan (PPH).
Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) disusun setiap dua
tahun sekali skor PPH pada tahun 2010 sebesar 86,7 ini berati masih belum mencapai
maksimal 95 hal ini disebabkan kelompok padi-padian masih mendominasai kontribusi
PPH. Sementara skor PPH untuk kelompok buah pangan hewani, buah biji/ berminyak
serta sayur dan buah belum mencapai skor PPH ideal terlihat dalam tabel :
Sasaran Skor Pola Pangan Harapan Tahun 2010
No Kelompok Pangan Skor Pola Pangan Harapan
2008 2009 2010 2014 2015
1. Padi-padian 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0
2. Umbi-umbian 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
3. Pangan Hewani 14.4 15.8 17.1 22.6 29.0
4. Minyak dan Lemak 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
5. Buah/biji Berminyak 0.0 0.2 0.3 0.9 1.0
6. Kacang-kacang 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0
7. Gula 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
8. Sayur dan Buah 26.1 26.6 27.2 29.4 30.0
9. Lai-lain 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
85.5 87.6 89.6 97.9 100
Terlaksanannya Program P2KP pada tahun 2010
Pelaksanaan P2KP di 5 kecamatan atau sebesar 16,13 persen dari target 31 kecamatan.
Untuk memasyarakatkan melaksanakan pembinaan dan pelatihan bagi kelompok wanita
tani di 10 Desa yang berada di Kecamatan tersebut diatas dalam rangka mengurangi
mengkonsumsi beras masyarakat di Kabupaten Bandung dengan uraian sebagai berikut:
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 19
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
No. Kecamatan Desa/Kelurahan Nama Kelompok
Jumlah
Demplot
Tahap I
(Rp.)
pemanfaatan
(Rp.)
Tahap II
Cilengkrang Girimekar Saluyu 2.000.000 16.000.000
Jatiendah Melati Jati 2.000.000 16.000.000
Arjasari Patrolsari Mawar 2.000.000 16.000.000
Ancol Mekar Melati 2.000.000 16.000.000
Solokanjeruk Padamukti Mitra Binangkit I 2.000.000 16.000.000
Bojong Emas Melati I 2.000.000 16.000.000
Pasirjambu Mekarsari Melati 2.000.000 16.000.000
Cisondari Sagabota I 2.000.000 16.000.000
Cicalengka Nagrog Giri Mekar 2.000.000 16.000.000
Narawita Mekarsari III 2.000.000 16.000.000
6. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
TerlaksananMelaksanakan pembinaan mutu dan keamanan pangan skala kecil/rumahtangga
pada kelompok produsen serta melaksanakan pembinaan penerapan standar Batas minimum
Residu pada tahun 2010, yaitu 12 Komoditas yaitu Strowberry, Petsai, Kubis, Buncis,
Brokoli, Mentimun, Bayam Jepang (Horinzo), Wortel, Salada, Blumkol,Sosin, Cabai Paprika;.
7. Penanganan daerah rawan pangan
Penanganan daerah rawan pangan dilaksanakan melalui pencegahan kerawanan pangan untuk
menghindari terjadinya rawan pangan disuatu wilayah untuk itu perlu dilakukan pemetaan
SKPG yang merupakan bahan untuk mengambil kebijakan penanganan daerah rawan pangan
secara dini analisa hingga akhir tahun 2010 belum baru terlaksana 1 pemetaan ditingkat
Kabupaten Bandung, terlaksana dari target 32 peta untuk pemetaan di tingkat kecamatan
rawan pangan berdasarkan pemetaan 2010.
b. Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama dan
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisir dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efesiensi usaha, perndapatan dan kesajahteraan, meningkatkan
kesadaran serta pelestarian lingkungan.
1. Tersusunnya Programa Penyuluhan
Programa Penyuluhan pada mulai Tahun 2009 hingga 2010 dapat tersusun sebanyak 32 buku
atau sebesar 100 persen dari target 32 buku. Programa Penyuluhan tersebut terdiri dari
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 20
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
programa penyuluhan tingkat kecamatan sebanyak 31 buku dan tingkat kabupaten sebanyak 1
buku.
2. Tersusunnya Rencana Kerja Tahunan (RKT) Penyuluhan
Rencana Kerja Tahunan pada Tahun 2009 mencapai 145 buku atau sebesar 100 persen, yaitu
RKT penyuluhan yang disusun oleh 145 penyuluh PNS. Adapun Rencana Kerja Tahunan
pada Tahun 2010 mencapai 240 buku atau sebesar 100 persen, yaitu RKT penyuluhan yang
disusun oleh penyuluh PNS dan Tenaga Harian Lepas – Tenaga Bantu Penyuluhan Pertanian
(THL-TBPP).
3. Tersusunnya data peta wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik lokasi
Data peta wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik lokasi pada Tahun 2009 mencapai
145 peta atau sebesar 100 persen, yaitu data peta wilayah yang disusun oleh 145 penyuluh
PNS. Adapun pada Tahun 2010 data peta wilayah mencapai 240 peta atau sebesar 100 persen,
yaitu data peta wilayah yang disusun oleh penyuluh PNS dan Tenaga Harian Lepas – Tenaga
Bantu Penyuluhan Pertanian (THL-TBPP).
4. Terdesiminasinya informasi teknologi secara merata
Informasi teknologi perikanan yang terdesiminasi sejak Tahun 2008 hingga Tahun 2010
masing-masing sebanyak 3 buah, yaitu informasi teknologi pembenihan, pembesaran dan
pengolahan atau mencapai 100 persen. Komoditas yang diusahakan yaitu ikan mas, lele, dan
nila.
Informasi teknologi pertanian yang terdesiminasi sejak Tahun 2008 hingga Tahun 2010
masing-masing sebanyak 9 buah, yaitu informasi teknologi budidaya dan pengolahan atau
mencapai 100 persen. Komoditas yang diusahakan yaitu padi, jagung, sayuran, buah-buahan,
kopi, teh, cengkeh, tanaman hias dan tanaman obat-obatan.
Informasi teknologi peternakan yang terdesiminasi sejak Tahun 2008 dan Tahun 2009
masing-masing sebanyak 8 buah, dan Tahun 2010 sebanyak 10 buah, yaitu informasi
teknologi budidaya dan pengolahan atau mencapai 100 persen. Komoditas yang diusahakan
yaitu sapi perah, sapi potong, kerbau, domba, kambing, ayam ras, ayam buras, itik, puyuh,
dan kelinci.
Informasi teknologi kehutanan yang terdesiminasi sejak Tahun 2008 hingga Tahun 2010
masing-masing sebanyak 3 buah, yaitu informasi teknologi vegetatif, sipil teknis dan
pemanfaatan hasil hutan bukan kayu atau mencapai 100 persen. Komoditas yang diusahakan
yaitu jamur kuping dan madu.
5. Tumbuh-kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama dan pelaku usaha
Tumbuh-kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama melalui Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) pada Tahun 2008 mencapai 17
kelompok atau sebesar 34 persen dari target 50 kelompok, Tahun 2009 mencapai 28
kelompok atau sebesar 56 persen dari target 50 kelompok dan Tahun 2010 mencapai 53
kelompok atau sebesar 106 persen dari target 50 kelompok.
Tumbuh-kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama melalui Program Usaha
Ekonomi Produktif (UEP) mulai Tahun 2008 hingga Tahun 2009 masing-masing mencapai
53 kelompok atau sebesar 100 persen dari target 53 kelompok.
Tumbuh-kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama melalui Program
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) pada Tahun 2010 mencapai 5
kelompok atau sebesar 50 persen dari target 10 kelompok.
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 21
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Tumbuh-kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama melalui Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) pada Tahun 2009 mencapai 3 desa atau sebesar 100
persen dari target 3 desa dan Tahun 2010 mencapai 1 desa atau sebesar 100 persen dari target
1 desa.
Tumbuh-kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama melalui Desa Mandiri
Pangan (Demapan) pada Tahun 2010 mencapai 8 desa atau sebesar 100 persen dari target 8
desa.
Tumbuh-kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama melalui Lumbung Pangan
hingga akhir Tahun 2010 belum terealisasi target 10 kecamatan.
Tumbuh-kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama peternakan mulai Tahun
2008 hingga Tahun 2010 masing-masing mencapai 32 kelompok atau sebesar 100 persen dari
target 32 kelompok.
Tumbuh-kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama perikanan mulai Tahun
2008 hingga Tahun 2010 masing-masing mencapai 12 kelompok atau sebesar 100 persen dari
target 12 kelompok.
6. Terwujudnya kemitraan usaha pelaku utama dan pelaku usaha yang menguntungkan
Terwujudnya kemitraan usaha perikanan yang menguntungkan mulai Tahun 2009 hingga
Tahun 2010 belum terealisasi.
Terwujudnya kemitraan usaha pertanian yang menguntungkan mulai Tahun 2009 mencapai 1
kemitraan atau 100 persen dari target 1 kemitraan dan Tahun 2010 mencapai 5 kemitraan atau
100 persen dari target 5 kemitraan.
Terwujudnya kemitraan usaha peternakan yang menguntungkan mulai Tahun 2008 hingga
Tahun 2010 masing-masing mencapai 1 kemitraan atau 100 persen dari target 1 kemitraan.
Terwujudnya kemitraan usaha kehutanan yang menguntungkan Tahun 2009 mencapai 2
kemitraan atau mencapai 100 persen dari target 2 kemitraan dan Tahun 2010 mencapai 3
kemitraan atau 100 persen dari target 3 kemitraan.
7. Terwujudnya akses pelaku utama dan pelaku usaha ke lembaga keuangan, informasi dan
sarana produksi
Terwujudnya akses pelaku utama dan pelaku usaha perikanan, pertanian, peternakan dan
kehutanan ke lembaga keuangan, informasi dan sarana produksi Tahun 2008 mencapai 53
akses atau mencapai 117,78 persen dari target 45 akses, Tahun 2009 mencapai 53 akses atau
mencapai 112,77 persen dari target 47 akses dan Tahun 2010 mencapai 53 akses atau
mencapai 100 persen dari target 53 akses.
Tabel 6.Jenis dan Sumber Data Untuk Analisis Situasi Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten Bandung
No Indikator Jenis data Sumber data
1 Rasio konsumsi normatif per kapita terhadap ketersediaan bersih padi+jagung+ubi kayu+ubi jalar
Produksi padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar tahun 2007-2011
Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan
2 Persentase penduduk hidup di bawah garis kemiskinan
Perbandingan Jumlah Rumah Tangga dan RT Miksin (PPLS 2008)
Bappeda
3 Persentase desa yang tidak memiliki akses penghubung yang memadai (untuk analisis tingkat kecamatan)
Panjang Jalan Menurut Kualitas dan Desa/Kelurahan
Kab. Bandung dalam Angka (BPS)
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 22
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Persentase panjang jalan rusak di desa (untuk analisis tingkat desa)
4 Persentase rumah tangga tanpa akses listrik
Keluarga Pengguna Listrik dan Telepon menurut Desa/kelurahan
Kab. Bandung dalam Angka (BPS)
5 Angka harapan hidup saat lahir Rekapitulasi PWS KIA Kab. Bandung
Dinas Kesehatan
6 Berat badan balita di bawah standar (underweight)
Balita dan Status Gizi menurut desa/kelurahan
Kab. Bandung dalam Angka (BPS)
7 Perempuan buta huruf Jumlah penduduk dan penduduk yang buta huruf menurut desa
Survei Sosial Ekonomi Kab. Bandung dan Kecamatan dalam Angka (BPS)
8 Rumah tangga tanpa akses ke air bersih
Rekapan Hasil Survey Perumahan Lingkungan (SPL) Air Bersih di Kabupaten Bandung tahun 2009
Dinas Kesehatan
9 Persentase RT yang tinggal >5 km dari fasilitas kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan menurut Desa/kelurahan
Kab. Bandung dalam Angka (BPS)
10 Deforestasi hutan Kawasan Hutan di Kabupaten Bandung dan Potensi hutan Rakyat di Kabupaten Bandung tahun 2009
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
11 Bencana alam Rekapitulasi Laporan Bencana
Alam Banjir, Longsor, Angin Putting Beliung dan Musibah Kebakaran di Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2009
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
12 Penyimpangan curah hujan -
13 Persentase daerah puso Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
d. Analisis Kerentanan terhadap Kerawanan Pangan Kronis
1) Berdasarkan Ratio Ketersediaan Pangan
Rasio ketersediaan pangan serealia menyatakan perbandingan konsumsi normatif penduduk (300 gram) dengan ketersediaan pangan serealia.Jika nilai tersebut lebih
besar dari 1, maka daerah tersebut mengalami defisit pangan serealia.Rasio
ketersediaan pangan terdapat pada Lampiran 3.Berikut disajikan Tabel 7 yang menunjukkan persentase kecamatan dan desa/kelurahan berdasarkan prioritas
indikator ketersediaan pangan serealia.
Tabel 7 Jumlah dan persentase kecamatan dan desa/kelurahan berdasarkan prioritas indikator
ketersediaan pangan serealia tahun 2009
Prioritas Kecamatan Desa
N % n %
1 11 35.48 115 41.67 2 1 3.23 14 5.07
3 5 16.13 14 5.07
4 4 12.90 29 10.51
5 6 19.35 41 14.86 6 4 12.90 59 21.38
Jumlah 31 100.00 272 98.56
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 23
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa sebanyak 17 kecamatan (54.84%)
dengan jumlah penduduk 1,480,768 jiwa dan 143 desa (51.81%) tergolong prioritas utama (prioritas 1,2,3). Kecamatan tersebut adalah Pasir Jambu, Ciwidey, Rancabali,
Dayeuhkolot, Margaasih, Bojongsoang, Kertasari, Cimenyan, Margahayu, Baleendah, Cimaung, Majalaya, Banjaran, Katapang, Ibun, Cileunyi, dan Cilengkrang. Untuk
rincian kecamatan dan jumlah desa yang tergolong prioritas utama dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8 Kategori Prioritas Kecamatan, Jumlah dan Nama Desa Prioritas Utama
Berdasarkan Indikator Ketersediaan Pangan di Kabupaten Bandung Tahun
2009
No Kecamatan
Indikator Ketersediaan
Jumlah desa/kelurahan prioritas utama
Nama Desa/Kelurahan Prioritas utama
Rasio Priorita
s 1 Soreang 0.86 4 5 (dari 10 desa) Soreang, Cingcin,Pamekaran,
Sekarwangi, Sadu
2 Pasir Jambu 34.17 1 10 Semua desa
3 Ciwidey 38.41 1 7 Semua desa
4 Nagreg 0.17 6 - -
5 Rancabali 56.08 1 3 (dari 5 desa) Alam Endah, Sukaresmi, Cipelah
6 Margaasih 270.79 1 6 Semua desa
7 Bojongsoang 88.23 1 6 Semua desa
8 Dayeuhkolot 13.20 1 4 (dari 6 desa) Sukapura, Citeureup, Cangkuang kulon & wetan
9 Banjaran 1.24 3 8 (dari 11 desa) Banjaran, Banjaran wetan, Ciapus, Margahurip, Kamasan, Tajursari, Kiangroke, Sindangpanon
10 Pameungpeuk 0.86 4 3 (dari 6 desa) Sukasari, Langonsari, Bojongmanggu
11 Pangalengan 0.94 4 7 (dari 13 desa) Pulosari, Sukamanah, Banjarsari, Pangalengan, Margamukti, Wanasuka, Margamulya
12 Katapang 1.09 3 4 (dari 7 desa) Gandasari, Pangauban, Katapang, Cilampeni
13 Majalaya 1.38 2 7 (dari 11 desa) Majalaya, Majasetra, Bojong, Padamulya, Sukamukti, Sukamaju, Wangisagara
14 Ciparay 0.68 5 4 (dari 14 desa) Mekarsari, Mangunharja, Serangmekar, Gunung leutik
15 Pacet 0.53 5 3 (dari 13 desa) Nagrak, Maruyung, Girimulya
16 Kertasari 1.75 1 7 Semua desa
17 Cicalengka 0.64 5 5 (dari 12 desa) Panenjoan, Waluya, Cicalengka wetan & Kulon, Tenjolaya
18 Cikancung 0.48 6 2 (dari 9 desa) Cikasungka, Tanjunglaya
19 Rancaekek 0.80 4 5 (dari 13 desa) Rancaekek wetan, Nanjung Mekar, Rancaekek kulon, Bojongloa, Jelegong
20 Paseh 0.50 6 3 (dari 12 desa) Cipaku, Sukamanah, Sukamantri
21 Ibun 1.07 3 6 (dari 12 desa) Karyalaksana, Talun, Tangulun, Sudi, Cibeet, Lampegan
22 Cileunyi 1.19 3 4 (dari 6 desa) Cinunuk, Cibiru Hilir, Cimekar, Cibiru wetan
23 Cimenyan 6.14 1 9 Semua desa
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 24
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
24 Margahayu 4.93 1 2 (dari 5 desa) Margahayu Selatan, Kel. Sulaeman
25 Cilengkrang 1.22 3 2 (dari 6 desa) Giri Mekar, Jati Endah
26 Baleendah 2.80 1 8 Semua desa
27 Arjasari 0.33 6 - -
28 Cimaung 51.01 1 10 Semua desa
29 Solokanjeruk 0.65 5 - -
30 Cangkuang 0.67 5 1 (dari 7 desa) Ciluncat
31 Kutawaringin 0.69 5 2 (dari 11 desa) Padasuka, Jelegong
Kabupaten Bandung 0.99 4 143
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa rasio ketersediaan pangan Kabupaten
Bandung adalah 0.99.Nilai tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Bandung berada dalam keadaan surplus rendah (prioritas 4). Hal tersebut berarti ketersediaan pangan
serealia Kabupaten Bandung telah cukup memenuhi kebutuhan normatif penduduknya
dengan produksi netto pangan serealia Kabupaten Bandung adalah 306,171.8 ton, yang berasal dari produksi netto jagung, ubi jalar dan ubi kayu berturut-turut adalah 164,855.3
ton, 51,098.8 ton, 11,632.5 ton, dan 7,8585.2 ton.
Meskipun demikian, ketersediaan pangan di beberapa kecamatan maupun desa/kelurahan masih belum dapat memenuhi kebutuhan normatif penduduknya.Hal itu ditunjukkan
masih terdapat kecamatan dan desa/kelurahan yang memiliki nilai rasio ketersediaan pangan serealia yang tergolong defisit, baik itu defisit rendah (prioritas 3), defisit sedang
(prioritas 2) ataupun defisit tinggi (prioritas 1) (Tabel 7).
Kecamatan yang ketersediaan pangan serealianya tergolong surplus (prioritas 6) belum tentu memiliki desa/kelurahan yang ketersediaan pangannya mencukupi.Hal tersebut
ditunjukkan pada Tabel 8 yang menunjukkan jumlah dan persentase desa/kelurahan
berdasarkan tingkat prioritas.Kecamatan yang tergolong surplus pangan adalah Kecamatan Paseh namun masih memiliki desa/kelurahan yang tergolong defisit tinggi
yaitu desa Cipaku dan Sukamanah.Kemudian di Kecamatan Cikancung terdapat 1 desa, yaitu desa Cikasungka. Kecamatan yang memiliki desa/kelurahannya tergolong prioritas
1 terbanyak adalah Kecamatan Pasir Jambu. Desa/kelurahan yang memiliki rasio
ketersediaan pangannya tinggi (defisit tinggi) adalah Lengkong di kecamatan Margaasih.Skor prioritas setiap kecamatan dan desa/kelurahan berdasarkan indikator
ketersediaan pangan serealia dapat dilihat pada lampiran.
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa, meskipun ketersediaan di tingkat Kabupaten melimpah/surplus belum tentu terdistribusi dengan baik ke wilayah Kecamatan hingga
desa/kelurahan.Hal ini diduga karena masih terdapat infrastuktur yang belum tersedia secara optimal untuk mendistribusikan pangan-pangan tersebut.Kecamatan,
desa/kelurahan yang memiliki ketersediaan pangan yang surplus dapat mendistribusikan
pangan tersebut kepada kecamatan, desa/kelurahan yang tergolong defisit.
2) Berdasarkan Indikator Kemiskinan
Kemiskinan merupakan indikator ketidakmampuan untuk mendapatkan cukup pangan,
karena rendahnya kemampuan daya beli atau ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar,seperti, makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan lain-lain (BKP
2008).Data tentang indikator kemiskinan terdapat pada Lampiran 3.Daerah-daerah yang kemiskinannya tinggi harus segera ditangani, supaya tidak terjadi kerawanan
pangan.Tabel 14 menunjukkan jumlah/ presentase kecamatan dan desa/kelurahan
berdasarkan prioritas indikator kemiskinan.
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 25
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Tabel 9. Jumlah dan persentase kecamatan dan desa/kelurahan berdasarkan prioritas indikator kemiskinan di Kabupaten Bandung tahun 2009
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa persentase kecamatan dan desa/kelurahan di Kabupaten Bandung yang tergolong prioritas utama sebanyak 21 kecamatan (67.74%)
dengan jumlah penduduk 1,577,011 jiwa. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pasir Jambu, Nagreg, Rancabali, Banjaran, Pameungpeuk, Pangalengan, Majalaya, Ciparay,
Pacet, Kertasari, Cicalengka, Cikancung, Rancaekek, Paseh, Ibun, Cimenyan,
Cilengkrang, Arjasari, Cimaung, Solokanjeruk, dan Kutawaringin. Desa/kelurahan yang tergolong prioritas utama sebanyak 187 desa/kelurahan (67.75%).Skor prioritas setiap
desa/kelurahan dapat dilihat pada Lampiran 4.Rincian jumlah desa/kelurahan yang
tergolong tingkat prioritas utama per kecamatan di Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10.Kecamatan dan golongan prioritasnya serta jumlah desa yang tergolong prioritas utama
berdasarkan indikator kemiskinan di Kabupaten Bandung tahun 2009
Prioritas Kecamatan Desa
N % N %
1 4 12.90 52 18.84
2 9 29.03 88 31.88
3 8 25.81 47 17.03 4 7 22.58 45 16.30
5 2 6.45 34 12.32
6 1 3.23 10 3.62
Jumlah 31 100.00 276 100.00
No. Kecamatan Prioritas Jumlah desa/kelurahan
prioritas utama Nama Desa/Kelurahan Prioritas
Utama
1 Soreang 4 5 (dari 10 desa) Sekarwangi, Parungserab, Keramatmulya, Panyirapan, Sukajadi
2 Pasir Jambu 3 5 (dari 10 desa) Tenjolaya, Cikoneng, Cisondari, Cukang genteng, Mekar Sari
3 Ciwidey 4 1 (dari 7 desa) Sukawening
4 Nagreg 1 6 Semua desa
5 Rancabali 2 5 Semua desa
6 Margaasih 4 2 (dari 6 desa) Nanjung, Cigondewah
7 Bojongsoang 4 3 (dari 6 desa) Tagelluar, Bojongsari, Bojongsoang
8 Dayeuhkolot 5 1 (dari 6 desa) Dayeuhkolot
9 Banjaran 3 5 (dari 11 desa) Banjaran wetan, Pasirmulya, Neglasari, Kamasan, Mekar Jaya
10 Pameungpeuk 3 4 (dari 6 desa) Langonsari, Bojongkunci, Rancatungku, rancamulya
11 Pangalengan 2 13 Semua desa
12 Katapang 4 2 (dari 7 desa) Sukamukti, Banyusari
13 Majalaya 2 8 (dari 11 desa) Majalaya, Majasetra, Majakerta, Bojong, Padamulya, Sukamaju, Wangisagara, Neglasari
14 Ciparay 1 14 Semua desa
15 Pacet 1 13 Semua desa
16 Kertasari 2 7 Semua desa
17 Cicalengka 2 11 (dari 12 desa) Semua desa, kecuali Cicalengka kulon
18 Cikancung 3 5 (dari 9 desa) Cikancung, Mandalasari, Cihanyir, Mekarlaksana, Cikasungka
19 Rancaekek 2 9 (dari 13 desa) Sukamanah, Tegalsumedang, Rancaekek kulon, Bojongloa, Sukamulya, Cangkuang, Haur
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 26
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
3) Berdasarkan Persentase Rumah Tangga yang Tidak Memiliki Akses Listrik
Akses terhadap listrik merupakan suatu indikator pendekatan yang baik untuk
kesejahteraan ekonomi dan peluang matapencaharian yang lebih tinggi (DKP & WFP
2005).Data tentang indikator rumah tangga yang tidak memiliki akses listrikterdapat pada Lampiran.Tabel 11 menunjukkan persentase kecamatan dan desa/kelurahan
berdasarkan prioritas indikator rumah tangga tanpa listrik.
Tabel 11 Jumlah dan persentase kecamatan dan desa/kelurahan berdasarkan prioritas
indikator persentase rumah tangga tanpa listrik tahun 2009
Berdasarkan indikator persentase rumah tangga tanpa listrik, Kabupaten Bandung tergolong prioritas 6 (Tabel 11). Berdasarkan kecamatan, semua kecamatan di Kabupaten
Bandung tergolong prioritas 6. Pada tingkat desa/kelurahan sebagian besar sudah
mendapatkan akses listrik, sehingga termasuk prioritas 6 (95.65%), namun masih terdapat desa/kelurahan yang tergolong prioritas 4 (1.81%) dan prioritas 5 (2.54%). Desa yang
penduduknya belum mempunyai akses terhadap listrik dapat dilihat pada Tabel 12.
Pugur,Bojongsalam, Sangiang
20 Paseh 2 12 Semua desa
21 Ibun 1 12 Semua desa
22 Cileunyi 5 - -
23 Cimenyan 3 4 (dari 9 desa) Sindanglaya, Mekarmanik, Cikadut, Cimenyan
24 Margahayu 6 - -
25 Cilengkrang 2 5 (dari 6 desa) Giri mekar, Melatiwangi, Ciporeat, Cipanjalu, Cilengkrang
26 Baleendah 4 3 (dari 8 desa) Wargamekar, Malakasari
27 Arjasari 3 7 (dari 11 desa) Baros, Mekarjaya, Mangunjaya, Margaluyu, Patrolsari, Rancakole, Ancolmekar
28 Cimaung 2 8 (dari 10 desa) Cimaung, Campakamulya, Mekarsari, Cipinang,Cikalong, Warjabakti, Malasari,Sukamaju
29 Solokanjeruk 3 5 (dari 7 desa) Padamukti, Panyadap, Cibodas, Langensari, Bojongemas
30 Cangkuang 4 4 (dari 7 desa) Tanjungsari, Jatisari, Bandasari, Pananjung
31 Kutawaringin 3 8 (dari 11 desa) Cilame, Sukamulya, Buminagara, Padasuka, Kopo, Cibodas, Kutawaringin, Jatisari
Kabupaten Bandung 3 187
Prioritas Desa
N % N %
1 - - - -
2 - - - -
3 - - - -
4 - - 5 1.81
5 - - 7 2.54
6 31 100.00 264 95.65
Jumlah 31 100.00 276 100.00
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 27
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Tabel 12. Desa/kelurahan yang memiliki rumah tangga tanpa listrik
No. Kecamatan Desa/kelurahan Rumah tangga tanpa listrik (%)
N %
1 Soreang Sekarwangi 12 0.65 Sukajadi 350 18.62 Sukanagara 32 2.83
2 Pasir Jambu Tenjolaya 350 10 Mekar Maju 312 21.49 Sugih Mukti 932 24.32
3 Ciwidey Panundaan 20 0.59 Panyocokan 5 0.18 Sukawening 3 0.11 Nangkelan 60 3.85 Lebakmuncang 5 0.13
4 Rancabali Patengan ` 5.15 Indragiri 154 11.35 Sukaresmi 624 22.02
5 Bojongsoang Bojongsoang 600 11.25 6 Pangalengan Wanasari 5 0.21 Pulosari 40 1.23 Sukaluyu 84 3.34
6 Pangalengan Banjarsari 21 1.18 7 Ciparay Mekarsari 52 1.62 Ciheulang 52 1.51
8 Pacet Mekarjaya 84 5.03 Girimulya 3 0.15
9 Kertasari Sukapura 385 7.99 Cihawuk 91 5.67 Santosa 171 10.41
10 Cicalengka Nagrog 272 10 Margaasih 209 10.89 Babakan peuteuy 10 0.51
11 Cikancung Cikancung 480 25.53 Tanjunglaya 12 0.50
12 Paseh Cigentur 55 3.94 13 Ibun Ibun 458 20.6
Pangguh 92 3.85 14 Cimenyan Mandala Mekar 1 0.07
Cikadut 2 0.08 Padasuka 5 0.21 Mekarsaluyu 2
15 Cilengkrang Melatiwangi 2 0.22 Cilengkrang 2 0.22
16 Arjasari Lebakwangi 2 0.07 Mekarjaya 2 0.13
Mangunjaya 5 0.29 Margaluyu 16 0.29 Arjasari 3 0.12
17 Cimaung Malasari 15 0.97 18 Solokanjeruk Langensari 8 0.34
Rancakasumba 6 0.20 Bojongemas 4 0.14
19 Cangkuang Bandasari 215 9.81 Pananjung 72 3.01
20 Kutawaringin Cibodas 75 3.76 Gajahmekar 4 0.17 Jatisari 10 0.41
Kabupaten Bandung 6,554
Berdasarkan Tabel 12, terdapat 20 kecamatan dan 54 desa/kelurahan yang masih mempunyai rumah tangga tanpa akses listrik dengan jumlah 6,554 rumah tangga. Desa
yang rumah tangga tanpa akses listriknya terbanyak adalah Desa Sugih Mukti dengan jumlah rumah tangga sebanyak 932. Hal tersebut akan mengganggu kegiatan
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 28
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
perekonomian maupun matapencaharian daerah tersebut. Jika kegiatan perekonomian
kurang, maka akan berdampak pada kesejahteraan penduduknya. Jika kesejahteraan penduduk rendah maka akses terhadap pemenuhan kebutuhan dasar akan berkurang
termasuk pangan, sehingga rentan terhadap kerawanan pangan. Kondisi kecamatan dan desa/kelurahan menurut rumah tangga tanpa akses listrik dapat dilihat pada Lampiran.
4) Indikator Persentase Desa yang Tidak Memiliki Akses Penghubung yang
Memadai
Untuk indikator akses penghubung yang memadai dalam analisis digunakan data
persentase jalan yang rusak di desa/kelurahan tersebut, sehingga didapatkan tingkat
prioritas setiap desa/kelurahan.Untuk analisis di tingkat kecamatan digunakan persentase desa/kelurahan yang tergolong prioritas 1 di masing-masing kecamatan.Data desa yang
tidak memiliki akses penghubung yang memadai terdapat pada Lampiran.Tabel 13 menunjukkan persentase kecamatan dan prioritas indikator akses penghubung yang memadai
di Kabupaten Bandung tahun 2009.
Tabel 13. Jumlah dan persentase kecamatan dan desa/kelurahan berdasarkan
Berdasarkan Tabel 13, banyaknya kecamatan yang tergolong prioritas utama adalah 5
kecamatan (9.68%) dengan jumlah penduduk 32,326 jiwa. Kecamatan tersebut adalah
Kecamatan Pasir Jambu, Rancabali, Kertasari, Ibun, dan Cimaung. Untuk tingkat desa/kelurahan yang tergolong prioritas utama adalah sebanyak 103 desa/kelurahan
(37.32%). Berikut disajikan Tabel 14 yang menunjukkan Kecamatan dan golongan prioritasnya serta jumlah desa yang tergolong prioritas utama berdasarkan indikator akses
penghubung yang memadai.
Tabel 14. Kecamatan dan golongan prioritasnya serta jumlah desa yang tergolong prioritas utama berdasarkan indikator akses penghubung yang memadai di Kabupaten Bandung
tahun 2009
No. Nama
Kecamatan Prioritas
Jumlah desa/kelurahan prioritas utama
Nama Desa/Kelurahan Prioritas Utama
1 Soreang 6 3 (dari 10 desa) Karamatmulya, Sukajadi, Sadu
2 Pasir Jambu 3 5 (dari 10 desa) Tenjolaya, Cisondari, Cibodas, Mekarsari, Sugihmukti
3 Ciwidey 6 4 (dari 7 desa) Ciwidey, Panyocokan, Sukawening, Nangkelan
4 Nagreg 4 1 (dari 6 desa) Citaman
5 Rancabali 3 3 (dari 5 desa) Alam Endah, Sukaresmi, Cipelah
6 Margaasih 6 - -
7 Bojongsoang 6 1 (dari 6 desa) Buahbatu
8 Dayeuhkolot 6 1 (dari 6 desa) Cangkuang Kulon
9 Banjaran 6 1 (dari 11 desa) Neglasari
10 Pameungpeuk 6 - -
11 Pangalengan 6 4 (dari 13 desa) Warnasari, Margaluyu, Sukamanah, Wanasuka
12 Katapang 6 - -
13 Majalaya 6 2 (dari 11 desa) Sukamukti, Wangisagara
Prioritas Kecamatan Desa
N % N %
1 3 9.68 27 9.78
2 - 0.00 33 11.96
3 2 6.45 43 15.58
4 4 12.90 73 26.45
5 2 6.54 51 18.48
6 20 64.52 49 17.75
Jumlah 31 100.00 276 100.00
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 29
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
14 Ciparay 6 4 (dari 14 desa) Sarimahi, Babakan, Mekarlaksana, Pakutandang
15 Pacet 6 1 (dari 13 desa) Girimulya
16 Kertasari 1 6 (dari 7 desa) Kecuali Cihawuk
17 Cicalengka 6 10 (dari 12 desa) Semua desa, Kecuali Cicalengka wetan
18 Cikancung 6 3 (dari 9 desa) Mandalasari, Mekarlaksana, Cikasungka
19 Rancaekek 6 7 (dari 13 desa) Tegal Sumedang, Jelegong, Linggar, Sukamulya, Haur Pugur, Bojong Salam, Sangiang
20 Paseh 6 3 (dari 12 desa) Cijagra, Mekar Pawitan, Drawati
21 Ibun 1 9 (dari 12 desa) Semua desa, Kecuali Karya Laksana, Laksana, Tanggulun
22 Cileunyi 4 2 (dari 6 desa) Cimekar, Cibiru Wetan
23 Cimenyan 5 4 (dari 10 desa) Sindanglaya, Mekarmanik, Cikadut, Mekarsaluyu
24 Margahayu 6 - -
25 Cilengkrang 6 1 (dari 6 desa) Cipanjalu
26 Baleendah 5 2 (dari 8 desa) Manggahang, Bojongmalaka
27 Arjasari 4 6 (dari 11 desa) Baros, Mekarjaya, Margaluyu, Pinggirsari, Patrolsari, Rancakole
28 Cimaung 1 5 (dari 10 desa) Mekarsari, Cikalong, Warja Bakti, Sukamaju, Malasari
29 Solokanjeruk 6 5 (dari 7 desa) Padamukti, Cibodas, Langensari, Solokanjeruk, Rancakasumba
30 Cangkuang 6 1 (dari 7 desa) Bandasari
31 Kutawaringin 4 7 (dari 11 desa) Cilame, Sukamulya, Buminagara, Cibodas, Kutawaringin, Gajahmekar, Pameuntasan
Kabupaten Bandung 103
Kecamatan Cicalengka dan Ibun memiliki 9 desa yang menjadi prioritas utama dalam hal peningkatan akses jalan yang memadai.Secara lengkap kondisi kecamatan dan
desa/kelurahan berdasarkan akses infrastruktur jalan dapat dilihat pada lampiran 4. Jalan
yang rusak akan menghambat distribusi pangan sehingga berpengaruh pada harga pangan yang tinggi. Jika harga pangan tinggi maka akses maasyarakat terhadap pangan rendah..
Penyelenggaraan Pelayanan yang dilaksanakan oleh BKP3 Kabupaten Bandung
kepada masyarakatpada dasarnya untuk memberikan kepuasan dan kepastian atas pelayanan yang diberikan.
Dalam hal ini BKP3 Kabupaten Bandung melakukan upaya dan langkah-langkah serta mensikapi respondan harapan masyarakat, diantaranya melalui :
1) Sosialisasi Undang-undang nomor. 7 Tahun 1996 tentang Pangan;
2) Sosialisasi Peraturan Pemerintah nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan;
3) Mengkoordinasi pelaksanaan program dan kegiatan yang berkaitan dengan upaya
peningkatan ketahanan pangan masyarakat dan pelaksanaan penyuluhan pertanian,
perikanan dan kehutanan;
4) Penyelenggaraan penyuluhan, bimbingan dan pelatihan bagi pelaku utama dan pelaku
usaha pertanian, perikanan dan kehutanan;
5) Penyediaan informasi penerapan teknologi pertanian, perikanan dan kehutanan tepat
guna dan berkelanjutan;
6) Pengembangan Sentra-sentra komoditas agribisnis unggulan.
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 30
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Peluang (Opportunity)
a. Adanya teknologi yang selalu berkembang b. Trend perubahan perilaku masyarakat konsumen terhadap produk olahan pangan
c. Pangsa pasar yang semakin terbuka, terutama pasar domestik; makin
meningkatnya permintaan masyarakat terhadap produk pangan olahan yang beraneka, sehat, bergizi, dan berkualitas.
d. Potensi diversifikasi bahan pangan
Tantangan (Threat)
a. Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi
b. Berlangsungnya perubahan iklim
c. Masuknya produk pangan dari luar dan tingginya tingkat persaingan usaha..
d. Fluktuasi harga pangan.
e. Menurunnya kinerja penyuluh sebagai dampak dari kualitas dan kwantitas
penyuluh.
f. Tingginya alih fungsi lahan dan menurunnya kualitas lahan produktif.
g. Masih terbatasnya komsumsi pangan berimbang, beragam dan bergizi.
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 31
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Berbagai yang dihadapi dalam pembangunan bidang ketahanan pangan dan penyuluhan
pertanian, perikanan dan kehutanan di Kabupaten Bandung saat ini antara lain :
- Pengetahuan, sikap, dan keterampilan SDM pelaku utama dan pelaku usaha masih
rendah
- Adopsi inovasi teknologi (pertanian, perikanan dan kehutanan) pelaku utama dan pelaku
usaha masih rendah
- Lemahnya kapasitas dan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha
- Lemahnya permodalan pelaku utama dan pelaku usaha
- Belum tersedianya Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) kabupaten
- Rendahnya adopsi teknologi olahan pangan nonberas dan terigu
- Masih terbatasnya lumbung pangan di sentra produksi
- Belum optimalnya kuantitas dan kualitas SDM penyuluh pertanian
- Belum optimalnya dukungan sarana dan prasarana penyuluhan
- Belum optimalnya kualitas dan kuantitas SDM penyuluh kehutanan
- Belum optimalnya dukungan sarana dan prasarana penyuluhan kehutanan
- Belum optimalnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan
- Diversifikasi produk pangan lokal belum optomal
- Kesadaran masyarakat dalam mengkomsumsi produk lokal cenderung menurun
- Peranan penyuluh dalam pendampingan petani belum optimal.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih.
Perencanaan pembangunan daerah lima tahunan di Kabupaten Bandung pada dasarnya merupakan penjabaran dari Visi dan Misi yang diusung oleh Bupati dan Wakil
Bupati Bandung pada saat pencalonan. Oleh karena itu, Visi dan Misi kedua pejabat politik
ini perlu dipahami sebelum mulai menyusun Renstra SKPD.
Visi pasangan Kepala Daerah Kabupaten Bandung tahun 2011-2015
adalah ”"Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri, dan Berdaya Saing,
melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, dan Pemantapan Pembangunan Pedesaan berlandaskan Religius, Kultural, dan Berwawasan Lingkungan". Sebagaimana
diamanatkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati pada saat kampanye, Visi tersebut merupakan kelanjutan dari Visi Bupati dan Wakil Bupati Bandung sebelumnya..
Namun demikian melihat berbagai peluang dan tantangan yang menghadang maka
prioritas Misi yang diusung sedikit berbeda. Ketujuh Misi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Profesionalisme Birokrasi (Good Corporate & Clean Governance).
2. Implementasi nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Intensifikasi dan diversifikasi pertanian serta pembangunan yang berorientasi pada upaya pelestarian lingkungan hidup.
4. Pelestarian seni dan budaya Sunda. 5. Peningkatan pemerataan dan kualitas pelayanan pendidikan.
6. Peningkatan kinerja pembangunan desa, penegmbangan alokasdi dana desa, dan
pemberdayaan ekonomi rakyat.
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 32
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
7. Meningkatkan pemertaan dan kualitas pelayanan kesehatan.
Jika dibandingkan dengan Misi Bupati dan Wakil Bupati Bandung sebelumnya maka munculnya Misi Ketiga merupakan hal baru yang sangat berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan )BKP3)
3.3. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Hal penting dalam Rencana Tata Ruang Wilayah yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsi BKP3 adalah terjadinya alih fungsi lahanpertanian beririgasi secarakurang terkendali sehingga diperlukan adanya penetapan wilayahpotensial irigasi dalamrencana tata
ruangwilayah Kabupaten Bandung untukmendukung ketahananpangan daerah.
Sedangkan isu yang berkaitan dengan aspek lingkungan hidup adalah penurunan kualitas lingkunganhidup, seperti pencemaran sumberdaya air dan masih terdapatnya lahan-lahan
kritis di Kabupaten Bandung, Di samping itu tumbuhnya permukimanpenduduk dengan semuaaktifitasnya pada bantaransungai/anak sungai,sempadan irigasi dan sekitar saluran
drainaseberdampak padaterganggunya fungsisarana- prasarana wilayah.
3.4. Isu-isu Strategis.
a. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Bandung saat ini tercatat sebanyak 3.174.499 jiwa
( BPS : Sensus Penduduk Tahun 2010 ). Dibandingkan dengan tahun 2007 jumlah ini
meningkat sebesar 4,5% atau rata-rata 1,5% per tahun. Kondisi ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi Pemerintah Kabupaten Bandung khususnya dalam upaya
menjamin ketersediaan bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan penduduknya,
sementara sumberdaya lahan pertanian sebagai “pabrik” bahan pangan luasnya relatif tetap bahkan cenderung terus berkurang sebagai akibat tekanan pemukiman penduduk
dan perkembangan pembangunan di sektor lainnya
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bandung selama 3 tahun terakhir sebesar 1,5
% per tahun juga dapat diartikan dengan makin bertambahnya penduduk Kabupaten
Bandung kurang lebih 45.472 jiwa setiap tahunnya,jumlah ini setara dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi beras sebesar 5.775 ton ; 1.364 ton buah-buahan; 432
ton daging sapi; 95 ton telur; dan 392 ton susu per tahunnya.
2010 2009 2008 2007
3
3,15
3,05
3,1
3,2
Juta jiwa
3.038.082
3.127.008
3.172.860
3.174.499
LPP: 2,87%
LPP: 2,93%
LPP: 0,05%
LPP: 1,47%
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 33
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
b. Kemiskinan
Berdasarkan data PPLS (Pendataan Program Perlindungan Sosial) Tahun 2008, dari jumlah sebanyak 823.687 Rumah Tangga di Kabupaten Bandung, 185.064 Rumah
Tangga (22,47%) di antaranya adalah Rumah Tangga Miskin.
• Dari 276 desa dan kelurahan, terdapat :
- 185 desa yang penduduk miskinnya kurang dari 30%
- 69 desa yg penduduk miskinnya >30-40%
- 14 desa yg penduduk miskinnya >40-50%
- 8 desa (di 3 kecamatan) yang penduduk miskinnya > 50%
(ke delapan desa tersebut adalah: Cinanggela dan Mekarjaya (Pacet); Neglasari,
Mekarwangi Sudi, dan Talu (Ibun); Babakan dan Sagaracipta (Ciparay)
c. Balita dengan Gizi Buruk
Masalah pangan dan gizi sangat terkait dengan permasalahan ekonomi. Masih rendahnya daya beli masyarakat atau rumah tangga akan berpengaruh terhadap
kemampuan masyarakat/rumah tangga dalam mengkonsumsi pangan dan gizi yang sehat
dan berimbang, kondisi ini dan bila disertai dengan pola asuh terhadap bayi dan anak balita pada gilirannya akan berdampak pada terjadinya kasus-kasus balita dengan gizi
kurang atau buruk.
Gambar 6.Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung 2007 s/d 2010
Kertasari
Pangalengan
Pasirjambu Rancabali
Ciwidey
Cimaung
Ibun
Pacet
Arjasari Ciparay
Solokanjeruk
Nagreg
SOREANG
Margaasih
Banjaran
Bojongsoang Rancaekek Cicalengka
Cileunyi
Cimenyan
Kota Bandung
Kab. Bandung Barat
Kab. Cianjur
Kab. Garut
Kota Cimahi
Kab.Sumedang
Baleendah
Margahayu
Pameungpeuk
Katapang Kutawaringin
Cangkuang
Dayeuhkolot
Cikancung
Cilengkrang
Paseh Majalaya
Gambar 7.Peta Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial di Kabupaten Bandung Tahun 2008
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 34
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, selama tahun 2010 (data
sampai bulan Juni), di Kabupaten Bandung tercatat 30 kasus balita dengan gizi buruk yang terdapat di 12 kecamatan, 6 kasus di antaranya terdapat di Kecamatan Cileunyi.
Dibandingkan dengan tahun 2009, jumlah tersebut mengalami penurunan, di mana data sampai dengan bulan yang sama (Juni) tahun 2009, kasus balita dengan gizi buruk di
Kabupaten Bandung tercatat sebanyak 58 kasus yang terjadi di 20 kecamatan dan kasus
terbanyak terdapat di Kecamatan Baleendah dan Kecamatan Ibun masing-masing dengan 8 kasus.
d. Kasus Keracunan Makanan
Makanan adalah bahan yang paling sering berinteraksi dengan tubuh manusia bagian dalam (saluran pencernaan), setidaknya 2 atau 3 kali bahan makanan masuk ke dalam
perut manusia. Kurangnya kesadaran terhadap aspek-aspek kesehatan pangan dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh manusia, seperti : menyebabkan sakit ataupun
keracunan yang disebabkan oleh mikroorganisme penyebab penyakit yang terdapat dalam
makanan.
Selama tahun 2010, sedikitnya tercatat 3 kejadian kasus keracunan makanan yang
jumlah penderita yang tidak sedikit, di antaranya :
1. Pada tanggal 15 Agustus 2010, lebih dari 130 buruh PT Eigerindo Jl. Katapang Kabupaten Bandung keracunan makanan yang diproduksi sebuah usaha
2. Pada tanggal 22 September 2010, sedikitnya 150 orang keracunan berat dan ringan setelah mengkonsumsi makanan dalam pesta pernikahan di Desa Ancol Mekar, RT
01 RW 07, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung,
3. Pada tangga 15 Oktober 2010, sekitar 100 buruh garmen PT. Trimas Sarana Garment Industry, Jl. Raya Kopo KM 7 Kabupaten Bandung keracunan makanan yang
disiapkan dapur pabrik
Gambar 9.Beberapa Kasus Keracunan Makanan yang terjadi di Kabupaten Bandung pada Tahun 2010.
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 35
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi SKPD
Sejalan dengan tugas pokok dan fungsi BPKP3 sebagaimana yang diamanatkan dalam
Peraturan Bupati (Perbup) No. 6 Tahun 2008 tanggal 26 Februari 2008 tentang Rincian
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung, seluruh unsur pada BKP3 diarahkan untuk melaksanakan 2 (dua) bidang utama, yakni : ketahanan pangan
dan pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.
Sehubungan dengan hal tersebut dan untuk mendukung pencapaian visi Pemerintah Kabupaten Bandung yakni “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Bandung yang repeh, rapih,
kertaraharja melalui akselerasi pembangunan partisipatif berbasis religius dan berwawasan lingkungan yang berorientasi pada peningkatan kinerja pembangunan desa”, Badan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Bandung bersama
stakeholders terkait telah menetapkan visi, yaitu :
”Terwujudnya Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat dan Kualitas SDM Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bandung”.
Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat Kabupaten Bandung di antaranya dapat dicirikan dengan makin membaiknya capaian pola pangan harapan, makin baik dan
meningkatnya keragaman konsumsi pangan dan gizi yang berimbang, sedangkan
meningkatnya kualitas SDM pertanian, perikanan dan kehutanan di antaranya dapat diukur dari adanya peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan para petugas dan para pelaku
utama serta pelaku usaha dalam proses produksi dan kegiatan usaha ekonomi produktif di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.
Upaya untuk mencapai visi tersebut ditempuh melalui misi :
1) Meningkatkan koordinasi dan sinergitas dalam upaya peningkatan ketahanan pangan melalui 3 subsistemnya (ketersediaan, distribusi dan konsumsi/keamanan pangan).
2) Mengembangkan programa penyuluhan.
3) Meningkatkan kualitas SDM Petugas, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha serta Kelembagaan.
4) Mengembangkan Sarana dan Prasarana Pendukung.
Misi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang lebih
operasional, baik yang didukung melalui pembiayaan APBD Kabupaten Bandung, APBD
Provinsi Jawa Barat, dan APBN serta kontribusi positif dari swasta dan swadaya masyarakat. Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan diarahkan untuk pencapaian tujuan dan sasaran
yang ditetapkan.
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Tujuan pembangunan jangka menengah di bidang ketahanan pangan dan pelaksanaan panyuluhan pertanian di Kabupaten Bandung tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel
berikut ini :
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 36
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Tabel : Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan BKP3 Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1a. Meningkatnya Ketahanan Pangan Masyarakat
1. Terpenuhinya
kecukupan
pemenuhan
pangan dan gizi
Skoor PPH
a. P2KP
5 5 15 25 31
b. Peningkatan Mutu pangan
11 17 23 29 35
Penanganan Daerah rawan Pangan
a. SKPG (Peta) 1 1 11 11 32
b. Pengembangan Desa Mandiri Pangan (Demapan)
13 19 23 27 30
2. Penganekaragaman pangan dan keamanan pangan.
Makin baiknya capaian Pola Pangan Harapan (PPH) berdasarkan Norma Pola Pangan Harapan Nasional
86,7 87 88 89 90
3. Meningkatnya kemandirian pangan masyarakat
Penguatan Cadangan Pangan a. Bertambahnya
jumlah lumbung pangan masyarakat.
27 27 39 45 51
b. CPP 100 ton
100 ton
100 ton
100 ton
100 ton
4.Tersedianya pasokan pangan ke seluruh wilayah
Stabilitas harga dan pasokan pangan kegiatan : LDPM (Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat)
6 7 10 13 16
Ketersediaan informasi dan akses pangan
5.Berkurangnya daerah rawan pangan/gizi buruk
Penanganan Daerah rawan Pangan
a. SKPG (Peta) 1 1 11 11 32
b. Pengembangan Desa Mandiri Pangan
13 19 23 27 30
2 Meningkatnya kesejahteraan pelaku usaha dan pelaku utama pertanian, perikanan dan kehutanan
1.Meningkatnya
Usaha Agribisnis berbasis Komoditas Unggulan di Perdesaan
Terdesiminasinya informasi teknologi secara merata
61 71 81 91 101
Tumbuh-kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama dan pelaku usaha
357 496 635 774 911
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 37
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Terwujudnya akses pelaku utama dan pelaku usaha ke lembaga keuangan, informasi, dan sarana produksi
63 73 83 93 101
3 Meningkatnya pengetahuan sikap dan keterampilan SDM Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Tersusunnya programa penyuluhan 285 285 285 285 285
Tersusunnya Rencana Kerja Tahunan (RKT) 276 276 276 276 276
Tersusunnya data peta wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik lokasi
276 276 276 276 276
Terdesiminasinya informasi teknologi secara merata
61 71 81 91 101
Tumbuh-kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama dan pelaku usaha
357 496 635 774 911
2. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku utama dan pelaku usaha Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Terdesiminasinya informasi teknologi secara merata
61 71 81 91 101
Tumbuh-kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama dan pelaku usaha
357 496 635 774 911
Terwujudnya kemitraan usaha pelaku utama dan pelaku usaha yang menguntungkan
9 13 17 21 23
Terwujudnya akses pelaku utama dan pelaku usaha ke lembaga keuangan, informasi, dan sarana produksi
63 73 83 93 101
3. Meningkatnya kelembagaan pertanian, perikanan dan kehutanan
Terwujudnya kemitraan usaha pelaku utama dan pelaku usaha yang menguntungkan
9 13 17 21 23
Terwujudnya akses pelaku utama dan pelaku usaha ke lembaga keuangan, informasi, dan sarana produksi
63 73 83 93 101
4 Meningkatnya layanan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
1. Masih terbatasnya fasilitas prasarana dan sarana penyuluhan
Tersusunnya data peta wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik lokasi
276 276 276 276 276
Terdesiminasinya informasi teknologi secara merata
61 71 81 91 101
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 38
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
4.3.Strategi dan Kebijakan SKPD
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, pelaksanaan
pembangunan ketahanan pangan dan pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan di Kabupaten Bandung tahun 2011-2015 perlu diidentifikasi beberapa faktor
lingkungan strategis, baik lingkungan strategis internal maupun eksternal seperti yang dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
Terwujudnya akses pelaku utama dan pelaku usaha ke lembaga keuangan, informasi, dan sarana produksi
63 73 83 93 101
Gambar 6.a.Analisis SWOT Pencapaian Indikator Tujuan dan Sasaran Meningkatkan
Ketahanan Pangan Masyarakat
Gambar 6.b.Analisis SWOT Pencapaian Indikator Tujuan dan Sasaran Meningkatkan Kesejahteraan Pelaku Usaha dan Pelaku Utama Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 39
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap factor-faktor lingkungan strategis tersebut, telah
ditentukan beberapa strategi yang bisa digunakan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran, yaitu :
1. Meningkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat
Strategi:
1) Peningkatan koordinasi dan sinergitas dalam penanganan ketersediaan, distribusi dan
konsumsi pangan.
2) Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi.
3) Pengembangan kelembagaan pangan di perdesaan (Desa Mandiri Pangan, Lumbung Pangan Masyarakat, Lembaga Distribusi Pangan)
2. Meningkatnya kesejahteraan pelaku usaha / pelaku utama pertanian, perikanan
dan kehutanan
Strategi:
1) Pemberdayaan pelaku usaha dan pelaku utama dalam pengembangan agribisnis
komoditas unggulan
2) Peningkatan kemampuan lembaga petani,
3) Meningkatkan kapasitas tenaga penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan
4) Pelatihan, penyuluhan dan pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis.
5) Peningkatan penerapan teknologi pertanian, perikanan dan kehutanan tepat guna dan
berkelanjutan
6) Pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
Selengkapnya keterkaitan antara visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan dapat
dilihat pada Tabeldi bawah ini :
Tabel : Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Jangka Menengah Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015
VISI : Terwujudnya Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat dan Kualitas SDM Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bandung
MISI 1 : Meningkatkan Koordinasi dan Sinergitas Dalam Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan
Melalui 3 Subsistemnya (Ketersediaan, Distribusi dan Konsumsi/Keamanan Pangan)
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat
Terpenuhinya kecukupan pemenuhan pangan dan gizi masyarakat
Gerakan Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi (P2KPG)
Pengembangan penganekaragaman (diversifikasi), pengolahan dan konsumsi pangan berbasis sumberdaya pangan local
Makin baiknya Pola Pangan Harapan Masyarakat Kabupaten
Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan yang
Pemantapan ketahanan masyarakat berbasis keanekaragaman
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 40
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
Bandung bergizi, beragam, berimbang, dan aman dikonsumsi
sumberdaya pangan lokal
Meningkatnya kemandirian pangan masyarakat
Pengembangan kelembagaan pangan di perdesaan (Desa Mandiri Pangan, Lumbung Pangan Masyarakat, Lembaga Distribusi Pangan)
Meningkatkan kelembagaan pengelola pangan di perdesaan
Tersedianya pasokan pangan ke seluruh wilayah
Melakukan pengkajian kebutuhan bahan pangan pokok )
Pemantauan analisa ketersediaan pangan melalui penyusunan neraca bahan pangan
Berkurangnya daerah rawan pangan
Tersedianya aksebilitas masyarakat terhadap kebutuhan pangan
Meningkatkan pengamanan situasi Pangan dan Gizi melalui penyediaan data dan informasi
MISI 2 : Mengembangkan Programa Penyuluhan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatnya kesejahteraan pelaku usaha / pelaku utama pertanian, perikanan dan kehutanan
Meningkatnya Usaha Agribisnis berbasis Komoditas Unggulan di Perdesaan
Pemberdayaan pelaku usaha dan pelaku utama dalam pengembangan agribisnis komoditas unggulan
Peningkatan penyuluhan, pendampingan, dan pendampingan pelaku utamadan pelaku usaha
MISI 3 :Meningkatkan kualitas SDM Petugas, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha serta Kelembagaan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan para pelaku usaha dan pelaku utama pertanian, perikanan dan kehutanan
Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas pertanian, perikanan dan kehutanan
Meningkatkan kapasitas tenaga penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan
Peningkatan profesionalisme aparatur dan kualitas SDM pertanian, perikanan dan kehutanan Peningkatan adopsi
inovasi teknologi pertanian, perikanan dan kehutanan tepat guna dan berkelanjutan
Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku usaha dan pelaku utama pertanian, perikanan dan kehutanan
Pelatihan dan pendampingan penerapan teknologi bagi pelaku utama dan pelaku usaha
Peningkatan kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha
Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan kelembagaan tani pertanian, perikanan dan kehutanan
Penguatan kelembagaan tani (pertanian, perikanan dan kehutanan)
Meningkatkan kemampuan kelembagaan tani (pertanian, perikanan dan kehutanan)
MISI 4 : Mengembangkan Sarana dan Prasarana Pendukung Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan layanan penyuluhan pertanian,
Meningkatnya dukungan Prasarana dan Sarana
Meningkatkan jumlah prasarana dan sarana
Pemenuhan Prasarana dan Sarana penyuluhan
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 41
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
perikanan dan kehutanan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
pertanian, perikanan dan kehutanan
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 42
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
INDIKATIF
Lihat landscape
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 43
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
BAB VI.INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Tabel .Indikator Kinerja BKP3 Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015
No Indikator
Kondisi
Kinerja
pada awal
periode
RPJMD
Target Capaian setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada
Akhir
Renstra Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1 Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan :
a. P2KP 5 5 5 15 25 31 31
b. Peningkatan Mutu pangan 11 11 17 23 29 35 35
2 Penanganan Daerah rawan Pangan
a.SKPG (Peta) 0 1 1 11 11 32 32
b. Pengembangan Desa Mandiri Pangan (Demapan)
8 13 19 23 27 30 30
3 Makin baiknya capaian Pola Pangan Harapan (PPH) berdasarkan Norma Pola Pangan Harapan Nasional
86,7 86,7 87 88 89 90 90
4 Penguatan Cadangan Pangan
a.Meningkatnya jumlah Lumbung Pangan Masyarakat
10 27 27 39 45 51 51
b. CPP 0 100 ton 100 ton 100 ton 100 ton 100 ton 100 ton
5 Stabilitas harga dan pasokan pangan kegiatan : LDPM (Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat)
4 6 7 10 13 16 16
6
Ketersediaan informasi dan akses pangan
7 Terdesiminasinya informasi teknologi secara merata
53 61 71 81 91 101 101
8 Tumbuh-kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama dan pelaku usaha
164 357 496 635 774 911 911
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 44
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
9 Terwujudnya akses pelaku utama dan pelaku usaha ke lembaga keuangan, informasi, dan sarana produksi
53 63 73 83 93 101 101
10 Tersusunnya programa penyuluhan
285 285 285 285 285 285 285
11 Tersusunnya Rencana Kerja Tahunan (RKT)
276 276 276 276 276 276 276
12 Tersusunnya data peta wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik lokasi
276 276 276 276 276 276 276
13 Terwujudnya kemitraan usaha pelaku utama dan pelaku usaha yang menguntungkan
9 9 13 17 21 23 23
Gambaran Pelayanan SKPD
Renstra BKP3 Tahun 2011-2015 45
b k Mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani Kabupaten Bandung p 3
Sabilulungan
BAB VII PENUTUP
Rencana Strategis Tahun 2011–2015Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
yang menggambarkan arah kebijakan dan strategi pelaksanaan kegiatan Peningkatan Ketahanan
Pangan dan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, disusun dengan mengacu pada:
1) hasil-hasil yang dicapai pada periode 2008 – 2010;
2) permasalahan dan tantangan yangdihadapi, dan
3) Recana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015.
Penyusunan Rencana Strategis Tahun 2011–2015 ini dimaksudkan untuk mewujudkan
peningkatan ketahanan pangan masyarakat dan peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian, perikanan dan kehutanan yang profesional, kreatif, inovatif, sebagai upaya untuk
mendukung terwujudnya:
1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan,
2) peningkatan diversifikasi pangan,
3) peningkatannilai tambah dan daya saing produk agribisnis unggulan
4) peningkatan kesejahteraan petani;
Selain itu, Renstra BKP3 Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015 juga menjadi acuan dan
pedoman dalam penyusunan rencana kegiatan BKP3 Kabupaten Bandung, sehingga menghasilkan sinergitas dalam pelaksanaan program peningkatan ketahanan penyuluhan masyarakat dan
peningkatan kualitas SDM pertanian, perikanan dan kehutanan.