BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I - LAMPIRAN... · 2020. 4. 20. · PENDAHULUAN...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I - LAMPIRAN... · 2020. 4. 20. · PENDAHULUAN...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
National Council of Teaching Mathematics (2000:29) merumuskan tujuan
pembelajaran matematika di sekolah, yaitu: (1) pemecahan masalah matematis;
(2) penalaran matematis; (3) komunikasi matematis; (4) koneksi matematis; dan
(5) representasi matematis. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi, juga merumuskan tujuan pembelajaran matematika, yaitu agar siswa memiliki
kemampuan, 1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat dalam pemecahan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan
sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3) pemecahan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4)
mengkomunikasikan gagasan dan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah, 5) memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah (Permendiknas, 2006:346).
Salah satu tujuan pembelajaran matematika bagi siswa yang dijelaskan
NCTM dan Permendiknas adalah memiliki kemampuan pemecahan masalah
matematis. Sariningsih dan Purwasih (2017:165) Menyatakan bahwa pemecahan
masalah merupakan tujuan umum dalam pembela jaran matematika, bahkan
2
sebagai jantungnya matematika artinya kemampuan pemecahan masalah
merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika. Kemampuan pemecahan
masalah matematis menurut Hartono (2014:3) merupakan kemampuan
menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki sehingga
mendapatkan pengalaman untuk menyelesaikan soal yang tidak rutin. Senada
dengan pernyataan tersebut, (Widodo, 2012:796; Angkostan, 2014:13)
menyatakan bahwa Pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika dapat
ditafsirkan sebagai: tujuan pembelajaran matematika yang menyangkut alasan
mengapa matematika diajarkan, proses menerapkan pengetahuan yang telah
diperoleh sebelumnya kedalam situasi baru dan tidak dikenal, dan keterampilan
dasar yaitu: keterampilan minimal pada evaluasi. Dengan demikian pemecahan
masalah bukanlah sekedar tujuan dari belajar matematika tetapi juga merupakan
alat utama untuk melakukan atau bekerja dalam matematika. Selanjutnya, Polya
(1973:6) mengemukakan tahap pemecahan masalah matematika meliputi: (1)
memahami masalah, (2) merencanakan pemecahan masalah, (3) melaksanakan
pemecahan masalah, (4) memeriksa kembali.
Dari pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan
masalah merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya untuk memperoleh pengalaman baru dalam menyelesaikan masalah
yang tidak rutin melalui tahap memahami masalah, merencanakan pemecahan
masalah, melaksanakan pemecahan masalah dan memeriksa kembali.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 16
Kota Jambi, khususnya di kelas VIII, peneliti medapatkan bahwa kebanyakan
siswa tersebut masih belum mampu memecahkan masalah dari soal nonrutin yang
3
diberikan oleh peneliti. Hal tersebut dapat dilihat dari penyelesaian soal yang
dikerjakan oleh beberapa siswa dari dua soal uraian yang merupakan soal nonrutin
yang diambil dari buku pemecahan masalah (Hartono, 2014: 30,75):
1. Diberikan 4 bilangan 7,895; 13,217; 51873; 7,356. Berapa presentase rata-rata
dari jumlah bilangan-bilangan di atas?
2. Setelah dilakukan ujian matematika, diperoleh nilai sebagai berikut:
7, 8, 9, 6, 8, 6, 9, 7, 8, 9
10, 5, 7, 9, 8, 6, 6, 8, 9, 7
7, 6, 9, 8, 7, 6, 8, 9, 6, 8
Jika siswa yang dinyatakan lulus adalah yang mempunyai nilai di atas rata-rata,
tentukan jumlah siswa yang tidak lulus!
Penyelesaian masalah yang dikerjakan oleh siswa sebagai berikut:
Gambar 1.1 Jawaban siswa 1 soal nomor 1
Siswa belum mampu
memahami masalah
karena siswa hanya
menuliskan apa yang
diketahui di soal
tetapi tidak
menuliskan apa yang
ditanyakan Siswa melaksanakan
pemecahan masalah tetapi
prosedur yang dilakukan
tidak tepat dan siswa tidak
mendapatkan jawaban
dari permasalahan
Siswa tidak
melakukan
pemeriksaan
kembali
Siswa tidak
menuliskan rumus atau
strategi penyelesaian
apa yang akan
digunakan dalam
memecahkan masalah,
artinya siswa belum
mampu merencanakan
pemecahana masalah
4
Gambar 1.2 Jawaban siswa 1 soal nomor 2
Gambar 1.3Jawaban siswa 2 soal nomor 1
Siswa tidak
menuliskan rumus atau
strategi penyelesaian
apa yang akan
digunakan dalam
memecahkan masalah,
artinya siswa belum
mampu merencanakan
pemecahana masalah
Siswa belum
mampu memahami
masalah karena
siswa hanya
menuliskan apa
yang diketahui di
soal tetapi tidak
menuliskan apa
yang ditanyakan
Siswa tidak
melakukan
pemeriksaan
kembali
Siswa melaksanakan
pemecahan masalah tetapi
prosedur yang dilakukan
kurang tepat dan jawaban
yang didapatkan siswa
juga tidak tepat
Siswa memahami
masalah ditandai
dengan menuliskan
apa yang diketahui
dan ditanyakan dari
soal dengan benar
Siswa tidak
menuliskan rumus atau
strategi penyelesaian
apa yang akan
digunakan dalam
memecahkan masalah,
artinya siswa belum
mampu merencanakan
pemecahana masalah
Siswa melaksanakan
pemecahan masalah
tetapi prosedur yang
dilakukan kurang tepat,
siswa tidak menuliskan
apa yang akan
diselesaikan dan
jawaban yang
didapatkan siswa juga
tidak tepat
Siswa tidak
melakukan
pemeriksaan kembali
5
Gambar 1.4 Jawaban siswa 2 soal nomor 2
Gambar 1.5 Jawaban siswa 3 soal nomor 1
Siswa belum
memahami masalah
dengan baik.
Meskipun siswa
sudah menuliskan
apa yang diketahui
dan apa yang
ditanyakan, namun
ada informasi yang
kurang dicantumkan
oleh siswa
Siswa tidak menuliskan
rumus atau strategi
penyelesaian apa yang
akan digunakan dalam
memecahkan masalah,
artinya siswa belum
mampu merencanakan
pemecahana masalah
Siswa tidak
melakukan
pemeriksaan
kembali
Siswa melaksanakan pemecahan
masalah tetapi prosedur yang dilakukan
kurang tepat. Di awal siswa
mengerjakan, siswa tidak menuliskan
apa yang akan diselesaikan , meskipun
jawaban yang didapatkan siswa tepat
Siswa belum
memahami masalah
dengan baik.
Meskipun siswa
sudah menuliskan
apa yang diketahui
dan apa yang
ditanyakan, namun
ada informasi yang
dituliskan kurang
lengkap dan jelas
Siswa tidak
menuliskan rumus atau
strategi penyelesaian
apa yang akan
digunakan dalam
memecahkan masalah,
artinya siswa belum
mampu merencanakan
pemecahana masalah
Siswa melaksanakan
pemecahan masalah
tetapi prosedur yang
dilakukan kurang
tepatdan jawaban
yang didapatkan
siswa juga tidak
tepat
Siswa tidak
melakukan
pemeriksaan
kembali
6
Siswa belum
memahami masalah
dengan baik.
Meskipun siswa
sudah menuliskan
apa yang diketahui
dan apa yang
ditanyakan, namun
ada informasi yang
kurang dicantumkan
oleh siswa
Gambar 1.6 Jawaban siswa 3 soal nomor 2
Dari hasil tes di atas, terlihat bahwa siswa-siswa tersebut belum memiliki
kemampuan pemecahan masalah matematis yang baik dalam pembelajaran
matematika.
Menurut Widayanti (2016:84), perbedaan sifat dan perilaku tiap individu
mempengaruhi output mereka ketika memecahkan masalah karena orang satu
dengan yang lain berbeda dalam menerima informasi, memproses informasi dan
cara menindaklanjuti masalah. Karena perbedaan kepribadian yang dimiliki
seseorang, mereka tidak mungkin memecahkan masalah dengan pendekatan dan
pengambilan keputusan dengan cara yang sama. Awaludin dkk (2018:185) juga
menyatakan bahwa setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam
menyampaikan dan mengkonstruksikan pengetahuannya. Perbedaan inilah yang
menunjukkan faktor-faktor tipe kepribadian yang berbeda di antara siswa,
Siswa tidak menuliskan
rumus atau strategi
penyelesaian apa yang
akan digunakan dalam
memecahkan masalah,
artinya siswa belum
mampu merencanakan
pemecahana masalah
Siswa tidak
melakukan
pemeriksaan
kembali
Siswa
melaksanakan
pemecahan
masalah tetapi
prosedur yang
dilakukan tidak
tepatdan jawaban
yang didapatkan
siswa juga tidak
tepat
7
sehingga mempengaruhi siswadalam menyampaikan dan mengkonstruksi suatu
masalah. Personality atau kepribadian berasal dari kata personayang berarti
topeng, yakni alat untuk menyembunyikan identitas diri. Bagi bangsa Romawi,
persona berarti “bagaimana seseorang tampak pada orang lain”, jadi bukan diri
yang sebenarnya. Adapun pribadi yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
person, atau perona dalam bahasa latin yang berarti manusia sebagai
perseorangan, diri manusia atau diri orang sendiri. Secara filosofis dapat
dikatakan bahwa pribadi adalah “ aku yang sejati” dan kepribadian merupakan
“penampakan sang aku” dalam bentuk perilaku tertentu. Jadi, kepribadian adalah
kesan yang diberikan seseorang kepada orang lain yang diperoleh dari apa yang
dipikir, dirasakan, dan diperbuat yang terungkap melalui perilaku (Djaali,
2013:2).
Adapun tipe kepribadian yang dimaksud pada penelitian ini adalah
berdasarkan pandangan Carl Gustav Jung yang merupakan seorang ahli psikologi.
Menurut Carl Gustav Jung kepribadian dalam individu dapat dibedakan di antara
sisi yang exstrovert dan introvert. Individu yang extrovert, pada umumnya
memiliki ciri-ciri suka berpandangan atau beorientasi keluar, bebas dan terbuka
secara sosial, menghadapi pekerjaan yang lamban, dan suka bekerja kelompok.
Sedangkan individu yang introvert umumnya memiliki sifat-sifat cenderung
menarik diri, suka bekerja sendiri, tenang, pemalu, tetapi rajin, hati-hati dalam
mengambil keputusan, dan cenderung tertutup secara sosial (Djaali, 2013:11).
Saat proses belajar matematika siswa tipe extrovert memerlukan umpan
balik dari guru karena mereka ingin mengetahui bagaimana mereka sedang
melakukan sesuatu. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan suatu kelas di mana
8
pelajar tipe extrovert tersebut mempunyai kesempatan untuk memahami pelajaran
yang diberikan, untuk menyajikan dan mempresentasikan gagasan-gagasan
mereka, serta untuk bergerak. Sedangkan siswa dengan tipe introvert dalam
proses belajar lebih menyukai tugas yang bersifat individual atau kegiatan yang
dikerjakan secara individual. Siswa tipe ini dikenal sebagai sosok yang pendiam
dan sukar diduga, serta sering menarik diri dari suasana yang ramai, kesendirian
baginya akan mendatangkan ide-ide. Siswa tipe introvert menemukan energi pada
gagasan-gagasan, konsep-konsep, dan abstraksi-abstraksi. Mereka harus berpikir
dengan cermat sebelum menjawab sesuatu (Ghufron. 2010:53).
Hasil Penelitian Lilis Widayanti (2016) yang berjudul Deskripsi Level
Kemampuan Siswa SMP Dengan Tipe Kepribadian Cenderung Introvert dalam
Menyelesaikan Masalah Matematika, yaitu siswa tipe kepribadian extrovert, pada
langkah memahami masalah, merumuskan permasalahan dengan menjelaskan
pokok permasalahan menggunakan kalimat sendiri. Pada langkah merencanakan
pemecahan masalah, siswa ekstrovert tidak membuat model matematika dari
permasalahan. Pada langkah menyelesaikan masalah, siswa SMP tipe kepribadian
extrovert melaksanakan penyelesaian soal A sesuai dengan strategi coba-coba dan
kerjakan sedangkan soal B melaksanakan penyelesaian soal B dengan strategi
mengaitkan dengan materi yang pernah dipelajari yaitu perbandingan berbalik
nilai. Siswa SMP tipe kepribadian extrovert tidak memeriksa kembali langkah-
langkah penyelesaian. Sedangkan siswa tipe kepribadian introvert, pada langkah
memahami masalah, merumuskan permasalahan dengan menjelaskan pokok
permasalahan menggunakan kalimat sendiri. Pada langkah merencanakan
pemecahan masalah, siswa introvert tidak membuat model matematika dari
9
permasalahan untuk soal A namun membuat tabel perbandingan untuk
menyelesaiakan soal B. Pada langkah menyelesaikan masalah, siswa SMP tipe
kepribadian melaksanakan penyelesaian soal A menggunakan operasi aljabar
sedangkan soal B melaksanakan penyelesaian soal dengan perbandingan berbalik
nilai dengan menggambarkan tabel perbandingan. Pada langkah memeriksa
kembali, siswa SMP tipe kepribadian introvert memeriksa kembali langkah-
langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh tepat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Tipe Kepribadian Extrovert dan Introvert dalam Pembelajaran SPLDV
Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kemampuaan pemecahan masalah matematis siswa tipe
kepribadian extrovert dan introvert dalam proses pembelajaran SPLDV kelas
VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi?
2. Bagaimana kemampuaan pemecahan masalah matematis siswa tipe
kepribadian extrovert dan introvert dalam hasil pembelajaran SPLDV kelas
VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
10
1. Menganalisis dan mendeskripsikan kemampuaan pemecahan masalah
matematis siswa tipe kepribadian extrovert dan introvert dalam proses
pembelajaran SPLDV kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi.
2. Menganalisis dan mendeskripsikan kemampuaan pemecahan masalah
matematis siswa tipe kepribadian extrovert dan introvert dalam hasil
pembelajaran SPLDV kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi.
1.4 Manfaat Penelitian
Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan
masukan terhadap upaya peningkatan hasil belajar matematika siswa. Secara
operasional manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Memperoleh informasi mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa tipe kepribadian extrovert dan introvert dalam proses dan penyelesaian
soal matematika bentuk uraian.
2. Sebagai sumbangan teori tentang kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa tipe kepribadian extrovert dan introvert dalam proses dan penyelesaian
soal matematika bentuk uraian.
3. Sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan penelitian yang berkaitan
dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam proses dan
penyelesaian soal matematika bentuk uraian.
1.5 Definisi Istilah
Agar terhindar dari penafsiran yang berbeda terhadap isitilah dalam
penulisan ini, maka dipandang perlu menjelaskan beberapa istilah yang digunakan
sebegai berikut:
11
1. Analisis
Analisis didefinisikan sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).
2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan dalam
penyelesaian masalah matematika yang meliputi 4 tahap penyelesaian, yaitu (a)
memahami masalah, (b) merencanakan pemecahan, (c) melaksanakan rencana,
(d) memeriksa kembali.
3. Tipe Kepribadian Extrovert dan Introvert
Tipe kepribadian extrovert adalah tipe keprbadian yang cenderung
mengarahkan dirinya pada lingkungan di sekitarnya, tidak suka membaca
ataupun belajar sendirian, selalu siap menjawab, menyukai perubahan, dan
ketika menyelesaikan persoalan tidak menuliskan secara rinci kesimpulan yang
diperoleh, sedangkan Tipe kepribadian introvert adalah tipe kepribadian yang
berpusat pada dirinya sendiri, lebih menyukai beberapa teman khusus saja,
berfikir sebelum bertindak atau berbicara, lebih suka mengembangkan ide-ide
yang dimiliki, teliti, sungguh-sungguh, konsisten, dan lebih sabar serta
menuliskan kesimpulan secara rinci.
4. Pembelajaran Matematika
pembelajaran matematika adalah kegiatan belajar dan mengajar yang
mempelajari ilmu matematika dengan tujuan membangun pengetahuan
matematika agar bermanfaat dan mampu mempraktekkan hasil belajar
matematika dalam kehidupan sehari-hari.
12
BAB II
KAJIAN TEORITIK
2.1 Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan
2.1.1 Pengertian Analisis
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia analisis didefinisikan sebagai
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya)
untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,
dan sebagainya).
Menurut Komarudin (2001:53) Pengertian analisis adalah kegiatan berpikir
untuk menguraikan suatu kese luruhan menjadi komponen sehinga dapat mengenal
tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing
dalam satu keseluruhan yang terpadu. Senada dengan pernyataan tersebut, Satori
dan Komariyah (2014:200) menyebutkan analisis adalah suatu usaha untuk
mangurai suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition)
sehingga susunan/tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan
karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih
dimengerti duduk perkaranya.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis merupakan
penyelidikan terhadap suatu peristiwa dengan menguraikan keseluruhan menjadi
komponen atau bagian- bagian untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya secara
jelas.
13
2.1.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
1. Pengertian Masalah Matematis Posamentir dan Krulik (2019:2) menyatakan“A problem is a situation
that confronts the learner, that requires resolution, and for which the path to
the answer is not immediately known’’. Pendapat Posamentir dan Krulik
dapat diartikan bahwa Masalah adalah situasi yang dihadapi pelajar yang
membutuhkan resolusi, dan untuk itu jalan menuju jawabannya tidak segera
dikenal.Hal ini senada dengan Wijayanti (2013:184)yang menyatakan bahwa
masalah adalah suatu keadaan yang belum diketahui solusinya atau strategi
solusinya belum diketahui, dan dipertegas oleh Husna dkk (2013:83) yang
menyatakan bahwa suatu soal akan menjadi masalah hanya jika soal itu
menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat
dipecahkan oleh suatu prosedur rutin (routin procedure) yang sudah diketahui
para siswa.
Russeffendi (2006:326) mengemukakan bahwa sesuatu persoalan
merupakan masalah bagi seseorang, pertama bila persoalan itu tidak
dikenalnya atau dengan kata lain orang tersebut belum memiliki prosedur
atau algoritma tertentu untuk menyelesaikannya. Kedua, siswa harus mampu
menyelesaikannya, baik kesiapan mental maupun kesiapan pengetahuan
untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut. Ketiga, sesuatu itu merupakan
pemecahan masalah baginya, bila ia ada niat menyelesaikannya.Sejalan
dengan pedapat Russeffendi, Komsiatun dan Retnawati (2015:96)
menyatakan bahwa suatu tugas matematika atau suatu pertanyaan disebut
sebagai masalah bagi seseorang jika pertanyaan itu tidak bisa dipecahkan
14
dengan suatu prosedur yang sudah diketahui oleh penjawab pertanyaan, tetapi
ingin sekali memecahkannya.
Dari pernyataan di atas dapat dikatan bahwa masalah matematis adalah
suatu soal nonrutin yang menunjukkan adanya tantangan yang pemecahannya
tidak berdasarkan prosedur yang rutin, sehingga menuntut seseorang untuk
mempelajarinya lebih dalam supaya mendapat kepuasan jika dapat
memecahkannya.
2. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Menurut Polya (1973) pemecahan masalah sebagai usaha mencari
jalan keluar dari suatu kesulitan. Menurut Sariningsih dan Purwasih
(2017:165),“Pemecahan masalah merupakan tujuan umum dalam
pembelajaran matematika, bahkan sebagai jantungnya matematika artinya
kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar
matematika”.Kemampuan pemecahan masalah matematis amat penting
karena pemecahan masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika.
Pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika dapat ditafsirkan
sebagai: tujuan pembelajaran matematika yang menyangkut alasan mengapa
matematika diajarkan, proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh
sebelumnya kedalam situasi baru dan tidak dikenal, dan keterampilan dasar
yaitu: keterampilan minimal pada evaluasi. Dengan demikian pemecahan
masalah bukanlah sekedar tujuan dari belajar matematika tetapi juga
merupakan alat utama untuk melakukan atau bekerja dalam
matematika(Widodo, 2012:796; Angkotasan, 2014:13). Hal tersebut didukung
oleh Khamidah dan Suherman (2016:232) yang menyatakan bahwa Melalui
15
kegiatan pemecahan masalah, aspek-aspek yang penting dalam pembelajaran
matematika dapat dikembangkan dengan baik.
Posamentir dan Krulik (2019:2) menyatakan “problem solving is a
way of thinking. That is, students cannot expect to learn to be problem solvers
without careful structure of the process”. Artinya, pemecahan masalah
adalah cara berpikir di mana siswa tidak dapat berharap untuk belajar menjadi
pemecah masalah tanpa struktur proses yang hati – hati. Hal tersebut juga
disampaikan oleh Saad dan Ghani (2008:120) yang menyatakan bahwa
pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang harus dilakukan
supaya mendapatkan penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang
mungkin tidak didapat dengan segera. Hal ini diperjelas oleh Anisa (2014:2)
bahwa kemampuan pemecahan masalah sangat terkait dengan kemampuan
siswa dalam membaca dan memahami bahasa soal cerita, menyajikan dalam
model matematika, merencanakan perhitungan dari model matematika, serta
menyelesaikan perhitungan dari soal -soal yang tidak rutin.
Yusuf (2003:129)berpendapat bahwa Pemecahan Masalah merupakan
perpaduan kemampuan melakukan perhitungan (komputasi) dan perpaduan
aplikasi.Sedangkan menurut Jacobsen(2009:225) kemampuan pemecahan
masalah matematisadalah kecakapan dalam menemukan suatu jalan atau cara
untuk menyelesaikan masalah matematis yang dihadapi dengan menggunakan
hubungan-hubungan yang logis. Kemampuan pemecahan masalah matematis
yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam mengembangkan strategi
atau ide-ide mate-matika untuk mencari dan menaf-sirkan solusi yang tepat
dalam memecahkan masalah. Senada dengan pernyataan Jcobsen, Wahyu dan
16
Sariningsih (2018:110) bependapat bahwa dalam pembelajaran matematika
pemecahan masalah merupakan inti pembelajaran yang merupakan
kemampuan dasar dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan
memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah
dan menafsirkan solusinya.
Hidayat(2018:111) menyatakan bahwa pemecahan masalah memuat
empat langkah penyelesaiannya yaitu memahami masalah, merencanakan
masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana dan melakukan pengecekan
kembali terhadap semua langkah yang dikerjakan. Satu tahap ke tahap
berikutnya dalam pemecahan masalah saling mendukung untuk menghasilkan
pemecahan masalah yang termuat dalam soal. Siswa berperan dalam
memahami setiap langkah dalam pemecahan masalah agar proses berpikir
berjalandengan baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah
matematis adalah dasar dalam pembelajaran matematika yang merupakan
proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya kedalam
situasi baru dan tidak dikenal dengan cara memahami masalah, membuat
rencana atau model penyelessaian, menyelesaikan masalah, dan merefleksi
atau memeriksa kembali solusi yang telah didapatkan.
3. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Beberapa indikator kemampuan pemecahan masalah matematis
menurut NCTM (2000:209) adalah sebagai berikut:
a. merumuskan masalah;
17
b. menerapkan berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah;
c. menyelesaikan masalah;
d. memverifikasi dan menafsirkan hasil;
e. menggeneralisasi solusi.
Sedangkan, menurut Polya (1973:6) tahap pemecahan masalah
matematika meliputi: (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahan
masalah, (3) melaksanakan pemecahan masalah, (4) memeriksa kembali.
Senada dengan Polya, Shadiq (2014: 7) menyatakan “ada 4 langkah-langkah
proses pemecahan masalah: (1) memahami masalahnya, (2) merancang cara
penyelesaian, (3) melaksanakan rencana, dan (4) menafsirkan hasil”.
Menurut Azriati dan Surya (2017:6) dalam pemecahan masalah
dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut:
a. Memahami Masalah
Pada langkah ini, siswa harus dapat menentukan dengan jeli apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan. Namun, yang perlu diingat
kemampuan otak manusia sangatlah terbatas, sehingga hal-hal penting
hendaknya dicatat, dibuat tabelnya, ataupun dibuat sketsa atau grafiknya.
Hal ini dimasudkan untuk memepermudah memahami masalah.
b. Memilih Strategi Penyelesaian (Merencanakan Pemecahan Masalah)
Siswa menyusun aturan-aturan atau tata urutan kemungkinan pemecahan
masalah, sehingga tidak ada satupun alternatif yang terabaikan.
c. Melaksanakan Pemecahan Masalah
Hal-hal yang dilakukan ketika menyelesaikan masalah diantaranya:
18
1. Melakukan rencana startegi yang dipilih untuk memperoleh
penyelesaian dari masalah
2. Perhatikan apakah setiap langkah yang dilakukan sedah benar (validitas
argument dapat dipertanggung jawabkan)
d. Memeriksa Kembali
Hal-hal yang dilakukan dalam memeriksa penyelesaianyang diahsilkan di
antaranya:
1. Memeriksa validitas argument pada setiap langkah yang dilakukan
2. Menggunakan hasil yang diperoleh pada kasus khusus atau masalah
lainnya
3. Menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda
Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai indikator dari
pemecahan masalah, peneliti mengambil kesimpulan indikator yang akan
digunakan adalah indikator kemampuan pemecahan masalah G. Polya yang
meliputi 1) memahami masalah, 2) Merencanakan pemecahan masalah, 3)
melaksanakan pemecahan masalah, dan 4) Memeriksa kembali.
2.1.3 Tipe Kepribadian Extrovert dan Introvert
Rohati (2014:44) berpendapat bahwa dalam proses pembelajaran, setiap
siswa memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian adalah keseluruhan
pola sikap, perasaan dan ekspresi serta kebiasaan seseorang dalam menghadapi
situasi (Pratiwi dan Ismail, 2017:210).Ramalisa (2013:42-43) menyatakan bahwa
kepribadian ialah ciri,karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas
dikaitkan dengan diri kita. Dapatdikatakan bahwa kepribadian itu berumber dari
bentukan-bentukan yang kita terima darilingkungan, misa lnya bentukan dari
19
keluarga pada masa kecil dan juga bawaan-bawaanyang dibawa sejak lahir.
Senada dengan Ramalisa,Tiyarestu dan Cahyono (2015:66)menyatakan bahwa
kepribadian merupakan sifat dan karakteristik individu berkontribusi dalam
membedakan perilaku, konsistensi perilaku dalam waktu yang berbeda, dan
stabilitas perilaku dalam berbagai situasi.
Menurut Zaman dan Abdillah (2009:22-23) tipe kepribadian extrovert
sering menunjukkan sikap bersahabat, senang berbicara, dan mudah diduga, dapat
mengungkapkan perasaan, merasa tertarik keluar oleh tuntutan kondisi dan di luar
dirinya, bertindak lebih dahulu daripada merenungkan, mudah beralih perhatian
karena gangguan orang lain, dan tidak memiliki cukup kesabaran untuk
menghadapi tugas secara detail/mendalam. Sedangkan tipe kepribadian introvert
sering menarik diri, pendiam, dan sukar diduga, menyimpan perasaan, merasa
tertarik ke dalam oleh tuntutan dan campur tangan dari luar dirinya, merenungkan
lebih dahulu daripada bertindak, dan dapat bekerja dengan waktu yang cukup
panjang.Menurut Dominika dan Virlia (2018:23) baik tipe kepribadian esktrovert
maupun introvert masing-masing memiliki perbedaan sifat, cara berpikir,
perilaku, dan cara berinteraksi dengan sekitarnya, sehingga dapat dilihat bahwa
tipe kepribadian yang dimiliki oleh seseorang ikut berperan bagaimana seseorang
melakukan interaksi dengan lingkungannya termasuk dalam penerimaan sosial.
Orang-orang yang termasuk dalam tipe introvert adalah individu yang berpusat
pada dirinya sendiri, termasuk menentukan perilakunya sendiri.
Secara umum, orang extrovert mempunyai pikiran, perasaan, dan tindakan
yang terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan non-sosial. Atau dengan kata lain orang extrovert pikirannya tertuju
20
ke luar sedangkan orang introvert, pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama
ditentukan oleh faktor subjektif dan penyesuaian dengan dunia luar kurang baik.
Hal ini senada dengan Rosida dan Astuti (2015:78) yang menyatakan bahwa
Kepribadian extrovert adalah kesiapan individu untuk berperilaku menyukai
situasi yang melibatkan banyak orang, berani mengambil resiko, suka bertindak
tanpa banyak berfikir, cenderung lebih memperlihatkan keadaan emosinya secara
terbuka, cenderung lebih suka langsung bertindak dar ipada berangan-angan, dan
cenderung tidak konsisten. Kepribadian introvert adalah kesiapan individu untuk
berperilaku yang tidak terlalu banyak menggunakan aktivitas fisik, lebih
menyukai beberapa teman khusus saja, lebih menyukai kegiatan yang biasa
dilakukan sehari-hari, tidak suka mengambil resiko, banyak berfikir sebelum
bertindak atau berbicara, lebih suka menutupi perasaan yang sebenarnya, senang
memikirkan peristiwa-peristiwa yang pernah dialami, lebih suka mengembangkan
ide-ide yang dimiliki, teliti, sungguh-sungguh, dan konsisten.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Tipe kepribadian
extrovert adalah tipe keprbadian yang cenderung mengarahkan dirinya pada
lingkungan di sekitarnya, dan pada umumnya suka berteman, ramah, menyukai
pesta, mempunyai banyak teman, membutuhkan orang lain untuk menjadi lawan
bicara mereka, tidak suka membaca ataupun be lajar sendirian, senang humor,
selalu siap menjawab, menyukai perubahan, santai dan tidak sabar menghadapi
masalah serta ketika menyelesaikan persoalan tidak menuliskan secara rinci
kesimpulan yang diperoleh, sedangkan Tipe kepribadian introvert adalah tipe
kepribadian yang berpusat pada dirinya sendiri, termasuk menentukan perilakunya
sendiri, tidak terlalu banyak menggunakan aktivitas fisik, lebih menyukai
21
beberapa teman khusus saja, lebih menyukai kegiatan yang biasa dilakukan
sehari-hari, tidak suka mengambil resiko, banyak berfikir sebelum bertindak atau
berbicara, lebih suka menutupi perasaan yang sebenarnya, senang memikirkan
peristiwa-peristiwa yang pernah dialami, lebih suka mengembangkan ide-ide yang
dimiliki, teliti, sungguh-sungguh, konsisten, dan lebih sabar serta menuliskan
kesimpulan secara rinci.
2.1.4 Hubungan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Itrovert dengan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Posamentir dan Krulik ( 2019:2) menyatakan bahwa problem solving is a
way of thinking. That is, students cannot expect to learn to be problem solvers
without careful structure of the process. Artinya, pemecahan masalah adalah cara
berpikir di mana siswa tidak dapat berharap untuk belajar menjadi pemecah
masalah tanpa struktur proses yang hati – hati. Pemecahan masalah adalah suatu
proses terencana yang harus dilakukan supaya mendapatkan penyelesaian tertentu
dari sebuah masalah yang mungkin tidak didapat dengan segera (Saad dan Ghani,
2008:120) Menurut Anisa (2014:2) kemampuan pemecahan masalah sangat
terkait dengan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami bahasa soal
cerita, menyajikan dalam model matematika, merencanakan perhitungan dari
model matematika, serta menyelesaikan perhitungan dari soal -soal yang tidak
rutin.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam pemecahan masalah siswa
memerlukan proses yang hati-hati dengan cara membaca dan memahami bahasa
soal cerita, menyajikan model matematika, merencanakan perhitungan dari model
matematika, serta menyelesaikan perhitungan dari soal-soal yang tidak rutin. Oleh
22
karena itu, tipe kepribadian siswa dapat menentukan apakah siswa tersebut
memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik.
Menurut Dominika dan Virlia (2018:32) baik tipe kepribadian esktrovert
maupun introvert masing-masing memiliki perbedaan sifat, cara berpikir,
perilaku, dan cara berinteraksi dengan sekitarnya, sehingga dapat dilihat bahwa
tipe kepribadian yang dimiliki oleh seseorang ikut berperan bagaimana seseorang
melakukan interaksi dengan lingkungannya termasuk dalam penerimaan sosial.
Orang-orang yang termasuk dalam tipe introvert adalah individu yang berpusat
pada dirinya sendiri, termasuk menentukan perilakunya sendiri. Sebaliknya, orang
dengan tipe kepribadian ekstrovert cenderung mengarahkan dirinya pada
lingkungan di sekitarnya, dan pada umumnya suka berteman, ramah, menyukai
pesta, mempunyai banyak teman, membutuhkan orang lain untuk menjadi lawan
bicara mereka, tidak suka membaca ataupun belajar sendirian, senang humor,
selalu siap menjawab, menyukai perubahan dan santai.
Rosida dan Astuti (2015:78) menyatakan bahwa Kepribadian ekstrovert
adalah kesiapan individu untuk berperilaku menyukai situasi yang melibatkan
banyak orang, berani mengambil resiko, suka bertindak tanpa banyak berfikir,
cenderung lebih memperlihatkan keadaan emosinya secara terbuka, cenderung
lebih suka langsung bertindak daripada berangan-angan, dan cenderung tidak
konsisten. Kepribadian introvert adalah kesiapan individu untuk berperilaku yang
tidak terlalu banyak menggunakan aktivitas fisik, lebih menyukai beberapa teman
khusus saja, lebih menyukai kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari, tidak suka
mengambil resiko, banyak berfikir sebelum bertindak atau berbicara, lebih suka
menutupi perasaan yang sebenarnya, senang memikirkan peristiwa-peristiwa yang
23
pernah dialami, lebih suka mengembangkan ide-ide yang dimiliki, teliti, sungguh-
sungguh, dan konsisten. Sehingga, Djaali (2013:11-12) berpendapat bahwa
seseorang yang berkepribadian ekstrovert tidak sabar menghadapi masalah serta
ketika menyelesaikan persoalan tidak menuliskan secara rinci kesimpulan yang
diperoleh, sedangkan kepribadian introvert lebih sabar dan menuliskan
kesimpulan secara rinci.
2.1.5 Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Pembelajaran Matematika
Knirk & Kent L. Gustafson (Helmiati, 2012: 8) mendefinisikan
pembelajaran sebagai kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan, keterampilan dan atau nilai yang baru
dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan
evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut senada dengan
Rusman (2015:21) yang menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu
sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan
yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
Sanjaya (2011: 13) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu
sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek yaitu
aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi
produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan
mengabaikan proses pembelajaran. Komalasari (2013:3) juga menyatakan bahwa
pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan pembelajar
yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar
dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.
24
Menurut Djamarah (2010: 41-52), pembelajaran merupakan suatu sistem
yang terdiri atas komponen-komponen yang berpengaruh terhadap kualitas
pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran tersebut meliputi :
a. Tujuan, merupakan cita-cita yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan komponen
pertama yang harus ditetapkan karena berfungsi sebagai indikator keberhasilan
pengajaran.
b. Bahan pelajaran, merupakan substansi yang disampaikan dalam proses belajar
mengajar. Bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada dalam kegiatan
belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itu yang akan dikuasai oleh
siswa.
c. Kegiatan belajar mengajar, merupakan segala sesuatu yang diprogramkan dan
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
d. Metode, yaitu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam
kegiatan pembelajaran guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi
disesuaikan dengan materi pelajaran.
e. Alat, merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Fungsi dari alat tersebut antara lain meningkatkan kemampuan
persepsi, pengertian, transfer, penguatan (reinforcement), dan ingatan.
f. Sumber belajar, yaitu segala sesuatu yang digunakan sebagai tempat belajar
siswa.
g. Evaluasi merupakan tindakan atau proses untuk menilai sesuatu. Evaluasi
merupakan kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya dan sedalam-
dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui
25
sebab-akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan
mengembangkan kemampuan belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika merupakan
ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Hudojo (1998: 3)
menyatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide konsep abstrak yang
tersusun secara hirarkis dan penalaran deduktif. Hal ini senada dengan Mustofa
(2011:45) yang menyatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang kuantitas,
bentuk, susunan dan ukuran, yang utama adalah metode dan proses untuk
menemukan dengan konsep yang tepat dan lambang yang konsisten, sifat dan
hubungan antara jumlah dan ukuran, baik secara abstrak, matematika murni atau
dalam keterkaitan manfaat pada matematika terapan.
Suhendri (2011:32) menyatakan bahwa “matematika adalah ilmu tentang
bilangan, bangun, hubungan-hubungan konsep, dan logika dengan menggunakan
bahasa lambang atau simbol dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam
kehidupan sehari-hari”.
Jadi, pembelajaran matematika merupakan suatu suatu sistem atau proses
membelajarkan pembelajar yang terdiri atas komponen tujuan, bahan pelajaran,
kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber belajar dan evaluasi terhadap
materi matematika yaitu berupa pengetahuan tentang bilangan, bangun,
hubungan-hubungan dengan konsep, prosedural operasional dan logika dengan
menggunakan bahasa lambang yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Amir dkk. (2016: 8), dalam suatu pembelajaran, Kualitas
pembelajaran dapat dari segi proses dan segi hasil. Pertama, dari segi proses,
26
pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian
besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam
proses pembelajaran, di samping menunjukkan semangat belajar yang tinggi dan
percaya diri. Kedua, dari segi hasil, pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi
perubahan tingkah laku ke arah positif, dan tercapainya tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk
menganalisis pembelajaran matematika siswa pada proses pembelajaran
matematika dan hasil pembelajaran matematika.
2. Pembelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Pada penelitian ini, pembelajaran matematika yang akan diamati yaitu
pembelajaran matematika dengan materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV). Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) adalah sebuah
sistem atau kesatuan dari beberapa persamaan linear dua variabel yang sejenis.
Materi ini dipelajari oleh siswa kelas VIII SMP. Berikut submateri yang dipelajari
di dalam sistem persamaan linear dua variabel (Nugroho & Lisda, 20019: 79-85):
a. Bentuk-Bentuk Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Dalam persamaan linear dua variabel akan ditemukan himpunan
penyelesaian yang berupa pasangan berurutan. Apabila terdapat dua buah
persamaan linear dua variabel yang berbentuk ax + by = c dan px + qy = r,
dimana persamaan yang satu dan lainnya tidak terpisahkan, maka persamaan
persamaan tersebut dinamakan sistem persamaan linear dua variabel. Bentuk
umum sistem persamaan linear dua variabel adalah:
27
ax + by = c
px + qy = r; a, b, c, p, q, dan r R
Dalam sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) di atas, a, b, p, dan
q disebut koefisien di mana a, b, p, dan q 0, x dan y adalah variabel dari
SPLDV, serta c dan r disebut konstanta. Nilai x dan y yang memenuhi kedua
persamaan tersebut dinamakan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel.
Semua variabel, koefisien dan konstanta dalam SPLDV merupakan bilangan real.
Berikut beberapa contoh sistem persamaan linear dengan dua variabel
yang dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk:
x + y = 6
( )
3x + y = 10
( )
b. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan linear dua variabel dapat
dilakukan dengan 4 metode, yaitu:
1. Metode Substitusi
Langkah-langkah pengerjaan dengan menggunakan metode substitusi
untuk mencari himpunan penyelesaian dari SPLDV adalah sebagai berikut.
a. Ubahlah salah satu persamaan ke dalam bentuk x =... atau y = ...
b. Masukkan (substitusi) nilai x atau y yang diperoleh ke dalam persamaan yang
kedua
c. Nilai x atau y yang diperoleh kemudian disubstitusikan ke dalam salah satu
persamaan untuk memperoleh nilai variabel lainnya yang belum diketahui(x
atau y).
Contoh: Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
28
2x + y = 4; x,y R
–x + 2y = –7; x,y R
menggunakan metode substitusi!
Penyelesaian:
Langkah 1 (mengubah ke dalam bentuk x = ... atau y = ...)
2x + y = 4 ⇒ y = 4 – 2x
Langkah 2 (substitusi y = 4 – 2x ke persamaan –x + 2y = –7)
–x + 2y = –7 ⇔ –x + 2(4 – 2x) = –7
⇔ –x + 8 – 4x = –7
⇔ –x – 4x = –7 - 8
⇔ –5x = –15
⇔ x = –
x = 3
Langkah 3 (substitusi x = 3 ke 2x + y = 4 atau –x + 2y = –7)
2x + y = 4 ⇔ 2(3) + y = 4
⇔ 6 + y = 4
⇔ y = 4 – 6 = –2
Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
2x + y = 4; x,y R
–x + 2y = 7; x,y R adalah {(3, -2)}.
2. Metode Eliminasi
Penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi pada dasarnya adalah
menghilangkan (mengeliminasi) salah satu variabel dari sistem persamaan yang
akan dicari himpunan penyelesaiannya. Caranya dengan menjumlahkan atau
29
mengurangkan kedua sistem persamaan tersebut. Untuk menentukan variabel y,
maka hilangkan terlebih dahulu variabel x. Begitu pula sebaliknya, untuk
menentukan variabel x, maka hilangkan terlebih dahulu variabel y. Sebagai
catatan, untuk menghilangkan variabel x atau y maka koefisien dari masing-
masing variabel dalam sistem persamaan haruslah sama. Jika salah satunya tidak
sama maka harus disamakan dahulu. Caranya mengalikan dengan bilangan bulat
tertentu sehingga koefisiennya menjadi sama.
Contoh:
Dengan cara eleminasi, tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem
persamaan dan
Penyelesaian:
Untuk mengeliminasi , samakan koefisien dari kedua persamaan
sehingga sistempersamaannya menjadi:
Untuk mengeliminasi , samakan koefisien dari kedua persamaan
sehingga sistempersamaan menjadi:
– –
Jadi, himpunan penyelesaian dari sistempersamaan di atas adalah
( ).
30
3. Metode Campuran
Metode campuran atau biasa disebut juga dengan metode gabungan, yaitu
suatu cara atau metode untuk menyelesaikan suatu persamaan linier dengan
mengunakan dua metode yaitu metode eliminasi dan substitusi secara bersamaan.
Contoh:
Diketahui persamaan dan , dengan menggunakan
metode campuran tentukanlah Himpunan penyelesaiannya!
Penyelesaian :
Persamaan 1 :
Persamaan 2 :
Langkah Pertama Menggunakan Metode Eliminasi :
Langkah Kedua Menggunakan Metode Substusi :
Jadi himpunan penyelesaian dari soal diatas adalah HP * +
4. Metode Grafik
Ketika menggunakan metode grafik, kalian harus menggambar masing-
masing persamaan linear dua variabel tersebut dalam koordinat kartesius.
Himpunan penyelesaiannya adalah titik potong dari kedua garis. Jika garisnya
31
tidak berpotongan atau sejajar maka himpunan penyelesaiannya adalah himpunan
kosong. Namun demikian, jika garisnya berhimpit maka jumlah himpunan
penyelesaiannya tak berhingga.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
2x – y = 2
x + y = 4
dengan menggunakan metode grafik! (x dan y himpunan bilangan real)
Penyelesaian :
2x – y = 2
Gambar 2.1 Grafik penyelesaian contoh soal
Dilihat dari gambar grafik di atas, maka Titik potong kedua garis adalah ( )
Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan tersebut adalah ( )
X 0 4
Y 4 0
32
2.1.6 Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan analisis kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa tipe kepribadian ekstrovert dan introvert
adalah:
1. Lilis Widayanti (2016) dengan judul Deskripsi Level Kemampuan Siswa
SMP Dengan Tipe Kepribadian Cenderung Introvert dalam Menyelesaikan
Masalah Matematika. Berdasarkan hasil penelitiannya, dapat disimpulkan
bahwa:
a. siswa tipe kepribadian extrovert, pada langkah memahanami masalah,
merumuskan permasalahan dengan menjelaskan pokok permasalahan
menggunakan kalimat sendiri sesuai dengan kata kunci permasalahan secara
spontan. Pada langkah merencanakan pemecahan masalah, siswa ekstrovert
tidak membuat model matematika dari permasalahan seperti tidak membuat
diagram/ grafik/ bagan/ tabel untuk menyelesaikan permasalahan. Pada
langkah menyelesaikan masalah, siswa SMP tipe kepribadian extrovert
melaksanakan penyelesaian soal A sesuai dengan strategi yang dipilih yaitu
strategi coba-coba dan kerjakan sedangkan soal B melaksanakan penyelesaian
soal B juga sesuai dengan strategi yang dipilih yaitu strategi mengaitkan
dengan materi yang pernah dipelajari yaitu perbandingan berbalik nilai. Siswa
SMP tipe kepribadian extrovert tidak memeriksa kembali langkah-langkah
penyelesaian sehingga hasil dari soal B yang diperoleh kurang tepat.
b. Siswa tipe kepribadian introvert, pada langkah memahami masalah,
merumuskan permasalahan dengan menjelaskan pokok permasalahan
menggunakan kalimat sendiri sesuai dengan kata kunci permasalahan secara
33
hati-hati. Pada langkah merencanakan pemecahan masalah, siswa introvert
tidak membuat model matematika dari permasalahan seperti tidak membuat
diagram/ grafik/ bagan/ tabel untuk menyelesaikan permasalahan untuk soal
A namun membuat tabel perbandingan untuk menyelesaiakan soal B. Pada
langkah menyelesaikan masalah, siswa SMP tipe kepribadian melaksanakan
penyelesaian soal A sesuai dengan strategi yang dipilih yaitu menggunakan
operasi aljabar sedangkan soal B melaksanakan penyelesaian soal B juga
sesuai dengan strategi yang dipilih yaitu strategi mengaitkan dengan materi
yang pernah dipelajari yaitu perbandingan berbalik nilai dengan
menggambarkan tabel perbandingan juga. Pada langkah memeriksa kembali,
siswa SMP tipe kepribadian introvert mengevaluasi langkah-langkah
penyelesaian masalah dengan memeriksa kembali langkah-langkah
penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh tepat.
2. Nisa Permatasari, dkk (2016) dengan judul Proses Berpikir Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 25 Surakarta Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau
Dari Tipe Kepribadian Extrovert-Introvert pada Materi Persamaan Garis
Lurus. Berdasarkan penelitiannya, diperoleh kesimpulan, yaitu proses
berpikir siswa dengan kepribadian extrovert ialah pada tahap memahami
masalah, siswa extrovert dapat menganalisis dan menuliskan dengan tepat
hal yang ditanyakan dan diketahui dari permasalahan. Pada tahap
merencanakan pemecahan masalah, siswa extrovert dapat memilih strategi
yang tepat untuk menyelesaikan masalah berupa rumus akan tetapi tidak
mengetahui tahapan penyelesaian. Pada tahap menyelesaikan masalah, ia
menjawab dengan rumus yang benar akan tetapi terdapat kekeliruan dalam
34
pengoperasian. Pada tahap terakhir, yaitu memeriksa kembali siswa extrovert
dapat mengecek dan meyakini kebenaran jawaban, akan tetapi tidak dapat
menyelesaikan masalah terakhir karena tidak mengisi pada lembar jawaban
ataupun proses yang keliru dalam menjawab soal. Siswa dengan kepribadian
introvert ialah pada tahap memahami masalah, siswa yang memiliki tipe
kepribadian introvert dapat menganalisis hal yang ditanyakan dan diketahui
dari permasalaha. Pada tahap merencanakan pemecahan masalah, siswa
introvert dapat memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah
berupa rumus akan tetapi tahapan penyelesaiannya kurang sempurna. Pada
tahap menyelesaikan masalah, siswa introvert dapat menyelesaikan masalah
berdasarkan strategi yang telah dicari sebelumnya. Pada tahap terakhir yaitu
memeriksa kembali, siswa introvert dapat mengecek dan meyakini kebenaran
jawaban akan tetapi belum dapat menganalisis dan memisalkan titik baru
dengan baik.
3. Wilda Pratiwi dan Ismail (2017) dengan judul Profil Pemecahan Masalah
Matematika Kontekstual Siswa Smp Ditinjau Dari Tipe Kepribadian
Extrovert Dan Introvert. Berdasarkan penelitiannya, diperoleh kesimpulan,
yaitu:
a. Pada langkah membaca masalah, siswa SMP tipe kepribadian extrovert
merumuskan permasalahan dengan menjelaskan pokok permasalahan
menggunakan kalimat sendiri sesuai dengan kata kunci permasalahan secara
spontan. Pada langkah merencanakan pemecahan masalah, Siswa extrovert
tidak memilih langkah lain untuk soal A dan B.Pada langkah menyelesaikan
masalah, siswa SMP tipe kepribadian extrovert melaksanakan penyelesaian
35
soal A sesuai dengan strategi yang dipilih sedangkan soal B melaksanakan
penyelesaian soal B juga sesuai dengan strategi yang dipilih. Pada langkah
merefleksi, siswa SMP tipe kepribadian ekstrovert/ tidak memeriksa kembali
langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil dari soal B yang diperoleh
kurang tepat.
b. Pada langkah membaca masalah, siswa SMP tipe kepribadian introvert
menganalisis permasalahan dengan memilih informasi yang diketahui dan
ditanyakan dengan rinci sehingga tidak ada informasi yang terlewatkan. Pada
langkah merencanakan pemecahan masalah, siswa introvert tidak memilih
langkah lain untuk soal A namun ia berpendapat bahwa ada langkah lain
untuk soal B. Pada langkah menyelesaikan masalah, siswa SMP tipe
kepribadian melaksanakan penyelesaian soal A dan B sesuai dengan strategi
yang dipilih.Pada langkah merefleksi, siswa SMP tipe kepribadian introvert
mengevaluasi langkah-langkah penyelesaian masalah dengan memeriksa
kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh tepat.
4. Zulfarida Arini dan Abdul Haris Rosyidi (2016) dengan judul Profil
Kemampuan Penalaran Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Extrovert Dan Introvert.
Berdasarkan Penelitiannya, didapat kesimpulan bahwa siswa berkepribadian
extrovert dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan lebih cepat
dibandingkan dengan sisa berepribadian introvert. Secara keseluruhan
kesalahan yang dilakukan oleh subjek extrovert adalah adanya informasi yang
diabaikan. Berkaitan dengan hal di atas terlihat bahwa subjek extrovert
kurang teliti dalam menyelidiki permasalahan yang diberikan. Pada saat
36
menjawab pertanyaan peneliti, subjek dengan spontan menjawab dan butuh
pertanyaan ulang untuk memikirkan lebih lanjut. Sedangkan siswa
berkepribadian introvert dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan
maupun menjawab pertanyaan peneliti subjek introvert kurang cepat
dibandingkan dengan subjek extrovert. Subjek introvert tenang dan
memikirkan terlebih dahulu sebelum membuat sebuah kesimpulan.
2.2 Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, tahap awal yang dilakukan peneliti adalah berdiskusi
dengan guru mata pelajaran matematika di kelas VIII untuk meminta rekomendasi
guru mengenai kelas VIII mana yang akan digunakan dalam penelitian. Untuk
tahap selanjutnya, siswa kelas VIII diberikan tes kepribadian MBTI untuk
menentukan kepribadian subjek penelitian. Setelah itu, peneliti berdiskusi kepada
guru untuk menentukan jumlah subjek dengan tipe kepribadian extrovert dan
introvert yang akan diteliti. Kemudian, subjek yang telah dipilih, diobservasi oleh
peneliti dalam memecahkan masalah nonrutin yang diberikan guru pada saat
berlatih memecahkan masalah pada proses pembelajaran SPLDV. Selanjutnya
pada hasil pembelajaran SPLDV, subjek diberikan tes kemampuan pemecahan
masalah matematis berupa soal tes tertulis. Kemudian, peneliti melakukan
wawancara kepada subjek sesuai dengan pedoman wawancara yang dikaitkan
dengan tes kemampuan pemecahan masalah. Setelah data didapatkan, maka
dilakukan analisis pemecahan masalah matematis siswa tipe kepribadian extrovert
dan introvert, dan dibuat kesimpulan.
Secara garis besar kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan
seperti diagram berikut:
37
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Keterangan:
: Kegiatan : Hasil : Uraian
Pemberian Tes MBTI
Subjek dengan tipe Kepribadian extrovert dan introvert
Pengumpulan Data
Subjek diobservasi selama
proses pembelajaran
Subjek diberikan tes uraian
pemecahan masalah Wawancara subjek
Data
Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tipe kepribadian extrovert dan
introvert dalam pembebelajaran SPLDV Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi
Kesimpulan
Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis:
1. memahami masalah, 2. merencanakan pemecahan,
3. melaksanakan pemecahan masalah,
4. memeriksa kembali.
Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tipe kepribadian extrovert dan introvert dalam pembelajaran SPLDV
Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 16 Kota Jambi, khususnya pada
kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi terletak di Jl. Serma Ishak Ahmad, RT. 08,
Kelurahan Beliung, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Bagian terpenting dalam kegiatan penelitian adalah cara yang digunakan
peneliti atau metode penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis metode
penelitian kualitatif. Kemendikbud (2017:18) menyatakan bahwa penelitian
kualitatif adalah keunikan manusia atau gejala sosial yang tidak dapat dianalisa
dengan metode yang dipinjam dari ilmu eksakta. Metode penelitian kualitatif
menekankan pada metode penelitian observasi di lapangan dan datanya dianalisa
dengan cara non-statistik meskipun tidak selalu harus menabukan penggunaan
angka.
Menurut Satori dan Komariah (2014:22) penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu
barang/jasa. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penggunaan diri si
peneliti sebagai alat. Moloeng (2014: 6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
39
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Pendekatan yang digunakan dalam pene litian ini adalah pendekatan
deskritif. Menurut Arikunto (2010:3) istilah’deskriptif’ berasal dari bahasa inggris
to describe yang berarti memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya
keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Iskandar (2009:18)
juga menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk
memberikan uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan
mendeskripsikan fenomena tersebut secara jelas.
Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan analisis kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa tipe kepribadian extrovert dan introvert
dalam proses dan penilaian pembelajaran matematika. Pendeskripsian penelitian
ini melalui proses dan peniliaian pemecahan masalah matematis siswa dengan
materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
3.3 Data dan Sumber Data
Arikunto (2013:182) mengatakan yang dimaksud dengan sumber data
dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Berdasarkan
definisi tersebut maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VIII SMP N 16 Kota Jambi. Pemilihan siswa kelas VIII ini sesuai
dengan materi yang akan diujikan kepada siswa untuk melihat kemampuan
pemecahan masalah matematis yang dilakukan oleh siswa tersebut, yaitu pada
materi SPLDV.
Pemilihan subjek dalam penelitin ini, peneliti menggunakan teknik
purposive sample (sampel bertujuan). Arikunto (2013:183), menyatakan bahwa
40
sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas
strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Subjek
dalam penelitian ini adalah beberapa orang siswa yang memiliki tipe kepribadian
extrovert dan introvert yang ditentukan berdasarkan hasil diskusi dengan guru.
Penentuan kepribadian subjek penelitian ini menggunakan tes kepribadian MBTI
(Myers Briggs Type Indicator). Kemudian, Peneliti mengobservasi kemampuan
pemecahan masalah matematis subjek dalam proses pembelajaran pada saat siswa
memecahkan masalah yang diberikan guru. Selanjutnya pada hasil pembelajaran,
subjek diberikan tes tertulis berbentuk soal uraian mengenai kemampuan
pemecahan masalah matematis materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
Setelah itu, subjek diwawancarai sesuai dengan soal tes tertulis yang diberikan
pada hasil pembelajaran.
Data dalam penelitian ini berupa hasil tes kepribadian siswa, hasil
observasi selama proses pembelajaran, hasil tes tertulis dalam menyelesaikan soal
uraian materi sistem persamaan linear dua variabel siswa tipe kepribadian
extrovert dan introvert, dan hasil wawancara yang diolah sedemikian rupa
sehingga akan dapat diketahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
tipe kepribadian extrovert dan introvert. Oleh karena itu, data yang terkumpul
berupa:
1. Jawaban tertulis siswa dari hasil tes kepribadian MBTI
2. Hasil observasi kemampuan pemecahan masalah matematis subjek dalam
proses pembelajaran berupa lembar observasi, dokumen pemecahan masalah
subjek, dan video dokumetasi.
41
3. Jawaban tertulis siswa hasil tes pemecahan masalah dalam menyelesaikan
soal uraian SPLDV.
4. Pernyataan siswa dalam bentuk lisan melalui wawancara.
3.4 Teknik Sampling
Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan purposive
sampling atau internal sampling yakni pengambilan sample karena pertimbangan
tertentu. Menurut Sugiyono (2010:218-219) purposive sampling adalah teknik
pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu, misanya orang tersebut
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi yang
diteliti.
Sebelum sampel dipilih perlu dihimpun sejumlah informasi tentang sub-
sub unit dan informan-imforman di dalam unit kasus yang akan diteliti. Kemudian
sampel dipilih karena memang menjadi sumber dan kaya dengan informasi
tentang fenomena yang ingin diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
Kelas VIII SMPN 16 Kota Jambi. untuk penetuan kelas VIII mana yang akan
dilakukan penelitian, peneliti akan berdiskusi dengan guru. Sselanjutnya, siswa-
siswa tersebut akan diberikan tes kepribadian MBTI terlebih dahulu untuk
menentukan tipe kepribadian subjek yang akan diteliti. Tes MBTI yang digunakan
oleh peneliti adalah tes yang dikutip dari Buku MBTI (Myers Briggs Tipe
Indicator) karangan Saeful Zaman dan Sandi Ibrahim Abdillah. Setelah Tes
kepribadian diberikan kepada siswa kelas VIII SMPN 16 Kota Jambi maka akan
didapat hasil dari tes tersebut yaitu siswa dengan tipe kepribadian extrovert dan
42
introvert. Selanjutnya, mengenai jumlah subjek yang akan diteliti, peneliti akan
berdiskusi kembali dengan guru untuk menentukan jumlah subjek yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pertama yang digunakan dalam
pengumpulan data yaitu dengan memberikan tes kepribadian MBTI untuk
menentukan tipe kepribadian subjek yang akan diteliti. Setelah itu, peneliti
berdiskusi dengan guru untuk menentukan jumlah subjek dengan tipe kepribadian
extrovert dan introvert yang akan diteliti Selanjutnya, peneliti melakukan
observasi terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis subjek dalam
proses pembelajaran. Di hari yang berbeda, peneliti memberikan tes kemampuan
pemecahan masalah matematis kepada subjek berupa soal uraian materi sistem
persamaan linear dua variabel. Setelah subjek selesai mengerjakan soal, peneliti
mewawacarai siswa berdasarkan pedoman wawancara yang berkaitan dengan soal
tes kemampuan pemecahan masalah.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tes Pengelompokan Kepribadian
Peneliti memberikan tes kepribadian kepada siswa kelas VIII SMP yang
direkomendasikan oleh guru. Tes kepribadian ini untuk memperoleh siswa tipe
kepribadian extrovert dan introvert. Setelah itu, peneliti mengecek dan memeriksa
jawaban tes kepribadian yang telah diselesaikan oleh siswa dan didiskusikan
43
kepada guru bidang studi untuk mendapatkan berapa jumlah subjek dengan tipe
kepribadian extrovert dan introvert yang kuat guna dijadikan subjek penelitian.
2. Observasi
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi sistematis. Menurut
Arikunto (2013: 200), observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan
pengamat dengan mengguakan pedoman sebagai instrumen penelitian. Pedoman
obbservasi yang digunakan berupa lembar observasi yang akan digunakan peneliti
ketika melakukan observasi kemampuan pemecahan masalah subjek selama
proses pembelajaran. Observasi dilakukan pada saat siswa berlatih memecahkan
masalah yang diberikan guru pada saat proses pembelajaran SPLDV bertlangsung.
3. Tes Tertulis
Pada akhir pembelajaran SPLDV, peneliti memberikan tes tertulis berupa
soal matematika materi sistem persamaan linear dua variabel dalam bentuk uraian
kepada subjek. Tes tertulis ini dilakukan untuk melihat kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa pada hasil pembelajaran SPLDV.
4. Wawancara
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara. Wawancara ini dilakukan
untuk mengungkapkan bagaimana subjek melakukan pemecahan masalah dalam
menyelesaikan soal bentuk uraian sebagai pendukung analisis tes pemecahan
masalah untuk menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematis subjek
dalam proses penyelesaian soal matematika. Wawancara ini dilakukan untuk
setiap nomor soal pada lembar tes tersebut.
44
Secara garis besar teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
digambarkan seperti diagram berikut:
Gambar 3.1 Diagram teknik pengumpulan data
3.6 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2013:222), yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, menurut
Raco (2010:7) hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh pandangan,
pemikiran, dan pengetahuan peneliti karena data tersebut diinterpretasikan oleh
peneliti.
Instrumen penelitian yang lainnya yang digunakan peeliti adalah sebagai
berikut:
Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis:
1. memahami masalah, 2. merencanakan pemecahan, 3. melaksanakan pemecahan masalah,
4. memeriksa kembali.
Pemberian Tes MBTI
Subjek dengan tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert
Pengumpulan Data
Subjek diberikan tes uraian pemecahan masalah Wawancara subjek
Data untuk dianalisis
kesimpulan
45
1. Lembar Tes Kepribadian MBTI
Lembar tes kepribadian MBTI (tuliskan penulisnya, nomor halaman dan
tahunnya) yang digunakan berupa tes tertulis yang terdiri dari 25 butir soal pilihan
ganda. di antara tes kepribadian inventori yang boleh dikatakan paling akurat,
mudah digunakan dan banyak dipakai adalah MBTI (Myer Briggs Type
Indicator). MBTI dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya yang
bernama Isabel Briggs Myers berdasarkan teori kepribadian dari Carl Gustav
Jung. Soal MBTI ini terdiri dari dua pilihan, yaitu a atau b di setiap butir soalnya.
Penentuan tipe kepribadian siswa melalui tes ini adalah dengan menghitung
pilihan jawaban yang paling banyak di pilih oleh tiap siswa. Jika siswa jawaban a
paling banyak dipilih siswa, maka siswa tersebut memiliki tipe kepribadian
extrovert, begitupun sebaliknya.
2. Lembar Observasi
Menurut Arikunto (2013: 200) observasi dapat dilakukan dengan dua cara,
yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu:
a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan.
b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai instrumen pengamatan.
Observasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
observasi sistematis dengan menggunakan pedoman observasi kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa. Skor yang digunakan dalam lembar
observasi, yaitu skor antara 1 Sampai 5 dengan kriteria sebagai, yaitu:
46
5= sangat tinggi, apabila aspek yang diamati dilakukan dengan tepat
4= tinggi, apabila aspek yang diamati dilakukan dengan tepat, tetapi ada sedikit
kesalahan
3= sedang, apabila aspek yang diamati dilakukan dengan kurang tepat
2= rendah, apabila aspek yang diamati dilakukan dengan tidak tepat dan banyak
kesalahan
1= sangat rendah, apabila tidak muncul aspek yang diamati
Adapun lembar observasi kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa yang digunakan peneliti adalah:
Tabel 3.1 Lembar Observasi
Aspek yang diamati
Dalam proses pembelajaran
Penilaian Deskripsi
5 4 3 2 1
1 2 3
Indikator : Memahami Masalah
Siswa mampu membaca masalah
secara keseluruhan
Siswa megetahui semua infromasi yang ada di dalam soal dengan menuliskan apa yang diketahui
dengan tepat
Siswa mampu mengaitkan hubungan antara hal yang diketahui dengan hal yang tidak diketahui dengan
menuliskan apa yang ditanyakan
Indikator : Merencanakan
Pemecahan Masalah
Siswa mampu membuat hubungan informasi yang diketahui dengan masalah yang ditanya dengan bahas
sendiri atau mengubah dalam bentuk matematika
Siswa menentukan strategi yang digunakan dalam memecahkan
masalah
Indikator: Melaksanakan
Pemecahan Masalah
Siswa menyelesaikan pemecahan masalah dengan langkah-langkah yang sesuai dengan yang telah
direncanakan sebelumnya
47
1 2 3
Siswa menggunakan pengetahuan tertentu yang cocok dalam melakukan
perhitungan
Siswa menentukan hasil yang sesuai
dengan permasalahan
Indikator: Memeriksa Kembali
Siswa melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan yang telah
dilakukan dengan menghitung ulang atau mengecek kembali semua
langkah penyelesaian yang dilakukan dengan teliti
Siswa menggunakan cara lain untuk mencari penyelesaian kemudian
membandingkan dengan hasil pekerjaan yang diperoleh dari cara pertama
Siswa menyimpulkan jawaban yang
telah diperolah
Jumlah
3. Lembar Tes Tertulis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Instrumen lembar tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
instrumen lembar tes berupa soal uraian matematika materi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel sebanyak 2 butir soal.
Adapun kisi-kisi soal pemecahan masalah, dan rubrik penilaian tes
pemecahan masalah matematis materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
adalah disajikan dalam tabel di bawah ini. Sedangkan soal tes tertulis beserta
kunci jawaban dapat dilihat pada lampiran 3.
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal Tes Tertulis Kemampuan pemecahan masalah Matematis
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Indikator Soal No Soal
3.5.1 Menentukan model
matematika dan penyelesaian sistem
persamaan linear dua variabel berdasrkan situasi yang diberikan
1.Membuat model
matematika dan penyelesaian sistem
persamaan linear dua variabel berdasrkan situasi yang diberikan
1.Membuat model
matematika dan penyelesaian sistem
persamaan linear dua variabel berdasrkan situasi yang diberikan
1
4.5 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel.
4.5.1Menyelesaikan suatu
masalah yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel
2.Menyelesaikan suatu
masalah yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel
2
48
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Tes Tertulis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
No Langkah Pemecahan Masalah Deskripsi Pemecahan Masalah Skor
1 Memahami Masalah Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dengan benar 4
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan tapi ada yang salah
3
Menuliskan salah satu apa yang diketahui atau apa yang ditanyakan dari soal
2
Menuliskan dengan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan tetapi salah 1
Tidak Menuliskan dengan benar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
0
2
Merencanakan Pemecahan
Masalah
Menuliskan dengan benar rumus yang akan
digunakan dan menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah dengan benar dan sistematis
4
Menuliskan dengan benar rumus yang akan
digunakan dan menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah dengan benar tetapi tidak sistematis
3
Menuliskan dengan benar rumus yang akan digunakan dan menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah
dengan sistematis tetapi salah
2
Tidak menuliskan rumus yang akan
digunakan dan salah menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah
1
Tidak menuliskan rumus yang akan digunakan
dan tidak menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah
0
3 Melaksanakan Pemecahan asalah
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal dengan benar, lengkap, dan sistematis
4
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal dengan benar, namun tidak lengkap, dan
sistematis 3
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal
secara sistematis tetapi salah 2
Salah menuliskan penyelesaian masalah soal 1
Tidak menuliskan penyelesaian masalah dari soal
0
4 Memeriksa Kembali Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban
dengan benar dan sistematis 4
Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban dengan benar tetapi tidak sistematis
3
Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban secara sistematis tetapi salah
2
Salah menuliskan pemeriksaan kembali
jawaban 1
Tidak menuliskan pemeriksaan kembali jawaban
0
49
Adapun cara perhitungan nilai akhir adalah sebagai berikut:
dengan N sebagai nilai akhir.
Nilai yang diperoleh tersebut kemudian dikualifikasikan sesuai dengan
tabel berikut:
Tabel 3.4 Kualifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis pada Hasil Pembelajaran
Tingkat Penguasaan Predikat
86% - 100% Sangat Baik (SB)
76% - 85% Baik (B)
60% - 75% Cukup (C)
55% - 59% Kurang (K)
54% Kurang Sekali (KS)
(Sumber: Japa, 2008)
4. Pedoman Wawancara
Wawancara ini akan dilakukan dengan merumuskan pertanyaan-
pertanyaan terlebih dahulu, namun pertanyaan tersebut bisa dikembangkan sesuai
dengan kondisi dan data yang ingin diperoleh. Indikator yang dilihat dalam
wawancara ini adalah indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Data hasil wawancara berupa transkip wawancara. Transkip tersebut berisi
pertanyaan-pertanyaan peneliti dan jawaban subjek dalam menyelesaikan masalah
yang diberikan. Berdasarkan transkip tersebut, data tentang kesulitan pemecahan
masalah matematis siswa tipe kepribadian extrovert dan introvert dalam
menyelesaikan tes materi Sitstem Persamaan Lienear Dua Variabel bentuk uraian
dapat dideskripsikan. Kisi-kisi pedoman wawancara dalam penelitian ini disajikan
dalam tabel berikut:
50
Tabel 3.5 Kisi-kisi pedoman wawancara
No. Indikator Pemecahan Masalah Pertanyaan
1. Memahami Masalah
1. Apa yang kamu ketahui daalam soal
tersebut? 2. Apa yang ditanyakan dalam soal
tersebut?
2.
Merencanakan Pemecahan Masalah
1. Berdasarkan informasi yang kamu dapatkan, konsep atau ide apa yang kamu
gunakan untuk menyelesaikan masalah? 2. Bagaimana ide tersebut bisa kamu
pikirkan?
3. Melaksanakan Pemecahan Masalah
1. Setelah menemukan konsep, apa yang kamu lakukan selanjutnya?
2. Bagaimana langkah-langkah pengerjaan
soal yang kamu lakukan? 3. Apakah kamu sudah menyelesaikan soal
sesuai prosedur?
4. Apakah ada konsep tambahan yang kamu gunakan dalam menngejakan soal?
4. Memeriksa Kembali
1. Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah kamu kerjakan?
2. Bagaimana kamu menyakini bahwa
jawaban yang kamu kerjakan sudah benar?
3. Apakah kamu memuat kesimpulan pada
setiap penyelesaian soal?
3.7 Uji Kredibilitas Data
Untuk mempertanggung jawabkan kredibilitas dalam penelitian ini,
peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Melakukan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Menurut Sugiyono
(2013:274) mengemukakan triangulas i teknik adalah menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda sedangkan triangulasi sumber adalah menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Triangulas i teknik dilakukan dengan membandingkan hasil tes pemecahan
masalah s iswa dalam menyelesaikan soal bentuk uraian dan has il wawancara yang
diberikan kepada beberapa subjek penelitian yang sama. Setelah itu agar lebih
51
mendapatkan data yang valid dan reliabel dilakukan triangulas i sumber dengan
memberikan tes pemecahan masalah dan wawancara kepada subjek yang berbeda.
Sehingga dapat dilakukan analis is kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa tipe kepribadian extrovert dan introvert dalam proses dan penyelesaian soal
matematika.
b. Membuat catatan setiap tahapan penelitian dan dokumentasi yang lengkap.
c. Melakukan pentranskripan segera setelah melakukan pengambilan data. Hal ini
dilakukan agar unsur-unsur subjektifitas peneliti tidak ikut mengintervensi data
penelitian.
d.Melakukan pengecekan berulang kali terhadap lembar jawaban dan transkrip
wawancara agar diperoleh hasil yang sahih.
3.8 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi),
dandilakukan secara terus menerus. Dengan pengamatan yang menerus tersebut
mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh umumnya adalah
data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis
data yang digunakan belum ada polanya yang jelas. Langkah-langkah untuk
memproses temuan atau hasil penelitian yang telah ditranskipsikan melalui proses
reduksi data, yaitu data disaring dan disusun lagi, dipaparkan, diverifikasi atau
dibuat kesimpulan. Data kualitatif dilakukan pada setiap data dikumpulkan atau
dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.
Berdasarkan pemaparan diatas maka data hasil tugas, baik secara tertulis
maupun hasil wawancara dan catatan lapangan atau hasil pengamatan dianalisis
52
dengan mengacu pada indikator kemampuan pemecahan masalah matematis.
Analisis data wawancara (kualitatif) dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis yang mengacu pada pendapat Miles dan
Huberman, yang meliputi 1. Reduksi data, 2. Pemaparan data, 3. Penarikan
kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data di lapangan. Reduksi data
yang dilakukan dalam penelitian, yaitu kegiatan yang mengacu pada proses
pemilihan dan pengidentifikasi data yang memiliki makna jika dikaitkan dengan
pertanyaan penelitian. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data
dalam penelitian ini akan memfokuskan pada kemampuan siswa tipe ekstrovert
dan introvert dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah.
2. Penyajian Data
Penyajian data mencakup berbagai jenis tabel, grafik, bagan, matriks, dan
jaringan yang tujuannya untuk membuat informasi terorganisasi dalam bentuk
yang tersedia, dapat diakses, dan terpadu, sehingga para pembaca dapat melihat
dengan mudah apa yang terjadi tentang sesuatu berdasarkan penyajian datanya
(Satori dan Komariah, 2014:219)
Pemaparan atau penyajian data merupakan proses penyusunan informasi
secara sistematis dalam rangka memperoleh kesimpulan sebagai temuan
penelitian dan pengambilan tindakan. Pemaparan atau penyajian data dilakukan
dalam rangka menyusun teks naratif dari sekumpulan informasi yang berasal dari
53
hasil reduksi data, sehingga dapat memungkinkan untuk ditarik suatu kesimpulan.
Penyajian atau pemaparan data pada penelitian ini adalah pengklasifikasian dan
identifikasi data mengenai jawaban subjek berdasarkan indikator kemampuan
pemecahan masalah.
3. Penarikan kesimpulan
Sugiyono (2017:345) menyatakan bahwa kesimpulan dalam penelitian
kualitatif adalah temuan baru yang belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau
gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori.Penarikan kesimpulan didasarkan pada hasil analisis
terhadap data yang telah terkumpul, baik hasil pekerjaan tertulis maupun yang
diperoleh dari hasil wawancara. Penarikan kesimpulan didasarkan pada tahap
ketercapaian indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tipe
kepribadian extrovert dan introvert.
Secara garis besar teknik analisis data dalam penelitian ini digambarkan
seperti diagram berikut:
Gambar 3.2 Diagram Analisis Data
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Pemaparan Data
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Tipe Kepribadian Extrovert dan Introvert dalam Pembelajaran Matematika
Penarikan kesimpulan
54
3.9 Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
a) Observasi awal keadaan di sekolah tempat dilakukan penelitian,
b) Melengkapi perijinan penelitian,
c) Menyusun instrumen penelitian berupa lembar tes kepribadian MBTI,
lembar tes pemecahan masalah, lembar observasi, dan pedoman
wawancara
d) Melakukan konsultasi dan validasi instrumen kepada dosen pembimbing.
e) Melakukan revisi instrumen sebelum digunakan dalam penelitian,
g) Menyiapkan siswa yang akan dijadikan subjek penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini meliputi
a) Melakukan tes pengelompokan kepribadian dengan memberikan lembar
tes kepribadian MBTI untuk mendapatkan subjek,
b) Mengelompokkan siswa sesuai dengan hasil tes kepribadian
c) Mengamati kemampuan pemecahan masalah siswa dalam proses
pembelajaran,
d) Melakukan tes pemecahan masalah dengan soal yang telah
dipersiapkan sebelumnya,
e) Melakukan wawancara kepada subjek,
f) Membuat Kesimpulan.
Data dalam penelitian ini berupa hasil tes kepribadian siswa, hasil
observasi, hasil tes tertulis dalam menyelesaikan soal uraian materi sistem
persamaan linear dua variabel, dan hasil wawancara yang diolah
55
sedemikian rupa sehingga akan dapat diketahui kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Oleh
karena itu, data yang terkumpul berupa:
1. Jawaban tertulis siswa dari hasil tes kepribadian MBTI.
2. Hasil Observasi selama proses pembelajaran.
2. Jawaban tertulis siswa hasil tes pemecahan masalah dalam
menyelesaikan soal materi pola bilangan bentuk cerita.
3. Pernyataan siswa dalam bentuk lisan melalui wawancara.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi/Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 November – 2 Desember
2019. Adapun yang menjadi lokasi penelitian yaitu SMP Negeri 16 Kota Jambi.
Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 16
Kota Jambi yang memiliki tipe kepribadian extrovert dan introvert. Untuk
pemilihan subjek, diambil dari kelas VIII karena menurut kurikulum 2013 materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dipelajari di kelas VIII. Alasan
dipilihnya kelas VIII B adalah karena pertimbangan dari guru mata pelajaran yang
menyatakan bahwa kelas VIII B tersebut merupakan kelas dengan nilai rata-rata
matematika yang baik dan tingkat intelegensi yang baik.
Jumlah siswa kelas VIII B adalah 34 siswa. Tes pemilihan subjek yang
digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan tes kepribadian yang sudah
valid yaitu tes kepribadian Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) yang berisi 25
butir soal yang dilengkapi dengan dua pilihan jawaban (seperti pilihan ganda
namun hanya terdapat dua pilihan antara lain a dan b), di mana pilihan jawaban
ini dapat mengungkap kepribadian seseorang dengan melihat jumlah skor akhir
dari jawabannya. Apabila seseorang tersebut menjawab dengan jawaban a paling
banyak, maka cenderung memiliki kepribadian ekstrovert dan sebaliknya.
Setelah pelaksanaan tes kepribadian Myers-Briggs Type Indicator (MBTI),
dilakukan pemeriksaan dan diperoleh has il yaitu 20 siswa tipe kepribadian extrovert
dan 14 siswa tipe kepribadian introvert. Adapun has il dari tes kepribadian di kelas
VIII B terlihat pada lampiran 9.
57
Berdasarkan diskus i dengan guru yang bersangkutan, yaitu melihat nilai rata-
rata matematika yang baik dan tingkat intelegensi yang baik dari tiap siswa, maka
diambil 3 siswa dengan tipe kepribadian extrovert dan 3 siswa tipe kepribadian
introvert untuk menjadi subjek dalam penelitian ini. Adapun siswa yang menjadi
subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Pengkodingan Subjek Penelitian
Keterangan dari pengkodingan subjek di atas adalah sebagai berikut.
SE-1 = Subjek pertama tipe kepribadian extrovert
SE-2= Subjek kedua tipe kepribadian extrovert
SE-3= Subjek ketiga tipe kepribadian extrovert
SI-1 = Subjek Pertama tipe kepribadian introvert
SI-2= Subjek kedua tipe kepribadian introvert
SI-3= Subjek ketiga tipe kepribadian introvert
4.2 Deskripsi Temuan Penelitian
Data hasil penelitian diambil setelah penulis melakukan penelitian. Penulis
melakukan penelitian pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Kota Jambi. Hal ini
dijadikan pedoman pada pembahasan bab ini. Agar penelitian berjalan dengan
baik dan sesuai prosedur, penulis menyiapkan empat data, yaitu: (1) jawaban
tertulis siswa dari hasil tes kepribadian Myers-Briggs Type Indicator (MBTI); (2)
hasil observasi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada proses
pembelajaran; (3) jawaban tertulis siswa dalam pemecahan masalah matematika
No. Nama Subjek Pengkodingan Subjek Tipe Kepribadian
1 Siswa 9 SE-1 Extrovert
2. Siswa 17 SE-2 Extrovert
3. Siswa 20 SE-3 Extrovert
4. Siswa 22 SI-1 Introvert
5. Siswa 25 SI-2 Introvert
6. Siswa 31 SI-3 Introvert
58
materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV); (4) hasil wawancara
dengan subjek penelitian. Keempat data tersebut diambil untuk mengetahui
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tipe kepribadian extrovert dan
introvert dalam proes dan hasil pembelejaran matematika siswa kelas VIII B SMP
Negeri 16 Kota Jambi pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV).
Adapun data yang dipersiapkan peneliti dalam penelitian ini dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Data yang dipersiapkan
No Unsur Pembelajaran Matematika Instrumen Penelitian yang digunakan
1 Proses Pembelajaran Lembar Observasi
2 Hasil Pembelajaran Tes Tertulis dan Pedoman Wawancara
4.2.1 Deskripsi Hasil Validasi Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi
kemampuan pemecahan masalah matematis, tes tertulis kemampuan pemecahan
masalah matematis, dan pedoman wawancara. Berikut deskrispsi hasil validasi
instrumen.
1. Deskripsi Hasil Validasi Lembar Observasi
Lembar observasi dibuat dengan mengacu pada indikator kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa. Lembar observasi digunakan oleh peneliti
untuk melihat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada proses
pembelajaran matematika dengan materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV). Observasi dilakukan pada saat siswa meyelesaikan soal yang diberikan
guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sebelum observasi dilakukan,
terlebih dahulu instrumen penelitian berupa lembar observasi kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa divalidasi dengan validasi ahli (dosen ahli)
59
dan guru pengampu mata pelajaran matematika agar instrumen yang digunakan
sahih dan data yang diperoleh sesuai dengan harapan. Pada lembar validasi,
terdapat 3 kriteria yang dinilai oleh validator, meliputi penilaian terhadap
konstruksi lembar observasi, penilaian terhadap penggunaan bahasa, serta
penilaian terhadap materi observasi. Dimana masing-masing kriteria terdiri atas
sub-sub kriteria, dan untuk setiap sub kriteria penilaian ini diberi skala penilaian
yang dituangkan dalam bentuk penilaian gutman berupa pernyataan setuju (S),
kurang setuju (KS) dan tidak setuju (TS).
Berikut Lembar Observasi kemampuan pemecahan masalah yang dinilai
oleh validator sebelum dan sesudah revisi.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Gambar 4.1 Lembar Observasi Sebelum dan Sesudah Revisi
Melaksanakan Pemecahan Masalah
Memahami Masalah
Merencanakan Pemecahan Masalah
Memeriksa Kembali
Memahami Masalah
Merencanakan Pemecahan Masalah
Melaksanakan Pemecahan Masalah
Memeriksa Kembali
60
Dari gambar di atas, terlihat bahwa validator memberikan masukan bahwa
aspek yang diamati seharusnya teknis siswa dalam pemecahan masalah pada
proses pembelajaran. pada indikator memahami masalah, aspek nomor 3, 4, dan
5 belum menunjukkan teknis siswa dalam melakukan pemecahan masalah dan
peneliti juga akan kebingunan bagaiaman cara melakukan observasinya.
Selanjutnya untuk indikator kedua yaitu merencanakan pemecahan masalah,
validator mempertanyakan apakah aspek bagian nomor 4 merupakan teknis siswa
dalam merencanakan pemecahan masalah. pada indikator melaksanakan
pemecahan masalah, validator mempertanyakan bagaimana cara melihat siswa itu
menjelaskan setiap langkah yang digunakan dan juga perhitungannya. Validator
juga mempertanyakan apakah soal yang diberikan peneliti itu menuntut siswa
untuk menjelaskan setiap langkah –langkah pengerjaannya. Untuk indikator
selanjutnya yaitu memeriksa kembali, validator menyampaikan bahwa kata
meyakini bukan merupakan teknis dalam memeriksa kembali.
Selanjutnya peneliti melakukan revisi terhadap lembar observasi sesuai
dengan masukan dan arahan dari validator. Dari gambar di atas terlihat bahwa
peneliti telah memebuat perbaikan terhadap aspek tiap indikator dengan membuat
kalimat teknis pelaksanaan pemecahan masalah siswa yang dapat diobservasi.
Setelah dilakukan revisi dan diperiksa kembali oleh validator, maka lembar
observasi pemecahan masalah matematis siswa dinyatakn layak digunakan
sebagai instrumen penelitian. Lembar Observasi yang digunakan dalam penelitian
dapat dilihat pada lampiran 2.
61
2. Deskripsi Hasil Validasi Lembar Tes Tertulis
Insrumen yang digunakan selanjutnya adalah lembar tes tertulis. Tes
tertulis digunakan oleh peneliti untuk melihat kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa pada hasil pembelajaran matematika dengan materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Tes tertulis kemampuan pemecahan
masalah ini disusun berdasarkan kompetensi dasar matematika materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel kelas VIII SMP. Tes tertulis diberikan kepada
siswa di akhir pembelajaran matematika. siswa diberikan tes tertulis dan diminta
menyelesaikannya sesuai dengan tahapan pemecahan masalah. Sebelum tes terulis
dilakukan, terlebih dahulu instrumen penelitian berupa lembar tes tertulis
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa divalidasi dengan validasi ahli
(dosen ahli) dan guru pengampu mata pelajaran matematika agar instrumen yang
digunakan sahih dan data yang diperoleh sesuai dengan harapan. Pada lembar
validasi, terdapat 3 kriteria yang dinilai oleh validator, meliputi penilaian terhadap
konstruksi lembar observasi, penilaian terhadap penggunaan bahasa, serta
penilaian terhadap materi observasi. Di mana masing-masing kriteria terdiri atas
sub-sub kriteria, dan untuk setiap sub kriteria penilaian ini diberi skala penilaian
yang dituangkan dalam bentuk penilaian gutman berupa pernyataan setuju (S),
kurang setuju (KS) dan tidak setuju (TS)
Berikut lembar tes tertulis kemampuan pemecahan masalah matematis
yang di nilai oleh validator sebelum dan sesudah revisi.
62
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Gambar 4.2 Validsi Lembar Tes Tertulis
Dari gambar di atas terlihat bahwa soal nomor 1 masih merupakan soal
yang belum kontekstual, sehingga belum mampu menunjukkan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa, sehingga validator memberi masukan, yaitu
mengganti soal nomor 1 dengan soal yang dekat dengan kehidupan siswa yang
merupakan soal kontekstual. Dari masukan validator tersebut, peneliti melakukan
revisi terhadap lembar tes tertulis.
Setelah dilakukan revisi terhadap soal nomor satu, kemudian validator
memeriksa kembali lembar tes tertulis. Validator menyatakan bahwa lembar tes
tertulis layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Adapun lembar tes tertulis
kemampuan pemecahan masalah yang digunakan terlihat pada lampiran 3.
3. Deskripsi Hasil Validasi Pedoman Wawancara
Selanjutnya, instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara yang
dibuat dengan mengacu pada indikator kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa. Sebelum wawancara dilakukan, terlebih dahulu instrumen
penelitian berupa pedoman wawancara kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa divalidasi dengan validasi ahli (dosen ahli) dan guru pengampu
mata pelajaran matematika agar instrumen yang digunakan sahih dan data yang
diperoleh sesuai dengan harapan. Pada lembar validasi, terdapat 3 kriteria yang
dinilai oleh validator, meliputi penilaian terhadap konstruksi pedoman
63
wawancara, penilaian terhadap penggunaan bahasa, serta penilaian terhadap
materi wawancara. Dimana masing-masing kriteria terdiri atas sub-sub kriteria,
dan untuk setiap sub kriteria penilaian ini diberi skala penilaian yang dituangkan
dalam bentuk penilaian gutman berupa pernyataan setuju (S), kurang setuju (KS)
dan tidak setuju (TS).
Adapun pedoman wawancara yang sudah dinilai oleh vaidator sebelum
dan sesudah revisi adalah sebagai berikut.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Gambar 4.3 Pedoman Wawancara Sebelum dan Sesudah Revisi
Hasil pemeriksaan validator terhadap instrumen pedoman wawancara,
yaitu pada indikator merencanakan pemecahan masalah, pertanyaan nomor 1 dan
nomor 2 masih mirip. Jadi, harus lebih disesuaikan lagi pertanyaannya.
Selanjutnya, pada indikator melaksanakan pemecahan masalah, validator menilai
bahwa ada pertanyaan yang akan menghasilkan jawaban yang sama. Jadi, harus
dipikirkan lagi pertanyaan yang sesuai yang mendukung jawaban siswa pada
pemecahan masalah di hasil pembelajaran matematika.
Selanjutnya peneliti melakuakan revisi terhadap pertanyaan pada indikator
merencanakan pemecahan masalah dan melaksanakan pemecahan masalah sesuai
dengan masukan dan arahan dari pembimbing. Terlihat pada gambar di atas
64
bahwa peneliti telah membuat pertanyaan yang menghasilkan jawaban yang
berbeda. Setelah dilakukan revisi terhadap pertanyaan-pertanyaan pada indikaor
merencanakan pemecahan masalah dan melaksanakan pemecahan masalah,
kemudian validator memeriksa kembali pedoman wawancara. Validator
menyatakan bahwa pedoman wawancara layak digunakan sebagai instrumen
penelitian. Adapun pedoman wawancara yang digunakan terlihat pada lampiran 4.
4.2.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Setelah didapat 3 orang siswa yang memiliki kepribadian extrovert dan 3
orang siswa yang memiliki kepribadian introvert, selanjutnya siswa tersebut
diobservasi dalam mengerjakan soal yang diberikan guru pada saat proses
pembelajaran berlangsung. kemudian, di akhir pembelajaran, siswa diberikan
lembar soal tes tertulis materi SPLDV yang terdiri dari dua soal yang telah
divalidasi oleh para ahli pendidikan matematika serta guru mata pelajaran
matematika dan telah dinyatakan valid. Tes tersebut dilakukan saat jam pelajaran
matematika di ruang kelas VIII B SMP Negeri 16 Kota Jambi.
Selanjutnya, akan dibahas langkah-langkah setiap subjek dalam
memecahkan masalah matematika materi SPLDV yang disesuaikan dengan
indikator kemampuan pemecahan masalah matematis pada proses pembelajaran
dan hasil pembelajaran untuk melihat apakah setiap indikator kemampuan
pemecahan masalah yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahan
masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan memeriksa kembali
terpenuhi.
65
Adapun data hasil penelitian terhadap subjek yang telah dite liti
menggunakan instrumen penelitian yang telah djabarkan sebelumnya, dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Data Hasil Penelitian
Subjek Proses Pembelajaran Hasil Pembelajaran
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
SE-1
SE-2
SE-3
SI-1
SI-2
SI-3
Pemaparan data hasil penelitian terhadap subjek dengan tipe kepribadian
extrovert dan introvert secara lebih rinci dapat dilihat pada penjelasan berikut.
4.2.2.1Data SE-1
Berdasarkan hasil penelitian terhadap subjek SE-1 dalam proses dan hasil
pembelajaran matematika dengan materi SPLDV dapat diuraikan bagaiamana
kemampuan pemecahan masalah subjek SE-1 disesuaikan dengan indikator
pemecahan masalah, yaitu:
1. Memahami Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SE-1 memenuhi indikator memahami
masalah. Subjek SE-1 membaca secara keseluruhan soal dengan teliti, sehingga
mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal dengan
benar. Subjek SE-1 juga mampu membuat ke dalam model matematika informasi
yang diketahui dan hubungannya dengan apa yang ditanyakan.
Berdasarkan hasil tes tertulis, Subjek SE-1 memenuhi indikator memahami
masalah pada soal nomor 1. subjek SE-1 menuliskan apa yang diketahui dan apa
66
yang ditanyakan dari soal dengan benar. SE-1 mampu menemukan informasi yang
terdapat di dalam soal. Dan pada soal nomor 2, Subjek SE-1 juga memenuhi
indikator memahami masalah. Subjek SE-1 menuliskan apa yang diketahui, akan
tetapi salah. Subjek SE-1 juga menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal dengan
benar.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada subjek SE-1 juga
menunjukkan bahwa subjek SE-1 memenuhi indikator memahami masalah.
Subjek SE-1 mampu menyampaikan kembali apa yang diketahui dan ditanyakan
dengan benar baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2 pada tes tertulis.
Subjek SE-1 menuliskan apa yang diketahui pada soal nomor 2 tetapi salah,
dikarenakan pada saat membaca soal subjek SE-1 masih bingung. Namun, ketika
ditanyakan kembali, subjek SE-1 mampu menyampaikan apa yang diketahui dan
ditanyakan dari soal nomor 2 dengan benar.
2. Merencanakan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SE-1 tidak memenuhi indikator
merencanakan pemecahan masalah. Subjek SE-1 juga tidak menuliskan kembali
model matematika dari informasi yang diketahuinya dan subjek SE-1 tidak
menuliskan terlebih dahulu bentuk persamaan 1 dan 2. Subjek SE-1 langsung saja
menentukan metode yang digunakan dalam penyelesaian soal, yaitu hanya metode
eleminasi yang terlihat jelas.
Berdasarkan hasil tes tertulis, untuk soal nomor 1 subjek SE-1 tidak
memenuhi indikator merencanakan pemecahan masalah. Subjek SE-1 hanya
menuliskan metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, yaitu metode
eleminasi dan substisusi atau metode campuran. Akan tetapi subjek SE-1 tidak
67
menuliskan bentuk persamaan pertama dan kedua dari informasi yang telah
diketahuinya. Sedangkan untuk soal nomor 2, Subjek SE-1 memenuhi indikator
merencanakan pemecahan masalah. Subjek SE-1 membuat informasi yang
diketahui ke dalam model matematika dan subjek SE-1 menuliskan yang mana
persamaan pertama dan yang mana persamaan kedua. Hanya saja, subjek SE-1
tidak menuliskan metode atau cara apa yang digunakan dalam menyelesaikan
soal.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga menunjukkan
bahwa subjek SE-1 tidak memenuhi indikator merencanakan pemecahan masalah
pada soal nomor 1, akan tetapi memenuhi indikator merencanakan pemecahan
masalah untuk soal nomor 2. Ketika ditanyakan, subjek SE-1 mengatakan setelah
mengetahui informasi dari soal nomor 1, subjek tersebut langsung mengerjakan
soal dengan metode campuran yang telah dipelajari sebelumnya. hal ini
menunjukkan bahwa subjek SE-1 tidak membuat perencanaan pemecahan
masalah terlebih dahulu. Untuk soal nomor 2, Subjek Se-2 mengatakan bahwa ia
menuliskan terlebih dahulu bentuk persamaan 1 dan persamaan 2 kemudian
memakai metode eleminasi untuk memecahkan masalah tersebut.
3. Melaksanakan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SE-1 tidak memenuhi indikator
melaksanakan pemecahan masalah. dalam pemecahan masalah yang diberikan,
subjek SE-1 menyelesaikan pemecahan masalah sesuai dengan prosedur pada
metode eleminasi. Akan tetapi subjek SE-1 salah dalam melakukan langkah
selanjutnya. Subjek SE-1 juga tidak menuliskan tanda = pada .
Meskipun ada kesalahan pada langkah pengerjaannya, subjek SE-1 mendapatkan
68
hasil yang sesuai dengan permasalahan. Dalam perhitungan di tiap langkah,
subjek SE-1 menggunakan pengetahuan tertentu sehingga didapatkannya
dan . Akan tetapi, subjek SE-1 tidak menuliskan variabel apa
yang dieleminasi dan ke persamaan berapa akan disubstitusi.
Berdasarkan hasil tes tertulis, untuk soal nomor 1 subjek SE-1 memenuhi
indikator melaksanakan pemecahan masalah. subjek SE-1 dapat melaksanakan
pemecahan masalah dengan baik sesuai dengan langkah-langkah metode yang
digunakan, walaupun dalam perencanaan pemecahan masalah, SE-1 tidak
menuliskan terlebih dahulu yang mana persamaan pertama dan yang mana
persamaan kedua. Subjek SE-1 juga mendapatkan hasil pemecahan masalah yang
benar. Akan tetapi, untuk soal nomor 2 subjek SE-1 tidak memenuhi indikator
melaksanakan pemecahan masalah. Langkah-langkah pemecahan masalah yang
ditulis oleh subjek SE-1 salah dan subjek SE-1 tidak mampu menyelesaikan
masalah dengan baik. Subjek SE-1 juga tidak meemukan hasil penyelesaian dari
masalah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SE-1 memenuhi indikator melaksanakan pemecahan masalah pada
soal nomor 1. Ketika ditanyakan, subjek SE-1 menyampaikan metode yang
digunakan dalam memecahkan masalah. Subjek SE-1 juga mempu menjelaskan
kembali langkah-langkah pengerjaan yang dilakukannya. Hal ini menunjukkan
bahwa subjek SE-1 memenuhi indikator melaksanakan pemecahan masalah. Akan
tetapi, untuk soal nomor 2 Subjek tersebut mengatakan bahwa ia langsung
menerjakan soal, namun subjek SE-1 menyadari bahwa pengerjaan soal yang
69
dilakukannya salah. Subjek SE-1 mengatakan bahwa soal nomor 2 sulit dan rumit,
sehingga subjek SE-1 tidak mampu memecahkannya.
4. Memeriksa Kembali
Berdasarkan hasil observasi, Subjek SE-1 memenuhi indikator memeriksa
kembali. Subjek SE-1 memeriksa kembali jawaban yang telah didapatkannya,
akan tetapi ada sedikit yang kurang dituliskan oleh subjek SE-1 yaitu bentuk
persamaan pertama dan kedua untuk memeriksa kembali kebenaran hasil dan .
Subjek SE-1 langsung menjumlahkan nilai dan , sehingga tidak terlihat bahwa
pembuktiannya benar. Dalam membuktikan kebenaran, subjek SE-1 tidak
menggunakan cara lain yang juga bisa menunjukkan bahwa hasil yang didapatkan
memang benar. Tetapi, subjek SE-1 membuat kesimpulan dari jawaban yang
telah didapatkannya.
Berdasarkan hasil tes tertulis, subjek SE-1 tidak memenuhi indikator
memeriksa kembali baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2. Pada soal
nomor 1, subjek SE-1 hanya menuliskan kesimpulan dari hasil penyelesaian yang
didapatkannya dan tidak memeriksa kembali jawaban yang telah didapatkan.
Subjek SE-1 belum mampu membuktikan kebenaran hasil penyelesaian ya ng
didapatkannya. Dan pada soal nomor 2, subjek SE-1 tidak menuliskan pembuktian
hasil yang didapat serta tidak menuliskan kesimpulan dari pemecahan masalah
yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SE-1 tidak memenuhi indikator memeriksa kembali. Ketika
ditanyakan, subjek SE-1 mengatakan bahwa pada soal nomor 1, setelah
mendapatkan hasil penyelesaian soal, subjek SE-1 hanya mengatakan bahwa dia
70
yakin saja atas hasil yang telah didapatkan. Hal ini menunjukkan bahwa subjek
SE-1 tidak berusaha untuk memeriksa apakah jawaban yang didapatkan sudah
benar atau salah. Dan untuk soal nomor 2, subjek SE-1 mengatakan bahwa
soalnya rumit sehingga subjek SE-1 bahkan tidak mampu menyelesaikannya.
Data Hasil observasi subjek SE-1 dapat dilihat pada lampiran 9. Data hasil
tes tertulis subjek SE-1 dapat dilihat pada lampiran 15. Dan data transkip
wawancara subjek SE-1 dapat dilihat pada lampiran 21. Adapun skor yang
didapatkan oleh subjek SE-1 dalam mengerjakan soal tes tertulis nomor 1 dan 2
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4 Tabel Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek SE-1
No
Langkah Pemecahan
Masalah Deskripsi Pemecahan Masalah Skor
Nomor Soal
1 2
1 2 3 4 5
1 Memahami Masalah
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dengan benar
4
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan tapi ada yang salah
3
Menuliskan salah satu apa yang
diketahui atau apa yang ditanyakan dari soal
2
Menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan tetapi salah 1
Tidak Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
0
2
Merencanakan Pemecahan Masalah
Menuliskan dengan benar rumus yang akan digunakan dan
menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah dengan benar dan sistematis
4
Menuliskan dengan benar rumus
yang akan digunakan dan menemukan unsur yang dibutuhkan
dalam pemecahan masalah dengan benar tetapi tidak sistematis
3
Menuliskan dengan benar rumus yang akan digunakan dan
menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah dengan sistematis tetapi salah
2
Tidak menuliskan rumus yang akan
digunakan dan salah menemukan unsur yang dibutuhkan dalam
pemecahan masalah
1
71
1 2 3 4 5
Tidak menuliskan rumus yang akan digunakan
dan tidak menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah
0
3 Melaksanakan Pemecahan asalah
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal dengan benar, lengkap, dan
sistematis
4
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal dengan benar, namun tidak lengkap, dan sistematis
3
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal secara sistematis tetapi
perhitungan dan hasilnya salah
2
Salah menuliskan penyelesaian masalah soal
1
Tidak menuliskan penyelesaian masalah dari soal
0
4
Memeriksa Kembali
Menuliskan pemeriksaan kembali
jawaban dengan benar dan sistematis
4
Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban dengan benar tetapi tidak
sistematis 3
Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban secara sistematis tetapi salah
2
Salah menuliskan pemeriksaan kembali jawaban
1
Tidak menuliskan pemeriksaan
kembali jawaban 0
Tabel 4.5 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek SE-1 pada Hasil
Pembelajaran
SE-1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Memahami
Masalah
Merencanakan
Pemecahan Masalah
Melaksanakan
Pemecahan Masalah
Memeriksa
Kembali
Soal No. 1 4 3 4 0
Soal No. 2 2 3 1 0
Jumlah 6 6 5 0
Presentasi(%) 75 75 63 0
Predikat (C) (C) (C) (KS)
Adapun nilai akhir yang diperoleh subjek SE-1 dalam mengerjakan soal
nomor 1 dan 2 adalah:
=
(Kurang Sekali)
Dengan N adalah nilai akhir.
72
4.2.2.2Data SE-2
Berdasarkan hasil penelitian terhadap subjek SE-2 dalam proses dan hasil
pembelajaran matematika dengan materi SPLDV dapat diuraikan bagaiamana
kemampuan pemecahan masalah subjek SE-2 disesuaikan dengan indikator
pemecahan masalah, yaitu:
1. Memahami Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SE-2 tidak memenuhi indikator
memahami masalah. Subjek SE-2 membaca secara keseluruhan soal tetapi tidak
teliti, sehingga SE-2 tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dari soal dengan benar. Subjek SE-2 juga tidak mampu membuat ke
dalam model matematika informasi yang diketahui dan hubungannya dengan apa
yang ditanyakan. Subjek SE-2 hanya membuat pemisalan bilangan pertama dan
kedua.
Berdasarkan hasil tes tertulis, subjek SE-2 memenuhi indikator memahami
masalah baik pada soal nomor 1 dan soal nomor 2. Subjek SE-2 menuliskan apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal dengan benar. Akan tetapi,
pada soal nomor 2, subjek SE-2 kurang lengkap dalam menuliskan apa yang
diketahui.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SE-2 memenuhi indikator memahami masalah pada soal nomor 1
maupun soal nomor 2. ketika ditanyakan kembali, subjek SE-2 mampu
menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal dengan benar.
73
2. Merencanakan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SE-2 tidak memenuhi indikator
merencanakan pemecahan masalah. Subjek SE-2 tidak menuliskan kembali
model matematika dari informasi yang diketahuinya dan subjek SE-2 tidak
menuliskan terlebih dahulu bentuk persamaan 1 dan 2. SE-2 langsung saja
mengerjakan soal dengan metode eleminasi dan substitusi, namun hanya metode
eleminasi yang dituliskan.
Berdasarkan hasil tes tertulis, subjek SE-2 tidak memenuhi indikator
merencanakan pemecahan masalah baik pada soal nomor 1 maupun nomor 2.
pada soal nomor 1, subjek SE-2 tidak menuliskan bentuk persamaan pertama dan
kedua dari informasi yang telah dikatahuinya. Subjek SE-2 juga tidak menuliskan
metode apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah secara lengkap,
padahal dalam penyelesaian soal, subjek SE-2 menggunakan metode eleminasi
dan substitusi atau yang disebut dengan metode campuran. Akan tetapi subjek SE-
2 tidak menuliskan metode eleminasi di awal sebelum memecahkan masalah
menggunakan metode eleminasi. Subjek SE-2 hanya menuliskan metode
substitusi. Dan pada soal nomor 2, subjek SE-2 hanya mampu memodelkan 1
bentuk matematika saja atau subjek SE-2 hanya mampu menuliskan 1 bentuk
persamaan linear dua variabel. Subjek SE-2 juga tidak menuliskan konsep atau
metode apa yang digunakan dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bawha subjek SE-2 tidak memenuhi indikator merencanakan pemecahan masalah
pada soal nomor 1 dan nomor 2. Subjek SE-2 mengatakan bahwa ia langsung saja
mengerjakan soal dengan menggunakan metode campuran, subjek SE-2 juga
74
mengatakan tidak membuat model matematika apa pun. Hal ini menunjukkan
bahwa subjek SE-2 tidak memenuhi indikator merencanakan pemecahan masalah.
3. Melaksanakan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SE-2 memenuhi indikator
melaksanakan pemecahan masalah. Subjek SE-2 menyelesaikan pemecahan
masalah sesuai dengan prosedur pada metode eleminasi dan substitusi yang
digunakannya, sehingga subjek SE-2 mendapatkan hasil yang sesuai dengan
permasalahan. Dalam perhitungan di tiap langkah, subjek SE-2 menggunakan
pengetahuan tertentu sehingga didapatkannya dan . Akan tetapi,
subjek SE-2 tidak menuliskan variabel apa yang dieleminasi dan dalam
mendapatkan dan .
Berdasarkan hasil tes tertulis, Subjek SE-2 memenuhi indikator
melaksanakan pemecahan masalah pada soal nomor 1. Subjek SE-2 melaksanakan
pemecahan masalah dengan baik. Hanya saja subjek SE-2 salah dalam
menentukan persamaan yang kedua , sehingga meskipun langkah pengerjaannya
hanya ada sedikit yang kurang, hasil yang didapatkan salah. Sedangkan untuk soal
nomor 2, subjek SE-2 tidak memenuhi indikator merencanakan pemecahan
masalah. Subjek SE-2 hanya mampu memodelkan 1 bentuk matematika saja atau
subjekSE-2 hanya mampu menuliskan 1 bentuk persamaan linear dua variabel.
Subjek SE-2 juga tidak menuliskan konsep atau metode apa yang digunakan
dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung bahwa
subjek SE-2 memenuhi indikator melaksanakan pemecahan masalah pada soal
nomor 1. Saat ditanyakan kembali subjek SE-2 mengatakan bahwa ia langsung
75
saja mengerjakan soal dengan menggunakan metode campuran, akan tetapi subjek
SE-2 menyadari bahwa pengerjaan soal yang dilakukannya salah dan tidak sesuai
bagaimana yang diajarkan selama ini. Sedangkan untuk soal nomor 2, subjek Se-2
mengatakan memakai metode eleminasi untuk memecahkan masalah pada soal
tersebut, akan tetapi subjek SE-2 tidak mengerti langkah yang harus dikerjakan.
Subjek SE-2 juga mengatakan bahwa ia tidak mampu memecahkan masalah pada
soal nomor 2. Subjek SE-2 mengatakan bahwa soal nomor 2 rumit dan sulit untuk
memecahkannya.
4. Memeriksa Kembali
Berdasarkan hasil observasi, subjek SE-2 memenuhi indikator memeriksa
kembali. Hanya saja, subjek SE-2 tidak menuliskan terlebih dahulu bentuk
persamaan pertama dan keduanya , yaitu dan – untuk
membuktikan kebenaran nilai dan yang telah didapatkan. Subjek SE-2
langsung mengurangkan nilai dengan nilai sehingga didapatkan hasil 35. Hal
tersebut belum memperlihatkan bahwa subjek SE-2 sedang memeriksa kembali
hasil yang telah didapatkannya. Dalam membuktikan kebenaran, subjek SE-2
tidak menggunakan cara lain yang juga bisa menunjukkan bahwa hasil yang
didapatkan memang benar. Tetapi, subjek SE-2 menuliskan kesimpulan dari
pemecahan masalah yang dilakukannya.
Berdasarkan hasil tes tertulis, subjek SE-2 tidak memenuhi indikator
memeriksa kembali baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2. Subjek SE-2
tidak memeriksa kembali jawaban yang telah didapatnya. Subjek SE-2 masih
belum mampu membuktikan bahwa penyelesaian soal yang telah dilakukannya
adalah benar. Subjek SE-2 hanya menarik kesimpulan dari hasil penyelesaian
76
yang didapatkan pada soal nomor 1. Sedangkan pada soal nomor 2, subjek SE-2
tidak menuliskan kesimpulan.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SE-2 tidak memenuhi indikator memeriksa kembali baik pada soal
nomor 1 maupun soal nomor 2. Untuk soal nomor 1, Subjek SE-2 mengatakan
tidak memeriksa kembali jawaban yang didapatkannya, karena sudah merasa
salah sejak langkah pertama. Subjek SE-2 mengatakan bahwa ia menuliskan
kesimpulan atas pemecahan masalah yang dilakukannya. sedangkan untuk soal
nomor 2, subjek SE-2 mengatakan bahwa ia tidak mampu memecahkan masalah
pda soal tersebut karena soalnya rumit.
Data hasil observasi subjek SE-2 dapat dilihat pada lampiran 10. Data hasil
tes tertulis subjek SE-2 dapat dilihat pada lampiran 16. Dan data transkip
wawancara subjek SE-2 dapat dilihat pada lampiran 22. Adapun skor yang
didapatkan oleh subjek SE-2 dalam mengerjakan soal nomor 1 dan 2 adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.6 Tabel Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek SE-2
No
Langkah Pemecahan Masalah
Deskripsi Pemecahan Masalah
Skor
Nomor Soal
1 2
1 2 3 4 5
1
Memahami Masalah
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dengan
benar
4
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan tapi ada yang salah
3
Menuliskan salah satu apa yang
diketahui atau apa yang ditanyakan dari soal
2
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan tetapi
salah
1
Tidak Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
0
77
1 2 3 4 5
2
Merencanakan
Pemecahan Masalah
Menuliskan dengan benar rumus
yang akan digunakan dan menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan
masalah dengan benar dan sistematis
4
Menuliskan dengan benar rumus
yang akan digunakan dan menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan
masalah dengan benar tetapi tidak sistematis
3
Menuliskan dengan benar rumus yang akan digunakan dan
menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan
masalah dengan sistematis tetapi salah
2
Tidak menuliskan rumus yang akan digunakan dan salah
menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah
1
Tidak menuliskan rumus yang
akan digunakan dan tidak menemukan unsur
yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah
0
3 Melaksanakan Pemecahan asalah
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal dengan benar, lengkap,
dan sistematis
4
Menuliskan penyelesaian masalah
dari soal dengan benar, namun tidak lengkap, dan sistematis
3
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal secara sistematis tetapi perhitungan dan hasilnya salah
2
Salah menuliskan penyelesaian
masalah soal 1
Tidak menuliskan penyelesaian masalah dari soal
0
4
Memeriksa Kembali Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban dengan benar dan
sistematis
4
Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban dengan benar tetapi tidak
sistematis
3
Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban secara sistematis tetapi salah
2
Salah menuliskan pemeriksaan
kembali jawaban 1
Tidak menuliskan pemeriksaan kembali jawaban 0
78
Tabel 4.7 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek SE-2 pada Hasil
Pembelejaran
SE-2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Memahami Masalah
Merencanakan Pemecahan Masalah
Melaksanakan Pemecahan Masalah
Memeriksa Kembali
Soal No. 1 4 2 4 0
Soal No. 2 4 2 1 0
Jumlah 8 4 5 0
Presentasi (%) 100 50 63 0
Predikat (SB) (KS) (C) (KS)
Adapun nilai akhir yang diperoleh SE-2 dalam mengerjakan soal nomor 1
dan 2 adalah:
=
(Kurang Sekali)
Dengan N adalah nilai akhir.
4.2.2.3Data SE-3
Berdasarkan hasil penelitian terhadap subjek SE-3 dalam proses dan hasil
pembelajaran matematika dengan materi SPLDV dapat diuraikan bagaiamana
kemampuan pemecahan masalah subjek SE-3 disesuaikan dengan indikator
pemecahan masalah, yaitu:
1. Memahami Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SE-3 memenuhi indikator memahami
masalah. Subjek SE-3 membaca secara keseluruhan soa l dengan teliti, sehingga
mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal dengan
benar. Subjek SE-3 juga mampu membuat ke dalam model matematika informasi
yang diketahui dan hubungannya dengan apa yang ditanyakan.
Berdasarkan hasil tes tertulis, subjek SE-3 memenuhi indikator memahami
masalah baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2. Subjek SE-3 menuliskan
apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal. Akan tetapi, untuk soal
nomor 1, apa yang diketahui dari soal yang dituliskan subjek SE-3 masih belum
79
benar. sedangkan pada soal nomor 2, subjek SE-3 belum menuliskan dengan
lengkap apa yang diketahui.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SE-3 memenuhi indikator memahami masalah baik pada soal
nomor 1 maupun soal nomor 2. Ketika ditanyakan kembali subjek SE-3 mampu
menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari kedua soal dengan
benar.
2. Merencanakan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SE-3 tidak memenuhi indikator
merencanakan pemecahan masalah. Subjek SE-3 menggunakan semua informasi
yang diketahui untuk menyelesaikan soal. Akan tetapi, subjek SE-3 tidak
menuliskan kembali model matematika dari informasi yang diketahuinya dan
subjek SE-3 tidak menuliskan terlebih dahulu bentuk persamaan 1 dan 2. Subjek
SE-3 juga tidak menuliskan metode yang digunakan dalam penyelesaian soal,
padahal subjek SE-3 menggunakan metode campuran yang terdiri dari metode
eleminasi dan metode substitusi.
Berdasarkan hasil tes tertulis, Subjek SE-3 tidak memenuhi indikator
merencanakan pemecahan masalah pada soal nomor 1. Subjek SE-3 tidak
menuliskan bentuk persamaan pertama dan kedua. Subjek SE-3 juga tidak
menuliskan konsep atau pun metode apa yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah. Sedangkan pada soal nomor 2, subjek SE-3 memenuhi indikator
merencanakan pemecahan masalah. Subjek SE-3 membuat informasi yang
diketahui ke dalam model matematika dan subjek SE-3menuliskan yang mana
persamaan pertama dan yang mana persamaan kedua. Akan tetapi, subjek SE-3
80
tidak menuliskan metode atau cara apa yang digunakan dalam menyelesaikan
soal.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SE-3 memenuhi indikator merencanakan pemecahan masalah hanya
pada soal nomor 2. untuk soal nomor 1, subjek SE-3 mengatakan bahwa ia
langsung saja mengerjkan soal setelah mengetahui informasi yang terdapat pada
soal. Sedangkan pada soal nomor 2, subjek SE-3 mengatakan bahwa ia membuat
model matematika dari informasi yang diketahuinya, sehingga ia menuliskan dua
bentuk persamaan linear dua variabel.
3. Melaksanakan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SE-3 tidak memenuhi indikator
melaksanakan pemechan masalah. Subjek SE-3 masih salah dalam menyelesaikan
pemecahan masalah memnggunakan prosedur eleminasi dan substitusi yang
digunakannya. Terlihat bahwa pengoperasian dengan metode eleminasi yang
dilakukan subjek SE-3, langsung mendapatkan . Seharusnya subjek
SE-3 menuliskan terlebih dahulu , maka .
Begitupun dengan pengoperasian dengan metode substitusi, di mana subjek SE-3
langsung saja menuliskan – . Seharusnya, subjek SE-3 menuliskan
, maka – . Meskipun subjek
SE-3 mendapatkan hasil yang sesuai dengan permasalahan, langkah
pengerjaannya masih saja ada yang salah. Dalam pengerjaannya pun, subjek SE-3
tidak menuliskan variabel apa yang dieleminasi, subjek SE-3 tidak menuliskan ke
persamaan berapa akan disubstitusi.
81
Berdasarkan hasil tes tertulis, subjek SE-3 tidak memenuhi indikator
melaksanakan pemecahan masalah baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2.
Dalam penyelesaian soal nomor 1, subjek SE-3 tidak dapat melaksanakannya
dengan baik. Langkah-langkah pelaksanaan pemecahan masalah yang ditulis oleh
subjek SE-3 juga salah. perhitungan yang dilakukan subjek SE-3 juga salah,
sehingga subjek SE-3 juga mendapatkan hasil penyelesaian yang salah.
Sedangkan pada soal nomor 2, subjek SE-3 tidak mampu melaksanakan
pemecahan masalah, langkah-langkah penyelesaian masalah yang dibuat oleh
subjek SE-3 terlalu singkat, dan perhitungannya juga salah, sehingga hasil
penyelesaian yang didapatkan oleh subjek SE-3 juga salah.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SE-3 tidak memenuhi indikator melaksanakan pemecahan masalah
baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2. Untuk soal nomor 1, subjek SE-3
mengatakan bahwa ia menggunakan metode campuran, karena lebih mudah untuk
digunakan dalam memecahkan masalah pada soal nomor 1. Akan tetapi, subjek
SE-3 mengatakan bahwa langkah pemecahan masalah yang dilakukannya salah
dan tidak sesuai prosedur, karena ada salah konsep dari awal. Sedangkan untuk
soal nomor 2, subjek SE-3 langsung saja mengerjakan soal dengan metode
eleminasi. Subjek SE-3 mengatakan bahwa metode eleminasi lebih mudah
digunakan untuk memecahkan masalah pada soal nomor 2. Subjek SE-3
melakukan pemecahan masalah, namun ada prosedur yang salah yang
dilakukannya. Akan tetapi, subjek SE-3 tidak mengetahui kesalahannya.
82
4. Memeriksa Kembali
Berdasarkan hasil observasi, subjek SE-3 memenuhi indikator memeriksa
kembali. Hanya saja, subjek SE-3 tidak menuliskan terlebih dahulu bentuk
persamaan pertama dan kedua, yaitu dan – untuk
membuktikan kebenaran nilai dan yang telah didapatkan. Subjek SE-3 hanya
langsung menjumlahkan nilai dengan nilai , yaitu
serta mengurangkan nilai dengan nilai , yaitu – – Hal
tersebut belum memperlihatkan bahwa subjek SE-3 sedang memeriksa kembali
hasil yang telah didapatkannya. Walaupun sebenrarnya subjek SE-3 memeriksa
kembali jawaban yang telah didaptkannya.Dalam membuktikan kebenaran, subjek
SE-3 tidak menggunakan cara lain yang juga bisa menunjukkan bahwa hasil yang
didapatkan memang benar. Subjek SE-3 juga tidak membuat kesimpulan atas
jawaban yang telah didapatkannya.
Berdasarkan hasil tes tertulis, subjek SE-3 tidak memenuhi indikator
memeriksa kembali baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2. Untuk soal
nomor 1, Subjek SE-3 mencoba untuk membuktikan jawaban yang didapatkan,
akan tetapi langkah pemeriksaan kembali yang dibuatnya salah dan tidak sesuai
dengan jawaban yang didapatkan. Sedangkan untuk soal nomor 2, subjek SE-3
tidak memeriksa kembali jawaban. Subjek SE-3 juga tidak meuliskan kesimpulan
atas pemecahan masalah yang telah dikerjakannya.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SE-3 tidak memenuhi indikator memeriksa kembali. Untuk soal
nomor 1 subjek SE-3 hanya merasa bahwa langkah dan hasil yang didapatkannya
salah, tanpa membuktikan kebenarannya dengan memeriksa kembali. Sedangkan
83
untuk soal nomor 2, subjek SE-3 hanya meyakini langkah pengerjaan dan hasil
yang didapatkan adalah benar. Subjek SE-3 mengatakan tidak memeriksa kembali
hasil yang telah didapatkan. Subjek SE-3 hanya yakin saja. Subjek SE-3 juga
mengatakan bahwa ia tidak membuat kesimpulan atas pemecahan masalah yang
telah dilakukannya.
Data hasil observasi subjek SE-3 dapat dilihat pada lampiran 11. Data hasil
tes tertulis subjek SE-3 dapat dilihat pada lampiran 17. Dan data transkip
wawancara subjek SE-3 dapat dilihat pada lampiran 23. Adapun skor yang
didapatkan subjek SE-3 dalam mengerjakan soal nomor 1 dan 2 adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.8 Tabel Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek SE-3
No Langkah Pemecahan
Masalah Deskripsi Pemecahan Masalah Skor
Nomor Soal
1 2
1 2 3 4 5
1 Memahami Masalah Menuliskan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan dengan benar 4
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan tapi ada yang salah 3
Menuliskan salah satu apa yang
diketahui atau apa yang ditanyakan dari soal
2
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan tetapi salah
1
Tidak Menuliskan apa yang diketahui
dan apa yang ditanyakan 0
2
Merencanakan Pemecahan Masalah
Menuliskan dengan benar rumus yang akan digunakan dan menemukan unsur
yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah dengan benar dan sistematis
4
Menuliskan dengan benar rumus yang akan digunakan dan menemukan unsur
yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah dengan benar tetapi tidak sistematis
3
Menuliskan dengan benar rumus yang
akan digunakan dan menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan
masalah dengan sistematis tetapi salah
2
Tidak menuliskan rumus yang akan digunakan dan salah menemukan unsur yang dibutuhkan dalam
pemecahan masalah
1
84
1 2 3 4 5
Tidak menuliskan rumus yang akan digunakan dan tidak menemukan
unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah
0
3 Melaksanakan Pemecahan Masalah
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal dengan benar, lengkap, dan
sistematis
4
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal dengan benar, namun tidak lengkap, dan sistematis
3
Menuliskan penyelesaian masalah dari
soal secara sistematis tetapi perhitungan dan hasilnya salah
2
Salah menuliskan penyelesaian
masalah soal 1
Tidak menuliskan penyelesaian masalah dari soal
0
4 Memeriksa Kembali Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban dengan benar dan sistematis
4
Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban dengan benar tetapi tidak
sistematis
3
Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban secara sistematis tetapi salah
2
Salah menuliskan pemeriksaan kembali
jawaban 1
Tidak menuliskan pemeriksaan kembali jawaban
0
Tabel 4.9 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek SE-3 Pada Hasil Pembelajaran
SE-3 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Memahami
Masalah
Merencanakan
Pemecahan Masalah
Melaksanakan
Pemecahan Masalah
Memeriksa
Kembali
Soal No. 1 4 2 2 1
Soal No. 2 2 2 1 0
Jumlah 6 4 3 1
Presentasi (%) 75 50 38 13
Predikat (C) (KS) (KS) (KS)
Adapun nilai akhir yang diperoleh SE-3 dalam mengerjakan soal nomor 1
dan 2 adalah:
=
(Kurang Sekali)
Dengan N adalah nilai akhir.
85
4.2.2.4 Data Subjek SI-1
Berdasarkan hasil penelitian terhadap subjek SI-1 dalam proses dan hasil
pembelajaran matematika dengan materi SPLDV dapat diuraikan bagaiamana
kemampuan pemecahan masalah subjek SI-1 disesuaikan dengan indikator
pemecahan masalah, yaitu:
1. Memahami Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SI-1 memenuhi indikator memahami
masalah. Subjek SI-1 membaca secara keseluruhan soal dengan teliti, sehingga
mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal dengan
benar. Subjek SI-1 juga mampu membuat ke dalam model matematika informasi
yang diketahui dan hubungannya dengan apa yang ditanyakan.
Berdasarkan hasil tes tertulis, Subjek SI-1 memenuhi indikator memahami
masalah baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2. Pada soal nomor 1, subjek
SI-1 menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal dengan
benar. Sedangkan pada soal nomor 2, subjek SI-1 menuliskan apa yang diketahui
tetapi salah, karena SI-1 hanya membuat pemisalan. akan tetapi, SI-1 menuliskan
apa yang ditanyakan dalam soal dengan benar.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SI-1 memahami masalah pada soal nomor 1 dan 2. Ketika
ditanyakan kembali, subjek SI-1 dapat menyampaikan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2.
86
2. Merencanakan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SI-1 tidak memenuhi indikator
merencanakan pemecahan masalah. Subjek SI-1 tidak menuliskan kembali model
matematika dari informasi yang diketahuinya dan SI-1 tidak menuliskan terlebih
dahulu bentuk persamaan 1 dan 2. Subjek SI-1 langsung saja menentukan metode
yang digunakan dalam penyelesaian soal, yaitu metode campuran yang terdiri dari
metode eleminasi dan metode substitusi.
Berdasarkan hasil tes tertulis, subjek SI-1 tidak memenuhi indikator
merencanakan pemecahan masalah pada soal nomor 1. Subjek SI-1 tidak
menuliskan terlebih dahulu bentuk persamaan pertama dan kedua dari soal, akan
tetapi subjek SI-1 menuliskan metode yang digunakan dalam memecahkan
masalah, yaitu metode campuran yang terdiri dari metode eleminasi dan subtitusi.
Sedangkan pada soal nomor 2, Subjek SI-1 memenuhi indikator merencanakan
pemecahan masalah. Subjek SI-1 menuliskan bentuk persamaan pertama dan
kedua dari soal, akan tetapi subjek SI-1 tidak menuliskan metode yang digunakan
dalam memecahkan masalah.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SI-1 tidak memenuhi indikator merencanakan pemecahan masalah
pada soal nomor 1, namun memenuhi indikator pada soal nomor 2. Untuk soal
nomor 1, subjek SI-1 langsung melaksanakan pemecahan masalah menggunakan
metode campuran. Subjek SI-1 mengatakan bahwa ia tidak membuat ke dalam
model matematika mengenai informasi yang diketahuinya. Sedangkan untuk soal
nomor 2, subjek SI-1 mengatakan bahwa ia menuliskan terlebih dahulu persamaan
1 dan persamaan 2 supaya mudah dan tidak bingung untuk mengerjakannya.
87
3. Melaksanakan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SI-1 memenuhi indikator
melaksanakan pemecahan masalah. Subjek SI-1 menyelesaikan pemecahan
masalah sesuai dengan prosedur pada metode eleminasi dan substitusi yang
digunakannya, sehingga subjek SI-1 mendapatkan hasil yang sesuai dengan
permasalahan. Dalam perhitungan di tiap langkah, subjek SI-1 menggunakan
pengetahuan tertentu sehingga didapatkannya dan . Akan tetapi,
subjek SI-1 tidak menuliskan variabel apa yang dieleminasi, dan subjek SI-1 tidak
menuliskan ke persamaan berapa akan disubstitusi.
Berdasarkan tes tertulis, subjek SI-1 memenuhi indikator melaksanakan
pemecahan masalah pada soal nomor 1. Dalam melaksanakan pemecahan
masalah, SI-1 dapat melaksanakannya dengan baik. Langkah-langkah
penyelesaian masalah SI-1 benar sesuai dengan metode yang digunakan, sehingga
hasil yang didapatkan benar. Perhitungan yang dillakukan juga benar, hanya saja
kurang dijelaskan. Sedangkan pada soal nomor 2 subjek SI-1 tidak memenuhi
indikator melaksanakan pemecahan masalah. Dalam memecahkan masalah,
langkah-langkah yang digunakan Subjek SI-1 salah. perhitungan yang dilakukan
subjek SI-1 juga salah, walaupun hasil yang didapatkan benar.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SI-1 memenuhi indikator melaksanakan pemecahan masalah pada
soal nomor 1, sedangkan pada soal nomor 2 tidak. Untuk soal nomor 1 subjek SI-
1 mengatakan bahwa ia langsung melaksanakan pemecahan masalah
menggunakan metode campuran karena lebih mudah digunakan. Subjek SI-1 juga
mampu menjelaskan setiap langkah pemecahan masalah yang dilakukan dengan
88
benar. Sedangkan untuk soal nomor 2, subjek SI-1 mengatakan bahwa ia langsung
saja mengerjakan soal dengan menggunakan metode campuran, karena metode ini
lebih mudah menurut subjek SI-1. Setelah ditanyakan kembali, subjek SI-1
menyadari bahwa ada kesalahan langkah pengerjaan yang dibuat oleh subjek SI-1.
4. Memeriksa Kembali
Berdasarkan hasil observasi, Subjek SI-1 memenuhi indikator memeriksa
kembali. Subjek SI-1 memeriksa kembali jawaban yang telah didapatkannya, akan
tetapi subjek SI-1 tidak menuliskan terlebih dahulu bentuk persamaan kedua,
yaitu – , untuk memeriksa kembali kebenaran hasil . Subjek SI-
1 hanya menuliskan bentuk persamaan . Dalam membuktikan
kebenaran, subjek SI-1 tidak menggunakan cara lain yang juga bisa
menunjukkan bahwa hasil yang didapatkan memang benar. Tetapi, subjek SI-1
membuat kesimpulan dari jawaban yang telah didapatkannya.
Berdasarkan hasil tes tertulis, subjek SI-1 memenuhi indikator memeriksa
kembali untuk soal nomor 1. Subjek SI-1 memeriksa kembali jawaban yang telah
didapatnya. Subjek SI-1 menuliskan terlebih dahulu bentuk matematika dari
kedua persmaan untuk membuktikan jawaban yang didaptkan adalah benar.
Subjek SI-1 juga menuliskan kesimpulan dari penyelesaian soal yang telah
dilakukannya. Sedangkan untuk soal nomor 2, subjek SI-1 tidak memenuhi
indikator memeriksa kembali. Subjek SI-1 tidak membuktikan apakah jawaban
yang telah didapatkannya sudah benar. Subjek SI-1 hanya menuliskan kesimpulan
dari penyelesaian soal yang telah dilakukannya.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, untuk soal nomor 1
subjek SI-1 mengatakan bahwa langkah pemecahan masalah yang dibuatnya
89
sudah benar dan ia meyakini jawaban yang didapatkannya. Subjek SI-1
memeriksa kembali hasil yang didapatkan dengan mensubstitusikan hasil yang
didapat ke dalam kedua persamaan linear dua variabel. Subjek SI-1 juga
menyampaikan kesimpulan yang didapatkan ata pemecahan masalah yang telah
dibuatnya. Sedangkan untuk soal nomor 2, Subjek SI-1 tidak meyakini bahwa
hasil yang didapatkannya adalah benar, karena subjek SI-1 merasakan ada
pengerjaan soal yang salah. meskipun menurutnya sebenarnya jika dijumlahkan
maka hasilnya akan benar. Subjek SI-1 tetap mampu menyampaikan kesimpulan
dari pemecahan masalah yang dibuatnya.
Data hasil observasi subjek SI-1 dapat dilihat pada lampiran 12. Data hasil
tes tertulis subjek SI-1 dapat dilihat pada lampiran 18. Dan data transkip
wawancara subjek SI-1 dapat dilihat pada lampiran 24. Adapun skor yang
didapatkan SI-1 dalam mengerjakan soal nomor 1 dan 2 adalah sebagai berikut.
Tabel 4.10 Tabel Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek SI-1
No
Langkah Pemecahan Masalah
Deskripsi Pemecahan Masalah Skor Nomor Soal
1 2
1 2 3 4 5
1 Memahami Masalah Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dengan benar
4
Menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan tapi ada yang salah
3
Menuliskan salah satu apa yang diketahui atau apa yang ditanyakan
dari soal
2
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan tetapi salah
1
Tidak Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
0
2
Merencanakan
Pemecahan Masalah
Menuliskan dengan benar rumus yang
akan digunakan dan menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan
masalah dengan benar dan sistematis
4
Menuliskan dengan benar rumus yang akan digunakan dan menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan
masalah dengan benar tetapi tidak sistematis
3
90
1 2 3 4 5
Menuliskan dengan benar rumus yang akan digunakan dan menemukan unsur
yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah dengan sistematis tetapi salah
2
Tidak menuliskan rumus yang akan digunakan dan salah menemukan
unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah
1
Tidak menuliskan rumus yang akan
digunakan dan tidak menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah
0
3
Melaksanakan
Pemecahan asalah
Menuliskan penyelesaian masalah dari
soal dengan benar, lengkap, dan sistematis
4
Menuliskan penyelesaian masalah dari
soal dengan benar, namun tidak lengkap, dan sistematis
3
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal secara sistematis tetapi perhitungan dan hasilnya salah
2
Salah menuliskan penyelesaian
masalah soal 1
Tidak menuliskan penyelesaian masalah dari soal
0
4 Memeriksa Kembali Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban dengan benar dan sistematis
4
Menuliskan pemeriksaan kembali
jawaban dengan benar tetapi tidak sistematis
3
Menuliskan pemeriksaan kembali
jawaban secara sistematis tetapi salah 2
Salah menuliskan pemeriksaan kembali jawaban
1
Tidak menuliskan pemeriksaan kembali jawaban
0
Tabel 4.11 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek SI-1 pada Hasil
Pembelajaran
SI-1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Memahami Masalah
Merencanakan Pemecahan Masalah
Melaksanakan Pemecahan Masalah
Memeriksa Kembali
Soal No. 1 4 3 4 4
Soal No. 2 2 2 1 0
Jumlah 6 5 5 4
Presentasi (%) 75 63 63 50
Predikat (C) (C) (C) (KS)
Adapun nilai akhir yang diperoleh SI-1 dalam mengerjakan soal nomor 1
dan 2 adalah:
91
=
(Cukup)
Dengan N adalah nilai akhir.
4.2.2.5Data Subjek SI-2
Berdasarkan hasil penelitian terhadap subjek SI-2 dalam proses dan hasil
pembelajaran matematika dengan materi SPLDV dapat diuraikan bagaiamana
kemampuan pemecahan masalah subjek SI-2 disesuaikan dengan indikator
pemecahan masalah, yaitu:
1. Memahami Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SI-2 memenuhi indikator memahami
masalah. Subjek SI-2 membaca secara keseluruhan soal dengan teliti, sehingga
mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal dengan
benar. Hanaya saja, subjek SI-2 salah dalam membuat ke dalam model
matematika informasi yang diketahui.
Berdasarkan hasil tes tertulis, subjek SI-2 dapat memenuhi indikator
memahami masalah baik apada soal nomor 1 maupun soal nomor 2. Subjek SI-2
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal dengan
benar.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SI-2 memahami masalah yang diberikan baik pada soal nomor 1
maupun soal nomor 2. Ketika ditanyakan kembali, subjek SI-2 mampu
menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal nomor 1 dan 2 dengan
benar.
92
2. Merencanakan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SI-2 tidak memenuhi indikator
merencanakan pemecahan masalah. Subjek SI-2 tidak menuliskan kembali model
matematika dari informasi yang diketahuinya dan subjek SI-2 tidak menuliskan
terlebih dahulu bentuk persamaan 1 dan 2. Subjek SI-2 langsung saja menentukan
metode yang digunakan dalam penyelesaian soal, yaitu metode campuran yang
terdiri dari metode eleminasi dan metode substitusi.
Berdasarkan hasil tes tertulis, Subjek SI-2 memenuhi indikator
merencanakan pemecahan masalah baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2.
Pada soal nomor 1, Subjek SI-2 membuat perencanaan pemecahan masalah
dengan menuliskan pemisalan x= umur ayah dan y= umur anak perempuan,
walaupun tidak menuliskannya secara detail. Subjek SI-2 membuat ke dalam
model matematika informasi yang diketahui dari soal. Subjek SI-2 juga
menyederhanakan terlebih dahulu untuk bentuk persamaan yang masih belum
sederhana. Akan tetapi, subjek SI-2 tidak menuliskan bentuk persamaan pertama
dan kedua dari informasi yang telah diketahuinya. Subjek SI-2 menuliskan
metode yang yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, yaitu metode
eleminasi dan substisusi atau metode campuran. Dan pada soal nomor 2, subjek
SI-2 membuat perencanaan masalah dengan menuliskan “beras campuran= 40
2.350 =94.000”. Subjek SI-2 membuat sebuah konsep awal dari informasi yang
diketahui. akan tetapi,subjek SI-2 tidak membuat ke dalam model matematika
informasi yang diketahui dari soal. Subjek SI-2 juga tidak menuliskan metode
atau cara apa yang digunakan dalam menyelesaikan soal.
93
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SI-2 memenuhi indikator merencanakan pemecahan masalah baik
pada soal nomor 1, maupun soal nomor 2. Untuk soal nomor 1, subjek SI-2
mengatakan bahwa dia membuat pemisalan untuk umur ayah dan anak
perempuan, yaitu dan Subjek SI-
2 juga mengatakan bahwa informasi mengenai jumlah umur ayah dan anak
perempuannya pada lima tahun yang lalu, harus disederhanakan dulu bentuk
persamaannya. Kemudian, subjek SI-2 mengatakan untuk memecahkan masalah
pada soal nomor 1, ia menggunakan metode campuran karena lebih mudah.
Sedangkan untuk soal nomor 2, subjek SI-2 mengatakan bahwa ia membuat yang
diketahui dari soal ke dalam model matematika yaitu “beras campuran= 40
2.350 =94.000”.
3. Melaksanakan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SI-2 memenuhi indikator
melaksanakan pemecahan masalah. Subjek SI-2 menyelesaikan pemecahan
masalah sesuai dengan prosedur pada metode eleminasi dan substitusi yang
digunakannya, sehingga subjek SI-2 mendapatkan hasil yang sesuai dengan
permasalahan. Dalam perhitungan di tiap langkah, subjek SI-2 menggunakan
pengetahuan tertentu sehingga didapatkannya dan .
Berdasarkan hasil tes tertulis, Subjek SI-2 memenuhi indikator
Melaksanakan pemecahan masalah baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2.
Dalam melaksanakan pemecahan masalah pada soal nomor 1, subjek SI-2 dapat
melaksanakannya dengan baik sesuai dengan langkah-langkah metode yang
digunakan dan perhitungan yang dilakukan juga benar, walaupun dalam
94
perencanaan pemecahan masalah, subjekSI-2 tidak menuliskan terlebih dahulu
yang mana persamaan pertama dan yang mana persamaan kedua. Hasil
penyelesaian masalah yang didapatkan subjek SI-2 juga benar. Sedangkan pada
soal nomor 2, subjek SI-2 melanjutkan dari konsep awal yang telah dibuatnya.
Subjek SI-2 menyelesaikan masalah dengan cara coba-coba, di mana subjek SI-2
menuliskan:
beras a = 2.200 20 = 44.000
beras b = 2.500 20 = 50.000
beras a + b = 20 Kg + 20 Kg
= 40 Kg
beras a + b = 44.000 + 50.000
= 94.000
Subjek SI-2 dapat melakukan pemecahan masalah dengan baik sesuai dengan
langkah-langkah metode coba-coba yang digunakannya. Hasil yang didapatkan
subjek SI-2 juga benar. Dalam hal ini, subjek SI-2 tidak menyelesaikan soal
menggunakan metode pada SPLDV, tetapi menggunakan pengetahuan yang telah
dimilikinya.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SI-2 memenuhi indikator melaksanakan pemecahan masalah baik
pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2. Untuk soal nomor 1 subjek SI-2
mengatakan bahwa ia mengerjakan soal dengan menggunakan metode campuran,
karena metode ini lebih mudah menurut subjek SI-2. Subjek SI-2 juga
menjelaskan langkah-langkah pemecahan maslah yang telah dikerjakannya.
Subjek SI-2 juga mendapatkan hasil yang menurutnya sudah benar. Sedangkan
95
untuk soal nomor 2, subjek SI-2 mengatakan bahwa ia menggunakan cara coba-
coba untuk menyelesaikan masalah pada soal nomor 2. Dia menjelaskan tiap
langkah pengerjaan yang dibuatnya. dan juga menyampaikan hasil yang
didapatkannya.
4. Memeriksa Kembali
Berdasarkan hasil observasi, subjek SI-2 memenuhi indikator memeriksa
kembali. Subjek SI-2 memeriksa kembali apakah jawaban yang telah
didapatkannya benar atau salah. Subjek SI-2 menuliskan terlebih dahulu bentuk
persamaan dan – , kemudian mensubstitusikan
dan ke dalam bentuk-bentuk persamaan tersebut. Sehingga, subjek SI-2
dapat menunjukkan bahwa hasil yang telah didapatkannya benar. Subjek SI-2
tidak menggunakan cara lain yang juga bisa menunjukkan bahwa hasil yang
didapatkan memang benar. Tetapi, subjek SI-2 membuat kesimpulan dari jawaban
yang telah didapatkannya.
Berdasarkan hasil tes tertulis, subjek SI-2 memenuhi indikator memeriksa
kembali baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2. Pada soal nomor 1, subjek
SI-2 memeriksa kembali jawaban yang telah didapatnya dengan mensubstitusikan
jawaban ke persamaan pertama dan persamaan kedua. Subjek SI-2 dapat
membuktikan bahwa penyelesaian soal yang telah dilakukannya adalah benar.
Subjek SI-2 juga menarik kesimpulan dari hasil penyelesaian yang didapatkan.
Sedangkan pada soal nomor 2, subjek SI-2 Menjumlahkan banyak beras A dan
beras B dan juga menjulahkan harga beras A dan beras B dalam membuktikan
kebenaran hasil yang didapatkannya. Kemudian didapatlah hasil yang sama sesuai
dengan informasi yang diketahui dari soal. Subjek SI-2 juga menggunakan cara
96
lain untuk membuktikan kebenaran hasil yang telah didapatkannya. Hasil yang
didapatkan menggunakan cara yang lain juga sama dengan cara yang sebelumnya,
hanya saja dalam cara yang lain yang digunakan subjek SI-1 ada kesalahan
langkah pengerjaan. Subjek SI-2 juga menarik kesimpulan dari hasil penyelesaian
yang didapatkan.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga menunjukkan
bahwa subjek SI-2 memenuhi indikator memeriksa kembali baik pada soal nomor
1 maupun soal nomor 2. Untuk soal nomor 1, Subjek SI-2 mengatakan bahwa dia
membuktikan apakah jawaban yang didapatkannya sudah benar atau belum.
Subjek SI-2 mengatakan bahwa ia mensubstitusikan hasil yang didapat ke dalam
persamaan yang diketahuinya. Subjek SI-2 juga menyampaikan kesimpulan yang
didapatkannya. Untuk soal nomor 2, subjek SI-2 mengatakan bahwa ia juga
menggunakan cara lain, yaitu metode campuran. ia meyakini bahwa jawaban yang
didapatkannya sudah benar, karena ketika diperika kembali, hasilnya sesuai
dengan permasalahan. Subjek SI-2 juga mampu menyampaikan kesimpulan yang
didapatkannya.
Data hasil observasi subjek SI-2 dapat dilihat pada lampiran 13. Data hasil
tes tertulis subjek SI-2 dapat dilihat pada lampiran 19. Dan data transkip
wawancara subjek SI-2 dapat dilihat pada lampiran 25. Adapun skor yang
didapatkan SI-2 dalam mengerjakan soal nomor 1 dan 2 adalah sebagai berikut.
97
Tabel 4.12 Tabel Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek SI-2
No Langkah Pemecahan
Masalah Deskripsi Pemecahan Masalah Skor
Nomor Soal
1 2
1 2 3 4 5
1
Memahami Masalah
Menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan dengan benar 4
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan tapi ada yang salah
3
Menuliskan salah satu apa yang
diketahui atau apa yang ditanyakan dari soal
2
Menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan tetapi salah 1
Tidak Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
0
2
Merencanakan Pemecahan Masalah
Menuliskan dengan benar rumus yang akan digunakan dan
menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah dengan
benar dan sistematis
4
Menuliskan dengan benar rumus yang akan digunakan dan menemukan unsur yang dibutuhkan
dalam pemecahan masalah dengan benar tetapi tidak sistematis
3
Menuliskan dengan benar rumus yang akan digunakan dan
menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah dengan
sistematis tetapi salah
2
Tidak menuliskan rumus yang akan digunakan dan salah menemukan unsur yang dibutuhkan dalam
pemecahan masalah
1
Tidak menuliskan rumus yang akan digunakan dan tidak menemukan unsur yang dibutuhkan dalam
pemecahan masalah
0
3 Melaksanakan Pemecahan asalah
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal dengan benar, lengkap, dan
sistematis
4
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal dengan benar, namun tidak lengkap, dan sistematis
3
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal secara sistematis tetapi
perhitungan dan hasilnya salah
2
Salah menuliskan penyelesaian masalah soal
1
Tidak menuliskan penyelesaian masalah dari soal
0
4
Memeriksa Kembali
Menuliskan pemeriksaan kembali
jawaban dengan benar dan sistematis 4
Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban dengan benar tetapi tidak
sistematis
3
98
1 2 3 4
Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban secara sistematis tetapi salah
2
Salah menuliskan pemeriksaan
kembali jawaban 1
Tidak menuliskan pemeriksaan kembali jawaban 0
Tabel 4.13 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek SI-2 pada Hasil
Pembelajaran
SI-2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Memahami
Masalah
Merencanakan
Pemecahan Masalah
Melaksanakan
Pemecahan Masalah
Memeriksa
Kembali
Soal No. 1 4 3 4 4
Soal No. 2 4 3 4 4
Jumlah 8 6 8 8
Presentasi (%)
100 75 100 100
Predikat (SB) (C) (SB) (SB)
Adapun nilai akhir yang diperoleh SI-2 dalam mengerjakan soal nomor 1
dan 2 adalah:
=
(Sangat Bagus)
Dengan N adalah nilai akhir.
4.2.2.6Data Subjek SI-3
Berdasarkan hasil penelitian terhadap subjek SI-2 dalam proses dan hasil
pembelajaran matematika dengan materi SPLDV dapat diuraikan bagaiamana
kemampuan pemecahan masalah subjek SI-2 disesuaikan dengan indikator
pemecahan masalah, yaitu:
1. Memahami Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SI-3 memenuhi indikator memahami
masalah. Subjek SI-3 membaca secara keseluruhan soal dengan teliti, sehingga
mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal dengan
benar. Subjek SI-3 juga mampu membuat ke dalam model matematika informasi
99
yang diketahui. Hal ini menunjukkan bahwa subjek SI-3 memahami soal yang
diberikan.
Berdasarkan hasil tes tertulis, Subjek SI-3 memenuhi indikator memahami
masalah baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2. Subjek SI-3 menuliskan
apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal dengan benar.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis juga menunjukkan
bahwa subjek SI-3 memenuhi indikator memahami masalah baik pada soal nomor
1 maupun soal nomor 2. Ketika ditanyakan kembali, subjek SI-3 dapat
menyampaikan apa yang diketahui dan ditanyakan dari kedua soal dengan benar.
2. Merencanakan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SI-3 tidak memenuhi indikator
merencanakan pemecahan masalah. Dalam pengerjaan soal yang diberikan, subjek
SI-3 menggunakan semua informasi yang diketahui untuk menyelesaikan soal.
Akan tetapi, subjek SI-3 tidak menuliskan kembali model matematika dari
informasi yang diketahuinya dan subjek SI-3 tidak menuliskan terlebih dahulu
bentuk persamaan 1 dan 2. Subjek SI-3 langsung saja menentukan metode yang
digunakan dalam penyelesaian soal, yaitu metode campuran yang terdiri dari
metode eleminasi dan metode substitusi.
Berdasarkan hasil tes tertulis, subjek SI-3 tidak memenuhi indikator
merencanakan pemecahan masalah baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2.
Pada soal nomor 1, subjek SI-3 menuliskan pemisalan x= umur ayah dan y= umur
anak perempuan. Subjek SI-3 tidak menuliskan bentuk persamaan pertama dan
kedua dari informasi yang telah diketahuinya. Akan tetapi, Subjek SI-3
menuliskan metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, yaitu metode
100
eleminasi dan substisusi atau metode campuran. Sedangkan pada soal nomor 2,
subjek SI-3 tidak membuat informasi yang diketahui ke dalam model matematika
dan subjek SI-3 juga tidak menuliskan yang mana persamaan pertama dan yang
mana persamaan kedua. Subjek SI-3 juga tidak menuliskan metode atau cara apa
yang digunakan dalam menyelesaikan soal.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SI-3 tidak memenuhi indikator merencanakan pemecahan masalah
baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2. Subjek SI-3 mengatakan bahwa
setelah mengetahui semua informasi yang terdapat pada soal nomor 1 dan soal
nomor 2, subjek SI-3 langsung memecahkan masalah, tanpa membuat informasi
yang diketahui ke dalam model matematika. subjek SI-3 langsung saja
memecahkan masalah dengan metode yang diketahuinya.
3. Melaksanakan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi, subjek SI-3 memenuhi indikator
melaksanakan pemecahan masalah. Subjek SI-3 menyelesaikan pemecahan
masalah sesuai dengan prosedur pada metode eleminasi dan substitusi yang
digunakannya, sehingga subjek SI-3 mendapatkan hasil yang sesuai dengan
permasalahan. Dalam perhitungan di tiap langkah, subjek SI-3 menggunakan
pengetahuan tertentu sehingga didapatkannya dan . Subjek SI-3
menjelaskan langkah pertama yang dilakukannya adalah mengeleminasi variabel
, akan tetapi dalam perhitungan pada saat eleminasi, subjek SI-3 tidak
menjelaskan langkahnya. Subjek SI-3 juga menuliskan disubstitusi ke
persamaan 1, akan tetapi dalam proses substitusi, subjek SI-3 tidak menjelaskan
langkah-langkah perhitungannya.
101
Berdasarkan hasil tes tertulis, Subjek SI-3 memenuhi indikator
melaksanakan pemecahan masalah pada soal nomor 1. Subjek SI-3 dapat
melaksanakan pemecahan masalah dengan baik sesuai dengan langkah-langkah
metode yang digunakan, walaupun dalam perencanaan pemecahan masalah,
subjek SI-3 tidak menuliskan terlebih dahulu yang mana persamaan pertama dan
yang mana persamaan kedua. Hasil penyelesaian masalah yang didapatkan subjek
SI-3 juga benar. Sedangkan pada soal nomor 2, subjek SI-3 tidak memenuhi
indikator melaksanakan pemecahan masalah. Langkah-langkah pemecahan
masalah yang ditulis subjek SI-3 salah dan subjek SI-3 tidak mampu
menyelesaikan masalah dengan baik. Hasil penyelesaian dari masalah yang
didapatkan subjek SI-3 adalah salah. perhitungan yang dilakukan juga salah.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SI-3 memenuhi indikator melaksanakan pemecahan masalah hanya
pada soal nomor 1. Untuk soal nomor 1, subjek SI-3 mengatakan bahwa ia
mengerjakan soal dengan menggunakan metode campuran, karena metode ini
lebih mudah menurut subjek SI-3. Subjek SI-3 mampu menjelaskan langkah-
langkah pemecahan masalah yang telah dikerjakannya. Subjek SI-3 juga
mendapatkan hasil yang menurutnya sudah benar. Sedangkan untuk soal nomor 2,
subjek SI-1 terpikir untuk memecahkan masalah dengan menggunakan metode
substistusi. Akan tetapi, subjek SI-3 tidak mampu memecahkan masalah karena
merasa bahwa soal nomor 2 agak rumit. Sehingga, subjek SI-3 tidak
mendapatkan hasil penyelesaian masalah.
102
4. Memeriksa Kembali
Berdasarkan hasil observasi, subjek SI-3 memenuhi indikator memeriksa
kembali. Subjek SI-3 memeriksa kembali jawaban yang telah didapatkannya.
Subjek SI-3 menuliskan terlebih dahulu bentuk persamaan pertama dan kedua,
yaitu dan – , kemudian mensubstitusikan nilai x dan
yang telah didapat ke dalam kedua persamaan tersebut. Dalam membuktikan
kebenaran, subjek SI-3 tidak menggunakan cara lain yang juga bisa menunjukkan
bahwa hasil yang didapatkan memang benar. Tetapi, subjek SI-3 membuat
kesimpulan dari jawaban yang telah didapatkannya.
Berdasarkan hasil tes tertulis, Subjek SI-3 tidak memenuhi indikator
memeriksa kembali baik pada soal nomor 1 maupun soal nomor 2. Pada soal
nomor 1, Subjek SI-3 tidak memeriksa apakah jawaban yang telah didapatnya
benar atau salah. Dan pada soal nomor 2, subjek SI-3 juga tidak membuktikan
apakah jawaban yang telah didapatkan benar atau salah. Subjek SI-3 juga tidak
menarik kesimpulan atas pemecahan masalah yang telah dilakukannya.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai tes tertulis, juga mendukung
bahwa subjek SI-3 tidak memenuhi indikator memeriksa kembali baik pada soal
nomor 1 maupun soal nomor 2. Untuk soal nomor 1, subjek SI-3 mengatakan
bahwa ia hanya yakin saja dengan jawaban yang didapatkan, tanpa memeriksa
kembali atas hasil pemecahan masalah yang dibuatnya. Subjek SI-3 juga
menyampaikan kesimpulan yang didapatkannya. Sedangkan untuk soal nomor 2,
subjek SI-3 mengatakan bahwa ia tidak mendapatkan hasil pemecahan masalah,
sehingga ia pun tidak melakukan pemeriksaan kembali.
103
Data hasil observasi subjek SI-3 dapat dilihat pada lampiran 14. Data hasil
tes tertulis subjek SI-3 dapat dilihat pada lampiran 20. Dan data transkip
wawancara subjek SI-3 dapat dilihat pada lampiran 26. Adapun skor yang
didapatkan SI-3 dalam mengerjakan soal nomor 1 dan 2 adalah sebagai berikut.
Tabel 4.14 Tabel Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek SI-3
No Langkah Pemecahan
Masalah Deskripsi Pemecahan Masalah Skor
Nomor Soal
1 2
1 2 3 4 5
1
Memahami Masalah
Menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan dengan benar 4
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan tapi ada yang salah
3
Menuliskan salah satu apa yang
diketahui atau apa yang ditanyakan dari soal
2
Menuliskan apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan tetapi salah 1
Tidak Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
0
2
Merencanakan Pemecahan Masalah
Menuliskan dengan benar rumus yang akan digunakan dan
menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah dengan benar dan sistematis
4
Menuliskan dengan benar rumus
yang akan digunakan dan menemukan unsur yang dibutuhkan
dalam pemecahan masalah dengan benar tetapi tidak sistematis
3
Menuliskan dengan benar rumus yang akan digunakan dan
menemukan unsur yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah dengan sistematis tetapi salah
2
Tidak menuliskan rumus yang akan
digunakan dan salah menemukan unsur yang dibutuhkan dalam
pemecahan masalah
1
Tidak menuliskan rumus yang akan digunakan dan tidak menemukan unsur yang dibutuhkan dalam
pemecahan masalah
0
3
Melaksanakan
Pemecahan Masalah
Menuliskan penyelesaian masalah dari
soal dengan benar, lengkap, dan sistematis
4
Menuliskan penyelesaian masalah dari
soal dengan benar, namun tidak lengkap, dan sistematis
3
104
1 2 3 4 5
Menuliskan penyelesaian masalah dari soal secara sistematis tetapi
perhitungan dan hasilnya salah
2
Salah menuliskan penyelesaian masalah soal
1
Tidak menuliskan penyelesaian masalah dari soal
0
4 Memeriksa Kembali Menuliskan pemeriksaan kembali
jawaban dengan benar dan sistematis 4
Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban dengan benar tetapi tidak
sistematis
3
Menuliskan pemeriksaan kembali jawaban secara sistematis tetapi salah
2
Salah menuliskan pemeriksaan kembali jawaban
1
Tidak menuliskan pemeriksaan
kembali jawaban 0
Tabel 4.15 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek SI-3 pada Hasil Pembelajaran
SI-3 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Memahami
Masalah
Merencanakan
Pemecahan Masalah
Melaksanakan
Pemecahan Masalah
Memeriksa
Kembali
Soal No. 1 4 3 4 4
Soal No. 2 2 0 1 0
Jumlah 6 3 5 4
Presentasi (%)
75 38 63 50
Predikat (C) (KS) (C) (KS)
Adapun nilai akhir yang diperoleh SI-3 dalam mengerjakan soal nomor 1
dan 2 adalah:
=
(Kurang Sekali)
Dengan N adalah nilai akhir.
Adapun skor yang diperoleh oleh subjek dengan tipe kepribadian extrovert
dan introvert pada tes tertulis secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.16 Penskoran Subjek Secara Keseluruhan
No Subjek Skor Presentase
1. SE-1 213 53%
2. SE-2 213 53%
3. SE-3 176 44%
4. SI-1 251 63%
5. SI-2 375 94%
6. SI-3 113 28%
105
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Subjek Tipe Kepribadian Extrovert
Berdasarkan hasil observasi terhadap subjek dengan tipe kepribadian
extrovert didapat hasil bahwa subjek SE-1 dan SE-3 hanya memenuhi indikator
memahami masalah dan memeriksa kembali. Sedangkan subjek SE-2 hanya
memenuhi indikator melaksanakan pemecahan masalah dan memeriksa kembali.
Jadi, berdasarkan hasil observasi, subjek dengan tipe kepribadian extrovert rata-
rata memenuhi 2 indikator kemampuan pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara, didapat hasil bahwa subjek
SE-1 dan SE-2 hanya memenuhi indikator memahami masalah dan melaksanakan
pemecahan masalah. Sedangkan subjek SE-3 hanya memenuhi indikator
memahami masalah. Jadi, berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara, subjek
dengan tipe kepribadian extrovert rata-rata hanya memenuhi 1 indikator
kemampuan pemecahan masalah, yaitu indikator memahami masalah.
Menurut Anisa (2014:2), kemampuan pemecahan masalah sangat terkait
dengan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami bahasa soal cerita,
menyajikan dalam model matematika, merencanakan perhitungan dari model
matematika, serta menyelesaikan perhitungan dari soal-soal yang tidak rutin.
Menurut Ghufron (2010:53) Saat proses belajar matematika siswa tipe extrovert
memerlukan umpan balik dari guru karena mereka ingin mengetahui bagaimana
mereka sedang melakukan sesuatu. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan suatu
kelas di mana pelajar tipe extrovert tersebut mempunyai kesempatan untuk
memahami pelajaran yang diberikan, untuk menyajikan dan mempresentasikan
gagasan-gagasan mereka, serta untuk bergerak. Berdasarkan teori-teori tersebut,
106
dapat dikatakan bahwa subjek dengan tipe kepribadian extrovert akan dapat
memecahkan masalah apabila dalam suatu pembelajaran guru menciptakan suatu
pembelajaran yang membuat subjek tersebut aktif dan bisa menyajikan gagasan-
gagasan mereka. Sedangkan pada proses pembelajaran SPLDV pada kelas VIII B
saat itu, siswa disuruh guru untuk mengerjakan soal secara individu. Hal ini
menyebabkan siswa tipe kepribadian extrovet tidak mampu memecahkan masalah
yang diberikan. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti juga terlihat bahwa subjek
dengan tipe kepribadian extrovert ketika memecahkan masalah pada proses
pembelajaran SPLDV, ada yang tetap mengerjakan soal dengan mengandalkan
buku teks, ada yang menunggu sampai temannya selesai, dan ada yang
mengerjakan sesuai dengan yang diketahuinya saja. Hal tersebut juga membuat
subjek dengan tipe kepribadian extrovert memenuhi indikator kemampuan
pemecahan masalah yang berbeda-beda.
Pada hasil pembelajaran SPLDV, subjek dengan tipe kepribadian extrovert
juga diminta untuk mengerjakan tes tertulis secara individu. Sehingga, pada hasil
pembelajaran pun subjek dengan tipe kepribadian extrovert juga memenuhi
indikator kemampuan pemecahan masalah yang berbeda walaupun tipe
kepribadiannya sama. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Zaman dan
Abdillah (2009:22-23) tipe kepribadian extrovert bertindak lebih dahulu daripada
merenungkan, mudah beralih perhatian karena gangguan orang lain, dan tidak
memiliki cukup kesabaran untuk menghadapi tugas secara detail/mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek dengan tipe kepribadiann extrovert
juga menunjukkan bahwa mereka mengerjakan tes tertulis secara buru-buru dan
tidak hati-hati. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan subjek SE-1, SE-2, SE-3 yang
107
mengatakan bahwa dalam memecahkan masalah SPLDV yang diberikan, mereka
tidak membuat bentuk persamaan 1 dan persamaan 2 nya terlebih dahulu, dalam
melaksanakan pemecahan masalah soal nomor 2 subjek tersebut merasa soal yang
diberikan rumit padahal materi dari soal tersebut sudah dipelajari, serta dalam
membuktikan kebenaran mereka hanya merasa yakin saja tanpa menuliskan atau
menyampaikan cara pembuktiannya.
4.3.2 Subjek Tipe Kepribadian Introvert
Berdasarkan hasil observasi, didapat hasil bahwa ketiga subjek dengan tipe
kepribadian introvert yaitu subjek SI-1, SI-2, dan SI-3 hanya memenuhi 3
indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu memahami masalah,
melaksanakan pemecahan masalah, dan memeriksa kembali. Menurut Anisa
(2014:2), kemampuan pemecahan masalah sangat terkait dengan kemampuan
siswa dalam membaca dan memahami bahasa soal cerita, menyajikan dalam
model matematika, merencanakan perhitungan dari model matematika, serta
menyelesaikan perhitungan dari soal -soal yang tidak rutin. Dan menurut Ghufron
(2010:53), siswa dengan tipe introvert dalam proses belajar lebih menyukai tugas
yang bersifat individual atau kegiatan yang dikerjakan secara individual. Siswa
tipe ini dikenal sebagai sosok yang pendiam dan sukar diduga, serta sering
menarik diri dari suasana yang ramai, kesendirian baginya akan mendatangkan
ide-ide. Siswa tipe introvert menemukan energi pada gagasan-gagasan, konsep-
konsep, dan abstraksi-abstraksi. Mereka harus berpikir dengan cermat sebelum
menjawab sesuatu.
Berdasarkan kedua teori tersebut, dapat dikatakan bahwa subjek SI-1, SI-
2, dan SI-3 seharusnya memenuhi keempat indikator kemampuan pemecahan
108
masalah, akan tetapi pada proses pembelajaran, ketiga subjek tersebut hanya
memenuhi tiga indikator saja. Hal tersebut disebabkan karena siswa jarang
diajarkan untuk merencanakan pemecahan masalah. Mereka lebih sering langsung
melaksanakan pemecahan masalah. Padahal, tipe kepribadian introvert merupakan
orang yang konsisiten. Jika siswa sering diajarkan untuk merencanakan
pemecahan masalah, maka siswa dengan tipe kepribadian introvert akan terbiasa
untuk merencanakan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti,
juga terlihat bahwa subjek dengan tipe kepribadian introvert langsung
melaksanakan pemecahan masalah ketika sudah memahami masalah yang
terdapat dalam soal.
Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara, subjek dengan tipe
kepribadian introvert, yaitu SI-1 dan SI-2 memenuhi semua indikator kemampuan
pemecahan masalah. dan SI-3 hanya mememenuhi indikator memahami masalah,
melaksanakan pemecahan masalah, dan memeriksa kembali.
Menurut Anisa (2014:2), kemampuan pemecahan masalah sangat terkait
dengan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami bahasa soal cerita,
menyajikan dalam model matematika, merencanakan perhitungan dari model
matematika, serta menyelesaikan perhitungan dari soal -soal yang tidak rutin.
Rosida dan Astuti (2015:78) yang menyatakan bahwa kepribadian introvert lebih
suka mengembangkan ide-ide yang dimiliki, teliti, sungguh-sungguh, dan
konsisten. Berdasarkan kedua teori tersebut dapat dikatakan bahwa subjek dengan
tipe kepribadian introvert seharusnya memenuhi semua indikator kemampuan
pemecahan masalah. Akan tetapi, hanya subjek SI-1 dan SI-2 yang memenuhi
semua indikator. Berdasarkan hasil wawancara kepada subjek SI-1 dan SI-2,
109
mereka menyatakan bahwa pada tes tertulis , harus dibuat terlebih dahulu model
matematikanya agar lebih mudah dalam mengerjakan soal, sehingga mereka tahu
strategi apa yang harus mereka buat untuk memecahkan masalah yang diberikan.
Sedangkan subjek SI-3 terbiasa untuk langsung mengerjakan soal tanpa membuat
model matematika atau perencanaan terlebih dahulu. Berdasarkan hasil
wawancara dengan subjek SI-3 juga menunjukkan bahwa subjek tersebut memang
langsung melaksanakan pemecahan masalah, tanpa merencanakan konsep-konsep
atau strategi apa yang akan digunakan dalam memecahkan masalah. Hal ini dapat
dilihat dari jawaban subjek SI-3 ketika ditanyakan “setelah kamu mengethui apa
yang diketahui dari soal, konsep apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan
soal?”, subjek tersebut menjawab bahwa ia langsung saja mengerjakan dengan
metode yang ia ketahui.
110
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa tipe kepribadian extrovert dan introvert pada
pembelajaran SPLDV Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pada Proses Pembelajaran, siswa tipe kepribadian ekstrovert memenuhi 2
indikator kemampuan pemecahan masalah matematis. Subjek SE-1 dan SE-3
hanya memenuhi indikator memahami masalah dan memeriksa kembali. Dan
subjek SE-2 hanya memenuhi indikator melaksanakan pemecahan masalah
dan memeriksa kembali. Sedangkan siswa dengan tipe kepribadian introvert,
yaitu subjek SI-1, SI-2, dan SI-3 rata-rata memenuhi 3 indikator kemampuan
pemecahan masalah matematis, yaitu memahami masalah, dan melaksanakan
pemecahan masalah, dan memeriksa kembali.
2. Pada hasil pembelajaran, siswa dengan tipe kepribadian extrovert, yaitu
subjek SE-1, SE-2, dan SE-3 rata-rata memenuhi 2 indikator kemampuan
pemecahan masalah matematis, yaitu indikator memahami masalah dan
merencanakan pemecahan masalah. Sedangkan siswa dengan tipe kepribadian
introvert, yaitu subjek SI-1, SI-2, dan SI-3 rata-rata memenuhi 3 indikator
kemampuan pemecahan masalah matematis, yaitu indikator memahami
masalah dan melaksanakan pemecahan masalah.
111
5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dibuat implikasi sebagai berikut,
yaitu mengetahui pengaruh tipe kepribadian terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa. Hal ini dapat menjadi suatu pertimbangan bagi guru
dalam mengarjakan pembelejaran matematika kepada siswa sesuai dengan tipe
kepribadiannya, sehingga guru bisa mencari cara mengajar yang tepat yang dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan peneliti, ada beberapa
saran yang diajukan oleh peneliti, yaitu:
1. Guru yang akan mengajar dikelas diharapkan mengetahui tipe kepribadian
setiap siswa terlebih dahulu agar pembelajaran dapat diajarkan sesuai dengan
tipe kepribadian siswa.
2. Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan untuk mengajarkan
langkah-langkah pemecahan masalah dan juga diberikan soal-soal nonrutin,
sehingga siswa terbiasa memecahkan masalah dan kemampuan pemecahan
masalah siswa meningkat.
3. Dengan adanya peneliti ini diharapkan dapat menjadi gambaran untuk peneliti
selanjutnya mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
khususnya pada proses pembelajaran.
112
DAFTAR RUJUKAN
Abdul, A., Atmjo, K. T., & Sujadi, I.2014. Proses Berpikir Kreatif Dalam
Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Dimensi
Myer-Briggs Siswa Kelas Viii Mts Nw Suralaga Lombok Timur Tahun
Pelajaran 2013/2014. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, II(10),
1079-1093.
Ades, Sanjaya. 2011. Model-model Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.
Amir, Zubaidah, dan Risnaati. 2016. Psikologi Pembelajaran Matematika.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Angkotasan, N.2014. Keefektifan Model Problem-Based Learning Ditinjau Dari
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika, III(01), 11-19.
Anisa, W. N. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan
Komunikasi Matematik Melalui Pembelajaran Pendidikan Matematika
Realistik Untuk Siswa SMP Negeri Di Kabupaten Garut. Jurnal
Pendidikan dan Keguruan, I(01), 1-10.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arini, Z., & Rosyidi, A. H. 2016. Profil Kemampuan Penalaran Siswa SMP dalam
Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian
Extrovert dan Introvert. MathEdunesa, II(5), 127-136.
Aries dan Haryono, 2012. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Aplikasinya.
Malang : Aditya Media Pubblishing.
Awaludin, A. A., Selvia, N., & Andrari, F. R. 2018. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Kepribadian Introvert –Extrovert. UNES Journal of Education Scienties, II(02), 184-193.
Azriati, S. A., & Surya, E. 2017. Permasalahan yang Sering Terjadi pada Siswa
Terletak pada Kemampuan. ResearchGate, 1-7.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
113
Dominika, & Virlia, S. 2018. Hubungan Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert
dengan Penerimaan Sosial Pada Siswa. Konselor, VII(01), 31-39.
Ghufron. 2010. Teori-teori Perkembangan. Bandung: Refika Aditama.
Helmiati. 2012. Model Pembelajaran.Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Hidayat, W. d. 2018. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Adversity
Quotient Siswa Smp Melalui Pembelajaran Open Ended. Jurnal Jnpm
(Jurnal Nasional Pendidikan Matematika), 111.
Hudojo, H. 1988. Strategi Belajar Mengajar Matematika Hudojo. Malang: IKIP
Malang.
Husna, Ikhsan, M., & Fatimah, S. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (Tps).
Jurnal Peluang, I(02), 81-92.
Jacobsen, D. A. 2009. Methods for Teaching (Achmad Fawaid dan Khoirul Anam.
Terjemahan). 8th. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Japa, I gusti Ngurah. 2008. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Terbuka Melalui Investigasi bagi Siswa Kelas V SD Kaliuntu.
Jurnal Penelitian dan pengembangan pendidikan. Lembaga Penelitian
Undiksha: Edisi April 2008.
Kemendikbud. 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Keberlanjutan. Jakarta:
Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan.
Khamidah, K., & Suherman. 2016. Proses Berpikir Matematis Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian
Keirsey. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, VII(02), 231-248.
Khomsiatun, S., & Retnawati, H. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Dengan Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, II(01), 92-106.
Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstul : Konsep dan Aplikasi.
Bandung : PT Refika Adiatama.
Komarudin. 2001. Ensiklopedia Manajemen Edisi Ke-5. Jakarta: Bumi Aksara.
Moloeng, L. J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
114
Mustofa, W. 2011. Pengertian Matematika. Jakarta: PT Gramedia.
Nugroho, H., & Lisda, M. (2009). Matematika SMP dan MTS Kelas VIII. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Permata Sari, N. 2016. Proses Berpikir Siswa Kelas VIII SMP Negeri 25
Surakarta Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Tipe
Kepribadian Extrovert-Introvert Pada Materi Persamaan Garis Lurus.
Tesis.
Polya, G. 1973. How to Solve it. New Jersey: Princeton University Press.
Posamentir, A. S., & Krulik, S. 2019. Problem Solving in Mathematics Grade 3-6.
United States of America: Corwin.
Pratiwi, W., & Ismail. 2017. Profil Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual
Siswa Smp Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, II(06), 2019-215.
Raco, J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya. Jakarta: PT Grasindo.
Ramalisa, Y. 2013. Proses Berpikir Kritis Siswa SMA Tipe Kepribadian
Thinking. Edumatica Volume, III(01), 42-47.
Rohati. 2014. Proses Berpikir Kritis Siswa Smp Tipe Influence. Edumatica,
IV(01), 44-50.
Rosida, E. R., & Astuti, T. P. 2015. Perbedaan Penerimaan Teman Sebaya
Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert. Jurnal Empati,
IV(01), 77-81.
Ruseffendi, ET. 1991b. Pengantar Matematika Modern dan Masa Kini untuk
Guru dan PGSD D2 Seri Kelima. Bandung: Tarsito.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Sariningsih, R., & Purwasih, R. 2017. Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan
Self Efficacy Mahasiswa Calon Guru. Jurnal Nasional Pendidikan
Matematika, I(01), 163-177.
Satori dan Komariah. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Shadiq, F. 2014. Belajar Memecahkan Masalah Matematika. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
115
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Suryono dan Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan pembelajaran Di Sekolah dasar.Jakarta:
Prenadamedia Group.
Tiyarestu, A. C., & Rudi, C. 2015. Perbedaan Comunication Privacy Management
di Media Sosial Twitter pada Remaja dengan Tipe Kepribadian Ekstrovert
dan Introvert. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, IV(01),
65-70.
Wahyu, H., & Sariningsih, R. 2018. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Dan Adversity Quotient Siswa Smp Melalui Pembelajaran Open Ended.
Jurnal Nasional Pendidikan Matematika, II(01), 109-118.
Widayanti, L. 2016. Deskripsi Level Kemampuan Siswa SMP dengan
Kepribadian Cenderung Introvert dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika. Jurnal Edukasi, II(1), 83-94.
Widodo, S. A. 2012. Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Masalah
Matematika Berdasarkan Dimensi Healer. Prosiding, 795-800.
Wijayanti, P. S. 2013. Pengaruh Pendekatan MEAs terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah, Komunikasi Matematis, dan Kepercayaan Diri
Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika, VIII(02), 181-192.
Wilda, P., & Ismail. 2017. Profil Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual
Siswa Smp Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert.
Jurnal Ilmia hPendidikan Matematika, II(6), 209-215.
Yusuf, M. d. 2003. Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema Belajari. Solo: Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Zaman, Saeful dan Abdillah, Sandi Ibrahim. 2009. MBTI (Myers Briggs Type
Indicator) Cara Menggali Potensi Diri untuk Meraih Kesempatan
KerjaJakarta: Visi Media.
116
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Tes Kepribadian Myers Briggs Type Indicator (MBTI)
Hari/tanggal :
Nama lengkap : Kelas :
Dalam tes kepribadian ini tidak ada jawaban yang benar dan salah karena tidak
ada kepribadian yang salah. Yang paling penting dalam tes ini adalah anda
menjawab sejujur-jujurnya anda perlu memahami dan mengenali diri sendiri
dengan baik.
Lingkarilah jawaban yang sesuai dengan diri kamu dengan jujur untuk setiap
pertanyaan.
1. Saya akan mendapat ide atau inspirasi menarik jika … a. Diskusi atau dialog b. Refleksi atau merenungkannya
2. Saya lebih tertarik …
a. Berbicara dari pada mendengarkan b. Mendengarkan dari pada berbicara
3. Saya lebih senang dengan kegiatan … a. Arung jerang bersama teman-teman
b. Menulis cerita pendek atau novel dikamar
4. Saya hanya akan akan mendapatkan energy dan bersemangat jika … a. Berinteraksi dengan teman-teman b. Merenung yang jauh dari keramaian
5. Pada acara pesta ulang tahun teman, saya lebih suka …
a. Berbincang bincang dan bercanda tawa dengan banyak orang b. Mengobrol berdua atau tiga orang dengan teman paling dekat
6. Ketika saya bertemu teman dijalan … a. Lebih dahulu menyapa teman b. Lebih baik menjawab sapaan teman
7. Apa yang ada dalam pikiran dan hati saya akan … a. Langsung mengungkapkannya kepada orang lain b. Memikirkan kembali dan menimbang nimbangnya sebelum berbicara
117
8. Saya suka … a. Mendatangi dari pada didatangi orang lain
b. Didatangi orang lain dari pada mendatangi
9. Jika bekerja, saya lebih suka … a. Berkelompok dengan situasi yang ramai b. Dalam kondisi hening dan menyendiri supaya lebih konsentrasi
10. Dalam suatu pertemuan, saya lebih sering …
a. Memperkenalkan orang lain b. Diperkenalkan orang lain
11. Berkenalan dengan orang-orang baru yang belum saya kenal biasanya … a. Membuat saya gembira
b. Merasa saya segan dn terbebani
12. Saya lebih senang bersahabat dengan … a. Banyak orang dari bermacam macam kalangan b. Beberapa oran dari kalangan tertentu saja
13. Jika pergi kepesta undangan pernikahan atau ulang tahun, biasanya saya
merasa … a. Bergairah dan ingin tinggal sampai larut malam b. Segan dan ingin cepat pulang
14. Diantara teman-teman, saya termasuk orang yang … a. Pertama yang mengetahui hal-hal yang sedang teradi disekeliling saya
b. Paling akhir mengetahui hal-hal yang sedang terjadi disekeliling saya
15. Orang-orang mengetahui tentang hal-hal yang saya sukai … a. Pada pertemuan pertama b. Setelah cukup lama mengenal saya
16. Dalam situasi yang membuat saya malu biasanya saya …
a. Mengalihkan pokok pembicaraan b. Berdiam diri dan memikirkan kenapa hal itu dapat terjadi
17. Dalam suatu kegiatan kelompok saya senang untuk … a. Turut serta untuk menciptakan suasana akrab dan kebersamaan b. Membiarkan setiap orang memperoleh kesenangan dengan caranya
masing-masing
118
18. Orang-orang yang bergaul dengan saya pada umumnya mengetahui …
a. Pendapat saya mengetahui hal-hal tertentu, hanya yang saya anggap mereka perlu tahu
b. Pendapat saya mengenai berbagai hal yang saya alami
19. Dalam pertemuan dengan orang banyak, pada umumnya saya … a. Turut berbicara dalam kelompok
b. Berbicara dengan satu orang tertentu setiap kali saya berbiara
20. Saya lebih senang … a. Mengungkapkan perasaan saya dengan bebas b. Menyimpan perasaan saya untuk diri saya sendiri
21. Bekerja seorang diri biasanya membuat saya merasa …
a. Tertekan b. Bersemangat
22. Jika berlibur, saya lebih suka memilih tempat … a. Yang ramai dikunjungi orang
b. Yang sepi, tidak banyak dikunjungi orang
23. Jika dalam sebuah pertemuan orang banyak, saya lebih suka …
a. Tampil dimuka umum b. Bekerja dibelakang layar
24. Jika dalam sebuah rapat atau sebuah diskusi, saya lebih suka … a. Berbicara membahas diskusi atau rapat tersebut b. Mencatat diskusi atau rapat tersebut
25. Saya lebih menyukai kegiatan yang memerlukan mobilitas … a. Lincah b. Tenang
119
LAMPIRAN 2: Lembar Observasi Kemampuan Pemecahan Masalah
Aspek yang diamati
Dalam proses pembelajaran
Penilaian Deskripsi
5 4 3 2 1
Indikator : Memahami Masalah
Siswa mampu membaca masalah
secara keseluruhan
Siswa megetahui semua infromasi yang ada di dalam soal dengan menuliskan apa yang diketahui
dengan tepat
Siswa mampu mengaitkan hubungan antara hal yang diketahui dengan hal
yang tidak diketahui dengan menuliskan apa yang ditanyakan
Indikator : Merencanakan Pemecahan Masalah
Siswa mampu membuat hubungan
informasi yang diketahui dengan masalah yang ditanya dengan bahas sendiri atau mengubah dalam bentuk
matematika
Siswa menentukan strategi yang digunakan dalam memecahkan
masalah
Indikator: Melaksanakan Pemecahan Masalah
Siswa menyelesaikan pemecahan masalah dengan langkah-langkah
yang sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
Siswa menggunakan pengetahuan
tertentu yang cocok dalam melakukan perhitungan
Siswa menentukan hasil yang sesuai dengan permasalahan
Indikator: Memeriksa Kembali
Siswa melakukan pemeriksaan
terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan dengan menghitung ulang atau mengecek kembali semua
langkah penyelesaian yang dilakukan dengan teliti
Siswa menggunakan cara lain untuk
mencari penyelesaian kemudian membandingkan dengan hasil pekerjaan yang diperoleh dari cara
pertama
Siswa menyimpulkan jawaban yang telah diperolah
Jumlah
120
LAMPIRAN 3 :Tes Tertulis Kemampuan Pemecahan Masalah
Satuan pendidikan : SMP/MTs
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/semester : VIII/1
Waktu : 60 menit
Petunjuk :
1. Tulislah nama, kelas dan nomor absen pada lembar jawaban yang sudah disediakan.
2. Berdoalah sebelum mengerjakan soal!
3. Bacalah soal tes dengan teliti sebelum memulai menjawab. 4. Periksa kembali jawabanmu dengan teliti sebelum dikumpul
1. Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun.
Sedangkan lima tahun yang lalu, jumlah umur keduanya adalah 44 tahun.
Hitunglah umur ayah dan anak perempuannya dua tahun yang akan datang.
2. Pak Ali menjual beras campuran sebanyak 40 kg beras dengan harga
Rp2.350,00/kg. Beras tersebut dicampur dari beras A seharga Rp2.200,00/kg
dan beras B seharga Rp2.500,00/kg. Berapa Kg dari beras A dan B yang harus
diambil untuk menghasilkan 40 Kg beras campuran?
TES TERTULIS
121
KUNCI JAWABAN SOAL PEMECAHAN MASALAH
No Soal Jawaban
1 2 3
1.
Selisih umur seorang ayah dan
anak perempuannya adalah 26 tahun, sedangkan lima tahun yang lalu jumlah umur keduanya
adalah 44 tahun. Hitunglah umur ayah dan anak perempuannya dua
tahun yangakan datang.
Memahami Masalah
Diketahui: -Selisih umur ayah dan anak perempuannya = 26
tahun -Jumlah umur ayah dan anak perempuannya 5
tahun lalu = 34 tahun
Ditanya
Umur ayah dan anak perempuannya dua tahun
yang akan datang?
Merencanakan Pemecahan Masalah Misalkan umur ayah = x tahun
umur anak perempuannya = y tahun. Maka model matematika yang sesuai adalah sebagai berikut
a. Selisih umur ayah dan anak adalah 26 tahun,
maka: x – y = 26
b. Lima tahun lalu, jumlah umur ayah dan anak adalah 44 tahun, maka: (x – 5) + (y – 5) = 44
⇒ x + y – 10 = 44 ⇒ x + y = 44 + 10
⇒ x + y = 54
Dengan demikian, diperoleh model matematika berbentuk SPLDV berikut.
x – y = 26..................1) x + y = 54..................2)
Melakukan Pemecahan Masalah Dengan menggunakan metode subtitusi, maka
penyelesaian dari SPLDV tersebut adalah sebagai berikut.
Menentukan nilai x x – y = 26 → y = x – 26 ⇒ x + y = 54
⇒ x + (x – 26) = 54
⇒ 2x – 26 = 54 ⇒ 2x = 54 + 26
⇒ 2x = 80
⇒ x = 40
122
1 2 3
Menentukan nilai y ⇒ x + y = 54
⇒ 40 + y = 54 ⇒ y = 54 – 40
⇒ y = 14
Dengan demikian, umur ayah sekarang adalah 40 tahun dan umur anak perempuan sekarang adalah
14 tahun. Jadi, umur ayah dan umur anak dua tahun yang akan datang adalah 42 tahun dan 16
tahun.
Memeriksa Kembali Umur ayah (x) = 40 tahun
Umur anak perempuannya (y)= 14 tahun a. selisih umur ayah dan anak adalah 26 tahun
Substitusikan x = 40 tahun dan y = 14 tahun maka:
x – y = 40 tahun – 14 tahun = 26 tahun
b. Lima tahun lalu, jumlah umur ayah dan anak adalah 44 tahun Substitusikan x = 40 tahun dan y = 14 tahun ke
persamaan 2:
( x – 5) + (y – 5) = 44 Tahun
(x – 5) + (y – 5) = (40 – 5) + (14 – 5)
= 35 + 9 = 44 tahun
Berdasarkan a dan b, terbukti bahwa umur ayah sekarang 40 tahun dan anak perempuannya sekarang
14 tahun, dan pada 2 tahun mendatang umur ayah adalah 42 tahun dan umur anak perempuannya 16 tahun.
2. Pak Ali menjual beras campuran sebanyak 40 kg beras
dengan harga Rp2.350,00/kg. Beras tersebut dicampur dari beras A seharga Rp2.200,00/kg
dan beras B seharga Rp2.500,00/kg. Berapa Kg dari
beras A dan B yang harus diambil untuk menghasilkan 40 Kg beras campuran?
Memahami Masalah
Diketahui: - Beras Campuran Pak Ali sebanyak 40 Kg - Harga beras campuran adalah
- Beras campuran terdiri dari beras A seharga dan beras B seharga
Ditanya: Berapa Kg dari beras A dan B yang harus diambil
untuk menghasilkan 40 Kg beras campuran?
Merencanakan Pemecahan Masalah Misalkan :
bagian dari beras seharga Bagian dari beras seharga
)
123
1 2 3
Harga beras campuran = )
Melaksanakan Pemecahan Masalah
Eleminasi variabel x dari persamaan 1) dan 2)
Substitusikan y = 20 ke persamaan 1)
x + y = 40
x + 20 = 40 x = 40-20 x = 20
Memeriksa Kembali Banyak beras campuran yang dijual adalah 40 Kg
yang terdiri dari beras A dan beras B
Harga beras Campuran = ( ) ( )
124
LAMPIRAN 4: Pedoman Wawancara
No. Indikator Pemecahan Masalah Pertanyaan
1. Memahami Masalah
1. Apa yang kamu ketahui dalam soal tersebut?
2. Apa yang ditanyakan dalam soal tersebut?
2.
Merencanakan Pemecahan Masalah
1. Berdasarkan informasi yang kamu dapatkan, konsep atau ide
apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan masalah?
2. Bagaimana ide tersebut bisa kamu
pikirkan?
3. Melaksanakan Pemecahan Masalah
1. Setelah menemukan konsep, apa yang kamu lakukan selanjutnya?
2. Bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu
lakukan? 3. Apakah kamu sudah
menyelesaikan soal sesuai prosedur?
4. Apakah ada konsep tambahan yang kamu gunakan dalam mengerjakan soal?
4. Memeriksa Kembali
1. Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah kamu kerjakan?
2. Bagaimana kamu menyakini bahwa jawaban yang kamu kerjakan sudah benar?
3. Apakah kamu membuat
kesimpulan pada setiap penyelesaian soal?
125
LAMPIRAN 5 : Lembar Penilaian Validasi Lembar Observasi
126
127
128
129
Lampiran 6: Lembar Penilaian Validasi Soal Tes Tertulis
130
131
132
133
Lampiran 7: Lembar Penilaian Validasi Pedoman Wawancara
134
135
136
137
Lampiran 8: Hasil Tes Kepribadian MBTI
No Nama Siswa Jumlah Skor
A
Jumlah Skor
B
Tipe
Kepribadian 1. Siswa 1 20 5
Extrovert
2. Siswa 2 13 12
3. Siswa 3 16 9
4. Siswa 4 18 7
5. Siswa 5 15 10
6. Siswa 6 14 11
7. Siswa 7 13 12
8. Siswa 8 15 10
9. Siswa 9 15 10
10. Siswa 10 14 11
11. Siswa 11 19 6
12. Siswa 12 19 6
13. Siswa 13 19 6
14. Siswa 14 17 9
15. Siswa 15 15 10
16. Siswa 16 15 10
17. Siswa 17 13 12
18. Siswa 18 19 6
19. Siswa 19 18 7
20. Siswa 20 18 7
21. Siswa 21 12 13
Introvert
22. Siswa 22 11 14
23. Siswa 23 11 14 24. Siswa 24 7 18
25. Siswa 25 9 16
26. Siswa 26 12 13
27. Siswa 27 12 13
28. Siswa 28 9 16
29. Siswa 29 9 16
30. Siswa 30 10 15
31. Siswa 31 11 14 32. Siswa 32 12 13
33. Siswa 33 7 19
34. Siswa 34 7 18
138
Lampiran 9: Hasil Observasi Subjek SE-1
139
140
Lampiran 10: Hasil Observasi Subjek SE-2
141
142
Lampiran 11: Hasil Observasi Subjek SE-3
143
144
Lampiran 12: Hasil Observasi Subjek SI-1
145
146
Lampiran 13: Hasil Observasi Subjek SI-2
147
148
Lampiran 14: Hasil Observasi Subjek SI-3
149
150
Lampiran 15: Jawaban Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
SE-1
151
Lampiran 16: Jawaban Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
SE-2
152
Lampiran 17: Jawaban Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
SE-3
153
Lampiran 18: Jawaban Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
SI-1
154
Lampiran 19: Jawaban Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
SI-2
155
156
Lampiran 20: Jawaban Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
SI-3
157
Lampiran 21: Hasil Wawancara kepada Subjek SE-1 Untuk Soal Nomor 1
1. Soal Nomor 1
peneliti :”Setelah membaca soal nomor 1, apa yang kamu ketahui dalam soal
tersebut?” SE-1 :“Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun
sedangkan 5 tahun yang lalu jumlah umur keduanya adalah 44 tahun.” Peneliti :“Apakah hanya itu yang diketahui dari soal?” SE-1 :“Iya bu.”
Peneliti :“Terus, apa yang ditanyakan dari soal yang telah kamu baca?” SE-1 :“Hitunglah umur ayah dan anak perempuannya dua tahun yang akan
datang?”
Peneliti :“Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dari soal, konsep apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan soal?”
SE-1 :“Pakai metode substitusi, bu.” Peneliti :“Apakah kamu hanya menggunakan metode substitusi?” SE-1 :“Eh, eleminasi sama subtitusi, bu.”
Peneliti :“Kalau menggunakan metode eleminasi dan substitusi, itu metodenya disebut metode apa?”
SE-1 : “Metode campuran.”
Peneliti : “Apakah kamu membuat yang mana persamaan 1 dan yang mana persamaan 2?”
SE-1 : “Tidak bu. Karena saya bingung.” Peneliti :“oo begitu ya. Tadi kamu mengatakan menggunakan metode campuran,
bagaimana ide atau metode itu bisa kamu pikirkan untuk menyelesaikan
soal?” SE-1 : “Karena lebih mudah metodenya, bu.” Peneliti :“Setelah kamu sudah mengetahui metode yang akan kamu gunakan, apa yang
kamu lakukan selanjutnya” SE-1 :“ Mengerjakannya bu.”
Peneliti :“Bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu lakukan? Kamu kan mengatakan bahwa kamu menggunakan metode eleminasi dan substitusi. Bagaimana langkah-langkahnya?”
SE-1 :“Variabel x dieleminasi. x - y = 26 dan x + y = 54 dikurangi. 26 – 54 = -28. -2y = -28. y = -28/-2. y=14 tahun. umur anak perempuan =14 tahun. Terus, y = 14 tahun + 2 tahun = 16 tahun, karena 2 tahun yang akan datang.”
Peneliti :“ Lalu langkah selanjutnya?” SE-1 :“Substitusi y = 14 tahun ke persamaan 1. x – y = 26. x– 14 = 26. x= 16 + 14.
x = 40 tahun. Terus, x = 40 tahun + 2 tahun = 42 tahun, karena 2 tahun yang akan datang.”
Peneliti :“Apakah pengerjaan soal yang kamu lakukan sudah sesuai dengan
prosedur?” SE-1 :“udah sesuai. ” Peneliti :“apakah ada konsep tambahan atau cara lain yang kamu gunakan dalam
mengerjakan soal?” SE-1 :“ Enggak.”
Peneliti :“Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah kamu kerjakan?” SE-1 : “ udah, bu.” Peneliti :“Bagaimana kamu menyakini bahwa jawaban yang kamu kerjakan sudah
benar” SE-1 : “yakin aja.” Peneliti :“ oo begitu ya. Apakah kamu membuat kesimpulan dari penyelesaian soal
yang kamu kerjakan? SE-1 :“buat bu. Jadi ayah umurnya 42 tahun dan anak perempuannya 16 tahun.”
158
2. Soal Nomor 2
Peneliti : ”Setelah membaca soal nomor 2 , apa yang kamu ketahui dalam soal tersebut?”
SE-1 :“Beras A = x dan beras B= y.”
Peneliti :“Apakah hanya itu yang diketahui dari soal” SE-1 :“Iya bu.” Peneliti :“Terus, apa yang ditanyakan dari soal yang telah kamu baca?”
SE-1 :“Berapa Kg dari beras A dan B untuk menghasilkan 40 Kg beras campuran?” Peneliti :“Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dari soal, konsep apa yang kamu
gunakan untuk menyelesaikan soal?”
SE-1 : “Saya membuat x+ y = 40 bu. Itu persamaan 1. Terus 2.200 x+ 2.500y = 40 x 2.350. ini jadi persamaan kedua bu.”
Peneliti : “Setelah itu, metode apa yang kamu gunakan?” SE-1 :“Pakai metode eleminasi, bu.” Peneliti :“Bagaimana ide atau metode itu bisa kamu pikirkan untuk menyelesaikan soal?”
SE-1 :“Karena lebih mudah metodenya, bu.” Peneliti :“Setelah kamu sudah mengetahui metode yang akan kamu gunakan, apa yang
kamu lakukan selanjutnya?”
SE-1 :“ Mengerjakannya bu.” Peneliti :“Bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu lakukan?”
SE-1 :“x + y = 40. Terus, 2.200x + 2.500 y = 40 x 2.350. 2.200 dan 2.500 dicoret 2 nol di belakangnya. 94.000 juga. Jadi 22 + 25 = 940. 47 = 940. 940/47 = 20 Kg.”
Peneliti :“ 47 yang kamu maksud ini apakah tidak mempunyai variabel?”
SE-1 :“hmmmm….” Peneliti : “apakah 22 dan 25 tidak mempunyai variabel?” SE-1 : “Hmmm…”
Peneliti :“ Lalu langkah selanjutnya?” SE-1 :“enggak tahu, bu.”
Peneliti :“Apakah pengerjaan soal yang kamu lakukan sudah sesuai dengan prosedur?” SE-1 :“enggak, bu. Karena gak ngerti soalnya.” Peneliti :“apakah ada konsep tambahan atau cara lain yang kamu gunkana dalam
mengerjakan soal?” SE-1 :“ Enggak.” Peneliti :“berarti kamu tidak mendapatkan hasil penyelesaian soalnya ya?”
SE-1 :“ Iya bu. Soalnya rumit. Jadi enggak ngerti.”
159
Lampiran 22: Hasil Wawancara kepada Subjek SE-2
1. Soal Nomor 1
peneliti :”Setelah membaca soal nomor 1, apa yang kamu ketahui dalam soal
tersebut?”
SE-2 :“Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun dan 5 tahun yang lalu jumlah umur keduanya adalah 44 tahun.”
Peneliti :“Terus, apa yang ditanyakan dari soal yang telah kamu baca?”
SE-2 :“Hitunglah umur ayah dan anak perempuannya dua tahun yang akan datang?” Peneliti :“Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dari soal, konsep atau cara apa
yang kamu gunakan untuk menyelesaikan soal?” SE-2 :“saya langsung ngerjakan soalnya aja bu, pakai cara menghilangkan itu. Pakai
cara eleminasi sama suubstitusi, bu.”
Peneliti :“Bagaimana ide atau metode itu bisa kamu pikirkan untuk menyelesaikan soal?”
SE-2 :“Karena lebih mudah metodenya, bu.”
Peneliti :“Setelah kamu sudah mengetahui metode yang akan kamu gunakan, apa yang kamu lakukan selanjutnya?”
SE-2 :“ Menjawabnya bu.” Peneliti :“Bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu lakukan? Kamu kan
mengatakan bahwa kamu menggunakan metode eleminasi dan substitusi.
Bagaimana langkah-langkahnya?” SE-2 :“x + y = 44 dan x – y = 26, terus dikurangi. Jadi y = 18/2 = 9 tahun. 9 tahun +
2 tahun = 11 tahun. Substitusi y = 9 ke pertama x + y = 44. x + 9 = 44. x= 44
– 9 = 35. 35 tahun + 2 tahun 37 tahun, karena yang ditanya 2 tahun yang akan datang.”
Peneliti :“Oke, Apakah langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu lakukan sudah sesuai dengan prosedur?”
SE-2 :“belum.”
Peneliti :“Mengapa menurut kamu langkah-langkahnya belum sesuai dengan prosedur?”
SE-2 :“ Karena tidak sesuai dengan yang diajarkan.”
Peneliti :“apakah ada konsep tambahan atau cara lain yang kamu gunakan dalam mengerjakan soal?”
SE-2 :“ tidak.” Peneliti: “ Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah kamu kerjakan?” SE-2 :“ tidak.”
Peneliti :“ Mengapa kamu tidak yakin?” SE-2 :“Karena langkah-langkahnya salah. Enggak sesuai dengan metetode yang
diajarkan.”
Peneliti :“ oo begitu ya. Apakah kamu membuat kesimpulan dari penyelesaian soal yang kamu kerjakan?”
SE-2 :“ Iya, bu. Kesimpulannya itu, jadi umur ayah dan anak perempuannya dua tahun yang akan datang adalah 37 tahun dan 11 tahun.”
160
2. Soal Nomor 2
peneliti : ”Setelah membaca soal nomor 2 , apa yang kamu ketahui dalam soal tersebut?”
SE-2 : “Pak Ali menjual beras campuran sebanyak 40 Kg beras dengan harga Rp
2.350/kg. Beras tersebut dicampur dari beras A seharga Rp 2.200/kg dan beras B seharga Rp 2.500/kg.”
Peneliti : “Terus, apa yang ditanyakan dari soal yang telah kamu baca?” SE-2 : “Berapa Kg dari beras A dan B untuk menghasilkan 40 Kg beras campuran?” Peneliti : “Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dari soal, konsep apa yang
kamu gunakan untuk menyelesaikan soal?” SE-2 : “Saya langsung kerjakan Pakai metode eleminasi bu.” Peneliti : “Bagaimana ide atau metode itu bisa kamu pikirkan untuk menyelesaikan
soal?” SE-2 : “Kami tidak tahu caranya. Jadi pakai itu aja.”
Peneliti : “Apakah kamu bisa menyelesaikan soalnya?” SE-2 : “ tidak, bu. Karena kami tidak tahu caranya.” Peneliti : “Ooo, begitu ya.”
SE-2 : “Iya bu. Soalnya rumit.”
161
Lampiran 23: Hasil Wawancara kepada Subjek SE-3
1. Soal Nomor 1
6. Wawawncara SE-3 Nomor 2
peneliti :”Setelah membaca soal nomor , apa yang kamu ketahui dalam soal tersebut?” SE-3 :“Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun
sedangkan 5 tahun yang lalu jumlah umur keduanya adalah 44 tahun.”
Peneliti :“Apakah hanya itu yang diketahui dari soal?” SE-3 :“Iya bu.” Peneliti :“Terus, apa yang ditanyakan dari soal yang telah kamu baca?
SE-3 :“Hitunglah umur ayah dan anak perempuannya dua tahun yang akan datang?” Peneliti :“Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dari soal, konsep apa yang
kamu gunakan untuk menyelesaikan soal?” SE-3 :“Pakai metode eleminasi dan substitusi, bu.” Peneliti : “Jadi, kamu langsung mengerjakannya saja?”
SE-3 : “Iya bu. Seperti itu yang saya tau bu.” Peneliti :“Kalau menggunakan metode eleminasi dan substitusi, berarti biasanya
metode itu disebut metode apa?”
SE-3 :“Metode campuran, bu.” Peneliti :“Bagaimana ide atau metode itu bisa kamu pikirkan untuk menyelesaikan
soal?” SE-3 :“Karena lebih mudah metodenya, bu.” Peneliti :“Setelah kamu sudah mengetahui metode yang akan kamu gunakan, apa yang
kamu lakukan selanjutnya? SE-3 :“ Mengerjakannya bu.” Peneliti :“Bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu lakukan? Kamu
kan mengatakan bahwa kamu menggunakan metode eleminasi dan substitusi. Bagaimana langkah-langkahnya?”
SE-3 :“Pertama dieleminasi. x - y = 26 dan x + y = 44 kemudian dikurangi. y = 22/ 4. Maka, y = 55. Lalu, x + y = 55 + 26= 49. Terus x – y = 49 – 5 = 44. x + y = 22 + 4= 26.”
Peneliti :“Oke, Apakah pengerjaan soal yang kamu lakukan sudah sesuai dengan prosedur?”
SE-3 :“belum.”
Peneliti :“ Mengapa belum sesuai? Di bagian manakah langkah yang menurut kamu tidak sesuai prosedur?”
SE-3 :“ langkah di awal sudah salah dan sampai terakhir juga salah.” Peneliti :“ Jadi, Apakah menurut kamu jawaban yang kamu dapatkan salah?” SE-3 : “ iya salah semua, bu.”
Peneliti :“ Mengapa kamu bisa mengatakan bahwa langkah pengerjaan dan jawaban yang kamu dapatkan itu salah?”
SE-3 :“ iya kayaknya salah.”
Peneliti :“ oo begitu ya.”
162
2. Soal Nomor 2
peneliti :”Setelah membaca soal nomor 2, apa yang kamu ketahui dalam soal tersebut?”
SE-3 :“Pak Ali menjual beras campuran sebanyak 40 Kg beras dengan harga Rp 2.350/kg. Beras tersebut dicampur dari beras A seharga Rp 2.200/kg dan beras B seharga Rp 2.500/kg
Peneliti :“Apakah hanya itu yang diketahui dari soal?” SE-3 :“Iya bu.” Peneliti :“Terus, apa yang ditanyakan dari soal yang telah kamu baca?”
SE-3 :“Berapa Kg dari beras A dan B untuk menghasilkan 40 Kg beras campuran?” Peneliti :“Oke, Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dari soal, konsep apa yang
kamu gunakan untuk menyelesaikan soal?” SE-3 :“Saya buat persamaan 1 dan persamaan 2 nya dulu bu, biar tau cara
ngerjakannya. Terus, saya pakai metode eleminasi, bu.”
Peneliti :“Bagaimana ide atau metode itu bisa kamu pikirkan untuk menyelesaikan soal?”
SE-3 :“Karena lebih mudah metodenya, bu.”
Peneliti :“Bukankah di soal 1 kamu mengatakan bahwa metode campuran itu kebih mudah, tapi kenapa soal nomor 2 kamu merasa metode eleminasi lebih
mudah?” SE-3 :“Lebih mudah aja untuk soal nomor 2.” Peneliti :“Setelah kamu sudah mengetahui metode yang akan kamu gunakan, apa yang
kamu lakukan selanjutnya? SE-3 :“ Mengerjakannya bu.” Peneliti :“Bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu lakukan?
SE-3 :“ kan x = 2.200/Kg, y = 2.500/ Kg. terus x + y = 40. Lalu, 2.200x + 2.500y = 40 x 2.350. jadi, dapat 94.00/47 = 20 Kg. gitu, bu.”
Peneliti :“Apakah pengerjaan soal yang kamu lakukan sudah sesuai dengan prosedur?” SE-3 :“Sudah.” Peneliti :“Apakah ada konsep tambahan atau cara lain yang kamu gunakan dalam
mengerjakan soal?” SE-3 :“ Enggak, bu.” Peneliti :“Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah kamu kerjakan?”
SE-3 :“ bismillah yakin.” Peneliti :“ oo begitu ya. Apakah kamu membuat kesimpulan dari penyelesaian soal yang
kamu kerjakan? SE-3 :“tidak.”
163
Lampiran 24: Hasil Wawancara kepada Subjek SI-1
1. Soal Nomor 1
peneliti :”Setelah membaca soal nomor , apa yang kamu ketahui dalam soal tersebut?” S1-1 :“Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun dan 5
tahun yang lalu jumlah umur keduanya adalah 44 tahun.”
Peneliti :“Apakah hanya itu yang diketahui dari soal?” S1-1 :“Iya bu.”
Peneliti :“Terus, apa yang ditanyakan dari soal yang telah kamu baca? S1-1 :“Hitunglah umur ayah dan anak perempuannya dua tahun yang akan dating? Peneliti :“Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dari soal, konsep apa yang kamu
gunakan untuk menyelesaikan soal?” S1-1 :“Pakai metode eleminasi dan substitusi, bu.” Peneliti :“Bagaimana ide atau metode itu bisa kamu pikirkan untuk menyelesaikan soal?”
S1-1 :“Karena lebih mudah metodenya, bu.” Peneliti :“Setelah kamu sudah mengetahui metode yang akan kamu gunakan, apa yang
kamu lakukan selanjutnya?” S1-1 :“ Mengerjakannya bu.” Peneliti :“Bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu lakukan? Kamu kan
mengatakan bahwa kamu menggunakan metode eleminasi dan substitusi. Bagaimana langkah-langkahnya?”
S1-1 :“Pertama dieleminasi. x - y = 26 dan x + y = 54 kemudian dikurangi. Sehingga,
-2y = -28. y = -28/-2. Y=14 tahun. Nah, itulah nilai y. Peneliti :“ Lalu langkah selanjutnya?”
S1-1 :“Substitusi y = 14 tahun ke persamaan 1. x – y = 26. x– 14 = 26. x= 16 + 14. x = 40 tahun.”
Peneliti :“pemisalan x tadi untuk apa? Dan y untuk apa?”
S1-1 :“x = umur ayah dan y = umur anak perempuan.” Jadi, umur ayah 40 tahun dan umur anak perempuannya 14 tahun.”
Peneliti :“Apakah pengerjaan soal yang kamu lakukan sudah sesuai dengan prosedur?”
S1-1 :“udah sesuai.” Peneliti :“ apakah ada konsep tambahan atau cara lain yang kamu gunkana dalam
mengerjakan soal?” S1-1 :“ Enggak.” Peneliti :“ Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah kamu kerjakan?”
S1-1 :“ Yakin.” Peneliti :“ Bagaimana kamu menyakini bahwa jawaban yang kamu kerjakan sudah benar? S1-1 :“ Mensubstitusikan lagi jawaban yang sudah saya dapat ke persamaan 1 dan 2.
Persamaan 1nya, x-y = 26. 40-14= 26. Hasilnya sama. Terus, x + y = 54. 40 + 14 = 54. Hasilnya sama. Jadi, jawabannya benar.”
Peneliti :“ oo begitu ya. Apakah kamu membuat kesimpulan dari penyelesaian soal yang kamu kerjakan?
S1-1 :“ Iya, bu. Kesimpulannya itu, jadi umur ayah 2 tahun yang akan datang 42 tahun
dan anak perempuannya 2 tahun yang akan dating 14 tahun.”
164
2. Soal Nomor 2
peneliti :”Setelah membaca soal nomor 2 , apa yang kamu ketahui dalam soal tersebut?”
SI-1 :“Pak Ali menjual beras campuran sebanyak 40 Kg beras dengan harga Rp 2.350/kg. Beras tersebut dicampur dari beras A seharga Rp 2.200/kg dan beras
B seharga Rp 2.500/kg.” Peneliti :“Apakah hanya itu yang diketahui dari soal?” SI-1 :“Iya bu.”
Peneliti :“Terus, apa yang ditanyakan dari soal yang telah kamu baca?” SI-1 :“Berapa Kg dari beras A dan B untuk menghasilkan 40 Kg beras campuran?” Peneliti : “Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dari soal, konsep apa yang
kamu gunakan untuk menyelesaikan soal?” SI-1 :“saya lihat soal kedua agak susah bu. Jadi, saya buat dulu persamaan 1 dan
2nya biar tau seperti apa mengerjakannya. Terus, saya pakai metode eleminasi dan substitusi, bu.”
Peneliti :“Bagaimana ide atau metode itu bisa kamu pikirkan untuk menyelesaikan
soal?” SI-1 :“Karena lebih mudah metodenya, bu.” Peneliti :“Setelah kamu sudah mengetahui metode yang akan kamu gunakan, apa yang
kamu lakukan selanjutnya?” SI-1 :“ Mengerjakannya bu.”
Peneliti :“Bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu lakukan? Kamu kan mengatakan bahwa kamu menggunakan metode eleminasi dan substitusi . Bagaimana langkah-langkahnya?”
SI-1 :“Pertama yang x dieleminasi. x + y = 40. 2.200x + 2.500y = 40 2.350. 22x + 25y = 940. 47y = 940. y=940/47. Maka A= 20 Kg.”
Peneliti :“Dari persamaan kedua, mengapa langsung bisa didapatkan 47y = 940?” SI-1 :“ karena 22 + 25. Jadi 47y.” Peneliti :“Apakah variabel dari 22 dan 25 sama?”
SI-1 :“Enggak, bu.” Peneliti :“Apakah 25x + 25y langsung bisa dijumlahkan sehingga menghasilkan 47y?”
SI-1 :”enggak bu.” Peneliti :“ Lalu langkah selanjutnya?” SI-1 :“Substitusi y = 20. x + y = 40. x + 20 = 40. x = 40-20. x= 20 Kg.”
Peneliti :“y = 20 disubstitusi ke persamaan berapa?” SI-1 :“pertama,bu.” Peneliti :“Apakah pengerjaan soal yang kamu lakukan sudah sesuai dengan prosedur?”
SI-1 :“enggak, bu. Karena enggak yakin dengan 22x + 25 y = 940, itu jadinya 47y=940. Kurang yakin kalau itu dapatnya 47y.”
Peneliti :“ apakah ada konsep tambahan atau cara lain yang kamu gunkana dalam mengerjakan soal?”
SI-1 :“ Enggak.”
Peneliti :“Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah kamu kerjakan?” SI-1 :“ Kurang yakin. Karena tadi dapat 47y tadi. Padahal variabelnya beda.” Peneliti :“ oo begitu ya. Apakah kamu membuat kesimpulan dari penyelesaian soal yang
kamu kerjakan?” SI-1 :“ Iya, bu. Kesimpulannya itu, jadi beras A =20 Kg dan beras B=20 Kg.”
165
Lampiran 25: Hasil Wawancara kepada Subjek SI-2
1. Soal Nomor 1
peneliti :”Setelah membaca soal nomor 1, informasi apa yang kamu dapat dari soal?” SI-2 :“Yang diketahui umur ayah dan anak perempuannya selisihnya 26 tahun.
Jumlah umur keduanya lima tahun yang lalu 44 tahun.” Peneliti :“Apakah hanya itu yang diketahui dari soal?”
SI-2 :“Iya bu.” Peneliti :“Terus, apa yang ditanyakan dari soal yang telah kamu baca?” SI-2 :“Hitunglah umur ayah dan anak perempuannya dua tahun yang akan datang?”
Peneliti :“Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dari soal, konsep apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan soal?”
SI-2 : “di soal itu kan bu. Ada diketaui jumlah umur ayah dan anak perempuannya 5
tahun lalu. Itu saya sederhanakan dulu bu. Setelah itu, saya pakai metode eleminasi dan substitusi untuk mengerjakannya, bu.”
Peneliti :“Kalau menggunakan metode eleminasi dan substitusi, berarti itu menggunakan metode apa?”
SI-2 :“Metode campuran, bu.”
Peneliti :“Bagaimana ide atau metode itu bisa kamu pikirkan untuk menyelesaikan soal?”
SI-2 :“Karena lebih mudah metodenya, bu.”
Peneliti :“Setelah kamu sudah mengetahui metode yang akan kamu gunakan, apa yang kamu lakukan selanjutnya?”
SI-2 :“ Mengerjakannya bu.” Peneliti :“Bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu lakukan? Kamu kan
mengatakan bahwa kamu menggunakan metode campuran. Bagaimana
langkah-langkahnya?” SI-2 :“Pertama dieleminasi. x + y = 54 dikurang x - y = 26. Jadi 2y = 28. y = 28/2.
y=14 tahun umur anak perempuannya. Substitusi y = 14 tahun ke persamaan
1. x + y = 54. x + 14 = 54. x = 54 – 14. x = 40 tahun umur ayahnya. 14 tahun + 2 tahun = 16 tahun umur anak perempuannya. 40 tahun + 2 tahun = 42
tahun umur ayahnya.” Peneliti :“Apakah langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu lakukan sudah sesuai
dengan prosedur?”
SI-2 :“udah benar bu. Uudah sesuai.” Peneliti :“ apakah ada konsep tambahan atau cara lain yang kamu gunkana dalam
mengerjakan soal?”
SI-2 :“ Enggak.” Peneliti :“Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah kamu kerjakan?”
SI-2 :“ udah, bu.” Peneliti :“Bagaimana kamu menyakini bahwa jawaban yang kamu kerjakan sudah
benar?”
SI-2 : “ Mensubstitusikan x = 40 tahun dan y = 14 tahun ke x - y = 26 dan x + y = 54. x - y = 26. 40-14= 26. Hasilnya sama. Terus, x + y = 54. 40 + 14 = 54. Hasilnya sama. Jadi, jawabannya benar.”
Peneliti :“ oo begitu ya. Apakah kamu membuat kesimpulan dari penyelesaian soal yang kamu kerjakan?”
SI-2 :“ Iya, bu. Jadi, umur ayah 2 tahun yang akan datang 42 tahun dan anak perempuannya 2 tahun yang akan datang 16 tahun.”
166
2. Soal Nomor 2
peneliti :”Setelah membaca soal nomor 2 , apa yang kamu ketahui dalam soal
tersebut?” SI-2 :“Pak Ali menjual beras campuran sebanyak 40 Kg beras dengan harga Rp
2.350/kg. Beras tersebut dicampur dari beras A seharga Rp 2.200/kg dan beras
B seharga Rp 2.500/kg.” Peneliti :“Apakah hanya itu yang diketahui dari soal?”
SI-2 :“Iya bu.” Peneliti :“Terus, apa yang ditanyakan dari soal yang telah kamu baca?” SI-2 :“Berapa Kg dari beras A dan B untuk menghasilkan 40 Kg beras campuran?”
Peneliti :“Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dari soal, konsep apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan soal?”
SI-2 :“dicoba-coba, bu.”
Peneliti :“Bagaimana ide itu bisa kamu pikirkan untuk menyelesaikan soal?” SI-2 :“Karena kan diketahui tadi ada 40 Kg beras dari beras A dan beras B Jadi, bisa
dicoba-coba.” Peneliti :“Setelah kamu sudah mengetahui metode atau cara yang akan kamu gunakan,
apa yang kamu lakukan selanjutnya?”
SI-2 :“ Mengerjakannya bu.” Peneliti :“Bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu lakukan?” SI-2 :“Pertama beras campuran kan 40 Kg, hanrganya 2 .350/kg. Terus 40 x 2.350 =
94.000. beras a = 2.200 x 20 = 44.000. beras b = 2.500 =50.000. beras a + b kan hasilnya 40 kg. jadi 44.000 + 50.000 = 94.000. jadi, pas hasilnya. Jadi,
beras a= 20 kg dan beras b = 20 kg. Peneliti :“Apakah langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu lakukan sudah sesuai
dengan prosedur ?”
SI-2 :“udah bu” Peneliti :“ apakah ada konsep tambahan atau cara lain yang kamu gunkana dalam
mengerjakan soal?”
SI-2 :“ Enggak.” Peneliti :“Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah kamu kerjakan?”
SI-2 :“udah bu. Karena udah dicoba harga a beras sebanyak 20 Kg= 44.000 ditambah harga beras b 20 kg = 50.000, hasilnya 94.000. jai, udah sesuai.”
Peneliti :“ oo begitu ya. Apakah kamu membuat kesimpulan dari penyelesaian soal yang
kamu kerjakan?” SI-2 :“ Iya, bu. Kesimpulannya itu, jadi beras a yang dibutuhkan a= 20 Kg dan beras
B=20 Kg.”
167
Lampiran 26: Hasil Wawancara kepada Subjek SI-3
1. Soal Nomor 1
peneliti :”Setelah membaca soal nomor 1, apa yang kamu ketahui dalam soal tersebut?” SI-3 :“Selisih umur ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun. 5 tahun yang lalu
jumlah umur keduanya adalah 44 tahun.” Peneliti :“Apakah hanya itu yang diketahui dari soal?”
SI-3 : “Iya bu.” Peneliti :“Terus, apa yang ditanyakan dari soal yang telah kamu baca?” SI-3 :“Hitunglah umur ayah dan anak perempuannya dua tahun yang akan datang?”
Peneliti :“Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dari soal, konsep atau cara apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan soal?”
SI-3 : “Pakai metode eleminasi dan substitusi, bu.”
Peneliti :”Kalau menggunakan metode eleminasi dan substitusi, berate menggunakan metode apa?”
SI-3 : “ Metode Campuran.” Peneliti :“Bagaimana ide atau metode itu bisa kamu pikirkan untuk menyelesaikan soal?” SI-3 :“Karena lebih mudah metodenya, bu.”
Peneliti :“Setelah kamu sudah mengetahui metode yang akan kamu gunakan, apa yang kamu lakukan selanjutnya?”
SI-3 :“ Mengerjakannya bu.”
Peneliti :“Bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal yang kamu lakukan? Kamu kan mengatakan bahwa kamu menggunakan metode eleminasi dan substitusi.
Bagaimana langkah-langkahnya?” SI-3 :“ x - y = 26 dan x + y = 54 kemudian dikurangi. 26- 54 = -28. –y – y = -2y. jadi,
-2y = -28. y = -28/-2. y=14. Itu cara eleminasi. Terus cara substitusi, y = 14
tahun subtitusi ke persamaan 1. x –y = 26 tahun. x – 14 = 26. x = 26 + 14. x = 40 tahun. jadi, umur ayah = 40 tahun dan anak perempuannya = 14 tahun. 40 tahun + 2 tahun = 42 tahun. itu umur ayah 2 tahun yang akan datang. 14 tahun
+ 2 tahun = 16 tahun. itu umur anak perempuannya 2 tahun yang akan datang. Peneliti :“Apakah pengerjaan soal yang kamu lakukan sudah sesuai dengan prosedur?”
SI-3 :“udah sesuai.” Peneliti :“Apakah ada konsep tambahan atau cara lain yang kamu gunkana dalam
mengerjakan soal?”
SI-3 :“ Enggak, bu.” Peneliti :“ Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah kamu kerjakan?” SI-3 :“ udah.”
Peneliti :“ Bagaimana kamu menyakini bahwa jawaban yang kamu kerjakan sudah benar?”
SI-3 :“udah benar. yakin aja, bu.” Peneliti :“Apakah kamu tidak memeriksa lagi jawaban yang sudah kamu dapatkan?” SI-3 : “enggak, bu. Karena udah yakin.”
Peneliti :“ oo begitu ya. Apakah kamu membuat kesimpulan dari penyelesaian soal yang kamu kerjakan?”
SI-3 :“ Iya, bu. jadi umur ayah 2 tahun yang akan datang 42 tahun dan anak
perempuannya 2 tahun yang akan dating 14 tahun.”
168
2. Soal Nomor 2
peneliti :”Setelah membaca soal nomor 2 , apa yang kamu ketahui dalam soal tersebut?”
SI-3 :“Pak Ali menjual beras campuran sebanyak 40 Kg beras dengan harga Rp
2.350/kg. Beras tersebut dicampur dari beras A seharga Rp 2.200/kg dan beras B seharga Rp 2.500/kg.”
Peneliti :“Apakah hanya itu yang diketahui dari soal?”
SI-3 :“Iya bu.” Peneliti :“Terus, apa yang ditanyakan dari soal yang telah kamu baca?”
SI-3 :“Berapa Kg dari beras A dan B untuk menghasilkan 40 Kg beras campuran?” Peneliti :“Oke, Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dari soal, konsep atau cara
apa yang kamu gunakan untuk menyelesaikan soal?”
SI-3 :“Pakai metode substitusi, bu.” Peneliti :“Bagaimana ide atau metode itu bisa kamu pikirkan untuk menyelesaikan soal?” SI-3 :“Karena lebih mudah metodenya, bu.”
Peneliti :“Setelah kamu sudah mengetahui metode yang akan kamu gunakan, apa yang kamu lakukan selanjutnya?”
SI-3 :“ Mengerjakannya bu. Tapi, saya kurang paham. Jadi, saya tidak mengerjakan lagi.”
Peneliti :“Apa yang membuat kamu tidak bisa menyelesaikan soal tersebut?”
SI-3 : “Karena soalnya agak rumit, bu.”
169
LAMPIRAN 27: Surat Keterangan Penelitian
170
LAMPIRAN 28: Dokumentasi Penelitian
171
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ira Crestina Silaban panggilan Ira,
lahir di Binio, Kecamatan Pasir Penyuh,
Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau
pada tanggal 08 Juli 1998. Anak kedua dari
pasangan ayah H. Silaban dan ibu N. Br.
Tamba, mempunyai seorang kakak yang
bernama Helti Marito Silaban, seorang adik
laki-laki yang bernama Rio Saputeras
Silaban, dan seorang adik perempuan yang
bernama Nikita Grace Silaban.
Penulis memulai pendidikan pada tahun 2004 di SD Negeri 007 Kota Lama dan
penulis lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan sekolahnya
di SMP Negeri 02 Rengat Barat dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013,
penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA, yaitu SMA Negeri 01 Rengat
Barat dan lulus pada tahun 2016. Penulis memutuskan untuk melanjutkan
pendidikannya ke perguruan tinggi, sehingga tahun 2016 penulis mengikuti jalur
SBMPTN untuk masuk ke Universitas Jambi. Akhirnya penulis lulus di
Universitas Jambi dengan program studi pendidikan matematika.
Sejak awal menjadi mahasiswa Univesitas Jambi, penulis selalu aktif
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh universitas maupun fakultas,
bahkan prodi. Penulis juga mengikuti sebuah organisasi di kampus, yaitu Unit
Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Kristen Universitas Jambi (UKM KK). Selama
tiga tahun berturut-turut, penulis terus berpartisipasi dalam organisasi tersebut.
Selama menduduki bangku perkuliahan, penulis juga beberapa kali meaih prestasi
seperti, juara 1 lomba baca puisi se-pemuda-pemudi Kristen Mendalo, Juara 2
Lomba Cerdas Cermat (LCC) se-mahasiswa pendidikan matematika dalam
perlombaan Kompetisi Matematika (Komet), dan juga mendapatkan beasiswa
berpestasi Djarum Beasiswa Plus pada periode 2018-2019. Beberapa prestasi yang
boleh dinikmati penulis adalah merupakan anugerah dari Tuhan yang Mahaesa.