BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tembakau merupakan salah satu hasil pertanian yang berasal dari
daun tanaman bergenus Nicotina.Tembakau memiliki berbagai fungsi
dan manfaat.“Tembakau adalah tumbuhan berdauh lebar, daunnya
diracik halus dan dikeringkan untuk bahan baku utama pembuatan
rokok, cerutu dan sebagainya”1. Tembakau juga dapat digunakan
sebagai pestisida dan obat penenang selain sebagai bahan baku
pembuatan rokok. Jenis-jenis tanaman tembakau sendiri terdiri dari
beberapa macam, namun yang paling banyak dibudidayakan hanya
beberapa jenis saja, yaitu:
“1. Nicotiana Tabacum yang dikenal dengan tembakau
Virginia yang banyak diusahakan di Hindia Belanda
maupun beberapa Negara Eropa seperti Nederland,
Norwegia dan Elsas
2. Nicotiana Macrophilla yang dikenal dengan tembakau
Maryland. Jenis tembakau ini pada mulanya banyak
diusahakan di Hongariadan Yunani.
3. Nicotiana Rustica yang dikenal dengan tembakau
Boeren yang banyak diusahakan di Amerika Selatan
seperti Brasillia dan Guyana”2
Tembakau dapat hidup dan berkembang dengan baik pada daerah
yang berhawa sejuk (rata-rata 14-26 derajat celcius dan 900 m.dpl).
1http://www.artikata.com/arti-353914-tembakau.html. 05/06/2012
2Padmo dan Djatmiko,1991,Tembakau kajian social-ekonomi,Aditya
Media,Yogyakarta, Hal.17
2
Tembakau dapat tumbuh dan berkembang lebih dari 70 negara didunia,
seperti Amerika Serikat, Kuba, Brazilia, China, serta Indonesia.
Indonesia sebagai salah satu negara penghasil tembakau didunia
memiliki sejarah yang panjang terkait dengan keberadaan tembakau.
Tembakau dihadirkan di Indonesia oleh bangsa Portugis. Awal kehadiran
tembakau di Indonesia, tembakau hanya digunakan untuk memenuhi
konsumsi kelompok elit saja. Seiring dengan berubahnya pola konsumsi
masyarakat saat itu, perkembangan tembakau menjadi komoditas eksport
yang dipelopori oleh penjajah Belanda. Eksport tembakau ditujukan
utamanya pada pasaran Eropa. Secara bertahap, tembakau kemudian
menjadi konsumsi rakyat kebanyakan. Tembakau merupakan salah satu
komoditas pertanian yang ada di Indonesia.3Jenis tembakau yang
ditanam di Indonesia pada umumnya adalah Nicotiana Macrophylla, dan
Nicotiana Rustica. Nicatiana Tabacum. Ketiga jenis tembakau tersebut
adalah jenis tembakau yang banyak ditanam di Belanda dan negara-
negara Eropa. Tidak semua tempat di Indonesia dapat ditanami
tembakau, karena kualitas tembakau sangat ditentukan oleh lokasi
penanamannya. Beberapa daerah di Indonesia yang menjadi penghasil
utama tembakau adalah Deli, Temanggung, Lombok Timur, dan Yogya-
Klaten-Solo.
Desa Senden adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan
Selo, Kabupaten Boyolali yang memiliki beberapa dusun. Dusun-dusun
3http://www.artikata.com/arti-353914-tembakau.html 05/06/2012
3
yang ada di desa Senden diantaranya adalah dusun Pasah, Argosari,
Gunung Sari, Muntuk, Brajan, Tegalsari, Sengon, Senden, Gragah Ombo,
Sidomulyo, Kemangen. Berdasarkan data yang diperoleh dari data
monografi Pemerintah Desa Senden, diketahui bahwa jumlah penduduk
Desa Senden adalah 2.317 yang terdiri dari 567 kepala keluarga. Desa
Senden berada diantara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Kondisi
geografis daerah tersebut berada pada ketinggian1300 meter dari
permukaan laut dan bersuhu minimul 18° Celcius serta suhu maksimum
23° Celcius. Kondisi tersebut menjadikan Desa Senden sebagai wilayah
yang ideal bagi tanaman tembakau untuk tumbuh dan berkembang.
Tembakau didesa Senden merupakan tulang punggung
perekonomian bagi petani. Keadaan alam yang mendukung ini sekaligus
membuka peluang usaha bagi masyarakat Desa Senden dengan menjadi
petani tembakau. Jumlah petani tembakau di Desa Senden adalah 567
orang atau seluruh kepala keluarga di Desa Senden.
Jenis tembakau yang ditanam di Desa Senden merupakan jenis
tembakau Native Tobaccoes. Jenis ini adalah jenis tembakau yang
ditanam oleh rakyat, mulai dari pembuatan, pesemaian, penanaman dan
pengolahan daunya, sehingga siap untuk dijual dipasaran.
Karena masa tanamnya yang lebih singkat, petani mempunyai
kesempatan untuk menanam tanaman lain dan memperoleh keuntungan
lebih dari sana. Berbeda dengan tanaman semusim lainnya seperti kopi,
cengkeh, dan kelapa, tembakau lebih cepat memberikan hasil.
4
Pemasaran tembakau didesa Senden terbilang rumit sehingga
tidak memungkinkan petani memasarkan sendiri tembakaunya ke
pabrikan. Sementara pabrikan sendiri enggan membeli dalam jumlah
yang kecil, hal ini memunculkan peluang bagi sebagian orang dengan
menjadi pedagang pengumpul tembakau, namun untuk menjadi pedagang
pengumpul tembakau juga bukan hal yang mudah, harus memenuhi
beberapa persyaratan diantaranya harus memiliki keahlian dalam
pemeriksaan tembakau terkait dengan aroma, warna dan jenis tanaman.
Kriteria lain yang menjadi hambatan adalah apakah tembakau berasal
dari sawah kering atau tegalan, ladang yang letaknya tinggi ataukah
rendah, lahan pasir atau tanah liat, lahan lempung atau tanah kapur, daun
pucuk, daun tengah, daun bawah ataukah campur, dirajang secara halus
atau kasar, difermentasi dan dikeringkan dalam jangka yang cepat atau
lama, pemupukannya sedikit ataukah banyak, terkena penyakit dan hujan
ataukah tidak.
Proses pemasaran tembakau tidak hanya sebatas sampai di
pedagang pengumpul saja, sebab para pedagang pengumpul ini hampir
tidak mempunyai hubungan dengan pabrikan. Sebaliknya dengan adanya
pedagang besar, meskipun ia mempunyai hubungan dengan sejumlah
pabrik rokok, namun karena pengetahuannya akan jenis-jenis tembakau
yang dihasilkan oleh berbagai daerah sangatlah terbatas maka petani
tetap bergantung pada pedagang pengumpul juga. Terdapat satu mata
rantai yang menghubungkan hasil tembakau petani untuk sampai ke
5
pabrikan, mata rantai ini meliputi pedagang pengumpul, pedagang
besar, pabrikan.
Para pedagang pengumpul tembakau yang membeli hasil
pertanian tembakau dari petani untuk selanjutnya dijual kepada
perusahaan yang memakai tembakau sebagai bahan bakunya atau kepada
pedagang yang lebih besar. Pedagang pengumpul tembakau di desa
senden kecamatan selo kabupaten boyolali dituntut dapat menyediakan
tembakau yang dapat diterima oleh perusahaan-perusahaan pemakai
tembakau sebagai bahan baku atau pedagang yang lebih besar. Tuntutan
tersebut dalam bentuk standar mutu. Untuk dapat memenuhi standar
mutu tersebut, pedagang pengumpul tembakau juga menuntut petani
untuk dapat menghasilkan tembakau yang sesuai dengan standar mutu
yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan rokok yang akan membeli
tembakau mereka atau kepada pedagang yang lebih besar. standar mutu
yang ditetapkan sebagai berikut :
Table 1.1 Spesifikasi Persyaratan Mutu Tembakau Rajangan Boyolali
Berdasarkan SNI No. 01-3935-1996
no Jenis uji
Jenis mutu
Mutu I
(f)
Mutu II
(e)
Mutu III
(d)
Mutu IV
(c)
Mutu V
(b)
Mutu VI
(a)
1 Warna Merah
coklat,
sedikit
kehitaman
, cerah
sekali
Merah
coklat,
sedikit
kekuninga
n, cerah
sekali
Merah
kecoklata
n, cerah
Kuning
kecoklata
n, cerah
Kuning
kehijaua
n, cerah
Hijau
kekuning
an, cerah
2 pegangan Tebal,
antep,man
tap,bermin
yak,lekat
Tebal,
antep.
Supel.ber
minyak
Cukup
antep,sup
el,
berminya
Sedang
agak
antep.ma
ntep,
Sedang
,ringan
cukup
supel
Tipis,
ringan,
tidak
supel tapi
6
dan
mudah
ngempel
lekat dan
mundah
ngempel
k dan
mudah
ngempel
mantap,
cukup
berminya
k,
supel,
lekat
kepyar tidak
kropos,
kepyar
3 Aroma Segar,
sangat
harum,
halus dan
dalam,
mantap
sekali,
gurih dan
manis
sekali
Segar,
sangat
harum,
mantap
halus dan
dalam,
gurih dan
manis
Segar,
harum,
cukup
mantap,
halus dan
dalam,
gurih dan
manis
Segar
harum,
cukup
mantap,
halus,
gurih dan
mantap
Segar,
halus,
cukup
mantap,
cukup
gurih,
cukup
manis,
ringan
dan
ampang
Segar,
ringan/a
mpang,
kurang
gurih
kurang
manis,
kurang
halus
4 Posisi daun Daun
atas(prong
golan)
Daun atas-
daun
tengah
atas(prong
golan
tenggokan
)
Daun
tengah
atas(teng
gokan)
Daun
tengahan
(dada)
Daun
tengah
bawah(a
mpadan
I)
Daun
kaki
(ampada
n II)
5 kemurnian murni murni Cukup
murni
Cukup
murni
Cukup
murni
Cukup
murni
6 kebersihan baik baik baik Cukup
baik
Cukup
baik
Cukup
baik
7 Kadar gula Maks 10% Maks 10% Maks
10%
± 20% >20% >20%
8 Ukuran lebar
rajangan
kasar kasar cukup Cukup cukup cukup
http://jateng.litbang.deptan.go.id/ind/images/Publikasi/databaseristek/standarmututemba
kau.pdf. 07/06/2012
Tembakau di Desa Senden merupakan jenis tembakau yang
banyak digunakan untuk bahan baku rokok filter. Pabrik-pabrik rokok
yang menggunakan bahan dasar tembakau dari daerah ini antara lain
adalah PT Djarum,Tbk dan PT Gudang Garam,Tbk. Tembakau hasil
produksi petani di Desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali
lebih banyak digunakan oleh PT Djarum,Tbk untuk bahan baku
produksinya daripada oleh PT Gudang Garam,Tbk.
7
Petani tembakau di Desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten
Boyolali dalam menjual produk tembakau mereka selalu menggunakan
patokan kualitas dan harga untuk memperkirakan harga tembakau yang
mereka hasilkan. Patokan kualitas dan harga yang biasa digunakan oleh
petani adalah milik PT Djarum,Tbk. Hal ini dikarenakan yang lebih
sering menggunakan tembakau hasil produksi petani di Desa Senden
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali sebagai bahan baku pembuatan
rokok adalah PT Djarum,Tbk. Tingkatan kualitas (grade) dan harga
dari PT Djarum, Tbk adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1. Grade dan Harga Tembakau PT Djarum,Tbk Musim Tanam
2011
No Grade Harga
1 XL Rp. 34.000
2 XF Rp. 32.500
3 CL Rp. 47.000
4 CF Rp. 45.500
5 HL Rp. 51.000
6 HF Rp. 49.500
7 BL Rp. 63.500
8 BF Rp. 69.000
Sumber : Mas Giyanto(koordinator merabu PT. Djarum, Tbk desa
senden), 2011, Boyolali
Adapun tingkatan kualitas/grade ini diperoleh berdasarkan cara
dan masa petiknya,sebagai berikut :
8
“1. Petikan bawah
Sering disebut samparan, dipetik pada awal bulan
agustus, pada petikan ini dihasilkan tembakau dengan
grade XL sampai XF, pada petikan ini didapatkan
tembakau dengan aroma yang lumayan pekat dan
berwarna coklat, untuk daun tembakau jenis ini petani
cenderung menjualnya secara daun(ndendeng/krosok)
tanpa dirajang.(biasanya digunakan untuk bungkus rokok
cerutu).
2. Petikan tenggang
Dipetik pada pertengahan bulan agustus atau pada
minggu kedua di bulan agustus, pada petikan ini
dihasilkan tembakaugrade CL sampai CF. pada masa ini
warna tembakau yang dihasilkan lebih baik, karena pada
waktu ini sinar matahari lebih terang, sehinggga akan
berdampak baik pada daun tembakau, seperti daun
tembakau memiliki aroma yang cukup pekat dan
berwarna coklat agak gelap dan tembakau akan lebih
bersinar dan berminyak (misring)
3. Petikan tenggok
Dipetik pada pertengahan bulan agustus atau minggu
ketiga pada bulan agustus, pada petikan ini dihasilkan
tembakau grade HL sampai HF. Pada masa ini warna
tembakau agak coklat kehitaman dan memiliki aroma
yang cukup harum.
4. Petikan atas
Disebut pronggol, dipetik pada akhir bulan agustus atau
awal bulan September. Merupakan petikan terakhir dari
batang tembakau, sehingga akan dihasilkan tembakau
dengan grade BL sampai BF. Tembakau yang dihasilkan
pada petikan ini berwarna lebih gelap jika dibandingkan
dengan dengan petikak bawah, tenggang maupun tenggok
serta aroma yang sangat pekat tetapi memiliki mutu lebih
tinggi dari petikan-petikan sebelumnya.”4
Menjaga kualitas tembakau menjadi hal yang wajib dilakukan
oleh pihak-pihak yang terlibat dalam saluran pemasaran tembakau.
Petani harus memproduksi tanaman tembakau sesuai dengan tuntutan
dari pedagang pengumpul yang akan membeli hasil produksi mereka. di
4Hasil wawancara dengan Giyanto,koordinator merabu desa senden.tanggal 4
maret 2012.
9
pihak lain, pedagang pengumpul harus menjaga mutu tembakau yang
mereka beli dari petani supaya kualitas tembakau yang mereka jual ke
pihak lain tetap terjaga.
1.2 Permasalahan Penelitian
Tembakau merupakan salah satu tanaman pertanian yang ada di
indonesia. Tanaman tembakau bisa tumbuh dengan baik di lingkungan
yang memiliki suhu dingin. Salah satu wilayah yang pertanian
tembakaunya berkembang dengan baik adalah Desa Senden Kecamatan
Selo Kabupaten Boyolali. Keadaan alam serta suhu yang mendukung
dalam mengembangkan pertanian tembakau ini membuka peluang usaha
baru yang menjadikan tembakau sebagai komoditasnya. Peluang usaha
ini direspon masyarakat dengan menjadi petani tembakau dan pedagang
pengumpul di Desa Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.
Penulis melakukan pengamatan pendahuluan terhadap beberapa
petani tembakau. Pengamatan ini dilakukan terhadap petani yang menjual
hasil panen tembakaunya kepada pengumpul. Dari pengamatan
pendahuluan yang sudah dilakukan oleh penulis, ditemukan beberapa
gejala problematis:
Ada tembakau hasil produksi petani sebanyak 52 kilogram
tembakau kering diterima oleh pengumpul A dengan kadar gula
mencapai 35%. Batas maksimal yang ditetapkan untuk kadar gula
adalah 10%
10
Ada tembakau hasil produksi petani sebanyak 86 kilogram
tembakau kering diterima oleh pengumpul B dengan kadar gula
mencapai 27%. Batas maksimal yang ditetapkan untuk kadar gula
adalah 10%.
Ada tembakau hasil produksi petani dengan grade BF dibeli oleh
pengumpul A dengan harga Rp. 67.500,-
Ada tembakau hasil produksi petani dengan grade HF dibeli oleh
pengumpul B dengan harga Rp. 45.000,-
Beberapa gejala problematis tersebut menunjukkan adanya
masalah. Terdapat perbedaan penerapan standar mutu pada level
pengumpul tembakau dari petani. Standar mutu yang diberlakukan oleh
pengumpul satu berbeda dengan standar mutu yang diberlakukan oleh
pengumpul lain dalam membeli tembakau. Petani dituntut untuk dapat
memproduksi tembakau yang mempunyai mutu yang sesuai dengan
standar mutu yang sudah ditentukan. Perbedaan standar mutu yang
ditentukan oleh para pengumpul tembakau pada level pengumpul
tembakau dari petani juga terjadi. Hal ini bertolak belakang dengan
kenyataan bahwa para pengumpul tembakau pada level ini dituntut
dengan standar mutu yang sama supaya tembakau yang mereka
kumpulkan dapat diterima oleh pengumpul tembakau yang lebih besar
atau perusahaan yang menggunakan tembakau sebagai bahan baku
produksinya.
11
Masalah lain yang tampak adalah masalah perbedaan harga
tembakau pada level pengumpul tembakau. Harga beli tembakau yang
diberlakukan oleh satu pengumpul berbeda dengan harga yang
diberlakukan oleh pengumpul lain dalam membeli tembakau dari petani.
Melihat harga tembakau pada level pengumpul tembakau dari
petani, seharusnya petani akan memilih untuk menjual tembakau hasil
produksinya kepada pengumpul tembakau yang memberlakukan harga
yang relatif tinggi. Namun, pada kenyataanya masih ada petani yang
menjual tembakau hasil produksinya kepada pengumpul tembakau yang
memberlakukan harga yang lebih rendah dibanding pengumpul tembakau
lain pada level yang sama.
Dari analisis gejala problematis diatas, penelitian ini hendak
menjawab pertanyaan:
1. Bagaimanakah peran pedagang pengumpul tembakau dalam
pemasaran tembakau di Desa Senden Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali?
2. Bagaimanakah fungsi standar mutu tembakau dalam
pemasaran tembakau hasil produksi petani di Desa Senden
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali?
3. Bagaimanakah fungsi harga dalam penjualan tembakau dari
petani kepada pengumpul tembakau di Desa Senden
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali?
12
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan persoalan penelitian, yang menjadi tujuan penelitian
adalah :
1. Mendeskripsikan peran pedagang pengumpul tembakau dalam
pemasaran tembakau di Desa Senden Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali.
2. Mendeskripsikan fungsi standar mutu tembakau dalam
pemasaran tembakau hasil produksi petani di Desa Senden
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.
3. Mendeskripsikan fungsi harga dalam penjualan tembakau dari
petani kepada pengumpul di Desa Senden Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali.
1.4. Signifikansi Penelitian
1.4.1 signifikansi teoritis
Penelitian ini hendak menguji pendapat dari Dr. Buchari Alma
yang menyatakan:
“Bahwa hubungan pemasaran ini sangat erat karena melalui
pemasaran hasil produksi dapat diperkenalkan, dan
dikonsumsi oleh konsumen, apabila hasil produksi baik dan
penyaluran distribusi barangnya pun baik dan cepat sampai
ke tangan konsumen maka akan menimbulkan peningkatan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen dan ini secara
langsung akan meningkatkan hasil penjualan”.5
5BuchariAlma, 2000, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta,
Bandung, Hal. 9
13
1.4.2 signifikansi praktis
Bagi dunia pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam bentuk penelitian kualitatif dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan
Bagi dunia pemasaran
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
pemikiran untuk mengembangkan pemasaran industri dan
meningkatkan nilai jual suatu komoditas.
Bagi petani tembakau
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan tentang
strategi yang harus diterapkan untuk mengelola hasil produksinya
atau pasca panen tembakau.