BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015...

22
1 Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendeklarasikan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2000 dengan 8 fokus perhatian yaitu : (1) memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim, (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, (3) mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, (4) menurunkan angka kematian anak, (5) meningkatkan kesehatan ibu hamil, (6) memerangi HIV/AIDs, malaria, dan penyakit lainnya, (7) memastikan kelestarian lingkungan, dan (8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan (UNO, 2013). MDGs di bidang pendidikan difokuskan pada tujuan nomor dua yaitu mewujudkan pendidikan dasar untuk semua. Sejalan dengan hal tersebut Indonesia mencanangkan generasi emas yang akan dicapai pada tahun 2045 dengan asumsi bahwa pendidikan dan kesejahteraan anak menjadi prioritas pembangunan saat ini. Pencanangan generasi emas Indonesia 2045 dipicu oleh kenyataan bahwa Indonesia mewarisi bonus demografi yang sangat potensial pada tahun 2045. Data tahun 2014 Indonesia memiliki jumlah anak usia sekolah (usia 5 14 tahun) sebanyak 48.740.345 jiwa atau 19,33% dari total jumlah penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik dan Pusat Data & Informasi Kemenkes RI, 2014) dimana pada tahun 2045 akan menjadi penduduk produktif yang berpotensi untuk membangun bangsa dan negara. Generasi emas Indonesia tahun 2045 diharapkan akan memiliki sikap yang positif, berpola pikir esensial, berkomitmen normatif dan memiliki kompetensi abilitas (Manulang,

Transcript of BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015...

Page 1: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

1

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendeklarasikan Millenium

Development Goals (MDGs) pada tahun 2000 dengan 8 fokus perhatian yaitu :

(1) memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim, (2) mewujudkan

pendidikan dasar untuk semua, (3) mendorong kesetaraan gender dan

pemberdayaan perempuan, (4) menurunkan angka kematian anak, (5)

meningkatkan kesehatan ibu hamil, (6) memerangi HIV/AIDs, malaria, dan

penyakit lainnya, (7) memastikan kelestarian lingkungan, dan (8)

mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan (UNO, 2013). MDGs

di bidang pendidikan difokuskan pada tujuan nomor dua yaitu mewujudkan

pendidikan dasar untuk semua. Sejalan dengan hal tersebut Indonesia

mencanangkan generasi emas yang akan dicapai pada tahun 2045 dengan

asumsi bahwa pendidikan dan kesejahteraan anak menjadi prioritas

pembangunan saat ini.

Pencanangan generasi emas Indonesia 2045 dipicu oleh kenyataan bahwa

Indonesia mewarisi bonus demografi yang sangat potensial pada tahun 2045.

Data tahun 2014 Indonesia memiliki jumlah anak usia sekolah (usia 5 – 14

tahun) sebanyak 48.740.345 jiwa atau 19,33% dari total jumlah penduduk

Indonesia (Badan Pusat Statistik dan Pusat Data & Informasi Kemenkes RI,

2014) dimana pada tahun 2045 akan menjadi penduduk produktif yang

berpotensi untuk membangun bangsa dan negara. Generasi emas Indonesia

tahun 2045 diharapkan akan memiliki sikap yang positif, berpola pikir

esensial, berkomitmen normatif dan memiliki kompetensi abilitas (Manulang,

Page 2: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

2

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2

2013). Menciptakan generasi emas Indonesia tahun 2045 melalui bidang

pendidikan bukan sesuatu yang mudah untuk direalisasikan, perlu penataan

yang komprehensif baik dari kurikulum, infrastruktur maupun perlakuan

khusus terhadap anak-anak pada saat ini. (Arif, 2012; Tilaar, 2012;

Manulang, 2013).

Menyikapi tantangan tersebut, sudah sepatutnya sekolah sebagai lembaga

pendidikan menyiapkan berbagai perangkat untuk menciptakan generasi emas

2045 tersebut. Perangkat tersebut bukan saja aspek kurikulum, tetapi juga

aspek pendukung lain yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi

belajar peserta didik, salah satunya adalah aspek kesehatan peserta didik di

sekolah. Aspek kesehatan peserta didik di sekolah merupakan salah satu aspek

yang menentukan keberhasilan peserta didik (Haas & Fosse, 2008) dalam

mengikuti proses pendidikan di sekolah (Fisher, Hunt, Kann, Patterson, &

Wechsler, n.d.) karena peserta didik yang sehat memiliki kinerja yang lebih

baik untuk belajar secara akademik (Lankarani & Joulaei, 2014). Aspek

kesehatan peserta didik secara holistik meliputi kesehatan bio (fisik),

psikologis, sosial dan spiritual. Keseluruhan unsur kesehatan secara holistik

tersebut harus dipenuhi oleh setiap anak sesuai dengan masa pertumbuhan dan

perkembangannya. (Desmita, 2012; Nurihsan, Achmad Juntika dan Agustin,

2011).

Anak usia sekolah terdiri dari middle childhood (usia 6-10 tahun) dan

early adolescence (usia 11-14 tahun). Usia anak sekolah dasar di Indonesia

rata-rata berkisar antara 6 – 12 tahun. Usia anak sekolah dasar ini termasuk

dalam usia sekolah yang sangat rentan terhadap gangguan fisik, psikologis dan

sosial karena anak sudah mulai berinteraksi secara lebih terbuka dengan

lingkungan, teman sebaya dan orang-orang dewasa lainnya (termasuk guru).

Dilain pihak anak belum sepenuhnya memiliki daya tangkal yang cukup baik

Page 3: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

3

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3

secara fisik, psikososial dan spiritual dalam menentukan apa yang terbaik bagi

dirinya. (Onis et al, 2007; Department of Education and Early Childhood

Development-Victoria, 2012; UNESCO, 2012; Nurihsan. Ahma Juntika,

2011).

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, proses

pertumbuhan dan perkembangan anak serta faktor kesehatan anak akan sangat

berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap prestasi belajar

anak. (Case Paxson, 2006; Hass & Fosse, 2008; Basch, CE, 2010; Valois, R.F.

Slade & Ashford, 2011; Langford. R, et.al, 2014). Prestasi belajar dapat dilihat

dari pencapaian akademik maupun non akademik. Prestasi akademik dapat

diidentifikasi dari perolehan nilai di setiap mata pelajaran yang diberikan.

Sedangkan prestasi non akademik dapat dilihat dari kemampuan afeksi dan

psikomotorik yang dicapai peserta didik. Dengan kata lain prestasi peserta

didik dapat dilihat dari outcome yang dihasilkan pendidikan yaitu dari

pencapaian cognitive processing skills, emotional and social awareness and

skills, and moral character development (Huitt, et al, 2009). Gangguan dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan anak akibat terpapar suatu penyakit,

lingkungan yang buruk, kecelakaan, maupun pengaruh sosial yang tidak aman

bagi anak akan mempengaruhi prestasi belajar anak.

Secara umum anak usia sekolah menghabiskan sebagian besar waktu

aktifnya berada di lingkungan sekolah (Lankarani & Joulaei, 2014). Selama di

sekolah, anak berinteraksi dengan anak-anak lain, guru dan tenaga

kependidikan dari berbagai latar belakang lingkungan yang berbeda dan

kemungkinan akan mudah terpapar dengan berbagai penyakit menular.

Demikian pula dengan kemungkinan terjadi cedera akibat aktivitas fisik yang

sering dilakukan anak-anak pada saat sekolah, seperti olah raga atau pada saat

anak bermain. Selain itu, tidak menutup kemungkinan sekolah akan menerima

Page 4: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

4

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4

anak-anak yang memiliki riwayat gangguan kesehatan kronis seperti Asthma,

Diabetes Melitus, Penyakit Jantung dan lain-lain yang sewaktu-waktu terjadi

serangan di sekolah. Oleh karena itu keberadaan pelayanan kesehatan di

sekolah menjadi salah satu kebutuhan yang cukup penting dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah. (Case & Paxson, 2006; Lear, 2007;

Valois, R.F. Slade & Ashford, 2011). Sekolah harus dapat menjamin

ketersediaan lingkungan yang sehat, aman dan nyaman bagi setiap anak serta

menyediakan layanan kesehatan komprehensif yang akan membantu setiap

anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. (Onis et al, 2007;

Cetinkaya, 2009; UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; Department

of Education and Early Childhood Development-Victoria, 2012; UNESCO,

2012).

Kesadaran tentang pentingnya kesehatan bagi anak usia sekolah sudah

digaungkan oleh WHO sejak tahun 1995 yang menginisiasi kesehatan sekolah

secara global (global school health initiative). Tujuan dari inisiatif WHO ini

adalah untuk memobilisasi dan menguatkan promosi dan pendidikan

kesehatan di tingkat lokal, nasional, regional, bahkan global. Sasaran program

adalah peserta didik, staf kependidikan di sekolah, keluarga (orang tua peserta

didik) dan kelompok lain di masyarakat yang akan menyokong keberhasilan

promosi kesehatan di sekolah. (WHO, 1996; WHO, 2000). Inisiasi WHO

tentang promosi kesehatan di sekolah menjadi issue internasional yang

menggerakkan negara-negara di dunia untuk mengembangkan promosi

kesehatan di lingkungan sekolah.

Di Indonesia, usaha kesehatan di sekolah dilaksanakan dalam rangka

mewujudkan Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 79

yang menyatakan bahwa usaha kesehatan sekolah diselenggarakan untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup

Page 5: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

5

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5

sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara

harmonis menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencapai

tujuan tersebut maka Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan

pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah yang dikelola secara

bersama oleh 4 (empat) Kementerian yaitu : Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri

melalui Peraturan Bersama 4 Menteri Nomor 6/X/PB/2014, Nomor 7 Tahun

2014, Nomor 41 Tahun 2014, dan Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan

dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah. Berdasarkan

kebijakan tersebut, maka seluruh sekolah mulai TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,

dan SMA/SMK/MA beserta sekolah-sekolah Luar Biasa dari semua jenjang

tersebut wajib melaksanakan usaha kesehatan di sekolah sesuai dengan

pedoman yang telah ditetapkan secara nasional.

Program usaha di kesehatan sekolah di Indonesia dikenal dengan istilah

Usaha Kesehatan Sekolah atau disingkat UKS. Program UKS dikenal dengan

istilah Trias UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan

pembinaan lingkungan sekolah sehat. (Depkes RI, 2007; Dirjen Pendas

Kemendikbud, 2012). UKS di Indonesia sudah dirintis sejak tahun 1956.

Namun sampai dengan saat ini, keberhasilan program-program UKS di

Indonesia belum mencapai hasil seperti yang diharapkan. Hasil evaluasi

Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2012)

menyatakan bahwa: (1) prinsip hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik

belum mencapai tingkatan yang diharapkan; (2) cakupan kegiatan UKS belum

seimbang dengan tujuan penyelenggaraan UKS; (3) ancaman penyakit

endemis dan kekurangan gizi masih sangat tinggi; (4) makin meningkatnya

masalah kesehatan peserta didik akibat kurangnya sanitasi jamban dan air

bersih, meningkatnya pecandu narkoba, meningkatnya HIV akibat hubungan

Page 6: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

6

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6

seksual, dan perilaku hidup tidak bersih; (5) kurangnya sumber daya manusia

yang menangani UKS; (6) terbatasnya sarana dan prasarana UKS; (7) tidak

terpenuhinya pencatatan dan pelaporan kegiatan UKS; dan (8) kurangnya

koordinasi dan komitmen dalam penyelenggaraan UKS. (Dirjen Pendidikan

Dasar Kemendikbud, 2012).

Hasil evaluasi Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia (2012) tersebut diperkuat dengan data yang

menunjukkan bahwa tahun 2008 tercatat sekitar 200.000 anak dan remaja

Indonesia hidup dengan HIV, dimana tujuh orang anak terinveksi HIV setiap

harinya (Laporan UNICEP tentang Indonesia tahun 2012). Tercatat 17,34%

anak usia 0-17 tahun mempunyai keluhan kesehatan dan terganggu aktivitas

sehari-hari (Profil Anak Indonesia 2013 – Kementerian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak, 2012). Cakupan penjaringan kesehatan

untuk anak kelas 1 SD secara nasional baru mencapai 82,17% dari target

Renstra Kemenkes 2014 sebesar 95%. Kasus anak usia 10-17 tahun yang

merokok secara aktif mencapai 4,34% (Badan Pusat Statistik, Laporan

Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2014). Data-data tersebut merupakan bagian

kecil yang menunjukkan bahwa masalah kesehatan dan perilaku hidup sehat

pada anak usia sekolah masih perlu mendapatkan perhatian secara khusus

dalam pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan di sekolah.

Upaya Pemerintah Indonesia dalam menyikapi tantangan kesehatan anak

usia sekolah tersebut adalah dengan mempertahankan dan mengembangkan

usaha kesehatan di sekolah dengan kebijakan umum sebagai berikut : (1)

kesinambungan program UKS dari Pendidikan Anak Usia Dini sampai tingkat

SMA; (2) segala upaya peningkatan dan pengembangan kesehatan warga

sekolah dan masyarakat di lingkungan sekolah diupayakan melalui jalur Tim

Pembina UKS Pusat dan Tim Pembina UKS Daerah secara berjenjang; (3)

Page 7: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

7

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7

pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara lintas program dan

lintas sektor melalui kegiatan yang terpadu dan berkesinambungan; (4) upaya

pendidikan kesehatan diselenggarakan melalui kegiatan kurikuler dan

ekstrakurikuler; (5) upaya kesehatan dilakukan secara menyeluruh meliputi

upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, diutamakan adalah upaya

promotif dan preventif dibawah bimbingan dan koordinasi Puskesmas

setempat; (6) upaya peningkatan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat

diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan dengan

memberdayakan sumber daya yang ada dan meningkatkan peran serta

masyarakat; (7) tugas dan fungsi Tim Pembina UKS Pusat dan Daerah

disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku; (8) optimalisasi

program UKS pada setiap jenis dan jenjang pendidikan; dan (9)

penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan UKS dilakukan dengan peran

serta aktif pemerintah (pusat dan daerah), komite sekolah dan masyarakat

(Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2012).

Usaha Pemerintah untuk meningkatkan kinerja UKS di Indonesia salah

satunya adalah dengan menyelenggarakan Lomba Sekolah Sehat (LSS), yang

diprakarsai oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama. Tujuan

dari LSS yang setiap tahun diadakan di Indonesia secara berjenjang ini adalah

untuk memotivasi sekolah-sekolah dari mulai Taman Kanak-Kanak sampai

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas untuk menyelenggarakan UKS sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan. (Kemenkes RI, 2013).

Kota Sukabumi merupakan salah satu daerah yang cukup konsisten dalam

penyelenggaraan UKS di sekolah-sekolah. Sejak tahun 1996 hingga tahun

2013, Kota Sukabumi telah meraih 16 kali predikat juara LSS tingkat

Page 8: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

8

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

8

nasional dari mulai Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Menengah Tingkat

Atas. Prestasi terakhir yang diraih Kota Sukabumi pada tahun 2012 adalah

sebagai juara nasional pertama tingkat Sekolah Dasar, yang diraih oleh

Sekolah Dasar Negeri Surya Kencana CBM Sukabumi dan pada tahun 2013

juara nasional ketiga tingkat Sekolah Menengah Atas yang diraih oleh SMKN

1 Sukabumi. (Data Pemerintah Kota Sukabumi, 2014). Menurut narasumber

dalam penelitian ini, salah satu faktor yang menjadi kekuatan dalam

pemenangan LSS tersebut adalah kerjasama sekolah dengan Puskesmas dan

unsur-unsur Pemerintah Daerah yang terjalin dengan baik.

Keberhasilan Kota Sukabumi mempertahankan predikat sebagai “Kota

UKS” sejak tahun 1996 hingga sekarang menunjukkan bahwa aspek-aspek

yang dinilai dalam Lomba Sekolah Sehat dapat dipenuhi dengan baik. Hal-hal

yang dinilai dalam Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional, antara lain : (1)

Penilaian terhadap Tim Pembina UKS tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, dan

Kecamatan. Aspek yang dinilai meliputi kegiatan pembinaan UKS

diantaranya pemantauan, pelatihan, dan keterlibatan sekolah; (2) Penilaian

terhadap sekolah, dengan aspek yang dinilai antara lain kebersihan

sarana/prasarana kelas, ruang guru, kantin, toilet, air bersih, tempat cuci

tangan, tempat ibadah, kondisi tempat sampah, dan ruang UKS ; (3) Penilaian

terhadap perilaku kesehatan peserta didik, diantaranya pengetahuan tentang

UKS, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS); (4) Penilaian terhadap

pelaksanaan pelayanan kesehatan, seperti pelaksanaan penjaringan kesehatan

dan penyuluhan oleh petugas Puskesmas, dan lain-lain. (Kemenkes RI, 2013).

Melihat aspek penilaian dalam LSS sedemikian, maka diperlukan

persiapan yang matang dari pihak sekolah, institusi-institusi yang terkait

seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan, Pemerintah

Daerah, dan unsur-unsur lain yang turut berkontribusi melaksanakan

Page 9: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

9

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

9

koordinasi untuk penyelenggaraan sekolah sehat yang diharapkan. Diyakini

bahwa untuk menciptakan sekolah sehat diperlukan komitmen dari semua

unsur yang teribat di dalamnya. Komitmen dari semua unsur yang terlibat

akan mempengaruhi keberhasilan suatu program. Komitmen dari semua unsur

yang terlibat dibangun dari tiga pilar organisasi, yaitu (1) keselarasan kinerja

(performance alignment); (2) keselarasan psikologikal (psychological

alignment); dan (3) kapasitas untuk belajar dan berubah (capacity for learing

and change) (Beer & Lagace, 2009). Pilar organisasi yang membangun

komitmen tersebut merupakan aspek pendorong yang kuat untuk

mengembangkan organisasi sekolah, termasuk dalam mengakomodasi

kebutuhan penyelenggaraan usaha kesehatan di sekolah.

Untuk mengakomodasi kebutuhan penyelenggaraan upaya kesehatan

peserta didik di sekolah, juga diperlukan suatu konsep pengembangan

organisasi (organizational development) yang mampu mengungkit semua

unsur yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pengembangan

organisasi adalah suatu proses yang diaplikasikan berdasarkan ilmu perilaku

yang membantu organisasi membangun kapasitasnya untuk berubah dan untuk

mencapai efektivitas organisasi. Pengembangan organisasi di sekolah diawali

dari kekuatan rencana perubahan, khususnya proyek manajemen atau inovasi

yang membangun kemampuan organisasi sekolah dari kondisi sekarang untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Pengembangan organisasi berorientasi pada

peningkatan sistem secara total, oleh karena itu fungsi penting dalam

pengembangan organisasi adalah efektivitas proses manajemen yang

dijalankan. (Gallos.Joan.V, 2006; Cumming & Worley, 2009; McLean. Gary.

N, 2005; Gazaryan. Artasches, 2006; Wahab. Abdul Azis, 2011).

Proses manajemen akan berjalan baik jika fungsi-fungsi manajemen

berjalan secara sinergi. Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah perencanaan

Page 10: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

10

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

10

(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan dan kepemimpinan

(leading), dan pengawasan (controling) atau lebih dikenal dengan istilah

POLC framework (Carpenter & Sanders, 2009). Keberhasilan usaha kesehatan

peserta didik di sekolah tidak terlepas dari sejauhmana fungsi-fungsi

manajemen tersebut dapat dijalankan dan bersinergi dengan program

pembelajaran secara umum di sekolah. Penyelenggaraan usaha kesehatan

peserta didik di sekolah secara holistik terdiri dari pengelolaan status

kesehatan peserta didik, penyediaan infrastruktur dan lingkungan sekolah

yang sehat dan aman, serta kolaborasi multidisiplin dari lintas institusional

untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara holistik. (Fowler, 2004;

Fowler & Dell, 2005; Department Of Defense Education Activity, 2007; Onis

et al, 2007; Cetinkaya, 2009; Foster Social Development In Early Childhood,

2009; ; State Government Victoria. Departemen of Education and Early

Childhood Development, 2012; UNESCO, 2012).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh Peneliti di Kota

Sukabumi diperoleh keterangan bahwa Pemerintah Daerah Kota Sukabumi

dalam hal ini Tim Pembina UKS Kota Sukabumi telah menetapkan strata

UKS yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan sekolah dalam

penyelenggaraan UKS, sebagai berikut :

Tabel 1.1 Strata UKS di Kota Sukabumi menurut Jenjang Pendidikan

No Jenjang Pendidikan

Jumlah Sekolah

Strata UKS

Minimal Standar Optimal Paripurna

1 TK/RA 108 34 55 16 3

2 SD/MI 146 26 87 27 6

3 SMP/MTs 56 12 34 9 2

Page 11: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

11

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

11

4 SMA/MA/SMK 48 9 24 7 2

5 Pontren 65 58 7 0 0

6 SLB 3 0 2 1 0

7 Panti Asuhan 24 23 1 0 0

Jumlah 450 162 210 60 13

(Sumber : Dokumentasi Laporan TP UKS Kota Sukabumi Tahun 2013)

Data tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruh sekolah yang ada di Kota

Sukabumi (98,88%) telah melaksanakan UKS. Dari sekolah yang sudah

melaksanakan UKS sebagian besar (62,88%) masuk dalam strata standar,

optimal dan paripurna. Artinya sebagian besar sudah melaksanakan Trias UKS

sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan Hasil Rapat Kerja

Nasional UKS (2004). Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah merupakan

lembaga pendidikan terbanyak yang ada di Kota Sukabumi dan seluruhnya

(100 %) telah melaksanakan UKS.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Peneliti ingin memperoleh gambaran

secara lengkap tentang sejauhmana sekolah-sekolah, khususnya Sekolah Dasar

di Kota Sukabumi dapat berhasil mengelola usaha kesehatan bagi peserta

didik di sekolah serta bagaimana dampak pelaksanaan UKS terhadap

peningkatan derajat kesehatan dan perubahan perilaku hidup sehat yang akan

menyokong pencapaian prestasi peserta didik secara optimal.

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian

Fokus penelitian ini adalah penyelenggaraan usaha kesehatan peserta

didik Sekolah Dasar di Kota Sukabumi dengan melihat proses manajemen

yang dilakukan dalam upaya mendukung pencapaian prestasi peserta didik

secara optimal. Pertanyaan penelitian yang ingin diangkat adalah :

Page 12: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

12

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

12

“bagaimana proses manajemen kesehatan peserta didik Sekolah Dasar

dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat mendukung

pencapaian prestasi peserta didik secara optimal?”.

Secara khusus pertanyaan penelitian diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana Kebijakan Daerah Kota Sukabumi dalam penyelenggaraan

usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar ?

a. Bagaimana perumusan kebijakan yang berkaitan dengan pentingnya

usaha kesehatan peserta didik di Kota Sukabumi?

b. Bagaimana formulasi kebijakan penyelenggaraan usaha kesehatan

peserta didik di Kota sukabumi ?

c. Bagaimana pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan usaha kesehatan

peserta didik di Kota Sukabumi ?

d. Bagaimana pengendalian kebijakan penyelenggaraan usaha kesehatan

peserta didik di Kota Sukabumi ?

e. Bagaimana dampak kebijakan penyelenggaraan usaha kesehatan

peserta didik di Kota Sukabumi ?

2. Bagaimana proses manajemen usaha kesehatan peserta didik yang

dikembangkan di Sekolah Dasar Kota Sukabumi ?

a. Bagaimana perencanaan usaha kesehatan peserta didik di Sekolah

Dasar Kota Sukabumi ?

b. Bagaimana pengorganisasian usaha kesehatan peserta didik di

Sekolah Dasar Kota Sukabumi ?

c. Bagaimana pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan peserta didik di

Sekolah Dasar Kota Sukabumi ?

Page 13: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

13

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

13

d. Bagaimana pengendalian yang dikembangkan untuk keberlangsungan

usaha kesehatan peserta didik di Sekolah Dasar Kota Sukabumi ?

3. Bagaimana koordinasi antar institusi dalam pengelolaan usaha kesehatan

peserta didik Sekolah Dasar di Kota Sukabumi ?

a. Bagaimana bentuk koordinasi lintas institusi yang dikembangkan di

Kota Sukabumi ?

b. Bagaimana pelaksanaan koordinasi lintas institusi untuk mendukung

penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar di Kota

Sukabumi ?

4. Bagaimana pendanaan usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar di

Kota Sukabumi ?

a. Bagaimana perencanaan keuangan usaha kesehatan peserta didik di

sekolah .

b. Bagaimana penggunaan dana usaha kesehatan peserta didik di sekolah.

c. Bagaimana pengendalian dan pengawasan penggunaan dana usaha

kesehatan peserta didik di sekolah.

5. Bagaimana implementasi sistem informasi manajemen kesehatan peserta

didik Sekolah Dasar di Kota Sukabumi ?

a. Bagaimana struktur data kesehatan peserta didik yang diperlukan

dalam pengelolaan kesehatan siswa Sekolah Dasar Kota Sukabumi?

b. Bagaimana mekanisme pelaporan data kesehatan peserta didik Sekolah

Dasar di Kota Sukabumi ?

Page 14: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

14

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

14

c. Bagaimana penggunaan sistem informasi manajemen kesehatan yang

dikembangkan untuk mendukung pengelolaan kesehatan siswa

Sekolah Dasar di Kota Sukabumi ?

6. Bagaimana dampak usaha kesehatan peserta didik di sekolah terhadap

pencapaian prestasi peserta didik Sekolah Dasar di Kota Sukabumi ?

a. Bagaimana potensi kesehatan peserta didik dalam menempuh

pembelajaran di sekolah ?

b. Bagaimana peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku hidup

sehat di sekolah ?

c. Bagaimana pencapaian prestasi akademik dan non akademik rata-rata

yang dicapai peserta didik ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara

lengkap tentang penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik Sekolah

Dasar di Kota Sukabumi dengan melihat proses manajemen yang

dilakukan dalam upaya mendukung pencapaian prestasi peserta didik

secara optimal.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis kebijakan daerah yang dikembangkan terkait dengan

pelaksanaan usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar di Kota

Sukabumi.

Page 15: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

15

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

15

b. Menganalisis proses manajemen usaha kesehatan peserta didik yang

dilaksanakan di Sekolah Dasar Kota Sukabumi.

c. Menganalisis pelaksanaan koordinasi lintas institusi dalam

penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar di

Kota Sukabumi.

d. Menganalisis pendanaan usaha kesehatan peserta didik Sekolah Dasar

di Kota Sukabumi.

e. Menganalisis implementasi sistem informasi manajemen kesehatan

peserta didik Sekolah Dasar di Kota Sukabumi.

f. Menganalisis dampak usaha kesehatan peserta didik di sekolah

terhadap pencapaian prestasi peserta didik Sekolah Dasar di Kota

Sukabumi.

g. Mengembangkan model hipotetik manajemen usaha kesehatan peserta

didik di Sekolah Dasar.

D. Manfaat dan Signifikansi Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis

meyakini bahwa hasil penelitian ini akan bermanfaat secara teoritik dan

praktis :

1. Manfaat Dari Aspek Teori dan Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian tentang proses manajemen kesehatan peserta didik

Sekolah Dasar di Kota Sukabumi ini diharapkan dapat memperkuat ilmu

Administrasi Pendidikan khususnya dalam memahami konsep tatakelola

Page 16: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

16

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

16

terkait penyelenggaraan suatu program di lembaga pendidikan yang

melibatkan berbagai unsur internal dan eksternal yang terintegrasi.

Program di sini adalah program usaha kesehatan peserta didik di sekolah,

dimana program ini merupakan salah satu program pengembangan

manajemen sekolah yang akan menunjang peningkatan prestasi belajar

peserta didik secara optimal.

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian

selanjutnya terkait dengan efektivitas model pengembangan manajemen

kesehatan peserta didik di sekolah, dampak model pengembangan

terhadap berbagai variabel yang terkait dengan usaha kesehatan peserta

didik di sekolah, serta bagaimana penerapan model pengembangan

manajemen pada berbagai tingkatan sekolah dari mulai Pendidikan Usia

Dini sampai Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA).

2. Manfaat Dari Aspek Kebijakan

Hasil penelitian akan mendukung implementasi UU RI Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional khususnya pasal 36 yang

menyatakan bahwa Kurikulum pendidikan harus memperhatikan

peningkatan potensi, kecerdasan dan minat serta pasal 45 bahwa setiap

satuan pendidikan menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi

keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan

potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan

peserta didik. Berdasarkan pernyataan tersebut maka sudah selayaknya

sekolah dijadikan tempat yang kondusif untuk membentuk generasi

penerus bangsa yang sehat dan berkualitas sesuai dengan cita-cita Bangsa

Indonesia.

Page 17: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

17

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

17

Hasil penelitian akan mendukung implementasi UU Nomor 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal 45 ,46, 47, dan 79 yang

menyatakan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan

hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang

secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia

yang berkualitas. Kesehatan sekolah diselenggarakan melalui sekolah

formal dan informal.

Hasil penelitian akan mendukung implementasi koordinasi antara

empat Kementerian yang tertuang dalam Peraturan Bersama 4 Menteri

yaitu Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama,

dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 6/X/PB/2014;

Nomor 73 Tahun 2014; Nomor 41 Tahun 2014; Nomor 81 Tahun 2014

tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan

Sekolah/Madrasah. Hasil penelitian akan memperkuat jalur komunikasi

antar institusi untuk lebih meningkatkan koordinasi dalam

penyelenggaraan usaha kesehatan peserta didik di sekolah.

Hasil penelitian akan menyempurnakan implementasi Pedoman

Pelaksanaan UKS di Sekolah (2014) dan Pedoman Pembinaan dan

Pengembangan UKS (2012) yang diterbitkan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,

khususnya dalam meningkatkan kemampuan sekolah untuk mengelola

usaha kesehatan peserta didik di sekolah yang mendukung pertumbuhan

dan perkembangan anak usia sekolah secara optimal.

Hasil penelitian akan memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah

Kota Sukabumi dalam menyusun kebijakan daerah terkait

Page 18: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

18

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

18

penyelenggaraan dan pengelolaan UKS di Kota Sukabumi sesuai dengan

kebutuhan dan potensi daerah yang dimiliki.

3. Manfaat Praktis :

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan manfaat kepada Peneliti dalam hal :

1) Pengembangan konsep berfikir secara sistematis melalui tahapan

penelitian sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian yang

dilaksanakan.

2) Pengalaman dalam membina hubungan saling percaya antara

Peneliti dengan Nara Sumber dalam penelitian ini.

3) Pengalaman mengeksplorasi teori dan konsep yang mendukung

menjadi suatu konsep baru atau hipotesis berdasarkan hasil

penelitian kualitatif yang dilaksanakan.

4) Peningkatan wawasan, pengetahuan serta aplikasi konsep/teori

dalam lingkup ilmu manajemen pendidikan khususnya dalam

pengembangan manajemen kesehatan peserta didik di sekolah.

b. Peserta didik dan Orang Tua Peserta didik

Hasil penelitian akan memberikan gambaran kepada peserta didik

dan orang tua peserta didik tentang manfaat program usaha kesehatan

peserta didik di sekolah yang secara langsung akan diterima oleh

peserta didik selama bersekolah di lembaga pendidikan melalui

pemantauan status kesehatan secara berkala, pendidikan kesehatan dan

pembinaan hidup sehat yang dilaksanakan di sekolah.

c. Pengelola Lembaga Pendidikan (Sekolah Dasar)

Page 19: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

19

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

19

Hasil penelitian akan memberikan manfaat kepada Pengelola

Lembaga Pendidikan terkait dengan proses manajemen kesehatan

peserta didik di sekolah yang dilaksanakan secara koordinatif dan

integratif sehingga memudahkan pelaksana program usaha kesehatan

peserta didik di sekolah dalam penatalaksanaannya.

d. Tim Pembina UKS Kota Sukabumi

Hasil penelitian akan memberikan manfaat kepada Tim Pembina

UKS Kota Sukabumi dalam hal pemantauan dan pengendalian serta

pengembangan program kesehatan peserta didik di sekolah. Tim

Pembina UKS Kota Sukabumi akan memperoleh data dan informasi

yang cepat dan akurat dengan pengembangan sistem informasi

manajemen yang terintegrasi.

e. Pemerintah Daerah Kota Sukabumi.

Hasil penelitian akan memberikan manfaat kepada Pemerintah

Daerah Kota Sukabumi untuk menetapkan kebijakan daerah terkait

pengembangan sistem manajemen kesehatan peserta didik di Kota

Sukabumi sesuai dengan potensi yang dimiliki dan dapat diberlakukan

untuk semua sekolah dari jenjang pendidikan Dasar dan Menengah

yang ada di Kota Sukabumi.

E. Struktur Organisasi Disertasi

Struktur Organisasi Disertasi terdiri dari :

1. BAB I Pendahuluan, berdasarkan struktur pendahuluan yang diadaptasi

dari Evans, Gruba dan Zobel (2014) serta Paltridge dan Starfield (2007)

yang diadopsi oleh UPI dalam Peraturan Rektor Universitas Pendidikan

Page 20: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

20

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

20

Indonesia Nomor 451/UN40/HK/2014, maka penulisan Bab Pendahuluan

ini terdiri dari :

a. Latar belakang penelitian, bagian ini memaparkan konteks penelitian

yang dilakukan. Latar belakang mengenai topik atau isu yang akan

diangkat dalam penelitian sesuai dengan kondisi dewasa ini, adanya

gap yang perlu diisi dengan melakukan pendalaman terhadap topik

yang akan diteliti. Pada bagian ini pula dipaparkan secara ringkat hasil

penelurusan literatur terkait teori dan temuan dari peneliti sebelumnya

mengenai topik yang akan diteliti lebih lanjut

b. Fokus penelitian, bagian ini memuat identifikasi spesifik mengenai

permasalahan yang akan diteliti. Pertanyaan penelitian menunjukkan

sifat dan kompleksitas penelitian yang dilakukan.

c. Tujuan Penelitian, bagian ini terkait erat dengan rumusan masalah

dalam bagian sebelumnya, diuraikan dalam tujuan umum dan tujuan

khusus.

d. Manfaat/signifikansi penelitian, bagian ini memberikan gambaran

mengenai nilai lebih atau kontribusi yang dapat diberikan oleh hasil

penelitian yang dilakukan. Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari :

(1) manfaat dari aspek teori; (2) manfaat dari aspek kebijakan; (3)

manfaat dari aspek praktis, yaitu manfaat untuk peneliti sendiri,

peserta didik dan orang tua peserta didik, pengelola lembaga

pendidikan, tim pembina UKS, dan Pemerintah Daerah.

2. BAB II Kajian Pustaka, bagian ini berisi : (1) konsep, teori, dalil, hukum,

model, dan rumusan serta turunannya yang relevan dengan bidang kajian

penelitian; (2) hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang

Page 21: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

21

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

21

yang diteliti termasuk prosedur, subjek, dan temuannya; (3) posisi teoritis

peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.

3. BAB III Metode Penelitian, bagian ini berisi rancangan penelitian dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, yang terdiri dari : (1) desain

penelitian, (2) partisipan dan tempat penelitian, (3) teknik pengumpulan

data, (4) analisis data, dan (5) jadual penelitian.

4. BAB IV Temuan dan Pembahasan, bagian ini menyampaikan tiga hal

utama, yakni : (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan

analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan

urutan permasalahan penelitian, (2) pembahasan temuan penelitian untuk

menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, dan

(3) rumusan hipotetik berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap fokus

kajian penelitian.

5. BAB V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi, serta Keterbatasan

Penelitian. Bagian ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti

terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal

penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian yang dilaksanakan.

Simpulan menjawab fokus dan pertanyaan penelitian. Implikasi dan

rekomendasi ditujukan kepada pembuat kebijakan, para pengguna hasil

penelitian, kepada penelitian selanjutnya, serta follow up dari hasil

penelitian. Keterbatasan penelitian menjelaskan tentang keterbatasan yang

terkait dengan metode penelitian dan proses penelitian yang dirasakan oleh

peneliti selama melaksanakan penelitian.

Page 22: BAB I PENDAHULUANrepository.upi.edu/24449/4/D_ADPEN_1201082_Chapter1.pdf · Anna Susana, 2015 MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

22

Anna Susana, 2015

MANAJEMEN KESEHATAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR DI KOTA SUKABUMI (Studi Kasus di SDN

Surya Kencana CBM, SDN Dewi Sartika CBM,dan SDN Sukasirna)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

22