BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...

12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASI eksklusif didefinisikan sebagai perilaku dimana hanya memberikan air susu ibu saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, teh, jeruk, madu, air putih dan tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim (Roesli, 2004). Kebijakan peningkatan untuk pemberian Air Susu Ibu (ASI) telah disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI pada acara “Pekan ASI Sedunia 2010” di Jakarta. Tujuan peringatan ini agar setiap negara secara terus menerus bersama-sama melakukan upaya yang nyata untuk membantu ibu berhasil menyusui dengan benar. Promosi Kesehatan ini menyampaikan manfaat menyusui dan tatalaksananya yang dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir, sampai umur bayi 2 tahun (Wattimena & Hapsari, 2014). Kebutuhan zat gizi untuk bayi semakin bertambah seiring meningkatnya pertumbuhan bayi, sedangkan ASI yang dihasilkan ibu kurang memenuhi kebutuhan gizi. Oleh sebab itu, bayi mulai usia 6 bulan sudah mulai diberikan Makanan Pendamping ASI agar kebutuhan gizinya terpenuhi (Depkes RI, 2006). Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi, diberikan pada bayi pada usia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Depkes RI, 2006). Praktek pemberian MP-ASI dini masih banyak dijumpai didaerah pedesaan maupun perkotaan dengan banyak faktor yang menyebabkan pemberian MP-ASI dini (Djaiman, 2009).

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33208/2/jiptummpp-gdl-restianggr-44874-2-babi.pdf · dan penyadaran diri pada ibu menyusui melalui promosi kesehatan. ... pengalaman,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASI eksklusif didefinisikan sebagai perilaku dimana hanya

memberikan air susu ibu saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan lain,

seperti susu formula, teh, jeruk, madu, air putih dan tanpa tambahan

makanan padat, seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan

nasi tim (Roesli, 2004). Kebijakan peningkatan untuk pemberian Air Susu Ibu

(ASI) telah disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI pada acara “Pekan ASI

Sedunia 2010” di Jakarta. Tujuan peringatan ini agar setiap negara secara terus

menerus bersama-sama melakukan upaya yang nyata untuk membantu ibu

berhasil menyusui dengan benar. Promosi Kesehatan ini menyampaikan

manfaat menyusui dan tatalaksananya yang dimulai sejak masa kehamilan,

masa bayi lahir, sampai umur bayi 2 tahun (Wattimena & Hapsari, 2014).

Kebutuhan zat gizi untuk bayi semakin bertambah seiring

meningkatnya pertumbuhan bayi, sedangkan ASI yang dihasilkan ibu kurang

memenuhi kebutuhan gizi. Oleh sebab itu, bayi mulai usia 6 bulan sudah

mulai diberikan Makanan Pendamping ASI agar kebutuhan gizinya terpenuhi

(Depkes RI, 2006). Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau

minuman yang mengandung gizi, diberikan pada bayi pada usia 6-24 bulan

untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Depkes RI, 2006). Praktek pemberian

MP-ASI dini masih banyak dijumpai didaerah pedesaan maupun perkotaan

dengan banyak faktor yang menyebabkan pemberian MP-ASI dini (Djaiman,

2009).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33208/2/jiptummpp-gdl-restianggr-44874-2-babi.pdf · dan penyadaran diri pada ibu menyusui melalui promosi kesehatan. ... pengalaman,

2

Penelitian WHO tahun 2001 tentang pemberian ASI eksklusif (<4

bulan) dari tahun 1995-2001 di beberapa negara menunjukkan bahwa negara-

negara yang kurang berkembang sebesar 37%, negara kurang berkembang

sebanyak 48%, dan angka dunia sebesar 45%. Penelitian tersebut

menggambarkan masih rendahnya perilaku pemberian ASI eksklusif dan

masih tingginya angka perilaku pemberian MP-ASI dini dinegara-negara

tersebut. Hasil studi WHO melalui Multicentre Growth Reference Study (MGRS)

yang dilaksanakan tahun 1997-2003 di negara Brazil, Ghana, India, Norwegia,

Oman dan AS dengan sampel bayi 0-24 bulan disertai kurva pertumbuhan

dan pemberian ASI eksklusif. Hasil tersebut diperoleh gambaran dari 1737

baduta 882 (50,7%) tetap diberikan ASI eksklusif, sedangkan baduta 855

(49,3%) sudah diberikan MP-ASI sebelum usia 6 bulan (WHO, 2006).

Pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia < 2 bulan berdasarkan Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2006-2007 hanya mencangkup

67% dari total bayi yang ada. Presentase tersebut menurun seiring

bertambahnya usia bayi, yaitu 54% pada bayi usia 2-3 bulan dan 19% pada

bayi usia 7-9 bulan. Hal ini yang lebih memprihatinkan terdapat 13% bayi <

2 bulan sudah diberikan susu formula, dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan

telah diberikan makanan pendamping (Sentra Laktasi Indonesia, 2011).

Survey yang dilakukan oleh Nutrition and Health Surveillance System (NSS)

bekerjasama dengan Balitbangkes (Balai Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan) di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8

pedasaan (Sumbar, Lampung, Jabar, Banten, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel)

menunjukkan bahwa cangkupan ASI eksklusif 4-5 bulan diperkotaan antara

4-12%, sedangkan di pedesaan 4-25%. Pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33208/2/jiptummpp-gdl-restianggr-44874-2-babi.pdf · dan penyadaran diri pada ibu menyusui melalui promosi kesehatan. ... pengalaman,

3

diperkotaan berkisar antara 1-13% dan dipedesaan 2-13%, sehingga dapat

disimpulkan bahwa banyak ibu-ibu yang memberikan MP-ASI sebelum bayi

berumur 6 bulan (Depkes RI, 2005). Terdapat lebih 49% bayi sebelum usia 6

bulan sudah diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) berupa makanan

padat. Setelah usia 6 bulan disamping ASI dapat juga diberikan MP-ASI

namun pemberiannya harus tepat, meliputi kapan waktu pemberian, apa yang

harus diberikan, berapa jumlah yang diberikan, dan frekuensi pemberian

untuk menjaga kesehatan bayi (Rosidah, 2008). Penelitian Hananto mengenai

Neonatal Mariality Rate (NMR) di Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur

menunjukkan lebih dari 64% di NTB dan 76% ibu di Jawa Timur memberi

makan bayi mereka dengan pisang kurang dari 6 bulan. Sebanyak 8,49%

neonatal meninggal karena gejala penyumbatan saluran pencernaan dan

23,07% neonatal meninggal karena diare.

Seseorang disarankan untuk berhenti berfokus pada tanggung jawab

dan rasionalitas individu, serta memahami bahwa perilaku terkait kesehatan

adalah suatu kebiasaan dan mulai bekerja dengan kemungkinan situasi yang

mencetuskan dan menguatkan perilaku ibu menyusui (Vinck, 2007). Banyak

faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam pemberian makanan pendamping

ASI <6 bulan, seperti: faktor internal (motivasi ibu, sikap ibu, tanggapan ibu,

emosional ibu, pengetahuan ibu, pengalaman ibu, persepsi dan pendidikan

ibu) dan faktor eksternal (lingkungan, usia, kebiasaan keluarga, ras dan adat

istiadat). Berdasarkan observasi ibu-ibu di Desa Pucangan ini banyak yang

sudah memberikan Makanan Pendamping ASI lebih dini, karena mereka

belum banyak menerima informasi tentang ASI maupun bahaya memberikan

MP-ASI <6 bulan. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) lebih

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33208/2/jiptummpp-gdl-restianggr-44874-2-babi.pdf · dan penyadaran diri pada ibu menyusui melalui promosi kesehatan. ... pengalaman,

4

dini < 6 bulan akan mengakibatkan hal yang fatal untuk kesehatan bayi,

seperti diare, pendarahan usus, Gastro Esophageal Reflux (GER) atau gumoh,

kolik usus, ekzema atopi dan obesitas (Heird, 2011).

Hasil study pendahuluan yang dilakukan penelitian bulan Oktober

2015 kepada salah satu bidan di Puskesmas Kauman Kabupaten

Tulungagung menyatakan bahwa banyak ibu-ibu di desa Pucangan yang

sudah memberikan Makanan Pendamping ASI lebih dini pada usia <6 bulan

karena mereka menganggap ASI yang diberikan belum cukup untuk

kebutuhan anaknya. Peneliti juga wawancara langsung dengan 4 ibu-ibu yang

kebetulan datang ke puskesmas, dari wawancara tersebut terdapat 2 ibu yang

sudah memberikan MP-ASI dini pada anaknya karena sudah kebiasaan

keluarga, anaknya selalu rewel dan menganggap ASI yang diberikan masih

kurang untuk anaknya. Ada banyak faktor juga yang menyebabkan ibu-ibu

menyusui tersebut memberikan MP-ASI, seperti kurangnya pengetahuan

mengenai pemberian MP-ASI, anak sudah bisa mulai menelan itu artinya

anak sudah waktunya diberi MP-ASI, biasanya anak rewel terus dianggap

lapar, dan sebagainya. Di Posyandu Pucangan terdapat 26 ibu yang terdaftar

sudah memberikan MP-ASI dini pada anaknya. Menurut data yang peneliti

dapat di Kabupaten Tulungagung terdapat 123 bayi yang sudah mendapatkan

Makanan Pendamping ASI lebih dini (Dinkes Tulungagung, 2013).

Melihat kenyataan tersebut, maka cara mengantisipasi keadaan yang

kurang konduktif dalam masalah MP-ASI adalah dengan melakukan edukasi

dan penyadaran diri pada ibu menyusui melalui promosi kesehatan. Promosi

Kesehatan dengan media iklan berpromosi group discussion menggunakan

media mind mapping yang akan berdampak pada stereotipe untuk berperilaku

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33208/2/jiptummpp-gdl-restianggr-44874-2-babi.pdf · dan penyadaran diri pada ibu menyusui melalui promosi kesehatan. ... pengalaman,

5

sehat maupun berisiko, serta karakteristik di Desa Pucangan sangat

mendukung dengan diadakan program ini karena program ini untuk sesama

wanita atau homogen, warga disana senang bertukar fikiran, berdiskusi atau

musyawarah setiap kali terdapat masalah serta mereka suka dengan hal ataupu

pembelajaran yang baru dan dengan metode ini peserta dapat bebas

melakukan tanya jawab dengan peneliti, rata-rata pendidikannya sama, sopan,

saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Selain edukator perawat memiliki berbagai peran yaitu sebagai Care

Giver (pemberian asuhan keperawatan), advokator, koordinator, kolaborator,

konsultan dan agent of change (agen perubahan). Peran perawat dalam

penelitian ini adalah sebagai edukator dan koordinator yaitu, memberikan

informasi kesehatan (pendidikan kesehatan) dengan metode group discussion

menggunaka media mind mapping pada ibu menyusui terhadap perilaku

memberi makanan pendamping ASI, selain itu dapat menjadi konsultan dan

memberi solusi bagi ibu-ibu menyusui untuk meningkatkan perilaku

pemberian Makanan Pendamping ASI lebih dini (Mubarak & Cahyanti,

2009).

Berdasarkan uraian di atas penetili tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai efektivitas group discussion menggunakan media Mind

Mapping tentang pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI

pada bayi usia 0-12 bulan terhadap tingkat pengetahuan untuk merubah

perilaku ibu di Posyandu Pucangan Kec. Kauman Kabupaten Tulungagung.

Perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu lingkungan, usia, adat istiadat,

motivasi, sikap, persepsi, pengalaman, pendidikan dan pengetahuan. Group

Discussion adalah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33208/2/jiptummpp-gdl-restianggr-44874-2-babi.pdf · dan penyadaran diri pada ibu menyusui melalui promosi kesehatan. ... pengalaman,

6

pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis pemunculan

ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung

dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan

masalahnya dan untuk mencari kebenaran (Hasibun, 2010), sedangkan Mind

Mapping adalah sebuah media cara dalam pembelajaran yang tersusun secara

sistematik dan terarah yang akan mempermudah dalam pelajaran dalam

mempermudah pembelajaran (Sulastyaningsih, 2012). Media Mind Mapping

ini akan membantu kita memahami konsep-konsep dan menghafalkan

informasi dengan prasarana belajar (Silaban, 2012). Metode group discussion ini

dapat menghindari kesalahan persepsi dengan begitu akan mempermudah

pengambilan keputusan untuk peneliti dalam memahami sikap, keyakinan,

ekspresi peserta atau ibu-ibu menyusui mengenai topik pembicaraan,

sehingga sangat berguna bagi peneliti untuk bisa mengerti alasan-alasan yang

tidak terungkap dibalik respon peserta diskusi. Media ini juga merupakan

bentuk dengan diskusi yang didesain untuk memunculkan informasi

mengenai keinginan, kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan

pengalaman yang dikehendaki oleh para peserta dalam group discussion ini, serta

dengan menggunakan mind mapping yang berupa gambar dan berbagai

warna akan mempermudahkan peserta untuk mengingat setiap informasi

yang diberikan (Winataputra, 2005; Silaban, 2012).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

efektifitas Group Discussion menggunakan media Mind Mapping tentang

pemberian Makan Pendamping ASI (MP-ASI) terhadap tingkat pengetahuan

ibu di Posyandu Pucangan Kec. Kauman Kabupaten Tulungagung".

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33208/2/jiptummpp-gdl-restianggr-44874-2-babi.pdf · dan penyadaran diri pada ibu menyusui melalui promosi kesehatan. ... pengalaman,

7

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan peneliti ini untuk mengetahui efektifitas Group Discussion

menggunakan media Mind Mapping tentang pemberian Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI) terhadap tingkat pengetahuan ibu.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian

Makanan Pendamping ASI pada anaknya sebelum diberikan Group

Discussion menggunakan media Mind Mapping.

2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian

Makanan Pendamping ASI sesudah diberikan Group Discussion

menggunakan media Mind Mapping.

3. Menganalisis efektifitas Group Discussion menggunakan media Mind

Mapping terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian

Makanan Pendamping ASI sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi di Posyandu Pucangan Kec. Kauman Kabupaten

Tulungagung.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Orang Tua dan Anak

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk

meningkatkan minat ibu memberikan ASI eksklsif >6 bulan dan tidak

memberikan Makanan Pendamping ASI lebih dini.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33208/2/jiptummpp-gdl-restianggr-44874-2-babi.pdf · dan penyadaran diri pada ibu menyusui melalui promosi kesehatan. ... pengalaman,

8

1.4.2 Manfaat Bagi Posyandu

Hasil penelitian dapat memotivasi posyandu untuk lebih

meningkatkan Group Discussion menggunakan media Mind Mapping

yang belum pernah dilakukan di program posyandu tersebut.

1.4.3 Manfaat Bagi institusi

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi institusi

pendidikan, khususnya Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas

Ilmu Kesehatan sebagai bahan referensi tentang efektifitas Group

Discussion menggunakan media Mind Mapping tentang pemberian

Makanan Pendamping (MP-ASI) terhadap tingkat pengetahuan ibu.

1.4.4 Manfaat Bagi Instansi Kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data bagi Dinas

Kesehatan kota Tulungagung untuk solusi mengatasi permasalah

Makanan Pendamping lebih dini.

1.5 Keaslian Peneliti

1.5.1 Penelitian Watinema & Hapsari (2014),

Meneliti tentang promosi kesehatan melalui penyuluhan dan

intervensi sastra dengan media bacaan untuk meningkatan ibu

menyusui ASI. Target WHO agar 80% ibu menyusui minimal 6 bulan

belum tercapai, sehingga perlu dilakukan upaya melalui intervensi

penyuluhan dan materi bacaan. Promosi dilakukan pada 105 ibu hamil

dan pasca-melahirkan. Mereka ditanya tiga pertanyaan terbuka tentang

manfaat intervensi, kesejahteraan yang dinikmati melalui ASI, dan

saran untuk menggalakkan pemberian ASI .

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33208/2/jiptummpp-gdl-restianggr-44874-2-babi.pdf · dan penyadaran diri pada ibu menyusui melalui promosi kesehatan. ... pengalaman,

9

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terdapat

pada variabel independen dengan Group Discussion menggunakan

media Mind Mapping, promosi dilakukan pada 26 ibu pasca melahirkan

dan ibu yang mempunyai anak usia 0-12 bulan. Tujuan penelitian ini

agar ibu menyusui merubah perilakunya agar tidak memberikan MP-

ASI lebih dini. Lokasi penelitian di Posyandu Pucangan Kec. Kauman

Kab.Tulungagung. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling

dan wawancara langsung.

1.5.2 Penelitian Fitri, A.K. (2010),

Meneliti tentang efektivitas penggunaan metode mand map dilihat

dari motivasi dan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan

penggunaan metode pembelajaran konversional pada siswa kelas XI-

IPA semester genap pada pokok pembahasan system pernapasan

manusia. Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen dengan

desain penelitian pretest posttest group design. Subyek penelitian siswa

kelas XI MAN purwoejo, analisis yang digunakan yaitu analisis data

soal tes dengan melakukan uji presyarat uji homogenitas varians, uji

normalitas) dan uji t, untuk analisa data observasi motivasi belajar

peserta didik dianalisis dengan analisis kualitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penggunan metode mind map lebih bahwa efektif

terhadap motivasi dan prestasi belajar biologi dibandingkan dengan

metode konversional pada siswa XI IPA MAN Purworejo.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terdapat

pada variabel dependen dengan tingkat pengetahuan ibu menyusui

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33208/2/jiptummpp-gdl-restianggr-44874-2-babi.pdf · dan penyadaran diri pada ibu menyusui melalui promosi kesehatan. ... pengalaman,

10

untuk tidak memberikan MP-ASI dini. Pengambilan sampel dengan

cara total sampling, metode penelitian dengan Fisher’s Exact Test.

1.5.3 Penelitian Hillenbrand & Larsen (2002)

Meneliti tentang Pengaruh Intervensi Pendidikan Tentang Menyusui

dalam Pengetahuan, Keyakinan, dan Perilaku dari Pediatric Resident

Dokter. Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh intervensi

pendidikan pada pengetahuan warga pediatrik 'tentang menyusui,

kepercayaan diri mereka dalam mengatasi masalah menyusui, dan

keterampilan manajemen mereka selama pertemuan klinis dengan ibu

menyusui. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak hanya menyusui

pengetahuan dan kepercayaan diri, tetapi yang paling penting perilaku

klinis warga pediatrik dapat ditingkatkan melalui kesempatan

pendidikan yang inovatif

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini

terdapat di variabel independen Group Discussion menggunakan media

Mind Mapping, teknik pengumpulan data langsung menemui

responden dengan wawancara langsung.

1.5.4 Penelitian Foterek, Hilbig & Alexy (2013)

Meneliti tentang Menyusui dan Praktek Menyapih di DONALD

Studi: umur dan times tren. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi tren hadir dalam durasi menyusui dan praktik

penyapihan dengan fokus khusus pada metode persiapan makanan

pelengkap yaitu, buatan sendiri dan komersial. Kesimpulan:

Penurunan durasi penuh menyusui harus mendorong penyedia

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33208/2/jiptummpp-gdl-restianggr-44874-2-babi.pdf · dan penyadaran diri pada ibu menyusui melalui promosi kesehatan. ... pengalaman,

11

layanan kesehatan untuk lebih mempromosikan menyusui durasi yang

lebih lama.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini

terdapat di variabel dependen tingkat pengetahuan ibu menyusui

untuk tidak memberikan MP-ASI dini. Teknik pengambilan data

dengan wawancara langsung pada responden. Teknik pengambilan

sampel dengan total sampling.

1.5.5 Penelitian Tarrant, et all, (2010). Meneliti tentang Menyusui dan

praktek menyapih antar ibu di Hong Kong: studi prospektif. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan menyusui dan praktik

penyapihan dari Ibu Hong Kong selama tahun pertama bayi hidup

untuk menentukan faktor yang terkait dengan penghentian awal.

Kesimpulan: Program promosi ASI telah berhasil mencapai tingkat

tinggi menyusui inisiasi tetapi fokus sekarang harus bergeser ke

membantu ibu baru menyusui secara eksklusif dan mempertahankan

menyusui lebih lama.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini

terdapat di variabel independen dengan Group Discussion menggunakan

media Mind Mapping. Lokasi penelitian di Puskesmas Posyandu

Pucangan Kec.Kauman Kab.Tulungagung dan teknik pengambilan

sampel dengan total sampling.

1.5.6 Penelitian Handayani, Emilia & Wahyuni, (2009).

Meneliti tentang Efektivitas Metode Diskudi Kelompok dengan dan

Tanpa Fasilitator pada Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Motivasi

Remaja tentang Perilaku Seks Pranikah. Tujuan: penelitian ini adalah

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33208/2/jiptummpp-gdl-restianggr-44874-2-babi.pdf · dan penyadaran diri pada ibu menyusui melalui promosi kesehatan. ... pengalaman,

12

untuk mencari tahu metode group discussion dengan atau tanpa

fasilitator di kecamatan tersebut. Hasil: group discussion dengan metode

fasilitator lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan

motivasi remaja ke arah sebelum perkawinan perilaku seksual

dibandingkan dengan group discussion metode tanpa fasilitator.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini

terdapat di variabel dependen tingkat pengetahuan ibu menyusui

untuk tidak memberikan MP-ASI dini. Teknik pengambilan sampel

dengan total sampling

1.5.7 Penelitian Vail, et all, (2015).

Meneliti tentang Usia Menyapih dan Pertumbuhan Bayi: Analisis

Primer dan Systematic Review. Tujuan Untuk menguji apakah usia

sebelumnya di sapih (umur 3-6 bulan) dapat meningkatkan

pertumbuhan cepat selama masa bayi. Hasil Hampir tiga perempat

(72,9%) dari bayi disapih sebelum usia 6 bulan. Usia di penyapihan

dari 3.0- 7,0 bulan berbanding terbalik dikaitkan dengan berat dan

panjang (tapi tidak dengan indeks massa tubuh) pada 12 bulan (baik P

# 0,01 disesuaikan untuk ibu dan faktor demografi). Kesimpulan: di

negara-negara berpenghasilan tinggi, menyapih antara 3 dan 6 bulan

muncul untuk memiliki efek netral pada pertumbuhan bayi. Asosiasi

terbalik yang mungkin berhubungan dengan kausalitas terbalik.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini

terdapat di variabel dependen tingkat pengetahuan ibu menyusui

untuk tidak memberikan MP-ASI dini. Teknik pengambilan sampel

dengan total sampling.