BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...

38
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjelang akhir abad XX dan dalam abad XXI ini teknologi informasi dan komunikasi berkembang begitu cepat dan maju sehingga berbagai informasi, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat diperoleh dengan cepat dalam berbagai tampilan elektronik. Teknologi informasi dan komunikasi juga dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan mulai dari belajar berbantuan komputer sampai berbasis komputer. Akan tetapi, media elektronik berbasis teknologi informasi dan komunikasi itu tidak dapat sepenuhnya menggantikan media cetak dalam proses pembelajaran. Buku masih diperlukan sebagai sumber utama di samping guru. Buku mengandung informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui apa yang terjadi pada masa lalu, masa sekarang, dan kemungkinan masa yang akan datang sehingga memperluas wawasan pembacanya serta menjadi sumber inspirasi. Dalam interaksi belajar-mengajar tidak hanya diperlukan seorang pengajar dan peserta didik, melainkan juga diperlukan sebuah alat pembelajaran. Salah satunya adalah buku teks. Buku teks memegang peranan penting dalam pengajaran yang dapat memperlancar aktivitas siswa dalam pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Oleh karena meningkatnya kecenderungan memperoleh informasi melalui media elektronik di semua bidang, disamping bentuk tulisan, buku pun sudah

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjelang akhir abad XX dan dalam abad XXI ini teknologi informasi dan

komunikasi berkembang begitu cepat dan maju sehingga berbagai informasi,

termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat diperoleh dengan cepat dalam

berbagai tampilan elektronik. Teknologi informasi dan komunikasi juga dimanfaatkan

untuk keperluan pendidikan mulai dari belajar berbantuan komputer sampai berbasis

komputer. Akan tetapi, media elektronik berbasis teknologi informasi dan komunikasi

itu tidak dapat sepenuhnya menggantikan media cetak dalam proses pembelajaran.

Buku masih diperlukan sebagai sumber utama di samping guru.

Buku mengandung informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui apa

yang terjadi pada masa lalu, masa sekarang, dan kemungkinan masa yang akan

datang sehingga memperluas wawasan pembacanya serta menjadi sumber inspirasi.

Dalam interaksi belajar-mengajar tidak hanya diperlukan seorang pengajar dan

peserta didik, melainkan juga diperlukan sebuah alat pembelajaran. Salah satunya

adalah buku teks. Buku teks memegang peranan penting dalam pengajaran yang

dapat memperlancar aktivitas siswa dalam pembelajaran, baik di dalam kelas maupun

di luar kelas. Oleh karena meningkatnya kecenderungan memperoleh informasi

melalui media elektronik di semua bidang, disamping bentuk tulisan, buku pun sudah

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

2

ditampilkan secara elektronik (electronic book). Oleh karena itu sejak tahun 2008 di

Indonesia buku teks pelajaran ditampilkan dalam buku cetakan dan Buku Sekolah

Elektronik (BSE).

Dari sudut pandang kebijakan pendidikan, diungkapkan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa buku

teks pelajaran termasuk ke dalam sarana pendidikan yang perlu diatur standar

mutunya, sebagaimana juga standar mutu pendidikan lainnya, yaitu standar isi,

standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar

penilaian pendidikan. Pasal 43 peraturan ini menyebutkan bahwa kepemilikan buku

teks pelajaran harus mencapai rasio 1:1, atau satu buku teks pelajaran diperuntukkan

bagi seorang siswa. Buku teks pelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah harus

memiliki kebenaran isi, penyajian yang sistematis, penggunaan bahasa dan

keterbacaan yang baik, dan grafika yang fungsional. Kelayakan ini ditentukan oleh

penilaian yang dilakukan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan

berdasarkan Peraturan Menteri. Kebijakan buku teks pelajaran sebagaimana tertuang

di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas)

Nomor 11 Tahun 2005 mengatur tentang fungsi, pemilihan, masa pakai, kepemilikan,

pengadaan, dan pengawasan pengunaan buku teks pelajaran.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

3

Buku teks pelajaran hendaknya mampu menyajikan bahan ajar yang baik dan

benar. Di sini dapat dilihat apakah penggunaan bahasanya wajar, menarik, dan sesuai

dengan perkembangan siswa atau tidak. Aspek keterbacaan terkait dengan tingkat

kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana) bagi siswa sesuai

dengan jenjang pendidikannya, hal-hal yang berhubungan dengan kemudahan

membaca bentuk tulisan, lebar spasi dan aspek-aspek grafika lainnya, seperti tata

letak, jenis dan bentuk huruf, penggunaan warna, dan ilustrasi yang dipergunakan.

Menurut Sitepu (2012) isi buku teks pelajaran merupakan penjabaran lebih terperinci

dari sebuah kurikulum pendidikan. Komponen-komponen dalam kurikulum, seperti

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, dan materi

pokok harus terlihat secara jelas dalam buku teks pelajaran. Kesesuaian buku teks

pelajaran sebagai sumber belajar pokok dalam proses pembelajaran bergantung pada

sejauh mana buku itu dapat memenuhi tuntutan kurikulum dalam pencapaian

kompetensi, kesesuaian bahan pelajaran dan metode penyajiannya. Semakin baik

kualitas buku teks, maka semakin sempurna pengajaran mata pelajaran yang

ditunjang oleh buku teks tersebut.

Pada dasarnya, buku pelajaran yang baik adalah buku yang berfungsi sebagai

alat pembelajaran yang efektif. Buku teks yang baik adalah buku pelajaran yang dapat

membantu siswa belajar. Buku teks bukan hanya merupakan buku yang dibuka atau

yang dibaca saat pembelajaran di kelas, melainkan -dan inilah yang terpenting- buku

yang dibaca setiap saat. Buku teks memiliki peranan yang penting bagi guru dan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

4

siswa selain sebagai bahan acuan pembelajaran dan sebagai sarana untuk membantu

siswa belajar, juga buku teks membantu siswa untuk memahami materi yang akan

mereka pelajari dengan membaca dan memahaminya. Buku teks yang baik haruslah

memiliki kelayakan untuk dijadikan sumber belajar, yaitu menarik dan mampu

merangsang minat siswa untuk mempelajarinya. Agar harapan tersebut menjadi

kenyataan, buku harus menarik, terutama dari segi bahasa dan isinya dan berdampak

pada kemampuan berpikir, berbuat dan bersikap.

Pada bulan Juli 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia telah

menerapkan kurikulum baru pada pendidikan di Indonesia yang disebut dengan

Kurikulum 2013. Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan

insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap

(tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang

terintegrasi. Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad ke-

21, kini memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran.

Inilah yang diantisipasi pada Kurikulum 2013.

Pelaksanaan penerapan Kurikulum 2013 dilakukan secara bertahap dan terbatas

yang bergantung pada klasifikasi sekolah. Untuk tahun 2013 terdapat 6.959 sekolah

yang dijadikan pilot project pada 33 provinsi di Indonesia yang terdiri dari 2.862 SD,

1.534 SMP/MTs, 1.424 SMA dan 1.139 SMK (kurikulum.kemendikdub.go.id). Saat

ini, terhitung mulai tahun ajaran 2014/2015 Kurikulum 2013 diberlakukan serentak di

seluruh Indonesia.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

5

Salah satu hal yang menarik dalam perubahan kurikulum ini adalah terkait

dengan penataan sistem perbukuan. Lazim berlaku selama ini, buku ditentukan oleh

penerbit, baik menyangkut isi maupun harga, sehingga beban berat dipikul peserta

didik dan orang tua. Namun, penataan sistem perbukuan dalam implementasi

Kurikulum 2013 dikelola oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan dan substansinya

diarahkan oleh tim pengarah dan pengembang kurikulum. Tujuannya agar isi dapat

dikendalikan dan kualitas lebih baik. Hal ini terbukti dengan penyediaan buku teks

yang dibuat dalam bentuk cetak maupun berupa BSE, yang dapat diunduh pada laman

digital Kemendikbud, sehingga guru dan siswa dapat mencetak ataupun

menggandakannya sendiri.

Berkaitan dengan buku teks pelajaran, kualitas buku pelajaran dan adanya

peraturan baru mengenai implementasi kurikulum di Indonesia, penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis kualitas buku teks yang disediakan oleh pemerintah

(baca: BSE). BSE merupakan buku yang telah dinilai kelayakannya oleh tim BSNP

yang terdiri atas ahli bidang studi (dosen universitas nonkependidikan), ahli

pembelajaran (dosen pendidikan bidang studi dari universitas kependidikan), guru

mata pelajaran berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman mengajarkan pelajaran

dalam lima tahun terakhir, dan ahli grafika. Tim penilaian itu menilai buku dari empat

komponen, yaitu: kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan. Namun,

berdasarkan analisis awal, khususnya pada buku bahasa Inggris, berdasarkan isinya,

menunjukkan adanya materi yang tidak diintegrasikan dengan empat keterampilan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

6

berbahasa, kurangnya instruksi dalam pemanfaatan media bantu mengajar seperti

kaset, film, dan sebagainya, gambar yang tidak berfungsi untuk menambah

pemahaman dan kurangnya penekanan pada aspek-aspek linguistik pada

pembelajaran bahasa, seperti aspek pelafalan, aspek kosa kata, aspek membaca, dan

aspek menulis. Oleh sebab itu penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana

kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-

aspek evaluasi penilaian yang telah disusun mengenai kelayakan sebuah buku teks

menurut teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini. Keterkaitan sebuah buku teks

terhadap teori belajar-mengajar juga dapat membantu dalam mengembangkan bahan

pelajaran sehingga tujuan buku teks sebagai salah satu sumber belajar dapat tercapai.

Karenanya, menganalisis buku teks adalah salah satu cara yang baik dilakukan agar

dapat diketahui sejauh mana kualitas buku teks yang dipakai pada kegiatan belajar

mengajar dan kesalahan-kesalahan yang telah dibuat untuk ditinjau kembali.

Selanjutnya, penelitian ini akan difokuskan pada BSE bahasa Inggris SMP/MTs

milik pemerintah berjudul “When English Rings the Bell” yang selanjutnya disingkat

menjadi WERtB. Dalam Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar (SD)/MI, mata

pelajaran bahasa Inggris dikategorikan dalam kelompok mata pelajaran muatan lokal

sehingga tidak dimasukkan sebagai bagian dari kurikulum. Sedangkan untuk jenjang

SMP/MTs, SMA/MA dan SMK mata pelajaran bahasa Inggris adalah mata pelajaran

wajib. Oleh karena itu, penelitian ini akan ditujukan pada siswa SMP/MTs yang telah

mendapatkan pengenalan untuk mempelajari bahasa Inggris sebagai mata pelajaran

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

7

1 Linguistik terapan adalah cabang linguistik yang mempelajari penerapan teori linguistik untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya untuk kepentingan pengajaran bahasa, penerjemahan, dan sebagainya. (Nurhadi, 1995:24)

wajib. Sehubungan dengan peluncurunan Kurikulum 2013 yang baru

diimplementasikan pada sebagian sekolah di bulan Juli 2013, penelitian ini bertujuan

untuk mengevaluasi kualitas konten buku yang beredar dan digunakan pada

pengeimplementasian Kurikulum 2013 ini yang tertuju pada tingkatan SMP/MTs

yang sudah menggunakan buku teks BSE Kurikulum 2013 yakni pada kelas VII

sebagai pembelajar bahasa Inggris tingkat dasar.

Secara teoritis kajian dalam penelitian ini memiliki objek materi yang dapat

digolongkan dalam penelitian cabang linguistik terapan1. Linguistik terapan

merupakan salah satu cabang linguistik yang menghubungkan bahasa dengan

pendidikan (belajar-mengajar). Penelitian tentang buku teks sebagai salah satu unsur

penting dalam pembelajaran bahasa, merupakan bagian dari linguistik terapan. Oleh

karenanya, dalam sudut pandang linguistik terapan, penelitian ini akan menilik lebih

jauh mengenai kualitas dari buku-buku teks bahasa Inggris yang digunakan di

sekolah dalam mempelajari bahasa Inggris dalam lingkungan formalnya dengan

melakukan evaluasi terhadap konten dari buku teks tersebut dan disesuaikan dengan

prinsip-pinsip pembelajaran bahasa kedua. Penelitian-penelitian linguistik dalam

buku teks semestinya menjadi hal yang penting untuk dikaji. Hal ini bertujuan untuk

merumuskan penggunaan bahasa yang tepat serta penerapan pembelajaran bahasa

yang baik bagi referensi penulisan buku teks kedepannya.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

8

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan uraian tentang masalah-masalah yang dipecahkan

melalui penelitian (Mahsun, 2007: 40). Berdasarkan latar belakang masalah di atas

maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan sebagai rumusan masalah dalam

penelitian ini.

(1) Bagaimanakah penggunaan bahasa dan isi Buku Sekolah Elektronik bahasa

Inggris kelas VII SMP/MTs When English Rings the Bell?

(2) Bagaimanakah efektivitas aspek-aspek linguistik yang digunakan pada Buku

Sekolah Elektronik bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs When English Rings

the Bell?

(3) Bagaimanakah pertimbangan penyusunan Buku Sekolah Elektronik bahasa

Inggris kelas VII SMP/MTs When English Rings the Bell terhadap prinsip

belajar bahasa kedua?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

(1) Mendeskripsikan penggunaan bahasa dan isi BSE bahasa Inggris kelas VII

SMP/MTs WERtB,

(2) Mendeskripsikan keefektifan aspek-aspek linguistik yang digunakan pada

BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs WERtB,

(3) Untuk mengetahui keterkaitan penyusunan BSE bahasa Inggris kelas VII

SMP/MTs WERtB dengan pertimbangan prinsip belajar bahasa kedua.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

9

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis

maupun praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

khasanah keilmuan di bidang pendidikan maupun linguistik, khususnya kajian

tentang analisis buku, bahwa aspek-aspek linguistik dapat menjadi rujukan dalam

penulisan buku teks pelajaran bahasa Inggris, terutama melalui bidang ilmu linguistik

terapan. Selain itu, secara praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai: (i) pedoman

bagi penulis untuk membuat buku teks bahasa Inggris yang berkualitas, dan (ii) bahan

masukan bagi editor, pendidik, dan orang tua mengenai BSE bahasa Inggris kelas VII

SMP/MTs WERtB.

1.5 Tinjauan Pustaka

Pengkajian mengenai analisis buku teks pelajaran telah banyak dilakukan,

khususnya pada objek buku teks bahasa Inggris. Berikut penelitian-penelitian yang

menjadi tinjauan khusus dalam penelitian ini.

Yuliyanti (2011) dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Perbandingan

Kualitas Buku Teks BSE Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTS Kelas VII Karya Ratna

Susanti, Atikah Anindyarini-Sri Ningsih, dan Maryati-Sutopo: Kajian Isi,

Penyajian,dan Bahasa” membahas mengenai perbandingan tiap-tiap buku terhadap

(1) kualitas kelayakan isi, (2) kelayakan penyajian, (3) kelayakan bahasa, dan (4)

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

10

perbandingan Buku Sekolah Elektronik (BSE) bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII

karya Ratna Susanti, Atikah Anindyarini-Sri Ningsih, dan Maryati-Sutopo. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa kelayakan isi BSE bahasa Indonesia kelas VII

karya Ratna Susanti sudah sangat baik dengan rata-rata persentase 93,4%, BSE

bahasa Indonesia kelas VII karya Atikah Anindyarini-Sri Ningsih sudah sangat baik

dengan rata-rata persentase 79,4%, sedangkan untuk BSE bahasa Indonesia kelas VII

karya Maryati-Sutopo juga sudah sangat baik dengan rata-rata persentase 85,5%.

Kelayakan pola penyajian BSE bahasa Indonesia kelas VII karya Ratna Susanti sudah

sangat baik dengan rata-rata persentase 80,4%, BSE bahasa Indonesia kelas VII karya

Atikah Anindyarini-Sri Ningsih sudah sangat baik dengan rata-rata persentase 76,8%,

sedangkan untuk BSE bahasa Indonesia kelas VII karya Maryati-Sutopo juga sudah

baik dengan rata-rata persentase 75%. Kelayakan bahasa BSE bahasa Indonesia kelas

VII karya Ratna Susanti sudah sangat baik dengan rata-rata persentase 98%, BSE

bahasa Indonesia kelas VII karya Atikah Anindyarini-Sri Ningsih sudah sangat baik

dengan rata-rata persentase 90,3%, sedangkan untuk BSE bahasa Indonesia kelas VII

karya Maryati-Sutopo juga sudah sangat baik dengan rata-rata persentase 94,5%.

Hasil penelitian tersebut menghasilkan ketiga BSE tersebut yang paling baik adalah

karya Ratna Susanti, kemudian Atikah Anindyarini-Sri Ningsih, dan yang terakhir

Maryati-Sutopo. Berdasarkan analisis tersebut, kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah ketiga BSE bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VII tersebut

sudah layak dan dapat digunakan sebagai pedoman pembelajaran bagi guru dengan

rata-rata penilaian kurang lebih 90%.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

11

Penelitian lain yang juga menjadi salah satu rujukan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Sukriawati (2008) dalam disertasinya yang berjudul

“Kualitas Buku Teks Bahasa Inggris Sekolah Menengah Atas yang digunakan di Kota

Malang” yang menganalisis mengenai kualitas buku teks bahasa Inggris yang

digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) di Kota

Malang. Adapun tujuan dari penelitian ini menggambarkan dan menemukan seberapa

jauh buku teks tersebut memenuhi kriteria buku teks yang baik dalam hal kesesuaian

dengan Standar Isi Nasional 2006, kualitas komponen bahasa dan ketrampilan

bahasa, aspek komunikasi, gradasi dan urutan, keontentikan teks bacaan dan dialog,

bahan latihan, masalah teknis dan keterwacaan teks bacaan. Berdasarkan ciri-ciri

data, pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Sedangkan sumber data dari penelitian ini adalah buku teks bahasa Inggris

“Interactive English Learning for SMA/MA” Kelas X, diterbitkan oleh Dinas

Pendidikan Kota Malang, tahun 2006 (edisi pertama). Buku ini dipilih karena buku

ini dibagikan oleh Dinas Pendidikan Kota Malang ke Sekolah Menengah Atas (SMA)

dan Madrasah Aliyah (MA) di Kota Malang sehingga merupakan buku yang harus

digunakan dalam proses belajar mengajar. Kriteria-kriteria buku teks bahasa Inggris

yang baik diambil dari Departemen Pendidikan Nasional (2005) dan pendapat

beberapa ahli yaitu; Cunningsworth (1995), Robinett, (1978), Nunan (1988),

Hutchinson (1987), Grant (1991), Ur (1996), dan Fry (1988). Peneliti sebagai

evaluator pertama, evaluator pendamping sebagai evaluator kedua dan ketiga. Ketiga

evaluator adalah guru Sekolah Menengah Atas di Malang yang menggunakan buku

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

12

tersebut untuk mengajar disekolahnya. Setelah buku dievaluasi oleh ketiga evaluator,

ditemukan bahwa buku teks bahasa Inggris tersebut dikategorikan “sangat

baik” dalam hal kualitas komponen bahasa dan ketrampilan bahasa, aspek

komunikasi dan gradasi dan urutan; “sedang” dalam hal keontentikan teks bacaan dan

dialog dan masalah teknis; “kurang” dalam hal kesesuaian dengan Standar Isi

Nasional 2006; dan “sangat kurang” dalam hal bahan latihan dan keterwacaan dari

teks bacaan. Berdasarkan penemuan tersebut disimpulkan bahwa buku teks bahasa

Inggris secara keseluruhan di kategorikan “sedang”. Buku tersebut mempunyai

kekuatan dalam hal kualitas komponen bahasa dan ketrampilan bahasa, aspek

komunikasi dan gradasi dan urutan. Disisi lain, buku teks tersebut mempunyai

beberapa kelemahan dalam hal keontentikan teks bacaan dan dialog, masalah teknis,

kesesuaian dengan Standar Isi Nasional 2006 (standar minimum Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan), bahan latihan dan keterwacaan dari teks bacaan.

Kedua penelitian yang telah disebutkan di atas merupakan bagian dari banyak

penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis buku teks pelajaran. Kedua

penelitian tersebut juga memiliki unsur kesamaan yaitu membahas mengenai kualitas

kelayakan sebuah buku teks dilihat melalui analisis konten buku tersebut baik secara

kualitatif maupun kuantitatif. Dalam penelitian yang akan dikembangkan kali ini,

terdapat pula unsur kesamaan yang dilakukan peneliti pada pengkajian analisis

terhadap kualitas konten buku-buku teks yang akan dikaji, hanya saja kali ini dengan

objek material yang berbeda, yakni buku teks bahasa Inggris BSE dan buku teks non-

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

13

BSE Kurikulum 2013. Selain itu teori kualitas buku yang digunakan adalah

berdasarkan rubrik evaluasi yang diberikan oleh Wilga M. Rivers (1981).

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Pengertian dan Kedudukan Buku Pelajaran

Di berbagai literatur asing, buku pelajaran diistilahkan dengan textbook.

Textbook mempunyai padanan kata buku pelajaran (Echols & Sadily, 2006:

584). Buku teks pelajaran menurut beberapa ahli adalah media pembelajaran

(instruksional) yang dominan peranannya di kelas; media penyampaian materi

kurikulum; dan bagian sentral dalam suatu sistem pendidikan (Patrick, 1988;

Lockeed dan Verspoor, 1990; Altbach, 991; Buckingham dalam Harris, ed.,

1980). Secara lebih spesifik, Chambliss dan Calfee (1998) menjelaskan bahwa

buku teks adalah alat bantu siswa memahami dan belajar dari hal-hal yang

dibaca. Sedangkan Tarigan (2009) mendefinisikan:

“buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu program pengajaran.” Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa buku

teks merupakan alat bantu pokok dalam kegiatan belajar mengajar. Kekuatan

buku pelajaran yang mempengaruhi pengetahuan anak dan nilai yang

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

14

dikandung dalam buku teks tersebut adalah suatu asumsi agar buku pelajaran

harus disusun secara bermutu.

Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005

dijelaskan bahwa buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan

di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan

keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis,

potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional

pendidikan.

Kedudukan buku teks pelajaran sangatlah penting, baik bagi siswa

maupun guru. Karena tingkat kepentingan itulah buku teks pelajaran haruslah

layak untuk dijadikan tempat beroleh pengalaman. Karena sudah dipersiapkan

dari segi kelengkapan dan penyajiannya, buku teks pelajaran itu memberikan

fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang substansinya maupun

tentang caranya. Dengan demikian, penggunaan buku teks pelajaran oleh siswa

merupakan bagian dari budaya buku, yang menjadi salah satu tanda dari

masyarakat yang maju.

Melalui kegiatan membaca buku, seseorang dapat memperoleh

pengalaman tak langsung yang banyak sekali (Suryaman dan Utorodewo,

2006). Memang, dalam pendidikan merupakan hal yang berharga jika siswa

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

15

dapat mengalami sesuatu secara langsung. Akan tetapi, banyak bagian dalam

pelajaran yang tidak dapat diperoleh dengan pengalaman langsung. Karena itu,

dalam belajar di sekolah, dan sesungguhnya juga, dalam kehidupan di luar

sekolah, mendapatkan pengalaman tidak langsung itu sangat penting. Menurut

Rusyana dan Suryaman (2004) kemajuan peradaban masa sekarang banyak

mendapat dukungan dari kegiatan membaca buku. Karena itulah, penyiapan

buku teks pelajaran patut dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Dipandang dari hasil belajar, buku teks pelajaran itu mempunyai peran

penting. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa buku pelajaran berperan

secara maknawi dalam prestasi belajar siswa. Dalam Laporan World Bank

(1995) mengenai Indonesia ditunjukkan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan

buku dan fasilitas lain berkorelasi dengan prestasi belajar siswa. Pernyataan

tersebut diperkuat oleh Supriadi (1997) yang menyatakan bahwa tingkat

kepemilikan siswa akan buku berkorelasi positif dan bermakna dengan prestasi

belajar.

Dalam konteks yang lebih luas, buku teks pelajaran mengandung bahan

belajar yang dapat memberikan kemampuan kepada siswa sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan kurikulum serta merupakan tahapan dalam pencapaian tujuan

pendidikan. Oleh karena itu, isi buku teks merupakan penjabaran atau uraian

dari materi pokok bahan belajar yang ditetapkan dalam kurikulum. Sitepu

(2012) berpendapat bahwa dilihat dari isi dan dan penyajiannya, buku teks

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

16

pelajaran berfungsi sebagai pedoman manual bagi siswa dalam belajar dan bagi

guru dalam membelajarkan untuk mata pelajaran tertentu. Oleh karena itu, buku

teks yang terstandar dapat dijadikan sebagai sarana atau sumber belajar untuk

meningkatkan dan meratakan mutu pendidikan nasional.

1.6.2 Buku Sekolah Elektronik

Buku sekolah elektronik adalah produk dari Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Indonesia untuk menyediakan buku teks pelajaran yang bermutu

dan murah serta merangsang minat baca pendidik dan peserta didik.

Berdasarkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan

Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia kegiatan

pengadaan buku murah melalui Buku Sekolah Elektronik (BSE) bertujuan

untuk:

1. Menyediakan sumber belajar alternatif bagi siswa,

2. Merangsang siswa untuk berpikir kreatif dengan bantuan teknologi

informasi dan komunikasi,

3. Memberi peluang kebebasan untuk menggandakan, mencetak,

memfotocopy, mengalihmediakan, dan/atau memperdagangkan BSE

tanpa prosedur perijinan, dan bebas biaya royalti sesuai dengan

ketentuan yang diberlakukan Menteri,

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

17

4. Memberi peluang bisnis bagi siapa saja untuk menggandakan dan

memperdagangkan dengan proyeksi keuntungan 15% sesuai dengan

ketentuan yang diberlakukan Menteri.

Buku teks pelajaran murah / BSE ditujukan untuk peserta didik dan

seluruh masyarakat Indonesia. Buku ini dapat digandakan dan diperdagangkan

dengan ketentuan tidak melebihi Harga Ecer Tertinggi (HET) yang ditetapkan

oleh Menteri Pendidikan Nasional dan memenuhi syarat serta ketentuan yang

berlaku. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia No.2 Tahun 2008 tentang Buku.

1.6.3 Buku Teks Sebagai Alat Bantu Belajar

Salah satu komponen penting dalam pembelajaran adalah sumber belajar.

Nurhadi (1995: 107) medefinisikan sumber belajar adalah daya yang bisa

dimanfaatkan guna kepentingan belajar mengajar, baik secara langsung,

sebagian atau secara keseluruhan. Seorang pelajar memerlukan buku yang

berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran dengan buku teks pelajaran merupakan dua hal yang saling

melengkapi (Suryaman, 2006). Pembelajaran akan berlangsung secara efektif

manakala dilengkapi dengan media pembelajaran, yakni berupa buku teks

pelajaran. Buku teks pelajaran dapat disusun serta digunakan dengan baik jika

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

18

memperhatikan prinsip-prinsip dalam pembelajaran. Di dalam pembelajaran

tersangkut masalah siswa, guru, materi bahan ajar, cara penyajian bahan ajar,

serta latihan. Komponen ini harus tercermin di dalam buku teks pelajaran. Buku

teks pelajaran harus berisi pula hasil pengolahan atas komponen-komponen

tersebut dalam satu kesatuan yang padu sehingga materi bahan ajar, cara

penyajian materi bahan ajar, dan latihan materi bahan ajar dapat dengan mudah

dipahami dan dipraktikkan, baik oleh siswa maupun guru.

Alasan lain bagi penggunaan buku teks dalam belajar adalah sebagai berikut:

1. Buku teks merupakan kerangka kerja yang mengatur dan

menjadwalkan waktu kegiatan program pengajaran; 2. Di mata siswa, tidak ada buku teks berarti tidak ada tujuan; 3. Tanpa buku teks, siswa mengira bahwa mereka tidak ditangani

secara serius; 4. Dalam banyak situasi, buku teks dapat berperan sebagai silabus; 5. Buku teks menyediakan teks pengajaran dan tugas pembelajaran

yang siap pakai; 6. Buku teks merupakan cara yang paling mudah untuk

menyediakan bahan pembelajaran; 7. Siswa tidak mempunyai fokus yang jelas tanpa adanya buku teks

dan ketergantungan pada guru menjadi tinggi; 8. Bagi guru baru yang kurang berpengalaman, buku teks berarti

keamanan, petunjuk dan bantuan (Ansary 2002: 2).

Ada tiga pendekatan dalam penulisan buku teks, yaitu a) pendekatan

kurikuler yang mengacu pada kurikulum; b) pendekatan kebahasaan yang

mengacu kepada status atau kedudukan suatu bahasa; dan c) pendekatan

pembelajaran yang mengacu kepada teori-teori psikologi dan perkembangan

kejiwaan anak yang kemudian dikenal dengan psikolinguistik, yang terkait erat

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

19

dengan pembelajaran bahasa dan dapat mendukung keberhasilan belajar

(Mudzakir: 2012)

1.6.4 Kriteria Evaluasi Buku Teks

Kriteria evaluasi adalah norma-norma yang harus dipenuhi sebuah buku

pelajaran. Norma ini berupa perangkat ketentuan syarat pedagogis pada buku

teks tersebut. Pada hakikatnya, prosedur analisis aspek pedagogis mengacu

pada nilai aspek metodologis sebuah buku pelajaran. Oleh karenanya,

pertimbangan analisis tersebut lalu diarahkan pada pemenuhan sebuah buku

pelajaran pada kriterianya yang selanjutnya digunakan untuk memutuskan

apakah buku tersebut memenuhi syarat pedagogis atau tidak.

Secara garis besar Kizilirmak (1991) telah menyarankan prosedur

teknis analisis dan evaluasi sebuah buku pelajaran yang meliputi:

1. Analisis kebutuhan belajar siswa,

2. Menentukan tujuan khusus,

3. Menerapkan kriteria evaluasi,

4. Menentukan skor mentah, rata-rata, dan gambaran profil,

5. Menggambarkan dan membandingkan dengan profil ideal,

6. Menentukan keputusan: memakai atau tidak, dan

7. Melangkah pada sikap selanjutnya, yaitu: mengubah, menambah,

mengadaptasi, atau mengganti.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

20

dapat kita simpulkan, prosedur diatas merupakan langkah praktis dan

sederhana yang bisa dijadikan acuan bagi para praktisi pengajaran dalam

menentukan penggunaan buku teks pelajaran yang baik dan berkualitas.

Dalam hal kriteria evaluasi terdapat beberapa ahli yang telah

memberikan kriteria buku teks yang berkualitas, antara lain Serap Kizilirmak

(1991), C. Allen Tucker (1978), Ann Hilferty (1978), dan Milliam Francis

Mackey (1981). Menurut Kizilirmak kriteria analisis kualitas buku buku

pelajaran meliputi empat belas kriteria utama yang penggambaran profilnya

tidak jauh berbeda dengan yang disarankan Tucker, yaitu: (1) kriteria lafal, (2)

kriteria tata bahasa, (3) kriteria isi, dan (4) kriteria umum (Tucker, 1978:220-

229). Sementara Hilferty menyarankan delapan aspek yang perlu

dipertimbangkan dalam memilih buku, yaitu: (1) pemahaman pengarang

terhadap siswa, (2) pemahaman pengarang terhadap tujuan umum, (3)

pemahaman pengarang terhadap tujuan khusus, (4) pemahaman pengarang

tentang kondisi situasi belajar, (5) pemahaman pengarang tentang prosedur

belajar, (6) kesesuaian dengan kalender pendidikan, (7) kesesuaian dengan

anggaran, dan (8) prosedur memilih dan menyesuaikan bahan (Hilferty,

1978:195-205). Berbeda dengan Hilferty, Mackey mensistematisasikan model

analisis dengan mendasar pada aspek seleksi, gradasi, presentasi, dan repetisi

(Mackey, 1989:159-225).

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

21

Dari beberapa pedapat ahli tersebut perangkat kriteria analisis yang

disarankan diperuntukkan bagi praktisi pengajar bahasa. Namun, masing-

masing model analisis tersebut cenderung disederhanakan, baik dalam jumlah

aspek kriteria maupun sistem penilaiannya. Oleh karena itu, untuk kepentingan

analisis yang teliti dan lebih mendalam, penelitian ini menggunakan kriteria

yang lebih komprehensif yang diajukan oleh Wilga M. Rivers (1981) untuk

menganalisis kualitas buku teks pelajaran, terutama dalam pengajaran bahasa.

Adapun kriteria-kriteria tersebut dibagi dalam beberapa poin evaluasi, yakni:

1. Kesesuaian dengan situasi pemakai, yang meliputi: tujuan penulisan

buku, tingkatan dalam penyusunan buku, model kelas siswa, intensitas

waktu dalam penyajian materi, tempo penyajian buku, dan

penyesuaian kepadatan materi dan waktu,

2. Kesesuaian dengan guru dan siswa, yang meliputi: landasan

metodologi yang dipakai, banyaknya bahan yang digunakan sebagai

latihan dan materi buku, pengintegrasian alat-alat seperti: kaset, film,

slide, atau gambar-gambar, kemampuan siswa mengikuti bahan dalam

buku, penggunaan buku tambahan, bantuan untuk perkembangan

inisiatif, kemandirian dan kreativitas siswa, serta susunan daftar isi,

3. Bahasa dan isi, yang meliputi: penggunaan bahasa, tema dialog dalam

teks, teks bacaan yang dipakai, materi buku yang menggambarkan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

22

situasi budaya yang aktual dan nyata baik penutur ataupun pembelajar

bahasanya, pembedaan antara seks, ras, agama dan sebagainya secara

implisit dan eksplisit,

4. Aspek linguistik dan pengorganisasian materi buku, yang meliputi:

aspek pelafalan, pembedaan antara bahasa pertama dengan bahasa

target, keterkaitan pada aspek pelafalan, aspek tekanan, intonasi dan

juncture, aspek tata bahasa, aspek latihan, desain penyusunan bagian

latihan, aspek membaca, peletakkan bagian kegiatan membaca,

penggunan teks membaca yang membantu mempertinggi kemampuan

membaca siswa, tema dalam teks membaca, aspek kosa kata, penyajian

kosa kata per unit, penjelasan dalam pengajaran kosa kata, bentuk

konteks penyajian kosa kata, aspek menulis, penggunaan latihan

menulis yang membantu meningkatkan kemampuan menulis,

pengorganisasian materi per-unitnya, penggunaan ringkasan, dan

evaluasi kemajuan belajar,

5. Tipe kegiatan, yang meliputi: petunjuk tentang cara agar siswa dapat

menggunakan kemampuan yang diperolehnya dalam komunikasi yang

sebenarnya, variasi latihan, bentuk kegiatan lain yang diberikan,

seperti: bernyanyi, drama, baca puisi, dan lain-lain, serta materi yang

menyebabkan siswa senang rileks dan tertawa, seperti humor, anekdot,

karikatur, dan lain-lain, dan,

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

23

6. Pertimbangan praktis, yang meliputi: transisi penyusunan buku,

penampilan buku, cetakan buku, seperti: halaman, huruf, kertas, dan

ilustrasinya, kuantitas buku, kesalahan cetak dalam buku, dan harga

buku.

(Rivers, 1981:477-482)

1.6.5 Prinsip Belajar Bahasa Kedua

Bila kita membicarakan mengenai pembelajaran, ada beberapa hal yang

selalu disinggung, yaitu prinsip, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan

model pembelajaran. Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran

menurut Freeman dan Anderson (2012) adalah represent the theoretical

framework of the method. Hal ini difokuskan pada segi (1) bahan yang akan

dipelajari, (2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana

guru mengajarkan bahan), (3) guru, dan (4) siswanya. Prinsip dalam

pembelajaran bahasa haruslah dijadikan landasan dalam menyajikan materi

secara keseluruhan, baik materi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik serta

aspek non-linguistik dari bahasa yang dipelajari.

Menurut Brown (2006) ada dua belas prinsip pembelajaran bahasa dan

kedua keduabelas prinsip tersebut dipetakan menjadi tiga bagian, yaitu:

Kognitif, Afektif, dan Linguistik.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

24

1. Prinsip-prinsip Kognitif

Dikatakan prinsip kognitif karena pada umumnya berkaitan dengan fungsi

mental dan intelektual. Menurut pandangan kognitif proses belajar yang

terjadi dalam diri individu adalah suatu proses penerimaan informasi. Belajar

dimulai dari masukan yang datang dari lingkungan diterima oleh panca

indera, kemudian diproses dan disimpan di dalam memori dan luaran dari

pembelajaran adalah berbagai kemampuan. Ada lima prinsip kognitif, yaitu:

Otomatisasi, Pembelajaran Bermakna, Antisipasi Penghargaan, Motivasi

Intrinsik, dan Strategi Investasi.

Prinsip 1: Otomatisasi

Anak biasanya memperoleh bahasa dari lingkungan. Pada awalnya anak-

anak mendengarkan dan mengamati orang lain yang menggunakan suatu

bahasa dan tanpa disengaja apa yang didengar dan diamatinya tersebut akan

masuk ke alam bawah sadarnya. Ketika akhirnya dia siap menggunakan

bahasa maka dia akan mempraktekkan apa yang didengar atau diamatinya

tersebut. Anak anak sering kali tidak memikirkan apa yang diucapkannya,

dalam artian, mereka menggunakan bahasa secara otomatis tanpa takut

membuat kesalahan.

Pembelajar bahasa, baik anak anak maupun orang dewasa, diharapkan dapat

mengadaptasi cara seorang anak memperoleh bahasa dari lingkungan.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

25

Artinya, mereka harus mampu memproduksi bahasa tanpa memikirkan kata

per kata, atau berfokus pada struktur dan bentuk kalimat. Dimulai dari

memproses bahasa yang sepatah demi sepatah lambat laun menjadi lebih

lancar dan otomatis. Dengan begitu bahasa yang dipelajari tidak hanya

berupa pengetahuan tetapi merupakan kompetensi.

Yang perlu diperhatikan pada prinsip otomatisasi antara lain:

• Penyerapan bahasa secara tak sadar melalui komunikasi langsung di dalam

kelas. Pembelajar perlu difasilitasi dengan bahasa target dalam berbagai

kesempatan. Belajar bahasa dimulai dengan mendengar, maka guru disini

berperan sebagai Language Model. Guru menyampaikan pelajaran dengan

bahasa target sekaligus menunjukkan bahasa yang benar pada siswa.

Apabila terjadi pengulangan beberapa kata atau kalimat dalam

pembelajaran, misalnya guru mengatakan, ”Clean the white board,

please!”, ”Open your book page 21”, ”Be quiet, please!” pada awalnya

mungkin siswa tidak mengetahui artinya, namun, apabila guru sering

mengulang kalimat tadi, secara tidak sadar kalimat tadi akan masuk ke

ingatan jangka panjangnya dan bertahan disana. Siswa juga akan

menggunakan kalimat kalimat tersebut ketika berada pada situasi yang

mirip atau serupa.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

26

• Penggunaan bahasa yang efisien dan lancar difokuskan pada maksud

daripada bentuk. Jane Willis dalam Brown berpendapat bahwa dengan

mempelajari bentuk kalimat setelah siswa menyelesaikan tugas mereka, hal

ini dapat memperbaiki kesalahan struktur yang dilakukan siswa dalam

penggunaan bahasa ketika melakukan tugas, atau ketika dirasa siswa akan

lebih leluasa menggunakan bahasa apabila tidak mengetahui struktur

bahasa tertentu. Dapat disimpulkan mengapa Jane Willis memberi

penjelasan tentang struktur atau bentuk (grammar) adalah agar siswa lebih

fokus pada penyampaian maksud daripada hanya berdiam diri karena takut

membuat kesalahan.

• Menghindari analisis bentuk bahasa ketika memproduksi ujaran. Prinsip

otomatisasi tidak mengatakan bahwa berfokus pada bentuk bahasa akan

berbahaya atau menghambat kelancaran penggunaan bahasa namun prinsip

ini lebih menganjurkan pada pembelajaran yang bermakna dengan lebih

menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya (menyampaikan maksud,

berkomunikasi) pada konteks otentik.

Prinsip 2: Pembelajaran Bermakna

Brown mengatakan bahwa situasi pembelajaran bisa bermakna jika (1)

pembelajar memiliki perangkat pembelajaran bermakna, yaitu sebuah

kecenderungan untuk mengaitkan kegiatan pembelajaran baru dengan apa

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

27

yang telah mereka ketahui, dan (2) kegiatan pembelajaran itu sendiri punya

kemungkinan bermakna bagi pembelajar, yaitu bisa dihubungkan dengan

struktur pengetahuan pembelajar. Proses pada pembelajaran bermakna mirip

dengan pendekatan pemrosesan informasi yang menyatakan bahwa murid

mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan

dengan informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah proses berpikir.

Dalam prinsip ini sebaiknya hindari teknik yang sering dipakai pada

pembelajaran hapalan, seperti:

a. Terlalu banyak penjelasan tentang struktur atau bentuk bahasa.

b. Terlalu banyak teori dan prinsip bahasa.

c. Terlalu banyak latihan (drilling) dan hafalan.

d. Kegiatan pembelajaran yang tidak jelas.

e. Kegiatan pembelajaran yang hanya merupakan kumpulan pengetahuan

dan tidak bermakna.

Prinsip 3: Antisipasi Penghargaan

Manusia secara umum dikendalikan oleh ”reward” tertentu dalam

melakukan sesuatu. Manusia melakukan sesuatu karena memiliki maksud

dan tujuan. Dalam pembelajaran, penghargaan (reward) seringkali membuat

siswa semangat untuk belajar, hanya saja ketika guru tidak lagi memberi

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

28

suatu penghargaan, maka siswa akan kurang termotivasi. Apabila siswa tidak

memiliki motivasi untuk belajar tentu saja tujuan pembelajaran tidak akan

tercapai. Salah satu implikasi yang baik pada pembelajaran adalah dengan

menjadi guru yang dapat menarik perhatian siswa. Menciptakan suasa kelas

yang menyenangkan dengan memvariasikan metode pengajaran dan

memfasilitasi pengajaran dengan alat bantu belajar yang menimbulkan

semangat belajar siswa. Selain itu guru juga dapat memberitahu siswa

kegunaan jangka panjang penguasaan bahasa yang merekan pelajari dengan

menunjukkan apa-apa saja yang bisa mereka raih dan dapatkan di masa

mendatang apabila mereka dapat menggunakan bahasa tersebut dengan baik.

Prinsip 4: Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi

sesuatu itu sendiri. Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian

karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan Apabila siswa

memiliki motivasi intrinsik, maka tanpa ada penghargaan dari guru pun

siswa akan tetap belajar.

Prinsip 5: Investasi Strategi

Beberapa dekade lalu, pembelajaran bahasa sebagian besar menekankan

pada penyampaian bahasa pada siswa. Pembelajaran yang berhasil

bergantung pada guru, buku teks, bahkan struktur bahasa. Namun, beberapa

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

29

tahun terakhir, telah banyak penelitian tentang pembelajar yang berhasil dan

tidak berhasil dan guru sekarang lebih berfokus pada peran murid dalam

pembelajaran. Proses pembelajaran bergeser dari teacher centered menjadi

learner centered.

Beberapa implikasi dari prinsip strategi investasi pada pembelajaran, antara

lain: (1) memberikan perhatian yang sama pada semua siswa, (2) mengetahui

gaya belajar masing-masing siswa, dan (3) menggunakan teknik pengajaran

yang bervariasi disesuaikan dengan gaya belajar para siswa.

2. Prinsip-prinsip Afektif

Aspek afektif memegang peranan yang penting dalam menentukan tingkat

kesuksesan dalam belajar, bekerja, ataupun kegiatan yang lainnya. Afeksi

mengacu kepada emosi atau perasaan. Dalam belajar bahasa, seseorang

harus yakin pada dirinya sendiri agar berhasil dengan baik. Siapapun yang

belajar bahasa kedua harus benar-benar menyadari bahwa dalam belajar

bahasa tidak boleh takut salah. Ada empat prinsip yang termasuk dalam

kelompok prinsip pengajaran bahasa afektif ini. Keempatnya ditandai

dengan adanya keterlibatan emosional, baik secara pribadi sebagai pelajar

atau yang berhubungan dengan orang lain sebagai makhluk sosial.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

30

Prinsip 6: Ego Bahasa

Menurut prinsip ini, apabila seseorang belajar untuk menggunakan bahasa

kedua, maka ia juga mengembangkan identitas kedua (cara berpikir, merasa,

dan bertindak) terkait dengan bahasa kedua yang ia gunakan. Kadangkala

siswa merasa bingung karena mereka kurang memahami budaya dan cara

hidup penutur asli bahasa kedua tersebut. Dalam hal ini siswa akan merasa

rapuh, defensif, dan menimbulkan bebagai hambatan. Oleh karena ini Brown

menegaskan bahwa seorang guru haruslah memperlakukan siswanya dengan

penuh kelembutan dan sikap yang bijak. Dalam hal ini, kesabaran dan

pengertian diperlukan untuk menahan emosi siswa sehingga dapat

mempermudah proses penguasaan bahasa kedua tersebut.

Prinsip 7: Percaya Diri

Prinsip ini sangat penting dikembangkan dalam diri pembelajar bahasa

karena akhir dari keberhasilan yang dicapai siswa tergantung pada prinsip

percaya diri sehingga siswa bisa memahami pelajaran tersebut. Dengan kata

lain, keyakinan pembelajar akan kemampuannya akan menjadi faktor

berhasilnya dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, materi pelajaran

sebaiknya ditata mulai dari yang mudah ke yang sulit agar siswa merasa

mampu mengerjakan tugasnya. Selain itu contoh-contoh yang diberikan

seharusnya yang akrab dengan kehidupan siswa.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

31

Prinsip 8: Pengambilan Resiko

Prinsip ini bermanfaat untuk menumbuhkan keberanian agar siswa tidak

takut menggunakan bahasa target. Prinsip ini menyarankan agar siswa

dibiasakan untuk berani mengambil resiko dalam menggunakan bahasanya

dengan tidak takut berbuat salah. Seperti yang dikemukakan oleh Brown,

prinsip ini sering digunakan para siswa yang berhasil dalam belajar bahasa.

Prinsip 9: Hubungan Bahasa dan Budaya

Prinsip ini berfokus pada hubungan kompleks antara bahasa dan budaya.

Apabila seorang guru mengajarkan suatu bahsa, maka guru juga

mengajarkan sistem yang kompleks dari adat, budaya, nilai dan cara berpikir

penutur asli bahasa tersebut. Bahasa dan budaya saling terkait, oleh karena

itu, jika seseorang berhasil belajar suatu bahasa, dia juga belajar sesuatu dari

budaya si penutur asli bahasa tersebut. Dengan kata lain, pemahaman lintas-

budaya merupakan aspek penting dalam belajar bahasa.

3. Prinsip-Prinsip Linguistik

Berdasarkan teori-teori kebahasaan, dirumuskan prinsip-prinsip mengenai

pembelajaran bahasa, antara lain kemampuan berbahasa adalah sebuah

proses kreatif, maka siswa harus diberi kesempatan yang luas untuk

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

32

mengkreasikan ujaran-ujaran dalam situasi komunikatif yang sebenarnya,

bukan sekedar menirukan dan menghafalkan. Ada tiga prinsip pembelajaran

bahasa yang termasuk ke dalam kelompok linguistik ini, yaitu prinsip

pengaruh bahasa ibu, prinsip antar bahasa, dan prinsip kompetensi

komunikatif.

Prinsip 10: Pengaruh Bahasa Ibu

Prinsip ini menekankan pentingnya bahasa ibu siswa dalam upaya

mempelajari bahasa kedua karena bahasa ibu siswa memberikan pengaruh

yang kuat terhadap akuisisi sistem bahasa target. Pengaruh ini dapat bersifat

mendukung atau mengganggu proses produksi dan pemahaman bahasa yang

baru.

Prinsip 11: Antar Bahasa

Prinsip antar bahasa ini menekankan adanya pengaruh bentuk-bentuk bahasa

terhadap bahasa yang lain. Interferensi bahasa merupakan sumber kesalahan

yang paling mencolok di kalangan pembelajar bahasa kedua. Sering kali,

siswa beraggapan apa yang merekan pahami atau katakan adalah benar,

tetapi dari sudut pandang penutur asli, belum tentu benar. Kajian antar

bahasa sering menghasilkan analisis kesalahan. Oleh karena itu, seorang

guru harus mampu menyeleksi tiap kesalahan dan memaparkan kesalahan

dengan bijak dan tidak meyudutkan siswa.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

33

Prinsip 12: Kompetensi Komunikatif

Prinsip ini menekankan bahwa kompetensi komunikatif merupakan tujuan

dari kelas bahasa. Ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan dalam

menerapkan prinsip ini dalam kelas bahasa.

1. Penjelasan tata bahasa hanya bagian dari sebuah pelajaran atau

kurikulum, sehingga jangan mengabaikan komponen penting lainnya

(misalnya sosiolinguistik, psikomotor, dan strategis) dari kompetensi

komunikatif,

2. Mengajarkan kemampuan psikomotor (pengucapan), misalnya, melatih

pronunciation dan intonasi berbicara dalam bahasa target,

3. Pengajaran bahsa menekankan pada autentisitas, interaksi, dan

komunikasi untuk kepentingan sehari-hari. Contohnya mengajarkan

bagaimana cara menanyakan informasi dalam bahasa target, dan lain

sebagainya.

Selain dua belas prinsip pembelajaran bahasa diatas, Nurhadi (1995) juga

menekankan beberapa poin yang tak kalah pentingnya untuk ditinjau sebagai

pertimbangan terhadap prinsip belajar bahasa, antara lain: apakah materi yang

disajikan telah diintegrasikan dengan empat keterampilan bahasa? Apakah

materi yang disajikan telah dipertimbangkan dengan tujuan berbahasa siswa?

Sudah tepatkah cara pengorganisasian dan mengalokasikan waktu?

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

34

Bagaimanakah penyajian materi: terlalu cepat dan padatkah? Dan apakah buku

teks pelajaran telah dilengkapi dengan penjelasan yang bersifat nonverbal?

(1995:410).

Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

berkomunikasi, baik lisan maupun tulis dalam berbagai konteks komunikasi.

Oleh karena itu, pengajaran bahasa sebaiknya memperhatikan prinsip-prinsip

belajar bahasa yang kemudian diimplementasikan ke dalam berbagai kegiatan

pembelajaran. Prinsip-prinsip ini merupakan fondasi utama dalam praktik

pengajaran bahasa. Dengan dimplementasikannya prinsip-prinsip ini dalam

pembelajaran bahasa, maka akan memudahkan guru dalam mengajar siswa

belajar bahasa, khususnya bahasa target yang ingin dicapai.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode

analisis isi. Analisis isi digunakan untuk dua tujuan (Carney dalam Mulyana, 2005:

83), yaitu tujuan deskriptif (mendeskripsikan struktur dan isi wacana) dan tujuan

inferensial (menginferensiksn atau membuat kesimpulan suatu maksud dan akibat

dipakainya sebuah wacana).

Pada tahap pertama, hal yang dilakukan adalah menjaring data sebanyak-

banyaknya yang sesuai dengan tujuan penelitian. Data diperoleh dengan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

35

menggunakan metode studi pustaka dari BSE bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs

yang diteliti yaitu BSE bahasa Inggris “When English Rings the Bell” (WERtB) milik

Kemendikbud Kurikulum 2013. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan teknik

baca, pilah dan catat.

Tahap kedua berupa analisis data dengan menggunakan metode deskriptif.

Proses ini diawali dengan dilakukan reduksi data, yaitu mengurangi data-data yang

kurang relevan dengan topik. Setelah itu data dianalisis menggunakan kriteria

evaluasi kualitas buku menurut teori Wilga M. Rivers (1981) yang disajikan dalam

bentuk tabel kriteria seperti dibawah ini:

No Ranah Penilaian Aspek yang dinilai 1 Bahasa • Kealamian bahasa

• Kekinian bahasa • Situasi pemakaian bahasa • Penggunaan slang dan idiom

2 Isi • Situasi dalam dialog • Isi dari bahan bacaan • Penggambaran budaya yang tidak

bertentangan dengan budaya siswa • Pembeda antara seks, ras, dan agama

secara implisit dan eksplisit 3 Aspek linguistik • Aspek pelafalan

• Aspek tata bahasa • Aspek latihan • Aspek membaca • Aspek kosa kata • Aspek menulis • Aspek menyimak

4 Keterrkaitan isi dengan prinsip belajar bahasa

• Integrasi materi dengan empat keterampilan bahasa

• Cakupan variasi kemampuan siswa

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

36

• Kebebasan siswa berinisiatif • Penggunaan alat bantu mengajar seperti

kaset, film, gambar, dan lain-lain • Penjelasan visual

Tabel 1. Kriteria evaluasi buku teks Wilga M. Rivers (1981)

Kriteria analisis mengenai kualitas buku akan dikelompokkan menjadi analisis

(1) bahasa dan isi, (2) aspek linguistik dan dikaitkan dengan (3) pertimbangan

terhadap prinsip belajar bahasa milik Douglas H. Brown. Selanjutnya, kriteria

evaluasi yang sudah didapatkan dijelaskan secara kualitatif dengan beberapa sampel

pendukung.

Tahap ketiga berupa penyajian hasil analisis data yang disajikan secara formal

(tabel dan diagram) serta informal yaitu dengan menggunakan kata-kata biasa. Dalam

penyajian ini, rumus (-rumus) atau kaidah (-kaidah) disampaikan dengan

menggunakan kata-kata biasa, kata-kata yang apabila dibaca dengan serta merta dapat

langsung dipahami (Kusuma,2007: 74).

1.8 Objek penelitian

Dalam penelitian ini terdapat satu buku sumber yang dijadikan objek penelitian,

adapun informasi singkat mengenai tersebut adalah sebagai berikut:

Judul buku : Bahasa Inggris When English Rings the Bell Gradasi (tingkatan) : SMP/MTs Kelas VII

Tahun terbit : 2013 Hak cipta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

37

Kontributor naskah : Asep Gunawan, Yuli Rulani Khatimah, dan Siti Wachidah

Penelaah : Emi Emilia, Didi Suherdi, dan R. Safrina Penyelia penerbitan : Politeknik Negreri Media Kreatif, Jakarta Jumlah halaman : iv, 188 Jumlah bab : 8 (delapan) ISBN : 978-602-1530-58-0 Cetakan Ke : 1 (satu)

1.9 Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada kualitas bahasa dan isi, aspek

linguistik, serta keterkaitan terhadap pertimbangan prinsip belajar bahasa pada kedua

buku yang diteliti. Teori yang digunakan dalam mengukur kualitas buku berdasarkan

kriteria dari Wilga M. Rivers dan prinsip belajar bahasa diukur menggunakan 12

prinsip Douglas H. Brown. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mempertajam proses

evaluasi kedua buku tersebut berdasarkan bidang ilmu yang dimiliki oleh peneliti.

Oleh karena itu, pertimbangan mengenai grafika pada buku tidak ini tidak menjadi

penilaian. Penelitian ini dilakukan terhadap Buku Sekolah Elektronik kelas VII

SMP/MTs dimana pada saat penelitian ini dilakukan, implementasi Kurikulum 2013

masih baru diujicobakan pada kelas I SD, kelas VII SMP, dan kelas X SMA.

1.10 Sistematika Penyajian

Secara garis besar, hasil akhir penelitian ini disajikan dalam 5 (lima) bab,

dengan sistematika sebagai berikut:

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73902/potongan/S2...kualitas buku teks bahasa Inggris yang beredar tersebut dibuat berdasarkan aspek-aspek

38

BAB I : bagian pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori,

metode penelitian, objek penelitian, ruang lingkup penelitian dan

sistematika penyajian.

BAB II : ulasan jawaban atas rumusan masalah yang pertama mengenai analisis

penggunaan bahasa dan isi buku sekolah elektronik bahasa Inggris kelas

VII SMP/MTs When English Rings the Bell.

BAB III : membahas jawaban atas rumusan masalah yang kedua mengenai analisis

aspek linguistik buku sekolah elektronik bahasa Inggris kelas VII

SMP/MTs When English Rings the Bell.

BAB IV: mengulas jawaban rumusan masalah yang ketiga yaitu analisis keterkaitan

buku sekolah elektronik bahasa Inggris kelas VII SMP/MTs When English

Rings the Bell terhadap pertimbangan prinsip belajar bahasa kedua

BAB V : adalah bagian penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Penyajian hasil

penelitian ini juga akan dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran

yang diperlukan.