BAB I PENDAHULUAN...1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, kualitas citra sebuah...

11
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, kualitas citra sebuah perusahaan atau instansi dinilai dari bagaimana cara praktisi humas membawa perusahaan atau instansinya tersebut, baik dengan publik internal maupun dengan publik eksternal. Publik eksternal yang menjadi purel ialah para pelanggan (customer), khalayak sekitar (community), instansi pemerintah (government), pers (press) hingga kelompok lain diluar organisasi. Oleh karena itu, praktisi humas dituntut untuk senantiasa mengadakan berbagai macam kegiatan yang bertujuan membina hubungan yang harmonis dengan mereka serta meningkatkan citra perusahaan atau instansi tersebut. Menghadapi era digital saat ini, Kementerian Perindustrian telah menyusun roadmap (peta jalan) industri 4.0 dengan menetapkan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan dan prioritas dalam pengembangannya. Kementerian Perindustrian terus berupaya menumbuhkan wirausaha industri baru di dalam negeri dengan pemanfaatan perkembangan teknologi digital terkini. Terlebih, generasi muda di Indonesia yang besar jumlahnya merupakan potensi dan peluang yang perlu dikembangkan. Dengan demikian, dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia terkini diperlukan adanya reorientasi baru dalam penyelenggaraan pendidikan, baik pada pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Agar dunia pendidikan tetap memiliki daya relevansi yang tinggi dalam era revolusi industri 4.0.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN...1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, kualitas citra sebuah...

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada umumnya, kualitas citra sebuah perusahaan atau instansi dinilai dari

    bagaimana cara praktisi humas membawa perusahaan atau instansinya tersebut,

    baik dengan publik internal maupun dengan publik eksternal. Publik eksternal

    yang menjadi purel ialah para pelanggan (customer), khalayak sekitar

    (community), instansi pemerintah (government), pers (press) hingga kelompok

    lain diluar organisasi. Oleh karena itu, praktisi humas dituntut untuk senantiasa

    mengadakan berbagai macam kegiatan yang bertujuan membina hubungan yang

    harmonis dengan mereka serta meningkatkan citra perusahaan atau instansi

    tersebut.

    Menghadapi era digital saat ini, Kementerian Perindustrian telah

    menyusun roadmap (peta jalan) industri 4.0 dengan menetapkan lima sektor

    manufaktur yang akan menjadi percontohan dan prioritas dalam

    pengembangannya. Kementerian Perindustrian terus berupaya menumbuhkan

    wirausaha industri baru di dalam negeri dengan pemanfaatan perkembangan

    teknologi digital terkini. Terlebih, generasi muda di Indonesia yang besar

    jumlahnya merupakan potensi dan peluang yang perlu dikembangkan. Dengan

    demikian, dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia terkini

    diperlukan adanya reorientasi baru dalam penyelenggaraan pendidikan, baik pada

    pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Agar dunia pendidikan tetap memiliki

    daya relevansi yang tinggi dalam era revolusi industri 4.0.

  • 2

    Oleh karena itu, pada tanggal 20 - 23 Maret 2018 Kementerian

    Perindustrian mengangkat tema Digital Literasi Industri dalam kegiatan

    “Kemenperin Book Fair 2018” guna meningkatkan citra positif industri bidang

    pendidikan, serta memperkenalkan perpustakaan industri yang sedang dalam

    tahap digitalisasi. Selain itu, Pameran yang diselenggarakan di gedung

    Kementerian Perindustrian bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

    terhadap perkembangan digitalisasi. Kegiatan ini dirancang secara langsung oleh

    Biro Humas yang proses publikasinya dibatu oleh Event Organizer

    (Penyelenggara Acara), PT. Digital BACA. Dengan adanya “Kemenperin Book

    Fair 2018” dan juga perpustakaan yang disediakan oleh Kementerian

    Perindustrian diharapkan dapat memberikan ruang kepada masyarakat untuk

    mengeksplor buku-buku yang ada dan juga dapat mengapresiasi karya-karya

    penulis Indonesia. Sehingga berdasarkan dengan uraian diatas, penulis

    mengangkat laporan Riset Humas ini dengan judul “Strategi Humas

    Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Dalam Upaya Meningkatkan

    Citra Positif Industri Bidang Pendidikan”.

    Sukses atau tidaknya suatu kegiatan kehumasan tergantung pada

    bagaimana cara seorang praktisi humas menjalankannya, Pada umumnya kesan

    yang kurang baik datang dari prasangka buruk, ketidak-pedulian, sikap melawan

    dan apatisme. Seorang praktisi humas harus mampu mengubahnya menjadi

    pengetahuan pengertian, penerimaan dan ketertarikan. Tidak hanya menjalankan

    kegiatan, tetapi seorang humas juga harus pandai dalam merancang sebuah

    kegiatan, salah satunya adalah dalam kegiatan special event seperti Pameran.

  • 3

    Di sisi lain, dalam kegiatan special event diharapkan mampu memuaskan

    pihak-pihak lain yang terlibat atau terkait untuk berperan serta dalam suatu

    kesempatan pada acara khusus humas, baik untuk meningkatkan pengetahuan

    (knowledge), pengenalan (awareness), maupun upaya pemenuhan selera

    (pleasure) dan menarik simpati atau empati sehingga mampu menumbuhkan citra

    positif bagi Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.

    1.2 Maksud Dan Tujuan

    1.2.1 Maksud Kegiatan

    Maksud dalam dibuatnya Laporan Tugas Akhir ini yakni untuk

    mengetahui secara langsung dan mendalam bagaimana Strategi Humas

    Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Dalam Upaya Meningkatkan Citra

    Positif Industri Bidang Pendidikan pada sebuah kegiatan Pameran.

    1.2.2 Tujuan Kegiatan

    Adapun Tujuan dari ditulisnya laporan Tugas Akhir ini ialah untuk

    memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Diploma Ahli

    Madya (A.Md) Program Diploma III Program studi Hubungan Masyarakat.

    1.3. Metode Penelitian

    1.3.1. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan

    beberapa teknik dalam pengumpulan datanya untuk menghasilkan data yang

    menunjang penulisan Tugas Akhir ini. Teknik pengumpulan data merupakan

    langkah yang paling penting dan harus diperhatikan dalam penelitian dengan

  • 4

    tujuan mengumpulkan data. Penulis menggunakan 4 teknik pengumpulan data,

    yaitu:

    1. Observasi

    Pada tahap ini, penulis melihat bagaimana proses berjalannya kegiatan

    pameran dalam Kemenperin Book Fair 2018 secara tidak langsung (non

    partisipan). Sehingga data yang penulis dapatkan keseluruhan berupa observasi

    terhadap internal instansi yang berkorelasi dengan kegiatan, beberapa pengunjung

    hingga peserta pameran.

    Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145), “Observasi

    merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

    berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

    proses-proses pengamatan dan ingatan”.

    Adapun Pengamatan menurut Narbuko dan Achmadi (2013:70)

    menjelaskan bahwa, “pengamatan adalah alat pengumpulan data yang

    dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang

    diselidiki”.

    Observasi ilmiah menurut Garayibah dalam Emzir (2016:38) adalah

    “perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan maksud

    menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya, dan

    menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya”

    2. Wawancara

    Wawancara dilakukan secara langsung dan mendalam dengan Key

    Informan, Bapak Setia Utama selaku kepala Biro Humas serta 3 orang informan

    yang terkait guna melengkapi segala kebutuhan data. Antara lain, Bapak Bimo

  • 5

    Arianto Pinandito selaku Kepala Sub Bagian Pengelolaan Informasi Biro Humas

    sebagai Informan 1, Kak Imam Latief Nursam Selaku pengunjung sebagai

    Informan 2, dan Kak Muhammad Maulana Selaku Ketua Organisasi KSPA UNJ

    dalam peserta pameran sebagai Informan 3.

    Wawancara menurut Garabiyah dalam Emzir (2016:50) dapat

    didefinisikan sebagai, “interaksi bahasa yang berlangsung antara dua

    orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang

    melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang

    yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinannya”.

    Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) mengemukakan bahwa,

    “Wawancara merupakan pertemuan dua orang bertukar informasi dan ide

    melalui tanya jawab, sehingga dapat di kontruksikan makna dalam suatu topik

    tertentu”. Ada 2 tipe dalam wawancara, yaitu :

    a. Wawancara riset kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada

    aspek pemahaman dan lebih menggunakan teknik analisis mendalam (in-

    depth analysis) yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena

    metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah akan berbeda sifat

    dari masalah lainnya.

    Pada riset Tugas Akhir ini, penulis menggunakan metode wawancara

    riset kualitatif sebagai teknik utama dalam tahap wawancara kepada Key

    Informan, serta 3 orang informan.

    b. Wawancara riset kuantitatif adalah metode yang lebih menekankan pada

    aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial dan lebih

    menggunakan symbol-symbol dan angka untuk menghasilkan suatu

    kesimpulan yang berlaku secara umum didalam suatu parameter.

  • 6

    3. Studi Kepustakaan

    Studi kepustakaan digunakan sebagai sumber pendukung dalam

    penelitian. Peneliti melakukan dengan cara membaca sebanyak-banyaknya

    informasi dari sumber data tertulis yang memberikan informasi tentang penelitian

    yang dilakukan melalui Buku-buku mengenai Hubungan Masyarakat ( Public

    Relations ), Komunikasi, Metodelogi Penelitian Kualitatif , Jurnal Komunikasi

    hingga thesis.

    Studi pustaka, menurut Nazir (2013:93) :

    teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap

    buku-buku, literaturliteratur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang

    ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Teknik ini

    digunakan untuk memperoleh dasar-dasar dan pendapat secara tertulis

    yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literatur yang

    berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal ini juga dilakukan untuk

    mendapatkan data sekunder yang akan digunakan sebagai landasan

    perbandingan antara teori dengan prakteknya di lapangan. Data sekunder

    melalui metode ini diperoleh dengan browsing di internet, membaca

    berbagai literatur, hasil kajian dari peneliti terdahulu, catatan

    perkuliahan, serta sumber-sumber lain yang relevan.

    Sedangkan menurut Sugiyono (2016:291) menjelaskan bahwa “Studi

    kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang

    berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang berkembangan pada

    situasi sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting

    dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan

    lepas dari literatur-literatur ilmiah”.

    Menurut J.R Raco (2013:104) tinjauan pustaka adalah buku yang tertulis

    berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti.

    Tinjauan pustaka membantu peneliti untuk melihat ide-ide, pendapat dan

    kritik tentang topik tersebut yang sebelumnya dibangun dan dianalisis

    oleh para ilmuwan sebelumnya.

  • 7

    4. Dokumentasi

    Data dokumentasi yang didapatkan penulis saat Observasi dan

    Wawancara berupa dokumen internal, diantaranya : Media Publikasi, Media

    Monitoring,Dokumentasi Foto, hingga Dokumentasi Video.

    Meleong dalam Herdiansyah (2013:143) mengemukakan dua bentuk

    dokumen, yaitu dokumen harian dan dokumen resmi.

    a. Dokumen Harian adalah catatan atau karangan seseorang tertulis tentang

    tindakan, pengalaman dan kepercayaan.

    b. Dokumen Resmi adalah Dokumen yang dipandang mampu memberikan

    gambar mengenai aktivitas, keterlibatan individu pada suatu komunitas

    tertentu dalam setting sosial.

    Menurut Sugiyono (2013:240) “Dokumentasi merupakan catatan peristiwa

    yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-

    karya monumental dari seseorang”.

    Menurut Patton dalam Emzir (2016:66) :

    Dokumen merupakan bahan dan dokumen tulis lainnya dari

    memorandum organisasi, klinis, atau catatan program, dan coinformance,

    publikasi dan laporan resmi, catatan harian pribadi, surat-surat, karya-

    karya artistik, foto, dan memorabilia dan tanggapan tertulis untuk survey

    terbuka. Data terdiri dari dokumen-dokumen yang diambil dengan cara

    mencatat dan mempertahankan konteks.

    1.3.2 Metode Analisa Data

    1. Metode Kualitatif

    Penulis melakukan tatap muka dengan narasumber untuk menanyakan

    pertanyaan yang ingin diketahui secara lebih dalam. Kemudian, data yang telah

  • 8

    diperoleh, diolah dengan penafsiran ulang gagasan yang diungkapkan oleh

    narasumber sesuai dengan pembahasan yang terekam dalam percakapan.

    Eko Sugiarto (2014:8) mengemukakan bahwa:

    penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan - temuannya

    tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lainnya

    dan bertujuan mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui

    pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti

    sebagai instrumen kunci.

    Sementara Creswell dalam Semiawan (2017:7) mendefinisikan penelitian

    bahwa, “kualitatif sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk

    mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral”.

    Upe dan Damsid dalam Timotius (2017: 54) berpendapat bahwa,

    “penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk mengadakan berbagai

    perhitungan secara kuantitas”.

    2. Metode Deskriptif

    Menurut Hamdi dan Bahruddin (2014: 5) “Penelitian Deskriptif

    (descriptive research) adalah penelitian yang ditujukan untuk

    menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat

    ini atau saat yang lampau).”

    Menurut Timotius (2017: 51) penelitian deskriptif adalah jenis penelitian

    yang memberikan uraian tentang permasalahan atau suatu keadaan tertentu

    tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.

    Sementara Suryani dan Hendriyadi (2015: 118) berpendapat “penelitian

    deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan data, baik

  • 9

    dalam bentuk table, grafik, mencari rata-rata (mean), nilai tengah (median),

    standar deviasi dan lainnya.”

    1.3.3 Waktu Penelitian

    Pada penyusunan Tugas Akhir ini, penulis melakukan Riset PR (Humas)

    di Kementerian Perindustrian selama sebulan Dimulai pada 10 Mei - 11 Juni

    2018. Penulis memiliki kesempatan untuk berada dan melakukan pekerjaan

    dibawah pengawasan dari unit kerja Biro Hubungan Masyarakat di lantai 6

    gedung Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, yang letaknya berlokasi di

    jalan Jendral Gatot Subroto Kavling 52-53, Kuningan Timur.

    Dalam unit kerja tersebut, penulis meneliti tentang bagaimana Strategi

    Humas yang dijalankan Kementerian Perindustrian dalam meningkatkan Citra

    Positif di bidang Industri Pendidikan. Kegiatan Riset dimulai dengan

    mengumpulkan data laporan melalui Observasi, Wawancara, Kepustakaan serta

    Dokumentasi terhadap beberapa staff/karyawan Biro Hubungan Masyarakat

    Kementerian Perindustrian.

    1.4 Ruang Lingkup

    Adapun ruang lingkup kegiatan yang akan dibahas dalam penelitian ini

    dibatasi pada “Strategi Humas Kementerian Perindustrian Republik

    Indonesia Dalam Upaya Meningkatkan Citra Positif Industri Bidang

    Pendidikan”.

    Sehingga berdasarkan batasan lingkup masalah diatas, konsep-konsep

    yang digunakan meliputi landasan teori umum mengenai Public Relations

    (pengertian, ruang lingkup, peran, tugas, fungsi, dan tujuan) serta studi literatur

  • 10

    (Strategi Humas, Humas Pemerintah, Citra, External Relations, Special Event,

    dan Pameran).

    1.5 Permasalahan Pokok

    Saat ini kita tengah memasuki era revolusi industri 4.0, yaitu era dimana

    dunia industri digital telah menjadi suatu acuan dalam kehidupan saat ini. Dalam

    menghadapi revolusi industri 4.0, diperlukan literasi baru. Dunia literasi dan

    semangat membaca di Indonesia yang berkembang sangat pesat melahirkan

    banyak karya sastra terbaik yang merupakan karya anak bangsa. Bukan hanya itu,

    kekayaan khazanah budaya bangsa juga berperan besar dalam perkembangan

    dunia literasi Indonesia yang telah diakui secara luas dan mempengaruhi dunia.

    Namun, Seiring dengan berkembangnya digitalisasi, buku kian larut

    menjadi pilihan ke-2 bagi masyarakat. Teknologi dan Internet lah yang pada

    akhirnya menjadi sumber referensi utama karena lebih efektif dan ekonomis,

    ditandai dengan kemunculan Website, Blog, hingga E-book yang mempermudah

    kaum millenials dalam membaca dan mencari pengetahuan.

    Upaya penyebaran informasi tersebut memotivasi Biro Hubungan

    Masyarakat selaku Pembina perpustakaan dilingkungan Kementerian

    Perindustrian untuk melaksanakan kegiatan Kemenperin Book Fair 2018.

    Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diungkapkan

    penulis pada penelitian Tugas Akhir ini adalah “Bagaimanakah Strategi Humas

    Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Dalam Upaya Meningkatkan Citra

    Positif Industri Di Bidang Pendidikan ?”.

  • 11

    1.6 Sistematika Penulisan

    Penulisan Laporan Praktikum Terpadu ini terdiri atas 4 (Empat) bab

    dengan perincian sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menjelaskan lebih medalam melalui pembahas landasan

    teori yang berisi tentang konsep/teori Public Relations serta

    studi literatur terkait dengan judul Laporan Tugas Akhir (TA).

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini berisi landasan teori umum mengenai Public Relations

    (pengertian, ruang lingkup, peran, tugas, fungsi, dan tujuan) serta

    studi literatur (Strategi Humas, Humas Pemerintah, Citra, External

    Relations, Special Event, dan Pameran).

    BAB III PEMBAHASAN

    Menjabarkan secara lengkap tinjauan perusahaan (memuat tentang

    sejarah, visi, misi, tugas pokok, perkembangan dan bidang kerja

    organisasi dan khususnya posisi Humas, proses kegiatan

    (perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi), serta

    kendala dan pemecahan.

    BAB IV PENUTUP

    Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang diberikan oleh

    penulis untuk Humas Kementerian Perindustrian yang berkaitan

    dengan objek penelitian.