Bab i Masalah
-
Upload
cadzkurozaki -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
description
Transcript of Bab i Masalah
BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PPL
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran.
Karena setiap kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran di kelas harus
berpedoman pada apa yang tertulis dalam RPP. RPP merupakan rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus. Menurut PP No 19 Tahun 2005 pasal 20, suatu perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
memuat sekurang-kurangnya : Tujuan Pembelajaran, Materi pembelajaran,
Metode pembelajaran, Sumber belajar, dan Penilaian hasil belajar. Lingkup RPP
paling luas mencakup satu kompetensi yang terdiri atas satu indikator atau
beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.
Dalam penulisannya, mahasiswa praktikan harus mendiskusikannya terlebih
dahulu dengan guru pamong. Berikut ini merupakan beberapa hal yang menjadi
permasalahan dalam penulisan RPP sepanjang praktikan
1. RPP Pertama
1
Dalam penulisan RPP pertama penulis mengalami banyak permasalahan.
Permasalahan utama adalah berbedanya format penulisan RPP yang biasa
digunakan di sekolah. Permasalahan selanjutnya yaitu pengorganisasian
waktu selain itu pertemuan pertama dengan siswa di kelas masih dalam tahap
adaptasi sehingga dalam pelaksanaannya masih sedikit canggung.
2. RPP Kedua
Karena rentang waktu yang tidak terlalu jauh dengan penulisan RPP pertama,
maka permasalahan-permasalahan yang dialami masih sama dengan
permasalahan penulisan RPP pertama.
3. RPP Ketiga dan Keempat
Permasalahan yang dialami saat penulisan RPP ketiga yaitu banyaknya hari
libur. Hal ini mengakibatkan tertinggalnya materi untuk Ujian Tengah
Semester, sehingga RPP yang harus disusun haruslah disesuaikan dengan
kondisi ini.
4. RPP Kelima dan Keenam
Permasalahan yang dialami dalam penulisan RPP kelima dan Keenam hampir
sama dengan penulisan RPP sebelumnya yaitu mengejar materi yang
ketinggalan.
5. RPP ketujuh dan kedelapan
Permasalahan mulai berkurang, hanya saja masih perlu diperbaiki sedikit
format penulisannya.
2
Secara umum beberapa permasalahan-permasalahan selama penyusunan
RPP adalah sebagai berikut :
1. Perbedaan format RPP antara dua guru pamong yang membuat
pratikan sedikit kebingungan dalam menentukan model RPP.
2. Sering terjadi pemadaman listrik di tiap kelas sehingga sangat sulit
untuk menggunakan media power point.
3. Banyaknya hari libur mempengaruhi metode pembelajaran dalam
RPP sehingga siswa.
4. Penentuan alokasi waktu yang kadang-kadang tidak sesuai dengan
kegiatan belajar mengajar.
5. Penentuan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
siswa di setiap kelas yang sangat berbeda satu dengan yang lain.
B. Proses Penampilan
Tidak hanya menguasai materi, namun tenaga pengajar juga harus bisa
memiliki kemampuan dalam mengorganisir siswa. Karena penampilan di kelas
merupakan kegiatan inti dalam setiap kegiatan pembelajaran. Saat itulah tenaga
pengajar dan peserta didik bertatap muka. Dalam penampilan inilah tenaga
penjajar diuji bagaimana cara menyampaikan materi, mengelola kelas, mengelola
waktu, dan mengaplikasika metode pembelajaran.
Idealnya proses penampilan di kelas harus berpedoman seluruhnya pada RPP
tetapi pada praktiknya selalu terdapat permasalahan-permasalahan yang
3
mengakibatkan kegiatan-kegiatan dalam RPP tidak terpenuhi semuanya. Berikut
merupakan beberapa permasalahan selama penampilan di kelas 7C dan 8B.
1. Penampilan mengajar pertama (kelas 8B)
Permasalahan yang muncul dalam penampilan pertama adalah sulitnya
menyampaikan materi. Selain itu pengorganisasian kelas juga masih
menjadi permasalahan karena ada beberapa siswa siswa yang tidak
memperhatikan. Meskipun begitu pernampilan pertaa di kelas 8B sudah
dapat dibilang memuaskan.
2. Penampilan mengajar kedua (kelas 7C)
Permasalahan yang muncul dalam penampilan kedua di kelas 7C
sebagian besar serupa dengan penampilan pertama, hanya saja kondisi
kelas 7C yang cenderung lebih ribut dikarenakan jumlah siswa kelas 7C
yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa kelas 8B.
3. Penampilan mengajar ketiga (kelas 8B)
Permasalahan yang muncul dalam penampilan ketiga ini tidak terlalu
banyak. Meskipun masih dirasa kurang dalam pengorganisasian kelas dan
waktu tetapi tidak separah pertemuan pertama. Selain itu masih ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikan.
4. Penampilan mengajar keempat (kelas 7C)
Permasalahan yang muncul dalam penampilan keempat ini sebagian
besar sama dengan permasalahan pertemuan sebelumnya. Hanya saja ada
4
permasalahan baru yaitu ruangan siswa yang gelap dikarenakan
pemadaman listrik. Hal ini sangat mengganggu kegiatan pembelajaran.
5. Penampilan mengajar kelima dan keenam (kelas 8B)
Permasalahan yang muncul di kelas 8B adalah banyaknya siswa yang
tidak mengerjakan tugas, hal ini mengakibatkan berkurangnya waktu
untuk memulai pembelajaran.
6. Penampilan mengajar ketujuh dan seterusnya
Permasalahan yang muncul di kelas 7C adalah terlalu banyak hari-hari
libur pada jam mengajar kelas 7C hal ini mengakibatkan tertinggalnya
materi untuk mengejar ulangan tengah semester.
Permasalahan-permasalahan seterusnya hanyalah masalah
pengorganisasian kelas yang semakin lama semakin ribut dan beberapa
siswa yang butuh perhatian lebih.
Secara umum permasalahan-permasalahan yang dialami praktikan saat
mengajar di SMPN 14 dapat disimpulkan menjadi sebagai berikut :
1. Penggunaan beberapa media seperti Proyektor terkadang tidak dapat
digunakan karena seringnya terjadi pemadaman kelas.
2. Seringnya pemadaman kelas juga membuat kelas menjadi gelap
sehingga mengganggu pembelajaran.
3. Pemanfaatan waktu ketika melaksanakan belajar mengajar belum
sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat.
5
4. Praktikan merasa belum mampu menguasai kelas dan membuat
seluruh siswa fokus pada kegiatan pembelajaran
5. Praktikan merasa belum mampu siswa yang kurang berdisiplin saat
proses KBM berlangsung.
6. Beberapa pertemuan pertama masih ada kesulitan dalam penyampaian
materi.
7. Keadaan/situasi siswa kelas pada jam terakhir kerap membuat siswa
tidak siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran..
8. Banyaknya hari libur sebelum UTS sehingga siswa kesulitan mengejar
materi yang tertinggal.
C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstrakulikulier adalah kegiatan siswa yang dilaksanakan diluar
jam pelajaran yang bertujuan untuk menyalurkan bakat/minat siswa. SMPN 14
Bandung memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dipilih siswa.
Dari berbagai tersebut telah diperoleh berbagai penghargaan dari berbagai
even baik di tingkat kota, propinsi, maupun nasional. Ada olah raga, seni,
akademik mulai dari tingkat Kabupaten hingga nasional.
Di bidang kepramukaan sekolah yang berada di jantung kota Bandung itu
juga memiliki prestasi yang sangat dibanggakan. Pramuka SMPN 14 Bandung
baru-baru ini di datangi oleh anggota pramuka lain dari Slovakia, mereka sengaja
datang ke SMPN 14 untuk menghadiri hari lahirnya bapak pramuka, yang
6
hebatnya SMPN 14 satu-satu nya sekolah yang dikunjungi di Indonesia. Tahun
ini juga mereka mewakili kota Bandung sebagai salah satu duta di 21st World
Scout Jambore 2011 sebagai duta pramuka dan budaya mewakili Indonesia
setelah pada tahun 2003 mengikuti kegiatan yang sama di Thailand.
Di bidang olahraga yaitu bridge, siswa SMPN 14 Bandung juga menjadi
juara nasional dan secara rutin diikutsertakan ke dalam setiap even kejuaraan di
tingkat kota Bandung.
Selain itu ada juga kegiatan penyaluran bakat menulis siswa dengan
membuat sebuah buletin. Buletin itu bernama Fourteen News di bawah OSIS
SMPN 14 yang terbit dua mingguan.
Di bidang basket, SMPN 14 selalu di sertakan dalam lomba-lomba dengan
menurunkan tim junior yang mempunyai bakat tinggi. Baru-baru ini SMPN 14
dikunjungi oleh dua pemain Garuda Flexi Bandung yang sengaja datang ke
SMPN 14. Para pemain menuturkan animo dan bakat di SMPN 14 sangat tinggi,
tidak salah mereka memilih SMPN 14 sebagai sekolah yang dikunjungi satu-satu
nya di Bandung.
Dalam hal ini, guru praktikan memiliki kewajiban dalam membimbing 3
Ekstra Kurikuler yang tersedia di sekolah. Penulis mengikuti Kegiatan Ekstra
Kurikuler Pramuka, OSIS, dan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Matematika.
Berikut merupakan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh penulis saat
membimbing ketiga Ekstra Kulikuler tersebut.
7
1. Pramuka
Masalah yang muncul pada saat mengikuti ekstrakurikuler pramuka adalah:
a. Sulitnya berkoordinasi dengan Pembina pramuka pada saat pertama kali akan
membimbing.
b. Pengetahuan yang minim tentang pramuka karena tidak pernah mengikuti
ekstrakurikuler pramuka.
2. OSIS (ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH)
Masalah yang muncul pada saat mengikuti ekstrakurikuler OSIS adalah:
a. Tidak adanya jadwal kegiatan OSIS tiap Minggu yang kontinu. Sehingga sulit
melakukan koordinasi dengan para pengurus osis.
b. Bimbingan-bimbingan yang dilaksanakan hanya dalam rapat OSIS. Tidak
pada waktu bimbingan yang khusus.
c. Kinerja siswa yang lamban dalam kegiatan khususnya dalam kegiatan pensi
yang sedang dirancang.
d. Pengetahuan siswa yang kurang mengenai pembuatan proposal, koordinasi
antar panitia, birokrasi dll
3. KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) Matematik
Masalah yang dialami dalam proses bimbingan KIR Matematik diantaranya
adalah:
a. Kurangnya kesiapan siswa dalam melaksanakan KIR.
8
b. Siswa tidak mandiri karena soal-soal yang diberikan selalu dibahas
langsung oleh guru pembimbing.
c. Siswa kelas 7 dan 8 digabung sehingga sulit untuk memberikan materi atau
soal-soal yang sesuai tingkat kesulitannya.
d. Tempat untuk belajar selalu ditempati oleh kelas 8 sehingga untuk masuk
harus berkoordinasi dulu dengan mereka sehingga banyak waktu yang
terbuang.
e. Spidol untuk mengajar tidak disediakan.
f. Buku sumber tidak disediakan
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan
Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) tidak hanya berada di ruang
lingkup akademis, namun PPL juga mewajibkan praktikan untuk dapat
bersosialisasi dengan lingkungan sekolah dan berperan aktif dalam kegiatan yang
dilakukan sekolah. Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya dengan siswa atau guru
tetapi juga dengan seluruh warga sekolah seperti kepala sekolah, wakasek, staf
TU, dan seluruh warga sekolah. Selain bersosialisasi ada juga kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan oleh praktikan dalam pelaksanaan PPL di SMPN 14 yaitu
piket sekolah, Upacara Bendera dan Kegiatan-kegiatan lainnya. Berikut
merupakan beberapa permasalahan selama mengikuti partisipasi dalam kehidupan
Sekolah/ Tempat latihan
1. Piket Sekolah
9
Piket Sekolah merupakan kegiatan harian yang wajib dilaksanakan. Setiap
guru praktikan setiap memiliki jadwal piketnya masing-masing. Adapun
kegiatan-kegiatannya adalah sebagai berikut :
1. Praktikan mencatat kehadiran siswa dari setiap kelas.
2. Membunyikan bel sebagai tanda masuk kelas, pergantian jam pelajaran
dan jam pulang, dan lain-lain.
3. Mencatat siswa yang izin keluar sekolah atau meninggalkan pelajaran
sebelum waktunya.
4. Memberikan tugas kepada siswa ketika guru pelajaran berhalangan hadir,
dan jika perlu mengisi jam pelajaran tersebut.
5. Menggantikan atau membantu guru yang tidak masuk ke kelas.
6. Mencatat dan membantu dalam menerima tamu dari pihak luar ke sekolah.
Masalah-masalah yang dialami ketika menjalankan piket di sekolah adalah:
a. Tidak diberikannya bimbingan dalam pelaksanaan piket
b. Ruangan yang kecil untuk ukuran 3 orang
c. Sering terjadi perubahan jadwal dan tidak diberitahukan kepada pihak
guru piket sehingga sering terjadi kesalahan informasi.
d. Sering dilakukan rapat dadakan bagi guru yang berimbas pada
penggunaan jam pelajaran sehingga repot dalam membuat jadwal yang
baru,
e. Siswa seringkali tidak mengambil dan mengisi daftar hadir siswa,
10
f. Tidak disediakan surat ijin lainnya sehingga untuk memberi ijin harus
mencorat-coret surat ijin meninggalkan sekolah,
g. Bekas surat yang berceceran di laci meja piket membuat meja piket terasa
berantakan,
h. Jam yang ada di ruang piket menunjukkan waktu yang berbeda dengan
yang berada di ruang guru.
2. Upacara Bendera
Upacara bendera dilaksanakan setiap hari senin pukul 07.00 WIB sampai
dengan 07.40 di lapangan upacara SMPN 14 Bandung.
Masalah-masalah yang dialami ketika menjalankan upacara bendera di
sekolah adalah:
A. Terkadang upacara tidak dilaksanakan secara tepat waktu.
B. Upacara menghadap kearah timur sehingga selalu kepanasan ketika
melaksanakan upacara bendera.
C. Proses Bimbingan
Selama menjalani proses PPL, semua mahasiswa praktikan berada
dibawah arahan dan bimbingan dari semua pihak di lingkungan sekolah,
dalam hal ini yang berkewajiban memberikan bimbingan adalah Dosen Luar
Biasa dan Dosen Tetap PPL. Berikut merupakan penjelasan kegiatan
bimbingan yang dilakukan kedua dosen beikut permasalahan yang dihadapi.
a. Guru Pamong PPL
11
Seorang Guru pamong memiliki peran yang sangat penting dalam
membantu praktikan menjalankan tugas-tugas disekolah, terutama
dalam mempersiapkan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas,
seperti penyusunan RPP, dll. Guru pamong juga berperan dalam
memberikan evaluasi RPP sebelum praktikan melaksanakan
penampilan mengajar di dalam kelas, mengawasi dan mengobservasi
penampilan praktikan di dalam kelas, dan kemudian memberi evaluasi
terhadap penampilan mengajar yang baru saja dilakukan.
Selama pelaksanaan PPL, hampir tidak ada permasalahan yang
berarti dengan guru pamong. Hanya saja terjadi perbedaan dalam
penulisan format RPP.
b. Dosen Pembimbing PPL
Dosen Pembimbing PPL dalam hal ini adalah dosen
Universitas Pendidikan Indonesia dari setiap jurusan yang ditugaskan
untuk membantu dosen pamong dalam membimbing mahasiswa
praktikan dalam menjalankan tugas-tugasnya. Dosen Tetap juga
membantu praktikan untuk mengkomunikasikan ide mahasiswa
praktikan kepada Dosen Luar Biasa yang tidak berani disampaikan
oleh mahasiswa praktikan.
Selama pelaksanaan PPL, hampir tidak ada permasalahan yang
berarti dengan dosen pembimbing. Adapun masalah yang ditemui juga
12
adalah masalah waktu, dimana tidak ada jadwal pelaksanaan
bimbingan yang pasti dikarenakan jadwal praktikan dan dosen yang
tidak singkron, sehingga proses bimbingan belum berjalan dengan
intensif.
c. Koordinator
Koordinator mempunyai wewenang untuk mengkoordinir dan
mengevaluasi seluruh kegiatan PPL di sekolah/tempat latihan yang
bersangkutan. Selama penulis menjalani kegiatan PPL, tidak ada
masalah yang berarti dialami oleh penulis karena selalu ada ketika
dibutuhkan.
13
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab permasalahan-permasalahan
yang telah di bahas pada BAB I. Berikut merupakan beberapa faktor yang dianggap
praktikan menjadi faktor penyebab masalah yang muncul selama program PPL di
SMPN 14 Bandung.
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Perbedaan persepsi mengenai format penulisan RPP. Hal ini dikarenakan
belum pahamnya praktikan mengenai RPP berkarakter.
2. Banyaknya hari libur yang mengakibatkan kegiatan pembelajaran
terganggu. Sehingga RPP harus dipaksakan untuk selesai tepat waktu.
3. Praktikan masih belum mampu mengatur waktu kegiatan dalam RPP
dengan baik.
4. Praktikan masih belum mampu membuat RPP yang mencangkup aspek
kognitif siswa.
5. Praktikan masih belum mampu menyusun metode pembelajarkan yang
membuat semua peserta didik aktif dalam pembelajaran matematika.
B. Proses Penampilan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab permasalahan-permasalahan
praktikan selama proses penampilan di dalam kelas diantaranya adalah:
14
1. Praktikan masih belum mampu menyesuaikan panampilan pembelajaran
dengan RPP yang telah dibuat.
2. Siswa yang terkadang tidak patuh saat diinstruksikan untuk mengerjakan
tugas atau alat dan bahan pembelajaran.
3. Sering terjadi pemadaman di kelas sehingga siswa tidak dapat melihat
dengan jelas ke papan tulis.
4. Kurangnya LCD sehingga untuk melakukan pembelajaran dengan
menggunakan media power point sering berebut dengan mata pelajaran
yang lain.
5. Jam pelajaran yang di mulai pada tengah hari setelah istirahat membuat
motivasi siswa dalam belajar matematika sedikit berkurang.
6. Jumlah siswa yang banyak ( lebih dari 40 orang) membuat
pengorganisasian siswa menjadi lebih sulit.
C. Ekstrakulikuler
Faktor utama dari permasalahan yang dihadapi ketika kegiatan
ekstrakulikuler adalah faktor waktu, dimana semua kegiatan ekstrakulikuler
yang diikuti oleh praktikan dilaksanaan pada waktu yang selalu bersamaan,
yaitu hari Sabtu. Selain itu, faktor kurangnya komunikasi antara praktikan
dengan pihak sekolah ataupun antara praktikan dan pihak ekstrakulikuler itu
sendiri.
D. Partisipasi dalam Kegiatan di Lingkungan Sekolah
15
Masalah hanya timbul ketika menjadi petugas piket. Beberapa hal yang
dianggap praktikan menjadi faktor pemicu masalah selama proses partisipasi
dalam kegiatan di lingkungan sekolah diantaranya adalah:
1. Kurangnya tanggung jawab dari praktikan untuk datang lebih awal dari
biasanya ketika menjadi petugas piket.
2. Terbatasnya jumlah personil piket yang tidak sebanding dengan tugas-
tugas piket yang banyak.
3. Guru yang meminta petugas piket untuk menggantikan mengajar tidak
memberikan RPP nya, sehingga petugas piket yang menggantikan piket
hanya mengajar seadanya/tidak optimal.
4. Ketidak hadiran guru piket sehingga menyulitkan proses perizinan siswa.
E. Proses Bimbingan
Adapun faktor pemicu masalah yang muncul dalam proses bimbingan pada
umunya adalah faktor waktu dimana dosen tetap dan praktikan mempunyai
jadwal yang tidak sinergis sehingga sulit menemukan waktu yang tepat untuk
melakukan bimbingan dengan praktikan. Akan tetapi, proses bimbingan masih
ini tetap berlangsung walaupun tidak rutin.
16
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
Setelah membahas berbagai masalah dan faktor penyebabnya. Maka bab ini akan
menjelaskan tentang upaya-upaya penanggulangannya. Berikut adalah upaya
yang dilakukan oleh praktikan untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi:
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi dalam proses
penyusunan RPP, praktikan melakukan beberapa upaya, diantaranya:
1. Berusaha mengkonsultasikan format perbedaan RPP yang ditemui pada
kasus kedua guru pamong dengan Dosen Pembimbing PPL.
2. Melakukan penyesuain dalam penambahkan unsur nilai-nilai nilai-nilai
Afektif pada Indikator dan Tujuan Pembelajaran
3. Berusaha lebih awal meminjam media mengajar dalam hal ini LCD dan
speaker dan memeriksa kelancaran penggunaaannya terlebih dahulu
sebelum digunakan di dalam kelas.
4. Berusaha lebih memperhitungkan alokasi waktu untuk setiap langkah
pembelajaran yang akan dilakukan di dalam kelas.
5. Mengoptimalkan Pekerjaan Rumah untuk mengejar ketinggalan materi.
17
B. Proses Penampilan
Dengan mengacu pada masalah-masalah yang dihadapi praktikan selama
proses penampilan, praktikan melakukan upaya-upaya berikut.
1. Mempersiapkan Plan B untuk setiap RPP yang menggunakan media untuk
tetap menjaga keberlangsungan kegiatan belajar mengajar.
2. Lebih tegas dalam mengevaluasi tugas.
3. Lebih memperhatikan waktu ketika melaksanakan setiap langkah
pembelajaran di dalam kelas
4. Di awal penampilan, tidak langsung masuk ke materi tetapi melakukan
kegiatan pemanasan terlebih dahulu, seperti mengajak ngobrol, melakukan
permainan, atau sebagainya.
5. Berusaha melakukan pendekatan interpersonal kepada siswa-siswa yang
yang bersikap tidak disiplin ketika pembelajaran berlangsung.
6. Berusaha untuk lebih memahami setiap karakteristik siswa dan sikap
siswa.
C. Bimbingan Ekstrakulikuler
Karena masalah utama yang dihadapi oleh praktikan dalam bimbingan
ekstrakulikuler adalah masalah waktu, oleh karena itu terhadap masalah ini,
praktikan berusaha membagi waktu untuk ketiga ekstrakulikuler yang diikuti,
yaitu Pramuka, OSIS, dan KIR Matematika.
18
Secara rinci, berikut upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi
masalah Ekstra kurikuler.
1. Pramuka
Karena praktikan masih belum mampu membimbing pramuka pada
berbagai aspek, maka praktikan hanya memberikan permainan-permainan
matematika yang juga bagian dari permainan pramuka.
2. OSIS
Karena tidak ada jadwal yang pasti maka bimbingan dilakukan saat
rapat OSIS. Pemberian bimbingan meliputi bagaimana cara menggalang
dana, struktur acara, dan pelaksanaan saat PENSI.
3. KIR Matematika
Karena ketidakjelasan materi yang harus diberikan kepada siswa
KIR maka, praktikan memutuskan untuk memberikan materi mengenai
Olimpiade Sains Matematika. Selain itu praktikan juga memfokuskan KIR
matematika pada seleksi Olimpiade Sains pada bulan Mei.
D. Partisipasi dalam kehidupan sekolah
Upaya-upaya yang dilakukan oleh praktikan untuk mengatasi masalah-
masalah yang muncul selama partisipasi dalam kehidupan sekolah berlangsung
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan adaptasi dengan seluruh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di
SMPN 14 Bandung.
19
2. Bersosialisasi dengan seluruh warga sekolah, bukan hanya dengan kepala
sekolah, guru-guru, staf tata usaha, siswa, namun juga dengan petugas
keamanan, petugas kebersihan, sampai kepada petugas koperasi dan para
penjual di kantin.
3. Berusaha memberikan contoh yang baik kepada siswa.
4. Berusaha memposisikan diri pada saat jadi guru dan pada saat jadi teman
curhat apabila ada siswa yang mengalami masalah baik formal maupun non
formal.
Adapun upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul ketika menjadi
petugas piket adalah:
1. Menanyakan sendiri bagaimana tugas guru piket pada guru SMPN 14
Bandung
2. Berusaha semaksimal mungkin menyampaikan pembelajaran ketika
menggantikan tugas guru mengajar.
3. Betul-betul membagi job desk yang jelas untuk masing-masing petugas piket.
4. Mencari tahu kepada siapa siswa harus meminta tanda tangan ketika guru
petugas piket berhalangan hadir.
5. Memanggil ketua murid atau wakil kelas yang tidak memberikan daftar hadir
kelas.
20
E. Proses Bimbingan
Proses bimbingan adalah sebuah proses yang sangat berdampak signifikan
dalam program PPL. Idealnya, proses bimbingan ini hendaknya berjalan
secara rutin dan intensif, namun pada prakteknya terdapat beberapa kendala
yang mengakibatkan pelaksanaan proses bimbingan berjalan kurang intensif.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh praktikan untuk melaukan
bimbingan yang intensif adalah:
1. Memanfaatkan waktu dengan lebih baik untuk melakukan bimbingan
dengan guru pamong, misalnya untuk mengkonsultasikan RPP.
2. Meminta evaluasi terhadap proses penampilan yang telah dilakukan.
Adapun upaya untuk mengatasi masalah waktu yang dihadapi
praktikan ketika ingin melakukan bimbingan dengan Dosen Pembimbing
PPL adalah dengan melakukan inisiatif untuk menghubungi Dosen
Pembimbing PPL untuk menentukan waktu bertemu untuk bimbingan.
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil refleksi dari pengalaman praktikan selama mengikuti dan
melaksanakan PPL di SMPN 14 Bandung, maka praktikan membuat beberapa
kesimpulan, sebagai berikut:
1. Program PPL merupakan satu program yang sangat penting untuk para calon
pendidik karena dalam pelaksanaannya, calon peserta didik diperkenalkan
kondisi mengajar yang sesungguhnya.
2. Program PPL tidak hanya memfasilitasi calon peserta didik dalam kegiatan
akademik ataupun non akademik saja, tetapi juga bagaimana bersosialisasi
dengan lingkungan sekolah.
3. Menjadi seorang yang guru tidak hanya mesti menguasai materi tetapi
menguasai juga cara menyampaikannya.
4. Dibutuhkan persiapan yang matang sebelum melakukan pembelajaran agar
seorang guru tahu apa yang harus dilakukan dalam kelas.
5. Program PPL adalah pengalaman yang berharga dan bermanfaat bagi
praktikan. Melalui PPL, praktikan memperoleh banyak kemampuan-
kemampuan teknis yang berkaitan dengan kemampuan berorganisasi,
kemampuan berkomunikasi, dan kepemimpinan yang tentu akan berdampak
22
positif bagi diri praktikan untuk kehidupan kerja dan bermasyarakat di
kemudian hari.
B. Saran
1). Untuk SMPN 14 Bandung
1. Tetap menjaga prestasi kerja serta mempertahankannya sebaik mungkin,
karena mempertahankan prestasi kerja merupakan beban berat bagi suatu
lembaga pendidikan formal yang cukup ternama.
2. Tetap berpedoman pada sikap terbuka dan bekerja sama dengan pihak-pihak
yang ingin menimba pengalaman atau mempelajari kemajuan yang telah
dicapai hingga saat ini.
3. Guna menghasilkan alumni lulusan SMPN 14 Bandung yang berpotensi,
maka kedisiplinan dan kepemimpinan agar tetap dipertahankan dan
tingkatkan, begitu pula bagi seluruh personil sekolah.
2). Untuk pihak P2JK UPI
1. Tingkatkan pelayanan staf P2JK UPI dalam menginformasikan segala
macam info yang berkaitan dengan PPL, terutama dengan media online.
Media online merupakan salah satu media yang paling banyak diakses
publik, terutama mahasiswa.
2. Adakan perkuliahan PPL minimal selama seminggu di dalam kelas di
dalam fakultas masing-masing. Semakin banyak teori yang mahasiswa
23
dapatkan mengenai PPL, maka semakin besar peluang terciptanya kualitas
yang memuaskan dari mahasiswa dalam menjalani PPL ini.
3. Penyebarluasan informasi pelaksanaan PPL jauh sebelum pelaksanaan
PPL sehingga tidak terburu-buru dan mendadak.
4. Dapat mengontrol praktikan ketika melaksanakan PPL
3). Untuk pihak praktikan
1. Seorang praktikan tidak hanya mesti belajar dari satu guru pamong saja,
tetapi mesti belajar dari berbagai elemen sekolah itu sendiri.
2. Praktikan adalah seorang guru yang harus mempunyai kemampuan-
kemampuan yang mendukung untuk melaksanakan tugasnya dalam
proses belajar mengajar, serta disertai dengan kepercayaan diri dan
tanggung jawab yang tinggi.
3. Praktikan harus selalu mengkonsultasikan permasalahan-permasalahan
yang dihadapi selama program PLP kepada dosen luar biasa dan dosen
tetap PLP ataupun kepada guru-guru dan semua pihak yang dianggap
mampu membantu penyelesaian masalah.
4. Praktikan harus mempunyai kesabaran, katerampilan, kemampuan,
kesadaran dan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang
diberikan.
24
DAFTAR PUSTAKA
SMP NEGERI 14 BANDUNG. Tersedia online: http://smpnegeri14bandung.blogspot.com/ [20 Mei 2012]
Universitas Pendidikan Indonesia. (2005). Pedoman Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.
UPT PLP Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Panduam Program Latihan Propesi (PPL). Bandung: UPT PPL Universitas Pendidikan Indonesia.
25