Bab i Masalah

38
BAB I MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PPL A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena setiap kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran di kelas harus berpedoman pada apa yang tertulis dalam RPP. RPP merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Menurut PP No 19 Tahun 2005 pasal 20, suatu perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya : Tujuan Pembelajaran, Materi pembelajaran, Metode pembelajaran, Sumber belajar, dan Penilaian hasil belajar. Lingkup RPP paling luas mencakup satu kompetensi yang terdiri atas 1

description

bab i masalah

Transcript of Bab i Masalah

Page 1: Bab i Masalah

BAB I

MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PPL

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran.

Karena setiap kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran di kelas harus

berpedoman pada apa yang tertulis dalam RPP. RPP merupakan rencana yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai

satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam

silabus. Menurut PP No 19 Tahun 2005 pasal 20, suatu perencanaan proses

pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

memuat sekurang-kurangnya : Tujuan Pembelajaran, Materi pembelajaran,

Metode pembelajaran, Sumber belajar, dan Penilaian hasil belajar. Lingkup RPP

paling luas mencakup satu kompetensi yang terdiri atas satu indikator atau

beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.

Dalam penulisannya, mahasiswa praktikan harus mendiskusikannya terlebih

dahulu dengan guru pamong. Berikut ini merupakan beberapa hal yang menjadi

permasalahan dalam penulisan RPP sepanjang praktikan

1. RPP Pertama

1

Page 2: Bab i Masalah

Dalam penulisan RPP pertama penulis mengalami banyak permasalahan.

Permasalahan utama adalah berbedanya format penulisan RPP yang biasa

digunakan di sekolah. Permasalahan selanjutnya yaitu pengorganisasian

waktu selain itu pertemuan pertama dengan siswa di kelas masih dalam tahap

adaptasi sehingga dalam pelaksanaannya masih sedikit canggung.

2. RPP Kedua

Karena rentang waktu yang tidak terlalu jauh dengan penulisan RPP pertama,

maka permasalahan-permasalahan yang dialami masih sama dengan

permasalahan penulisan RPP pertama.

3. RPP Ketiga dan Keempat

Permasalahan yang dialami saat penulisan RPP ketiga yaitu banyaknya hari

libur. Hal ini mengakibatkan tertinggalnya materi untuk Ujian Tengah

Semester, sehingga RPP yang harus disusun haruslah disesuaikan dengan

kondisi ini.

4. RPP Kelima dan Keenam

Permasalahan yang dialami dalam penulisan RPP kelima dan Keenam hampir

sama dengan penulisan RPP sebelumnya yaitu mengejar materi yang

ketinggalan.

5. RPP ketujuh dan kedelapan

Permasalahan mulai berkurang, hanya saja masih perlu diperbaiki sedikit

format penulisannya.

2

Page 3: Bab i Masalah

Secara umum beberapa permasalahan-permasalahan selama penyusunan

RPP adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan format RPP antara dua guru pamong yang membuat

pratikan sedikit kebingungan dalam menentukan model RPP.

2. Sering terjadi pemadaman listrik di tiap kelas sehingga sangat sulit

untuk menggunakan media power point.

3. Banyaknya hari libur mempengaruhi metode pembelajaran dalam

RPP sehingga siswa.

4. Penentuan alokasi waktu yang kadang-kadang tidak sesuai dengan

kegiatan belajar mengajar.

5. Penentuan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

siswa di setiap kelas yang sangat berbeda satu dengan yang lain.

B. Proses Penampilan

Tidak hanya menguasai materi, namun tenaga pengajar juga harus bisa

memiliki kemampuan dalam mengorganisir siswa. Karena penampilan di kelas

merupakan kegiatan inti dalam setiap kegiatan pembelajaran. Saat itulah tenaga

pengajar dan peserta didik bertatap muka. Dalam penampilan inilah tenaga

penjajar diuji bagaimana cara menyampaikan materi, mengelola kelas, mengelola

waktu, dan mengaplikasika metode pembelajaran.

Idealnya proses penampilan di kelas harus berpedoman seluruhnya pada RPP

tetapi pada praktiknya selalu terdapat permasalahan-permasalahan yang

3

Page 4: Bab i Masalah

mengakibatkan kegiatan-kegiatan dalam RPP tidak terpenuhi semuanya. Berikut

merupakan beberapa permasalahan selama penampilan di kelas 7C dan 8B.

1. Penampilan mengajar pertama (kelas 8B)

Permasalahan yang muncul dalam penampilan pertama adalah sulitnya

menyampaikan materi. Selain itu pengorganisasian kelas juga masih

menjadi permasalahan karena ada beberapa siswa siswa yang tidak

memperhatikan. Meskipun begitu pernampilan pertaa di kelas 8B sudah

dapat dibilang memuaskan.

2. Penampilan mengajar kedua (kelas 7C)

Permasalahan yang muncul dalam penampilan kedua di kelas 7C

sebagian besar serupa dengan penampilan pertama, hanya saja kondisi

kelas 7C yang cenderung lebih ribut dikarenakan jumlah siswa kelas 7C

yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa kelas 8B.

3. Penampilan mengajar ketiga (kelas 8B)

Permasalahan yang muncul dalam penampilan ketiga ini tidak terlalu

banyak. Meskipun masih dirasa kurang dalam pengorganisasian kelas dan

waktu tetapi tidak separah pertemuan pertama. Selain itu masih ada

beberapa siswa yang tidak memperhatikan.

4. Penampilan mengajar keempat (kelas 7C)

Permasalahan yang muncul dalam penampilan keempat ini sebagian

besar sama dengan permasalahan pertemuan sebelumnya. Hanya saja ada

4

Page 5: Bab i Masalah

permasalahan baru yaitu ruangan siswa yang gelap dikarenakan

pemadaman listrik. Hal ini sangat mengganggu kegiatan pembelajaran.

5. Penampilan mengajar kelima dan keenam (kelas 8B)

Permasalahan yang muncul di kelas 8B adalah banyaknya siswa yang

tidak mengerjakan tugas, hal ini mengakibatkan berkurangnya waktu

untuk memulai pembelajaran.

6. Penampilan mengajar ketujuh dan seterusnya

Permasalahan yang muncul di kelas 7C adalah terlalu banyak hari-hari

libur pada jam mengajar kelas 7C hal ini mengakibatkan tertinggalnya

materi untuk mengejar ulangan tengah semester.

Permasalahan-permasalahan seterusnya hanyalah masalah

pengorganisasian kelas yang semakin lama semakin ribut dan beberapa

siswa yang butuh perhatian lebih.

Secara umum permasalahan-permasalahan yang dialami praktikan saat

mengajar di SMPN 14 dapat disimpulkan menjadi sebagai berikut :

1. Penggunaan beberapa media seperti Proyektor terkadang tidak dapat

digunakan karena seringnya terjadi pemadaman kelas.

2. Seringnya pemadaman kelas juga membuat kelas menjadi gelap

sehingga mengganggu pembelajaran.

3. Pemanfaatan waktu ketika melaksanakan belajar mengajar belum

sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat.

5

Page 6: Bab i Masalah

4. Praktikan merasa belum mampu menguasai kelas dan membuat

seluruh siswa fokus pada kegiatan pembelajaran

5. Praktikan merasa belum mampu siswa yang kurang berdisiplin saat

proses KBM berlangsung.

6. Beberapa pertemuan pertama masih ada kesulitan dalam penyampaian

materi.

7. Keadaan/situasi siswa kelas pada jam terakhir kerap membuat siswa

tidak siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran..

8. Banyaknya hari libur sebelum UTS sehingga siswa kesulitan mengejar

materi yang tertinggal.

C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler

Kegiatan ekstrakulikulier adalah kegiatan siswa yang dilaksanakan diluar

jam pelajaran yang bertujuan untuk menyalurkan bakat/minat siswa. SMPN 14

Bandung memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dipilih siswa.

Dari berbagai tersebut telah diperoleh berbagai penghargaan dari berbagai

even baik di tingkat kota, propinsi, maupun nasional. Ada olah raga, seni,

akademik mulai dari tingkat Kabupaten hingga nasional.

Di bidang kepramukaan sekolah yang berada di jantung kota Bandung itu

juga memiliki prestasi yang sangat dibanggakan. Pramuka SMPN 14 Bandung

baru-baru ini di datangi oleh anggota pramuka lain dari Slovakia, mereka sengaja

datang ke SMPN 14 untuk menghadiri hari lahirnya bapak pramuka, yang

6

Page 7: Bab i Masalah

hebatnya SMPN 14 satu-satu nya sekolah yang dikunjungi di Indonesia. Tahun

ini juga mereka mewakili kota Bandung sebagai salah satu duta di 21st World

Scout Jambore 2011 sebagai duta pramuka dan budaya mewakili Indonesia

setelah pada tahun 2003 mengikuti kegiatan yang sama di Thailand.

Di bidang olahraga yaitu bridge, siswa SMPN 14 Bandung juga menjadi

juara nasional dan secara rutin diikutsertakan ke dalam setiap even kejuaraan di

tingkat kota Bandung.

Selain itu ada juga kegiatan penyaluran bakat menulis siswa dengan

membuat sebuah buletin. Buletin itu bernama Fourteen News di bawah OSIS

SMPN 14 yang terbit dua mingguan.

Di bidang basket, SMPN 14 selalu di sertakan dalam lomba-lomba dengan

menurunkan tim junior yang mempunyai bakat tinggi. Baru-baru ini SMPN 14

dikunjungi oleh dua pemain Garuda Flexi Bandung yang sengaja datang ke

SMPN 14. Para pemain menuturkan animo dan bakat di SMPN 14 sangat tinggi,

tidak salah mereka memilih SMPN 14 sebagai sekolah yang dikunjungi satu-satu

nya di Bandung.

Dalam hal ini, guru praktikan memiliki kewajiban dalam membimbing 3

Ekstra Kurikuler yang tersedia di sekolah. Penulis mengikuti Kegiatan Ekstra

Kurikuler Pramuka, OSIS, dan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Matematika.

Berikut merupakan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh penulis saat

membimbing ketiga Ekstra Kulikuler tersebut.

7

Page 8: Bab i Masalah

1. Pramuka

Masalah yang muncul pada saat mengikuti ekstrakurikuler pramuka adalah:

a. Sulitnya berkoordinasi dengan Pembina pramuka pada saat pertama kali akan

membimbing.

b. Pengetahuan yang minim tentang pramuka karena tidak pernah mengikuti

ekstrakurikuler pramuka.

2. OSIS (ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH)

Masalah yang muncul pada saat mengikuti ekstrakurikuler OSIS adalah:

a. Tidak adanya jadwal kegiatan OSIS tiap Minggu yang kontinu. Sehingga sulit

melakukan koordinasi dengan para pengurus osis.

b. Bimbingan-bimbingan yang dilaksanakan hanya dalam rapat OSIS. Tidak

pada waktu bimbingan yang khusus.

c. Kinerja siswa yang lamban dalam kegiatan khususnya dalam kegiatan pensi

yang sedang dirancang.

d. Pengetahuan siswa yang kurang mengenai pembuatan proposal, koordinasi

antar panitia, birokrasi dll

3. KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) Matematik

Masalah yang dialami dalam proses bimbingan KIR Matematik diantaranya

adalah:

a. Kurangnya kesiapan siswa dalam melaksanakan KIR.

8

Page 9: Bab i Masalah

b. Siswa tidak mandiri karena soal-soal yang diberikan selalu dibahas

langsung oleh guru pembimbing.

c. Siswa kelas 7 dan 8 digabung sehingga sulit untuk memberikan materi atau

soal-soal yang sesuai tingkat kesulitannya.

d. Tempat untuk belajar selalu ditempati oleh kelas 8 sehingga untuk masuk

harus berkoordinasi dulu dengan mereka sehingga banyak waktu yang

terbuang.

e. Spidol untuk mengajar tidak disediakan.

f. Buku sumber tidak disediakan

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan

Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) tidak hanya berada di ruang

lingkup akademis, namun PPL juga mewajibkan praktikan untuk dapat

bersosialisasi dengan lingkungan sekolah dan berperan aktif dalam kegiatan yang

dilakukan sekolah. Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya dengan siswa atau guru

tetapi juga dengan seluruh warga sekolah seperti kepala sekolah, wakasek, staf

TU, dan seluruh warga sekolah. Selain bersosialisasi ada juga kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan oleh praktikan dalam pelaksanaan PPL di SMPN 14 yaitu

piket sekolah, Upacara Bendera dan Kegiatan-kegiatan lainnya. Berikut

merupakan beberapa permasalahan selama mengikuti partisipasi dalam kehidupan

Sekolah/ Tempat latihan

1. Piket Sekolah

9

Page 10: Bab i Masalah

Piket Sekolah merupakan kegiatan harian yang wajib dilaksanakan. Setiap

guru praktikan setiap memiliki jadwal piketnya masing-masing. Adapun

kegiatan-kegiatannya adalah sebagai berikut :

1. Praktikan mencatat kehadiran siswa dari setiap kelas.

2. Membunyikan bel sebagai tanda masuk kelas, pergantian jam pelajaran

dan jam pulang, dan lain-lain.

3. Mencatat siswa yang izin keluar sekolah atau meninggalkan pelajaran

sebelum waktunya.

4. Memberikan tugas kepada siswa ketika guru pelajaran berhalangan hadir,

dan jika perlu mengisi jam pelajaran tersebut.

5. Menggantikan atau membantu guru yang tidak masuk ke kelas.

6. Mencatat dan membantu dalam menerima tamu dari pihak luar ke sekolah.

Masalah-masalah yang dialami ketika menjalankan piket di sekolah adalah:

a. Tidak diberikannya bimbingan dalam pelaksanaan piket

b. Ruangan yang kecil untuk ukuran 3 orang

c. Sering terjadi perubahan jadwal dan tidak diberitahukan kepada pihak

guru piket sehingga sering terjadi kesalahan informasi.

d. Sering dilakukan rapat dadakan bagi guru yang berimbas pada

penggunaan jam pelajaran sehingga repot dalam membuat jadwal yang

baru,

e. Siswa seringkali tidak mengambil dan mengisi daftar hadir siswa,

10

Page 11: Bab i Masalah

f. Tidak disediakan surat ijin lainnya sehingga untuk memberi ijin harus

mencorat-coret surat ijin meninggalkan sekolah,

g. Bekas surat yang berceceran di laci meja piket membuat meja piket terasa

berantakan,

h. Jam yang ada di ruang piket menunjukkan waktu yang berbeda dengan

yang berada di ruang guru.

2. Upacara Bendera

Upacara bendera dilaksanakan setiap hari senin pukul 07.00 WIB sampai

dengan 07.40 di lapangan upacara SMPN 14 Bandung.

Masalah-masalah yang dialami ketika menjalankan upacara bendera di

sekolah adalah:

A. Terkadang upacara tidak dilaksanakan secara tepat waktu.

B. Upacara menghadap kearah timur sehingga selalu kepanasan ketika

melaksanakan upacara bendera.

C. Proses Bimbingan

Selama menjalani proses PPL, semua mahasiswa praktikan berada

dibawah arahan dan bimbingan dari semua pihak di lingkungan sekolah,

dalam hal ini yang berkewajiban memberikan bimbingan adalah Dosen Luar

Biasa dan Dosen Tetap PPL. Berikut merupakan penjelasan kegiatan

bimbingan yang dilakukan kedua dosen beikut permasalahan yang dihadapi.

a. Guru Pamong PPL

11

Page 12: Bab i Masalah

Seorang Guru pamong memiliki peran yang sangat penting dalam

membantu praktikan menjalankan tugas-tugas disekolah, terutama

dalam mempersiapkan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas,

seperti penyusunan RPP, dll. Guru pamong juga berperan dalam

memberikan evaluasi RPP sebelum praktikan melaksanakan

penampilan mengajar di dalam kelas, mengawasi dan mengobservasi

penampilan praktikan di dalam kelas, dan kemudian memberi evaluasi

terhadap penampilan mengajar yang baru saja dilakukan.

Selama pelaksanaan PPL, hampir tidak ada permasalahan yang

berarti dengan guru pamong. Hanya saja terjadi perbedaan dalam

penulisan format RPP.

b. Dosen Pembimbing PPL

Dosen Pembimbing PPL dalam hal ini adalah dosen

Universitas Pendidikan Indonesia dari setiap jurusan yang ditugaskan

untuk membantu dosen pamong dalam membimbing mahasiswa

praktikan dalam menjalankan tugas-tugasnya. Dosen Tetap juga

membantu praktikan untuk mengkomunikasikan ide mahasiswa

praktikan kepada Dosen Luar Biasa yang tidak berani disampaikan

oleh mahasiswa praktikan.

Selama pelaksanaan PPL, hampir tidak ada permasalahan yang

berarti dengan dosen pembimbing. Adapun masalah yang ditemui juga

12

Page 13: Bab i Masalah

adalah masalah waktu, dimana tidak ada jadwal pelaksanaan

bimbingan yang pasti dikarenakan jadwal praktikan dan dosen yang

tidak singkron, sehingga proses bimbingan belum berjalan dengan

intensif.

c. Koordinator

Koordinator mempunyai wewenang untuk mengkoordinir dan

mengevaluasi seluruh kegiatan PPL di sekolah/tempat latihan yang

bersangkutan. Selama penulis menjalani kegiatan PPL, tidak ada

masalah yang berarti dialami oleh penulis karena selalu ada ketika

dibutuhkan.

13

Page 14: Bab i Masalah

BAB II

FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab permasalahan-permasalahan

yang telah di bahas pada BAB I. Berikut merupakan beberapa faktor yang dianggap

praktikan menjadi faktor penyebab masalah yang muncul selama program PPL di

SMPN 14 Bandung.

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1. Perbedaan persepsi mengenai format penulisan RPP. Hal ini dikarenakan

belum pahamnya praktikan mengenai RPP berkarakter.

2. Banyaknya hari libur yang mengakibatkan kegiatan pembelajaran

terganggu. Sehingga RPP harus dipaksakan untuk selesai tepat waktu.

3. Praktikan masih belum mampu mengatur waktu kegiatan dalam RPP

dengan baik.

4. Praktikan masih belum mampu membuat RPP yang mencangkup aspek

kognitif siswa.

5. Praktikan masih belum mampu menyusun metode pembelajarkan yang

membuat semua peserta didik aktif dalam pembelajaran matematika.

B. Proses Penampilan

Faktor-faktor yang menjadi penyebab permasalahan-permasalahan

praktikan selama proses penampilan di dalam kelas diantaranya adalah:

14

Page 15: Bab i Masalah

1. Praktikan masih belum mampu menyesuaikan panampilan pembelajaran

dengan RPP yang telah dibuat.

2. Siswa yang terkadang tidak patuh saat diinstruksikan untuk mengerjakan

tugas atau alat dan bahan pembelajaran.

3. Sering terjadi pemadaman di kelas sehingga siswa tidak dapat melihat

dengan jelas ke papan tulis.

4. Kurangnya LCD sehingga untuk melakukan pembelajaran dengan

menggunakan media power point sering berebut dengan mata pelajaran

yang lain.

5. Jam pelajaran yang di mulai pada tengah hari setelah istirahat membuat

motivasi siswa dalam belajar matematika sedikit berkurang.

6. Jumlah siswa yang banyak ( lebih dari 40 orang) membuat

pengorganisasian siswa menjadi lebih sulit.

C. Ekstrakulikuler

Faktor utama dari permasalahan yang dihadapi ketika kegiatan

ekstrakulikuler adalah faktor waktu, dimana semua kegiatan ekstrakulikuler

yang diikuti oleh praktikan dilaksanaan pada waktu yang selalu bersamaan,

yaitu hari Sabtu. Selain itu, faktor kurangnya komunikasi antara praktikan

dengan pihak sekolah ataupun antara praktikan dan pihak ekstrakulikuler itu

sendiri.

D. Partisipasi dalam Kegiatan di Lingkungan Sekolah

15

Page 16: Bab i Masalah

Masalah hanya timbul ketika menjadi petugas piket. Beberapa hal yang

dianggap praktikan menjadi faktor pemicu masalah selama proses partisipasi

dalam kegiatan di lingkungan sekolah diantaranya adalah:

1. Kurangnya tanggung jawab dari praktikan untuk datang lebih awal dari

biasanya ketika menjadi petugas piket.

2. Terbatasnya jumlah personil piket yang tidak sebanding dengan tugas-

tugas piket yang banyak.

3. Guru yang meminta petugas piket untuk menggantikan mengajar tidak

memberikan RPP nya, sehingga petugas piket yang menggantikan piket

hanya mengajar seadanya/tidak optimal.

4. Ketidak hadiran guru piket sehingga menyulitkan proses perizinan siswa.

E. Proses Bimbingan

Adapun faktor pemicu masalah yang muncul dalam proses bimbingan pada

umunya adalah faktor waktu dimana dosen tetap dan praktikan mempunyai

jadwal yang tidak sinergis sehingga sulit menemukan waktu yang tepat untuk

melakukan bimbingan dengan praktikan. Akan tetapi, proses bimbingan masih

ini tetap berlangsung walaupun tidak rutin.

16

Page 17: Bab i Masalah

BAB III

UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH

Setelah membahas berbagai masalah dan faktor penyebabnya. Maka bab ini akan

menjelaskan tentang upaya-upaya penanggulangannya. Berikut adalah upaya

yang dilakukan oleh praktikan untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi:

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi dalam proses

penyusunan RPP, praktikan melakukan beberapa upaya, diantaranya:

1. Berusaha mengkonsultasikan format perbedaan RPP yang ditemui pada

kasus kedua guru pamong dengan Dosen Pembimbing PPL.

2. Melakukan penyesuain dalam penambahkan unsur nilai-nilai nilai-nilai

Afektif pada Indikator dan Tujuan Pembelajaran

3. Berusaha lebih awal meminjam media mengajar dalam hal ini LCD dan

speaker dan memeriksa kelancaran penggunaaannya terlebih dahulu

sebelum digunakan di dalam kelas.

4. Berusaha lebih memperhitungkan alokasi waktu untuk setiap langkah

pembelajaran yang akan dilakukan di dalam kelas.

5. Mengoptimalkan Pekerjaan Rumah untuk mengejar ketinggalan materi.

17

Page 18: Bab i Masalah

B. Proses Penampilan

Dengan mengacu pada masalah-masalah yang dihadapi praktikan selama

proses penampilan, praktikan melakukan upaya-upaya berikut.

1. Mempersiapkan Plan B untuk setiap RPP yang menggunakan media untuk

tetap menjaga keberlangsungan kegiatan belajar mengajar.

2. Lebih tegas dalam mengevaluasi tugas.

3. Lebih memperhatikan waktu ketika melaksanakan setiap langkah

pembelajaran di dalam kelas

4. Di awal penampilan, tidak langsung masuk ke materi tetapi melakukan

kegiatan pemanasan terlebih dahulu, seperti mengajak ngobrol, melakukan

permainan, atau sebagainya.

5. Berusaha melakukan pendekatan interpersonal kepada siswa-siswa yang

yang bersikap tidak disiplin ketika pembelajaran berlangsung.

6. Berusaha untuk lebih memahami setiap karakteristik siswa dan sikap

siswa.

C. Bimbingan Ekstrakulikuler

Karena masalah utama yang dihadapi oleh praktikan dalam bimbingan

ekstrakulikuler adalah masalah waktu, oleh karena itu terhadap masalah ini,

praktikan berusaha membagi waktu untuk ketiga ekstrakulikuler yang diikuti,

yaitu Pramuka, OSIS, dan KIR Matematika.

18

Page 19: Bab i Masalah

Secara rinci, berikut upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi

masalah Ekstra kurikuler.

1. Pramuka

Karena praktikan masih belum mampu membimbing pramuka pada

berbagai aspek, maka praktikan hanya memberikan permainan-permainan

matematika yang juga bagian dari permainan pramuka.

2. OSIS

Karena tidak ada jadwal yang pasti maka bimbingan dilakukan saat

rapat OSIS. Pemberian bimbingan meliputi bagaimana cara menggalang

dana, struktur acara, dan pelaksanaan saat PENSI.

3. KIR Matematika

Karena ketidakjelasan materi yang harus diberikan kepada siswa

KIR maka, praktikan memutuskan untuk memberikan materi mengenai

Olimpiade Sains Matematika. Selain itu praktikan juga memfokuskan KIR

matematika pada seleksi Olimpiade Sains pada bulan Mei.

D. Partisipasi dalam kehidupan sekolah

Upaya-upaya yang dilakukan oleh praktikan untuk mengatasi masalah-

masalah yang muncul selama partisipasi dalam kehidupan sekolah berlangsung

adalah sebagai berikut:

1. Melakukan adaptasi dengan seluruh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di

SMPN 14 Bandung.

19

Page 20: Bab i Masalah

2. Bersosialisasi dengan seluruh warga sekolah, bukan hanya dengan kepala

sekolah, guru-guru, staf tata usaha, siswa, namun juga dengan petugas

keamanan, petugas kebersihan, sampai kepada petugas koperasi dan para

penjual di kantin.

3. Berusaha memberikan contoh yang baik kepada siswa.

4. Berusaha memposisikan diri pada saat jadi guru dan pada saat jadi teman

curhat apabila ada siswa yang mengalami masalah baik formal maupun non

formal.

Adapun upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul ketika menjadi

petugas piket adalah:

1. Menanyakan sendiri bagaimana tugas guru piket pada guru SMPN 14

Bandung

2. Berusaha semaksimal mungkin menyampaikan pembelajaran ketika

menggantikan tugas guru mengajar.

3. Betul-betul membagi job desk yang jelas untuk masing-masing petugas piket.

4. Mencari tahu kepada siapa siswa harus meminta tanda tangan ketika guru

petugas piket berhalangan hadir.

5. Memanggil ketua murid atau wakil kelas yang tidak memberikan daftar hadir

kelas.

20

Page 21: Bab i Masalah

E. Proses Bimbingan

Proses bimbingan adalah sebuah proses yang sangat berdampak signifikan

dalam program PPL. Idealnya, proses bimbingan ini hendaknya berjalan

secara rutin dan intensif, namun pada prakteknya terdapat beberapa kendala

yang mengakibatkan pelaksanaan proses bimbingan berjalan kurang intensif.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh praktikan untuk melaukan

bimbingan yang intensif adalah:

1. Memanfaatkan waktu dengan lebih baik untuk melakukan bimbingan

dengan guru pamong, misalnya untuk mengkonsultasikan RPP.

2. Meminta evaluasi terhadap proses penampilan yang telah dilakukan.

Adapun upaya untuk mengatasi masalah waktu yang dihadapi

praktikan ketika ingin melakukan bimbingan dengan Dosen Pembimbing

PPL adalah dengan melakukan inisiatif untuk menghubungi Dosen

Pembimbing PPL untuk menentukan waktu bertemu untuk bimbingan.

21

Page 22: Bab i Masalah

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil refleksi dari pengalaman praktikan selama mengikuti dan

melaksanakan PPL di SMPN 14 Bandung, maka praktikan membuat beberapa

kesimpulan, sebagai berikut:

1. Program PPL merupakan satu program yang sangat penting untuk para calon

pendidik karena dalam pelaksanaannya, calon peserta didik diperkenalkan

kondisi mengajar yang sesungguhnya.

2. Program PPL tidak hanya memfasilitasi calon peserta didik dalam kegiatan

akademik ataupun non akademik saja, tetapi juga bagaimana bersosialisasi

dengan lingkungan sekolah.

3. Menjadi seorang yang guru tidak hanya mesti menguasai materi tetapi

menguasai juga cara menyampaikannya.

4. Dibutuhkan persiapan yang matang sebelum melakukan pembelajaran agar

seorang guru tahu apa yang harus dilakukan dalam kelas.

5. Program PPL adalah pengalaman yang berharga dan bermanfaat bagi

praktikan. Melalui PPL, praktikan memperoleh banyak kemampuan-

kemampuan teknis yang berkaitan dengan kemampuan berorganisasi,

kemampuan berkomunikasi, dan kepemimpinan yang tentu akan berdampak

22

Page 23: Bab i Masalah

positif bagi diri praktikan untuk kehidupan kerja dan bermasyarakat di

kemudian hari.

B. Saran

1). Untuk SMPN 14 Bandung

1. Tetap menjaga prestasi kerja serta mempertahankannya sebaik mungkin,

karena mempertahankan prestasi kerja merupakan beban berat bagi suatu

lembaga pendidikan formal yang cukup ternama.

2. Tetap berpedoman pada sikap terbuka dan bekerja sama dengan pihak-pihak

yang ingin menimba pengalaman atau mempelajari kemajuan yang telah

dicapai hingga saat ini.

3. Guna menghasilkan alumni lulusan SMPN 14 Bandung yang berpotensi,

maka kedisiplinan dan kepemimpinan agar tetap dipertahankan dan

tingkatkan, begitu pula bagi seluruh personil sekolah.

2). Untuk pihak P2JK UPI

1. Tingkatkan pelayanan staf P2JK UPI dalam menginformasikan segala

macam info yang berkaitan dengan PPL, terutama dengan media online.

Media online merupakan salah satu media yang paling banyak diakses

publik, terutama mahasiswa.

2. Adakan perkuliahan PPL minimal selama seminggu di dalam kelas di

dalam fakultas masing-masing. Semakin banyak teori yang mahasiswa

23

Page 24: Bab i Masalah

dapatkan mengenai PPL, maka semakin besar peluang terciptanya kualitas

yang memuaskan dari mahasiswa dalam menjalani PPL ini.

3. Penyebarluasan informasi pelaksanaan PPL jauh sebelum pelaksanaan

PPL sehingga tidak terburu-buru dan mendadak.

4. Dapat mengontrol praktikan ketika melaksanakan PPL

3). Untuk pihak praktikan

1. Seorang praktikan tidak hanya mesti belajar dari satu guru pamong saja,

tetapi mesti belajar dari berbagai elemen sekolah itu sendiri.

2. Praktikan adalah seorang guru yang harus mempunyai kemampuan-

kemampuan yang mendukung untuk melaksanakan tugasnya dalam

proses belajar mengajar, serta disertai dengan kepercayaan diri dan

tanggung jawab yang tinggi.

3. Praktikan harus selalu mengkonsultasikan permasalahan-permasalahan

yang dihadapi selama program PLP kepada dosen luar biasa dan dosen

tetap PLP ataupun kepada guru-guru dan semua pihak yang dianggap

mampu membantu penyelesaian masalah.

4. Praktikan harus mempunyai kesabaran, katerampilan, kemampuan,

kesadaran dan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang

diberikan.

24

Page 25: Bab i Masalah

DAFTAR PUSTAKA

SMP NEGERI 14 BANDUNG. Tersedia online: http://smpnegeri14bandung.blogspot.com/ [20 Mei 2012]

Universitas Pendidikan Indonesia. (2005). Pedoman Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.

UPT PLP Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Panduam Program Latihan Propesi (PPL). Bandung: UPT PPL Universitas Pendidikan Indonesia.

25