BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · 2020. 10. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · 2020. 10. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang semakin
berkembang akan menyebabkan persaingan usaha yang semakin ketat. Produk
ataupun jasa yang dihasilkan hanya akan dipilih oleh konsumen jika produk
ataupun jasa tersebut memiliki keunggulan dari para pesaing. Kondisi inilah yang
pada akhirnya menuntut para pelaku bisnis termasuk para manajer untuk
meningkatkan kinerjanya meliputi kemampuan dalam hal perencanaan,
perkoordinasian, serta pengendalian berbagai aktivitas dan sumber daya yang
dimiliki. Kinerja merupakan suatu keadaan yang harus diketahui dan
diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian
hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi serta
mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional yang
diambil. Pada akhirnya, kinerja merupakan alat manajemen untuk menilai dan
melihat perkembangan yang dicapai selama ini atau dalam jangka waktu tertentu
(Azmi, 2015).
Kinerja manajerial sangat dibutuhkan dalam organisasi karena diharapkan
mampu membawa keberhasilan bagi perusahaan. Kinerja manajerial adalah
kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial.
Kinerja manajerial meliputi: perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi,
pengawasan staf, pengaturan, negosiasi, dan perwakilan (Wijaya & Lucyanda,
2013). Dengan kinerja manajerial atau kemampuan mengelola kegiatan dalam
suatu organisasi yang maksimal, kelangsungan hidup suatu organisasi akan dapat
dipertahankan. Demi memperoleh kinerja manajerial yang maksimal diperlukan
sistem pengendalian manajemen yang dapat dimanfaatkan untuk memotivasi
seluruh personel perusahaan guna mewujudkan tujuan perusahaan melalui
perilaku yang diharapkan (Mintje, 2013).
Total quality management (TQM) merupakan salah satu dari banyak solusi
yang dapat diterapkan di dalam suatu perusahaan. Di mana dengan menerapkan
TQM perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang dapat meningkatkan
2
Universitas Muhammadiyah Riau
kualitas dan produktivitas suatu produksi (Musran, 2010). dengan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya perusahaan
menjadi lebih baik. TQM maka diharapkan dapat memberikan improvisasi pada
kinerja manajerial, karena dengan adanya TQM yang merupakan suatu sistem,
yang melakukan perbaikan secara terus menerus dan tetap konsisten baik dalam
melayani pelanggan, maka diharapkan akan memberikan dampak positif bagi
kinerja manajerial yaitu perbaikan kinerja manajerial dari perusahaan yang
menerapkannya (Angelina, 2012). Selain itu kinerja yang baik bisa dikatakan
dapat menekan biaya agar lebih ekonomis, karena dengan tujuan TQM yang terus
menerus mengasah kualitas tersebut dapat mencegah banyaknya kecacatan,
penghilangan kerugian antara pelanggan, pemasok atau karyawan.
DiterapkannyaTQM secara memadai, perusahaan dapat melihat seberapa
besar perubahan yang telah dicapai oleh kinerja karyawan dan manajer yang ada
dalam perusahaan, dan juga pengaruh penerapan sistem pengukuran kinerja,
sistem penghargaan. Hal ini berdampak pada kinerja manajerial, karena
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi tanggung
jawab sosialnya, sebagian besar bergantung pada manajer. Apabila manajer
mampu melakukan tugas-tugasnya dengan baik, maka organisasi akan mampu
mencapai sasaran dan tujuan yang dikehendaki (Jusufet al, 2013).
Selain TQM, pengukuran kinerja sendiri juga memberikan peranan penting
bagi karyawan, karena untuk menjelaskan standar kinerja dan motivasi karyawan
di masa yang akan datang. Pengukuran kinerja juga merupakan acuan bagi para
manajer dalam memberikan apresiasi kepada mereka yang sudah bekerja sesuai
dengan tanggung jawab mereka. Dengan adanya sistem pengukuran kinerja,
manajemen puncak memperoleh umpan balik tentang pelaksanaan wewenang
yang akan dilakukan oleh manajemen dibawahnya (Mintje, 2013). Komunikasi
antara manajer dengan bawahan dalam hal bertukar informasi sangat menunjang
bagi organisasi untuk meningkatkan kualitas serta kinerja organisasi.
Sistem pengukuran kinerja sebagai salah satu bagian dari sistem
pengendalian manajemen sangatlah penting bagi manajer guna mengevaluasi
perencanaan masa depan. Suatu sistem merupakan suatu cara tertentu yang
bersifat repetitif untuk melaksanakan suatu atau sekelompok aktivitas. Sistem
3
Universitas Muhammadiyah Riau
memiliki karakteristik berupa rangkaian langkah-langkah yang berirama,
terkoordinasi, dan berulang. Sistem pengukuran kinerja merupakan mekanisme
perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan
kegiatan operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan (Narsa
et al, 2003). Informasi kinerja yang komprehensif dari sistem pengukuran kinerja
akan memberikan informasi yang lebih spesifik dan relevan untuk proses
pengambilan keputusan. Melalui pengukuran kinerja, manajer juga dapat
mengetahui apakah target yang telah ditetapkan sebelumnya tercapai atau tidak,
sehingga manajer dapat melakukan analisis terhadap kelemahan-kelemahan yang
terjadi dengan segera Syaiful et al, 2006).
Penerapan sistem penghargaan (reward) juga mampu untuk meningkatkan
kinerja manajerial, karena secara psikologis setiap individu ketika diberikan
penghargaan atau suatu apresiasi dalam bentuk apapun itu, mampu meningkatkan
kinerja untuk menjadi lebih baik. Sistem penghargaan dapat mendorong perilaku
pegawai atau memberikan pengukuhan atau memberikan pengukuhan atas
perilaku pegawai yang telah dilakukan (Sudarmanto, 2009). Dengan adanya
sistem penghargaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi,
dan membantu pencapaian tujuan dari perusahaan. Sistem reward adalah suatu
sistem atau program yang dilaksanakan manajemen dengan memberikan
tambahan penerimaan bagi karyawan atau manajer sebagai upaya untuk lebih
meningkatkan kinerjanya (Narsa et al, 2003). Reward (penghargaan) adalah
imbalan jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja karena ia telah
memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan dan kontinuitas
perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang (Mulyadi et al, 2003).
Selain itu, dalam kaitannya dengan kinerja manajerial, budaya organisasi
juga merupakan salah satu faktor yang cukup berperan (Jondar & Sudarsono,
2015). Budaya organisasi sebagai aturan main yang ada di dalam perusahaan yang
akan menjadi pegangan dari sumber daya manusianya dalam menjalankan
kewajibannya dan nilai-nilai untuk berperilaku di dalam organisasi tersebut. Hal
tersebut pula yang membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya,
sehingga dapat dikatakan bahwa organisasi memiliki suatu kepribadian yang
4
Universitas Muhammadiyah Riau
berbeda satu sama lainnya (Ardini, 2009). Budaya organisasi berfungsi sebagai
suatu pembatas yang menentukan peranan yang membedakan antara satu
organisasi dengan organisasi lain. Selain itu, budaya organisasi memfasilitasi
pembangkitan komitmen untuk sesuatu yang lebih besar daripada sekedar
kepentingan pribadi (Robbins, 2013).
Banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat TQM, sistem pengukuran
kinerja, sistem penghargaan dan budaya organisasi terhadap kinerja manajerial.
Dari hasil penelitian (Jusuf, 2013) pada PT. Cahaya Murni Raya Industri dapat
disimpulkan bahwa secara parsial, TQM dan reward berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan sistem pengukuran kinerja tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial, dan secara simultan,
TQM, sistem pengukuran kinerja dan reward berpengaruh terhadap kinerja
manajerial. Berdasarkan hasil penelitian (Kumentas, 2013) pada PT. POS
Indonesia, diketahui bahwa hanya sistem pengukuran kinerja yang berpengaruh
terhadap kinerja manajerial. Menurut (Minjte, 2013) hasil penelitian menunjukkan
bahwa sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja manajerial sedangkan TQM tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja manajerial. (Raisa, 2013) melakukan penelitian dan menunjukkan
bahwa TQM dan sistem penghargaaan beerpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajerial sedangkan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh terhadap
kinerja manajerial. (Cynthia, 2013) dalam penelitiannya menghasilkan temuan
bahwa TQM dan sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap kinerja
manajerial sedangkan sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja
manajerial. (Triseptya, Pagalung & Indrijawati, 2017) menemukan bahwa budaya
organisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Selain itu, (Faturahman,
2018) yang menyatakan bahwa faktor utama yang paling berpengaruh dalam
perubahan budaya organisasi adalah kepemimpinan yang kompeten di puncak.
Penelitian ini merupakan penelitian modifikasi dari penelitian terdahulu,
karena menambahkan variabel budaya organisasi sebagai variabel independen.
Alasan menambahkan variabel budaya organisasi dikarenakan terdapat penelitian
terdahulu yang menyatakan adanya pengaruh antara budaya organisasi dengan
kinerja manajerial. Seperti yang dikatakan oleh (Rivai, 2004), (Nurwati, 2012),
5
Universitas Muhammadiyah Riau
bahwa perbedaan kultur atau budaya yang disebabkan oleh aspek lingkungan
sosial, sumberdaya manusia, sangat berpengaruh terhadap keragaman kinerja
seseorang.
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan sinergi keunggulan teknologi
dan jaringan pemasaran di Indonesia, sebuah pengembangan kerja sama anatara
Honda Motor Company Limited, Jepang, dan PT Astra International Tbk,
Indonesia. Keunggulan teknologi Honda Motor diakui di seluruh dunia dan telah
dibuktikan dalam berbagai kesempatan, baik di jalan raya maupun di lintasan
balap. Honda pun mengembangkan teknologi yang mampu menjawab kebutuhan
pelanggan yaitu mesin “bandel” dan irit bahan bakar, sehingga menjadikannya
sebagai pelopor kendaraan roda dua yang ekonomis. Pertumbuhan konsumen
sepeda motor meningkat luar biasa. Di tengah-tengah persaingan yang begitu
tajam akibat banyaknya merek pendatang baru, sepeda motor Honda yang sudah
lama berada di Indonesia, dengan segala keunggulannya, tetap mendominasi pasar
dan sekaligus memenuhi kebutuhan angkutan yang tangguh, irit dan ekonomis.
Menjawab tantangan tersebut, organisasi yang berada di balik kesuksesan sepeda
motor Honda di Indonesia terus memperkuat diri.
Terdapat 15 dealer honda di Pekanbaru, dan 6 dealer honda di Kecamatan
Kampar yang masih aktif beroperasi sampai dengan saat ini dimana terjadi
fluktuasi antar Dealer. mengindikasikan bahwa hingga pada saat ini sistem
manajerial belum dapat memberikan kontribusi kinerja terbaik yang pada akhirnya
menyebabkan kinerja perusahaan secara keseluruhan menjadi naik turun. Hal
tersebut disebabkan oleh tidak diterapkannya sistem pengukuran kinerja dan
sistem reward sebagai alat pengendali, sehingga ada pihak yang merasa hasil
kerjanya tidak dihargai yang membuat mereka akhirnya lebih mengutamakan
kepentingan pribadi di atas kepentingan perusahaan. Berikut nama-nama dealer
honda di Pekanbaru dan Kampar yang terdaftar dan masi aktif beroperasi hingga
saat ini :
6
Universitas Muhammadiyah Riau
Tabel 1.1 Daftar Nama Dealer Honda di Pekanbaru dan Kampar
NO Pekanbaru Kampar
1 Mitra Motor Semesta 16.CDN Flamboyan
2 Global Jaya Perkasa 17. CDN Suram
3 Global Jaya Perkasa 2 18. CDN Kasikan
4 Tunas Dwipa Mandiri 19. CDN Pasar Kampar
5 Astra Internasional Tbk 20. PT. Sonic Morus
6 MPM Pekanbaru 21. CV. Muara Pulau
7 Riau Argo Perkasa
8 Citra Honda Nusantara
9 CDN Tambusai
10 CDN Sudirman
11 Hoho Marpoyan
12 CDN Arengka
13 Kurnia Putra Mandiri
14 Hoho BPR
15 CDN SKH
Sumber : CV. Honda Riau, 2019
Dari tabel di atas diketahui bahwa terdapat 15 dealer honda di Pekanbaru
dan 6 dealer di kabupaten Kampar yang belum mengoptimalkan sistem
pengukuran kinerja sehingga berdampak pada isu manajerial. Motivasi penulis
melakukan peneltian ini bukan hanya dikarenakan terjadi inkonsistensi hasil
penelitian terdahulu yang dimana banyak di lakukan pada perusahaan jasa disini
penulis akan mencoba melakukan penelitian di perusahaan manufaktur pada
dealer honda yang terdapat di Pekanbaru dan Kampar dimana dealer honda
berjumlah 21 dealer dengan tingkat total penjualan dan dan sistem manajerial
yang berbeda, akan tetapi setiap dealer harus mematuhi standar PT. AHM (Astra
Honda Motor) yang telah di tetapkan.
Selain itu, berdasarkan isu perusahaan PT. AHM pada bulan April 2019
diberitakan melakukan praktek kartel. Praktek kartel yang dilakukan yaitu
penetapan harga atau pengaturan harga dengan cara membatasi ketersediaan
barang di pasar. Pengaturan ketersediaan dilakukan dengan membatasi produksi
7
Universitas Muhammadiyah Riau
dan atau membagi wilayah penjualan. Pada bulan Maret 2019 Mahkamah Agung
Indonesia menolak kasasi yang dilakukan perusahaan karena adanya praktek
kartel yang dilakukan oleh manajemen (Kompas.com, 2019).
Berdasarkan hasil observasi penulis dengan melakukan wawancara singkat
kepada bagian operasional, beberapa dealer di Pekanbaru dan Kampar menerima
kompensasi dari perusahaan leasing agar memprioritaskan penjualan produk
secara kredit. Pimpinan beberapa dealer di Pekanbaru bahkan kepada bagian
operasional dan pemasaran untuk menawarkan kredit terlebih dahulu. Dari hasil
wawancara dengan beberapa orang bagian pembiayaan, diketahui bahwa
perusahaan leasing memberikan keuntungan penjualan kepada pimpinan dealer
sebagai bonusnya. Isu ini juga sejalan dengan pemberitaan dari (faktualnews.co,
2019) yang memberitakan bahwa terdapat kebohongan yang dilakukan oleh dealer
motor dalam penjualan motor. Dari berita yang dikutip diketahui bahwa
pembelian kendaraan secara tunai, menjadi tawaran nomor sekian bagi dealer
yang sedang melaksanakan program promosi semacam ini. Para dealer akan
cenderung mengutamakan pembelian kepada konsumen yang membeli secara
kredit. Jika konsumen membeli secara tunai makan pihak dealer akan mengatakan
berbagai alasan dari pihak dealer, seperti harus inden selama beberapa bulan. Ini
karena program-program kerjasama penjualan atau pun promosi antara dealer dan
lembaga pembiayaan (leasing) menjadi biang keladi masalah tersebut. Banyak
sudah aduan konsumen yang mengeluhkan masalah ini (faktualnews.co, 2019).
Hal ini mengindikasikan adanya kinerja manajerial yang kurang sehat dan objektif
di beberapa dealer di Pekanbaru.
Sehingga peneliti mencoba untuk menguji kembali dengan objek yang
berbeda. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian ini berjudul
penerapan Pengaruh Penerapan Total Quality Manajemen (TQM) Sistem
Pengukuran Kinerja,Sistem Penghargaan dan Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada Dealer Honda Di Pekanbaru-
Kampar).
8
Universitas Muhammadiyah Riau
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, permasalahan dapat
dirumuskan yaitu sebagai berikut:
1. Apakah penerapan total quality manajemen (TQM) berpengaruh
terhadap kinerja manajerial?
2. Apakah sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja
manajerial ?
3. Apakah sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial?
4. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial?
5. Apakah penerapan TQM, pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan
budaya organisasi berpengaruh secara bersama-sama (simultan)
terhadap kinerja manajerial ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan total quality manajemen (TQM)
berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
2. Untuk mengetahui sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap
kinerja manajerial.
3. Untuk mengetahui sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja
manajerial.
4. Untuk mengetahui budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja
manajerial.
5. Untuk mengetahui penerapan TQM, pengukuran kinerja, sistem
penghargaan dan budaya organisasi berpengaruh secara simultan
terhadap kinerja manajerial.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Akademis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi
peneliti untuk memahami seberapa besar pengaruh penerapan TQM
9
Universitas Muhammadiyah Riau
dengan sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan terhadap
kinerja dan budaya organisasi terhadap kinerja manajerial.
b. Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan mengembangkan
wawasan, informasi, seta pemikrian dan ilmu pengetahuan
khususnya dibidang manajemen terutama mengenai pengaruh
penerapan TQM dengan sistem pengukuran kinerja, sistem
penghargaan, dan budaya organisasi terhadap kinerja manajerial.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perusahaan sebagai tambahan informasi bagi para manajer
dalam meningkatkan kinerja manajerial.
b. Bagi karyawan menjadi bahan masukan atau informasi dalam rangka
meningkatkan kinerja.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan ini bermaksud untuk memudahkan para pembaca
dalam memahami isi penelitian. Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi
menjadi lima bab sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan
masalah,manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini penjelasan teori yang menjadi tujuan utama penelitian ini
dan review penelitian terdahulu dan informasi lain yang akan
membentuk kerangka teori yang berguna untuk menyusun
penelitian ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menampilkan cara yang dipilih untuk memperoleh
jawaban atas permasalahan yang diajukan, desain penelitian, jenis
penelitian, sample dan metode pengambilan sampel, data
penelitian, definisi operasional variabel dan analisis data.
10
Universitas Muhammadiyah Riau
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisis dari hasil pengolahan data dan pembahasan
mengenai TQM, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem
Penghargaaan, Budaya Organisasi dan Kinerja Manajerial.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.