Demi Penyadaran dan Literasi Sains: Berkembangnya Definisi ...
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46937/2/BAB I.pdf · Di era modern sekarang...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/46937/2/BAB I.pdf · Di era modern sekarang...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Transportasi adalah sebagai sarana yang menawarkan sebuah jasa, dan
merupakan salah satu kebutuhan pokok dari masyarakat dan tidak terpisahkan
dengan kehidupan kota pada umumnya. Di era modern sekarang ini dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan sudah sampai sarana
transportasi, seakan – akan menjadi hal yang sepertinya harus dihadapkan dengan
kata modern, tradisional sebagai sarana yang biasa dan murah, sedangkan modern
sebagai yang kuat, instan dan dominan di kalangan masyarakat. Arus kemajuan
teknologi merupakan sebuah fenomena yang mau tidak mau harus kita hadapi.
Perkembangan teknologi sudah memasuki rana jasa transportasi. Jasa transportasi
umum adalah transportasi konvensional belum lama ini berkembang menjadi
transportasi yang berbasis online.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan
Jalan dijelaskan angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Teknologi pada
transportasi sudah mengalami perubahan yang hebat saat ini. Misalnya saja yaitu
transportasi konvensional yang dulunya penumpang langsung datang ke terminal
untuk menggunakan jasa tersebut, akan tetapi sekarang penumpang tidak perlu
datang karena dengan sentuhan jari dari kecanggihan aplikasi ponsel genggam
sudah bisa memesan jasa transportasi bahkan jasa mengantar barang. Dengan
adanya perubahan tersebut muncul berbagai pendapat di masyarakat Pro dan kontra
2
merebak dan Konflik fisik pun mudah sekali terjadi antara transportasi
Konvensional dikarenakan semakin sedikitnya penumpang.
Malang merupakan kota yang mempunyai banyak penduduk pendatang baik
dari luar kota maupun luar negeri karena Malang juga merupakan kota yang cukup
banyak mahasiswa dikarenakan universitas yang berdiri sudah semakin banyak,
sering kali terjadi kemacetan yang terjadi akibat kendaraan lalu lalang melintas,
masih banyak juga angkutan kota yang beroperasi di era modern saat ini, sebanyak
1.665 angkutan umum yang masih beroperasi di Kota Malang (Sumber : Dinas
Perhubungan Kota Malang).
Pertumbuhan teknologi di Kota Malang sangatlah cepat yang kini sudah
mengikuti kota lain yang sudah mengembangkan teknologi dengan cepat. Pada
tahun 2015 berbagai kecanggihan aplikasi online semakin banyak bermunculan dan
mulai menyebar pada ranah transportasi. Berbagai argumentasi pro dan kontra
mewarnai pemberitaan dan media sosial tentang keberadaan transportasi berbasis
online ini. Sudah banyak macam nama transportasi online darat baik roda dua dan
empat yang menggunakan basis online, banyak kota yang sudah menggunakan
transportasi online tersebut.
Transportasi berbasis online salah satunya adalah Go-Jek yang berdiri pada
tahun 2011 oleh seorang pemuda yang kreatif dan inovatif. Pendiri Go-Jek bernama
Michaelanglo dan Nadiem Makarin. Mereka mendirikan sebuah perusahaan yang
bernama PT. Go- Jek indonesia. Perusahaan ini bertujuan untuk menghubungkan
ojek dengan penumpang ojek. Mereka melihat para pengemudi konvensional hanya
menghabiskan waktu seharian dan belum tentu mendapatkan pelanggan. Jadi
mereka membuat perusahaan ini untuk membantu para transportasi konvensional
3
lebih produktif. Go-jek sendiri menggunakan sistem aplikasi berbasis online dan
aplikasi tersebut dapat mempermudah seseorang. PT Go-Jek juga memiliki
berbagai layanan dan fitur lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat.
Adanya fasilitas itu terdapat banyak dampak yang ditimbulkan di kalangan
masyarakat, beberapa masyarakat setuju akan adanya transportasi berbasis online
karena mempermudah pekerjaannya dan dengan teknologi pekerjaan lebih mudah
dan membuat para konsumen lebih senang dan puas akan kinerja transportasi
online, akan tetapi beberapa kelompok masyarakat menolak dengan adanya
transportasi online yaitu dari sisi pemilik dan pengemudi transportasi konvensional
seperti angkutan kota (mikrolet) karena dianggap menimbulkan dampak dari segi
ekonomi dikarenakan kesejahteraan mereka bergantung kepada pekerjaannya
sebagai pengemudi mikrolet.
Para pengemudi transportasi konvensional mulai resah dengan fenomena
yang terjadi, dimana perkembangan tersebut memunculkan perubahan di
masyarakat karena semakin lama transportasi online semakin banyak dan dominan
yang mengakibatkan pengemudi mikrolet khawatir akan kesejahteraan hidup
mereka, karena itu para pengemudi mikrolet di Kota Malang menjunjung tinggi
solidaritasnya dengan melakukan aksi dengan mogok kerja di Balai Kota Malang
sebagai bentuk dari perlawanan yang menentang kebijakan pemerintah tentang
pengoperasiannya transportasi online.
Aksi tersebut merupakan wujud dari kekesalan dari pengemudi mikrolet karena
pemberlakuan transportasi online belum mempunyai ijin atau belum ada undang-
undang yang menyatakan dia sebagai angkutan itu membuat suasana dari para
pengemudi transportasi konvensional di Kota Malang sangat heboh. aksi demo
4
yang dilakukan sempat membuat para pengemudi transportasi berbasis online
sempat berhenti beberapa hari , akan tetapi setelah beberapa hari kemudian aktif
kembali beroperasi sampai sekarang. Karena dianggap mengancam perekonomian
mereka. Kerugian ekonomis yang dialami oleh para pengemudi konvensional
mencapai 60%. Pada tahun 2017 terdapat dua kali para pengemudi mikrolet
melakukan aksi demo karena permintaannya untuk memberhentikan pengoperasian
transportasi online belum ada tanggapan dari pemerintah.
Permasalahan ini baik untuk dikaji karena keresahan pengemudi
transportasi konvensional karena adanya dominasi teknologi online yang
menimbulkan dampak ekonomi dan sosial. Disinilah teknologi tidak menciptakan
kebahagiaan di masyarakat tapi menciptakan konflik serta dominasi oleh
masyarakat pengguna teknologi. Penelitian ini diharapkan pemerintah agar
membuat solusi yang adil bagi para penyedia jasa layanan transportasi, baik bagi
penyedia jasa transportasi konvensional (mikrolet) maupun bagi penyedia jasa
transportasi berbasis online sehingga keduanya bisa bersaing secara fair dan sportif
dan tidak terjadi kecemburuan sosial. Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengemudi Konvensional (Mikrolet Dalam
Masyarakat Satu Dimensi)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengemudi transportasi konvensional (Mikrolet) di
Terminal Landungsari Malang dalam masyarakat satu dimensi teknologi ?
5
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pengemudi transportasi konvensional (mikrolet) dalam
masyarakat satu dimensi.
1.4. Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah diatas, Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang
sosiologi industri dan membantu lebih memahami bagaimana pengemudi
transportasi konvensional (Mikrolet) di Terminal Landungsari Malang dalam
masyarakat satu dimensi
1.4.2. Manfaat praktis
1. Manfaat bagi penulis penelitian ini mampu memberikan analisis kritis
tentang dominasi yang dialami pengemudi transportasi konvensional
dalam masyarakat satu dimensi teknologi
2. Manfaat bagi pengambil kebijakan mampu memberikan pemahaman
bagaimana pengemudi transportasi konvensional (mikrolet) di terminal
landungsari malang dalam masyarakat satu dimensi sehingga dapat
menciptakan solusi atau kebijakan yang tepat.
3. Manfaat bagi program studi sosiologi untuk menjadi bahan tambahan
kajian sosiologi da bisa menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya
4. Manfaat bagi masyarakat agar lebih mengkritisi dampak dari teknologi
6
1.5.Definisi Konsep
1.5.1. Transportasi Konvensional (Mikrolet)
Transportasi berasal dari kata latin yaitu Transportare, dimana trans yang
artinya seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau
membawa. Pengertian diatas yaitu transportasi berarti mengangkut atau
membawa sesuatu ke satu tempat lain. Dan itu berarti bahwa angkutan
penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Atau masih
menggunakan cara tradisional dengan datang langsung ke terminal Termasuk
dalam pengertian transportasi umum adalah ojek, mikrolet, bus dll.
Mikrolet merupakan alat transportasi umum penumpang di kota atau
daerah. Mikrolet merupakan suatu kegiatan memindahkan manusia atau
barang dari suatu tempat ketempat yang lain menggunakan sarana transportasi
konvensional dengan membayarkan sejumlah biaya tertentu. Dalam hal
perangkutan umum melibatkan beberapa pihak, yaitu operator sebagai
penyedia pelayanan transportasi konvensional, masyarakat sebagai konsumen
atau pengguna layanan jasa transportasi konvensional, dan pemerintah sebagai
regulator atau pengatur dan penengah antara operator angkutan dan masyarakat
(Warpani, 2002:68).
1.5.2. Masyarakat satu dimensi
Gagasan Masyarakat Satu Dimensi Marcuse tertuang dalam buku One-
Dimensional Man (1964) Kritik utama Marcuse adalah Konteks yang
dibicarakan yakni masyarakat industri maju yakni masyarakat telah
terdominasi oleh teknologi menjadi masyarakat teknokratis. Bagi Marcuse
manusia modern adalah masyarakat yang tidak sehat. Masyarakat saat ini
7
merupakan manusia modern yang berdimensi satu yakni segala segi
kehidupannya diarahkan pada satu tujuan saja, yaitu demi kebaikan dan
peningkatan sistem yang telah ada, tidak lain adalah sistem kapitalisme yang
ditopang oleh sistem teknologi komunikasi dan informasi ( J. Sudarminta,
1982:123).
1.6.Metode Penelitian
1.6.1. Jenis penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif
merupakan metode dengan membicarakan beberapa kemungkinan untuk
memecahkan masalah atau fenomena aktual dengan jalan mengumpulkan data,
menyusun atau mengklasifikasinya dan menginterpretasikannya. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi, data lengkap atau menggambarkan mengenai permasalahan yang
ada lapangan, yaitu dimana suatu permasalahan dalam masyarakat itu yang apa
adanya saat melakukan penelitian (Arikunto, 2007).
1.6.2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Menurut
Lincoln dan Guba menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif disebut juga
dengan case study yaitu merupakan penelitian secara mendalam dan sangat
detail tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan subyek penelitian
yang di teliti (Pujosuwarno, 1992:34). Metode kualitatif juga seing disebut
dengan metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (Natural Setting) (Sugiyono, 2014:8). Alasan peneliti
8
menggunakan metode ini adalah karena pada dasarnya penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif. Selain itu, metode ini dianggap cukup
relevan untuk meneliti permasalahan yang akan dikaji dan unit yang diteliti.
1.6.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Jl. Raya Tlogomas, Dusun Rambaan,
Landungsari, Dau, Malang, Jawa Timur 65151 biasanya di kenal sebagai
Terminal Landungsari. Alasan peneliti memilih terminal landungsari sebagai
penelitian adalah :
1. Terminal landungsari merupakan salah satu terminal pemberhentian
yang tergolong ramaidan juga salah satu terminal yang terletak di
Kecamatan Dau yang merupakan pintu gerbang Kota Malang dari arah
barat.
2. Terminal ini merupakan salah satu penghubung dari terminal yang ada di
wilayah Malang Raya.
3. Terminal Landungsari dekat dengan kampus Universitas Muhammadiyah
Malang, sehingga menjadi peluang untuk pengguna jasa transportasi
konvensional dan online.
4. Lokasi penelitian tersebut tidak jauh dari tempat tinggal penulis sehingga
memudahkan dalam melaksanakan penelitian.
1.6.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
diantaranya yaitu :
1. Observasi Terstruktur
9
Penelitian yang dilakukan menggunakan menggunakan observasi secara
langsung di lapangan , observasi terstruktur adalah observasi yang telah
dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, dan diteliti (
Sugiyono, 2002:140). Jadi, penelitian ini sudah dirancang secara sistematis
dengan membahas permasalahan yang di kaji yaitu tentang bagaimana
pengemudi transportasi konvensional (mikrolet) di Kota Malang yang berada
di tengah masyarakat satu dimensi yaitu kecanggihan teknologi.
Observasi terstruktur tersebut dapat mengumpulkan data atau keterangan
dalam suatu penelitian melalui pengamatan secara langsung di tempat atau
objek yang diteliti (Suharsimi, 2006). Observasi yang dilakukan dengan
melihat bagaimana kondisi terminal mikrolet yang berada di terminal
Landungsari Malang, Jalur Trayek Mikrolet dan Tempat pemberhentian
mikrolet dan transportasi online.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik untuk pengumpulan data
penelitian yang bertujuan untuk menemukan data pada sebuah permasalahan
yang diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui data penting dari
narasumber yang lebih mendalam dan lebih detail (Sugiyono, 2014:137).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur yang
merupakan salah satu jenis wawancara yang sesuai dengan penelitian
kualitatif. Wawancara tidak terstruktur ini dapat digunakan untuk
menemukan informasi penting atau informasi tunggal (Moleong, 2000).
Wawancara tidak berstruktur dapat memberikan peluang kepada peneliti
untuk bisa lebih mendapatkan data yang berkualitas dan mengembangkan
10
pertanyaan yang bersangkutan dengan apa yang diteliti. Pertanyaan pada
wawancara ini biasanya tidak disusun terlebih dahulu tetapi disesuaikan
dengan keadaan dan ciri dari narasumber. Pelaksanaan tanya jawab dilakukan
secara mengalir seperti dalam percakapan yang dilakukan sehari-hari. Akan
tetapi, meskipun wawancara tidak terstruktur, bukan berarti pertanyaan pada
saat mengajukan wawancara itu sangat bebas dan keluar dari konteks
penelitian yang sudah ditentukan.
Hal ini harus tetap diperhatikan oleh seorang peneliti yang menggunakan
jenis wawancara ini. Seorang peneliti harus mempunyai fokus pembicaraan
yang ingin ditanyakan dengan narasumber, sehingga seluruh wawancara yang
dilakukan dapat diarahkan pada sumber data yang telah ditentukan ( Idrus,
2009:107)
Peneliti melakukan wawancara dengan pengemudi mikrolet, pemilik
mikrolet, ketua paguyuban mikrolet di Terminal Landungsari dan driver
online. Wawancara ini tidak hanya dilakukan untuk memperoleh data tapi
juga untuk menguji keakuratan data yang diperoleh dari sumber tertulis
seperti buku, berita, dan artikel dari internet.
Awalnya peneliti datang ke terminal landungsari untuk mengetahui
kondisi pengemudi dan pemilik mikrolet dengan mendatangi kantor
paguyuban tersebut dengan menanyakan kepada ketuanya, dan wawancara
pertama dilakukan dengan Saridho selaku ketua paguyuban tersebut,
kemudian dilanjutkan dengan beberapa pengemudi dan pemilik mikrolet di
Terminal Landungsari Malang.
3. Studi kepustakaan
11
Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan
mengumpulkan data kemudian dianalisis agar mendapat hasil yang lebih
akurat. Studi ini bisa berupa data dokumen, baik dokumen tertulis atau
gambar, video maupun media lainnya.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara yang dilakukan mengumpulkan bukti yang
akurat yang didapat dari berbagai macam bentuk yaitu seperti catatan
peristiwa yang berbentuk tulisan, gambar, video, arsip, dan berupa data-data
yang mendukung untuk dijadikan sebagai literatur sumber data dalam
penelitian. Teknik dokumentasi ini merupakan cara untuk mendukung
observasi dan wawancara agar data yang nantinya disajikan lebih akurat.
1.6.5. Teknik Pengambilan Sampel
Penentuan sampel data penelitian tersebut menggunakan teknik
Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
pertimbangan tertentu. (Arikunto, 2010: 183). Menurut Sugiyono Purposive
sampling adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian yang bertujuan
agar data yang didapat bisa lebih representative dan tepat untuk data penelitian.
Pertimbangan tertentu dimaksudkan pengklasifikasian narasumber yang
dianggap mampu memberikan informasi data yang akurat, jelas dan terlibat
langsung dalam fokus permasalahan yang diteliti (Sugiyono. 2010).
Peneliti mengambil sampel berdasarkan tujuan tertentu, dengan syarat-
syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
12
1. Sampel dalam penelitian ini adalah pengemudi dan pemilik mikrolet
yang berada di Terminal Landungsari karena mereka yang merasakan
dampak dari teknologi.
2. Ketua paguyuban mikrolet di Terminal Landungsari
3. Driver transportasi online (Go-Jek)
1.6.6. Sumber Data
Objek dalam penelitian ini adalah pengemudi dan pemilik transportasi
konvensional (mikrolet) di Terminal Landungsari Malang. Data tersebut
merupakan data primer. Selain itu penulis juga melakukan wawancara
dengan ketua paguyuban pengemudi mikrolet di Terminal Landungsari
untuk mengumpulkan data dan menguji keakuratan data primer serta sebagai
data tambahan (sekunder).
1. Data Primer merupakan sumber data yang bersifat utama dan
terpenting untuk mendapatkan informasi lapangan yang
diperlukan oleh peneliti dan juga berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti. Pengumpulan data penting ini
dilakukan dengan penelitian berupa observasi langsung di
Terminal Landungsari melalui melakukan wawancara secara
langsung dengan pengemudi mikrolet tentang bagaimana
dominasi teknologi yang ditimbulkan transportasi online yang
saat ini cukup mendominasi dibidang jasa angkutan penumpang.
2. Data sekunder merupakan sumber data yang bersifat menunjang
dan digunakan untuk melengkapi sumber data primer. Data
13
sekunder bisa berupa buku-buku kepustakaan, penelitian
terdahulu dan dokumen resmi baik dari pemerintah maupun
pribadi yang berkaitan dengan pemasalahan yang di teliti. Data
ini berupa data jumlah angkot yang ada di Kota Malang, jalur
trayek mikrolet dan peraturan yang mengatur transportasi umum,
kemudian mengumpulkan berkas peraturan perundang-
undangan mengenai kebijakan yang membahas transportasi.
1.6.7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data yang
digunakan untuk mencari data-data penting kemudian difokuskan atau
dikerucutkan (Sugiyono:2014). Data tersebut didukung dengan data
wawancara penting lainnya yang menunjang hasil penelitian. Data akan
disajikan bertujuan untuk melihat gambaran permasalahan yang terjadi di
Lapangan, dan selanjutnya akan dibuat kesimpulan dari data yang didapat
penelitian tersebut. Data penting tersebut adalah bagaimana dominasi teknologi
yang dirsakan pengemudi transportasi konvensional (Mikrolet). Berikut
merupakan teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan data yang lebih akurat, yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pengabstraksian, dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.
Kegiatan reduksi data dilakukan secara terus-menerus, terutama selama
penelitian yang berorientasi kualitatif berlangsung atau selama pengumpulan
data dan dilakukan sampai laporan akhir lengkap tersusun.. Selama
14
pengumpulan data berlangsung tahapan reduksi yaitu dengan membuat
ringkasan, menelusuri tema, membuat partisi, dan menulis memo.
Reduksi data merupakan bentuk analisis data yang digunakan untuk
menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data, sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan di
verifikasi. Jadi dalam pendekatan penelitian kualitatif dapat di sederhanakan
dalam aneka macam cara yaitu dengan melalui seleksi ketat, melalui
rangkuman atau uraian singkat dan menggolongkan dalam suatu pola yang
lebih luas.
2. Display Data
Display data merupakan langkah selanjutnya setalah reduksi data.
penyajian data atau display data yaitu pengumpulan data atau informasi
secara tersusun yang nantinya dapat memunculkan sebuah kesimpulan
singkat data. Menyajikan data maka akan memudahkan peneliti untuk
memahami apa yang terjadi di Lapangan dan merencanakan untuk langkah
selanjutnya. Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan dalam bentuk
seperti uraian singkat, berupa teks yang bersifat naratif ( Nasution,
1988:129).
3. Menarik Kesimpulan
Menarik kesimpulan dan verifikasi merupakan kegiatan analisis ketiga
dimana pengumpulan data dilakukan dan seorang penganalisis mulai
mencari arti benda, mencatat keteraturan, pola, penjelasan, konfigurasi
yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang mulanya
belum jelas akan meningkat menjadi lebih terperinci. Kesimpulan “final”
15
akan muncul bergantung pada besarnya kumpulan catatan lapangan dan
metode pencarian ulang yang digunakan dan kecakapan peneliti.
1.6.8. Keabsahan Data
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi data yang diartikan sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil
wawancara terhadap objek penelitian lapangan (Moloeng, 2004:330)
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu
wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi. Triangulasi ini selain
digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk
memperkaya data (Nasution, 2003:115).
Triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas pendapat
peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif. Denzin dalam
Moloeng membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada
penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya
menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber dengan
membandingkan data dan mengecek kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif
(Patton,1987:331).
Adapun cara yang digunakan untuk mencapai kepercayaan data tersebur,
maka perlu langkah sebagai berikut :
1. Membandingkan data hasil pengamatan lapangan dengan data hasil
wawancara.
16
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi dalam wawancara.
3. Membandingkan data yang dikatakan oleh berbagai artikel dengan
narasumber tentang bagaimana situasi penelitian di lapangan.
4. Membandingkan kondisi, keadaan dan perspektif seseorang tentang
permasalahan yang diteliti dengan berbagai pendapat dan pandangan
masyarakat dari berbagai kelas.
5. Membandingkan hasil wawancara penelitian ini dengan isi suatu
dokumen.