BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakanglandasan dalam menjalankan profesi sebagai ASN. Aktualisasi...

13
Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No. 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN berfungsi sebagai perencana, sebagai pelaksana sekaligus sebagai pengawas dan pengendali dalam pelaksanaan pembangunan bangsa. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas serta adil agar tercipta persatuan dan kesatuan. Untuk dapat membentuk sosok PNS profesional seperti tersebut perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan. Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4), mengamanatkan Instansi/Pemerintah untuk wajib memberikan Pelatihan dan Pendidikan Terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan, dengan mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak ASN. Diklat terintegrasi dimaksudkan untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Sehingga diperlukan sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang Inovatif dan Terintegrasi, yaitu penyelenggaraan Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat Pelatihan dan ditempat kerja agar peserta mampu menginternalisasikan, menerapkan dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi suatu kebiasaan (habituasi) yang positif, dan merasakan manfaatnya, sehingga diharapkan akan memiliki karakter PNS yang profesional. Sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II, maka Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Prajabatan dilaksanakan dengan nomenklatur baru ialah Pelatihan Dasar Kader PNS, sebagai salah satu jenis Pelatihan yang strategis pasca UU ASN dalam rangka pembentukan kemampuan bersikap dan bertindak profesional yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar yang meliputi : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi, serta di sinkronkan dengan nilai-nilai dasar NKRI yang meliputi : Manajemen ASN, Whole Of Government dan Pelayanan Publik.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakanglandasan dalam menjalankan profesi sebagai ASN. Aktualisasi...

Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut UU No. 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat ASN

adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja

yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN berfungsi sebagai perencana, sebagai pelaksana

sekaligus sebagai pengawas dan pengendali dalam pelaksanaan pembangunan bangsa.

Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina

kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memberikan

pelayanan publik yang profesional dan berkualitas serta adil agar tercipta persatuan dan

kesatuan.

Untuk dapat membentuk sosok PNS profesional seperti tersebut perlu dilaksanakan

pembinaan melalui jalur pelatihan. Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Pasal 63 ayat (3) dan ayat

(4), mengamanatkan Instansi/Pemerintah untuk wajib memberikan Pelatihan dan Pendidikan

Terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan,

dengan mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak

ASN. Diklat terintegrasi dimaksudkan untuk membangun integritas moral, kejujuran,

semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan

bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Sehingga

diperlukan sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang Inovatif dan Terintegrasi, yaitu

penyelenggaraan Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di

tempat Pelatihan dan ditempat kerja agar peserta mampu menginternalisasikan, menerapkan

dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi suatu kebiasaan (habituasi) yang positif,

dan merasakan manfaatnya, sehingga diharapkan akan memiliki karakter PNS yang

profesional.

Sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 21 Tahun

2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Golongan II, maka Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Prajabatan

dilaksanakan dengan nomenklatur baru ialah Pelatihan Dasar Kader PNS, sebagai salah satu

jenis Pelatihan yang strategis pasca UU ASN dalam rangka pembentukan kemampuan

bersikap dan bertindak profesional yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar yang meliputi :

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi, serta di

sinkronkan dengan nilai-nilai dasar NKRI yang meliputi : Manajemen ASN, Whole Of

Government dan Pelayanan Publik.

Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I

2

Setelah mempelajari nilai-nilai dasar ANEKA dan nilai-nilai dasar NKRI, maka peserta

diklat dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar tersebut sebagai prinsip yang menjadi

landasan dalam menjalankan profesi sebagai ASN. Aktualisasi dapat dilaksanakan

dengan baik maka peserta diklat perlu membuat rancangan aktualisasi dan kemudian

dituangkan dalam suatu dokumen rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan di tempat

Habituasi. Pelaksanaan habituasi (off-class) merupakan implementasi dari teori-teori selama

proses pembelajaran (on-class) yang saling terkait.

Salah satu wujud memajukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan adalah pembangunan kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber

daya manusia yang produktif. Lembaga Pemasyarakatan adalah Unit Pelaksana Teknis di

bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

yang memiliki fungsi merupakan tempat untuk membina, menjaga dan merawat narapidana

atau warga negara yang melanggar hukum dan perkaranya telah diputus di pengadilan.

Saat ini peserta latsar ditugaskan di Lapas Narkotika Kelas III Muara Sabak.

Kesehariannya penulis menjadi anggota regu jaga di UPT tersebut. Dalam penulisan

rancangan ini peserta memiliki peran untuk memberikan pelayanan agar meningkatnya

kesadaran terhadap kesehatan warga binaan dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif. Selanjutnya, agar terciptanya kondisi yang aman dan kondusif. Penerapan prinsip

dasar ANEKA diharapkan dapat mendorong terwujudnya kualitas pelayanan dari ASN

sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan secara bertahap, berkesinambungan dan

berkelanjutan.

Tuberculosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC, adalah penyakit menular

paru-paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan

dari penderita TB aktif yang batuk dan mengeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi

oleh orang sehat yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini. Pedoman

Standar Pelayanan Pemasyarakatan tahun 2014 Dirjen Pemasyarakatan Kementrian Hukum

dan Hak Asasi Manusia menyebutkan tentang penanggulangan TB memuat dasar hukum

Undang-Undang No.12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, UU No.36 tahun 2009 tentang

Kesehatan dan PP No.32 tentang Tata Cara dan Syarat Pelaksanaan Hak WBP yang salah

satu Hak WBP yaitu mendapatkan pelayanan kesehatan.

Lembaga pemasyarakatan sangat rentan terhadap penularan TB antar sesama warga

binaan karena masih rendahnya higiene perorangan dan sanitasi lingkungan, serta pada

umumnya masih kurangnya kesadaran warga binaan terhadap bahaya penularan TB di

lingkungan pemasyarakatan. Kejadian penyakit TBC di Indonesia sangat tinggi terutama di

perkotaan, tempat padat dan kumuh, serta lingkungan tempat kerja. Namun, catatan

Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I

3

World Health Organization (WHO) pada tahun 2014 menyebutkan bahwa kasus TBC di

rutan dan lapas Indonesia bisa 11 sampai 81 kali lipat lebih tinggi daripada populasi umum.

Pada tahun 2012 terdapat 1,9 persen populasi tahanan rutan Indonesia yang terinfeksi TB.

Angka ini meningkat menjadi 4.3 persen di tahun 2013 dan 4.7 persen di tahun 2014.1

Bakteri penyebab TB bisa hidup tahan lama di ruangan berkondisi gelap, lembap,

dingin, dan tidak memiliki ventilasi yang baik. Situasi inilah yang terjadi pada kebanyakan

lapas dan rutan di Indonesia. Para tahanan yang terduga TBC tidak dikarantina dalam

ruangan khusus. Oleh karena itu, angka penularan TB di lapas terus mengalami

peningkatan.berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik mengangkat isu “kurangnya

kesadaran WBP terhadap penularan penyakit Tuberculosis di lingkungan Lapas Narkotika

Klas III Muara Sabak”.

1.2 DESKRIPSI ORGANISASI

Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas III Muara Sabak dibangun sejak tahun 2006

dan diresmikan pada tanggal 17 Agustus 2011 oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia. Terletak di Desa Suka Maju

Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung

Timur dengan luas ± 6760.m2 dengan daya

tampung sebanyak 362 orang. Lembaga

Pemasyarakatan Narkotika Klas III Muara Sabak

merupakan satu-satunya Lembaga

Pemasyarakatan di Provinsi Jambi yang

membina dan memberikan Program Rehabilitasi

bagi WBP khususnya Pengguna, Pecandu

Narkoba bekerja sama dengan Badan Narkotika

Nasional Provinsi (BNNP) dan Badan Narkotika

Nasional Kabupaten (BNNK).

Secara keseluruhan bangunan lapas ini terdiri dari Blok Perkantoran seperti ruang

pimpinan, ruang staf dan gudang, Blok Pembinaan seperti Aula, Masjid, Poliklinik dan

Bengkel Kerja. Blok Hunian terdiri dari Blok Narapidana, Blok Tahanan, Kamar Wanita,

Mapenaling dan Sel Isolasi. Jumlah kamar sebanyak 33 kamar dan terdapat 1 unit dapur.

Sampai 27 Juni 2018 penghuni lapas sebanyak 367 orang.

1 https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/tuberculosis-tbc/fakta-tbc-di-indonesia

Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I

4

1.3 Visi Lapas Narkotika Kelas III Muara Sabak

Lapas Narkotika Kelas III Muara Sabak memiliki Visi :

“Mewujudkan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas III Muara Sabak sebagai

Lembaga Pelayanan dan Perawatan Tahanan serta Pembinaan bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan”

1.4 Misi Lapas Narkotika Kelas III Muara Sabak

Selanjutnya Dalam mencapai visi tersebut Unit Pelaksana Teknis ini memiliki Misi :

Melakukan Pelayanan dan Perawatan Tahanan serta Pembinaan bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan melalui Pembinaan Kepribadian dan Kemandirian.

1.5 TUPOKSI PENJAGA TAHANAN

Penulis sebagai Penjaga tahanan (Petugas Pemasyarakatan) memiliki TUPOKSI sebagai

berikut :

1. Mengikuti Kegiatan Orientasi Pada Sub-Sub Seksi Sesuai Dengan Jadwal Yang Telah

Ditetapkan

2. Membuat Laporan kegiatan Orientasi

3. Menjaga Ketertiban dan Keamanan Lapas Narkotika Kelas III Muara Sabak

4. Melakukan Pengawasan terhadap Barang, Kendaraan dan Orang yang berada

dilingkungan Lapas Narkotika Kelas III Muara Sabak berdasarkan ketentuan yang

berlaku

5. Melaksanakan Penjagaan terhadap Fasilitas Kantor atau Ruangan, Mengidentifikasi

terhadap Tamu, Barang atau Kendaraan yang masuk ke area Lapas

6. Mengikuti Apel Pelaksanaan Tugas

Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I

5

1.6 Struktur Organisasi Lapas Narkotika Klas III Muara Sabak

Syahroni Ali, A.Md.IP, SH, MH

NIP. 19740521 200003 1 001Kepala Lapas Narkotika Klas III

Muara Sabak

JUARI MALIKI, SH

NIP.19790727 200003 1 001

KASUBSI ADMISI DAN ORIENTASI

J.KASOGI SURYA FATTAH, A.Md.IP

NIP.19840721 200604 1 001

KASUBSI PEMBINAAN

YONGKI YULIANTO, A.Md.IP, SH

NIP.19850702 200312 1 002

KASUBSI KAMTIB

MAKMUM

NIP.19690201 199403 1 009

URUSAN TATA USAHA

REGU 1

REGU 2

REGU 3

ANDRI KURNIAWAN sebagai Anggota Regu Jaga 3

NIP.19961204 201712 1 001

PENJAGA TAHANAN

REGU 4

Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I

6

1.6 PERUMUSAN DAN PENETAPAN ISU

PENETAPAN ISU BERDASARKAN A.P.K.L

NO ISU KRITERIA*

A P K L

1. Kurangnya kesadaran WBP terhadap penularan penyakit

Tuberculosis di lingkungan Lapas Narkotika Klas III

Muara Sabak ✓ ✓ ✓ ✓

2. Kurangnya Pengawasan saat pembagian makan WBP di

Lapas Narkotika Klas III Muara Sabak ✓

3. Kurang optimalnya pemanfaatan fasilitas olahraga di

Lapas Narkotika Klas III Muara Sabak ✓

4 Kurang disiplinnya WBP dalam mengikuti kegiatan

Rehabilitasi di Lapas Narkotika Klas III Muara Sabak ✓ ✓

A : Aktual P : Problematik K : Kekhalayakan L : Layak

PRIORITAS PEMILIHAN ISU BERDSARKAN U.S.G

NO ISU

PENILAIAN** NILAI

SKALA

PRIORITAS U S G

1. Kurangnya kesadaran WBP terhadap penularan penyakit Tuberculosis

di lingkungan Lapas Narkotika Klas III Muara Sabak 5 5 4 14

2. Kurang disiplinnya WBP dalam mengikuti kegiatan Rehabilitasi di

Lapas Narkotika Klas III Muara Sabak 3 3 2 8

**penilaian :

1= sangat tidak urgent / seriousness / growth

2=tidak urgent / seriousness / growth

3 =cukup urgent / seriousness / growth

4= urgent / seriousness / growth

5=sangat urgent / seriousness / growth

Dalam penetapan isu penulis menggunakan APKL dan terpilihlah dua isu yaitu ; Kurangnya

kesadaran WBP terhadap penularan penyakit Tuberculosis di lingkungan Lapas Narkotika Klas

III Muara Sabak dan Kurang disiplinnya WBP dalam mengikuti kegiatan Rehabilitasi di Lapas

Narkotika Klas III Muara Sabak. Selanjutnya untuk mendapatkan isu yang memiliki prioritas

lebih dilakukan seleksi melalui USG dan didapat isu yang sangat prioritas yaitu Kurangnya

kesadaran WBP terhadap penularan penyakit Tuberculosis di lingkungan Lapas Narkotika Klas

III Muara Sabak. Isu tersebut memiliki rangkaian kegiatan yang dibutuhkan untuk Meningkatkan

kesadaran dan pengawasan WBP terhadap Penularan penyakit Tuberculosis di lingkungan Lapas

Narkotika Klas III Muara Sabak yaitu dengan cara :

1. Melakukan pengumpulan Data dan Informasi dari Poliklinik terkait angka kejadian TB

dan hasil Screening TB di Lapas Narkotika Klas III Muara Sabak

2. Melaksanakan Koordinasi kepada seluruh Tamping Kesehatan untuk dijadikan Kader TB

dan memberikan pengarahan terkait tugasnya sebagai Kader

3. Melakukan Edukasi pada seluruh Warga Binaan terkait bahaya penularan TB di

lingkungan LAPAS yang dibantu oleh petugas Poliklinik serta melibatkan narasumber

dari Puskesmas terdekat

Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I

7

4. Membuat media edukasi berbentuk banner dan menempatkan di tempat yang strategis di

blok hunian

5. Melakukan koordinasi bersama seluruh anggota regu jaga blok hunian untuk terus

mengawasi dan mendengarkan laporan kader TB bila ditemukan WBP yang memiliki

gejala TB

6. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan di Poliklinik terhadap WBP yang memiliki

gejala TB berdasarkan laporan kader TB dan Anggota Medis Regu Jaga dan melakukan

pembagian masker pada WBP Suspect TB

7. Melakukan pencatatan dan pelaporan kepada Subsi Pembinaan khususnya bagian medis

terkait hasil screening TB

Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I

8

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : LAPAS NARKOTIKA KLAS III MUARA SABAK

Isu yang Diangkat : Kurangnya kesadaran WBP terhadap Penularan penyakit

Tuberculosis di lingkungan Lapas Narkotika Klas III

Muara Sabak

Gagasan Pemecahan Isu : Meningkatkan kesadaran dan pengawasan WBP terhadap

Penularan penyakit Tuberculosis di lingkungan Lapas

Narkotika Klas III Muara Sabak

NO Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/

Hasil

Keterkaitan

Dengan Nilai-

Nilai Dasar

Kontribusi

Terhadap

Visi & Misi

Organisasi

Penguatan

Nilai

Organisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.

Melakukan

pengumpulan

Data dan

Informasi dari

Poliklinik

terkait angka

kejadian TB

dan hasil

Screening TB

di Lapas

Narkotika

Klas III Muara

Sabak

1. Menyiapkan

daftar pertanyaan

sekitar data apa

saja yang akan di

kumpulkan

2. Meminta izin

pada kasubsi

Pembinaan perihal

pengumpulan data

3. Berkoordinasi

dengan tim medis

poliklinik terkait

pengumpulan data

4. Proses

pengumpulan data

5. Menanyakan hal-

hal yang kurang

jelas selama

proses

pengumpulan data

6. Dokumentasi dan

Arsipkan data

yang telah didapat

.

1. Form

pertanyaan

2. Mendapatka

n Izin

kasubsi

pembinaan

3. Terjalinnya

koordinasi

dengan tim

medis lapas

4. Terkumpuln

ya data

angka

kejadian TB

5. Informasi

mengenai

Angka

kejadian TB

di Lapas

Narkotika

6. Data /

laporan atau

hasil

screening

TB di Lapas

Narkotika

Klas III

Muara

Sabak

AKUNTABILITAS

Mengumpulkan

data dengan Jelas

serta dilakukan

dengan Tanggung

Jawab .

NASIONALISME

Tidak pandang

bulu didalam

pengumpulan data.

Penulis

Menghormati

petugas poliklinik

didalam pemberian

data.

ETIKA PUBLIK

Melakukan

komunikasi

bersama atasan dan

petugas Poliklinik

dengan Sopan,

Ramah, dan

kesabaran.

KOMITMEN

MUTU

Melakukan

pengumpulan data

dengan Efisiensi

waktu Dan

Efektifitas

ANTI KORUPSI

Mengumpulkan

data dengan Jujur

dan Peduli atau

Peka terhadap data

yang diberikan

Membantu

petugas klinik

didalam

pengolahan

data angka

kejadian atau

hasil screening

TB di lapas

yang memiliki

guna untuk

meningkatkan

pelayanan

kesehatan

warga binaan

di Lapas

Narkotika

Muara Sabak

✓ Bertanggung

jawab

✓ Jujur

✓ Koordinasi

dan

kolaborasi

Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I

9

2. Melaksanakan

Koordinasi

kepada

seluruh

Tamping

Kesehatan

untuk

dijadikan

Kader TB dan

memberikan

pengarahan

terkait

tugasnya

sebagai Kader

1. Menyiapkan

ruangan dan alat

untuk

dilaksanakannya

pengarahan

kepada kader TB

2. Melakukan

pemanggilan

kader TB

3. Melakukan

pengumpulan data

dan diskusi

dengan masing-

masing kader TB

4. Melakukan

pengarahan terkait

tugas kader TB

5. Dokumentasikan

kegiatan

pengarahan

1. Tersedianya

ruangan dan

alat untuk

dilaksanaka

n

pengarahan

2. Kader TB

datang

ketempat

3. Terkumpuln

ya data

4. Pemahaman

terkait tugas

kader TB

5. Foto

dokumentas

i kegiatan

pengarahan

AKUNTABILITAS

Melakukan

pemanggilan kader

TB dan

menjelaskan

tugasnya sebagai

kader dengan Jelas

dan penuh

Tanggung Jawab

NASIONALISME

Tidak

Membedakan

setiap wbp untuk

menjadi kader

ETIKA PUBLIK

Melakukan

pemanggilan wbp

dengan Sopan dan

kesabaran

KOMITMEN

MUTU

Melakukan

pengarahan dengan

mempertimbangka

n Efisiensi

penggunaan waktu

Membantu

petugas klinik

didalam

pengawasan

kesehatan wbp

✓ Bertanggung

Jawab

✓ Transparansi

✓ Kejujuran

3. Melakukan

Edukasi pada

seluruh Warga

Binaan terkait

bahaya

penularan TB

di lingkungan

LAPAS yang

dibantu oleh

petugas

Poliklinik

serta

melibatkan

narasumber

dari

Puskesmas

terdekat

1. Melakukan

diskusi bersama

petugas Poliklinik

dan Kasubsi

Pembinaan terkait

rencana

sosialisasi.

2. Melakukan

koordinasi dengan

puskesmas

terdekat terkait

rencana

sosialisasi.

3. Menyiapkan

media Sosialisasi

berupa Slide

persentasi

4. Menyiapkan

tempat dan

peralatan yang

dibutuhkan selama

kegiatan

Sosialisasi

5. Melaksanakan

Sosialisasi

1.Terlaksanan

ya diskusi

bersama

petugas klinik

dan kasubsi

pembinaan

2.Terciptanya

koordinasi

dengan

puskesmas

terdekat

3.Slide

Persentasi

(Media

Sosialisasi),

4.tersedianya

tempat dan

peralatan

yang

dibutuhkan

5.terlaksanan

ya sosialisasi

AKUNTABILITAS

Melakukan

rangkaian

sosialisasi dengan

Kejelasan dan

penuh Tanggung

Jawab.

NASIONALISME

Menghormati

semua bentuk

pertanyaan warga

binaan terkait topik

selama sosialisasi

berlangsung Tanpa

Pandang Bulu.

ETIKA PUBLIK

Melaksanakan

sosialisasi dengan

penuh Kesopanan

dan kesabaran

KOMITMEN

MUTU

Melaksanakan

sosialisasi sesuai

dengan rangkaian

waktu yang telah

disusun agar

terciptanya

Efektifitas dan

Efisiensi

penggunaan waktu

selama proses

sosialisasi

Memberikan

informasi

terkait

pelayanan

kesehatan

khususnya

mengenai

penyakit TB di

lapas

✓ Semangat

✓ Kerjasama

✓ Edukasi

✓ Saling

menghormati

✓ Kepedulian

Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I

10

ANTI KORUPSI

Mengedepankan

nilai Kepedulian

selama sosialisasi

berlangsung

sehingga maksud

dan tujuan

sosialisasi dapat

terwujud.dan

Tidak Memungut

sepeser uangpun

kepada WBP

dalam pelaksanaan

edukasi

4 Membuat

media edukasi

berbentuk

banner dan

menempatkan

di tempat yang

strategis di

blok hunian

1. Merancang desain

Banner

2. Mengajukan

proposal

pembuatan banner

kepada subsi

pembinaan

3. Membuat dan

mencetak banner

4. Menempatkan

banner ditempat

yang strategis

1.Hasil

Rancangan

Banner

2.Proposal

pengajuan

banner

3.tercetaknya

Banner

Edukasi

4.Ditempatka

n banner

ditempat

yang strategis

AKUNTABILITAS

Melakukan

pembuatan banner

dengan Tanggung

Jawab.

ETIKA PUBLIK

Melakukan

komunikasi dengan

subsi pembinaan

dengan Tata

Krama,

Kesabaran serta

Sopan dan

menggunakan

bahasa yang baik.

KOMITMEN

MUTU

Memberikan

Kreatifitas dalam

membuat desain

banner dan

melakukan Inovasi

berupa penempatan

banner ditempat

yang strategis yang

sering dilihat wbp

ANTI KORUPSI

Melaporkan biaya

pembuatan banner

dengan rincian

penggunaan dana

yang sebenarnya

dan tidak ada yang

ditambah atau

dikurangkan.

Terlaksananya

pelayanan

informasi

terkait

pentingnya

kesehatan di

Lapas

Narkotika Klas

III Muara

Sabak

✓ Bertanggung

jawab

✓ Transparansi

✓ Bekerja sama

5. Melakukan

koordinasi

bersama

seluruh

anggota regu

jaga blok

hunian untuk

terus

mengawasi

dan

mendengarkan

laporan kader

TB bila

1. Meminta izin

kepada kasubsi

kamtib untuk

melibatkan

anggota regu jaga

turut serta

mengawasi dan

mendengarkan

laporan kader TB

bila ditemukan

WBP yang

memiliki gejala

TB dan segera

1.Mendapatk

an izin

kepada

kasubsi

kamtib untuk

melibatkan

anggota regu

jaga turut

serta

mengawasi

AKUNTABILITAS

Melakukan

koordinasi dengan

penuh Tanggung

Jawab

NASIONALISME

Menghormati

petugas medis regu

jaga saat

melakukan

pengawasan

Meningkatnya

pengawasan

terhadap

kesehatan

WBP

✓ Bertanggung

jawab

✓ Inovatif

✓ Kepedulian

Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I

11

ditemukan

WBP yang

memiliki

gejala TB

melaporkan

kepada poliklinik

untuk diberikan

tindakan

pemeriksaan esok

harinya.

2. Melakukan

koordinasi kepada

seluruh medis

anggota regu jaga

terkait tujuan

pengawasan WBP

dari penularan TB

3. Melakukan

pencatatan dan

pelaporam kepada

Poliklinik bila

ditemukan WBP

yang memiliki

gejala TB

2.Terciptanya

Koordinasi

kepada

seluruh

medis

anggota regu

jaga

3.Dokumen

pencatatan

dan

Pelaporan

ETIKA PUBLIK

Berkomunikasi

dengan Sopan dan

meggunakan

bahasa yang baik.

KOMITMEN

MUTU

Inovasi :

Melakukan

pengawasan secara

aktif disetiap regu

jaga terhadap

bahaya penularan

TB di lingkungan

Lapas

ANTI KORUPSI

Tidak memungut

sepeserpun atau

tidak memberikan

sepeserpun uang

untuk medis regu

jaga, melainkan

tugas pengawasan

ini dilakukan atas

dasar keikhlasan

dan kepedulian

6. Melakukan

pemeriksaan

dan

pengobatan di

Poliklinik

terhadap WBP

yang memiliki

gejala TB

berdasarkan

laporan kader

TB dan

Anggota

Medis Regu

Jaga

Dan

melakukan

pembagian

masker pada

WBP Suspect

TB

1. Memanggil WBP

suspect TB untuk

dilakukan

pemeriksaan

kesehatan di

Poliklinik

2. Melakukan

pencatatan

identitas WBP

Suspect TB

3. Melakukan

Screening TB

4. Berkolaborasi

bersama Tim

Medis Lapas

Narkotika Muara

Sabak untuk

mendapatkan

penanganan

segera

1. WBP

suspect TB

dipanggil

ke

Poliklinik

2. Dokumen

pencatatan

identitas

WBP

Suspect TB

3. Hasil

Screening

TB

4. Terciptanya

Kolaborasi

bersama

Tim Medis

Lapas

AKUNTABILITAS

Melakukan

pemeriksaan WBP

suspect TB dengan

penuh Tanggung

Jawab..

NASIONALISME

Tidak membeda-

bedakan WBP

didalam Pelayanan

Kesehatan di Lapas

Narkotika Klas III

Muara Sabak

ETIKA PUBLIK

Memberikan

pelayanan yang

Sopan dan Sabar

ANTI KORUPSI

Tidak memungut

biaya sepeserpun

kepada WBP

selama proses

pengobatan

KOMITMEN

MUTU

Melaksanakan

tahap demi tahap

pelayanan dengan

Efektif dan Efisien

Waktu

ANTI KORUPSI

Tidak memungut

biaya pada WBP

suspect TB pada

Terciptanya

pelayanan

kesehatan

Meliputi

perawatan

yang optimal

di Lapas

Narkotika

Muara Sabak

✓ Bertanggungj

awab

✓ Memiliki

komitmen

✓ Kerjasama

✓ Semangat

✓ Kepedulian

Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I

12

6.2 PENETAPAN ROLE MODEL

Dalam kesehariannya di Lapas Narkotika Klas III Muara

Sabak penulis menilai salah satu pegawai yang bernama pak

J.Kasogi Surya Fattah, A.Md.IP sebagai Role Model.

Beliau saat ini duduk sebagai Kasubsi Pembinaan di Lapas

Narkotika Klas III Muara Sabak. Alasan beliau dipilih sebagai

Role Model yaitu :

1. Memiliki Akuntabilitas

a. beliau menjunjung tinggi tanggung jawab dan

konsisten disetiap program pembinaan yang

diberlakukan di Lapas Narkotika klas III Muara Sabak

b. beliau memiliki integritas yang baik disaat bersikap dan bertindak didalam setiap

pekerjaan

c. beliau memiliki jiwa kepemimpinan yang mumpuni

d. beliau memiliki kejelasan terhadap segala bentuk pekerjaan baik didalam maupun

diluar lapas.

2. Memiliki Jiwa Nasionalisme dalam wujud kekeluargaan bersama seluruh pegawai dan

CPNS Lapas Narkotika Klas III Muara Sabak , pengorbanan waktu demi mengajari

juniornya dalam berbagi pengalaman pribadinya dan saling menghormati pendapat orang

lain.

3. Memiliki Etika Publik yang baik seperti mengedepankan kode etik, kesopanan, tata

krama, kesabaran, pembatasan diri dan peggunaan bahasa yang komuikatif saat

berinteraksi dengan atasan maupun bawahannya.

4. Mengedepankan Inovasi disetiap programnya demi menjaga Komitmen Mutu

saat pembagian

Masker,

7. Melakukan

pencatatan dan

pelaporan

kepada Subsi

Pembinaan

khususnya

bagian medis

terkait hasil

screening TB

1. Membuat atau

merancang

dokumen

pelaporan hasil

screening TB

dengan rapi

2. Mencetak

dokumen

pelaporan

3. Melaporkan

kepada Kasubsi

Pembinaan dan

Tim Medis Lapas

Narkotika Klas III

Muara Sabak

1.Selesainya

Rancangan

dokumen

pelaporan

hasil

2.dicetaknya

dokumen

pelaporan

3.terlapornya

pelaporan

kepada Kasubsi

Pembinaan

dan Tim

Medis Lapas

AKUNTABILITAS

Melaporkan hasil

screening TB

dengan penuh

Tanggung Jawab

dan Jujur

ETIKA PUBLIK

Melapokan hasil

dengan Sopan dan

menggunakan

bahasa yang baik

dan informatif

KOMITMEN

MUTU

Kreatifitas:

merancang laporan

dengan menarik

dan rapi

Efisien : Membuat

pelaporan dan

melaporkan dengan

tepat waktu

Menambah

Pegumpulan

data terkait

kesehatan

WBP

✓ Bertanggung

jawab

✓ Memiliki

komitmen

✓ Terbuka

✓ Kerjasama

Andri Kurniawan Latsar Cpns Kemenkumham Gelombang I

13

2.3 PENJADWALAN

Tabel rencana Jadwal Implementasi

No Waktu Kegiatan Target

Ket FISIK %

1 2 3 4 5 6

1.

Minggu ke-1

sampai

minggu ke-2

Bulan Juli

Melakukan pengumpulan Data dan

Informasi dari Poliklinik

Data /

laporan

tertulis

Angka

kejadian

TB

100 Sesuai

Jadwal

2. Minggu ke-3

Bulan Juli

Melaksanakan Koordinasi kepada

seluruh Tamping Kesehatan untuk

dijadikan Kader TB dan memberikan

pengarahan terkait tugasnya sebagai

Kader

Kader TB 100 Sesuai

Jadwal

3.

Minggu ke-3

sampai

minggu ke-4

Bulan Juli

Melakukan Edukasi pada seluruh

Warga Binaan terkait bahaya

penularan TB di lingkungan LAPAS

yang dibantu oleh petugas Poliklinik

serta melibatkan narasumber dari

Puskesmas terdekat

Slide

Persentasi

dan

pemahaman

WBP

100 Sesuai

Jadwal

4.

Minggu ke-1

Bulan

Agustus

Membuat media edukasi berbentuk

banner dan menempatkan di tempat

yang strategis di blok hunian

Banner

edukasi 100

Sesuai

jadwal

5. Minggu ke-2

Melakukan koordinasi bersama

seluruh anggota anggota medis regu

jaga

Terjalinnya

koordinasi 100

Sesuai

jadwal

6. Minggu ke-3

Melakukan pemeriksaan dan

pengobatan di Poliklinik terhadap

WBP yang memiliki gejala TB

Hasil

Screening

TB

100 Sesuai

Jadwal

7. Minggu ke-4 Melakukan pencatatan dan pelaporan

Dokumen

pelaporan

screening

TB

100 Sesuai

jadwal