BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf ·...

57
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan pasti akan membutuhkan dana. Dana yang diperoleh dari perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap, untuk mengadakan persediaan, untuk kepentingan transaksi, maupun untuk menjaga tingkat likuiditas perusahaan. Perusahaan yang tidak mampu membayar seluruh atau sebagian utang perusahaan dengan para kreditor, dalam jangka panjang akan berdampak pula kepada pelanggan. Sehingga pada akhirnya perusahaan akan memperoleh krisis kepercayaan dari berbagai pihak terhadap perusahaan yang merupakan modal utama perusahaan dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban terutama utang jangka pendek disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor ketidakmampuan perusahaan bisa dikarenakan perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali atau perusahaan belum memiliki dana yang cukup secara tunai sehingga harus menunggu waktu tertentu untuk membayarnya. Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya tersebut merupakan masalah manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya. Para manajer merasa perlu untuk melakukan analisis keuangan yang

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf ·...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan pasti akan

membutuhkan dana. Dana yang diperoleh dari perusahaan digunakan untuk

membeli aktiva tetap, untuk mengadakan persediaan, untuk kepentingan transaksi,

maupun untuk menjaga tingkat likuiditas perusahaan. Perusahaan yang tidak

mampu membayar seluruh atau sebagian utang perusahaan dengan para kreditor,

dalam jangka panjang akan berdampak pula kepada pelanggan. Sehingga pada

akhirnya perusahaan akan memperoleh krisis kepercayaan dari berbagai pihak

terhadap perusahaan yang merupakan modal utama perusahaan dalam mencapai

target yang telah ditetapkan.

Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban terutama utang

jangka pendek disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor ketidakmampuan

perusahaan bisa dikarenakan perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali

atau perusahaan belum memiliki dana yang cukup secara tunai sehingga harus

menunggu waktu tertentu untuk membayarnya. Penyebab utama kejadian

kekurangan dan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya

tersebut merupakan masalah manajemen perusahaan dalam menjalankan

usahanya. Para manajer merasa perlu untuk melakukan analisis keuangan yang

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

2

berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar utang atau

kewajibannya (rasio likuiditas).

Rasio likuiditas ( liquidity ratio ) merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Artinya

apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang

tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo ( Kasmir, SE.,MM, 2011, 129).

Terdapat dua kondisi terhadap pengukuran rasio likuiditas, yaitu apabila

perusahaan mampu memenuhi kewajibannya dikatakan perusahaan tersebut dalam

keadaan likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu memenuhi

keawjiban tersebut, dikatakan perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid.

Pada umumnya usaha yang dilakukan oleh setiap perusahaan untuk

meningkatkan likuiditas adalah dengan melakukan penjualan persediaan barang,

sehingga perputaran persediaan barang pun akan meningkat, karena apabila

tingkat perputaran persediaan yang diperoleh perusahaan tinggi, maka perusahaan

akan bekerja secara efisien dan menghasilkan likuiditas yang lebih baik.

Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang merupakan unsur yang aktif

dalam operasi perusahaan yang secara terus – menerus diperoleh, diubah, dan

kemudian dijual kepada konsumen.

Setiap perusahaan mengharapkan persediaan yang dimlikinya dapat

berputar secara cepat, sehingga kegiatan pendistribusian dan penjualan pun akan

berjalan cepat. Perputaran persediaan merupakan salah satu rasio yang digunakan

untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan ini berputar dalam

satu periode (Kasmir,2011:180). Semakin tinggi perputaran persediaan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

3

menunjukkan bahwa perusahaan berusaha bekerja secara efisien dan likuiditas

persediaan semakin membaik. Demikian pula apabila perputaran persediaan

rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan

banyak barang sediaan yang menumpuk.

Bukan saja perputaran persediaan yang dapat mempengaruhi naik atau

turunnya tingkat likuiditas suatu perusahaan, namun adapula perputaran piutang

yang mempengaruhi naik turunnya tingkat likuiditas suatu perusahaan. Perputaran

piutang adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan

piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini

berputar dalam satu periode ( Kasmir, 2011:176 ). Perputaran piutang berasal dari

lamanya piutang diubah menjadi kas. Investasi yang tertanam dalam piutang

diharapkan terjadi perputaran piutang yang relatif cepat dengan periode rata-rata

pengumpulan piutang yang pendek antara lain dilakukan dengan cara menetapkan

periode kredit. Hal ini akan sangat menentukan likuiditas perusahaan, oleh karena

itu piutang harus diatur dengan baik sehingga kebijakan kredit dapat terealisasi.

PT Holcim Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan berstatus

perusahaan asing (PMA). PT Holcim Indonesia bergerak di bidang industri

semen, oleh karenanya perusahaan tersebut pasti melakukan perputaran

persediaan dan perputaran piutang. Besarnya penjualan kredit dan penyimpanan

persediaan yang dilakukan oleh PT Holcim Indonesia menyebabkan jumlah

perputaran piutang dan persediaan naik turun. Naik turunnya tingkat perputaran

piutang dan perputaran persediaan mengakibatkan perubahan terhadap tingkat

likuiditas. Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

4

terhadap likuiditas pada PT Holcim Indonesia Tbk tahun 2001-2010 dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1

Tabel Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang, dan Current Ratio

Tahun

Perputaran

persediaan ( kali )

Perputaran Piutang

( kali )

Current ratio

( kali )

2000 4.93 7.69 0.04

2001 8.06 8.80 2.31

2002 9.39 8.59 2.32

2003 9.05 9.12 2.52

2004 7.54 8.14 2.76

2005 6.01 8.77 1.68

2006 7.51 7.92 1.23

2007 9.47 8.65 1.33

2008 7.88 9.71 1.65

2009 9.67 9.64 1.27

2010 7.42 10.2 1.66

2011 8.19 12.3 1.47

( Sumber : ICMD, Data diolah )

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa perputaran persediaan pada PT

Holcim Indonesia Tbk selama periode 2004-2006 mengalami penurunan artinya

PT Holcim Indonesia hanya berhasil mengubah persediaan menjadi kas sebesar 7

kali rata-rata persediaan dibanding rata-rata persediaan pada tiga tahun

sebelumnya. Sementara pada tahun 2007 perputaran persediaan mengalami

kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 9.47 kali ini menunjukkan bahwa PT

Holcim Indonesia Tbk bekerja secara efisien dan likuiditas persediaan semakin

baik. Di tahun 2008 perputaran persediaan mengalami penurunan kembali

keadaan ini menunjukkan adanya barang persediaan yang menumpuk. Pada tahun

2009 perputaran persediaan mengalami kenaikan kembali sedangkan pada tahun

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

5

2010 perputaran persediaan mengalami penurunan hal ini menunjukkan

perusahaan tidak bekerja secara efisien atau tidak produktif. Pada tahun 2011

perputaran persediaan mengalami kenaikan kembali dibanding tahun sebelumnya

yaitu sebesar 8.19 kali ini menunjukkan perusahaan kembali bekerja produktif

kembali.

Untuk perputaran piutang pada PT Holcim Indonesia pada tahun 2004

mengalami penurunan dibanding perputaran piutang empat tahun sebelumnya.

Sedangkan di tahun 2011 PT Holcim Indonesia kenaikan sebesar 12.3 kali dan ini

merupakan perputaran piutang yang paling tinggi diantara tahun-tahun

sebelumnya. Ini dikarenakan pembayaran piutang atau penagihan piutang yang

lancar sehingga kondisi perusahaan semakin membaik.

Sementara itu likuiditas PT Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2004

mengalami kenaikan yaitu 2.76 dibanding tahun sebelumnya dan pada tahun

tersebut tingkat likuiditas paling tertinggi dan sangat baik diantara tahun-tahun

lainnya, karena diatas rata-rata untuk ukuran Current Ratio yang baik. Pada tahun

2006 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 1.23.

sedang ukuran yang baik untuk Current ratio adalah sebesar 200% (Bambang

Riyanto, 2008, 45). Hal ini tidak sesuai dengan Current ratio yang ada di PT

Holcim Indonesia Tbk yang kurang dari 200%.

Terdapat fenomena yang perlu mendapat perhatian pada satu sisi dalam

periode tahun 2005-2009, yaitu adanya kenaikan perputaran persediaan dan

perputaran piutang, namun pada sisi yang lain tingkat likuiditas (Current Ratio)

mengalami penurunan. Berdasarkan fenomena yang terjadi penulis tertarik untuk

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

6

melakukan penelitian mengenai perputaran persediaan dan perputaran piutang

yang diprediksi mempengaruhi tingkat likuiditas. Maka akan dituangkan dalam

skripsi dengan judul “Pengaruh Perputaran Persediaan dan Perputaran

Piutang Terhadap Tingkat Likuiditas (Studi Kasus Pada PT Holcim

Indonesia Tbk Tahun 2000-2011)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas, maka

penulis mencoba mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Terjadi penurunan perputaran persediaan dan perputaran piutang pada

tahun 2004 diikuti dengan kenaikan tingkat likuiditas, hal ini tidak sesuai

dengan kondisi seharusnya jika perputaran persediaan dan perputaran

piutang mengalami penurunan maka tingkat likuiditas pun akan

mengalami penurunan.

2. Terjadi kenaikan perputaran persediaan pada tahun 2009 diikuti penurunan

tingkat likuiditas, hal ini tidak sesuai dengan kondisi seharusnya jika

perputaran persediaan tinggi maka tingkat likuiditas juga tinggi.

3. Terjadi kenaikan perputaran piutang pada tahun 2009 diikuti penurunan

tingkat likuiditas, hal ini tidak sesuai dengan kondisi yang seharusnya jika

perputaran piutang naik maka tingkat likuiditas (Current Ratio) juga

mengalami kenaikan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

7

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yag telah diuraikan diatas maka penulis

membatasi pembahasannya pada masalah :

1. Seberapa besar pengaruh perputaran persediaan terhadap tingkat likuiditas

pada PT Holcim Indonesia Tbk.

2. Seberapa besar pengaruh perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas

pada PT Holcim Indonesia Tbk.

3. Seberapa besar pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang

terhadap tingkat likuiditas pada PT Holcim Indonesia Tbk.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat likuiditas pada PT

Holcim Indonesia Tbk.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perputaran persediaan

terhadap tingkat likuiditas pada PT Holcim Indonesia Tbk.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perputaran piutang tingkat

likuiditas pada PT Holcim Indonesia Tbk.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perputaran piutang dan

perputaran persediaan terhadap tingkat likuiditas PT Holcim Indonesia

Tbk.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

8

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Praktis

Bagi Perusahaan, dengan adanya penelitian ini bisa menjadi dasar

perusahaan untuk mengidentifikasi pengaruh perubahan perputaran

piutang dan persediaan terhadap tingkat likuiditas sehingga perusahaan

bisa bekerja secara efktif dan efisien.

Memberikan informasi tentang pengaruh perputaran piutang dan

perputaran persediaan dalam meningkatkan likuiditasnya.

1.5.2 Kegunaan Akademis

Bagi Penulis

Bagi ilmu manajemen khususnya keuangan untuk menambah ilmu

penegetahuan serta wawasan mengenai pengaruh perputaran persediaan

dan perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas.

Bagi Peneliti Lain

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam melihat

keadaan kondisi secara benar dan objektif serta dapat menambah

pengetahuan dan wawasan yang berguna untuk mengadakan penelitian

selanjutnya dimasa yang akan datang.

1.5.3 Kegunaan Masyarakat

Bagi Masyarakat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi ilmu pengetahuan serta

wawasan mengenai pengaruh perputaran piutang dan perputaran

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

9

persediaan. Serta mengetahui hasil dari perputaran piutang, perputaran

persediaan dan tingkat likuiditas PT Holcim Indonesia Tbk.

1.6 Kerangka Pemikiran

Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan

untuk di jual atau digunakan pada masa atau periode yang akan datang.

Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi,

dan persediaan bahan jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi

disimpan sebelum digunakan atau dimasukan kedalam proses produksi,

sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan sebelum

dijual atau dipasarkan. Dengan demikian setiap perusahaan yang

melakukan kegiatan usaha pada umumnya memiliki peresediaan.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2006:308) perputaran persediaan

adalah : “Menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus

produksi normal. Semakin cepat perputarannya semakin baik karena

dianggap kegiatan penjualan berjalan cepat”.

Perputaran piutang adalah periode terikatnya modal dalam piutang yang

tergantung kepada syarat pembayaran. Semakin lama syarat pembayarannya,

berarti tingkat perputarannya selama periode tertentu semakin rendah.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua

kewajiban lancar pada saat jatuh tempo. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh

besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas

yang meliputi kas, piutang, surat berharga dan persediaan.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

10

Tingginya tingkat perputaran persediaan dan piutang merupakan salah satu

alat ukur yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah likuiditas

perusahaan. Tingkat perputaran persediaan yang semakin tinggi maka akan

semakin likuid perusahaan tersebut. Begitu pula dengan keadaan perputaran

piutang yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan

mengelola piutang, hal ini berarti likuiditas perusahaan pun dapat dipertahankan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat dibuat suatu kerangka

berpikir dari pengaruh perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas secara

sistematis pada gambar berikut :

Gambar 1.1

Hubungan Konseptual

Perputaran persediaan dan perputaran piutang sama-sama memiliki

pengaruh terhadap likuiditas. jika perputaran piutang atau perputaran persediaan

turun maka tingkat likuiditas akan menurun, begitupun sebaliknya. Peningkatan

dan penurunan perputaran persediaan dan persediaan piutang ini merupakan alat

Perputaran Persediaan

(X1 )

1. Harga Pokok

Penjualan

(Penjualan)

2. Rata-rata Persediaan

Perputaran Piutang (X2 )

1. Penjualan Kredit

2. Rata-rata Piutang

Likuiditas (Y)

1. Aktiva lancar

2. Hutang Lancar

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

11

ukur untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan. Penelitian-penelitian yang

menyangkut pengaruh rasio rasio keuangan terhadap perusahaan sudah banyak

dilakukan baik dikalangan akademis maupun dikalangan praktisi ekonomi, begitu

pula penelitian mengenai pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang

terhadap likuiditas. Namun ada beberapa penelitian yang hasilnya beragam. Ada

yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

likuiditas, tetapi ada juga yang menyatakan sangat berpengaruh terhadap tingkat

likuiditas.

Dengan demikian perputaran piutang dan perputaran persediaan

mempunyai suatu hubungan usaha dalam meningkatkan likuiditas suatu

perusahaan. Hal ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya. Adapun persamaan

dan perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel

Peneltian

Metode Analisis Hasil

Penelitian

1 Lastiur (Skripsi:

Universitas

Komputer

Indonesia: 2012

Pengaruh

Perputaran Kas

dan Perputaran

Piutang

Terhadap

Likuiditas PT

PINDAD

Perputaran

Kas,

Perputaran

Piutang,

Quick Ratio

Pengujian

statistik yang

digunakan adalah

uji asumsi klasik,

analisis regeresi

linier berganda,

analisis korelasi,

koefisien

determinasi

secara simultan

dan parsial

variabel

Perputaran Kas

terhadap

Likuiditas

memiliki

hubungan yang

kuat dengan

arah negatif,

sedangkan

variabel

Perputaran

Piutang

terhadap

Likuiditas

memiliki

hubungan yang

cukup erat

dengan arah

positif.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

12

2 Defi Nugraha

(Skripsi:

Universitas

Komunikasi

Indonesia:2011)

Pengaruh

Perputaran

Piutang dan

Persediaan

terhadap

Perkembangan

Modal Kerja

pada PT.

Telekomunikasi

Indonesia. Tbk

BANDUNG”,

Perputaran

Piutang,

Persediaan,

Modal kerja

Pengujian

statistik yang

digunakan adalah

perhitungan

asumsi klasik

seperti uji

normalitas, uji

multikolinieritas,

uji

heteroskedastitas,

uji autokorelasi,

analisis regresi

linier berganda,

analisis korelasi,

koefisien

determinasi,

perputaran

piutang dan

persediaan

terhadap

perkembangan

modal kerja

tidak

berpengaruh

secara

signifikan.

Tingkat

hubungan

korelasi rendah

dan

menunjukan

korelasi

negative.

3 Dirja Kusuma

(Skripsi:Universitas

Komunikasi

Indonesia: 2010)

Pengaruh Arus

Kas dan

Perputaran

Piutang

terhadap

Likuiditas pada

PT. INTI

Persero

Bandung

Arus Kas,

Perputaran

Piutang,

Quick Ratio

Pengujian

statistik yang

digunakan adalah

perhitungan

asumsi klasik

seperti uji

normalitas, uji

multikolinieritas,

uji

heteroskedastitas,

uji autokorelasi,

analisis regresi

linier berganda,

analisis korelasi,

koefisien

determinasi

Arus kas dan

perputaran

piutang tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

likuiditas.

1.7 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti kebenarannya melalui data

yang terkumpul (Beni Ahmad, 2008: 145). Berdasarkan tinjauan teoritis dan

rumusan masalah yang telah dikemukakan diawal, maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

13

Hipotesis 1 :

Ho : Tidak terdapat pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang

terhadap tingkat likuiditas.

Ha : Ada pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap tingkat

likuiditas.

Hipotesis 2 :

Ho : Tidak terdapat pengaruh perputaran persediaan terhadap tingkat likuiditas.

Ha : Ada pengaruh perputaran persediaan terhadap tingkat likuiditas.

Hipotesis 3 :

Ho : Tidak terdapat pengaruh perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas.

Ha : Ada pengaruh perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persediaan

2.1.1 Pengertian Persediaan

Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan

untuk di jual atau digunakan pada masa atau periode yang akan datang.

Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi,

dan persediaan bahan jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi

disimpan sebelum digunakan atau dimasukan kedalam proses produksi,

sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan sebelum

dijual atau dipasarkan. Dengan demikian setiap perusahaan yang

melakukan kegiatan usaha pada umumnya memiliki persediaan.

Inventory atau persediaan adalah suatu teknik untuk manajemen

material yang berkaitan dengan persediaan. Manajemen material dalam

Inventory dilakukan dengan beberapa input yang digunakan yaitu: permintaan

yang terjadi (demand) dan biaya-biaya yang terkait dengan penyimpanan,

serta biaya apabila terjadi kekurangan persediaan (short-age).

Pengendalian pengadaan persediaan perlu diperhatikan karena

berkaitan langsung dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai

akibat adanya persediaan. Oleh sebab itu, persediaan yang ada harus

seimbang dengan kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

15

akan mengakibatkan perusahaan menanggung risiko kerusakan dan biaya

penyimpanan yang tinggi disamping biaya investasi yang besar. Tetapi jika

kekurangan persediaan akan berakibat terganggunya kelancaran dalam

proses produksinya. Oleh karenanya diharapkan terjadi keseimbangan dalam

pengadaan persediaan sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin

dan dapat memperlancar jalannya proses produksi.

Menurut John J. Wild, K. R. Subramanyam, Robert F. Hasley

(2010:265-266) mengemukakan persediaan (inventory) merupakan barang

yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan. Dengan pengecualian

organisasi jasa tertentu, persediaan merupakan aktiva inti dan penting

dalam perusahaan. Persediaan harus diperhatikan karena merupakan

komponen utama dari aktiva operasi dan langsung mempengaruhi perhitungan

laba.

Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam

operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar

terbesar dari perusahaan manufaktur maupun dagang. Pengaruh persediaan

terhadap laba lebih mudah terlihat ketika kegiatan bisnis sedang

berfluktuasi. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai persediaan

adalah seperti kutipan berikut.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:14.3) mengemukakan bahwa:

Persediaan adalah aset:

a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal

b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau,

c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (suplies) untuk digunakan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

16

dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Selanjutnya menurut Skousen, Stice, Stice (2004:653), ”persedian

ditujukan untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis

normal, dan dalam kasus perusahaan manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk

proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi”.

Sedangkan Kieso, Weygandt, Warfield (2007:443) mengatakan bahwa”

persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam

operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam

memproduksi barang yang akan dijual”. Persediaan yang diperoleh perusahaan

langsung dijual kembali tanpa mengalami proses produksi selanjutnya disebut

persediaan barang dagang.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan persediaan adalah barang-

barang yang dimiliki dan dijual dalam kegiatan bisnis normal. Persediaan

merupakan komponen aktiva yang paling aktif, sehingga sangat berpengaruh

dan harus diperhatikan.

2.1.2 Pentingnya Persediaan

Persediaan merupakan unsur utama dari modal kerja (aktiva lancar)

(Darmawan Sjahrial, 2007:189). Persediaan merupakan investasi yang sangat

berarti bagi perusahaan. Bila investasi dalam persediaan lebih besar

dibandingkan dengan keuntungan maka :

1. Akan memperbesar tingkat bunga, terutama sumber modal kerjanya

berasal dari dana pinjaman.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

17

2. Akan memperbesar biaya penyimpanan dan biaya pemeliharaan.

3. Akan memperbesar kerugian karena kerusakan persediaan.

4. Turunnya kualitas persediaan.

5. Persediaan akan mengalami keusangan (absolensence), ketinggalan

mode, semua hal di atas akan mengalami keuntungan.

Sebaliknya investasi pada persediaan yang terlalu kecil

mengakibatkan kekurangan bahan baku sehingga kapasitas produksi tidak

penuh yang pada akhirnya mengakibatkan biaya produksi rata-rata menjadi

tinggi. Hal ini juga mengakibatkan menurunnya keuntungan perusahaan.

2.1.3 Faktor Biaya Persediaan

Persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan

kelancaran produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara

tepat. Perusahaan harus dapat menentukan jumlah persediaan optimal,

sehingga disuatu sisi kontinuitas produksi dapat terjaga danm sisi lain

perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Persediaan yang kurang akan tidak

sama baiknya dengan persediaan yang berlebihan, sebab kondisi keduanya

memiliki beban dan akibat masing-masing.

Menurut Agus Sartono (2008:4) faktor biaya persediaan meliputi :

1. Biaya penyimpanan digudang, semakin banyak barang yang disimpan

maka akan semakin besar biaya penyimpanannya.

2. Risiko kerusakan barang, semakin lama barang tersimpan digudang

maka risiko kerusakan barang semakin tinggi.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

18

3. Risiko keusangan barang, barang-barang yang tersimpan lama akan

“out of date” atau ketinggalan jaman.

2.1.4 Fungsi-fungsi Persediaan

Persediaan barang mempunyai fungsi yang sangat penting bagi

perusahaan. Dari berbagai macam persediaan yang ada, seperti persediaan

bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Perusahaan melakukan

penyimpanan persediaan atas barang karena berbagai fungsi, yaitu :

1. Fungsi Decoupling

Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi-

operasi perusahaan internal dan eksternal mempunyai kebebasan

(Indepedensi). Persediaan decouples ini memungkinkan perusahaan

dapat memenuhi permintaan langganan tanpa terganggu supplier.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi

dan membeli sumber-sumber daya dalam kuantitas yang dapat

mengurangi biaya-biaya per unit. Dengan persediaan lost size ini

akan mempertimbangkan penghematan-penghematan.

3. Fungsi Antisipasi

Sering perusahaan mengalami fluktuasi permintaan yang

dapat diperkirakan yang diramalkan berdasar pengalaman atau data

masa lalu. Disamping itu, perusahaan juga sering dihadapkan pada

ketidakpastian jangka waktu pengiriman barang kembali sehingga

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

19

harus dilakukan antisipasi untuk cara menanggulanginya. Sementara itu

tiga fungsi lain mengapa persediaan barang diperlukan adalah untuk :

1 . Menghilangkan pengaruh ketidakpastian

Untuk mengahadapi ketidakpastian maka pada system inventory

ditetapkan persediaan darurat yang dinamakan safety stock.

2 . Memberikan waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian.

Kadang-kadang lebih ekonomis memproduksi barang dalam proses

atau barang jadi dalam jumlah besar atau jumlah paket yang

kemudian disimpan sebagai persediaan. Selama persediaan masih

ada maka proses produksi dihentikan dan akan mulai lahir jika

diketahui persediaan hampir habis.

3. Mengantisipasi pada demand dan supply

Inventori disiapkan untuk mengahadapi beberapa kondisi yang

menunjukan perubahan demand dan supply, yaitu :

a. Bila ada perubahan perkiraan harga dan persediaan bahan baku.

b. Sebagai persiapan mengahadapi promosi pasar dimana sejumlah

besar barang jadi disimpan menunggu penjualan tersebut.

c. Perusahaan yang melakukan produksi dengan jumlah output tetap

akan mengalami perubahan produk pada kondisi permintaan yang

rendah atau kondisi musim lesu atau low season. kelebihan produk ini

akan disimpan sebagai persediaan yang akan digunakan nanti apabila

output tidak dapat memenuhi lonjakan permintaan pada musim ramai

atau peak season.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

20

Jadi berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, dapat dipahami bahwa

perusahaan melakukan penyimpanan atau persediaan barang karena berbagai

alasan yaitu untuk berjaga-jaga pada saat barang dipasar sukar diperoleh,

agar perusahaan dapat memenuhi pesanan pembeli dalam waktu yang cepat.

Untuk menekankan harga pokok per unit barang, serta memberikan waktu

luang dalam pengelolaan produksi dan pembelian.

2.1.5 Tujuan Pengelolaan Persediaan

Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan

sudah tentu memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian persediaan

yang yang dijalankan adalah untuk menjaga tingkat persediaan pada tingkat

yang optimal sehingga diperoleh penghematan-penghematan untuk

persediaan tersebut. Hal inilah yang dianggap penting untuk dilakukan

perhitungan persediaan sehingga dapat menunjukan tingkat persediaan yang

sesuai dengan kebutuhan dan dapat menjaga kontinuitas produksi dengan

pengorbanan atau pengeluaran biaya yang ekonomis.

Tujuan pengelolaan persediaan menurut Agus Sartono (2009:4) adalah:

1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen

dengan cepat (memuaskan konsumen).

2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan

tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan

terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan Kemungkinan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

21

barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehingga sulit

diperoleh.

Ada tiga bentuk utama dari persediaan perusahaan yaitu persediaan

barang jadi. Sekalipun ketiga macam persediaan ini biasanya tidak

diperlihatkan secara terpisah dalam neraca perusahaan, tetapi ciri dari

masing-masing macam persediaan tersebut adalah merupakan suatu faktor

yang sangat penting.

a. Persediaan Bahan Mentah

Bahan mentah adalah merupakan persediaan yang dibeli oleh

perusahaan untuk diproses untuk menjadi barang setengah jadi dan

akhirnya menjadi barang jadi atau produk akhir dari

perusahaan.adapun jumlah bahan mentah yang harus dipertahankan

oleh perusahaan yang akan sangat tergantung pada :

• Lead Time (waktu yang dibutuhkan sejak saat pemesanan sampai

dengan bahan diterima).

• Jumlah pemakaian.

• Jumlah Investasi dalam Persediaan.

• Karakteristik dari bahan mentah yang dibutuhkan.

b. Persediaan Barang dalam Proses

Persediaan barang dalam proses terdiri dari keseluruhan barang-

barang yang digunakan dalam proses produksi tetapi masih

membutuhkan proses lebih lanjut untuk menjadi produk yang siap

untuk dijual (barang jadi). Tingkat penyesuaian dalam sangat

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

22

tergantung pada panjang serta kompleksnya proses produksi yang

dilaksanakan. Besarnya persediaan barang dalam proses ini akan

menyebabkan semakin besarnya biaya-biaya persediaan karena modal

yang terikat didalam persediaan tersebut semakin besar, dimana

besarnya modal ini berkaitan langsung dengan lambatnya perputaran

persediaan. Persediaan barang dalam proses adalah merupakan proses

yang paling tidak likuid karena akan cukup sulit bagi perusahaan untuk

dapat menjual barang-barang yang masih dalam bentuk setengah jadi.

c. Persediaan Barang Jadi

Persediaan barang jadi adalah merupakan persediaan barang-barang

yang telah selesai oleh perusahaan, tetapi masih belum terjual.

2.1.6 Perputaran Modal Kerja

Modal kerja selalu dalam keadaan berputar atau beroperasi dalam

perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode

perputaran modal kerja (working capital turnorver period) dimulai saat kas

diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat dimana kas kembali lagi

menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya

atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnorver rate-nya). Lama periode

perputaran modal kerjanya tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari

masing-masing komponen dari modal kerja tersebut (Riyanto,2008). Untuk

menilai keefektifan modal kerja dapat digunakan ratio antara total penjualan

dengan jumlah modal kerja rata-rata (working capital turnorver). Ratio ini

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

23

menunjukan hubungan antara modal kerja dengan penjualan akan menunjukan

banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (dalam jumlah rupiah)

untuk tiap rupiah modal kerja (Munawir, 2002). Formulasi dari Working Capital

Turnover (WCT) adalah sebagai berikut :

WCT = Penjualan

Aktiva Lancar - Utang Lancar

2.1.7 Perputaran Persediaan

Persediaan seringkali merupakan bagian aset lancar yang cukup besar.

Alasan terjadiya hal seperti ini seringkali tidak berhubungan dengan kebutuhan

perusahaan untuk mempertahankan kecukupan dana yang likuid. Sebagian besar

perusahaan mempertahankan tingkat persediaan tertentu. Jika persediaan tidak

cukup, volume penjualan akan turun di bawah tingkat yang dapat dicapai.

Persediaan yang terlalu besar juga menahan dana yang dapat digunakan secara

lebih menguntungkan ditempat lain.

Perusahaan yang kegiatannya tidak hanya membeli dan menjual barang

dagangan melainkan juga memproduksi barang maka perusahaan ini pada akhir

tahun akan mempunyai persediaan bahan mentah, barang dalam proses dan barang

jadi. Terhadap persediaan-persediaan ini juga dapat dianalisis dengan prosedur

yang sama dengan persediaan barang dagangan. Untuk barang jadi maka

turnover-nya dapat dihitung dengan cara yang sama dengan perhitungan turnover

persediaan barang dagangan yaitu membagi harga pokok penjualan dengan rata-

rata persediaan.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

24

Investasi dalam persediaan seringkali merupakan harta lancar yang

paling besar dari total harta perusahaan, sehingga menjadi hal yang penting bagi

manajemen untuk memantau tingkat persediaan secara cermat. Dalam banyak

hal persediaan lebih sensitive terhadap fluktuasi bisnis umum dibanding dengan

harta lainnya. Dalam periode yang baik, persediaan dapat segera terjual dan

jumlah persediaan digudang tidak berlebihan. Tetapi jika ada penurunan sedikit

saja dalam siklus bisnis, banyak jenis persediaan menumpuk di gudang.

Pengelolaan persediaan sangat penting untuk menjaga agar persediaan

yang ada tidak terlalu banyak atau tidak terlalu sedikit. Persediaan yang terlalu

banyak memerlukan biaya yang besar, risiko-risiko dan investasi yang sangat

tinggi, sehingga terlalu banyak uang yang diinvestasikan dalam persediaan dapat

merugikan perusahaan, karena uang tersebut tidak menghasilkan keuntungan.

Sebaliknya tingkat persediaan yang tidak memadai akan menimbulkan kerugian

karena adanya permintaan-permintaan yang tidak dapat dipenuhi.

Alasan-alasan tersebut meminta manajemen secara khusus perlu

merumuskan dan menetapkan cara perencanaan yang efektif. Salah satu cara

pengendalian adalah dengan menggunakan rasio perputaran persediaan barang.

Perputaran persediaan merupakan berapa kali persediaan akan berputar dan

kembali lagi. Perputaran persediaan merupakan aktivitas perusahaan yang

jelas diperlukan dan diperhitungkan, karena dapat mengetahui efesiensi

biaya yang berguna untuk memperoleh laba yang besar.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

25

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:308) perputaran persediaan

adalah :

“Menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus

produksi normal. Semakin cepat perputarannya semakin baik karena

dianggap kegiatan penjual berjalan cepat”.

Rasio perputaran persediaan memberikan ukuran kualitas dan likuiditas

komponen persediaan pada aset lancar. “ perputaran persediaan merupakan rasio

untuk mengukur kecepatan rata-rata persediaan bergerak keluar masuk

perusahaan (K.R. Subramanyam, 2010, 254).

Sedangkan menurut Toto Prihadi (2010:120) “ perputaran persediaan

merupakan indikasi perusahaan untuk menyediakan persediaan dalam

mendukung tercapainya penjualan.” Secara umum perputaran yang semakin

tinggi akan semakin baik bagi perusahaan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

perputaran persediaan memperlihatkan bagaimana persediaan dikelola dan

dijual dalam satu periode tertentu, sehingga persediaan akan selalu berputar dan

nilainya akan selalu berubah-ubah.

Di neraca, persediaan dicatat atas dasar biaya. Artinya tidak ada unsur

marjin di dalam nilai persediaan yang tercantum di neraca. Sementara penjualan

yang terjadi dicatat atas dasar biaya ditambah marjin. Apabila nilai penjualan

dipakai sebagai dasar menghitung aktivitas, maka akan terjadi ketidak

sepadanan. Oleh karena itu nilai penjualan yang digunakan akan menggunakan

basis yang tidak mengandung unsur laba, yaitu harga pokok penjualan.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

26

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Perputaran Persediaan =

Untuk menghitung rata-rata persediaan :

Rata-rata persediaan =

(Sofyan Safri Harahap, 2011)

Berdasarkan rumus perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa

jumlah perputaran harga pokok penjualan dibagi dengan jumlah

persediaan akan menentukan hasil perputaran persediaan dalam satu periode.

Sehingga meningkat atau turunnya jumlah perputaran persediaan ditentukan

dari pembagian harga pokok penjualan dengan persediaan. Rasio ini

menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal.

Semakin besar rasio ini maka semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan

penjualan berjalan cepat.

2.1.8 Ukuran Perputaran Persediaan

Persediaan seringkali merupakan bagian aktiva tetap yang cukup besar.

Alasan terjadinya hal tersebut sering kali tidak berhubungan dengan kebutuhan

perusahaan untuk mempertahankan kecukupan dana yang likuid. Sebagian besar

perusahaan mempertahankan tingkat persediaan tertentu. Jika persediaan tidak

cukup, volume penjualan akan menurun di bawah tingkat yang dapat dicapai.

Sebaliknya, persediaan yang terlalu banyak menghadapkan perusahaan pada biaya

penyimpanan, asuransi, pajak, keusangan dan kerusakan fisik. Persediaan yang

terlalu besar juga menahan dana yang dapat digunakan secara lebih

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

27

mwnguntungkan ditempat lain. Terkait dengan risiko kepemilikan persediaan dan

fakta bahwa persediaan lebih lambat diubah menjadi kas dibandingkan piutang,

piutang biasanya dianggap sebagai aset lancar yang paling tidak likuid. Evalusi

likuiditas jangka pendek dan modal kerja yang melibatkan persediaan harus

mencakup evaluasi kualitas dan likuiditas persediaan.

2.1.9 Intrerprestasi Perputaran Persediaan

Rasio lancar menganggap komponen aktiva lancar sebagai potensi

sumber daya untuk melunasi kewajiban lancarnya. Dengan pandangan

serupa, rasio perputaran persediaan memberikan ukuran baik kualitas

maupun likuiditas. Menurut John Wild, K.R. Subramanyam dan Robert

F Halsey (2010:202), menerangkan bahwa komponen persediaan pada aktiva

lancar :

1. Kualitas persediaan mengacu pada kemampuan perusahaan untuk

menggunakan dan melepaskan persediaannya.

2. Likuiditas perusahaan

a. Manajemen persediaan yang ditunjukan untuk mempertahankan

tingkat persediaan yang rendah. Manajemen persediaan yang efektif

akan meningkatkan perputaran persediaan

b. Periode konversi atau operasi (conversion period or operating cycle).

Ukuran ini menggabungkan periode penagihan piutang dengan hari

untuk menjual persediaan untuk memperoleh jarak waktu konversi

persediaan menjadi kas.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

28

2.1 Piutang

2.2.1 Pengertian Piutang

Nilai keunggulan bersaing dapat dicapai melalui efesiensi dan efektifitas

dari seluruh kegiatan perusahaan yang mana salah satu usahaanya yaitu dengan

melakukan penjulan kredit, sehingga menyebabkan timbulnya piutang bagi

perusahaan. Pemberian kredit kepada pembeli barang dan jasa umumnya

dilakukan oleh perusahaan untuk memperbesar penjualan dan meningkatkan laba.

Adanya penjualan yang dilakukan secara kredit akan mempengaruhi pada tingkat

likuiditas perusahaan tersebut. Sistem penjualan tunai akan menyebabkan modal

kerja menjadi likuid, sedangkan sistem penjualan kredit menyebabkan modal kerja

kurang likuid, karena menimbulkan piutang sehingga memerlukan waktu jatuh

tempo untuk likuid.

Earl KS, James DS, dan KF Skousen (2004: 479) mengemukakan :

“Dari artinya secara umum, istilah piutang dapat diterapkan ke semua

klaim atas uang, barang, dan jasa. Akan tetapi, untuk tujuan akuntansi, istilah

tersebut secara umum digunakan dalam lingkup yang lebih sempit untuk

menggambarkan klaim yang diharapkan akan selesai dengan diterimanya uang

tunai (kas)”.

Selain itu pengertian piutang menurut Harry Simons dalam buku

Pengantar Manajemen Keuangan (Manullang, 2005: 36) adalah sebagai berikut :

“The term receivable is applicable to all claims againts other, whether

are claims for money, for goods, or for serving, for accounting purpose, however

the terms is employed is a narrowe sense to designate claims that claims that are

expected to be settled by the receipt of money.”

Menurut Donald Kieso (2007: 346) “Piutang (receivables) adalah klaim

uamg, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.”

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

29

Dari pengertian diatas, tampak bahwa pengertian piutang antara lain

adalah semua tuntutan terhadap pelanggan, baik berbentuk perkiraan uang, barang

maupun jasa, serta segala hal yang berbentuk perkiraan seperti transaksi.

Selanjutnya, piutang merupakan kewajiban pelanggan yang disepakati dan mereka

mengharapkan pembayaran itu diselesaikan dengan tanda terima yang sah.

2.2.2 Klasifikasi Piutang

Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi

menjadi kas dalam waktu satu tahun dalam satu periode akuntansi. Piutang pada

umunya timbul dari hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu piutang juga

dapat timbul dari adanya usaha diluar kegiatan pokok perusahaan. Menurut

Manullang (2005:36) mengkalsifikasikan piutang sebagai berikut:

1. Piutang usaha

Piutang usaha merupakan segala tagihan dari penjualan barang-barang atau jasa

yang dilakukan secara kredit oleh perusahaan. Jika tagiha itu didukung dengan

tagihan tertulis oleh debitor kepada perusahaan untuk membayar pada suat tangal

tertentu, piutang tersebut adalah piutang wesel.

2. Piutang lain-lain

Piutang lain-lain merupakan tagihan yang tidak berasal dari penjualan barang

maupun jasa dalam kegiatan normal perusahaan.

Piutang usaha merupakan aktiva yang relatif likuid, biasanya

dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu 30 hari sampai dengan 60 hari

(Henry Simamora, 2002: 263). Piutang lain-lain yang dimiliki oleh perusahaan

biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Piutang lain-lain (other

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

30

receivable) yang dimiliki meliputi antara lain piutang bunga atau piutang pajak

bila tidak dibayar dalam jangka waktu tertentu akan mendapat denda.

Disisi lain Earl KS, James DS, dan KF Skousen (2004: 479)

menggolongkan piutang sebagai berikut :

a. Piutang Dagang (Trade Receivables)

Umumnya adalah kategori yang paling signifikan dari piutang, dan

merupakan hasil dari aktivitas normal bisnis, yaitu penjualan barang atau jasa

secara kredit kepada pelanggan.

b. Piutang Nondagang (Nontrade Receivables)

Meliputi semua jenis piutang lainnya yang muncul dari berbagai transaksi,

seperti (1) penjualan surat berharga atau properti lainnya selain persediaan;

(2) deposit atau simpanan untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau

pembayaran atas beban; (3) klaim untuk pengurangan harga atau

pengembalian pajak; dan (4) piutang dividen dan bunga.

Contoh lain dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai piutang

antara lain; wesel tagih, piutang pegawai, uang muka, refundable deposit

(uang jaminan), dan allowancce forbad debts ( penyisihan piutang tak

tertagih).

2.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Piutang

Menurut Manullang dalam bukunya Pengantar Manajemen Keuangan

(2005: 38) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

piutang adalah :

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

31

a. Volume penjualan kredit

Semakin besar proporsi penjualan kredit dari total penjualan yang dilakukan

perusahaan, maka jumlah investasi dalam piutang juga akan semakin besar.

b. Syarat pembayaran penjualan kredit

Syarat pembayaran penjualan secara kredit dapat bersifat ketat atau

lunak/longgar. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat,

artinya keselamatan kredit lebih diutamakan daripada keuntungan (profit),

yang terpenting semua piutang dapat tertagih dan memandanag profitabilitas

adalah nomor dua. Sementara itu, jika perusahaan menetapkan syarat

pembayaran piutang bersifat lunak/longgar, itu adalah sebaliknya perusahaan

lebih mengutamakan keuntungan dibandingkan kembalinya piutang.

c. Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dalam penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal

atau plafon bagi kredit yang diberikan kepada para pelanggan. Semakin tinggi

plafon yang diberikan, semakin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam

piutang. Dan begitupun sebaliknya, semakin kecil plafon semakin kecil dana

yang diinvestasikan ke dalam piutang.

d. Kebiasaan membayar para pelanggan

Sebagian pelanggan mempunyai kebiasaan membayar dengan menggunakan

cash discount, sedangkan sebagian lagi tidak demikian. Kebiasaan pelanggan

untuk membayar dalam cash discount period atau periode diskon atau

sesudahnya, akan berefek terhadap besarnya investasi dalam piutang. Apabila

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

32

sebagian besar pelanggan membayar dalam masa diskon, maka dana yang

tertanam dalam piutang akan lebih cepat bebas.

e. Kebijakan dalam penagihan piutang

Kebijakan dalam menagih piutang, baik secara aktif maupun pasif dapat

dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif

dalam menagih piutang, akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar

untuk membiayai aktifitas penagihan namun dapat memperkecil risiko tidak

tertagihnya piutang. Begitupun sebaliknya jika perusahaan menjalankan

kebijakan pasif, pengeluaran dana lebih kecil tapi dapat memperbesar risiko

tidak tertagihnya piutang.

2.2.4 Perputaran Piutang

Piutang dapat dikatakan sebagai elemen utama dari modal kerja yang

selalu berputar. Periode perputaran piutang ini dimulai pada saat kas dikeluarkan

untuk mendapatkan persediaan kemudian persediaan tersebut dijual dengan cara

kredit sehingga akan menimbulkan piutang dimana piutang tersebut akan berubah

kembali menjadi kas pada saat terjadi pelunasan piutang tersebut oleh para

pelanggannya.

Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan

menghitung tingkat perputaran piutang (account receivable turnover). Perputaran

piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya waktu dalam satu tahun untuk

mengubah piutang usaha menjadi uang tunai/kas (Henry Simamora, 2002: 266).

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

33

Perputaran piutang adalah kemampuan perusahaan dalam menangani

penjualan kredit dan kebijakannya. Semakin cepat perputaran berarti semakin

sedikit dana yang perlu ditanam didalam piutang usaha ( Toto Prihadi, 2010: 122 )

Menurut Darsono (2004:59) memberikan keterangan mengenai

perputaran piutang sebagai berikut:

“Perputaran piutang adalah seberapa kali saldo rata-rata piutang

dikonversi ke dalam kas selama periode tertentu.”

Adapun pengertian perputaran piutang yang seperti dinyatakan oleh

Bambang Riyanto (2008 : 90) sebagai berikut:

“Perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal dalam piutang

yang tergantung kepada syarat pembayaran. Makin lunak atau makin lama syarat

pembayarannya, berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu

adalah makin rendah.”

Perputaran piutang dalam sebuah perusahaan akan menunjukkan berapa

kali piutang yang timbul dalam satu periode kemudian berputar sampai piutang

tersebut dapat tertagih kembali. Periode perputaran piutang tergantung pada

panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat

pembayaran kredit. Tingkat perputaran piutang (receivables turnover) dapat

diketahui dengan membagi jumlah penjualan kredit (credit sales) selama periode

tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average receivables).

Tingkat Perputaran Piutang =

Penjualan Kredit

Rata-rata Piutang

( BambangRiyanto, 2008: 90)

Rata-rata piutang diperoleh dengan cara sebagai berikut :

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

34

Rata-rata Piutang =

Piutang Awal + Piutang Akhir

2

Tinggi rendahnya tingkat perputaran piutang mempunyai dampak

langsung terhadap modal perusahaan yang tertanam dalam piutang. Perputaran

piutang yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik. Tinggi

rendahnya perputaran piutang tergantung pada besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang. Semakin cepat perputaran piutang berarti semakin

cepat modal kembali. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat

menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam

piutang, sehingga semakin tinggi perputaran piutang berarti semakin efisien

modal yang digunakan.

2.2.5 Piutang Tak Tertagih

Untuk memperbesar volume penjualan, banyak perusahaan melakukan

transaksi penjualan secara kredit disamping penjualan secara tunai. Ini akan

menimbulkan piutang bagi perusahaan yang melakukan penjualan tersebut.

Biasanya pembatasan terhadap jumlah penjualan kredit bergantung pada

bonafiditas pembeli. Apabila pembeli dianggap bonafid maka plafon kredit yang

diberikan agak besar dengan syarat kredit lebih ringan. Sebaliknya, bila pembeli

dianggap kurang bonafid, maka plafon yang diberikan kecil dengan syarat kredit

lebih berat.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

35

Piutang yang diberikan kepada pelanggan diharapkan dapat tertagih pada

waktu jatuh tempo. Tetapi, adakalanya piutang tidak dapat ditagih kembali.

Artinya, rencana investasi tidak dapat terealisasikan. Penjualan atas dasar selain

penjualan tunai berisiko menimbulkan kegagalan untuk menagih piutang. Piutang

tak tertagih adalah kerugian pendapatan, yang memerlukan, melalui ayat jurnal

pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva piutang usaha serta

penurunan yang berkaitan dengan laba dan ekuitas pemegang saham (Donald

Kieso, 2007: 350).

2.3 Likuiditas

2.3.1 Pengertian Likuiditas

Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau

gagalnya suatu perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek menentukan sejauh mana perusahaan itu menanggung

resiko atau dengan kata lain kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan

kas. Dengan mengukur likuiditas dapat diketahui berapa banyak uang tunai yang

harus dimiliki atau dapat dicapainya uang tunai dengan jalan menjual

kekayaannya (Bambang Riyanto, 2008:25) .

Munawir (2007: 31) mengemukakan bahwa likuiditas perusahaan adalah

sebagai berikut :

“Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan

yang mampu memenuhi kewajiban keaungannya tepat pada waktunya berarti

perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, sebaliknya kalau perusahaan tidak

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

36

dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti

perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid.

Toto Prihadi dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2010: 171)

mengemukakan “Likuditas (liquidity) adalah kemampuan perusahaan dalam

melunasi kewajiban jangka pendek”. Kewajiban jangka pendek atau hutang lancar

ini adalah hutang yang akan dilunasi dalam waktu satu tahun.

Likuiditas adalah kemampuan jangka pendek perusahaan untuk

membayar kewajibannya yang jatuh tempo (Donald E. Kieso dan Jerry J.

Weygandt, 2007:222).

Sedangkan menurut K.R Subramanyam (2010:241) likuiditas adalah

mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi jangka pendeknya.

Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang

berasal dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Dari beberapa definisi likuiditas yang telah dikemukakan oleh para ahli

keaungan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa likuiditas merupakan

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek

dengan aktiva lancar yang tersedia, terutama kas sebagi alat pembayaran

kewajiban jangka pendek yang paling likuid.

2.3.2 Rasio Likuiditas

Dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan dapat dilihat dari rasio

likuiditasnya. Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) terdapat

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

37

beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat analisa atau masukan kebijakan

perusahaan.

jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk

mengukur kemampuan (Sofyan Syahri Harahap, 2011: 301) :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-

kewajiban lancar.

b. Rasio Cepat/Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu

menutupi utang lancar

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva.

Dari ketiga rasio di atas, peneliti menggunakan rasio lancar (current

ratio), karena rasio ini adalah rasio yang paling umum digunakan untuk

menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan. Selain itu, current ratio ini

menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau kemampuan

perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka pendeknya.

2.3.3 Current Ratio

Current Ratio (rasio lancar) adalah rasio untuk mengukur sampai

seberapa jauh aset lancar perusahaan mampu untuk melunasi kewajiban jangka

pendeknya. Aset lancar mempunyai potensi penggunaan setahun kedepan dari

tanggal neraca (Toto Prihadi, 2010: 177).

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

38

Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi likuiditas

perusahaan adalah Current Ratio.” Current Ratio (Rasio lancar) merupakan rasio

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi

kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo (Menurut Munawir, 2007 : 72).

Current Ratio dapat dikatakan pula sebagai bentuk untuk mengukur

tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Perhitungan Current Ratio

dilakukan dengan cara membandingan antara total aktiva lancar/current asset

dengan hutang lancar/ current liabilities. Semakin besar perbandingan current

asset (aktiva lancar) dengan current liabilities (utang lancar), maka semakin

tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio ini dinyatakan sebagai berikut :

Current Ratio =

Current Asset

Current Liabilities

(Toto Prihadi, 2010: 177)

Aktiva lancar (current asset) merupakan harta perusahaan yang dapat

dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva

lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar

dimuka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan

aktiva lancar lainnya.

Hutang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan

jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya, hutang ini harus segera dilunasi

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

39

dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen hutang lancar terdiri dari utang

dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang dividen,

biaya diterima di muka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo,

serta utang jangka pendek lainnya.

Dalam praktiknya standar likuiditas yang baik adalah 200% atau 2 :1”.

Pedoman 2 : 1 mempunyai arti bahwa setiap utang lancar bernilai satu rupiah

dijamin dengan aktiva lancar sebesar dua rupiah. Artinya dengan hasil rasio

seperti itu, perusahaan sudah merasa berada di titik aman dalam jangka pendek

(Menurut Kasmir, 2011 : 131).

Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2008 : 26), current ratio kurang

dari 200% dianggap kurang baik, sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih

dari 50%, maka jumlah aktiva lancarnya tidak akan cukup lagi untuk menutup

utang lancarnya. Bambang Riyanto (2008 : 28) juga mengungkapkan apabila

dalam mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat

pengukurnya, maka tingkat likuiditas perusahaan dapat dipertinggi dengan cara

sebagi berikut :

1. Dengan utang lancar (current liabilities) tertentu, diusahakan untuk

menambah aktiva lancar (current assets).

2. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah

utang lancar.

3. Dengan mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama dengan

mengurangi aktiva lancar.

Berdasarkan uraian diatas maka penilaian atau pengukuran terhadap

aspek likuiditas di dalam dunia usaha dianggap penting. Begitu pentingnya aspek

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

40

likuidtas ini sehingga eksistensi perusahaan akan disangsikan, apabila perusahaan

tidak lagi berkemampuan cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka

pendek pada tanggal jatuh temponya. Apabila hak ini terjadi pada perusahaan,

berarti penilaian terhadap aspek-aspek lain dalam perusahaan itu tidk bermanfaat

lagi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2.3.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan likuiditas

perusahaan, yaitu :

1. Besarnya investasi pada aktiva tetap dibandingkan dengan seluruh dana

jangka panjang.

Pemakaian dana untuk pembelian aktiva tetap adalah salah satu sebab utama

dari keadaan perusahaan tidak likuid. Apabila makin banyak dana perusahaan

yang dipergunakan untuk aktiva tetap, maka sifatnya untuk membiayai

kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit.

2. Volume kegiatan perusahaan.

Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan dana

untuk membiayai aktiva lancar. Sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi

dengan meningkatkan hutang-hutang, tetapi jika hal-hal lain tetap, maka

investasi dana jangka panjang untuk membiayai tambahan kebutuhan modal

kerja sangat diperlukan agar likuiditas dapat dipertahankan.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

41

3. Pengendalian aktiva lancar.

Apabila pengendalian yang kurang baik terhadap besarnya investasi dalam

piutang dan persediaan menyebabkan adanya investasi yang melibihi

daripada yang seharusnya, maka sekali lagi tingkat likuiditas akan turun

dengan tajam, kecuali apabila disediakan lebih banyak lagi dan dalam jangka

panjang.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah data-data mengenai perputaran persediaan,

Perputaran piutang dan Likuiditas yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan

(2000-2010) PT. Holcim Indonesia, Tbk. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

industri semen.

Perusahaan ini berkantor pusat di Gedung Tower utara JAMSOSTEK

utara Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 38 Jakarta 12930. Akan tetapi peneliti tidak

terjun langsung ke dalam organisasi perusahaan. Dalam hal ini peneliti hanya

mengambil beberapa data laporan keuangan yang teraudit dan dipublikasikan

secara resmi dari Bursa Efek Indonesia.

3.2 Metode Penelitian

metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan,

suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Sesuai dengan tujuannya,

metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

melalui pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2010:5) .

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

43

Metode ini menggambarkan bagaimana perkembangan perputaran

persediaan, perputaran piutang, dan tingkat likuiditas PT.Holcim Indonesia, Tbk.,

mengemukakan fakta-fakta yang ditunjang dengan pemahaman literatur sehingga

adanya gambaran secara sistematis dan faktual mengenai data yang diselidiki.

Sedangkan hasil penelitian ini nantinya diinterpretasikan ke dalam bentuk angka-

angka.

Menurut Drs. Beni Ahmad Saebani (2008: 90) “Metode penelitian

deskriptif dipergunakan untuk menggambarkan berbagai gejala dan fakta yang

terdapat dalam kehidupan sosial secara mendalam.”

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa metode deskriptif kuantitatif adalah

metode yang berisi pengungkapan pemecahan masalah yang ada sekarang

berdasarkan data yang aktual, yakni dengan menyajikan data, menganalisis dan

menginterpretasikannya. Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk

menganalisis dan menjelaskan perputaran persediaan dan perputaran piutang

terhadap tingkat likuiditas perusahaan. Sedangkan pendekatan kuantitatif

digunakan untuk menganalisis besarnya pengaruh perputaran persediaan dan

perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas perusahaan.

3.3 Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder,

yaitu data historis yang didapat dari pihak lain selain perusahaan. Jenis data

sekunder yang digunakan adalah data laporan keuangan yang telah dipublikasikan

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

44

oleh Bursa Efek Indonesia tahun 2000 sampai dengan 2011, yang diperoleh dari

hasil pengumpulan dan pengolahan pihak kedua atau tangan kedua.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan

keuangan pada PT. Holcim Indonesia, Tbk. yang terdapat pada Indonesia Capital

Market Directory (ICMD) yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono, 2010:401). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

adalah studi dokumentasi. Data yang diperlukan yaitu data sekunder, berupa

laporan keuangan tahunan (Annual Report) yang diterbitkan oleh perusahaan,

buku Indonesian Capital Market Directory (ICMD), jurnal-jurnal, surat kabar

harian dan literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan objek yang sedang

diteliti. Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) yang diterbitkan oleh

perusahaan yang mendasari objek penelitian.

2. Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi pada PT. Holcim Indonesia Tbk

periode 2000 sampai dengan 2011.

3. Buku Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dari tahun 2000 sampai

dengan 2011.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

45

3.5 Operasionalisasi Variabel

Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian. Ada dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu variabel independen atau variabel bebas yang selanjutnya dinyatakan

dengan simbol (X) dan variabel dependen atau variabel terikat yang selanjutnya

dinyatakan dengan simbol (Y).

Variabel Independen/Bebas (X) merupakan variabel yang diduga

mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian

ini ada dua, yaitu Perputaran Persediaan (X1) dan Perputaran Piutang (X2).

Variabel Dependen/Terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Likuiditas.

Variabel-variabel tersebut dioperasionalisasikan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL KONSEP

VARIABEL

INDIKATOR JENIS DATA

Perputaran

Persediaan

(X1)

Cost of gold sold

Average Inventory

HPP

Persediaan:

- Persediaan Awal

- Persediaan Akhir

RASIO

Perputaran

Piutang (X2)

Sales

Average Trade

Receivable

Sales (Penjualan)

Rata-rata Piutang:

- Piutang Awal

- Piutang Akhir

RASIO

Tingkat

Likuiditas

(Y)

Current Asset

Current Liabilities

Aktiva Lancar

(Current Assets):

- Kas

- Piutang

- Persediaan

Hutang Lancar

(Current Liabilities):

- Hutang Bank

- Hutang Usaha

RASIO

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

46

3.6 Tekhnik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, tekhnik pengolahan data yaitu menghitung dan

menganalisis pengaruh perputaran persediaan, perputaran piutang, dan tingkat

likuiditas PT Holcim Indonesia Tbk serta dengan menggunakan metode analisis

regresi linier berganda yang berarti bahwa dalam suatu persamaan regresi terdapat

satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen.selanjutnya

dilakukan uji asumsi klasik, uji koefisien secara parsial (uji t), uji koefisien secara

simultan (uji F), uji korelasi, dan uji koefisien determinasi.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap hipotesis

penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk

mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Hasil

pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar asumsi-

asumsi klasik yang mendasari model regresi linier berganda. Asumsi-asumsi

klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji

autokorelasi.

3.6.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi,

variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi

normal ataukah tidak mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik

adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu metode

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

47

untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik,

baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun dengan melihat secara

Normal Probability Plot.

Uji Kolmogorov smirnov digunakan untuk uji statistik apakah data

terdistribusi normal ataukah tidak terdistribusi normal. Uji kolmogorov Smirnov

dengan ketentuan sebagai berikut: jika nilai signifikansi kolmogorov smirnov

lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan maka data terdistribusi

secara normal.

Metode lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan

metode analaisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun

dengan melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas data dapat dilihat dari

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik Normal P-Plot atau

dengan melihat histogram dari residualnya.

Uji normalitas dengan grafik Normal P-Plot akan membentuk satu garis

lurus diagonal, kemudian plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal.

Jika distribusi normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas yang pertama dengan melihat grafik

secara histogram dan grafik Normal P-Plot

3.6.1.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan satu ke

pengamatan yang lain berbeda. Sedangkan bila terjadi ketidaknyamanan variance

dari residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain tetap maka disebut

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

48

homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas.

Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam

suatu model regresi linear berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot

antara nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan residual error yaitu

ZPRED. Jika tidak ada pola tertentu dan titik menyebar diatas dan dibawah angka

0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.1.3 Uji Autokorelasi

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi

yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Pengujian ini digunakan untuk

menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Pengujian ini

menggunakan Durbin Watson (DW-test). Ketentuan uji DW dapat dilihat sebagai

berikut

Tabel 3.2

Kriteria Nilai Durbin Watson

No Nilai DW Kesimpulan

1 < 1,10 Ada autokorelasi

2 1,10 – 1,54 Tidak dapat disimpulkan

3 2,64 – 2,90 Tidak dapat disimpulkan

4 > 2,91 Ada autokorelasi

5 1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

49

Ŷ= a + b1x1+ b2x2 +ε

3.6.1.4 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana pada model regresi ditemukan

adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel

independen. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang

sempurna di antara variabel bebas. Beberapa uji multikolinearitas yaitu dengan

melihat nilai tolerance dan inflaton factor ( VIF ) pada model regresi atau dengan

membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai

determinasi secara serentak R2).

3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Hubungan kausal dalam penelitian ini akan dijelaskan melalui koefisien

regresi dari masing-masing variabel ke dalam model matematis regresi linear

berganda untuk selanjutnya akan dijadikan sebagai model analisis dalam

penelitian ini. Pengolahan data akan menggunakan bantuan software Statistical

Product and Service Solution (SPSS) 20, sehingga nantinya akan diformulasikan

ke dalam model analisis, yaitu:

Sudjana (2001: 235)

Keterangan:

Y = Tingkat Likuiditas

a = bilangan konstan

b = angka arah atau koefisien regresi

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

50

X1 = Perputaran Persediaan

X2 = Perputaran Piutang

e = error term

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan

menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik/turunnya X akan membuat

nilai Y juga naik/turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai

Y bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada

faktor lain yang menyebabkannya.

Dalam hal ini:

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = Harga Y bila X = 0 (konstanta persamaan regresi)

b1, b2 = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

atau pun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel

independen. Jika b(+) maka naik, dan jika b (-) maka terjadi penurunan.

X1 = Subyek pada variabel independen dengan nilai tertentu

X2 = Subyek pada variabel independen dengan nilai tertentu

Langkah-Langkah menjawab regresi ganda:

a. Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik, yaitu: ∑X 1, ∑

X2, ∑Y, ∑X12, ∑ X2

2, ∑Y

2, ∑ X1 Y, ∑ X2 Y, ∑X1 X2..

b. Menghitung nilai-nilai persamaan b1, b2, dan a dengan rumus:

∑Y = a + b1∑X1 + b2∑X2

∑X1Y = a∑X1 + b1∑X1 + b2∑X1X2

∑X2Y = a∑X1 + b1∑X1 + b2∑22

X

Page 51: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

51

3.6.3 Uji Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol

dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,

perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya

pengaruh antara variabel independen (x) yaitu perputaran persediaan (x1) dan

perputaran piutang (x2) terhadap Tingkat likuiditas sebagai variabel dependen (Y),

dengan langkah-langkah sebagai berikut

Analisis Variabel penelitian dilakukan dengan menghitung perputaran

persediaan dan perputaran piutang, yang disusun dalam tabel kerja kemudian

masing-masing rasio tersebut diuji pengaruhnya terhadap tingkat likuiditas dengan

bantuan program software Statistical Product and Service Solution (SPSS) Versi

20.0.

3.6.3.1 Uji Koefisien Secara Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh perputaran

persediaan dan perputaran piutang tetap terhadap tingkat likuiditas secara

simultan. Langkah–langkah yang dilakukan adalah:

a. Merumuskan Hipotesis

H0diterima: berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

52

Haditerima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan.

b. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (α=0,05)

c. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya:

1. Bila Fhitung< Ftabel, variabel independen secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Bila Fhitung> Ftabel, variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen.

d. Berdasarkan Probabilitas. Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan

diterima jika probabilitas kurang dari 0,05.

e. Menentukan nilai koefisien determinasi, dimana koefisien ini menunjukkan

seberapa besar variabel independen pada model yang digunakan mampu

menjelaskan variabel dependennya.

Uji F dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

F hitung =Nilai F yang dihitung

R = Nilai Koefisien Korelasi Ganda

1

)1( 2

2

kn

R

k

R

Fhitung

Page 53: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

53

k = Jumlah Variabel bebas (independen)

n = Jumlah sampel

Gambar 3.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho (Uji F)

Daerah Penerimaan Daerah Penolakan Ho

Ho

F tabel F hitung

3.6.3.2 Uji Koefisien Secara Parsial (uji t)

Uji koefisien secara parsial (uji t) yaitu uji statistik secara individual untuk

mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat

dengan menggunakan uji t. Uji t ini digunakan untuk menguji signifikansi. Oleh

karena itu, uji t ini digunakan untuk menguji hipotesis. Langkah–langkah

pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan hipotesis

H0diterima: berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial.

Haditerima:berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

54

c. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05.

d. Membandingkan thitung dengan ttabel,.Jika thitung lebih besar dari ttabel maka Ha

diterima dan H0 ditolak.

1. Bila thitung< ttabel, variabel independen secara individu tak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

2. Bila thitung> ttabel, variabel independen secara individu berpengaruh

terhadap variabel dependen.

e. Berdasarkan probabilitas

Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 (α)

Menentukan variabel independen mana yang mempunyai pengaruh paling

dominan terhadap variabel dependen. Hubungan ini dapat dilihat dari

koefisien regresinya.

Uji t dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

thitung = nilai t

r = nilai koefisien korelasi

n = jumlah sampel

21

2

r

nrthitung

Page 55: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

55

-t tabel (α/2,df)

t tabel (α/2,df)

0

Daerah Penerimaan Hipotesis

Daerah penolakan hipotesis

Gambar 3.2

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho (Uji -t)

3.6.4 Analisis Koefisien Korelasi

Analisis Korelasi bertujuan mencari hubungan antara kedua variabel yang

diteliti. Terdiri dari yang positif dan negative. Ukuran yang dipakai untuk

mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara x dan y disebut koefisien korelasi

(r). Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas -1< r < 1, dimana:

a. Bila nilai r = -1, maka korelasi kedua variabel dikatakan sangat kuat dan

negative artinya sifat hubungan dari kedua variabel berlawanan arah,

maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y akan turun atau sebaliknya.

b. Bila nilai r= 0 atau mendekati 0, maka korelasi dari kedua variabel sangat

lemah atau tidak terdapat korelasi sama sekali.

c. Bila nilai r = 1 atau mendekati 1, maka korelasi dari kedua variabel sangat kuat

dan positif, artinya hubungan dari kedua variabel yang diteliti bersifat searah,

maksudnya jika nilai X naik maka nilai Y juga naik atau sebaliknya.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

56

Adapun kriteria penilaian korelasi menurut Sugiyono (2010:216), yaitu:

Tabel 3.3

Pedoman untuk memberikan interpretasi

terhadap koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0.199 Sangat rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono, 2010

3.6.5 Analisis Koefisien Determinasi ( Uji R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas.

Pengujian kontribusi dari pengaruh variabel bebas (X1, X2) terhadap

variabel tidak bebas (Y) dapat dilihat dari koefisien determinasi berganda (R2)

dimana 0<R2<1. Hal ini menunjukkan jika R

2 semakin dekat dengan 1, maka

pengaruh variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel bebas (Y) semakin kuat.

Sebaliknya jika R2 semakin dekat dengan 0 maka pengaruh variabel bebas(X1, X2)

Page 57: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/548/4/4_bab1sd3.pdf · Penjelasan tentang perputaran persediaan dan perputaran piutang . 4 terhadap likuiditas

57

terhadap variabel tidak bebas (Y) semakin lemah. Analisis determinasi dihitung

dengan rumus :

KD = r2 x100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi

r = Koefisien Korelasi

3.7 Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian yang akan dilakukan penulis adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian Tahun 2013

Keterangan

Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agustus

4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Judul

Bimbingan Proposal

Seminar Judul

Waktu Pengumpulan Data

Waktu Pengolahan Data

Bimbingan Skripsi

Seminar Skripsi

KD = r2 x100%