BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita...

16
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Jambi merupakan Ibukota dari Provinsi Jambi. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 58 tahun 1958 Kota Jambi dibagi dalam enam kecamatan. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1986 dibentuk lagi dua kecamatan baru yaitu Jelutung dan Kota Baru. 1 Dari keseluruhan kecamatan ini, dua diantaranya terletak terpisah di Seberang Kota Jambi dan dibatasi oleh sungai Batanghari. Dua kecamatan yang terletak di seberang sungai Batanghari tersebut adalah Kecamatan Pelayangan dan Kecamatan Danau Teluk. Kecamatan Palayangan terletak di Seberang Kota Jambi. Letaknya berdekatan dengan Kecamatan Danau Teluk. Seluruh kampung di daerah seberang (khususnya Kecamatan Pelayangan) merupakan daerah rawa sehingga bentuk rumah penduduknya berupa rumah panggung dari bahan kayu. Di daerah ini juga ditemukan rumah rakit yang digunakan pendatang dari Palembang sebagai tempat tinggal sebelum kemudian membangun rumah di atas daratan/tanah. Semakin berkembangnya Kecamatan Pelayangan, rumah-rumah penduduk yang berbahan kayu ada yang sudah direnovasi dengan menggunakan bahan baku permanen, seperti batu merah, batako, dll. Masyarakat Kota Jambi menyebut penduduk yang tinggal di daerah seberang (Kecamatan Pelayangan) ini adalah penduduk asli Jambi atau biasa disebut Melayu Jambi. 1 BPS Provinsi Jambi. Refleksi 50 Tahun Pembangunan Provinsi Jambi, Jambi: BPS Provinsi Jambi, 2007, hlm. 23.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kota Jambi merupakan Ibukota dari Provinsi Jambi. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 58 tahun 1958 Kota Jambi dibagi dalam enam kecamatan.

Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1986 dibentuk lagi

dua kecamatan baru yaitu Jelutung dan Kota Baru.1 Dari keseluruhan kecamatan

ini, dua diantaranya terletak terpisah di Seberang Kota Jambi dan dibatasi oleh

sungai Batanghari. Dua kecamatan yang terletak di seberang sungai Batanghari

tersebut adalah Kecamatan Pelayangan dan Kecamatan Danau Teluk.

Kecamatan Palayangan terletak di Seberang Kota Jambi. Letaknya

berdekatan dengan Kecamatan Danau Teluk. Seluruh kampung di daerah seberang

(khususnya Kecamatan Pelayangan) merupakan daerah rawa sehingga bentuk

rumah penduduknya berupa rumah panggung dari bahan kayu. Di daerah ini juga

ditemukan rumah rakit yang digunakan pendatang dari Palembang sebagai tempat

tinggal sebelum kemudian membangun rumah di atas daratan/tanah. Semakin

berkembangnya Kecamatan Pelayangan, rumah-rumah penduduk yang berbahan

kayu ada yang sudah direnovasi dengan menggunakan bahan baku permanen,

seperti batu merah, batako, dll. Masyarakat Kota Jambi menyebut penduduk yang

tinggal di daerah seberang (Kecamatan Pelayangan) ini adalah penduduk asli Jambi

atau biasa disebut Melayu Jambi.

1 BPS Provinsi Jambi. Refleksi 50 Tahun Pembangunan Provinsi Jambi, Jambi: BPS

Provinsi Jambi, 2007, hlm. 23.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

2

Masyarakat di Kecamatan Pelayangan ini terbagi menjadi dua bagian yaitu

masyarakat darat dan masyarakat laut atau sungai. Masyarakat darat merupakan

masyarakat yang tinggal di utara Kecamatan Pelayangan. Masyarakat yang tinggal

di utara Kecamatan Pelayangan banyak bermata pencarian dengan bertani dan

berkebun. Sedangkan masyarakat yang tinggal di pinggiran Sungai Batanghari

seperti Kelurahan Arab Melayu, Kelurahan Mudung Laut, Kelurahan Jelmu, Dan

Kelurahan Tengah umumnya memanfaatkan sungai sebagai sumber kehidupan.

Salah satunya dimanfaatkan menjadi mata pencaharian masyarakat, seperti

penyediaan jasa transportasi sungai yang disebut penarik ketek.2

Dalam perkembangan Kecamatan Pelayangan diketahui bahwa telah terjadi

perubahan sosial yang begitu besar seiring dengan dibangunnya infrastruktur

transportasi di daerah tersebut. Pembangunan insfrastruktur transportasi dengan

sendirinya telah menimbulkan dampak positif dan negatif dalam kehidupan

masyarakat Kecamatan Pelayangan. Aspek positifnya mempercepat pembangunan

fisik dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat karena semakin terbukanya

jalur perdagangan. Sedangkan aspek negatif adalah masuknya budaya-budaya asing

yang dapat menimbulkan guncangan dan keterkejutan budaya (cultural shock)

akibat cepatnya proses transisi yang terjadi.3

Penetrasi budaya modern terhadap masyarakat Kecamatan Pelayangan

secara berlahan ikut mengikis kehidupan keagamaan di Kecamatan Pelayangan.

2 Ketek merupaka perahu bermesin yang digunakan sebagai alat transportasi. (Wira

Nurmalia, “Pemanfaatn Modal Sosial Sebagai Strategi Bertahan Hidup Komunitas Terdampak

Pembangunan: Studi Penarik Ketek Tedampak Pembanguna Jembatan di Kecamatan Pelayangan

Kota Jambi “, Tesis Program Magister Sosiologi Universita Andalas Padang, 2017, hlm. 5-6).

3 Maryani, Muhammad Qodri, “Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan Pelayangan

Kota Jambi”, Jurnal Konstekstualita, Vol. 29, No.1, 2014, hlm.57

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

3

Pada era tahun 1980-an masyarakat Kecamatan Pelayangan menjadikan pendidikan

agama sebagai satu-satunya pilihan untuk pendidikan anaknya. Namun penetrasi

budaya yang disebabkan oleh pembangunan infrastruktur telah mengubah wajah

pendidikan Kecamatan Pelayangan sehingga pendidikan agama tidak menjadi satu-

satunya pilihan pendidikan.4

Perubahan sosial yang terjadi di Kecamatan Pelayangan merupakan salah

satu dampak yang dirasakan dari adanya pembangunan infrastruktur transportasi

berupa Jembatan Aurduri I. Selain akibat dari pembangunan Jembatan Aurduri I,

Pembangunan di Seberang Kota Jambi berlangsung dengan pesat setelah

pembangunan Jembatan Aurduri II di tahun 2010. Jembatan Aurduri II tersebut

telah menghubungkan daerah Sejinjang dengan daerah Niaso yang berdekatan

dengan Kecamatan Pelayangan. Akibatnya jalur komunikasi antara kedua wilayah

tersebut menjadi terbuka lebar, bahkan telah membuka jarak antara masyarakat di

pusat pemerintahan dan pusat keramaian Kota Jambi dengan masyarakat Jambi

Seberang pada umumnya. 5

Pembangunan infrastruktur sebagaimana disebutkan di atas, terutama dalam

pembangunan jembatan, memberikan dampak nyata terhadap kehidupan

masyarakat Jambi Seberang juga terhadap masyarakat Kecamatan Pelayangan.

Pembangunan jembatan tersebut mempercepat mobilitas sosial, ekonomi,

pendidikan dan perubahan fisik wilayah Jambi seberang dari wajah perkampungan

yang agamis menjadi kota dengan sarana dan prasarana transportasi, komunikasi,

4 Ibid, hlm. 54

5 Ibid, hlm. 57.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

4

serta sarana kehidupan lainnya yang relatif lebih maju dan modern.6 Keberadaan

Jembatan Aurduri I dan Jembatan Aurduri II juga berpengaruh terhadap kehidupan

ekonomi masyarakat Kecamatan Pelayangan. Hadirnya jembatan secara tak

langsung menciptakan bentuk pekerjaan baru di masyarakat yakni sebagai penarik

ojek. Disisi lain adanya jembatan dan hadirnya pekerjaan sebagai penarik ojek

mempengaruhi bentuk ekonomi penarik ketek. Pelaku usaha panarik ketek ketek

menuturkan bahwa mereka mengalami pergeseran eksistensi dan penurunan

pendapatan sebagai akibat dari adanya hal yang telah disebutkan di atas.

Sebelumnya, ketek merupakan satu-satunya alat transportasi penyebrangan daerah

yang terpisah oleh Sungai Batanghari.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana

bentuk kehidupan sosial ekonomi di Kecamatan Pelayangan pasca adanya jembatan

sebagai infrastruktur penghubung masyarakat Seberang Kota Jambi, khususnya

Kecamatan Pelayangan dengan masyarakat Kota Jambi. Mengangkat sebuah judul

“Sejarah Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Tahun

1986-2010” diharapkan nantinya penelitian akan menjabarkan bentuk kehidupan

sosial ekonomi Kecamatan Pelayangan pasca dibangunnya Jembatan Aurduri I

hingga dibangun Jembatan Aurduri II.

6 As’ad Isma, “Pergeseran Peran Sosial Tuan Guru dalam Masyarakat Jambi Seberang”,

Konstekstualita Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 20, No. 1, Juni 2005, hlm. 3.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

5

2.1 Rumusan masalah

Untuk memudahkan pembahasan, maka penulis mengarahkan tulisan ini

dengan rumusan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Pelayangan Kota

Jambi tahun 1986-2010?

2. Bagaimana dampak pembangunan infrastrukut jembatan terhadap kehidupan

masyarakat Kecamatan Pelayangan?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dalam tulisan ini

perlu dibuat pembatasan kajian spasial dan temporal. Batasan spasial penelitian

adalah Kecamatan Pelayangan Kota Jambi, sebagai daerah yang merasakan dampak

pembangunan Jembatan Aurduri I dan II. Batasan temporal, dimulai pada tahun

1986 hingga 2010. Tahun 1986 menjadi awal penelitian karena pada tahun tersebut

mulai berdirinya Jembatan Aurduri sebagai infrastruktur pengubung masyarakat

seberang (Palayangan) dengan Kota Jambi. Sedangkan tahun 2010 menjadi batas

akhir penelitian dikarenakan pada tahun tersebut dibangunnya Jembatan Aurduri II.

1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini secara garis besar adalah untuk:

1. Untuk mengetahui kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan

Pelayangan Kota Jambi tahun 1986-2010.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

6

2. Untuk mengetahui dampak pembangunan infrastrukur jembatan

terhadap kehidupan masyarakat Kecamatan Pelayangan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

a. Dari segi akademis penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi,

menambah wawasan, dan pengetahuan akademis bagi mahasiswa pada

umumnya mengenai sejarah daerah.

b. Dalam segi praktis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber

informasi dan wawasan masyarakat umum dan masyarakat Kecamatan

Pelayangan mengenai sejarah yang terdapat di daerahnya.

1.5 Tinjauan pustaka

Pertama, tesis yang ditulis oleh Wira Nurmalia dengan judul “Pemanfaatan

Modal Sosial Sebagai Strategi Bertahan Hidup Komunitas Terdampak

Pembangunan: Studi Penarik Ketek Terdampak Pembangunan Jembatan di

Kecamatan Pelayangan Kota Jambi”. Tesis program Magister Sosiologi

Universitas Andalas ini menjelaskan mengenai dampak yang dirasakan penarik

ketek setelah adanya Jembatan Aurduri I, Jembatan Aurduri II, dan Jembatan

Gentala Arasy. Tesis ini juga menganalis strategi yang dilakukan penarik ketek

untuk dapat bertahan hidup dan pemanfaatan modal sosial sebagai strategi bertahan

hidup mereka ditengah tergerusnya profesi penarik ketek akibat telah adanya sarana

penyebrangan berupa jembatan.7

7 Wira Nurmalia, op. cit.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

7

Kedua, jurnal yang ditulis oleh Maryani dan Muhammad Qodri, diterbitkan

di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan

Sosial Keagamaan di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi”. Jurnal ini membahas

mengenai perubahan sosial keagamaan yang terjadi di Kecamatan Pelayangan

sebagai dampak dari adanya demografi, kebudayaan, dan teknologi. Di dalam

penelitian ini dijelaskan bahwa terjadinya perubahan sosial keagamaan ini dominan

dipengaruhi oleh faktor teknologi, yaitu pembangunan infrastruktur jembatan dan

jalan.8

Penelitian di atas layak dijadikan tinjauan pustaka dikarenakan kesamaan

daerah tempat dilakukan penelitian. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian

ini adalah fokus kajian yang berbeda. Pada tesis yang ditulis oleh Wira Nurmalia

fokus kajiannya pada penarik ketek saja dan jurnal yang ditulis oleh Maryani dan

Muhammad Qodri membahas perubahan sosial keagamaan yang terjadi di

Pelayangan sebagai sebuah kajian Sosiologi. Sedangkan pada penelitian ini akan

mengkaji bagaimana kehidupan sosial-ekonomi Pelayangan dalam konteks

sejarahnya. Tentunya nantinya akan bersinggungan dengan dampak pembangunan

jembatan serta perubahan yang terjadi setelah adanya jembatan.

Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Ganda Sartika, 2017, yang berjudul

“Sejarah Sosial Ekonomi Masyarakat Bajubang Tahun 1971-2011”. Skripsi ini

membahas mengenai kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Bajubang yang

dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan pertambangan minyak. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa adanya pertambangan minyak bumi yang terdapat di Bajubang

8 Maryani, Muhammad Qodri, op. cit.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

8

memberikan dampak positif serta memainkan peran penting dalam kehidupan sosial

ekonomi masyarakat Bajubang.9

Penelitian di atas memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang akan

dilakukan, yakni mengenai sejarah sosial-ekonomi. Perbedaan dengan penelitian

yang akan dilakukan yakni perbedaan lokasi penelitian. Penelitian di atas

membahas mengenai sejarah sosial ekonomi masyarakat di Bajubang, sedangkan

pada penelitian ini berfokus pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang ada

di Kecamatan Palayangan terutama setelah dibangunnya Jembatan Aurduri I dan II.

1.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kerangka berpikir yang berisi penjelasan

atau pengertian yang sudah dibakukan secara ilmiah dari apek-aspek yang akan

dibahas dalam penelitian ini. Karena itu, dalam penelitian ini akan dijelaskan

rancangan berfikir yang dipergunakan dalam penulisan. Penelitian ini

menggunakan sejarah sosial. Adapun sejarah sosial yang di maksud yaitu, sejarah

model evolusi di mana dalam model tersebut menunjukan jenis tulisan yang

melukiskan perkembangan sebuah masyarakat dari awal berdiri sampai menjadi

sebuah masyarakat yang kompleks.10

Setiap gejala sejarah yang memanifestasikan kehidupan sosial suatu

kelompok, dapat disebut sebagai sejarah sosial.11 Sejarah sosial memiliki garapan

yang sangat luas dan beraneka-ragam. Kebanyakan sejarah sosial mempunyai

9 Ganda Sartika, “Sejarah Sosial Ekonomi Masyarakat Bajubang Tahun 1971-2011”,

Skripsi Ilmu Sejarah Universitas Jambi, 2017. 10 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Universitas Gadjah Mada, 2003, hlm. 47. 11 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 1992, hlm. 50.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

9

hubungan yang erat dengan sejarah ekonomi, sehingga menjadi semacam sejarah

sosial-ekonomi. Sejarah sosial dapat mengambil fakta sosial sebagai bahan kajian,

seperti kemiskinan, perbanditan, kekerasan, kriminalitas, pertumbuhan penduduk,

migrasi, urbanisasi, dan lain sebagainya.12 Sejarah sosial digunakan untuk meneliti

fenomena masyarakat desa dalam arti sosial-ekonominya.

Penelitian ini akan membahas kehidupan sosial ekonomi masyarakat

Kecamatan Pelayangan beserta dampak pembangunan infrastruktur terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Pelayangan. Setelah

dibangunnya Jembatan Aurduri I dan jembatan Aurduri II yang menjadi alat

penghubung vital antara Kota Jambi dengan Seberang Kota Jambi memberikan

dampak langsung yang dirasakan masyarakat Kecamatan Pelayangan. Selain

mudahnya akses transportasi juga terjadinya penetrasi budaya modern akibat proses

interaksi yang semakin terbuka. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan sosial

yang terjadi pada masyarakat Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.

Perubahan sosial menurut Kingsley Davis dan Selo Soemardjan diartikan

sebagai perubahan-perubahan yang menyangkut struktur sosial ataupun lembaga-

lembaga sosial.13 Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab perubahan sosial bisa

bersifat internal maupun eksternal. Faktor internal adalah pertambahan dan

penyusutan jumlah penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik, ataupun

pemberontakan yang terjadi dalam masyarakat. Sedangkan faktor eksternal adalah

12 Kuntowijoyo, op. cit, hlm. 47. 13 Rahardjo, Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1999, hlm. 186.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

10

peristiwa-peristiwa fisik, peperangan, dan kontak dengan atau pengaruh dari

kebudayaan lain.14

Perubahan sosial sering dikaitkan dengan beberapa kata lain yang merujuk

pada proses sosial yang sama, seperti industrialisasi, modernisasi, dan atau

pembangunan. Dengan kata lain, perubahan sosial atau perubahan prilaku sosial

masyarakat merupakan fungsi manifestasi dari satu rekayasa sosial lewat upaya

pembangunan yang di lambangkan atau di wujudkan dalam kegiatan industrialisasi

menuju suatu masyarakat modern. Perubahan perilaku itu merupakan salah satu

konsekuensi utama dari proses modernisasi yang di alami satu masyarakat.15

Perubahan sosial merupakan tema yang luas cakupannya. Lebih-lebih sejak abad

ke-19, proses modernisasi semakin meningkat dan dampaknya berupa perubahan di

berbagai bidang kehidupan, seperti sosial, politik, dan kultural.16

Pembangunan infrastruktur yang terjadi di Seberang Kota Jambi membawa

pengaruh besar terhadap kehidupan sosial masyarakat Seberang Kota Jambi,

khususnya Kecamatan Pelayangan. Tidak hanya kehidupan sosial yang merasakan

dampak dari pembangunan infrastruktur ini, namun juga mempengaruhi ekonomi

masyarakat. Terbukanya jalur transportasi semakin memudahkan masyarakat

dalam melakukan berbagai kegiatan, termasuk kegiatan dalam distribusi dan

penyediaan barang-barang ekonomi. Kehadiran infrastruktur berupa jembatan juga

berpengaruh terhadap bentuk mata pencaharian masyarakat Kecamatan

Pelayangan.

14 Ibid, hlm. 187-188 15 Bahrein T. Sugihen, Sosiologi Pedesaan Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1996, hlm. 54. 16 Sartono Kartodirjo, op.cit, hlm. 145.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

11

Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat di jelaskan dalam sebuah bagan

untuk mempermudah alur penelitian seperti di bawah ini:

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan

historis, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

sejarah, yaitu heuristik (mengumpulkan sumber), kritik sumber, interpretasi,

historiografi.

1. Heuristik

Heuristik berasal dari bahasa yunani, heurishein yang artinya memperoleh.

Menurut G. J. Reni J (1997: 113) heuristik adalah suatu teknik, suatu seni, dan

bukan suatu ilmu. Heuristik sering kali merupakan suatu keterampilan dalam

menemukan, menangani, dan memerinci bibliografi, atau mengklasifikaasi atau

Masyarakat Kecamatan

Pelayangan

Kota Jambi

Perubahan Sosial Ekonomi

Masyarakat Kecamatan

Pelayangan

Pembangunan infrastruktur

(Jembatan)

Kehidupan Sosial-Ekonomi

Masyarakat Kecamatan

Pelayangan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

12

merawat catatan-catatan17 Dapat disimpulkan bahwa heuristik adalah mencari

dan mengumpulkan informasi dari sumber primer dan sekunder. Penelitian ini

menggunakan sumber primer maupun sumber sekunder.

Sumber primer diperoleh melalui dokumen dari Kantor Kecamatan

Pelayangan serta data BPS yang memuat informasi Kecamatan Pelayangan.

Pencarian sumber juga dilakukan dengan studi pustaka dengan menggunakan

buku, jurnal, maupun skripsi yang berkaitan dengan penelitian baik secara cetak

maupun daring. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan tokoh-tokoh dan

masyarakat yang terdapat di Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi, diantaranya

wawancara dengan Ketua Lembaga Adat Melayu Kecamatan Pelayangan, Ketua

adat, Ketua RT, penarik ketek, dan masyarakat. Sejarah lisan sangat

memungkinkan untuk digunakan mengingat para pelaku yang berkaitan dengan

penelitian ini masih hidup dan dapat untuk dilakukan wawancara. Selain itu,

penggunaan sumber lisan ini untuk menutupi kekurangan sumber tertulis.

Sejarah lisan memang bisa menjadi alternatif dalam penelitian sejarah ketika

sumber tertulis sulit untuk ditemukan.

2. Kritik Sumber

Setelah mengumpulkan sumber sejarah, tahap berikutnya adalah dilakukan

verifikasi atau kritik untuk memperoleh keabsahan sumber. Dalam hal ini, di

lakukan uji keabsahan tentang keaslian sumber (autentisitas) yang di lakukan

17 Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2007, hlm. 64.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

13

melalui kritik ekstern; dan keabsahan tentang kesahihan sumber (kredibilitas)

yang di telusuri melalui kritik intern.18 Berikut di jelaskan kedua teknik tersebut:

a. Keaslian sumber (autentisitas) yang di lakukan melalui kritik ekstern. Kritik

ektern di lakukan untuk menguji bagian fisik sumber yang di dapatkan dan

keakuratan sumber asli atau tidak. Dalam tahap ini, informasi yang di berikan

oleh informan yang dekat dengan pelaku sejarah akan lebih di utamakan.

Agar informasi yang di dapat tidak subjektif, maka penulis tidak hanya

melakukan wawancara dengan satu keturunan pelaku saja melainkan

beberapa orang dari keturunan yang berbeda.

b. Keabsahan tentang kebenaran sumber (kredibilitas) yang di telusuri melalui

kritik intern. Pada tahap ini, penulis membandingkan sumber yang satu

dengan sumber yang lain untuk mencari data yang lebih akurat yang berkaitan

dengan tema penelitian.

3. Interpretasi

Interpretasi adalah proses penggabungan atas sejumlah fakta yang diperoleh

dari sumber-sumber sejarah yang berkaitan dengan tema penelitian dan dengan

sebuah teori kemudian disusunlah fakta tersebut kedalam suatu interprestasi

secara menyeluruh. Interpretasi sejarah sering di sebut dengan analisis sejarah.

Dalam hal ini, ada dua metode yang di gunakan, yaitu analisis dan sintesis.

Analisis berarti menguraikan, sedangkan sintesis bearti menyatukan keduanya

dipandang sebagai metode utama dalam interpretasi. 19

18 Ibid, hlm. 68. 19 Ibid, hlm. 7.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

14

4. Historiografi (Penulisan Sejarah)

Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil

penelitian sejarah yang telah dilakukan.20 Historiografi merupakan sebagai

langkah terakhir dalam metode sejarah yang meliputi cara penulisan, pemaparan

atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang dilakukan. Setelah mengumpulkan

sumber, melakukan kritik sumber baik intern maupun ekstern, dan melakukan

analisis terhadap data yang penulis peroleh, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan penulisan atau pemaparan secara utuh dan sistematis terkait dengan

penelitian. Dalam penulisan sejarah, aspek kronologi sangat penting. Jika dalam

ilmu sosial, perubahan akan dikerjakan dengan sistematika: perubahan ekonomi,

perubahan masyarakat, perubahan politik, dan perubahan kebudayaan, maka

dalam penulisan sejarah, perubahan sosial akan diurutkan kronologinya.21

1.8 Sistematika Penulisan

Penyajian dalam bentuk tulisan ini dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu:

pendahuluan, hasil penelitian, dan kesimpulan. Setiap bab dideskripsikan dengan

sub-bab yang saling berhubungan. Keterkaitan setiap bab menunjukan adanya

korelasi yang menunjukan fakta tertulis dari data yang terangkum. Fakta-fakta yang

telah ditemukan menjadi sumber acuan untuk menulis pristiwa sejarah yang

tertuang dalam penelitian ini. Pembagian permasalahan di jabarkan dalam lima bab

dengan tujuan mengetahui kronologi penelitian dan mempokuskan penelitian yang

di bahas, diantaranya:

20 Ibid, hlm. 76.

21 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang, 2005, hlm. 104-105.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

15

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub-bab diantaranya

(1) Latar belakang masalah;

(2) Rumusan masalah;

(3) Ruang lingkup penelitian,

(4) Tujuan dan manfaat penelitian;

(5) Tinjaun pustaka,

(6) Kerangka berfikir;

(7) Metode penelitian; dan

(8) Sistematika Penelitian.

BAB II Gambaran Kecamatan Pelayangan, dalam bab ini penulis akan

menguraikan lokasi penelitian dilakukan, yakni Kecamatan Pelayangan. Sub-bab

yang akan dibahas pada bab ini meliputi:

(1) Pemerintahan;

(2) Kondisi Geografis; dan

(3) Komposisi Penduduk.

BAB III Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pelayangan

Kota Jambi, dalam bab ini, akan dijabarkan mengenai kehidupan sosial ekonomi

masyarakat yang bermukim di Pelayangan. Sub-bab yang akan dibahas pada bab

ini diantaranya:

(1) Mata Pencaharian

(2) Interaksi Sosial

(3) Bidang Agama

(4) Bidang Pendidikan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · 2020. 7. 17. · di Jurnal Konstektualita Vol. 29, No. 1, Tahun 2014, dengan judul”Perubahan Sosial Keagamaan di Kecamatan

16

(6) Bidang Kesehatan

BAB VI Dampak Pembangunan Infrastruktur Terhadap Kehidupan

Masyarakat Kecamatan Pelayangan. Pada bab ini akan menjelaskan bagaimana

perubahan sosial ekonomi yang terjadi di Pelayangan pasca dibangunnya Jembatan

Aurduri I dan Jembatan Aurduri II. Sub-bab dalam BAB ini diantaranya:

(1) Pembangunan Infrastruktur;

(2) Dampak Pembangunan Infrastruktur Terhadap Kehidupan Masyarakat

Kecamatan Pelayangan.

BAB V Penutup, akan menguraikan kesimpulan yang didapat terkait dengan

penelitian yang dilakukan.