BAB I PENDAHULUAN...1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, kualitas citra sebuah...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN...1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, kualitas citra sebuah...
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya, kualitas citra sebuah perusahaan atau instansi dinilai dari
bagaimana cara praktisi humas membawa perusahaan atau instansinya tersebut,
baik dengan publik internal maupun dengan publik eksternal. Publik eksternal
yang menjadi purel ialah para pelanggan (customer), khalayak sekitar
(community), instansi pemerintah (government), pers (press) hingga kelompok
lain diluar organisasi. Oleh karena itu, praktisi humas dituntut untuk senantiasa
mengadakan berbagai macam kegiatan yang bertujuan membina hubungan yang
harmonis dengan mereka serta meningkatkan citra perusahaan atau instansi
tersebut.
Menghadapi era digital saat ini, Kementerian Perindustrian telah
menyusun roadmap (peta jalan) industri 4.0 dengan menetapkan lima sektor
manufaktur yang akan menjadi percontohan dan prioritas dalam
pengembangannya. Kementerian Perindustrian terus berupaya menumbuhkan
wirausaha industri baru di dalam negeri dengan pemanfaatan perkembangan
teknologi digital terkini. Terlebih, generasi muda di Indonesia yang besar
jumlahnya merupakan potensi dan peluang yang perlu dikembangkan. Dengan
demikian, dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia terkini
diperlukan adanya reorientasi baru dalam penyelenggaraan pendidikan, baik pada
pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Agar dunia pendidikan tetap memiliki
daya relevansi yang tinggi dalam era revolusi industri 4.0.
-
2
Oleh karena itu, pada tanggal 20 - 23 Maret 2018 Kementerian
Perindustrian mengangkat tema Digital Literasi Industri dalam kegiatan
“Kemenperin Book Fair 2018” guna meningkatkan citra positif industri bidang
pendidikan, serta memperkenalkan perpustakaan industri yang sedang dalam
tahap digitalisasi. Selain itu, Pameran yang diselenggarakan di gedung
Kementerian Perindustrian bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap perkembangan digitalisasi. Kegiatan ini dirancang secara langsung oleh
Biro Humas yang proses publikasinya dibatu oleh Event Organizer
(Penyelenggara Acara), PT. Digital BACA. Dengan adanya “Kemenperin Book
Fair 2018” dan juga perpustakaan yang disediakan oleh Kementerian
Perindustrian diharapkan dapat memberikan ruang kepada masyarakat untuk
mengeksplor buku-buku yang ada dan juga dapat mengapresiasi karya-karya
penulis Indonesia. Sehingga berdasarkan dengan uraian diatas, penulis
mengangkat laporan Riset Humas ini dengan judul “Strategi Humas
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Dalam Upaya Meningkatkan
Citra Positif Industri Bidang Pendidikan”.
Sukses atau tidaknya suatu kegiatan kehumasan tergantung pada
bagaimana cara seorang praktisi humas menjalankannya, Pada umumnya kesan
yang kurang baik datang dari prasangka buruk, ketidak-pedulian, sikap melawan
dan apatisme. Seorang praktisi humas harus mampu mengubahnya menjadi
pengetahuan pengertian, penerimaan dan ketertarikan. Tidak hanya menjalankan
kegiatan, tetapi seorang humas juga harus pandai dalam merancang sebuah
kegiatan, salah satunya adalah dalam kegiatan special event seperti Pameran.
-
3
Di sisi lain, dalam kegiatan special event diharapkan mampu memuaskan
pihak-pihak lain yang terlibat atau terkait untuk berperan serta dalam suatu
kesempatan pada acara khusus humas, baik untuk meningkatkan pengetahuan
(knowledge), pengenalan (awareness), maupun upaya pemenuhan selera
(pleasure) dan menarik simpati atau empati sehingga mampu menumbuhkan citra
positif bagi Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
1.2 Maksud Dan Tujuan
1.2.1 Maksud Kegiatan
Maksud dalam dibuatnya Laporan Tugas Akhir ini yakni untuk
mengetahui secara langsung dan mendalam bagaimana Strategi Humas
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Dalam Upaya Meningkatkan Citra
Positif Industri Bidang Pendidikan pada sebuah kegiatan Pameran.
1.2.2 Tujuan Kegiatan
Adapun Tujuan dari ditulisnya laporan Tugas Akhir ini ialah untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Diploma Ahli
Madya (A.Md) Program Diploma III Program studi Hubungan Masyarakat.
1.3. Metode Penelitian
1.3.1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan
beberapa teknik dalam pengumpulan datanya untuk menghasilkan data yang
menunjang penulisan Tugas Akhir ini. Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling penting dan harus diperhatikan dalam penelitian dengan
-
4
tujuan mengumpulkan data. Penulis menggunakan 4 teknik pengumpulan data,
yaitu:
1. Observasi
Pada tahap ini, penulis melihat bagaimana proses berjalannya kegiatan
pameran dalam Kemenperin Book Fair 2018 secara tidak langsung (non
partisipan). Sehingga data yang penulis dapatkan keseluruhan berupa observasi
terhadap internal instansi yang berkorelasi dengan kegiatan, beberapa pengunjung
hingga peserta pameran.
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145), “Observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan”.
Adapun Pengamatan menurut Narbuko dan Achmadi (2013:70)
menjelaskan bahwa, “pengamatan adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki”.
Observasi ilmiah menurut Garayibah dalam Emzir (2016:38) adalah
“perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan maksud
menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya, dan
menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya”
2. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung dan mendalam dengan Key
Informan, Bapak Setia Utama selaku kepala Biro Humas serta 3 orang informan
yang terkait guna melengkapi segala kebutuhan data. Antara lain, Bapak Bimo
-
5
Arianto Pinandito selaku Kepala Sub Bagian Pengelolaan Informasi Biro Humas
sebagai Informan 1, Kak Imam Latief Nursam Selaku pengunjung sebagai
Informan 2, dan Kak Muhammad Maulana Selaku Ketua Organisasi KSPA UNJ
dalam peserta pameran sebagai Informan 3.
Wawancara menurut Garabiyah dalam Emzir (2016:50) dapat
didefinisikan sebagai, “interaksi bahasa yang berlangsung antara dua
orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang
melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang
yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinannya”.
Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) mengemukakan bahwa,
“Wawancara merupakan pertemuan dua orang bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat di kontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu”. Ada 2 tipe dalam wawancara, yaitu :
a. Wawancara riset kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada
aspek pemahaman dan lebih menggunakan teknik analisis mendalam (in-
depth analysis) yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena
metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah akan berbeda sifat
dari masalah lainnya.
Pada riset Tugas Akhir ini, penulis menggunakan metode wawancara
riset kualitatif sebagai teknik utama dalam tahap wawancara kepada Key
Informan, serta 3 orang informan.
b. Wawancara riset kuantitatif adalah metode yang lebih menekankan pada
aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial dan lebih
menggunakan symbol-symbol dan angka untuk menghasilkan suatu
kesimpulan yang berlaku secara umum didalam suatu parameter.
-
6
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan digunakan sebagai sumber pendukung dalam
penelitian. Peneliti melakukan dengan cara membaca sebanyak-banyaknya
informasi dari sumber data tertulis yang memberikan informasi tentang penelitian
yang dilakukan melalui Buku-buku mengenai Hubungan Masyarakat ( Public
Relations ), Komunikasi, Metodelogi Penelitian Kualitatif , Jurnal Komunikasi
hingga thesis.
Studi pustaka, menurut Nazir (2013:93) :
teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap
buku-buku, literaturliteratur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang
ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Teknik ini
digunakan untuk memperoleh dasar-dasar dan pendapat secara tertulis
yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literatur yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal ini juga dilakukan untuk
mendapatkan data sekunder yang akan digunakan sebagai landasan
perbandingan antara teori dengan prakteknya di lapangan. Data sekunder
melalui metode ini diperoleh dengan browsing di internet, membaca
berbagai literatur, hasil kajian dari peneliti terdahulu, catatan
perkuliahan, serta sumber-sumber lain yang relevan.
Sedangkan menurut Sugiyono (2016:291) menjelaskan bahwa “Studi
kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang
berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang berkembangan pada
situasi sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting
dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan
lepas dari literatur-literatur ilmiah”.
Menurut J.R Raco (2013:104) tinjauan pustaka adalah buku yang tertulis
berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.
Tinjauan pustaka membantu peneliti untuk melihat ide-ide, pendapat dan
kritik tentang topik tersebut yang sebelumnya dibangun dan dianalisis
oleh para ilmuwan sebelumnya.
-
7
4. Dokumentasi
Data dokumentasi yang didapatkan penulis saat Observasi dan
Wawancara berupa dokumen internal, diantaranya : Media Publikasi, Media
Monitoring,Dokumentasi Foto, hingga Dokumentasi Video.
Meleong dalam Herdiansyah (2013:143) mengemukakan dua bentuk
dokumen, yaitu dokumen harian dan dokumen resmi.
a. Dokumen Harian adalah catatan atau karangan seseorang tertulis tentang
tindakan, pengalaman dan kepercayaan.
b. Dokumen Resmi adalah Dokumen yang dipandang mampu memberikan
gambar mengenai aktivitas, keterlibatan individu pada suatu komunitas
tertentu dalam setting sosial.
Menurut Sugiyono (2013:240) “Dokumentasi merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang”.
Menurut Patton dalam Emzir (2016:66) :
Dokumen merupakan bahan dan dokumen tulis lainnya dari
memorandum organisasi, klinis, atau catatan program, dan coinformance,
publikasi dan laporan resmi, catatan harian pribadi, surat-surat, karya-
karya artistik, foto, dan memorabilia dan tanggapan tertulis untuk survey
terbuka. Data terdiri dari dokumen-dokumen yang diambil dengan cara
mencatat dan mempertahankan konteks.
1.3.2 Metode Analisa Data
1. Metode Kualitatif
Penulis melakukan tatap muka dengan narasumber untuk menanyakan
pertanyaan yang ingin diketahui secara lebih dalam. Kemudian, data yang telah
-
8
diperoleh, diolah dengan penafsiran ulang gagasan yang diungkapkan oleh
narasumber sesuai dengan pembahasan yang terekam dalam percakapan.
Eko Sugiarto (2014:8) mengemukakan bahwa:
penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan - temuannya
tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lainnya
dan bertujuan mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti
sebagai instrumen kunci.
Sementara Creswell dalam Semiawan (2017:7) mendefinisikan penelitian
bahwa, “kualitatif sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk
mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral”.
Upe dan Damsid dalam Timotius (2017: 54) berpendapat bahwa,
“penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk mengadakan berbagai
perhitungan secara kuantitas”.
2. Metode Deskriptif
Menurut Hamdi dan Bahruddin (2014: 5) “Penelitian Deskriptif
(descriptive research) adalah penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat
ini atau saat yang lampau).”
Menurut Timotius (2017: 51) penelitian deskriptif adalah jenis penelitian
yang memberikan uraian tentang permasalahan atau suatu keadaan tertentu
tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.
Sementara Suryani dan Hendriyadi (2015: 118) berpendapat “penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan data, baik
-
9
dalam bentuk table, grafik, mencari rata-rata (mean), nilai tengah (median),
standar deviasi dan lainnya.”
1.3.3 Waktu Penelitian
Pada penyusunan Tugas Akhir ini, penulis melakukan Riset PR (Humas)
di Kementerian Perindustrian selama sebulan Dimulai pada 10 Mei - 11 Juni
2018. Penulis memiliki kesempatan untuk berada dan melakukan pekerjaan
dibawah pengawasan dari unit kerja Biro Hubungan Masyarakat di lantai 6
gedung Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, yang letaknya berlokasi di
jalan Jendral Gatot Subroto Kavling 52-53, Kuningan Timur.
Dalam unit kerja tersebut, penulis meneliti tentang bagaimana Strategi
Humas yang dijalankan Kementerian Perindustrian dalam meningkatkan Citra
Positif di bidang Industri Pendidikan. Kegiatan Riset dimulai dengan
mengumpulkan data laporan melalui Observasi, Wawancara, Kepustakaan serta
Dokumentasi terhadap beberapa staff/karyawan Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Perindustrian.
1.4 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup kegiatan yang akan dibahas dalam penelitian ini
dibatasi pada “Strategi Humas Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia Dalam Upaya Meningkatkan Citra Positif Industri Bidang
Pendidikan”.
Sehingga berdasarkan batasan lingkup masalah diatas, konsep-konsep
yang digunakan meliputi landasan teori umum mengenai Public Relations
(pengertian, ruang lingkup, peran, tugas, fungsi, dan tujuan) serta studi literatur
-
10
(Strategi Humas, Humas Pemerintah, Citra, External Relations, Special Event,
dan Pameran).
1.5 Permasalahan Pokok
Saat ini kita tengah memasuki era revolusi industri 4.0, yaitu era dimana
dunia industri digital telah menjadi suatu acuan dalam kehidupan saat ini. Dalam
menghadapi revolusi industri 4.0, diperlukan literasi baru. Dunia literasi dan
semangat membaca di Indonesia yang berkembang sangat pesat melahirkan
banyak karya sastra terbaik yang merupakan karya anak bangsa. Bukan hanya itu,
kekayaan khazanah budaya bangsa juga berperan besar dalam perkembangan
dunia literasi Indonesia yang telah diakui secara luas dan mempengaruhi dunia.
Namun, Seiring dengan berkembangnya digitalisasi, buku kian larut
menjadi pilihan ke-2 bagi masyarakat. Teknologi dan Internet lah yang pada
akhirnya menjadi sumber referensi utama karena lebih efektif dan ekonomis,
ditandai dengan kemunculan Website, Blog, hingga E-book yang mempermudah
kaum millenials dalam membaca dan mencari pengetahuan.
Upaya penyebaran informasi tersebut memotivasi Biro Hubungan
Masyarakat selaku Pembina perpustakaan dilingkungan Kementerian
Perindustrian untuk melaksanakan kegiatan Kemenperin Book Fair 2018.
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diungkapkan
penulis pada penelitian Tugas Akhir ini adalah “Bagaimanakah Strategi Humas
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Dalam Upaya Meningkatkan Citra
Positif Industri Di Bidang Pendidikan ?”.
-
11
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan Laporan Praktikum Terpadu ini terdiri atas 4 (Empat) bab
dengan perincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan lebih medalam melalui pembahas landasan
teori yang berisi tentang konsep/teori Public Relations serta
studi literatur terkait dengan judul Laporan Tugas Akhir (TA).
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi landasan teori umum mengenai Public Relations
(pengertian, ruang lingkup, peran, tugas, fungsi, dan tujuan) serta
studi literatur (Strategi Humas, Humas Pemerintah, Citra, External
Relations, Special Event, dan Pameran).
BAB III PEMBAHASAN
Menjabarkan secara lengkap tinjauan perusahaan (memuat tentang
sejarah, visi, misi, tugas pokok, perkembangan dan bidang kerja
organisasi dan khususnya posisi Humas, proses kegiatan
(perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi), serta
kendala dan pemecahan.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang diberikan oleh
penulis untuk Humas Kementerian Perindustrian yang berkaitan
dengan objek penelitian.