BAB I KONSEP DASAR ILMU EKONOMI

152
1 BAB I KONSEP DASAR ILMU EKONOMI Hidup merupakan pilihan. Sejak kita bangun tidur sampai kembali ke tempat tidur, kita selalu memilih. Pada pagi hari, kita dapat memilih untuk terus melanjutkan istirahat atau berkemas untuk berangkat ke sekolah. Sesudah pulang sekolah, kita juga berhadapan dengan pilihan. Apakah kita mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, mengikuti kursus, atau kita pulang ke rumah untuk istirahat. Pada malam hari kita juga berhadapan dengan pilihan. Apakah kita mengerjakan mengerjakan rutinitas hidup atau terus bekerja. Pilihan juga berkaitan dengan kebutuhan kita. Pada saat kita lapar, kita berhadapan dengan makanan yang akan kita makan. Kita memilih memakan makanan tradisional, fast food atau jenis makanan yang lain. Ketika membutuhkan pakaian kita juga memilih jenis pakaian yang akan dipakai. Dalam berkomunikasi dengan orang lain kita juga memilih berkomunikasi secara langsung atau tidak langsung, kita dapat memilih untuk menggunakan media komunikasi antar lain; Blackberry Mesengger, Path, Instagram, Twitter ataupun Facebook. Memang banyak yang harus kita lakukan setiap hari. Pilihan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari karena keinginan kita melebihi kemampuan kita untuk memenuhinya. Pilihan juga tidak dapat terlepas dari kelangkaan. Masalah kelangkaan merupakan masalah bagaimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam dengan alat pemuas yang terbatas. Masalah inilah yang membawa kita untuk mempelajari ilmu ekonomi. Ekonomi adalah studi tentang bagaimana sumber daya yang langka atau terbatas. Dengan kata lain, ekonomi berkaitan dengan bagaimana orang membuat keputusan ketika dia berhadapan dengan kelangkaan. Pada bagian awal ini akan dibahas mengenai bagaimana untuk memahami konsep dasar ilmu ekonomi. Dalam kerangka besar pemahaman konsep dasar ilmu ekonomi, pertama-tama kita akan mempelajari pengertian ilmu ekonomi; prinsip, kegiatan, motif, dan politik ekonomi; pernyataan positif dan normatif dalam ekonomi; metodologi ilmu ekonomi; dan kegunaan ilmu ekonomi. A. Pengertian Ilmu Ekonomi Kata ekonomi merupakan kata yang tidak asing bagi kita karena sering kita dengar dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, golongan ekonomi lemah, kesulitan ekonomi, atau pertumbuhan ekonomi. Kata ekonomi berasal dari bahasa yunani yakni (oikonomia). Artinya, manajemen rumah tangga. Asal katanya (oikos) yang berarti keluarga atau rumah tangga, dan (nomos) yang berarti peraturan, aturan, atau hukum. Oikonomia adalah aturan masyarakat sebagai hukum kodrat yang menetapkan rumah tangga yang baik.

Transcript of BAB I KONSEP DASAR ILMU EKONOMI

1

BAB I

KONSEP DASAR ILMU EKONOMI

Hidup merupakan pilihan. Sejak kita bangun tidur sampai kembali ke tempat tidur, kita selalu memilih. Pada pagi hari, kita dapat memilih untuk terus melanjutkan istirahat atau berkemas untuk berangkat ke sekolah. Sesudah pulang sekolah, kita juga berhadapan dengan pilihan. Apakah kita mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, mengikuti kursus, atau kita pulang ke rumah untuk istirahat. Pada malam hari kita juga berhadapan dengan pilihan. Apakah kita mengerjakan mengerjakan rutinitas hidup atau terus bekerja.

Pilihan juga berkaitan dengan kebutuhan kita. Pada saat kita lapar, kita berhadapan dengan makanan yang akan kita makan. Kita memilih memakan makanan tradisional, fast food atau jenis makanan yang lain. Ketika membutuhkan pakaian kita juga memilih jenis pakaian yang akan dipakai. Dalam berkomunikasi dengan orang lain kita juga memilih berkomunikasi secara langsung atau tidak langsung, kita dapat memilih untuk menggunakan media komunikasi antar lain; Blackberry Mesengger, Path, Instagram, Twitter ataupun Facebook.

Memang banyak yang harus kita lakukan setiap hari. Pilihan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari karena keinginan kita melebihi kemampuan kita untuk memenuhinya. Pilihan juga tidak dapat terlepas dari kelangkaan. Masalah kelangkaan merupakan masalah bagaimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam dengan alat pemuas yang terbatas. Masalah inilah yang membawa kita untuk mempelajari ilmu ekonomi. Ekonomi adalah studi tentang bagaimana sumber daya yang langka atau terbatas. Dengan kata lain, ekonomi berkaitan dengan bagaimana orang membuat keputusan ketika dia berhadapan dengan kelangkaan.

Pada bagian awal ini akan dibahas mengenai bagaimana untuk memahami konsep dasar ilmu ekonomi. Dalam kerangka besar pemahaman konsep dasar ilmu ekonomi, pertama-tama kita akan mempelajari pengertian ilmu ekonomi; prinsip, kegiatan, motif, dan politik ekonomi; pernyataan positif dan normatif dalam ekonomi; metodologi ilmu ekonomi; dan kegunaan ilmu ekonomi.

A. Pengertian Ilmu Ekonomi Kata ekonomi merupakan kata yang tidak asing bagi kita karena sering kita

dengar dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, golongan ekonomi lemah, kesulitan ekonomi, atau pertumbuhan ekonomi. Kata ekonomi berasal dari bahasa yunani yakni (oikonomia). Artinya, manajemen rumah tangga. Asal katanya (oikos) yang berarti keluarga atau rumah tangga, dan (nomos) yang berarti peraturan, aturan, atau hukum. Oikonomia adalah aturan masyarakat sebagai hukum kodrat yang menetapkan rumah tangga yang baik.

2

Istilah ini berkaitan dengan konstruksi sosial aristoteles tentang realitas. Menurut pandangan ini, seluruh warga negara harus merasa nyaman dan diterima sebagaimana yang dia rasakan di rumahnya sendiri. Dalam konteks ini, bagi orang yunani kuno, masalah ekonomi hanya terkait dengan perasaan nyaman seseorang karena kebutuhan pribadinya terpenuhi.

Seiring dengan perkembangan zaman, masalah ekonomi saat ini, merupakan masalah publik. Masalah ekonomi menjadi bahan pembicaraan banyak orang, mulai dari warga biasa sampai para politikus yang membuat anggaran serta menetap-kan berbagai kebijakan fiskal dan moneter.

Karena masalah ekonomi telah menjadi perhatian publik, lahirlah ilmu ekonomi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Sementara itu, ekonomi berkaitan dengan asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan, seperti dalam hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan.

Terdapat beberapa rumusan tentang pengertian ekonomi yang disampaikan oleh para ekonom. Rumusan-rumusan yang mereka sampaikan antara lain adalah sebagai berikut.

1. Richard G. Lipsey menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi keinginan manusia yang tidak terbatas. (economics is the study of the use of scarce resources to satisfy unlimited human wants).

2. N. Gregory mankiw menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah studi tentang cara masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang langka. (economics is the study of how society manages its scarce resources).

3. Robert B. Ekelund Jr. dan Robert D. Tollison mengatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara individu dan masyarakat yang mempunyai keinginan yang tidak terbatas memilih untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas demi memenuhi keinginan mereka. (economics is the study of how individual and societies, experiencing virtually limitless wants, choose to allocate scarce resources to best satisfy their wants).

4. Paul A. Samuelson menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dalam menggunakan sumber daya produksi yang terbatas tetapi dapat dipergunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis komoditas dari waktu ke waktu dan mendistribusikanya untuk keperluan konsumsi saat ini atau di masa datang, kepada berbagai orang atau kelompok dalam masyarakat. (Economics is the study of how people and society end up choosing, with or without the use of money, to employ scarceproductif resources that could have alternative uses to produce various commodities over time and distributing them for consumption now, or in the future, among various persons or groups in society).

3

Berdasarkan pengertian atau definisi yang dikemukakan para ahli tersebut, jelaslah bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhanya yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas atau langka.

B. Pembagian Ilmu Ekonomi Ruang lingkup pembahasan ilmu ekonomi sangat luas dan beragam. Oleh

karena itu, ilmu ekonomi dibedakan atas tiga kelompok dasar, yaitu kelompok ekonomi deskriptif, kelompok teori ekonomi, dan kelompok ekonomi terapan.

1. Ekonomi deskriptif (descriptive economics) bekerja dengan mengumpulkan informasi-informasi faktual mengenai masalah ekonomi. Ekonomi deskriptif menggambarkan keadaan perekonomian yang sebenarnya terjadi di masyarakat.

Ekonomi deskriptif memberikan keterangan yang melibatkan pengidentifikasian, pendefinisian, kompilasi informasi, pengukuran fenomena, dan pengumpulan data. Dengan kegiatan ini, kita memperoleh sejumlah pengetahuan tentang fakta-fakta atau data empiris yang ada. Contohnya, jumlah angkatan kerja, struktur serikat buruh, dan asal-usul serta sejarah lembaga ekonomi. Pada ekonomi deskriptif tidak ada penjelasan mengapa fakta-fakta itu terjadi dan tidak ada pernyataan evaluatif atau penilaian atas fakta-fakta itu.

2. Teori ekonomi (economic theory) berusaha menggeneralisasi data-data ekonomi dan memberikan penafsiran atas data tersebut. Teori ekonomi merupakan kumpulan asa atau hukum ekonomi yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kebijakan ekonomi. Teori ekonomi adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bertugas menerangkan hubungan antara peristiwa-peristiwa ekonomi dan merumuskan hubungan-hubungan tersebut dalam suatu hukum atau teori ekonomi. Teori ekonomi merupakan kerangka konsep yang berasal dari data-data konkret yang disusun, diolah, serta diuji coba sehingga akhirnya membentuk asumsi yang bersifat umum. Teori ekonomi dibagi atas ekonomi makro dan ekonomi mikro. Pengertian ekonomi makro dan mikro adalah sebagai berikut.

Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang khusus mempelajari mekanisme kerja perekonomian secara keseluruhan. Ekonomi makro meneliti fenomena ekonomi yang luas, seperti tingkat pengangguran, pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat harga. Tujuan kajian ekonomi makro adalah untuk memahami berbagai peristiwa ekonomi dan merumuskan serta memperbaiki kebijakan ekonomi.

Ekonomi mikro adalah bagian ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku individu dan rumah tangga produksi atau perusahaan dalam membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas.

4

3. Ekonomi terapan (applied economics) merupakan cabang ilmu ekonomi yang menggunakan hasil kajjian teori ekonomi untuk menjelaskan fakta-fakta yang telah dikumpulkan oleh ekonomi deskriptif.

Berbeda dengan ekonomi murni yang berkaitan dengan teori secara abstrak, ekonomi terapan dipandang sebagai sarana untuk solusi bagi masalah-masalah praktis. Ekonomi terapan termasuk dalam arena kebijakan pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah berdasarkan bukti empiris. Ekonomi terapan antara lain menggunakan teori ekonomi, pengukuran dan metode analisis statistik, serta ekonometrika untuk menjelaskan fenomena ekonomi dan untuk menginformasikan kebijakan ekonomi. Ekonometrika adalah seperangkat metode statistika yang memungkinkan ekonom menguji hipotesis dengan menggunakan data dari lapangan. Contoh hipotesis yang diuji adalah pengaruh harga minyak dunia terhadap nilai dolar AS atau kebenaran bahwa stimulus fiskal mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekonometrika seringkali terkacaukan dengan matematika ekonomi. Perbedaan matematika ekonomi dengan ekonometrika adalah matematika ekonomi membahas tentang ekonomi matematis pada aspek-aspek teoritis pada analisis ekonomi, tanpa memperhatikan masalah-masalah statistika.

Secara garis besar, pembagian ekonomi dapat dilihat pada bagan bagan 1.1 berikut.

Ilmu ekonomi dapat dibagi menjadi delapan cabang berikut. 1. Ilmu Ekonomi Moneter

Ilmu ekonomi moneter adalah cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang uang, perbankan, dan lembaga keuangan lainya. Berbagai aspek yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan hal-hal tersebut. Seperti inflasi, jumlah uang beredar, dan tingkat suku bunga, dibahas pada cabang ilmu ekonomi ini. 2. Ilmu Ekonomi Publik

Ilmu ekonomi publik adalah cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang kebijakan pemerintah dalam perekonomian. Hal-hal yang dibahas pada ilmu ekonomi ini antara lain adalah APBN, APBD, utang pemerintah, pajak, dan retribusi.

Ilmu Ekonomi

Ekonomi Deskriptif

Teori Ekonomi

Ekonomi Terapan

Ekonomi Mikro

Ekonomi Makro

5

3. Ilmu Ekonomi Industri Ilmu ekonomi industri adalah cabang ilmu ekonomi yang

memfokuskan pembahasan pada interaksi berbagai perusahaan dalam suatu industri. Interaksi tersebut dapat berupa persaingan usaha, kinerja perusahaan, atau kartel. Pembahasan pada cabang ilmu ekonomi ini termasuk dalam lingkup ekonomi mikro. 4. Ilmu Ekonomi Internasional

Ilmu ekonomi internasional adalah cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang kegiatan perekonomian antarbangsa atau antarnegara. Kegiatan perekonomian tersebut dapat berupa transaksi perdagangan antarnegara, aliran investasi antarnegara, dan neraca pembayaran. 5. Ilmu Ekonomi Regional

Ilmu ekonomi regional adalah cabang ilmu ekonomi yang antara lain membahas tentang interaksi ekonomi antarwilayah dan proses perkembangan suatu wilayah. 6. Ilmu Ekonomi Sumber Daya Alam (SDA)

Ilmu ekonomi SDA adalah cabang ilmu ekonomi yang membahas masalah dan alokasi sumber daya alam yang optimal menurut ekonomi. Pokok bahasan pada ilmu ekonomi ini di antaranya adalah ekternalitas positif dan negatif. 7. Ilmu Ekonomi Sumber Daya Manusia (SDM)

Ilmu ekonomi SDM adalah cabang ilmu ekonomi yang membahas faktor produksi tenaga kerja. Pembahasan pada cabang ini antara lain adalah masalah pengangguran, upah minimum, dan tingkat pendidikan calon tenaga kerja. 8. Ilmu Ekonomi Syariah

Ilmu ekonomi syariah bertujuan untuk menerapkan ekonomi Islam. Pokok pembahasan dalam cabang ilmu ekonomi ini antara lain adalah prinsip bagi hasil, penghapusan riba dalam perekonomian, dan zakat.

C. Prinsip, Kegiatan, Motif, dan Politik Ekonomi Kebutuhan manusia sangat banyak dan beragam. Sedangkan jumlah

sumber daya untuk memenuhi kebutuhan itu sangat terbatas. Situasi ini mendorong manusia untuk bertindak dengan cara rasional. Mereka berusaha menggunakan sumberdaya yang terbatas dengan pengorbanan yang sekecil mungkin. Usaha seperti ini tidak terlepas dari prinsip ekonomi. Prinsip ekonomi adalah dasar berpikir yang digunakan manusia untuk memaksimumkan suatu tujuan melalui pengorbanan tertentu, atau untuk mencapai tujuan tertentu dengan pengorbanan sekecil mungkin. Prinsip ini menjadi pedoman bagi setiap pelaku ekonomi dalam melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi adalah setiap langkah yang dilakukan manusia dalam perekonomian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan ekonomi pada dasarnya dapat dikelompokkan atas tiga tindakan besar. Ketiga kegiatan itu adalah kegiatan mengonsumsi barang-barang dan jasa untuk memenuhi berbagai kebutuhan, kegiatan menghasilkan atau memproduksi berbagai macam barang dan jasa yang akan

6

digunakan untuk memenuhi kebutuhan, dan kegiatan mendistribusikan barang-barang dan jasa yang sudah dihasilkan itu.

Setiap kegiatan ekonomi pasti didorong oleh suatu motif. Motif tersebut disebut motif ekonomi. Motif ekonomi antara lain adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, memperluas usaha, mendapat penghargaan dari lingkungan sekitar, ingin berkuasa di bidang ekonomi dan ingin membantu sesama.

Dalam setiap kegiatan ekonomi, pemerintah ikut terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Keterlibatan pemerintah merupakan wujud tanggungjawab untuk memajukan perekonomian negara. Dalam hal ini pemerintah menjalankan politik ekonomi. Politik ekonomi adalah suatu paket tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki perekonomian, yang pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat. Langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam menjalankan politik ekonomi antara lain ditunjukan dengan menetapkan kebijakan dalam bidang moneter, fiskal, ekspor-impor dan harga.

D. Pernyataan Positif dan Pernyataan Normatif dalam Ekonomi Dalam mengkaji ilmu ekonomi, keadaan yang terjadi dan keadaan yang

akan terjadi dalam masyarakat perlu dibedakan dengan keadaan yang sebaiknya terjadi. Keadaan yang terjadi dan yang akan terjadi adalah keadaan yang sebenarnya dalam masyarakat. Kondisi yang ada ini masih perlu diperbaiki melalui beberapa tindakan sehingga tercapai hal hal yang ideal. Terhadap kondisi yang ada dan kondisi yang sebaiknya ada atau yang ideal, para ekonom menggunakan pendekatan yang berbeda. Pendekatan ini terwujuddalam pernyataan positif dan pernyataan normatif. 1. Pernyataan Positif

Pernyataan positif menggambarkan fakta-fakta dari kegiatan ekonomi yang terjadi di masyarakat. Fakta-fakta ini berhubungan dengan perkiraan tentang hal yang sudah terjadi dan hal yang akan terjadi. Contohnya, produsen atau pengusaha yang memanfaatkan sumber daya ekonomi secara efisien akan menghasilkan barang yang murah sehingga mendapat laba maksimum. Akibat penggunaan sumber daya ekonomi yang efisien, pendapatan akan meningkat. Mereka yang terlibat dalam kegiatan ini akan menjadi kaya. Contoh lainya, penerapan teknologi di bidang pertanian dapat membuat hasil pertanian meningkat. Kemakmuran pun akan bertambah. Akan tetapi, fakta di lapangan sering memperlihatkan bahwa orang yang berhasil dalam sektor pertanian hanya sedikit. Hal ini disebabkan hanya sebagian warga yang aktif dalam kegiatan produksi, sedangkan warga yang lain hanya menjadi konsumen. Akibatnya, hanya sebagian orang yang dapat menikmati kekayaan. Kasus seperti ini merupakan pernyataan positif dan dapat ditelaah kebenaranya dengan menggunakan data atau fakta yang tersedia.

7

2. Pernyataan Normatif Ekonomi normatif terutama berkaitan dengan kriteria kebijakan yang

optimal. Ilmu ekonomi normatif menggunakan studi empiris dan prediksi ekonomi positif, serta menggabungkan keduanya dengan pertimbangan nilai yang mencerminkan gagasan ideal tentang masyarakat dalam rangka untuk memperoleh rekomendasi kebijakan. Contohnya, apakah lembaga administratif pemerintahan lebih baik daripada pasar dalam menampung perubahan pola permintaan air? berapa besar polusi yang dapat diperkenankan? Haruskah proyek penyediaan air tertentu dilakukan? Dalam pernyataan normatif, pertentangan antara hal yang baik dan buruk menjadi perhatian. Pernyataan ekonomi normatif banyak digunakan oleh penasihat ekonomi. Contohnya, dalam pernyataan posiitif dikatakan bahwa sebaiknya pajak dikenakan pada setiap orang yang menerima penghasilan. Di sisi lain, pernyataan normatif mengatakan agar pemungutan pajak harus menyejahterakan setiap orang. Pernyataan normatif memfokuskan pemikiran terhadap hal-hal yang sebaiknya terjadi untuk kesejahteraan masyarakat.

E. Metodologi Ilmu Ekonomi Objek kajian ilmu ekonomi adalah berbagai masalah ekonomi yang dicari

penjelasan dan penyelesaiannya. Pada umumnya, metodologi ilmiah ilmu ekonomi dalam menganalisis masalah perekonomian dimulai dari observasi objek permasalahan, menentukan hubungan permasalahan dengan teori ekonomi yang terkait, menentukan hipotesis, mengidentifikasi pemasalahan melalui pertanyaan, menentukan variabel-variabel yang akan dikaji, serta menentukan asumsi-asumsi dan model yang digunakan untuk mendapatkan solusi atau kesimpulan. Penjelasan lebih lanjut atas pendekatan ilmu ekonomi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Melakukan observasi dan memilih teori

Hubungan antara observasi dan teori juga terjadi dalam bidang ekononomi. Sebagai contoh, seorang ekonom yang tinggal di suatu negara yang mengalami kenaikan harga barang-barang dengan cepat tergerak untuk mengadakan observasi terhadap fenomena tersebut. Untuk mendukung analisisnya, ekonom tersebut menggunakan teori inflasi. Teori ini bisa saja menyimpulkan bahwa inflasi yang tinggi ini terjadi karena pemerintah mencetak uang terlalu banyak. Untuk memastikan teori ini, sang ekonom mengumpulkan data kenaikan harga dan jumlah uang yang beredar dari beberapa negara berbeda. Jika jumlah uang yang dicetak tidak berpengaruh terhadap kenaikan harga, ekonom itu akan meragukan kesesuaian teori inflasi untuk menjelaskan fenomena yang ditelitinya. Di lain pihak, jika fakta tersebut mempunyai korelasi yang kuat terhadap kenaikan harga, ekonom itu akan semakin yakin terhadap kebenaran teori inflasi.

Walaupun para ekonom menggunakan teori dan observasi seperti ilmuwan lainya, para ekonom juga mengalami keterbatasan. Keterbatasan itu

8

antara lain berupa kesulitan melakukan eksperimen untuk menyelesaikan masalah ekonomi.

2. Mengidentifikasi permasalahan serta menentukan variabel dan

hipotesis Tahapan selanjutnya dalam metodologi ilmiah adalah mengidentifikasi

permasalahan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan yang akan ditayangkan kepada pihak-pihak yang terkait dengan objek yang akan dianalisis harus tepat sehingga permasalahandapat teridentifikasi dengan jelas. Setelah itu, variabel yang relevan dapat ditetapkan dalam menentukan hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang terjadi, ilmu ekonomi menggunakan asumsi ceteris paribus. Dalam ilmu ekonomi, istilah ceteris paribus seringkali digunakan untuk menyederhanakan beragam formulasi dan deskripsi dari berbagai asumsi ekonomi. Dalam pengertian ceteris paribus, fokus perhatiannya hanya pada variabel-variabel tertentu. Sementara itu, variabel-variabel lain yang berhubungan dengan analisis dianggap konstan sehingga variabel-variabel itu tidak mempengarugi analisis yang sedang dilaksanakan. Setelah hipotesis ditemukan, dilakukan uji hipotesis dengan berfokus pada variabel yang diteliti. Pada saat yang sama, faktor lain yang di asumsikan juga diperhatikan dalam uji coba tersebut .

3. Menggunakan asumsi dan model

Keterbatasan yang dihadapi oleh ilmu ekonomi antara lain sebagai berikut.

Objek penyelidikan ilmu ekonomi tidak dapat dilokalisasi.

Dalam ilmu ekonomi, manusia adalah subjek dan objek penyelidikan. Oleh karena itu, kesimpulan dan genneralisasi yang dihasilakan tidak dapat bersifat mutlak.

Ilmu ekonomi tidak mempunyai laboratorium untuk melakukan eksperiman ekonomi. Para ekonom memikirkan teori-teori, menghimpun data, dan

kemudiaan menganalisis data tersebut untuk membuktikan atau menyangkal teori-teori itu. Untuk Mengambil suatu kesimpulan, biasannya para ekonom menggunakan metode asumsi model.

Ekonom membuat asumsi untuk menyederhanakan suatu masalah yang rumit agar menjadi mudah. Untuk mengkaji pengaruh perdagangan internasional, misalnya, kita dapat mengasumsikan hanya terdapat dua negara yang memproduksi dua jenis barang di dunia. Padahal dunia sebenarnya terdiri atas ratusan negara. Setiap negara menghasilkan berbagai jenis barang yang berbeda. Dengan memahami perdagangan internasional dalam asumsi dua negara dan dua jenis barang, kita akan lebih mudah memahami perdagangan internasional.

Ketika siswa menghabiskan waktu istirahat sekolah dikantin untuk membeli makanan dari koperasi sekolah, terjadi interaksi antara pelaku-pelaku ekonomi. Siswa berperan sebagai rumah tangga (konsumen) yang

9

Permintaan Hasil Produksi

Penawaran Hasil Produksi

Penawaran Faktor Produksi

Permintaan Faktor Produksi

Pajak

Pajak

membeli barang dan jasa dari perusahaan (koperasi sekolah) di kantin (pasar barang dan jasa). Kondisi tersebut adalah salah satu contoh model. Model ini merupakan suatu bentuk penyederhanaan yang mengabaikan rincian bagian-bagian yanglain. Meskipun model ini tidak memperlihatkan kondisi secara keseluruhan, tetapi berguna untuk mem-pelajari proses interaksi antarpelaku ekonomi. Penggunaan model dalam ilmu ekonomi juga berguna untuk menjelas-kan fenomena ekonomi dengan menggunakan asumsi. Model-model dalam ilmu ekonomi antara lain adalah.

a. Penggunaan model diagram aliran sirkuler Perekonomian bergerak dikarenakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan

oleh manusia. Aktivitas-aktivitas tersebut antara lain adalah memproduksi, membeli, menjual, serta mendistribusikan barang dan jasa. Untuk memahami cara kerja perekonomian, kita perlu menyederhanakan pemikiran tentang semua peristiwa ekonomi. Oleh karena itu, kita membutuhkan suatu model untuk menjelaskan interaksi di antara pelaku-pelaku ekonomi dan cara perekonomian tersebut saling berhubungan dapat dilihat pada bagan 1.2 berikut.

Bagan 1.2 menyajikan model visual perekonomian yang disebut diagram

aliran sirkuler (circular flow diagram). Pada model ini, kegiatan ekonomi hanya dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi yaitu rumah tangga (konsumen), perusahaan (produsen), pemerintah, dan masyarakat luar negeri.

Berdasarkan diagram di atas, kita dapat mengetahui sirkulasi perekonomian. Sirkulasi perekonomian adalah interaksi yang terjadi di antara pelaku-pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi terdiri atas rumah tangga (konsumen), perusahaan (produsen), pemerintah, dan masyarakat luar negeri. Rumah tangga dan perusahaan berinteraksi di pasar barang dan jasa serta pasar faktor produksi. Pada pasar barang dan jasa, rumah tangga bertindak sebagai pembeli sedangkan perusahaan bertindak sebagai

Rumah Tangga

Masyarakat

Luar Negeri Pasar

Barang

Pasar Faktor Produksi

Perusahaan Pemerintahan

Masyarakat Luar Negeri

10

penjual. Sebaliknya, pada pasar faktor produksi, rumah tangga berperan sebagai penjual sedangkan perusahaan berperan sebagai pembeli.

Rumah tangga menjual manfaat dari tanah, tenaga kerja, dan modal kepada perusahaan di pasar sebagai produksi. Perusahaan memproses faktor-faktor produksi menjadi barang dan jasa yang akhirnya dibeli oleh rumah tangga di pasar barang dan jasa. Sebaliknya, rumah tangga membeli barang dan jasa siap pakai dari perusahaan. Perusahaan sebagai penerima uang membelanjakan sebagian uang itu untuk membayar faktor-faktor produksi, seperti upah pekerja dan sewa tanah. Sisanya menjadi laba untuk perusahaan.

Peran pemerintah pada sirkulasi ekonomi antara lain memungut pajak dari rumah tangga dan perusahaan. Balas jasa tersebut akan diberikan kepada rumah tangga dan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain sebagai penerima pajak, peran lain dari pemerintah adalah pemberi subsidi. Subsidi diberikan untuk membantu pelaku perekonomian, baik berupa rumah tangga maupun perusahaan.

Masyarakat luar negeri berperan sebagai investor di dalam perekonomian. Investasi dibutuhkan untuk menggerakan perekonomian dengan lebih cepat. Dengan adanya investasi, perekonomian akan tumbuh dan berkembang dengan lebih baik.

b. Penggunaan model kurva batas kemungkinan produksi Salah satu model ekonomi sederhana lainya adalah kurva batas

kemungkinan produksi. Kita andaikan suatu model perekonomian yang hanya memproduksi dua jenis barang, yaitu komputer dan sepeda motor. Industri komputer dan sepeda motor bersama-sama menggunakan semua faktor produksi dalam perekonomian. Grafik batas kemungkinan produksi (production possibilities frontier) mengilustrasi-kan prinsip pilihan yang terbatas, kelangkaan dan biaya peluang. Grafik batas kemungkinan produksi adalah sebuah grafik yang menunjukan semua kemungkinan kombinasi barang dan jasa yang bisa diproduksi dengan menggunakan sumber daya tertentu. Efisiensi tercapai jika dalam produksi kombinasi, peningkatan produksi salah satu komoditas akan mengurangi produksi komoditas lain.

Dalam hal ini, grafik batas kemungkinan produksi menunjukkan jumlah komputer dan sepeda motor yang dapat dihasilkan oleh suatu perekonomian dengan menggunakan semua faktor produksi dan teknologi. Kurva batas kemungkinan produksi dapat dilihat.

Perekonomian dapat memproduksi berbagai kombinasi dalam batas kemungkinan produksi. Produksi di luar kemungkinan batas produksi tidak mungkin dilaksanakan karena sumber daya yang tersedia terbatas. Jika semua sumber daya ekonomi digunakan untuk memproduksi sepeda motor maka dapat dihasilkan 40.000 unit sepeda motor, tetapi tidak ada komputer yang bisa diproduksi. Di lain pihak, jika semua sumber daya ekonomi digunakan untuk memproduksi komputer, jumlah yang dapat

11

diproduksi sebanyak 100.000 unit komputer, tetapi tidak ada sepeda motor yang diproduksi.

Jika perekonomian membagi sumber daya ekonominya maka pada titik A, jumlah komputer bisa diproduksi sebanyak 40.000 unit dan sepeda motor 30.000 unit. Sementara itu, pada titik B jumlah komputer yang dapat diproduksi sebanyak 70.000 unit dan sepeda motor sebanyak 20.000 unit.

Pada titik C produksi tidak berjalan secara efisien karena tidak semua sumber daya ekonomi terpakai. Jika ada cara-cara yang ditemukan untuk memperbaiki keadaan maka produksi pada titik C dapat bergerak menuju titik B. Sementara itu, produksi pada titik D tidak mungkin dilaksanakan sebab sumber daya ekonomi yang tersedia tidak cukup untuk melakukan produksi.

F. Kegunaan Ilmu Ekonomi Tiap orang perlu menguasai atau mempelajari ilmu ekonomi karena tiap

orang menghadapi kelangkaan dalam pemenuhan kebutuhan. Oleh karena itu, untuk mendapat hasil yang optimal, orang perlu menerapkan ilmu ekonomi. Ada empat kegunaan utama dari mempelajari ilmu ekonomi. Kegunaan yang pertama adalah mengajarkan cara berpikir yang dapat kita gunakan setiap hari ketika kita perlu mengambil keputusan. Cara berpikir yang dimaksud adalah tiga konsep fundamental dalam ilmu ekonomi, yaitu biaya oportunitas, marjinalitas, dan pasar efisien. Biaya oportunitas (opportunity cost) adalah alternatif terbaik yang kita korbankan atau hentikan ketika mengambil suatu pilihan atau keputusan. Biaya oportunitas ini muncul karena sumber daya bersifat langka. Marjinalitas adalah proses menganalisis biaya atau manfaat tambahan yang timbul dari suatu pilihan. Sementara itu, pasar efisien adalah suatu pasar di mana kesempatan memperoleh laba terhapus hampir dengan seketika karena sebagian orang mencari peluang laba yang sama sehingga hanya sedikit peluang tersisa.

Kegunaan lain dari belajar ilmu ekonomi adalah untuk memahami masyarakat dengan lebih baik. Dengan belajar ekonomi, kita dapat mencari jawaban atas beberapa pertanyaan, seperti mengapa orang memutuskan untuk membelanjakan uang dan waktunya untuk membangun gedung-gedung dan pabrik-pabrik? Mengapa orang yang lain membuka lahan, membangun jalan, atau memproduksi alat-alat transportasi?

Kegunaan ketiga mempelajari ilmu ekonomi adalah agar kita memahami persoalan-persoalan global. Pemahaman yang baik akan ilmu ekonomi sangat penting dalam membantu kita memahami persoalan global. Contohnya, perang di Irak dan serangan di Venezuela pada tahun 2003 membuat pasar minyak dunia mengalami gejolak yang berdampak pada naiknya biaya energi di seluruh dunia.

Kegunaan terakhir dari ilmu ekonomi adalah membuat kita menjadi pemilih yang kompeten. Ketika kita berpartisipasi dalam proses politik, kita memberi suara pada persoalan-persoalan yang memerlukan pemahaman mendasar tentang ilmu ekonomi.

12

RANGKUMAN

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas atau langka.

Ruang lingkup pembahasan ilmu ekonomi dibedakan menjadi ilmu ekonomi deskriptif, teori ekonomi, dan ilmu ekonomi terapan. Teori ekonomi terbagi atas ekonomi makro dan ekonomi mikro.

Ilmu ekonomi dapat dibagi menjadi delapan cabang, yaitu ekonomi moneter, ekonomi publik, ekonomi industri, ekonomi internasioanal, ekonomi regional, ekonomi sumber daya alam, ekonomi sumber daya manusia, dan ekonomi syariah.

Pernyataan positif menggambarkan fakta-fakta dari kegiatan ekonomi yang terjadi di masyarakat serta berhubungan dengan perkiraan tentang hal yang sudah dan akan terjadi. Pernyataan normatif adalah pernyataan yang mengaitkan nilai etika dan agama. Dalam pernyataan normatif, pertentangan antara hal yang baik dan buruk menjadi perhatian.

Para ekonom bekerja metodologi ilmiah. Metodologi ilmiah ilmu ekonomi dimulai dari observasi objek permasalahan, menentukan hubungan permasalahan dengan teori ekonomi, menentukan hipotesis, mengidentifikasi permasalahan, menentukan variabel-variabel, serta menentukan asumsi-asumsi dan model untuk mendapatkan solusi atau kesimpulan.

Ekonom menggunakan asumsi dan model untuk menyederhanakan suatu masalah yang rumit dan memudahkan pengambilan kesimpulan. Penggunaan model dalam ilmu ekonomi berguna untuk menjelaskan fenomena ekonomi dengan menggunakan asumsi-asumsi.

Ilmu ekonomi sangat diperlukan oleh setiap individu dalam rangka mengatasi masalah ekonomi yang dihadapinya. Pejabat pemerintah, seperti bupati, walikota, gubernur, atau presiden, membutuhkan ilmu ekonomi untuk memberi penjelasan dan sebagai dasar keputusan dalam pembuatan berbagai kebijakan ekonomi.

13

BAB II MASALAH EKONOMI

Dalam sebelumnya, kita telah mempelajari konsep dasar ekonomi. Di sana kita telah melihat bahwa banyak tokoh ekonomi yang memberi pandangan tentang ilmu ekonomi. Di antara mereka adalah Robert B. Ekulend Jr. dan Robert D. Tollison. Kedua tokoh ini mengatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara individu dan masyarakat yang mempunyai keinginan yang tidak terbatas memilih untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi keinginan mereka. Memang benar bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas tetapi sarana yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut terbatas. Tidaklah mungkin bagi perekonomian untuk memproduksi setiap jenis barang bagi setiap warga negara karena tidak ada ekonomi yang memiliki sumber daya yang tidak terbatas. Oleh karena itu, setiap perekonomian harus membuat pilihan tetang bagaimana memanfaatkan secara optimal sumber daya yang tersedia seperti tanah, tenaga kerja, dan modal.

Ada tiga sebab utama di balik masalah ekonomi. Ketiga alasan itu adalah sebagai berikut. 1. Kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi dengan mengonsumsi barang

dan jasa tidak terbatas. Beberapa tahun yang lalu tidak ada permintaan untuk iPad di Indonesia. Sekarang iPad sangat diminati orang. Tahun-tahun yang akan datang kemungkinan besar permintaan akan barang-barang konsumen, seperti mobil mewah dan alat komunikasi tipe terbaru akan muncul. Hal ini terjadi karena ada keinginan yang tidak terpuaskan.

2. Kelangkaan sumber daya yang dapat memenuhi keinginan kita. Tidak peduli seberapa kaya kita, kita tidak dapat memiliki segala sesuatu yang kita inginkan. Oleh karena itu, kita harus menentukan pilihan.

3. Sumber daya memiliki kegunaan alternatif. Contohnya, tanah dapat digunakan sebagai lahan pertanian, perumahan, atau lapangan golf. Dalam penggunaan sumber daya ini kita kembali dihadapkan pada masalah pilihan. Perekonomian tidak dapat menghasilkan semua barang dan jasa yang

dibutuhkan. Perekonomian tidak dapat menghasilkan segalanya bagi semua orang. Oleh karena itu, perekonomian menghadapi masalah dasar yang terkait dengan pilihan karena kelangkaan yang disebut masalah utama ekonomi. Menurut Samuelson, ada tiga masalah utama ekonomi.. ketiga masalah itu adalah apa yang akan diproduksi dan berapa banyak, bagaimana memproduksi dan untuk siapa barang diproduksi. Ketiga masalah ini merupakan masalah ekonomi mikro.

Selain ketiga masalah itu, ada dua masalah ekonomi yang lain yang masih terkait. Masalah-masalah itu terkait dengan pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Masalah pertumbuhan ekonomi tentu saja tidak dapat di lepaskan dari masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi dan neraca pembayaran.

14

Masalah-masalah ini merupakan masalah ekonomi makro. Hal-hal ini yang akan kita bahas dalam bab ini.

A. Kebutuhan Yang Tidak Terbatas Setiap individu memiliki kebutuhan yang hampir tak terbatas. Coba tulis

pada secarik kertas daftar kebutuhan anda. Pastilah dalam catatan itu tercatat lebih banyak barang dan jasa yang anda butuhkan daripada yang anda miliki sekarang. Anda mungkin ingin tinggal di beberapa tempat yang menarik. Contohnya, Bali, Hongkong, Hawai, atau Paris. Karena tempat-tempat itu jauh, mungkin anda tidak ingin bergantung pada penerbangan komersial. Anda berharap orang tua anda memiliki jet pribadi yang menyenangkan atau Rolls-Royce, Mercedes, Ferrari, atau Porsche. Mungkin juga anda tidak ingin menghabiskan seluruh waktu untuk membantu Ibu membersihkan rumah atau memasak. Anda berharap ada beberapa pembantu yang siap melayani anda.

Anda dapat dengan mudah melihat bahwa jika setiap orang diminta untuk membuat daftar kebutuhan. Kebutuhan itu akan sangat banyak. Bahkan hampir tak terbatas. Kebutuhan yang tidak terbatas pada dasarnya tidak masalah. Namun, akan menjadi masalah ketika kebutuhan yang tidak terbatas itu bertemu dengan sarana pemenuhan kebutuhan yang terbatas.

Kebutuhan memang merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebagai bagian dari kehidupan manusia, kebutuhan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk mencapai kemakmuran. Untuk mencapai kemakmuran tersebut, diperlukann alat pemuas kebutuhan. Kebutuhan manusia dapat dikelom-pokkan berdasarkan jenis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 1. Jenis-jenis kebutuhan

Jenis kebutuhan dapat dibedakan berdasarkan tingkat intensitasnya, subjek yang membutuhhkan, waktu pemenuhan kebutuhan, dan sifat pemenuhan kebutuhan.

a. Jenis kebutuhan berdasarkan tingkat intensitas Berdasarkan tingkat intensitas atau keharusan pemenuhan kebutuhan, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier.

1) Kebutuhan primer Kebutuhan primer adalah kebutuhan manusia yang harus dipenuhi untuk melangsungkan hidupnya. Agar dapat hidup layak, manusia harus makan, berpakaian, dan mempunyai tempat tinggal. Kebutuhan primer sering disebut sebagai kebutuhan alamiah atau kebutuhan utama.

2) Kebutuhan sekunder Kebutuhan sekunder atau kebutuhan pelengkap adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer. Contohnya, manusia perlu melengkapi diri dengan sepatu, tas, dan peralatan untuk bekerja.

15

3) Kebutuhan tersier Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang bersifat mewah.

Umumnya tujuan pemenuhan kebutuhan ini adalah untuk menaikkan status sosial. Kebutuhan mewah dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi. Sebagai contoh, penggunaan mobil mewah bukan lagi bertujuan sebagai sarana transportasi, tetapi untuk menunjukan status sosial. Penggunaan perhiasan mahal atau tinggal di apartemen mewah juga dapat menaikan status sosial pengguna.

b. Jenis kebutuhan berdasarkan subjek yang membutuhkan Subjek pengguna alat pemenuhan kebutuhan dapat dibedakan atas

individu dan masyarakat umum. Oleh karena itu, jenis kebutuhan menurut subjek dibedakan menjadi kebutuhan individu dan kebutuhan umum.

1) Kebutuhan individu Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang berhubungan dengan berbagai individu yang berbeda. Sebagai contoh, seorang petani membutuhkan cangkul, benih, traktor, dan alat pertanian lainya. Di lain pihak, guru membutuhkan alat peraga, buku refrensi, modul, dan perangkat mengajar lainya.

2) Kebutuhan umum Kebutuhan umum adalah kebutuhan yang berhubungan dengan masyarakat atau disebut kebutuhan sosial. Contoh kebutuhan umum adalah jalan raya,jembatan penyeberangan, taman kota, air bersih, jaringan listrik, dan fasilitas umum lainya.

c. Jenis kebutuhan berdasarkan waktu Berdasarkan waktu pemenuhanya, kebutuhan dibedakan atas kebutuhan sekarang dan kebutuhan masa mendatang. 1) Kebutuhan sekarang atau kebutuhan saat ini adalah kebutuhan yang

tidak dapat ditunda pemenuhanya dan harus dilakukan saat ini. Sebagai contoh, orang yang lapar harus segera makan dan orang yang sakit harus segera berobat atau dirawat di rumah sakit.

2) Kebutuhan masa mendatang atau kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang dirancang atau direncanakan untuk terpenuhi di masa depan, sebagai contoh, orang tua menabung atau mengikuti asuransi pendidikan untuk mempersiapkan biaya kuliyah anaknya.

d. Jenis kebutuhan menurut sifat pemenuhan kebutuhan Jenis kebutuhan ini digolongkan berdasarkan sasaran alat pemenuhan kebutuhan yang digunakan. Dalam hal ini, terdapat alat pemenuhan kebutuhan jasmani dan alat pemenuhan kebutuhan rohani. 1) Kebutuhan jasmani atau kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang

berhubungan dengan tubuh manusia. Jenisnya antara lain pakaian, makanan, minuman, dan obat-obatan.

2) Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan kejiwaan seseorang. Sebagai contoh, agar dapat bekerja lebih baik

16

karyawan perlu mendapat nasihat, motivasi, dan latihan yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian maupun keahlian kerja.

2. Faktor-faktor yang memepengaruhi kebutuhan Jika dicermati lebih dalam, terdapat beberapa perbedaan antara kebutuhan seseorang dan seseorang lainya. Demikian juga halnya dengan perbedaan kebutuhan antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Sebagai contoh, kebutuhan seorang pelukis dengan kebutuhan seorang arsitek tentu berbeda. Pelukis membutuhkan kuas, kanvas, cat minyak, dan peralatan melukis lainya. Arsitek membutuhkan meja gambar, pena teknik, penggaris, komputer, dan peralatan teknis lainya. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan perbedaan kebutuhan tiap individu. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, agama, adat istiadat, dan peradaban. a. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor penyebab yang mempengaruhi perbedaan kebutuhan manusia. Manusia yang hidup pada lingkungan yang berbeda akan memiliki kebutuhan yang berbeda pula. Sebagai contoh, orang yang tinggal di daerah yang beriklim dingin cenderungg menggunakan pakaian tebal dan makan-makanan yang mengandung kalori tinggi agar badan mereka tetap hangat. Sebaliknya, orang yang tinggal di daerah beriklim panas cenderung berpakaian tipis dan menghindari makanan yang mengandung kalori tinggi. b. Agama

Agama juga merupakan salah satu faktor pembeda individu. Sebagai contoh, orang yang beragama islam membutuhkan Al-Qur’an, sajadah, dan tasbih untuk beribadah serta tidak mengonsumsi daging babi. Di lain pihak, penganut agama hindu menggunakan bunga, janur, dab perlengkapan lainyya untuk melaksanakan ritual keagamaan serta tidak mengonsumsi daging sapi. c. Adat istiadat

Adat istiadat yangg berlaku di suatu daerah juga tururt memengarugi perbedaan kebutuhan dan pola hidup seseorang. Sebagai contoh, masyarakat suku melayu riau memiliki tradisi untuk menggunakan berbagai jenis pakaian adat berdasarkan waktu atau acara tertentu. Sementara itu, masyarakat suku Tapanuli mempunyai tradisi menggunakan ulos dalam acara-acara adat. d. peradaban

kemajuan peradaban yang berbeda-beda ditiap wilayah juga menyebabkan perbedaan kebutuhan. Sebagai contoh, nenek moyang kita pada masa lalu cukup berpakaian sederhana dan makan umbi-umbian. Setelah peradaban semakin maju, jenis pakaian dan makanan yang dikonsumsi masyarakat semakin beragam. Contoh lainya, pada tahun 1980-an sarana komunikasi di Indonesia masih terbatas pada

17

telpon dan pos. Saat ini, masyarakat Indonesia dapat berkomunikasi dengan menggunakan telepon seluler dan internet.

B. Barang dan Jasa Untuk memenuhi kebutuhan manusia diperlukan barang dan jasa. Barang

adalah alat pemenuhan kebutuhan manusia yang mempunyai bentuk fisik. Di lain pihak, jasa adalah alat pemenuhan kebutuhan yang tidak berbentuk tetapi bisa dirasakan manfaatnya.

1. Jenis-Jenis Barang Barang dapat dibedakan berdasarkan cara memperoleh, kepentingan barang dalam kehidupan manusia, cara penggunaan, serta cara pengerjaan menurut bentuk dan sebab. a) Berdasarkan cara memperoleh, barang dapat dibedakan menjadi

barang ekonomi dan nonekonomi. 1) Barang ekonomi adalah barang yang didapat dengan cara

mengorbankan sesuatu untuk mendapatkanya. Contoh barang ekonomi antara lain baju, komputer, dan sepatu.

2) Barang nonekonomi atau barang bebas adalah barang yang bisa didapat tanpa pengorbanan atau biaya. Beberapa contoh barang pemenuhan kebutuhan yang tidak memerlukan biaya untuk mendapatkannya adalah sinar matahari, air sungai, pasir di pantai, dan udara.

b) Berdasarkan kepentingan, barang dibedakan menjadi barang inferior, barang esensial, barang normal, dan barang mewah. 1) Barang inferior adalah barang yang pemakaianya dikurangi jika

pendapatan bertambah dan sebaliknya. Contohnya adalah, sendal jepit, barang bekas, dan barang tiruan. Pembelian barang-barang ini akan dikurangi jika pendapatan bertambah, tetapi pembelian akan bertambah jika pendapatan berkurang.

2) Barang esensial adalah barang yang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaanya tidak signifikan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Contohnya adalah beras, gula, minyak sayur, dan bensin.

3) Barang normal adalah barang yang permintaanya bertambah pada saat pendapatan meningkat dan sebaliknya. Contohnya adalah bajuu, buku, dan komputer.

4) Barang mewah adalah barang yang berharga mahal yang dapat menaikan status sosial penggunanya. Contohnya adalah perhiasan berlian, mobil mewah, dan kapal pesiar.

c) Berdasarkan cara penggunaan, barang dapat dibedakan menjadi barang pribadi dan barang publik. 1) Barang pribadi adalah barang yang dimiliki dan digunakan oleh

individu atau perorangan. Contohnya adalah rumah, tabungan, dan mobil.

18

2) Barang publik adalah barang yang digunakan untuk kepentingan banyak orang atau masyarakat umun. Contohnya adalah taman, jembatan penyeberangan, jalan raya, dan sekolah.

d) Berdasarkan hubungan pemakaian, barang dapat dibedakan menjadi barang substitusi dan barang komplementer. 1) Barang substitusi adalah barang dapat menggantikan barang lain.

Contohnya adalah jika harga beras mahal, maka orang mengonsumsi jagung atau singkong sebagai pengganti. Contoh lainya, jika harga tiket pesawat terbang mahal maka orang menggunakan kereta api sebagai sarana transportasi alternatif.

2) Berdasar komplementer adalah barang yang penggunaanya semakin bertambah jika digunakan bersama dengan barang lain. Contohnya adalah baju kemeja dengan dasi, sepatu dengan kaus kaki, serta mobil dengan bensin.

e) Berdasarkan cara pengerjaan atau proses pengolahan, barang dapat dibedakan menjadi barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi. 1) Barang mentah atau bahan mentah adalah barang yang belum

mengalami pengolahan. Contohnya adalah kelapa, kentang, dan ubi kayu.

2) Barang setengah jadi adalah barang yang telah diproses pada tahap tertentu, tetapi belum menjadi barang siap pakai. Contohnya adalah benang, kopra, dan tepung beras.

3) Barang jadi adalah barang yang telah diproses hingga siap untuk digunakan. Contohnya adalah sepatu, tas, kemeja, dan komputer.

f) Berdasarkan bentuk dan sifat, barang dapat dibedakan menjadi barang tetap dan barang bergerak. 1) Barang tetap adalah barang yang bersifat tetap dan tahan lama.

Contohnya adalah gedung, mesin pabrik, dan tanah. 2) Barang bergerak adalah barang yang bersifat tidak tetap dan masa

pakaianya pendek. Contohnya adalah buah, sayur, beras, dan bahan bakar.

2. Kegunaan Suatu Barang Setiap hari manusia membutuhkan berbagai barang untuk memenuhi kebutuhanya. Kegunaan suatu barang bagi manusia menurut AJ Meyers dapat dibedakan menjadi kegunaan bentuk, kegunaan tempat, kegunaan waktu, dan kegunaan milik. a) Kegunaan bentuk (Form Utility) Kegunaan bentuk adalah kegunaan yang muncul setelah suatu barang

diubah bentuknya. Contohnya adalah papan, paku, cat, dan pelitur yang diolah menjadi meja, kursi, atau perabotan lainya. Dengan diubah bentuknya, barang-barang tersebut semakin bernilai.

19

b) Kegunaan tempat (Place Utility) Kegunaan tempat adalah kegunaan yang muncul setelah suatu barang

dipindahkan ke tempat lain. Contohnya adalah pasir di pantai atau batu kapur di gunung akan memiliki nilai ekonomis setelah diangkut ke lokasi pembangunan gedung di kota.

c) Kegunaan waktu (Time Utility) Kegunaan waktu adalah kegunaan barang ketika digunakan tepat

waktu. Contohnya adalah tabungan pendidikan yang telah disiapkan sejak jauh-jauh hari menjadi berguna ketika tiba saatnya membayar biaya pendaftaran sekolah. Contoh lainya adalah pakaian bayi yang berguna pada waktu bayi telah lahir.

d) Kegunaan milik (Ownership Utility) Kegunaan milik adalah kegunaan barang yang muncul ketika barang tersebut telah dimiliki. Sebagai contoh, komputer yang ada di toko akan berguna setelah pemebeli membayar dan memiliki barang tersebut sehingga dapat digunakan.

C. Kelangkaan Barang dan jasa dibuat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan

jasa dihasilkan manusia dengan mengombinasikan berbagai sumber daya. Misalnya, petani, lahan tanah yang subur, benih jagung, pupuk dapat menghasilkan jagung. Penyanyi koor, kursi koor, dirigen, alat musik, musisi bergabung untuk menghasilkan Bethoven Fifth Sympony. Sumber daya-sumber daya ini langka.

1. Pengertian kelangkaan Kelangkaan (scarcity) adalah kondisi di mana manusia memiliki

sumber daya ekonomi yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tak terbatas. Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan di sini. Pertama adalah sumber daya ekonomi bersifat terbatas dan yang kedua adalah pemenuhan kebutuhan memerlukan sumber daya ekonomi yang tidak terbatas.

Kelangkaan semakin nyata ketika kita ingin memanfaatkan sumber daya ekonomi, seperti sumber daya alam, tenaga kerja, modal, dan keterampilan kewirausahaan. Sumber daya alam digunakan dalam proses industri dan jasa. Sumber daya alam, misalnya tanah, merupakan sumber daya ekonomi yang langka karena jumlahnya relatif tetap, sedangkan kebutuhan terhadap tanah terus bertambah. Kelangkaan tanah terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang bermukim di kota, banyak tanah kosong telah beralih fungsi menjadi perumahan, lokasi industri, dan tempat perbelanjaan. Akibat pembangunan tersebut, ruang terbuka untuk tempat bermain anak-anak sulit ditemukan sehingga membuat anak-anak menggunakan jalan raya sebagai tempat bermain.

Kelangkaan sumber daya alam juga berpengaruh terhadap rantai persediaan lokal maupun global. Contohnya, pabrik kertas di Serang, Jawa

20

Barat yang membutuhkan bahan bakar minyak untuk menjalankan proses produksi, sulit memenuhi kebutuhannya akibat persediaan bahan bakar minyak di Indonesia menipis. Pabrik kertas itu harus membeli bahan bakar minyak dari wilayah lain, misalnya Kuwait. Hal ini mengakibatkan peningkatan biaya transportasi agar kebutuhan pabrik terpenuhi.

Kelangkaan juga bisa terjadi dalam lingkup tenaga kerja. Dalam perencanaan pembangunan dan pengelolaan industri, kerap terjadi kekurangan tenaga ahli. Karena persediaan tenaga ahhli langka, biayanya pun terlalu mahal. Sebagai contoh, negara Jerman menghadapi kelangkaan sumber daya manusia dalam sektor konstruksi dan mesin pertambangan. Hal ini disebabkan banyak pemuda Jerman lebih tertarik bekerja pada industri otomotif ternama yang banyak berkembang disana.

Kelangkaan juga terjadi dalam persediaan modal. Contohnya, Indonesia masih mengalami berbagai kendala dalam persediaan modal. Modal yang diperlukan tidak hanya dalam bentuk uang, tetapi juga bahan baku, gedung, dan mesin-mesin. Untuk mendapatkan modal, negara kita harus meminjam pada negara lain atau lembaga internasional sehingga wajib membayar bunga pinjaman dan cicilan yang mempersulit perekonomian negara.

Terkait dengan kelangkaan di bidang kewiraswastaan, Indonesia masih membutuhkan lebih banyak lagi tenaga terampil, kreatif, dan inovatif untuk mengelola faktor-faktor produksi sehingga dapat menghasilkan produk bermutu dengan harga yang dapat bersaing dengan produk luar negeri.

2. Penyebab kelangkaan Penyebab kelangkaan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Keterbatasan benda pemenuhan kebutuhan di alam Keberadaan sumber daya alam sangat penting bagi kelangsungan

hidup manusia. Hal ini dikarenakan sebagian besar sumber daya alam digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun, tidak semua sumber daya alam dapat segera diperbaharui sehingga jumlahnya pun terbatas. Contohnya adalah minyak bumi dan mineral tambang yang memerlukan waktu hingga jutaan tahun untuk terbentuk kembali.

b. Kerusakan sumber daya alam akibat ulah manusia Manusia sebagai pengguna sumber daya alam harus bertanggung

jawab menjaga kelestarian sumber daya alam. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sumber daya alam yang rusak karena ulah manusia. Sebagai contoh, banyak hutan yang gundul atau rusak akibat pembalakan liar maupun pembukaan lahan untuk perladangan atau perkebunan. Hal ini berdampak luas terhadap keanekaragaman hayati yang ada di dalam hutan akan semakin berkurang. Bencana banjir dan pemanasan global menjadi salah satu fenomena yang tidak terelakan. Hal yang sama juga terjadi pada perairan laut. Cara penangkapan ikan yang tidak benar, seperti penangkapan ikan dengan pukat harimau, dapat merusak sumber

21

daya alam. Penangkapan ikan dengan cara tersebut dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem laut.

c. Keterbatasan kemampuan manusia mengolah sumber daya ekonomi yang ada

Manusia memiliki keterbatasan untuk mengolah sumber daya ekonomi. Keterbatasan ini disebabkan oleh rendahnya penguasaan teknologi dan kekurangan modal. Akibatnya, sumber daya ekonomi tidak dapat dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin.

d. Peningkatan kebutuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan

Seiring berjalanya waktu, tingkat peradaban dan jumlah manusia. semakin meningkat. Kondisi ini menyebabkan jenis dan jumlah kebutuhan juga semakin berkembang dan bergam. Di lain pihak, produksi atau penambahan alat pemenuhan kebutuhan belum dapat memenuhi kebutuhan yang ada sehingga terjadi kelangkaan.

D. Masalah Ekonomi Dalam Konteks Ekonomi Mikro Masalah ekonomi mikro terkait dengan tiga masalah pokok, yaitu barang

apa yang diproduksi dan berapa jumlahnya? Bagaimana cara memproduksinya? Dan untuk siapa barang tersebut diproduksi?

1. Apa dan berapa yang diproduksi?

Masalah ini menyangkut jenis barang dan jumlah yang akan diproduksi. Pertanyaan ini berkaitan dengan pengalokasian sumber daya yang langka di antara berbagai alternatif penggunaanya. Karena sumber daya terbatas, masyarakat harus memilih dan memutuskan barang apa yang akan diproduksi: apakah kita akan memproduksi makanan, pakaian, mesin industri, atau sarana transportasi. Sangat tidak mungkin untuk memproduksi semua jenis benda pemuas kebutuhan tersebut sejumlah yang diinginkan oleh masyarakat. Setelah ditentukan apa yang akan diproduksi, masyarakat harus memutuskan berapa jumlah barang tersebut harus diproduksi sehingga dapat ditentukan berapa sumber daya yang harus dialokasikan untuk makanan, berapa untuk obat-obatan, berapa untuk mesin-mesin industri. Jika kita ingin memproduksi lebih banyak makanan, sumber daya untuk memproduksi obat-obatan akan berkurang. Demikian juga sebaliknya.

Keputusan mengenai barang apa yang akan diproduksi, harus dipertimbangkan dengan cermat. Dalam pengalokasian dana pembangunan, terutama dalam memproduksi barang-barang, kita harus dapat mengajukan alasan mengapa barang itu diproduksi. Kita harus bisa menjawab mengapa pembangunan diarahkan ke sektor pertanian? Mengapa bukan ke sektor industri, misalnya. Setelah memprioritaskan ke sektor pertanian, selanjutnya harus ditentukan apakah kita akan memproduksi bahan pangan atau bahan untuk ekspor. Jika sudah

22

diputuskan barang apa yang diproduksi, maka masalah berikutnya adalah berapa jumlah barang yang harus diproduksi. Mengenai barang apa yang harus diproduksi dan berapa jumlahnya tergantung pada kondisi ekonomi dan sistem ekonomi negara bersangkutan.

2. Bagaimana memproduksinya? Masalah dalam hal ini adalah teknologi atau metode produksi apa

yang digunakan untuk memproduksi suatu barang: berapa jumlah tenaga kerja, jenis mesin apa, serta bahan mentah apa yang akan digunakan. Produksi dengan teknologi padat karya banyak menggunakan tenaga manusia, tetapi jumlah produksinya terbatas. Jika yang digunakan adalah teknologi padat modal, maka yang menjadi masalah adalah dari mana akan diperoleh modal. Masalah kedua yang harus ditangani adalah bagaimana mengombinasikan faktor-faktor produksi yang ada agar berhasil guna dan berdaya guna. Hal yang berkaitan dengan maslah metoode produksi ini adalah bagaimana melakukan proses produksi tersebut seefisien mungkin sehingga produksi dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Selain itu, ada tiga pertanyaan lain terkait dengan masalah ini. Ketiga pertanyaan itu adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana memanfaatkan sumber daya dalam produksi barang dan jasa yang di inginkan oleh masyarakat dan bagaimana mencegah penggunaan sumberdaya dalam memproduksi barang dan jasa yang tidak diinginkan oleh masyarakat. Contohnya, jika perekonomian telah memutuskan untuk hanya memproduksi kain dan tepung roti, maka harus dijamin bahwa faktor-faktor produksi (sumber daya) hanya memproduksi tepung roti serta kain dan bukan barang-barang lainnya.

2. Bagaimana memastikan bahwa perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan jasa tersebut mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan.

3. Bagaimana memastikan metode tertentu sebagai kombinasi yang paling efisien dari sumber daya sangat diperlukan karena setiap komoditas dapat diproduksi menggunakan lebih dari satu metode. Setiap metode memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Mekanisasi atau peningkatan teknologi meningkatkan kualitas serta kuantitas, tetapi ini dapat menimbulkan pengangguran. Contohnya, dalam memproduksi kain, apakah menggunakan mesin tenun tradisional atau menggunakan mesin modern.

3. Untuk siapa diproduksi? Permasalahan di sini adalah siapa yang memerlukan barang tersebut

dan siapa saja yang menikmati hasilnya. Dengan kata lain, bagaimana pendistribusiannya. Apakah barang-barang yang diproduksi tersebut akan didistribusikan menurut ukuran pendapatan, kekayaan, atau kelompok

23

tertentu dari masyarakat? sistem ekonomi pasar berpendapat bahwa sedikit atau banyaknya distribusi tergantung pada persaingan. Jadi, distribusi tergantung pada mekanisme pasar. Sedangkan pada sistem ekonomi komando, produksi dan distribusi diatur oleh pemerintah.

E. Masalah Ekonomi Dalam Konteks Ekonomi Makro

Objek pembahasan ekonomi makro antara lain adalah masalah pertumbuhan ekonomi, masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi, masalah pengangguran, dan neraca pembayaran.

1. Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan kapasitas barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi harapan semua perekonomian. Pertumbuhan ekonomi biasanya berhubungan dengan perubahan teknologi. Contohnya adalah pengenalan internet dan teknologi dalam industri AS secara keseluruhan mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Selain teknologi, faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah juga sumberdaya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan, budaya, dan modal. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan tidak hanya sebagai peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga sebagai perbaikan kualitas hidup masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi tidak sama dengan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan konsep yang tidak hnyameliputi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga perubahan positif tertentu dibidang kehidupan yang lain. Pembangunan ekonomi berarti pertumbuhan ekonomi bersama dengan perubahan dalam distribusi pendapatan nasional dan perubahan teknis serta kelembagaan lainnya yang diinginkan.

2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi dalam sistem ekonomi bebas atau sistem ekonomi pasar, kegiatan

ekonomi sering mengalami pasang surut. Kadang kala pertumbuhan ekonomi maju pesat dan kadang kala berjalan lambat, bahkan kadang-kadang merosot. Pergerakan naik turunya kegiatan perusahaan-perusahaan demi mencapai kemajuan ekonomi dalam jangka panjang disebut konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan. Perhatikan peraga pada grafik pada peraga 2.1 menunjukan hubungan antara periode waktu dan pendapatan nasional yang diwujudkan pada wkatu itu. Perhatikan pergerakan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, dari titik C ke titik D, dan dari titik D ke titik E dalam siklus konjungtur ABCDE. Dari pergerakan itu kita dapat menyimpulkan bahwa pergerakan dari titik A ke titik B dan dari titik C ke titik D menggambarkan kemunduran ekonomi. Sebaliknya titik B ketitik C dan titik D ke titik E menggambarkan kemajuan ekonomi. Pergerakan ini menunjukan bahwa siklus kegiatan

24

ekonomi sangat labil. Kemajuan ekonomi diikuti dengan kemunduran ekonomi.

Siklus dalam suatu periode konjungtur berbeda dengan keadaan konjungtur pada periode lain. Tetapi sidat-sifat dasar setiap siklus sama. Kurva konjungtur ekonomi terdiri dari masa pertumbuhan, masa puncak kemakmuran (peak of wealth), masa kemunduran, masa keterpurukan (peak of crises). Setelah krisis dapat teratasi, akan terjadi masa pemulihan (recovery), pertumbuhan, dan seterusnya. Siklus ini terbangun seperti gelombang sinus.

3. Masalah pengangguran Pengangguran adalah suatu kondisi ketika seseorang yang

dikategorikan dalam golongan angkatan kerja yang ingin memperoleh pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Pengangguran dapat terjadi karena faktor-faktor beriikut.

1. Kekurangan pengalaman agregat. 2. Ingin meninggalkan pekerjaan lama untuk memperoleh

pekerjaan baru yang lebih baik. 3. Perusahaan mengganti tenaga kerja manusia dengan peralatan-

peralatan canggih, seperti penggunaan mesin-mesin komputer. 4. Ketidaksesuain antara ketrampilan pencari kerja dan

keterampilan yang dibutuhkan dalam industri. 4. Masalah Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga naik secara umum dan terus menerus. Keadaan dimana harga naik secara umum dan terus menerus. Keadaan inflasi akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari suatu negara ke negara lainya. Ada empat golongan inflasi, yaitu ringan, berat, dan hiperinflasi. Pada inflasi ringan, kenaikan harga masih dibawah angka 10% setahun. Pada inflasi sedang, kenaikan harga antara 10%-30% setahun. Pada inflasi berat, kenaikan harga 30%-100% setahun. Pada hiperinflasi atau inflasi tak terkendali, kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

Inflasi dapat terjadi karena hal-hal berikut ini. 1. Ketidakseimbangan pengeluaran agregat dibandingkan dengan

kemampuan perusahaan dalam menyediakan barnag-barang. 2. Tuntutan kenaikan upah oleh pekerja pokok barang bertambah. 3. Kenaikan harga-harga barang yang diimpor. 4. Penawaran uang yang bertambah secara berlebihan tanpa

diikuti olehh produksi dan penawaran barang. 5. Kekacauan politik dan ekonomi.

5. Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran Neraca perdagangan atau balance of trade adalah ikhtisar yang

menunjukan selisih antara nilai transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Biasanya kurun waktunya satu tahun. Neraca perdagangan suatu negara yang positif menunjukan negara itu

25

mengalami ekspor yang nilai moneternya melebihi impor. Terjadi surplus perdagangan. Sementara itu, neraca perdagangan suatu negara yang negatif menunjukan nilai moneter impornya melebihi nilai moneter ekspor. Terjadi defisit perdagangan.

Neraca pembayaran adalah suatu ikhtisar yang menunjukan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri dan dari dalam negeri ke negara lain dalam satu tahun tertentu. Aliran itu mencakup hal-hal berikut.

a) Aliran penerimaan ekspor serta pembayaran impor brang dan jasa.

b) Aliran penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal asing.

c) Aliran keluar masuk modal jangka pendek seperti deposito di luar negeri.

Neraca pembayaran bermasalah ketika neraca pembayaran mengalami defisit. Artinya, pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Hal ini dapat disebabkan oleh impor lebih besar daripada ekspor dan aliran modal terlalu banyak ke luar negeri.

Neraca pembayaran yang defisit dapat menimbul-kan akibat sebagai berikut.

a) Penurunan kegiatan ekonomi dalam negeri karena penggunaan barang impor.

b) Harga valuta asing meningkat. c) Harga barang impor bertambah mahal. d) Kegairahan pengusaha berkurang dalam penanaman modal dan

membangun usaha baru.

26

RANGKUMAN

Kelangkaan mengharuskan individu dan masyarakat menentukan pilihan terbaik di antara alternatif barang dan jasa yang ada untuk memenuhi kebutuhan.

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk mencapai kemakmuran.

Barang adalah alat pemmenuhan kebutuhan manusia yang mempunyai bentuk fisik. Sedangkan jasa adalah alat pemenuhan kebutuhan yang tidak berbentuk, tetapi bisa dirasakan manfaatnya.

Masalah ekonomi mikro adalah sebagai berikut. a) Barang dan jasa apa yang diproduksi b) Bagaimana memproduksi barang dan jasa c) Untuk apa barang dan jasa itu diproduksi

Masalah ekonomi makro antara lain sebagai berikut. a) Masalah pertumbuhan ekonomi b) Masalah ketidakstabilan pertumbuhan ekonomi c) Masalah pengangguran d) Masalah inflasi e) Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran

27

BAB III SOLUSI MASALAH EKONOMI

Pada bab sebelumnya kita telah melihat bahwa kelangkaan menjadi akar permasalahan ekonomi. Kelangkaan mengacu pada sumber daya yang terbatas. Kondisi ini tidak akan menjadi persoalan jika tidak ada kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Coba perhatikan kehidupan kita sehari-hari! Apa saja yang kita butuhkan! Banyak sekal, bukan? Apakah semua kebutuhan itu dapat kita penuhi? Pasti tidak.

Kebutuhan manusia tidak terbatas. Sementara itu sumber daya alam terbatas. Kondisi ini menjadi masalah yang tidak dapat diatasi dengan kepandaian atau nasib baik. Interaksi antara kebutuhan yang tidak terbatas dan sumber daya yang terbatas menjadi penyebab dari banyak masalah yang kita hadapi. Cara mengatasi masalah inilah yang akan kita bahas dalam bab ini.

A. Menentukan Pilihan yang Tepat

Sumber daya finansial yang langka membatasi kemampuan konsumen untuk membeli barang-barang konsumsi. Sumber daya alam yang langka membatasi kemampuan produsen untuk menghasilkan barang-barang produksi. Kelangkaan sumber daya manusia dan modal membatasi pembangunan ekonomi suatu negara. Kelangkaan waktu membatasi siswa untuk melakukan segala hal yang diingininnya, seperti membuat pekerjaan rumah, bermain futsal, nonton futsal, nonton film, dan ngobrol dengan teman-temannya. Keinginan yang tidak terbatas dan sumber daya yang terbatas membuat orang harus memilih dengan bijak keinginan atau kebutuhan mana yang harus mereka penuhi di antara keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan yang ada.

Pilihan ekonomi adalah keputusan sadar untuk menggunakan sumber daya yang langka dengan cara tertentu. Pilihan dapat dibuat dalam lingkup pribadi maupun dalam lingkup pribadi. Misalnya, kita mempunyai uang saku. Uang saku kita tidak akan memungkinkan kita untuk membeli segala sesuatu yang ingin kita miliki. Kita dipaksa untuk memutuskan untuk memilih dan menentukan berapa banyak barang yang akan dibeli. Untuk membuat pilihan, kita perlu menyeimbangkan manfaat yang kita peroleh jika kita memiliki sesuatu dan biaya yang harus kita keluarkan jika kita harus mengorbankan sesuatu. Biaya ini disebut biaya peluang.

Di tataran masyarakat, masyarakat juga menghadapi masalah pilihan. Tidak ada ekonomi yang dapat menghasilkan sebanyak yang ingin dikonsumsi. Dibalik ini terletak kelangkaan sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi barang. Karena masyarakat tidak dapat memiliki semua benda yang diinginkanya, pilihan harus dibuat. Pilihan dasar di tingkat masyarakat berkaitan dengan apa, bagaimana dan untuk siapa diproduksi?

Dalam menentukan pilihan, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan. Di antaranya adalah sebagai berikut.

28

1. Analisis biaya peluang. Biaya peluang adalah nilai barang atau jasa yang dikorbankan karena alternatif tindakan, konsep biaya peluang adalah sebuah peringatan bahwa jumlah rupiah yang dikeluarkan tidak selalu merupakan biaya yang sesungguhnya. Misalnya, jika pemerintah memutuskan untuk membangun jalan raya melalui taman kota, biaya tanah yang diperlukan untuk membangun jalan raya mungkin akan terlihat murah dalam hal anggaran atau biaya yang dikeluarkan. Akan tetapi, biaya peluangg membuat jalan di atas taman sebenarnya akan dibayar ketika masyarakat semakin sulit untuk menikmati indahnya taman atau melepas lelah ditaman tersebut.

2. Analisis biaya manfaat. Analisis biaya manfaat adalah suatu teknik yang digunakan untuk membandingkan berbagai biaya dengan manfaat yang diharapkan. Dengan analisis ini kita dapat menentukan pilihan mana yang memberikan manfaat lebih besar dibandingkan biayanya.

3. Mengidentifikasi faktor pendorong kegiatan ekonomi. Suatu kegiatan ekonomi pasti didasari oleh motif-motif tertentu. Untuk itu kita perlu mengidentifikasi motif tersebut. Ada motif yang berasal dari dalam diri manusia, seperti untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada juga motif yang berasal dari luar diri manusia, seperti pengaruh lingkungan dan iklan. Tentu saja dalam menentukan pilihan yang tepat kita hendaknya lebih mempertimbangkan motif yang berasal dari dalam diri kita sendiri.

4. Menyadari trade off. Trade off adalah situasi dimana seseorang harus membuat keputusan untuk memilih suatu hal dengan mengorbankan hal lain dengan alasan ekonomis. Misalnya kita memilih menggunakan waktu untuk belajar daripada bermain game.

5. Berpegang pada prinsip ekonomi. Prinsip ekonomi adalah prinsip tindakan dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya, atau tindakan dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil tertentu.

Dalam kegiatan konsumsi, ada beberapa prinsip yang mendasari pilihan konsumen. Prinsip itu antara lain sebagai berikut.

1. Pendapatan yang terbatas mengharuskan pemilihan. Karena kelangkaan, kita semua memiliki pendapatan terbatas. Karena penghasilan kita terbatas, kita membuat pilihan tentang barang apa yang akan dan tidak akan kita beli. Bila lebih dari datu barang dan jasa yang dibeli, kit aharus menentukan barang apa yang kita beli lebih sedikit.

2. Konsumen membuat keputusan dengan memper-timbangkan alternatif. Jika biaya dua produk sama, konsumen akan memilih untuk membeli produk yang diharapkan memiliki manfaat yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika dua produk menghasilkan manfaat

29

yang sama, konsumen akan memilih untuk membeli produk yang harganya lebih murah. Pada dasarnya, diasumsikan bahwa konsumen mampu mempertim-bangkan biaya dan manfaat alternatif pilihan.

3. Sebuah barang dapat digantikan yang lain. Konsumen dapat mencapai kepuasan dari banyak alternatif yang berbeda. Baik mi ayam atau lontong sayur bisa memuaskan rasa lapar anda, sementara pergi menonton film atau pertandingan sepak bola bisa memuaskan keinginan anda untuk hiburan. Dengan uang sebesar Rp.3.000.000, anda mungkin membeli seperangkat iPad baru atau rekreasi ke Bunaken. Tidak ada satu barang yang sangat berharga sehingga tak dapat tergantikan oleh barang lain dalam jumlah cukup besar. Bahkan barang yang tampaknya tidak berhubungan kadang dapat diganti satu dengan yang lain. Contohnya, harga air yang tinggi menyebabkan orang di daerah tertentu memilih untuk memiliki kebun kaktus dan kepala shower dengan pembatas arus karena air relatif mahal.

4. Konsumen harus membuat keputusan tanpa informasi sempurna, tapi pengetahuan dan pengalaman akan membantu. Waktu dan usaha yang dihabiskan konsumen untuk mencari informasi akan berhubungan langsung dengan nilai yang dapat diambil darinya. Umumnya, konsumen akan lebih banyak menghabiskan waktu dan uang untuk mencari informasi ketika mereka akan membeli barang besar seperti mobil atau sistem AC, dibanding ketika mereka akan membeli pensil atau handuk. Pengalaman juga akan membantu kita membuat pilihan yang lebih baik. Kita cukup dapat mengira-ngira apa yang akan didapat ketika kita membeli es krim di restoran favorit. Ekspektasi kita mungkin tak akan terpenuhi setiap waktu, contohnya, es krim yang kita dapat mungkin kurang enak namun, saat itu kita mendapat informasi penting untuk tidak lagi membeli es krim di tempat itu.

5. Terjadinya hukum nilai guna marjinal. Ketika jumlah konsumsi meningkat, nilai guna marjinal yang didapat dari mengonsumsi unit tambahan, akan menurun. Contohnya, meskipun kita menyenangi es krim, kepuasan marjinal yang kita dapatkan dari mengonsumsi es krim akan makin berkurang ketika kita makin banyak memakanya.

B. Memanfaatkan Biaya Peluang Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, dalam mengatasi

kelangkaan, langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah menentukan pilihan yang tepat untuk menetapkan alternatif yang paling menguntungkan. Hal ini dilakukan dnegan mempertimbangkan biaya peluang. 1. Pengertian biaya peluang

Biaya peluang adalah segala sesuatu yang dikorbankan untuk mendapat sesuatu. Setiap kali kita harus membuat keputusan atau

30

memilih suatu tindakan, kita tidak hanya memilih, tetapi juga harus memper-timbangkan biaya peluang. Ada banyak pendapat tentang biaya peluang, di antaranya adalah sebagai berikut. a) N. Gregory Mankiw mengatakan bahwa biaya peluang adalah segala

sesuatu yang harus anda korbankan untuk memperoleh sesuatu (The opportunity cost of an item is what you give up to get the item). Dalam hal ini, maksudnya adalah biaya peluang harus memperhitungkan biaya nyata-nyata yang dikorbankan dan biaya tidak nyata yang dikorbankan.

b) Robert B. Ekelund, Jr. Robert D. Tollison mengatakan bahwa biaya peluang adalah biaya dari penggunaan sumber daya ekonomi untuk tujuan tertentu, yang di ukur dalam ukuran keuntungan yang tidak jadi didapat karena tidak memilih alternatif itu dibandingkan dengan komoditi yang didapat sebagai gantinya karena memilih suatu alternatif. (the opportunity cost is the cost of using resources for a certain purpose, measured in term of the benefit given up by not using them in the alternative way, that is, measured in term of other commodities, that could have been obtained instead).

c) Pauk A. Samuelson dan William D. Nordhaus mengatakan bahwa keputusan memilih biaya peluang, karena memilih satu hal dalam dunia kelangkaan berarti menyerahkan sesuatu yang lain. Biaya peluang adalah nilai barang atau jasa yang paling berharga yang hilang. (decisions have opportunity cost, because choosing one thing in a world of scarcity means giving up something else. The opportunity cost is the value of the most valuable goods or service forgone). Dari beberapa pengertian diatas, diambil beberapa kesimpulan antara

lain: 1) Biaya peluang dari sesuatu adalah apa yang dikorbankan untuk

mendapatkan sesuatu. 2) Biaya peluang juga dapat menjadi dasar pilihan jika mengerjakan

alternatif yang tidak jadi dipilih. Hasilnya adalah sesuatu yang tidak didapat dibandingkan dengan sesuatu yang didapat setelah memilih alternatif tindakan.

Untuk lebih memahami penerapan biaya peluang atau opportunity cost, berikut ini disajikan beberapa contoh.

Contoh 3.1 Sepasang suami istri ingin pergi bertamasya ke Malang hiburan

untuk mengusir rasa kejenuhannya. Untuk keperluan itu, mereka harus membayar biaya transportasi sebesar Rp. 300.000 dan membeli tiket masuk Rp. 100.000. jika tidak pergi bertamasya, pasangan suami istri itu dapat bekerja dan meng-hasilkan upah masing-masing sebesar Rp.100.000 sehari. Pertanyaanya, berapa biaya peluang dari suami istri yang bertamasya itu? Jawab :

Biaya transportasi : Rp.300.000 Tiket masuk : Rp.100.000 + Biaya eksplisit : Rp.400.000 Penghasilan jika tidak bertamasya (biaya implisit) : Rp.200.000 + Biaya peluang darmawisata : Rp.600.000

31

Jadi biaya peluang bukan hanya biaya yang nyata-nyata dibayar, tetapi termasuk pendapatan yang tidak jadi diperoleh karena memilih untuk pergi bertamasya.

Contoh 3.2

Seorang siswa yang baru lulus SMA ingin melanjutkan kuliah untuk mendapatkan gelar S1. Biaya yang harus dibayar untuk kuliah di perguruan tinggi adalah:

Sebenarnya, calon mahasiswa tersebut jika tidak kuliah dapat

bekerja dengan gaji sebesar Rp. 3.000.000 sebulan. Jika dia bekerja selama empat tahun, dia akan memperoleh gaji sebesar Rp.144.000.000 (biaya implisit). Hal ini tidak diperolehnya karena dia kuliah.

Pertanyaannya, berapa biaya peluang siswa tersebut kuliah S1? Jawab: Rp.231.000.000(Rp.87.000.000+Rp.144.000.000). ini adalah biaya

eksplisit+biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan. Biaya implisit adalah biaya peluang.

Contoh 3.3 Seorang pegawai dapat pergi kekantornya dengan dua cara. Cara

pertama naik bus umum dengan biaya Rp.15.000. cara kedua naik taksi dengan biaya Rp.50.000.

Pertanyaanya, berapa biaya peluang jika ia memutuskan naik taksi? Jawab: Biaya peluang yang dapat menambah tabungannya adalah sebesar

selisih ongkos naik angkutan bus dan naik taksi. Jadi, biaya peluang naik taksi adalah Rp.50.000-Rp.15.000=Rp.35.000 dengan waktu yang dihemat dan kenyamanan. Jika waktu yang dihemat ditambah kenyamanan nilainya lebih tinggi dari Rp.35.000, maka pilihan naik taksi dianggap tepat. Tetapi jika nilai Rp.35.000 lebih tinggi dari waktu yang dihemat dan ditambah kenyamanannya, maka pilihan naik taksi tidaklah tepat.

2. Perbedaan biaya peluang dan biaya sehari-hari

Biaya adalah pengorbanan untuk mendapatlan suatu tujuan. Di suatu perusahaan, biaya merupakan pengorbanan ekonomis untuk memproduksi suatu barang, memasarkan suatu barang, atau kegiatan lainnya. Jika pengorbanan itu untuk memproduksi suatu barang, maka biaya atau

Biaya tetap (hanya 1 X) : Rp.5.000.000 Uang semester 8X Rp. 3.000.000 : Rp.24.000.000 Pembelian buku : Rp.10.000.000 Uang asrama 48 bulan : Rp.48.000.000 + Biaya eksplisit : Rp.87.000.000

32

pengorbanan tersebut dinamakan biaya produksi. Jika biaya tersebut untuk memasarkan suatu barang, maka biaya itu dinamakan biaya pemasaran.

Biaya terdiri dari biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit perusahaan adalah pembayaran tunai untuk membayar sumber daya yang dibeli di “pasar sumber daya”. Di dalam perusahaan, sumber daya adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk aktivitas perusahaan. Biaya sumber daya dapat berupa upah, sewa, bunga, asuransi, pajak, dan sejenisnya. Dengan kata lain, biaya eksplisit adalah biaya sumber daya perusahaan dalam bentuk pembayaran tunai.

Disamping pengeluaran tunai atau biaya eksplisit, perusahaan juga menghadapi implisit yang merupakan biaya peluang (opportunity cost) dari penggunaan sumber daya milik perusahaan atau pemilik perusahaan. Biaya peluang muncul karena kita melakukan suatu kegiatan dan mengorbankan kegiatan lain. Biaya peluang berbeda dengan biaya sehari-hari. Biaya sehari-sehari adalah pengorbanan yang harus dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan (kegiatan ekonomi), tanpa memperhitungkan kerugian karena dikorbankannya kegiatan lain. Singkatnya, biaya sehari-hari muncul dari kegiatan apa yang dilakukan. Biaya peluang muncul dari kegiatan lain yang tidak bisa dilakukan. Untuk memperjelas hal ini ikutilah ilustrasi berikut.

Emma bekerja sebagai manajer di salah satu hotel bintang lima yang terkenal di Jakarta. Emma mendapat gaji per bulan sebesar Rp.20.000.000. karena ingin mengembangkan diri ia berhenti bekerja sebagai manajer dan membuka restoran puspita. Restorannya menempati rumahnya yang dahulu disewakan sebesar Rp.10.000.000 perbulan. Untuk modal kerja dia mengambil depositonya sebesar Rp.500.000.000 yang berbunga Rp.6.000.000 per bulan. Pada peraga 3.1 disajikan laporan pengelolaan restoran puspita.

Jika laba akuntansi lebih kecil daripada biaya peluang, maka perusahaan sebenarnya merugi. Jadi, jika penerimaan restoran Emma hanya Rp.150.000.000 lebih baik Emma kembali bekerja disalah satu hotel bintang lima yang terkenal di Jakarta itu.

C. Skala Prioritas dan Pengelolaan Keuangan

1. Skala prioritas Kita sudah belajar bahwa alat pemuas kebutuhan bersifat terbatas,

sedangkan kebutuhan manusia bersifat tak terbatas. Mengingat hal tersebut, maka kita perlu mencari cara terbaik untuk mengelola sumber daya yang ada agar kebutuhan kita tetap terpenuhi. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan menetapkan skala prioritas. Kebutuhan yang lebih penting harus didahulukan pemenu-hanya daripada kebutuhan lainnya. Sebagai contoh perhati-kanlah ilustrasi berikut.

Setiap Minggu, Shiane mendapat uang saku sebesar Rp.50.000. uang saku itu harus dapat memenuhi kebutuhannya selama satu minggu, antara lain untuk transportasi, membeli keperluan sekolah, jajan, dan menabung. Pada suatu pekan, Shiane mempunyai berbagai macam kebutuhan. Selain

33

pengeluaran rutin, Shiane harus membeli buku baru. Selain itu, Shiane juga harus membeli kado ulang tahun untuk sahabatnya, Poppy.

Untuk memenuhi semua kebutuhan itu, Shiane harus menentukan skala prioritas kebutuhan yang harus dipenuhinya. Berdasarkan skala prioritas itu, Shiane membuat daftar kebutuhan sebagai berikut.

No. Kebutuhan Biaya (Rp)

1. Transportasi 12.000

2. Buku 5.000

3. Kado ulang tahun 10.000

4. Jajan 13.000

5. Tabungan 10.000

Total 50.000

Berbekal skala prioritas tersebut, Shiane dapat memenuhi semua

kebutuhannya dalam satu minggu itu. Secara umum, kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan harus

didahulukan pemenuhannya dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Jika tidak didahulukan maka kelangsungan hidup kita dapat terancam. Skala prioritas kebutuhan dapat digambarkan melalui peraga berikut ini.

Prioritas II

Kebutuhan sekunder

Kebutuhan masa mendatang

2. Pengelolaan Keuangan Pada ilustrasi di atas, tampak dengan jelas bahwa pemenuhan

kebutuhan berkaitan erat dengan uang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa uang memegang peranan dalam hidup kita.

Sebagai seorang Mahasiswa, kita memang belum memiliki penghasilan sendiri. Namun, sebagian besar dari kita mempunyai uang saku yang diperoleh dari orang tua. Ada di antara kita yang memperoleh uang saku setiap hari. Ada yang menerima uang saku mingguan. Ada pula yang menerima uang saku bulanan. Dengan uang saku tersebut, kita dapat membeli berbagai kebutuhan, misalnya alat tulis, transportasi, atau jajanan. Agar kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpuaskan, kita harus dapat mengelola keuangan dengan baik.

Langkah awal yang dapat kita lakukan dalam mengelola keuangan adalah dengan membuat pembukuan keuangan. Kita dapat membuat pembukuan mengenai besar jumlah pemasukan dan pengeluaran kalian setiap minggu atau bulan. Kita dapat merencanakan pengeluaran apa saja yang akan kita lakukan dalam minggu atau bulan bersangkutan. Dengan melakukan hal ini, kita akan benar-benar memahami dan mengetahui apa saja jebutuhan yang harus di utamakan dan dikesampingkan, sehingga besar pengeluaran kita akan terkontrol dengan baik.

Prioritas III

Kebutuhan tersier

34

Langkah selanjutnya dalam mengelola keuangan adalah dengan memonitor dan mengevaluasi secara berkala. Hal ini diperlukan agar jika dalam keuangan kita terjadi masalah, kita dapat segera mendeteksi penyebabnya dan melakukan tindakan pencegahannya. Momonitor dan mengevaluasi secara berkala juga bermanfaat untuk mengakomodasi setiap perubahan dalam rencana pengeluaran kita. Contohnya, mengakomodasi pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga, dalam ilustrasi tentang skala prioritas di atas, membeli kado ulang tahun dan buku baru adalah kebutuhan yang tidak selalu ada setiap minggunya. Namun pada minggu itu, Shiane harus membelinya. Agar dua kebutuhan terpenuhi, Shiane harus mengeluarkan uang sebesar Rp25.000 untuk jajan selama satu minggu. Namun, karena Shiane memiliki kebutuhan tak terduga dalam minggu itu, maka ia membatasi pengeluarannya untuk membeli jajanan. Daripada membeli jajanan seperti hamburger, es krim, dan softdrink, seperti biasanya, Shiane memilih untuk membeli bubur ayam, bakso, dan air mineral dengan harga yang lebih murah namun tetap bergizi.

Langkag berikutnya yang tidak kalah penting dalam pengelolaan keuangan adalah membiasakan diri menabung sejak dini. Hal ini akan sangat membantu kita ketika harus menghadapi pengeluaran-pengeluaran tak terduga. Dengan membiasakan diri menabung, kita sekaligus belajar membiasakan diri untuk hidup hemat.

D. Mengatasi Masalah Ekonomi Mikro 1. Arah Ekonomi Mikro

Ekonomi mikro merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi. Ekonomi mikro mempelajari perilaku individu dan rumah tangga perusahaan dalam membuat keputusan tentang alokasi sumber daya yang terbatas. Biasanya, ekonomi mikro diterapkan pada perilaku pasar di mana barang dan jasa dibeli dan dijual. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku individu serta rumah tangga perusahaan dalam memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang serta jasa, penentuan harga, dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan jumlah barang atau jasa yang disediakan atau yang diminta. Hal ini tentu saja berkaitan dengan interaksi antara pembeli dan penjual serta faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan mereka.

Ekonomi mikro mengarahkan analisisnya pada satuan-satuan ekonomi yang mencakup konsumen, produsen, para investor, pekerja, pemilik faktor produksi, dan setiap orang yang turut berperan dalam kegiatan roda perekonomian. Teori ekonomi mikro dikembangkan oleh para ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dan David Ricardo sekitar abad ke-18 dan abad ke 19. Dalam menyusun teorinya, mereka beranggapan bahwa setiap subjek ekonomi pada umumnya melakukan tindakan ekonomi secara rasional dan memiliki informasi lengkap atas berbagai peristiwa yang terjadi di pasar. Selain itu, mereka juga beranggapan bahwa para subjek ekonomi dapat segera beradaptasi atau mengadakan penyesuaian terhadap perubahan-

35

perubahan yang terjadi di pasar. Tentu saja, perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh kelangkaan suber daya ekonomi. Dalam hal ini, tentu saja ada yang harus dikorbankan. Inilah yang membentuk platform pemikiran ekonomi mikro. Platform pemikiran ekonomi mikro terletak pada jantung pemikiran ekonomi, yakni bagaimana pengambil keputusan menentukan pilihan atas sumber daya yang terbatas yang memiliki kegunaan alternatif.

Suatu keluarga yang memilih untuk membeli mobil, mungkin saja harus melupakan niat mereka untuk berwisata pada saat liburan. Biaya untuk wisata tersebut akan mereka gunakan untuk membeli mobil. Dalam hal ini, wisata selama liburan adalah biaya peluang pembelian mobil. Sama seperti individu dan rumah tangga yang membuat keputusan atas biaya peluang dari yang mereka konsumsi, perusahaan juga mengambil keputusan tentang apa yang akan diproduksi. Dengan berbuat demikian, mereka membatasi diri dari memproduksi barang dan jasa alternatif.

Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, masalah ekonomi muncul karena sumber daya yang terbatas. Kata lain dari keterbatasan adalah kelangkaan. Kelangkaan membuat individu atau masyarakat harus membuat pilihan untuk mendapatkan alternatif terbaik. Pilihan alternatif yang terbaik dilihat dari segi konsumen adalah bagaimana mereka mendapat kepuasan maksimum dari penggunaan sejumlah barang dan jasa. Pilihan alternatif yang terbaik dilihat dari segi produsen adalah bagaimana menggunakan sumber daya yang ada sehingga produksi berjalan dengan efisien dan dapat menghasilkan laba maksimum.

2. Kebijakan Ekonomi Mikro

Dalam melakukan kegiatanya, individu dan rumah tangga perusahaan tentu perlu menetapkan kebijakan yang tepat. Hal tersebutlah yang dibahas dalam ekonomi mikro. Beberapa kebijakan yang dibahas dalam ekonomi mikro antara lain sebagai berikut. a. Menentukan pilihan yang paling tepat untuk mengatasi masalah

kelangkaan. Dalam membuat keputusan ekonomi ketika menghadapi kelangkaan, individu atau perusahaan harus mengambil kebijakan pilihan mana yang paling tepat untuk mengatasi masalah. Sebelum memilih alternatif tindakan, mereka harus mempunyai data yang akurat. Untuk membelanjakan uangnya, misalnya, konsumen harus memilih kombinasi penggunaan barang yang tepat. Tujuannya agar mereka memperoleh nilai guna maksimum. Demikian juga halnya dengan produsen. Mereka juga harus membuat keputusan ekonomi dalam penggunaan faktor-faktor produksi. Tujuannya agar mereka dapat menghasilkan hasil produksi yang paling murah dan bermutu.

b. Bersinergi antara sesama pelaku pasar dan industri untuk membentuk satuan yang lebih besar. Secara umum, satuan yang lebih besar akan lebih kuat dan menghemat biaya serta memudahkan mencapai tujuan ekonomi.

36

c. Membentuk kesepakatan di kalangan produsen dan konsumen. Perlu disadari bahwa kesepakatan-kesepakatan perlu di wujudkan oleh produsen dan konsumen. Contohnya, produsen dapat menghindari persaingan yang tidak perlu melalui kesepakatan-kesepakatan pembagian daerah pemasaran. Dengan ini, perang harga dapat di hindari dan penggunaan biaya iklan dapat di hemat. Konsumen juga dapat mengambil langkah-langkah yang dapat menghemat biaya. Contohnya, konsumen sepakat mengadakkan pembelian barrang dalam partai besar yang akan di bagi-bagi di antara sesama anggota dengan harga yang lebih murah.

d. Menggunakan teknik analisis ekonomi mikro. Teknik analisis atas sesuatu kasus sangat berguna untuk dapat menetapkan langkah penyelesaian yang paling efisien. tentu untuk menganalisis kasus tersebut, diperlukan data yang lengkap dan cara menganalisis yang benar.

e. Pemanfaatan analisis biaya peluang dalam rangkah menenyukan pilihan. Dalam menetapkan pilihan, kita perlu membuat analisis biaya peluang. Biaya peluang merujuk pada suatu pilihan yang tepat dengan mempertimbangkan biaya yang terlihat dan yang tak terlihat.

f. Dalam ekonomi mikro, pemerintah juga ikut campur tangan. Contohnya antara lain penetapan harga minimum untuk melindungi produsen dan penetapan harga maksimum untuk melindungi konsumen.

3. Asumsi-asumsi ekonomi mikro Ada beberapa asumsi dalam ekonomi mikro yang dapat di gunakan

sebagai landasan membuat kebijakan menyangkut keterlibatan dalam pasar. Asumsi-asumsi itu antara lain saebagai berikut. a. Berusaha memaksimalkan hasil yang dicapai. Konsumen berusaha

mandapat hasil yang maksimum dalam menggunakan barang dan jasa. Demikian pula. Produsen berusaha memaksimalkan keuntungan yang didapat.

b. Melakukan kegiatan atas dasar kerangkaan. Dalam kegiatan ekonomi. Para pelaku ekonomi harus tetap memper hitungkan kerangkaan. Mereka harus bertindak rasional.

c. Konsumen dan produsen melakukan kegiatan ekonomi secara rasional (rational behavior) bertindak secara rasional artinya selalu memperhitungkan untung ruginya. Pihak konsumen dalam melakukan kegiatan konsumsi harus mengusahakan kepuasan maksimum. Produsen dalam melakukan kegiatan produksi juga harus memaksimalkan keuntungan. Ekonomi mikro hanya bagian kecil dari disiplin ilmu ekonomi. Meskipen demikian. Telaah ekonomi mikro memberi dasar pengetahuan yang cukup bagi kita untuk memahami sesuatu sistem perekonomian.

Agar telaah ekonomi mikro lebih nyata. Berikut ini disajikan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang membantu kita memahaminya.

37

a. Bagaimana kerja fungsi sistem ekonomi di negara kita? Bagaimana instrumen pasar difungsikan? Mangapa kita memiliki hasil produksi kegiatan bidanng ekstratif dan agararis berlebih tetapi kekurangan barang-barang di bidang indrustri?

b. Apakah suber daya telah digunakan secara efisien? Apakah telah diusahakan mendapatkan sumber daya yang maksimal dari penggunaan sumbr daya tertentu? Dapaykah perekonomian mendapatkan hasil yang lebih banyak dengan cara mengubah faktor-faktor produksi yang digunakan?

c. Manakah yang lebih tepat melakukan kegiatan di sektor pertanian, sektor industri atau sektor jasa? Ini adalah masalah pilihan yang harus di buat dengan tepat.

d. Apakah perundang-undangan tentang pelestarian lingkungan hidup sudah tepat? Dalam hal ini, pelaku industri tidak boleh hanya mencari keuntungan tetapi harus pula memperhatikan lingkungan hidup yang sehat.

e. Mengapa suatu pekerjaan atau profesi mendapat menghasilkan yang tinggi, sementara beberapa pekerjaan jenis lainnya mendapat penghasilan yang rendah?

E. Mengatasi Masalah Ekonomi Makro 1. Pengertian Ekonomi Makro

Beberapa dengan ekonomi mikro yang melihat keputusan yang dibuat pada tingkat individu atau perusahaan, ekonomi makro mempunyai skala perhatian yang lebih luas. Teori ekonomi makro lahir dari upaya untuk menerangkan depresi besar yang terjadi tahun 1930-an. Teori ini mulai berkembang ketika J. M. Keynes, seorang ahli ekonomi dari Universitas Cambridge, Inggris, meluncurkan buku The General Theory of Employment, Interest and Money pada tahun 1937. Ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana mekanisme perekonomian secara keselurahan bekerja. Ekonomi makro mempelajari kekuatan-kekuatan dan kecenderungan-kecenderungan yang memengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Ini mencakup struktur, kinerja, perilaku, dan pengambilan keputusan ekonomi secara keseluruhan dalam perekonomian nasional, regional, serta global. Variabel-variabel yang dipelajari adalah variabel ekonomi agregatif (secara keseluruhan), seperti tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, suku bunga, jumlah uang yang beredar, neraca pembayaran, perdagangan internasional, dan keuangan internasional.

Ekonomi makro mengembangkan model yang menjelaskan hubungan antarvariabel. Hubungan antara variabel-variabel itu dapat bersifat fungsional (saling memengaruhi). Contohnya, hubungan antara pendapatan dan pengeluaran konsumsi dan investasi. Hubungan antara variabel-variabel itu juga bersifat hubungan kausal (sebab akibat), seperti hubungan antara meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah dengan menurunnya

38

tingkat pengangguran. Peraga 3.1 dapat memperjelas perbedaan analisis teori ekonomi mikro dan ekonomi makro.

2. Indikator prestasi kegiatan ekonomi makro

Beberapa data ekonomi makro yang dapat digunakan sebagai acuan penilaian kemajuan kegiatan ekonomi makro antara lain adalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran; pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita; penggunaan tenaga kerja dan pengangguran; perubahan harga atau inflasi; dan kestabilan kurs mata uang dalam negeri. a. Neraca perdagangan dan neraca pembayaran Kestabilan neraca perdagangan dan neraca pembayaran dapat dijadikan

indikator pencapaian kegiatan ekonomi. Neraca perdagangan yang surplus dapat menjadi indikator bahwa jumlah ekspor lebih besar dari impor. Neraca pembayaran yang aktif mengindikasikan bahwa aliran dana masuk dan hak suatu negara lebih besar dari aliran dana keluar dan kewajibannya terhadap negara lain.

b. Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan per kapita Pendapatan nasional merupakan indikator yang dapat menunjukkan kemajuan ekonomi suatu negara. Pendapatan nasional yang semakin meningkat akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang persentasenya melebihi persentase pertumbuhan penduduk mengakibatkan pertumbuhan pendapat per kapita. Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan per kapita adalah tiga variabel ekonomi yang saling berhubungan.

c. Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran Pengangguran dalam suatu negara di tunjukkan dengan angka perbedaan

antara angkatan kerja dan penggunaan tenaga kerja yang sesungguhnya.

Bahan Analisis

Ekonomi Mikro Ekonomi Makro

Harga Analisis harga tentang suatu barang tertentu

Analisis harga tentang harga keseluruhan

Unit analisis Analisis tentang tingkah laku pelaku ekonomi tertentu seperti produsen dan konsumen

Analisis tentang permasalahan ekonomi secara keseluruhan seperti produksi nasional, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi

Tujuan analisis Memahami bagaimana mengalokasikan faktor produksi agar dicapai kombinasi yang tepat

Menganalisis pengaruh kegiatan ekonomi tertentu terhadap kinerja perekonomian secara nasional

39

Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu. Suatu negara dianggap sudah mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja mencapai penuh apabila tingkat penganggurannya kurang dari 4%. Pada peraga 3.4, kita dapat melihat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan 2010-2012.

d. Keadaan perubahan harga-harga atau inflasi Inflasi adalah suatu gejala ekonomi yang paling tidak diinginkan sebab

inflasi dapat membuat perekonomian tidak stabil. Secara umum, dampak inflasi antara lain adalah berkurangnya investasi di suatu negara, kenaikan suku bunga, penanaman modal yang bersifat spekulatif, pelaksanaan pembangunan yang gagal, ketidakstabilan ekonomi, neraca pembayaran defisit, dan kesejahteraan masyarakat merosot. Inflasi yang terkendali merupakan salah satu indikator keberhasilan kinerja ekonomi.

e. Kestabilan kurs mata uang dalam negeri Kestabilan kurs mata uang merupaka pertanda kebersihan

ekonomi.namun, jika kurs tidak mentu, maka hal itu merupakan pertanda kinerja ekonomi yang tidak baik. Contohnya, pada waktu kurs rupiah terhadap dollar amerika di bawah Rp5.000 per 1 US $.utang korporasi sebesar Rp100.000.000. pada saat kurs rupiah terhadap dollar amerika menjadi Rp12.000 per 1 US $, utang korporasi menjadi Rp240.000.000. ada kennaikan sekitar 140%.

3. Kebijakan ekonomi makro

Langkah-langkah kebijakan ekonomi makro yang dilakukan suatu negara sangat ditentukan oleh tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, dalam membahas bentuk-bentuk kebijakan ekonomi makro akan lebih bermanfaat apabila kita mengetahui terlebih dahulu tujuan-tujuan yang ingin dicapai. a. Tujuan kebijakan ekonomi makro

Sasaran setiap kebijakn ekonomi adalah untuk mengatasi masalah-masalah itu, tujuan kebijakan ekonomi makro antara lain.

1. Menstabilkan neraca pembayaran dan kurs valuta asing Neraca pembayaran merupakan suatu pembukuan yang menggambarkan aliran pembayaran yang dilakuukan dari dalam negeri ke negara-negara lain dan dari negara-negara lain ke dalam negeri. Dari neraca pembayaran, kita dapat mengetahui informasi penting tentang hubungan ekonomi di antara satu negara dan negara-negara lain. Neraca pembayaran yang defisit antara lain menunjukkan pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri dan impor yang berlebihan. Hal ini tentu saja akan menimbulkan ketidakstabilan dalam negara. Salah satu akibatnya adalah meningkatnya kurs valuta asing. Kurs valuta asing sering diartikan sebagai banyaknya nilai mata uang suatu negara yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan satu unit nilai uang asing. Jika nilai

40

tukar kurs mata uang bergerak tajam atau berubah-ubah, kondisi ekonomi akan sulit diprediksi. Harga-harga akan sulit ditentukan. Tingkat pengembalian (return) investasi juga akan menurun. Perkembangan dunia usaha pun menurun. Oleh karena itu, kestabilan neraca pembayaran dan kurs valuta asing perlu dijaga. Kestabilan menjadi sangat penting karena kondisi yang stabil akan menciptakan suasana yang kondusif untuk perkembangan dunia usaha dan bisnis.

2. Mengusahakan pertumbuhan ekonomi Menurut Todaro, komponen utama dalam pertum-buhan ekonomi suatu negara adalah akumulasi modal, pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja, serta perkembangan teknologi. Akumulasi modal terjadi jika sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan untuk memperbesar output serta pendapatan di masa yang akan datang. Investasi dalam sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan informal dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan menghasilkan efek positif terhadap produksi. Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja dapat merangsang pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah jumlah tenaga produktif. Jumlah penduduk yang lebih besar akan memperluas pasar domestik.perkembangan teknologi bagi para ahli ekonomi merupakan sumber pertum-buhan ekonomi yang lebih penting. Perkembangan teknologi dapat meningkatkan nilai tambah produksi. Pertumbuhan ekonomi harus diusahakan agar kesempatan kerja dapat disediakan bagi tenaga kerja yang terus bertambah. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan ekonomi, tingkat kemakmuran masya-rakat dapat ditingkatkan.

3. Mencapai penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi Kegiatan ekonomi mencapai penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi merupakan dambaan yang paling diharapkan dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain-nya. Apabila perekonomian dapat mencapai penggu-naan tenaga kerja penuh tanpa inflasi, dengan sendirinya tujuan-tujuan lainnya akan tercapai.

4. Menghindari masalah inflasi Inflasi adalah gejala ekonomi yang dapat merugikan perekonomian. Ada banyak hal yang menyebabkan inflasi, di antaranya adalah permintaan barang dan jasa yang berlebihan, jumlah uang yang dicetak terlalu banyak, dan kenaikan biaya produksi. Terhadap hal-hal ini pemerintah perlu menerapkan kebijakan. Tujuan-nya adalah agar inflasi dapat diatasi.

5. Menstabilkan kegiatan ekonomi Berjalannya kegiatan ekonomi secara berkesinam-bungan tanpa gangguan yang berarti diharapkan oleh setiap perekonoman. Kestabilan kegiatan ekonomi antara lain dicirikan oleh kestabilan harga, penggunaan tenaga kerja penuh, dan keseimbangan antara kegiatan ekspor dan impor.

41

b. Kristalisasi Kebijakan Ekonomi Makro Kristalisasi kebijakan ekonomi bertumpu pada tiga kebijakan yang

diharapkan dapat mengatasi ketimpangan yang ada. Ketiga kebijakan itu adalah kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan segi penawaran

1. Kebijakan moneter Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dirancang oleh pemerintah dalam rangka memengaruhi jumlah uang yang beredar untuk memperbaiki kinerja perekonomian. Contohnya, terjadi kelesuan di bidang investasi. Pemerintah akan mencari akar permasalahan mengapa investasi melemah. Kalau penyebabnya tingginya suku bunga, maka pemerintah akan menurunkan suku bunga umum. Tujuannya agar iklim investasi kembali menguat.

2. Kebijakan fiskal Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang bertujuan memengaruhi jumlah pengeluaran dan penerimaan pemerintah. Salah satu tindakan yang dapat secara langsung memengaruhi pengeluaran dan penerima-an pemerintah adalah sektor perpajakan. Menurut Keynes, kebijakan fiskal sangat perlu untuk mengatasi pengangguran yang sudah parah. Melalui kebijakan fiskal, pengeluaran agregat akan ditambah. Langkah ini akan meningkatkan pendapatan nasional dan mendorong penggunaan tenaga kerja. Di bidang perpajakan, pengurangan pajak pengha-silan dapat dilakukan. Dengan ini, kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa akan bertambah. Pengeluaran agregat pun meningkat. Peningkatan pemintaan barang mendorong perusa-haan kapasitas produksi yang akan menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh. Sementara itu pada masa inflasi, langkah yang harus dilakukan adalah menaikan pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah.

3. Kebijakan dengan arah harga barang murah dan bermutu Kebijakan yang bersifat moneter dan fiskal merupakan kebijakan yang dilihat dari segi permintaan. Dari sudut penawaran, kebijakan yang dapat diteralkan adalah kebijakan dengan arah harga barang murah dan bermutu. Hal ini dapat dilakukan dengan hal-hal berikut. a) Pengendalian keadaan sedemikian rupa sehingga pekerja tidak

meminta kenaikan upah yang berlebihan yang melebihi kenaikan produktifitas. Arah kebijakan seperti ini menekan biaya produksi.

b) Mendorong pengusaha untuk menciptakan efisiensi dalam penggunaan biaya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah dapat mengurangi pemungutan pajak dari perusahaan yang melakukan inovasi produk, atau bagi perusahaan yang sedang mengadakan pendidikan. Untuk memperbaiki mutu barang, selain langkah yang kita sebut di atas, pemerintah juga dapat

42

menekan harga barang dan jasa antara lain dengan menyediakan infrastruktur yang baik, seperti jalan, jembatan, pelabuhan, dan bandar udara. Tujuannya agar distribusi barang dapat berjalan lancar.

F. Sistem Ekonomi Sebagai Solusi Masalah Ekonomi Sistem ekonomi adalah perpaduan beberapa subsistem yang membentuk

sistem itu sendiri. Jadi, sistem ekonomi adalah perpaduan dari aturan-aturan atau cara-cara yang merupakan satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Aturan-aturan sistem perekonomian harus dapat menjawab permasalahan barang apa yang harus diproduksi. Walaupun masalah pokok ekonomi pada dasarnya sama disetiap wilayah dan disetiap negara, namun bagaimana cara memecahkan masalah ekonomi tersebut berbeda dari satu negara ke negara lainnya. Hal ini dengan sendirinya mendorong terciptanya sistem ekonomi yang berbeda-beda di berbagai negara. Perbedaan penerapan sistem ekonomi terjadi karena perbedaan pemilikan sumber daya maupun perbedaan sistem pemerintahan suatu negara. Secara umum dapat dikatakan bahwa negara yang menganut sistem liberal akan menganut sistem ekonomi pasar. Sedangkan negara-negara sosialis cenderung menerapkan sistem ekonomi komando atau terpusat.

1. Sistem Ekonomi Tradisional Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan

oleh masyarakat tradisional. Sesuai dengan keadaanya yang tradisional, corak perekonomian pun bersifat tradisional. Teknik produksi dipelajari secara turun temurun. Umumnya, produksi lebih mengandalkan alam dan tenaga kerja. Hasil produksi pun terbatas hanya untuk keluarga atau kelompok. Ciri-ciri sistem ekonomi tradisioanal adalah sebagai berikut.

a. Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana.

b. Hanya sedikit menggunakan modal. c. Pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang). d. Belum mengenal pembagian kerja. e. Masih terikat dengan tradisi. f. Tanah merupakan tumpuan kegiatan produksi dan sumber

kemakmuran. 2. Sistem ekonomi komando

Pada sistem ekonomi komando (sistem ekonomi pusat/perencanaan), peran pemerintah sangat dominan, sedangkan peran masyarakat atau pihak swasta sangat kecil. Pada sistem ini, pemerintah menentukan: barang dan jasa apa yang akan diproduksi, serta kepada siapa atau untuk siapa barang tersebut diproduksi. Jadi, hampir seluruh kegiatan ekonomi diselenggarakan oleh pemerintah pusat.

43

Ciri-ciri sistem ekonomi komando adalah sebagai berikut. a. Semua alat dan sumber daya produksi dimiliki dan dikuasai oleh

negara sehingga hak milik perorangan hhampir tidak ada (tidak diakui).

b. Pekerjaan yang tersedia dan siapa yang akan bekerja ditentukan oleh pemerintah. Rakyat tidak memiliki kebebasan memilih pekerjaan.

c. Kebijakan perekonomian diatur oleh pemerintah. Pemerintah membuat rencana pembangunan nasional-nya. Segala keputusan dalam perekonomian berada di tangan pemerintah. Perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan seluruhnya dilaksanakan oleh pemerintah. Kebaikan sistem ekonomi komando sebagai berikut. a. Karena perekonomian sepenuhnya ditangani pemerintah, baik

dalam hal perencanaan, peng-organisasian, pelaksanaan, maupun pengawasan, maka pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran atau berbagai keburukan ekonomi lainnya.

b. Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan, sehingga pasar barnag dalam negeri berjalan lancar.

c. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan. d. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi

direncanakan oelh pemerintah. Keburukan sistem ekonomi komando adalah sebagai berikut. a. Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan

diatur oleh pusat. b. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat. c. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya.

Contoh negara yang dapat dikatakan mendekati sistem ekonomi komando adalah Kuba dan RRC. Namun, perlu dicatat bahwa RRC pun sudah mulai meninggalkan sistem ekonomi komando dalam praktik ekonominya.

3. Sistem ekonomi pasar Sistem ekonomi pasar merupakan kebalikan dari sistem ekonomi

komando. Pada sistem ekonomi pasar, kegiatan ekonomi, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi dilakukan oleh pihak swasta. Pemerintah hanya mengawasi dan melakukan kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan penyelenggaraan negara. Sistem ekonomi pasar sesuai dengan ajaran yang dikemukakan oleh adam smith (1723-1790) dalam bukunya yang terkenal, An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.

Dalam bukunya, Adam Smith menganjurkan agar kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Masyarakat menentukan jenis kegiatan apa yang akan dilakukan untuk mencapai kemakmuran. Jika setiap individu makmur, maka negara pun akan makmur.

Dalam sistem ekonomi pasar, pihak swasta menguasai alat-alat produksi. Akibatnya, pemilikan tidak terbatas, setiap individu berusaha meningkatkan ketrampilan dan kemampuannya untuk menguasai sektor

44

ekonomi sehingga timbullah persaingan untuk maju. Pada sistem ekonomi pasar, pemerintah bertugas membuat peraturan dan mengawasi pelaksanaanya. Kegiatan ekonomi pemerintah hanya berhubungan dengan penyelenggaraan negara saja.

Ciri-ciri sistem ekonomi pasar adalah sebagai berikut. a. Semua sumber produksi menjadi milik masyarakat. Masyarakat diberi

kebebasan tanpa batas untuk memiliki sumber-sumber produksi. b. Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan

ekonomi. c. Masyarakat terbagi atas dua golongan, yaitu golongan pemeberi kerja atau

pemilik sumber daya produksi dan golongan penerima kerja (buruh). d. Timbul persaingan dalam masyarakat. Sebagai konsekuensi adanya

kebebasan memiliki sumber-sumber produksi, timbul persaingan dalam mengejar keuntungan.

e. Setiap kegiatan ekonomi didasarkan atas pencarian keuntungan. f. Kegiatan ekonomi selalu mempertimbangkan keadaan pasar. Pasar

merupakan dasar setiap tindakan ekonomi. Contohnya, barang apa yang dibutuhkan masyarakat dan bagaimana memproduksi barang yang bermutu tinggi. Kebaikan sistem ekonomi pasar adalah sebagai berikut. a. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur

kegiatan ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.

b. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal ini mendorong pasrtisipasi masyarakat dalam perekonomian.

c. Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.

d. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang bermutu tidak akan laku dipasar.

e. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari keuntungan.

Keburukan sistem ekonomi pasar adalah sebagai berikut. a. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat

bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan.

b. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang kaya semakin bertambah kaya, yang miskin cenderung tetap miskin.\

c. Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat. d. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi

sumber daya oleh individu. Contoh negara yang sistem ekonominya mendekati sistem ekonomi pasar adalah amerika serikat dan inggris.

45

4. Sistem Ekonomi Gabungan Diantara kedua sistem ekonomi yang baru kita bahas, terdapat sistem

ekonomi yang memadukan keduanya, yang disebut sistem ekonomi campuran.

Dalam sistem ekonomi campuran, pemerintah dan swasta (masyarakat) saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi. Kegiatan ekonomi masyarakat diserahkan kepada kekuatan pasar. Namun hingga batas tertentu, pemerintah tetap melakukan kendali dan campur tangan. Tujuan pemerintah dalam campur tangan adalah agar perekonomian tidak lepas kendali sama sekali dan tidak hanya menguntungkan pemilik modal besar.

Pada dasarnya, saat ini bisa dikatakan tidak ada sama sekali negara yang menganut atau menerapkan sistem ekonomi komando atau ekonomi pasar bebas secara murni. Negara Kuba pun menganut sistem yang mendekati sistem ekonomi komando. Pada tingkat tertentu, peran masyarakat di negara tersebut masih terlihat. Contohnya, pemerintah negara tersebut masih memperbolehkan masyarakatnya melakukan pilihan terhadap konsumsi mereka. Masyarakat bebas menentukan mau membeli barang A atau barang B sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Sebaliknya, Amerika Serikat yang menjadi contoh negara penganur sistem ekonomi pasar juga masih memerlukan campur tangan pemerintah dalam derajat tertentu. Contohnya, dalam penyediaan barang-barang kolektif (barang publik), redistribusi pendapatan melalui perpajakan, serta pengaturan pasar melalui berbagai undang-undang dan peraturan.

Pada kenyataanya, saat ini ada kecenderungan yang semakin meningkat dari berbagai negara untuk menuju ke arah sistem ekonomi campuran. Pada peraga 3.5 kita akan melihat contoh-contoh negara yang menganut sistem ekonomi komando, campuran, dan ekonomi pasar. Anda pasti telah memahami apa saja masalah ekonomi yang dijabarkan oleh pengamat ekonomi modern. Selain itu, anda juga telah memahami berbagai sistem ekonomi yang diterapkan oleh negara-negara di dunia. Menurut anda, mana sistem ekonomi yang paling cocok dengan negara kita?

46

RANGKUMAN

Biaya peluang atau opportunity cost adalah nilai barang atau jasa yang dikorbankan karena kita menentukan pilihan kegiatan ekonomi tertentu.

Biaya suatu aktivitas ekonomi bisa dibedakan atas biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya peluang adalah biaya implisit. Biaya eksplisit muncul dari kegiatan apa yang kita lakukan. Biaya peluang muncul dari kegiatan lain yang tidak kita pilih.

Setiap individu atau organisasi ekonomi akan menghadapi tiga masalah ekonomi, yaitu menentukan: a. Barang apa yang akan diproduksi dan berapa jumlahnya? b. Bagaimana cara memproduksinya?dan c. Untuk siapa barang diproduksi?

Ekonomi mikro mempelajari perilaku individu dan rumah tangga perusahaan dalam membuat keputusan tentang alokasi sumber daya yang terbatas. Ekonomi mikro mengarahkan analisisnya pada satuan-satuan ekonomi yang mencakup konsumen, produsen, para investor, pekerja, pemilik faktor produksi, dan setiap orang yang turut berperan dalam kegiatan roda perekonomian. Beberapa kebijakan-kebijakan yang dibahas dalam ekonomi mikro antara lain: a) Menentukan pilihan yang paling tepat untuk mengatasi masalah

kelangkaan. b) Bersinergi antara sesama pelaku pasar dan industri untuk

membentuk satuan yang lebih besar. c) Membentuk kesepakatan di kalangan produsen dan konsumen. d) Menggunakan teknik analisis ekonomi mikro. e) Pemanfaatan analisis biaya peluang dalam rangka menentukan

pilihan. f) Menentukan pilihan yang paling tepat untuk mengatasi masalah

kelangkaan.

Ekonomi makro mempelajari kekuatan-kekuatan dan kecenderungan-kecenderungan yang memengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Ini mencakup struktur, kinerja, perilaku, dan pengambilan keputusan ekonomi secara keseluruhan dalam perekonomian nasional, regional, dan global. Variabel-variabel yang dipelajari adalah variabel-variabel ekonomi agregatif (secara keseluruhan), seperti tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, suku bunga, jumlah uang yang beredar, neraca pembayaran, perdagangan internasional dan keuangan internasional.

Sistem ekonomi adalah seperangkat subsistem ekonomi yang secara teratur saling berkaitan untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.

Sistem ekonomi pasar adalah sistem ekonomi yang memberi kebebasan bagi masyarakat untuk melaksanakan kegiatan ekonomi. Pasar

47

merupakan indikator kegiatan, dan semua kegiatanekonomi bermotif laba.

Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang terikat dengan tradisi, menggunakan teknologi sederhana, dan produksinya hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau keluarga.

Sistem ekonomi komando (terpusat) adalah sistem ekonomi di mana peran pemerintah sangat dominan dalam mengendalikan perekonomian.

Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi yang melibatkan peran aktif pihak swasta untuk mendampingi pihak pemerintah. Jadi, pemerintah dan masyarakat saling bahu-membahu melaksanakan kegiatan ekonomi.

48

BAB IV SISTEM DAN ALAT PEMBAYARAN

Sistem Pembayaran sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Hampir setiap saat dalam kegiatan perekonomian sehari-hari terjadi transaksi yang dilakukan para pelaku ekonomi, serta masyarakat umum lainnya. Sadar atau tidak, kegiatan transaksi yang kita lakukan tersebut berkaitan erat dengan sistem pembayaran.

Sebelum berbicara mengenai sistem pembayaran terlebih dahulu perlu dipahami mengenai terminologi pembayaran itu sendiri. Pembayaran dapat diartikan sebagai perpindahan nilai antara dua belah pihak (secara sederhana kita memakai istilah pembeli dan penjual), dimana secara bersamaan terjadi perpindahan barang dan jasa.

A. Sistem Pembayaran Pengertian

Pengertian dasar sistem pembayaran adalah suatu cara yang disepakati untuk mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dengan penjual dalam suatu transaksi.

Menurut UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang diguna-kan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Hal ini tengah dilakukan dengan media yang sangat beragam, dari yang paling sederhana sampai pada media yang paling kompleks.

Komponen-Komponen yang Membentuk Sistem Pembayaran Alat pembayaran (Payment Instruments) 1. Alat pembayaran tunai, 2. Alat pembayaran nontunai.

Sistem pembayaran yang memproses berbagai instrumen pembayaran (Interbank Fund Transfer System)

1. Faktor penting yang mempengaruhi adalah penggunaan teknologi informasi.

Lembaga yang memproses sistem pembayaran (Payment SystemsOperators)

a. Bank Indonesia, yang menggunakan sistem BI-RTGS dan SKNBI. b. PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yang menggunakan

C-BEST. c. Switching atau Penyelenggara Kliring APMK, yang menggunakansistem

Shared ATM Network, Shared Debit Network dan Shared Credit Card Network.

49

Saluran pembayaran (Delivery Channel)

1. Electronic Data Capturing (EDC) 2. Teller Input atau petugas teller di bank 3. Mesin ATM (Automatic Teller Machine) 4. Internet, mobile banking dan phone banking.

Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian

a. Menjamin kelancaran pasar sebagai tempat transaksi, Memungkinkan terjadinya spesialisasi pada produksi,

b. Membantu menentukan seberapa efisien transaksi dilakukan dan diselesaikan,

c. Mempengaruhi tingkat dan laju pertumbuhan ekonomi serta efisiensi pasar keuangan,

d. Elemen penting dalam infrastruktur keuangan untuk mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan,

e. Sebagai channel utama transmisi kebijakan moneter untuk mendukung kebijakan pengendalian moneter yang lebih efektif dan efisien,

f. Mendukung efisiensi dan efektivitas fungsi intermediasi lembaga keuangan,

g. Mendorong mobilitas aliran dana secara lebih cepat melalui layanan sistem pembayaran yang lebih beragam.

Risiko dalam Sistem Pembayaran dan Pengendaliannya

Risiko dalam sistem pembayaran; 1. Risiko ketergantungan

2. Risiko operasional

3. Risiko likuiditas

4. Risiko kredit

5. Risiko sistemik

Kewajiban Bank Indonesia dalam mengendalikan sistem pembayaran

1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan, 2. Memberikan izin penyelenggaraan , 3. Konsultasi dan fasilitasi pada penyelenggara pembayaran, 4. Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara sistem

pembayaran, 5. Melakukan sosialisasi dan edukasi

Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran

1. Tujuan Bank Indonesia adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Untuk menjaga stabilitas rupiah itu perlu disokong pengaturan dan pengelolaan akan kelancaran Sistem Pembayaran Nasional (SPN). Kelancaran SPN ini juga perlu didukung oleh infrastruktur yang handal (robust).

50

2. Bank Indonesia adalah lembaga yang mengatur dan menjaga kelancaran SPN. S elain itu, BI juga memiliki kewenangan memeberikan persetujuan dan perizinan serta melakukan pengawasan (oversight) atas SPN. Menyadari kelancaran SPN yang bersifat penting secara sistem (systemically important), bank sentral memandang perlu menyelenggarakan sistem settlement antar bank melalui infrastruktur BI-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

3. Bank sentral adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan alat pembayaran tunai seperti uang rupiah.

4. Bank Indonesia yang mempunyai peran sebagai operator, regulator, dan pengguna sistem pembayaran mempunyai kewajiban sebagai berikut: a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan baik yang dituangkan dalam

bentuk regulasi atau bentuk lainnya. b. Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran. c. Konsultasi dan fasilitasi pada penyelenggara sistem pembayaran d. Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara sistem

pembayaran untuk meniali kesesuaian sistem yang dikelolanya dengan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia di bidang sistem pembayaran.

e. Sosialisasi dan edukasi

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran nontunai oleh Bank Indonesia

1. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai yang besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real TimeGross Settlement) dan sistem kliring.

2. Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) adalah sistem transfer dana elektronik yang setiap transaksinya diselesaikan dalam waktu seketika.

3. Manfaat sistem BI-RTGS antara lain sebagai berikut: a. Meningkatkan kepastian penyelesaian akhir (settlement finality) setiap

transaksi pembayaran, yang berarti mengurangi risiko penyelesaikan akhir (minizing settlement risk)

b. Menjadi sarana transfer dana antarbank yang praktis, cepat, efisien, aman dan handal.

c. Menigkatkan efektivitas pengelolaan dana (management fund) baik bagi peserta maupun pihak otoritas moneter dan perbankan.

d. Menjadi informasi pendukung dalam menjalankan kegiatan operasi moneter dan early warning sistem pengawasan bank.

e. Menjadi sarana penyelesaian akhir bagi transaksi pembayaran ritel, meliputi pembukuan hasil kliring yang diselenggarakan oleh BI (SKNBI) dan hasil kliring ATM/ kartu debit/kartu kredit.

f. Menjadi sarana pelimpahan penyelesaian akhir transaksi serah dana dari perdagangan sekuritas, transaksi perdagangan valas antarbank, setelmen dana dari operasi moneter/operasi pasar terbuka (OPT), transaksi pembayaran pemerintah, dan transaksi surat berharga.

4. Fungsi Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran termasuk berperan sebagai pembuat ketentuan (regulator) dan pengawas (overseer) BI-RTGS.

51

Pengendalian Sistem Pembayaran

Bank Indonesia mempunyai peran sebagai operator, regulator, danpengguna sistem pembayaran mempunyai kewajiban:

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan, baik yang dituangkan dalam bentuk regulasi atau bentuk lainnya.

b. Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran. c. Konsultasi dan fasilitasi penyelenggaraan sistem pembayaran. d. Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara sistem

pembayaran untuk menilai kesesuaian sistem yang dikelolanya dengan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia di bidang sistem pembayaran.

e. Melakukan sosialisasi dan edukasi.

B. Alat Pembayaran Pengertian

Alat pembayaran adalah salah satu komponen yang membentuk sistem pembayaran. Sistem pembayaran adalah benda yang menurut hukum harus diterima sebagai alat untuk membeli barang dan jasa. Alat pembayaran terdapat dua macam yaitu : 1. Alat Pembayaran Tunai

Alat pembayaran tunai lebih banyak memakai uang kartal yaitu uang logam dan uang kertas. Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam emas atau perak yang memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenal, dan sifatnya tidak mudah hancur dan tahan lama. Sedangkan uang kertas adalah uang yang berbentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya yang menyerupai kertas (menurut penjelasan UU No.23 tahun 1999 Tentang Bank Indonesia).

2. Alat Pembayaran Non–Tunai

Pembayaran nontunai yaitu pembayaran yang dilakukan tanpa menggunakan uang tunai yang beredar melainkan menggunakan cek atau bilyet giro (BG) dan alat pembayaran kartu (ATM, kartu kredit, kertu debit, prabayar). Hal ini terlihat pada ketersediaan jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun lembaga selain bank. Transaksi pebayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indnesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan sistem kliring.

C. Barter

Barter merupakan sistem pembayaran dengan komoditas barang tertentu yang mempresentasikan suatu nilai tertentu.

a. Uang Komoditas Uang komoditas merupakan barang yang diterima secara umum sebagai alat tukar, Contoh : logam mulia, merica, tembakau, kulit hewan, dan garam.

52

b. Uang fiat Uang fiat adalah uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai alat pembayaran yang sah.

c. Cek Cek adalah perintah dari seseorang ke bank tempat dia memiliki rekening untuk mengirimkan uang dari rekening-nya ke rekening orang lain ketika orang tersebut menyetor-kan cek yang diterimanya.

d. E-commerce Instrumen yang berbasis warkat (Kertas), seperti cek, bilyet giro, nota debet, dan nota kredit, atau alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), seperti kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit. Sedangkan untuk sistem transfer tersedia sistem BI-RTGS dan sistem Kliring Nasional.

Masa Sebelum Barter

Pada zaman purba, atau pada masyarakat yang masih sangat sederhana, orang belum bisa menggunakan uang. Perdagangan dilakukan dilakukan dengan cara langsung menukarkan barang dengan barang. Cara ini bisa berlangsung selama tukar menukar masih terbatas pada beberapa jenis barang saja.

Masa Barter

Pada masa ini untuk memenuhi kebutuhan dirinya, seseorang sudah membutuhkan pihak lain atau yang dihasilkan oleh pihak lain. Karena jumlah orang sudah semakin meningkat dan bertambah, maka munculah pertukaran barang, karena pada masa ini orang belum mengenal produksi barang.

Syarat utama terjadinya barter adalah bahwa orang yang akan saling tukar barang, mereka saling membutuhkan.

Kesulitan yang ditemukan pada masa barter : 1. Sulit menemukan barang untuk kebutuhan yang mendesak. 2. Sulit menentukan perbandingan barang yang ditukarkan. 3. Sulit memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam.

D. Uang Logam dan Uang Kertas

Uang logam adalah jenis uang yang memiliki bahan dasar logam mulia emas dan perak. Uang ini dapat berupa full bodied money dan token money, karena biaya pembuatan ini tidak bisa dipastikan, tergantungdari bahan dasar yang digunakan, jadi terkadang nilai materi uang ini sama dengan nilai nominalnya, dan terkadang juga nilai materi uang ini jauh dibawah nilai nominalnya.

Uang logam atau kadangkala disebut koin (dari bahasa Inggris coin) adalah logam yang digunakan sebagai alat transaksi ekonomi dan biasanya diterbitkan oleh pemerintah. Biasanya uang logam berbentuk bulat meski hal ini tidak selalu demikian. Sebuah uang logam biasanya memiliki dua sisi: sisi yang

53

menampilkan nilai uang yang diwakili dan sisi sebaliknya yang biasanya berbentuk gambar. Uang logam dari negara-negara kerajaan biasanya menampilkan gambar kepala negara pada sisi terakhir ini.

Sejak kemerdekaan kita, Indonesia telah mengeluarkan berbagai bentuk pecahan uang logam, ada yang terbuat dari nickel, kuningan, alumunium bahkan yang terbaru berbahan bimetal. Secara keseluruhan Indonesia memiliki 15 jenis pecahan dari yang terkecil yaitu 1 sen s/d yang terbesar 1000 rupiah. Pecahan-pecahan tersebut adalah:

1. 1 sen 2. 5 sen 3. 10 sen 4. 25 sen 5. 50 sen (2 jenis) 6. 1 rupiah 7. 2 rupiah 8. 5 rupiah (3 jenis) 9. 10 rupiah (3 jenis) 10. 25 rupiah (2 jenis) 11. 50 rupiah (3 jenis) 12. 100 rupiah (4 jenis) 13. 200 rupiah 14. 500 rupiah (2 jenis) 15. 1000 rupiah ( 2 jenis)

Uang logam Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau

perak karena kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai:

1. Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.

2. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00).

3. Nilai tukar (riil), nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso).

Ketika pertama kali digunakan, uang emas dan uang perak dinilai berdasarkan nilai intrinsiknya, yaitu kadar dan berat logam yang terkandung di dalamnya; semakin besar kandungan emas atau perak di dalamnya, semakin tinggi nilainya. Tapi saat ini, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum atau tertulis di mata uang tersebut.

54

Uang Kertas Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang yang terbuat

dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).

1. Uang Logam Uang logam merupakan uang dalam bentuk koin yang terbuat dari logam. Bahan pembuat uang logam antara lain aluminium, kupronikel, broze, emas, perak, atau perunggu. Biasanya uang yang terbuat dari logam mempunyai nominal yang kecil. Di Indonesia uang logam terdiri atas pecahan Rp25,00; Rp50,00; Rp100,00; Rp200,00; Rp500,00; dan Rp1.000,00.

2. Uang Kertas Uang kertas merupakan uang yang bahannya terbuat dari kertas atau bahan lain. Uang kertas harus dibuat dengan bahan berkualitas tinggi yang tahan air, tidak mudah robek, dan tidak luntur. Uang kertas biasanya dibuat dalam nominal yang lebih besar sehingga mudah dibawa dan digunakan dalam transaksi sehari-hari. Pecahan uang kertas di Indonesia mulai dari Rp.100,00; Rp.500,00; Rp.1.000,00; Rp.5.000,00; Rp.10.000,00; Rp.20.000,00; Rp.50.000,00; dan Rp.100.000,00.

55

BAB V PERAN PELAKU KEGIATAN EKONOMI

Pelaku Ekonomi adalah seorang individu, kelompok, atau lembaga yang terlibat dalam kegiatan perekonomian baik konsumsi, distribusi, maupun produksi. Secara Umum, Pelaku Ekonomi dibagi menjadi lima kelompok besar, yaitu Rumah Tangga Keluarga, Masyarakat, Perusahaan, Pemerintah, dan Negara. Setiap pelaku ekonomi tersebut memiliki peran tersendiri dalam kegian konsumsi, distribusi, dan Produksi.

Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam meliputi kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi. Konsumen merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya melakukan konsumsi atau menghabiskan nilai guna suatu barang, maka selain mengurangi nilai guna suatu barang konsumen mempunyai peran sesuai dengan kegiatannya, adalah melakukan permintaan akan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya, menyediakan faktor-faktor produksi untuk dikelola oleh produsen.

Sekarang apa yang kalian pikirkan tentang model diagram interaksi? Dapatkah kalian membuat garis besar mengenai model diagram tersebut? Dan apakah kalian bisa menjelaskan bagaimana interaksi para pelaku ekonomi dalam diagram tersebut?

Perlu kalian tahu di dunia nyata, para pelaku ekonomi saling berinteraksi dan berhubungan dalam melakukan kegiatan ekonomi. Tanpa adanya interaksi diantara mereka, kegiatan ekonomi di seluruh dunia tidak akan berjalan. Nah, siapa mereka? Mereka adalah konsumen, produsen, pemerintah, dan masyarakat ekonomi luar negeri. Interaksi diantara mereka dapat dianalisis dengan menggunakan circulair flow diagram. Dengan model ini, kalian dapat memahami dengan mudah bagaimana kegiatan ekonomi yang melibatkan para pelaku ekonomi berjalan dengan situasi dan kondisi tertentu.

A. Pelaku-Pelaku Ekonomi Dari berbagai permasalahan ekonomi sebagaimana telah kita bahas di

atas, maka akan muncul pihak-pihak yang akan mencoba untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi tersebut. Pihak-pihak ini disebut pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi adalah mereka, baik itu perorangan, lembaga-lembaga, ataupun instansi-instansi pemerintahan, yang melakukan kegiatan ekonomi, mulai dari produksi, konsumsi, maupun distribusi. Sebagaimana telah disebutkan di atas para pelaku ekonomi dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar sebagai berikut: a. rumah tangga konsumsi atau konsumen; b. rumah tangga produksi atau perusahaan; c. rumah tangga negara atau pemerintah; dan d. rumah tangga masyarakat luar negeri.

56

Masing-masing pelaku ekonomi menjalankan peranan yang berbeda-beda dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

1. Rumah Tangga Konsumsi (Konsumen)

Rumah tangga konsumsi (RTK) atau konsumen adalah bagian dari masyarakat, baik sebagai perseorangan, kelompok orang, lembaga-lembaga maupun badan-badan, sebagai konsumen barang-barang dan jasa-jasa hasil produksi. Dari rumah tangga ini tersedia tenaga kerja dan tenaga usahawan. Di samping itu, rumah tangga ini juga memiliki faktor-faktor produksi yang lain, yaitu alat-alat modal, kekayaan alam, dan harta-harta tetap seperti tanah dan bangunan. Mereka akan menawarkan faktor-faktor produksi ini kepada rumah tangga produksi. Sebagai balas jasa terhadap penggunaan faktorfaktor produksi ini, rumah tangga konsumsi akan menerima kompensasi atau pendapatan sebagai berikut. a Pemilik tenaga kerja, akan memperoleh upah/gaji ( wage/ salary) baik

mereka sebagai pegawai negeri sipil, ABRI, maupun sebagai buruh/karyawan.

b Pemilik lahan tanah, sumber alam, bangunan atau harta tetap lain yang disewakan, akan memperoleh penghasilan berupa sewa ( rent).

c Pemilik modal, antara lain tabungan, saham, yang diserahkan dalam proses produksi, akan memperoleh penghasilan berupa bunga ( interest).

d Pemilik keahlian, sebagai pengusaha yang telah berjasa dalam proses produksi, akan memperoleh penghasilan berupa laba usaha ( profit).

Penghasilan yang diterima oleh pemilik faktor produksi ini selanjutnya dipergunakan untuk membiayai pengeluaran konsumsinya seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, tranportasi, rekreasi, dan membayar pajak rumah tangga kepada pemerintah, sementara sisanya ditabung ( saving) untuk berjaga-jaga dan menghadapi masa yang akan datang.

Pada praktiknya, pengeluaran atau pembelanjaan rumah tangga konsumsi ini mencapai jumlah sekitar 60% sampai 80% dari seluruh pembelanjaan nasional, tentu saja jumlah pembelanjaan masyarakat yang sebesar ini akan dijadikan pedoman bagi dunia usaha dalam menentukan barang-barang/jasa-jasa apa saja dan berapa yang akan diproduksi.

2. Rumah Tangga Produksi (Perusahaan) Hanya sebagian kecil saja dari bermacam-macam hal yang kita

butuhkan untuk hidup dapat secara langsung kita ambil dari alam. Agar siap untuk memenuhi kebutuhan manusia maka kebanyakan barang-barang memerlukan suatu proses produksi yang lama dan berbelit-belit. Sebagai contoh, tanah harus diolah, hasil pertanian dan industri masih harus diproses, diangkut, dipasarkan, dan banyak hal lain yang harus dilalui hingga sampai ke tangan konsumen. Semua kegiatan ini termasuk dalam kegiatan produksi, yang tujuan akhirnya memenuhi kebutuhan dan kemakmuran hidup manusia.

57

Pada kehidupan sehari-hari, kegiatan produksi tersebut ada yang diusahakan oleh perorangan dan ada yang diselenggarakan oleh badan usaha milik negara, swasta baik swasta nasional maupun swasta asing besar dan kecil, dan koperasi. Mereka pun dapat menjalankan kegiatan di lapangan usaha primer seperti mengolah kekayaan alam di sektor pertambangan, perkebunan, pertanian dan perikanan; lapangan usaha sekunder, meliputi lapangan usaha di sektor industri (industri sepatu, tekstil, mobil, buku, dan sebagainya) perumahan dan bangunan, menyediakan air, listrik, dan gas; dan lapangan usaha tersier, meliputi lapangan usaha yang menghasilkan jasa-jasa seperti bank, asuransi, pengangkutan, dan perdagangan.

Untuk tujuan analisa kegiatan ekonomi dalam masyarakat, mereka yang terlibat dalam produksi baik sebagai pengusaha perorangan maupun badan-badan usaha seperti tersebut di atas, kita kumpulkan dan kita himpun dalam kelompok yang kita namakan rumah tangga produksi (RTP). Pada saat menghasilkan barang-barang/jasa-jasa untuk kepentingan masyarakat tersebut, rumah tangga produksi tentu saja memerlukan faktor-faktor produksi, seperti lahan tanah, sumber alam, tenaga kerja, modal, tenaga ahli, dan lain-lain, yang dibeli dari rumah tangga konsumsi, sementara sisanya akan digunakan untuk perluasan produksi lebih lanjut.

Barang-barang dan jasa-jasa ini terus diproduksi sepanjang hari, sepanjang tahun. Lalu ke mana barang-barang dan jasa-jasa ini distribusikan? Terdapat 4 kelompok sebagai berikut yang menghabiskan hasil produksi ini. a. Perseorangan, kelompok orang-orang, lembaga-lembaga atau badan-

badan, yang termasuk dalam rumah tangga konsumsi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka.

b. Perusahaan lain sebagai input, misalnya hasil produksi kapas digunakan sebagai input industri pemintalan benang, dan benang sebagai input industri tekstil.

c. Pemerintah atau sektor pemerintah antara lain dalam bentuk peralatan kantor, bahan-bahan bangunan untuk pembuatan sarana umum dan kendaraan.

d. Masyarakat luar negeri dalam bentuk barang-barang dan jasa yang kita ekspor untuk memehuhi kebutuhan masyarakat luar negeri.

Semakin besar keuntungan yang diperoleh dunia usaha dari penjualan barang-barang dan jasa-jasa tersebut, akan ditanamkan kembali oleh mereka dalam bentuk perluasan usaha produksi (investasi). Dari penjelasan tersebut, tampak hubungan antara perluasan produksi oleh dunia usaha dengan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan bagi rumah tangga konsumsi. Semakin besar produksi berarti dunia usaha akan memperluas kesempatan kerja, peningkatan kesempatan kerja berarti akan meningkatkan pendapatan, peningkatan pendapatan berarti akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa hasil produksi, dan seterusnya yang akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat.

58

3. Rumah Tangga Negara (Pemerintah) Pada suatu perekonomian, pemerintah memegang peranan yang

sangat penting antara lain mengatur, menstabilkan, dan mengembangkan kegiatan ekonomi dalam masyarakat. Pemerintah dengan demikian berkewajiban untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha baik melalui peraturan perundang-undangan, maupun melalui berbagai kebijakan-kebijakan.

Selain mengatur, menstabilkan, dan mengembangkan kegiatan ekonomi, pemerintah sendiri juga berperan sebagai pelaku ekonomi, yang secara langsung berperan aktif dalam kegiatan ekonomi. Pemerintah turut aktif karena beberapa kegiatan ekonomi dirasa kurang menarik bagi usaha swasta antara lain karena memerlukan investasi yang besar. Hasil kegiatan atau produksi pemerintah ini sebagian besar berupa jasa-jasa yang diselenggarakan untuk masyarakat, dan sering disebut sebagai jasa kolektif (public goods), antara lain keamanan, pertahanan, dan ketertiban umum, pemerin-tahan, pengadilan, pendidikan dan kesehatan, hubungan politik dengan luar negeri. Untuk kepentingan umum, pemerintah juga menyelenggarakan sendiri beberapa jasa seperti pos, listrik, pengangkutan, yang perlu dilindungi dari pemerasan oleh monopoli swasta.

Di negara-negara yang sedang membangun, peran pemerintah ini diharapkan menjadi pelopor yang menggerakkan dan memajukan perekonomian nasional, khususnya di bidang-bidang prasarana produksi yang belum dikelola oleh swasta, misalnya proyek pembangunan jalan raya dan jembatan, usaha modernisasi pertanian dan industri, fasilitas pasar, reboisasi, transmigrasi, dan sebagainya. Pemerintah juga berusaha memperluas kesempatan kerja dengan mendorong investasi PMA dan PMDN, melindungi industri dalam negeri, mengembangkan perbankan dan perkreditan, dan lain-lain.

Untuk melaksanakan tugas pemerintahan, pemerintah memerlukan faktor-faktor produksi (sumber daya) antara lain tenaga kerja (pegawai negeri sipil, ABRI), barang-barang seperti gedung, kendaraan, kertas, alat tulis, dan sebagainya. Untuk itu, setiap tahun dikeluarkan trilyunan rupiah sebagai pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Untuk membiayai pengeluaran itu, pemerintah mengenakan berbagai jenis pajak kepada rumah tangga dan perusahaan, denda, bagi hasil yang dipungut dari perusahaan yang mengekploitasi kekayaan alam seperti pertambangan dan hasil hutan, serta keuntungan yang diperoleh dari badan usaha miliknegara (BUMN).

4. Rumah tangga masyarakat Luar Negeri Saat ini, sudah tidak ada lagi negara yang dapat menghasilkan sendiri segala apa yang dibutuhkan. Tidak setiap negara memiliki sumber alam seperti bijih besi, minyak, dan lain-lain yang diperlukan bagi industrinya. Tidak semua negara memiliki lahan pertanian yang cukup untuk penduduknya. Tidak semua negara memiliki iklim yang cocok untuk hasil

59

buminya. Inilah perbedaan-perbedaan yang menimbulkan perdagangan dengan luar negeri. Masyarakat luar negeri sebagai pelaku ekonomi adalah semua negara lain di

luar Indonesia yang membeli barang-barang dan jasa hasil produksi yang kita ekspor dan yang menjual barang-barang dan jasa yang kita impor. Kegiatan perdagangan luar negeri dapat memberikan sumbangan yang sangat penting dalam meningkatkan dan menambah efisiensi kegiatan ekonomi suatu negara. Berikut adalah beberapa keuntungan dari mengadakan perdagangan dengan luar negeri. a. Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara menghasilkan

berbagai barang dan jasa melebihi kebutuhan di dalam negerinya. Hal ini dengan sendirinya akan menaikkan tingkat kegiatan ekonomi dan tingkat pendapatan nasional. Selain keuntungan ini, perdagangan luar negeri akan menciptakan keuntungan lain kepada suatu negara.

b. Perdagangan luar negeri memungkinkan negara tersebut melakukan spesialisasi dalam menghasilkan barang-barang yang dapat dihasilkan di negara tersebut dengan harga yang relatif lebih murah dari pada negara lain. Spesialisasi ini akan mempertinggi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang tersedia.

c. Satu keuntungan penting lainnya dari perdagangan luar negeri adalah terbukanya kesempatan kepada suatu negara untuk mengimpor barang-barang konsumsi, barang-barang modal dan peralatan, bahan baku dan barang lain yang lebih baik mutunya dengan harga yang relatif lebih murah

d. Perdagangan dengan luar negeri juga memberikan kesempatan kepada negara yang sedang berkembang untuk memperoleh keahlian dan teknologi yang lebih baik sebagaimana terdapat di negara-negara maju.

Harus disadari pula bahwa tidak semua negara dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan luar negeri. Negara sedang berkembang pada umumnya kalah bersaing dengan negara maju sehingga keuntungan yang diperoleh dari perdagangan luar negeri relatif kecil. Maka tanpa campur tangan pemerintah, terutama dalam bentuk memberikan perlindungan (proteksi) dan dukungan kepada industri dalam negeri untuk barang-barang yang akan diekspor atau menggantikan barang yang diimpor, perdagangan luar negeri dapat menjadi penghambat yang serius kepada perkembangan perekonomian negara yang sedang berkembang.

B. SIKLUS EKONOMI

Dapat dikatakan adanya pasang-surut kegiatan ekonomi dalam perkembangan keadaan. Fenomena pasang-surut dalam gerak gelombang kegiatan ekonomi itu dalam dunia ilmu ekonomi di Eropa barat lazim disebut konjungtur ekonomi, sedang dalam karya pengarang Inggris mula-mula digunakan istilah Trade Cycle, dan di Amerika Serikat diistilahkan Business Cycle. Dalam telaah tinjauan Prof Soemitro Djojohadikusumo (1991) digunakan istilah “siklus kegiatan ekonomi” atau singkatnya siklus ekonomi.

60

Siklus ekonomi secara teratur terus berulang dalam pengembangan ekonomi pasar. Kecenderungan keseluruhan pertumbuhan ekonomi disertai dengan fluktuasi periodik dalam kegiatan ekonomi: Alternatif kontraksi dan ekspansi produksi, mengurangi investasi, dan meningkatkan tingkat pendapatan, pekerjaan, harga, suku bunga, tingkat efek.

Pengertian tentang teori siklus ekonomi sangat relevan dalam rangka pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang menyangkut kebijakan negara untuk melakukan perubahan struktural dalam tata susunan ekonomi masyarakat yang memakan usaha jangka panjang untuk masa waktu beberapa generasi.

Siklus bisnis (Bussiness Cycle) atau juga dikenal dengan siklus ekonomi (Economic Cycle) adalah pola jangka panjang pertumbuhan (ekspansi) dan resesi (kontraksi ekonomi).

1. Siklus Ekonomi atau Bisnis Siklus ekonomi adalah fluktuasi ekonomi yang melanda produksi

nasional, pendapatan, kesempatan kerja, yang biasanya berlangsung selama 2 sampai 10 th, yang ditandai dengan adanya kontraksi dan ekspansi di seluruh sektor ekonomi. Menurut Kusnendi (dalam Modul Makroekonomi), siklus bisnis ekonomi adalah fluktuasi pertumbuhasn ekonomi disekitar trendnya yang meliiputi masa depresi, recovery, boom, dan resesi. Menurut Yanuar, SE, MM. (dalam modul pengantar ekonomi makro), Siklus ekonomi adalah pasang surutnya kegiatan ekonomi di sekitar trend setelah dilakukan penyesuaian musiman

Siklus ekonomi adalah putaran kegiatanperekonomian, kadang kegiatan ekonomi lesu- banyak pengangguran, kadang kegiatan ekonomi bergairah-pengangguran kecil-produktivitas naik. Siklus bisnis adalah suatu deretan masa resesi dan masa kemakmuran yang berulang-ulang dengan teratur dan yang meluas ke mana-mana. Siklus siklus bisnis ini harus dibedakan dari variasi musiman (berkurangnya penjualan baju hangat pada musim panas) dan kecenderungan (trend) sekular (terutama yang berhubungan dengan populasi seperti ledakan kelahiran bayi). Tahapan-tahaan dari siklus bisnis ini adalah tahapan kulminasi, kontraksi, resesi, nadir, perbaikan, dan ekspansi. (John Petroff. Translation 2005 Roy Sukamto).

Slump / Resesi / Lembah Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang meluas ke mana-

mana. Penurunan semacam ini biasanya menyebabkan banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya. Suatu resesi yang serius biasanya disebut depresi. Pengangguran Tinggi Tingkat permintaan beli rendah atau daya beli yang rendah bila

dibandingkan dengan daya produksi yang terpasang / tersedia untuk menghasilkan barang konsumsi. Yang berakibat pada rendahnya laba perusahaan

Perusahaan bisa merugi

61

Keyakinan akan masa depan makin kecil / menipis. Bisa ditandai dengan anjloknya Index harga saham gabungan

Perusahaan tidak bersedia mengambil resiko investasi baru. Jika lembah ini cukup dalam = RESESI

Pemulihan / Recovery Mesin – mesin tua mulai diganti Kesempatan kerja, pendapatan serta pengeluaran konsumsi meningkat Harapan akan masa depan makin cerah (IHSG naik) Penjualan dan laba meningkat Investasi yang tadinya (pada lembah/resesi) dianggap beresiko kembali

diminati karena pandangan atau keyakinan akan masa depan berbalik dari pesimisme menjadi optimisme

Karena permintyaan meningkat, sedangkan pada fase slump tersedia fasilitas produksi twerpasang yang banyak maka perusahaan denganm udah dapat meningkatkan produksi dengan cara mempergunakan kembali apa yang ada serta menggunakan tenaga kerja yang menganggur.

Puncak / Peak Penggunaan kapasitas terpasang pada kondisi tertinggi Mulai merasakan kurangnya tenaga kerja, terutama tenaga kerja ahli /

terampil Kekurangan bagan baku Output hanya dapat ditingkatkan dengan menambah investasi baru

yang memerlukan waktu Kenaikan permintaan diikuti dengan kenaikan harga, DEMAND >

SUPPLY Biaya cenderung meningkat (COST Meningkat) namun Price (harga jual

==>> Sales) juga meningkat Kegiatan usaha umumnya masih sangat menguntungkan Hingga mencapai BOOM, ditandai dengan IHSG Super BULLISH.

Resesi / Slump ==>> Jatuhnya GNP Riel Permintaan menurun Pendapatan rumah tangga menurun Laba usaha turun Investasi yang tadinya menguntungkan dengan kurangnya permintaan

akan barang menjadi tidak menguntungkan / tidak menarik / makin beresiko

Suatu siklus dalam kegiatan ekonomi mencerminkan fluktuasi (gerak menaik dan menurun) secara bergelombang pada kegiatan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Fluktuasi serupa itu terjadi secara berulang dalam suatu jangka waktu tertentu. Secara umum dapat dikatakan bahwa siklus kegiatan ekonomi terulang secara periodic, akan tetapi tidak mutlak perlu bersifat regular; artinya, jangka waktu itu dalam masing-masing siklus tidak harus selalu sama lamanya.

62

Pola siklus ekonomi mencakup tahap ekspansi yang pada suatu saat berbalik menuju tahap kemunduran yang kelak disusul oleh pemulihan ke arah ekspansi lagi. Tahap ekspansi ditandai oleh kegiatan ekonomi yang semakin meningkat dan meluas secara bersam-sama di berbagai ragam kehidupan. Tahap ekspansi disusul oleh tahap kemunduran umum yang bersifat resesi. jika kemunduran itu berlangsung terus menerus selama masa waktu yang lebih panjang, maka resesi menjurus pada tahap depresi dimana dialami proses kontraksi (kegiatan ekonomi berkurang menjadi tersendat-sendat dan terbelakang). Siklus ekonomi menyangkut segala segi ekonomi dalam kehidupan masyarakat yang akhirnya tercermin pada produk nasional dan pendapatan nasional.

Pengertian tentang teori siklus ekonomi sangat relevan dalam rangka pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang menyangkut kebijaksanaan Negara untuk melakukan perubahan structural dalam tata susunan ekonomi masyarakat tak dapat tiada meliputi usaha jangka panjang yang memakan masa waktu beberapa generasi serta selalu dihadapkan dengan berbagai rupa hambatan dan rintangan.

Oleh sebab itu, sudah masuk akal bilamana kita menempatkan kembali pelajaran yang menyangkut siklus kegiatan ekonomi sebagai jalur pemikiran yang saling berkaitan dengan pemikiran yang saling berkaitan dengan pemikiran dalam teori ekonomi umum, bahkan sebagai bagian integral daripadanya.

2. Asal mula pemikiran perihal siklus ekonomi

Pada pertengahan abad 19 oleh John Stuart Mill, principle of political economy (1848) telah diungkapkan tentang adanya krisis-krisis komersial (commercial crisis) yang muncul secara periodic. Dalam tahun yang sama, oleh Marx dan Engels dalam Communist Manifesto juga dinyatakan tentang krisis komersial yang dialami secara ulang dan periodic sebagai salah satu cirri pokok system kapitalis.

Kemudian seorang ilmuwan Perancis, Clement Juglar, dibeberkan secara lebih empiris-sistematis sifat dan corak krisis komersial yang berulang secara periodic. Juglar pula yang pertama kali menggunakan istilah siklus (cycle) dengan menonjolkan perkiraan-perkiraan tentang lamanya masa waktu menaik menurun-nya kegiatan ekonomi di antara dua krisis. Dengan kata lain ditunjukkannya pada panjang pendeknya gelombang dalam sesuatu siklus kegiatan ekonomi : dari titik terendah sampai titik terendah berikutnya.

Pada akhir abad 19 atau awal abad 20, dunia ilmu ekonomi diperkaya oleh buah pikiran ekonom Rusia, Tugan-Baranowski. Tugan-Baranowski telah dapat menyajikan suatu kerangka analisis dan dasar teori yang kelak menjadi landasan bagi pemikiran modern dalam ilmu siklus ekonomi. Tugan-Baranowski pula lah yang mengawali perkembangan teori-teori siklus ekonomi yang selama ini dikembangkan dan dipaparkan sejumlah tokoh pemikir lainnya,yang ternyata dalam kajian-kajiannya sudah terdapat

63

telaahan dan kajian penting mengenai teori investasi dan peranannya dalam kegiatan usaha dan pembentukan pendapatan serta adapula yang menekankan pada arti dan fungsi konsumsi. Akan tetapi hal itu masih belum jelas terungkapkan secara terpadu mengenai kaitan anatara factor-faktor yang berpengaruh itu. Lagipula perkembangan teori di bidang ilmu siklus ekonomi selam itu berlangsung dalam suatu jalur pemikiran tersendiri, seakan-akan terpisah dari teori ekonomi umum. Namun hal tersebut menjadi berkaitan dan memiliki keterpaduan dalam kerangka analisis dan system pemikiran yang dikembangkan oleh Keynes yang kemudian disusun secara lebih kohesif-sistematis oleh Hansen.

Dari kerangka analisis Keynes mengenai fluktuasi dalam gerak kegiatan usaha sering ditandai oleh goncangan-goncangan yang membawa dampak luas terhadap ekonomi masyarakat secara menyeluruh,terutama melalui goncangan pada pendapatan dan kesempatan kerja. Keynes juga memperhatikan perkembangan pemikiran yang telah dirintis oleh pakar ekonomi di Eropa Kontinental, sehingga pemikiran-pemikiran mereka diandalkan dalam karya Keynes.

Kerangka analisis dan pola pendekatan dalam system pemikiran Keynes merupakan perkembangan lanjutan secara logis dari perkembangn pemikiran yang sebelumnya berlangsung di Eropa continental. Namun yang mengherankan ialah bahwa setelah Keynes-Hansen, pemikiran teoritis tentang permaslah fluktuasi dalam gerak kegiatan ekonomi seolah-olah diabaikan. Sikap tersebut di akalngan ahli seakan-akan gejolak fluktuasi ekonomi sudah dapat ditanggulangi secara memadai oleh kebijksanaan fiscal yang kontra-siklis atau oleh langkah tindakan di bidang moneter.

Perkembangan selama dasawarsa-dasawarsa ’70 dan ’80 membuktikan bahwa anggapan-anggapan serupa itu tidak dibenarkan oleh kenyataan empiris. Baru beberapa tahun terakhir ini timbul lagi perhatian dan minat untuk mempelajari dan memahami secara lebih mendalam hal-hal yang menyangkut gerak gelombang kegiatan ekonomi. terutama pada serangkaian faktor dinamika yang mengambil peranan strategis dalam perkembangan dalam jangka menengah dan jangka panjang.

3. Jenis Siklus Ekonomi

Dari karya Joseph Schumpeter, terdapat empat jenis siklus ekonomi. a. Siklus jangka pendek, menyangkut gerak gelombang kegiatan ekonomi

selam 3-4 tahun (rata-rata berkisar pada 40 bulan) dari tingkat terendah sampai tingkat terendah berikutnya. siklus ini dikenal dengan siklus Kitchen (Joseph Kitchen), yang membeberkan adanay siklus ekonomi dengan menunjuk pada cirri pokoknya. Faktor dinamika yang sangat mempengaruhi perkem-bangan dalam siklus jangka pendek berkenaan dengan investasi dalam persediaan stok barang-barang.

b. Siklus jangka menengah, meliputi masa waktu 7-11 tahun (rata-rata berkisar pada 9 tahun) dan disebut Siklus Juglar. Pola dan arah

64

perkembangannya dipengaruhi terutama oleh investasi dalam barang modal atau perlatan modal fisik yang bersifat tetap.

c. Siklus jangka menengah/panjang meliputi masa waktu 15-22 tahun (rata-rata kurang dari 20 tahun) dan disebut Siklus Kuznets. Kuznets menunjuk pada berlangsungnya siklus ini yang berada di antar masa waktu Siklus Juglar dan Gelombang Kondratieff (jangka panjang). dalam siklus ini kegiatan sektor konstruksi dianggap mengambil peranan penting; bukan hanya sebagai cermin kegiatan usaha konstruksi, melainkan pada gilirannya dilakukan berbagai investasi yang bersangkutan dengan sektor prasarana, bangunan, perumahan.

d. Gerak kecenderungan jangka panjang menyangkut gelombang ekonomi selama masa waktu 40-60 tahun (rata-rata 54 tahun) dan disebut denga gelombang Kondratieff (Nicolai Kondratieff), berdasarkan penelitiannya ada empat factor kekuatan mendasar yang mempengaruhi pola dan arah gerak kecenderungan dalam ekonomi jangka panjang yaitu : (1) inovasi dan teknologi, (2) peperangan dan revolusi, (3) produksi emas, (4) SDA, khusus sector pertanian. Faktor-faktor kekuatan strategis dalam tiga siklus di atas sedikit banyak

bersifat endogen, artinya faktor tersebut terkandung dalam proses kegiatan ekonomi sendiri yang berlangsung dalam tata susunan ekonomi. Sedangkan dalam gelombang jangka panjang, perkembangan ekonomi sangat dipengaruhi serangkaian faktor dinamika yang bersifat eksogen.

C. PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN

1. Perilaku produsen Produsen, sebagaimana pada konsumen, memiliki perilaku tersendiri.

Perilaku produsen seringkali disebut teori produksi. Teori produksi menggambarkan perilaku produsen dalam memproduksi barang atau jasa. Untuk dapat melakukan kegiatan produksi seorang produsen membutuhkan faktor-faktor produksi.Tanpa faktor produksi pembuatan suatu barang dan jasa tidak bia berjalan. Dalam penerapannya, teori ini tidak dapat dipisahkan dari hukum produksi marjinal yang semakin menurun.

1. Tujuan Produksi Seorang produsen akan membuat barang-barang yang berguna. Misalnya

seorang produsen memproduksi seragam karyawan untuk memenuhi kebutuhan karyawan. Tujuan dari kegiatan produksi yaitu.

a. Memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi serta penduduk yang semakin meningkat

b. Mengganti barang yang rusak atau barang yang habis c. Memenuhi pasar dalam negeri dan luar negeri d. Untuk memperoleh keuntungan e. Meningkatkan kemakmuran f. Memperluas lapangan usaha

65

2. Fungsi Produksi Teori produksi yang sederhana menggambarkan keterkaitan antara jumlah

produksi dengan faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi, atau dengan kata lain, teori produksi memuat penjelasan mengenai dinamika hubungan antara input dan outputproduksi. Pada saat melakukan analisis, kita anggap saja jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat berubah, tetapi jumlah modal, luas tanah, dan teknologi yang digunakan adalah tetap.

Kita lihat adanya hubungan antara tenaga kerja,modal, tanah, dan keahlian dengan tingkat produksi. Selanjutnya tenaga kerja, modal , tanah dan keahlian disebut input, sedangkan hasil produksi disebut output. Hubungan antara input dan output dituangkan kedalam fungsi yang disebut fungsi produksi yang secara matematis dinyatakan dalam bentuk rumus berikut: Q = f ( L , R , C, T ) Keterangan : Q = jumlah produksi yang dihasilkan ( Quantity ) f = Fungsi hubungan antar variabel( function ) L = jumlah tenaga kerja ( labour ) R = kekayaan alam ( resources ) C = modal ( capital ) T = teknologi

Persamaan tersebut menunjukkan tingkat produksi suatu barang tergantung jumlah modal, tenaga kerja , jumlah bahan baku dan tanah. Jumlah produksi yang berbeda-beda tentu akan memerlukan penggunaan faktor produksi dalam jumlah yang berbeda beda pula. Tetapi untuk satu tingkat produksi tertentu, produsen dapat menggunakan kombinasi factor-faktor produksi yang berbeda.

Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return)

Telah kita ketahui, dalam produksi diperlukan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. Dalam hal ini, setiap penambahan satu unit faktor produksi akan menambah sejumlah unit produk. Sebagai contoh, tambahan jumlah tenaga kerja akan mengakibatkan jumlah output bertambah, meskipun jumlah faktor produksi lainnya dianggap tetap. Penambahan output semacam ini dinamakan produksi marjinal. Dengan kata lain, produksi marjinal dari suatu faktor produksi merupakan output (keluaran) ekstra yang dihasikan oleh tambahan satu unit faktor produksi.

Untuk mengetahui produksi marjinal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui dua hal. Hal pertama adalah penambahan jumlah tenaga kerja. Hal kedua adalah penambahan jumlah produksi secara keseluruhan atau penambahantotal produksi. Lebih jauh, dari kedua hal tersebut dapat juga diketahui produksi rata-rata.

Jika dirumuskan secara matematis, produksi marjinal (MP) akan menjadi sebagai berikut.

66

L

TPMP

Sementara itu, produksi rata-rata (AP) dirumuskan secara matematis sebagai berikut:

L

TPAP

Keterangan: TP = total produksi (total production) L = tenaga kerja (labour) MP = produksi marjinal (marginal production) AP = produksi rata-rata (average production) ∆ = selisih atau perubahan

Hubungan antara total produksi, produksi marjinal, dan produksi rata-rata menimbulkan hukum produksi marjinal yang semakin menurun (the law of diminishing marginal return). Menurut hukum ini, apabila faktor produksi (tenaga kerja) ditambah terus menerus sebanyak unit tertentu, pada mulanya total produksi akan semakin meningkat. Akan tetapi, sesudah produksi mencapai tingkat tertentu, produksi marjinal atau tambahan produksi akan semakin menurun hingga akhirnya akan mencapai titik negatif. Perhatikan Tabel 5.1 supaya lebih jelas. Tabel tersebut memperlihatkan produksi suatu barang pertanian di atas sebidang tanah yang tetap luasnya, tetapi jumlah tenaga kerja bertambah terus. Kolom pertama menunjukkan penggunaan luas tanah yang tetap. Kolom kedua menunjukkan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Kolom ketiga, keempat, dan kelima menunjukkan total produksi, produksi marjinal, dan produksi rata-rata.

Tabel 5.1 Hubungan faktor produksi Tetap, Faktor Produksi variabel dengan output yang dihasilkan

Tanah Tenaga kerja

Total Produksi

Produksi Marginal

Produksi rata-rata

Tahap Produksi

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 30 60 88 105 114 119 119 108 70

- 20 30 28 17 9 5 0 -11 -38

10 15 20 22 21 19 17 15 12 10

I I I II II II II III III III

67

Peraga 5.1 Kurva teori keterbatasan produksi (the law of diminishing marginal return).

Dari Tabel 5.1 dan peraga 5.1 proses produksi dapat dibagi menjadi tiga

tahap. Tahap pertama terjadi pada penggunaan tenaga kerja 1 hingga 3. Pada tahap ini, terlihat bahwa tambahan produksi positif dan meningkat akibat tambahan penggunaan tenaga kerja sebanyak satu unit. Produksi marjinal adalah positif dan meningkat. Tahap kedua terjadi pada penggunaan tenaga kerja 4 hingga 7 . Di tahap ini, tambahan produksi tetap positif, tetapi mulai menurun. Di tahap akhir, atau tahap ketiga, tambahan produksi sudah negatif, atau dengan kata lain, penambahan tenaga kerja justru mengurangi total produksi.

Tahap-tahap produksi ini mencerminkan bahwa produksi marjinal semakin menurun (diminishing return). Pada tahap-tahap awal, produksi marjinal positif dan terus meningkat, dan kemudian pada titik tertentu mengalami penurunan. Pada tahap akhir, produksi marjinal bernilai negatif dan mengakibatkan penurunan total produksi. Gejala inilah yang disebut hukum produksi marjinal yang semakin menurun (the law of diminishing marginal return).

Pada tingkatan-tingkatan produksi tertentu, proses produksi memiliki jumlah output yang sama meskipun menggunakan sejumlah kombinasi faktor

68

produksi yang berbeda. Ini dikarenakan satu faktor produksi dapat mensubstitusi faktor produksi yang lain.

Tabel 5.2 Tabel berbagai kombinasi proses produksi

Hasil Produksi ( m ) Tenaga Kerja ( orang )

Modal ( unit )

Keterangan

150 150 150

2 3 4

6 5 4

Cara 1 = P1 Cara 2 = P2 Cara 3 = P3

Peraga 5.2 Kurva fungsi produksi

Dari Tabel 5.2 dan Peraga 5.2 terlihat bahwa ada tiga cara berproduksi,

antara lain cara 1, 2, dan 3, yang memiliki tingkat produksi yang sama, meskipun memiliki kombinasi penggunaan faktor produksi yang berbeda. Cara pertama adalah dengan menggunakan 2 orang tenaga kerja dan 6 unit modal, cara kedua adalah dengan menggunakan 3 orang tenaga kerja dan 5 unit modal, cara ketiga adalah dengan mengkombinasikan 4 orang tenaga kerja dan 4 unit modal. Hasil penggunaan berbagai kombinasi faktor produksi itu sama-sama berupa 150 meter kain batik. Kurva ini dinamakan kurva produksi yang sama (isoquant curve)

3. Perluasan Produksi

Perluasan produksi barang dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Usaha ini dilakukan karena hal-hal sebagai berikut. a. Peradaban manusia semakin modern disesuaikan dengan perkembangan

jaman. b. Keinginan untuk meningkatkan kemakmuran. c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

69

d. Jumlah penduduk yang semakin meningkat e. Memenuhi kebutuhan konsumen baik di dalam negeri maupun luar negeri

Setiap kegiatan produksi diusahakan dari waktu ke waktu akan meningkatkan hasil produksinya. Beberapa cara yang biasa digunakan perusahaan untuk meningkatkan hasil produksi antara lain : a. Intensifikasi adalah perluasan produksi dengan cara meningkatkan

kemampuan faktor- faktor produksi atau menambah kemampuan berproduksi tiap-tiap faktor produksi tanpa menambah jumlah faktor produksi.

b. Ekstensifikasi adalah perluasan produksi dengan cara menambah atau memperbesar jumlah faktor-faktor produksi , misalnya dengan menambah gedung dan mesin produksi.

c. Diversifikasi adalah memperluas usaha dengan cara menambah aneka jenis produksi dengan tujuan mengikuti selera konsumen sekaligus membidik sekmen konsumen yang berbeda-beda Misalnyaproduksi benang kemudian membuat tekstil dan garmen kemudian membuat baju.

d. Menambah prasarana produksi Menambah jumlah dan kualitas produksi dapat ditempuh dengan cara menambah prasarana produksi. Misalnya membuat bendungan, sarana transportasi dan lain-lain.

4. Etika produsen

Tujuan seorang produsen dalam berproduksi adalah mencari keuntungan. Tidak semua produsen menggunakan cara etis untuk mencapai tujuan. Etika dalam bisnis merupakan hal yang penting sehingga tidah ada pihak-pihak yang dirugikan. Bagi produsen etika juga sangat penting, karena bila tidak memegang etika dalam jangka panjang ada kemungkinan orang lain tidak mau bekerja sama dengannya. Etika Produsen dapat ditempuh dengan cara seperti di bawah ini a. Memperhatikan kelestarian Ekologi (lingkungan hidup )

Tidak aadanya unsur pencemaran atau perusakan lingkungan mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi,serta akibat dari penggunaan produk tersebut.

b. Memperhatikan Perundang – undangan yang berlaku. Produsen harus mematuhi perundang-undangan baik yang menyangkut lingkungan hidup, perlindungan konsumen, maupun undang –undang persaingan yang sehat. Sedapat mungkin produsen tidak memanfaafkan kelemahan peraturan untuk kepentingan pribadinya.

c. Tidak mengeksploitasi sumber daya secara berlebihan Perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan kemampuan tenaga kerja namun harus diingat bahwa kemampuan manusia ada batasnya.

70

BAB VI JENIS-JENIS PASAR

Pada dasarnya pasar dibagi dalam beberapa golongan yaitu sebagai berikut: 1. Berdasarkan Wujudnya

Menurut wujudnya pasar dibedakan menjadi pasar konkret dan pasar abstrak a. Pasar Konkret (pasar nyata) merupakan pasar yang menunjukkan suatu

tempat terjadinya hubungan secar langsung (tatap muka) antara pembeli dan penjual. Barang yang diperjualbelikan pun berada di tempat tersebut. Misalnya pasar-pasar tradisional dan swalayan

b. Pasar Abstrak (tidak nyata) merupakan pasar yang menunjukkan hubungan antara penjual dan pembeli, baik secara langsung maupun tidak langsung, barangnya tidak secara langsung dapat diperoleh pembeli. Misalnya, pasar modal di Bursa Efek Indonesia.

2. Berdasarkan Waktu Terjadinya Menurut waktu terjadinya pasar dibedakan menjadi pasar harian, pasar

mingguan, pasar bulanan, pasar tahunan, dan pasar temporer. a. Pasar Harian merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap hari.

Misalnya pasar pagi, toserba, dan warung-warung b. Pasar mingguan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu

minggu sekali. Misalnya pasar senin atau pasar minggu yang ada di daerah pedesaan

c. Pasar bulanan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu bulan sekali. Dalam aktivitasnya bisa satu hari atau lebih. Misalnya, pasar yang biasa terjadi di depan kantor-kantor tempat pensiunan atau purnawirawan yang mengambil uang tunjangan pensiunannya tiap awal bulan.

d. Pasar tahunan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu tahun sekali. Kejadian pasar ini biasanya lebih dari satu hari, bahkan bisa mencapai lebih dari satu bulan. Misalnya Pekan Raya Jakarta, pasar malam, dan pameran pembangunan.

e. Pasar temporer merupakan pasar yang dapat terjadi sewaktu-waktu dalam waktu yang tidak tentu (tidak rutin) pasar ini biasanya terjadi pada peristiwa tertentu. Misalnya pasar murah, bazar, dan pasar karena ada perayaan kemerdekaan RI.

3. Berdasarkan Luas Jangkauannya Menurut luas jangkauannya pasar dibedakan menjadi pasar lokal, pasar

nasional, dan pasar internasional. a. Pasar lokal merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan

pembeli dari berbagai daerah atau wilayah tertentu saja.

71

b. Pasar nasional merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari berbagai daerah atau wilayah dalam suatu negara. Misalnya, pasar kayu putih di Ambon dan pasar tembakau di Deli.

c. Pasar internasional penjual dan pembeli dari berbagai negara. Misalnya pasar tembakau di Bremen Jerman.

4. Berdasarkan Hubungannya Dengan Proses Produksi Menurut hubungannya dengan proses produksi pasar dibedakan

menjadi pasar output dan pasar input. a. Pasar output (pasar produk) merupakan pasar yang memperjualbelikan

barang-barang hasil produksi (biasanya dalam bentuk jadi). b. Pasar input (pasar faktor produksi) merupakan interaksi antara

permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa sebagai masukan pada suatu proses produksi (sumber daya alam, berupa bahan tambang, hasil pertanian, tanah, tenaga kerja, dan barang modal).

5. Berdasarkan Strukturnya (Jumlah Penjual Dan Pembeli) Berdasarkan strukturnya, pasar dibedakan menjadi sebagai berikut.

1. Pasar Persaingan Sempurna Merupakan sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli

yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C? Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan produk.

2. Pasar persaingan tidak sempurna, yang terdiri atas : 1) Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual)

Yaitu suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”. Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau lebih buruk lagi mencarinya di pasar gelap (black market).

72

2) Pasar oligopoli Yaitu pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh

beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.

Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisi-kan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.

Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.

Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.

3) Pasar persaingan monopolistic Yaitu salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen

yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.

Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produk sepeda motor memang cenderung bersifat homogen, tetapi masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, di mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing.

Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga

73

membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.

A. PENGERTIAN PASAR

Pasar, dalam pikiran kita, seringkali diasosiasikan dengan pasarpasar tradisional yang merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk bertransaksi. Pasar dengan demikian diartikan secara sempit atau tempat di mana pada umumnya barang atau jasa diperjualbelikan. Akan tetapi, pasar tidak sebatas itu. Ada pula pasar yang tidak mempertemukan pembeli dan penjual secara langsung, seperti pasar saham. Oleh karena itu, pasar juga dapat diartikan secara luas, sebagai proses di mana pembeli dan penjual saling berinteraksi untuk menentukan atau menetapkan harga keseimbangan. Untuk merangkum kedua arti ini, maka secara umum, pasar adalah keseluruhan permintaan dan penawaran barang, jasa, atau faktor produksi tertentu.

Pada pasar, ada barang yang dijual atau diproduksi oleh sekian banyak penjual atau produsen, ada pula yang hanya diproduksi oleh beberapa penjual atau produsen tertentu. Demikian pula dengan pembeli, ada barang yang dibeli oleh banyak pembeli, ada pula yang hanya dibeli oleh seorang pembeli atau beberapa pembeli saja. Dengan mengetahui jumlah pembeli dan penjual, serta barang atau jasa yang diperjualbelikan, maka dapat diketahui tingkat persaingan yang terjadi dalam pasar. Tingkat persaingan atau derajat persaingan inilah yang akan menentukan bentuk-bentuk atau susunan pasar.

Pada pasar, menurut pengertian pasar secara luas, sebuah perusahaan penghasil barang atau jasa tertentu dapat mempunyai skala yang sangat besar dan jumlah pesaingnya sedikit sehingga mampu mempengaruhi pasar barang atau jasa tersebut. Sebaliknya, sebuah perusahaan dapat pula mempunyai skala yang kecil dan mempunyai banyak pesaing, sehingga tidak dapat mempengaruhi pasar. Jumlah dan besarnya skala kegiatan berbagai perusahaan di suatu negara tertentu dapat dikatakan sebagai struktur pasar atau pasar saja. Struktur pasar di suatu negara dapat bergerak mulai dari struktur pasar persaingan sempurna sampai dengan monopoli monopoli.

Pada bab ini akan dibahas lebih lanjut bentuk struktur pasar ini serta besarnya kekuatan pasar dari perusahaan-perusahaan yang berada di dalamnya. Pembahasan akan dibagi ke dalam dua bagian besar, pasar persaingan sempurna dan pasar bukan persaingan sempurna sempurna, antara lain mencakup monopoli, oligopoli, dan persaingan monopolistis. Namun, sebelumnya akan dibahas pengertian mengenai struktur pasar itu sendiri.

B. STRUKTUR PASAR

Struktur pasar adalah berbagai hal yang dapat mempengaruhi tingkah laku dan kinerja perusahaan dalam pasar, antara lain jumlah perusahaan dalam pasar, skala produksi, dan jenis produksi. Suatu struktur pasar dikatakan kompetitif jika perusahaan tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk

74

mempengaruhi harga dan jumlah barang di pasar. Semakin lemah kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi pasar, semakin kompetitif struktur pasarnya. Demikian pula sebaliknya. Contoh sederhana dapat kita lihat pada pasar listrik di Indonesia. Pasar listrik di Indonesia dapat dikatakan tidak kompetitif karena Perusahaan Listrik Negara (PLN), sebagai satu-satunya perusahaan besar dalam produksi listrik, dapat menaikkan dan menurunkan harga maupun kuantitas listrik di Indonesia. Sebaliknya jika kita melihat penjual cabai yang ada di pasar-pasar tradisional, pasar cabai itu memiliki struktur pasar yang kompetitif, karena secara individu, masing-masing penjual cabai tidak mampu mengubah harga maupun kuantitias cabai Indonesia secara signifikan.

Struktur pasar kompetitif berbeda dengan tingkah laku komkompetitif petitif petitif. Tingkah laku kompetitif adalah kondisi di mana perusahaan harus bersaing secara aktif dengan perusahaan lain. Tingkah laku persaingan aktif menunjukkan bahwa pasar tidak bersaing secara sempurna. Sebagai contoh, penerbit majalah mingguan, agar majalahnya laku terjual, penerbit harus aktif bersaing dengan penerbit sejenis. Sebaliknya dengan petani, mereka tidak perlu bersaing karena tidak dapat mempengaruhi pasar. Dari sini, kita dapat memilah-milah struktur pasar dari persaingan sempurna sampai dengan monopoli, di mana setiap struktur pasar memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

C. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Pada pasar ini, kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran dapat bergerak secara leluasa. Harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan keinginan produsen dan konsumen. Permintaan mencerminkan keinginan konsumen, sementara penawaran mencerminkan keinginan produsen atau penjual. Bentuk pasar persaingan murni terdapat terutama dalam bidang produksi dan perdagangan hasil-hasil pertanian seperti beras, terigu, kopra, dan minyak kelapa. Pada bentuk pasar ini terdapat pula perdagangan kecil dan penyelenggaraan jasa-jasa yang tidak memerlukan keahlian istimewa (pertukangan, kerajinan). Berikut adalah ciri-ciri pasar persaingan sempurna. 1. Jumlah Pembeli dan Penjual Banyak.

Pada pasar persaingan sempurna, pembeli dan penjual berjumlah banyak. Artinya, jumlah pembeli dan jumlah penjual sedemikian besarnya, sehingga masing-masing pembeli dan penjual tidak mampu mempengaruhi harga pasar, atau dengan kata lain, masingmasing pembeli dan penjual menerima tingkat harga yang terbentuk di pasar sebagai suatu datum atau fakta yang tidak dapat diubah. Bagi pembeli, barang atau jasa yang ia beli merupakan bagian kecil dari keseluruhan jumlah pembelian masyarakat. Begitu pula dengan penjual, sehingga jika penjual menurunkan harga, ia akan rugi sendiri, sementara jika ia menaikkan harga, maka pembeli akan lari kepada penjual lainnya.

2. Barang dan Jasa yang Diperjualbelikan Bersifat Homogen. Barang dan jasa yang diperjualbelikan bersifat homogen. Dalam hal ini,

konsumen menganggap bahwa barang yang diperjualbelikan sama mutunya,

75

atau paling tidak, konsumen tidak dapat membedakan antara barang satu dengan barang lainnya. Meskipun demikian, dalam kenyataan, barang atau jasa yang benarbenar homogen itu tidak mungkin ada, yang ada hanyalah barang atau jasa yang mendekati homogen, seperti beras Cianjur, dukuh Palembang, daging, dan gula.

3. Faktor Produksi Bebas Bergerak. Faktor produksi, seperti bahan baku ataupun tenaga modal bebas

bergerak, bebas berpindahpindah dari suatu tempat ke tempat lain, yang lebih menguntungkan. Tidak ada yang menghalangi, baik kendala peraturan maupun kendala teknik.

4. Pembeli dan Penjual Mengetahui Keadaan Pasar Pasar. Pembeli dan penjual satu sama lain saling mengetahui dalam hal biaya,

harga, mutu, tempat dan waktu barang-barang yang diperjualbelikan. 5. Produsen Bebas Keluar Masuk Pasar Pasar.

Ada kebebasan untuk masuk dan keluar dari pasar. Perusahaan yang mampu memproduksi barang dapat masuk secara bebas ke dalam industri, tidak ada yang dapat menahannya. Setiap perusahaan juga bebas keluar dari pasar jika diinginkan.

6. Bebas dari Campur Tangan Pemerintah. Bebas dari campur tangan pemerintah. Pada pasar persaingan sempurna

ini, tidak ada campur tangan pemerintah dalam menentukan harga. Sebagai akibatnya, harga barang atau jasa benar-benar terjadi sebagai akibat interaksi antara permintaan dan penawaran di pasar.

Pembentukan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna

Pembentukan harga pada pasar persaingan sempurna ditentukan oleh kekuatan tarik-menarik antara permintaan dan penawaran di pasar. Interaksi antara permintaan dan penawaran akan membentuk keseimbangan, atau harga dan jumlah keseimbangan. Kondisi keseimbangan itu menunjukkan kepuasan maksimum konsumen dan keuntungan produsen.

Secara riil, bentuk pasar persaingan sempurna itu tidak ada, yang ada hanyalah kecenderungan ke bentuk pasar persaingan sempurna. Salah satu contoh paling jelas adalah pasar barang-barang makanan pokok, seperti pasar beras. Pada pasar macam ini, dinamika hubungan antara petani produsen, sebagai penjual, dengan pedagang, sebagai pembeli, mendekati bentuk pasar persaingan sempurna. Mari kita telusuri ciri-ciri pasar beras lebih lanjut! Coba perhatikan, dalam pasar beras, jumlah produsen (petani) sedemikian banyaknya. Masing-masing dari mereka menjual beras dalam jumlah yang relatif kecil sehingga masing-masing petani tidak mampu mempengaruhi harga yang sudah terbentuk. Jika sang petani menjual di bawah harga pasar, maka ia akan rugi. Tetapi jika ia menjual di atas harga pasar, ia pun akan ditinggalkan oleh pembeli. Kalau demikian, permintaan beras oleh pedagang kepada petani mendekati garis lurus mendatar.

Lebih jauh lagi, beras sebagai barang dagang mempunyai sifat hampir homogen. Dikatakan hampir homogen karena beras ternyata juga memiliki

76

perbedaan rasa dan mutu yang berakibat pada perbedaan harga. Selama petani (produsen beras) itu bersaing satu sama lain, selama itu pula mereka tidak mampu mempengaruhi harga. Mereka hanya menerima saja harga yang ditetapkan di pasar, atau dengan kata lain, mereka akan tetap kekurangan daya tawarmenawar saat menghadapi pembeli. Penjual/produsen agar mampu mempengaruhi harga dan agar daya tawar menawarnya jadi bertambah, mereka harus bergabung, paling tidak dalam pemasaran hasil produksi, antara lain melalui koperasi.

Intisari pasar persaingan sempurna, sebagaimana telah dijelaskan di atas, telah dikemukakan sebelumnya oleh Adam Smith Smith. Ia mengatakan, kalau setiap warga masyarakat diberi kebebasan ekonomi secara penuh untuk mengejar kepentingan pribadinya, maka kepentingan masyarakat pun secara otomatis terpenuhi pula. Selin itu, perlu kita ketahui pula, meskipun hasil kajian mengenai pasar persaingan sempurna itu merupakan teori, kesimpulan-kesimpulan dari teori tersebut bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk mencapai kondisi perekonomian yang ideal.

D. PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA

Pasar persaingan sempurna jarang kita jumpai, yang seringkali kita jumpai adalah pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competition market). Pada pasar persaingan tidak sempurna, kegiatan tertentu seperti dimonopoli oleh perusahaan-perusahaan besar.

Distribusi pelayanan telepon oleh PT. TELKOM, misalnya. Selain itu, pada pasar ini juga dapat kita temui penjualan barang-barang meskipun sama tetapi dibedakan berdasarkan merek, kemasan, aroma, warna, atau ukuran saja. Lalu apakah yang dimaksud dengan pasar persaingan tidak sempurna itu? Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar di mana terdapat satu atau beberapa penjual yang menguasai pasar atau harga, serta satu atau beberapa pembeli yang menguasai pasar atau harga. Jika suatu perusahaan dapat mempengaruhi harga pasar, maka pasar tempat perusahaan itu menjual produknya digolongkan sebagai pasar persaingan yang tidak sempurna. Keberadaan sejumlah pihak yang menguasai pasar atau harga akan melahirkan keberagaman bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna. Secara umum, bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna adalah sebagaimana akan dibahas berikut ini.

Monopoli

Kata monopoli berasal dari bahasa Yunani, mono, yang artinya satu, dan poli, yang artinya penjual. Dari dua kata tersebut maka monopoli menunjuk pada suatu kondisi di mana dalam suatu pasar hanya ada satu penjual, sehingga tidak ada pihak lain yang menyaingi.

Dalam monopoli, penjual tersebut adalah satu-satunya produsen dalam industri, dan tidak ada industri lain yang memproduksi barang subtitusinya. Seorang monopolis dapat bertindak sebagai penentu harga (price maker). Jika ia ingin menaikkan harga, maka ia pun dapat melakukannya dengan cara mengurangi jumlah produknya. Sekarang ini, perusahaan yang seratus persen

77

bersifat monopoli jarang kita temui. Mungkin hanya beberapa produksi jasa saja, seperti telekomunikasi, gas, air, dan listrik yang benar-benar dikuasai oleh penjual tunggal.

Di Indonesia, jasa-jasa yang baru saja disebut dikuasai oleh perusahaan negara, antara lain PAM, PLN, dan PT. TELKOM. Sebenarnya, sulit sekali kita untuk mendapatkan contoh pasar yang benar-benar bersifat monopoli ini, karena pada kenyataannya, di dalam pasar selalu saja ada persaingan. Sebagai contoh, Perusahaan Kereta Api Indonesia (PT KAI) tampaknya tidak mempunyai pesaing, karena perusahaan inilah satu-satunya perusahaan kereta api di tanah air kita, yang juga dimiliki oleh negara. Padahal, angkutan kereta api harus selalu siap bersaing dengan sekian banyak perusahaan bus dan berbagai jenis angkutan darat lainnya. Kenyataan semakin dipercantiknya akomodasi kereta api kiranya menyiratkan adanya persaingan itu.

Pasar monopoli sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk sebagai berikut berdasarkan sumbernya. 1. Monopoli alamiah.

Monopoli alamiah timbul karena keadaan alam yang khas. Sebagai contoh, Palembang terkenal dengan buah dukuhnya sehingga buah tersebut cenderung memonopoli pasar. Begitu juga dengan apel hijau dari Malang, atau intan dari Martapura.

2. Monopoli masyarakat. Monopoli masyarakat terjadi akibat tumbuhnya kepercayaan

masyarakat terhadap suatu hasil produksi. Sebagai contoh, kecap merek X memonopoli pasar karena kecap merek tersebut sudah menjadi favorit masyarakat, sehingga sulit beralih ke kecap merek lain.

3. Monopoli undang-undang. Monopoli undang-undang muncul karena pemberlakuan secara hukum,

kebijakan, atau peraturan tertentu. Monopoli undang-undang ini antara lain berupa pemberian hak paten, pembatasan masuknya barang-barang baku dalam industri, dan pembatasan perdagangan luar negeri dalam bentuk tarif dan kuota oleh pemerintah. Hak paten merupakan bentuk khusus dari monopoli undangundang untuk memasuki suatu industri. Hak paten ini diberikan kepada seorang penemu berupa hak eksklusif (monopoli). Sebagai contoh, karena perlindungan hak paten ini, perusahaan sepeda olah raga merek “T” memegang monopoli absolut terhadap pemasaran jenis sepeda yang bersangkutan. Hak paten ini diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk merangsang penemuan-penemuan baru, terutama bagi perusahaan kecil dan individu.

Oligopoli

Jika pada pa Perusahaan Listrik Negara (PLN) Perusahaan Listrik Negara (PLN)sar monopoli hanya terdapat satu penjual, maka pasar yang memiliki beberapa penjual disebut oligopoli. Pada pasar oligopoli, masing-masing perusahaan memproduksi dan menjual produk yang serupa atau hampir serupa. Sebagai contoh, produk batu baterai, pasta gigi, sabun mandi, air minum

78

mineral, sepeda motor, accu, dan ban mobil/sepeda motor. Strategi yang biasa ditempuh oleh perusahaan-perusahaan oligopoli dalam menguasai dan menarik konsumen adalah dengan membuat model serta memberikan merek tertentu pada produk yang dijual. Model, dan terutama, merek ini sudah tentu harus berkesan di benak konsumen. Secara umum, konsumen yang sudah terikat pada produk merek tertentu akan sulit berpindah ke produk yang lain, meskipun produk merek ini sudah ganti model. Contoh yang paling kentara adalah produk elektronik dan obatobatan. Jika kalian sakit, umumnya kalian memakai obat dengan merek yang sama, bukan? Demikian pula dengan barang elektronik, antara lain televisi, radio kaset, lemari es, dan lain-lain. Seorang bapak, misalnya, akan cenderung untuk membeli televisi berwarna terbaru yang bermerek sama dengan televisi hitam putihnya dulu. Monopsoni

Pasar monopsoni serupa dengan pasar monopoli. Hanya saja, pasar ini dilihat dari sisi pembeli. Monopsoni menunjuk pada kondisi permintaan dan pasar yang dikuasai oleh pembeli tunggal. Kondisi ini lebih sering terdapat di kalangan produsen dan jarang di kalangan konsumen. Sebuah pabrik teh merek “G”, misalnya. Untuk menghasilkan produk bermutu, perusahaan ini membeli teh langsung dari para petani. Lantas, perusahaan ini melakukan pendekatan secara monopsoni terhadap petani teh di wilayah tertentu. Artinya, perusahaan itu sendirilah yang menentukan harga teh. Dalam kasus ini, tampak bahwa harga produk ditentukan oleh pihak pembeli. Kedudukan sebagai price maker dalam hal pembelian tersebut, tidak bisa berlaku dalam penjualan. Perusahaan teh tadi tidak bisa begitu saja menentukan harga jual produknya, mengingat masih ada perusahaan lain yang meluncurkan produk sejenis.

Oligopsoni

Oligopsoni merujuk pada suatu kondisi pasar di mana terdapat beberapa pembeli. Ciri-ciri pasar oligopsoni secara umum sama dengan pasar oligopoli. Hanya saja, pasar ini dilihat dari sudut pandang pembeli/konsumen. Setiap pembeli memiliki peran cukup besar untuk mempengaruhi harga barang yang dibelinya. Pasar Persaingan Monopolistik

Suatu pasar dikatakan memiliki bentuk pasar persaingan monopolistik jika pada pasar tersebut terdiri dari beberapa penjual/produsen dan pembeli. Selain itu, pada barang atau jasa tersebut, baik kualitas, bentuk, dan ukuran, saling berlainan, atau sering diistilahkan sebagai product differentiation (pembedaan produk).

Pada pasar persaingan monopolistik dapat kita temukan unsur-unsur monopoli sekaligus unsur-unsur persaingan. Produk-produk pada pasar persaingan monopolistik adalah homogen atau sejenis, antara lain sabun cuci, sabun mandi, minyak goreng, air mineral, dan beras. Barang-barang semacam itu dibuat oleh beberapa pabrik (lebih dari satu pabrik) dan pada masingmasing

79

barang tersebut memiliki merek atau cap dagang sendirisendiri. Lebih jauh, hak paten untuk tiap merek memperlihatkan unsur monopoli dalam pasar tersebut. Merek dagang yang sudah ada tidak boleh ditiru oleh produsen lain, meskipun produk yang dijual sama. Sementara un ur persaingannya terlihat dari adanya keberagaman merek, kemasan, cita rasa, bahkan juga harga untuk jenis produk yang sama.

Bagaimanakah kondisi penentuan harga dalam pasar persaingan monopolistik? Dalam pasar ini, para produsen atau penjual mempunyai sedikit kebebasan untuk menentukan harga jual produknya sendiri. Lebih bebas daripada pasar persaingan sempurna, tetapi tidak sebebas pada pasar monopoli. Alasannya, kalau harga produknya terlalu mahal, maka konsumen akan beralih ke produk lain yang sejenis. Dalam pasar persaingan sempurna, perusahaan menghasilkan berbagai produk yang homogen (identik, standar), sementara dalam pasar persaingan monopolistik produk yang dihasilkan berbeda (didiferensiasikan). Akibatnya, dalam pasar ini, banyak perusahaan menjual produk yang serupa tapi tak sama, seperti bensin (premium, super, premix), minuman ringan dengan berbagai rasa serta kemasan, sabun mandi berbagai aroma, dan kemeja dengan berbagai model serta ukuran.

Mari kita beralih pada contoh lain. Pedagang kopi, misalnya. Kopi yang diperjualbelikan sama sifatnya, tetapi komoditi tersebut dapat kita bedakan dari segi mutu, ukuran, bungkus, dan merek, sehingga perusahaan bisa membuat kebijakan harga sendiri tanpa takut akan kehilangan konsumen. Akan tetapi, sudah tentu ia tidak akan menaikkan harga terlalu tinggi dibandingkan dengan harga kopi merek lain. la pun tidak akan menurunkan harga.

Sejumlah faktor dapat mengubah bentuk pasar persaingan bebas menjadi pasar persaingan monopolistik. Selain disebabkan oleh diferensiasi produk, perubahan itu juga dilatari oleh intensifikasi dari pihak produsen untuk menarik hati konsumen, seperti pemberian pelayanan yang memuaskan, undian berhadiah, diskon, dan sebagainya. Secara singkat, keberagaman produk, dalam rangka mengimbangi keberagaman kebutuhan konsumen, membuat pasar persaingan sempurna menggelincir menjadi pasar persaingan monopolistik. Secara umum, ciri-ciri pasar persaingan monopolistik adalah sebagai berikut.

1. Jumlah penjual atau produsen cukup banyak, namun tidak sebanyak pada pasar persaingan sempurna.

2. Masing-masing penjual atau produsen masih dapat mempengaruhi harga, meskipun tidak mutlak.

3. Barang yang diperjualbelikan tidak homogen sekali, melainkan ada perbedaan ( product differentiation), meskipun perbedaan tersebut hanya pada warna, merek, mutu, dan ukuran.

4. Ada pembatasan dalam pendirian perusahaan, meskipun tidak sesulit pada monopoli dan tidak semudah pada pasar persaingan sempurna.

80

E. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN BERBAGAI JENIS PASAR Telah kita bahas bersama berbagai jenis pasar berdasarkan strukturnya.

Pada bagian ini akan dibahas berbagai kebaikan dan keburukan beberapa jenis pasar (pasar persaingan sempurna, monopoli, dan oligopoli) terutama bila dikaitkan dengan keadaan Indonesia saat ini. Mari kita mulai dari pasar persaingan sempurna.

Pasar Persaingan Sempurna

Jika kita perhatikan beberapa ciri pada pasar persaingan sempurna, maka ada sebagian dari ciri-ciri tersebut merupakan kebaikan atau keburukan jika dihubungkan dengan keadaan di Indonesia. 1. Jumlah Pembeli dan Penjual Banyak.

Jika melihat kondisi perekonomian Indonesia yang terpuruk saat ini, banyaknya jumlah pembeli dan penjual tentu saja memberikan dampak yang sangat positif, sebab dengan demikian berbagai sektor ekonomi di negeri ini kembali bergerak dengan bertambahnya jumlah para pelaku ekonomi. Menggeliatnya sektor perekonomian tentu akan memberikan dampak domino bagi sektor-sektor lainnya. Penerimaan pajak dari sektor ini semakin besar, dan pemerintah dapat menggunakannya untuk berbagai kepentingan pembangunan negara seperti penyediaan lapangan pekerjaan, perbaikan berbagai fasilitas umum, peningkatan mutu pendidikan melalui pendirian sekolah-sekolah bermutu, serta peningkatan gaji para guru. Namun semua itu tentu dapat terlaksana apabila ada aturan yang jelas dan tegas yang dipatuhi oleh semua pelaku ekonomi yang ada. 2. Barang dan Jasa yang Diperjualbelikan Bersifat Homogen.

Jika kita hubungkan dengan keadaan di Indonesia, ciri ini tidak memberikan kebaikan bagi kita. Hal ini terutama karena sebagai sebuah negara berkembang, kita memerlukan berbagai inovasi dan kreasi yang beragam dari berbagai barang dan jasa yang diproduksi, sebab dengan begitu akan muncul kompetisi yang ketat di antara berbagai pelaku ekonomi untuk menawarkan barang atau jasa yang terbaik bagi konsumen. 3. Sumber Produksi Bebas Bergerak.

Perpindahan sumber atau faktor-faktor produksi tentu saja sangat penting bagi keadaan Indonesia saat ini. Negara kita yang begitu luas dan dipisahkan oleh lautan sangat memerlukan mobilitas yang tinggi dari semua faktor produksi yang ada. Namun hal ini hanya dapat terlaksana apabila infrastruktur atau prasarana yang mendukungnya juga tersedia. 4. Pembeli dan Penjual Mengetahui Keadaan Pasar.

Informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan keadaan pasar tentu sangat dibutuhkan bagi para pelaku ekonomi di Indonesia. Hal ini akan menciptakan kondisi kompetisi yang sehat bagi para pelaku ekonomi di Indonesia. 5. Produsen Bebas Keluar Masuk Pasar.

Kebebasan bagi para pelaku ekonomi untuk masuk keluar pasar di satu sisi sangat baik bagi keadaan perekonomian Indonesia saat ini. Hal ini akan

81

“memaksa” para pelaku ekonomi untuk hanya mengambil keputusan ekonomi yang terbaik baginya. Ia dengan demikian diberi kesempatan untuk mencoba berbagai sektor usaha dalam perekonomian. Namun, di sisi lain, kondisi ini kurang menguntungkan karena apabila para pelaku ekonomi dapat sebebasbebasnya masuk dan keluar dalam berbagai sektor ekonomi, pada umumnya mereka tidak betul-betul menguasai satu sektor ekonomi pun. Padahal, kondisi ekonomi suatu negara kuat apabila negara itu memiliki banyak perusahaan-perusahaan yang memang betul-betul menguasai bidangnya. 6. Bebas Dari Campur Tangan Pemerintah.

Campur tangan pemerintah yang berlebihan tentu tidak menguntungkan berbagai sektor ekonomi di Indonesia. Namun demikian, campur tangan ini masih dibutuhkan dalam berbagai bidang usaha yang masih perlu dilindungi. Terutama yang harus dilindungi dan didukung penuh oleh pemerintah adalah sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia. Perlindungan di sini bukan berarti membuat mereka tidak bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar, tetapi justru mempersiapkan mereka dengan bekal dan pengetahuan yang memadai, antara lain pengetahuan manajemen dan teknologi, untuk bersaing dengan pelaku-pelaku ekonomi raksasa di Indonesia.

Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Bagaimana dengan pasar persaingan tidak sempurna, seperti monopoli, pasar persaingan monopolistik, serta oligopoli? Apakah jenisjenis pasar ini juga memiliki kebaikan dan keburukannya bila dikaitkan dengan keadaan di Indonesia? Pasar monopoli, di mana hanya ada satu perusahaan yang menguasai pasar, masih diperlukan di Indonesia. Namun, keberadaannya hanya untuk sektor-sektor yang penting bagi rakyat banyak, dan monopoli ini harus dilakukan oleh pemerintah dengan diawasi oleh DPR sebagai lembaga perwakilanrakyat.

Sementara itu, pasar persaingan monopolistik yang memiliki ciri-ciri yang mirip dengan pasar persaingan sempurna tentu masih dibutuhkan di Indonesia, walau demikian pemerintah harus berani mengeluarkan kebijakan ekonomi yang semakin memperluas kesempatan para pelaku ekonomi untuk ikut serta dalam sektor-sektor ekonomi yang masih didominasi oleh para pelaku ekonomi dalam pasar jenis ini. Begitu pula dengan pasar oligopoli, sepanjang tidak merugikan atau justru mematikan pelaku-pelaku ekonomi lainnya yang menghasilkan produk sejenis, pasar oligopoli masih diperlukan di Indonesia, karena dalam jangka waktu tertentu para pelaku ekonomi dalam pasar ini dapat memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi pembangunan Indonesia. Namun tentu saja pemerintah harus terus mengawasi para produsen yang ada dalam pasar ini agar para pelaku ekonomi lainnya terutama Usaha dan Kecil Menengah (UKM) tidak malah tersisih karena persaingan yang tidak sehat di antara mereka. Pemerintah pun harus mendorong para pelaku ekonomi dalam pasar oligopoli untuk mentransfer keahlian dan kemajuan teknologi usaha mereka kepada para pelaku ekonomi di sektor UKM.

82

BAB VII HARGA PASAR

A. PERMINTAAN 1. Pengertian Permintaan

Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada periode tertentu. Permintaan pasar merupakan penjumlahan dari permintaan perseorangan. Oleh karena itu, agar dapat memahami permintaan pasar. Kita pahami sifat permintaan perseorangan yang dipengaruhi beberapa faktor, antara lain : a. Nilai dan cara mendapatkan serta menggunakan barang dan jasa. b. Kemampuan untuk mendapatkan barang dan jasa.

Ada tiga hal yang berkaitan dengan konsep permintaan, antara lain : 1. Jumlah barang yang diminta merupakan jumlah yang di inginkan

konsumen. 2. Keinginan konsumen untuk membeli barang disertaidengan

kemampuan untuk membeli. 3. Jumlah barang yang diminta dinyatakan dalam satuan tertentu.

2. Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Permintaan individu adalah permintaan setiap orang terhadap suatu

barang. Permntaan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : a. Harga

Harga barang akan mempengaruhi seseorang dalam membeli suatu barang. Jika suatu barang mengalami kenaikan hargamaka orang akan mengurangi jumlah barang yang diminta begitupun sebaliknya.

b. Harga barang lain Jika harga barang lain mengalami penurunan, orang akan lebih banyak membeli barang yang mengalami penurunan tersebut dibandingkan dengan barang yang ingin dibeli yang harganya tnggi.

c. Selera konsumen Selera merupakan faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap suatu barang. Berapapun harga barang diturunkan, jika konsumen tidak memiliki selera maka tidak akan terjadi permintaan terhadap barang tersebut.

d. Ekspetasi Akan Terjadinya Perubahan Harga Perkiraan terhadap situasi masa yang akan datang juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang.

e. Harga barang lain Jika harga barang lain mengalami penurunan, orang akan lebih banyak membeli barang yang mengalami penurunan tersebut dibandingkan dengan barang yang ingin dibeli yang harganya tnggi.

83

3. Hukum Permintaan Hukum permintaan pada dasarnya menerangkan mengenai sifat

hubungan antara perubahan harga suatu barang dan perubahan jumlah barang yang diminta.hukum permintaan manjelaskan bahwa apabila harga barang turun permintaan akan bertambah dan apabila harga barang naik permintaan berkurang.

4. Faktor-faktor yang menyebabkan hukum permintaan tidak berlaku a. Barang inferior

Merupakan barang yang apabila harganya turun maka jumlahnya akan semakin sedikit.

b. Hubungan kualitas barang Konsumen seringkali hanya menggunakan patokan harga sebagai pedoman kualitas.

c. Kemungkinan harga akan berubah Pada saat harga suatu barang tertentu mengalami kenaikan, permintaan akan barang tersebut juga akan mencapai kenaikan.

B. PENAWARAN 1. Pengertian Penawaran

Penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumenpada setiap tingkat harga tertentu selama waktu tertentu.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Penawaran Penawaran seorang produsenatau pedagang akan mengalami perubahan

setiap saat. Penawaran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: a. Harga Barang itu Sendiri

Harga barang jadi akan mempengaruhi seorang produsen atau pedagang dalam menjual produknya. Jika harga suatu barang mengalami kenaikan, maka produsen akan menambah barang yang ditawarkan begitu juga sebaliknya.

b. Biaya Produksi Biaya produksimenentukan harga pokok barang dan jasayang diproduksi. Jika peningkatan biaya sangat tinggi, produsen akn cenderung mengurangi produksinya sehingga dapat menurunkan penawaran. Sebaliknya jika suatu saat biaya produksi menurun, produsen dapat memproduksi barang dan jasa.

c. Persediaan sarana produksi Masalah ekonomi timbul karena tidak seimbangnya sumber daya dengan kebutuhan. Produksi akan terganggu jika persediaan sarana produksi berkurang.

d. Bertambahnya Jumlah Produsen Jika penjualan suatu barang mendatangkan keuntungan akan mendorong pemodal baru memasuki usaha tersebut.

e. Ekspetasi atau Harapan Produsen

84

Produsen juga mempunyai harapan akan situasi masa depan. Jika produsen memperkirakan bahwa situasi perekonomiantahun mendatang akan membaik, pada saat ini mereka memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk dijual bergitu juga sebaliknya.

f. Kemajuan Teknologi Kemajuan teknologi dapat mengubah input ( sumbber daya) yang diperlukan dalam proses produksi. Peningkatan teknologi selalu mengandung arti bahwa jumlah input yang dibutuhkan lebih sedikit, atau biaya yang diperlukan berkurang. Jika biaya produksi lebih rendah, produsen akan terdorong untuk meningkatkan produksinya. Dan laba yang diperoleh pun meningkat.

g. Peristiwa Alam Alam bagi kehidupan manusia tidak selalu memberikan keuntungan tetapi juga mendatangkan kerugian. Jika bencana alam seperti banjir atau musim kemarau yang berkepanjangan, hasil panen padi berkurang drastis sehingga mengakibatkan penawaran barang dan jasa berkurang.

Selain faktor-faktor di atas, ada beberapa pertimbangan lain dari produsen untuk menjual atau menhan barangnya, antara lain :

1) Biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut 2) Keuntungan yang diharapkan 3) Mendesak-tidaknya kebutuhan uang tunai.

3. Hukum Penawaran

Apabila harga suatu barang dan jasa meningkat, jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya, apabila harga suatu barang dan jasamenurun, jumlah barang yang ditawarkan juga akan makin menurun.

C. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu masyarakat atau negara menunjukkan bahwa kegiatan permintaan dan penawaran sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya harga barang yang berlaku. Dengan demikian perubahan harga akan memengaruhi besarnya jumlah barang yang diminta (permintaan) dan jumlah barang yang ditawarkan (penawaran). Seberapa besar pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang dapat dihitung dengan menggunakan rumus elastisitas.

Harga adalah nilai barang yang ditentukan dengan uang atau alat tukar lain yang senilai, yang harus dibayarkan untuk barang dan jasa pada waktu tertentu di pasar tertentu.

1. Definisi Elastisitas Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap

jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan (perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain.

Elastisitas terbagi dalam tiga macam, yaitu sebagai berikut.

85

a. Elastisitas harga (price elasticity) yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang tersebut.

b. Elastisitas silang (cross elasticity) adalah persentase perubahan jumlah barang x yang diminta, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang lain (y).

c. Elastisitas pendapatan (income elasticity) yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan pendapatan (income) riil konsumen.

2. Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan (elasticity of demand) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang. Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E, yang dinyatakan dengan rumus berikut ini.

Keterangan: ΔQ : Perubahan jumlah permintaan. ΔP : Perubahan harga barang. P : Harga mula-mula. Q : Jumlah permintaan mula-mula. Ed : Elastisitas permintaan. Contoh:

Pada saat harga Rp400,00 jumlah barang yang diminta 30 unit, kemudian harga turun menjadi Rp360,00 jumlah barang yang diminta 60 unit. Hitunglah besar koefisien elastisitasnya!

Jawab:

86

a. Macam-MacamElastisitasPermintaanElastisitas permintaan terdiri atas lima macam.

Keterangan: % ΔQd = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta % ΔPd = Persentase perubahan harga barang b. Kurva Elastisitas Permintaan

Kurva Elastisitas Permintaan

c. Menghitung Elastisitas Permintaan secara Matematis

Dari rumus elastistas:

87

menunjukkan, bahwa:

adalah turunan pertama dari Q atau Q1. Contoh 1: Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 50 – -P. Tentukan besar elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 80! Jawab: Jika P = 80, maka Q = 50 – 1/2 (80) Q = 50 – 40 Q = 10

Contoh 2: Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 50! Jawab: 3. Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaraan (elasticity of supply) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang. Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dapat dengan rumus sebagai berkut.

88

Keterangan: ΔQ :Perubahan jumlah penawaran ΔP : Perubahan harga barang P : Harga barang mula-mula Q : Jumlah penawaran mula-mula Es : Elastisitas penawaran Contoh: Pada saat harga Rp 500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas penawarannya! Jawab:

a. Macam-Macam Elastisitas Penawaran Seperti halnya elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga terdapat lima macam, yaitu:

Keterangan: % ΔQs : Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan % ΔPs : Persentase perubahan harga barang

89

b. Kurva Elastisitas Penawaran

Kurva Elastisitas Penawaran

Cara praktis menentukan besarnya elastisitas tanpa mencari turunan Q

atau Q1, yaitu: 1) Jika persamaan fungsi menunjukkan P = a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a

+ bQ (fungsi Penawaran), maka rumus elastisitasnya adalah sebagai berikut.

Contoh 1: Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 50! Jawab: Dengan cara biasa Jika P = 50, maka 50 = 100 – 2Q 2Q = 50 Q = 25

90

Contoh 2: Diketahui fungsi penawaran P = 100 + 2Q. Hitunglah elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 500! Jawab: Dengan cara biasa Jika P = 500, maka 500 = 100 + 2 Q-2Q = -400 Q = 200

Contoh 3: Diketahui Fungsi penawaran P = -100 + 2Q. Hitung elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 400! Jawab: Dengan cara biasa Jika P = 400, maka 400 = -100 + 2Q-2Q = -500Q = 250

91

2) Jika persamaan fungsi menunjukkan Q = a – bP (fungsi permintaan) dan Q = a + bP (fungsi penawaran), maka rumus elastisitasnya adalah sebagai berkut.

Contoh 1: Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q =50 – 1/2 P. Tentukan besar elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 80! Jawab: Dengan cara biasaJika P = 80, maka Q =50 – 1/2 (80) Q = 50 – 40 Q = 10

Contoh 2: Fungsi penawaran suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 50 + 2P. Tentukan besar elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 50! Jawab: Dengan cara biasa Jika P = 50, maka Q = 50 + 2(50) Q = 50 + 100 Q = 150

92

1. Pengertian Elastisitas

Salah satu pokok bahasan yang palin penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas. Pemahaman dari elastisitas harga dari permitaan Dan penawaran membantu para ahli ekonomi untuk menjawab suatu pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan Dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva demand Dan kurva supply beubah? Dan berapa besar pengaruhnya?

Untuk menjawab ini pakailah konsep elastisitas. Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan

derajat kepekaan/respon dari julah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.

2. Elastisitas Permintaan

Elastisitas harga permintaanadalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.

Dalam hal ini pada dasrnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yahitu : 1. elastisitas harga permintaan 2. elastisitas silang 3. elastisitas pendapatan

3. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)

Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.

Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan : 1. Tidak elastisitas (in elastic) 2. Unitari (unity) dan 3. Elastis (elastic)

93

Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :

Δ Q x ΔP Δ Q x P Eh : atau Eh = Q x P ΔP x Q Dimana :

Eh = adalah elastisitas harga permintaan Q = adalah Jumlah barang yang diminta P = adalah harga barang tersebut Δ = adalah delta atau tanda perubahan.

Hasil akhir dari elastisitas tersebut memberikan 3 kategori : 1. Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih

besar dari jumlah barnag yang diminta (Δ Q), sisebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah besar dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ Q].

2. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].

3. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1). Bentuk kurva permintaannya lebih vuram[ % ΔP > % Δ Q].

Pembagian kedalam tiga kategori tersebut disebabkan karena perbedaan total penerimaan (Total Renenue)nya sebagai akibat perubahan harga masing-masing kategori.

Pada suatu kurva permintaan akan terdapat ketiga keadan tersebut, tergantung dititik mana mengjkurnya. Pada harga tinggi, elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada harga yang rendah elastisitasnya kurang dari satu atau tidak elastis (inelastic), sedangkan titik tengah dari kurva permintaan mempunya elastisitas sama dengan satu atau unity (unitari),

Disamping tiga bentuk elastisitas harga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :

1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.

2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang

94

jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.

Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan : 1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar 2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut 3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen 4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan

harga/periode waktu penggunaan barang tersebut. 5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang

Elastisitas akan besar bilamana : 1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik 2. harga relatif tinggi 3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain.

Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana : 1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain 2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan

harga-harga yang rendah. 3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang

baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.

Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand) Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer dan juga pendapatan.

Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand).

Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y.

Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.

95

Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.

Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah : ΔQx Py Es = ——- x ——- > 0 Substitusi Δ Px Qx Δ Qy Px Es = ——- x ——- < 0 Komplementer Δ Py Qy

Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng

dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.

Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)

Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.

Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.

Δ Q Δ Y Δ Q Y Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——– Q Y ΔY Q

Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;

Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.

Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.

Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.

Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.

96

Elastisitas Penawaran Elastisitas Harga Penawaran (The Price Elasticity of Suply)

Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.

Δ Qs P Es. = ——– x ——– Δ P Q Dimana : Q = adalah jumlah barang yang ditawarkan; P = adalah harga barang; S = adalah delta atau perobahan.

Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :

(a) Elastis (Es > 1) (b) In Elastis (Es < 1), (c) Unity (Es = 1). (d) Elastis Sempurna (Es = ~ ); (e) In Elastis Sempurna (Es = 0).

Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :

a. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.

b. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.

Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut, Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.

97

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan : 1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar 2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut 3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen 4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan

harga/periode waktu penggunaan barang tersebut. 5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang

Elastisitas akan besar bilamana : 1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik 2. harga relatif tinggi 3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain

Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana : 1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain 2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan

harga-harga yang rendah. 3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang

baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)

Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.

Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)

Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y

Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.

Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya. Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah : ΔQx Py Es = ——- x ——- > 0 Substitusi Δ Px Qx Δ Qy Px Es = ——- x ——- < 0 Komplementer Δ Py Qy

98

Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)

Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.

Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.

Δ Q Δ Y Δ Q Y Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——– Q Y ΔY Q Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;

Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.

Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.

Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.

Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen. Elastisitas Penawaran Elastisitas Harga Penawaran (The Price Elasticity of Suply)

Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.

Δ Qs P Es. = ——– x ——– Δ P Q Dimana : Q adalah jumlah barang yang ditawarkan; P adalah harga barang; S adalah delta atau perobahan.

99

Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu : (a) Elastis (Es > 1) (b) In Elastis (Es < 1), (c) Unity (Es = 1). (d) Elastis Sempurna (Es = ~ ); (e) In Elastis Sempurna (Es = 0). Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu

Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perobahan harga tersebut.

Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas penawaran.

Adapun tiga waktu tersebut adalah : Immediate Run/Momentary Period/ Market Period, suatu periode waktu

yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna.

The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran Unity.

The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis, Cara Menghitung Elastisitas Permintaan

Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu :

(1) Elastisitas Titik (Point elasticity) Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang diminta relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan, (2) Elastisitas Busur (Art Elastisity) Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar.

100

Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk : 1. Elastisitas Jarak.

Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A.

2. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi /mid point; Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan

arah, apakah dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak.

Elastisitas dan Penerimaan Elastisitas berhubungan dengan reaksi jumlah barang terhadap perubahan

harga, pada suatu kurva permintaan atau penawaran tertentu. Elastisitas perlu diketahui oleh penjual sebab; jika jumlah barang besar

reaksinya terhadap perubahan harga, maka suatu penurunan harga akan menaikkan jumlah pengeluaran konsumen untuk barang tersebut, berarti juga menaikkan penghasilan.

Jika jumlah barang tidak ada atau kecil reaksinya terhadap perubahan harga, maka penurunan harga hanya akan menurunkan jumlah penghasilan yang diterima penjual dari penjualan barang tersebut.

Bagi penjual yang penting adalah hubungan antara perubahan harga, elastisitas dan jumlah penerimaan penjual, jika kuantitas dikalikan dengan harga per unit, maka akan menghasilkan jumlah penerimaan, karena total penerimaan dari penjualan dalam suatu pasar adalah sama dengan harga produk kali dengan harga barang yang dijual (TR = P x Q).

Koefisien dari elastisitas permintaan dapat dipakai untuk meramalkan apa yang akan terjadi terhadap total penerimaan dari penjualan; apa yang akan terjadi dengan total pengeluaran konsumen bila harga berobah.

Sepanjang kurva permintaan, Harga dan Quantitas barang akan selalu bergerak berlawanan arah, suatu penurunan harga (p) akan memberikan total penerimaan yang lebih rendah dan suatu kenaikkan kuantitas (Q) akan menaikkan total penerimaan (TR).

Apa yang sesungguhnya terjadi terhadap Total Penerimaan, tergantung kepada reaksi permintaan terhadap perobahan harga barang.

Pada permintaan yang elastis, maka penurunan harga mengakibatkan persentase kenaikkan kuantitas yang dijual melebihi persentase turunnya harga, sehingga akan menyebabkan kenaikkan jumlah penerimaan.

Pada permintaan yang in elastis, maka suatu penurunan harga akan memberikan kenaikkan kuantitas yang terjual relatif lebih kecil daripada penurunan harga, sehingga jumlah penerimaan penjual menjadi turun.

Pada permintaan yang unitari, maka persentase kenaikan kuantitas akan sama dengan persentase harga, dan jumlah penerimaan penjual akan tetap tidak berubah jika terjadi kenaikkan harga dan sebaliknya.

101

Oleh karena itu, seorang penjual yang akan merubah harga harus memperhatikan elastisitas permintaan setiap tingkat harga tersebut.

Jadi berobahnya total penerimaan (TR) dapat memberikan cara yang cepat, untuk meneliti apakah suatu titik berada pada titik elastis, in elastis dan unitari, dengan cara :

a. Bilamana P diturunkan dan TR menurun pula, maka permintaan adalah inelastis, atau jika P dan TR bergerak arah yang sama, maka Eh < 1;

b. Bilamana P diturunkan dan menyebabkan TR meningkat, maka permintaan adalah elastis, atau jika P dan TR bergerak berbeda arah, maka Eh > 1;

c. Bilamana P dinaikkan atau diturunkan, sedangkan TR sama saja, maka permintaan bersifat elastis kesatuan (unity) atau jika TR tidak berobah, ketika P berobah, maka Eh = 1.

Jadi ada dua cara untuk menentukan apakah permintaan tersebut adalah Elastis, In elastis atau Unity, yaitu cara :

Metode Perhitungan Koefisien Elastisitas harga dari permintaan yang diperoleh dari informasi P dan Q. Observasi apa yang akan terjadi terhadap Total Penerimaan/Total Revanue (TR), apabila P berobah dan pengujian total penerimaan (Total Revanue Test), tapi cara kedua ini tidak memberikan suatu nilai koefisien.

D. MEKANISME PASAR

Dalam memajukan perekonomian suatu negara , pasar memiliki peranan yang sangat penting . Melalui aktifitas pasar , produksi dapat sampai ke tangan konsumen yang berakibat adanya keuntungan bagi produsen dan konsumen dapat terpenuhi kebutuhannya.

Pasar merupakan terjadinya komunikasi antara penjual dan pembeli, terjadinya hubungan antara penawaran yang dilakukan oleh produsen dengan permintaan yang dilakukan oleh konsumen. Pada umumnya pasar memang dapat dilihat secara konkrit, dimana penjual dan pembelinya dapat bertemu secara langsung dan mengadakan transaksi pada suatu tempat. Namun dalam perekonomian yang modern saat ini, pasar bisa saja abstrak artinya penjual dan pembelinya tidak bertatap muka secara langsung, namun bisa melakukan transaksi.

Ditinjau dari bentuknya kita mengenal dua bentuk pasar, yakni pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Pada pasar persaingan sempurna , penjual dan pembeli memiliki pengetahuan yang sempurna tentang harga suatu barang, sehingga tidak ada satupun pihak yang bisa menguasai harga. Barang yang sama pada pasar persaingan sempurna dijual oleh banyak penjual dengan harga yang sama. Sedangkan pada pasar persaingan tidak sempurna, terdapat satu atau beberapa pihak penjual atau pembeli yang dapat menguasai harga.

Pasar persaingan tidak sempurna terdiri dari beberapa bentuk : a. Pasar monopoli : suatu pasar dimana terdapat satu penjual menguasai

harga.

102

b. Pasar duopoli : suatu pasar dimana terdapat dua penjual menguasai harga.

c. Pasar oligopoli : suatu pasar dimana terdapat beberapa penjual menguasai harga.

d. Pasar monopsoni : suatu pasar dimana terdapat satu pmbeli menguasai harga

e. Pasar oligopsoni : suatu pasar dimana terdapat beberapa pembeli menguasai harga.

f. Pasar monopolistik : suatu pasar dimana banyak penjual barang yang sanma dan masing masing penjual dapat menguasai harga.

Mekanisme pasar adalah kecenderungan dalam pasar bebas untuk terjadinya perubahan harga sampai pasar menjadi seimbang(jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta). Teori ekonomi standar mengatakan bahwa meskipun pengaruh kelembagaan selain free market bisa saja menghasilkan alokasi yang efisien dan optimal. Dengan kata lain, jika pasar tidak eksis, alokasi sumber daya tidak akan terjadi secara efisien dan optimal. Dalam beberapa hal, mekanisme pasar tidak bisa bekerja secara optimal pada beberapa sumber daya alam.

Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa dalam suatu masyarakat dapat dilakukan paling tidak melalui 2 jenis mekanisme. Yaitu melalui mekanisme pasar dan mekanisme birokrasi. Dengan sejumlah kondisi yang disyaratkan, mekanisme pasar dianggap sebagai mekanisme yang dapat mendorong pemakaian sumber daya yang efisien. Namun kegagalan pasar juga bisa terjadi dalam pengalokasian sejumlah barang dan jasa. Ini bisa disebabkan karena adanya public goods beserta eksternalitasnya. Jenis barang dan jasa inilah (beserta mixed goods) yang akan didistribusikan melalui mekanisme birokrasi.

Karena mekanisme pasar yang berbeda, harga pasar yang tercapai pun menjadi berbeda - beda. Kadang - kadang harga yang terbentuk di pasar bisa menyebabkan kerugian bagi konsumen atau bahkan kerugian bagi produsen juga. Oleh karena itu, pemerintah dalam batas-batas tertentu terkadang perlu melakukan intervensi dalam pembentukan harga dengan tujuan harga yang terbentuk tidak akan merugikan konsumen maupun produsen. Hal yang biasanya dilakukan pemerintah antara lain adalah: penentuan harga eceran tertinggi, penentuan harga eceran terendah, penetapan pajak, serta pemberian subsidi.

Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat pemerintah. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak bisa menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi negara mutlak diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar. Walaupun dalam sistem ekonomi pasar, masalah ekonomi utama diserahkan kepada mekanisme pasar, namun pada beberapa kasus tertentu pemerintah tetap harus campur tangan untuk menghindari kekacauan dalam bidang ekonomi.

103

F. KESEIMBANGAN PASAR Keseimbangan pasar adalah suatu keadaan saat jumlah produk atau

barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan pada harga tertentu. Keseimbangan pasar (market equilibrium), dapat tercapai jika jumlah produk yang diminta sama dengan jumlah produk yang ditawarkan, atau harga dari produk yang ditawarkan sama dengan harga produk yang diminta oleh konsumen. Saat itu juga akan terjadi transaksi antara penjual dan pembeli, sebab telah terjadi kesepakatan harga dan atau jumlah produk yang di inginkan.

Jika keseimbangan pasar dapat tercapai, apa yang akan terjadi? yang akan terjadi adalah tidak akan ada lagi barang atau produk yang tersisa pada penjual, dan tidak akan ada lagi konsumen yang tidak mendapatkan barang untuk memenuhi kebutuhannya. Akibatnya tidak ada alasan untuk pasar untuk menaikan dan menurunkan harga barang dengan asumsi ceteris pribus kondisi seperti inilah yang disebut dengan keseimbangan pasar.

Cateris paribus yaitu dimana keadaan seluruhnya harus seimbang. Di dalam ilmu ekonomi istilah ini seringkali digunakan, ialah sebagai suatu asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan beragam formulasi, dan juga deskripsi dari berbagai macam anggapan ekonomi. Asumsi ceteris paribus dapat diartikan sebagai hal yang tidak berkaitan dengan analisa dianggap konstan sehingga tidak mempengaruhi analisa yang sedang dilakukan. Inilah akibat jika asumsi ceteris paribus tidak terpenuhi, diantaranya seperti di bawah ini:

Pergeseran permintaan, Seperti misalnya: Jika selera konsumen atau masyarakat terhadap beras yang dikonsumsi meningkat. Maka akibatnya, konsumen akan menambah jumlah beras yang diminta untuk memenuhi kebeutuhannya.

Pergeseran penawaran, seperti misalnya: Jika para petani memakai teknologi yang baru untuk mengelola ladang atau sawahnya, maka akibatnya mereka akan menambah jumlah beras yang akan ditawarkan.

104

BAB VIII BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK

A. Pengertian Lembaga Keuangan Perusahaan merupakan kombinasi dan berbagai sumber daya

ekonomi (resources) seperti alam, tenaga kerja, modal, dan manajemen (managerial skill) dalam memproduksi barang dan jasa untuk mencapai tujuan tertentu. Berbagai tujuan perusahaan antara lain: untuk memperoleh keuntungan maksimal, menjamin kelangsungan hidup perusahaan, memenuhi kebutuhan masyarakat, menciptakan kesempatan kerja, dan heberapa ahli manajemen keuangan mengemukakan tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.

Secara umum perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Pertama, perusahaan keuangan (financial enterprise) dan

Kedua, perusahaan bukan keuangan (non financial enterprise). Perusahaan bukan keuangan merupakan perusahaan manufaktur yang

menghasilkan produk berupa barang misalnya: mobil, baja. komputer dan atau perusahaan yang menyediakan jasa-jasa non keuangan misalnya: transportasi dan pembuatan program komputer.

Sedangkan perusahaan keuangan, umurnnya lebih dikenal dengan istilah lembaga keuangan (financial institution), yaitu perusahaan yang menyediakan jasa-jasa yang berkaitan dengan keuangan.

1) Transformasi atau perpindahan aset keuangan melalui pasar. Yaitu perpindahan dana dan pihak yang mengalami kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang mengalami kekurangan dana (deficit). Hal ini merupakan fungsi yang di lakukan oleb perantara keuangan (financial intermediaries) yang ini merupakan peranan penting dan lembaga keuangan. Pelayanan jasa dilakukan oleh bank, perusahaan asuransi, dana pensiun dan perusahaan pembiayaan.

2) Perdagangan aset keuangan atas nama pelanggan. Pelayanan jasa yang dilakukan oleh pialang (hi-oker) untuk membeli atau menjual sekuritas atas perintah pelanggannya.

3) Perdagangan aset keuangan unluk kepentingan perusahaan sendiri. Pelayanan jasa yang dilakukan oleh perusahaan efek (dealer) untuk membeli alan menjual sekuritas untuk kepentingan perusahaan sendiri.

4) Membantu pembuatan aset keuangan untuk pelanggan, dan menjual aset keuangan tersebut kepada pelaku pasar lainnya. Pelayanan jasa yang dilakukan oleh perusahaan penjamin dalam emisi saham.

5) Menyediaan konsultasi investasi kepada pelaku pasar yang lain. 6) Mengelola portofolio para pelaku pasar lain.

Lembaga keuangan (financial institution) dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang aset utamanya berbentuk aset keuangan (financial assets)

105

maupun tagihan-tagihan (claims) yang dapat berupa saham (stocks), obligasi (bonds) dan pinjaman (loans), daripada berupa aktiva riil misalnya bangunan, perlengkapan (equipment) dan bahan baku (Rose & Frasser, 1988:4).

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan menarik uang dan masyarakat dan menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada nasabah atau menginvestasikan dananya dalam surat berharga di pasar keuangan. Lembaga keuangan juga menawarkan bermacam-macam jasa keuangan mulai dan perlindungan asuransi, menjual program pensiun sampai dengan penyimpanan barang-barang berharga dan penyediaan suatu mekanisme untuk pembayaran dana dan transfer dana. Proses transfer dana yang terjadi antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada umumnya sangat memerlukan perantara atau mediator lembaga keuangan. Proses intermediasi tersebut memberikan manfaat;

Pertama, memberikan kesenipatan kepada pihak surplus unit untuk menanamkan dananya dan memperoleh keuntungan, sehingga membantu memobilisasi dana supaya tidak menganggur.

Kedua, proses tersebut akan memindahkan risiko penabung dan surplus unit kepada lembaga keuangan dan kepada pemakai dana (deficit unit). Jadi keberadaan lembaga keuangan tersebut dimaksudkan agar proses alokasi atan transfer dana dan pihak surplus unit kepada pihak deficit unit hisa berjalan lebih efisien.

Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk perbankan, building society (sejenis koperasi di Inggris), Credit union, pialang saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun, pegadaian dan bisnis serupa. Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank (asuransi, pegadaian, perusahaan sekuritas, lembaga pembiayaan, dll).

Fungsi Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar uang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan, sehingga resiko dari para investor ini beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan. Ini adalah merupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan dana untuk menghasilkan pendapatan.

Jasa keuangan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk jasa yang disediakan oleh industri keuangan. Jasa keuangan juga digunakan untuk

106

merujuk pada organisasi yang menangani pengelolaan dana bank, bank investasi, perusahaan asuransi, perusahaan kartu kredit, perusahaan pembiayaan konsumen, dan sekuritas adalah contoh-contoh perusahaan dalam industri ini yang menyediakan berbagai jasa yang terkait dengan uang dan investasi. Jasa keuangan adalah industri dengan pendapatan terbesar di dunia pada tahun 2004, industri ini mewakili 20% kapitalisasi pasar dari S&P 500. B. Peranan Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan sebagai badan yang melakukan kegiatan-kegiatan di bidang keuangan mempunyai peranan sehagai berikut: 1) Pengalihan aset (assets transmutation) 2) Likuiditas (liquidity) 3) Alokasi pendapatan (incon allocation) 4) Trans’aksi atau transaction

1. Pengalilian Aset (Asset Transfer) Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk “janji-janji untuk

membayar” atau dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain dengan jangka waktu yang diatur sesuai dengan kebutuhan peminjam. Dana pembiayaan asset tersebut diperoleh dari tabungan masyarakat. Dengan demikian lembaga keuangan sebenarnya hanyalah mengalihkan atau memindahkan kewaiban peminjam menjadi suatu aset dengan suatu jangka waktu jatuh tempo sesuai keinginan penabung. Proses pengalihan kewajiban menjadi suatu aset disebut transmutasi kekayaan atau asset transimutation.

2. Likuiditas (Liquidity) Likitiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang tunai

pada saat dibutuhkan. Beberapa sekuritas sekunder dibeli sektor usaha dan rumah tangga terutama dimaksudkan untuk tujuan likuiditas. Sekuritas sekunder seperti tabungan, deposito, sertifikat deposito yang diterbitkan bank umum memberikan tingkat keamanan dan likuiditas yang tinggi, di samping tambahan pendapatan.

3. Realokasi Pendapatan (Income Reallocation)

Dalam kenyataannya di masyarakat banyak individu memiliki penghasilan yang memadai dan menyadari bahwa di masa datang mereka akan pensiun sehingga pendapatannya jelas akan berkurang. Untuk menghadapi masa yang akan datang tersebut mereka menyisihkan atau mengalokasikan pendapatannya untuk persiapan di masa yang akan datang. Untuk melakukan hal tersebut pada prinsipnya mereka dapat saja membeli atau menyimpan barang misalnya : tanah, rumah dan sebagainya, namun pemilikan sekuritas sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan, misalnya program tabungan, deposito, program pesiun, polis asuransi atau saham-saham adalah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan alternative pertama.

107

4. Transaksi (Transaction) Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi

keuangan misalnya rekening giro, tabungan, (leposito dan sehagainya, nicrupakan hagian dan sistem pembayaran. Giro atau rekening tabungan tertentu yang ditawarkan bank pada prinsipnya dapat berfungsi sebagai uang. Produk-produk tabungan tersebut dibeli oleh rumah tangga dan unit usaha untuk mempermudah mereka melakukan penukaran barang dan jasa. Dalam hal tertentu, unit ekonomi membeli sekuritas sekunder (misalnya giro) untuk mempermudah penyelesaian transaksi keuangannya sehari-hari.

Dengan demikian lembaga keuangan berperan sebagai lembaga perantara keuangan yang menyediakan jasa-jasa untuk mepermudah transaksi moneter.

C. Faktor-Faktor Yang Mendorong Peningkatan Peranan Lembaga

Keuangan Ada beberapa faktor yang mendorong peningkatan peranan lembaga

keuangan(Rose & Frasser, 1988 : 13), yaitu: 1) Besamya peningkalan pendapatan masyarakat kelas menengah Keluarga

dan individu dengan pendapatan yang cukup terutama dan kalangan menengah memiliki sejumlah bagian pendapatan untuk ditabung setiap tahunnya. Lembaga keuangan menyediakan sarana atau sahiran yang menguntungkan untuk tabungan mereka.

2) Pesatnya perkembangan industri dan teknologi, lembaga keuangan telah memperlihatkan dan memiliki kemampuan untuk memenuhi semua kebutuhan modal dan dana sektor industri yang biasanya dalam jumlah besar yang bersumber dan para penabung.

3) Besamya denominasi instrumen keuangan menyebabkan sulitnya penabung kecil memperoleh akses. Ada beberapa jenis surat berharga yang menarik dan pinjaman di pasar uang tidak dapat dimasuki atau diperoleh penabung kecil akibat denominasinya yang demikian besar. Namun demikian dengan menghimpun dana dan banyak penabung, lenihaga keuangan dapat memberikan kesempatan bagi penabung kecil untuk memperoleh instrumen keuangan yang menarik tersebut.

4) Skala ekonomi dan ruang lingkup dalam produksi dan distribusi jasa-jasa keuangan Dengan mengkombinasi-kan sumber-sumber dalam memproduksi herbagai jenis jasa-jasa keuangan dalam jumlah besar, maka biaya jasa per unit dapat ditekan serendah mungkin, yang memberikan lembaga keuangan suatu keunggulan kompetitif (competitif advantage) terhadap pihak-pihak lain yang menawarkan jasa keuangan.

5) Lembaga keuangan menjual jasa-jasa likuiditas yang unik, mengurangi biaya likuiditas bagi nasahahnya. Ketidakpastian arus kas unit usaha perusahaan dan individu-individu, akan membahayakan kondisi mereka bila tidak dalam keadaan likuid saat kas sangat dibutuhkan, sehingga dapat dikenakan denda (penalty cost). Untuk memenuhi kebutuhan

108

tersebut lembaga keuangan menjual jasa-jasa likuiditas, misalnya deposito.

6) Keuntungan jangka panjang Lembaga keuangan dapat memperoleh sumber dana atau meminjam uang dan penabung dengan tingkat bunga yang relatif lebih rendah kemudian meminjamkannya dengan tingkat hunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang Iebih panjang kepada nasahah debitur, Keuntimgan atau spread antara biaya dana di satu pihak dan tingkat bunga kredit cenderung bergerak bersamaan, naik atau turun.

7) Resiko yang lebih kecil: Pengawasan dan pengaturan pemerintah dan adanya program asuransi menyebabkan risiko atas simpanan pada lembaga keuangan menjadi lebih kecil dan investasi lain. Bank adalah sebuah tempat di mana uang disimpan dan dipinjamkan. Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidur rakyat banyak.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.

Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan perluasan kredit. Evolusi bank berawal dari awal tulisan, dan berlanjut sampai sekarang di mana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan jasa keuangan. Sekarang ini bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi bank diberikan oleh otoriter supervisi keuangan dan memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar, seperti menerima tabungan dan memberikan pinjaman.

Kata bank berasal dari bahasa Italia banca atau uang. Biasanya bank menghasilkan untung dari biaya transaksi atas jasa yang diberikan dan bunga dari pinjaman.

Sejarah Perbankan Asal Mula Kegiatan Perbankan Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada

zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu mungkin penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu

109

dnegan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money Changer). Kemudian dalam perkem-bangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada masyarakatyang membutuh-kannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.

Sejarah Perbankan di Indonesia Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan

Hindia Belanda. Pada masa itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain: 1. De Javasce NV. 2. De Post Poar Bank. 3. De Algemenevolks Crediet Bank. 4. Nederland Handles Maatscappi (NHM). 5. Nationale Handles Bank (NHB). 6. De Escompto Bank NV.

Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain: 1. Bank Nasional indonesia. 2. Bank Abuan Saudagar. 3. NV Bank Boemi. 4. The Chartered Bank of India. 5. The Yokohama Species Bank. 6. The Matsui Bank. 7. The Bank of China. 8. Batavia Bank.

Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain: 1. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang

dikenal dengan BNI’46. 2. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini

berasal dar De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko. 3. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo. 4. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946. 5. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan. 6. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian

menjadi Bank Amerta. 7. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.

110

8. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank Pasifik.

9. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949. Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok

pedesaan. Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syari’ah, dan juga BPR Syari’ah (BPRS).

Masing-masing bentuk lembaga bank tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya.

Sejarah Bank Pemerintah Seperti diketahu bahwa Indonesia mengenal dunia perbankan dari

bekas penjajahnya, yaitu Belanda. Oleh karena itu, sejarah perbankanpun tidak lepas dari pengaruh negara yang menjajahnya baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik pemerintah, yaitu: Bank Sentral Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU No 13 Tahun 1968. Kemudian ditegaskan lagi dnegan UU No 23 Tahun 1999.Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank yang di nasionalkan di tahun 1951. Bank Rakyat Indonesia dan Bank Expor Impor Bank ini berasal dari De Algemene Volkscrediet Bank, kemudian di lebur setelah menjadi bank tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia (BNI) Unit II yang bergerak di bidang rural dan expor impor (exim), dipisahkan lagi menjadi: 1. Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia dengan UU No. 21

Tahun 1968. 2. Yang membidangi Exim dengan UU No. 22 Tahun 1968 menjadi Bank

Expor Impor Indonesia. Bank Negara Indonesia (BNI ’46) Bank ini menjalani BNI Unit III dengan UU No 17 Tahun 1968 berubah menjadi Bank Negara Indonesia ’46. Bank Dagang Negara (BDN) BDN berasal dari Escompto Bank yang di nasionalisasikan dengan PP No. 13 Tahun 1960, namun PP (Peraturan Pemerintah) ini dicabut dengan diganti dengan UU No 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN merupakan satu-satunya Bank Pemerintah yangberada diluar Bank Negara Indonesia Unit. Bank Bumi Daya (BBD) BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Hendles Bank, kemudian menjadi Nationale Hendles Bank, selanjutnya bank ini menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV dan berdasarkan UU No 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi Daya.

111

Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukumnya adalah UU No 13 Tahun 1962. Bank Tabungan Negara (BTN) BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara Indonesia Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan UU No 20 Tahun 1968. Bank Mandiri Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank Expor Impor Indonesia (Ban Exim). Hasil merger keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.

Sejarah BI Kelembagaan

Sejarah kelembagaan Bank Indonesia dimulai sejak berlakunya Undang-Undang (UU) No. 11/1953 tentang Penetapan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia pada tanggal 1 Juli 1953. Dalam melakukan tugasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Moneter, Direksi, dan Dewan Penasehat. Di tangan Dewan Moneter inilah, kebijakan moneter ditetapkan, meski tanggung jawabnya berada pada pemerintah. Setelah sempat dilebur ke dalam bank tunggal, pada masa awal orde baru, landasan Bank Indonesia berubah melalui UU No. 13/1968 tentang Bank Sentral. Sejak saat itu, Bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral dan sekaligus membantu pemerintah dalam pembangunan dengan menjalankan kebijakan yang ditetapkan pemerintah dengan bantuan Dewan Moneter. Dengan demikian, Bank Indonesia tidak lagi dipimpin oleh Dewan Moneter. Setelah orde baru berlalu, Bank Indonesia dapat mencapai independensinya melalui UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia yang kemudian diubah dengan UU No. 3/2004. Sejak saat itu, Bank Indonesia memiliki kedudukan khusus dalam struktur kenegaraan sebagai lembaga negara yang independen dan bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak lain. Namun, dalam melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, dan transparan, Bank Indonesia harus mempertimbangkan pula kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian. Moneter

Setelah berdirinya Bank Indonesia, kebijakan moneter di Indonesia secara umum ditetapkan oleh Dewan Moneter dan pemerintah bertanggung jawab atasnya. Mengingat buruknya perekonomian pasca perang, yang ditempuh pertama kali dalam bidang moneter adalah upaya perbaikan posisi cadangan devisa melalui kegiatan ekspor dan impor. Pada periode ekonomi terpimpin, pembiayaan deficit spending keuangan negara terus meningkat, terutama untuk

112

membiayai proyek politik pemerintah. Laju inflasi terus membumbung tinggi sehingga dilakukan dua kali pengetatan moneter, yaitu tahun 1959 dan 1965. Lepas dari periode tersebut pemerintah memasuki masa pemulihan ekonomi melalui program stabilisasi dan rehabilitasi yang kemudian diteruskan dengan kebijakan deregulasi bidang keuangan dan moneter pada awal 1980-an. Di tengah pasang surutnya kondisi perekonomian, lahirlah berbagai paket kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk memperkuat struktur perekonomian Indonesia.

Mulai pertengahan tahun 1997, krisis ekonomi moneter menerpa Indonesia. Nilai tukar rupiah melemah, sistem pembayaran terancam macet, dan banyak utang luar negeri yang tak terselesaikan. Berbagai langkah ditempuh, mulai dari pengetatan moneter hingga beberapa program pemulihan IMF yang diperoleh melalui beberapa Letter of Intent (LoI) pada tahun 1998. Namun akhimya masa suram dapat terlewati. Perekonomian semakin membaik seiring dengan kondisi politik yang stabil pada masa reformasi. Sejalan dengan itu, tahun 1999 merupakan tonggak bersejarah bagi Bank Indonesia dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 23/1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 3/2004. Dalam undang-undang ini, Bank Indonesia ditetapkan sebagai lembaga tinggi negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Sesuai undang-undang tersebut, Bank Indonesia diwajibkan untuk menetapkan target inflasi yang akan dicapai sebagai landasan bagi perencanaan dan pengendalian moneter. Selain itu, utang luar negeri berhasil dijadwalkan kembali dan kerjasama dengan IMF diakhiri melalui Post Program Monitoring (PPM) pada 2004. Perbankan

Saat kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1950, struktur ekonomi Indonesia masih didominasi oleh struktur kolonial. Bank-bank asing masih merajai kegiatan perbankan nasional, sementara peranan bank-bank nasional dalam negeri masih terlampau kecil. Hingga masa menjelang lahimya Bank Indonesia pada tahun 1953, pengawasan dan pembinaan bank-bank belum terselenggara. De Javasche Bank adalah bank asing pertama yang dinasionalisasi dan kemudian menjelma menjadi BI sebagai bank sentral Indonesia. Beberapa tahun kemudian, seiring dengan memanasnya hubungan RI-Belanda, dilakukan nasionalisasi atas bank-bank milik Belanda. Berikutnya, sistem ekonomi terpimpin telah membawa bank-bank pemerintah kepada sistem bank tunggal yang tidak bertahan lama. Orde baru datang membawa perubahan dalam bidang perbankan dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 14/1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan. Mulai saat itu, sistem perbankan berada dalam kesatuan sistem dan kesatuan pimpinan, yaitu melalui pengawasan dan pembinaan Bank Indonesia. Bank Indonesia dengan dukungan pemerintah, dalam kurun waktu 1971-1972 melaksanakan kebijakan penertiban bank swasta nasional dengan sasaran mengurangi jumlah bank swasta nasional, karena jumlahnya terlalu banyak dan sebagian besar terdiri atas bank-bank kecil yang sangat lemah dalam permodalan dan manajemen. Selain

113

itu, Bank Indonesia juga menyediakan dana yang cukup besar melalui Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) untuk program-program Kredit Investasi Kecil (KIK)/Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Kredit Investasi (KI), Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI), Kredit Koperasi (Kakop), Kredit Profesi Guru (KPG), dan sebagainya. Dengan langkah ini, BI telah mengambil posisi sebagai penyedia dana terbesar dalam pembangunan ekonomi di luar dana APBN. Industri perbankan Indonesia telah menjadi industri yang hampir seluruh aspek kegiatannya diatur oleh pemerintah dan BI. Regulasi tersebut menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Tahun 1983 merupakan titik awal BI memberikan kebebasan kepada bank-bank untuk menetapkan suku bunga, baik kredit maupun tabungan dan deposito. Tujuannya adalah untuk membangun sistem perbankan yang sehat, efisien, dan tangguh. Kebijakan selanjutnya merupakan titik balik dari kebijakan pemerintah dalam penertiban perbankan tahun 1971-1972 dengan dikeluarkannya Paket Kebijakan Deregulasi Perbankan 1988 (Pakto 88), yaitu kemudahan pemberian ijin usaha bank baru, ijin pembukaan kantor cabang, dan pendirian Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Pada periode selanjutnya, perbankan nasional mulai menghadapi masalah meningkatnya kredit macet. Hal ini sejalan dengan meningkatnya pemberian kredit oleh perbankan terutama untuk sektor properti. Keadaan ekonomi mulai memanas dan tingkat inflasi mulai bergerak naik. Ketika krisis moneter 1997 melanda, struktur perbankan Indonesia porak poranda. Pada tanggal 1 November 1997, dikeluarkan kebijakan pemerintah yang melikuidasi 16 bank swasta. Hal ini mengakibatkan kepanikan di masyarakat. Oleh karena itu, Bank Indonesia turun mengatasi keadaan dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) atas dasar kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Selain itu, berbagai tindakan restrukturisasi dijalankan oleh Bank Indonesia bersama pemerintah. Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu sistem pembayaran tunai dan non tunai. Dalam Undang-Undang (UU) No. 11/1953 ditetapkan bahwa Bank Indonesia (BI) hanya mengeluarkan uang kertas dengan nilai lima rupiah ke atas, sedangkan pemerintah berwenang mengeluarkan uang kertas dan uang logam dalam pecahan di bawah lima rupiah. Uang kertas pertama yang dikeluarkan oleh BI adalah uang kertas bertanda tahun 1952 dalam tujuh pecahan. Selanjutnya, berdasarkan UU No. 13/1968, BI mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang kertas dan uang logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam semua pecahan. Sejak saat itu, pemerintah tidak lagi menerbitkan uang kertas dan uang logam. Uang logam pertama yang dikeluarkan oleh BI adalah emisi tahun 1970. Pada era 1990-an, BI mengeluarkan uang dalam pecahan besar, yaitu Rp. 20.000 (1992), Rp. 50.000 (1993), dan Rp. 100.000 (1999). Hal itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan uang pecahan besar seiring dengan perkembangan ekonomi yang tengah berlangsung saat itu.

Sementara itu, dalam bidang pembayaran non tunai, BI telah memulai langkahnya dengan menetapkan diri sebagai kantor perhitungan sentral menjelang akhir tahun 1954. Sebagai bank sentral, sejak awal BI telah berupaya

114

keras dalam pengawasan dan penyehatan sistem pembayaran giral. BI juga terus berusaha untuk menyempumakan berbagai sistem pembayaran giral dalam negeri dan luar negeri. Pada periode 1980 sampai dengan 1990-an, pertumbuhan ekonomi semakin membaik dan volume transaksi pembayaran non tunai juga semakin meningkat. Oleh karena itu, BI mulai menggunakan sistem yang lebih efektif dan canggih dalam penyelesaian transaksi pembayaran non tunai. Berbagai sistem seperti Semi Otomasi Kliring Lokal (SOKL) dengan basis personal computer dan Sistem Transfer Dana Antar Kantor Terotomasi dan Terintegrasi (SAKTI) dengan sistem paperless transaction terus dikembangkan dan disempumakan. Akhimya, BI berhasil menciptakan berbagai perangkat sistem elektronik seperti BI-LINE, Sistem Kliring Elektronik Jakarta (SKEJ), Real Time Gross Settlement (RTGS), Sistem Informasi Kliring Jarak Jauh (SIKJJ), kliring warkat antar wilayah kerja (intercity clearing), dan Scriptless Securities Settlement System (S4) yang semakin mempermudah pelaksanaan pembayaran non tunai di Indonesia.

Tujuan Jasa Perbankan

Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.

Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan menngkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman. Jenis Bank & Definisi

Secara umum bank adalah suatu badan usaha yang memiliki wewenang dan fungsi untuk untuk menghimpun dana masyarakat umum untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana tersebut. Berikut di bawah ini adalah macam-macam dan jenis-jenis bank yang ada di Indonesia beserta arti definisi / pengertian masing-masing bank.

Jenis-Jenis Bank : 1. Bank Sentral

Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan/

115

penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia.

2. Bank Umum

Bank umum adalah lembaga keuangan yang menawarkan berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing / valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya. Bank umum di Indonesia dilihat dari kepemilikannya terdiri atas: a. Bank pemerintah, seperti BRI, BNI, BTN. b. Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti BPD DKI Jakarta. c. Bank Swasta Nasional Devisa, seperti BCA, NISP, Bank Danamon. d. Bank Swasta Nasional Bukan Devisa. e. Bank Campuran, contoh Sumitomo Niaga Bank. f. Bank Asing, seperti Bank of America, Bank of Tokyo.

Bank umum ada yang disebut Bank Devisa dan Bank Non Devisa:

Bank Umum Devisa artinya yang ruang lingkup gerak operasionalnya sampai ke luar negeri.

Bank Umum Non Devisa artinya ruang lingkup gerak operasionalnya di dalam negeri saja.

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kridit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam SBI/sertifikat bank indonesia, deposito berjangka, sertifikat/surat berharga, tabungan, dan lain sebagainya.

Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat, di antaranya: menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, dan tabungan; memberi kredit; menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi

hasil sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah; dan menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia

(SBI)

D. Bentuk dan Produk-Produk Perbankan Beberapa bentuk produk perbankan berupa pemberian kredit,

pemberian jasa pembayaran dan peredaran uang, serta bentuk jasa perbankan lainnya. Untuk penjelasannya sebagai berikut:

116

1. Pemberian kredit dengan berbagai macam bentuk jaminan atau tanggungan misalnya tanggungan efek

2. Memberikan jasa-jasa dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang yang terdiri: a. Lalu lintas pembayaran dalam negeri seperti transfer, inkaso. b. Lalu lintas pembayaran luar negeri seperti pembukaan L/C (Letter of

Credit) yaitu surat jaminan bank untuk transaksi ekspor-impor. 3. Jasa-jasa perbankan lainnya yang meliputi:

a. Jual-beli cek perjalanan (travellers cheque) b. Jual-beli uang kertas (bank note) c. Mengeluarkan kartu kredit (Credit Card) d. Jual-beli valuta asing. e. Pembayaran listrik, telepon, gaji, pajak f. Menyiapkan kotak pengaman simpanan (safe deposite box)

4. Bentuk-bentuk simpanan di Bank a. Giro adalah simpanan pada bank yang dapat digunakan sebagai alat

pembayaran. b. Deposito Berjangka adalah simpanan pada bank yang penarikannya

hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu c. Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti

simpanannya dapat diperdagangkan. d. Tabungan adalah simpanan pada bank yang penarikannya hanya

dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati.

E. Lembaga Keuangan Bukan Bank Pengertian Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) adalah semua badan

yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Lembaga keuangan berkembang sejak tahun 1972, dengan tujuan untuk mendorong perkembangan pasar modal serta membantu permodalan perusahaan-perusahaan ekonomi lemah.

Jenis-jenis lembaga keuangan meliputi: 1. Lembaga pembiyaan pembangunan contoh PT. UPINDO 2. Lembaga perantara penerbit dan perdagangan surat-surat berharga

contoh PT. Danareksa. 3. Lembaga keuangan lain seperti :

a. Perusahaan Asuransi yaitu perusahaan pertanggungan sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Undang-Undang Hukum Pemiagaan ayat 246.

b. PT. Pegadaian (Persero) yaitu Perusahaan milik Pemerintah yang ditugasi untuk membantu rakyat, meminjami uang secara perorangan dengan menjaminkan barang-barang bergerak maupun tak bergerak.

117

c. Koperasi Kredit yaitu sejenis koperasi yang kegiatan usahanya adalah mengumpulkan dana anggota melalui simpanan dan menyalurkan kepada anggota yang membutuhkan dana dengan cara pemberian kredit.

Perlu Anda ketahui, selain lembaga keuangan yang resmi ada juga lembaga keuangan non bank yang tidak resmi seperti pengijon dan rentenir, akan tetapi keberadaan lembaga keuangan informal ini terkadang banyak merugikan masyarakat.

Usaha – Usaha yang dilakukan LKBB antara lain : 1. Menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan kertas berharga 2. Sebagai perantara untuk mendapatkan kompanyon (dukungan dalam

bentuk dana ) dalam usaha patungan 3. Perantara untuk mendapatkan tenaga ahli Peranan LKBB antara lain : 1) Membantu dunia usaha dalam meningkatkan produktivitas barang/jasa 2) Memperlancar distribusi barang 3) Mendorong terbukanya lapangan pekerjaan Jenis-Jenis LKBB : 1) Perusahaan Asuransi : perusahaan yang memberikan jasa-jasa dalam

penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum pada pihak ketiga karena peristiwa ketidakpastian. Polis Asuransi : surat kontrak pelaksanaan asuransi yang berupa

kesepakatan kedua belah pihak Premi Asuransi : uang pertanggungan yang dibayar tertanggung kepada

penanggung 2) Perusahaan Dana Pensiun (TASPEN) : badan hukum yang mengelola dan

menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. 3) Koperasi Simpan Pinjam : menghimpun dana dari masyarakat dan

meminjamkan kembali kepada anggota atau masyarakat. 4) Bursa Efek / Pasar Modal : tempat jual beli surat-surat berharga

Saham : surat berharga dimana pemiliknya merupakan pemilik perusahaan

Obligasi : surat berharga yang merupakan instrumen utama perusahaan. Pemiliknya bukan merupakan pemilik perusahaan

5) Perusahaan Anjak Piutang : Badan Usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang. Manfaat bagi klien : 1. Peningkatan penjualan 2. Kelancaran modal kerja 3. Memudahkan penagihan hutang 4. Efisiensi usaha

6) Perusahaan Modal Ventura : Badan Usaha yang melakukan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal kedalam perusahaan.

118

7) Pegadaian : suatu usaha yang memberikan pinjaman bagi nasabah dengan jaminan barang bergerak.

8) Perusahaan Sewa Guna : pembelian secara angsuran, namun sebelum angsurannya selesai (lunas), hak barang yang diperjualbelikan masih dimiliki oleh penjual. Namun demikian, begitu kontrak leasing ditandatangani, segala fasilitas dan kegunaan barang tersebut boleh digunakan oleh pembeli.

Pengertian Kredit

Kata kredit berasal dari bahasa latin Credere berarti kepercayaan. Jadi kredit yaitu memberikan benda, jasa, uang, sekarang dengan pembayaran atau balas jasa di kemudian hari. Rollin G. Thomas mendefinisikan “bahwa kredit adalah kepercayaan atas kemampuan si peminjam untuk membayar sejumlah uang pada masa yang akan datang”.

Jadi dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kredit mencakup dua pihak yaitu pihak yang memberi dan pihak yang menerima. Apa yang diserahkan sekarang merupakan prestasi, sedang pembayaran, pengembalian maupun balas jasa di masa yang akan datang merupakan kontra prestasi. Sumber-sumber Dana Bank

Sumber-sumber dana bank berasal dari : 1. Dana yang berasal dari bank itu sendiri

Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya sendiri. Apabila saham yang terdapat dalam portepel belum habis terjual, sedangkan kebutuhan dana masih perlu, maka pencariannya dapat dilakukan dengan menjual saham kepada pemegang saham lama. Akan tetapi jika tujuan perusahaan untuk melakukan ekspansi, maka perusahaan dapat mengeluarkan saham baru dan menjual saham baru tersebut dipasar modal. Disamping itu pihak perbankan dapat pula menggunakan cadangan-cadangan laba yang belum digunakan.

Secara garis besar pencarian dana terdiri dari : a. Setoran modal dari pemegang saham b. Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan-cadangan laba

pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.

c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu. Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga yang relatif besar daripada jika meminjam ke lembaga lain.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan

operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber ini

119

relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan pencarian dana dari sumber dana ini paling dominan, asal dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit. Akan tetapi pencarian sumber dana dari sumber dana ini relatif lebih mahal jika dibandingkan dari dana sendiri.

Pengenalan Sistem Keuangan di Indonesia

Sistem Keuangan, yang terdiri dari otoritas keuangan, sistem perbankan, dan sistem lembaga keuangan bukan bank, pada dasamya merupakan tatanan dalam perekonomian suatu negara yang memiliki peran utama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa keuangan. Fasilitas jasa keuangan tersebut diberikan oleh lembaga-lembaga keuangan, termasuk pasar uang dan pasar modal.Karakteristik dari sektor keuangan yang paling dominan yang dapat kita amati ialah begitu cepatnya perubahan yang terjadi di dalamnya seiring dengan pesatnya perkembangan di bidang ekonomi. Kebijakan di bidang keuangan, moneter, dan perbankan dari waktu ke waktu perlu dilakukan penyesuaian mengikuti dinamika ekonomi sebagai dampak dari globalisasi dimana perubahan yang terjadi pada ekonomi suatu negara, terutama negara-negara maju, pasti akan berdampak pula pada perekonomian negara lain, terutama pada kegiatan pada bursa saham suatu negara.Sistem keuangan merupakan salah satu rancangan yang paling krusial dalam waktu modem ini. Kita tidak dapat membayangkan, apabila semua aktivitas keuangan antara suatu lembaga dengan lembaga keuangan lain, maupun antara suatu negara dengan negara lain, dilakukan tanpa adanya mediasi suatu sistem keuangan yang baik, maka semua transaksi-transaksi keuangan yang terjadi akan amburadul atau tidak akan dapat menyenangkan semua pihak disebabkan tidak terkoordinasi dengan baik. Sistem pembayaran dan intermediasi tidak mungkin akan terlaksana tanpa adanya sistem keuangan.

Sistem keuangan dapat diartikan sebagai kumpulan institusi, pasar, ketentuan perundangan, peraturan-peraturan, dan teknik-teknik dimana surat berharga diperdagangkan, tingkat bunga ditetapkan, dan jasa-jasa keuangan (financial services) dihasilkan serta ditawarkan ke seluruh bagian dunia (Peter S. Rose, 7th edition, 2000). Jadi, dapat diartikan bahwa sistem keuangan merupakan kumpulan lembaga-lembaga keuangan (bank, lembaga asuransi, dan sebagainya), berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi keuangan, yang disusun sedemikian rupa untuk memperlencar segala transaksi keuangan yang berlangsung, yang mendukung terjadinya transaksi-transaksi keuangan di suatu negara, demi kemajuan perekonomian negara tersebut.

Tugas utama sistem keuangan dalam perekonomian modem adalah memindahkan dana dari penabung kepada peminjam yang membutuhkan dana, dimana dana tersebut akan dipergunakan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa serta melakukan investasi dalam bentuk peralatan-peralatan baru sehingga perekonomian dapat tumbuh dan pada akhimya akan meningkatkan standar kehidupan. Tanpa suatu sistem keuangan, kekuatan dan kemampuan sektor usaha maupun rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya maupun

120

dalam berinvestasi akan berkurang. Sementara itu, pemilik dana yang berlebih tidak akan dapat mengoptimalkan pendapatan dari dana mereka yang berlebih tersebut dan akan membuat semakin banyaknya idle money atau uang yang tidak dipergunakan (uang menganggur).

Sistem keuangan dalam perekonomian memiliki sekurang-kurangnya 6 fungsi pokok, yaitu:

1. Fungsi tabungan (savings function) Sistem keuangan menyediakan suatu mekanisme dan instrumen

tabungan, misalnya: obligasi, saham dan instrumen lain yang diperjualbelikan di pasar uang dan pasar modal yang dapat memberikan pendapatan bagi pemiliknya. Dana dari kepemilikan instrumen-instrumen tersebut pada akhimya dapat dipergunakan kembali untuk melakukan investasi dalam produksi barang dan jasa yang pada akhimya dapat memacu kegiatan perekonomian lebih baik lagi.

2. Fungsi kekayaan (wealth function) Suatu sistem keuangan menyediakan instrumen keuangan yang

dapat menyimpan dana yang berlebih dari masyarakat dalam bentuk obligasi, saham, surat utang negara, dan instrumen lain, dimana nilai instrumen-instrumen ini tidak akan berkurang malah akan memberikan pendapatan yang tidak sedikit bagi pemiliknya. Bandingkan apabila uang yang dimiliki dipergunakan untuk membeli mobil sebagai pilihan dalam menyimpan harta, nilai mobil tersebut akan berkurang dari waktu ke waktu akibat mengalami penyusutan.

3. Fungsi likuiditas (liquidity function) Kekayaan yang disimpan dalam bentuk instrumen keuangan dapat

dikonversi menjadi kas atau uang tunai dengan cepat dan resiko yang kecil, apabila sang pemilik instrumen membutuhkan uang tunai. Uang yang disimpan di bank dapat mengalami penurunan nilai akibat terjadinya inflasi, dan juga hasil yang diberikan dari tabungan dana di bank relatif kecil bila dibandingkan dengan instrumen keuangan di pasar-pasar keuangan.

4. Fungsi kredit (credit function) Pasar keuangan disamping menyediakan likuiditas dan memfasilitasi

arus dana tabungan, juga menyediakan fasilitas kredit untuk membiayai kebutuhan konsumsi dan investasi. Konsumen membutuhkan kredit untuk membeli barang-barang, misalnya rumah dan mobil. Sedangkan sektor usaha membutuhkan kredit untuk membiayai produksi dan investasi yang dilakukan.

5. Fungsi pembayaran (payment function) Sistem keuangan juga menyediakan instrumen untuk melakukan

mekanisme pembayaran atas transaksi barang dan jasa. Instrumen yang biasa digunakan antara lain: cek, giro, kartu kredit dan kartu debit. Jasa-jasa

121

yang ditawarkan oleh pihak bank dewasa ini sangat bervariasi dalam hal jasa pembayaran, misalnya: kliring, transfer elektronik, phone banking, dan banyak lagi. Mekanisme pembayaran atau transfer secara on line menjadi suatu trend baru yang dilakukan oleh pihak perbankan, dan juga dapat menjadi suatu altematif bagi perbankan dalam memperoleh pendapatan dan meningkatkan fee base income mereka.

6. Fungsi resiko (risk function) Sistem keuangan dewasa ini memberikan/ menawarkan proteksi

terhadap jiwa, kesehatan, harta, dan resiko kerugian terhadap semua unit usaha dan konsumen. Polis asuransi diberikan oleh perusahaan asuransi yang memberikan proteksi terhadap kemungkinan hilangnya penghasilan nasabah mereka.

Bank Indonesia Bank Indonesia (BI, dulu disebut De Javasche Bank) adalah bank sentral

Republik Indonesia didirikan pada tahun 1828. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Tahun 1953, Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Di samping itu, Bank Indonesia diberi tugas penting lain dalam hubungannya dengan Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang dilakukan oleh DJB sebelumnya.

Pada tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank sentral, Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.

Tahun 1999 merupakan Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai dengan UU No.23/1999 yang menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Pada tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk penguatan govemance. Pada tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia.

122

Status dan Kedudukan Bank Indonesia Sebagai Lembaga Negara yang Independen

Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya. Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien. Sebagai Badan Hukum

Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukumpublik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.

123

Tiga Pilar Utama Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar

yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pengaturan dan Pengawasan Bank

Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjun-jung tinggi prinsip kehati-hatian.

Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dan mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.

Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung maupun tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank. Upaya Restrukturisasi Perbankan

Sebagai upaya membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dan perekonomian Indonesia, Bank Indonesia telah menempuh langkah restrukturisasi perbankan yang komprehensif. Langkah ini mutlak diperlukan guna memfungsikan kembali perbankan sebagai lembaga perantara yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, disamping sekaligus meningkatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter.

Restrukturisasi perbankan tersebut dilakukan melalui upaya memulihkan kepercayaan masyarakat, program rekapitalisasi, program restrukturisasi kredit, penyempumaan ketentuan perbankan, dan peningkatan fungsi pengawasan bank. Sistem Pembayaran

Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah adalah tujuan Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Untuk menjaga stabilitas rupiah itu perlu disokong pengaturan dan pengelolaan akan kelancaran Sistem Pembayaran Nasional (SPN). Kelancaran

124

SPN ini juga perlu didukung oleh infrastruktur yang handal (robust). Jadi, semakin lancar dan hadal SPN, maka akan semakin lancar pula transmisi kebijakan moneter yang bersifat time critical. Bila kebijakan moneter berjalan lancar maka muaranya adalah stabilitas nilai tukar.

BI adalah lembaga yang mengatur dan menjaga kelancaran SPN. Sebagai otoritas moneter, bank sentral berhak menetapkan dan memberlakukan kebijakan SPN. Selain itu, BI juga memiliki kewenangan memeberikan persetujuan dan perizinan serta melakukan pengawasan (oversight) atas SPN. Menyadari kelancaran SPN yang bersifat penting secara sistem (systemically important), bank sentral memandang perlu menyelenggarakan sistem settlement antar bank melalui infrastruktur BI-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

Selain itu masih ada tugas BI dalam SPN, misalnya, peran sebagai penyelenggara sistem kliring antarbank untuk jenis alat-alat pembayaran tertentu. Bank sentral juga adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan alat pembayaran tunai seperti uang rupiah. BI juga berhak mencabut, menarik hingga memusnahkan uang rupiah yang sudah tak berlaku dari peredaran.

Berbekal kewenangan itu, BI pun menetapkan sejumlah kebijakan dari komponen SPN ini. Misalnya, alat pembayaran apa yang boleh dipergunakan di Indonesia. BI juga menentukan standar alat-alat pembayaran tadi serta pihak-pihak yang dapat menerbitkan dan/atau memproses alat-alat pembayaran tersebut. BI juga berhak menetapkan lembaga-lembaga yang dapat menyelenggarakan sistem pembayaran. Ambil contoh, sistem kliring atau transfer dana, baik suatu sistem utuh atau hanya bagian dari sistem saja. Bank sentral juga memiliki kewenangan menunjuk lembaga yang bisa menyelenggarakan sistem settlement. Pada akhimya BI juga mesti menetapkan kebijakan terkait pengendalian risiko, efisiensi serta tata kelola (govemance) SPN.

Di sisi alat pembayaran tunai, Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran. Terkait dengan peran BI dalam mengeluarkan dan mengedarkan uang, Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar (clean money policy). Untuk mewujudkan clean money policy tersebut, pengelolaan pengedaran uang yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilakukan mulai dari pengeluaran uang, pengedaran uang, pencabutan dan penarikan uang sampai dengan pemusnahan uang.

Sebelum melakukan pengeluaran uang Rupiah, terlebih dahulu dilakukan perencanaan agar uang yang dikeluarkan memiliki kualitas yang baik sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Perencanaan yang dilakukan Bank Indonesia meliputi perencanaan pengeluaran emisi baru dengan mempertimbangkan tingkat pemalsuan, nilai intrinsik serta masa edar uang.

125

Selain itu dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah serta komposisi pecahan uang yang akan dicetak selama satu tahun kedepan. Berdasarkan perencanaan tersebut kemudian dilakukan pengadaan uang baik untuk pengeluaran uang emisi baru maupun pencetakan rutin terhadap uang emisi lama yang telah dikeluarkan.

Uang Rupiah yang telah dikeluarkan tadi kemudian didistribusikan atau diedarkan di seluruh wilayah melalui Kantor Bank Indonesia. Kebutuhan uang Rupiah di setiap kantor Bank Indonesia didasarkan pada jumlah persediaan, keperluan pembayaran, penukaran dan penggantian uang selama jangka waktu tertentu. Kegitan distribusi dilakukan melalui sarana angkutandarat, laut dan udara. Untuk menjamin keamanan jalur distribusi senantiasa dilakukan baik melalui pengawalan yang memadai maupun dengan peningkatan sarana sistem monitoring.

Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui pelayanan kas kepada bank umum maupun masyarakat umum. Layanan kas kepada bank umum dilakukan melalui penerimaan setoran dan pembayaran uang Rupiah. Sedangkan kepada masyarakat dilakukan melalui penukaran secara langsung melalui loket-loket penukaran di seluruh kantor Bank Indonesia atau melalui kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa penukaran uang kecil.

Lebih lanjut, kegiatan pengelolaan uang Rupiah yang dilakukan Bank Indonesia adalah pencabutan uang terhadap suatu pecahan dengan tahun emisi tertentu yang tidak lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Pencabutan uang dari peredaran dimaksudkan untuk mencegah dan meminimalisasi peredaran uang palsu serta menyederhanakan komposisi dan emisi pecahan. Uang Rupiah yang dicabut tersebut dapat ditarik dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia atau pihak lain yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia.

Sementara itu untuk menjaga menjaga kualitas uang Rupiah dalam kondisi yang layak edar di masyarakat, Bank Indonesia melakukan kegiatan pemusnahan uang. Uang yang dimusnahkan tersebut adalah uang yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, uang hasil cetak kurang sempuma dan uang yang sudah tidak layak edar. Kegiatan pemusnahan uang diatur melalui prosedur dan dilaksanakan oleh jasa pihak ketiga yang dengan pengawasan oleh tim Bank Indonesia (BI).

F. Kredit Perbankan

Pengertian Kredit Kata Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu Credere yang artinya

kepercayaan. Pihak kreditur akan memberikan pinjaman kepada debitur bilamana memiliki kepercayaan yang tinggi, tanpa kepercayaan mustahil pinjaman akan diberikan.

Bila mana kepercayaan telah ada maka prosedur kredit bisa dijalankan dan prosedur ini sangat rumit, perlu ketelitian, kecermatan dalam membaca data-data calon peminjam. Saat ini banyak bank yang bangkrut, koperasi gulung tikar hal ini sebenamya diakibatkan kurang hati hatinya seorang

126

petugas kredit dalam melaksanakan prosedur serta kurang profesionalnya petugas itu sendiri yang dikarenakan ketidakmampuan soal hutang piutang .

Disamping petugas kredit yang kurang hati hati dalam memberi kredit ke debitur juga pihak manajemen yang kurang memahami mengenai manajemen resiko kredit sehingga banyak kredit yang macet. Manajemen hanya percaya kepada petugas kredit dan hanya melihat jaminan kredit mencukupi apa tidak dan bila jaminan kredit sangat mencukupi, manajemen langsung menyetujui permohonan kredit tersebut.

Hal hal demikianlah termasuk salah satu bagian yang menyebabkan banyaknya kredit macet yang berakibat bangkrutnya usaha simpan pinjam dan ditutupnya bank oleh Bank Indonesia. Di dalam pemberian kredit, terdapat dua pihak yang berkepentingan langsung : pihak yang berlebihan uang, disebut pemberian kredit (kreditor), dan pihak yang membutuhkan uang, disebut penerima kredit (debitur).

Pertimbangan Penyaluran Dana

Hal-hal yang selalu ingin diketahui bank sebelum menyalurkan dananya dalam bentuk kredit maupun pembiayaan berdasar prinsip syariah adalah: Perizinan dan Legalitas

Perizinan dan aspek legalitas tersebut antara lain izin mendirikan bangunan (IMB), Surat izin tempat usaha, Sertifikat tanah dll.

Karakter Untuk menilai karakter suatu nasabah dan meramalkan perilakunya di masa yang akan datang, bank hanya dapat menggunakan beberapa indikator, yaitu : profesi, penampilan, lingkungan sosial, pengalaman dan tindakan perilaku di masa yang akan datang

Pengalaman dan Manajemen Pengalaman dan manajemen sangat memepengaruhi kemampuan kinerja nasabah

Kemampuan teknis Kemempuan teknis nasabah menyangkut faktor yang dapat mendukung kegiatan usaha nasabah secara teknis. Faktor-faktor nya antara lain adalah : tersedianya mesin dan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan, dll.

Pemasaran Bagi kegiatan nasabah yang memerlukan pemasaran atas suatu produk, kegiatan maka kegiatannya harus didukung dengan perencanaan pemasaran yang matang dan wajar,

Sosial Pihak bank harus hati-hati apabila membiayai kegiatan nasabah yang tidak disukai oleh masyarakat, karena dapat menyebabkan terganggunya kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajibannya terhadap bank

127

Keuangan Laporan keuangan seringkali tidak mencerminkan posisi keuangan secara riil

Agunan Pihak bank harus yakin bahwa agunan yang telah diserahkan ke bank berdasarkan perjanjian yang sah secara yuridis

Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi: Macam-macam bentuk kredit :

a. Kredit Investasi Yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang

melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu yang relatif panjang yaitu di atas 1(satu) tahun. Contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk membangun pabrik atau membeh peralatan pabrik seperti mesin-mesin. b. Kedit Modal Kerja

Merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit jenis ini berjangka waktu pendek yaitu tidak.lebih dari 1 (satu) tahun. Contoh kredit ini adalah untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan modal kerja lainnya. c. Kredit Perdagangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka memperlancar atau memperluas atau memperbesar kegiatan perdagangannya. Contoh jenis-kredit ini adalah kredit untuk membeli barang dagangan yang diberikan kepada para suplier atau agen. d. Kredit Produktif,

Merupakan kredit yang dapat berupa investasi, modal keda atau perdagangan. Dalam arti kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembalian kredit diharapkan dari hasil usaha yang dibiayai. e. Kredit Konsumtif,

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi misainya keperluan konsumsi, baik pangan, sandang maupun papan. Contoh jenis kredit ini adalah kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor yang kesemuanya untuk dipakai sendiri. f. Kredit Profesi,

Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.

Syarat-syarat Pemberian Kredit

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, pemberian kredit didasarkan atas kepercayaan. Selain kepercayaan, syarat-syarat pemberian kredit adalah sebagai berikut : a. Karakter (character)

Suatu keadaan yang berhubungan dengan sifat, kejujuran, itikad baik dari penerima kredit dalam kehidupan ekonomi atau usahanya. Pemberian kredit

128

perlu meneliti kebiasaan dan kepribadian pemohon sebelum memutuskan untuk memberikan kredit.

b. Kemampuan (capacity) Keharusan yang berhubungan dengan kemampuan, kepandaian dan keahlian pemohon kredit untuk mengelola usahanya. Dari penelitian tersebut, pemberi kredit dapat mengambil kesimpulan apakah pemohon mampu atau tidak mampu untuk mengembalikan kredit.

c. Modal (capital) Penerima kredit harus memiliki modal sendiri. Pinjaman atau kredit hanya digunakan sebagai pendorong untuk perkembangan usahanya.

d. Jaminan (collateral) Si peminjam harus menyedikan jaminan untuk mendapat kredit. Kalau kredit tidak dapat dikembalikan, maka jaminan ini akan dijual untuk mengembalikan kredit yang dipakai. Jaminan ini bisa berupa harta tetap seperti tanah, rumah ataupun surat-surat berharga.

e. Kondisi ekonomi (condition of economy) Suatu keadaan ekonomi yang sedang berlangsung dan ramalan keadaan ekonomi pada masa mendatang. Jika pemberi kredit memperkirakan bahwa perekonomian baik maka kredit akan diberikan. Begitupun sebaliknya.

G. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan atau lebih dikenal dengan istilah OJK, adalah sebuah lembaga pengawasan jasa keuangan yang independen dan mengawasi industri perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Tujuan dibentuknya OJK yaitu untuk mengatasi kompleksitas keuangan global dari ancaman krisis, menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan, dan mencari efisiensi di sektor perbankan dan keuangan lainnya.

Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (Otoritas Jasa Keuangan) sebagai suatu lembaga pengawasan sektor keuangan di Indonesia yang perlu diperhatikan, karena ini harus dipersiapkan dengan baik segala hal untuk mendukung keberadaan Otoritas Jasa Keuangan tersebut. Pada dasamya OJK mempunyai fungsi dan tujuan dalam pembentukannya, seperti yang sudah dijelaskan dalam pengertian OJK sendiri.

Fungsi Otoritas Jasa Keuangan: Mengawasi aturan main yang sudah dijalankan dari forum stabilitas

keuangan. Menjaga stabilitas sistem keuangan. Melakukan pengawasan non-bank dalam struktur yg sama seperti

sekarang. Pengawasan bank keluar dari otoritas BI sebagai bank sentral dan

dipegang oleh lembaga baru.

129

Tujuan Dalam Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan: Untuk mencapainya, BI dalam melaksanakan kebijakan moneter

secara berkelanjutan, konsisten, dan transparan dengan mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.

Mengatasi kompleksitas keuangan global dari ancaman krisis. Menciptakan satu otoritas yang lebih kuat dengan memiliki sumber

daya manusia dan ahli yang mencukupi. Tentang Otoritas Jasa Keuangan

Sebagaimana diketahui bahwa krisis yang melanda di tahun 1998 telah membuat sistem keuangan Indonesia porak poranda. Sejak itu maka lahirlah kesepakatan untuk membentuk Otoritas Jasa Keuangan yang menurut undang-undang tersebut harus terbentuk pada tahun 2002. Meskipun Otoritas Jasa Keuangan dibidani berdasarkan kesepakatan dan diamanatkan oleh UU, nyatanya sampai dengan 2002 draft pembentukan Otoritas Jasa Keuangan belum ada, sampai akhimya UU No.23/1999 tentang Bank Indonesia (BI) tersebut direvisi, menjadi UU No.24 2004 yang menyatakan tugas BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Kemudian pada tanggal 27 Oktober 2011, RUU Otoritas Jasa Keuangan disahkan oleh DPR, dan selanjutnya Pemerintah mensahkan dan mengundangkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dalam Lembaran Negara Republik pada tanggal 22 November 2011. Berikut merupakan ringkasan dari isi Undang Undang Nomor 21 Tahun 2011.

Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

OJK berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap: 1. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan; 2. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan 3. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun,

Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya. Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor

Perbankan OJK mempunyai wewenang: 1. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi:

Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan

Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;

130

2. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal

minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank;

Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; Sistem informasi debitur; Pengujian kredit (credit testing); dan Standar akuntansi bank;

3. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi: Manajemen risiko; Tata kelola bank; Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; dan

4. Pemeriksaan bank. Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:

Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini; Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; Menetapkan peraturan dan keputusan OJK; Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan; Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK; Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis

terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu; Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter

pada Lembaga Jasa Keuangan; Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,

memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Untuk melaksanakan tugas pengawasan OJK mempunyai wewenang:

Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;

Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;

Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;

Melakukan penunjukan pengelola statuter; Menetapkan penggunaan pengelola statuter; Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan

pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan

131

Memberikan dan/atau mencabut: 1. Izin usaha; 2. Izin orang perseorangan; 3. Efektifnya pemyataan pendaftaran; 4. Surat tanda terdaftar; 5. Persetujuan melakukan kegiatan usaha; 6. Pengesahan; 7. Persetujuan atau penetapan pembubaran; dan 8. penetapan lain, Sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor

jasa keuangan. DEWAN KOMISIONER

OJK dipimpin oleh Dewan Komisioner yang bersifat kolektif dan kolegial. Dewan Komisioner ditetapkan dengan Keputusan Presiden dan beranggotakan 9 (sembilan) orang anggota yang susunan terdiri atas:

Seorang Ketua merangkap anggota; Seorang Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota; Seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota; Seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota; Seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun,

Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota;

Seorang Ketua Dewan Audit merangkap anggota; Seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan

Konsumen; Seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan

anggota Dewan Gubemur Bank Indonesia; dan Seorang anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan

pejabat setingkat eselon I Kementerian Keuangan. Anggota Dewan Komisioner dari huruf a sampai dengan huruf g dipilih

oleh Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan calon anggota yang diusulkan oleh Presiden PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN MASYARAKAT

Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan pencegahan kerugian Konsumen dan masyarakat, yang meliputi:

Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan produknya;

Meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat; dan

Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

132

HUBUNGAN KELEMBAGAAN Dalam melaksanakan tugasnya, OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia

dalam membuat peraturan pengawasan di bidang Perbankan antara lain: Kewajiban pemenuhan modal minimum bank; Sistem informasi perbankan yang terpadu; Kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta

asing, dan pinjaman komersial luar negeri; Produk perbankan, transaksi derivatif, kegiatan usaha bank lainnya; Penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically important

bank; dan data lain yang dikecualikan dari ketentuan tentang kerahasiaan

informasi.

Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, dibentuk Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan dengan anggota terdiri atas:

Menteri Keuangan selaku anggota merangkap koordinator; Gubemur Bank Indonesia selaku anggota; Ketua Dewan Komisioner OJK selaku anggota; dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan selaku anggota.

133

BAB IX MANAJEMEN

Kata "manajemen" tampaknya sudah begitu sering kita dengar. Manajemen erat kaitannya dengan konsep organisasi. Sehubungan dengan hat tersebut, maka ada baiknya kita memahami dulu pengertian dari organisasi. Menurut Griffin (2002), organisasi adalah a group of people working together in a structured and coordinated fashion to achieve a set of goals. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu. Atau dengan bahasa lain, penulis mendefinisikan organisasi sebagai sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerja sama.

Berbagai organisasi memiliki tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada jenis organisasinya. Organisasi politik, sosial, bisnis, dll. Khususnya organisasi bisnis bertujuan untuk memperoleh profit. Sekalipun tidak seluruh organisasi bisnis bertujuan untuk profit, namun profit adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi bisnis di mana pun. Jika tujuan dari bisnis adalah profit, maka organisasi bisnis adalah sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki tujuan untuk meraih profit dalam kegiatan bisnisnya, sehingga mereka berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerja sama di dalam organisasi tersebut. Bagaimana kerja sama dapat dilakukan ketika karakter orang-orang atau kelompok orang yang ada di dalam organisasi sangat berbeda-beda, didorong oleh motif yang berbeda-beda, dan berlatar belakang yang berbeda-beda pula? Selain orang-orang yang berbeda-beda, organisasi juga terdiri dari berbagai sumber daya yang dimilikinya, misalnya peralatan, perlengkapan, dan lain-lain. Griffin mengemukakan bahwa paling tidak organisasi memiliki berbagai sumber daya, seperti sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), sumber daya dana (financial resources) atau keuangan (funds), serta sumber daya informasi (infor-mational resources). Bagaimana keseluruhan sumber daya tersebut dapat dikelola melalui kerja sama dari orang-orang yang berbeda sehingga tujuan organisasi dapat dicapai? Di sinilah peran dari manajemen diperlukan. Manajemen diperlukan ketika terdapat sekumpulan orang-orang (yang pada umumnya memiliki karakteristik perbedaan) dan sejumlah sumber daya yang harus dikelola agar tujuan sebuah organisasi dapat tercapai.

A. Pengertian Manajemen Mary Parker Follett mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti dengan tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri.

134

Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Pembahasan kita akan dimulai dengan definisi yang lebih kompleks dan mencakup aspek-aspek penting pengelolaan, seperti yang dikemukakan oleh Stoner sebagai berikut :

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari definisi diatas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses,

bukan seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi Suatu proses adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer, tanpa memperdulikan kecakapan atau ketrampilan khusus mereka, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan-tujuan yang mereka inginkan.

Akhimya, definisi yang kita gunakan menyatakan bahwa manajemen melibatkan pencapaian "tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan" (stated goals). Ini mengandung arti bahwa para manajer organisasi apapun berupaya untuk mencapai berbagai hasil akhir spesifik. Hasil-hasil akhir ini tentu saja unik bagi masing-masing organisasi. Bagaimanapun juga, apapun tujuan yang telah ditetapkan organisasi tertentu, manajemen merupakan proses dengan mana tujuantujuan dicapai.

Atas dasar uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa pada dasamya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).

Masalah identifikasi dan definisi manajemen memang merupakan masalah yang sulit. Dan sampai sekarang tidak ada persetujuan universal tentang definisi manajemen. Bahkan telah terjadi banyak perdebatan bertahun-tahun hanya untuk menjelaskan bagaimana manajemen dapat diklasifikasikan. Banyak penulis menyetujui bahwa manajemen mencakup berbagai tingkat ketrampilan, tetapi di lain pihak juga sikap yang berbeda-beda. Untuk lebih memperjelas pengertian manajemen akan dibicarakan topik-topik berikut ini . 1. Manajemen sebagai ilmu dan seni 2. Manajemen sebagai profesi Manajemen Sebagai Ilmu Dan Seni

Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secarasistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kerrianusiaan. 4) Menurut Gulick manajemen telah memenuhi persyaratan untuk disebut bidang ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah

135

diorganisasi menjadi suatu rangkaian teori. Teori-teori ini masih terlalu umum dan subyektif. Tetapi teori manajemen selalu diuji dalam praktek, sehingga manajemen sebagai ilmu akan terus berkembang.

Hubungan antara teori dan praktek manajemen dapat dijelaskan pada gambar 1.3. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa praktek manajemen seharusnya selalu didasarkan atas prinsip-prinsip teori. Hubungan tersebut adalah praktek → menimbulkan suatu teori → menghasilkan prinsip-prinsip yang akan menjadi kaidah-kaidah dasar pengembangan kegiatan manajemen dalam praktek.

Manajemen merupakan ilmu pengetahuan juga dalam artian bahwa manajemen memerlukan disiplin ilmu-ilmu pengetahuan lain dalam penerapannya; misal, ilmu ekonomi, statistik, akuntansi, dan sebagainya. Bidang-bidang ilmu ini dapat kita pelajari secara universal.

Gambar 9.1. Teori dan praktek manajemen adalah saling tergantung satu dengan yang lain.

Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni, tetapi kombinasi dari keduanya. Kombinasi ini tidak dalam proporsi yang tetap tetapi dalam proporsi yang bermacam-macam. Pada umumnya para manajer efektif mempergunakan pendekatan ilmiah dalam pembuatan keputusan, apalagi dengan perkembangan peralatan komputer. Di lain pihak dalam banyak aspek perencanaan, kepemimpinan, komunikasi, dan segala sesuatu yang menyangkut unsur manusia, hagaimanapun manajer harus juga menggunakan pendekatan artistik (seni ). Manajemen Sebagai Profesi

Banyak usaha telah dilakukan untuk mengklasifikasikan manajemen sebagai suatu profesi. Edgar H. Schein telah menguraikan karakteristik-karakteristik atau kriteria-kriteria untuk menentukan sesuatu sebagai profesi yang dapat diperinci berikut :

136

1. Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsipprinsip umum. Adanya pendidikan, kursus-kursus dan program-program latihan formal menunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip manajemen tertentu yang dapat diandalkan.

2. Para profesional mendapatkan status mereka karena mencapai standar prestasi kerja tertentu, bukan karena favoritisme atau karena suku bangsa atau agamanya dan kriteria politik atau sosial lainnya.

3. Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat, dengan disiplin untuk mereka yang menjadi kliennya.

B. Pentingnya Manajemen Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen,

semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen :

1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi.

2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah.

3. Untuk mencapai efisiensi don efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.

Efisiensi dan Efektivitas

Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja (performance) manajemen adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Ini merupakan konsep matematik, atau merupakan perhitungan ratio antara keluaran (output) dan masukan (input). Seorang manajer efisien adalah seseorang yang mencapai keluaran yang lebih tinggi (hasil, produktivitas, performance) dibanding masukan-masukan (tenaga kerja, bahan, uang, mesin, dan waktu) yang digunakan. Dengan kata lain, manajer yang dapat meminimumkan biaya penggunaan sumber daya-sumber daya untuk mencapai keluaran yang telah ditentukan disebut manajer yang efisien. Atau sebaliknya, manajer disebut efi-sien bila dapat memaksimumkan keluaran dengan jumlah masukan yang terbatas.

Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, seorang manajer efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metoda (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan.

137

Menurut ahli manajemen Peter Drucker efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things), sedang efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing things right). Bagi para manajer, pertanyaan yang paling penting adalah bukan bagaimana melakukan pekerjaan dengan benar, tetapi bagaimana menemukan pekerjaan yang benar untuk dilakukan, dan memusatkan sumber daya dan usaha pada pekerjaan tersebut. Seorang manajer yang bersikeras untuk memproduksi hanya mobil-mobil besar, sedang permin-taan masyarakat justru ditujukan pada mobil-mobil kecil adalah manajer yang tidak efektif, walaupun produksi mobil-mobil besar tersebut dilakukan dengan efisien. C. Fungsi-Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHugh and McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu:

Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

o Menetapkan tujuan dan target bisnis o Merumuskan strategi untuk mcncapai tujuan dan target bisnis

tersebut o Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan o Menetapkan standar/indicator keberhasilan dalam pencapaian

tujuan dan target bisnis

Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.

Pengendalian dan Pengawasan atau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

Beberapa literatur mengemukakan pengertian yang berbeda, namun memiliki esensi yang sama. Misalnya saja, Griffin mengemukakan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah perencanaan (planning), pengorganisasian

138

(organizing), kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Griffin berbeda dalam hal leading, di mana Griffin bertnaksud untuk mengemukakan bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh kuat agar kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan baik. Pendapat Griffin ini sejalan dengan James AF Stoner yang menempatkan fungsi leading sebagai ganti dari directing. Para ahli manajemen berbeda pandangan dalam mengemukakan fungsi-fungsi manajemen. Selain planing, organizing, directing, dan controlling. Sekalipun para ahli manajemen tersebut memiliki perbedaan pandangan dalam melihat fungsi-fungsi manajemen, akan tetapi esensinya tetap sama, bahwa:

1. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan organisasi.

D. Tingkatan-Tingkatan Manajemen

Pada praktiknya, sangat jarang seseorang dapat menguasai secara sekaligus berbagai keahlian manajemen tersebut. Pada praktiknya berbagai keahlian tersebut diperlukan dalam kegiatan bisnis berdasarkar peran dan tugas masing-masing orang dalam sebuah organisasi bisnis. Tugas dan peran dari setiap orang tersebut secara organisasional dibagi menjadi beberapa tingkatan yang dinamakan sebagai tingkatan-tingkatan manajemen atau hierarki manajemen.

Ada beberapa tingkatan manajemen sebagaimana dikemukakan oleh Nickels McHugh and McHugh (1997). Tingkatan-tingkatan manajemen tersebut meliputi:

Manajemen Tingkat Puncak atau Top Management, yang biasanya terdiri dari direktur, utama, presiden direktur, atau wakil direktur. Untuk manajemen tingkat ini, keahlian yang terutama diperlukan adalah keahlian dalam hal konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen global, dan manajemen waktu.

Manajemen Tingkat Menengah atau Middle Management, yang biasanya terdiri dari para manajer, kepala divisi atau departemen, atau kepala cabang. Untuk manajemen tingkat menengah ini, keahlian yang diperlukan di antaranya adalah keahlian konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu, dan juga teknikal.

Manajemen Supervisi atau Tingkat Pertama atau Supervisory or First-Lme Management, yang biasanya terdiri dari para supervisi, ketua kelompok, dan lain sebagainya. Di antara keahlian yang terutama perlu dimiliki adalah keahlian komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu, dan teknikal.

Manajemen Nonsupervisi atau Non-Supervisory Management, yang biasanya terdiri dari para tenaga kerja tingkat bawah pada umumnya seperti buruh, pekerja bangunan, dan lain-lain. Keahlian yang terutama perlu dimiliki dalam level ini adalah keahlian teknikal, komunikasi, dan manajemen waktu.

139

BAB X UMKM DAN KOPERASI

A. Pengertian UMKM Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah mampu membuktikan

eksistensinya dalam perekonomian di Indonesia. Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia di tahun 1998, banyak investor dan pengusaha besar yang mengalihkan modalnya ke negara-negara lain, sehingga perekonomian Indonesia dikala itu semakin terpuruk. Usaha kecil dan sektor riil mampu bertahan dan menopang roda perekonomian bangsa Indonesia. Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) : Pengertian UMKM 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Mikro memiliki kriteria asset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki kriteria asset sebesar 50 juta sampai dengan 500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan 2,5 miliar.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah memiliki kriteria asset sebesar 500 juta sampai dengan 10 miliar dan omzet sebesar 2,5 miliar sampai dengan 50 miliar. Terdapat beberapa acuan definisi yang digunakan berbagai instansi di Indonesia, yaitu:

4. UU no. 9 tahun 1995 tentang mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan nilai aset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta dengan omzet per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan Inpres No. 10 tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan aset tetap (di luar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp. 200 juta hingga Rp. 10 milyar.

5. Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp. 1 milyar per tahun. Untuk usaha

140

menengah batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara Rp. 1 sampai dengan Rp. 50 milyar per tahun.

6. Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp 5 milyar. Sementara itu usaha kecil di bidang perdagangan dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki aset tetap kurang dari Rp. 200 juta dan omzet per tahun kurang dari Rp 1 milyar (sesuai UU no.9 tahun 1995)

7. Bank Indonesia menggolongkan usaha kecil dengan merujuk pada UU no. 9/1995, sedangkan untuk usaha menengah BI menentukan sendiri kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp. 200 juta s/d Rp. 5 miliar) dan non manufaktur (Rp. 200 s/d 600 juta).

8. Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha mikro adalah usaha yang memiliki pekerja 1-5 orang. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 6-19 orang. Usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.

B. Pengertian Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum

yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional.

Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Beberapa definisi koperasi menurut para ahli : 1. Koperasi berasal dari bahasa Latin cum(yang artinya dengan) dan koperasi

(yang artinya bekerja). Dari dua kata tersebut maka koperasi dapat diartikan bekerja dengan orang-orang lain (Comelis Rintuh, 1995: 59).

2. Koperasi adalah suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu, untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, berdasarkan ketentuan dan tujuan teretentu pula (Revrisond Baswir, 2000: 1)

3. ILO:Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan

141

sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menangggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (Revrisond Baswir, 2000: 2)

4. Moh. Hatta: Koperasididirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Revrisond Baswir, 2000: 2)

5. UU No.25/1992 : Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seoran atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan 47ekonomi rakyat, yang berdasar atas asas kekeluargaan (Revrisond Baswir, 2000: 6)

6. Arifinal Chaniago: Koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan Menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para Anggotanya (Arifin Sitio & Halomoan Tamba, 2001: 17)

7. P.J.V. Dooren: There is no single definition (for coopertive) which is generally accepted, but the common principle is that cooperative union is an association of membe, either personal or corporate, which have voluntarily come together in pursuit of a common economic objective (Arifin Sitio & Halomoan Tamba, 2001: 17)

8. Munker: Koperasi sebagai organisasi tolong menolong yang menjalankan “urusniaga” secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong menolong (Arifin Sitio & Halomoan Tamba, 2001: 18).

C. Tujuan dan Fungsi Koperasi

Tujuan utama Koperasi Indonesia adalah mengembangkan kesejahteraan anggota, pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan orang-orang, bukan perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan ukuran utama kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan daripada laba. Meskipun demikian harus diusahakan agarkoperasi tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai dengan karya dan jasa yang disumbangkan pada masing-masing anggota.

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 tujuan koperasi Indonesia adalah “koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”. Sedangkan Menurut Moch. Hatta, tujuan koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besamya, melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil. Selanjutnya fungsi koperasi tertuang dalam pasal 4 UU No.25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, yaitu:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

142

2. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Fungsi Koperasi sendiri adalah sebagai berikut: 1. Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia 2. Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia 3. Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara Indonesi 4. Memperkokoh perekonomian rakyat Indonesia dengan jalan pembinaan

koperasi Sedangkan Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi: 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

D. Organisasi Koperasi

Koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya lembaga bisnis. Di dalam sebuah lembaga bisnis diperlukan sebuah pengelolaan yang efektif dan efisien yang dikenal dengan manajemen. Demikian juga dalam badan usaha koperasi, manajemen merupakan satu hak yang harus ada demi terwujudnya tujuan yang diharapkan.

Prof. Ewell Paul Roy mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 4 (empat) unsur yaitu: anggota, pengurus, manajer, dan karyawan. Seorang manajer harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong para karyawan agar mempertahankan produktivitas yang tinggi. Karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan (Hendrojogi, 1997).

Menurut Suharsono Sagir, sistem manajemen di lembaga koperasi harus mengarah kepada manajemen partisipatif yang di dalamnya terdapat kebersamaan, keterbukaan, sehingga setiap anggota koperasi baik yang turut dalam pengelolaan (kepengurusan usaha) ataupun yang di luar kepengurusan (angota biasa), memiliki rasa tanggung jawab bersama dalam organisasi koperasi (Anoraga dan Widiyanti, 1992). A.H. Gophar mengatakan bahwa manajemen koperasi pada dasamya dapat ditelaah dan tiga sudut pandang, yaitu organisasi, proses, dan gaya (Hendar dan Kusnadi, 1999).

143

Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya terbentuk dan tiga unsur: anggota, pengurus, dan karyawan. Dapat dibedakan struktur atau alat perlengkapan onganisasi yang sepintas adalah sama yaitu: Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas. Untuk itu, hendaknya dibedakan antara fungsi organisasi dengan fungsi manajemen. Unsur Pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan tangan dan anggota, untuk mendampingi Pengurus dalam melakukan fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota.

Dan sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu orang satu suara (one man one vote) sudah mendarah daging dalam organisasi koperasi. Karena itu, manajemen koperasi ini sering dipandang kurang efisien, kurang efektif, dan sangat mahal. Terakhir, ditinjau dan sudut pandang gaya manajemen (management style), manajemen koperasi menganut gaya partisipatif (participation management), di mana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya. Sitio dan Tamba (2001) menyatakan badan usaha koperasi di Indonesia memiliki manajemen koperasi yang dirunut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu: Rapat anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola.

Telah diuraikan sebelumnya bahwa, watak manajemen koperasi ialah gaya manajemen partisipatif. Pola umum manalemen koperasi yang partisipatif tersebut menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen koperasi. Terdapat pembagian tugas (job description) pada masing-masing unsur. Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan (decision area) yang berbeda, kendatipun masih ada lingkup keputusan yang dilakukan secara bersama (shared decision areas). Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi adalah sebagai berikut (Sitio dan Tamba, 2001):

1. Rapat Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi. Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan dan ditetapkan pada forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota diselenggarakan sekali setahun.

2. Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Dengan demikian, Pengurus dapat dikatakan sebagai pemegang kuasa Rapat Anggota dalam mengoperasi-onalkan kebijakan-kebijakan strategis yang ditetapkan Rapat Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah kebijakan strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha.

3. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh Pengurus. Pengawas dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. OIeh sebab itu, dalam

144

struktur organisasi koperasi, posisi Pengawas dan Pengurus adalah sama.

4. Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional di bidang usaha. Hubungan Pengelola usaha (managing director) dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atau kontrak kerja.

145

BAB XI PERDAGANGAN INTEMASIONAL

A. Pengertian dan Manfaat Perdagangan Intemasional Perdagangan Intemasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh

penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, maka perdagangan intemasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut disebabkan oleh hal-hal berikut.

Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara kenegara lainnya

melalui bermacam peraturan seperti pabean, yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah.

Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan dalam bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, hukum dalam perdagangan dan sebagainya.

Manfaat Perdagangan Intemasional

Menurut Sadono Sukimo, manfaat perdagangan intemasional adalah sebagai berikut. 1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan IPTEK dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan intemasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.

2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri. Sebagai contoh :

Amerika Serikat dan Jepang mempunyai kemampuan untuk memproduksi kain. Akan tetapi, Jepang dapat memproduksi dengan lebih efesien dari Amerika Serikat. Dalam keadaan seperti ini, untuk mempertinggi keefisienan penggunaan faktor-faktor produksi, Amerika Serikat perlu mengurangi produksi kainnya dan mengimpor barang tersebut dari Jepang.

146

Dengan mengadakan spesialisasi dan perdagangan, setiap negara dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap negara dapat digunakan

dengan lebih efesien. Setiap negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat

diproduksi dalam negeri. 3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan

Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan intemasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.

4. Transfer teknologi moderen Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk

mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih moderen.

Faktor pendorong Perdagangan Intemasional

Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan intemasional, di antaranya sebagai berikut :

Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan

negara Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk

menjual produk tersebut. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga

kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.

Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari

negara lain. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat

hidup sendiri. B. Perusahaan Multinasional (PMN)

Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara; perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi manajemen global.

Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam

147

politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi politik.

Karena jangkauan intemasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai.

PMN seringkali memanfaatkan subkontraktor untuk memproduksi barang tertentu yang mereka butuhkan.

Perusahaan multinasional pertama muncul pada 1602 yaitu Perusahaan Hindia Timur Belanda. Contoh : Apple Computer, Coca-Cola, Dell, Exxon, Fiat, General Electrix General Motors, Honda, IBM, McDonald’s, Microsoft, Nestle Nissan, Nokia, Philips, Shell, Sony, Toshiba, Toyota, dll

C. Hambatan Dalam Perdagangan Intemasional Hambatan perdagangan adalah regulasi atau peraturan pemerintah yang

membatasi perdagangan bebas. Bentuk-bentuk hambatan perdangangan antara lain: 1. Tarif atau bea cukai.

Tarif adalah pajak produk impor. Istilah Bea Cukai terdiri dari 2 kata: bea dan cukai. Meski secara harfiah mirip, secara istilah keduanya memiliki arti masing-masing. Kita mulai dari bea. Berasal dari bahasa Sansekerta, bea berarti ongkos. Bea dipakai sebagai istilah ongkos barang yang keluar atau masuk suatu negara, yakni bea masuk dan bea keluar. Instansi pemungutnya disebut pabean. Hal-hal yang terkait dengannya disebut kepabeanan. Nah, secara istilah, kepabeanan berarti segala sesuatu yang terkait dengan pengawasan atas lalu lintas barang antar negara. Secara filosofis dan historis memang demikian.

Filosofi adanya pabean memang pengawasan. Naluri pertahanan suatu negara atau entitas kekuasaan tentu akan melakukan pengawasan terhadap apapun yang masuk ke dalam wilayahnya. Tentu sang penguasa tidak ingin di wilayah kekuasaannya dimasuki barang-barang yang dapat mengancam kekuasaannya. Senjata atau mesiu misalnya. Atau barang yang dapat meracuni masyarakatnya, seperti alkohol atau candu. Dalam pada itu, sang penguasa juga ingin menciptakan stabilitas ekonomi, dengan kontrol pasar, sekaligus meraup pendapatan. Di sinilah bea dipungut. Kesemuanya, tentu, demi melindungi kepentingan nasional masing-masing.

Fungsi filosofis historis tadi tetap dipakai hingga kini di seluruh dunia. Dengan tetap bertujuan melindungi kepentingan nasional masing-masing,

148

ada negara yang lebih menggunakan pabean sebagai alat pertahanan, ada yang cenderung ke finansial. Oleh karenanya, banyak negara yang menjadikan pabean sebagai institusi militer atau keamanan, tak sedikit pula yang menjadikannya di bawah departemen yang mengurusi keuangan. Di AS, pabean di bawah Homeland Security Department. Di Hongaria, pabean adalah bagian dari militer. Yang di bawah keuangan contohnya di negara kita sendiri. Namun mayoritas, termasuk yang beraliran keuangan, pabean selalu dibekali kemampuan pertahanan negara atau penegakan hukum. Mungkin terkecuali pabean Singapura.

Karena dilahirkan dari rahim pertahanan yang bemafaskan pengawasan, pabean (Indonesia) semestinya memang tidak melulu dibebani target-target pemasukan keuangan negara. Pabean harus lebih dikonsentrasikan untuk menjaga pintu negara dari barang-barang yang mengancam kepentingan nasional.

2. Kuota. Kuota membatasi banyak unit yang dapat diimpor untuk membatasi

jumlah barang tersebut di pasar dan menaikkan harga. Kuota adalah pembatasan secara fisik terhadap barang-barang yang diperdagangkan secara Intemasional. Kuota impor adalah pembatasan jumlah fisik yang masuk ke dalam negeri dan Kuota ekspor adalah pembatasan jumlah fisik barang-barang yang diekspor ke luar negeri. Sama halnya dengan tarif, Kuota juga di bagi menjadi beberapa bagian, antara lain : - Absolute atau Unilateral Kuota adalah pembatasan yang hanya di

lakukan untuk negara sepihak, tidak melalui persetujuan dengan negara lain.

- Negotiated atau Bilateral Kuota adalah Kuota yang besar kecilnya ditentukan berdasarkan persetujuan dengan 2 negara atau lebih.

- Tarif Kuota adalah gabungan antara tarif dan Kuota. Suatu barang yang dimasukkan ke dalam negeri melebihi jumlah yang telah ditargetkan, maka tarifnya akan menjadi lebih mahal.

- Mixing Kuota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpit pada proporsi tertentu dalam memproduksi barang.

3. Subsidi. Subsidi adalah bantuan pemerintah untuk produsen lokal. Subsidi

dihasilkan dari pajak. Bentuk-bentuk subsidi antara lain bantuan keuangan, pinjaman dengan bunga rendah dan lain-lain.

4. Muatan lokal. 5. Kualitas Sumber Daya yang Rendah

Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan intemasional. Mengapa? Karena jika sumber daya manusia rendah, maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan intemasional.

149

6. Pembayaran Antamegara Sulit dan Risikonya Besar

Pada saat melakukan kegiatan perdagangan intemasional, negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila membayamya dilakukan secara langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar. Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring intemasional atau telegraphic transfer atau menggunakan L/C.

7. Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya sendiri. Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.

8. Terjadinya Perang Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antamegara terputus. Selain itu, kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini dapatmenyebabkan perdagangan antamegara akan terhambat.

9. Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasiorganisasi ekonomi. Tujuan organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan negara-negaraanggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.

10. Peraturan administrasi Peraturan Administarsi adalah Hukum mengenai pemerintah/Eksekutif didalam kedudukannya, tugas-tuganya, fungsi dan wewenangnya sebagai Administrator Negara.

11. Politik dumping Politik Dumping adalah bilamana menjual suatu barang yang dinilainya lebih tinggi dari harga beli, bila dijual di luar negeri maupun dalam negeri tetap mendapat untung. Adapun beberapa motif dari Politik Dumping, yaitu antara lain: Barang-barang yang diminati oeh negara asal, supaya dapat terjual di luar

negeri. Berebut pasaran Luar negeri. Memperkenalkan suatu produk dalam negri ke negara lain.

150

12. Perbedaan mata uang Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda. Perbedaan inilah yang dapat menghambat perdagangan antamegara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar intemasional.

Hambatan perdagangan mengurangi efisiensi ekonomi, karena masyarakat tidak dapat mengambil keuntungan dari produktivitas negara lain. Pihak yang diuntungkan dari adanya hambatan perdangan adalah produsen dan pemerintah. Produsen mendapatkan proteksi dari hambatan perdagangan, sementara pemerintah mendapatkan penghasilan dari bea-bea.

Argumen untuk hambatan perdangan antara lain perlindungan terhadap industri dan tenaga kerja lokal. Dengan tiadanya hambatan perdangan, harga produk dan jasa dari luar negeri akan menurun dan permintaan untuk produk dan jasa lokal akan berkurang. Hal ini akan menyebabkan matinya industri lokal perlahan-lahan. Alasan lain yaitu untuk melindungi konsumen dari produk-produk yang dirasa tidak patut dikonsumsi, contoh: produk-produk yang telah diubah secara genetika.

Di Indonesia, hambatan perdagangan banyak digunakan untuk membatasi impor pertanian dari luar negeri untuk melindungi petani dari anjloknya harga lokal.

151

DAFTAR PUSTAKA

Amalia Lia. 2007. Ekonomi Intemasional. Graha Ilmu. Yogyakarta. Baswir, Revrisond. 2000. Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Boediono. 1992. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE Djojohadikusumo Soemitro. 1991. Siklus Kegiatan Ekonomi. Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga Dwivedi,D.N. 2010. Macroeconomics, 3rd.ed.New Delhi: tata McGraw Hill Dwivedi,D.N. 2006. Microeconomics: Theory and application. New Delhi:

Dorling kindersley (india).Pvt.Ltd George R. Terry, Dr. Winardi, SE, 2010. Asas-asas Manajemen:

Bandung.Giliarso,T. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius

Harujito. 2001. Dasar-Dasar Manajeman. Jakarta : Grasindo Ikbar Yanuar, M.A,. 2006. Ekonomi Politik Intemasional 1 : Konsep dan Teori.

Refika Aditama. Bandung. Intemet. http://www.bi.go.id Intemet. http://www.ojk.go.id Jain,TR, dan OP Khanna.2006. Economic Concept And Methods. New Dheli: V.K.

Publications John Stuart Mill, Principle Of Political Economy. 1848. Adanya Krisis-Krisis

Komersial (commercial crisis) John Petroff, Roy Sukamto. 2005. Translation. Kasmir. 2006. Dasar-Dasar Perbankan. PT. Raja Grafindo; Jakarta. Kumiawangsih,Tri, dan anto Pracoyo. 2005. Aspek Dasar Ekonomi Makro Di

Indonesia. Jakarta : Grasindo Lipsey,R.G.,dkk. 1995. Pengantar Makro Ekonomi. Edisi Kesepuluh. Jakarta:

Binarupa Aksara Mankiw, N, Greory. 2003. Pengantar Ekonomi Jilid. Jakarta: Erlangga Munir Sahibul. 2008. Pengantar Ekonomi Makro. Pusat Pengembangan Bahan

Ajar Universitas Mercu Buana. Jakarta. Siswanto, B. 1999. Pengantar Manajemen. Bumi Aksara: Jakarta. Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktek. Jakarta:

Erlangga. Sukimo, Sadono. 1999. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada Sukimo, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada Thantawi, As. 2007. Pengantar Menajemen. Biro Penerbitan FE UB: Malang. Triandaru, Sigit. Budisantoso, Totok. 2006. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain.

Salemba Empat: Jakarta. Undang-Undang no. 23 tahun. 1999. Sistem Pembayaran Bank Indonesia.

152

Undang-undang No.20 tahun 2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.