BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015...
Transcript of BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015...
1
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendeklarasikan Millenium
Development Goals (MDGs) pada tahun 2000 dengan 8 fokus perhatian yaitu :
(1) memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim, (2) mewujudkan
pendidikan dasar untuk semua, (3) mendorong kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan, (4) menurunkan angka kematian anak, (5)
meningkatkan kesehatan ibu hamil, (6) memerangi HIV/AIDs, malaria, dan
penyakit lainnya, (7) memastikan kelestarian lingkungan, dan (8)
mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan (UNO, 2013). MDGs
di bidang pendidikan difokuskan pada tujuan nomor dua yaitu mewujudkan
pendidikan dasar untuk semua. Sejalan dengan hal tersebut Indonesia
mencanangkan generasi emas yang akan dicapai pada tahun 2045 dengan
asumsi bahwa pendidikan dan kesejahteraan anak menjadi prioritas
pembangunan saat ini.
Pencanangan generasi emas Indonesia 2045 dipicu oleh kenyataan bahwa
Indonesia mewarisi bonus demografi yang sangat potensial pada tahun 2045.
Data tahun 2014 Indonesia memiliki jumlah anak usia sekolah (usia 5 – 14
tahun) sebanyak 48.740.345 jiwa atau 19,33% dari total jumlah penduduk
Indonesia (Badan Pusat Statistik dan Pusat Data & Informasi Kemenkes RI,
2014) dimana pada tahun 2045 akan menjadi penduduk produktif yang
berpotensi untuk membangun bangsa dan negara. Generasi emas Indonesia
tahun 2045 diharapkan akan memiliki sikap yang positif, berpola pikir
esensial, berkomitmen normatif dan memiliki kompetensi abilitas (Manulang,
2
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
2013). Menciptakan generasi emas Indonesia tahun 2045 melalui bidang
pendidikan bukan sesuatu yang mudah untuk direalisasikan, perlu penataan
yang komprehensif baik dari kurikulum, infrastruktur maupun perlakuan
khusus terhadap anak-anak pada saat ini. (Arif, 2012; Tilaar, 2012;
Manulang, 2013).
Menyikapi tantangan tersebut, sudah sepatutnya sekolah sebagai lembaga
pendidikan menyiapkan berbagai perangkat untuk menciptakan generasi emas
2045 tersebut. Perangkat tersebut bukan saja aspek kurikulum, tetapi juga
aspek pendukung lain yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi
belajar peserta didik, salah satunya adalah aspek kesehatan peserta didik di
sekolah. Aspek kesehatan peserta didik di sekolah merupakan salah satu aspek
yang menentukan keberhasilan peserta didik (Haas & Fosse, 2008) dalam
mengikuti proses pendidikan di sekolah (Fisher, Hunt, Kann, Patterson, &
Wechsler, n.d.) karena peserta didik yang sehat memiliki kinerja yang lebih
baik untuk belajar secara akademik (Lankarani & Joulaei, 2014). Aspek
kesehatan peserta didik secara holistik meliputi kesehatan bio (fisik),
psikologis, sosial dan spiritual. Keseluruhan unsur kesehatan secara holistik
tersebut harus dipenuhi oleh setiap anak sesuai dengan masa pertumbuhan dan
perkembangannya. (Desmita, 2012; Nurihsan, Achmad Juntika dan Agustin,
2011).
Anak usia sekolah terdiri dari middle childhood (usia 6-10 tahun) dan
early adolescence (usia 11-14 tahun). Usia anak sekolah dasar di Indonesia
rata-rata berkisar antara 6 – 12 tahun. Usia anak sekolah dasar ini termasuk
dalam usia sekolah yang sangat rentan terhadap gangguan fisik, psikologis dan
sosial karena anak sudah mulai berinteraksi secara lebih terbuka dengan
lingkungan, teman sebaya dan orang-orang dewasa lainnya (termasuk guru).
Dilain pihak anak belum sepenuhnya memiliki daya tangkal yang cukup baik
3
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
secara fisik, psikososial dan spiritual dalam menentukan apa yang terbaik bagi
dirinya. (Onis et al, 2007; Department of Education and Early Childhood
Development-Victoria, 2012; UNESCO, 2012; Nurihsan. Ahma Juntika,
2011).
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, proses
pertumbuhan dan perkembangan anak serta faktor kesehatan anak akan sangat
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap prestasi belajar
anak. (Case Paxson, 2006; Hass & Fosse, 2008; Basch, CE, 2010; Valois, R.F.
Slade & Ashford, 2011; Langford. R, et.al, 2014). Prestasi belajar dapat dilihat
dari pencapaian akademik maupun non akademik. Prestasi akademik dapat
diidentifikasi dari perolehan nilai di setiap mata pelajaran yang diberikan.
Sedangkan prestasi non akademik dapat dilihat dari kemampuan afeksi dan
psikomotorik yang dicapai peserta didik. Dengan kata lain prestasi peserta
didik dapat dilihat dari outcome yang dihasilkan pendidikan yaitu dari
pencapaian cognitive processing skills, emotional and social awareness and
skills, and moral character development (Huitt, et al, 2009). Gangguan dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan anak akibat terpapar suatu penyakit,
lingkungan yang buruk, kecelakaan, maupun pengaruh sosial yang tidak aman
bagi anak akan mempengaruhi prestasi belajar anak.
Secara umum anak usia sekolah menghabiskan sebagian besar waktu
aktifnya berada di lingkungan sekolah (Lankarani & Joulaei, 2014). Selama di
sekolah, anak berinteraksi dengan anak-anak lain, guru dan tenaga
kependidikan dari berbagai latar belakang lingkungan yang berbeda dan
kemungkinan akan mudah terpapar dengan berbagai penyakit menular.
Demikian pula dengan kemungkinan terjadi cedera akibat aktivitas fisik yang
sering dilakukan anak-anak pada saat sekolah, seperti olah raga atau pada saat
anak bermain. Selain itu, tidak menutup kemungkinan sekolah akan menerima
4
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
anak-anak yang memiliki riwayat gangguan kesehatan kronis seperti Asthma,
Diabetes Melitus, Penyakit Jantung dan lain-lain yang sewaktu-waktu terjadi
serangan di sekolah. Oleh karena itu keberadaan pelayanan kesehatan di
sekolah menjadi salah satu kebutuhan yang cukup penting dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. (Case & Paxson, 2006; Lear, 2007;
Valois, R.F. Slade & Ashford, 2011). Sekolah harus dapat menjamin
ketersediaan lingkungan yang sehat, aman dan nyaman bagi setiap anak serta
menyediakan layanan kesehatan komprehensif yang akan membantu setiap
anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. (Onis et al, 2007;
Cetinkaya, 2009; UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; Department
of Education and Early Childhood Development-Victoria, 2012; UNESCO,
2012).
Kesadaran tentang pentingnya kesehatan bagi anak usia sekolah sudah
digaungkan oleh WHO sejak tahun 1995 yang menginisiasi kesehatan sekolah
secara global (global school health initiative). Tujuan dari inisiatif WHO ini
adalah untuk memobilisasi dan menguatkan promosi dan pendidikan
kesehatan di tingkat lokal, nasional, regional, bahkan global. Sasaran program
adalah peserta didik, staf kependidikan di sekolah, keluarga (orang tua peserta
didik) dan kelompok lain di masyarakat yang akan menyokong keberhasilan
promosi kesehatan di sekolah. (WHO, 1996; WHO, 2000). Inisiasi WHO
tentang promosi kesehatan di sekolah menjadi issue internasional yang
menggerakkan negara-negara di dunia untuk mengembangkan promosi
kesehatan di lingkungan sekolah.
Di Indonesia, usaha kesehatan di sekolah dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 79
yang menyatakan bahwa usaha kesehatan sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup
5
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara
harmonis menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan
pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah yang dikelola secara
bersama oleh 4 (empat) Kementerian yaitu : Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri
melalui Peraturan Bersama 4 Menteri Nomor 6/X/PB/2014, Nomor 7 Tahun
2014, Nomor 41 Tahun 2014, dan Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan
dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah. Berdasarkan
kebijakan tersebut, maka seluruh sekolah mulai TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,
dan SMA/SMK/MA beserta sekolah-sekolah Luar Biasa dari semua jenjang
tersebut wajib melaksanakan usaha kesehatan di sekolah sesuai dengan
pedoman yang telah ditetapkan secara nasional.
Program usaha di kesehatan sekolah di Indonesia dikenal dengan istilah
Usaha Kesehatan Sekolah atau disingkat UKS. Program UKS dikenal dengan
istilah Trias UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan sekolah sehat. (Depkes RI, 2007; Dirjen Pendas
Kemendikbud, 2012). UKS di Indonesia sudah dirintis sejak tahun 1956.
Namun sampai dengan saat ini, keberhasilan program-program UKS di
Indonesia belum mencapai hasil seperti yang diharapkan. Hasil evaluasi
Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2012)
menyatakan bahwa: (1) prinsip hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
belum mencapai tingkatan yang diharapkan; (2) cakupan kegiatan UKS belum
seimbang dengan tujuan penyelenggaraan UKS; (3) ancaman penyakit
endemis dan kekurangan gizi masih sangat tinggi; (4) makin meningkatnya
masalah kesehatan peserta didik akibat kurangnya sanitasi jamban dan air
bersih, meningkatnya pecandu narkoba, meningkatnya HIV akibat hubungan
6
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
seksual, dan perilaku hidup tidak bersih; (5) kurangnya sumber daya manusia
yang menangani UKS; (6) terbatasnya sarana dan prasarana UKS; (7) tidak
terpenuhinya pencatatan dan pelaporan kegiatan UKS; dan (8) kurangnya
koordinasi dan komitmen dalam penyelenggaraan UKS. (Dirjen Pendidikan
Dasar Kemendikbud, 2012).
Hasil evaluasi Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (2012) tersebut diperkuat dengan data yang
menunjukkan bahwa tahun 2008 tercatat sekitar 200.000 anak dan remaja
Indonesia hidup dengan HIV, dimana tujuh orang anak terinveksi HIV setiap
harinya (Laporan UNICEP tentang Indonesia tahun 2012). Tercatat 17,34%
anak usia 0-17 tahun mempunyai keluhan kesehatan dan terganggu aktivitas
sehari-hari (Profil Anak Indonesia 2013 – Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, 2012). Cakupan penjaringan kesehatan
untuk anak kelas 1 SD secara nasional baru mencapai 82,17% dari target
Renstra Kemenkes 2014 sebesar 95%. Kasus anak usia 10-17 tahun yang
merokok secara aktif mencapai 4,34% (Badan Pusat Statistik, Laporan
Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2014). Data-data tersebut merupakan bagian
kecil yang menunjukkan bahwa masalah kesehatan dan perilaku hidup sehat
pada anak usia sekolah masih perlu mendapatkan perhatian secara khusus
dalam pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan di sekolah.
Upaya Pemerintah Indonesia dalam menyikapi tantangan kesehatan anak
usia sekolah tersebut adalah dengan mempertahankan dan mengembangkan
usaha kesehatan di sekolah dengan kebijakan umum sebagai berikut : (1)
kesinambungan program UKS dari Pendidikan Anak Usia Dini sampai tingkat
SMA; (2) segala upaya peningkatan dan pengembangan kesehatan warga
sekolah dan masyarakat di lingkungan sekolah diupayakan melalui jalur Tim
Pembina UKS Pusat dan Tim Pembina UKS Daerah secara berjenjang; (3)
7
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara lintas program dan
lintas sektor melalui kegiatan yang terpadu dan berkesinambungan; (4) upaya
pendidikan kesehatan diselenggarakan melalui kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler; (5) upaya kesehatan dilakukan secara menyeluruh meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, diutamakan adalah upaya
promotif dan preventif dibawah bimbingan dan koordinasi Puskesmas
setempat; (6) upaya peningkatan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan dengan
memberdayakan sumber daya yang ada dan meningkatkan peran serta
masyarakat; (7) tugas dan fungsi Tim Pembina UKS Pusat dan Daerah
disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku; (8) optimalisasi
program UKS pada setiap jenis dan jenjang pendidikan; dan (9)
penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan UKS dilakukan dengan peran
serta aktif pemerintah (pusat dan daerah), komite sekolah dan masyarakat
(Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2012).
Usaha Pemerintah untuk meningkatkan kinerja UKS di Indonesia salah
satunya adalah dengan menyelenggarakan Lomba Sekolah Sehat (LSS), yang
diprakarsai oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama. Tujuan
dari LSS yang setiap tahun diadakan di Indonesia secara berjenjang ini adalah
untuk memotivasi sekolah-sekolah dari mulai Taman Kanak-Kanak sampai
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas untuk menyelenggarakan UKS sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. (Kemenkes RI, 2013).
Kota Sukabumi merupakan salah satu daerah yang cukup konsisten dalam
penyelenggaraan UKS di sekolah-sekolah. Sejak tahun 1996 hingga tahun
2013, Kota Sukabumi telah meraih 16 kali predikat juara LSS tingkat
8
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
8
nasional dari mulai Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Menengah Tingkat
Atas. Prestasi terakhir yang diraih Kota Sukabumi pada tahun 2012 adalah
sebagai juara nasional pertama tingkat Sekolah Dasar, yang diraih oleh
Sekolah Dasar Negeri Surya Kencana CBM Sukabumi dan pada tahun 2013
juara nasional ketiga tingkat Sekolah Menengah Atas yang diraih oleh SMKN
1 Sukabumi. (Data Pemerintah Kota Sukabumi, 2014). Menurut narasumber
dalam penelitian ini, salah satu faktor yang menjadi kekuatan dalam
pemenangan LSS tersebut adalah kerjasama sekolah dengan Puskesmas dan
unsur-unsur Pemerintah Daerah yang terjalin dengan baik.
Keberhasilan Kota Sukabumi mempertahankan predikat sebagai “Kota
UKS” sejak tahun 1996 hingga sekarang menunjukkan bahwa aspek-aspek
yang dinilai dalam Lomba Sekolah Sehat dapat dipenuhi dengan baik. Hal-hal
yang dinilai dalam Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional, antara lain : (1)
Penilaian terhadap Tim Pembina UKS tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, dan
Kecamatan. Aspek yang dinilai meliputi kegiatan pembinaan UKS
diantaranya pemantauan, pelatihan, dan keterlibatan sekolah; (2) Penilaian
terhadap sekolah, dengan aspek yang dinilai antara lain kebersihan
sarana/prasarana kelas, ruang guru, kantin, toilet, air bersih, tempat cuci
tangan, tempat ibadah, kondisi tempat sampah, dan ruang UKS ; (3) Penilaian
terhadap perilaku kesehatan peserta didik, diantaranya pengetahuan tentang
UKS, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS); (4) Penilaian terhadap
pelaksanaan pelayanan kesehatan, seperti pelaksanaan penjaringan kesehatan
dan penyuluhan oleh petugas Puskesmas, dan lain-lain. (Kemenkes RI, 2013).
Melihat aspek penilaian dalam LSS sedemikian, maka diperlukan
persiapan yang matang dari pihak sekolah, institusi-institusi yang terkait
seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan, Pemerintah
Daerah, dan unsur-unsur lain yang turut berkontribusi melaksanakan
9
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
9
koordinasi untuk penyelenggaraan sekolah sehat yang diharapkan. Diyakini
bahwa untuk menciptakan sekolah sehat diperlukan komitmen dari semua
unsur yang teribat di dalamnya. Komitmen dari semua unsur yang terlibat
akan mempengaruhi keberhasilan suatu program. Komitmen dari semua unsur
yang terlibat dibangun dari tiga pilar organisasi, yaitu (1) keselarasan kinerja
(performance alignment); (2) keselarasan psikologikal (psychological
alignment); dan (3) kapasitas untuk belajar dan berubah (capacity for learing
and change) (Beer & Lagace, 2009). Pilar organisasi yang membangun
komitmen tersebut merupakan aspek pendorong yang kuat untuk
mengembangkan organisasi sekolah, termasuk dalam mengakomodasi
kebutuhan penyelenggaraan usaha kesehatan di sekolah.
Untuk mengakomodasi kebutuhan penyelenggaraan upaya kesehatan
peserta didik di sekolah, juga diperlukan suatu konsep pengembangan
organisasi (organizational development) yang mampu mengungkit semua
unsur yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pengembangan
organisasi adalah suatu proses yang diaplikasikan berdasarkan ilmu perilaku
yang membantu organisasi membangun kapasitasnya untuk berubah dan untuk
mencapai efektivitas organisasi. Pengembangan organisasi di sekolah diawali
dari kekuatan rencana perubahan, khususnya proyek manajemen atau inovasi
yang membangun kemampuan organisasi sekolah dari kondisi sekarang untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Pengembangan organisasi berorientasi pada
peningkatan sistem secara total, oleh karena itu fungsi penting dalam
pengembangan organisasi adalah efektivitas proses manajemen yang
dijalankan. (Gallos.Joan.V, 2006; Cumming & Worley, 2009; McLean. Gary.
N, 2005; Gazaryan. Artasches, 2006; Wahab. Abdul Azis, 2011).
Proses manajemen akan berjalan baik jika fungsi-fungsi manajemen
berjalan secara sinergi. Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah perencanaan
10
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
10
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan dan kepemimpinan
(leading), dan pengawasan (controling) atau lebih dikenal dengan istilah
POLC framework (Carpenter & Sanders, 2009). Keberhasilan usaha kesehatan
peserta didik di sekolah tidak terlepas dari sejauhmana fungsi-fungsi
manajemen tersebut dapat dijalankan dan bersinergi dengan program
pembelajaran secara umum di sekolah. Penyelenggaraan usaha kesehatan
peserta didik di sekolah secara holistik terdiri dari pengelolaan status
kesehatan peserta didik, penyediaan infrastruktur dan lingkungan sekolah
yang sehat dan aman, serta kolaborasi multidisiplin dari lintas institusional
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara holistik. (Fowler, 2004;
Fowler & Dell, 2005; Department Of Defense Education Activity, 2007; Onis
et al, 2007; Cetinkaya, 2009; Foster Social Development In Early Childhood,
2009; ; State Government Victoria. Departemen of Education and Early
Childhood Development, 2012; UNESCO, 2012).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh Peneliti di Kota
Sukabumi diperoleh keterangan bahwa Pemerintah Daerah Kota Sukabumi
dalam hal ini Tim Pembina UKS Kota Sukabumi telah menetapkan strata
UKS yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan sekolah dalam
penyelenggaraan UKS, sebagai berikut :
Tabel 1.1 Strata UKS di Kota Sukabumi menurut Jenjang Pendidikan
No Jenjang Pendidikan
Jumlah Sekolah
Strata UKS
Minimal Standar Optimal Paripurna
1 TK/RA 108 34 55 16 3
2 SD/MI 146 26 87 27 6
3 SMP/MTs 56 12 34 9 2
11
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
11
4 SMA/MA/SMK 48 9 24 7 2
5 Pontren 65 58 7 0 0
6 SLB 3 0 2 1 0
7 Panti Asuhan 24 23 1 0 0
Jumlah 450 162 210 60 13
(Sumber : Dokumentasi Laporan TP UKS Kota Sukabumi Tahun 2013)
Data tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruh sekolah yang ada di Kota
Sukabumi (98,88%) telah melaksanakan UKS. Dari sekolah yang sudah
melaksanakan UKS sebagian besar (62,88%) masuk dalam strata standar,
optimal dan paripurna. Artinya sebagian besar sudah melaksanakan Trias UKS
sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan Hasil Rapat Kerja
Nasional UKS (2004). Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah merupakan
lembaga pendidikan terbanyak yang ada di Kota Sukabumi dan seluruhnya
(100 %) telah melaksanakan UKS.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Peneliti ingin memperoleh gambaran
secara lengkap tentang sejauhmana sekolah-sekolah, khususnya Sekolah Dasar
di Kota Sukabumi dapat berhasil mengelola usaha kesehatan bagi peserta
didik di sekolah serta bagaimana dampak pelaksanaan UKS terhadap
peningkatan derajat kesehatan dan perubahan perilaku hidup sehat yang akan
menyokong pencapaian prestasi peserta didik secara optimal.
B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian
Fokus penelitian ini adalah penyelenggaraan usaha kesehatan peserta
didik Sekolah Dasar di Kota Sukabumi dengan melihat proses manajemen
yang dilakukan dalam upaya mendukung pencapaian prestasi peserta didik
secara optimal. Pertanyaan penelitian yang ingin diangkat adalah :
12
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
12
“bagaimana proses manajemen kesehatan peserta didik Sekolah Dasar
dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat mendukung
pencapaian prestasi peserta didik secara optimal?”.
Secara khusus pertanyaan penelitian diidentifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana Kebijakan Daerah Kota Sukabumi dalam penyelenggaraan
usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar ?
a. Bagaimana perumusan kebijakan yang berkaitan dengan pentingnya
usaha kesehatan peserta didik di Kota Sukabumi?
b. Bagaimana formulasi kebijakan penyelenggaraan usaha kesehatan
peserta didik di Kota sukabumi ?
c. Bagaimana pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan usaha kesehatan
peserta didik di Kota Sukabumi ?
d. Bagaimana pengendalian kebijakan penyelenggaraan usaha kesehatan
peserta didik di Kota Sukabumi ?
e. Bagaimana dampak kebijakan penyelenggaraan usaha kesehatan
peserta didik di Kota Sukabumi ?
2. Bagaimana proses manajemen usaha kesehatan peserta didik yang
dikembangkan di Sekolah Dasar Kota Sukabumi ?
a. Bagaimana perencanaan usaha kesehatan peserta didik di Sekolah
Dasar Kota Sukabumi ?
b. Bagaimana pengorganisasian usaha kesehatan peserta didik di
Sekolah Dasar Kota Sukabumi ?
c. Bagaimana pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan peserta didik di
Sekolah Dasar Kota Sukabumi ?
13
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
13
d. Bagaimana pengendalian yang dikembangkan untuk keberlangsungan
usaha kesehatan peserta didik di Sekolah Dasar Kota Sukabumi ?
3. Bagaimana koordinasi antar institusi dalam pengelolaan usaha kesehatan
peserta didik Sekolah Dasar di Kota Sukabumi ?
a. Bagaimana bentuk koordinasi lintas institusi yang dikembangkan di
Kota Sukabumi ?
b. Bagaimana pelaksanaan koordinasi lintas institusi untuk mendukung
penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar di Kota
Sukabumi ?
4. Bagaimana pendanaan usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar di
Kota Sukabumi ?
a. Bagaimana perencanaan keuangan usaha kesehatan peserta didik di
sekolah .
b. Bagaimana penggunaan dana usaha kesehatan peserta didik di sekolah.
c. Bagaimana pengendalian dan pengawasan penggunaan dana usaha
kesehatan peserta didik di sekolah.
5. Bagaimana implementasi sistem informasi manajemen kesehatan peserta
didik Sekolah Dasar di Kota Sukabumi ?
a. Bagaimana struktur data kesehatan peserta didik yang diperlukan
dalam pengelolaan kesehatan siswa Sekolah Dasar Kota Sukabumi?
b. Bagaimana mekanisme pelaporan data kesehatan peserta didik Sekolah
Dasar di Kota Sukabumi ?
14
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
14
c. Bagaimana penggunaan sistem informasi manajemen kesehatan yang
dikembangkan untuk mendukung pengelolaan kesehatan siswa
Sekolah Dasar di Kota Sukabumi ?
6. Bagaimana dampak usaha kesehatan peserta didik di sekolah terhadap
pencapaian prestasi peserta didik Sekolah Dasar di Kota Sukabumi ?
a. Bagaimana potensi kesehatan peserta didik dalam menempuh
pembelajaran di sekolah ?
b. Bagaimana peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku hidup
sehat di sekolah ?
c. Bagaimana pencapaian prestasi akademik dan non akademik rata-rata
yang dicapai peserta didik ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara
lengkap tentang penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik Sekolah
Dasar di Kota Sukabumi dengan melihat proses manajemen yang
dilakukan dalam upaya mendukung pencapaian prestasi peserta didik
secara optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis kebijakan daerah yang dikembangkan terkait dengan
pelaksanaan usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar di Kota
Sukabumi.
15
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
15
b. Menganalisis proses manajemen usaha kesehatan peserta didik yang
dilaksanakan di Sekolah Dasar Kota Sukabumi.
c. Menganalisis pelaksanaan koordinasi lintas institusi dalam
penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar di
Kota Sukabumi.
d. Menganalisis pendanaan usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar
di Kota Sukabumi.
e. Menganalisis implementasi sistem informasi manajemen kesehatan
peserta didik Sekolah Dasar di Kota Sukabumi.
f. Menganalisis dampak usaha kesehatan peserta didik di sekolah
terhadap pencapaian prestasi peserta didik Sekolah Dasar di Kota
Sukabumi.
g. Mengembangkan model hipotetik manajemen usaha kesehatan peserta
didik di Sekolah Dasar.
D. Manfaat dan Signifikansi Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis
meyakini bahwa hasil penelitian ini akan bermanfaat secara teoritik dan
praktis :
1. Manfaat Dari Aspek Teori dan Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian tentang proses manajemen kesehatan peserta didik
Sekolah Dasar di Kota Sukabumi ini diharapkan dapat memperkuat ilmu
Administrasi Pendidikan khususnya dalam memahami konsep tatakelola
16
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
16
terkait penyelenggaraan suatu program di lembaga pendidikan yang
melibatkan berbagai unsur internal dan eksternal yang terintegrasi.
Program di sini adalah program usaha kesehatan peserta didik di sekolah,
dimana program ini merupakan salah satu program pengembangan
manajemen sekolah yang akan menunjang peningkatan prestasi belajar
peserta didik secara optimal.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian
selanjutnya terkait dengan efektivitas model pengembangan manajemen
kesehatan peserta didik di sekolah, dampak model pengembangan
terhadap berbagai variabel yang terkait dengan usaha kesehatan peserta
didik di sekolah, serta bagaimana penerapan model pengembangan
manajemen pada berbagai tingkatan sekolah dari mulai Pendidikan Usia
Dini sampai Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA).
2. Manfaat Dari Aspek Kebijakan
Hasil penelitian akan mendukung implementasi UU RI Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional khususnya pasal 36 yang
menyatakan bahwa Kurikulum pendidikan harus memperhatikan
peningkatan potensi, kecerdasan dan minat serta pasal 45 bahwa setiap
satuan pendidikan menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan
peserta didik. Berdasarkan pernyataan tersebut maka sudah selayaknya
sekolah dijadikan tempat yang kondusif untuk membentuk generasi
penerus bangsa yang sehat dan berkualitas sesuai dengan cita-cita Bangsa
Indonesia.
17
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
17
Hasil penelitian akan mendukung implementasi UU Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal 45 ,46, 47, dan 79 yang
menyatakan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan
hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang
secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas. Kesehatan sekolah diselenggarakan melalui sekolah
formal dan informal.
Hasil penelitian akan mendukung implementasi koordinasi antara
empat Kementerian yang tertuang dalam Peraturan Bersama 4 Menteri
yaitu Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama,
dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 6/X/PB/2014;
Nomor 73 Tahun 2014; Nomor 41 Tahun 2014; Nomor 81 Tahun 2014
tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah. Hasil penelitian akan memperkuat jalur komunikasi
antar institusi untuk lebih meningkatkan koordinasi dalam
penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di sekolah.
Hasil penelitian akan menyempurnakan implementasi Pedoman
Pelaksanaan UKS di Sekolah (2014) dan Pedoman Pembinaan dan
Pengembangan UKS (2012) yang diterbitkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,
khususnya dalam meningkatkan kemampuan sekolah untuk mengelola
usaha kesehatan peserta didik di sekolah yang mendukung pertumbuhan
dan perkembangan anak usia sekolah secara optimal.
Hasil penelitian akan memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah
Kota Sukabumi dalam menyusun kebijakan daerah terkait
18
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
18
penyelenggaraan dan pengelolaan UKS di Kota Sukabumi sesuai dengan
kebutuhan dan potensi daerah yang dimiliki.
3. Manfaat Praktis :
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan manfaat kepada Peneliti dalam hal :
1) Pengembangan konsep berfikir secara sistematis melalui tahapan
penelitian sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian yang
dilaksanakan.
2) Pengalaman dalam membina hubungan saling percaya antara
Peneliti dengan Nara Sumber dalam penelitian ini.
3) Pengalaman mengeksplorasi teori dan konsep yang mendukung
menjadi suatu konsep baru atau hipotesis berdasarkan hasil
penelitian kualitatif yang dilaksanakan.
4) Peningkatan wawasan, pengetahuan serta aplikasi konsep/teori
dalam lingkup ilmu manajemen pendidikan khususnya dalam
pengembangan manajemen kesehatan peserta didik di sekolah.
b. Peserta didik dan Orang Tua Peserta didik
Hasil penelitian akan memberikan gambaran kepada peserta didik
dan orang tua peserta didik tentang manfaat program usaha kesehatan
peserta didik di sekolah yang secara langsung akan diterima oleh
peserta didik selama bersekolah di lembaga pendidikan melalui
pemantauan status kesehatan secara berkala, pendidikan kesehatan dan
pembinaan hidup sehat yang dilaksanakan di sekolah.
c. Pengelola Lembaga Pendidikan (Sekolah Dasar)
19
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
19
Hasil penelitian akan memberikan manfaat kepada Pengelola
Lembaga Pendidikan terkait dengan proses manajemen kesehatan
peserta didik di sekolah yang dilaksanakan secara koordinatif dan
integratif sehingga memudahkan pelaksana program usaha kesehatan
peserta didik di sekolah dalam penatalaksanaannya.
d. Tim Pembina UKS Kota Sukabumi
Hasil penelitian akan memberikan manfaat kepada Tim Pembina
UKS Kota Sukabumi dalam hal pemantauan dan pengendalian serta
pengembangan program kesehatan peserta didik di sekolah. Tim
Pembina UKS Kota Sukabumi akan memperoleh data dan informasi
yang cepat dan akurat dengan pengembangan sistem informasi
manajemen yang terintegrasi.
e. Pemerintah Daerah Kota Sukabumi.
Hasil penelitian akan memberikan manfaat kepada Pemerintah
Daerah Kota Sukabumi untuk menetapkan kebijakan daerah terkait
pengembangan sistem manajemen kesehatan peserta didik di Kota
Sukabumi sesuai dengan potensi yang dimiliki dan dapat diberlakukan
untuk semua sekolah dari jenjang pendidikan Dasar dan Menengah
yang ada di Kota Sukabumi.
E. Struktur Organisasi Disertasi
Struktur Organisasi Disertasi terdiri dari :
1. BAB I Pendahuluan, berdasarkan struktur pendahuluan yang diadaptasi
dari Evans, Gruba dan Zobel (2014) serta Paltridge dan Starfield (2007)
yang diadopsi oleh UPI dalam Peraturan Rektor Universitas Pendidikan
20
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
20
Indonesia Nomor 451/UN40/HK/2014, maka penulisan Bab Pendahuluan
ini terdiri dari :
a. Latar belakang penelitian, bagian ini memaparkan konteks penelitian
yang dilakukan. Latar belakang mengenai topik atau isu yang akan
diangkat dalam penelitian sesuai dengan kondisi dewasa ini, adanya
gap yang perlu diisi dengan melakukan pendalaman terhadap topik
yang akan diteliti. Pada bagian ini pula dipaparkan secara ringkat hasil
penelurusan literatur terkait teori dan temuan dari peneliti sebelumnya
mengenai topik yang akan diteliti lebih lanjut
b. Fokus penelitian, bagian ini memuat identifikasi spesifik mengenai
permasalahan yang akan diteliti. Pertanyaan penelitian menunjukkan
sifat dan kompleksitas penelitian yang dilakukan.
c. Tujuan Penelitian, bagian ini terkait erat dengan rumusan masalah
dalam bagian sebelumnya, diuraikan dalam tujuan umum dan tujuan
khusus.
d. Manfaat/signifikansi penelitian, bagian ini memberikan gambaran
mengenai nilai lebih atau kontribusi yang dapat diberikan oleh hasil
penelitian yang dilakukan. Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari :
(1) manfaat dari aspek teori; (2) manfaat dari aspek kebijakan; (3)
manfaat dari aspek praktis, yaitu manfaat untuk peneliti sendiri,
peserta didik dan orang tua peserta didik, pengelola lembaga
pendidikan, tim pembina UKS, dan Pemerintah Daerah.
2. BAB II Kajian Pustaka, bagian ini berisi : (1) konsep, teori, dalil, hukum,
model, dan rumusan serta turunannya yang relevan dengan bidang kajian
penelitian; (2) hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang
21
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
21
yang diteliti termasuk prosedur, subjek, dan temuannya; (3) posisi teoritis
peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.
3. BAB III Metode Penelitian, bagian ini berisi rancangan penelitian dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, yang terdiri dari : (1) desain
penelitian, (2) partisipan dan tempat penelitian, (3) teknik pengumpulan
data, (4) analisis data, dan (5) jadual penelitian.
4. BAB IV Temuan dan Pembahasan, bagian ini menyampaikan tiga hal
utama, yakni : (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan
analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan
urutan permasalahan penelitian, (2) pembahasan temuan penelitian untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, dan
(3) rumusan hipotetik berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap fokus
kajian penelitian.
5. BAB V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi, serta Keterbatasan
Penelitian. Bagian ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti
terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal
penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian yang dilaksanakan.
Simpulan menjawab fokus dan pertanyaan penelitian. Implikasi dan
rekomendasi ditujukan kepada pembuat kebijakan, para pengguna hasil
penelitian, kepada penelitian selanjutnya, serta follow up dari hasil
penelitian. Keterbatasan penelitian menjelaskan tentang keterbatasan yang
terkait dengan metode penelitian dan proses penelitian yang dirasakan oleh
peneliti selama melaksanakan penelitian.
22
Anna Susana, 2015
MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN
Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
22