BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

13
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tembakau merupakan salah satu hasil pertanian yang berasal dari daun tanaman bergenus Nicotina.Tembakau memiliki berbagai fungsi dan manfaat.“Tembakau adalah tumbuhan berdauh lebar, daunnya diracik halus dan dikeringkan untuk bahan baku utama pembuatan rokok, cerutu dan sebagainya” 1 . Tembakau juga dapat digunakan sebagai pestisida dan obat penenang selain sebagai bahan baku pembuatan rokok. Jenis-jenis tanaman tembakau sendiri terdiri dari beberapa macam, namun yang paling banyak dibudidayakan hanya beberapa jenis saja, yaitu: 1. Nicotiana Tabacum yang dikenal dengan tembakau Virginia yang banyak diusahakan di Hindia Belanda maupun beberapa Negara Eropa seperti Nederland, Norwegia dan Elsas 2. Nicotiana Macrophilla yang dikenal dengan tembakau Maryland. Jenis tembakau ini pada mulanya banyak diusahakan di Hongariadan Yunani. 3. Nicotiana Rustica yang dikenal dengan tembakau Boeren yang banyak diusahakan di Amerika Selatan seperti Brasillia dan Guyana” 2 Tembakau dapat hidup dan berkembang dengan baik pada daerah yang berhawa sejuk (rata-rata 14-26 derajat celcius dan 900 m.dpl). 1 http://www.artikata.com/arti-353914-tembakau.html. 05/06/2012 2 Padmo dan Djatmiko,1991,Tembakau kajian social-ekonomi,Aditya Media,Yogyakarta, Hal.17

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2546/2/T1_162007040_BAB I.pdf · seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tembakau merupakan salah satu hasil pertanian yang berasal dari

daun tanaman bergenus Nicotina.Tembakau memiliki berbagai fungsi

dan manfaat.“Tembakau adalah tumbuhan berdauh lebar, daunnya

diracik halus dan dikeringkan untuk bahan baku utama pembuatan

rokok, cerutu dan sebagainya”1. Tembakau juga dapat digunakan

sebagai pestisida dan obat penenang selain sebagai bahan baku

pembuatan rokok. Jenis-jenis tanaman tembakau sendiri terdiri dari

beberapa macam, namun yang paling banyak dibudidayakan hanya

beberapa jenis saja, yaitu:

“1. Nicotiana Tabacum yang dikenal dengan tembakau

Virginia yang banyak diusahakan di Hindia Belanda

maupun beberapa Negara Eropa seperti Nederland,

Norwegia dan Elsas

2. Nicotiana Macrophilla yang dikenal dengan tembakau

Maryland. Jenis tembakau ini pada mulanya banyak

diusahakan di Hongariadan Yunani.

3. Nicotiana Rustica yang dikenal dengan tembakau

Boeren yang banyak diusahakan di Amerika Selatan

seperti Brasillia dan Guyana”2

Tembakau dapat hidup dan berkembang dengan baik pada daerah

yang berhawa sejuk (rata-rata 14-26 derajat celcius dan 900 m.dpl).

1http://www.artikata.com/arti-353914-tembakau.html. 05/06/2012

2Padmo dan Djatmiko,1991,Tembakau kajian social-ekonomi,Aditya

Media,Yogyakarta, Hal.17

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2546/2/T1_162007040_BAB I.pdf · seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

2

Tembakau dapat tumbuh dan berkembang lebih dari 70 negara didunia,

seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

Indonesia sebagai salah satu negara penghasil tembakau didunia

memiliki sejarah yang panjang terkait dengan keberadaan tembakau.

Tembakau dihadirkan di Indonesia oleh bangsa Portugis. Awal kehadiran

tembakau di Indonesia, tembakau hanya digunakan untuk memenuhi

konsumsi kelompok elit saja. Seiring dengan berubahnya pola konsumsi

masyarakat saat itu, perkembangan tembakau menjadi komoditas eksport

yang dipelopori oleh penjajah Belanda. Eksport tembakau ditujukan

utamanya pada pasaran Eropa. Secara bertahap, tembakau kemudian

menjadi konsumsi rakyat kebanyakan. Tembakau merupakan salah satu

komoditas pertanian yang ada di Indonesia.3Jenis tembakau yang

ditanam di Indonesia pada umumnya adalah Nicotiana Macrophylla, dan

Nicotiana Rustica. Nicatiana Tabacum. Ketiga jenis tembakau tersebut

adalah jenis tembakau yang banyak ditanam di Belanda dan negara-

negara Eropa. Tidak semua tempat di Indonesia dapat ditanami

tembakau, karena kualitas tembakau sangat ditentukan oleh lokasi

penanamannya. Beberapa daerah di Indonesia yang menjadi penghasil

utama tembakau adalah Deli, Temanggung, Lombok Timur, dan Yogya-

Klaten-Solo.

Desa Senden adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan

Selo, Kabupaten Boyolali yang memiliki beberapa dusun. Dusun-dusun

3http://www.artikata.com/arti-353914-tembakau.html 05/06/2012

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2546/2/T1_162007040_BAB I.pdf · seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

3

yang ada di desa Senden diantaranya adalah dusun Pasah, Argosari,

Gunung Sari, Muntuk, Brajan, Tegalsari, Sengon, Senden, Gragah Ombo,

Sidomulyo, Kemangen. Berdasarkan data yang diperoleh dari data

monografi Pemerintah Desa Senden, diketahui bahwa jumlah penduduk

Desa Senden adalah 2.317 yang terdiri dari 567 kepala keluarga. Desa

Senden berada diantara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Kondisi

geografis daerah tersebut berada pada ketinggian1300 meter dari

permukaan laut dan bersuhu minimul 18° Celcius serta suhu maksimum

23° Celcius. Kondisi tersebut menjadikan Desa Senden sebagai wilayah

yang ideal bagi tanaman tembakau untuk tumbuh dan berkembang.

Tembakau didesa Senden merupakan tulang punggung

perekonomian bagi petani. Keadaan alam yang mendukung ini sekaligus

membuka peluang usaha bagi masyarakat Desa Senden dengan menjadi

petani tembakau. Jumlah petani tembakau di Desa Senden adalah 567

orang atau seluruh kepala keluarga di Desa Senden.

Jenis tembakau yang ditanam di Desa Senden merupakan jenis

tembakau Native Tobaccoes. Jenis ini adalah jenis tembakau yang

ditanam oleh rakyat, mulai dari pembuatan, pesemaian, penanaman dan

pengolahan daunya, sehingga siap untuk dijual dipasaran.

Karena masa tanamnya yang lebih singkat, petani mempunyai

kesempatan untuk menanam tanaman lain dan memperoleh keuntungan

lebih dari sana. Berbeda dengan tanaman semusim lainnya seperti kopi,

cengkeh, dan kelapa, tembakau lebih cepat memberikan hasil.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2546/2/T1_162007040_BAB I.pdf · seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

4

Pemasaran tembakau didesa Senden terbilang rumit sehingga

tidak memungkinkan petani memasarkan sendiri tembakaunya ke

pabrikan. Sementara pabrikan sendiri enggan membeli dalam jumlah

yang kecil, hal ini memunculkan peluang bagi sebagian orang dengan

menjadi pedagang pengumpul tembakau, namun untuk menjadi pedagang

pengumpul tembakau juga bukan hal yang mudah, harus memenuhi

beberapa persyaratan diantaranya harus memiliki keahlian dalam

pemeriksaan tembakau terkait dengan aroma, warna dan jenis tanaman.

Kriteria lain yang menjadi hambatan adalah apakah tembakau berasal

dari sawah kering atau tegalan, ladang yang letaknya tinggi ataukah

rendah, lahan pasir atau tanah liat, lahan lempung atau tanah kapur, daun

pucuk, daun tengah, daun bawah ataukah campur, dirajang secara halus

atau kasar, difermentasi dan dikeringkan dalam jangka yang cepat atau

lama, pemupukannya sedikit ataukah banyak, terkena penyakit dan hujan

ataukah tidak.

Proses pemasaran tembakau tidak hanya sebatas sampai di

pedagang pengumpul saja, sebab para pedagang pengumpul ini hampir

tidak mempunyai hubungan dengan pabrikan. Sebaliknya dengan adanya

pedagang besar, meskipun ia mempunyai hubungan dengan sejumlah

pabrik rokok, namun karena pengetahuannya akan jenis-jenis tembakau

yang dihasilkan oleh berbagai daerah sangatlah terbatas maka petani

tetap bergantung pada pedagang pengumpul juga. Terdapat satu mata

rantai yang menghubungkan hasil tembakau petani untuk sampai ke

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2546/2/T1_162007040_BAB I.pdf · seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

5

pabrikan, mata rantai ini meliputi pedagang pengumpul, pedagang

besar, pabrikan.

Para pedagang pengumpul tembakau yang membeli hasil

pertanian tembakau dari petani untuk selanjutnya dijual kepada

perusahaan yang memakai tembakau sebagai bahan bakunya atau kepada

pedagang yang lebih besar. Pedagang pengumpul tembakau di desa

senden kecamatan selo kabupaten boyolali dituntut dapat menyediakan

tembakau yang dapat diterima oleh perusahaan-perusahaan pemakai

tembakau sebagai bahan baku atau pedagang yang lebih besar. Tuntutan

tersebut dalam bentuk standar mutu. Untuk dapat memenuhi standar

mutu tersebut, pedagang pengumpul tembakau juga menuntut petani

untuk dapat menghasilkan tembakau yang sesuai dengan standar mutu

yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan rokok yang akan membeli

tembakau mereka atau kepada pedagang yang lebih besar. standar mutu

yang ditetapkan sebagai berikut :

Table 1.1 Spesifikasi Persyaratan Mutu Tembakau Rajangan Boyolali

Berdasarkan SNI No. 01-3935-1996

no Jenis uji

Jenis mutu

Mutu I

(f)

Mutu II

(e)

Mutu III

(d)

Mutu IV

(c)

Mutu V

(b)

Mutu VI

(a)

1 Warna Merah

coklat,

sedikit

kehitaman

, cerah

sekali

Merah

coklat,

sedikit

kekuninga

n, cerah

sekali

Merah

kecoklata

n, cerah

Kuning

kecoklata

n, cerah

Kuning

kehijaua

n, cerah

Hijau

kekuning

an, cerah

2 pegangan Tebal,

antep,man

tap,bermin

yak,lekat

Tebal,

antep.

Supel.ber

minyak

Cukup

antep,sup

el,

berminya

Sedang

agak

antep.ma

ntep,

Sedang

,ringan

cukup

supel

Tipis,

ringan,

tidak

supel tapi

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2546/2/T1_162007040_BAB I.pdf · seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

6

dan

mudah

ngempel

lekat dan

mundah

ngempel

k dan

mudah

ngempel

mantap,

cukup

berminya

k,

supel,

lekat

kepyar tidak

kropos,

kepyar

3 Aroma Segar,

sangat

harum,

halus dan

dalam,

mantap

sekali,

gurih dan

manis

sekali

Segar,

sangat

harum,

mantap

halus dan

dalam,

gurih dan

manis

Segar,

harum,

cukup

mantap,

halus dan

dalam,

gurih dan

manis

Segar

harum,

cukup

mantap,

halus,

gurih dan

mantap

Segar,

halus,

cukup

mantap,

cukup

gurih,

cukup

manis,

ringan

dan

ampang

Segar,

ringan/a

mpang,

kurang

gurih

kurang

manis,

kurang

halus

4 Posisi daun Daun

atas(prong

golan)

Daun atas-

daun

tengah

atas(prong

golan

tenggokan

)

Daun

tengah

atas(teng

gokan)

Daun

tengahan

(dada)

Daun

tengah

bawah(a

mpadan

I)

Daun

kaki

(ampada

n II)

5 kemurnian murni murni Cukup

murni

Cukup

murni

Cukup

murni

Cukup

murni

6 kebersihan baik baik baik Cukup

baik

Cukup

baik

Cukup

baik

7 Kadar gula Maks 10% Maks 10% Maks

10%

± 20% >20% >20%

8 Ukuran lebar

rajangan

kasar kasar cukup Cukup cukup cukup

http://jateng.litbang.deptan.go.id/ind/images/Publikasi/databaseristek/standarmututemba

kau.pdf. 07/06/2012

Tembakau di Desa Senden merupakan jenis tembakau yang

banyak digunakan untuk bahan baku rokok filter. Pabrik-pabrik rokok

yang menggunakan bahan dasar tembakau dari daerah ini antara lain

adalah PT Djarum,Tbk dan PT Gudang Garam,Tbk. Tembakau hasil

produksi petani di Desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

lebih banyak digunakan oleh PT Djarum,Tbk untuk bahan baku

produksinya daripada oleh PT Gudang Garam,Tbk.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2546/2/T1_162007040_BAB I.pdf · seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

7

Petani tembakau di Desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten

Boyolali dalam menjual produk tembakau mereka selalu menggunakan

patokan kualitas dan harga untuk memperkirakan harga tembakau yang

mereka hasilkan. Patokan kualitas dan harga yang biasa digunakan oleh

petani adalah milik PT Djarum,Tbk. Hal ini dikarenakan yang lebih

sering menggunakan tembakau hasil produksi petani di Desa Senden

Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali sebagai bahan baku pembuatan

rokok adalah PT Djarum,Tbk. Tingkatan kualitas (grade) dan harga

dari PT Djarum, Tbk adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1. Grade dan Harga Tembakau PT Djarum,Tbk Musim Tanam

2011

No Grade Harga

1 XL Rp. 34.000

2 XF Rp. 32.500

3 CL Rp. 47.000

4 CF Rp. 45.500

5 HL Rp. 51.000

6 HF Rp. 49.500

7 BL Rp. 63.500

8 BF Rp. 69.000

Sumber : Mas Giyanto(koordinator merabu PT. Djarum, Tbk desa

senden), 2011, Boyolali

Adapun tingkatan kualitas/grade ini diperoleh berdasarkan cara

dan masa petiknya,sebagai berikut :

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2546/2/T1_162007040_BAB I.pdf · seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

8

“1. Petikan bawah

Sering disebut samparan, dipetik pada awal bulan

agustus, pada petikan ini dihasilkan tembakau dengan

grade XL sampai XF, pada petikan ini didapatkan

tembakau dengan aroma yang lumayan pekat dan

berwarna coklat, untuk daun tembakau jenis ini petani

cenderung menjualnya secara daun(ndendeng/krosok)

tanpa dirajang.(biasanya digunakan untuk bungkus rokok

cerutu).

2. Petikan tenggang

Dipetik pada pertengahan bulan agustus atau pada

minggu kedua di bulan agustus, pada petikan ini

dihasilkan tembakaugrade CL sampai CF. pada masa ini

warna tembakau yang dihasilkan lebih baik, karena pada

waktu ini sinar matahari lebih terang, sehinggga akan

berdampak baik pada daun tembakau, seperti daun

tembakau memiliki aroma yang cukup pekat dan

berwarna coklat agak gelap dan tembakau akan lebih

bersinar dan berminyak (misring)

3. Petikan tenggok

Dipetik pada pertengahan bulan agustus atau minggu

ketiga pada bulan agustus, pada petikan ini dihasilkan

tembakau grade HL sampai HF. Pada masa ini warna

tembakau agak coklat kehitaman dan memiliki aroma

yang cukup harum.

4. Petikan atas

Disebut pronggol, dipetik pada akhir bulan agustus atau

awal bulan September. Merupakan petikan terakhir dari

batang tembakau, sehingga akan dihasilkan tembakau

dengan grade BL sampai BF. Tembakau yang dihasilkan

pada petikan ini berwarna lebih gelap jika dibandingkan

dengan dengan petikak bawah, tenggang maupun tenggok

serta aroma yang sangat pekat tetapi memiliki mutu lebih

tinggi dari petikan-petikan sebelumnya.”4

Menjaga kualitas tembakau menjadi hal yang wajib dilakukan

oleh pihak-pihak yang terlibat dalam saluran pemasaran tembakau.

Petani harus memproduksi tanaman tembakau sesuai dengan tuntutan

dari pedagang pengumpul yang akan membeli hasil produksi mereka. di

4Hasil wawancara dengan Giyanto,koordinator merabu desa senden.tanggal 4

maret 2012.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2546/2/T1_162007040_BAB I.pdf · seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

9

pihak lain, pedagang pengumpul harus menjaga mutu tembakau yang

mereka beli dari petani supaya kualitas tembakau yang mereka jual ke

pihak lain tetap terjaga.

1.2 Permasalahan Penelitian

Tembakau merupakan salah satu tanaman pertanian yang ada di

indonesia. Tanaman tembakau bisa tumbuh dengan baik di lingkungan

yang memiliki suhu dingin. Salah satu wilayah yang pertanian

tembakaunya berkembang dengan baik adalah Desa Senden Kecamatan

Selo Kabupaten Boyolali. Keadaan alam serta suhu yang mendukung

dalam mengembangkan pertanian tembakau ini membuka peluang usaha

baru yang menjadikan tembakau sebagai komoditasnya. Peluang usaha

ini direspon masyarakat dengan menjadi petani tembakau dan pedagang

pengumpul di Desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.

Penulis melakukan pengamatan pendahuluan terhadap beberapa

petani tembakau. Pengamatan ini dilakukan terhadap petani yang menjual

hasil panen tembakaunya kepada pengumpul. Dari pengamatan

pendahuluan yang sudah dilakukan oleh penulis, ditemukan beberapa

gejala problematis:

Ada tembakau hasil produksi petani sebanyak 52 kilogram

tembakau kering diterima oleh pengumpul A dengan kadar gula

mencapai 35%. Batas maksimal yang ditetapkan untuk kadar gula

adalah 10%

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2546/2/T1_162007040_BAB I.pdf · seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

10

Ada tembakau hasil produksi petani sebanyak 86 kilogram

tembakau kering diterima oleh pengumpul B dengan kadar gula

mencapai 27%. Batas maksimal yang ditetapkan untuk kadar gula

adalah 10%.

Ada tembakau hasil produksi petani dengan grade BF dibeli oleh

pengumpul A dengan harga Rp. 67.500,-

Ada tembakau hasil produksi petani dengan grade HF dibeli oleh

pengumpul B dengan harga Rp. 45.000,-

Beberapa gejala problematis tersebut menunjukkan adanya

masalah. Terdapat perbedaan penerapan standar mutu pada level

pengumpul tembakau dari petani. Standar mutu yang diberlakukan oleh

pengumpul satu berbeda dengan standar mutu yang diberlakukan oleh

pengumpul lain dalam membeli tembakau. Petani dituntut untuk dapat

memproduksi tembakau yang mempunyai mutu yang sesuai dengan

standar mutu yang sudah ditentukan. Perbedaan standar mutu yang

ditentukan oleh para pengumpul tembakau pada level pengumpul

tembakau dari petani juga terjadi. Hal ini bertolak belakang dengan

kenyataan bahwa para pengumpul tembakau pada level ini dituntut

dengan standar mutu yang sama supaya tembakau yang mereka

kumpulkan dapat diterima oleh pengumpul tembakau yang lebih besar

atau perusahaan yang menggunakan tembakau sebagai bahan baku

produksinya.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2546/2/T1_162007040_BAB I.pdf · seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

11

Masalah lain yang tampak adalah masalah perbedaan harga

tembakau pada level pengumpul tembakau. Harga beli tembakau yang

diberlakukan oleh satu pengumpul berbeda dengan harga yang

diberlakukan oleh pengumpul lain dalam membeli tembakau dari petani.

Melihat harga tembakau pada level pengumpul tembakau dari

petani, seharusnya petani akan memilih untuk menjual tembakau hasil

produksinya kepada pengumpul tembakau yang memberlakukan harga

yang relatif tinggi. Namun, pada kenyataanya masih ada petani yang

menjual tembakau hasil produksinya kepada pengumpul tembakau yang

memberlakukan harga yang lebih rendah dibanding pengumpul tembakau

lain pada level yang sama.

Dari analisis gejala problematis diatas, penelitian ini hendak

menjawab pertanyaan:

1. Bagaimanakah peran pedagang pengumpul tembakau dalam

pemasaran tembakau di Desa Senden Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali?

2. Bagaimanakah fungsi standar mutu tembakau dalam

pemasaran tembakau hasil produksi petani di Desa Senden

Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali?

3. Bagaimanakah fungsi harga dalam penjualan tembakau dari

petani kepada pengumpul tembakau di Desa Senden

Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali?

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2546/2/T1_162007040_BAB I.pdf · seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

12

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan persoalan penelitian, yang menjadi tujuan penelitian

adalah :

1. Mendeskripsikan peran pedagang pengumpul tembakau dalam

pemasaran tembakau di Desa Senden Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali.

2. Mendeskripsikan fungsi standar mutu tembakau dalam

pemasaran tembakau hasil produksi petani di Desa Senden

Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.

3. Mendeskripsikan fungsi harga dalam penjualan tembakau dari

petani kepada pengumpul di Desa Senden Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali.

1.4. Signifikansi Penelitian

1.4.1 signifikansi teoritis

Penelitian ini hendak menguji pendapat dari Dr. Buchari Alma

yang menyatakan:

“Bahwa hubungan pemasaran ini sangat erat karena melalui

pemasaran hasil produksi dapat diperkenalkan, dan

dikonsumsi oleh konsumen, apabila hasil produksi baik dan

penyaluran distribusi barangnya pun baik dan cepat sampai

ke tangan konsumen maka akan menimbulkan peningkatan

pembelian yang dilakukan oleh konsumen dan ini secara

langsung akan meningkatkan hasil penjualan”.5

5BuchariAlma, 2000, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta,

Bandung, Hal. 9

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2546/2/T1_162007040_BAB I.pdf · seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.

13

1.4.2 signifikansi praktis

Bagi dunia pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam bentuk penelitian kualitatif dalam rangka

mengembangkan ilmu pengetahuan

Bagi dunia pemasaran

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan

pemikiran untuk mengembangkan pemasaran industri dan

meningkatkan nilai jual suatu komoditas.

Bagi petani tembakau

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan tentang

strategi yang harus diterapkan untuk mengelola hasil produksinya

atau pasca panen tembakau.