BAB I PENDAHULUAN - 119.252.171.190119.252.171.190/resource/doc/download/-5.pdf · atau sekitar 15%...
-
Upload
truongmien -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - 119.252.171.190119.252.171.190/resource/doc/download/-5.pdf · atau sekitar 15%...
Laporan Kinerja Intansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, telah memberikan kewenangan yang luas, nyata dan
bertanggungjawab kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas desentralisasi dan
asas tugas pembantuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta keragaman daerah dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konsekuensi dari penerapan Otonomi Daerah telah membawa
implikasi yang luas dan serius. Oleh karenanya tidak sedikit masalah
tantangan dan kendala yang sedang dihadapi oleh daerah. Disamping itu
sejalan dengan reformasi dan semakin kritisnya masyarakat dalam menilai
penyelenggaraan pemerintahan perlu dipenuhi prinsip-prinsip tata
pemerintahan yang baik, antara lain: adanya partisipasi masyarakat,
penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan
kedepan, pengawasan, efisiensi dan efektifitas, profesionalisme serta
akuntabilitas. Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, maka setiap penyelenggara pemerintahan wajib
melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud
pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan
organisasinya.
Akuntabilitas kinerja pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
merupakan perwujudan kewajiban pemerintah untuk mempertanggung
jawabkan keberhasilan/kegagalan pencapaian visi dan misi pemerintah
kabupaten yang diwujudkan melalui pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan. Akuntabilitas kinerja dilaksanakan melalui pengukuran
kinerja yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian atas
keberhasilan / kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 2
dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Pengukuran kinerja tersebut
disamping sebagai upaya pengembangan strategi organisasi ke depan,
secara teknis dapat dilihat sebagai suatu sistem evaluasi masing-masing
unit organisasi di Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yang
merupakan langkah awal untuk pengendalian fungsi-fungsi manajerial
secara menyeluruh.
Esensi penilaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tersebut adalah penilaian
kinerja berdasarkan tolok ukur Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang berisikan ikhtisar
pencapaian sasaran sekurang-kurangnya menyajikan informasi tentang:
1. Pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;
2. Realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi;
3. Penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja; dan
4. Pembandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun
berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan,
sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan
dokumen perencanaan.
Penilaian atas keberhasilan/kegagalan lebih difokuskan pada
pencapaian sasaran, hal ini berkaitan dengan kinerja yang sebenarnya,
dimana sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai/diwujudkan dalam
kurun waktu 1 atau kurang dari 1 tahun.
Pelaksanaan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2014 ini dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II dan Kotapraja di sumatera Selatan(Lembaran
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 3
Negara Republik Indonesia tahun 1959 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
7. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan
Indikator Kinerja Utama;
9. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 4
Instansi Pemerintah; (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1824);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2012
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2012 – 2017 (Lembaran Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2012 Nomor 94);
12. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 Tentang APBD Kabupaten
Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014 Tanggal 22 Januari 2014
(Lembaran Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2014 Nomor 1);
13. Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 40 Tahun 2012 tentang
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin.
B. ASPEK STRATEGIS KABUPATEN MUSI BANYUASIN
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah menetapkan visi dan
misi pembangunan yang menjadi arah dan pendorong kebijakan
pembangunan berkelanjutan agar terwujud Musi Banyuasin menuju
“PERMATA MUBA 2017” (PENGUATAN EKONOMI KERAKYATAN,
RELIGIUS, MANDIRI, ADIL, TERDEPAN, MAJU BERSAMA 2017).
Keberhasilan pencapaian visi tersebut salah satunya dilihat dari
kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Musi
Banyuasin dari 72,40 pada tahun 2011 menjadi 73,15 pada tahun 2012
dan terakhir 73,67 untuk tahun 2013. Selanjutnya pencapaian target juga
diketahui dengan peningkatan kualitas pendidikan; peningkatan kualitas
kesehatan; semakin kondusifnya keamanan; dan peningkatan
pembangunan infrastruktur dasar bagi masyarakat seperti jalan desa,
listrik, telekomunikasi dan air bersih; berkurangnya angka kemiskinan dari
18,29% pada tahun 2012 menjadi 18,02% pada tahun 2013 dan terakhir
tahun 2014 menjadi 16,95%, artinya terjadi penurunan yang cukup
signifikan selama 3 tahun terakhir (sumber data: Badan Pusat Statistik);
serta jumlah pengangguran yang terus menurun dari 12.784 pada tahun
2011 menjadi 9.279 pada tahun 2012 dan 7.883 meskipun tahun 2014
meningkat menjadi 10.434 (sumber data: BPS) dari usia kerja produktif.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 5
Tabel 1.1
Indeks Pembangunan Manusia
Kab. Muba 2011-2013
No. Tahun Indeks Pembangunan Manusia
1 2011 72,40
2 2012 73,15
3 2013 73,67
Sumber data : Musi Banyuasin Dalam Angka 2012/2013.
Pada tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
didukung dengan anggaran APBD sebesar Rp 3.912.844.933.717,60 yang
merupakan unsur input untuk pencapaian outcome pada masing-masing
program yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Daerah Kabupaten Musi
Banyuasin, dan telah dituangkan dalam kesepakatan kinerja antara
eksekutif dan legislatif dalam penetapan anggaran tahun 2014.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, disamping didukung oleh
dana tersebut diatas juga didukung oleh sumber daya aparatur sebanyak
8.741 orang berstatus PNS. Berdasarkan kualifikasi Pendidikan, PNS
Kabupaten Musi Banyuasin dapat dikelompokkan seperti terlihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 1.2
Kualifikasi Pendidikan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkab Musi Banyuasin Tahun 2014
KUALIFISI PENDIDIKAN JUMLAH PERSONIL(ORANG)
2012 2013 2014
Sekolah Dasar
SLTP
SLTA
Diploma I
Diploma II
Diploma III/Sarjana Muda
Diploma IV
S-1 /Sarjana
22
99
2.629
-
-
1.056
-
4.298
21
53
3.170
9
662
621
-
2.879
34
93
3.714
9
722
745
-
2.999
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 6
S-2/Pasca Sarjana
S-3/Doktor
284
-
403
-
425
-
Jumlah 8.388 7.818 8.741
Sumber data : Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kab. Muba setelah diolah
1. Aspek Geografis
Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah 14. 265,96 km2
atau sekitar 15% dari luas Provinsi Sumatera Selatan terletak di
antara 1,3o sampai dengan 4o Lintang Selatan dan 103o sampai
dengan 105o40’ Bujur Timur. Batas wilayah Kabupaten Musi
Banyuasin adalah sebagai berikut:
o Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi.
o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim.
o Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas.
o Sebelah Timur berbatas an dengan Kabupaten Banyuasin.
Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari 14 kecamatan dan
240 desa/kelurahan dengan luas wilayah masing-masing sebagai
berikut:
Tabel 1.3
Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan
No Kecamatan Desa Kelurahan Luas Wilayah (Km2)
1 Sekayu 10 4 701,60
2 Babat Toman 11 2 1.291,00
3 Plakat Tinggi 15 - 247,00
4 Lais 15 - 755,53
5 Batang Hari Leko 16 - 2.107,79
6 Sungai Lilin 13 2 374,26
7 Sanga Desa 17 2 317,00
8 Sungai Keruh 22 - 629,00
9 Keluang 13 1 400,57
10 Bayung Lencir 21 2 4.847,00
11 Lalan 27 - 1.031,00
12 Lawang Wetan 15 - 232,00
13 Babat Supat 16 - 511,02
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 7
No Kecamatan Desa Kelurahan Luas Wilayah (Km2)
14 Tungkal Jaya 16 - 821,19
Jumlah 227 13 14.265,96
Sumber: Bagian Tata Pemerintahan Kabupaten Musi Banyuasin, 2014
Dari segi topografi Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari
bermacam-macam jenis topografi. Di sebelah Timur Kecamatan
Sungai Lilin, sebelah Barat Kecamatan Bayung Lencir dan di daerah
pinggiran Sungai Musi sampai ke Kecamatan Babat Toman tanahnya
terdiri dari rawa-rawa dan dipengaruhi oleh pasang surut. Sedangkan
di daerah lainnya, tanahnya terdiri dari tanah dataran tinggi dan
berbukit dengan ketinggian antara 20 sampai dengan 140 m di atas
permukaan laut.
Dilihat dari segi hidrologi, Kabupaten Musi Banyuasin merupakan
daerah rawa dengan sungai besar dan kecil yang cukup banyak.
Kondisi ini berguna bagi kegiatan irigasi/pengairan pertanian sehingga
pencetakan sawah baru dapat mempertimbangkan keberadaan
sungai-sungai tersebut. Sedangkan guna memenuhi keperluan
penduduk dalam hal pemenuhan air bersih, keberadaan sungai
tersebut dapat pula dimanfaatkan untuk pengambilan air baku PDAM.
Jenis penggunaan lahan/tanah di Kabupaten Musi Banyuasin
dibedakan dalam 15 (lima belas) jenis penggunaan. Jenis
penggunaan tanah yang penyebarannya paling luas berupa kawasan
hutan dengan luas 669.454 Ha atau 46,93% dari luas total Kabupaten
Musi Banyuasin. Daerah kawasan hutan ini meliputi daerah kawasan
hutan suaka alam, hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan
produksi tetap,hutan produksi konversi, taman nasional/taman
nasional laut. Jenis penggunaan lahan lainnya yang penyebarannya
cukup luas yaitu berupa perkebunan seluas 481.851 Ha atau 33,78%
dari luas kabupaten. Sedangkan jenis penggunaan lahan/tanah
lainnya penyebarannya relatif lebih kecil jika dibandingkan
penggunaan di atas.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 8
2. Aspek Demografis
Penduduk Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2014 berjumlah
780.598 jiwa, atau meningkat 0,01% dari tahun 2013. Bertambahnya
penduduk dari tahun ketahun ternyata belum diikuti dengan
penyebaran penduduk. Dari 14 (empat belas) kecamatan, yang ada
di Kabupaten Musi Banyuasin, Kecamatan Bayung Lencir merupakan
kecamatan yang jumlah penduduknya relatif banyak sekitar 13,83%,
kemudian jumlah penduduk relatif banyak lainnya terdapat di
Kecamatan Sekayu sebanyak 13,82%, dan Kecamatan Lais sebanyak
9,42 %.
Tabel 1.4
Jumlah Penduduk di Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2012-2014
No Kecamatan 2012 2013 2014
1. Babat Toman 36.692 40.071 41.692
2 Plakat Tinggi 28.082 30.579 30.584
3 Batanghari Leko 26.038 29.066 31.826
4 Sanga Desa 38.978 43.303 43.933
5 Sungai Keruh 47.759 52.409 53.026
6 Sekayu 102.013 109.843 107.888
7 Lais 69.692 74.794 73.594
8 Sungai Lilin 60.625 66.331 65.867
9 Keluang 34.814 37.227 37.278
10 Bayung Lencir 104.264 101.637 108.019
11 Lalan 44.959 47.401 47.866
12 Lawang Wetan 30.718 33.379 33.281
13 Babat Supat 38.771 42.516 42.231
14 Tungkal Jaya 53.463 62.635 63.513
J u m l a h 716.868 771.191 780.598
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Data Desember 2014)
Sedangkan bila dikelompokkan per jenis kelamin dapat dilihat
sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 9
Tabel 1.5
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Rasio
di Kabupaten Musi Banyuasin, Tahun 2014
No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Sex Ratio
1. Babat Toman 21.395 20.297 105,41
2 Plakat Tinggi 15.682 14.902 105,23
3 Batanghari Leko 16.629 15.197 109,42
4 Sanga Desa 22.466 21.467 104,65
5 Sungai Keruh 26.959 26.067 103,42
6 Sekayu 54.609 53.279 102,49
7 Lais 37.353 36.241 103,06
8 Sungai Lilin 34.074 31.793 107,17
9 Keluang 19.118 18.160 105,27
10 Bayung Lencir 56.822 51.197 110,98
11 Lalan 25.084 22.782 110,10
12 Lawang Wetan 16.835 16.446 102,36
13 Babat Supat 21.507 20.724 103,77
14 Tungkal Jaya 33.260 30.253 109,93
J u m l a h 401.793 378.805 105,94
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Musi Banyuasin ini ditentukan
oleh perkembangan dan atau pertambahan jumlah penduduknya.
Pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Musi Banyuasin
716.868 jiwa, tahun 2013 sebanyak 771.191 jiwa atau dengan jumlah
pertumbuhan sebesar 1,08%, dan tahun 2013 berjumlah 780.598 jiwa
atau dengan jumlah pertumbuhan penduduk sebesar 1,01%.
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Musi Banyuasin mengalami
penurunan dari 1,08% pada tahun 2013 menjadi 1,01% pada tahun
2014. Jumlah tersebut harus dipertahankan dan dijaga agar tidak
meningkat tajam. Kondisi ini berhubungan erat dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Semakin rendah pertumbuhan penduduk,
dan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu daerah, maka
masyarakat daerah tersebut akan semakin sejahtera. Dengan kata
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 10
lain, persentase pertumbuhan penduduk harus lebih kecil dari
persentase pertumbuhan ekonomi, agar kesejahteraan
masyarakatnya meningkat.
Penduduk yang masuk dalam kelompok angkatan kerja di
Kabupaten Musi Banyuasin terus bertambah, sesuai dengan
perkembangan jumlah penduduk, terutama penduduk yang masuk
dalam angkatan kerja itu sendiri. Jumlah pencari kerja di Kabupaten
Musi Banyuasin pada tahun 2014 tercatat sebanyak 1334 orang
pencari kerja, yang terdiri dari 574 pencari kerja dari kelompok
penduduk laki-laki dan 760 orang pencari kerja dari kelompok
penduduk perempuan. Jumlah perusahaan hingga Desember 2014
sebanyak 264 yang menyerap tenaga kerja sebanyak 47.330 orang
(sumber Dinas Tenaga Kerja Kab. Muba). Sebagian penduduk di
Kabupaten Musi Banyuasin sudah ada yang bekerja, baik sebagai
pegawai negeri sipil (PNS), sebagai pegawai swasta, dan pekerjaan
bidang lainnya. Penyerapan tenaga kerja ini sangat ditentukan oleh
penyediaan lapangan kerja atau jumlah unit usaha yang ada di
Kabupaten Musi Banyuasin sendiri.
Ketersediaan tenaga kerja yang handal dan produktif akan sangat
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan masyarakat. Dewasa ini
pembangunan pendidikan di Kabupaten Musi Banyuasin relatif terus
membaik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya
persentase penduduk yang melek huruf dan rata-rata lama sekolah.
Terjadinya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta
kesejahteraan keluarga dan masyarakat akan tercapai dan optimal
apabila diiringi dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Hal ini dapat terjadi apabila mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan serta masyarakat
terfasilitasi untuk merubah pola dan prilaku hidup bersih dan sehat.
Dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka
produktifitas SDM diharapkan akan meningkat.
Dalam rangka mendukung kesehatan masyarakat pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin terus berupaya menyediakan sarana dan
prasarana kesehatan. Di Kabupaten Musi Banyuasin telah tersedia
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 11
rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, poskesdes, dan
tenaga medis.
Pada tahun 2012 Kabupaten Musi Banyuasin memiliki 1740
tenaga kesehatan, selanjutnya naik pada tahun 2013 menjadi 1796
dan pada tahun 2014 naik kembali menjadi 2.158 tenaga kesehatan.
Tabel 1.6
Jumlah Tenaga Kesehatan
Kab Muba Tahun 2012-2014
No. Tahun Dokter Umum&
Spesialist
Dokter
Gigi
Bidan Perawat Sanitarian Lainya Jumlah
1 2012 101 4 325 488 56 766 1740
2 2013 84 7 563 512 47 583 1796
3 2014 84 11 631 673 51 591 2.158
Sumber : Dinkes & RSUD Muba 2014
3. Pertumbuhan Ekonomi / Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Kabupaten Musi
Banyuasin merupakan sebuah potensi untuk mensejahterakan
masyarakatnya. Potensi tersebut antara lain pada sektor perkebunan,
pertambangan dan pertanian. Potensi ini menjadi dasar yang sangat
memungkinkan untuk mendatangkan investasi ke Musi Banyuasin.
Sektor migas dan pertambangan masih merupakan potensi andalan.
Selain itu, potensi perkebunan juga merupakan potensi andalan
daerah. Produksi hasil tanaman perkebunan dari tahu 2012 sampai
dengan prediksi 2014 terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.7
Produksi hasil tanaman perkebunan
dari tahun 2012 sampai dengan prediksi tahun 2014
No Jenis
Tanaman Perkebunan
Tahun Produksi (Ton)
2012 2013 2014
1. Karet 111.190 114.862 135.126
2. Kelapa Sawit 1.893.166 1.949,856 2.231.458
3. Kelapa 2.251 1.417 2.927
4. Gambir 197 300 270
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 12
5. Kopi 121 86 27
6. Kakao 30 13 2
7. Lada 8 8 0,0
8. Cengkeh 0,8 0,0 0,0
Sumber Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2014
Perkembangan kondisi umum ekonomi Kabupaten Musi
Banyuasin yang merupakan gambaran kinerja makro dari
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pada beberapa
tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan yang positif, meskipun
pada kenyataannya perkembangan kondisi ekonomi internasional
mengalami krisis finansial yang berimbas terhadap perekonomian
nasional dan tetap memberikan warna dalam menyertai dinamika
perkembangan kondisi ekonomi daerah.
Struktur ekonomi dapat dilhat dari berbagai tinjauan. Dalam
perekonomian Indonesia, struktur ekonomi dapat dibagi dalam empat
tinjauan, yaitu secara makro sektoral (agraris, industri, atau
perdagangan), secara keruangan (pedesaan/tradisional dan
perkotaan/modern), berdasarkan pengambil keputusan (sentralistik
dan desentralisasi) dan secara politik ekonomis (estetis, kapitalis,
egaliter). Umumnya, untuk melihat struktur ekonomi digunakan
pendekatan secara makro sektoral.
Struktur ekonomi dapat menggambarkan kemajuan suatu daerah.
Semakin maju perekonomian suatu daerah, maka kontribusi sektor
primer cenderung mengalami penurunan sedangkan sektor sekunder
dan sektor tersier menunjukkan peningkatan. Secara makro sektoral
(berdasarkan kontribusi sektor ekonomi terhadap pembentukan PDRB
atas dasar Harga Konstan tahun 2000), dengan migas, maka struktur
ekonomi Kabupaten Musi Banyuasin dapat dikatagorikan sebagai
perekonomian yang masih bersifat agraris, karena kontribusi sektor
industri dan atau sektor perdagangan masih lebih kecil dibandingkan
dengan kontribusi sektor pertanian. Dengan kata lain, sektor pertanian
masih memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan dengan
kontribusi sektor industri dan atau perdagangan atau sektor lain.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 13
Tabel 1.8
PDRB Kabupaten Musi Banyuasin
atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Sektor
Harga Konstan
Dengan Migas Tanpa Migas
2011 r) 2012*) 2013**) 2011 r) 2012*) 2013**)
Pertanian 1.736.987 1.797.303 1.856.845 1.736.987 1.797.303 1.856.845
Pertambangan dan Penggalian
7.036.946 7.155.011 7.322.818 140.207 224.220 364.533
Industri Pengolahan
918.565 962.394 1.025.631 918.565 962.394 1.025.631
Listrik, Gas dan Air 3.743 4.115 4.490 3.743 4.115 4.490
Bangunan 551.355 581.426 624.591 551.355 581.426 624.591
Perdagangan. Hotel dan Restoran
954.129 1.056.766 1.160.559 954.129 1.056.766 1.160.559
Pengangkutan dan Komunikasi
42.817 47.833 52.332 42.817 47.833 52.332
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
169.409 191.440 215.399 169.409 191.440 215.399
Jasa-jasa 428.536 474.952 524.595 428.536 474.952 524.595
PDRB dengan 11.842.487 12.271.240 12.787.260 5.084.564 5.496.613 6.005.766
Kenaikan PDRB per tahun (%)
3,28 3,62 4,21 8,02 8,10 9,26
Sumber Bappeda Kab. Muba Bekerja sama dengan BPS Kab. Muba
r) = angka revisi *) = angka sementara
**) = angka sangat sementara
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan
harga konstan 2000 menunjukkan peningkatan, laju pertumbuhan
ekonomi dengan migas tahun 2011 sebesar 3,28% naik menjadi
3,62% pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 meningkat lagi
menjadi 4,21%. Demikian pula halnya dengan Pendapatan
Regional perkapita berdasarkan harga konstan 2000, tanpa migas
pada tahun 2011 sebesar Rp7.295.220 menjadi Rp7.753.692 tahun
2012 atau naik sebesar 6,28%, dan untuk tahun 2013 sebesar
Rp8.333.147 atau naik sebesar 7,47%, dengan migas pada tahun
2011 sebesar Rp17.053.350 dan pada tahun 2012 menjadi
Rp17.373.366 atau naik sebesar 1,87%. Dan untuk tahun 2013
sebesar Rp17.807.390 atau naik sebesar 2,49%.
Berdasarkan Harga Berlaku, pendapatan perkapita penduduk
Kabupaten Musi Banyuasin dengan migas naik dari Rp48.936.102
pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp53.099.991 pada tahun 2013
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 14
atau naik sebesar 8,50%. Untuk pendapatan perkapita tanpa migas
juga terjadi kenaikan dari sebesar Rp22.843.057 tahun 2012
menjadi Rp26.342.598 pada tahun 2013 atau naik sebesar 15,31%.
Secara rinci dapat dilihat pada tabel 1.9 berikut:
Tabel 1.9
Pendapatan Perkapita Kabupaten Musi Banyuasin
Atas dasar Harga Berlaku
(Dalam Rupiah)
No. Tahun Dengan Migas Tanpa Migas
1 2011r) 31.535.888 13.872.927
2 2012*) 34.564.785 16.134.619
3 2013**) 38.130.428 18.916.543
Sumber : Bappeda Kab. Muba Bekerjasama dengan BPS Kab. Muba.
r) = angka revisi *) = angka sementara
**) = angka sangat sementara
Angka prediksi PDRB tahun 2014 belum dapat disajikan karena
data tersebut belum dapat diperoleh dari BPS.
4. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Musi Banyuasin
Isu strategis adalah suatu kondisi yang bersifat penting,
mendasar, mendesak, berkepanjangan dan terkait dengan
pencapaian tujuan di masa mendatang, khususnya selama periode 5
(lima) tahun ke depan. Pemilihan isu strategis di Kabupaten Musi
Banyuasin, mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
i. merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten
Musi Banyuasin;
ii. besarnya dampak yang ditimbulkan terhadap publik;
iii. tingkat kemungkinan/ kemudahan penanganan;
iv. memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian
sasaran pembangunan;
v. memiliki daya ungkit terhadap pencapaian untuk pembangunan
daerah;
vi. janji politik yang harus diwujudkan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 15
Dengan berdasar pada pertimbangan di atas, isu-isu strategis
yang menjadi prioritas pembangunan bagi pemerintah Kabupaten
Musi Banyuasin untuk periode 5 (lima) tahun mendatang, adalah
sebagai berikut:
Isu 01 : Menciptakan Basis Perekonomian Wilayah Kabupaten yang
Kuat, yang didukung oleh Sektor-sektor tangguh, produktif
dan berdaya saing dengan bertumpu pada sumber daya
alam setempat dan kelestarian daya dukung wilayah.
Sebagai wilayah kabupaten berkembang, Kabupaten Musi
Banyuasin mesti memiliki basis kegiatan ekonomi yang kuat
dengan mengandalkan potensi sumberdaya lokal dan
sumberdaya yang ada di sekitarnya. Kabupaten Musi
Banyuasin kedepan mesti menjadi wilayah yang terbuka dan
mudah diakses dari wilayah Propinsi Sumatera dalam rangka
mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan
ekonomi wilayah Kabupaten Musi Banyuasin.
Isu 02: Pengembangan Sistem Perkotaan yang terpadu dengan
jaringan prasarana dan sarana wilayah untuk mendukung
Kegiatan Sosial-Ekonomi Masyarakat dan Pemerataan
Pembangunan.
Ketidakseimbangan perkembangan pembangunan sistem
perkotaan dan perdesaan nampak dipengaruhi oleh
keterbatasan pelayanan jaringan prasarana dan sarana
wilayah. Sistem pusat-pusat perkotaan mengalami
perkembangan pembangunan yang tidak merata. Oleh
karena itu, untuk mewujudkan percepatan dan pemerataan
pembangunan ekonomi wilayah, maka langkah-langkah
strategis yang perlu dilakukan antara lain ; mengintegrasikan
pembangunan prasarana transportasi dalam rangka
melakukan percepatan dan pemerataan pembangunan fisik,
social dan ekonomi, melakukan optimalisasi pemanfataan
potensi sumberdaya local secara berkelanjutan, untuk
kepentingan pembangunan ekonomi wilayah dan
mempersiapkan fasilitas pelayanan social yang cukup dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 16
ditempatkan sesuai kebutuhan dan merata pada setiap
pusat-pusat permukiman perkotaan dan perdesaan.
Isu 03: Adanya kecenderungan Perencanaan Wilayah yang Berbasis
Mitigasi Bencana.
Dalam perencanaan tata ruang wilayah perlu mencermati
karakteristik wilayah yang direncanakan. Karakteristik
wilayah yang dimaksud tidak hanya menemukan potensi dan
permasalahan perkembangan pembangunan wilayah, tetapi
perlu juga mencermati bila ada potensi bencana alam,
seperti abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan, banjir, longsor
dan bencana lainnya. Adanya potensi bencana yang relative
beragam ini perlu mendapat perhatian secara khusus, agar
apa yang sudah direncanakan dan dibangun sudah
mempertimbangkan faktor resiko yang menimbulkan
kerugian bagi wilayah yang bersangkutan. Dalam RT/RW
Kabupaten Musi Banyuasin ini, tentunya harus sudah
mempertimbangkan adanya potensi bencana alam, seperti :
kebakaran hutan dan permukiman perkotaan serta bencana
abrasi pantai. Untuk meminimalisasi munculnya kerugian
akibat bancana alam, maka produk RT/RW Kabupaten Musi
Banyuasin mesti sudah mengantisipasi dengan mencermati
dan mengakomodasikan prinsip-prinsip mitigasi bencana
dalam produk perencanaan tata ruang tersebut.
C. STRUKTUR ORGANISASI,TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin telah melaksanakan restrukturisasi lembaga perangkat
daerah dengan berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi
Perangkat Daerah.
Kabupaten Musi Banyuasin menerbitkan Peraturan Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun 2008
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 17
tentang Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat
DPRD Kabupaten Musi Banyuasin. Sekretariat Daerah mempunyai tugas
dan fungsi menyusun kebijakan pemerintah daerah, mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis lainnya,
pemantauan dan evaluasi dari pengawasan kebijakan pemerintah,
pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah. Untuk
Sekretariat DPRD Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai fungsi
penyelenggaraan administrasi kesekretariatan dan keuangan DPRD,
penyelenggaraan rapat-rapat DPRD, penyediaan dan pengkoordinasian
tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD (Peraturan tersebut terdiri dari: 1
Sekretaris Daerah, 1 Sekretaris DPRD, 3 staf ahli, 3 Asisten dan 11
Bagian Setda dan 4 Bagian di Sekretariat DPRD), yaitu:
I. Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin :
a. Sekretaris Daerah;
b. Staf Ahli, terdiri dari :
1. Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan;
2. Staf Ahli Bidang Pembangunan;
3. Staf Ahli Bidang Keuangan;
c. Asisten I Bidang Pemerintahan, Protokol dan Kesejahteraan
Rakyat, terdiri dari:
1. Bagian Tata Pemerintahan;
2. Bagian Protokol;
3. Bagian Kesejahteraan Rakyat;
4. Bagian Penyelesaian Perbatasan;
d. Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, terdiri dari :
1. Bagian Administrasi Pembangunan dan Perekonomian;
2. Bagian Umum dan Pengadaan;
3. Bagian Telek dan Sandi;
e. Asisten III Bidang Administrasi Umum
1. Bagian Hukum;
2. Bagian Organisasi;
3. Bagian Keuangan;
4. Bagian Hubungan Masyarakat;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 18
II. Sekretariat DPRD Kabupaten Musi Banyuasin, terdiri dari :
1. Sekretaris Dewan;
2. Bagian Umum;
3. Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan;
4. Bagian Keuangan dan Anggaran;
5. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 3 Tahun
2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi
Banyuasin Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, terdiri dari:
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Pengelolaan
Pasar;
4. Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata;
5. Dinas Kehutanan;
6. Dinas Perkebunan;
7. Dinas Pertanian dan Peternakan;
8. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
9. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
10. Dinas PU Cipta Karya dan Pengairan;
11. Dinas PU Bina Marga;
12. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
13. Dinas Pertambangan dan Energi;
14. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemeliharaan Lampu Jalan;
15. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
16. Dinas Perikanan.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 4 Tahun
2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Musi
Banyuasin Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 19
melaksanakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, terdiri dari:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
2. Inspektorat;
3. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah;
4. Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan;
5. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan;
6. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
7. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
8. Badan Ketahanan Pangan;
9. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi;
10. Kantor Perwakilan Kabupaten Musi Banyuasin di Palembang;
11. Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu.
Untuk Lembaga Teknis yang berbentuk Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu berdasarkan Peraturan daerah nomor 7 tahun 2008
dicabut dan diubah menjadi Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2011
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan
Perizinan dan Penanaman Modal.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 7 Tahun
2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penganggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas untuk menjamin
terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu
dan terkoordinasi dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat
dari ancaman resiko dan dampak bencana.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 11 Tahun
2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi
Banyuasin, mempunyai tugas pokok pemerintah daerah pada bidang
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan sesuai dengan
kewenangan dan tugas lain yang dilimpahkan kepada pemerintah
daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 6 Tahun
2005 yang diubah menjadi Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pembentukan
Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja, mempunyai tugas memelihara
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 20
dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan
peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 8 Tahun
2008 tentang Organisasi Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan
Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas sebagai koordinator
penyelenggara pemerintahan di wilayah kerjanya berada dan
bertanggungjawab kepada bupati, melalui sekretaris daerah (untuk
kecamatan), sedangkan untuk kelurahan bertanggung jawab kepada
bupati melalui camat.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 12 Tahun
2010 tentang Pembentukan 3 (tiga) Kecamatan di Wilayah Kab. Musi
Banyuasin (terdiri dari Kec. Tungkal Jaya, Kec. Lawang Wetan dan Kec.
Babat Supat), mempunyai tugas sebagai pembina teritorial dan
pemerintahan di wilayah kerjanya dan bertanggungjawab kepada bupati
melalui sekretaris daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 5 Tahun
2013 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan
Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas pokok di
bidang Layanan Pengadaan sesuai dengan kewenangan dan lain yang
dilimpahkan oleh Bupati.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 7 tahun 2013
Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial
Kabupaten Musi Banyuasin, mempunyai tugas pokok dibidang sosial
sesuai dengan kewenangan dan tugas lain yang dilimpahkan oleh
Bupati.
Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 8 Tahun
2013 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Musi Banyuasin,
mempunyai tugas pokok dibidang Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika sesuai dengan kewenangan dan tugas lain yang dilimpahkan
oleh Bupati.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 21
D. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi
pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan dan
sasaran strategis instansi. Maksud dan tujuan penyusunan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pencapaian tujuan dan sasaran strategis
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin pada Tahun 2014.
2. Sebagai bahan acuan dalam penyempurnaan dokumen
perencanaan pembangunan pada periode yang akan datang di
Kabupaten Musi Banyuasin.
3. Sebagai bahan penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan
periode yang akan datang.
E. PENGHARGAAN YANG DITERIMA OLEH PEMERINTAH
KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 2014.
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2014 telah
mendapatkan beberapa penghargaan sebanyak 6 jenis dari beberapa
sektor, yaitu :
1. Penghargaan Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Kabupaten / Kota (Lakip) Tahun 2013, Jakarta 29 Januari 2014.
2. Piagam Penghargaan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Dari
Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (Kemenakertrans) RI,
Oleh Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia,
Jakarta 26 Mei 2014.
3. Penghargaan Anugerah Adipura Kencana Dan Adipura Tahun 2013-
2014, Diserahkan Oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jakarta 05
Juni 2014.
4. Penghargaan Wahana Tata Nugraha, Diserahkan Oleh Menteri
Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta 10 September 2014.
5. Penghargaan Adimanggalya Krida, Diserahkan Oleh Menteri Pemuda
Dan Olahraga RI, Sumatera Barat, 23 September 2014.
6. Penghargaan Maggala Karya Bakti Husada oleh Menteri Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia Republik Indonesia, Jakarta, 27
November 2014.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin
Bab I - 22
7. Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin TA.2013.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2014 ini adalah sebagai berikut:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
IKHTISAR EKSEKUTIF
Bab I : Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas Latar Belakang,
Gambaran Umum Daerah, Struktur Organisasi,Tugas Pokok
dan Fungsi, Maksud dan Tujuan serta Sistematika Penulisan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Bab II : Perencanaan Kinerja, menjelaskan secara ringkas tentang
Rencana Strategis, Visi dan Misi Kabupaten Muis Banyuasin,
Tujuan dan Sasaran Strategis, Kebijakan Daerah, Prioritas
Pembangunan dan Perjanjian Kinerja.
Bab III: Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan Metodologi Pengukuran
Pencapaian Kinerja dan Analisis atas Pencapaian Sasaran
Strategis perbandingan dengan tahun sebelumnya,
perbandingan realisasi sampai tahun 2014 dengan rencana
tahun terakhir periode RPJMD, Akuntabilitas keuangan dan
tindak lanjut hasil evaluasi tahun sebelumnya.
Bab IV: Penutup.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Lampiran Penetapan Kinerja Tahun 2014
- Lampiran Pengukuran Kinerja Tahun 2014
- Lampiran Indikator Kinerja Utama Tahun 2012-2017