BAB I pabtik margarin

22
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Pada era dimana negara yang dipandang sukses saat ini, salah satunya karena perkembangan industrinya yang sangat pesat, menuntut Indonesia yang berstatus sebagai negara berkembang untuk meningkatkan pembangunan khususnya di sektor industri. Sektor ini diharapkan menjadi ujung tombak agar dalam pembangunan mencapai titik optimal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan munculnya produk-produk baru dan mendapakan devisa dari hasil ekspor. Salah satu industry yang sedang berkembang dan dibutuhkan di Indonesia adalah industry makanan. Masyarakat membutuhkan suatu bahan yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam masakan dan bahan yang dapat digunakan untuk keperluan dalam penggorengan yang tentunya aman bagi kesehatan. Industry margarine merupakan terobosan terbaik untuk menjawab hal tersebut. Margarine lebih baik daripada mentega ataupun minyak goreng dalam segi kesehatan. Selain itu menurut data BPS tahun 2015 negara Indonesia pada bulan Agustus mengimpor mentega sebesar 213189 kg. Perbedaan mentega dan margarin terletak pada bahan bakunya. Mentega dibuat dari lemak hewan dan memiliki kandungan kolesterol diet maupun lemak jenuh yang tinggi. Sedangkan margarin biasanya terbuat dari lemak nabati dan kandungan lemak jenuhnya lebih sedikit daripada mentega. Mentega dan margarin mengandung jumlah kalori yang kurang

description

margarin

Transcript of BAB I pabtik margarin

Page 1: BAB I pabtik margarin

BAB IPENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANGPada era dimana negara yang dipandang sukses saat ini, salah

satunya karena perkembangan industrinya yang sangat pesat, menuntut Indonesia yang berstatus sebagai negara berkembang untuk meningkatkan pembangunan khususnya di sektor industri. Sektor ini diharapkan menjadi ujung tombak agar dalam pembangunan mencapai titik optimal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan munculnya produk-produk baru dan mendapakan devisa dari hasil ekspor. Salah satu industry yang sedang berkembang dan dibutuhkan di Indonesia adalah industry makanan. Masyarakat membutuhkan suatu bahan yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam masakan dan bahan yang dapat digunakan untuk keperluan dalam penggorengan yang tentunya aman bagi kesehatan. Industry margarine merupakan terobosan terbaik untuk menjawab hal tersebut. Margarine lebih baik daripada mentega ataupun minyak goreng dalam segi kesehatan. Selain itu menurut data BPS tahun 2015 negara Indonesia pada bulan Agustus mengimpor mentega sebesar 213189 kg.

Perbedaan mentega dan margarin terletak pada bahan bakunya. Mentega dibuat dari lemak hewan dan memiliki kandungan kolesterol diet maupun lemak jenuh yang tinggi. Sedangkan margarin biasanya terbuat dari lemak nabati dan kandungan lemak jenuhnya lebih sedikit daripada mentega. Mentega dan margarin mengandung jumlah kalori yang kurang lebih sama (sekitar 600 kalori per satu sendok makan). Namun, mentega mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Kedua elemen tersebut bisa menyebabkan risiko penyakit jantung. Berbeda dengan margarin yang dibuat dari minyak nabati sehingga kandungan lemak jenuhnya lebih rendah dan (kebanyakan) tidak mengandung kolesterol. Sebenarnya lemak trans tidak hanya terdapat pada margarin ada banyak sumber lemak trans di sekitar kita seperti makanan yang digoreng, non-dairy krimer, dan shortening. Meski diklaim memiliki asam lemak tak jenuh tinggi, minyak goreng (minyak kelapa sawit) saat dipanaskan akan berubah menjadi sumber lemak trans.

Saat perancangan pabrik margarine perlu dipertimbangkan segi ekonomisnya, salah satunya dalam pemilihan bahan baku yang digunakan nantinya. Kebanyakan pabrik margarine saat ini menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan bakunya. Sebenarnya akan lebih menghemat

Page 2: BAB I pabtik margarin

biaya apabila digunakan bahan baku lain yang memiliki kandungan minyak nabati dan diproses sendiri untuk menjadi minyak. Bahan tersebut harus memiliki kandungan minyak yang cukup tinggi. Kemiri sunan memiliki kandungan minyak 40 – 60%. Kadar ini termasuk tinggi. Harganya pun sangat murah yakni 1000/kg (pada tahun 2014). Kemiri sunan banyak ditemukan di daerah Jawa Barat. Dengan lahan 2-3 hektar dapat menghasilkan kemiri sunan sampai 3 – 8 juta ton, kemudian akan menghasilkan minyak sebesar 1,7 – 6 juta ton.

Diharapkan dengan berdirinya pabrik margarine dari kemiri sunan ini menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia sebagai bahan masakan yang aman dikonsumsi oleh asyarakat Indonesia dan semakin meningkatkan devisa dari hasil ekspor produk margarine yang dihasilkan nantinya.

1.2 DASAR TEORI1.2.1 Sejarah Margarin

Margarin pertama kali ditemukan oleh Hyppolyte Mege Mouries seorang kimiawan Prancis pada 1870 pada suatu sayembara yang diadakan oleh Kaisar Napoleon III. Margarin dimaksudkan sebagai pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi rasa, dan nilai gizi yang hampir sama dengan mentega. Disebabkan naiknya populasi penduduk kota selama revolusi industri dan semakin berkurangnya lahan pertanian. Kata margarine berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Margarines” yang berarti mutiara. Margarin merupakan emulsi dengan tipe emulsi water in oil (W/O), yaitu fase air berada dalam fase minyak atau lemak.

Margarin merupakan produk makanan berbentuk emulsi campuran air di dalam minyak, yaitu sekitar 16% air dan minimal 80% minyak atau lemak nabati. Fase lemak umumnya terdiri dari minyak nabati, yang sebagian dipadatkan agar diperoleh sifat plastis.

Sejak penemuan tersebut, margarin mengalami banyak perkembangan. Pada tahun 1873 Amerika mempatenkan penemuan Mege Mouries dan mendirikan pabrik margarin yang beroperasi di United States. Akhir abad ke-19, margarin dibuat dari lemak babi atau sapi dimana ditambahkan lemak dari kacang tanah dan biji kapas untuk mempercepat melting point pada saat pencampuran. Di awal tahun 1900, margarin baru dibuat dari 100% minyak nabati yang biasanya diperoleh dari minyak kelapa, minyak sawit, minyak biji kapas, minyak jagung, minyak kedelai,

Page 3: BAB I pabtik margarin

minyak wijen, minyak kapuk, dan minyak gandum. Minyak nabati umumnya berwujud cair karena mengandung asam lemak tidak jenuh, seperti asam oleat, linoleat, dan linolenat. Pembuatan margarin dengan proses hidrogenasi mulai diperkenalkan pada tahun 1910, tapi pembuatan margarin dengan proses hidrogenasi dilakukan pada tahun 1930. Hidrogenasi minyak bertujuan merubah minyak cair menjadi lemak berwujud padat dengan konsistensi yang hamper sama dengan minyak babi.

Pabrik margarin sudah memproduksi margarin berbentuk stick pada awal tahun 1950. Dengan adanya perkembangan teknologi, pabrik margarin dapat mengolah margarin menjadi soft margarine yang banyak diminati konsumen. Pada saat itu, soft margarine yang mempunyai kandungan lemak tinggi dikemas dalam kaleng. Pada tahun 1980 margarin diproduksi dalam bentuk soft, stick, dan liquid dengan kandungan lemak jenuh sebesar 60%. Namun pada tahun 1990 penjualan margarin yang kandungan lemak jenuh tinggi semakin sedikit, bahkan pada tahun 1993 dan sampai saat ini sudah diproduksi margarin yang tidak mengandung lemak jenuh.

1.2.2 MargarinMargarin dimaksudkan sebagai pengganti mentega dengan rupa, bau,

konsistensi dan nilai gizi yang hamper sama dengan mentega. Margarin merupakan emulsi water in oil, yaitu fase air berada dalam fase minyak atau lemak.

Lemak yang digunakan untuk pembuatan margarin dapat berasal dari lemak atau lemak hewani. Margarin lebih sedikit menganduk lemak dibandingkan dengan mentega, sehingga margarin digunakan sebagai penggantin mentega. Lemak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak inti sawit, minyak kedelai, minyak biji kapas, minyak wijen, minyak kacang tanah, minyak gandum, dan minyak jagung. Sedangkan untuk minyak hewani yang digunakan biasanya minyak lemak babi dan lemak sapi.

Margarin memiliki teksturnya lebih padat, berwarna kuning terang, tidak mudah meleleh, dan dijual dalam kemasan mangkuk plastik atau bungkus plastik. Jika dipanaskan, margarin akan mencair dan berubah menjadi minyak berwarna kuning tua dengan sedikit endapan. Jika dikocok, ia akan mudah sekali lembek.

Page 4: BAB I pabtik margarin

Berbeda dengan mentega, mentega terbuat dari lemak susu hewan yang diproses dengan beberapa bahan pendukung seperti air, garam, dan susu oleh karena itu margarin mengandung lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan margarin. Karena terbentuk dari lemak hewani, aroma mentega lebih tajam. Memiliki warna kuning pucat dan mudah meleleh. Jika dibandingkan dengan margarin. Mentega sendiri lebih mudah tengik daripada margarin.

Syarat minyak nabati yang dapat digunakan bahan baku pembuatan margarin :

Bilangan iod rendahJumlah ikatan rangkap dalam minyak ditentukan dengan mengukur bilangan iod. Makin besar dan titik cair semakin rendah lemak yang dimiliki bilangan iod rendah lebih tahan terhadap proses kerusakan oksidasi.

Warna minyakWarna yang diinginkan pada margarin yaitu warna kuning mentega (Butter Yellow). Minyak nabati yang telah mempunyai warna kuning misalnya minyak sawit, minyak bunga matahari jika dijadikan margarin cukup ditambahkan β karoten, sedangkan pembuatan margarin dari minyak nabati yang berwarna pucat, harus ditambahkan β katoten dan lechitin yang lebih besar sehingga diperoleh warna kuning mentega.

Flavor minyak yang baikMinyak yang baik umumnya memiliki flavour yang tidak enak sehingga flavour ini perlu dihilangkan dengan proses deodorasi

Asam lemak yang stabilKetidakjenuhan asam lemak berpengaruh terhadap kerusakan lemak oleh proses oksidasi. Asam linolenat (3 ikatan rangkap) lebih mudah teroksidasi dari pada asam linolenat (2 ikatan rangkap), sedangkan asam linolenat lebih mudah teroksidasi daripada asam oleat (ikatan rangkap). Untuk mempertinggi stabilitas dan titik cair lemak dapat dilakukan dengan cara hidrogenasi.

Titik beku dan titik cair disekitar suhu kamarMargarin sebaiknya mencair di mulut pada saat dimakan sehingga mudah dicerna. Pada suhu kamar. Margarin harus mempunyai konsentarsi plastis sebagai pengoles roti.

Jenis minyak yang digunakan

Page 5: BAB I pabtik margarin

Jenis minyak yang digunakan harus banyak terdapat disuatu daerah. Hal ini berhubungan erat dengan kontinuitas proses produksi dan segi ekonomis. Jika bahan banyak terdapat disuatu daera, maka harganya relative murah dan ongkos transportasi lebih rendah.Contoh bahan yang sudah dibuat margarin adalah minyak dari biji

wijen. Biji wijen diperlukan untuk bahan baku industri seperti farmasi, kosmetika, pestisida dan obat-obatan. Biji dan minyak wijen, secara tradisional, dimanfaatkan untuk mencegah beberapa penyakit dan menjaga kesehatan sehingga tanaman wijen sering dijuluki “The queen of the oilseed crop”. Pada industri margarin, minyak wijen dapat digunakan sebagai bahan baku (Ketaren, 1950)

Menurut Anthony Woolen, 1968 zat yang ditambahkan pada pembuatan margarin adalah :

1. Lechitin, digunakan penstabil emulsi2. NaCl, digunakan untuk penambah rasa asin pada margarin3. Vitamin A dan D sebagai nutrisi4. Natrium benzoate sebagai bahan pengawet5. TBHQ sebagai antioksidan6. Β karoten sebagai zat warna

1.2.3 Kemiri Sunan

Gambar 1.1 Kemiri SunanKemiri sunan (Reutalis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan

salah satu komoditas tanaman penghasil minyak nabati yang prospektif sebagai bahan baku margarin. Disamping produktivitasnya yang tinggi, randemen minyak kasar dapat mencapai lebih dari 50% dengan rata-rata angka asam lemak bebasnya cukup rendah.

Potensi yang dimiliki tanaman ini cukup besar, berbentuk pohon dengan mahkota yang sangat rindang dengan ranting banyak, perakaran yang dalam serta dapat mencapai tinggi lebih dari 15 meter. Profil tanaman seperti ini sangat baik untuk digunakan sebagai tanaman konservasi karena system perakarannya mempunyau kapasitas mengikat tanah secara kuat dan

Page 6: BAB I pabtik margarin

kapasitas memegang air (water holding capacity) yang tinggi. Ukuran daunnya yang lebar dengan pertumbuhannya yang relative cepat dan rimbun dapat mengikat karbondioksida dan menghasilkan oksigen yang banyak serta dapat menahan percikan hujan yang besar sehingga bahaya run off dapat dikurangi sampai seminimal mungkin. Demikian juga dengan batangnya yang keras dan kokoh dapat menahan terpaan angin (wind breaker) yang besar sekalipun.

Ditinjau dari potensi hasil buah dan bijinya, kemiri sunan memiliki potensi hasil yang relative tinggi dibandingkan dengan kemiri sayur (Aleurites moluccana). Bijinya banyak mengandung minyak dengan randemen berkisar 40-60%. Kandungan minyaknya relatif tinggi merupakan potensi utama dari tanaman ini. Potensi lainnya yang dimiliki tanaman ini adalah dari kulit buah dan bungkil sisa ekstrasi yang berpotensi sebagai sumber atau bahan dasar dalam pembuatan pupuk organik dan pakan ternak.

1.2.4 Proses 1.2.4.1 Pre Treatment1.2.4.1.1 Pengeringan

Biji yang telah dipisahkan dari buahnya memiliki kadar air yang tinggi sehingga perlu dikeringkan terlebih dahulu. Kondisi kadar air yang demikian belum dapat menghasilkan minyak kasar kemiri sunan yang optimal dan akan berpengaruh terhadap karakter fisik yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dikeringkan terlebih dahulu hingga mencapai kurang dari 7%. Pengeringan dapat dilakukan baik terhadap biji kemiri sunan ataupun kernelnya.

Metode pengeringan biji kemiri sunan yang digunakan untuk mendapat minyak yang baik dapat dilakukan dengan pengeringan alami, buatan maupun pengeringan gabungan.

Pengeringan Alami (Penjemuran)Pengeringan alami merupakan metode penurunan kadar air suatu bahan untuk memperoleh tingkat kadar air yang setimbang dengan kelembaban nisbi udara atmosfir menggunakan panas matahari.

Pengeringan BuatanPengeringan buatan ini menggunakan bahan bakar sebagai sumber panas (bahan bakar cair, padat, dan listrik). Ada beberapa tipe pengeringan buatan, antara lain sistem kondensasi, konvensional,

Page 7: BAB I pabtik margarin

dan vakum. Contoh alat pengeringan buatan antara lain oven, tray, dryer, dan lain-lain.

1.2.4.1.2 PengupasanPemisahan kernel dari kulit biji kemiri sunan dapat dilakukan dengan

manual maupun mekanis. Secara mekanis dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemecah

1.2.4.2 EkstraksiBiji kemiri sunan yang telah kering, kemudian diekstraksi untuk

mendapatkan minyak kasar kemiri sunan. Biji kemiri sunan sebaiknya segera diekstrak karena dapat menurunkan randemen biji dan kualitas minyak yang ditandai dengan meningkatnya nilai asam lemak bebas.

Ada beberapa metode ekstraksi, yaitu dengan metode pemanasan, metode penekanan pengepresan hidrolik (hydrolic press), metode pengepresan berulir (screw press), dan metode pelarutan (solvent extractor).

Metode Pengepresan Hidrolik (hydrolic press)Pengepresan hidrolik adalah pengepresan dengan menggunakan tekanan. Tekanan yang digunakan dapat digunakan dapat sekitar 140.6 kg/cm3. Besarnya tekanan yang digunakan akan mempengaruhi jumlah minyak yang dihasilkan. Metode pengepresan merupakan metode sederhana untuk mendapatkan minyak dari buji. Menurut Bailey (1959), metode pengepresan merupakan metode terbaik untuk biji-bijian yang mengandung minyak sebesar 30-70%. Keuntungan dari proses ini adalah ekonomis, mudah dioperasikan dan dirawat, dapat diopersikan dengan tangan atau listrik, dan operator hanya membutuhkan pelatihan minimum.

Metode Pengepresan Berulir (screw press)Metode pengepresan berulir merupakan metode ekstraksi yang lebih maju dan telah diterapkan di industry pengolahan minyak. Cara ekstraksi ini paling sesuai untuk memisahkan minyak dari bahan yang kadar minyaknya di atas 10%. Prinsip operasinya adalah bahan mendapat tekanan dari ulir yang berupa pipa atau lempengan besi berongga yang mempunyai celah ukuran tertentu, sedangkan ampasnya keluar dari tempat yang lain. Tipe alat pengepres berulir yang digunakan dapat berupa pengepres berulir tunggal (single

Page 8: BAB I pabtik margarin

screw press) atau pengepres berulir ganda (twin screw pressi). Kelebihan dari pengepresan berulir ada beberapa yaitu:a. Kapasitas produksi menjadi lebih besar karena pengepresan dapat

dilakukan secara kontinyu.b. Menghemat waktu proses produksi karena tidak diperlakukan

perlakukan pendahuluan, yaitu pengecilan ukuran dan pemasakan atau pemanasan biji.

c. Randemen yang dihasilkan lebih tinggi (pada beberapa kasus tergantung dari bentuk dan sifat bijinya)

Metode Pelarutan (solvent ektractor)Ekstraksi dengan pelarut adalah pemisahan antar bagian dari suatu bahan berdasarkan pada perbedaan sifat melarut dari masing-masing bagian terhadap pelarut yang digunakan. Bahan yang akan diekstrak dicampurkan bahan pelarut yang baru dalam jumlah sama besar sampai tercapai suatu keseimbangan. Prinsipnya, minyak yang bersifat non polar sehingga minyak akan ikut keluar bersama dengan pelarut. Kemudian pelarut dan binyak dipisahakan berdasarkan perbedaan titik didih larutan.

Apabila dibandingkan kemiri sunan yang diekstraksi dengan solvent persen kandungan minyak yang dihasilkan adalah 12.9 % dibandingkan dengan metode press yang dihasilkan adalah 30%. Tetapi jika biji kemiri sunan langsung dipres diperoleh minyak kasar sekitar 30% dengan warna cokelat kehitaman dan bungkil 70% berwarna cokelat keputihan. Namun jika biji kemiri sunan dikupas terlebih dahulu kemudian daging buah dan kernelnya dikeringan dengan kadar air 7% baru dilakukan pengepresan maka akan diperoleh minyak kasar lebih baik dan lebih banyak, yaitu 53% minyak kasar yang berwarna kuning jernih dan 47% bungkil yang berwarna putih.

1.2.4.4 NetralisasiNetralisasi ialah suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas

dari minyak atau lemak, dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soapstock).Netralisasi dengan Kaustik Soda (NaOH)

Netralisasi dengan soda kaustik soda banyak dilakukan dalam skala industri. Karena lebih effisien dan lebih murah dibandingkan dengan cara netralisasi lainnya. Selain itu penggunakan kaustik soda, membantu dalam

Page 9: BAB I pabtik margarin

mengurngi zat warna dan kotoran yang berupa getah dan lender dalam minyak.

1.2.4.5 BleachingTujuan utama dari bleaching adalah untuk menghilangkan material

dengan warna gelap sehingga warnanya memudar. Proses dekolorisasi pada minyak prinsipnya meggunakan adsorben. Bleaching juga digunakan untuk membersihkan sisa-sisa sabun dan senyawa fosfat yang tertinggal setelah proses netralisasi dan pembilasan dengan air untuk proses pemurnian. Selain itu pentingnya proses bleaching ini dalam pemurnian adalah untuk menghilangkan senyawa peroksida dan produk sekunder oksidasi,

Biasanya metode dari proses ini dengan mengadsorpsi pigmen warna dengan bleaching earth atau karbon aktif. Pada proses ini adsorben ditambahkan ke minyak dalam tangki dengan pengaduk, dalam kondisi tekanan atmospheric at6au di bawah vakum. Minyak dipanaskan pada temperature bleaching dan tertahan agar membiarkan waktu kontak dengan adsorben. Setelah adsorben mengikat pigment warna, sabun, senyawa fosfat, menjadi zat impurities dalam minyak sehingga haris dihilangkan dengan cara filtrasi.

1.2.4.6 HidrogenasiProses hidrogenasi merupakan proses yang penting dalam

pemrosesan minyak dan lemak. Dengan hidrogenasi, minyak bisa dikonversi menjadi senyawa yang lebih plastis. Ada dua alasan untuk mereaksikan hydrogen dengan minyak atau lemak. Pertama untuk mengubah bentuk fisik untuk peningkatan kegunaan produk, kedua untuk menambah stabilitas terhadap oksidasi. Hidrogenasi melibatkan penambahan zat kimia hydrogen pada ikatan rangkap dalam asam lemak tak jenuh. Reaksi terjadi dengan mencampurkan minyak yang dipanaskan dan gas hydrogen dengan penambahan katalis. Setelah titik akhir hidrogenasi tercapai, minyak terpadatkan didinginkan dan difiltrasi untuk menghilangkan katalis nikel. 1.2.4.7 Deodorasi

Deodorisasi adalah proses yang digunakan untuk meningkatkan rasa, bau, stabilitas dan keamanan pangan pada minyak dan lemak dengan menghilangkan substansi tak terlihat. Di proses ini produk lemak dan minyak dihembuskan dengan uap dibawah tekanan vakum. Objek yang

Page 10: BAB I pabtik margarin

akan dihilangkan yakni zat impurities yang mudah menguap yang memiliki bau dan rasa. Sehingga deodorisasi sangat penting bagi aspek keamanan pangan.

Substansi yang berbau dalam lemak dan minyak umumnya berubah mnejadi asam lemak bebas, senyawa peroksida, aldehid, keton, alcohol dan senyawa organic lainnya. Pengalaman menunjukkan korelasi antara pengurangan rasa dan bau, dengan pengurangan kadar asam lemak bebas.

1.2.4.8 EmulsifikasiProses Emulsifikasi ini bertujuan untuk mengemulsikan minyak

dengan cara penambahan emulsifier fase cair dan fase minyak pada suhu 80oC dengan tekanan 1 atm. Terdapat dua tahap pada proses Emulsifikasi yaitu:a. Proses pencampuran emulsifier fase minyak

Emulsifier fase minyak merupakan bahan tambahan yang dapat larut dalam minyak yang berguna untuk menghindari terpisahnya air dari emulsi air minyak terutama dalam penyimpanan. Emulsifier ini contohnya Lechitin sedangkan penambahan b- karoten pada margarine sebagai zat warna serta vitamin A dan  D untuk menambah gizi.b. Proses pencampuran emulsifier fase cair

Emulsifier fase cair merupakan bahan tambahan yang tidak larut dalam minyak. Bahan tambahan ini dicampurkan ke dalam air yang akan dipakai untuk membuat emulsi dengan minyak. Emulsifier fase cair ini adalah : garam untuk memberikan rasa asin, TBHQ sebagai bahan anti oksidan yang mencegah teroksidasinya minyak yang mengakibatkan minyak menjadi rusak dan berbau tengik, Natrium Benzoat sebagai bahan pengawet, Vitamin A dan D akan bertambah dalam minyak. Selain itu minyak akan berbentuk emulsi dengan air dan membentuk margarin. Beberapa bahan tambahan seperti garam, anti oksidan dan Natrium benzoat juga akan teremulsi dalam margarin dalam bentuk emulsifier fase cair. (Bailey’s,1950).

1.2.4.9 PlasticizationPlastisisasi melibatkan pendinginan cepat dan homogenisasi.

Kebanyakan didinginkan dalam dinding heat exchanger dengan kran ekstrusi untuk menghasilkanproduk dengan tekstur yang homogeny dan halus yang dikemas pada tekanan 17 hingga 27 atm. Nitrogen diinjeksikan

Page 11: BAB I pabtik margarin

pada 13 ±1% ke dalam produk untuk meningkatkan kegunaan produk dan menghasilkan warna yang lebih putih dan tampilan yang lebih krim.

1.3 KEGUNAANMargarin banyak digunakan dalam pabrik roti dan rumah tangga.

Untuk kebutuhan rumah tangga margarin digunakan sebesar 4922.14 ton/tahun

1.4 SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN1.4.1 Sifat fisik dan kimia

Kemiri SunanKomposisi Kemiri Sunan

Analisa Nilai rata-rataKadar Air 10.23

Kadar Minyak 51.34Kadar Serat 7.29

Kadar Protein 17.06Kadar Abu 3.30

Kadar Karbohidrat 10.78

1.4.2 Sifat fisik dan kimia bahan bantu1. NaOH

Bentuk : Padatan Warna : Putih Sifat Kristal : Higroskopis (mudah mencair) Berat Molekul : 40 gr/mol Spesifik Gravity : 2.13 Titik Lebur : 318.40C Titik Didih : 13900C Kelarutan dalam setiap 100 bag

Air Dingin (00C) : 42

Page 12: BAB I pabtik margarin

Air Panas (1000C) : 347 Larut dalam : Alkohol (95%) etanol, etil eter, glycerol Densitas : 1.40775 gr/cm3

2. Hidrogen Bentuk : Gas Berat Molekul : 2.016 gr/mol P pada 00C (ml/cm3) . 103 : 0.446 Compressibility Factor : 1.00042 Adiabatic Compressibility : 7.03 Coefficient of Vol Expansion : 0.00333 Cp pada 00C : 28.59 j/mol.K Cv pada 00C : 20.53 j/mol.K Entrophy pada 00C : 139.58 j/mol.K Spesifik Gravity : 0.06948 Viskositas (680F, 1 atm) : 0.0093 Cp Titik Lebur : -259.10C Titik Didih : -252.780C Kelarutan dalam setiap 100 bag

Air Dingin (00C) : 2.1 Air Panas (1000C) : 0.85

Enthalphy pada 00C : 7749.2 Internal Enthalphy pada 00C : 5477.1

3. Air (250C) Densitas : 0.99707 mg/m3

Viskositas : 0.89 mPa.s (liquid): 9.35 µPa.s (gas)

Heat Capacity : 4.186 kJ/kg.K Heat Capacity Critical : 4.216 kJ/kg.K (liquid)

: 2.042 kJ/kg.K (gas) Frezzing point : 00C Boiling point : 1000C Rumus Molekul : H2O Berat Molekul : 18.02 gr/grmol

4. Karbon Aktif Berwarna hitam kebiruan

Page 13: BAB I pabtik margarin

Mampu mengadsorpsi 95-97% zat warna yang terdapat dalam minyak

Daya adsorpsi tinggi untuk macam-macam liquid, gas, dan padatan serta koloid

Inert, tidak bereaksi dengan larutan

5. Katalisator Ni Warna : Silver Berat molekul : 58.69 gr/mol Spesifik gravity : 8.9 Melting point : 14520C Boiling point : 29000C

`Sumber: Perry, 1984

6. LechitinBahan pengemulsi yang digunakan dalam proses pembuatan

margarin ini adalah lechitin. Lechitin berfungsi untuk mendispersikan molekul-molekul air ke dalam minyak atau lemak sehingga terbentuklah suatu emulsi air dalam minyak yang berbentuk gel.

Sifat-sifat dari lechitin : Nama kimia : Phosphatidylcholine Sinonim : Lechitin Rumus Molekul : C5H13N Berat Molekul : 87.17 Kenampakan : Berbentuk powder, berwarna

kuning

7. Vitamin A Nama Kimia : All Trans Retinol Sinonim : Vitamin A Rumus Molekul : C22H32O2

Berat Molekul : 286.4432 Densitas : 1.2081 kg/l Titik Lebur : 62-64 0C Kenampakan : Kristal berwarna kuning pucat Kelarutan : Larut dalam lemak

Page 14: BAB I pabtik margarin

8. Garam Dapur (NaCl) Nama Kimia : Natrium Klorida Sinonim : Garam Dapur Rumus Molekul : NaCl Berat Molekul : 58.443 Densitas : 2.165 gr/ml Titik Lebur : 801 0C Titik Didih : 1413 0C Kelarutan : Larut dalam air, methanol, dan gliserol Struktur : Berbentuk kubus Kenampakan : Butiran kristal putih atau powder Cp (liquid) : 12.07 kal/mol 0K

9. Karoten β Nama Kimia : karoten Sinonim : Provitamin A dan Kuning alami Rumus Molekul : C40H56

Berat Molekul : 536.87 Densitas : 1.0 kg/l Titik Lebur : 180-182 0C Kelarutan : Larut dalam lemak dan tidak larut dalam

air Kenampakan : Butiran Kristal merah gelap (coklat)

10. Natrium Benzoat Rumus Molekul : Na2CO3

Berat Molekul : 105.99 Kenampakan : Butiran Kristal putih atau powder Densitas : 2.54 gr/ml Titik Lebur : 851 0C Kelarutan : Larut dalam air dan tidak larut dalam

etanol Cp : 26.84 kal/mol 0K

11. Tertiary Butyl Hidroquinone (TBHQ) Nama Kimia : Tertiary Butyl Hidroquinone Rumus Molekul :

Page 15: BAB I pabtik margarin

Berat Molekul : 166.20 Densitas : 1.0338 kg/l Titik Uap : 3000C Titik Didih : 126.5 – 128.5 0C Cp : 257.20 kJ/kmol 0K Kelarutan : Larut dalam lemak Kenampakan : Kristal putih kecoklatan Fungsi : Sebagai antioksidan sintetik

1.4.3 Sifat Kimia dan Fisika Produk Bentuk : Padat Warna : Kuning Mentega Spesifik gravity : 0.64 Melting point : 42 0C Kandungan FFA : 0.3% max Bersifat plastis