BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... ·...

12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan jiwa lewat bahasa serta simbol-simbol yang bertujuan sebagai wadah dari sebuah jiwa yang membuat sastra tersebut menjadi ada, bukan hanya jiwa melainkan aspek psikis yang tidak bisa dilepaskan dalam sebuah sastra. Manusia salah satu mahluk hidup yang terlibat dengan berbagai aktivitas yang ditunjukkan melalui tingkah laku dalam berinteraksi dengan alam dan lingkungannya. Sebuah aktivitas manusia menyebabkan permasalahan-permaaalahan hidup yang di alami oleh manusia. Permasalahan seorang manusia tidak selalu datar pasti memiliki sebuah problem dalam kehidupannya seperti penyimpangan dalam psikis kejiwaannya. Manusia juga sebagai tumpuan dalam sebuah karya sastra, yang dimaksut manusia yaitu seorang pengarang yang membentuk seorang tokoh dalam sebuah karya sastra dengan karya sastra mengaplikasikan imajinasinya kedalam sebuah tokoh tersebut, terkait kejolak kejiwaan misalnya yang terlihat dari perilaku para tokoh-tokoh dalam sebuah, (Endraswara 2008:86). Hal ini dapat di katakan bahwa karya sastra merekam gejala kejiwaan dalam perilaku tokoh-tokoh fiksi dalam sebuah karya sastra. Berbagai imajinasi atau ide di tuangkan oleh pengarang pada sebuah karya sastra hingga pada sebuah aspek permasalahan karena dengan adanya permasalahan karya sastra tersebut menjadi berwarna, terdapat klimaks atau puncak permasalahan dalam sebuah karya sastra sehingga tidak hanya datar saja alur ceritanya. Masalah yang mampu diungkapkan pengarang dalam bentuk karya

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... ·...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... · 2018. 9. 20. · 1 BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang . Karya sastra . merupakan.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan ungkapan jiwa lewat bahasa serta simbol-simbol

yang bertujuan sebagai wadah dari sebuah jiwa yang membuat sastra tersebut

menjadi ada, bukan hanya jiwa melainkan aspek psikis yang tidak bisa dilepaskan

dalam sebuah sastra. Manusia salah satu mahluk hidup yang terlibat dengan

berbagai aktivitas yang ditunjukkan melalui tingkah laku dalam berinteraksi

dengan alam dan lingkungannya. Sebuah aktivitas manusia menyebabkan

permasalahan-permaaalahan hidup yang di alami oleh manusia. Permasalahan

seorang manusia tidak selalu datar pasti memiliki sebuah problem dalam

kehidupannya seperti penyimpangan dalam psikis kejiwaannya. Manusia juga

sebagai tumpuan dalam sebuah karya sastra, yang dimaksut manusia yaitu seorang

pengarang yang membentuk seorang tokoh dalam sebuah karya sastra dengan

karya sastra mengaplikasikan imajinasinya kedalam sebuah tokoh tersebut, terkait

kejolak kejiwaan misalnya yang terlihat dari perilaku para tokoh-tokoh dalam

sebuah, (Endraswara 2008:86). Hal ini dapat di katakan bahwa karya sastra

merekam gejala kejiwaan dalam perilaku tokoh-tokoh fiksi dalam sebuah karya

sastra.

Berbagai imajinasi atau ide di tuangkan oleh pengarang pada sebuah karya

sastra hingga pada sebuah aspek permasalahan karena dengan adanya

permasalahan karya sastra tersebut menjadi berwarna, terdapat klimaks atau

puncak permasalahan dalam sebuah karya sastra sehingga tidak hanya datar saja

alur ceritanya. Masalah yang mampu diungkapkan pengarang dalam bentuk karya

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... · 2018. 9. 20. · 1 BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang . Karya sastra . merupakan.

2

sastra adalah masalah kejiwaan. Bukan hanya masalah kejiwaan dalam sebuah

karya sastra juga terdapat permasalahan-permasalahan lain seperti permasalahan

dalam hal politik, sosial, kebudayaan, kenegaraan, maka dalam sebuah karya

sastra tidak harus selalu membahas tentang kejiwaan seorang tokoh. Semua yang

melakukan peran dari ide yang dituangkan oleh pengarang adalah para tokoh-

tokoh fiksi yang sudah di imajinasikan oleh seorang pengarang dan membuat

sebuah karya sastra tersebut menjadi hidup dan menarik. Ada juga sebuah karya

sastra yang sangat kental menceritakan sebuah perjalanan psikologis kejiwaan

seorang tokohnya seperti pada novel Dadadisme ini yang paling besar diceritakan

oleh pengarang dari segi psikologi kejiwaan tokohnya.

Peristiwa dalam sebuah karya sastra akan semakin hidup dengan hadirnya

tokoh-tokoh hasil dari imajinasi seorang pengarang yang digambarkan dengan

perilaku dalam susunan sebuah cerita. Tokoh merupakan unsur yang sangat

penting karena merupakan sosok yang benar-benar mengambil peran dalam cerita.

Kehadiran tokoh dalam cerita, memiliki dan memainkan perannya masing-masing

sehingga membuat karya sastra menjadi lebih hidup. Melalui tokoh-tokohnya

pengarang menyampaikan suatu ide atau gagasan yang ada dipikirannya ke dalam

bentuk cerita yang utuh yang dapat di pahami dan memiliki makna.

Pengarang menggambarkan secara jelas dan rinci gambaran sebuah

penokohan dalam sebuah karya sastra. Setiap tokoh juga diberi gambaran fisik

dan kejiwaan yang berbeda-beda oleh pengarang sehingga cerita tersebut seperti

nyata atau menjadi hidup dan makna dalam karya sastra dapat disampaikan

dengan baik kepada pembaca. Tokoh salah satu orang yang memerankan sebuah

cerita dalam sebuah karya sastra. Karya sastra jika dilihat dari segi kejiwaan para

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... · 2018. 9. 20. · 1 BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang . Karya sastra . merupakan.

3

tokohnya, dapat dipelajari dan ditelaah dengan mengguanakan teori psikologi

(Aminudin, 2011:66).

Sebagai bentuk dari aktivitas kejiwaan pengarang, tokoh dapat diibaratkan

seperti manusia dalam kehidupan nyata, seperti manusia tokoh dalam sastra juga

diciptakan memiliki watak, pikiran, perasaan, dan pandangan, serta berada dalam

kondisi psikologis tertentu. Demikianlah sebuah karya sastra memuat gejala-

gejala kejiwaan, yaitu melalui perilaku tokoh dapat mencerminkan keadaan psikis

kejiwaannya.

Sebuah perilaku tokoh dapat dianalisis menggunakan struktur pembangun

novel, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik yang membuat makna dalam karya

sastra menjadi lebih terbangun seperti novel. Unsur intrinsik merupakan unsur

pembangun sebuah karya sastra, dengan adanya unsur intrinsik cerita dalam

sebuah karya sastra menjadi hidup seperti pada karakter seorang tokohnya serta

latar ceritanya Sedangkan unsur ekstrinsik unsur yang letaknya berada diluar

karya sastra yang dapat dijadikan pembentuk sebuah karya sastra, seperti karya

sastra dikaitkan dengan psikologi, sosiologi, kebudayaan. Kedua unsur tersebut

saling membangun dan membentuk kesatuan yang indah sehingga menjadikan

sebuah makna dalam karya sastra lebih bisa disampaikan kepada pembaca.

Psikologi sendiri termasuk ilmu yang secara cakupan luas membicarakan

tentang jiwa akan tetapi jiwa tidak nampak, maka yang dapat dilihat ialah perilaku

atau aktivitas-aktivitas yang merupakan penjelmaan kehidupan jiwa tersebut.

Sebagian sudah diketahui bahwa perilaku manusia atau aktivitas manusia tidak

muncul dengan sendirinya pasti terdapat penyebab-penyebab yang membuat

timbulnya sebuah perilaku manusia yang menyimpang. Fenomena yang sudah

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... · 2018. 9. 20. · 1 BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang . Karya sastra . merupakan.

4

sering terjadi mengenai sebuah permasalahan jiwa yaitu tentang sebuah perilaku

atau aktivitas manusia dengan persoalan bunuh diri yang disebabkan oleh sebuah

keadaan stres yang sangat berat memilih jalur pintas dengan melakukan perilaku

atau tindakan bunuh diri (Walgito, 2010: 9).

Psikologi sastra dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, adanya anggapan

bahwa karya sastra merupakan produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran

pengarang yang berada pada situasi setengah sadar (subconcius) dan sadar

(conscious). Antara sadar dan tak sadar selalu mewarnai dalam proses imajinasi

pengarang. Kekuatan karya sastra dapat dilihat seberapa jauh pengarang mampu

mengungkapkan ekspresi kejiwaan para tokoh dalam sebuah karya sastra.

Kejiwaan para tokoh yang di imajinasikan oleh seorang pengarang terlihat pada

setiap tingkah laku yang sudah dibentuk oleh setiap pengarang dengan memilki

sebuah karakter yang berbeda-beda anatara tokoh satu dengan yang lain.

(Endraswara, 2008:26)

Dalam ranah psikologi, gangguan jiwa termasuk dalam kategori perilaku

abnormal. Ruang lingkup abnormal merupakan bentuk sebuah gangguan yang di

dalamnya terdapat sebuah penyakit jiwa yang terdapat pada kepribadiannya

seperti pada mental individu yang menyebabkan terjadinya sebuah perilaku

abnormal.

Gangguan kejiwaan diakibatkan oleh kejanggalan kesehatan dengan

sebuah perilaku psikologis yang mengarah pada sebuah gangguan pikiran,

perasaan, mental dan disebabkan oleh gangguan biologis, sosial, dan genetis.

Gangguan kejiwaan juga bisa dikatakan sebagai perilaku abnormal karena seorang

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... · 2018. 9. 20. · 1 BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang . Karya sastra . merupakan.

5

individu pasti melakukan sebuah perilaku yang tidak sama dengan seseorang yang

normal maka disebut juga sebagai perilaku abnormal.

Perilaku abnormal termasuk dalam sebuah kategori psikologi, pengertian

abnormal sendiri tidak bisa dijelaskan secara tepat apa yang dimaksut dengan

abnormal tentang perilakunya. Penyebab tidak bisa membedakannya anatara lain.

Pertama, sulit menemukan model manusia yang ideal atau sempurna. Kedua,

dalam banyak kasus, tidak ada batas yang tegas antara perilaku normal dan

abnormal. Dalam arti, orang yang secara umum dipandang normal-sehat pun suatu

saat dapat melakukan perbuatan yang tergolong abnormal, mungkin di luar

kesadarannya. Sebaliknya, tidak jarang orang yang secara umum jelas-jelas

abnormal melakukan perbuatan atau mengucapkan kata-kata yang sungguh-

sungguh normal, tetapi dalam hal ini terdapat sebuah kriteria yang bisa sebagai

patokan antara perilaku normal dan abnormal seperti penyimpangan dari norma

sosial, tekanan batin (Supratiknya, 1995:9)

Abnormal juga memiliki sebuah penggolongan-penggolongan tentang

bentuk-bentuk terhadap perilaku abnormal, pengolongan bentuk perilaku

abnormal ini mengalami sebuah perjalanan panjang mulai dari yang paling tua

oleh sebuah psikolog berkebangsaan jerman yaitu Emil Kraepel pada tahun 1883

dalam bukunya yang berjudul Lehrbuch der Psychiatrie. Tidak hanya seorang

psikolog tetapi juga seorang pskiatri yang juga menggolongkan bentuk-bentuk

peilaku abnormal tersebut, seperti kalangan psikiatri dari Amereka Serikat yaitu

the American Psychiatrie yang disingkat (APA) misalnya yang menggolonggan

bentuk-bentuk perilaku abnormal. Bentuk-bentuk perilaku abnormal pasti terdapat

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... · 2018. 9. 20. · 1 BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang . Karya sastra . merupakan.

6

sebuah faktor penyebab, dalam faktor penyebab ini terkait dalam sebuah faktor

biologis, faktor sosial, faktor genetik (Supratiknya, 1995:33).

Melihat dari beberapa wacana tentang perilaku abnormal di atas, sangat

terlihat bahwa perilaku abnormal salah satu ilmu yang menjelajah tentang sebuah

kejiwaan seseorang dalam hal ini abnormal menjelajah sebuah perilaku abnormal

dalam sebuah karya sastra bisa dibilang sebagai alat untuk mengetahui sebuah

perilaku aneh dalam tokoh yang terdapat di dalam sebuah karya sastra. Dalam

abnormal terdapat sebuah bentuk-bentuk perilaku dan terdapat juga sebuah faktor

penyebab, dimana keduanya saling keterkaitan anatara bentuk-bentuk perilaku

abnormal pasti terdapat faktor yang mendasari terjadinya bentuk-bentuk perilaku

abnormal. Bentuk-bentuk perilaku abnormal pasti akan mengarah pada gangguan

fikiran, mental, perasaan, sebab perilaku abnormal mengarah pada perilaku

sebuah psikologis seseorang maka bentuk-bentuk perilaku abnormal tidak jauh

dari gangguan psikologis. Sedangkan faktor penyebabnya pasti tidak jauh dari

ranah biologis, genetik, dan sosialnya.

Dipilihnya novel Dadaisme Karya Dewi Sartika karena (1) tokoh utama

dalan novel tersebut mengalami berbagai kondisi psikologis, seperti menjauhkan

diri dari lingkungan dan lebih suka menyendiri. (2) tokoh-tokoh diceritakan secara

kompleks tokoh dalam novel tersebut digambarkan seperti halnya dengan manusia

dalam kehidupan nyata yang memiliki berbagai macam kepribadiaan, pandangan,

dan perasaan.(3) menggambarkan tokoh yang memiliki problem hidup yang

kompleks, problem hidup tersebut membuat tokoh tertekan sehingga mengalami

gangguan jiwa dan terjerumus ke dalam perilaku-perilaku yang tergolong sebagai

perilaku abnormal. Novel Dadaisme juga sebagai hasil dari sayembara novel 2003

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... · 2018. 9. 20. · 1 BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang . Karya sastra . merupakan.

7

yang diselenggarakan oleh Dewan kesenian Jakarta (DKJ). Gangguan kejiwaan

dapat menyebabkan tokoh utama mengalami halusinasi yang sangat berat serta

mengalami trauma terhadap warna biru, akibatnya gangguan kejiwaan berdampak

buruk pada kepribadian tokoh yang bisa menyebabkan tokoh tersebut bunuh diri

karena tidak kuat menanggung beban hidup.

Beberapa penelitian ini mengambil pada penelitian terdahulu yang relevan

oleh Widiastuti (2015) Abnormalitas tokoh-tokoh dalam novel Pasung Jiwa

Karya Okky Madasari analisis psikologi sastra membahas tentang tokoh-tokoh

dalam novel Pasung Jiwa memiliki perilaku abnormalitas seperti perilaku trans

gender sebagai bentuk gangguan identitas gender, persepsi yang salah tentang

lingkungan sebagai bentuk gangguan skizofrenia, dan mengingat kembali

kejadian traumatis yang pernah dialami selain bentuk gangguan penelitian

tersebut juga berusaha mencari apa penyebab abnormalitas yang dialami oleh

tokoh-tokoh dalam novel Pasung jiwa.

Penelitian lain dilakukan oleh Astuti (2005) Perilaku Abnormal dalam

novel Pintu Terlarang Karya Sekar Ayu Asmara pendekatan Psikologi Sastra

membahas tentang perilaku abnormal neurotik dan psikotik, orang yang menderita

neurotik masih dapat berinteraksi dam masih dapat berkomunikasi pada

lingkungannya. Sementara itu orang yang menderita psikotik lebih parah daripada

orang neurotik, begitu parahnya sehingga hubungan dengan dunia luar sudah

terputus. Novel Pintu Terlarang terdapat beberapa perilaku yang digolongkan

dengan neurotik yaitu, pobia, stres, perilaku sosial defektif, kecemasan. Faktor

penyebab timbulnya perilaku abnormal dalam novel Pintu Terlarang antara lain

yaitu faktor genetik atau keturunan, faktor lingkungan, dan faktor dari dirinya

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... · 2018. 9. 20. · 1 BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang . Karya sastra . merupakan.

8

sendiri. Dalan novel Pintu Terlarang, ketiga faktor tersebut merupakan faktor

yang paling utama dalam diri tokoh, sampai tokoh tersebut bisa berperilaku

abnormal.

Penelitian lain yang menggunakan novel Dadadisme sebagai bahan kajian

penelitian yaitu Sugiarti (2015) Utilitas Bahasa dalam kontruksi Psikologi Tokoh

Dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika. Penelitian ini membahas dua

persoalan yaitu, (1) Aspek estetika terdapat dalam Novel Dadaisme Karya Dewi

Sartika, dapat diungkapkan bahwa simbol bahasa dimanfaatkan untuk

mengesplorasi aspek-aspek estetika terkait dengan suasana psikologis tokoh

melalui estetika bahasa. Pemanfaatan bahasa Figuratif dapat menambah keindahan

yang dibangun dan pemanfaatan bahasa dalam novel Dadadisme. (2) kontruksi

psikologis tokoh terkait dengan pemanfaatan bahasa dalam Novel Dadaisme

Karya Dewi Sartika tampak kehadiran tokoh sebagai pelegitimasian atas realitas

sosial yang absurd. Pengarang dengan kepekaan batin yang mendalam

mengungkapkan psikologi tokoh dengan tidak serta merta bersifat fisik tetapi

terdapat muatan absurd yang terkadang sulit untuk dibuktikan secara objektif.

Penelitian lain yang menggunakan novel Dadaisme sebagai bahan

kajiannya yaitu Wijayanti (2012) Kajian Tematika pada Novel Dadaisme Karya

Dewi Sartika. Membahas tentang lima tingkatan tema menurut simpley

diantaranya (1) tema fisik, (2) tema sosial, (3) tema egois, (4) tema organik, (5)

tema divine. Pemunculan tema dikarenakan keterkaitan tema dengan tokoh lebih

menunjukkan respon, tokoh terhadap masalah yang sedang terjadi. Sedangkan

alur merupakan penyajian secara linier tentang berbagai hal yang berhubungan

dengan tokoh, sehingga penafsiran tema akan memerlukan informasi dari alur,

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... · 2018. 9. 20. · 1 BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang . Karya sastra . merupakan.

9

latar merupakan pembentuk karakter tokoh yang akan mempengaruhi

pembentukan tema.

1.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pembahasan yang harus ada di dalam setiap

penelitian, dengan adanya fokus penelitian, maka penelitian yang dibuat akan

lebih terarah. Masalah yang dibahas oleh penelitian ini dibatasi pada bentuk, dan

faktor penyebab perilaku abnormal dalam novel Dadaisme karya Dewi Sartika.

Penelitian tersebut penting diteliti karena di dalam novel Dadaisme terdapat

sebuah penyimpngan perilaku abnormal yang dialami oleh tokoh utama, novel

tersebut juga termasuk pada salah satu novel psikologi.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terurai di atas, maka penelitian membuat

rumusaan masalah agar terbatasi hal apa yang akan di bahas sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk-bentuk perilaku abnormal tokoh utama dalam novel

Dadaisme Karya Dewi Sartika?

2. Bagaimana faktor penyebab perilaku abnormal tokoh utama dalam novel

Dadaisme Karya Dewi Sartika?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan

masalah di atas dapat peneliti rumuskan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... · 2018. 9. 20. · 1 BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang . Karya sastra . merupakan.

10

1. Mendeskripsikan bentuk perilaku abnormal tokoh utama dalam novel

Dadaisme Karya Dewi Sartika.

2. Mendeskripsikan faktor penyebab perilaku abnormal tokoh utama dalam

novel Dadaisme Karya Dewi Sartika.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Menganalisis novel Dadaisme karya Dewi Sartika diharapkan dapat

memperkarya ilmu pengetahuan tentang sastra khususnya dalam menganalisis

novel dengan pendekatan psikologis.

2. Manfaat Praktis

Menganalisis novel Dadaisme karya Dewi Sartika melalui pemahaman

perilaku abnormal tokoh utama, diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

a) Bagi peneliti diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman

peneliti dalam menganalisis karya sastra.

b) Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan sebuah pengetahuan baru

dengan adanya analisis karya sastra menggunakan teori psikologi. Serta

meningkatkan minat terhadap perkembangan penelitian sastra, terutama

dengan menggunakan teori psikologi sastra.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... · 2018. 9. 20. · 1 BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang . Karya sastra . merupakan.

11

1.6 Penegasan istilah

Penegasan istilah ini digunakan untuk membuat pemahaman isi yang

terkait dengan istilah-istilah yang dikaji. Pendekatan istilah tersebut adalah

sebagai berikut.

1) Abnormal

Abnormal merupakan gangguan kejiwaan yang terdapat pada perilaku

yang membuat individu memilki sebuah perilaku yang menyimpang dengan

norma-norma seperti, norma sosial.

2) Depresi Mayor Akut

Depresi mayor akut merupakan gangguan pada keadaan menekan pada diri

individu yang membuat hilangnya sebuah emosi dalam dirinya, akibat keadaan

tertekan tersebut dapat menimbulkan lambatnya perilaku individu dalam

menanggapi atau merespon orang lain.

3) Stuport Depresif atau Mutisme (pembisuan)

Mutisme (pembisuan) merupakan gangguan komunikasi yang melibatkan

pertukaran anatara pikiran serta perasaan yang dilakukan oleh bentuk bahasa

seperti isyarat, ungkapan emosional, bicara atau bahasa tulisan, tetapi komunikasi

yang paling efektif adalah berbicara karena berbicara merupakan alat utama untuk

berkomunikasi bagi setiap orang. Maka mutisme gangguan yang meliputi pola

pikir dan perasaan yang mengakibatkan individu tidak bisa berkomunikasi, serta

memiliki sebuah perilaku yang hanya diam tanpa membuka mulutnya seakan-

akan dia bisu.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/37540/2/jiptummpp-gdl-dwirosalin-51303... · 2018. 9. 20. · 1 BAB I . PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang . Karya sastra . merupakan.

12

4). Waham atau Delusi

Waham merupakan gangguan yang disebabkan oleh pikiran, jika

pikirannya terganggu maka rangsangan pada pikiran juga akan terganggu karena

rangsangan bisa datang dari berbagai sumber termasuk dari alam ketidak sadaran

dan perasaan yang membuat individu memiliki perilaku abnormal.

5). Dissosiasi

Dissosiasi merupakan gangguan kerusakan fungsi ego dalam pikirannya

atau melupakan sebuah memori dalam pikiran yang mengakibatkan terjadinya

sebuah pelarian pada keadaan lupa yang dikarenakan kerusakan pada fungsi ego

yang desebabkan oleh stres yang membuat individu memiliki perilaku

menyimpang.