BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga...

42
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadi pelanggaran hak asasi manusia atau biasa disebut dengan HAM pada saat perang Irak tahun 2003 berlangsung. Amerika Serikat (AS) yang menjadi actor utama dibalik runtuhnya rezim Saddam Hussein sebagai pemimpin Irak menandai berakhirnya pemerintahan Irak yang ditaktor. Cara yang ditempuh Pemerintah AS dibawah kepemimpinan Bush Junior dalam menguasai Irak tidak sepenuhnya menggunakan kekuataan militer nasionalnya saja. Melainkan juga melibatkan Private Military Companies (PMC) atau perusahaan keamanan swasta yang diberikan kontrak langsung oleh Pemerintah AS. Awalnya istilah yang digunakan bukanlah PMC melainkan Military Industrial Complex (MIC) yang dipopulerkan oleh Eisenhower yaitu mantan Jenderal Angkatan Darat bintang lima dan Presiden ke 34 AS. Fungsi dari MIC menurut Eisenhower adalah untuk menjadi tempat pembuatan maupun penyedia senjata yang mana pada saat itu sedang berlangsung Perang Dunia Kedua. Otomatis hal tersebut membutuhkan banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau MIC tersebut.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terjadi pelanggaran hak asasi manusia atau biasa disebut dengan HAM pada

saat perang Irak tahun 2003 berlangsung. Amerika Serikat (AS) yang menjadi actor

utama dibalik runtuhnya rezim Saddam Hussein sebagai pemimpin Irak menandai

berakhirnya pemerintahan Irak yang ditaktor. Cara yang ditempuh Pemerintah AS

dibawah kepemimpinan Bush Junior dalam menguasai Irak tidak sepenuhnya

menggunakan kekuataan militer nasionalnya saja. Melainkan juga melibatkan Private

Military Companies (PMC) atau perusahaan keamanan swasta yang diberikan kontrak

langsung oleh Pemerintah AS.

Awalnya istilah yang digunakan bukanlah PMC melainkan Military Industrial

Complex (MIC) yang dipopulerkan oleh Eisenhower yaitu mantan Jenderal Angkatan

Darat bintang lima dan Presiden ke 34 AS. Fungsi dari MIC menurut Eisenhower

adalah untuk menjadi tempat pembuatan maupun penyedia senjata yang mana pada

saat itu sedang berlangsung Perang Dunia Kedua. Otomatis hal tersebut membutuhkan

banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau

MIC tersebut.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

2

Kemudian pasca Perang Dingin berakhir muncul sebuah istilah baru untuk

menggambarkan perusahaan yang bergerak dibilang militer, yang mana tidak hanya

berfokus pada penyedia layanan senjata saja akan tetapi juga ikut terjun ke lapangan

untuk mendukung angkatan bersenjata suatu negara tanpa harus menjadi bagian dari

angkatan senjata itu sendiri. Perusahaan tersebut lah yang dikenal sebagai Private

Military Company.

Di dunia ini terdapat berbagai macam perusahaan penyediaan keamanan tidak

hanya berasal dari AS saja akan tetapi negara-negara besar lainnya seperti Rusia

maupun Inggris juga memilikinya. Rusia sebagai rival dari AS juga memiliki PMC

yang tak kalah hebat dari PMC asal AS. Terbukti PMC Rusia sering dikirim dalam

medan konflik terutama di kawasan Timur Tengah yang salah satunya di Suriah.

Berbeda dengan pemerintah AS dalam menanggapi penggunaan PMC, Pemerintah

Rusia lebih tertutup atau menyangkal penggunaan PMC dalam sebuah konflik. Di

Suriah, Rusia mengirimkan PMC yang bernama Wagner.1

Penggunaan PMC oleh Rusia terbukti setelah salah satu orang tua dari pasukan

PMC yang gugur dalam konflik Suriah yaitu Yevgeny Alikov ingin kematian anaknya

diakui oleh negara bahwa putra nya telah gugur membela negara.2 Yevgeny yang tewas

pada 2 September 2017 diberikan uang jaminan kematian sebesar lima juta rubel atau

Rp 1,2 miliar yang ditaruh secara diam-diam didapur rumah duka dan medali layaknya

1 Nina Nazarova & Ilya Barabanov, mengungkap Kisah Tentara Bayaran Rusia Yang Tewas Di

Suriah, BBC, diakses dalam https://www.bbc.com/indonesia/dunia-43136530 (22/09/2018, 11:23

WIB) 2 Ibid

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

3

seorang militer negara oleh Wagner perusahaan militer swasta yang memperkerjakan

nya.3

Kemudian terdapat PMC yang berasal dari Inggris yaitu Erinys International.

PMC asal Inggris ini telah memiliki cabang kantor dibeberapa negara di dunia seperti

di Dubai, UAE dan Afrika Selatan.4 Erinys International sendiri juga merupakan PMC

yang terlibat dalam sejarah perang Irak tahun 2003 tersebut. Tugas dari Erinys

International adalah memberikan pelatihan kepada 6.500 penjaga untuk mengamankan

sumur minyak dan instalasinya yang ada di Irak.5 Bahkan pelatihan yang dilakukan

ditambah menjadi 16.000 orang untuk lebih mengamankan sumur minyak pada saat

masa rekonstruksi pasca perang termasuk juga melakukan pengawasan di udara.6

Erinys International sendiri juga menjamin semua kegiatan yang mereka lakukan

adalah legal karena telah mendapatkan persetujuan langsung dari Pemerintah Irak dan

sesuai dengan Undang-Undang yang mengatur mengenai operasi yang dilakukan oleh

PMC.7

Pemerintah AS telah menggunakan PMC sejak tahun 1990 an untuk berbagai

misi dalam usaha nya mensukseskan politik luar negeri nya.8 Dimulai dari terlibat

3 Ibid 4 Sourcewatch, Erinys International Ltd, diakses dalam

https://www.sourcewatch.org/index.php/Erinys_International_Ltd. (22/09/2018,12:15 WIB) 5 Ibid 6 Ibid 7 Erinys Iraq.com, diakses dalam http://www.erinysiraq.com/ (22/09/2018,13:00 WIB) 8 Maleona Sarah, Srategi Lobbying dan Rebranding Blackwater Untuk Merespon Citra Negatif Pasca

Insiden di Irak Tahun 2004-2012, Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol 3, No 1, hal 364,

diakses dalam http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jahi34d2076ca5full.pdf (22/09/2018,

14:05 WIB)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

4

dalam konflik etnis di Bosnia dan Herzegovina di tahun 1990, Perang Teluk pada tahun

1991, dan konflik di Kosovo tahun 1999.9 Perang Irak tahun 2003 menjadi momentum

munculnya berbagai macam jasa penyedia keamanan swasta di AS. Pemerintahan Bush

Junior pada saat itu tidak segan untuk mengeluarkan dana besar untuk mengkontrak

para PMC tersebut. Bahkan kebijakan Bush ini masih berlanjut di era Pemerintahan

Obama meskipun penggunaan PMC secara bertahap dikurangi.

Bukan tanpa alasan mengapa kebijakan menerjunkan PMC di Irak masih

berlangsung. Karena orang-orang yang setuju dengan operasi pembebasan Irak di masa

pemerintahan Bush Junior masih menjabat di dalam kabinet Obama seperti Robert

Gates yang tetap sebagai Menteri Pertahanan AS.10 Bahkan Hillary Clinton yang

menjabat sebagai Senat di Era Pemerintahan Bush Junior dan Menteri Luar Negeri AS

di pemerintahan Obama, setuju akan operasi pembebasan Irak meskipun ia akhirnya

mengakui bahwa tindakannya tersebut adalah sebuah kesalahan karena mengakibatkan

konflik berkepanjangan dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.11

Para Perusahaan PMC tersebut memegang peranan penting dalam masa perang

Irak tersebut baik dalam kondisi saat situasi memanas ataupun pada saat masa

rekonstruksi. Terdapat beberapa nama perusahaan PMC AS yang memiliki peran besar

di Irak yaitu Halliburton Company, Blackwater, Dyncorp, Triple Canopy dan CACI

9 Ibid 10 Obama Pertahankan Robert Gates, Kompas.com, diakses dalam

https://nasional.kompas.com/read/2008/12/01/21102496/obama.pertahankan.robert.gates (22/09/2018,

15:00 WIB) 11 Ike Agestu, Hillary Serang Balik Jeb Bush Soal Invansi Irak, CNN Indonesia, diakses dalam

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20150816122131-134-72468/hillary-serang-balik-jeb-

bush-soal-invasi-irak (22/09/2018,15:30 WIB)

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

5

INC. Kelima PMC tersebut bekerja sesuai dengan tugas ataupun misi yang telah

diberikan oleh Pemerintah AS.

Akan tetapi kinerja dari perusahaan-perusahaan PMC tersebut tidaklah

sepenuhnya baik bahkan banyak yang melakukan tindakan fatal. Para perusahaan PMC

tersebut bertugas layaknya kombatan nasional suatu negara yang mana apabila dilihat

dari hukum humaniter hal ini tidak dibenarkan. Karena PMC sejatinya merupakan

seorang sipil kecuali direkrut kedalam satuan angkatan bersenjata. Personil PMC dalam

melakukan pengawalan hanya boleh membawa senjata dengan kategori Personal

Defense Weapon atau PDW seperti Colt M4 dan H&K MP5.12 Itupun hanya boleh

digunakan untuk keadaan terdesak seperti terdapat ancaman dari luar.

Apa yang dimaksud dengan PMC AS bertugas layaknya kombatan disini adalah

bahwa PMC AS tersebut menggunakan senjatanya tanpa ada ancaman apapun

sebelumnya. Para PMC AS tersebut tidak peduli dengan status mereka yang hanya sipil

dan tidak boleh sembarangan untuk melepaskan tembakan atau melakukan kekerasan

terhadap sekitarnya, yang mana perusahaan-perusahaan PMC tersebut bahkan

bertindak lebih dari apa yang dilakukan kombatan dan lebih terlihat seperti tentara

bayaran. Meskipun perusahaan-perusahaan PMC tidak ingin disamakan dengan tentara

bayaran. Salah bukti kasus para perusahaan PMC AS melakukan kekerasan adalah

pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Blackwater yang mana Blackwater

12 Porong Ronaldo Joseph Branco, Pemberian Sanksi Terhadap Tentara Bayaran Yang ikut Serta

Dalam Sengketa Bersenjaa di Tinjau Dari Hukum Humaniter Internasional, Lex Crimen, Vol, VI No,

6, hal. 42. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/16952

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

6

merupakan salah satu PMC besar di AS. Blackwater melakukan pembunuhan terhadap

17 warga sipil tak bersenjata di Baghdad, Irak.13 Pasukan Blackwater melakukan hal

itu hanya karena ingin membuka jalan bagi iring-irigan diplomat AS.14 Hal seperti itu

lah yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia yang tidak dibenarkan dalam

hukum humaniter. Pelanggaran-pelanggaran HAM yang telah dilakukan oleh

perusahaan PMC AS pada saat masa Perang Irak telah menodai nilai demokrasi yang

disuarakan oleh AS.

Tidak hanya melanggar hukum humaniter yang berlaku, PMC AS juga praktis

menyalahi Standar Operasional Prosedur (SOP) dari Montreaux Document yaitu

dokumen yang berbicara mengenai hak dan kewajiban penyewa termasuk fungsi utama

dari PMC itu sendiri. Secara garis besar Montreux Document berbicara mengenai

bagaimana meminimalisir sedikit mungkin penggunaan kekerasan oleh PMC.

Sehingga dengan melibatkan tanggung jawab negara penyewa didalam Montreux

Document diharapkan mampu meredam agresivitas PMC di lapangan,

Melihat permasalahan diatas maka penulis ingin menggambarkan pelanggaran

HAM yang dilakukan oleh PMC AS di Irak berdasarkan aturan hukum humaniter.

Untuk itu penulis akan meninjau legalitas penggunaan PMC sesuai dengan SOP

ataupun regulasi yang berlaku tentang hak dan penggunaan PMC.

13 Denny Armandhanu, Tentara Blackwater Bersalah Bunuh Warga Irak, CNN, diakses dalam

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20141023103550-134-7583/tentara-blackwater-bersalah-

bunuh-warga-irak (23/09/2018, 15:00 WIB) 14 Ibid

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari penjabaran latar belakang yang ditulis diatas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut yaitu bagaimana bentuk pelanggaran hak-hak

asasi manusia yang dilakukan oleh perusahaan PMC AS dalam Perang Irak ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari diadakannnya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui keterlibatan PMC AS sebagai alat pencapaian politik luar negeri

2. Untuk mengetahui PMC dalam Pandangan Hukum Internasional

3. Untuk mengetahui bentuk pelanggaran hak asasi manusia apa saja yang telah

dilakukan oleh PMC AS.

1.3.2 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan bagi para

akademisi yang mengkaji tentang politik pemerintahan AS yang pada tahun 2003

mengeluarkan kebijakan menginvansi Irak. Yang mana hingga sampai saat ini dampak

dari invansi tersebut masih banyak bila dikaji lebih dalam lagi terutama permasalahan

HAM yang begitu melekat bagi kehidupan pemerintah dan masyarakat Irak. Dan juga

mengetahui perusahaan PMC apa saja yang beroperasi di Irak.

b. Manfaat Praktis

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah penulis jelaskan diatas, maka

diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pelanggaran HAM apa saja

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

8

yang telah dilakukan oleh PMC asal AS di Irak baik pada saat invansi maupun

sesudahnya.

1.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian pertama yang dijadikan sebagai penelitian terdahulu oleh penulis

adalah jurnal yang berjudul “Diberlakukannya UN Guiding Principles on Business

& Human Right dan Keterkaitannya dengan Keberadaan Privatie Military

Securities Companies AS” karangan Putra Kurniawan.15 Isu yang akan dikaji adalah

menjelaskan bagaimana terdapat keterkaitan satu sama lain antara pemerintah AS

dengan perusahaan PMC. AS sangat membutuhkan PMC dalam mencapai kepentingan

nasionalnya terutama dalam menguasai Irak. AS juga akan melindungi PMC dari asas-

asas kemanusian yang dijunjung tinggi oleh PBB dengan cara mengatur PMC dalam

UU domestiknya tidak berdasarkan pada nilai HAM. Akan tetapi kepentingan nasional

menjadi suatu hal yang harus segera dicapai dan maka dari itu PMC mampu ikut serta

dalam invansi ke Irak pada tahun 2003. Sehingga langkah yang dilakukan PBB dalam

melihat fenomena seperti ini adalah dengan menerapkan UN Guiding Principles on

Business & Human Right yang memiliki fungsi utama untuk memberi penjelasan

bahwa PMC dapat menjadi entitas bisnis dengan tetap melihat dan menjujung nilai-

nilai HAM.

15 Putra Kurniawan, Diberlakukannya UN Guiding Principles on Business & Human Right dan

Keterkaitannya dengan Keberadaan Privatie Military Securities Companies AS, Jurnal Analisis

Hubungan Internasional, Vol , 4. No, 1, hal. 1703, diakses dalam http://journal.unair.ac.id/download-

fullpapers-jahi3d753c4210full.pdf (03/04/2018, 09:00 WIB)

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

9

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang menggunakan teknik

pengumpulan data berupa studi pustaka dengan menggunakan metode deskriptif

analisis. Hasil dari penelitian ini adalah mampu menggambarkan PMC sebagai bisnis

sesuai dengan UN Guiding Principles on Business & Human Right bukan mercenary.

Meskipun PBB harus lebih mengkaji lagi tentang Busineess & Human Right nya

tersebut karena PMC bukanlah bisnis yang umum. Perbedaan penelitian yang

dilakukan oleh Putra Kurniawan dan penulis adalah Putra Kurniawan focus kajian

pelanggaran HAMnya banyak membahas mengenai pelanggaran HAM yang dilakukan

oleh salah satu PMC saja dan banyak berbicara sisi ekonomi maka penulis mencoba

untuk menguraikan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh para PMC yang terjun

langsung di Irak tidak hanya Academi saja dan melihat HAM dari segi hukum

internasional.

Penelitian selanjutnya adalah skripsi milik Dwisyahrul Alam PM yang berjudul

“Status Hukum Perushaan Tentara Bayaran Dan Jasa Keamanan Serta Hak dan

Kewajiban Negara Pengguna Jasa Menurut Hukum Humaniter”. 16Penelitian ini

menggunakan teknik pengumpulan data melalui kepustakaan (Library Research) dan

data yang diperoleh dianalisis dan disajikan secara deskriptif kualitatif. isi kajian dari

skripsi ini adalah bahwa para PMC harus diberlakukan selaknya tawanan perang pada

16 Dwisyahrul Alam PM, Status Hukum Perushaan Tentara Bayaran Dan Jasa Keamanan Serta Hak

dan Kewajiban Negara Pengguna Jasa Menurut Hukum Humaniter, Universitas Hasanudin, iakses

dalam

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/16811/Skripsi%20Dwisyahrul%20Putra%20

Mungkar%202009%20Hukum%20Internasional.PDF?sequence=1 (04/04/2018, 19.00 WIB)

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

10

saat tertangkap menurut kajian hukum humaniter. Mereka berhak dilakukan secara

manusiawi dan Negara yang menggunakan jasa para PMC harus bertanggung jawab

apabila para PMC melakukan aksi kerusuhan dan tidak ada istilah kebal hukum.

Hasil dari penelitian ini adalah PMC apabila tertangkap tetap diberlakukan

layaknya tawanan perang dan PMC yang melanggar hukum humaniter juga menjadi

tanggung jawab negara penyewa. Perbedaan penelitian dengan penulis adalah penulis

tidak hanya menjelaskan pelanggaran HAM dari segi keterlibatan PMC sebagai

kombatan melainkan juga menjelaskan kekerasan-kekerasan yang dilakukan PMC

pada sipil di Irak.

Penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai peneliti terdahulu oleh penulis

adalah tulisan dari Farraz Abdu Zudma yang berjudul “Kebijakan Amerika Serikat

Dalam Mengirim PMC (Private Military Company) ke Irak pada tahun 2001”.17

Teknik penelitian dalam tulisan ini menggunakan teknik library research yang

menggunakan sumber-sumber berupa buku, jurnal atapun artikel ilmiah lainnya.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualititatif. Isi dari tulisan ilmiah ini

adalah bahwa AS mengirimkan pasukan PMC ke Irak dapat diartikan sebagai cara

untuk memenuhi kepentingan nasionalnya. Dimana AS ingin menguasai sumber daya

minyak di Irak dan menunjukkan eksistensinya di kawasan Timur Tengah. Perbedaan

tulisan ini dengan kajian dari penulis terletak dari fungsi dari PMC itu sendiri. Yang

17 Farraz Abdu Zudma, Kebijakan Amerika Serikat Dalam Mengirim PMC (Private Military Company)

ke Irak pada tahun 2001, Jom FISIP, Vol 4 No, 2, hal. 9, diakses dalam

https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/viewFile/14443/13996 (04/04/2018, 19.30 WIB)

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

11

mana Farraz Abdu Zudma tidak menjelaskan secara spesifik PMC apa saja yang terlibat

dalam menyukseskan kepentingan nasional AS tersebut. Karena memang setiap PMC

yang dikirimkan ke AS memiliki fungsi yang berbeda-beda. Secara garis besar hasil

penelitian ini adalah invansi AS ke Irak didasarkan atas keinginan untuk menguasai

sumber daya minyak dan menjaga eksistensi di kawasan Timur Tengah.

Berikutnya ada penelitian milik Restu Rahmawati yang berjudul “Analisa

Politik Keberadaan PMC Academi dalam Konflik Amerika Serikat dan Iraq

Tahun 2004-2007”.18 Penelitian ini menggunakan teori konflik yaitu teori yang

menjelaskan situasi pertentangan atau percekcokan yang didasarkan atas perjuangan

untuk mendapatkan kekuasaan dan mengeksploitasi sumber daya alam negara yang

diserang tanpa memperhatikan segala bentuk norma ataupun nilai-nilai kemanusiaan.

Tulisan ini secara garis besar menjelaskan sepak terjang dari Academi atau Blackwater

dalam kasus invansi Irak. Pemilik dari Academi yaitu Eric Prince ditenggarai memiliki

hubungan yang erat dengan pemerintahan AS terlebih dirinya merupakan seorang

pendukung rezim konservatif Bush atau Parta Republik. Perbedaan penelitian dengan

penulis adalah penulis akan mencoba mengupas secara satu per satu perusahaan PMC

apa saja yang mendapatkan kontrak dari pemerintah AS untuk terjun ke Irak. Hasil

penelitian ini menjelaskan sepak terjang dari Academi atau Blackwater dalam kasus

18 Restu Rahmawati, Analisa Politik Keberadaan PMC Academi dalam Konflik Amerika Serikat dan

Iraq Tahun 2004-2007, Global Insight Journal, Vol 01, No. 02, hal. 179, diakses dalam

http://journal.uta45jakarta.ac.id/index.php/GIJ/article/download/937/640 (04/04/2018, 20.05 WIB)

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

12

invansi Irak. Yang mana ada keterkaitan antara pemilik Blackwater yaitu Eric Prince

terhadap pemerintah AS sehingga mampu mendapatkan kontrak pada saat Perang Irak.

Penelitian yang dijadikan sebagai sumber penelitian terdahulu oleh penulis

yang kelima adalah penelitian skripsi dari Sumargono yang berjudul “Irak setelah

Jatuhnya Rezim Saddam Hussein Tahun 2003-2005”.19 Skripsi ini menggunakan

metode penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan teknik analisis data historis.

Penelitian ini juga menggunakan teori konflik dan kekuasaan. Pada skripsi ini banyak

menjelaskan kebijakan-kebijakan dari AS dalam merekonstruksi Irak pasca Invansi

tahun 2003. Rekonstruksi baik dalam bidang ekonomi, politik maupun pemerintahan

yang mana semuanya mendapat kontrol dari pemerintah AS. intisari dari hasil

penelitian ini adalah perubahaan Irak yang drastic baik dari segi ekonomi maupun

politik dan juga konflik yang terjadi semakin banyak seperti perang saudara yang

terjadi antara pendukung Saddam dan yang kontra, Sunni dan Syiah maupun ekspansi

Suku Kurdi ke Irak. Perbedaan isi kajian dengan penulis dengan skripsi diatas adalah

bahwa penulis tidak menjelaskan konflik internal Irak secara detail.

Penelitian keenam yang dijadikan referensi bagi peneliti adalah penelitian

skripsi dari Achmad Muflichin yang berjudul “Penggunaan PMC (Private Millitary

Company) Dalam Invansi Amerika Serikat ke Irak Pada Tahun 2003)”.20

19 Sumargono, Irak setelah Jatuhnya Rezim Saddam Hussein Tahun 2003-2005, Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Diakses dalam https://eprints.uns.ac.id/5968/1/188571111201110431.pdf

(05/04/2018, 15:00 WIB) 20 Achmad Muflichin, 2013, Penggunaan PMC (Private Military Company) Dalam Invansi Amerika

Serikat ke Irak Pada Tahun 2003, Skripsi, Malang: Jurusan Hubungan Internasional, Universitas

Muhammadiyah Malang, Hal. 24

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

13

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif untuk menganalisa dan

mencari penjelasan secara jelas dan konkret mengenai factor-faktor penggunaan PMC

di Irak dan dampak dari keterlibatan tentara bayaran, Serta politik luar negeri AS dalam

menggunakan PMC dalam invansi militer ke Irak. Perbedaan dengan kajian penulis

adalah penulis tidak menjelaskan hubungan PMC dan para politisi AS secara mendetail

melainkan focus kajian lebih kepada tindakan-tindakan yang dilakukan oleh PMC

tersebut dilapangan (Irak). Hasil Penlitian ini adalah adanya hubungan antara

Pemerintah AS dengan PMC sehingga keduanya saling bekerjasama dalam operasi

pembebasan Irak.

Penelitian ketujuh yang digunakan oleh penulis untuk dijadikan penelitian

selanjutnya adalah skripsi milik Delfian Efendi yang memiliki judul “Motivasi

Amerika Serikat Dalam Pengiriman ACADEMI LLC ke Irak 2011”.21 Focus

kajian dari penelitian beliau adalah kebijakan yang dilakukan oleh Obama untuk

kembali mengirim pasukan PMC ke Irak pada tahun 2011 yang sebelumnya sempat

ditarik keluar pada 2010. Alasan AS untuk kembali mengirimkan PMC karena untuk

menstabilkan kondisi di Irak yang banyak terjadi konflik internal. Blackwater kembali

PMC yang dipercaya meskipun namanya telah berganti menjadi Academi. Perbedaan

dengan penulis adalah peneliti sebelumnya lebih berfokus untuk melihat kebijakan atau

inward looking. Sedangkan penulis ingin melihat dari segi outward looking bagaimana

para PMC tersebut mampu menggantikan peran tentara regular AS sebagai kombatan

21 Delfian Effendi, 2013, Motivasi Amerika Serikat Dalam Pengiriman Pasukan Academi LLC ke Irak

2011, Skripsi, Malang: Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang, Hal. 51.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

14

meskipun mendapatkan berbagai kecaman dari masyarakat internasional. Hasil

penelitian ini adalah Obama mengirimkan pasukan PMC kembali karena tentara

regular AS banyak yang mengalami trauma berat dan juga merupakan langkah efisiensi

budget military

Tabel 1.1 Posisi Penelitian

NO Nama Judul Teori / Konsep &

Metodologi

Hasil Penelitian

Persamaan dan

Perbedaan

1 Putra

Kurniawan

Diberlakukannya

UN Guiding

Principles on

Business & Human

Right dan

Keterkaitannya

dengan

Keberadaan

Privatie Military

Securities

Companies AS

Teori / Konsep:

Konsep Human

Right

Metodologi:

Deskriptif

-Hasil penelitian :

Menggambarkan PMC

sebagai bisnis sesuai

dengan UN Guiding

Principles on Business

& Human Right bukan

merc. Perbedaan

dengan penelitian

penulis adalah bahwa

pelanggaran HAM yang

dilakukan oleh para

PMC yang terjun

langsung di Irak tidak

hanya Academi saja.

Sedangkan dari segi

persamaan keduanya

membahas mengenai

pelanggaran HAM di

Irak oleh pemerintah AS

dan PMC nya.

2 Dwisyahrul

Alam PM

Status Hukum

Perusahaan

Tentara Bayaran

Dan Jasa

Keamanan Serta

Hak dan

Kewajiban Negara

Teori / Konsep:

Teori Hukum

Internasional

(Humaniter)

Metodologi:

Deskriptif

Hasil penelitian dari

tulisan ini adalah bahwa

negara sebagai penyewa

PMC seharusnya

bertanggung jawab atas

segala kerusakan baik

disengaja ataupun tidak

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

15

Pengguna Jasa

Menurut Hukum

Humaniter.

oleh PMC yang mereka

pekerjakan. Kemudian

seharusnya dibentuk

peraturan yang tetap

mengenai PMC agar

segala tindakan bisa

dipertanggungjawabkan

di mata hukum

internasional.

Perbedaan penelitian

dengan penulis adalah

penulis tidak hanya

menjelaskan

pelanggaran HAM dari

segi keterlibatan PMC

sebagai kombatan

melainkan juga

menjelaskan kekerasan-

kekerasan yang

dilakukan PMC pada

sipil di Irak.Persamaan

penelitian keduannya

adalah melihat betapa

pentingnya pasukan

PMC dalam menjaga

hegemoni AS di Irak.

3 Farraz Abdu

Zudma

Kebijakan

Amerika Serikat

Dalam Mengirim

PMC (Private

Military Company)

ke Irak pada tahun

2001

Teori / Konsep:

Konsep National

Interest

Metodologi:

Deskriptif

kualitatif

Secara garis besar hasil

penelitian ini adalah

invansi AS ke Irak

didasarkan atas

keinginan untuk

menguasai sumber daya

minyak dan menjaga

eksistensi di kawasan

Timur Tengah.

Perbedaan dengan

kajian penulis adalah

penulis akan

menjelaskan lebih

dalam peran dari

masing-masing PMC

yang diterjunkan di Irak

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

16

karena fungsi mereka

yang sebenarnya

berbeda-beda.

Persamaannya penelitian keduanya

yaitu samasama melihat

minyak sebagai alasan

kuat AS menginvansi

Irak.

4 Restu

Rahmawati

Analisa Politik

Keberadaan PMC

Academi dalam

Konflik Amerika

Serikat dan Iraq

Tahun 2004-2007

Teori / Konsep:

Teori Ilmu Politik

Metodologi:

Deskriptif

kualitatif

Hasil penelitian ini

menjelaskan sepak

terjang dari Academi

atau Blackwater dalam

kasus invansi Irak.

Pemilik dari Academi

yaitu Eric Prince

ditenggarai memiliki

hubungan yang erat

dengan pemerintahan

AS. Perbedaan dari

penelitian penulis

adalah PMC apa saja

yang mendapatkan

kontrak dari pemerintah

AS untuk terjun ke Irak.

Sedangkan

Persamannya adalah

samasama membahas

profil dari Blackwater

5 Sumargono Irak setelah

Jatuhnya Rezim

Saddam Hussein

Tahun 2003-2005

Teori / Konsep:

Teori Foreign

Policy

Metodologi:

Deskriptif

kualitatif

Penelitian ini

menjelaskan kebijakan-

kebijakan dari AS

dalam merekonstruksi

Irak pasca Invansi tahun

2003. Rekonstruksi baik

dalam bidang ekonomi,

politik maupun

pemerintahan yang

mana semuanya

mendapat kontrol dari

pemerintah AS.

Perbedaanya dengan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

17

penelitian penulis

adalah penulis

menjelaskan peran PMC

tidak menjelaskan

konflik Irak secara

detail

Persamaan melibatkan

PMC dalam segala

aktivitasi di Irak

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

18

6 Achmad

Muflichin

Penggunaan PMC

(Private Millitary

Company) Dalam

Invansi Amerika

Serikat ke Irak

Pada Tahun 2003)

Teori / Konsep:

Teori :

Decision Making

Theory

Konsep : Military

Industrial

Complex (MIC)

Konsep :

Private Military

Company (PMC)

Metodologi:

Deskriptif

Penelitian ini

menjelaskan kebijakan

luar negeri AS dalam

menggunakan PMC

yang mana banyak

dipengaruhi oleh politis

yang notabene

merupakan orang

penting dalam sebuah

PMC tersebut.

Perbedaannya penulis

tidak menjelaskan

hubungan PMC dan

para politisi AS secara

mendetail melainkan

focus kajian lebih

kepada tindakan-

tindakan yang dilakukan

oleh PMC tersebut

dilapangan (Irak).

Persamaannya penulis

melihat penggunaan

PMC sebagai bisnis

yang berkembang pesat

pasca Perang Dingin

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

19

7 Delfian

Efendi

Motivasi Amerika

Serikat Dalam

Pengiriman

ACADEMI LLC

ke Irak 2011

Teori / Konsep:

Teori Resolusi

Konflik

Metodologi:

Deskriptif

Hasil penelitian ini

adalah Obama

mengirimkan pasukan

PMC kembali karena

tentara regular AS

banyak yang mengalami

trauma berat dan juga

merupakan langkah

efisiensi budget

military.

Perbedaanya yaitu

apabila focus peneliti

terdahulu adalah

mengatasi konflik di

Irak dan perpolitikan di

Irak menggunakan

Peacekeeping,

Peacebuilding dan

Peacemaking dalam

menganalisa kasus yang

terjadi maka penulis

melihat keterlibat PMC

di Irak telah

mengabaikan nilai-nilai

HAM dalam

menyelesaikan tugas

atau misi yang

diberikan.

8 Bramantya

Surya

Pradana

Pelanggaran HAM

Oleh Private

Military

Companies (PMC)

Amerika Serikat

Dalam Perang Irak

Teori / Konsep:

- Konsep

Military

Industrial

Complex, -

Konsep Private

Military

Company,

Konsep Hak

Asasi Manusia

Metodologi:

Deskriptif

Argument dasar dari

penulis adalah bahwa

PMC telah melakuka

berbagai pelanggaran

HAM di Irak. ditinjau

dari Hukum

Internasional tentu apa

yang dilakukan oleh

PMC AS melanggar

hukum karena mereka

bekerja selaknya

kombatan. Dan Para

PMC AS juga

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

20

melakukan kekerasan

terhadap sipil Irak.

1.5 Teori Dan Konsep

1.5.1 Military Industry Complex

Istilah dari Military Industrial Complex (MIC) dipopulerkan oleh Eisenhower

pada perpisahannya digedung putih melalui pidatonya pada 17 Januari 1961.22 Secara

garis besar MIC merupakan konsep yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana

sains, teknologi dan masyarakat berinteraksi satu sama lain dalam sebuah wadah

institusi pertahanan sejak Perang Dunia II. MIC juga dapat diartikan sebagai

perusahaan professional yang memiliki pegawai baik berfokus pada bidang

administrasi maupun sektor produksi.

Atau dengan kata lain ciri khas dari perusahaan MIC yaitu pertama MIC adalah

sektor industry berteknologi tinggi yang beroperasi sesuai dengan aturan hukum.

Selayaknya pabrik yang ingin menjual barang dagangannya demi mencapai

keuntungan maka para MIC ini juga bersaing agar dapat memperoleh keuntungan bagi

perusahaan yang salah satunya selalu menawarkan fitur-fitur teknologi senjata terbaru

demi menunjang misi pengamanan yang nanti nya diberikan. Kedua MIC merupakan

22 Military Industrial Complex, Encyclopedia of Science, Technology, and Ethics, diakses dalam

https://www.gpisd.org/cms/lib01/TX01001872/Centricity/Domain/1156/Military-

Industrial_Complex%202.PDF (05/04/2018, 19.00).

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

21

perusahaan swasta yang bergerak dengan keuangannya sendiri tanpa ada subsidi dari

pemerintah.

Meskipun pemerintah suatu negara tidak memberikan subsidi akan tetapi

pemerintah berperan penting dalam menentukan lokasi pendirian MIC tersebut.

Misalnya kompleks kedirgantaraan di California selatan, kompleks pembuatan kapal

di pantai selatan Korea Selatan, dan kompleks penelitian militer terisolasi

Akademgorodok di Siberia.23 Pada lokasi tersebut tidak hanya terdapat lapangan

pekerjaan akan tetapi juga perumahan, perawatan kesehatan, dan sekolah bagi para

pekerja dan keluarga mereka.24 Sehingga pengelolaan yang professional maka tentu

akan menghasilkan sesuatu yang maksimal pula. Karena perlombaan senjata nyatanya

tidak berhenti sampai perang dingin. Apabila pada saat perang dingin hanya melibatkan

dua kekuatan besar yaitu AS dan Uni Soviet maka sekarang perlombaan senjata hampir

melibatkan negara-negara yang ada di seluruh dunia.

Selain Eisenhower, terdapat pengertian lainnya dalam menjelaskan konsep

MIC. Misalnya Daniel Guérin seorang penulis asal Prancis yang juga sosok yang

sangat menentang adanya kolonialisme dan fasisme mendefinisikan MIC sebagai suatu

koalisi kelompok-kelompok yang didalamnya memiliki kepentingan yang sama yaitu

mulai dari psikologis, moral, material untuk membangun sebuah persenjataan tingkat

23 Rachel N. Weber, Military-industrial complex, Encyclopædia Britannica, Inc, diakses dalam

https://www.britannica.com/topic/military-industrial-complex (06/04/2018, 16.30 WIB) 24 Ibid

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

22

tinggi sekaligus melindungi pasar kolonial.25 Dia menggambarkan adanya MIC seperti

sebuah “Segitiga” yang mana mulai dari pemerintah AS yang bergantung pada MIC

dengan mengeluarkan berbagai kebijakan yang mendukung adanya MIC.26 Kemudian

para MIC tersebut menciptakan industry yang nantinya juga mempengaruhi public

Amerika. Ketiga elemen tersebut nantinya akan menguatkan ekonomi global AS di

kancah internasional yang mana akan menciptakan interdependensi pada negara-

negara yang membutuhkan pasokan senjata dan inilah yang disebut pasar colonial.

Sedangkan Vijay Mehta seorang penulis dan aktivis global untuk perdamaian,

pembangunan dan hak asasi manusia menjelaskan konsep MIC sebagai kerjasama

antara pemerintah dengan korporasi yang memproduksi senjata-senjata yang

digunakan untuk perang.27 Pemerintah AS tidak hanya mengandalkan produksi senjata

dari institusi nasional mereka yang bergerak dalam bidang pembuatan senjata akan

tetapi juga melibatkan MIC demi menciptakan senjata-senjata dengan teknologi yang

luar biasa. Pada periode 1992, penjualan senjata AS mampu menembus angka 56,8 %

dalam pasar penjualan senjata global.28 Pencapain tersebut nyatanya tidak hanya

melibatkan Pemerintah AS saja melainkan terdapat keterlibatan kelompok-kelompok

MIC. Industry MIC seakan menjadi fenomena yang tak dapat dilepaskan dari

25 Shawn Powers, The Information Industrial Complex, Central European University, diakses dalam

https://www.ceu.edu/event/2014-12-10/information-industrial-complex (05/04/2018, 21.30 WIB). 26 Ibid 27 Ajie Mahar, Peran American Military Industrial Complex dalam Konflik Bersenjata di Timur

Tengah, Universitas Diponegoro, diakses dalam http://ic-

mes.org/jurnal/index.php/jurnalICMES/article/download/3/5/. (24/05/2019, 10:55 WIB) 28 Achmad Muflichin, 2013, Penggunaan PMC (Private Military Company) Dalam Invansi Amerika

Serikat ke Irak Pada Tahun 2003, Skripsi, Malang: Jurusan Hubungan Internasional, Universitas

Muhammadiyah Malang, Hal. 24

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

23

perkembangan revolusi industry. Dahulu permasalahan keamanan maupun senjata

hanya dikuasai oleh aparatur negara, akan tetapi sekarang MIC mampu memberikan

pelayanan tersebut.

Tabel 1.229

Dari data diatas yaitu pada tabel Near East atau bisa disebut juga dengan Middle

East, Pemerintah AS telah mengekspor senjata sebesar 19,962 juta USD pada rentang

waktu 2004-2007. Tentu nilai tersebut jauh lebih besar ketimbang rivalnya yaitu Rusia

dan China. Hal tersebut tidak terlepas dari kebijakan Pemerintah AS yang menerapkan

kebijakan War on Terrorism. Dimana pada tahun Pemerintah AS disibukkan dengan

invansi ke kawasan Timur Tengah seperti Afghanistan dan Irak. Khusus untuk Irak di

tahun tersebut, Pemerintah AS telah berhasil menggulingkan rezim Saddam Hussein

sehingga menguasai secara penuh negara tersebut. Sehingga banyak pasokan senjata

29 Ajie Mahar, Op.Cit hal 60

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

24

dari AS dikirim ke Irak baik untuk militer Irak maupun militer nasional AS itu sendiri

untuk mengamankan Irak dari serangan musuh seperti pemberontak.30

Perusahaan-perusahaan MIC AS seperti Boeing, Lockheed Martin Corp,

Northcorp Gruman Corp dan Raytheon mendapatkan keuntungan yang banyak dari

kebijakan War on Terrorism tersebut.31 Dimana awalnya hanya meraup keuntungan

500 juta dollar pertahunnya akan tetapi naik secara signifikan hingga 700 juta dollar

yang mana nilai tersebut pastinya akan terus bertambah melihat konflik di Timur

Tengah yang berjalan cukup lama.32Sehingga baik MIC maupun PMC akan terus

mendapatkan keuntungan dari konflik Timur Tengah khususnya disini adalah pada

masa Perang Irak. Baik MIC maupun PMC AS akan terus mendukung kesuksesan dari

kebijakan politik luar negeri Pemerintah AS itu sendiri.

1.5.2 Private Military Company

Long Peace yang sejatinya merupakan masa perdamaian sejak perang dingin

berakhir pada kenyatannya masih terdapat berbagai kekacauan diberbagai belahan

dunia. Kepentingan nasional sebuah negara selalu memungkinkan untuk menggunakan

kekerasan dalam usaha untuk mencapainya. Berangkat dari kekecauan diberbagai

dunia memunculkan bisnis yang mencoba untuk menyediakan layanan keamanan bagi

kedaulatan suatu negara.

30 Ibid 31 Ibid, hal 61 32 ibid

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

25

Terdapat asumsi bahwa Private Military Company (PMC) dan Military

Industrial Complex (MIC) merupakan perusahaan yang memiliki kesamaan dalam

pelayanan jasa yang mereka tawarkan namun hanya nama keduanya saja yang berbeda.

Akan tetapi faktanya keduanya memiliki pengertian dan pelayanan berbeda dalam

menawarkan jasanya seperti yang sudah dijelaskan pada bagian latar belakang. Istilah

MIC merupakan konsep yang populer pada saat Perang Dunia II, yang mana

Eisenhower dahulu mengatakan MIC hanya sebagai perusahaan yang bergerak

dibidang manufaktur pertahanan saja. Artinya bahwa para MIC hanya berfokus pada

pembuatan senjata atau tidak menerima jasa pengawalan atau bodyguard.

Sedangkan PMC merupakan istilah atau konsep yang populer pada saat Perang

Dingin. PMC juga dalam menawarkan pelayanannya bersedia untuk menjadi pengawal

keamanan di medan-medan perang. Dengan begitu PMC lebih aktif dalam menjalankan

misinya tidak seperti MIC yang berada dibalik layar peperangan atau hanya berfokus

pada penunjang infrastruktur alat-alat perang baik senjata maupun kendaraan-

kendaraan perang. Menurut Peter W. Singer, PMC merupakan penyedia layanan

pertahanan.33 Sedangkan Newell dan Sheehy mendefinisikan konsep PMC sebagai

sekelompok orang asing yang terlibat dalam konflik dalam usahanya untuk

memperoleh keuntungan pribadi.34

33 Peter W. Singer, Peter W. Singer on Child Soldiers Private Soldiers and Robot Soldiers, Theory

Talks, diakses dalam https://drive.google.com/file/d/0B3ybHmt7A6nhekpBckJncTdVeU0/view

(07/04/2018, 19:00 WIB) 34Nihat Dumlupinar, 2010, Regulation of Private Military Companies In Iraq, Tesis, California:Naval

PostGraduate School, Hal. 3, diakses dalam http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a518602.pdf

(07/04/2018, 18:34 WIB)

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

26

Pendapat lain diberikan oleh Goddard dalam menjelaskan konsep PMC yaiu

PMC adalah seseorang atau organisasi yang dibayar dengan bertugas selayaknya

militer tanpa memperhatikan cita-cita, moral atau komitmen hukum baik hukum

nasional maupun hukum internasional.35

Tidak terdapat definisi pasti mengenai PMC akan tetapi pengertian dari PMC

biasanya diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu :36

a) Private Military Companies (PMC)

b) Private Security Companies (PSC)

c) Private Military Firms (PMF)

d) Military Service Provider (MSP)

e) Security Contractors

Berbicara mengenai PMC tidak dapat dilepaskan dari peran Kolonel David

Stirling. Selain sebagai seorang militer dia merupakan seorang bangsawan skotlandia

atau biasa dikenal dengan istilah Laird. Sepak terjang dari David dalam dunia militer

tidak perlu diragukan lagi. David merupakan salah satu pendiri dari pasukan militer

terkuat di dunia yaitu SAS (Special Air Service).37 SAS merupakan tumpuan bagi

Kerajaan Inggris dalam memenangkan Perang Dunia kedua.

35 Ibid 36 Ibid 37 Pauli Poisuo, 10 Frightening Facts About Private Military Companies, Listverse, diakses dalam

https://listverse.com/2014/01/07/11-frightening-facts-about-private-military-companies/ (10/04/2018,

18:40 WIB)

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

27

Pasca berakhirnya Perang Dunia Kedua membuat David ingin beristirahat

dalam dunia militer dan memilih untuk pergi ke Afrika. Disana David menjadi lebih

religious dan mendirikan Capricorn Afrika yaitu merupakan komunitas untuk

mengkampanyekan harmoni ras atau menciptakan persatuan dan kesatuan di antara ras-

ras yang ada di Afrika.38 Akan tetapi sekali militer tetaplah militer. Dimana seorang

prajurit tidak akan pernah bisa untuk meninggalkan pemikiran dan tingkah lakunya

sebagai seorang militer karena doktrin-doktrin militer telah terpupuk dalam jiwa dan

raga mereka.

David kemudian mendirikan Watchguard International Ltd sebuah perusahaan

militer swasta yang diklaim oleh banyak pihak sebagai PMC pertama didunia yang

didirikan pad tahun 1960 an.39 Tugas dari Watchguard adalah untuk membantu melatih

unit keamanan untuk beberapa negara Arab dan Afrika. Melihat kesuksesan David

dalam melakukan bisnis PMC maka selanjutnya banyak PMC-PMC swasta

bermunculan diberbagai belahan dunia dengan kemampuan yang berbeda dan sama-

sama kuat dalam hal militer..

Perang dingin seakan menjadi momentum munculnya banyak perusahaan PMC

didunia. AS negara yang banyak menggunakan jasa PMC tersebut. Bukan tanpa alasan

karena pasukan yang besar dengan yang jumlahnya sampai 1,5 juta kemudian

dipangkas hingga setengahnya pasca Perang Dingin Berakhir.40 Dengan dipangkasnya

38 Ibid 39 Ibid 40 Achmad Muflichin, Op.Cit., hal 29

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

28

jumlah pasukan militernya tentu apabila tidak di imbangi dengan strategi yang matang

dari Pemerintah AS akan menciptakan permasalahan ekonomi di negaranya. Para

pensiunan militer tidak mendapatkan pekerjaan karena pengurangan pasukan tersebut.

Selain itu pemerintah AS tetap ingin ada inovasi dari bidang militernya untuk

mempertahankan eksistensiya sebagai negara Unipolar pasca berakhirnya Perang

Dingin. Oleh karena itu Pemerintah AS menyalurkan pensiunan militer tersebut agar

bekerja di perusahaan-perusahaan PMC yang mana secara tidak langsung menjadi

lapangan pekerjaan baru. Tidak hanya itu banyak mantan pensiunan militer AS

membuat perusahaan PMC nya sendiri tanpa bekerja di perusahaan PMC milik orang

lain. Misalnya Blackwater didirikan oleh Erick Prince yang notabene merupakan

mantan anggota SEAL AS.

Metode perekrutan yang dilakukan oleh para PMC tidak sebatas pada sumber

daya manusia diwilayahnya saja melainkan juga dari berbagai belahan dunia. Misalnya

PMC swasta asal AS yaitu Triple Canopy terkenal memperkerjakan tentara bayaran

asal Amerika Selatan.41

1.5.3 Hukum Humaniter dan Hak Asasi Manusia

a. Hukum Humaniter

Perang merupakan sesuatu yang ada sejak dahulu. Pertumpahan darah tidak

akan dapat terhindarkan dalam sebuah perang. Bahkan korban dari sebuah perang tidak

hanya seorang kombatan yang terlibat dalam perang tersebut melainkan kebanyakan

41 Ibid

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

29

juga menimpa warga sipil tak bersalah. Melihat fenomena tersebut maka muncul lah

International Humanitarian Law Applicable in Armed Conflict atau lebih dikenal

sebagai hukum humaniter yang istilah ini mulai dikenal tahun 1970 an.42 Hukum

humaniter merupakan bagian dari kajian hukum internasional yang mana secara garis

besar menjelaskan peraturan-peraturan yang diperbolehkan dalam berperang atau lebih

memperhatikan prinsip-prinsip kemanusian.43

Dalam menciptakan sebuah hukum humaniter harus didasarkan pada prinsip-

prinsip seperti berikut. Pertama military necessity principle yaitu dibenarkannya pihak

yang berkonflik untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menundukkan

lawan.44 Akan tetapi harus dilakukan dengan sesingkat-singkatnya dan korban yang

sedikit-dikitnya. Kedua yaitu Humanitary Principle yaitu dilarang untuk menggunakan

kekerasan yang dapat menimbulkan luka-luka yang berlebihan atau penderitaan yang

tidak perlu untuk menundukkan lawan.45 Misalnya musuh yang telah menjadi tawanan

perang harus diberlakukan secara manusiawi. Terakhir yaitu adalah Chivarly Principle

yaitu biasa disebut dengan prinsip ksatria yaitu dapat dianalogikan dari sifat kstaria

dimasa lampau yang mana sifat tersebut adalah berperang secara terhormat tidak

42 Wahyu Wagiman, Hukum Humaniter dan Hak Asasi Manusia, Lembaga Studi dan Advokasi

Masyarakat, diakses dalam

http://lama.elsam.or.id/downloads/1262841835_05._Hukum_Humaniter_dan_Hak_Asasi_Manusia.pdf

(25/09/2018, 19:00 WIB) 43 Ibid 44 Sri Rahayu Wilujeng, Hak Asasi Manusia: Tinjauan Dari Aspek Historis Dan Yuridis, hal, diakses

dalam https://media.neliti.com/media/publications/5018-ID-hak-asasi-manusia-tinjauan-dari-aspek-

historis-dan-yuridis.pdf (10/04/2018, 19:50 WIB) 45 Ibid

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

30

diperbolehkan melakukan cara-cara curang seperti menggunakan senjata pemusnah

massal.46

Perkembangan dari hukum humaniter yang banyak dikenal hingga sekarang ada

dua macam yaitu Konvensi Den Haag yang terdiri dari dua konferensi yaitu yang

pertama pada tahun 1899 dan kedua pada tahun 1907. Kemudian Konvensi Jenewa

yang terdiri dari empat perjanjian dan tiga protocol tambahan. Konvensi Den Haag

lebih berfokus pada penggunaan senjata perang sedangkan Konvensi jenewa lebih

berfokus pada perlindungan korban perang. Kedua hukum humaniter diatas akan

menjadi landasan bagi penulis untuk menggambarkan pelanggaran yang dilakukan oleh

PMC dalam kacamata hukum internasional.

Dalam Lampiran Konvensi Den Haag IV 1907 (Hague Regulations) misalnya,

dijelaskan bahwa salah satu isinya menyebutkan tentara harus menggunakan emblem

satuan militer yang dapat dilihat dari jauh. Akan tetapi Blackwater tidak menggunakan

seragam militer dan menggunakan identitas tersembunyi.47 Tidak menggunakan

identitas namun ikut berperang jelaslah melanggar hukum humaniter yang berlaku.

Kemudian penulis juga akan memasukkan Montreux Document yaitu dokumen

yang dibuat oleh Pemerintah Swiss dan The International Committee of the Red Cross

(ICRC) yang membahas mengenai perusahaan militer atau penyedia keamanan swasta

46 Ibid 47Agustinus Winardi, Kisah Para Tentara Bayaran di Irak, Intisari Online, diakses dalam

http://intisari.grid.id/read/03209997/kisah-para-tentara-bayaran-di-irak-gajinya-gede-tapi-jadi-sasaran-

favorit-pembom-bunuh-diri?page=all (28/09/2018, 07:00 WIB)

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

31

di zona perang.48 Montreux Document memang bukanlah bagian dari hukum humaniter

akan tetapi fungsi utama dibuatnya Montreux Document untuk lebih melengkapi

hukum humaniter dan hak asasi manusia dalam memandang tindakan PMC di medan

konflik. Montreux Document dibuat pada tanggal 17 September 2008 dan diratifikasi

oleh 17 negara termasuk AS.49 Isi dari Montreux Document juga tidak jauh beda

dengan hukum humaniter termasuk membedakkan status PMC. Dimana PMC dapat

dianggap kombatan apabila dimasukkan kedalam satuan komando militer negara dan

menggunakan identitas yang jelas seperti yang terdapat pada pasal 26 Montreux

Document.50 Penggunaan senjata api pun harus dibatas sesuai dengan pasal 43 yang

mana hanya digunakan sebagai alat perlindungan diri dan mendapatkan ijin dari yang

berwenang misalnya komando satuan militer negara penyewa.51

b. Hak Asasi Manusia

Kebebasan merupakan sesuatu hal yang harus didapatkan oleh setiap individu

yang berada pada sebuah negara yang menganut demokrasi. Kebebasan yang dimaksud

pun memiliki banyak arti. Maka dari itu prinsip-prinsip HAM telah mendapatkan

perhatian yang serius bagi seluruh negara didunia. Pada tanggal 10 Desember 1948

tercipta sebuah dokumen standarisasi pencapaian HAM yaitu Deklarasi Universal

48 ICRC, The Montreux Document on Private Military and Security Companies, diakses dalam https://www.icrc.org/en/publication/0996-montreux-document-private-military-and-security-companies (25/09/2018, 10:30 WIB ) 49 Ibid 50 Ibid 51 Ibid

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

32

HAM (DURHAM) yang dicetuskan oleh PBB.52 Isi pasal dari DURHAM yang

jumlahnya mencapai 30 pasal menjadi rujukan dari negara-negara didunia yang ingin

menciptakan peraturan ataupun Undang-undang yang mengatur tentang HAM bagi

warganya.53 Durham telah diterima oleh 48 negara pada tahun 1948 tersebut dengan

catatan beberapa negara tidak memberikan suaranya atau biasa disebut dengan abstain

yaitu meliputi Uni Soviet, Arab Saudi dan Afrika Selatan.54 Secara garis besar

pengertian HAM menurut Durham adalah hak kodrati yang dimiliki manusia secara

alami pemberian dari tuhan dan tidak dapat dipisahkan.55 Sehingga manusia berhak

mendapatkan kebebasan, kebahagian dan keselamatan pribadi.

Sedangkan pendapat lainnya seperti Thomas Jefferson mengatakan bahwa

kebebasan merupakan pemberian dari tuhan dan pemerintah memiliki kewajiban untuk

melindunginya.56 Miriam Budiarjo pun memiliki persamaan pengartian dalam

memahami HAM yaitu kebebasan merupakan hak yang telah dimiliki sejak lahir yang

mana nantinya setiap orang memiliki kesempatan berkembang sesuai dengan bakat dan

cita-citanya masing-masing.57

Durham sendiri pun menjadi tonggak berdirinya hukum internasional HAM

seperti :

a. Konvensi pencegahan genosida tahun 1948,

52 Komnas HAM, diakses dalam https://www.komnasham.go.id/files/1475231326-deklarasi-universal-

hak-asasi--$R48R63.pdf (25/09/2018, 19:45 WIB) 53 Ibid 54 Miriam Budiarjo, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hal 218 55 Sri Rahayu Wilujeng, Op.Cit hlm 2 56 Ibid 57 Ibid

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

33

b. Konvensi Internasional hak-hak sipil dan politik

c. Konvensi Internasional hak-hak ekonomi, sosial dan budaya

d. Konvensi Internasional menentang penyiksaan dan perlakuan atau

penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat

manusia.

e. Konvensi untuk menghapus segala bentuk diskriminasi rasial dan perempuan

f. Konvensi Internasional tentang hak-hak anak.58

Memandang sebuah pelanggaran HAM tidak dapat dilakukan melalui satu

sudut pandang hukum saja melainkan perlu melihat hukum-hukum lainnya. Terutama

sangat sulit untuk menentukan sebuah pelanggaran HAM yang berat. Menurut

Pengadilan Militer Internasional Nuremberg terdapat beberapa kategori mengenai

pelanggaran HAM berat yaitu pertama kejahatan terhadap perdamaian, kejahatan

perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan.59 Definisi dari kejahatan perang dan

kejahatan terhadap kemanusiaan hampir memiliki pengertian yang sama hanya pada

waktu saja yang berbeda. Dimana kejahatan perang dilakukan pada saat perang

sedangkan kejahatan terhadap kemanusiaan dapat dilakukan pada masa perang maupun

sesudahnya. Akan tetapi focus utama dari keduanya sama yaitu membahas mengenai

perbudakan, pembinasaan, pembunuhan, kekerasan secara tidak manusiawi kepada

58 Abdul hakim, Penerapan Hukum Internasional Dalam Kasus Pelanggaran Hak AsasI Manusia

Berat di Indonesia, Jurnal Hukum Internasional, Vol 1, No 4, hal. 756. Diakses dalam

https://media.neliti.com/media/publications/66229-ID-penerapan-hukum-internasional-dalam-kasu.pdf

(16/01/2019, 19.00 WIB) 59 Ibid

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

34

sipil, maupun memberlakukan tawanan perang dengan kejam dan bahkan sampai

membunuhnya.60 Pandangan terakhir mengenai hukum internasional hak asasi manusia

yaitu Statuta Roma mengatakan bahwa pelanggaran HAM berat meliputi kejahatan

genosida, kejahatan perang, kejahatan manusia dan kejahatan agresi.61

Melihat tiga titik sudut pandang hukum internasional HAM tersebut, penulis

menggaris bawahi bahwa kejahatan kemanusiaan merupakan pelanggaran HAM yang

cukup berat. Dalam konteks Perang Irak, PMC AS yang terjun langsung telah banyak

melakukan pelanggaran HAM yang tergolong berat. Seperti Blackwater telah terbukti

melakukan pembunuhan terhadap 17 warga sipil tak bersenjata di Baghdad, Irak.62

Pasukan Blackwater melakukan hal itu hanya karena ingin membuka jalan bagi iring-

irigan diplomat AS.63 Hal yang sama juga dilakukan oleh Dyncorp. Para pasukan

Dyncorp melakukan penembakan terhadap sopir taksi Irak yang mereka duga akan

melakukan hal yang tidak di inginkan terlebih pada saat itu sedang melakukan

pengawalan.64

Pelanggaran HAM berat lainnya yang termasuk dalam kategori kejahatan

kemanusiaan adalah PMC AS melakukan kekerasan terhadap tahanan Irak. Pada tahun

60 Ibid 61 Rome Statute of the International Criminal Court Article 5, diakses dalam https://www.icc-

cpi.int/nr/rdonlyres/ea9aeff7-5752-4f84-be94-0a655eb30e16/0/rome_statute_english.pdf (16/01/2019,

20.00 WIB) 62 Denny Armandhanu, Tentara Blackwater Bersalah Bunuh Warga Irak, CNN, diakses dalam

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20141023103550-134-7583/tentara-blackwater-bersalah-

bunuh-warga-irak (23/09/2018, 15:00 WIB) 63 Ibid 64 Magdalena, Tentara Bayaran AS kembali Bunuh Warga Sipil Irak, Era Muslim, diakses dalam

https://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/tentara-bayaran-as-kembali-bunuh-warga-sipil-

irak.htm#.W6wuyvYxXIU (25/09/2018. 21:30)

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

35

2004 beredar foto yang menampilkan kekerasan yang dialami oleh para tahanan Irak

di penjara Abu Ghraib Irak oleh PMC AS secara tidak manusiawi.65 Terdapat nama-

nama PMC AS yang terlibat dalam sebuah proses introgasi menggunakan kekerasan

seperti Engility Holdings dan CACI (California Analysis Center, Incorporated).66 Salah

satu mantan interrogator Abu Ghraib yang juga merupakan manta anggota salah satu

PMC AS yang tidak ingin disebutkan nama perusahaannya, Eric Fair mengatakan

bahwa kekerasan yang dilakukan benar-benar kejam mulai dari kekerasan secara fisik,

psikologis hingga pelecahan seksual.67

Terdapat metode penyiksaan yang menurut Fair sangat menyiksa para tahanan

yaitu Palestinian Chair.68 Metode ini dilakukan dengan cara para tahanan ditempatkan

pada posisi tubuh terlipat dengan sangat ketat sehingga tidak bisa bergerak sama sekali

pada saat di integorasi dan bahkan saat teman Fair mencoba ditempatkan pada

Palestinian Chair hanya mampu bertahan 1 menit.69

Pelanggaran HAM berat yang termasuk dalam kategori kejahatan kemanusian

ini juga sangat dilarang oleh hukum humaniter yang berlaku. Sesuai dengan Konvensi

Jenewa III mengenai perlindungan tawanan perang pasal 13 dikatakan bahwa tawanan

65 BBC Indonesia, AS Bayar Denda Pada Mantan Tahanan Abu Ghraib, diakses dalam

,https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/01/130109_usfirmabughraib (08/10/2018, 15:00 WIB) 66 Ibid 67 Redaksi, Ini Penyesalan Interogator Penjara Abu Ghraib, Era Muslim, diakses dalam

https://www.eramuslim.com/berita/ini-penyesalan-interogator-penjara-abu-

ghraib.htm#.W7wpIvYxXIU (08/10/2018, 15:40 WIB) 68 Ibid 69 Ibid

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

36

harus dilakukan dengan perikemanusiaan.70 Tahanan perang yang mati ataupun

membahayakan kesehatannya dianggap kelalaian negara penahan dan dianggap

melakukan pelanggaran berat dalam konvensi ini. Para tahanan perang juga tidak boleh

dirusak jasmani nya dan dijadikan objek percobaan-percobaan kedokteran maupun

ilmiah untuk kepentingan penahan.71 Hal ini juga berarti melanggar ketentuan dari

Montreux Document pasal 22 yang mana PMC harus mematuhi hukum humaniter yang

berlaku dan juga wajib untuk tunduk terhadap hukum nasional dimana mereka

beroperasi.72

Hukum Humaniter dan HAM banyak dibahas dalam tulisan ini yang keduanya

saling berkaitan dalam penjelasan yang dijabarkan oleh penulis. Terdapat tiga aliran

yang dapat digunakan untuk menjelaskan keterkaitan keduanya Pertama adalah aliran

Integrationis yaitu menjelaskan fenomena ini dengan menyebut sistem hukum yang

satu berasal dari hukum lain atau dengan kata lain saling berkaitan.73 Sehingga

memunculkan kembali kemungkinan terbentuknya ikatan antara hukum humaniter dan

HAM. Pendapat pertama menyebut bahwa hak asasi manusia merupakan anak dari

hukum humaniter. Pendapat pertama ini berpendapat bahwa HAM merupakan

70 ICRC, The Geneva Convention of 12 August 1949, diakses dalam

https://www.icrc.org/eng/assets/files/publications/icrc-002-0173.pdf (08/10/2018, 18:00 WIB) 71 Ibid 72 ICRC, Op.Cit hlm 14 73 Iman Jauhari, Media Massa dan Hukum Humaniter Dalam Pandangan Islam, Jurnal Hukum, Vol,12,

No,2, hal 165, diakses dalam ejurnalunsam.id/index.php/jhsk/article/download/130/95/, (25/09/2018,

21:00)

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

37

pengembangan dari hukum humaniter yang lahir terlebih dahulu. Sedangkan pendapat

kedua kebalikannya yaitu HAM merupakan induk dari hukum humaniter.

Pandangan kedua adalah aliran separatis yaitu menjelaskan bahwa tidak ada

hubungan sama sekali antara hukum humaniter dengan HAM.74 Hal ini ditinjau mulai

dari obyeknya yang mana aliran separatis berpendapat bahwa hukum humaniter

mengatur hubungan negara dengan kesatuan atau entity sedangkan HAM diatur oleh

pemerintahan sebuah negara terhadap warganya. Kemudian ditinjau juga dari saat

berlakunya yang mana hukum humaniter berlaku pada saat perang sedangkan HAM

pada saat masa damai.

Terakhir adalah aliran komplementaris yaitu memiliki argument bahwa hukum

humaniter dan HAM merupakan sesuatu yang saling melengkapi.75 Misalnya Konvensi

Jenewa 1949 dan protocol-protokolnya yang menjunjung tinggi hak-hak dari individu

dan negara asal individu tersebut harus menjaminnya. Penulis juga memiliki

pandangan yang sama dengan aliran komplementaris bahwa keduanya baik hukum

humaniter dan HAM saling melengkapi satu sama lain entah siapa dahulu yang muncul.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan

metode pendekatan kualitatif. Penelitian ini berangkat dari kata “Bagaiamana”

untuk menjelaskan pelanggaran HAM yang terjadi di Irak oleh PMC AS.

74 Ibid 75 Ibid

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

38

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang disajikan dalam penulisan ini menggunakan teknik library

research dimana data yang didapat berasal dari sumber-sumber pustaka baik

buku, jurnal, media online, artikel ataupun sumber-sumber yang ada di internet.

1.6.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam tulisan ini adalah induktif. Kemudian data

yang digunakan untuk menunjang penelitian menggunakan data dari sumber

yang telah ada atau sekunder melalui hasil wawancara, catatan di lapangan dan

dokumentasi.76 Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data secara

kualitatif. Hal tersebut karena data yang diperoleh merupakan susunan kata-

kata bukan angka. Data-data tersebut kemudian dikelola untuk melihat

fenomena yang terjadi. Kemudian pada tahap akhir nantinya akan ditarik

sebuah kesimpulan dari analisis data kualitatif tersebut.

1.6.4 Ruang Lingkup

a. Batasan Waktu

Penelitian ini difokuskan pada pemerintahan Presiden Bush Junior

sampai dengan pemerintahan Presiden Obama yang sama-sama menggunakan

jasa PMC. Sebelum akhirnya PMC tersebut ditarik dan Perang Irak dinyatakan

berakhir ditahun 2011. Sehingga rentan waktu yang digunakan oleh peneliti

76 Prof. Dr. Sugiono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

39

dalam mengumpulkan data dan materi adalah mulai dari tahun 2003 sampai

dengan 2011 .

b. Batasan Materi

Materi berfokus pada Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh PMC

pada saat perang Irak baik saat perang berlangsung maupun pada saat

rekonstruksi.

1.7 Argumen Dasar

Pada penelitian ini argumen dasar dari penulis adalah PMC AS yang bertugas

dalam Perang Irak bekerja secara ceroboh yang mana kecorobohannya tersebut

melukai dan bahkan sampai memmbunuh warga sipil Irak. PMC AS seperti

Blackwater, Dyncorp, Triple Canopy menggunakan senjata mereka tidak dalam

keadaan terancam oleh musuh disekitar. Begitu juga dengan perusahaan PMC CACI

Inc yang secara sadis melakukan kekerasan pada tahanan warga irak. Sehingga praktis

apa yang dilakukan oleh PMC AS diatas melanggar hukum internasional atau hukum

humaniter yang berlaku. Karena merampas HAM dengan tidak menjamin keamanan

warga sipil di waktu perang dan bahkan sampai membunuhnya merupakan salah satu

pelanggaran HAM berat menurut hukum humaniter. PMC AS tersebut juga otomatis

melanggar aturan mengenai non sipil yang bertugas di masa perang sesuai dengan

Konvensi Jenewa 1949 I tentang Perbaikan Keadaan Anggota Angkatan Perang yang

Luka dan Sakit di Medan Pertempuran Darat Pasal 13 (4). Dimana disitu dijelaskan

bahwa setiap pihak yang mendukung angkatan bersenjata atau militer seperti awak

pesawat terbang militer, wartawan, pemasok perbekalan dan logistik, belum tentu

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

40

menjadi anggota dari pihak militer tersebut kecuali mendapatkan otoritas dari pihak

yang berwenang. Sedangkan faktanya PMC tidak direkrut sebagai militer nasional AS

akan tetapi tindakannya dilapangan seakan menjadi seorang kombatan yang bebas

menembakkan senjata api nya.

1.8 Sistematika Penulisan

JUDUL PEMBAHASAN

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penelitian

1.4. Tinjauan Pustaka

1.4.1 Penelitian Terdahulu

1.5. Teori/Konsep

1.5.1 Konsep Military Industrial Complex

1.5.2 Konsep Private Military Company

1.5.3 Konsep Hukum Internasional dan Hak Asasi Manusia

1.6. Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

1.6.3 Teknik Analisa Data

1.6.4 Ruang Lingkup

1.7. Struktur Penulisan

BAB II Keterlibatan PMC AS di Irak yang Mendapatkan Kontrak

Dari Pemerintah AS

2.1. Halliburton Company

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

41

2.1.1. Profil dan Sejarah Terbentuknya Halliburton

2.1.2. Pengalaman Operasi Halliburton

2.1.3. Relasi Politik Halliburton Dibawah Kepemimpinan Dick

Cheney

2.2. Blackwater/Xe Service/Academi

2.2.1 Profil dan Sejarah Terbentuknya Blackwater

2.2.2 Pengalaman Operasi Blackwater

2.2.3. Relasi Politik Blackwater Dibawah Kepemimpinan

Erick Prince

2.3. Dyncorp

2.3.1 Profil dan Sejarah Terbentuknya Dyncorp

2.3.2 Pengalaman Operasi Dyncorp

2.3.3 Relasi Politik Dyncorp Dibawah Kepemimpinan Daniel

R.Bannister

2.4. Triple Canopy

2.4.1 Profil dan Sejarah Terbentuknya Triple Canopy

2.4.2 Pengalaman Operasi Triple Canopy

2.4.3. Relasi Politik Triple Canopy Dibawah Kepemimpinan

Thomas Katis dan Mattew Man

2.5. CACI Inc

2.5.1 Profil dan Sejarah Terbentuknya CACI Inc

2.5.2 Pengalaman Operasi CACI Inc

2.5.3 Relasi Politik CACI Inc Dibawah Kepemimpinan Jack

London

2.6. Kontrak & Pembagian Tugas PMC AS di Irak

BAB III Bentuk-Bentuk Pelanggaran HAM Oleh PMC AS di Irak

3.1 Kekerasan Blackwater Terhadap Warga Sipil Irak

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54290/1/BAB I.pdf · banyak senjata sehingga memunculkan bisnis baru yaitu penyedia layanan senjata atau ... Defense Weapon atau

42

3.2 Pembunuhan Sopir Taksi Oleh Dyncorp

3.3 Triple Canopy Menembak Dua kendaraan Sipil di Irak

3.4 Penyiksaan Tahanan oleh CACI Inc di Penjara Abu Ghraib

BAB IV Pandangan Hukum Internasional Terhadap PMC AS di Irak

4.1 Status Private Military Companies Amerika Serikat di Irak

Berdasarkan Pandangan Hukum Internasional

4.2 Pelanggaran HAM PMC AS di Irak Dalam Hukum

Internasional HAM

4.3 Pandangan Montreux Document Terhadap Pemerintah

Amerika Serikat dan Private Military Amerika Serikat Dalam

Perang Irak

BAB V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran