BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...

12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang sangat tinggi sehingga tuntutan akan pelayanan kesehatan diharapkan juga tinggi. Wujud pemerintah dalam mendukung peningkatan angka kesehatan adalah dengan menggulirkan Tujuh Langkah Reformasi Pembangunan Kesehatan. Langkah tersebut diimplementasikan dalam bentuk revitalisasi pelayanan kesehatan yaitu mengatur ketersediaan, distribusi, penyimpanan dan mutu sumberdaya manusia kemudian mengupayakan ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektifitas, keterjangkauan obat, vaksin dan alat kesehatan serta adanya jaminan kesehatan dan yang paling penting adalah keberpihakan kepada daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK) juga reformasi birokrasi serta penyedia layanan kesehatan berskala internasional. Langkah pemerintah tersebut menjadi pendorong keinginan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang lebih mudah dan terjangkau disekitar tempat tinggalnya dan diharapkan angka harapan hidup masyarakat semakin tinggi dimasa mendatang. Sebuah data dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengatakan bahwa kesehatan adalah salah satu komponen primer selain pendidikan dan pendapatan. Tercantum dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/92135/potongan/S2-2015... · adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang sangat tinggi sehingga

tuntutan akan pelayanan kesehatan diharapkan juga tinggi. Wujud pemerintah

dalam mendukung peningkatan angka kesehatan adalah dengan menggulirkan

Tujuh Langkah Reformasi Pembangunan Kesehatan. Langkah tersebut

diimplementasikan dalam bentuk revitalisasi pelayanan kesehatan yaitu mengatur

ketersediaan, distribusi, penyimpanan dan mutu sumberdaya manusia kemudian

mengupayakan ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektifitas,

keterjangkauan obat, vaksin dan alat kesehatan serta adanya jaminan kesehatan

dan yang paling penting adalah keberpihakan kepada daerah tertinggal perbatasan

dan kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK) juga reformasi

birokrasi serta penyedia layanan kesehatan berskala internasional. Langkah

pemerintah tersebut menjadi pendorong keinginan masyarakat untuk

mendapatkan layanan kesehatan yang lebih mudah dan terjangkau disekitar

tempat tinggalnya dan diharapkan angka harapan hidup masyarakat semakin

tinggi dimasa mendatang.

Sebuah data dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengatakan

bahwa kesehatan adalah salah satu komponen primer selain pendidikan dan

pendapatan. Tercantum dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang

kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/92135/potongan/S2-2015... · adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per ...

2

dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

ekonomi. Oleh karena itu kualitas kesehatan yang baik meliputi semua aspek

terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berakhir kepada

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai penunjang kebutuhan kesehatan masyarakat yang tinggi maka

diperlukan sebuah lembaga kesehatan yang yang dapat melakukan pelayanan

kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah masing-masing. Salah satu contoh

lembaga kesehatan yang umum ialah rumah sakit, sebuah lembaga layanan

kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan harapan hidup dan meningkatkan

derajat hidup kesehatan masyarakat. Menurut Azwar (1996) yang menjelaskan

bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang

dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan yang sesuai dengan tingkat

kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan

kode etik profesi yang telah ditetapkan.

Pendirian dan pengembangan lembaga pelayanan kesehatan masyarakat

khususnya rumah sakit rupanya sejalan dengan penetapan sasaran pembangunan

milenium oleh Perserikatan Bangsa Bangsa. Indonesia berperan serta dengan

slogan “Indonesia Sehat 2015”. Langkah strategis yang paling dicermati dalam

mencapai sasaran adalah angka kematian bayi dan ibu pada saat persalinan.

Selain itu, melalui berbagai program, peraturan dan perundang-undangan,

pemerintah telah membuka kesempatan pintu pengembangan bisnis rumah sakit

di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa prospek bisnis rumah sakit di Indonesia

dalam jangka waktu panjang sangatlah baik, sejalan dengan tujuan jangka

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/92135/potongan/S2-2015... · adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per ...

3

panjang pembangunan bidang kesehatan untuk tercapainya tujuan utama

pemerintah. Tujuan tersebut dituangkan dalam langkah-langkah: peningkatan

kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan,

perbaikan mutu lingkungan hidup, status gizi masyarakat yang meningkat,

pengurangan angka jumlah yang sakit (morbiditas) dan kematian (mortalitas),

pengembangan keluarga sehat sejahtera, tersosialisasi dengan baik norma keluarga

kecil yang bahagia dan sejahtera.

Dalam paparan presentasi Menteri Kesehatan tanggal 17-20 Maret 2013

dalam judul Pembangunan Kesehatan Di Indonesia 2012-2014, topik masalah

yang menarik diperhatikan yakni penyebaran jumlah dokter umum yang tidak

merata dalam bertugas di seluruh propinsi Indonesia. Idealnya setiap seorang

dokter umum melayani 2.500 orang. Sedangkan fakta dilapangan menunjukan

bahwa daerah DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta,

Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Bali saja yang telah mencapai target tersebut

sedangkan propinsi sisanya tidak mencapai target atau intinya beberapa propinsi

masih kekurangan dokter umum.

Hasil rekapitulasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (2009)

menyatakan bahwa pada tahun 2008, jumlah rumah sakit di Indonesia

berkembang mencapai 1.320 rumah sakit, atau bertambah sebanyak 86 rumah

sakit dari posisi tahun 2003. Dari total 1.320 rumah sakit ini, 657 diantaranya

adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per tahun

sekitar 1,14%. Sisanya merupakan rumah sakit yang dibangun oleh pemerintah

(Kemenkes, Pemprov/Pemkab/Pemkot, TNI/Polri, dan BUMN). Namun hal itu

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/92135/potongan/S2-2015... · adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per ...

4

masih dinyatakan kurang apabila melihat rasio angka pembangunan rumah sakit

dan tenaga medis tidak sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk di setiap

propinsi.

Pada tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada pihak

swasta untuk berpartisipasi dalam penyediaan jasa rumah sakit. Jasa pelayanan

rumah sakit sebelumnya hanya diperbolehkan dilakukan oleh pemerintah dan

badan sosial berbentuk yayasan, namun kini peluang untuk menjadi badan usaha

perseroan telah dibuka bahkan membuka kesempatan bagi penanam modal asing

untuk berpartisipasi membuka jasa pelayanan rumah sakit.

Namun usaha pemerintah dalam mendorong berdirinya lembaga pelayanan

kesehatan masyarakat belum maksimal, kenyataannya dilapangan ialah angka

harapan hidup bagi bayi masih kecil. Data yang ada dilapangan menunjukkan

peran lembaga kesehatan masih belum merata terutama di propinsi yang jauh dari

Indonesia.

Salah satu perhatian serius yang sedang dipikirkan oleh pemerintah adalah

cara menurunkan angka kematian ibu dan anak, sebabnya angka kematian ibu dan

anak terus melonjak dalam lima tahun terakhir. Faktanya pada tahun 2012 dari

228 per 100.000 kelahiran hidup maka pada tahun 2013 meningkat menjadi 359

per 100.000 kelahiran hidup.

Sesuai dengan pernyataan diatas, menurut Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti,

M.Sc., Ph.D selaku Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

saat konferensi Neuropsychologi di Grha Shaba Pramana UGM, Rabu 29

November 2014 menyatakan bahwa kejadian ibu yang meninggal saat melahirkan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/92135/potongan/S2-2015... · adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per ...

5

kebanyakan disebabkan oleh tiga faktor utama (sumber:

http://www.ugm.ac.id/id/berita/9419-

ali.ghufron:.tugas.berat.menkes.nila.moeloek.menurunkan.angka.kematian.ibu.dan

.anak diakses pada 12 April 2015). Faktor yang pertama adalah keterlambatan

keputusan untuk menentukan tempat kelahiran calon bayi. Faktor yang kedua

adalah hambatan akses jalur transportasi dan keterlambatan penanganan tenaga

bidan dan dokter. Di samping itu, faktor yang ketiga adalah minimnya kantong

darah di rumah sakit saat ibu mengalami pendarahan saat melahirkan. Sehingga

penanganan saat pendarahan tidak maksimal dan dapat mengancam jiwa ibu dan

bayi.

Tabel 1.1 Perbandingan Angka Kematian Bayi Tahun 2012

Lima besar Propinsi dengan Jumlah

Kematian Bayi Terendah

Lima besar Propinsi dengan Jumlah

Kematian Bayi Tertinggi

Propinsi

Jumlah Kematian

bayi (per 100.000

kelahiran hidup)

Propinsi

Jumlah Kematian

bayi (per 100.000

kelahiran hidup)

Riau 28

Papua 115

DI Yogyakarta 30

Papua Barat 109

DKI Jakarta 31

Maluku Utara 85

Kalimantan Timur 31

Sulawesi Tengah 85

Bangka Belitung 32

Gorontalo 78 Sumber : Profil Data Kesehatan Indonesia, Kemenkes 2013

Salah satu bukti dari ketidakmerataan angka harapan hidup bayi dapat

terlihat dari tampilan data Kementerian Kesehatan untuk angka kematian bayi

tahun 2012. Masalah pembangunan fasilitas dan penyediaan tenaga kesehatan

masih menjadi kendala di wilayah Indonesia bagian timur dilihat dari data diatas

bahwa posisi 5 besar dengan jumlah kematian bayi terbesar masih berada di

propinsi Indonesia bagian timur. Diharapkan kerjasama Kementerian Kesehatan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/92135/potongan/S2-2015... · adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per ...

6

dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Republik Indonesia dapat menghasilkan perbaikan fasilitas kesehatan di Indonesia

bagian timur dibandingkan dengan wilayah Indonesia bagian barat yang dapat

mengendalikan angka kematian bayi.

Pada bulan Oktober tahun 2014, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten,

Sigit Wardojo menyebutkan bahwa angka kematian ibu dan anak di provinsi

Banten berada pada kondisi yang cukup memprihatinkan dengan menduduki

peringkat kelima nasional (http://www.indopos.co.id/2014/12/provinsi-banten-

urutan-kelima-angka-kematian-ibu-dan-bayi.html diakses pada 12 April 2015).

Hal ini disebabkan karena adanya kesenjangan antara fasilitas rumah sakit

dibeberapa daerah contohnya fasilitas rumah sakit di Pandeglang hanya 1 unit

sedangkan di wilayah Tangerang ada 30 unit rumah sakit. Kemudian faktor

pendirian Puskesmas yang masih kurang, dari kebutuhan 390 unit saat ini masih

berdiri sekitar 233 unit Puskemas untuk melayani 11.000.000 jiwa masayarakat

Banten.

Dari data Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan tahun 2014

(http://dinkes-tangsel.blogspot.com/p/rumah-sakit_8535.html diakses pada 12

April 2015), bahwa saat ini tercatat ada 93 rumah sakit swasta, 11 rumah sakit

pemerintah dan 2 rumah sakit TNI yang bertugas melayani 11.452.491 jiwa

sesuai dengan sensus penduduk 2013. Data menunjukan bahwa potensi untuk

pengembangan bisnis rumah sakit di Kota Tangerang Selatan cukup baik dan

memiliki masa depan yang baik karena minimnya jumlah rumah sakit yang

didirikan untuk menampung kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/92135/potongan/S2-2015... · adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per ...

7

Tabel 1.2 Data Penduduk Propinsi Banten Tahun 2010-2013

Sumber : Data Badan Pusat Statistik Tahun 2013

Dari tabel diatas menunjukan bahwa kepadatan penduduk wilayah

Tangerang Selatan merupakan nomor dua di Provinsi Banten, sehingga jika

dilihat secara rasio populasi pria dan wanita akan memiliki peluang pernikahan

yang menjanjikan dan diprediksi menghasilkan kelahiran bayi yang cukup tinggi.

Sehingga kebutuhan kesehatan bagi bayi dan anak di wilayah Tangerang Selatan

kedepannya akan menjadi prioritas dan memberikan peluang bertumbuh dan

berkembang lebih pesat bagi rumah sakit khususnya rumah sakit bersalin.

Dalam perjalanannya bisnis rumah sakit bersalin tumbuh dengan pesat di

wilayah Banten khususnya daerah Tangerang Selatan. Menurut Dinas Kesehatan

Tangerang Selatan saat ini jumlah rumah sakit yang tercatat mencapai 18 rumah

sakit dan termasuk didalamnya ada rumah sakit bersalin. Terbukti dari sumber

data Dinas Kesehatan tahun 2014.

Kabupaten/Kota

Persentase Penduduk

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk per

km2

2011 2012 2013 Laki-laki Perempuan Jumlah 2011 2012 2013

Pandeglang 10.65 10.50 10.33 604.603 578.403 1.183.006 427 430 431

Lebak 11.17 11.02 10.90 640.002 607.904 1.247.906 359 362 364

Tangerang 26.9 27.12 27.57 1.617.090 1.540.690 3.157.780 2926 3015 3121

Serang 13.03 12.88 12.67 736.297 714.597 1.450.894 827 835 836

Kota Tangerang 16.99 17.06 17.05 997.398 954.998 1.952.396 12147 12464 12684

Kota Cilegon 3.5 3.49 3.48 203.502 194.802 398.304 2198 2236 2270

Kota Serang 5.44 5.44 5.40 317.501 301.301 618.802 2244 2294 2320

Kota Tangerang Selatan

12.32 12.49 12.60 727.802 715.601 1.443.403 9212 9547 9806

Provinsi Banten 100 100 100 5.844.195 5.608.296 11.452.491 1139 1164 1185

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/92135/potongan/S2-2015... · adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per ...

8

Rumah Sakit Bersalin Prima Medika merupakan organisasi berbadan

hukum perseroan yang dikelola oleh beberapa investor yang bertujuan mendirikan

pusat pelayanan kesehatan yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum.

Dalam pelaksanaannya, peneliti menemukan beberapa hal yang menjadi

topik masalah menarik didalam Rumah Sakit Bersalin Prima Medika dalam

menjalankan kelangsungan bisnisnya sebagai berikut :

1. Menentukan strategi yang terbaik dalam mempertahankan keunggulan

perusahaan

2. Menentukan strategi jangka panjang dalam hal persaingan bisnis

Melihat permasalahan yang dihadapi, maka teori dan konsep strategis

dalam mengendalikan organisasi menjadikan manajemen strategis sebagai hal

yang penting.

Konsep manajemen strategis tidak hanya mempunyai nilai yang sangat berharga

bagi organisasi yang berorientasi pada profit, namun juga pada organisasi publik

terutama dalam menentukan bagaimana suatu organisasi menyesuaikan diri

dengan lingkungannya dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam hal ini,

dibutuhkan peningkatan kemampuan untuk bertindak dan mengambil kebijakan

sesuai manajemen startejik agar mampu memberikan pelayanan kepada

masyarakat semaksimal mungkin.

Dengan demikian pendekatan manjemen strategis yang tepat akan sangat

membantu kemampuan bagi Rumah Sakit Bersalin Prima Medika dalam

mengakomodir keinginan pemangku kepentingannya dengan tetap

mengedepankan strategi bersaingnya.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/92135/potongan/S2-2015... · adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per ...

9

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian yang akan dibahas

yaitu mengenai analisis keunggulan bersaing Rumah Sakit Bersalin Prima Medika

dengan kinerja dari rumah sakit di kota Tangerang Selatan lainnya, ditinjau dari

strategi perusahaan dalam rangka meningkatkan pendapatan perusahaan,

memenuhi kepuasan konsumen dan meningkatkan kinerja operasional Rumah

Sakit Bersalin Prima Medika. Pada umumnya permasalahan yang sering dijumpai

berkaitan dengan pelayanan rumah sakit menurut Griffith dalam Aditama (2006)

adalah prosedur administrasi kepada pasien, fasilitas rumah sakit, pendekatan

tenaga medis dan non medis kepada pasien, waktu menunggu pasien, hasil

tindakan kepada pasien serta kualitas pelayanan rumah sakit yang sepadan.

Sehingga diharapkan Rumah Sakit Bersalin Prima Medika dapat menjaga

eksistensinya untuk berkembang dan memenangkan persaingan.

Dengan adanya tantangan seperti itu, diharapkan Rumah Sakit Bersalin

Prima Medika dapat bersaing dalam industri rumah sakit khususnya rumah sakit

bersalin. Penulis melihat adanya kerentanan dalam pengelolaan manajemen

rumah sakit, karena didalamnya masih ada kelemahan yang belum disadari oleh

manajemen rumah sakit.

Dari hasil paparan diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan

dibahas dalam menjawab permasalahan yang ada didalam Rumah Sakit Bersalin

Prima Medika sebagai berikut :

“Bagaimana strategi dalam mencapai keunggulan bersaing bagi Rumah Sakit

Bersalin Prima Medika ?”

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/92135/potongan/S2-2015... · adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per ...

10

1.3 Pertanyaan Penelitian

Penulis melihat dengan potensi pasar yang ada saat ini dan disertai tujuan

pengembangan Rumah Sakit Bersalin Prima Medika, maka pertanyaan pokok

penelitian adalah:

“Bagaimana Rumah Sakit Bersalin Prima Medika membangun keunggulan dalam

bersaing untuk memenangkan persaingan bisnis?”

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan untuk mengetahui dan

menganalisa hal-hal sebagai berikut :

“Mengetahui keunggulan bersaing yang dimiliki oleh Rumah Sakit Bersalin

Prima Medika”

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik

bagi setiap perusahaan khususnya perbankan dan bagi akademisi, adapun

manfaat-manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut.

1. Bagi analis internal manajemen rumah sakit, untuk membantu

manajemen dalam menentukan strategi bersaing Rumah Sakit Bersalin

Prima Medika.

2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini menambah bukti empiris mengenai

keunggulan bersaing dengan teori Porter dan Value Disciplines Model

3. Bagi akademis, diharapkan akan menambah wawasan dan sebagai

referensi dalam penelitian-penelitian yang sejenis di masa yang akan

datang.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/92135/potongan/S2-2015... · adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per ...

11

1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup dan batasan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data internal Rumah Sakit Bersalin Prima Medika sejak 2011 hingga

2014

2. Proses bisnis dalam pelayanan di Rumah Sakit Bersalin Prima Medika

1.7 Sistematika Penelitian

1.7.1 Pendahuluan

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan

judul penelitian ini, yakni mengenai kondisi internal dan eksternal Rumah Sakit

Bersalin Prima Medika yang mempengaruhi strategi bisnis. Pada bab ini penulis

menjelaskan mengenai perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

1.7.2 Landasan Teori

Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai kerangka teoritis dan

pengertian yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam

penilitian. Landasan teori yang dipilih adalah tentang strategi perusahaan

khususnya bidang kesehatan dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan rumah sakit.

1.7.3 Metoda Penelitian

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan tentang metoda penelitian yang

digunakan. Penelitian yang digunakan adalah penelitian studi eksplorasi di Rumah

Sakit Bersalin Prima Medika dengan menggunakan analisis internal. Penelitian ini

dilakukan di Rumah Sakit Bersalin Prima Medika, Tangerang Selatan dan sebagai

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/92135/potongan/S2-2015... · adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per ...

12

informan ialah karyawan dan pasien Rumah Sakit Bersalin Prima Medika,

Tangerang Selatan.

1.7.4 Analisis dan Pembahasan

Pada bab ini, penulis akan memaparkan mengenai inti pembahasan yang

dimulai dari profil Rumah Sakit Bersalin Prima Medika, sejarah dan

perkembangan perusahaan, struktur organisasi, hingga menentukan sumber daya

yang dimiliki.

1.7.5 Kesimpulan dan Saran

Pada bab terakhir ini penulis akan menulis kesimpulan yang isinya

rangkuman semua pembahasan dan tujuan penelitian pada bab pertama,

sedangkan saran dalam penulisan ini berdasarkan dari ide-ide baru serta inovasi

yang berguna bagi perusahaan.