BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf ·...

26
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan pasar global (Sri Hastuti, 2010). Perusahaan dituntut selalu meningkatkan kinerja usahanya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang terjadi (Ajeng dan Titiek Suwarti, 2010). Disamping itu juga kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung pada kemampuan perusahaan tersebut untuk mencukupi kebutuhan orang banyak. Oleh karena itu, informasipun menjadi penting agar mudah didapatkan, yaitu dengan menggunakan teknologi canggih seperti komputer. Keberhasilan organisasi sangat bergantung pada setiap kinerja individu di dalam suatu organisasi tersebut, kinerja para individu anggota organisasi disebut juga dengan kinerja manajerial (Ranti, 2017:2). Kinerja manajerial meliputi kemampuan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya terhadap kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, pengembangan personel, pencapaian anggaran, pengurangan biaya (peningkatan pendapatan) (Npuri dan Parker (1998) dalam Arsono Laksmana dan Muslichah (2002)). Dalam upaya peningkatan kinerja manajerial, seorang manajer harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf ·...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan

memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul

dalam persaingan pasar global (Sri Hastuti, 2010). Perusahaan dituntut selalu

meningkatkan kinerja usahanya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam

persaingan yang terjadi (Ajeng dan Titiek Suwarti, 2010). Disamping itu juga

kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung pada kemampuan perusahaan

tersebut untuk mencukupi kebutuhan orang banyak. Oleh karena itu, informasipun

menjadi penting agar mudah didapatkan, yaitu dengan menggunakan teknologi

canggih seperti komputer.

Keberhasilan organisasi sangat bergantung pada setiap kinerja individu di

dalam suatu organisasi tersebut, kinerja para individu anggota organisasi disebut

juga dengan kinerja manajerial (Ranti, 2017:2). Kinerja manajerial meliputi

kemampuan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya terhadap

kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, pengembangan personel, pencapaian

anggaran, pengurangan biaya (peningkatan pendapatan) (Npuri dan Parker (1998)

dalam Arsono Laksmana dan Muslichah (2002)). Dalam upaya peningkatan

kinerja manajerial, seorang manajer harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

2

manajemen dengan baik. Fungsi-fungsi manajemen tersebut dibahas dalam teori

manajemen klasik yang terdiri dari delapan dimensi kinerja meliputi perencanaan,

investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi

dan perwakilan (Mahoney (1963) dalam Arsono Laksmana dan Muslichah

(2002).

Manajer dalam perusahaan berfungsi menggerakan orang lain untuk

memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Selanjutnya

dalam pencapaian tujuan tersebut akan membutuhkan informasi akuntansi

manajemen. Salah satu peran penting sistem informasi akuntansi manajemen

adalah menyediakan informasi bagi orang yang tepat dengan cara yang tepat dan

pada saat yang tepat. Informasi berperan meningkatkan kemampuan manajemen

untuk memahami keadaan lingkungan sekitarnya dan mengidentifikasi aktivitas

yang relevan (Nazzarudin, 19998:142) yang dikutip oleh Juniarti dan Evelyne

(2003).

Namun tidak sedikit perusahaan yang kinerja manajerialnya kurang baik

sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan tersebut. Dari penjelasan

diatas penulis mengambil fenomena yang dapat mendukung penelitian ini yaitu

seperti yang terjadi pada Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) sedang

mendapat cobaan. Pasalnya, ratusan pilot yang tergabung dalam Asosiasi Pilot

Garuda (APG) mengancam melakukan aksi mogok kerja mulai Kamis ini (28/7).

Kementrian Negara BUMN diminta turun tangan mengatasi rencana mogok kerja

Asosiasi Pilot Garuda (APG). “Inikan terkait manajerial sehingga saya berharap

Kementrian Negara BUMN turun tangan karena bukan masalah teknis

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

3

penerbangan,” kata anggota Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adiya kepada

jurnalparlemen.com. Asosiasi Pilot Garuda (APG) menyatakan bahwa

manajemen Garuda saat ini telah terjadi kesalahan karena telah menyimpang dari

standar industri penerbangan internasional yang menjadi standar penerbangan

nasional Indonesia (https://www.detik.com dipublikasikan pada Rabu, 27 juli

2011, oleh jurnalparlemen.com).

Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) sedang mendapat cobaan.

Pasalnya, ratusan pilot yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG)

mengancam melakukan aksi mogok kerja mulai Kamis ini (28/7). DPR meminta

agar Kementerian Negara Badan UsahaMilik Negara (BUMN) turun tangan

mengatasi rencana mogok kerja para pilot tersebut.

Anggota Komisi V DPR Yudi Widiana mengatakan rencana mogok itu

masalah manajerial bukan soal teknis. Oleh sebab itu, dia meminta

agar Kementerian Negara BUMN turun tangan. “Sebaiknya niat mogok

dibatalkan karena selain akan menganggu kinerja perusahaan, publik atau

konsumen juga mengalami kerugian,” ujarnya.

Kekhawatiran Yudi bisa dimaklumi. Apalagi, rencana mogok yang

dilakukan para pilot Garuda mendekati bulan puasa dan lebaran. Oleh sebab itu,

politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menghargai antisipasi yang dilakukan

manajemen dengan mempersiapkan pilot pengganti.

Rekan Yudi di Komisi V, Abdul Hakim berpendapat berbeda. Dia

berharap manajemen Garuda memperhatikan tuntutan para pilot. Menurutnya, jika

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

4

permintaan APG masih terbilang rasional, tidak salahnya untuk dipertimbangkan.

“Jangan sampai pilot yang ada pergi ke luar negeri,” katanya.

Dia menerangkan, saat ini, pertumbuhan industri penerbangan di tanah Air

sedang dalam tahap pengembangan. Oleh karena itu, sudah selayaknya pilot

mendapat perhatian dari perusahaan. Ia juga mengingatkan, minimnya pasokan

pilot berpengalaman di dalam negeri saat ini.

Apa yang yang terjadi di Garuda Indonesia, turut mengundang perhatian

Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu. Dalam rilisnya, Ketua harian FSP

BUMN Bersatu, Prakoso Wibowo, mengatakan sebuah BUMN yang sudah

diprivatisasi tidak menjamin kesejahteraan karyawan. Privatisasi juga tidak

menjamin dapat menciptakan hubungan industrial yang harmonis antara serikat

pekerja dan manajemen.

Menurut Prakoso, tidak terjadinya suasana yang kondusif dan hubungan

industrial yang tidak harmonis disebabkan karena manajemen Garuda banyak

melakukan diskriminasi terhadap karyawan. Ia mencontohkan dalam hal kenaikan

jenjang karir dan gaji yang diterima oleh pilot asing lebih besar dibandingkan

pilot Garuda yang sudah berkarier cukup lama.

“Serta tidak kunjung disepakatinya perjanjian kerja bersama (PKB) antara

manajemen dan Serikat pekerja,” ujarnya. Bagi FSP BUMN Bersatu,

hal itu merupakan sesuatu preseden buruk bagi citra BUMN Indonesia terhadap

para investor yang sudah membeli saham Garuda.Saham Garuda Indonesia di

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

5

bursa saham akan jatuh disebabkan oleh mogoknya para pilot maskapai nasional

tersebut.

Atas dasar itu, FSP BUMN Bersatu menyatakan dukungan

atas mogoknya pilot Garuda dikarenakan tuntutan APG serta PKB

yang deadlock antara manejemen Garuda dan Serikat Karyawan Garuda. FSP

BUMN Bersatu akan memberikan advokasi kepada Asosiasi Pilot Garuda baik

sebelum dan sesudah mogok.

Untuk diketahui, APG berencana melakukan aksi mogok kerja mulai

pukul 00.00 hingga 23.59 WIB. Dalam rilisnya, APG tidak percaya lagi dengan

pimpinan maupun manajemen yang ada saat ini. Mereka menilai saat ini telah

terjadi kesalahan manajemen Garuda karena telah menyimpang dari standar

industri penerbangan internasional yang menjadi standar penerbangan nasional

Indonesia. Mismanagement itu berdampak sangat luas dan di mata internasional,

terutama keselamatan penerbangan sangat rendah.

Surat pemberitahuan aksi mogok kerja sudah dikirim ke kepolisian yang

kemudian ditembuskan kepada Menakertrans, Menhub, Menneg BUMN, Dirjen

Perhubungan Udara, dan Dirut PT Garuda Indonesia (Persero). Presiden APG

Capt Stephanus G Setitit menyatakan, mogok kerja dilakukan karena telah terjadi

kegagalan manajemen dalam perencanaan pengadaan pesawat tanpa

memperhatikan kebutuhan tenaga pilot.

“Aksi mogok merupakan peringatan saja bagi manajemen. Mudah-

mudahan dengan mogok ini, pihak manajemen ini terbuka

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

6

matanya untuk menyelesaikan masalah yang ada. Tapi sampai saat ini, mereka tak

merespon dengan baik,” ucap Buyung. (http://www.hukumonline.com/

dipublikasikan Rabu 27 Juli 2011, oleh M Agus Yozami). Dari fenomena tersebut

mencerminkan adanya masalah koordinasi (cordinating) pada kinerja manajerial

PT Garuda Indonesia (Persero) ditandai dengan kurangnya kerjasama manajemen,

serta pihak manajemen yang tidak menjalankan kebijakannya dengan baik. Hal

tersebut akan menganggu kinerja perusahaan, publik atau konsumen juga

mengalami kerugian. Maka dari itu sebaiknya pihak manajemen perlu

mempertimbangkan keputusan dengan baik, tidak hanya memikirkan bisnis

semata. Agar dapat menciptakan hubungan industrial yang harmonis antara serikat

pekerja dan manajemen.

Pengelolaan aset 141 BUMN dinilai penuh dengan praktik penyelewengan

karena tidak adanya transparansi dan sulit dipertanggungjawabkan sehingga

membuka ruang dugaan korupsi. Sekertaris Jenderal Forum Indonesia untuk

Transparansi Anggaran (Fitra) Yenny Sucipto menuturkan pemerintah belum

memiliki peta jalan yang jelas dalam pengelolaan BUMN dalam setahun terakhir.

Diketahui, pemerintah menyuntikan Pernyataan Modal Negara (PMN) Rp 63

triliun pada APBN 2015 dan akhirnya memperoleh dana tambahan sekitar Rp 40

triliun, sehingga total mencapai Rp 103 triliun. Namun, Fitra menyatakan hasil

kinerja BUMN yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat tidak optimal. Indonesia memiliki sedikitnya 141 BUMN dengan total

aset sekitar Rp 4.000 triliun, ini terdiri dari 14 perusahaan umum, 109 perseroan

terbatas dan 18 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. “Harus ada

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

7

audit kembali terhadap aset-aset BUMN, karena tata kelolanya yang tidak

transparan, kata Yenny” (https://www.bisnis.com dipublikasikan pada Rabu, 11

November 2015, oleh Anugerah Perkasa). Fenomena di atas mencerminkan

adanya masalah evaluasi (evaluating) kinerja manajerial terkait tata kelola BUMN

terlihat dari pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang tidak

optimal. Hal tersebut disebabkan karena pengendalian dan pemeriksaan laporan

keuangan yang kurang baik sehingga mengakibatkan ketidak efisienan antara

anggaran dengan realisasinya.

Pimpinan DPRD Kabupaten Flores Timur (Flotim) menilai kinerja

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Flotim masih buruk.

PDAM menjanjikan, Februari 2015 penyerapan air sudah bisa merata karena

durasi hujan cukup baik, namun hingga Maret 2015 konsumen di Flotim masih

gigit jari. "Bukan hanya PDAM yang menerima pengaduan konsumen, namun

DPRD juga menerima keluhan masyarakat. Pada pertemuan sebelumnya, ketika

Direktur PDAM masih dijabat Plt (Petrus Peren Lamanepa,Red) jawaban bahwa

air akan keluar lancar di bulan Februari 2015, namun sampai saat ini, direkturnya

sudah definitif masih tetap sama, sebulan dua kali air mengalir. Karena itu, kami

minta benahi manajemen PDAM baik dari segi manajerial hingga teknis,"kata

Ketua DPRD Kabupaten Flotim, Yoseph Sani Bethan, ST saat rapat kerja dengan

PDAM dan pemerintah di ruang utama Balai Gelekat Lewotana, Kamis

(12/3/2015).

Dalam rapat koordinasi itu, Ketua DPRD didampingi Ketua Komisi A,

Yoseph Paron Kabon, Sekretaris Komisi B, Max Kean, Ketua Komisi C, Ignasius

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

8

Boli Uran dan para anggota DPRD Flotim. Dari unsur pemerintah hadir Asisten

II, Petrus Pemang Liku, Sekwan Dominikus Demon, Kabag Ekonomi, Nus

Waton, Direktur PDAM Larantuka, Petrus Peren Lamanepa dan staf. Ketua

Komisi C, Ignasius Uran menilai, permasalahan yang terjadi di PDAM adalah

manajerial dan teknis. Pelayanan bagi konsumen pada tahun 2014-2015 paling

buruk. "Reaksi penolakan sebelumnya terhadap Direktur PDAM ketika itu sangat

keras, karena itu saat ini kita harus benahi manajemen PDAM. Perlu merevisi

gaya kepemimpinan. Cairkan kebekuan yang selama ini terjadi sehingga

pelayanan bisa berjalan baik. Air itu mengalir setiap saat, mungkin yang kurang

itu volumenya. Kita bisa cari sumber-sumber air baru selain air Bama, bangun

bak-bak air. Jika semuanya sudah diatur, kita juga perlu atur petugas buka air.

Petugas buka air bisa menggunakan jasa masyarakat jangan hanya orang PDAM.

Jika, semua sudah jalan, kita siap backup PDAM," kata Ignas.

Ketua Komisi A, Yoseph Paron Kabon meminta PDAM untuk

menghentikan sementara sambungan baru karena pemasangan sambungan baru

memperburuk pelayanan. "Ketika debet air turun, kita buka sambungan baru.

Kondisi ini membuat pelayanan air macet. Tambah dulu sumber-sumber air baru

lakukan penyambungan baru. Dan, harapan kita dengan manajemen baru,

pelayanan akan lebih berkualitas,"kata Kabon. Kabon juga menilai program

pemasangan sambungan baru 1.096 kerja sama dengan AusAid tidak berjalan

sesuai rencana karena dari 1.096 sambungan baru, PDAM baru bisa selesaikan

500 sambungan baru. "Ketika kita membangun kerja sama dengan pihak asing dan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

9

dalam perjalanan kita tidak mampu membangun kepercayaan yang diberikan

maka akan sulit kita memulai lagi ke depan," tambah Ignas Uran.

Direktur PDAM Kabupaten Flotim, Petrus Peren Lamanepa mengakui,

saat ini telah membebaskan lahan di Kelurahan Amagarapati untuk membangun

terminal air di zona 3 yang melayani konsumen dari Kelurahan Amagarapati

hingga Kelurahan Weri. Dan, terhadap pencarian sumber air alternatif, pihaknya

belum melakukan aksi, namun sudah ada perbincangan untuk mendapatkan

sumber air di wilayah Demon Pagong, Tanjung Bunga. Terhadap pembukaan

mata air baru oleh masyarakat, Epi, begitu Direktur PDAM disapa, mengaku akan

menjadi masukan. Sementara terhadap kerja sama sambungan baru 1096 dengan

AUSAID, namun baru dikerjakan 500 karena masalah teknis. "Bantuan sebanyak

1.096 sambungan baru ke rumah warga belum selesai, semuanya karena masalah

teknis. Saat ini dengan pasang sambungan baru 500, debit air sudah turun dan

pelayanan jadi tidak maksimal," demikian Epi. (http://kupang.tribunnews.com

dipublikasikan pada Rabu, 12 Maret 2015, oleh pos-kupang.com). Fenomena

tersebut mencerminkan adanya masalah pada koordinasi kinerja manajerial terkait

buruknya pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Flotim,

kemungkinan disebabkan karena tidak mampu membangun kerja sama dan

kepercayaan yang baik. Sebaiknya PDAM Kabupaten Flotim memperbaiki teknis

dan manajerialnya sehingga pelayanan akan lebih berkualitas.

Yusran Aspar benar-benar geram, tampaknya Bupati Penajam Paser Utara

(PPU) itu sedang emosi. Semua dia tumpahkan saat memimpin rapat koordinasi

membahas krisis listrik. Sasaran tembaknya tentu saja pada PLN, yang saat itu

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

10

diwakili manajer area Balikpapan Natan. Sejatinya, Yusran adalah sosok yang

ramah dan hampir tidak pernah marah di depan publik. Namun, ketika membahas

masalah listrik kali ini, bicaranya meledak-ledak. “Kita sudah berusaha maksimal

untuk masyarakat, tetapi PLN tidak seperti itu. Akibat pemadaman yang

dilakukan oleh PLN, pembangunan yang telah dilakukan tertutupi dengan kasus

pemadaman listrik. Harusnya PLN bersama-sama memberikan yang terbaik untuk

masyarakat kita,” ungkapnya dengan nada tegas. PLN menjajikan akhir maret

sudah tidak ada lagi pemadaman bergilir. Di tempat yang sama, Wakil Ketua

DPRD PPU Sudirman, masih menyangsikan janji-janji yang disampaikan PLN.

Alasannya, sudah berkali-kali PLN janji untuk mengatasi krisis listrik, tapi

berkali-kali pula tidak ditepati. Sebagai Wakil rakyat, Sudirman meminta dengan

tegas agar PLN dengan serius memberikan pelayanan. Dampak pemadaman yang

terjadi yang menjadi korban adalah masyarakat. “Pernahkah PLN mengganti alat

elektronik yang rusak akibat pemadaman? Sebaliknya jika terlambat bayar, malah

dapat denda, bahkan diancam dicabut listriknya,” ujarnya

(https://www.kaltim.prokal.com dipublikasikan pada kamis, 11 februari 2016,

oleh Ica). Dari fenomena di atas mencerminkan masalah evaluasi (evaluating)

kinerja manajerial terkait pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN, ditandai

dengan pihak manajemen yang tidak menjalankan kebijakan dengan baik

sehingga mengakibatkan kerugian bagi masyarakat. Maka dari itu sebaiknya pihak

manajemen membenahi kinerjanya agar mampu bersama-sama memberikan yang

terbaik untuk masyarakat.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

11

Sistem akuntansi adalah prosedur untuk mencatat dan melaporkan

informasi keuangan suatu perusahaan. Dalam pemerintahan, sistem akuntansi

mampu memberikan output data terkait jumlah masyarakat miskin yang ada di

Indonesia. Namun sayangnya, sistem tersebut belum mampu memberikan

outcome.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia (BPK RI), Dr. H. Harry Azhar Azis, M.A., dalam Keynote

Speech 3rd International Conference on Accounting and Finance (ICAF), pada

Selasa (21/2), di Ruang Sidang Ar. Fachruddin B, lantai 5 Kampus Terpadu

UMY. Dalam agenda yang diselenggarakan oleh Prodi Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMY tersebut, Harry menjelaskan outcome yang

dimaksud adalah kebijakan yang diberikan kepada pelaku pemerintahan.

“Contohnya adalah saat seorang bupati baru dilantik, terhitung ada 1.000

masyarakat miskin di daerahnya. Tetapi saat diangkat jabatannya, total

masyarakat miskin menjadi 1.500. Di mata saya bupati itu sudah gagal. Tetapi

bupati itu masih ikut untuk mencalonkan diri lagi pada pemilihan bupati

berikutnya dan ada kemungkinan terpilih lagi. Artinya, sistem akuntansi yang ada

di Indonesia baru mampu menilai proses dan output jumlah masyarakat miskin

dan pendataan masyarakat lainnya. Namun belum mampu memberikan outcome

berupa kebijakan dari pemerintah untuk melarang bupati tersebut untuk

mencalonkan diri lagi,” jelas Harry.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

12

Harry menambahkan pada Pasal 23 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945,

disebutkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dilaksanakan secara

terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Harry, pasal tersebut ditujukan untuk menciptakan rakyat yang sejahtera,

dengan dihitung dari pendapatan perkapita Indonesia setiap tahunnya.

“Bila dibandingkan dengan negara Singapura dan Malaysia, pada tahun

60-an, pendapatan perkapita Indonesia tidak jauh berbeda dengan kedua negara

tersebut. Namun sekarang pendapatan Malaysia sudah berada di angka US$

15.000, Singapura US$ 50.000, sedangkan Indonesia masih sekitar US$ 4.700

pertahun,” tegas Harry.

Dari segi ketersediaan lapangan kerja, Harry menyebutkan ada kurang

lebih 2.000 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia. “Itu berarti

2.000 lapangan pekerjaan di Indonesia tidak disediakan atau kurang menarik,

sehingga mereka lari ke Malaysia. Sedangkan jumlah ketimpangan di Indonesia

juga merata. Jika mengacu pada teori kesejahteraan, seharusnya tidak boleh ada

kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan,” tutur Harry.

Lebih lanjut, Harry berharap bahwa jumlah kemiskinan dan pengangguran

di Indonesia mampu ditunjukkan pada sistem akuntansi, sehingga masyarakat

dapat mengukur tingkat kesejahteraan di Indonesia. “Ini yang harus jadi perhatian

para akuntan saat ini dan di masa datang. Terdatanya masyarakat miskin dan

pengangguran akan menunjukkan apakah Indonesia sejahtera atau tidak.

Kemudian lebih lanjut diharapkan pemerintah juga mampu membuat kebijakan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

13

berupa outcome atas data atau output yang diberikan oleh sistem akuntansi

tersebut,” jelas Harry. (http://www.umy.ac.id dipublikasikan 21 Februari 2017

oleh BHP Umi). Dari fenomena di atas mencerminkan adanya masalah pada

sistem akuntansi yang belum mampu memberikan outcome berupa kebijakan dari

pemerintah. Hal tersebut berhubungan dengan evaluasi (evaluating) kinerja

manajerial yang kurang baik tercermin dari kesejahteraan masyarakan yang

semakin menurun. Sebaiknya pemerintah juga mampu membuat kebijakan berupa

outcome atas data atau output yang diberikan oleh sistem akuntansi tersebut.

Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat beberapa faktor yang diduga

mempengaruhi kinerja manajerial adalah sebagai berikut:

1. Teknologi Informasi yang diteliti oleh Sri Hastuti (2010), Arsono

Laksmana dan Muslichah (2002), Ajeng Nurpriandyni dan Titiek Suwarti

(2010), Aceng Kurniawan dan Citra Nengsih (2014), Evelyn Haryanti dan

Herawati (2012).

2. Saling Ketergantungan yang diteliti oleh Sri Hastuti (2010), Arsono

Laksmana dan Muslichah (2002), Ajeng Nurpriandyni dan Titiek Suwarti

(2010), Aceng Kurniawan dan Citra Nengsih (2014).

3. Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) yang diteliti

oleh Sri Hastuti (2010), Arsono Laksmana dan Muslichah (2002), Ajeng

Nurpriandyni dan Titiek Suwarti (2010), Aceng Kurniawan dan Citra

Nengsih (2014), Aulia Fuad Rahman (2002), Ernawati (2005), Putu Eka

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

14

Damayanti, Edy Sujana, dan Desak Nyoman Sri Werastuti (2015), Nurul

Fauziah (2015).

4. Strategi Bisnis yang diteliti oleh Ernawati (2005), Evelyn Haryanti dan

Herawati (2012).

5. Desentralisasi yang diteliti oleh Aulia Fuad Rahman (2002), Putu Eka

Damayanti, Edy Sujana, dan Desak Nyoman Sri Werastuti (2015).

6. Ketidakpastian Lingkungan yang diteliti oleh Aulia Fuad Rahman (2002),

Ernawati (2005), Putu Eka Damayanti, Edy Sujana, dan Desak Nyoman

Sri Werastuti (2015), Nurul Fauziah (2015).

7. Partisipasi Anggaran yang diteliti oleh Ni Putu Mia Sulistiari Putri dan I

Nyoman Wijana Asmara Putra (2015), Zuwesty Eka Putri dan Ricky

Adiguna (2014).

8. Gaya Kepemimpinan yang diteliti oleh Zuwesty Eka Putri dan Ricky

Adiguna (2014).

9. Komitmen Organisasi yang diteliti oleh Zuwesty Eka Putri dan Ricky

Adiguna (2014).

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

15

Tabel 1.1

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Manajerial

berdasarkan penelitian sebelumnya

No Peneliti Tahun T

eknolo

gi

Info

rmas

i

Sal

ing

Ket

ergan

tungan

Kar

akte

rist

ik

Info

rmas

i S

AM

Str

ateg

i B

isnis

Des

entr

alis

asi

Ket

idak

pas

tian

Lin

gkungan

Par

tisi

pas

i

Anggar

an

Gay

a

Kep

emim

pin

an

Kom

itm

en

Org

nis

asi

1. Sri Hastuti 2010 x √ √ _ _ _ _ _ _

2.

Arsono

Laksmana dan

Muslichah

2002 √ √ √ _ _ _ _ _ _

3.

Ajeng

Nurpriandyni

dan Titiek

Suwarti

2010 √ √ √ _ _ _ _ _ _

4.

Aceng

Kurniawan dan

Citra Nengsih

2014 √ √ √ _ _ _ _ _ _

5. Aulia Fuad

Rahman 2002 _ _ √ _ √ √ _ _ _

6. Ernawati 2005 _ _ √ √ _ √ _ _ _

7.

Evelyn

Haryanti dan

Herawati

2012 √ _ _ √ _ _ _ _ _

8.

Ni Putu Mia

Sulistiari Putri

dan I Nyoman

Wijana

Asmara Putra

2015 _ _ _ _ _ _ √ _ _

9. Zuwesty Eka 2014 _ _ _ _ _ _ √ √ √

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

16

Putri dan

Ricky Adiguna

10.

Putu Eka

Damayanti,

Edy Sujana,

dan Desak

Nyoman Sri

Werastuti

2015 _ _ √ _ √ √ _ _ _

11. Nurul Fauziah 2015 _ _ x _ _ x _ _ _

Keterangan:

Tanda √= Berpengaruh Signifikan

Tanda x = Tidak Berpengaruh Signifikan

Tanda - = Tidak Diteliti

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Sri Hastuti (2010) yang berjudul Pengaruh Teknologi Informasi,

Saling Ketergantungan terhadap Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi

Manajemen (Broad Scope) dan Kinerja Manajerial pada PT. Anugrah Dwimitra

B. L. Jakarta, adapun variabel yang diteliti terdiri dari tiga variabel yaitu: Variabel

Independen, Variabel Intervening, dan Variabel Dependen. Dimana variabel

independen yang digunakan yaitu Teknologi Informsi dan Saling Ketergantungan,

variabel intervening yaitu Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen

(Broad Scope), serta variabel dependen Kinerja Manajerial. Lokasi dan tahun data

dalam penelitian tersebut yaitu PT. Anugrah Dwimitra B. L. Jakarta pada tahun

2010 dengan unit analisis PT. Anugrah Dwimitra B. L. Jakarta dan unit observasi

Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen (Broad Scope). Penelitian

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

17

ini menggunakan sampel 17 orang manajer pada PT. Anugrah Dwimitra B. L.

Jakarta, dengan teknik sampling Purposive Sampling melalui daftar kuesioner

yang disebarkan kepada responden yang merupakan anggorta organisasi yang

dapat menangkap, menyampaikan, menciptakan, menyimpan, dan

mengkomunikasikan informasi melalui teknologi. Hasil penelitian ini menunjukan

Teknologi informasi tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja manajerial.

Saling ketergantungan dan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen

(broad scope) berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dengan keterbatasan

penelitian tersebut hanya menggunakan dimensi broad scope dalam mengukur

karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen tanpa mempergunakan

dimensi lain.

Adapun perbedaan penulis dengan penelitian terdahulu yaitu lokasi

penelitian, dimensi penelitian, dan perubahan posisi variabel. Perbedaan pertama

yaitu lokasi penelitian terdahulu dilakukan pada PT. Anugrah Dwimitra B. L.

Jakarta, sedangkan rencana penelitian ini penulis memilih lokasi pada PT. Kereta

Api Indonesia (Persero) kota Bandung dan PT. Angkasa Pura II Bandara Husein

Sastranegara. Alasan dalam pemilihan tempat penelitian karena PT. Kereta Api

Indonesia telah melakukan langkah awal yang lebih maju dalam menyediakan

informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Perusahaan ini memiliki situs web

yang menyediakan segala macam informasi yang dibutuhkan pelanggan mengenai

kereta api. Situs web tersebut adalah http://www.kereta-api.co.id. Segala

informasi yang dibutuhkan seperti sejarah, visi dan misi, sarana dan prasarana

serta pemesanan tiket kereta api terdapat dalam situs web tersebut

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

18

(http://muhammaddiky1634010068.blogspot.com dipublikasikan 25 September

2016 oleh Muhammad Dicky). Masalah ketepatan jadwal perjalanan KA masih

diwarnai dengan kelambatan, karena pada bagian jalan KA tertentu sedang ada

pelaksanaan pekerjaan perbaikan pada komponen jalan rel, baik berupa

penggantian rel, bantalan, maupun penambahan balas, sehingga KA harus berjalan

perlahan dan berpengaruh terhadap total waktu tempuh

(http://imammusthofabintazebs.blogspot.com dipublikasikan 30 September 2016

oleh Imam Mustofa). Adapun alasan dalam pemilihan tempat penelitian karena

PT Angkasa Pura II tengah mengembangkan sistem teknologi informasi yang

dapat memantau langsung pergerakan personil Airport Helper dan mengecek

berapa banyak personil yang sedang melayani penumpang pesawat di terminal.

Nantinya, penumpang pesawat juga dapat menilai personil Airport Helper melalui

device yang dipegang personil Airport Helper. Mekanisme baru tersebut antara

lain adalah AP II menugaskan supervisor internal yang merupakan petugas

bandara untuk setiap saat melakukan pengawasan dan penilaian kinerja terhadap

personil Airport Helper. Secara berkala kemudian akan dilakukan evaluasi dan

apabila ditemukan pelanggaran maka personil Airport Helper akan dikenakan

sanksi hingga tingkat paling berat adalah pemberhentian kerja. Di samping itu,

kini penumpang pesawat juga berhak untuk menilai personil Airport yang dapat

dilakukan melalui situs resmi www.angkasapura2.co.id. Penilaian dari

penumpang juga akan digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja

(http://www.angkasapura2.co.id). Namun pada penelitian yang dilakukan oleh

Hesti Sugesti (2017) karyawan PT Angkasa Pura II dapat diandalkan (Profesional

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

19

dalam bekerja) memperoleh total skor paling rendah. Oleh karena itu hendaknya

pihak perlu melakukan breafing setiap pagi kepada karyawannya agar bekerja

secara profesional. Kinerja perusahaan, seharusnya perusahaan lebih

memperhatikan perspektif keuangan mengalami peningkatan setiap tahunnya

tetapi sebaiknya perusahaan lebih maksimal mengurangi biaya operasional yang

setiap tahunnya yang meningkat. Sehingga perusahaan pertumbuhan perusahaan

secara keuangan terus membaik.

Maka dari itu peneliti melakukan rencana penelitian di PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) kota Bandung dan PT. Angkasa Pura II Bandara Husein

Sastranegara. Perbedaan kedua yaitu pada dimensi penelitian terdahulu mengenai

karakteristik informasi Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) menggunakan

dimensi karakteristik menurut Chenhall dan Morris (1986) dalam Sri Hastuti

(2010), yaitu: “Broad scope (lingkup luas), Timeliness (tepat waktu), Agregation

(agregasi), dan Integration (integrasi), sedangkan penulis menggunakan dimensi

karakteristik sistem akuntansi manajemen menurut Marcus Heidmann (2008: 87),

yaitu: “Integration, Flexibility, Accessibility, Formalization, dan Media Richness”

karena dimensi menurut Chenhall dan Morris (1986) dalam Sri Hastuti (2010),

lebih menekankan karakteristik informasi manajemen sedangkan variabel yang

diteliti adalah sistem akuntansi manajemen sehingga dimensi tersebut kurang

tepat digunakan penelitian. Perbedaan ketiga yaitu pada posisi variabel

karakteristik sistem akuntansi manajemen penelitian terdahulu sebagai variabel

interventing sedangkan penulis berencana menggunakan variabel karakteristik

sistem akuntansi manajemen sebagai variabel independen.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

20

Alasan dalam pemilihan variabel karena penelitian tentang kinerja

manajerial telah banyak dilakukan tetapi hasil dari penelitian tidak memberikan

hasil konsistensi yang signifikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja manajerial. Hasil penelitian Arsono Laksmana dan Muslichah (2002),

Ajeng Nurpriandyni dan Titiek Suwarti (2010), Aceng Kurniawan dan Citra

Nengsih (2014), Evelyn Haryanti dan Herawati (2012) menemukan bahwa

teknologi informasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial, sedangkan Sri

Hastuti (2010) menemukan bahwa teknologi informasi tidak berpengaruh

terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian Karakteristik Informasi Sistem

Akuntansi Manajemen (SAM) yang diteliti oleh Sri Hastuti (2010), Arsono

Laksmana dan Muslichah (2002), Ajeng Nurpriandyni dan Titiek Suwarti (2010),

Aceng Kurniawan dan Citra Nengsih (2014), Aulia Fuad Rahman (2002),

Ernawati (2005), Putu Eka Damayanti, Edy Sujana, dan Desak Nyoman Sri

Werastuti (2015), menemukan bahwa karakteristik informasi Sistem Akuntansi

Manajemen (SAM) berpengaruh terhadap kinerja manajerial, sedangkan Nurul

Fauziah (2015) menemukan bahwa karakteristik informasi Sistem Akuntansi

Manajemen (SAM) tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Berdasarkan uraian diatas, maka judul skripsi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah : “Pengaruh Teknologi Informasi dan Karakteristik

Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial (Studi pada PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) kota Bandung dan PT. Angkasa Pura II

Bandara Husein Sastranegara).”

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

21

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Beradasarkan fenomena yang telah diuraikan, maka penulis

mengindentifikasi masalah yang ada sebagai berikut :

1. Masih banyak perusahaan yang belum mampu menjalankan kinerja

manajerialnya dengan baik.

2. Kurangnya kemampuan perusahaan dalam menjalankan kinerja

manajerialnya disebabkan belum adanya aplikasi yang terintegrasi

terkait informasi keuangan.

3. Tidak terintegrasinya antara teknologi informasi dan sistem informasi

keuangan menyebabkan perbedaan data yang tidak bisa dijelaskan,

dan apabila jumlahnya sangat besar akan berdampak pada penyajian

laporan keuangan. Selain itu, sistem informasi akuntansi masih

lambat, tidak fleksibel dan tidak berkualitas sehingga tidak akan

mampu mendukung kegiatan atau proses kerja suatu perusahaan

dalam mencapai tujuannya.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan, maka penulis membatasi

ruang lingkup dalam penelitian ini dan merumuskan masalah sebagai berikut:

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

22

1. Bagaimana teknologi informasi pada PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) kota Bandung dan PT. Angkasa Pura II Bandara Husein

Sastranegara.

2. Bagaimana karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) pada

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) kota Bandung dan PT. Angkasa

Pura II Bandara Husein Sastranegara.

3. Bagaimana kinerja manajerial pada PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) kota Bandung dan PT. Angkasa Pura II Bandara Husein

Sastranegara.

4. Seberapa besar pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja

manajerial pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) kota Bandung

dan PT. Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara.

5. Seberapa besar pengaruh karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen

(SAM) terhadap kinerja manajerial pada PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) kota Bandung dan PT. Angkasa Pura II Bandara Husein

Sastranegara.

1.3 Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah di atas. Adapun tujuan penelitian

sebagai berikut:

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

23

1. Untuk mengetahui teknologi informasi pada PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) kota Bandung dan PT. Angkasa Pura II Bandara Husein

Sastranegara.

2. Untuk mengetahui karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)

pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) kota Bandung dan PT.

Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara.

3. Untuk mengetahui kinerja manajerial pada PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) kota Bandung dan PT. Angkasa Pura II Bandara Husein

Sastranegara.

4. Untuk menganalisis besarnya pengaruh teknologi informasi terhadap

kinerja manajerial pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) kota

Bandung dan PT. Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara.

5. Untuk menganalisis besarnya pengaruh karakteristik Sistem

Akuntansi Manajemen (SAM) terhadap kinerja manajerial pada PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) kota Bandung dan PT. Angkasa Pura

II Bandara Husein Sastranegara.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

24

1. Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan

literatur-literatur ilmu akuntansi manajemen yaitu dengan memberikan

bukti empiris mengenai pengaruh teknologi informasi dan

karakteristik SAM terhadap kinerja manajerial.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah

pengetahuan ilmu akuntansi khususnya dalam bidang akuntansi

manajemen serta studi aplikasi dengan teori-teori dan literatur-literatur

lainnya dengan keadaan sesungguhnya yang ada di perusahaan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung

maupun tidak langsung bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat memberikan peluang untuk menambah

wawasan berfikir dalam memperluas pengetahuan terutama

mengenai teknologi informasi, karakteristik Sistem Akuntansi

Manajemen (SAM), dan kinerja manajerial baik dalam teori maupun

praktek. Serta, sebagai salah satu syarat dalam menempuh sidang

sarjana Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas

Pasundan.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

25

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan berupa saran

dan informasi yang berguna bagi perusahaan di masa yang akan

datang sehingga dapat semakin menyempurnakan rancangan sistem

akuntansi manajemen yang terdapat dalam perusahaan, khususnya

untuk mengukur kinerja manajerial dan dapat pula dijadikan sebagai

dasar pertimbangan perusahaan dalam pelaksanaan operasional

perusahaan hingga dimasa yang akan datang perusahaan dapat

melaksanakan aktivitasnya dengan lebih baik.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang

berguna sebagai referensi bagi pihak yang memerlukan untuk

penelitian selanjutnya.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai Pengaruh Teknologi Informasi dan Karakteristik

Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) terhadap Kinerja Manajerial dilakukan

pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) kota Bandung yang berlokasi di jalan

Perintis Kemerdekaan No. 1 Bandung 40117 dan pada PT. Angkasa Pura II

(Persero) Cabang Bandara Husein Sastranegara yang berlokasi di jalan Pajajaran

No.156, Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40174. Adapun waktu penelitian

yang akan penulis lakukan yaitu pada bulan April 2018 sampai dengan selesai.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unpas.ac.id/40921/3/SUP (BAB 1).pdf · sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin, agar dapat unggul dalam persaingan yang

26