BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/38952/2/BAB I.pdf · 2018-10-31 · 1...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/38952/2/BAB I.pdf · 2018-10-31 · 1...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Jaman globalisasi seperti sekarang ini dapat kita ketahui bahwa berbagai
aspek yang terkait dengan kelangsungan hidup manusia telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan tersebut antara lain yaitu,
perkembangan di bidang IPTEK, kesehatan, perindustrian, pembangunan dan
bidang yang berpengaruh lainnya. Bidang IPTEK merupakan bidang yang
mendapat dampak atau pengaruh paling besar di era globalisasi, dewasa ini telah
muncul produk-produk yang berhubungan dengan IPTEK yang keluar di pasaran
dan diminati oleh banyak konsumen. Misalnya, handphone dengan harga murah
yang dilengkapi fitur canggih, perlengkapan medis yang juga telah dilengkapi
teknologi canggih guna mempermudah kerja para tenaga medis, dan masih banyak
yang lainnya.
Bersamaan dengan perkembangan di bidang IPTEK masyarakat saat ini
telah banyak yang menggunakan internet untuk memdudahkan kegiatan mereka
sehari-harinya. Kebiasaan menggunakan internet tersebut tidak melulu pada
kalangan anak muda atau remaja, bahkan anak kecil sampai orang tuapun telah
terbiasa menggunakan internet. Mengingat dewasa ini para anak kecil telah diberi
kebebasan untuk menggunakan smartphone yang mendukung untuk mengakses
internet dengan mudahnya dan para orang tua juga saat ini tidak lagi gaptek seperti
dulu lagi. Banyak orang tua di jaman globalisasi saat ini telah mampu menggunakan
internet baik melalui telephone pintar mereka ataupun juga melalui komputer
ataupun laptop.
2
Semua kalangan di masyarakat kebanyakan telah menggunakan internet
akan tetapi penggunaan pada tiap masyarakat berbeda. Misalnya, untuk anak-anak
menggunakan internet kebanyakan untuk bermain game dan melihat acara kartun
di youtube. Untuk anak muda atau remaja menggunakan internet untuk mengakses
sosial media mereka dan juga untuk bermain game dan tambhan untuk remaja putri
juga biasanya menggunakan internet untuk berbelanja online serta bisnis onilne.
Hampir sama dengan yang dilakukan remaja putri penggunaan internet pada
kelompok ibu-ibu juga digunakan untuk berbelanja dan berbisnis online, bedanya
jika remaja putri menggunakan internet untuk aktif di sosial media kelompok ibu-
ibu biasanya lebih aktif untuk mencari gosip terbaru dari artis dalam negeri. Dan
untuk para bapak-bapak menggunakan internet biasanya untuk mengakses berita
terbaru dalam dan luar negeri, baik berita politik ataupun berita olahraga.
Penggunaan internet di kalangan masyarakat kita saat ini semakin lama
semakin meningkat frekuensinya dari tahun ke tahun, salah satu faktor dari hal
tersebut adalah semakin banyaknya smartphone yang dijual di pasaran dengan
harga murah yang telah dilengkapi fitur-fitur canggih di dalamnya serta banyak
operator provider yang menjual simcard dengan promo internet dan harga yang
cukup murah. Banyak operator provider yang berlomba-lomba untuk menarik
minat konsumen di pasar dengan saling mengadu promo internet. Mulai dari paket
internet yang jumlah kuotanya banyak dengan harga yang terjangkau, paket internet
yang menjanjikan koneksi stabil, dan paket internet yang jumlah kuotanya banyak
dan dijual sangat murah namun kouta tersebut hanya bisa digunakan secara
midnight yaitu pukul 00.00 WIB sampai jam 06.00 WIB.
3
Dewasa ini penggunaan internet memang dirasa sangat membantu bagi
kehidupan masyarakat, akan tetapi apabila penggunaannya terlalu berlebihan
tentunya juga akan menimbulkan dampak yang negatif. Misalnya, dengan terlalu
sering kita menggunakan internet atau bersosial media dan bermain game kita jadi
menjadi individu yang anti sosial atau kurang peduli dengan lingkungan sosial di
sekitar kita. Dengan adanya internet hal-hal yang berbau pornografi, perjudian,
penipuan, penculikan dan yang lainnya akan mudah kita jumpai di dalam dunia
maya.
Segi positif dari penggunaan internet yaitu komunikasi antar manusia jadi
lebih mudah dilakukan dan informasi dari seluruh penjuru dunia bisa dengan mudah
dan cepatnya kita akses atau kita ketahui. Dengan internet kita juga dengan
mudahnya untuk melakukan bisnis ataupun berdagang di dunia maya dengan
jangkauan yang lebih luas cara yang mudah. Selain itu media internet juga bisa kita
gunakan untuk saling menukar data melalui e-mail dan juga bisa sebagai lahan
untuk lahan informasi dibidang pendidikan, budaya, dan lainnya.
Keuntungan atau dampak posistif dalam menggunakan internet mungkin
untuk saat ini penggunaan media internet sebagai alat untuk mempermudah kita
dalam melakukan usaha atau berbisnis di dunia maya atau online shop. Dewasa ini
masyarakat kita dipermudah dengan adanya beberapa aplikasi untuk berbelanja dan
berdagang atau bisnis secara online, hal ini menjadi salah satu keuntungan yang
dirasa paling bagus dari penggunaan media internet. Akan tetapi hal tersebut juga
sekaligus membawa dampak yang negatif, salah satunya yaitu tindakan penipuan
dan juga tindakan lainnya yang mampu merugikan dari pihak pedagang dan
pembeli. Perilaku yang dapat merugikan orang tersebut bisa juga disebut dengan
4
perilaku moral hazard. Moral hazard adalah sifat atau perilaku dari seorang
individu yang mampu merugikan dan beresiko bagi orang lain, kerugian ini tidak
hanya ditanggung oleh dirinya sendiri akan tetapi juga akan berdampak pada orang
disekitar.
Perilaku moral hazard tersebut bisa atau sering kita jumpai dalam bidang
jasa asuransi dan dunia pasar modal, akan tetapi untuk kali ini penulis akan
mencoba untuk membahas perilaku moral hazard yang terjadi dalam dunia maya
yaitu online shop. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kemudahan kita
untuk berbelanja di dunia maya juga secara tidak langsung membawa dampak yang
negatif, salah satunya penipuan. Dalam dunia online shop penipuan atau tindakan
lain yang bisa merugikan beberapa pihak bisa saja terjadi. Salah satu contohnya
yaitu ketika kita memesan barang di online shop dan barang tersebut salah atau
terlambat pengirimannya sehingga tidak sampai atau terlambat datang di alamat
yang telah dituliskan oleh pembeli, tentu hal tersebut sangatlah merugikan bagi
pihak pembeli. Sedangakan untuk pebisnis online perilaku moral hazard yang biasa
menimpanya yaitu ketika mereka terkena tipu oleh pembeli dan biasa juga
barangnya di plagiasi oleh pebisnis lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalahnya adalah:
Bagaimana perilaku moral hazard dalam bisnis online pada pebisnis muda dan
pengguna di Kota Malang?
5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan deskripsi dan analisa mengenai
perilaku moral hazard dalam bisnis online pada pebisnis muda dan pengguna
di Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengetahuan bagi bidang
Sosiologi, khususnya mengenai kajian perilaku moral hazard. Dan penelitian
ini menggunakan teori Moralias dari Emile Durkheim dalam analisis
pembahasannya.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Mahasiswa
Dengan melakukan penelitian ini mampu menambah wawasan dan
pengalaman bagi mahasiswa dalam mengkaji permasalahan yang terkait
dengan perilaku moral hazard, serta penelitian ini sebagai syarat bagi
mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana.
b. Masyarakat
Dapat memberikan tambahan informasi mengenai perilaku moral
hazard di dalam bisnis online atau online shop, sehingga masyarakat bisa
lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan jual beli di dunia maya.
6
c. Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi atau
bahan perbandingan apa bila penelitian yang sama dapat diadakan pada
waktu yang akan datang, serta dapat memberikan sumbangan pengetahuan
bagi mahasiswa maupun dosen terkait dengan perilaku moral hazard pada
bisnis online di Kota Malang.
1.5 Definisi Konsep
1.5.1 Perilaku Moral Hazard
Moral hazard merupakan perilaku tidak jujur dalam memberikan informasi
kepada pihak lain membuat yang kontrak kerja sama demi untuk memenuhi
keinginannya (Mitnick, Barry:1996). Moral hazard dalam konteks teori keagenan
terjadi karena ada asimetri informasi antara prinsipal (pemilik, pemegang saham)
dengan agen (manajer). Asimetri informasi merupakan ketidakseimbangan
informasi antara pihak yang dapat memperoleh dan memanfaatkan informasi untuk
kepentingannya dengan pihak lain yang tidak dapat memperoleh informasi yang
sama (Scoot william:2000). Asimetri informasi muncul sebagai akibat adanya
pemisahan antara fungsi kepemilikan dan pengelolaan. Dalam teori keagenan
prinsipal (pemilik) merupakan pihak yang mendelegasikan wewenangnya kepada
agen (manajer) dalam sebuah hubungan kontrak kerja (Freeman, R. E:1994).
1.5.2 Bisnis Online
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012), bisnis adalah usaha yang dijalankan
yang tujuan utamanya adalah keuntungan. Menurut Grififin dan Ebert (2007),
bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa dengan maksud
7
mendapatkan laba. Menurut Raymond E Glos yang dikutip oleh Umar (2005),
dalam bukunya yang berjudul “Business : its nature and environment : An
Introduction” yang dikutip oleh Umar, bisnis adalah seluruh kegiatan yang
diorganisasikan oleh orang orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan
industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan
memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.
Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan secara online dengan
menggunakan jaringan internet, sedangkan informasi yang akan disampaikan atau
dijual biasanya menggunakan media website atau aplikasi. Bisnis online memiliki
prospek yang cukup besar di masa mendatang, karena kini hampir semua orang
menginginkan kepraktisan dan kemudahan dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Apabila dilihat dari jenis datanya penelitian ini bisa dikatakan sebagai
penelitian kualitatif. Namun penulis disini memilih untuk menggunakan metode
campuran atau mixed method. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini akan
menggunakan teori Moralitas dari Emilie Durheim untuk mengkaji permasalahan
tentang perilaku moral hazard dalam bisnis online. Metode campuran ini dirasa
cocok untuk menjembatani penulis dalam menggunakan teori Moralitas dari
Durkheim, dengan menggunakan metode campuran, peneliti bisa mendapat data
yang lebih mendalam. Mix-method penelitian adalah metode yang memadukan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam hal metodologi (seperti dalam tahap
8
pengumpulan data), dan kajian model campuran memadukan dua pendekatan dalam
semua tahapan proses penelitian (Abbas:2010). Sedangkan menurut Creswell, mix-
methods merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau
mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan menurut Johnson dan
Cristensen (2012), Mix-Methods atau metode penelitian kombinasi merupakan
pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasikan atau menghubungkan antara
metode penelitian kualitatif dan kuantitatif (mencakup landasan filosofis,
penggunaan pendekatan dan mengkombinasikan kedua pendekatan dalam
penelitian). Sehingga dari berbagai definisi para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa Mix-method penelitian adalah penelitian yang memadukan atau
mengkombinasikan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Julia Brannen mengemukakan tiga cara menggabungkan metode kualitatif
dan kauntitatif, yaitu:
1. Metode kuantitatif digunakan sebagai metode dominan (utama) sementara
metode kualititaf sebagai metode penunjang. Metode kualitatif sebagai metode
penunjang digunakan untuk beberapa fungsi. Pertama, dijadikan sebagai penyedia
hipotesis yang akan diuji dengan penelitian kuantitatif. Kedua, untuk
mengembangkan dan memandu instrumen-instrumen penelitian, kuesioner, skala
dan indeks. Ketiga, digunakan dalam interpretasi dan klarifikasi data kuantitatif.
2. Metode kualitatif digunakan sebagai metode dominan sementara metode
kuantitatif sebagai metode penunjang. Penggunaan metode kuantitatif sebagai
metode penunjang terhadap metode kualitatif adalah untuk mengisi tiga fungsi.
Pertama, metode kuantitatif memberikan data latar belakang yang terukur untuk
9
mengkontekstualisasikan studi-studi intensif skala kecil. Kedua, untuk menguji
hipotesis yang dilepaskan oleh survei kualitatif. Ketiga, survei kuantitatif dapat
memberikan landasan bagi sampling kasus-kasus dan kelompok-kelompok
pembanding yang membentuk studi intensif.
3. Penggunaan metode kualitatif dan kuantitatif dengan bobot yang seimbang.
Metode gabungan dapat digunakan pada dua studi yang terpisah tetapi
berhubungan, yang satu sama lain berbeda pada setiap tahap proses penelitian.
Masing-masing studi dapat berdiri sendiri dari tahap pembuatan desain sampai
seterusnya. Dapat pula kedua metode dipadukan dalam satu studi dengan titik
sambung pada fase survei lapangan, pada fase analisis, atau pada saat penulisan
laporan akhir. Kedua metode dapat digunakan secara simultan atau bertalian (Julia
Brannen:1999).
Penjelasan ketiga poin mengenai metode campuran dari Julian Brannen
tersebut tidak semuanya akan menjadi acuan bagi peneliti untuk mengolah data,
dari ketiga poin tersebut peneliti menggunakan poin kedua. Jadi penelitian ini akan
menggunakan metode kualitatif metode yang lebih dominan daripada metode
kauntitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam
terkait perilaku moral hazard pada pebisnis dan pengguna online shop di Kota
Malang. Pebisnis atau subjek penelitian yang digunankan pada penelitian ini
berjumlah lima orang dan kelima subjek tersebut merupakan seorang mahasiswa
dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Kota Malang. Dari kelima subjek ini
nantinya peneliti akan menggali informasi terkait perilaku moral hazard yang biasa
menimpa subjek sebagai pebisinis muda. Sedangkan, metode kuantitatif akan
digunakan untuk memperoleh data tambahan terkait perilaku moral hazard yang
10
dialami ataupun juga dilakukan oleh pengguna online shop itu sendiri melalui
penyebaran angket. Dalam penelitian ini penyebaran angket dilakukan di beberapa
perguruan tinggi di Malang, perguruan tinggi tersebut antara lain yaitu Universitas
Brawijawa, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Muhammadiyah Malang.
Responden yang dipilih dalam penelitian ini yaitu berjumlah 33 mahasiswa
pengguna online shop, jumlah 33 mahasiswa tersebut didapat dari hasil survey awal
penelitian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus sebagai bagian dari
penelitian kualitatif. Studi kasus berfokus pada spesifikasi kasus dalam suatu
kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok budaya, ataupun suatu potret
kehidupan. Yin (2011), mengatakan studi kasus adalah sebuah penyelidikan
empiris yang menginvestigasi fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan
nyata, khususnya ketika batas antara fenomena dan konteks tidak begitu jelas. Ary
dalam Idrus (2009), studi kasus adalah suatu penyelidikan intensif tentang seorang
individu, namun studi kasus terkadang dapat juga dipergunakan untuk menyelidiki
unit sosial yang kecil seperti keluarga, sekolah, kelompok-kelompok “geng” anak
muda.
Tujuan penggunaan penelitian studi kasus adalah untuk menjelaskan
bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut terjadi. Penelitian studi kasus
bukan sekedar menjawab pertanyaan penelitian tentang ‘apa’ (what) obyek yang
diteliti, tetapi lebih menyeluruh dan komprehensif lagi adalah tentang ‘bagaimana’
(how) dan ‘mengapa’ (why).
Yin (Idrus:2009), membagi proses peneltian menjadi dua jenis yaitu proses
penelitian studi kasus tunggal dan proses penelitian studi kasus jamak.
11
Perbedaannya adalah pada jumlah kasus pada studi kasus jamak lebih dari satu.
Artinya, membutuhkan replikatif proses yang lebih panjang untuk
mengintegrasikan hasil- hasil kajian dari tiap-tiap kasus. Studi kasus digunakan
dalam penelitian ini karena studi kasus merupakan salah satu metode penelitian
ilmu-ilmu sosial. Selain studi kasus masih ada beberapa metode yang lain seperti
eksperimen, survei, historis dan analisis informasi dokumenter (seperti dalam studi-
studi ekonomi). Sehingga berdasarkan penjelasan diatas penelitian ini akan
menggunakan metode campuran dan pendekatan studi kasus untuk mengkaji
perihal perilaku moral hazard dalam bisnis online di Kota Malang.
1.6.2 Lokasi Peneltian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Malang Jawa Timur dan dimulai sejak
awal bulan April 2018 dengan berfokus kepada pebisnis muda yang ada di Kota
Malang ini. Untuk waktu dari hari penelitian ini penulis memulainya dari pukul
10.00 WIB – selesai dan untuk harinya peneliti menyesuaikan pada permintaan dari
subjek penelitian. Pemilihan lokasi ini dikarenakan Kota Malang adalah domisili
saat ini dari peneliti, sehingga pemilihan lokasi ini dapat mempermudah peneliti
untuk mencari data. Dan alasan lainnya yaitu, Malang termasuk salah satu kota
yang memiliki pebisnis muda cukup banyak, dimana pebisnis tersebut kebanyakan
adalah para mahasiswa sehingga peneliti tidak terlalu sulit untuk menemukan
pebisnis muda di Kota Malang.
1.6.3 Teknik Penentuan Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian disini menggunakan teknik snowball sampling.
Menurut Sugiyono (2012), snowball sampling adalah teknik penentuan
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih
12
teman-temannya untuk dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga
jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding semakin
lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan
snowball sampling. Dalam penelitian ini penulis berhasil mendapatkan narasumber
atau informan pertama untuk diwawancarai oleh penulis. Dari informan ini peneliti
berhasil mendapatkan informasi terkait perilaku moral hazard pada bisnis online,
disini peneliti juga berhasil mendapatkan informasi lain terkait informan yang akan
penulis wawancarai berikutnya. Dari informan pertama ini penulis mendapatkan
lima narasumber dan sekaligus menjadi subjek penelitian, kelima subjek tersebut
merupakan mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Malang. Lima subjek
penelitian tersebut masih menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya,
Universitas Negeri Malang, Dan Politeknik Negeri Malang. Berikut gambar
dibawah merupakan salah satu teknik snowball sampling.
Hasil wawancara dari informan pertama membuat peneliti memilih
purposive sampling untuk lebih mendapatkan data yang lebih akurat . Purposive
sampling menurut Sugiyono (2012), adalah teknik penentuan sampel dengan
13
pertimbangan tertentu. Peneliti harus mengambil sampel berdasarkan parameter
yang sudah ditetapkan, dengan syarat-syarat yang telah direncanakan terlebih
dahulu oleh peneliti, dan dalam penelitian ini peneliti memustuskan untuk
menggunakan kriteria atau syarat sebagai berikut;
a) Pebisnis online berusia 20-23 tahun
b) Berdomisili di Kota Malang
c) Berkecimpung di dunia bisnis online minimal dalam kurun waktu setahun
terakhir
d) Pengguna jasa bisnis online (mahasiswa) di Kota Malang.
Alasan peneliti mengambil subjek tersebut untuk mendapatkan data tentang
perilaku moral hazard dalam bisnis online di Kota Malang. Perilaku moral hazard
pada bisnis online bisa dilakukan oleh pebisnis ataupun penggunanya. Jadi
pemilihan dua metode tersebut dirasa pas menurut penulis untuk mendapatkan data
yang tepat. Setelah mendapatkan informasi dari kelima subjek pertama yang
merupakan pebisnis online di Kota Malang, penulis akhirnya mendapatkan
informasi terkait subjek selanjutnya yaitu beberapa orang pengguna online shop
1.6.4 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dapat dikelompokkan kedalam dua
klasifikasi, yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh
peneliti tanpa melalui perantara ataupun sumber lainnya. Data primer
didapatkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang telah
14
ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Adapaun data primer dalam penelitian
ini didapatkan melalui pengamatan atau observasi secara langsung terhadap
perilaku moral hazard dalam bisnis online di Kota Malang, serta wawancara
dengan subyek maupun informan yang telah ditentukan sebelumnya. Dan
data tambahan dari pengguna online shop di Kota Malang.
Sumber data primer yang digunakan oleh peneliti yaitu bersumber dari:
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diteliti adalah pebisnis muda yang
berkecimpung di dunia bisnis online dan berdomisili di Kota Malang
dengan umur 20-23 tahun dan pengguna jasa online shop.
Tabel 1.1 Data Pebisnis Muda dan Pengguna Online Shop di Kota Malang
No. Nama Status Keterangan
1 Lidia Karunia Putri Mahasiswi
POLINEMA Malang
- Bisnis
hijab
- Bisnis
skincare
dan
kosmetik
2 Devi Puspitasari Mahasiswi
Universitas
Brawijaya
- Bisnis
hijab
- Bisnis
kuliner
3 Kartika Puspitasari Mahasiswi
Universitas Negeri
Malang
Bisnis kuliner
4 Nikita Yasha
Prameswari
Mahasiswi
Universitas Negeri
Malang
Bisnis skincare
dan kosmetik
5 Sri Juli Indraswari Mahasiswi
Universitas Negeri
Malang
- Bisnis
kuliner
- Bisnis
hijab
6 Linda Yati Universitas
Muhammadiyah
Malang
- Pengguna
online
shop.
15
7 Asmaul Husna Universitas Negeri
Malang
- Pengguna
online
shop
8 Abdullah Hanif Universitas Negeri
Malang
- Pengguna
online
shop
9 Larizza Novianti Universitas
Brawijaya
- Pengguna
online
shop
10 Putri Aida Rochmana Universitas
Muhammadiyah
Malang
- Pengguna
online
shop
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh
peneliti dari obyek penelitian ataupun merupakan data yang diperoleh dari
perantara media tertentu maupun sumber lainnya. Data sekunder dalam
penelitian ini dapat berupa hasil penelitian terdahulu,buku, foto, akun sosial
media tempat subjek penelitian berjualan di dunia maya dan juga dokumen
resmi baik dari pemerintah maupun pribadi yang ada kaitannya dengan
persoalan perilaku moral hazard dalam bisnis online di Kota Malang.
1.6.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
sebuah penelitian, karena tujuannya untuk memperoleh data yang lengkap dan
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan. Oleh karena itu peneliti dapat
melakukan pengumpulan data dengan beberapa metode sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan keterangan yang dilakukan
dengan tanya jawab secara lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan arah
16
serta tujuan yang telah ditetapkan (Anas Sudjiono:1996). Ada beberapa kelebihan
pengumpulan data melalui wawancara, diantaranya pewawancara dapat melakukan
kontak langsung dengan subjek penelitian yang akan dinilai, data diperoleh secara
mendalam, yang diinterview bisa mengungkapkan isi hatinya secara lebih luas,
pertanyaan yang tidak jelas bisa diulang dan diarahkan yang lebih bermakna.
Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur dengan tujuan agar
pertanyaan dapat mengalir sesuai dengan pembicaraan yang dilakukan. Hal ini juga
untuk membangun kesan bahwa antara peneliti dengan informan tidak ada jarak
atau berstatus sama.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada subjek penelitian yang
telah ditetapkan sebelumnya yaitu pebisnis muda yang berkecimpung pada bisnis
online di Kota Malang dan pengguna jasa online shop. Wawancara kepada pebisnis
muda dilakukan oleh peneliti dalam kurun waktu 10 hari, dimana dalam 10 hari di
awal bulan April 2018 penulis mewawancarai lima narasumber tersebut. Dalam
proses wawancara ini penulis terlebih dahulu membuat janji kepada narasumber
untuk menentukan waktu dan tempat untuk melakukan wawancara. Dari kelima
narasumber tersebut kebayakan memilih waktu sekitar pukul 10.00 WIB untuk
melakukan proses wawancara dan kami melakukan wawancara tersebut di cafe
yang tidak jauh dari kampus mereka menempuh pendidikan. Serta untuk
wawancara kepada pengguna online shop dilakukan pada awal bulan Juli 2018, dan
untuk waktu dan tempat menyesuaikan.
Proses wawancara dengan subjek penelitian tidak mengalami kendala yang
berarti, hanya saja ada salah satu subjek penelitian yang sulit untuk ditemui
17
dikarenakan sibuk dengan pengerjaan tugas akhir atau skripsi. Durasi wawancara
yang dilakukan penulis kurang lebih setengah jam. Dan hasil dari beberapa
wawancara tersebut sudah mampu menampilkan atau menghasilkan data tentang
perilaku moral hazard yang terjadi dalam bisnis online, baik bagi pebisnis ataupun
pengguna.
b. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002), metode dokumentasi adalah mencari
data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, legger, agenda dan sebagainya. Hadari Nawawi (2005), menyatakan bahwa
studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis
terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang
berhubungan dengan masalah penyelidikan. Dokumen dalam penelitian kualitatif
didapatkan melalui beberapa cara diantaranya (Creswell:2010) :
a) Menulis catatan lapangan selama riset
b) Meminta seorang partisipan untuk memelihara jurnal atau diary selama
studi riset tersebut.
c) Mengumpulkan surat pribadi dari partisipan
d) Menganalisis dokumen publik mempelajari biografi dan auto biografi
e) Meminta partisipan untuk membuat foto atau video
f) Melaksanakan audit atau tabel
g) Meninjau rekaman medis.
18
Peneliti mendapatkan beberapa dokumentasi dari proses wawancara yang
dilakukan kepada narasumber. Dokumentasi dari proses wawancara tersebut antara
lain yaitu foto proses wawancara dan rekaman suara wawancara.
c. Observasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiyo (2012), mengemukakan
bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Metode observasi sering kali diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada subyek penelitian. Teknik
observasi sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik hendaknya
dilakukan pada subyek yang secara aktif mereaksi terhadap obyek.
1) Memliki pengetahuan yang cukup terhadap obyek yang hendak diteliti.
2) Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang
dilaksanakannya.
3) Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data.
4) Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati.
5) Pengamatan dan pencatatan harus dilaksanakan secara cermat dan kritis.
6) Pencatatan setiap gejala harus dilaksanakan secara terpisah agar tidak saling
mempengaruhi.
7) Pemilikan pengetahuan dan keterampilan terhadap alat dan cara mencatat
hasil observasi.
19
Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat dan mengamati
perubahan fenomena–fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang
kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian tersebut, bagi pelaksana
observaser untuk melihat obyek moment tertentu, sehingga mampu memisahkan
antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan (Margono:2005).
Penelitian ini menggunakan teknik observasi sebagai salah satu penentu
dalam menentukan tempat melakukan penelitian sekaligus menentukan judul atau
tema yang akan diangkat dalam penelitian ini. Observasi yang dilakukan peneliti
dalam penelitian ini yaitu mencari informasi mengenai perilaku moral hazard
dalam bisnis online pada pebisnis muda dan pengguna di Kota Malang, peneliti
mencari beberapa informasi tersebut melalui jurnal dan buku di internet.
1.6.6 Teknik Analisis Data
Penelitian kualitatif biasanya data yang diperoleh dari berbagai sumber,
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam – macam
(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Analisis
data dalam penelitian kualitatif biasanya dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini
Nasution (1998), menyatakan “Analisis telah muai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai
penulisan hasil penelitian.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model
analisi interaktif yang di perkenalkan oleh Miles dan Hubermars yang terdiri dari
tahapan analisis yaitu:
20
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok
, memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya serta
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah di
reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari
bila di perlukan kembali. Pada tahap ini peneliti melakukan pencatatan,
penguraian, dan merangkup data yang ada di lapangan terkait perilaku
moral hazard dalam bisinis online pada pebisnis muda dan pengguna di
Kota Malang untuk mempermudah dalam analisis data.
b. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data merupakan langkah selanjutnya setelah tahap
reduksi data. Data yang telah direduksi kemudian disajikan dalam
bentuk uraian singkat , bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Dalam penelitian kualitatif, termasuk penelitian ini
penyajian data di fokuskan dengan menggunakan teks yang bersifat
naratif. Adapun bentuk penyajian data lain sebagai pendukung.
c. Kesimpulan (conclusion)/verivikasi
Tahap ketiga dalam analisis data ialah penarikan kesimpulan atau
verifikasi, kesimpulan awal dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila di temukan bukti-bukti yang kuat guna mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
21
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
1.6.7 Validitas Data
Validitas data atau uji keabsahan data merupakan pencocokan data antara
data yang diperoleh oleh peneliti dengan realita sesungguhnya pada objek
penelitian sehingga keabsahan data yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan.
Validitas data menggunakan teknik tertentu salah satunya menggunakan
Triangulasi dan di dukung bahan referensi lainnya. Penggunaan Triangulasi
bertujuan untuk memelihat valid atau tidaknya data yang diperoleh, peneliti akan
mengumpulkan data kembali jika data tersebut belum sesuai dengan realitasnya.
Penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam memenuhi keabsahan data penelitian
ini salah satunya dilakukan dengan cara triangulasi yang menggunakan berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat
triangulasi teknik pengumpulan data.
a. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Triangluasi dengan teknik pengumpulan data berfungsi menguji keabsahan
data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik berbeda. Contohnya seperti bisa melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi (Moleong, 2009 : 178). Triangulasi dalam penelitian ini yaitu setelah
melakukan analisis dalam berbagai teknik seperti survey awal penelitian yang
22
berhasil menemukan responden dalam pengisian angaket dan juga wawancara
terhadap subjek. Kemudian penelitian ini akan menampilkan dokumentasi lain
untuk menguatkan data lapangan berupa akun instagram para subjek berjualan di
dunia maya.