BAB I new
Transcript of BAB I new
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia dalam menjalankan aktivitasnya diperlukan sebuah
energi yang dapat meningkatkan kinerja otot-otot. Apabila kekuatan energi
melebihi aktivitas dari kemampuan bekerja maka ditimbulkannya tingkat
kelelahan. Sehingga akan berakibat suatu produktivitas yang menurun.
Seperti halnya tubuh manusia sebagai suatu mesin, dimana dalam
menjalankannya tedapat suatu serangkaian batasan dari hukum alam. Hal
ini dikarenakan semakin besar gerakan otot makin tinggi pula pengeluaran
energi kerjanya. Untuk itu diperlukan suatu metode yang dapat menghitung
tingkat kebebanan yang dapat diberikan serta penjadwalan waktu istirahat
sesuai dengan fisik manusia itu sendiri.
Pada praktikum modul fisiologi kerja ini akan dilakukan suatu
pengukuran mengenai denyut jantung, berat badan, dan tinggi badan serta
melakukan perhitungan energi yang dikeluarkan, konsumsi okigen dan
sebagainya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat ergocycle
dan treadmills.
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan:
1. Memahami lebih mendalam mengenai fisiologi kerja.
2. Mampu melakukan pengukuran kerja secara fisiologis.
3. Mampu menentukan besar beban kerja berdasarkan kriteria
fisiologis.
4. Mampu membuat atau menentukan jadwal kerja - istirahat yang
memberikan performansi fisiologis yang terbaik.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan:
1. Melakukan pengukuran denyut nadi.
2. Menentukan konsumsi oksigen berdasarkan denyut nadi tiap menit
secara interpolasi.
3. Menghitung metabolisme kerja dan metabolisme istirahat.
4. Menghitung durasi istirahat yang diperlukan berdasarkan
pengukuran fisiologis.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Fisiologi Kerja
Fisiologi eksperimental diawali pada abad ke-17, ketika ahli anatomi
William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. Herman
Boerhaave sering disebut sebagai bapak fisiologi karena karyanya berupa
buku teks berjudul Institutiones Medicae (1708) dan cara mengajarnya yang
cemerlang di Leiden. William Harvey (1 April 1578 – 3 Juni 1657) ialah dokter
yang mendeskripsikan sistem peredaran darah yang dipompakan sekeliling
tubuh manusia oleh jantung, ini mengembangkan gagasan René Descartes
yang dalam deskripsi tubuh manusianya bahwa arteri dan vena ialah pipa
dan membawa makanan ke sekeliling tubuh. Ilmu Fisiologi telah diajarkan
sejak tahun 1953, dan dikenal sebagai Ilmu Faal. Pada kurun waktu tahun
1953 – 1968 ilmu fisiologi merupakan ilmu yang diberikan pada masa
bachelor tingkat I yang kemudian dikenal sebagai sarjana muda.
Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan,
dan fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak
bergantung pada jenis organismeyang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang
dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau
seluruhnya pada sel manusia. (Chuwairul,2012)
2.2 Kerja Fisik dan Konsumsi Energi Kerja
Dalam perencanaan berbagai kegiatan atau pekerjaan untuk
pencapaian tujuan tentunya telah di tentukan.. Upaya untuk
menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang mungkin
saja bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap
orang akan ditempatkan dan di tugaskan untuk setiap kegiatan yang
sederhana dan spesifik (Nurmianto, 2003). Oleh karena itu secara umum
jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik (otot) dan kerja
mental, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kerja Fisik
Pengeluaran energi relatif banyak dan pada jenis ini dibedakan lagi
menjadi dua cara:
1. Kerja Statis, yaitu:
Tidak menghasilkan gerak.
Kontraksi otot bersifat isometris (tegang otot bertambah sementara
tegangan otot tetap).
Kelelahan lebih cepat terjadi.
2. Kerja Dinamis, yaitu:
Menghasilkan gerak.
Kontraksi otot bersifat isotonis (panjang otot berubah sementara
tegangan otot tetap).
Kontraksi otot bersifat ritmis (kontraksi dan relaksasi secara
bergantian).
Kelelahan relatif agak lama terjadi.
Kerja Mental
(Chuwairul,2012)
2.3 Pengukuran Konsumsi Oksigen
Pengukuran Konsumsi Oksigen Besarnya pengeluaran energi
sebagai akibat kerja fisik sangat berkaitan dengan konsumsi energi. Satuan
pengukuran konsumsi energi adalah kilo kalori (KKal). 1 KKal adalah jumlah
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan tempertaur 1 liter air dari 14,5o C
menjadi 15,5o C. Energi yang dikonsumsikan seringkali bisa diukur secara
langsung yaitu melalui konsumsi oksigen (O2) yang dihisap. Menurut Mc.
Cormick, volume oksigen yang dibutuhkan bekerja dapat dipakai sebagai
dasar menentukan jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar
persamaan berikut ini : 1 liter oksigen = 4,7 – 5 Kkal.
Sedangkan menurut Nurmianto (2000), jika 1 liter oksigen dikonsumsi
oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 KKal energi. Faktor inilah
yang merupakan nilai kalori suatu oksigen. Volume oksigen yang digunakan
tersebut dihitung dengan cara mengukur volume udara ekspirasi dan
kemudian kadar oksigennya ditentukan dengan teknik sampling. Dengan
mengetahui temperatur dan tekanan udaranya, maka volume oksigen yang
digunakan dapat dihitung.
(Nurmianto,2000)
2.4 Pengukuran Denyut Jantung
Pengukuran Denyut Jantung Derajat beban kerja tidak hanya
tergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung
pada jumlah otot yang terlibat pada pembebanan otot statis. Sejumlah
konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah
kecil otot relatif terhadap sejumlah besar otot. Astrand dan Christensen
meneliti pengeluaran energi dari tingkat denyut jantung dan menemukan
adanya hubungan langsung antara keduanya. Tingkat pulsa dan denyut
jantung per menit dapat digunakan untuk menghitung pengeluaran energi.
[Retno Megawati, 2003].
Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut
jantung dan pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh
lingkungan atau tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga faktor tersebut
memberikan pengaruh yang sama besar. Pengukuran berdasarkan kriteria
fisiologis ini bisa digunakan apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut
dapat diabaikan atau situasi kegiatan dalam keadaan normal.
[Retno Megawati, 2003].
2.5 Panjang Periode Kerja dan Istirahat
Dalam buku Sastrowinoto (1985), menyebutkan bahwa dengan studi
kerja kita mengetahui bahwa orang yang bekerja di selipi oleh istirahat
dengan berbagai jalan. Ada 4 tipe istirahat yang dapat dibedakan :
a. Spontan
.Istirahat spontan jelas merupakan istirahat yang diselipkan oleh
pekerja sendiri untuk mengaso. Meski tidak akan memakan waktu
lama meskipun sering dilakukan, terutama pada pekerjaan yang berat.
b. Tersembunyi
Adalah melakukan pekerjaan yang tidak perlu bagi tugas yang
sedang Ia tangani. Banyak juga tempat - tempat yang memungkinkan
waktu mengaso jenis itu, misalnya membersihkan komponen mesin
membenahi bangku kerja, duduk yang enak dan lain-lain.
c. Kondisi pekerja
Istirahat kondisi kerja terdiri atas segala tipe waktu tunggu,
tergantung pada pengaturan pekerjaan atau gerakan dari mesin.
Seringkali waktu tunggu semacam itu terjadi ketika operasi mesin telah
selesai, perkakas harus didinginkan,
d. Telah ditentukan
Istirahat telah ditentukan dibuat berdasarkan studi kerja. Kalau
ditentukan banyaknya waktu istirahat pendek yang diselipkan selama
bekerja, maka ternyata bahwa mengaso tersembunyi dan mengaso
spontan akan berkurang jumlahnya. Menanti datangnya komponen,
atau operasi perawatan mesin.
(Nurmianto,2000)
2.6 Kelelahan Kerja
Definisi umum dari kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi
pada syaraf dan otot manusia, sehingga tidak dapat berfungsi lagi
sebagaimana mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah
pengaruh dari kerja pada pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk
mengurangi kecepatan kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi dari
performasi optimis seorang operator. Pengukuran kelelahan dapat dilakukan
dengan beberapa cara (Nurmianto, 2003). Berikut ini adalah cara untuk
mengukur tingkat kelelahan.
1. Mengukur kecepatan denyut jantung.
2. Mengukur kecepatan pernafasan.
3. Mengukur tekanan darah.
4. Jumlah oksigen yang terpakai dalam tubuh.
5. Perubahan temperatur tubuh.
6. Perubahan komposisi kimia dalam darah dan urin.
7. Menggunakan alat uji kelelahan, yaitu Riken Fatique Indicator.
[Retno Megawati, 2003].
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Adapun peralatan yang digunakan adalah :
1. Treadmills
2. Stopwatch
3. Observation sheet
4. Timbangan badan
5. ECG (electrocardiogram)
3.2 Subyek Praktikum
Nama : M. Sofiandi
Umur : 20 th
NRP : 110421100050
Jenis Kelamin : Laki-Laki
BB (Kg) : 52 kg
TB (Cm) : 162 cm
HR Normal :105
3.3 Prosedur Praktikum
Adapun langkah – langkah dari pelaksanaan praktikum ”Physiological
Performance” adalah sebagai berikut :
Tredmeal
Memilih operator yang sehat, kondisi emosi normal, telah berselang 2
jamdari waktu makan, cukup istirahat dan tidak melakukan pekerjaan
berat sebelum praktikum, tidak merokok dan kondisi mabuk pada saat
percobaan.
Periksa tekanan darah dan heart Rate operator pada kondisinormal.
Ketika menjalankan percobaan posisi badan operator harus tegak dan
pandangan kedepan, dan kaki diangkat maksimal 20 cm dari
permukaan tredmil.
kecepatan 20 untuk pengamatan pertama dan 60 untuk pengamatan
ke-dua.
Lakukan pengamatan selama 5 menit operasi tredmil untuk kecepatan
20 rpm. Istirahat dilakukan setelah menit ke 1,2 dan 3. Lama waktu
istirahat ditiap operasi adalah 1 menit.
Lakukan pengamatan selama 10 menit operasi tredmil untuk
kecepatan 60 rpm. Istirahat dilakukan setelah menit ke 1,2, 3,7 dan 10.
Lama waktu istirahat ditiap operasi adalah 1 menit.