BAB I MP revisi

25
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu dari 6 program pokok puskesmas yang merupakan pelayanan kesehatan terdepan. KIA melayani ibu hamil, ibu nifas, ibu bersalin, bayi, balita dan KB. Mengingat masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), maka diperlukan upaya keras dan intensif untuk menekan AKI dan AKB sehingga dapat mencapai target yang sudah ditetapkan pada program pemerintah. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs,2000), pada tahun 2015 diharapkan angka kematian ibu menurun sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990- 2015 dan angka kematian bayi dan balita sebesar menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Dalam rangka mencapai MDGs 2015 ini, perlu ditingkatkan pembangunan kesehatan sebagai upaya penyelenggaraan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan dengan optimal. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan angka kematian ibu menjadi 102/100.000 KH. Angka kematian bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH dan angka kematian balita menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015. Untuk itu penting diadakan program KIA dan KB dalam pelayanan dasar di Puskesmas. Untuk di Puskesmas Andalas sendiri, pada tahun 2011 sudah tercapai target pencapaian dari sebagian besar indikator 1

Transcript of BAB I MP revisi

Page 1: BAB I MP revisi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu dari 6 program pokok puskesmas

yang merupakan pelayanan kesehatan terdepan. KIA melayani ibu hamil, ibu nifas, ibu

bersalin, bayi, balita dan KB. Mengingat masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan

angka kematian bayi (AKB), maka diperlukan upaya keras dan intensif untuk menekan AKI

dan AKB sehingga dapat mencapai target yang sudah ditetapkan pada program pemerintah.

Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs,2000), pada

tahun 2015 diharapkan angka kematian ibu menurun sebesar tiga-perempatnya dalam kurun

waktu 1990-2015 dan angka kematian bayi dan balita sebesar menurun sebesar dua-pertiga

dalam kurun waktu 1990-2015.

Dalam rangka mencapai MDGs 2015 ini, perlu ditingkatkan pembangunan kesehatan

sebagai upaya penyelenggaraan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

dengan optimal. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan

angka kematian ibu menjadi 102/100.000 KH. Angka kematian bayi dari 68 menjadi

23/1.000 KH dan angka kematian balita menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015. Untuk itu

penting diadakan program KIA dan KB dalam pelayanan dasar di Puskesmas.

Untuk di Puskesmas Andalas sendiri, pada tahun 2011 sudah tercapai target pencapaian

dari sebagian besar indikator keberhasilan program KIA dan KB ini. Seperti misalnya

indikator K1 dengan target pencapaian 95 dicapai melebihi target yaitu 106 untuk Puskesmas

Andalas, begitu juga dengan indikator-indikator lainnya seperti K4, Persalinan yang dibantu

tenaga kesehatan, KF1, KF2 dan KF3. Sementara untuk angka kunjungan bayi dan balita

serta temuan kasus ibu hamil dengan resiko tinggi masih belum mencapai target.

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :

1) Untuk mengetahui cakupan program KIA dan KB di puskesmas Andalas

2) Untuk mengetahui target dan pencapaian program KIA dan KB di puskesmas

Andalas

1

Page 2: BAB I MP revisi

3) Untuk mengetahui kendala dalam melaksanakan dan mencapai target pada

program KIA dan KB di puskesmas Andalas

1.3 Batasan Masalah

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pelaksanaan program KIA dan KB di

Puskesmas Andalas.

1.4 Metode Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan berbagai literatur sebagai sumber kepustakaan,

analisis data Puskesmas Andalas dan diskusi.

2

Page 3: BAB I MP revisi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Program Kesehatan Ibu dan Anak merupakan kegiatan yang terdiri dari pengumpulan,

pengolahan, analisa dan interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara

program dan pihak / instansi terkait untuk tindak lanjut yang terdiri dari pelayanan ibu hamil,

ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, bayi baru lahir, bayi baru lahir

dengan komplikasi, bayi, balita dan keluarga berencana (KB).

2.2 Program Pokok pada Pelayanan KIA

2.2.1 Pelayanan Antenatal

Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama

kehamilannya, yang disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal yang di tetapkan dalam

Standar Pelayanan Kebidanan (SPK), yang terdiri dari :

a) Anamnesis

b) Pemeriksaan Fisik

c) Timbang BB dan ukur TB

d) Nilai Status Gizi (LLA)

e) Ukur Tinggi Fundus Uteri

f) Tentukan Presentasi Janin dan BJJ

g) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi TT (Tetanus Toxoid)

bila diperlukan.

h) Pemberian Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan.

i) Test laboratorium (rutin dan khusus)

j) Tatalaksana khusus

k) Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

Frekwensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan :

a) Minimal 1 kali pada triwulan pertama

b) Minimal 1 kali pada triwulan kedua

c) Minimal 2 kali pada triwulan ketiga

3

Page 4: BAB I MP revisi

2.2.2 Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Pada prinsipnya hal ini bertujuan

untuk :

- Mencegah terjadinya infeksi

- Menerapkan metode persalinan yang sesuai dengan standar

- Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi

- Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

- Memberikan injeksi vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir

2.2.3 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan Ibu Nifas merupakan pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu

mulai dari 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan kunjungan nifas

minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu:

- Kunjungan nifas pertama : 6 jam – 3 hari pasca persalinan

- Kunjungan nifas kedua : 4 – 28 hari pasca persalinan

- Kunjungan nifas ketiga : 29 – 42 hari pasca persalinan

Pelayanan yang diberikan adalah :

- Pemeriksaan TD, nadi, respirasi dan suhu

- Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uteri)

- Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya

- Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI ekslusif

- Pemberian kapsul vit A sebanyak 2 kali (segera setelah melahirkan dan 24 jam setelah

pemberian pertama)

- Pelayanan KB pasca persalinan

2.2.4 Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan

oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 –

28 hari setelah lahir.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :

- Kunjungan Neonatus ke-1 ( KN 1 ) : 6 - 48 setelah lahir

- Kunjungan Neonatus ke-2 ( KN 2 ) : hari ke 3 – 7 setelah lahir

4

Page 5: BAB I MP revisi

- Kunjungan Neonatus ke-3 ( KN 3 ) : hari ke 8 – 28 setelah lahir

Pemeriksaan yang dilakukan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda

(MTBM) :

a) Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir

- Perawatan tali pusat

- Melaksanakan ASI ekslusif

- Memastikan bayi telah diberi injeksi vitamin K 1

- Memastikan bayi telah diberi salep mata antibiotik

- Memberikan imunisasi Hb 0

b) Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM

- Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare,

berat badan rendah dan masalah pemberian ASI

- Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif,

pencegahan hipotermi, dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah

dengan menggunakan buku KIA.

- Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

2.2.5 Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi Kebidanan

Deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk

menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor resiko dan komplikasi kebidanan.

Faktor resiko pada ibu hamil adalah :

- Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun

- Anak > 4 orang

- Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun

- Kurang energi kronis (KEK) dengan LLA < 23,5 cm atau penambahan berat

badan > 9 kg selama masa kehamilan

- Anemia dengan Hb < 11 g/dl

- TB < 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang

- Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau pada kehamilan sekarang.

- Sedang menderita penyakit kronis antaranya : TBC, kelainan jantung, ginjal, hati,

kelainan endokrin, tumor dan keganasan

- Riwayat kehamilan buruk (abortus berulang, mola hidatidosa, KPD, kehamilan

ektopik, bayi dengan cacat kongenital)

5

Page 6: BAB I MP revisi

- Riwayat persalinan dengan komplikasi (sectio caesaria, ekstraksi vakum / forcep)

- Kelainan jumlah janin (kehamilan ganda)

- Kelainan besar janin

- Kelainan letak janin

2.2.6 Penanganan Komplikasi Kebidanan

Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi

kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang

kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.

Pelayanan obstetri :

- Penanganan pendarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas

- Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan

- Pencegahan dan penanganan infeksi

- Penanganan partus lama / macet

- Penanganan abortus

- Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi rujukan

Pelayanan neonatus :

- Pencegahan dan penanganan asfiksia

- Pencegahan dan penanganan hipotermi

- Penanganan BBLR

- Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus, kejang neonatus, ikterus ringan –

sedang

- Pencegahan dan penangan gangguan minum

- Stabilisasi komplikasi neonatus untuk dirujuk dan transportasi rujukan

2.2.7 Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi

Pelayanan neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus dengan penyakit

dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecatatan dan kematian oleh tenaga

kesehatan.

Tanda- tanda neonatus dengan komplikasi :

- Tidak mau minum / menyusu atau memuntahkan semua yang masuk kemulutnya

- Riwayat kejang

- Bergerak jika hanya diransang

- Frewensi napas < 30 x / menit atau > 60 x / menit

6

Page 7: BAB I MP revisi

- Suhu tubuh < 35,5 c atau > 37,5 c

- Tarikan dinding dada kedalam sangat kuat

- Merintih

- Ada pustul di kulit

- Nanah banyak di mata

- Pusar kemerahan meluas ke dinding perut

- BBLR atau ada masalah menyusu

- Berat menurut umur rendah

- Adanya kelainan kongenital

- Prematuritas

- Asfiksia

- Infeksi bakteri

- Kejang

- Ikterus

- Diare

- Hipotermi

- Tetanus neonatorum

- Trauma lahir, sindrom gangguan pernapasan, dll.

2.2.8 Pelayanan Kesehatan Bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh

tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai 11 bulan

setelah lahir.

Pelayanan kesehatan tersebut meliputi :

- Pemberian imunisasi dasar lengkap ( BCG, polio 1- 4, DPT / Hb, campak )

sebelum usia 1 tahun

- Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi ( SDIDTK )

- Pemberian vit A (6 – 11 bulan)

- Konseling ASI ekslusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda – tanda

sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan buku KIA.

- Penanganan dan rujukan kasus jika perlu.

7

Page 8: BAB I MP revisi

2.2.9 Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Masa balita merupaka masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar – dasar

kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif

dan awal pertumbuhan moral.

Pelayanan sesuai standar yang diberikan meliputi :

- Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun

- Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)

- Pemberian vitamin A dosis tinggi, 2 kali setahun.

- Kepemilikan dan pemamfaatan buku KIA oleh setiap anak balita

- Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menngunakan pendekatan MTBS

(Manajemen Terpadu Bayi Sakit)

2.2.10 Pelayanan KB Berkualitas

Pelayananan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan menghormati

hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat berkonstribusi

dalam menurunkan angka kematian ibu dan menurunkan tingkat fertilitas bagi pasangan yang

telah cukup memiliki anak (2 anak lebih baik), serta meningkatkan fertililitas bagi pasangan

yang ingin mempunyai anak.

Metode kontrasepsi meliputi :

- KB alamiah (sistem kalender, LAM, coitus interuptus)

- Metode KB hormonal ( pil, suntik, susuk )

- Metode KB non hormonal (kondom, AKDR / IUD, vasektomi, dan tubektomi)

2.3 Indikator Pemantauan Keberhasilan Program KIA

Indikator pemantauan keberhasilan program KIA dan KB adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Indikator Pemantauan Keberhasilan Program KIA dan KB

NO PROGRAM KIA INDIKATOR PEMANTAUAN

1 ANTENATAL CARE K1, K42 PERTOLONGAN PERSALINAN Pn3 PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS KF1, KF34 PELAYANAN KESEHATAN NEO NAFUS KN1 , KN35 DETEKSI FAKTOR RESIKO DAN KOMPIKASI

OLEH MASYARAKAT-

6 PELAYANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN - PEMERIKSAAN ANC

- PEMERIKSAAN PADA SAAT

8

Page 9: BAB I MP revisi

1 2 37 PELAYANAN NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI PEMERIKSAAN WAKTU

KUNJUNGAN NEONATUS

8 PELAYANAN KESEHATAN BAYI - PEMBERIAN IMUNISASI LENGKAP (HB,BCCA)

- PEMBERIAN VITAMIN A(6-11 BULAN)

- ASI EKLUSIF9 PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA PEMBERIAN VITAMIN

A (1-5 TAHUN) 2 X SETAHUN

10 PELAYANAN KB BERKUALITAS KB AKTIFSumber : Laporan Tahunan KIA-KB Puskesmas Andalas 2011

Keterangan :

K 1 :Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga

kesehatan pada trimester pertama

K2 :Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar (paling

sedikit 4 kali selama kehamilan)

Pn :Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan

KF 1 :Kunjungan nifas 6 jam – 3 hari setelah persalinan

KF 3 :Kunjungan nifas dari hari ke 29 – 42 hari pasca persalinan

KN 1 :Cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar setelah 6 – 48 jam

pasca persalinan

KN 3 :Cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar setelah 8 – 28 hari

pasca persalinan

2.4 Pengumpulan, Pencatatan dan Pengolahan Data KIA

Pengumpulan, pencatatan dan pengolahan data program KIA sama dengan program

lainnya. Pengumpulan data dari desa, kelurahan dikumpulkan ke Puskesmas dilakukan

pencatatan diolah dalam bentuk grafik atau tabel dilaporkan sesuai jenjang administrasi

(DKK).

9

Page 10: BAB I MP revisi

BAB III

ANALISIS SITUASI

3.1 Keadaan Geografis

Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan wilayah kerja meliputi 10

kelurahan dengan luas 8.15 km2 dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Padang Utara, Kuranji

Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Selatan

Sebelah Barat : Kecamatan Padang Barat

Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh

3.2 Keadaan Demografi

Data kependudukan Kecamatan Padang Timur sebagai wilayah kerja Puskesmas Andalas

adalah :

Tabel 3.1. Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan

NO KELURAHAN JUMLAH

1 Kelurahan Sawahan 7172

2 Kelurahan Jati Baru 7534

3 Kelurahan Jati 11722

4 Kelurahan Sawahan Timur 6029

5 Kelurahan Simpang Haru 6605

6 Kelurahan Andalas 10358

7 Kelurahan Kubu Marapalam 7124

8 Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah 11754

9 Kelurahan Parak Gadang Timur 8831

10 Kelurahan Ganting Parak Gadang 11775

Jumlah 88895

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas 2011

10

Page 11: BAB I MP revisi

3.3 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Wilayah Kerja Puskesmas Andalas sangat luas, oleh karena itu untuk melayani

masyarakat, Puskesmas Andalas memiliki 1 buah Puskesmas induk, dan 8 buah Puskesmas

pembantu dan 1 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Andalas, yaitu :

- Puskesmas Pembantu Andalas Barat

- Puskesmas Pembantu Parak Karakah

- Puskesmas Pembantu Tarandam

- Puskesmas Pembantu Ganting Selatan

- Puskesmas Pembantu Jati Gaung

- Puskesmas Pembantu Sarang Gagak

- Puskesmas Pembantu Kubu Dalam

- Puskesmas Pembantu Kampung Durian

- Poskeskel Kubu Marapalam

Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas Andalas mempunyai :

- 1 buah kendaraan roda empat ( Puskel )

- 5 buah kendaraan roda dua

Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas yaitu :

- Rumah Sakit Pemerintah : 3

- Rumah Sakit Swasta : 6

- Klinik Swasta : 6

- Dokter Praktek Umum : 51 Orang

- Dokter Praktek Spesialis : 15 Orang

- Bidan Praktek Swasta : 30 Orang

- Dukun Terlatih : 2 Orang

- Kader aktif : 352 Orang

- Pos KB : 12 Pos

- Posyandu Balita : 88

- Posyandu Lansia : 8

11

Page 12: BAB I MP revisi

3.4 Sarana dan Prasarana Umum

Taman Kanak-kanak : 34

SD Negeri : 35

SD Swasta : 14

SMP : 11

SMU/SMK : 15

Perguruan Tinggi : 4

Tempat Ibadah : 112

Salon/Pangkas Rambut : 34

Pasar : 2

3.5 Tenaga Kesehatan

Puskesmas Andalas mempunyai tenaga kesehatan yang bertugas di dalam gedung induk

dan Puskesmas Pembantu. dengan rincian : 51 orang PNS, 8 orang tenaga PTT, 6 orang

tenaga volunteer/honor.

12

Page 13: BAB I MP revisi

BAB IV

PELAKSANAAN PROGRAM KIA DAN KB

PUSKESMAS ANDALAS

4.1 Program KIA yang Ada di Puskesmas Andalas

Program KIA yang dilaksanakan di Puskesmas Andalas dibagi menjadi 2, yaitu Program

KIA Ibu dan Program KIA Anak.

4.1.1 Kegiatan Program KIA Ibu di Puskesmas Andalas

Berikut adalah daftar program kegiatan KIA Ibu :

Tabel 4.1 Kegiatan Program KIA Ibu

NO Kegiatan Program Kesehatan Ibu

1 PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)

2 Kunjungan Bumil

3 Kunjungan Nifas / Persalinan

4 Forum Komunikasi Bidan

(Mengadakan arisan BPS Padang Timur 1x 2 bulan)

5 Kelas Ibu (Senam hamil dan memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil)

6 Audit kematian maternal (melakukan autopsi verbal jika ada kasus)

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas 2011

4.1.2 Kegiatan Program KIA Anak di Puskesmas Andalas

Berikut adalah daftar kegiatan program KIA Anak :

Tabel 4.2 Kegiatan Program KIA Anak

NO Kegiatan Program Kesehatan Anak

1 Kunjungan Neonatus

2 Kelas Ibu Balita (dilaksanakan 2x1 bulan di PAUD Bintang)

3 DDTK (dilakukan pada bayi dan balita bermasalah tentang tumbuh kembang)

1 2

13

Page 14: BAB I MP revisi

4 MTBS/MTBM (dilakukan pada bayi dan balita pada waktu kunjungan berobat)

5 Audit kematian perinatal (autopsi verbal kerumah)

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas 2011

4.2 Sasaran Pelayanan Program KIA dan KB di Puskesmas Andalas

Tabel 4.3. Data Sasaran Pelayanan di Puskesmas Andalas Tahun 2010

NO KELURAHAN BAYI BALITA BUMIL BULIN/

NIFAS

BUTEKI WUS PUS LANSIA

1 SAWAHAN 153 749 168 160 306 1571 1076 531

2 JATI BARU 161 786 177 169 322 1650 1130 558

3 JATI 250 1223 275 262 500 2567 1758 868

4 SAWAHAN TIMUR 128 629 142 135 256 1321 904 446

5 KB.MARAPALAM 152 741 167 160 304 1560 1069 527

6 ANDALAS 221 1081 243 232 442 2268 1554 766

7 KB.DLM.PRK.KRKH 250 1226 275 263 500 2572 1762 869

8 PRK.GDG.TIMUR 188 922 207 198 376 1934 1325 653

9 SP.HARU 141 689 155 148 282 1446 991 489

10 GT.PRK.GADANG 251 1229 276 263 502 2579 1766 871

JUMLAH 1895 9275 2085 1990 3790 19468 13335 6578

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas 2011

4.3 Pencapaian Program KIA Di Puskesmas Andalas

14

Page 15: BAB I MP revisi

Sebagian besar target keberhasilan pencapaian program KIA-KB di Puskesmas Andalas

telah tercapai. Seperti target K1, K2, K3, K4, KF1, KF2 dan KF3 seluruhnya sudah mencapai

target yang ditetapkan. Sedangkan untuk deteksi ibu hamil resiko tinggi yang melahirkan

dibantu tenaga kesehatan itu masih belum mencapai target yang ditentukan yaitu 50%. Untuk

datanya bisa dilihat pada tabel 4.4. berikut :

Tabel 4.4 Pencapaian Deteksi Resti Nakes Puskesmas Andalas Tahun 2011

WILAYAH KERJA TARGET RESTI NAKES

SAWAHAN 50 24.3

JATI BARU 50 16.9

JATI 50 13.0

SAWAHAN TIMUR 50 17.7

KB. MARAPALAM 50 13.7

ANDALAS 50 24.3

KB.DLM.PRK.KRAKAH 50 11.3

PRK.PDG.TIMUR 50 13.6

SIMP.HARU 50 16.2

GT. PARAK GDG 50 15.5

PUSKESMAS 50 16.4

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas 2011

Begitu juga dengan angka kunjungan bayi dan balita masih belum mencapai target yang

ditentukan. Hal ini bisa dikarenakan beratnya indikator untuk satu kali kunjungan. Seorang

bayi itu dihitung satu kali kunjungan apabila ia memenuhi 4 syarat :

1. Mengikuti DDTK 4 kali setahun.

2. Imunisasi dasar lengkap.

3. Melakukan penimbangan minimal 8 kali menjelang usia 1 tahun.

4. Mendapat vit A satu kali.

Apabila keempat syarat ini sudah terpenuhi, barulah dikatakan bayi itu sudah melakukan

kunjungan ke Puskesmas. Mungkin hal inilah yang menyebabkan masih belum tercapainya

target kunjungan bayi dan balita di Puskesmas Andalas ini. Data kunjungan bayi dan balita di

Puskesmas Andalas bisa dilihat pada tabel 4.5. dan 4.6. berikut :

15

Page 16: BAB I MP revisi

Tabel 4.5. Pencapaian Kunjungan Bayi Puskesmas Andalas Tahun 2011

WILAYAH KERJA TARGET KUNJUNGAN BAYI

SAWAHAN 92 86.2

JATI BARU 92 86.3

JATI 92 87.0

SAWAHAN TIMUR 92 89.1

KB. MARAPALAM 92 87.3

ANDALAS 92 88.5

KB.DLM.PRK.KRAKAH 92 86.0

PRK.PDG.TIMUR 92 85.7

SIMP.HARU 92 85.3

GT. PARAK GDG 92 86.2

PUSKESMAS 92 86.7

Sumber : Laporan Tahunan KIA-KB Puskesmas Andalas 2011

Tabel 4.6. Pencapaian Kunjungan Balita Puskesmas Andalas Tahun 2011

WILAYAH KERJA TARGET KUNJUNGAN BALITA

SAWAHAN 80 84.5

JATI BARU 80 79.2

JATI 80 78.1

SAWAHAN TIMUR 80 83.6

KB. MARAPALAM 80 83.1

ANDALAS 80 80.5

1 2 3

KB.DLM.PRK.KRAKAH 80 79.2

16

Page 17: BAB I MP revisi

PRK.PDG.TIMUR 80 77.4

SIMP.HARU 80 77.0

GT. PARAK GDG 80 81.2

PUSKESMAS 80 80.1

Sumber : Laporan Tahunan KIA-KB Puskesmas Andalas 2011

Sedangkan untuk pencapaian program KB dapat dilihat dari data peserta KB aktif yang

ada. Untuk rincian jumlah pengguna KB aktif dapat dilihat dari grafik berikut :

Grafik 4.1. Pencapaian Peserta KB Aktif Puskesmas Andalas Tahun 2011

Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa persentase terbanyak adalah pemakai

kontrasepsi suntik, IUD dan Pil. Sementara untuk keberhasilan program KB itu diharapkan

lebih banyak masyarakat yang memakai kotrasepsi tetap seperti MOP dan MOW atau IUD

yang jangka waktu pemakaiannya lebih lama.

BAB V

PENUTUP

17

Page 18: BAB I MP revisi

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai pelaksanaan program KIA di Puskesmas

Andalas, dapat kita lihat bahwa tidak semua program bisa mencapai target. Seperti angka

kunjungan bayi dan balita itu tidak mencapai target yang diharapkan. Hal ini bisa

dikarenakan beratnya indikator untuk satu kali kunjungan. Seorang bayi itu dihitung satu kali

kunjungan apabila ia memenuhi 4 syarat :

5. Mengikuti DDTK 4 kali setahun.

6. Imunisasi dasar lengkap.

7. Melakukan penimbangan minimal 8 kali menjelang usia 1 tahun.

8. Mendapat vit A satu kali.

Apabila keempat syarat ini sudah terpenuhi, barulah dikatakan bayi itu sudah melakukan

kunjungan ke Puskesmas. Mungkin hal inilah yang menyebabkan masih belum tercapainya

target kunjungan bayi dan balita di Puskesmas Andalas ini.

Sementara untuk program KB, di Puskesmas Andalas ini melayani 5 jenis kontrasepsi,

yaitu : suntik, pil, IUD, kondom dan implant (susuk). Pelayanan diberikan kepada seluruh

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Andalas yang datang meminta ber-KB dan tidak

dipungut biaya.

5.2 Saran

- Untuk menekan AKI dan AKB maka perlu ditingkatkan penyuluhan kepada

masyarakat mengenai pentingnya melakukan kunjungan ke Puskesmas secara

rutin dan teratur khususnya bagi Ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita dan anak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes, 1991. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid III. Jakarta

18

Page 19: BAB I MP revisi

2. Trihono, ARRIMES : Manajemen Puskesmas berbasis paradigma sehat, 2005, Sagung Seto. Jakarta

3. Laporan Tahunan Puskesmas Andalas Tahun 2011.

4. Laporan Tahunan KIA-KB Puskesmas Andalas Tahun 2011.

19